Anggi Lianasari
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Studi Kuasi Eksperimen pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
ANGGI LIANASARI
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi keanekaragaman hayati pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Natar dengan menggunakan model Group Investigation. Penelitian ini menggunakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian adalah pretes-postes tak equivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X.4 dan X.9 yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dari rata-rata tes awal dan rata-rata tes akhir, kemudian dihitung selisihnya dan
diperoleh N-gain, serta lembar observasi aktivitas siswa. Analisis data menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% dengan program SPSS 17.
Anggi Lianasari
iii
Indikator kemampuan berpikir kritis dengan kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI yakni indikator penjelasan, interpretasi, dan inferensi. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI juga mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II, dengan rata-rata peningkatan 11,59% lebih tinggi daripada yang menggunakan metode diskusi yaitu 7,29%, aspek kemampuan berdiskusi/
bekerjasama merupakan aktivitas dengan kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe GI berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok keanekaragaman hayati.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar T.P 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
ANGGI LIANASARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iv
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar T.P 2011/2012)
Oleh
ANGGI LIANASARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
v
Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI
PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Anggi Lianasari
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024007
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19770715 200801 2 020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ____________
Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. ____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed ____________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Agustus1989 sebagai
anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Abdullah
Asrul Sani dan Ibu Sariyana.
Penulis memasuki pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak (TK) Seraphine
Bakhti Utama Jakarta pada tahun 1993, terselesaikan dan dilanjutkan masuk
jenjang Sekolah Dasar (SD) Seraphine Bakhti Utama Jakarta pada tahun 1995,
Tahun 2001 penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP
N 45 Jakarta Barat, namun karena pekerjaan dari orang tua, penulis harus pindah
sekolah dan melanjutkannya ke SMP Al-Kautsar Bandar Lampung yang akhirnya
terselesaikan pada tahun 2004. Kemudian penulis pun melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 1 Natar yang terselesaikan di tahun
2007. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Selama menjadi mahasiswa, penulis memiliki pengalaman berorganisasi yaitu
sebagai anggota Brigda BEM (Brigadir Muda Badan Eksekutif Mahasiswa).
Dan pada tahun 2011, penulis melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala
kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau berikan selama ini.
Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hatiku,
kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang paling ku sayangi
yang akan selalu berharga dalam hidupku:
Ayahanda Abdullah.A.Sani dan ibunda Sariyana
Sosok mulia yang telah membesarkanku, mendidik serta mendoakanku dengan
penuh cinta dan kasih sayang yang tercurah tanpa batas, Orang tua yang selalu
berjuang untuk membesarkanku, dan mencukupkan segala kebutuhanku dalam
menyelesaikan pendidikanku. Takkan mungkin ananda dapat membalasnya
walau sampai akhir hayat, hanya Allah yang bisa membalas semua pengorbanan
papa dan mama. Mudah-mudahan kelak ananda dapat membahagiakan dan
membuat kalian bangga telah memiliki putri sepertiku.
I Love U
Iyang (Qyay Ronal), Dini, dan Indah
Terimakasih atas bantuan, doa, semangat dan motivasi untuk tetap terus maju
dan bertahan sampai akhirnya terselesaikan persembahan sederhana ini
Keluarga besarku, atas doa dan kasih sayangnya
Para pendidik dan dosen yang terhormat
Sahabat-sahabatku yang selalu ada baik dalam keadaan suka maupun duka.
MOTTO
“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa,
sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”
(QS. An-Nissa : 86)
“Sukses adalah keberhasilan yang kamu capai di dalam menggunakan
talenta-talenta yang telah Allah berikan kepada kamu”
(Rick Devos)
“ Jangan pernah berkata tidak bisa maupun tidak sanggup, sebelum kaki ini
mencobanya sendiri, berusahalah karena dibalik usahamu terdapat rahasia
yang indah dari-Nya
”
(Penulis)
“ I can if I believe I can
Saya bisa jika saya yakin saya bisa”
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pembelajaran Keanekaragaman Hayati (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Natar T.P 2011/2012)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu
Dekan yang telah memberi izin penelitian.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
3. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran-saran berharga.
5. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd, M. Pd., selaku Pembimbing II atas kesabaran, arahan, masukan, dan bimbingannya.
7. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas yang telah memberikan saran-saran berharga.
9. Drs. Suwarlan, M. MPd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Natar , yang telah memberi izin atas kepentingan penelitian.
10. Dra. Siti Subekti selaku guru mitra yang telah memberi masukan dan arahan selama penelitian.
11. Siswa-siswi kelas X. 4 dan X.9 SMA N 1 Natar atas kerjasama, keceriaan, kesungguhan dan perhatiannya selama penelitian, serta terima kasih pada semua pihak yang ada di SMA Negeri 1 Natar.
12. Kembali ucapan terimakasih teristimewa untuk keluargaku, papa,mama, kakak dan adik-adikku.
13. Kakak tingkatku angkatan 2005, 2006 dan adik tingkatku angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011 untuk motivasinya.
14. Teman-teman senasib dan seperjuangan, Dwi Anita, Martha Eka Putri, Deki Priasih, Rini Khoriyah, dan Yulita Sari, terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.
15. Sahabat-sahabatku Eka Marma Azizah, Theodora Agatha A.A, Fitria Sandi, Nesia Premurdia, Weni Arisma, dan Tri Wahyuni, terimakasih atas
persahabatan yang indah ini, semoga persahabatan kita tetap terjalin hingga akhir hayat, jangan saling melupakan
16. Teman-teman seperjuanganku Biologi 2007, khususnya bio 2007 NR terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini. Persaudaraan kita sungguh indah.
17. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di tuliskan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis
xiii
C. Pembelajaran konvensional ... 20
D. Kemampuan Berpikir Kritis………. 22
E.
