UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT TASPEN (PERSERO)
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
RAHMAWATI . L
122101070
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahhirrabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ANALISIS KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT TASPEN (Persero)”. Tugas Akhir
ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam
menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun dalam
penyampaian bahasanya. Hal ini karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang
dimiliki oleh penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahhanda M. Nasir Lubis dan Ibunda
Jasmaniar, serta adik-adik dan kaka-kakaku tersayang Seri Rahayu,
Khairun Nisa, Maya Sari, dan Andri Hadi yang telah memberikan
dukungan doa, moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE,
M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Diploma III Manajemen
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Frida Ramadini, SE, M.M.selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan koreksi kepada penulis dalam penulisan
tugas akhir ini.
5. Bapak pimpinan serta seluruh staf pegawai PT Taspen (Persero) Medan
yang telah membantu dalam penyediaan data.
6. Kepada sahabat-sahabatku tersayang Gita putri asih , Dwi retno pratiwi,
Dwi juniary, Rizki Risnanda, Aulia Septi Handayani, Melisa Jaya Nst, Nur
Syahfitri dan khususnya untuk Firman Yahya terima kasih banyak atas
doa, semangat, bantuan dan dukungannya.
7. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan D III Manajemen Keuangan di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan sebagai panduan bagi mahasiswadimasa mendatang.
Wassalam,
Medan, Juni 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 6
A. Sejarah Perusahaan ... 6
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10
C. Uraian Pekerjaan (Job Description) ... 11
D. Kinerja Usaha Terkini ... 15
E. Rencana Kegiatan... 16
BAB III PEMBAHASAN ... 18
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan ... 18
1. Pengertian Manajemen Keuangan... 18
2. Fungsi Manajemen Keuangan ... 18
B. Laporan Keuangan ... 19
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 19
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 21
3. Jenis- Jenis Laporan Keuangan ... 22
C. Pengertian Kinerja Keuangan ... 24
D. Analisis Ratio Keuangan ... 27
1. Pengertian Ratio Keuangan ... 27
2. Jenis-Jenis Ratio Keuangan ... 29
E. Penyajian Laporan Keuangan ... 35
F. Analisi Ratio Keuangan PT TASPEN (Persero) ... 39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 51
A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 52
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman Tabel 3.1 Laporan Neraca PT Taspen (Persero)
Periode 2012-2013 ... 36
Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT Taspen (Persero)
Periode 2012-2013 ... 38
Tabel 3.3 Rasio Keuangan PT Taspen (Persero)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman Gambar 2.l Logo PT TASPEN (Persero) ... 9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi
perusahaan. Faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu
perusahaan terletak dalam unsur keuangannya, karena dari unsur tersebut juga
dapat mengevaluasi apakah kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah
tepat atau belum, mengingat sudah begitu kompleksnya permasalahan yang dapat
menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang akhirnya
gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat.
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki
tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
anggotanya yaitu untuk memperoleh keuntungan yang maksimal (laba). Namun
berhasil tidaknya perusahaan dalam mencapai keuntungan dan mempertahankan
perusahaannya tergantung pada manajemen keuangan. Perusahaan harus memiliki
kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan keuntungan atau
laba. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai
sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu
sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi
perubahan lingkungan.
Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis
dalam berfikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu
informasi ekonomi yang digunakan adalah informasi keuangan, PT TASPEN
(Persero) adalah salah satu pihak yang menyediakan informasi keuangan tersebut,
yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan untuk melaporkan keadaan dan
kondisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai
prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan dapat
menggambarkan posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Untuk itu manajer dituntut memilih
informasi dalam jaringan yang luas untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini
maupun perkiraan kondisi dimasa yang akan datang. Ditinjau dari sudut pandang
manajemen, laporan keuangan merupakan media yang dapat membantu
pihak-pihak yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi informasi dan hanya
berfokus dengan informasi tersebut, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk
dapat meningkatkan daya saingnya masing-masing.
Menyadari tuntutan pengguna laporan keuangan yang semakin meningkat
atas kualitas laporan keuangan perusahaan maka penerapan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) secara tepat diharapkan bahwa laporan keuangan akan
memberikan gambaran sebenarnya tentang kinerja perusahaan pada masa lalu dan
prospek di masa yang akan datang, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan oleh
Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan dan akuntan publik sebagai pemberi opini atas laporan keuangan
perusahaan. Adapun salah satu alat yang dapat digunakan dalam menilai kinerja
keuangan adalah analisis terhadap rasio-rasio keuangan.
Analisis ratio keuangan ini sangat perlu dilakukan oleh perusahaan karena
dengan melakukan analisis ini akan dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan
perusahaan yang sebenarnya. Hasil dari analisis ratio inilah kemudian dijadikan
sebagai pedoman bagi perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dan
untuk pengambilan keputusan bagi manajemen serta tindakan dan kebijakan yang
diperlukan untuk perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.
Analisis rasio merupakan salah satu dari teknik analisis yang dapat
memberikan petunjuk yang menggambarkan kondisi peusahaan terutama dalam
bidang finansialnya. Analisis rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan, yang dapat dipakai sebagai
dasar untuk menilai kondisi tertentu.
Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang sering dipakai
karena merupakan metode yang paling tepat dan cepat untuk mengetahui kinerja
keuangan PT TASPEN (Persero). Dengan mengetahui kinerjanya PT TASPEN
(Persero) akan dapat melakukan perkiraan keputusan apa yang diambil guna
mencapai tujuannya.
Dalam hal ini analisis rasio keuangan pada PT TASPEN (Persero) akan
melihat kinerja keuangan PT TASPEN (Perseo) dengan melihat Analisis rasio
keuangan antara lain adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, ratio aktvitas dan
ratio profitabilitas.
Menurut Lukviarman (2006 : 24) Ratio likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan berjangka waktu pendek, tepat
pada waktunya. Ratio solvabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana aset
perusahaan dibiayai oleh utang. Ratio aktivitas merupakan ratio yang digunakan
untuk menunjukan sejauh mana efesiensi perushaaan didalam menggunakan
aktiva (assets) yang dimilikinya untuk memperoleh penjualan. Ratio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan didalam memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Mengingat pentingnya pembahasan tentang analisis rasio untuk mengetahui
kinerja keuangan PT TASPEN (Persero), maka penulis memilih judul: “
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT TASPEN (Persero)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja
keuangan perusahaan PT TASPEN (Persero) selama periode 2011-2013 yang
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja
keuangan perusahaan pada PT TASPEN (Persero) yang ditinjau dari rasio
likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas.
