• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analysis on agricultural landscape for agrotourism development at nagari pandai sikek, tanah datar district, West Sumatera Province

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analysis on agricultural landscape for agrotourism development at nagari pandai sikek, tanah datar district, West Sumatera Province"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN LANSKAP BUDAYA PERTANIAN UNTUK

PENGEMBANGAN AGROWISATA DI NAGARI PANDAI SIKEK

KABUPATEN TANAH DATAR, SUMATERA BARAT

JONNI

                   

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Kajian Lanskap Budaya Pertanian Untuk Pengembangan Agrowisata di Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat “ adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Maret 2012

Jonni

(4)
(5)

ABSTRACT

JONNI. Analysis on Agricultural Landscape for Agrotourism Development at Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar District, West Sumatera Province. Under supervision of NURHAYATI H.S.ARIFIN and ARIS MUNANDAR.

Highland agricultural landscape which is combined with its local culture unique properties such as the culture of Nagari Pandai Sikek, West Sumatra, is an interesting tourism object and attraction. However, the agrotourism development in that area has not been optimally planned. The characteristic of agricultural landscape of each area or Jorong, a part of nagari landscape unit, as a tourism object and the tourism supporting factors should be studied well. The objective of this study was to identify and analyze local landscape characteristic and its potency of tourism supporting factor in each Jorong of Nagari Pandai Sikek, then to propose the concept for agrotourism development. The landscape assesment scoring and comparison exponential method were used to determine the potency of each Jorong. The results showed that the Jorong Pagu-Pagu has the highest potency value of 3.51, Jorong Baruah, Jorong Tanjung, and Jorong Koto Tinggi has medium potency with its value 3.48, 3.46 and 3.43 respectively. Jorong Pagu-Pagu is highly potencial for its uniqueness and attractiveness as agrotourism object. Jorong Baruah, besides its high potencial for community acceptance and the availability of supporting facilities, it is also located in the main access to Padang and Bukit Tinggi. The concept proposed for agrotourism development is by enchancing the most potencial Jorong Pagu-pagu, and promoting tourism development in the second best object at Jorong Baruah, then developing Jorong Tanjung and Jorong Koto Tinggi as tourism supporting areas. The unique local characteristics should be preserved and the local community should be involved in tourism development.

(6)
(7)

RINGKASAN

JONNI

.

Kajian Lanskap Budaya Pertanian untuk Pengembangan Agrowisata di Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Dibimbing oleh NURHAYATI H.S.ARIFIN dan ARIS MUNANDAR.

Indonesia negara yang sangat luas dan terdiri dari banyak pulau-pulau. Di dalam pulau – pulau tersebut terbagi antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Kawasan perkotaan merupakan kawasan sentral tempat jual beli dari hasil pertanian, sedangkan kawasaan pedesaan merupakan penghasil atau produksi pertanian. Kawasan perdesaan mempunyai lanskap pertanian yang banyaknya ragam budayanya sehingga mempengaruhi karakter lanskap pertanian. Kajian Lanskap budaya pertanian pada berbagai wilayah Indonesia, dengan ragam budaya yang berbeda perlu dilakukan agar menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan selanjutnya, agar keunikan dan karakter positif lainnya tidak hilang.

Wilayah Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh budaya Minangkabau. Pembagian wilayah dalam bentuk “Nagari” sangat mempengaruhi karakteristik lanskap, termasuk lanskap pertanian. Daerah Minangkabau terdiri atas banyak Nagari. Nagari ini merupakan daerah otonom dengan kekuasaan tertinggi di Minangkabau. tidak ada kekuasaan sosial dan politik lainnya yang dapat mencampuri adat di sebuah nagari. Nagari yang berbeda akan mungkin sekali mempunyai tipikal adat yang berbeda. Penduduk Nagari Pandai Sikek sangat taat beragama dan masih menjunjung tinggi Adat salingka Nagari, dengan Falsafah " Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah " bersendikan adat dan agama, serta senantiasa menaati hukum, musyawarah mufakat, yang berdasarkan alur dan patut. Ungkapan ini berarti bahwa apapun yang digariskan oleh agama (Islam) secara konseptual akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh adat secara operasional "Elok dek awak, katuju dek urang" serta konsekuen melaksanakan hasil mufakat menuju kebahagiaan hidup bersama yang adil dan makmur

Nagari Pandai Sikek yang terletak di Kabupaten Tanah Datar. Selain masyarakatnya berlatar belakang budaya Minangkabau, masyarakat juga mempunyai keunikan lanskap, karena terletak di dataran tinggi, di lereng Gunung Singalang. Kualitas visual lanskap, iklim yang nyaman budaya yang unik serta posisi strategis diantara Kota Padang Panjang dan Bukit Tinggi menjadikan Nagari Pandai Sikek tujuan persinggahan wisatawan. Potensi ini perlu dikaji untuk menjadi pertimbangan agar pengembangan selanjutnya terutama pengembangan agrowisata dapat terarah dan berkelanjutan.