Aktivitas siswa ... 25III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42
xiv V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 56
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 63
2. Data Hasil Penelitian ... 103
3. Analisis data………. 125
4. Foto Penelitian ... 145
vii
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anggi Lianasari
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024007
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Mei 2012 Yang menyatakan
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 11
2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 28
3. Grafik rata-rata tes awal, tes akhir dan N-gain kemampuan berpikir kritis siswa ... ... 48
4. Perbandingan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol ... 52
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif ... 15
2. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23
3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data .. 36
4. Persentase kemampuan berpikir kritis (KBK) ... 37
5. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 38
6. Lembar observasi aktivitas siswa... ... 38
7. Rata-rata KBK dan simpangan baku test awal, test akhir, dan
N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol... 42
8. Hasil uji normalitas dan homogenitas N-gain KBK siswapada
kelas eksperimen dan kelas kontrol... 43
9. Hasil uji t N-gain KBK siswa pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen ... 43
10. Hasil pencapaian per indikator KBK siswa pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol... 44
11. Hasil persentase setiap aspek aktivitas siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol berdasarkan hasil observasi... 45
12. Data nilai test awal, test akkhir, dan N-gain kelas eksperimen... 102
13. Data nilai test awal, test akkhir, dan N-gain kelas kontrol... ... 103
14. Daftar nilai test awal KBK siswa per indikator kelas eksperimen .... 105
xvi
16. Daftar nilai test awal KBK siswa per indikator kelas kontrol ... 109
17. Daftar nilai test akhir KBK siswa per indikator kelas kontrol ... 111
18. Daftar nilai test awal, test akhir, dan N-gain per indikator KBK
kelas eksperimen ... 113
19. Daftar nilai test awal, test akhir, dan N-gain per indikator KBK
kelas kontrol... 115
20. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen pada
pertemuan 1 ... 117
21. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen pada
pertemuan 2 ... 119
22. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 1
... 121
23. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 2
... 123
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia
dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan
alam sekitar individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup perkembangan
intelektual saja, akan tetapi lebih untuk mencapai tujuan akhir yaitu sumber daya manusia
yang berkualitas. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan masalah untuk mencapai
keberhasilan dalam proses belajar mengajar (Purwanto, 2008:16).
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 (dalam Sanjaya, 2008:79) memaparkan tentang
sistem pendidikan nasional, berimplikasi pada kebijakan penyelenggaraan perubahan
sistem pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistis ke desentralistik. Bila
sebelumnya pendidikan merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya UU
tersebut kewenangan pengelolaan pendidikan berada pada pemerintah daerah
kota/kabupaten.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan upaya untuk mempersiapkan
siswa agar memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang
bermutu tinggi. Kompetensi dasar yang ditetapkan merupakan standar yang ditetapkan
secara nasional, yang berisi tentang kerangka apa yang harus diketahui, dilakukan dan
dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan. Standar ini ditandai pula dengan
berkepribadian dan beretos kerja, berpartsipasi aktif, demokratis, dan berwawasan
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di setiap daerah
memiliki kemampuan dan karakteristik yang sangat beragam, atas dasar tersebut maka
kurikulum memberikan keleluasaan pada guru untuk berimprovisasi sesuai dengan
karakteristik siswa dan kondisi serta kebutuhan daerah setempat(Sanjaya, 2008:80-81).
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan
dalam dunia pendidikan. Schafersman (dalam Sadia, 2008:222) memaparkan berpikir kritis
merupakan topik yang penting dan vital dalam era pendidikan yang modern. Pendidikan
saat ini hendaknya tidak semata-mata hanya diarahkan pada penguasaan dan pemahaman
konsep ilmiah tetapi juga pada peningkatan kemampian berpikir, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan berpikir kritis, agar dapat meningkatkan daya saing
bangsa untuk berkompetisi dalam persaingan global.
Tujuan khusus pembelajaran berpikir kritis dalam pendidikan sainsmaupun disiplin ilmu
lain adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka sekaligus menyiapkan agar
mereka sukses menjalani kehidupannya, karena dengan dimilkinya kemampuan berpikir
kritis yang tinggi oleh siswa SMP dan SMA maka mereka akan dapat mencapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan kurikulum, serta mereka akan mampu mengarungi
kehidupannya
di masa mendatang yang penuh tantangan, persaingan, dan ketidakpastian (Sadia,
2008:222).
Biologi merupakan mata pelajaran sains yang menuntut siswa harus dapat menggunakan
metode-metode ilmiah yaitu menggali pengetahuan melalui penyelidikan,
mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain,menggunakan keterampilan
manfaat pembelajaran biologi tersebut bagi dirinya serta masyarakat (Depdiknas,
2004:7). Kemampuan berpikir kritis akan dapat menekankan pembentukan keterampilan
untuk memperoleh pengetahuan dan memberikan alternatif penyelesaian terhadap
masalah biologi yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam dunia pendidikan, berbanding terbalik dari
kenyataan yang ada. Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi
SMA N 1 Natar,diketahui bahwa proses pembelajaran biologi di kelas X SMA N 1
Natarmasih didominasi oleh guru. Guru biasanya lebih banyak memberikanpenjelasan
materi, kemudian memberikan soal latihan, mengulas soal dan ditutup dengan pemberian
tugas atau pekerjaan rumah (PR). Pada soal latihan yang diberikan guru kurang menggali
kemampuan berpikir kritis siswa, soal yang diberikan hanya mencakup indikator
interpretasi, penjelasan dan pengetahuan/ingatan, sehingga siswa kurang dilatih dalam
indikator berikut: mengidentifikasi maksud dan inferensi hubungan data (analisis),
memutuskan kredibilitas informasi (evaluasi), dan mengambil kesimpulan dari bukti yang
wajar (inferensi).