D. Manfaat Penelitan
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan masukan dan membantu dalam membuat keputusan dalam
menilai kinerja keuangan PT TASPEN (Persero) dimasa yang akan datang.
b. Sebagai masukan dan menambah wawasan bagi peneliti tentang
menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh dari hasil
penelitian.
c. Sebagai bahan referensi bagi pembaca dan peneliti lainnya yang
menganalisis, mengembangkan, dan menyempurnakan masalah kinerja
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Persero atau PT TASPEN
(Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh
Pemerintah untuk menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri
Sipil yang terdiri dari Program Dana Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Tabungan Hari Tua (THT) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor: 25 Tahun 1981 dan 26 Tahun 1981 dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan Pegawai Negeri pada saat memasuki usia pensiun.
Tujuan PT TASPEN (PERSERO) untuk meningkatkan kesejahteraan
Pegawai Negeri dan keluarganya telah dimulai sejak tahun 1960, yang dirintis
melalui Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri yang diselenggarakan tanggal
25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil keputusan konferensi tersebut dituangkan dalam
Keputusan Menteri Pertama RI Nomor: 380/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960
yang antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan kesejahteraan
pegawai negeri sebagai bekal bagi pegawai negeri dan keluargannya di saat
mengakhiri masa pengabdiannya kepada negara.
Sebagai realisasi dari konferensi tersebut, pada tanggal 17 April 1963 melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1963 didirikan Perusahaan Negara Dana
Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN TASPEN). Pada tahun 1970 ada
perubahan bentuk status PN TASPEN menjadi PERUM TASPEN berdasarkan
Nopember 1970. Dan pada tahun 1981 kembali terjadi perubahan status PERUM
TASPEN menjadi PT TASPEN ( PERSERO) sejak ditetapkannya Peraturan
Pemerintah RI NOMOR 25 Tahun 1981 dan di sahkan dengan Akte Notaris Imas
Fatimah No.4 tanggal 04 Januari 1982 dengan nama PT TASPEN (PERSERO).
1. Visi dan Misi PT TASPEN (Persero) Visi
Visi PT Taspen (Persero) adalah menjadikan PT Taspen (Persero) sebagai
perusahaan Nomor 1 berkelas dunia, bersih, sehat dan benar. Dengan memberikan
pelayanan tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat anggaran, tepat tempat,
tepat administrasi dan tepat menjadi pengelola dana pensiun dan Tunjangan Hari
Tua (THT) serta jaminan sosial lain yang terpercaya bagi pesertanya.
Makna Visi PT Taspen (Persero) adalah:
a. Menjadi pengelola dana pensiun dan tabungan hari tua serta jaminan sosial
lainnya dengan menyelenggarakan program Tabungan Hari Tua (termasuk
asuransi kematian), dana pensiun (termasuk uang duka wafat), program
kesejahteraan PNS serta program jaminan sosial lainnya.
b. PT Taspen yang menjadi kepercayaan para peserta dan stakeholder lainnya akan terus menjaga dan menjamin kinerja para karyawan yang bersih dan
sehat.
c. PT Taspen beroperasi dengan bersih dan berusaha untuk menerapkan tata
d. PT Taspen menjadikan perusahaan yang sehat dengan adanya peningkatan
kinerja yang berkesinambungan pada bidang keuangan maupun non keuangan.
Misi
Misi PT Taspen (Persero) adalah mewujudkan manfaat dan pelayanan yang
semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara profesional dan akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi.
Makna misi PT Taspen (Persero) adalah:
a. Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, PT Taspen berupaya
meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan kepada peserta Taspen secara
optimal.
b. PT Taspen bekerja secara profesional dengan terampil dan mampu
memberikan solusi dengan 5 tepat (tepat orang, tepat waktu, tepat jumlah, tepat
tempat dan tepat administrasi) didukung dengan sumber daya manusia yang
memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.
c. PT Taspen adalah perusahaan yang akuntabel dalam melaksanakan pekerjaan
berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. PT Taspen memiliki integritas yang tinggi senantiasa konsisten dalam
memegang amanah, jujur dan melaksanakan janji sesuai visi dan misi
perusahaan.
e. PT Taspen adalah perusahaan yang beretika dalam melayani peserta Taspen
2. Logo PT TASPEN (Persero)
Gambar : 2.1 Logo Perusahaan
Sumber : PT TASPEN (Persero), 2015
a. Bunga dengan 5 (lima) Helai Daun
Melambangkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) peserta Taspen yang meliputi suami,
istri, dan 3 (tiga) orang anak.
b. Lingkaran Putih
Yang makin mengembang pada bunga, melambangkan perkembangan yang maju
pesat dari arah tujuan Taspen.
c. Warna Biru
Melambangkan ketentraman, damai, dan tenang.
d. Lingkaran Hitam
Melambangkan wawasan Nusantara.
Makna Seluruhnya
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan satu kerangka dalam manajemen yang
dijalankan dengan maksud agar setiap organisasi dapat bekerja secara efektif dan
efisien. Selain itu juga struktur organisasi menggambarkan tanggung jawab tenaga
kerja masing-masing bidang, memperlihatkan kewenangan dan jalur koordinasi
yang harus diikuti oleh karyawan serta jalur kerja sama antar divisi di dalam
perusahaan.
STRUKTUR ORGANISASI PT TASPEN (PERSERO) TAHUN 2015
Gambar 2.2
C. Uraian Pekerjaan (Job Description)
Struktur organisasi merupakan pemisahaan yang jelas bagi setiap bagia dari
perusahaan. Dari struktur organisasi tersebut dapat kita lihat dengan jelas tugas
dan wewenang dari setiap bagian. Jadi setiap personalia perusahaan dapat
menentukan sampai dimana personalia tersebut harus mempertanggungjawabkan
tugas serta kewajibannya.
Berikut adalah pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing bagian
yang ada berdasarkan struktur organisasi PT Taspen (Persero):
1. Direktur Utama
Direktur utama bertanggung jawab membawahi langsung direktur operasi,
direktur sumber daya manusia, direktur keuangan, dan direktur investasi.
