MODUL VISUALISASI MENGGUNAKAN GEOEXPLORER
DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB
UNTUK DATA TITIK PANAS DI INDONESIA
RIZKI DINARIA MULYA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modul Visualisasi Menggunakan GeoExplorer dalam Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Data Titik Panas di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
RIZKI DINARIA MULYA. Modul Visualisasi Menggunakan GeoExplorer dalam Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Data Titik Panas di Indonesia. Dibimbing oleh IMAS SUKAESIH SITANGGANG.
Kebakaran hutan merupakan masalah yang serius karena dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap lingkungan. Salah satu upaya pencegahan kebakaran hutan adalah membangun sistem informasi geografis (SIG) berbasis web untuk mengelola data titik panas sebagai indikator terjadinya kebakaran. SIG persebaran titik panas di wilayah Indonesia menggunakan OpenLayers telah dibangun pada penelitian sebelumnya. SIG tersebut masih memiliki kekurangan yaitu dari segi antarmuka yang kurang menarik. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan implementasi modul visualisasi dalam SIG untuk persebaran titik panas menggunakan GeoExplorer. Dengan adanya SIG berbasis web yang telah diperbaiki fiturnya ini, visualisasi peta lebih lengkap dan menarik dalam penyajian data persebaran titik panas, serta pengelolaan data titik panas dapat dilakukan dengan mudah sehingga dapat membantu pengguna dalam penyediaan ringkasan data titik panas untuk wilayah Indonesia. Peningkatan SIG meliputi penyajian dari hasil persebaran titik panas yaitu dalam bentuk peta, grafik, tabel dan fitur-fitur pendukung lainnya pada OpenLayers dan penyajian persebaran titik panas menggunakan GeoExplorer.
Kata kunci: GeoExplorer, sistem informasi geografis berbasis web, titik panas, OpenLayers, OpenGeo Suite
ABSTRACT
RIZKI DINARIA MULYA. Visualization Module Using the GeoExplorer Web-Bases Geographic Information System for Data Hotspot in Indonesia. Supervised by IMAS SUKAESIH SITANGGANG.
Forest fire is a serious problem because it can cause negative impacts for the environment. One of the forest fire prevention efforts is to build a web-based geographic information system (GIS) to manage historical hotspot data as indicators of fire occurrences. A web-based GIS for hotspots distribution in Indonesia was developed using OpenLayers in the previous research. The GIS still has several limitations in providing an attractive user interface. Therefore, in this study we created a visualization module in the GIS for hotspot distribution using GeoExplorer. With the visualization module, users can interactively explore the maps of hotspot distribution. In addition, historical hotspots data can be easily managed so that the system can assist users in obtaining summaries of historical hotspots data for the regions in Indonesia. The improved GIS presents summaries of hotspots data in forms of maps, graphs, and tables. The system also has additional supporting features in the visualization module using OpenLayers and GeoExplorer.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
MODUL VISUALISASI MENGGUNAKAN GEOEXPLORER
DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB
UNTUK DATA TITIK PANAS DI INDONESIA
RIZKI DINARIA MULYA
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Penguji :
Judul Skripsi : Modul Visualisasi Menggunakan GeoExplorer dalam Sistem Informasi Berbasis Web untuk Data Titik Panas di Indonesia Nama : Rizki Dinaria Mulya
NIM : G64124047
Disetujui oleh