Dalam proses pembelajaran, pada sub materi keanekaragaman hayati Indonesia, upaya
pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam, siswa dituntut untuk dapat
mengkomunikasikan hasil belajarnya seperti yang tercantum pada tuntutan Kompetensi
Dasar. Namun pada kenyataan pembelajaran dikelas, gurulah sebagai satu-satunya sumber
belajar sehingga keterlibatan siswa kurang optimal, yang menyebabkan kurang
berkembangnya kemampuan yang dimilki siswa, termasuk kemampuan berpikir kritis.
Kurangnya pemberdayaan kemampuan berpikir kritis siswa berdampak pula pada
Hal tersebut diduga berdampakpada nilai rata-rata tes formatif pada materi pokok
keanekaragaman hayati yang terdapat sub materi upaya pelestarian dan pemanfaatan
sumber daya alamdidalamnya, menjadi masih rendah yaitu 55, 60% nilai siswa masih
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan KKM yang ditetapkan oleh
SMA Negeri 1 Natar yaitu 70 dengan ketuntasan 100%. Berdasarkan hal tersebut
diperlukan alternatif model pembelajaran yang membuat siswa aktif, siswa
menemukansendiri pengetahuannya,siswa terlibat langsung sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan dan menjadikan pengalaman yang berkesan bagi siswa.
Peneliti menetapkan sebuah teknik pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
psikologi siswa remaja yaitu pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Salah satu penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran GI adalah penelitian
Oktaviyani (2008:39) pada materi pokok sistem pencernaan makanan. Dari hasil
penelitian tersebut diketahui bahwa model pembelajaran GI dapat meningkatkan hasil
belajar siswa,
dan penelitian Sari (2010:57) menyatakan bahwa penerapan model GI terhadap aktivitas
dan hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) mengalami peningkatan pada materi
Suhu dan Kalor.
Rusman (2010:202-204) memaparkan pandangan Piaget dan Vigotsky adanya hakikat
sosial dari sebuah proses belajar dan penggunaan kelompok-kelompok belajar
(Cooperative Learning) dengan kemampuan anggotanya yang beragam, dapat memicu
terjadinya perubahan konseptual. Melalui model GI,siswa terlibat dalam perencanaan,
topik yang dipelajari hingga jalannya penyelidikandan menemukan sendiri
informasiuntuk memecahan masalah kelompok.Model pembelajaran ini banyak
yaitu berpikir kritis.Melibatkan kemampuan berpikir kritis sebagai bagian yang menyatu
dengan pembelajarandikelas merupakan hal yang sangat penting sehingga siswa dapat
memaknai fakta dan memproses informasi, serta mengaitkan aplikasi konsep dengan
kehidupan sehari-hari.
Berdasar uraian tersebut, peneliti mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif TipeGITerhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA N 1 Natar
Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada Sub Materi Keanekaragaman Hayati Indonesia, Upaya
Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, makarumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
GI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X
SMA N 1 Natar pada sub materipokok keanekaragaman hayati Indonesia, upaya
pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam?
2. Apakah rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di kelas yang menggunakan model
GI lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi?
3. Bagaimanakah penerapanmodel GIdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
sub materi pokok keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya alam?
Tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Mengetahui adanya pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe GI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X SMA N 1 Natar
pada sub materipokok keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan
pemanfaatan sumber daya alam.
2. Mengetahui rata-ratakemampuan berpikir kritis siswayang menggunakan model
GIlebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi.
3. Mengetahui peningkatan aktivitasbelajar siswapada sub materi pokok
keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya
alam dengan menggunakan model kooperatif tipe GI.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
1. Bagi guru
a. Dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran
yang tepat untuk menggali kemampuan berpikir kritis siswa
b. Memberi wawasan yang lebih banyak untuk mengenal lebih jauh penerapan
model GI dalam pembelajaran biologi.
2. Bagi siswa
Mendapat pengalaman berbeda dalam proses belajar dan melatih kemampuan berpikir
kritis mereka.
3. Bagi Peneliti.
a. menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran biologi dengan
b. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (PMIPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
4. Bagi sekolah
Dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses belajar dalam mata
pelajaran biologi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka
diberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas X.4 dan X.9 SMA Negeri 1 Natar
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Model GI adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana guru dan siswa
bekerja sama membangun pembelajaran, dengan langkah-langkah pembelajarannya
yaitu: 1) Memilihtopik,2) Perencanaan kooperatif,3)Implementasi, 4) Analisis dan
sintesis,5) Persentasi hasil,dan 6)Evaluasi.
3. Kemampuan berpikir kritis adalahcara berpikir reflektif yang masuk akal atau
berdasarkan nalar untuk menentukan apa yang akan dikerjakan dan diyakini dengan
indikator sebagai berikut:1) interpretasi, 2) analisis, 3) inferensi, 4) evaluasi, dan 5)
4. Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah keanekaragaman hayati Indonesia,
upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam.
5. Aktivitas
Aktivitas siswa yang diamati meliputi: kemampuan mengemukakan pendapat/
ide/jawaban, kemampuan berdiskusi/kerjasama, kemampuan bertanya, dan
membuat kesimpulan.
F. Kerangka Pikir
Pelajaran biologi merupakan bagian dari ilmu sains yaitu ilmu yang bermula timbul dari
rasa ingin tahu manusia, dan rasa keingintahuan tersebut membuat manusia selalu
mengamati gejala-gejala alam yang ada dan mencoba memahami hasil.Pelajaran IPA
biologi termasuk salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh siswa SMA.
Di SMA N 1 Natar rata-rata nilai IPA biologi pada materi pokok keanekaragaman hayati
masih rendah.Selama ini pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang
masih dianggap cukup sulit oleh siswa SMA N 1 Natar karena merekamenganggap bahwa
pelajaran biologi banyak materi dengan nama ilmiah dan istilah-istilah asing yang sulit
dihafal.