Uraian tugas dan wewenang direktur utama:
a. Membuat kebijakan umum Perusahaan dan mengambil keputusan strategis
Perusahaan serta bertindak sebagai koordinator direksi.
b. Melakukan koordinasi kegiatan dengan Direktorat Operasi, Direktorat
Investasi, Direktorat SDM, dan Direktorat Keuangan.
c. Menetapkan peraturan-peraturan tentang pembinaan operasional dan usaha,
keuangan, personalia dan umum, SPI, dan Sekretaris Perusahaan untuk
dituangkan dalam Keputusan Direksi.
d. Bertanggung jawab selaku pimpinan perusahaan dan mewakili perusahaan di
2. Direktur Operasi
Direktur operasi bertanggung jawab membawahi langsung divisi operasi,
divisi aktuaria dan pemasaran, serta divisi teknologi informasi.
Uraian tugas dan wewenang direktur operasi:
a. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis operasional
perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan
pembinaan kegiatan pemasaran, pembinaan kegiatan pelayanan dan kegiatan
operasional kantor cabang.
c. Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang pembinaan pemasaran, pelayanan,
jaminan mutu yang selanjutnya ditetapkan dengan keputusan direksi.
d. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh
fungsi pelayanan, aktuaria dan pemasaran serta teknolog informasi perusahaan
dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan dan pemasaran.
e. Merumuskan sasaran kebijakan strategis dibidang pelayanan, aktuaria dan
pemasaran serta teknologi informasi perusahaan.
3. Direktur Sumber Daya Manusia
Direktur sumber daya manusia bertanggung jawab membawahi langsung
divisi sumber daya manusia, divisi umum, dan divisi unit PKBL.
Uraian tugas dan wewenang direktur sumber daya manusia:
a. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan
b. Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan
pembinaan perencanaan sumber daya manusia dan organisasi, pembinaan
kegiatan administrasi dan kesejahteraan sumber daya manusia.
c. Merumuskan sasaran dan kebijakan strategis dibidang SDM.
d. Merumuskan kebijakan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa.
e. Menyelenggarakan sarana untuk kenyamanan dan pengamanan dilingkungan
kerja maupun pengamanan atas harta perusahaan lainnya.
f. Mewakili pendiri dan memantau serta mengevaluasi kinerja Dana Pensiun
Taspen.
4. Direktur Keuangan
Direktur keuangan bertanggung jawab membawahi langsung divisi anggaran
dan akuntansi, serta divisi perbendaharaan.
Uraian tugas dan wewenang direktur keuangan:
a. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan
bidang keuangan.
b. Merumuskan sasaran dan kebijakan strategis keuangan Perusahaan yang
meliputi bidang anggaran dan akuntansi.
c. Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan
pembinaan kegiatan akuntansi manajemen, pembinaan kegiatan akuntansi
keuangan, dan pembinaan kegiatan perbendaharaan.
d. Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang rencana pembinaan keuangan baik
keuangan perusahaan dan perbendaharaan yang selanjutnya ditetapkan dengan
keputusan direksi.
e. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh
fungsi keuangan Perusahaan dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja
keuangan.
5. Direktur Investasi
Direktur investasi bertanggung jawab membawahi langsung divisi
pengelolaan dana program pensiun dan divisi pengelolaan dana program asuransi.
Uraian tugas dan wewenang direktur investasi:
a. Membuat kebijakan dan mengambil keputusan strategis fungsional perusahaan
dalam bidang investasi.
b. Bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan yang berkaitan dengan
pembinaan kegiatan investasi.
c. Merumuskan ketentuan-ketentuan tentang rencana pembinaan keuangan yang
menyangkut kegiatan investasi dan laporan keuangan perusahaan.
d. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengendalikan seluruh
fungsi investasi perusahaan dalam upaya mewujudkan peningkatan kinerja
investasi.
e. Merumuskan sasaran kebijakan strategis pengelolaan dana investasi
perusahaan (arah investasi) yang terdiri dari pengelolaan dana investasi
D. Kinerja Usaha Terkini
Pengembangan yang dilakukan PT Taspen (Persero) untuk mendukung
pertumbuhan korporasi yang berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan guna
memenuhi ekspektasi peserta dan stakeholder lainnya, meliputi pengembangan sumber daya manusia, pelayanan, teknologi informasi, keuangan, dan investasi.
PT Taspen sebagai lembaga penyelenggara asuransi sosial mempunyai kewajiban
jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan penyelenggaraan asuransi dan
peningkatan kesejahteraan peserta. Oleh karena itu, pengelolaan investasi PT
Taspen berbasis pada Asset Liability Management yang dengan konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) tingkat hasil (return) yang optimal dan likuid, dengan time horizon yang disesuaikan dengan sifat liability perusahaan serta memperhatikan struktur portofolio dan alokasi asetnya dengan
memanfaatkan instrumen-instrumen investasi yang mempunyai pengembangan
yang baik. Selain itu PT Taspen (Persero) juga telah melaksanakan reformasi
pelayanan yang meliputi penyederhanaan formulir, penyederhanaan prosedur klim
dari 7 (tujuh) titik menjadi 3(tiga) titik, pengajuan klim secara online dan
penyelenggaraan office chanelling sehingga PT Taspen (Persero) dapat lebih dekat kepada peserta dalam memberikan pelayanannya.
Berkat kerja keras seluruh insan PT Taspen (Persero) dalam menjalankan
perusahaan ini mendapat beberapa penghargaan dan piala dari pemerintah,
diantaranya:
1. PT Taspen (Persero) mendapat penilaian dari KPK yaitu menduduki urutan
2. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan berupa Piala Anugerah Cinta
Karya Bangsa bidang pembangunan produk dalam negeri.
3. PT Taspen (Persero) mendapatkan penghargaan Indonesian Insurance Award 2013.
4. Kementerian BUMN Penghargaan: Kategori Individual (II) yaitu Penghargaan
atas Perluasan Jaringan Aplikasi SIMGAJI PNS di 98 Pemda.
5. Kementerian BUMN Anugerah Award The Best Technology Innovation Of Financial Services Sector.
6. BUMN TRACK Juara III Implementasi GCG BUMN Non Terbuka Berdaya
Saing Terbaik.
7. Bisnis Indonesia Insurance Award 2013: THE BEST PRCTICES IMPROVEMENT dan THE BEST PRACTICES.
8. Komisi Informasi Pusat Peringkat 3 Anugerah Keterbukaan Informasi Badan
Publik tahun 2013.
