SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Pada Program Studi Manjemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
OLEH
YAYU MUSDALIFAH
10600109056
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, 28 Agustus 2013
Penyusun
Yayu Musdalifah
NIM : 10600109056
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan skripsi saudara
Yayu Musdalifah, NIM :
10600109056, mahasiswa jurusan Manajemen Ekonomi pada Fakultas Syari
’ah dan
Hukum UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi
skripsi yang bersangkutan dengan judul
“
Analisis Kinerja Keuangan dalam
Mengukur Tingkat Kesehatan Perusahaan pada PT. (Persero) Asuransi
Kesehatan Indonesia
“
. Memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi
syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan kesidang munaqasyah.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut.
Makassar, 12 Agustus 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Rika Dwi Ayu Parmitasari SE., M.Comm
Dr. H. Kasjim Salenda SH., M.Th.I
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul
“
Analisis Kinerja Keuangan dalam Mengukur
Tingkat Kesehatan Perusahaan pada PT. Asuransi Kesehatan Indonesia
(Persero)
”
yang disusun oleh saudari Yayu Musdalifah Nim. 10600109056,
Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah
yang dilaksanakan pada hari Rabu 28 Agustus 2013 M, bertepatan dengan 21 Syawal
1434 H dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (SE), tanpa (dengan beberapa) perbaikan.
28 September 2013 M.
Makassar,
21 Syawal 1433 H.
DEWAN PENGUJI
Ketua
:
Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag
(
)
Sekretaris
:
Dr. Amiruddin., M.El
(
)
Munaqisy I
:
Hj. Salmah Said., SE., M.Fin.Mngt., M.Si
(
)
Munaqisy II
:
Lince Bulutoding., SE., M. Si.Ak, AE
(
)
Pembimbing I :
Rika Dwi Ayu Parmitasari., SE., M.Comm (
)
Pembimbing II:
Dr. H. Kasjim Salenda,SH., M.TH.I
(
)
Diketahui Oleh:
Dekan Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar
Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag
NIP. 19581022 198703 1 002
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji hanya untuk Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam. Salawat dan
salam dijunjungkan kepada Nabi besar Muhammad Saw, Rasulullah terakhir yang
diutus dengan membawa syariah yang mudah, penuh rahmat, taufik, hidayah dan
membawa keselamatan dalam kehidupan dan akhirat yang telah menuntun kita pada
perubahan yang penuh peradaban yang tak henti-hentinya dilimpahkan kepada kita
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul
“
Analisis Kinerja
Keuangan dalam Mengukur Tingkat Kesehatan Perusahaan pada PT. Asuransi
Kesehatan Indonesia (Persero).
”
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi
sebagian persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Skripsi ini juga dipersembahkan kepada kedua motivatorku yaitu orang
tuaku tercinta, Ayahanda dan Ibunda untuk semua doa, restu, kasih sayang, dan
dorongan moril serta semua hal yang terbaik yang kalian berikan tanpa henti-hentinya
kepada penulis selama ini serta saudara-saudariku yang tersayang selalu memberikan
doa, semangat, dukungan dan canda selama penulisan skripsi ini. Thank you for your
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa
pengarahan, bimbingan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu
dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT, M.S selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
3. Bapak Drs. Syaharuddin, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Ekonomi
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar,serta Bapak Awaluddin,
S.E., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Ekonomi.
4. Rika Dwi Ayu Parmitasari SE., M.Comm, sebagai Pembimbing I, terima
kasih atas kesediaannya membimbing, mengoreksi dan memberikan
masukan-masukan yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Dr. H. Kasjim Salenda SH., M.Th.I, sebagai Pembimbing II, terima kasih atas
kesediaannya membimbing, mengoreksi dan memberikan masukan-masukan
yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini
6. Ibu Ilan Asrian., SE., MA selaku Kasubbag Akademik dan Kemahasiswaan
Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam..
7. Seluruh anggota staf dan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
8. Yang selalu hebat, Abd. Rahman., SE. You are the greatest teacher, You are
encouraging!!! Thank you for all the words that are always valuable.
9.
Sahabat-sahabatku di Manajemen Ekonomi angkatan “neraka” 09 . Kalian
telah memberikan warna-warni kehidupan yang takkan terlupa, terima kasih
atas bantuannya selama ini. Terima kasih untuk
semua keceriaan,
kebersamaan serta semangat yang kalian berikan selama ini. Kalian akan
selalu saya rindukan.
10. Teman-teman KKN Angkatan 48, Pattallassang Kec. Pattallassang
Kab.
Gowa. Terlalu banyak kejadian yang akan jadi cerita kita nantiya. Terima
kasih untuk pengertian dan semangatnya.
Akhir kata Penulis Mengucapkan banyak
“
Terima Kasih
”
Makassar, 12 Agustus 2013
Penulis
viii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...
iv
KATA PENGANTAR ...
v
DAFTAR ISI...
viii
DAFTAR GAMBAR ...
x
DAFTAR TABEL ...
xi
ABSTRAK ...
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...
1
B. Rumusan Masalah ...
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...
6
D. Sistematika Penulisan ...
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuransi ...
8
B. Pengertian Kinerja Keuangan ...
9
C. Macam-macam Kinerja...
13
D. Kinerja Keuangan dalam Perspektif Islam ...
14
E.
Kesehatan Perusahaan...
17
F.
Pengertian Laporan Keuangan ...
19
G. Dasar-dasar Laporan Keuangan ...
21
H. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ...
24
I.
Penelitian Terdahulu ...
26
J.
Rerangka Pikir ...
28
K. Hipotesis ...
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...
32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...
32
C. Jenis dan Sumber Data...
32
D. Metode Pengumpulan Data...
32
E.