Proses pembelajaran biologi di SMA N 1 Natar masih didominasi oleh guru melalui
pembelajaran konvensional. Siswa lebih banyak memperoleh informasi dari guru
sehingga siswa masih sulit untuk menemukan konsep sendiri pada materi
tersebut dapat menyebabkan siswa kurang menggali kemampuan yang dimiliki, termasuk
kemampuan berpikir kritis.Dalam upaya menggali kemampuan berpikir kritis siswa pada
pelajaran biologi, dilakukan dengan penerapan model GI yang dirancang untuk mengajak
siswa menerima pelajaran dengan cara yang menyenangkan.
Model GIini menekankan pada interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran biologi guna mencapai hasil belajar
yang optimal. Dalam pembelajaran ini, terjadi pertukaran informasi berupa gagasan,
fakta, dan opini diantara siswa, sehingga materi yang dipelajari dapat lebih mudah
dipahami oleh siswa.
Dengan demikian, diharapkan melalui penggunaan model GI ini siswa dapat berperan
aktif dalam penyelidikan dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang
dimilikinya.
Kemampuan berpikir kritis pada pembelajaranmenekankan pembentukan keterampilan
untuk memperoleh pengetahuan dan memberikan alternatif penyelesaian terhadap
masalah biologi yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Aspek Kemampuan
berpikir kritis pada penelitian ini meliputi aspek:1) interpretasi, 2) analisis, 3) inferensi, 4)
evaluasi, dan 5) penjelasan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan menggunakan dua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y.
Variabel Xadalah variabel bebas yaitu penggunaan model GI, variabel Y adalah variabel
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1 = Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe GIterhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada sub materi
keanekaragaman hayati Indonesia, upaya pelestarian dan pemanfaatan
sumber daya alam.
2. H1 = Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di kelas yang menggunakan model
GIlebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi.
X Y
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan
dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif
siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.
Menurut Ibrahim,dkk (dalam Trianto, 2009:59) tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif
mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilansosial.
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan yang luas
terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuan.
Menurut Karlina (2008:2), ada empat karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu: (1)
siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis, (2)
anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang,
dan tinggi, (3) jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda
suku, budaya, dan jenis kelamin, dan (4) sistem penghargaan yang berorientasi kepada
Menurut Lie (2002:38-39), ada lima unsur yang membedakan antara kerja kelompok
gotong royong dengan kerja kelompok biasa. Dan untuk mencapai hasil yang maksimal,
lima unsur tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran, yaitu:
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha tiap anggotanya.
b. Tanggung jawab perseorangan
Setiap siswa akan merasa bertanggungjawab untuk melakukan yang terbaik.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertemu muka dan berdiskusi.
d. Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya
untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat
mereka.
e. Evaluasi proses kelompok.
Menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk evaluasi agar kerjasama
selanjutnya lebih efektif.
Menurut Slavin(dalam Trianto, 2009:61), model pembelajaran kooperatif juga
mengandung prinsip-prinsip yang membedakan dengan model pembelajaran lainnya.
Konsep utama dari belajar kooperatif, antara lain:
1. Penghargaan kelompok, diberikan jika kelompok mencapai kriteriayang ditentukan.
2. Tanggu jawab individual, terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan
memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, hal ini memastikan bahwa siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sma tertantang untuk melakukan
yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.
Berdasarkan hasil penelititan yang dilakukan oleh Slavin (dalam Rusman, 2010:205)
menyatakan bahwa: (1) penggunaan kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan
menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan
siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah laku guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar. Fase 2
Menyajikan informasi siswa dengan jalan demonstrasi atau Guru menyajikan informasi kepada lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien. Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka. Fase 5
mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6
Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil Guru mencari cara-cara untuk belajar individu dan kelompok. Sumber: Ibrahim,dkk. (dalam Trianto, 2009:66)
Trianto (2009:67) memaparkan walaupun prinsip dasarpembelajaran kooperatif tidak
berubah, terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Setidak terdapat empat
pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif, antara lain: STAD, jigsaw, GI,TGT (Teams
Games Tournaments), dan Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS)
dan Numbered Head Together (NHT).
B. Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Dalam Trianto (2009:79), implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas
menjadi kelompok-kelompok dengan anggota kelompok
5- 6 siswa yang heterogen, dengan kriteria akademik siswa: 1 orang berkemampuan
akademik tinggi, 3 orang berkemampuan akademik sedang, dan 1 orang berkemampuan
akademik rendah. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Serta menyiapkan dan
mempersentasikan laporannya ke depan kelas.
Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010:221), strategi belajar GI sangatlah ideal diterapkan
dalam pembelajaran IPA-Biologi, dengan topik materi IPA yang begitu luas dan desain
tugas atau sub-sub topik yang mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan
sehari-hari. Dalam tahapan pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi dari
berbagai sumber, baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah. Kemudian siswa
melakukan evaluasi dan sintesis terhadap informasi yang yang telah didapat dalam upaya
membuat laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.
Menurut Joyce, Weil dan Calhoun (dalam Pramudya, 2010:10) dalam model GI ini guru
hanya berperan sebagai konselor, konsultan dan pemberi kritik yang bersahabat. Di dalam
modelini seyogyanya guru membimbing dan mencerminkan kerja kelompok melalui tiga
tahap: (1) tahap pemecahan masalah, (2) tahap pengelolaan kelas, (3) tahap pemaknaan
secara perorangan.
Menurut Flenor (dalam Krismanto, 2003:7), model investigasi membagi kegiatan guru
menjadi lima tahap: (1) Apersepsi, (2) Investigasi, (3) diskusi, (4) penerapan, dan (5)
pengayaan. Height (1989) menyatakan pula bahwa investigasi berkaitan dengan kegiatan
observasi secara sistematis. Proses penyelidikan dilakukan untuk dikomunikasikan dan
dibandingkan dengan hasil orang lain, karena dalam investigasi akan diperoleh lebih dari
satu hasil, yang akibatnya jawaban siswa tidak selalu tepat bahkan salah. Namun dari
kesalahan mereka akan belajar mencari tahu untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada, membuat siswa lebih aktif berpikir, mencetuskan gagasan/ide sehingga
mengembangkan daya pikir mereka.