E.Rencana Kegiatan
Sebagai pemenuhan atas ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 11 ayat 2b Anggaran
Dasar PT Taspen (Persero), keputusan Pemegang Saham PT Taspen (Persero)
Nomor KEP-211/M-PBUMN/199 Pasal 7 ayat 1, dan Peraturan Pemerintah (PP)
Republik Indonesia Nomor:64 Tahun 2001 Tentang Pengalihan Kedudukan,
Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan
(PERSERO), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Jawatan (PERJAN)
ditugaskan perusahaan untuk membuat Laporan Manajemen Konsolidasi dan
Laporan Manajemen Program Pensiun PT Taspen (Persero).
Divisi Renbang Bisnis melakukan kajian terhadap posisi kegiatan usaha PT
Taspen (Persero) pada masa sekarang dan dimasa yang akan datang, serta
melakukan monitoring resiko koorporasi melalui unit anajemen Resiko. Divisi Renbang Bisnis juga melakukan penerbitan Laporan Manajemen, Laporan
Statistik, Annual Report dan Company Profile, disamping melakukan perumusan kebijakan dan SOP untuk pengendalian resiko bisnis.
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dalam arti luas adalah merupakan keseluruhan aktivitas
perusahaan yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan dana (obtaining of funds) yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut (use/allocations of funds) seefisien mungkin.
Dalam arti sempit, manajemen keuangan adalah aktivitas yang hanya
berkaitan dengan usaha mendapatkan dana saja. Dengan demikian manajemen
keuangan adalah manajemen untuk fungsi –fungsi pembelanjaan.
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan keuangan, yaitu:
1) Keputusan Investasi (Investement Decision)
Keputusan investasi adalah keputusan mengalokasikan sumber dana atau
akan digunkan untuk apa dana tersebut. Fungsi penggunaan dana meliputi
perencanaan dan pengendalian penggunaan aset baik aset lancar atau pun aset
tetap. Agar dana yang tertanam dalam masing–masing unsur aset tersebut di satu
pihak tidak terlalu kecil jumlahnya sehingga dapat mengganggu likuiditas dan
kontinuitas usaha, dan dipihak lain tidak terlalu besar jumlahnya sehingga dapat
2) Keputusan Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan adalah keputusan tentang bagaimana memperoleh dana
untuk membiayai investasi. Fungsi pendanaan juga harus dilakukan secara efisien.
Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana
yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling
menguntungkan.
3) Kebijakan Dividen (Dividend Policy)
Setelah dana diinvestasikan unuk membiayai operasi perusahaan dan mampu
menghasilkan keuntungan, maka selanjutnya manajer keuangan juga akan terlibat
dalam pengambilan keputusan mengenai beberapa bagian dari keuntungan yang
akan dibayarkan atau diberikan kepada pemilik perusahaan atau pemberi dana,
dan beberapa bagian yang akan di investasikan kembali untuk membiayai
pertumbuhan atau ekspansi perusahaan.
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat
penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk
dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan. Dimana hasil analisa tersebut pihak-pihak yang
berkepentingan mengambil suatu keputusan. Berikut ini beberapa pendapat
Menurut Myer, dalam dalam S. Munawir (2007:5) dalam bukunya Financial Statement analysis mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah : “Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan
daftar pendapatan atau laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi
kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ke tiga yaitu
daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.
Menurut Kasmir (2014:7) Pengertian laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini, atau dalam satu periode
tertentu.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting bagi
para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan ini akan menjadi lebih bermanfaat apabila informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk dapat
memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Laporan keuangan (financial statement) merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Laporan
keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomuikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini
berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukan kondisi kesehatan keuangan
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil
usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Tujuan umum laporan keuangan adalah :
1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan
kewajiban perusahaan, dengan maksud:
a. Untuk menilai kekuatan dan kelemah perusahaan.
b. Untuk menunjukan posisi keuangan dan investasi perusahaan.
c. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
d. Menunjukan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud:
a. Memberikan gambaran tentang jumlah dividen yang diharapkan
pemegang saham.
b. Menunjukan kemampuan perusahaandalam membayar kewajiban kepada
kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.
d. Menunjukan tingkat kemampuan perushaan dalam mendapatkan laba
3) Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset dan
kewajiban
5) Mengungkapkan informasi relavan lainnya yang dibutuhkan oleh para
pemakai laporan.
Menurut Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi tujuan
keseluruhandari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang
berguna bagi infestor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan
kredit. Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangatlah beragam,
begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan dan
kemampuan mereka untuk memperoses informasi.
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
terdiri dari 3 (tiga) laporan keuangan utama, yaitu:
1) Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan berupa asset, kewajiban, dan ekuitas
suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca terdiri dari beberapa bagian
utama yaitu: aktiva pada posisi kiri dan pasiva pada posisi kanan. Pada posisi
Aktiva
Aktiva meupakan harta dari sebuah perusahaan, yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa. Aktiva dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Aktiva Lancar
Aktiva lancar yaitu pos-pos yang berputar di dalam kegiatan normal usaha
untuk periode waktu yang relatif singkat seperti kas, surat berharga, piutang
usaha, dan persediaan.
b. Aktiva Tetap
Aktiva tetap yaitu semua aktiva yang digunakan dalam jangka panjang.
Seperti tanah, sumber daya mineral, bangunan, peralatan, mesin dan kendaraan.
c. Aktiva Lain-lain
Aktiva lain-lain seperti deposito, paten dan berbagai aktiva tak berwujud,
seperti goodwill yang timbul dari akuisisi.
Pasiva
Pasiva adalah merupakan sumber pembelanjaan perusahaan. Pasiva dapat
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Kewajiban lancar
Kewajiban lancar yaitu kewajiban kepada pemasok, instansi pajak, pekerja,
dan pemberi pinjaman untuk hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun.
b. Kewajiban jangka panjang
Kewajiban jangka panjang yaitu berbagai instrumen hutang yang harus
c. Ekuitas pemilik
Ekuitas pemilik yaitu menyajikan dana yang dikontribusikan oleh berbagai
golongan pemilik perusahaan dan juga akumulasi laba ditahan didalam
perusahaan.
2) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya)
serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan
laba rugi ini pada akhirnya akan memuat informasi mengenai hasil kinerja
manajemen atau hasil kegiatan operasional perusahaan.