Populasi dan Sampel ...
33
F.
Metode Analisis Data ...
33
G. Definisi Operasional Variabel...
36
ix
A. Kesimpulan ...
67
B. Saran ...
67
DAFTAR PUSTAKA ...
xiii
xi
Tabel 3 Daftar Skor Penilaian ROE ...
52
Tabel 4 Daftar Skor Penilaian ROI...
54
Tabel 5 Daftar Skor Penilaian Cash Ratio...
56
Tabel 6 Daftar Skor Penilaian Current Ratio ...
57
Tabel 7 Daftar Skor Penilaian Perputaran Piutang ...
58
Tabel 8 Daftar Skor Penilaian Perputaran Persediaan...
60
Tabel 9 Daftar Skor Penilaian TATO...
61
Tabel 10 Daftar Skor Penilaian TMS terhadap TA ...
63
Tabel 11 Skor Bobot Indikator Aspek Keuangan...
63
x
Gambar 3 Logo Perusahaan ...
40
Gambar 4 Bagan Struktur Organisasi ...
42
Kesehatan Perusahaan pada PT. Asuransi Kesehatan
Indonesia (Persero)
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan pada
PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) . Dengan menggunakan alat analisis
rasio profitabilitas yaitu Return on Equity, Return on Investment,Cash Ratio,Current
Ratio, Collection Period, Perputaran Piutang, Total Asset Turn Over dan Total Modal
Sendiri terhadap Total Assets.
Populasi Sekaligus menjadi sampel penelitian yaitu laporan keuangan lima
tahun terakhir (2007-2011). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari situs resmi PT. (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia.
Hasil analisis yang diperoleh menunnjukan bahwa kesehatan kinerja keuangan
PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) periode 2007 - 2011 dinyatakan pada
tingkat sehat “AA” dimana skor yang di peroleh untuk aspek keuangan
berada pada
80 < TS < = 95, telah menunjukkan kinerja yang baik namun belum maksimal. Hanya
saja di dalam pelaksanaannya masih perlu , melakukan peningkatan kerja pada
manjemen piutang dan manajemen persediaan serta memaksimalkan penggunaan aset
perusahaan.
1
Pesatnya perkembangan dunia usaha menyebabkan para pelaku ekonomi
terpacu untuk meningkatkan kinerjanya dalam upaya mempertahankan
kelangsungan usahanya. Pelaku ekonomi seperti Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan koperasi bersaing
memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Salah satu badan
usaha yang menjadi sorotan utama dari pelaku ekonomi di Indoneia saat ini adalah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya yaitu Asuransi Kesehatan
Indonesia.
Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara
khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut
jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua
jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat
inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient treatment).
1Asuransi
kesehatan di Indonesia merupakan hal yang relatif baru bagi kebanyakan
penduduk Indonesia karena istilah asuransi kesehatan belum menjadi
perbendaharaan kata umum. Pemahaman tentang asuransi kesehatan masih
sangat beragam sehingga tidak heran jika banyak orang yang menyatakan bahwa
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) bukanlah asuransi
1Thabrany, Introduksi Asuransi Kesehatan (Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia, 1999), h 12.
kesehatan hanya karena namanya memang sengaja dipilih tidak menggunakan
kata-kata asuransi. Di Indonesia, perkembangan asuransi kesehatan dimulai dengan
asuransi sosial yaitu asuransi kesehatan pegawai negeri diikuti oleh asuransi
sosial kecelakaan kerja, dan dilanjutkan dengan asuransi sosial kesehatan bagi
pegawai swasta. Di Indonesia, PT Askes Indonesia merupakan salah satu
perusahaan asuransi sosial yang menyelenggarakan asuransi kesehatan kepada
para anggotanya yang utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil
maupun non-sipil. Anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun.
Para pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup dan
pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM).
Asuransi sebagai usaha yang menghimpun dana dari masyarakat, asuransi
tidaklah berbeda halnya dengan bank dan lembaga keuangan lainnya. Untuk itu
usaha asuransi harus dikelola secara profesional baik dalam pengelolaan resiko
maupun dalam pengelolaan keuangan. Bagaimanapun, sebagai lembaga yang
mengelola dana publik, perusahaan asuransi wajib melaporkan kinerja perusahaan
kepada publik, selama ini sejumlah perusahaan asuransi kurang transparan kepada
nasabah, perusahaan hanya bersemangat mengumpulkan premi tapi kemudian
menghindar ketika dimintai pertanggungjawaban data pengelolaan dana nasabah.
Melihat keadaan tersebut di atas maka peneliti cenderung untuk mengukur
kinerja keuangan
PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) yang dalam
beberapa tahun terakhir, telah memperoleh publikasi yang luar biasa. Bukan
publikasi yang baik, tetapi justru menyudutkan Askes Indonesia sebagai
perusahaan pelayanan jasa asuransi yang selama 20 tahun terakhir termasuk sebuah
perusahaan BUMN yang sehat. Sebabnya, dalam penyelenggaraan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) yang diperuntukkan bagi
masyarakat kurang mampu banyak terdapat permasalahan yang tidak terduga
diantaranya yaitu banyaknya klaim Rumah Sakit yang tidak terbayar sampai
bermiliar-miliar rupiah dan Askes juga dianggap tidak transparan. Departemen
Kesehatan menunjuk PT ASKES sebagai badan pengelola asuransi yang cukup
berpengalaman, untuk mengelola pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Tetapi
ternyata dalam pelaksanaanya juga tidak berjalan mulus karena anggaran yang ada
pada Departemen Kesehatan melalui APBN agak tersendat sehingga mengalami
stagnasi keuangan.