Dr Imas Sukaesih Sitanggang, SSi, MKom Pembimbing I
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom Ketua Departemen
PRAKATA
Alhamdulillah Rabbil’Alamiin, berkat do’a dan segenap asa nan suci teruntuk mereka yang telah membantu tugas akhir ini sehingga berhasil diselesaikan, maka tugas akhir ini penulis persembahkan sebagai ungkapan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan tali kasih kepada hambanya. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 adalah Modul Visualisasi menggunakan GeoExplorer dalam Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Persebaran Titik Panas di Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua penulis, ayahanda tercinta Wuliyono, SH yang selalu menjadi inpirasi kebijaksanaan dalam tutur dan laku penulis. Ibunda Ima Anwar, SE yang tak pernah lelah memberikan motivasi wejangan, do’a, cinta, kasih sayang dalam mendidik serta kakak Aji Mulyo Utomo. Dosen pemimbing Ibu Dr Imas S Sitanggang, Ssi, MKom atas waktu, ilmu, kesabaran, nasihat, dan masukan yang selalu diberikan selama pengerjaan tugas akhir ini. Bapak Toto Haryanto, SKom, MSi dan Bapak Hari Agung Adrianto, SKom, MSi selaku penguji atas waktu, masukan, dan koreksinya. Serta teman-teman Ilmu Komputer alih jenis angkatan 7 atas pengalaman berbagi ilmu serta atas kebersamaan dan dukungannya selama penulis menjalani waktu di Departemen Ilmu Komputer IPB, dan Bapak/Ibu Dosen dan Staf TU yang telah begitu banyak membantu baik selama pelaksanaan penelitian maupun pada masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat digunakan untuk perbaikan di masa-masa yang akan datang.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
OpenGeo Suite 2
METODE 3
Data Penelitian 3
Tahapan Penelitian 4
Pendaftaran Google Maps API key 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Deskripsi SIG Persebaran Titik Panas 5
Analisis 8
Kebutuhan Perangkat Lunak 8
Kebutuhan Fungsional 9
Data Penelitian 9
Perancangan 10
Arsitektur Sistem 11
Implementasi 11
a. Implementasi Server 11
b. Implementasi Antarmuka 12
Pengujian 19
SIMPULAN DAN SARAN 20
Simpulan 20
Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 20
DAFTAR TABEL
1 Kekurangan SIG (Barus 2014) persebaran titik panas 4 2 Kekurangan yang terdapat pada SIG sebelumnya (Barus 2014) 8 3 Contoh data mentah titik panas dari FIRM NASA tahun 2012 9 4 Contoh data titik panas hasil seleksi atribut 9 5 Tabel-tabel dalam basis data persebaran titik panas di Indonesia 10
6 Skenario dan hasil uji fungsi 19
7 Perbandingan SIG sebelumnya (Barus 2014) dengan SIG yang telah 20
DAFTAR GAMBAR
1 Arsitektur OpenGeo Suite (OpenGeo 2012) 3
2 Tahapan penelitian 4
3 Halaman muka SIG yang telah dibuat sebelumya (Barus 2014) 7 4 Grafik hasil pencarian titik panas berdasarkan waktu pada bulan
Agustus tahun 2002 8
5 Perancangan logik basis data 10
6 Arsitektur Sistem 11
7 Link untuk publish GeoExplorer 13
8 Antarmuka peta yang telah terintegrasi Google Maps dan antarmuka
web 14
9 Tampilan peta dengan GeoExplorer 15
10 Hasil query berdasarkan lokasi yaitu provinsi Bali tahun 2002-2012 16 11 Grafik jumlah titik panas dari tahun 2002-2012 sebagai hasil query
berdasarkan semua kabupaten di provinsi Bali 17
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Global warming merupakan dampak yang paling mengancam dari kebakaran hutan. Selain itu kebakaran hutan juga mengakibatkan kerugian secara ekonomi, menganggu kesehatan masyarakat, kehilangan nyawa, kerusakan harta benda, juga dapat berdampak pada ekosistem yang ada. Oleh karena itu, pengendalian kebakaran hutan yang baik sangat diperlukan.