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan dana kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam
memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas ini akan menunjukan besarnya
kenaikan atau penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan
serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.
C. Pengertian Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk
mengevaluasi efesiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan
posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat prospek
daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan berhasil apabila perusahaan telah
mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.
Dalam pengukuran kinerja keuangan perlu dilakukan proses analisis. Analisis
kinerja keuangan merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara
kritis, yang meliputi peninjauan data keuangan, penghitungan,
pengukuran,interprestasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan
perusahaan pada suatu priode tertentu.
Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat analisis.
Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi 9
macam, yaitu:
a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan
Analisis perbandingan Laporan Keuangan Merupakan teknik analisis dengan
cara membandingkan laporan keuangan dari dua periode atau lebih untuk
menunjukan perubahan dalam jumlah (absolut) maupun dalam presentasi (relatif).
b. Analisis Tren
Analisis Tren Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui
keadaan keungan dan kinerja perusahaan, apakah menunjukan kenaikan atau
penurunan.
c. Analisis Presentase per Komponen (common size)
Analisis Presentase per Komponen Merupakan teknik analisis yang digunkan
untuk mengetahui presentasi masing-masing komponen aset terhadap total aset;
presentasi masing-masing komponen utang dan modal terhadap total pasiva (total
aset); presentasi masing-masing komponen laporan laba rugi terhadap penjualan
d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Merupakan teknik analisis
yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja
selama dua periode waktu yang dibandingkan.
e. Analisis Sumber dan Penggunaan kas
Analisis sumber dan penggunaan kas Merupakan teknik analisis yang
digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada suatu periode
waktu tertentu.
f. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan Merupakan teknik analisis yang digunkan untuk
mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba
rugi.
g. Analisis Titik Impas
Analisis Titik ImpasMerupakan teknik analisis yang digunkan untuk
mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
h. Analisis Kredit
Analisis Kredit Merupakan teknik analisis yang digunkan untuk menilai layak
atau tidaknya suatu permohonan kredit debitur kepada kreditor, seperti bank.
Banyaknya teknik yang dapat digunkan untuk menganalisa laporan keuangan,
namun penulis membatasi pembahasan ini hanya pada analisis rasio-rasio
D. Analisis Ratio Keuangan 1. Pengertian Ratio Keuangan
Menurut Drs. S. Munawir (2007 : 64) Rasio menggambarkan suatu hubungan
atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan mengunakan alat analisa berupa rasio ini
akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik
atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila
angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standard.
Menurut James C Van Horne, dalam Kasmir (2014:104) ratio keuangan
merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh
dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Dari beberapa pendapat ahli ekonomi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
analisis ratio merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis ratio adalah
analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada
pada laporan keuangan dalam bentuk ratio keuangan. Dimana ratio ini dapat
mengungkapkan hubungan yang penting antar perkiraan laporan keuangan dan
dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Analisis ratio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan
untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan dibandingkan
dengan alat analisis keuangan lainnya. Akan tetapi standart rasio keuangan
bukanlah merupakan angka pembanding yang ideal atau bukanlah merupakan
ukuran yang pasti, tetapi standart rasio dapat digunakan sebagai pedoman atau
Analisis rasio memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis, yaitu:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan.
b. Rasio merupakan pengganti yang cukup sederhana dari informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang pada dasarnya sangat rinci dan rumit.
c. Rasio sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
d. Dengan rasio lebih mudah untuk membandingkan suatu perusahaan terhadap
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik.
e. Dengan rasio lebih mudah untuk melihat tren perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan atau
kelemahan. Berikut ini adalah beberapa keterbatasan atau kelemahan dari analisis
rasio keuangan:
a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industry dari perusahaan yang
dianalisis, khususnya apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa
bidang usaha.
b. Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio
yang berbeda pula, misalnya perbedaan dalam metode penyusutan aset tetap
atau penilaian persediaan.
c. Penggunaan tahun iskal yang berbeda juga dapat menghasilkan perbedaan
d. Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan dengan standar
industry tidak menjamin bahwa perusahaan telah menjalankan aktivitasnya
secara normal dan baik.
2. Jenis-jenis Ratio Keuangan 1) Ratio Likuiditas
Ratio likuiditas merupakan ratio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Rasio likuiditas
digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.
Berikut adalah jenis-jenis ratio likuiditas yang dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan.
a. Ratio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
secara keseluruhan. Standar current ratio yang baik adalah 2:1. Besaran rasio ini
sering kali dianggap sebagai ukuran yang baik atau memuaskan bagi tingkat
likuiditas suatu perusahaan.
b. Ratio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan.
Rumus untuk mencari Quick Ratio adalah sebagai berikut.
c. Ratio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia
untuk membayar utang.
Rumus untuk mencari Cash Ratio adalah sebagai berikut.
d. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kelebihan aset lancar di atas
utang lancar.
2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun
kewajiban jangka panjang. Perusahaan denngan ratio solvabilitas yang tinggi
(memiliki utang yang besar) yang dapat berdampak pada timbulnya resiko
keuangan yang besar, tetapi juga memiliki peluang yang besar pula untuk
menghasilkan laba yang tinggi.
Berikut adalah jenis-jenis ratio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya.
a. Ratio Hutang (Debt Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan
total aset. Dengan kata lain debt ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pembiayaan aset.
Apabila besaran ratio utang terhadap aset adalah tinggi maka hal ini tentu saja
akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman
dari kreditor karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu melunasi utang –
utangnya dengan total aset yang dimilikinya.
b. Ratio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah
dana yang disediakan oleh kreditur dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik
perusahaan. Atau dengan kata lain berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari
setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang.
Apabila kreditor memberikan pinjaman kepada debitur akan lebih aman
apabila kreditor memberikan pinjaman kepada debitur yang memiliki tingkat Debt to Equity Ratio yang rendah karena hal ini berarti bahwa semakin besar jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang. Dan semakin tinggi
Debt to Equity Ratio maka berarti semakin kecil jumlah modal pemilik yang dapat dijadikan sebagai jaminan utang.
Rumus untuk mencari debt to equity ratio adalah sebagai berikut.
3) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur
tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio
ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari.
Berikut adalah jenis-jenis ratio aktivitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menggunakan dan mengoptimalkan aset yang
a. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang
tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan pendapatan.