2PT ASKES mengalami keterlambatan untuk membayar kepada Puskesmas
dan Rumah Sakit. Biaya pelayanan pada tahun 2006 saja, baru bisa dibayarkan
oleh PT ASKES ke Rumah Sakit pada tahun 2007, itu pun belum seluruhnya
dibayarkan, sehingga Rumah Sakit memang mengalami kesulitan didalam
melayani masyarakat kurang mampu. Akan tetapi bagaimanapun juga karena misi
sosial yang dikerjakan oleh Rumah Sakit, Rumah Sakit harus berhutang
obat-obatan pada pihak ke tiga, para penyedia obat, baik pabrik maupun para pedagang
besar farmasi dan tidak bisa menunggak terlalu lama, sehingga defisit ini harus
dialami oleh Rumah Sakit.
3Kondisi ini menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi
negatif, yaitu kecurigaan dari masyarakat terhadap Rumah Sakit, kemudian
menjadi komoditas politik, dengan timbulnya berbagai statemen dari para pejabat
dan masyarakat.
2Darmadji Prawirasetia, Program Askeskin dan Permasalahannya, <http://www. pelita. or. id/db_ rs.php> | Puskesmas, 01 Juni 2013.
Kondisi inilah yang menarik untuk diteliti. Untuk mengetahui kondisi
kesehatan keuangan PT. ASKES Indonesia. Disini, penilaian kinerja keuangan
sangat dibutuhkan setiap tahunnya untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini
sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi
perubahan lingkungan. Peneliti menggunakan Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 sebagai satu kesatuan indikator untuk
mengukur tingkat kesehatan PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) sebab
keputusan menteri tersebut mencakup pengukuran pada aspek keuangan.
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat mengetahui kondisi perusahaan
dalam hal kemampuan menghasilkan laba, kemampuan melunasi kewajiban
jangka pendek dan jangka panjangdan juga untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Perkembangan kinerja perusahaan dapat diketahui
dengan evaluasi kinerja perusahaan di masa lalu. Evaluasi terhadap kinerja
keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan
yang telah dibukukan oleh akuntan dengan menerapkan prinsip kejujuran.
Hal ini dikemukan dalam Surah Asy-Syu’araa’/26:181-184 di bawah ini:
Terjemahnya :
“
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu merugikan orang lain.
Dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Dan janganlah kamu
merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan janganlah
membuat kerusakan di bumi.Dan bertakwalah kepada Allah yang telah
menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu.
4Dalam ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwa kejujuran dalam
berniaga sangatlah penting. Para pelaku ekonomi senantiasa berlaku adil.
Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut bukan terkhusus
hanya pada barang tetapi juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal
pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib
mengukur kekayaan secara benar dan adil. Agar pengukuran tersebut dilakukan
dengan benar, maka perlu adanya fungsi auditing.
Prinsip kejujuran dan akuntabilitas sangat ditekan dalam pembuatan
laporan keuangan. Pembuatan laporan keuangan baik Laporan Neraca dan
Laporan laba rugi sangat dipengaruhi pada sifat kejujuran seorang akuntan.
Informasi dari laporan keuangan bisa sangat menyesatkan bila dibuat tidak sesuai
kondisi riil yang ada. Analisis terhadap laporan keuangan penting untuk dilakukan
untuk setiap periodenya sehingga dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan
tersebut.
Pengelolaan manajemen perusahaan haruslah dilaksanakan secara
profesional, baik dalam hal pendanaan maupun di bidang operasional serta
dipertimbangkan dan direncanakan sebaik-baiknya sehingga kinerja perusahaan
dapat tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu, dunia usaha dituntut
kemampuannya untuk selalu berusaha mempertahankan kinerja perusahaan yang
sudah berada dalam posisi baik, serta dapat meningkatkan efisiensi dan
profitabilitas usahanya agar bisa menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menuangkan dalam
bentuk penelitian dengan judul
“Analisis Kinerja Keuangan
dalam Mengukur
Tingkat Kesehatan Perusahaan pada PT. Asuransi Kesehatan Indonesia
(Persero)
“
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
merupakan rumusan masalah penelitian ini adalah
“Bagaimana tingkat kesehatan
kinerja keuangan perusahaan PT. Askes menurut keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara No :
KEP-100/MBU/2002
?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalahuntuk mengetahui
tingkat kesehatan kinerja keuangan perusahaan menurut Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara No. 100/MBU/2002
apakah tidak sehat, sehat atau
sangat sehat.
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan adalah:
1. Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti untuk mendalami
manajemen ekonomi khususnya mengenai kinerja keuangan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
bagi peneliti selanjutnya.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pelaku
kebijakan PT. Askes Indonesia dalam mengambil dan menetapkan
keputusan manajemen keuangan.
D. Sistematika Penulisan
Bab I. Merupakan Pendahuluan. Bab ini menjelaskan secara ringkas latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
sistematika penulisan,
dan komposisi bab.
Bab II. Tinjauan Pustaka. Bab ini berisikan tentang teori-teori yang mendukung
penelitian yang akan dilakukan atau permasalahan yang akan dibahas,
disertai dengan hipotesis atau dugaan jawaban sementara.
Bab III. Merupakan metode penelitian. Bab ini dikemukakan jenis penelitian,
tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, uji hipotesis dan definisi operasional.
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini berisi laporan hasil
penelitian dan pembahasan penelitian yang pernah dilakukan.
Bab V. Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran
dalam penelitian.
8
A. Asuransi
Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha
perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan, keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
1Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi,
yaitu:
21.
Insurable interest, hak untuk mengasuransikan yang timbul dari suatu
hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan
diakui secara hukum.
2.
Utmost good faith, suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang
akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: Si
penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu
tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
1Thabrany, op.cit, h.2. 2Ibid, h. 6.