Salah satu upaya pencegahan meluasnya kebakaran hutan adalah dengan adanya suatu sistem yang dapat memantau dan menampilkan titik panas, sehingga kebakaran hutan dapat segera ditindaklanjuti agar tidak meluas. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat mengelola data titik panas yang merupakan indikator terjadinya kebakaran. SIG adalah sebuah sistem komputer yang dapat menangkap, menyimpan, melakukan query, menganalisis, dan menampilkan data geografi (Chang 2002). Peta online merupakan salah satu contoh dari SIG berbasis web yang sering dikenal dengan WebGIS yang memungkinkan pengguna dapat dengan mudah mendapatkan informasi tanpa mengenal batasan geografis.
SIG persebaran titik panas di wilayah Indonesia menggunakan OpenLayers telah dibangun pada penelitian sebelumnya (Barus 2014) yang merupakan paket dari OpenGeo Suite. OpenGeo Suite salah satu perangkat lunak yang dapat menangani interoperabilitas (Hidayat 2013). Interoperabilitas kemampuan untuk menghubungkan tools yang berbeda sehingga menghasilkan menghasilkan informasi. Vullo et al. (2010) menyatakan bahwa interoperabilitas adalah sifat yang mengacu pada kemampuan sistem dan berbagai organisasi untuk bekerja sama. Sistem Informasi Geografis Klasifikasi Kemunculan Hostpot di Riau merupakan salah satu contoh SIG yang menggunakan OpenGeo Suite yang dikembangkan oleh Amri (2014).
SIG yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya (Barus 2014) telah dapat menampilkan peta Indonesia, pan map, zoom in dan zoom out, dan query pencarian. Query pencarian menampilkan peta persebaran titik panas berdasarkan waktu dan lokasi, baik tingkat provinsi atau kabupaten. SIG tersebut masih memiliki kekurangan yaitu dari segi antarmukanya yang kurang menarik. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan implementasi modul visualisasi dalam SIG untuk persebaran titik panas menggunakan GeoExplorer yang memiliki fitur visualisasi yang lebih lengkap dan melakukan peningkatan fitur-fitur penyajian peta, tabel data, grafik persebaran titik panas yang tersedia dalam SIG sebelumnya (Barus 2014).
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Meningkatkan fitur-fitur pada peta persebaran titik panas menggunakan OpenLayers yang telah ada.
2 Menampilkan peta persebaran titik panas menggunakan GeoExplorer dan dapat menampilkan beberapa layers yang dibutuhkan.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1 Fitur visualisasi peta lebih lengkap dan menarik dalam penyajian data persebaran titik panas.
2 Diharapkan SIG yang telah dilengkapi fiturnya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi berupa ringkasan data dalam pencegahan kebakaran hutan.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:
1 Data yang digunakan adalah data titik panas kebakaran hutan yang berada di wilayah Indonesia tahun 2002-2012 (Barus 2014).
2 Pembangunan SIG persebaran titik panas di Indonesia telah dilakukan oleh Barus (2014). Penelitian ini dibatasi pada perbaikan modul visualisasi peta pada sistem tersebut dan perbaikan tabel data, grafik dan penambahan fitur pendukung lainnya.
3 SIG yang dibangun menampilkan peta persebaran titik panas di Indonesia dengan GeoExplorer.
TINJAUAN PUSTAKA
OpenGeo Suite
OpenGeo Suite merupakan perangkat lunak geospasial berupa tumpukan stack. Dikatakan demikian karena beberapa komponen diletakkan di atas komponen lainnya. Komponen yang sifatnya penting diletakkan di bawah sedangkan komponen yang sifatnya pendukung diletakkan di atasnya (OpenGeo 2012). Arsitektur OpenGeo Suite dapat dilihat pada Gambar 1.
Arsitektur OpenGeo Suite terdiri atas tiga lapisan utama yaitu (OpenGeo 2012):
1 Basis data
3 2 Server Aplikasi
Pada lapisan ini dikelompokkan menjadi dua yaitu GeoServer dan GeoWebCache. GeoServer adalah perangkat lunak server berbasis Java yang memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengedit data geospasial. GeoWebCache digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem yang dibangun. 3 Antarmuka pengguna
Antarmuka pengguna OpenGeo menggunakan GeoExplorer dan OpenLayers. GeoExplorer adalah antarmuka berbasis browser untuk menyusun dan mempublikasikan aplikasi pemetaan peta.