Rumus untuk mencari total assets turnover adalah sebagai berikut.
b. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover)
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan
dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
Rumus untuk mencari fixed assets turnover adalah sebagai berikut.
4) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya.
Berikut adalah jenis-jenis ratio profitabilitas yang digunakan
a. Hasil Pengembalian atas Aset (Return On Assets (ROA))
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return On Equity (ROE))
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas.
Rumus untuk mencari return on equity adalah sebagai berikut.
c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersih dari kegiatan
oprasinya. Semakin tinggi rasio ini semakin menguntungkan karena laba bersih
perusahaan semakin besar.
Rumus untuk mencari net profit margin adalah sebagai berikut.
d. Hasil Pengembalian ata Investasi (Return On Investment (ROI))
Return On Investment merupakan ratio yang menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari sejumlah aktiva yang digunkan. Semakin
tinggi nilai ROI, semakin efektif perusahaan menggunakan atau memanfaatkan
Rumus untuk mencari return on investment adalah sebagai berikut.
e. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Gross Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya presentasi laba kotor atas penjualan bersih.
Rumus untuk mencari Gross Profit Margin adalah sebagai berikut.
E. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajiakan dengan maksud untuk melihat kondisi
keuangan pada setiap periode tertentu.
Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada PT
TASPEN (Persero) yang dilihat dari Laporan keuangan selama tiga tahun
berturut-turut meliputi Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi.
Adapun Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi PT TASPEN (Persero) per
TABEL 3.1 PT TASPEN (Persero)
NERACA
Per 31 Desember 2011, 2012, dan 2013 (dalam miliyar rupiah)
Piutang usaha 14.403,79 27.051,93 28.361,49
Persediaan 1,09 1,13 1,21
Manfaat pensiun dibayar dimuka 3.962,87 4.578,93 5.113,88 Total Aset Lancar 18.371,74 31.638,98 33.481,90 Aset tetap
Harga perolehan 427,35 518,51 592,50
Akumulasi penyusutan (264,69) (269,97) (292,14)
Aset dalam penyelesaian 85,52 28,80 5.51
Total Aset Tetap 248,18 277,34 305,87
Aset lain-lain 81.377,54 99.020,16 102.167,48
TOTAL ASET 99.997,46 130.936,48 135.955,23
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban lancar
Utang usaha 25,37 16,61 11,91
Utang pajak 61,40 84,14 53,47
Utang manfaat pensiun 39,09 45,13 38,84
Utang lain-lain 366,71 317,43 346,93
Utang bank 4.014,05 4.500,00 5.100,00
Beban yang masih harus dibayar 86,13 106,77 144,23
Pendapatan diterima dimuka 8,30 5,77 8,11
Total kewajiban lancer 4.601,05 5.075,85 5.703,49 Kewajiban jangka panjang
Modal saham 100.00 100,00 100,00
Saldo laba 3.113,22 10.442,17 11.974,63
Ekuitas lainnya 2.814,38 3.358,49 (1.997,44)
TOTAL EKUITAS 6.027,60 13.900,66 10.077,19
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 99.997,46 130.936,48 135.955,23
Sumber: PT Taspen (Persero), 2015 (Data Diolah)
1. Analisis Pada Neraca Perusahaan
Aset
Pada tabel diatas, terlihat bahwa aset PT TASPEN (Persero) terus mengalami peningkatan dari tahun 2011-2013. Selama periode tahun 2011-2012 PT TASPEN (Persero) mengalami peningkatan aset dari Rp 99.997,46 pada tahun 2011 naik menjadi Rp130.936,48 pada tahun 2012 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp 30.939,02. Dan pada tahun 2012 jumlah aset sebesar Rp130.936,48 naik lagi menjadi Rp 135.955,23 pada tahun 2013 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp 5.018,75. Peningkatan yang paling besar terjadi pada tahun 2013.
Pasiva
Selama periode tahun 2011-2013 kewajiban PT TASPEN (Persero) cenderung meningkat terutama pada tahun 2013. Peningkatan kewajiban PT TASPEN (Persero) dari Rp93.969,86 pada tahun 2011 naik menjadi Rp117. 035,82 pada tahun 2012 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp23.065,96. Dan pada tahun 2012 jumlah kewajiban sebesar Rp117.035,82 naik lagi menjadi Rp 125.878,04 pada tahu 2013 dengan jumlah kenaikan sebesar Rp 8.842,22.
TABEL 3.2 PT TASPEN (Persero)
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2011, 2012, dan 2013 (dalam miliyar rupiah)
KETERANGAN
TAHUN
2011 2012 2013
PENDAPATAN 15.079,88 16.803,13 17.623,86
Pengembalian hasil investasi dana
pension (3.213,20) (3.570,62) (4.242,45)
Laba kotor 11.866,68 13.232,51 13381,41
BEBAN
Beban klaim 11.154,28 12.631,39 11.874,82
Beban usaha 127,43 151,31 174,82
TOTAL BEBAN 11.281,71 12.782,71 12.049,64
Laba sebelum pajak 584,96 449,79 1.331,75
Pajak 5,88 6,15 7,46
Laba bersih setelah pajak 579,08 443,64 1.324,29 Sumber: PT Taspen (Persero), 2015 (Data Diolah)
2. Analisis Pada Laporan Laba Rugi
Pendapatan usaha PT TASPEN (Persero) mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dari tahun 2011-2013. Dimana peningkatan paling besar terjadi pada
tahun 2013, yaitu sebesar Rp17.623,86.
Pendapatan usaha mempengaruhi laba bersih perusahaan karena kinerja
perusahaan PT TASPEN (Persero) dinilai dari laba bersih pada tahun 2011-2013
yang dapat dinilai sagat baik, karena terus mengalami peningkatan dari Rp 579,08
pada tahun 2011, Rp 443,64 pada tahun 2012, dan sebesar Rp 1.324,29 pada tahun
F. Analisis Ratio Keuangan PT TASPEN (Persero)
Berdasarkan pengertian dan penggolongan ratio keuangan, maka dapat
dianalisis beberapa ratio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan
seluruh aktivitas perusahaan.
1) Ratio Likuiditas
a. Current Ratio
Tahun 2011 = x 100% = 399%
Tahun 2012 = x 100% = 623%
Tahun 2013 = x 100% = 587%
Current ratio tahun2012 adalah 623%, artinya setiap Rp100,- hutang lancar
dijamin dengan Rp 623,- aktiva lancar. Sedangkan tahun 2013 adalah 587%,
artinya setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin dengan Rp 587,- aktiva lancar.