Wilayah pertanian yang berada di lereng gunung pada umumnya mempunyai panorama yang indah, dan temperatur yang cocok untuk pertanian. Lanskap pertanian dapat dijadikan sebagai objek wisata yang menarik dan menguntungkan. Menurut Yoeti (1985), pengembangan suatu daerah menjadi tujuan wisata banyak tergantung pada daya tarik daerah itu sendiri, dan daya tarik dapat berupa keindahan alam, tempat bersejarah, tata cara hidup masyarakat, upacara keagamaan, kesenian tradisional. Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat dikatakan bahwa agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian.

(8)

potensi daya tarik wisata dan aspek pendukung wisata untuk pengembangan agrowisata dan 3) menyusun konsep pengembangan lanskap budaya pertanian untuk tujuan agrowisata.

Penelitian ini menganalisis secara deskriptif dan spasial untuk menjelaskan karakteristik lanskap budaya pertanian dan menganalis secara spasial skoring tiap-tiap jorong berdasarkan potensi daya tarik wisata, potensi pendukung wisata, dan potensi kesiapan masyarakat. Penilaian potensi pada aspek yang sama juga dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE) Eckenrode. Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) adalah salah satu metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang mengkuantitatifkan pendapat seorang atau lebih dalam skala tertentu (Ma’arif dan Tanjung, 2003). Pengumpulan data untuk MPE dilakukan dengan cara pengisian kuisioner oleh responden. Responden yang dipilih adalah dari orang-orang yang mengerti, memahami dan turut merencanakan arah perkembangan Nagari Pandai Sikek dengan latar pendidikan yang berbeda-beda. Hasil dari analisis menghasilkan konsep pengembangan lanskap budaya pertanian untuk tujuan agrowisata.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari identifikasi dan analisis potensi daya tarik wisata, potensi pendukung wisata, dan pontesi masyarakat Nagari Pandai Sikek adalah daerah pertanian yang terletak di lereng Gunung Singgalang, dengan aktivitas budaya pertanian yang masih bersifat tradisional dengan menjunjung tinggi filosofi adat Nagari yang masih dipakai sampai sekarang untuk budidaya pertanian terutama tanaman sayuran dan padi. Berdasarkan hasil penilaian potensi daya tarik secara skoring di mana Jorong Pagu-pagu, Jorong Baruah diklasifikasikan sangat potensial dan jorong Tanjung, Jorong Koto Tinggi cukup potensi. Berdasarkan hasil penilaian potensi pendukung wisata secara skoring diperoleh klasifikasi Jorong Pagu-pagu, Jorong Baruah sangat potensial dan Jorong Tanjung, Jorong Koto Tinggi cukup potensial. Berdasarkan hasil penilaian potensi masyarakat secara skoring diperoleh Jorong Pagu-pagu sangat potensial, dan Jorong Tanjung, Jorong Koto Tinggi, Jorong Baruah cukup potensial.

(9)

adalah Jorong Baruah, Jorong Koto Tinggi, Jorong Pagu-pagu, dan Jorong Tanjung. Dari hasil total penilaian dari potensi daya tarik wisata, potensi pendukung wisata, dan kesiapan masyarakat, maka didapat bahwa, Jorong yang paling berpotensi untuk dijadikan agrowisata adalah Jorong Pagu-pagu, Jorong Baruah sebagai well come area, karena selain dekat dengan aksesibilitas jalan raya Padang Panjang dan Bukit Tinggi juga untuk aktivitas pertanian sangat sedikit, dan lebih banyak ke industri kerajinan, sedangkan Jorong Koto Tinggi, dan Jorong Tanjung sebagai pendukung wisata.

Konsep yang diusulkan adalah pengembangan agrowisata dengan keunggulan, keunikan lanskap pertanian dan budaya Nagari pandai Sikek, serta untuk mesejahterakan masyarakat lokal. Pengembangan agrowisata disesuaikan dengan potensi masing-masing Jorong, dimana Jorong Pagu-pagu sebagai objek daya tarik utama, Jorong Baruah sebagai kawasan penerimaan dan pelayanan wisata, serta Jorong Tanjung dan Jorong Koto Tinggi sebagai kawasan pendukung wisata. Konsep tersebut harus mencakup hubungan timbal balik antar aspek daya tarik, pendukung wisata dan kesiapan masyarakat.