Gambar 1 Arsitektur OpenGeo Suite (OpenGeo 2012)
METODE
Data Penelitian
4
Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Tahapan penelitian 1 Analisis SIG persebaran yang telah ada
Analisis dilakukan pada SIG persebaran titik panas yang telah ada (Barus 2014) untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam modul visualisasi SIG tersebut. Adapun kekurangannya dalam menampilkan tabel data yang tidak sesuai dengan grafik yang dihasilkan, visualisasi peta dengan OpenLayers yang belum terintegrasikan dengan GoogleMap, belum adanya fitur export kedalam fail Microsoft Excel. Pada penelitian ini ditambahkan visualisasi dalam menyajikan peta persebaran titik panas di Indonesia dengan menggunakan GeoExplorer.
2 Identifikasi masalah dan perumusan penyelesaian
Setelah menganalisis masalah yang ada, dilanjutkan dengan merumuskan penyelesaian dari masalah yang ada. Identifikasi kekurangan dari SIG yang dibuat Barus (2014) dan perumusan penyelesaian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kekurangan SIG (Barus 2014) persebaran titik panas dan solusinya
No Kekurangan dalam SIG
(Barus 2014)
Solusi Masalah
1 Peta dengan OpenLayers
yang belum diintegrasikan
Data hasil query titik panas disesuaikan dengan grafik yang dihasilkan
3 Belum ada grafik tren per
tahun hasil pencarian titik panas berdasarkan lokasi
Dibuat grafik tren per tahun berdasarkan lokasi
4 Belum ada visualisasi
persebaran titik panas
data dapat diolah lebih lanjut
5 3 Perancangan modul visualisasi
Tahapan ini dilakukan untuk melakukan perancangan modul visualisasi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu menampilkan peta pada GeoExplorer serta melengkapi fitur-fitur lainnya pada peta yang telah dibuat sebelumnya. 4 Implementasi modul visualisasi dalam GeoExplorer
Perancangan modul visualisasi yang telah direncanakan akan diimplementasikan ke dalam kode-kode program dan diintegrasikan dengan GeoExplorer.
5 Pengujian model visualisasi
Setelah dilakukan implementasi modul visualisasi menggunakan GeoExplorer dan perbaikan-perbaikan fungsi pada SIG yang telah ada, langkah selanjutnya adalah pengujian Blackbox terhadap SIG tersebut.
Pendaftaran Google Maps API key
Pada saat menggunakan Google Maps sebagai base map pada peta OpenLayers yang dibangun, sebelumnya harus dilakukan pendaftaran pada console.developers.google.com untuk mendapatkan Google API key, berikut key yang didapatkan setelah mendaftar.
AIzaSyA3FWWjtRnTNVAt1H6PWZSBOBEjf1B24gU
Lingkungan Pengembangan
Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Perangkat keras berupa komputer personal dengan spesifikasi sebagai berikut:
Processor Intel Core i3
RAM 2 GB
Monitor LCD 14.0” HD
Harddisk 530 GB HDD 2 Perangkat lunak:
SistemOperasi Windows 7 Ultimate
Opengeo Suite 4.0.2, aplikasi yang mengemas sistem manajemen basis data PostgreSQL dengan ekstensi spasial PostGIS dan server peta Geoserver
XAMPP v3.2.1, Apache dan Tomcat
Notepad ++ digunakan sebagai editor kode program
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi SIG Persebaran Titik Panas
6
Indonesia dengan kemampuan pencarian titik panas berdasarkan rentang waktu tertentu. Pada halaman muka dari SIG yang telah dibuat sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 3. Adapun fitur-fitur yang terdapat pada SIG yang dibuat oleh peneliti sebelumnya yaitu sudah dapat menampilkan peta Indonesia dengan OpenLayers, pan map, zoom in, zoom out, dan query hasil titik panas.