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan
yang dipertanggungkan.
3.
Proximate cause, suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang
mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
4.
Indemnity, suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan
yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan
dipertegas dalam pasal 278).
5.
Subrogation, pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar.
6.
Contribution, hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang
sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.
B. Pengertian Kinerja Keuangan
Analisis keuangan melibatkan penilaian perhadap keadaan keuangan di
masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Tujuannya untuk menemukan
kelemahan-kelemahan dalam kinerja keuangan perusahaan yang dapat
menyebabkan masalah-masalah di masa datang dan untuk menemukan
kekuatan-kekeuatan perusahaan yang dapat diandalkan. Kinerja keuangan suatu perusahaan
dapat memberikan gambaran yang jelas tentang posisi keuangan yang ada dalam
perusahaan tersebut.
Kinerja keuangan merupakan suatu penilaian terhadap kondisi keuangan
perusahaan yang dapat menyediakan informasi baik masa lalu, sekarang maupun
yang akan datang.
3Kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada
suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya
laporan laba rugi dan neraca”.
4Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja
keuangan adalah suatu penilaian terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan
yang dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan dalam suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu. Analisis keuangan mencakup penelaahan
hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan perusahaan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang
bersangkutan”.
5Analisis keuangan diperlukan oleh berbagai pihak seperti para
pemegang saham atau investor, creditor, dan manajer karena melalui analisis
keuangan ini mereka akan mengetahui posisi perusahaan yang bersangkutan
dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam satu kelompok industri.
Ada tiga macam alat analisis keuangan yang umumnya digunakan yakni:
6a. Analisis horizontal, dimana malalui analisis ini kita mencoba melihat
perkembangan berbagai perkiraan yang ada dalam neraca dan laporan laba
rugi dari tahun ketahun.
3 Martono dan D. Agus Harjito, Manajemen Keuangan, (Edisi Pertama, Cetakan ketiga, Yogyakarta: Ekonesia, 2001), h.52.
4Sutrisno, Manajemen Keuangan: Teori Konsep dan Aplikasi, (Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Yogyakarta: Ekonisia, 2003), h. 250.
5 Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Edisi Keempat, Cetakan Keempat, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. 2000), h. 99.
b. Analisis vertikal adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung
suatu trend. Pos-pos dalam neraca dengan satu jumlah tertentu dari neraca
atau proporsi dari unsur-unsur tertentu laporan laba rugi dengan jumlah
tertentu dari laporan laba rugi.
c. Analisis rasio adalah suatu rumusan secara matematis dari hubungan/korelasi,
antara suatu jumlah tertentu lainnya.
Dalam analisis rasio terdapat empat kelompok rasio keuangan yaitu:
71. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.
a) Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek.
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar
b) Quick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persedian dengan hutang lancar.
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio =
Hutang Lancar
2. Rasio Leverage
Rasio leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan
dibelanjai dengan hutang.
a) Debt ratio mengukur bagian aktiva yang didanai dengan menggunkan
hutang.
Total Hutang
Debt Ratio = X 100 %
Total Aktiva
b) Debt to Equity Ratio menunjukkan kemampuan modal sendiri menjamin
hutang.
Total Hutang
Debt to Equity Ratio = X 100 %
Modal
3. Rasio aktivitas
Rasio aktivitas ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber dananya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan
penjualan dengan berbagai elemen aktiva.
a) Perputaran persediaan merupakan komponen utama dari barang yang
dijual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif
perusahaan dalam mengelola persediaan.
Harga Pokok Penjualan
Perputaran persedian =
Rata-rata Persediaan
b) Perputaran piutang
Perputaran piutang aau receivable turnover merupakan ukuran efektivitas
pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif
perusahaan dalam mengelola piutangnya.
Penjualan Kredit
Perputaran piutang =
Rata-rata Piutang
4. Rasio keuntungan
Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang
dapat diperoleh perusahaan.
a) Profit Margin
Profit margin merupakan kemamupan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.
EBIT
Profit Margin = X 100 %
Penjualan
b) Return on Asset
Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
EAT
Return on Asset = X 100 %
Total Aktiva
c) Return on Equity
Return on Equity merupakan tingkat pengembalian dari bisnis atas
seluruh modal.
EAT
Return on Equity = X 100 %
Equity
C. Macam-Macam Kinerja
1. Kinerja korporasi, mencakup penilaian kinerja keuangan dan kinerja
operasional yang nilainya ditentukan dari gabungan hasil penilaian kinerja
keuangan dan hasil penilaian kinerja operasional.
2. Kinerja manajemen, mencakup penilaian kinerja korporasi dan penilain
manfaat bagi masyarakat yang nilainya ditentukan dari gabungan hasil
penilaian kinerja korporasi dan hasil penilaian manfaat bagi masyarakat.
D. Kinerja Keuangan Dalam Perspektif Islam
Dalam menilai kinerja perusahaan yang berkaitan dengan kesehatan
perusahaan berarti menganalisa apakah perusahaan tersebut sehat atau perusahaan
tersebut dalam keadaan bangkrut, istilah bangkrut dalam istilah islam mempunyai
pengertian berbeda dalam dunia usaha sesuai dengan hadist Rasulullah SAW
pengertian orang bangkrut atau
muflis dalam hadis shahih yang diriwayatkan
Imam Turmudzi (2463) yang artinya:
”Menceritakan Qutaibah pada kami,menceritakan Abdul Aziz bin
Muhammad pada kami, dari Ilai bin Abdurahman,dari ayahnya, dari Abu
Hurairah, ra, Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "adakah engkau
semua tahu, siapakah orang yang bangkrut/pailit itu? Para sahabat
menjawab: Orang bangkrut/muflis adalah dikalangan kita ialah orang
yang sudah tidak memiliki lagi sedirham pun atau sesuatu bendapun.