Sharan, dkk. (dalam Trianto, 2009:80) membagi langkah-langkah pelaksanaan model
investigasi kelompok meliputi enam (6) fase berikut:
a. Memilih topik
Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya
anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas.
Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnik.
b. Perencanaan kooperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang
konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.
c. Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan.Dalam tahap kedua,
kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang
luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis sumber belajar yang berbeda
baik dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok
dan menawarkan bantuan bila di perlukan.
d. Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperlukan pada tahap ketiga dan
merencanakan bagaimana infomasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang
menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kapada seluruh kelas.
e. Presentasi hasil
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasi penyelidikannya dengan cara
yang menarik kepada seluruh kelas dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat
satu sama lain dalam pekerjaan mereka.
f. Evaluasi
Kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan
keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau
kelompok.
Strategi belajar kooperatif GI dalam pembelajaran, secara umum dibagi menjadi enam
langkah seperti yang tercantum dalam Rusman (2010:220) yaitu: (1) mengidentifikasi
topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, para siswa menelaah
sumber-sumber infomasi, memilih topik, dan para siswa bergabung ke dalam kelompok belajar
dengan pilihan topik yang sama. Komposisi kelompok heterogen, guru membantu atau
memfasilitasi dalam memperoleh informasi, (2) merencanakan tugas-tugas belajarnya,
meliputi apa yang kita selidiki, bagaimana kita melakukan siapa sebagai apa-pembagian
kerja, untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi, (3) melaksanakan investigasi yakni siswa
mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Para siswa bertukar
pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi dan mensintesis ide-ide, (4) menyiapkan laporan
akhir, anggota kelompok menentukan pesan apa yang akan dilaporkan bagaimana
membuat presentasinya, (5) mempresentasikan laporan pendengar mengevaluasi
kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas, dan (6)
evaluasi, yakni guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran
pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.
Setyawan (2008:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, jika dilihat
secara pribadi yaitu dalam proses belajarnya siswa dapat bekerja secara bebas, memberi
semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif, rasa percaya diri dapat lebih meningkat,
dapat belajar untuk memecahkan suatu masalah, dapat menangani suatu masalah,
C.
Pembelajaran KonvensionalWallace (dalam Sunarto, 2009:1) memandang pendekatan konvensional merupakan proses
pembelajaran yang dilakukan sebagai mana umumnya guru mengajarkan materi kepada
siswanya. Guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih
banyak sebagai penerima. Ujang Sukandi juga mendeskripsikan bahwa pendekatan
konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang
konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu
untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan.
Hal serupa diungkapkan Brooks dan Brooks (dalam Warpala, 2009:1), penyelenggaraan
pembelajaran konvensional lebih menekankan pada tujuan pembelajaran berupa
penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses “meniru” dan siswa
dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui
kuis atau tes terstandar.
Menurut Mursell (dalam Handayani, 2008:2), cara mengajar konvensional adalah cara
mengajar masih tradisional yang suatu ketika menjadi universal dalam garis besarnya
dilakukan menurut pola baku tugas resitasi, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik
hanya untuk melakuka D4 yaitu, datang-duduk-diam-dengar.
Menurut Sanjaya (2011:1), model pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran
umumnya memfokuskan diri pada upaya penuangan pengetahuan kepada para siswa
tanpa memperhatikan prakonsepsi (prior knowledge) siswa atau gagasan-gagasan yang
telah ada dalam diri siswa. Kegiatan mengajar dalam pembelajaran konvensional
cenderung diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa, dengan penggunaan
metode ceramah yang dominan. Widiana (dalam Sanjaya, 2011:1) memaparkan
implikasi langsung dari proses pembelajaran konvensional di kelas yaitu situasi kelas
akan menjadi pasif karena interaksi hanya berlangsung satu arah serta guru kurang
memperhatikan dan memanfaatkan dan potensi-potensi siswa serta gagasan mereka
sebagai daya nalar.
Burrowes (dalam Warpala, 2009:1) menyampaikan bahwa pembelajaran konvensional
menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa
untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan
pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan
nyata.Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri,
yaitu: (1) pembelajaran berpusat pada guru, (2) terjadi passive learning, (3) interaksi di
antara siswa kurang, (4) penilaian bersifat sporadis.
D. Kemampuan Berpikir Kritis
Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan hubungan antara
pengetahuan kita. Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (ratio) dan hasil
berpikir itu diwujudkan dengan bahasa. Berikut proses yang dilewati saat berpikir: proses
pembentukan kesimpulan. Dalam pengambilan kesimpulan, ada 3 macam kesimpulan
yaitu kesimpulan induksi (kesimpulan yang ditarik dari keputusan khusus untuk
mendapat yang umum), deduksi (kesimpulan yang ditarik dari keputusan umum untuk
mendapat yang khusus), dan analogi ialah kesimpulan yang ditarik dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan yang lain , namun biasanya kesimpulan ini
kurang benar (Ahmadi dan Widodo, 1991:30).
Reason (dalam Sanjaya, 2006:228) mengemukakan bahwa berpikir (thinking) adalah
proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan
memahami (comprehending). “Mengingat” pada dasarnya hanya melibatkan usaha
penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas
permintaan, sedangkan “memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar dan
dibaca serta melihat keterkaitan antaraspek dalam memori. Kemampuan berpikir
seseorang menyebabkan seseorang tersebut harus bergerak hingga di luar informasi yang
didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru
dari suatu persoalan yang dihadapi.
Hal serupa dinyatakan oleh Diestler (dalam Muhfahroyin, 2009:1)bahwa dengan berpikir
kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan nilai, memahami
adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu mengenali kesalahan, mampu
menggunakan bahasa dalam berargumen, menyadari dan mengendalikan egosentris dan
emosi, dan responsif terhadap pandangan yang berbeda, sehingga ditemukan solusi dari
suatu persoalan.