7
Gambar 3 Halaman muka SIG yang telah dibuat sebelumya (Barus 2014) Hasil pencarian
ditampilkan dalam peta (a)
Input kunci
pencarian: tanggal (b)
Input kunci pencarian: lokasi (b)
8
Gambar 4 Grafik hasil pencarian titik panas berdasarkan waktu pada bulan Agustus tahun 2002
Analisis
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam persebaran titik panas yang telah ada (Barus 2014). Kekurangan pada SIG sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kekurangan yang terdapat pada SIG sebelumnya (Barus 2014) No Analisa Masalah
1 Peta yang belum diintegrasikan dengan GoogleMap 2 Informasi data tidak sesuai dengan grafik yang
ditampilkan
3 Belum ada grafik tren per tahun untuk pencarian titik panas berdasarkan lokasi
4 Belum ada visualisasi persebaran titik panas dengan GeoExplorer
5 Belum ada export fail untuk dapat diolah lebih lanjut
Kebutuhan Perangkat Lunak
9 Kebutuhan Fungsional
Secara umum fungsi-fungsi yang ditambahkan dalam sistem adalah: 1 Menampilkan peta Indonesia yang telah terintegrasi dengan GoogleMap. 2 Menampilkan data hasil query titik panas.
3 Menampilkan peta Indonesia dengan modul visualisasi GeoExplorer. Data Penelitian
Data yang titik panas yang digunaka pada penelitian kali ini didapat dari penelitian sebelumnya yang merupakan data titik panas dari tahun 2002-2012. Data titik panas yang diperoleh dari DKRI adalah data titik panas tahun 2002-2005, dan data titik panas yang diperoleh dari FIRMS NASA adalah data titik panas dari tahun 2006-2012. Contoh data mentah titik panas dari FIRM NASA dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Contoh data mentah titik panas dari FIRM NASA tahun 2012 Lati
Data yang diperoleh dari FIRMS NASA diseleksi terlebih dahulu. Seleksi atribut yang relevan dengan proses analisis yang dilakukan. Atribut yang diambil adalah tahun, bulan, tanggal, lintang, bujur. Atribut brightnees, scan, track, acq_time, satellite, confidence, version, bright_t31, frp dari FIRMS NASA tidak digunakan karena tidak diperlukan dalam penelitian ini. Data provinsi dan kabupaten di Indonesia diperoleh dari peta digital (dengan format shp). Hasil seleksi atribut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Contoh data titik panas hasil seleksi atribut
gid Latitude longitude acq_date 1 -3.704 128.183 01/01/2013
2 -3.788 103.54 01/01/2013
3 2.771 125.412 01/01/2013
4 2.782 125.409 01/01/2013
10
Perancangan
Tahapan perancangan basis data telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Barus 2014). Adapun perancangan basis data meliputi perancangan konseptual, perancangan logik dan perancangan fisik. Pada tahap konseptual dilakukan identifikasi data yang dibutuhkan dan penyajian model data. Data yang dibutuhkan adalah data spasial dan data atribut. Tipe data vektor yang digunakan dalam SIG persebaran titik panas di Indonesia yaitu poligon untuk peta Indonesia, dan titik untuk titik panas. Data atribut yang digunakan adalah data kabupaten yang terdiri dari kode kabupaten (kode_kab), nama kabupaten, dan nama provinsi. Perancangan logik basis data ditampilkan dalam diagram keterhubungan antar tabel yang dapat dilihat pada Gambar 5. Basis data dirancang sesuai dengan kebutuhan sistem (Tabel 5). Selanjutnya perancangan fisik dilakukan dengan menentukan tipe data dari tiap data atribut dan menyimpan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dalam sistem. Oleh karena itu data spasial disimpan dalam shapefile dalam DBMS PostgreSQL dengan ekstensi spasial PostGIS.