Dengan demikian nilai current ratio dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 36%. Hal ini disebabkan karena jumlah kewajiban lancar dari
tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami peningkatan.
Tahun 2011 = x 100% = 399%
Tahun 2012 = x 100% = 623%
Tahun 2013 = x 100% = 587%
Quick ratio perusahaan pada tahun 2012 sebesar 623%, ini berarti setiap Rp100,- hutang lancar dijamin dengan Rp 623,- aktiva lancar. Sedangkan pada
tahun 2013 sebesar 587%, berarti setiap Rp 100,- hutang lancar dijamin dengan
Rp 587,- aktiva lancar.
Dengan demikian perusahaan mengalami penurunan sebesar 36% dari tahun
2012-2013. Quick ratio pada tahun 2012 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2012 posisi total kewajiban lancar dapat ditutupi oleh aset
yang lebih lancar sebesar 623%, sedangkan di tahun 2013 kemampuan asset yang
lebih lancar hanya mampu memenuhi total kewajiban lancarnya sebesar 587%.
c. Cash Ratio
Tahun 2011 = x 100% = 0,09%
Tahun 2012 = x 100% = 0,13%
Cash ratio pada tahun 2012 sebesar 0,13% yang berarti setiap Rp100,- hutang lancar dijamin oleh kas sebesar Rp 0,13,-. Untuk tahun 2013 sebesar 0,09%
berarti setiap Rp100,- hutang lancar dijamin oleh kas sebesar Rp 0,09,-. Dengan
demikian perusahaan mengalami penurunan sebesar 4% dari tahun 2012-2013.
d. Net Working Capital
Tahun 2011 = x 100% = 13%
Tahun 2012 = x 100% = 20%
Tahun 2013 = x 100% = 20%
Pada tahun 2012 Net working capital perusahaan sebesar 20% yang berarti
setiap Rp100,- total aktiva dijamin dengan Rp0,20,- Net working capital.
Sedangkan pada tahun 2013 rasio ini sebesar 20%, berarti setiap Rp 100,- ,- total
aktiva dijamin dengan Rp 0.20,- Net working capital. Pada tahun 2012dan 2013
mempunyai persentase nilai yang sama yaitu sebesar 20%. Nilai net working capital menunjukkan total likuiditas dari total aktiva.
2) Ratio Solvabilitas
Tahun 2011 = x 100% = 94%
Tahun 2012 = x 100% = 89%
Tahun 2013 = x 100% = 93%
Pada tahun 2012 Debt ratio perusahaan sebesar 89% yang berarti bahwa 89%
dari setiap rupiah akan digunakan untuk menjamin hutang perusahaan. Sedangkan
pada tahun 2013 sebesar 93% yang berarti setiap 93% dari setiap rupiah
aktivamenjadi jaminan atas hutang perusahaan. Nilai debt ratio mengalami peningkatan sebesar 4%. Peningkatan nilai debt ratio dari tahun 2012 ke tahun 2013 menunjukkan semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang
digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding.
b. Debt to Equity Ratio
Tahun 2011 = x 100% = 1.558%
Tahun 2012 = x 100% = 841%
Debt to equity ratio pada tahun 2012 sebesar 841% dan pada tahun 2013 sebesar 1.249%. Peningkatan nilai tersebut menunjukkan bahwa modal yang
dijadikan sebagai jaminan utang pada tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan
pada tahun 2012. Hal ini berarti debt to equity rasio pada tahun 2012 sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2013.
3) Ratio Aktivitas
a. Total Assets Turnover
Tahun 2011 = = 0,15 kali
Tahun 2012 = = 0,12 kali
Tahun 2013 = = 0.13 kali
Total assets turnover pada tahun 2012 sebesar 0,12 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,12 kali dalam setahun.
Sementara itu pada tahun 2013 total assets turnover sebesar 0,13 kali, artinya dana yang tertanam dari keseluruhan aset berputar rata-rata 0,13 kali dalam
b. Fixed Assets Turnover
Tahun 2011 = = 60,77 kali
Tahun 2012 = = 60,58 kali
Tahun 2013 = = 57,61 kali
Fixed assets turn over tahun 2012 sebesar 60,58 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 60,58 kali dalam setahun.
Sedangkan untuk tahun 2013 nilai fixed assets turn over sebesar 57,61 kali yang artinya dana yang tertanam dalam aktiva tetap berputar rata-rata 57,61 kali dalam
setahun. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa telah terjadi
penurunan Nilai fixed assets turn over dari tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 2,97 kali..
4) Rasio Profitabilitas
a. Return On Assets (ROA)
Tahun 2012 = x 100% = 0,34%
Tahun 2013 = x 100% = 0,97%
Return on assets pada tahun 2012 sebesar 0,34 % artinya, setiap Rp 100,- total aset turut memberikan konstribusi sebesar Rp 0,34,- laba bersih. Sedangkan
pada tahun 2013 sebesar 0,97% artinya, setiap Rp 100,- total aset turut
memberikan konstribusi sebesar Rp 0,97,- laba bersih.
Return on assets pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan pada tahun 2012 karena konstribusi total aset terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih
besar jika dibandingkan dengan tahun 2012. Dengan demikian telah terjadi
peningkatan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi perusahaan
sebesar 0,63%.
b. Return On Equity (ROE)
Tahun 2011 = x 100% = 10%
Tahun 2012 = x 100% = 3%
Tahun 2013 = x 100% = 13%
pada tahun 2013 sebesar 13% artinya, setiap Rp 100,- total ekuitas memberikan
konstribusi sebesar Rp 0,13,- laba bersih. Dalam hal ini berarti return on equity pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012. Nilai return on
equity mengalami peningkatan sebesar 10% dari tahun 2012 ke tahun 2013.
c. Net Profit Margin
Tahun 2011 = x 100% = 4%
Tahun 2012 = x 100% = 3%
Tahun 2013 = x 100% = 8%
Net profit margin pada tahun 2013 sebesar 8% dan pada tahun 2012 sebesar 3%. Setiap Rp 100,- penjualan bersih turut memberikan kontribusi menghasilkan
Rp 8,- laba bersih pada tahun 2013 dan Rp 3,- pada tahun 2012. Net profit margin 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan 2012 karena kontribusi pendapatan
bersih terhadap laba bersih di tahun 2013 lebih besar dibandingkan tahun 2012.
d. Return on Investment (ROI)
Tahun 2012 = x 100% = 0,34%
Tahun 2013 = x 100% = 0,97%
Return on investment pada tahun 2012 sebesar 0,34% artinya, setiap Rp 100,- total aset turut memberikan kontribusi menghasilkan Rp 0,34,- laba bersih. dan
pada tahun 2013 sebesar 0,97% artinya, setiap Rp 100,- total aset turut
memberikan kontribusi menghasilkan Rp 0,97,- laba bersih.