Collete dan Chiappetta (dalam Pujianto dan Maryanto, 2009:7) menyatakan bahwa sains
pada hakikatnya merupakan kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau
investigating).Jalan berpikir terdiri dari berpikir kreatif dan kritis, cara atau jalan berpikir
kritis meliputi: 1) membandingkan dan membedakan, 2) Mengumpulkan dan
mengelompokkan, 3) mencirikan,
4) membuat urutan, 5) menganalisis, 6) menilai, dan 7) membuat kesimpulan. Menurut
Facione dalam Delhi Report (1990:7), ada lima indikator kemampuan berpikir kritis,
seperti pada tabel berikut:
Tabel.2 Indikator kemampuan berpikir kritis
No. Indikator Sub Indikator
1. Interpretasi:
2 Memvalidasi data
3 Mengenal persoalan dan
masalah
2. Analisis:
Identifikasi maksud dan inferensi hubungan data
1 Menafsirkan bukti
2 Mempertimbangkan
anggapan/asumsi
3 Mengidentifikasi
informasi
3. Evaluasi:
Memutuskan kredibilitas informasi 1. Mendeteksi bias 2. Mempertimbangkan hukum/standar etik 3. Menggunakan refleksi
kecurigaan
4. Menguji alternatif
5. Memutuskan sesuai bukti
4. Inferensi:
Mengambil keputusan yang wajar dari bukti
1. Memprediksi
konsekuensi
2. Melakukan penalaran
deduktif/induktif
3. Mendukung kesimpulan
dengan bukti
4. Menetapkan prioritas
5. Rencana pendekatan
6. Memodifikasi individual
7. Melakukan penelitian
dalam praktek
5. Penjelasan:
Menyamakan hasil kegiatan penalaran berdasar argument yang meyakinkan.
1. Memutuskan hasil
2. Merevisi rencana
3. Mengidentifikasi
Schafersman (dalam Redhana dan Liliasari, 2008:103) menyatakan bahwa keterampilan
berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir bagi seseorang dalam membuat
keputusan yang dapat dipercaya dan dapat bertanggung jawab yang mempengaruhi hidup
seseorang. Keterampilan ini juga merupakan inkuiri kritis sehingga seseorang yang
berpikir kritis akan menyelesaikan masalah, mengajukan pertanyaan, menemukan
informasi baru dan menentang dogma dan dokrin. Hal ini didukung oleh Lipman yang
mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir kritis sangat penting dimiliki agar
terhindar dari penipuan, indokrinasi, dan pencucian otak.
E.Aktivitas Belajar
Menurut Sanjaya (2008:179-180), keaktifan siswa itu ada yang secara langsung dapat
diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data dan lain sebagainya.
Akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan atau
menyimak. Oleh sebab itu, sebetulnya aktif–tidak aktifnya siswa dalam belajar hanya
siswa tersebut yang mengetahuinya secara pasti. Kita tidak dapat memastikan bahwa
siswa yang diam mendengarkan penjelasan berarti tidak beraktivitas aktif, sebaliknya
belum tentu siswa yang secara fisik aktif memiliki kadar aktivitas mental yang tinggi
pula. Kriteria yang menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran
ialah baik dalam perencanaan pembelajaran,proses, maupun mengevaluasi hasil
pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut maka kadar aktivitas
Pada Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,inspiratif,
menyenangkan, serta memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif sesuia dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, hal ini menunjukkan
pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa.
Sardiman (2007:99) memaparkan aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya
hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang
dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Melalui aktivitas, siswa dapat
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat
untuk mengubah sesuatudan tidak ada pembelajaran jika tidak ada aktivitas.
Menurut Ahmadi dan Widodo (1991:125), aktivitas belajar juga tergolong dalam
beberapa situasi, yaitu: (1) mendengarkan, (2) memandang, (3) meraba, membau, dan
mencecap, (4) menulis atau mencatat, (5) membaca, (6) membuat ikhtisar/ringkasan dan
menggaris bawahi, (7) mengamati tabel, diagram, ataupun bagan, (8) menyusun paper
atau kertas kerja, (9) mengingat, (10) berpikir, dan (11) latihan atau praktek.
Hanafiah dan Suhana (2009:24), mengemukakan bahwa aktivitas dalam belajar dapat
memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik berupa hal-hal berikut: (1)
peserta didik memiliki kesadaran untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal
untuk belajar sejati, (2) peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami
sendiri yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral, (3)
peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya, (4)
menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan
(5) pembelajaran dilaksanakan secara kongkret sehingga dapat menumbuhkembangkan
pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme, dan (6)
menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik sehingga sekolah
1
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMANegeri 1 Natarpada semester genap bulan
Januari 2012.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester
genapSMAN 1 Natartahun pelajaran 2011/2012. Sedangkan sampel penelitian
ini adalah siswa kelas X.4dengan jumlah siswa 40 orang sebagai kelas
eksperimen dan kelas X.9 dengan jumlah siswa 41 orang sebagai kelas
kontrol, dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah cluster
random sampling.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan mengunakan
desain pretes-postes tak ekuivalen.Kelas eksperimen (X.4) diberi perlakuan
dengan model kooperatif GI sedangkan kelas kontrol (X.9) menggunakan
metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek,
kemudian dibandingkan.
Struktur desainnya adalah sebagai berikut :
Kelompok tes awal perlakuan tes akhir
I O1 X O2
2
Keterangan: I = kelompok eksperimen II = kelompok kontrol O1 = pretest O2 = postest
X = model GI C = metode diskusi (modifikasi dari Hadjar, 1999:335).