Gambar 5 Perancangan logik basis data
Tabel 5 Tabel-tabel dalam basis data persebaran titik panas di Indonesia
Nama Tabel Kegunaan
Hotspot_center Memberikan informasi mengenai lokasi titik panas Kabupaten Memberikan informasi mengenai nama kabupaten Indo_districts Memberikan informasi mengenai lokasi indonesia
seperti kabupaten dan provinsi. spatial_ref_sys Referensi spasial dari kolom geometri
11 Arsitektur Sistem
Arsitektur yag terbentuk terlihat seperti pada Gambar 6. Untuk penyajian peta dengan menggunkana OpenLayers, sistem ini menggunakan Google Maps sebagai peta dasar dari semua layer. Data spasial berformat WMS nantinya akan diintegrasikan menjadi sebuah layer yang menumpuk di atas peta dasar Google Maps. Terdapat pula peta Indonesia yang ditampilkan menggunakan GeoExplorer.
Gambar 6 Arsitektur Sistem
Aplikasi ini akan dijalankan oleh pengguna yang berinteraksi dengan web interface. Yang mana pengguna dapat menggunakan web browser pada laptop atau personal computer (PC) seperti Mozilla, Internet Explorer, dan lain sebagainya. Jika sistem ini dibuka, maka browser akan menampilkan sebuah web interface berbasis OpenLayers dan GeoExplorer dengan layanan peta dari Google Maps API yang terdapat pada web server. Program dengan tampilan web ini yang akan berinteraksi secara interaktif dengan pengguna. Pengguna melakukan suatu permintaan (1), permintaan akan diproses di web server (2), akan tetapi web server tidak memiliki kemampuan untuk pemoresesan peta, maka akan diteruskan ke application server, Geoserver (3). Geoserver akan mengambil data peta dari database maka program akan memanggil ke database server (4). Lalu dilakukan permintaan data yang diminta oleh web server Google Maps (6). Hasil akan berupa gambar peta dengan base map Google Maps. Hasil ini dikembalikan ke web server, untuk selanjutnya peta yang ditampilkan melalui interface opensource yaitu OpenLayers dan GeoExplorer (5).
Implementasi
Sistem informasi geografis ini dibangun menggunakan perangkat lunak OpenGeo Suite 4.0 pada platform Windows. DBMS yang digunakan adalah PostgreSQL yang sudah tersedia didalam OpenGeo Suite. Implementasi yang dilakukan pada tahap ini adalah implementasi server peta dan implementasi antarmuka.
a Implementasi Server
Tahapan pembuatan layer pada GeoServer adalah sebagai berikut : 1 Membuat workspace
12
terisolasi yang berhubungan dengan suatu proyek tertentu. Hal tersebut memungkinkan untuk menggunakan layer dengan nama yang identik tanpa konflik. Nama workspace yang telah dibuat pada penelitan ini adalah hotspot.
2 Membuat Store
Store merupakan ruang konfigurasi untuk mengatur penyimpanan data yang tersedia kedalam GeoServer. Terdapat pilihan berdasarkan jenis data yaitu data vektor dan data raster. Data dimasukkan ke dalam GeoServer melalui konfigurasi PostGIS yang telah dibuat sebelumnya. Pada saat store berhasil dibuat maka akan muncul layers dari sumber data yang telah dipilih sebelumnya dan terdapat pilihan layer apakah layer tersebut dipublikasi atau tidak. Apabila layer yang tersedia dipublikasikan maka Geoserver akan menampilkan halaman konfigurasi untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan setiap layer. 3 Import data ke Geoserver
Format data dapat berupa fail spasial (shapefile, GeoTIFF, ArcGrid, JPEG2000, GDAL formats), import dari PostGIS, Oracle, SQL Server. Pada penelitian fail shapefile di muat terlebih dulu ke dalam PostGIS, kemudian data diambil dari PostgreSQL dengan memilih workspace yang telah dibuat.