Dalam hal ini berarti return on investment pada tahun 2013 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2012 karena kontribusi total aset terhadap laba bersih
di tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012. Dengan demikian
telah terjadi peningkatan kinerja sebesar 0,63% dalam menghasilkan laba
perusahaan.
e. Gross Profit Margin
Tahun 2011 = x 100% = 79%
Tahun 2012 = x 100% = 79%
Gross profit margin pada tahun 2012 sebesar 79% artinya, setiap Rp 100,- pendapatan perusahaan menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,79,-. Sedangkan
pada tahun 2013 sebesar 76% artinya, setiap Rp 100,- pendapatan perusahaan
menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,76,-. Dengan demikian Nilai gross profit margin mengalami penurunan sebesar 3%.
Tabel 3.3
Total assets turnover 0,15x 0,12x 0,13x
Fixed assets turnover 60,77x 60,58x 57,61x
Ratio Profitabilitas
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas yang terdiri dari Current ratio, Quick ratio, Cash ratio, dan Net working capital PT TASPEN (Persero) dari tahun 2011-2013 berada dalam keadaan kondisi yang sehat atau aman. Dimana
Ratio solvabilitas PT TASPEN (Persero) pada Debt ratio dari tahun 2011-2012 berada dalam kondisi yang baik. Namun pada Debt to equity ratio dari tahun 2011-2013 berada dalam kondisi yang buruk dimana perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka panjangnya tidak mampu. Nilai maksimal dari rasio
ini adalah 200%.
Rasio aktivitas yang terdiri dari Total assets turnover, dan Fixed assets turnover dari tahun 2011-2013 berada dalam kondisi yang baik. Dimana PT TASPEN (Persero) mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara
efisien.
Ratio profitabilitas semakin tinggi nilai presentasinya adalah semakin baik.
Rasio profitabilitas yang terdiri Return on assets, Return on equity, Net profit margin, Return on investment, and Gross profit margin pada tahun 2011-2013 memiliki nilai presentasi yang tidak stabil. Dimana pada tahun 2011 -2012
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan dan saran dari
pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, selain itu penulis juga
memberikan beberapa saran yang mungkin bermanfaat demi kebaikan dan
kemajuan organisasi.
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas penelitian dan menganalisis yang berhubungan
dengan “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT TASPEN (Persero),
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan PT TASPEN (Persero) dari tahun 2011 -2013 berada dalam
kondisi yang baik. Namun PT TASPEN (Persero) memiliki hutang yang
cukup besar yang dapat berakibat perusahaan sulit untuk mendapatkan
kepercayaan dan bantuan dana pinjaman dari investor.
2. Rasio likuiditas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio dan Net Working Capital dari tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio likuiditas
PT TASPEN (Persero) paling baik adalah di tahun 2012.
3. Rasio solvabilitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Debt Ratio dan Debt to Equity ratio untuk tahun 2011, 2012 dan 2013 adalah kurang baik dimana terjadinya penurunan dan peningkatan atau tidak konstan yang cukup
mendapatkan pinjaman dari hutang sangat kecil karena tingat solvabilitas
perusahaan yang sangat tinggi.
4. Rasio aktivitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Total AssetsTurnover, dan Fixed Assets Turnover dari tahun 2011,2012, dan 2013 mengalami fluktuasi. Namun bila dilihat secara keseluruhan rasio aktivitas PT TASPEN
(Persero) yang paling baik adalah di tahun 2011dan 2012.
5. Rasio profitabilitas PT TASPEN (Persero) bila dilihat dari Return on Assets, Return on Equity, Net Profit Margin, Return on Investmen dan Gross Profit Margin mulai tahun 2011, 2012 dan 2013 kurang baik dimana setiap tahunnya mengalami penurunan. Namun pada tahun 2012 ke tahun 2013
kembali mengalami kenaikan. Hal ini berarti perusahaan semakin baik dalam
menghasilkan keuntungan.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut:
1. Setelah melakukan analisis dan evaluasi terhadap rasio keuangan dari ke
empat rasio yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas, ecara
umum kinerja keuangan sudah baik, namun terdapat juga kinerja keuangan
yang kurang baik yaitu pada rasio solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dari hutang sangat
kecil karena tingat solvabilitas perusahaan yang sangat tinggi. Namun apabila
bisnis perusahaan maka akan memberikan peluang yang besar bagi
perusahaan untuk meningkatkan hasil usahanya dan dapat memperoleh
kepercayaan untuk menambah kemampuan perusahaan dalam memperoleh
tambahan pinjaman dari kreditur. Oleh karena itu, manajer keuangan dituntut
untuk mampu mengelola rasio solvabilitas dengan baik sehingga mampu
menyeimbangkan pengembalian yang tinggi dengan tingkat risiko yang
dihadapi.
2. Perusahaan harus selalu memperhatikan perkembangan antara ratio aktivitas
dan ratio provitabilitas perusahaan. Karena apabila aktivitas perusahaan terus
mengalami peningkatan yang tidak stabil maka akan menyebabkan aset dan
sumber daya yang ada menjadi tidak efisien. Sedangkan Rasio profitabilitas
setiap tahunnya terus mengalami penurunan, artimya perusahaan kurang
mampu menghasilkan laba dengan baik atau manajemen perusahaan tidak
efektif dalam pengelolaan perusahaan. Fenomena ini memperlihatkan bahwa
PT TASPEN (Persero) kurang mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya
sehingga sebaiknya kinerja manajemen keuangan diperbaiki kembali agara
kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dapat dicapai
dengan baik.
3. Rasio keuangan pada PT PT TASPEN (Persero) pada tahun 2011, 2012, dan
2013 banyak mengalami fluktuasi yaitu turun naik. Dimana rasio dari tahun
2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dan kembali naik pada tahun