Gambar 2. desainpretes-postes tak ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian.Langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakanya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan
kelaskontrol.
d. Menyusun rencana pembelajarandengan modelGIdengan
mengelompokkan siswa secara heterogen berdasarkan kemampuan
akademiknya, masing-masing kelompok berjumlah 5 orang yang
terdiri-dari 1 orang yang tinggi prestasi belajarnya, 3 orang yang
sedang prestasi belajarnya, dan 1 orang yang rendah prestasi
belajarnya. Masing-masing kelompok memiliki satu ketua
3
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok
(LKK) untuk setiap pertemuan.
f. Membuat instrument penelitian yaitu lembar observasi aktivitas
siswadan perangkat evaluasi, yaitu soal tes awal/tes akhir disertai
jawaban untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model GI
untuk kelas eksperimen dan menggunakan pembelajaran konvensional
yang biasanya digunakan oleh guru biologi di SMA Negeri 1 Natar untuk
kelas kontrol.Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali, pertemuan I
akan membahas keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatan
SDA, pertemuan II akan membahas pengaruh kegiatan manusia terhadap
KH dan upaya pelestariannya, dengan langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut:
A. Kelas Eksperimen
a. Pendahuluan
1. Guru memberikan tes awal sebagai penilaian kemampuan awal
siswa
2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi
Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tentang model GI yang akan
dikombinasikan dengan kemampuan berpikir kritis.
4
Pertemuan I: Bedakan keanekaragaman gen, spesies, dan
ekosistem? Berikan contohnya! Kemudian coba kalian
bayangkan apa yang akan terjadi bila dibumi ini hanya ada
jenis manusia saja?Bisakah manusia bertahan hidup hidup
lebih lama hingga berkembangbiak?
Pertemuan II: keanekargaman hayati yang terdapat di
Indonesia memiliki wilayah persebaran masing-masing, yang
memiliki manfaat dan nilai tersendiri bagi tiap wilayahnya, apa
saja contoh manfaat keanekaragaman hayati yang dapat kalian
rasakan?
Menurutmu, dengan bertambahnya populasi manusia, apa yang
akan terjadi dengan keadaan alam kita?
5. Guru memberikan motivasi :
Pertemuan I :dengan mempelajari tentang keanekaragaman
hayati ini kita dapat mengetahui banyaknya manfaat dan nilai
yang terkandung dalam SDA bagi kelangsungan hidup
manusia.Pertemuan II : dengan mempelajari mengenai
keanekaragaman hayati kita dapat mengetahui adanya
pengaruh dari kegiatan yang kita lakukan sehari-hari terhadap
kelestarian alam. Menurunnya SDA di lingkungan kita, akan
diikuti dengan berkurangnya kesejahteraan manusia maka
hendaknya kita mulai mengurangi kegiatan yang berdampak
5
6. Guru membagi siswa secara heterogen berdasarkan
kemampuan akademiknya, masing-masing kelompok
berjumlah 5 orang yang terdiri-dari 1 orang yang tinggi
prestasi belajarnya, 3 orang yang sedang prestasi belajarnya,
dan 1 orang yang rendah prestasi belajarnya. Masing-masing
kelompok memiliki satu ketua kelompok.
b. Kegiatan inti
1. Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya
masing-masing. Guru menyediakan sub topik yang akan di investigasi,
meliputi: keanekaragaman hayati Indonesia, manfaat dan nilai
keanekaragaman hayati, peranan keanekaragaman hayati
terhadap kestabilan lingkungan, pengaruh kegiatan manusia
terhadap keanekaragaman hayati, dan usaha perlindungan
alam.Dan guru mengarahkan siswa untuk memilih topik yang
menarik bagi mereka untuk selanjutnya diinvestigasi.
2. Guru membagikan LKKuntuk kegiatan investigasi dalam
kelompok, dansetiap kelompokmulai merencanakan investigasi
yang akan dilakukan.
3. Siswa melakukan investigasi dalam kelompoknya
masing-masing, dan guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan menawarkan bantuan bila di perlukan.
4. Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh
dari kerja kelompok, tiap-tiap kelompok menyiapkan laporan
6
5. Setiap kelompok di dalam kelas mempresentasikan laporan
hasil akhirnya.
6. Kelompok lain dapat aktif mengevaluasi laporan tiap
kelompok dengan berbagai tanya jawab, kritik maupun saran.
c. Penutup
1. Guru bersama-sama siswa, menarik kesimpulan dari
pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Guru meminta siswa mempelajari topik selanjutnya dan
membawa artikel maupun gambar-gambar yang berhubungan
dengan topik tersebut sebagai literatur tambahan untuk
mengerjakan LKK di pertemuan berikutnya.
3. Guru mengadakan tes akhir (postes) pada pertemuan kedua.
B.Kelas Kontrol
a. Pendahuluan
1. Guru memberikan tes awal sebagai penilaian kemampuan
awal siswa.
2. Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi
Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.
3. Guru menggali pengetahuan awal siswa:
Pertemuan I: Bedakan apa yang dimaksud keanekaragaman
7
coba kalian bayangkan apa yang akan terjadi bila dibumi ini
hanya ada jenis manusia saja?Bisakah manusia bertahan
hidup hidup lebih lama hingga berkembangbiak?
Pertemuan II: Berikan contoh manfaat yang terkandung
dalam keanekaragaman hayati bagi manusia! Menurutmu,
dengan bertambahnya populasi manusia, apa yang akan
terjadi dengan keadaan alam kita?
4. Guru memberikan motivasi :
Pertemuan I : keanekaragaman hayati penting untuk
diketahui, karena banyak nilai manfaat yang terkandung bagi
kelangsungan hidup manusia.
Pertemuan II : dengan mempelajari mengenai
keanekaragaman hayati kita dapat mengetahui adanya
pengaruh dari kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, maka
hendaknya kita mulai mengurangi kegiatan yang berdampak
buruk bagi lingkungan dan mulai melestarikannya.
5. Guru membagi siswa ke dalam kelompok secara acak tanpa
memperhatikan kemampuan akademiknya, 1 kelompok
terdiri dari 5-6 orang.
b. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan penjelasan awal tentang materi yang
8
2. Guru menyajikan informasi tahap demi tahap mengenai
materi yang ada dibuku panduan belajar, meliputi:
keanekaragaman hayati Indonesia,manfaat dan nilai
keanekaragaman hayati, pengaruh kegiatan manusia
terhadap keanekaragaman hayati, dan usaha perlindungan
alam.