4 Melihat hasil peta
Untuk melihat peta sesuai layer yang telah dibuat, pengguna dapat mengakses layer preview. Dalam menu view pada layer preview terdapat tiga kategori pilihan yaitu berdasarkan aplikasi (OpenLayerss, Google Earth, dan GeoExplorer), format WMS (KMZ, TIFF, JPEG, PNG, PDF, KML, GIF dan lain-lain), dan format WFS (application/gml+xml: version 3.2, CSV, GeoJSON, GML2, GML3, dan shapefile). GeoExplorer menjadi bagian dari OpenGeo pada lapisan antarmuka. GeoExplorer adalah sebuah aplikasi web yang digunakan untuk menyusun dan menerbitkan peta.
b Implementasi Antarmuka
13
Gambar 7 Link untuk publish GeoExplorer
Tampilan peta dengan menggunakan GeoExplorer dapat dilihat pada Gambar 10. Antarmuka peta yang telah diintegrasi dengan GoogleMap sekaligus menjadi tampilan awal dari web dapat dilihat pada Gambar 9, untuk dapat melakukan mapping marker pada peta yang telah diintegrasikan dengan GoogleMap maka dilakukan map projection, berikut kode yang digunakan untuk map projection:
Proj4js.defs["EPSG:900913"] = "+proj=merc +a=6378137 +b=6378137
+lat_ts=0.0 +lon_0=0.0 +x_0=0.0
+y_0=0+k=1.0+units=m+nadgrids=@null
map = new OpenLayers.Map('map', options);
// setup tiled layer
tiled = new OpenLayers.Layer.WMS();
untitled = new OpenLayers.Layer.WMS("hotspotIndo:indo_districts- Untiled",http://localhost:8080/geoserver/hotspot/wms,
14
ghyb = new OpenLayers.Layer.Google( "Google Hybrid",
{type: google.maps.MapTypeId.HYBRID, numZoomLevels: 20} );
gphy = new OpenLayers.Layer.Google( "Google Physical",
{type: google.maps.MapTypeId.TERRAIN, numZoomLevels: 20} );
gsat = new OpenLayers.Layer.Google( "Google Satellite",
{type: google.maps.MapTypeId.SATELLITE, numZoomLevels: 20} );
untitled.setOpacity(0.5);
map.addLayers([untitled, gphy, tiled]);
15
Gambar 9 Tampilan peta dengan GeoExplorer
Pencarian titik panas pada penelitian sebelumnya (Barus 2014) berdasarkan waktu menyajikan peta persebaran titik panas, total titik panas, dan informasi dalam bentuk tabel (provinsi, kabupaten, latitude, longitude). Pada penelitian ini informasi dalam bentuk tabel dirubah sesuai dengan informasi yang dihasilkan oleh grafik. Informasi pencarian berupa grafik diperoleh dengan cara memilih link “lihat grafik”. Hasil pencarian titik panas di Indonesia yang disajikan dalam bentuk tabel dapat di-export ke dalam fail Microsoft Excel dengan cara memilih link “Excel”.
16
17
Gambar 11 Grafik jumlah titik panas dari tahun 2002-2012 sebagai hasil query berdasarkan semua kabupaten di povinsi Bali Gambar 11 merupakan grafik jumlah titik panas untuk query pencarian berdasarkan lokasi yaitu, provinsi Bali untuk semua kabupaten.