Beliau bersabda: Orang Pailit/ Bangrut dari kalangan ummatku ialah
orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat,
puasa dan zakatnya, tetapi kedatangannya itu dahulunya ketika didunia
pernah mencaci maki si ini, mendakwa/menuduh si itu, makan harta si anu
,mengalirkan
darah
dan
pernah
memukulnya
tanpa
dasar
kebenaran,Maka orang yang di adaniaya itu diberikan kebaikan orang
tadi dan yang lainpun diberi kebaikannya pula, jikalau
kebaikan-kebaikannyanya
sudah
habis
sebelum
terlunasi
tanggungan
penganiaayaanya, maka diambillah dari kesalahan-kesalahan
orang-orang yang dianiayanya itu lalu dibebankan ke orang-orang tersebut,
selanjutnya orang itu dilemparkan ke neraka (HR. Turmudzi)”
Berdasarkan hadis di atas jelas bahwa orang yang bangkrut atau muflis
menurut Islam berbeda dengan pandangan dunia bisnis, dalam dunia bisnis
kebangkrutan identik dengan orang yang tidak mempunyai modal lagi dalam
memulai usaha berbeda dengan pandangan dunia islam sebagaimana Rasulullah
SAW sabdakan di atas orang yang bangkrut atau muflis yaitu orang yang
menyadari kesalahannya dengan membawa seluruh amalan sholeh.
Penilaian
kinerja
perusahaan
tidak
terlepas
dari
istilah
pertanggungjawaban. Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan
konsep yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat muslim. Prinsip kejujuran
dan akuntabilitas sangat ditekan dalam pembuatan laporan keuangan. Pembuatan
laporan keuangan baik Laporan Neraca dan Laporan laba rugi sangat dipengaruhi
pada sifat kejujuran seoarng akuntan. Informasi dari laporan keuangan bisa sangat
menyesatkan bila dibuat tidak sesuai kondisi riil yang ada. Analisis terhadap
laporan keuangan penting untuk dilakukan untuk setiap periodenya sehingga dapat
diketahui kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan usaha perusahaan.
Dalam hal ini pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan dapat melihat
kinerja perusahaan melalui laporan keuangan, laporan keungan inilah dijadikan
pertimbangan dalam peramalan dan pengambilan keputusan ekonomi, sesuai
dengan kepentingan masing-masing.
Al-Qur'an secara tegas menyatakan
kewajiban
melaksanakan dan
menyampaikan tanggung jawab dan amanah yang diberikan, lebih lengkap Al
Qur'an menyatakan dalam Surah Al-Baqarah/2:283:
Terjemahnya :
“
Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya”
Dan tercantum pula dalam surah An-Nisa'/4:135
Terjemahnya:
"Wahai orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saki karena Allah biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabarmu. Jika ia kaya atau miskin,
ma/ca Allah lebih tahu akan kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang duri kebenaran. Dan jika
kamu memutar balikkan (kata-kala) alau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu
kerjakan.”
8Ayat tersebut jelas menyatakan pentingnya bersikap jujur dalam
menyampaikan sesuatu. Zaid dan Tibbist lebih jauh menyatakan bahwa salah satu
prinsip sebagai dasar pertimbangan dalam akuntansi syari'ah adalah kebenaran
dan keterbukaan laporan kepengurusan. Prinsip ini merupakan kebutuhan dasar
dalam syari'ah islam, dimana berlaku bagi setiap manusia sebagai khalifah.
Kebenaran dalam prinsip ini tidak hanya benar secara hukum, tapi sebuah upaya
mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan prinsip keterbukaan berkaitan dengan
kebijakan seperti yang diungkapkan oleh ayat Al-Qur'an di atas.
8 Omar Abduliah Zaid dan Garry Tibbist, The Islamic Perspective of
Accounting.Proceeding of the third International Conference on Accounting, Commerce and Finance: The Islamic Perspective, Jakarta: 1999, h. 16.
Prinsip keterbukaan ini berasal dan pinsip alal mu 'amalat dimana setiap
transaksi, peristiwa-peristiwa ekonomik atau keputusan yang dibuat harus halal
dalam islam. Atas dasar hal tersebut, islam mengharuskan bahwa tujuan
perusahaan halal serta dari sifat transaksi yang dilakukan adalah sesuai dengan
syari'at islam. Laba akuntansi syari'ah sebagai alat peramal banyak digunakan
dalam pembuatan kontrak kerja sama pembiayaan islam.
Kejujuran,
accountability dan amanah sangat diperlukan perusahaan
untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dalam menilai kinerja peusahaan.
Penilaian kesehatan perusahaan merupakan suatu hal yang penting sebab dari
penilaian tersebut kita dapat mengetahui kondisi perusahaan sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar
sumber daya dapat digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan
lingkungan.
E. Kesehatan Perusahaan
Pengukuran tingkat kesehatan perusahaan merupakan sebuah jalan yang
tepat menjembatani kita untuk memberikan asumsi terhadap suatu perusahaan.
Hasil pengukuran akan informasi bagaimana perusahaan dijalankan dari hari
kehari. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut pemilik dan pihak-pihak yang
kepentingan yang berada di dalam perusahaan dapat mengambil
keputusan-keputusan atas perusahaan. Kesehatan perusahaan adalah suatu pernyatan tertulis
yang ditandatangani perusahaan dan pengurus yang memuat keseluruhan visi dan
tujuan perusahaan, dan tekad melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja,
kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan operasional.
9Kesehatan perusahaan
menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang ada.
10Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa kesehatan perusahaan dapat diartikan sebagai
terlaksananya semua program perusahaan, tercapainya target sesuai visi dan misi
perusahaan serta terpenuhinya standar atau kriteria penetapan tingkat kesehatan
perusahaan itu sendiri.
Klasifikasi penilaian tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi:
11a. Sehat, yang terdiri dari:
AAA apabila total skor (TS) lebih dari 95
AA
apabila 80 < TS < = 95
A apabila 65 < TS < = 80
b. Kurang sehat, yang terdiri dari:
BBB apabila 50 < TS < = 65
BB apabila 40 < TS < = 50
B apabila 30 < TS < = 40
c. Tidak sehat, yang terdiri dari:
CCC apabila 20 < TS < = 30
9Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administrasi dan Operasional, (Cetakan Kedua, Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 47.
10S. Randall Schuler, Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi Abad Ke-21, (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 222.
CC apabila 10 < TS < = 20
C apabila TS = < 10
F. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari kegitan akuntansi yang
merupakan hasil dari proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dari
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat
keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dengan penunjuk atau dinyatakan
dengan uang serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul untuk berbagai tujuan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, penggabungan,
dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan semua
pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi
yaitu neraca, laporan laba rugi, dan arus kas.
12Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat
keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan.
13Laporan keuangan menggambarkan kondisi suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu, laporan keuangan ini juga dijadikan bahan
pertimbangan
bagi stakeholder yang akan menginvestasikan modalnya pada
perusahaan. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah daftar yang dibuat
oleh perusahaan yang dikhususkan mengenai kondisi keuangan perusahaan pada
12Harry Supangkat, Buku Panduan Direktur Keuangan, (Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Empat, 2003), h. 37.
akhir periode yang kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Adapun
tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan, yaitu:
14a.
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b.
Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakaianya, yang secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
c.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atas
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memeroleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan akan lebih berarti bagi
pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua
periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang
dapat mendukung keputusan dan perkembangan keputusan yang diambil.
Dalam mengevaluasi kondisi keuangan dan perkembangan usaha, maka
laporan keuangan perusahaan mempunyai peranan sebagai bahan penilaian bagi
pemimpin perusahaan (intern) dan pihak luar perusahaan (ekstern). Laporan
keuangan terdiri dari neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (profit and less
account). Laporan keuangan suatu perusahaan dapat memberikan gambaran yang
14Agnes Sawir, Manajemen Keuangan dan Perencanaan Kinerja Perusahaan, (Cetakan Ketiga, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 2.
jelas tentang posisi keuangan yang ada dalam perusahaan tersebut. Hal ini dapat
dijadikan patokan dalam pengambilan kebijakan atau penetapan strategi dalam
menjalankan perusahaan.
G. Dasar-Dasar Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan
posisi keuangan (laporan
sumber dan penggunaan dana) yang saling
berhamubungan”.
15Berdasarkan pengertian sebelumnya dapat dikatakan bahwa
setiap komponen dalam laporan keuangan merupakan satu kesatuan yang utuh dan
terkait satu dengan lainnya, sehingga dalam menggunakan perlu dilihat suatu
keseluruhan bagi pemakainya untuk tidak terjadi kesalahpahaman.
a. Neraca
Neraca merupakan sebuah laporan yang menunjukan posisi keuangan
suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca adalah laporan mengenai aktiva,
hutang dan model dari perusahaan pada suatu saat tertentu.
16Berdasarkan definisi
yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan
laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode
tertentu yang meliputi: aktiva, kewajiban, dan modal.
Aktiva adalah seluruh kekayaan dimiliki oleh perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan pada suatu perusahaan atau dapat diambil manfaatnya
seperti kas, piutang dagang, perlengkapan, peralatan kantor, dan sebagainya.
Selanjutnya pembagian jenis-jenis aktiva ke dalam kelompok besar yaitu:
1715Agnes Sawir, op. cit, h. 5.
16Sutrisno.. Manajemen keuangan: Teori Konsep dan Aplikasi, (Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Yogyakarta: Ekonisia, 2003), h. 9.
1) Aktiva lancar terdiri dari kas, piutang, persediaan atau sumber-sumber lain
yang diharapkan dapat direalisir menjadi uang tunai atau dapat dijual.
2) Aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk operasi pakai atau
adalah dengan di bangun lebih dahulu, yang dugunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Utang
adalah pengorbanan ekonomis yang wajib dilakukan
perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan harta atau
pemberian jasa yang disebabkan oleh transaksi pada masa sebelumnya misalnya
utang dagang, utang obligasi, utang jaminan dari langganan dan lain-lain. Adapun
jenis-jenis utang adalah:
181) Utang lancar atau utang jangka pendek adalah utang-utang yang
pelunasannya akan memerlukan sumber-sumber yang digolongkan dalam
aktiva lancar atau menimbulkan suatu utang baru yang terdiri dari:
a) Utang dagang, yaitu utang-utang yang timbul dari pembelian
barang-barang dagangan atau jasa.
b) Utang wesel, yaitu utang-utang yang memakai bukti-bukti tertulis
berupa kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.
c) Taksiran utang pajak, yaitu jumlah pajak penghasilan yang diperkirakan
untuk laba periode yang berangkutan.
d) Utang biaya, yaitu biaya yang menjadi beban tetapi belum dibayar.
e) Utang-utang lain yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan.
2) Utang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan utang-utang yang
pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan
dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar.
Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk
pembelian tambahan aktiva, menaikkan jumlah modal kerja permanan,
membeli perusahaan lain atau untuk melunasi utang-utang yang lain.
3) Utang-utang lain, misalnya utang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan
dilunasi dari dana pelunasan obligasi, utang jangka panjang kepada pejabat
perusahaan atau kepada anak perusahaan dan lain-lain.