3. Guru memberikan siswa pelatihan bimbingan dengan
mengerjakan LKK yang dikerjakan secara kelompok.
4. Guru mengontrol siswa selama mengerjakanLKK.
5. Guru meminta perwakilan siswa dari tiap kelompok untuk
mempersentasikan LKK yang telah dikerjakan.
c. Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Guru meminta siswa mempelajari topik selanjutnya.
3. Guru mengadakan tes akhir (postes) pada pertemuan kedua.
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini ialah:
9
Data penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
a. Data kuantitatif adalah kemampuan berpikir kritis siswa yang
diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemampuan berpikir kritis
ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi
(N-gain), antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
kemudian nilai gain dirata-rata.
b. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa dengan mengunakan
lembar observasi aktivitas belajar.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Tes awal dan tes akhir
Data kemampuan berpikir kritisberupa nilai tes awal diambil pada
Pertemuan pertama. Nilai tes awal diambil sebelum pembelajaran pada
setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai tes akhir
diambil setelah pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas baik
eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa
soal essay dengan jumlah 8 butir soal, dengan point bertingkat sesuai
dengan poin kriteria penilaian yang telah ditentukan. Soal disusun
sedemikian rupa sehingga tiap poin soalnya dapat melatih dan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Teknik penskoran
nilai tes awal dan tes akhir yaitu:
S= R x 100
N
Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
10
(dikutip dari Purwanto, 2007 : 112)
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.Rubrik variabel,
sub variabel, indikator, jenis data dan alat ukur data secara rinci dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data dan analisis data
F. Teknik Analisis Data
a) Data kuantitatif
Data penelitian ini yang berupa nilai pretes, postes, dan N-gain baik pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol di analisis dengan uji t
menggunakan software SPSS versi 17.
1. N-gain
Untuk mendapatkan N-gain menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut:
No Variabel Instrumen Jenis data dan
Alat ukur Analisis Data
2 Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Lembar observasi
aktivitas siswa Interval dan lembar observasi
11
2 Kemampuan berpikir kritis
Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritissiswa dalam
pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa
2) Menentukan persentase tiap indikator Kemampuan berpikir kritis
dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:
P= N
f 100%
Keterangan : P = angka Persentase, f = frekuensi keterampilan proses/Jumlah point kemampuan berpikir kritissiswa yang diperoleh, N = Jumlah total point kemampuan berpikir kritistiap indikator (Sudijono, 2004: 40)
3)Menghitung skor rata-rata tiap item
4)Setelah data diolah dan diperoleh, maka kecakapan berpikir kritis siswa
tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
Setelah data diolah dan diperoleh persentase, maka kemampuan
berpikir kritissiswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :
Tabel 4. Persentase Kemampuan berpikir kritis
12
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan
yaitu menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:
%
Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval (%) Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalamCarolina, 2010: 31)
Aspek yang diamati
Keterangan = Rata-rata skor aktivitas siswa, ∑xi = Jumlah skor yang
13
K
Keterangan :
A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide/jawaban
1. Tidak mengemukakan pendapat /ide
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan
B.Kemampuan Bertanya:
1. Tidak mengemukakan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan
permasalahan
C.Melakukan kegiatan diskusi/kerjasama
1. Diam saja, tidak melakukan diskusi/tidak bekerjasama dalam kelompok 2. Melakukan diskusi/kerjasama hanya dengan satu atau dua orang teman saja 3. Melakukan diskusi/bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok
D.Membuat Kesimpulan:
1. Tidak membuat kesimpulan
2. Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan hasil investigasi.
3. Membuat kesimpulan lengkap dan sesuai dengan hasil investigasi
c) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan
menggunakan software SPSS versi 17.
A B C D Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas
14
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05 tolak Ho, untuk
harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466).
d) Uji Homogenitas Data
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji homogenitas data yang dihitung melalui uji Bartlett dengan
menggunakan program SPSS 17.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama.
H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda.
b. Kriteria Uji
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan ujiperbedaan
2 rata-rata yang dihitung dengan menggunakan Software SPSS versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
Ho : rata-rata nilai kedua sampel sama.
15
2) Kriteria Uji
Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima
Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak
(Pratisto, 2009:18).
b. Uji Perbedaan Dua rata-rata
1) Hipotesis
H0: rata-rata nilaipada kelompok eksperimen sama
dengan kelompok kontrol.
H1: rata-rata nilai pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol.
2) Kriteria Uji :
Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima.
Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak.
56
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe GIterhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X di
SMA N 1 Natar pada materi pokok keanekaragaman hayati.
2. Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di kelas yang menggunakan
model GIlebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode diskusi.
3. Aktivitas siswa dengan model GI lebih tinggi daripada aktivitas siswa
dengan metode diskusi.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Guru maupun peneliti lain yang akan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe GI, hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain dengan
model GI sehingga siswa terlatih dan terbiasa dengan model yang
digunakan.
2. Dalam penerapan model GI,sebaiknya guru maupun peneliti lebih
57
tugas kelompoknya masing-masing, agar hasil investigasi yang didapat tidak
meluas dari sub topik materi yang telah ditentukan, sehingga waktu yang
tersedia akan lebih efektif.
3. Dalam pembelajaran menggunakan model GI, guru maupun peneliti
sebaiknya turut mempersiapkan bahan investigasi untuk kelompok siswa
agar dapat mengantisipasi kelompok siswa yang tidak membawa bahan
investigasi dari sumber lain, sehingga siswa memiliki berbagai literatur
untuk dapat menginvestigasi tugas kelompoknya.
4. Adanya pemberian hadiah bagi kelompok terbaik, kemungkinan akan
membuat siswa lebih bersemangat dalam menginvestigasi tugas