Pencarian titik panas berdasarkan lokasi dengan pilihan terhadap provinsi dan kabupaten menghasilkan tabel data yang sama dengan pencarian titik panas berdasarkan waktu, dan berdasarkan lokasi dan waktu. Sementara itu, tabel data pencarian titik panas berdasarkan provinsi dengan semua kabupaten menghasilkan tabel data yang berbeda. Berikut perbedaan tampilan data tabel dan grafik yang dihasilkan berdasarkan query yang dimasukkan:
Untuk pencarian berdasarkan lokasi (provinsi dan kabupaten), waktu, serta waktu dan lokasi, data titik panas yang dihasilkan yaitu tahun, provinsi, kabupaten, dan jumlah hotspot. Grafik yang ditampilkan bertipe garis untuk pencarian berdasarkan lokasi dan grafik bar untuk pencarian titik panas berdasarkan waktu serta waktu dan lokasi. Tabel data dapat dilihat pada Gambar 12 dan grafik bar berdasarkan waktu yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 13.
18
Gambar 12 Hasil query berdasarkan lokasi dan waktu pada bulan Agustus 2002 Gambar 12 menunujukan hasil query berdasarkan waktu dan lokasi. Waktu yang ditentukan misalnya pada tanggal 01-08-2002 sampai dengan 31-08-2002 dan lokasi yang dipilih berdasarkan provinsi yaitu Kalimantan Barat.
19 Pengujian
Pengujian SIG telah dilaksanakan menggunakan metode black box dengan skenario uji yang meliputi pengujian fungsionalitas utama dari sistem. Tujuannya untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Fungsi-fungsi yang diuji meliputi: fungsi menampilkan peta Indonesia yang telah diintegrasikan dengan GoogleMaps, menampilkan informasi tabel data yang lebih informatif, memunculkan grafik line pencarian berdasarkan lokasi, fungsi export fail ke dalam Microsoft Excel, dan menampilkan peta dengan GeoExplorer. Skenario uji dan hasil uji fungsionalitas sistem dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan hasil pengujian dapat dinyatakan bahwa SIG berbasis web yang dibangun telah dapat memberikan informasi berupa ringkasan data titik panasdalam pencegahan kebakaran hutan.
Tabel 6 Skenario dan hasil uji fungsi
Pengujian Skenario Hasil yang
20
Tabel 7 Perbandingan SIG sebelumnya (Barus 2014) dengan SIG yang telah dikembangkan
7 Visualisasi peta Indonesia
dengan GeoExplorer
X √
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
OpenLayers dan GeoExplorer merupakan antarmuka yang disediakan oleh OpenGeo Suite untuk menampilkan data vektor dan data raster. OpenLayers memiliki fitur visualisasi terbatas tetapi lebih mudah utuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sedangkan GeoExplorer memiliki fitur visualisasi yang lebih lengkap tetapi sulit untuk dikembangkan. SIG yang dibangun saat ini telah dapat menampilkan peta yang telah diintegrasikan dengan GoogleMap, informasi persebaran titik panas yang lebih spesifik, dan export informasi persebaran titik panas kedalam Microsoft Excel. Visualisasi peta ditambahkan pada GeoExplorer.
Saran Saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
1 Pengembangan modul query pada modul visualisasi peta menggunakan GeoExplorer.
2 Adanya modul input data baru pada SIG.
3 Ditambahkan fitur sorting pada setiap header tabel data pada SIG.
DAFTAR PUSTAKA
Barus BR. 2014. Sistem informasi geografis berbasis web untuk data histori hostspot di indonesia menggunakan OpenGeo suite 3.0 [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
21 OpenGeo. 2012. Introduction to The OpenGeo Suite. [Internet]. [diunduh 2014 Jun 07]. Tersedia pada : http://presentations.opengeo.org/2012_FOSSGIS/ suiteintro.pdf.
Vullo G, Innocenti P, Ross S. 2010. Interoperability for digital repositories: towards a policy and quality framework. Di dalam: Vullo G, Innocenti P, Ross S, editor. International Conference on Open Repositories5th [Internet]. 2010 Jul 6-9, Madrid. hlm 1-13; [diunduh 2014 November 3]. Tersedia pada:http://biecoll.ub.uni-bielefeld.de/volltexte/2011/5089/pdf/abs_vullo_ interoperability.pdf.