Modal adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan pada umumnya
modal terdiri atas modal para pemilik perusahaan, misalnya modal usaha.
b Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memperlihatkan
penghasilan, biaya dan pendapatan bersih dari suatu perusahaan selama suatu
periode waktu.
19Laporan laba rugi merupakan ikhtisar pendapatan dan beban
suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu”.
20Pendapat yang serupa
juga
dikemukakan oleh Sawir bahwa: “
Laporan laba rugi merupakan laporan
mengenai pendapatan, biaya dan laba perusahaan selama periode tertentu
”.
21Berdasarkan tiga definisi tersebut, maka dapat diketahui bahwa laporan laba rugi
merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang pengukuran
kesuksesan operasi perusahn selama periode tertentu. Alasan utama yang
19Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan, (Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi Offset, 2002), h. 413.
20Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Edisi Lima, Jakarta: Salemba Empat), h. 55. 21Agnes Sawir, op. cit, h. 4.
menyebabkan laporan laba rugi menjadi laporan yang sangat penting adalah
laporan ini memberikan informasi kepada pihak intern dan ekstern perusahaan
untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa yang akan
datang.
Elemen-elemen yang termasuk dalam laporan laba rugi adalah:
1) Pendapatan
merupakan
Aliran kas atau kenaikan aktiva atau
penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama periode
tertentu, yaitu timbul dari penjualan barang, penyerahan jasa, dana atau
kegiatan pokok perusahaan lainnya.
2) Biaya merupakan
Aliran keluar atau penggunaan sumber ekonomis
atau terjadinya kewajiban (kombinasi keduanya) selama periode
tertentu, yang timbul dari penjualan barang, penyerahan jasa
3) Keuntungan merupakan Kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) yang
timbul dri transaksi-transaksi atau kejadian lain dan kondisi tertentu
yang mempengaruhi pendapatan perusahan selama periode tertentu,
kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
4) Kerugian merupakan Penurunan dalam ekuitas yang timbul dari
transaksi-transaksi atau kejadian lain dari kondisi tertentu yang
mempengaruhi pendapatan selama periode tertentu, kecuali yang
menghasilkan dari biaya-biaya atau distribusi kepada pemilik.
H. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.BUMN
dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan
barang atau jasa bagi masyarakat.
22BUMN non jasa keuangan adalah
BUMN yang bergerak dibidang infrastruktur dan noninfrastruktur.
BUMN jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha
perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan.
2) Kelompok Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Penilaian tingkat kesehatan BUMN dibedakan antara BUMN infrastruktur
dan BUMN non infrastruktur. BUMN infrastruktur adalah BUMN yang
kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas,
sedangkan BUMN non infrastruktur adalah BUMN yang bidang usahanya di luar
bidang usaha infrastruktur.
Kelompok BUMN infrastruktur adalah sebagai berikut:
23a. Sektor perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata:
1) Bidang prasaranan perhubungan laut
2) Bidang prasaranan perhubungan udara
3) Bidang sarana perhubungan
4) Bidang pos
5) Bidang pariwisata
6) Bidang penyiaran
b. Sektor pelayanan umum:
22Setyoboedi, Sektor BUMN, http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2011/04/23/ pengertian- bumn. 9 Juni 2013.
1) Perum Perumnas
2) Perum jasa Tirta
3) Perum Damri
Kelompok BUMN non infrastruktur adalah sebagai berikut:
a. Sektor industri dan perdagangan:
1) Bidang industri pupuk dan semen
2) Bidang Niaga
3) Bidang industri farmasi dan aneka industri
4) Bidang kertas, percetakan, dan penerbitan
5) Bidang industri strategis:
a) PT Dirgantara Indonesia
b) PT Industri Keteta Api (IKI)
c) PT Industri Telekomunikasi Indonesia
b. Sektor kawasan industri jasa konstruksi dan konsultan konstruksi:
1) Bidang kawasan industri
2) Bidang konstruksi bangunan
3) Bidang konsultan konstruksi
4) Bidang penunjang konstruksi dan jalan tol
c. Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan:
1) Bidang pertanian
2) Bidang perkebunan
3) Bidang kehutanan
4) Bidang perikanan
I. Penelitian Terdahulu
1. Nurul Istigfarin (2005): Penggunaan Economic Value Added Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. International Nickel Indonesia Tbk di
soroako. Adapun hasil penelitiannya Kinerja Keuangan pada PT.
International Nickel Indonesia Tbk pada tahun 2003 kurang efektif karena
perusahaan tidak mampu mencukupi kebutuhan dalam memenuhi
kewajibannya dan biaya modal, sedangkan pada tahun 2004 sudah efektif
karena mampu membayar seluruh kewajibannya, dan juga mampu
menghasilkan laba yang lebih bagi perusahaan dan pemegang saham.
Walaupun demikian perusahaan mampu memperbaiki nilai EVA-nya, yaitu
pada tahun 2003 nilainya negatif ditingkatkan pada tahun 2004 menjadi
positif.
2. Asridawaty (2005): Analisis Kinerja Keuangan pada PT. Istaka Karya
(Persero) di Kota Makassar. Adapun hasil perhitungan kinerja dari tahun
2002 - 2004, menunjukkan bobot sebesar 32. Hal ini menunjukan bahwa
kinerja keuangan dinyatakan sehat, berdasarkan klasifikasi kinerja
keuangan menurut keputusan Meneg BUMN NO.KEP :
215/M-BUMN/1999, yang telah ditetapkan bahwa bila kinerja keuangan > 26,00
s/d 41,20 dinyatakan sehat, di mana hasil bobot mendekati standar normal
atau sedikit di bawah standar normal namun telah menunjukkan perbaikan
baik segi kuantitas maupun kualitas yang dihasilkan.
3. Dyah Ani Pangastuti (2005), meneliti tentang perbedaan kinerja
perusahaan antara sebelum dan sesudah go public, dengan perbandingan
antara likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Sampel yang diteliti
sebanyak 17 perusahaan yang listing sejak tahun 2002. Rasio likuiditas
meliputi current asset, acid test ratio/quick ratio.Rasio solvabilitas
meliputi rasio modal sendiri terhadap total aktiva, rasio modal sendiri
tehadap total hutang, rasio modal sendiri terhadap aktiva tetap, rasio aktiva
tetap terhadap hutang jangkan panjang dan rasio laba operasi terhadap
biaya bunga. Rasio profitabillitas meliputi rasio laba operasi terhadap
penjualan, rasio profit margin dan Return on Investment. Pangastuti
menyimpulkan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa adanya perbedaan
secara signifikan pada rata-rata likuiditas dan profitabilitas untuk periode 2
tahun sebelum dan sesudah go public, ini bearti bahwa IPO berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan
J. Rerangka Pikir
Sebagaimana diketahui bahwa kunci sukses bagi manajer adalah dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan perusahan harus
dipahami jika hendak dimanfaatkan dengan tapat dan kelemahan perusahaan harus
diketahui jika hendak dilakukan perbaikan. Untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan harus dilakukan analisis keuangan yang terangkum dalam
analisis tingkat kesehatan perusahaan. Berdasarkan analisis tersebut manajer dan
pemilik dapat mengambil keputusan-keputusan atas perusahaan untuk mencapai
tujuan dimasa mendatang.
Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi/tingkat kesehatan perusahaan.
Kondisi kesehatan perusahaan tersebut dapat diketahui dari analisis tingkat
kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan analisis terhadap
aspek-aspek tertentu akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang
kondisi perusahaan, hasil atau perkembangan usaha perusahaan.Pengukuran
tingkat kesehatan perusahaan dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan efisiensi, keuntungan, dan ekspansi. Selain
itu digunakan sebagai alat komunikasi antara aktivitas-aktivitas pada perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data aktivitas tersebut.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan perkembangan
adalah pemilik perusahaan, manajer perusahaan, kreditor, bankers, investor, dan
pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak-pihak lain.
Dengan demikian jelas bahwa penginterpretasian tingkat kesehatan adalah sangat
penting artinya bagi semua pihak tersebut. Untuk melakukan interpretasi dan
analisis tingkat kesehatan perusahaan diperlukan suatu standar tertentu. Standar
yang digunakan dalam analisis tingkat kesehatan tersebut adalah keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara menurut Kepmen. BUMN No
Kep-100/BUM/2002. Keputusan tersebut digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan
perusahaan yang ditekankan pada aspek keuangan.
Dengan dilakukan analisis terhadap tingkat kesehatan perusahaan
(penilaian sistem kerja) diharapakan dapat mendorong perusahaan ke arah
peningkatan efisiensi dan daya saing. Untuk lebih jelas rerangka pikir dapat
dilihat pada gambar 1.
Gambar1. Skema Rerangka Pikir
Analisis Kinerja
Kepmen. BUMN
Nomor Kep-100/BUM/2002
Aspek Keuangan
- ROE
- ROI
- Rasio Kas
- Rasio Lancar
- Perputaran Piutang
- Perputaran Persediaan
- Perputaran Total Asset
- Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva
PT. Askes Indonesia (Persero)
Perhitungan Skor
Interpretasi
Tingkat Kesehatan
K. Hipotesis
Adapun hipotesis yang penulis ajukan berdasarkan permasalahan yang
telah dikemukakan sebelumnya adalah:
“Tingkat kesehatan
perusahaan PT. Asuransi Kesehatan Indonesia
(Persero)
yang diukur dari aspek kinerja keuangan belum mencapai
tingkat
yang
maksimal
berdasarkan
Kepmen
BUMN
No.
32
A.
Jenis Penelitian
Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
asosiatif. Tujuannya untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, dalam hal
ini kinerja keuangan sebagai variabel bebas dan kesehatan perusahaansebagai
variabel terikat.
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dilaksanakan di kantor PT. Asuransi Kesehatan
Indonesia (Persero). Makassar, Jalan A.P. Pettarani dan Waktu Penelitian
diperkirakan selama enam bulan, dari bulan Februari sampai Juli 2013.
C.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa
laporan keuangan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh PT. Asuransi Kesehatan
Indonesia (Persero) selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2007-2011.
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari situs resmi PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero).
D. Populasi dan Sampel
Populasi sekaligus sampel adalah neraca, laporan rugi-laba, laporan
perubahan posisi keuangan selama lima tahun terakhir (2007-2011) Pada PT.
Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) di kota Makassar yang berlokasi di
Jalan A.P. Pettarani Kota Makassar.
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik
library research dan dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data dengan jalan
mengumpulkan data melalui keterangan secara tertulis berupa dokumen-dokumen
yang ada hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
F. Metode Analisis Data
Adapun metode analisis data yang digunakan dalam pembahasan ini
adalah metode kuantitatif, yaitu metode pengolahan data yang menghendaki
teknik analisis data dan interpretasi dalam bentuk pengukuran data kuantitatif
dan statistik melalui perhitungan ilmiah.
1Adapun analisis data yang digunakan
sebagai berikut:
21. Imbalan kepada pemegang saham/Return on Equity(ROE)
EAT
ROE =
X 100 %
Equity
2. Imbalan investasi/Return on Investment(ROI)
EAT
ROI =
X 100 %
Total Assets
1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Cetakan Ketiga; Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 126