Hasil penelitian ini diharapkan perlu penataan pada objek-objek utama yang potensial dan pengemasan atraksi untuk kemudian dibuat suatu paket program agrowisata. Pemerintah daerah perlu mendukung dengan kebijakan pengembangan agrowisata di Nagari Pandai Sikek, dan masyarakat membangun sarana dan prasarana/fasilitas agrowisata. Pemerintah daerah berkerjasama dengan Wali Nagari perlu pembinaan masyarakat agar dapat berperan serta secara aktif dalam pengembangan agrowisata.

(10)
(11)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(12)
(13)

KAJIAN LANSKAP BUDAYA PERTANIAN UNTUK

PENGEMBANGAN AGROWISATA DI NAGARI PANDAI SIKEK

KABUPATEN TANAH DATAR, SUMATERA BARAT

      Oleh

JONNI A451090011

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Arsitektur Lanskap

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)
(15)

Judul : Kajian Lanskap Budaya Pertanian untuk Pengembangan Agrowisata di Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat Nama : Jonni

NRP : A451090011 Mayor : Arsitektur Lanskap

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Nurhayati HS. Arifin, M.Sc. Dr. Ir. Aris Munandar, M.S.

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Koordinator Mayor Dekan Sekolah Pascasarjana Arsitektur Lanskap,

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

(16)
(17)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2010 ini adalah lanskap budaya dengan judul Kajian Lanskap Budaya Pertanian untuk Pengembangan Agrowisata di Nagari Pandai Sikek Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat.

Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Dalam penyusunan tesis, penulis banyak menerima masukan dan saran serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Nurhayati HS. Arifin M.Sc, dan Dr. Ir. Aris Munandar, M.S. sebagai komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan tesis.

2. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, M.S dan Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc.Agr. selaku dosen penguji atas saran dan masukannya.

3. Bapak Edrizal, SE Dt. Rajo Sampono Wali Nagari Pandai Sikek beserta staf. 4. Bapak Drh. Sugeng Kalbar yang telah membantu dalam penelitian.

5. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil. tak lupa Babe Ir. Benny Satria Achmad. MP, Bapak Dr. Ir. Agustamar, MP. Pak lek Sentot Wahono. SP, MSi, yang terus memberikan support serta motivasi untuk menyelesaikan tesis.

6. Keluarga besar mess Unand Bogor dan keluarga besar Impacs Bogor.

7. Teman-teman ARL angkatan 2009 ( Bu Sulis, Bu Devi, Kak Lina, Sabahan, Nadha), angkatan 2010, dan angkatan 2011 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan bantuan, masukan dan motivasi dalam proses penulisan tesis.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor,Maret 2012

(18)
(19)

RIWAYAT HIDUP

(20)
(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ....……….. iv

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix

DAFTAR ISTILAH ………... x

I. PENDAHULUAN ………....…... 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ...………..……… 3

1.3 Tujuan ...………...…...………... 4

1.4 Manfaat Penelitian .……… 5

1.5 Kerangka Pikiran ...……… 5

II.TINJAUAN PUSTAKA ..……….. 9

2.1 Lanskap Budaya ...………... 9

2.2 Lanskap Pertanian ...…………...……….. 11

2.3 Agrowisata ...……….……… 12

2.4 Nagari Pandai Sikek ...………... 16

III.BAHAN DAN METODE ...……….. 19

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..……… 19

3.2 Tahapan Penelitian ...………..………... 20

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ……….... 25

4.1 Lanskap Alami Nagari Pandai Sikek ……….. 25

4.1.1 Lanskap Pertanian Pandai Sikek .……….. 28

4.1.2 Tatanan Lanskap Budaya Pertanian ……….. 30

(22)

4.1.4 Aspek Wisata Nagari Pandai Sikek ...………… 39 4.1.5 Aspek Pengelolaan …..……….. 41 4.2. Potensi Pengembangan Agrowisata …..……….. 42 4.2.1 Penilaian Potensi Daya Tarik ………. 42 4.2.2 Penilaian Potensi Pendukung Wisata ………. 49 4.2.3 Penilaian Potensi Kesiapan Masyarakat …………. 54 4.2.4 Analisis Spasial Berdasarkan Wilayah jorong ….. 57 4.3 Konsep Pengembangan Agrowisata…….……….……. 58 4.3.1 Konsep Dasar……….. 58 4.3.2 Konsep Pengembangan Daya Tarik Wisata …….. 59 4.3.3 Konsep Pengembangan Pendukung Wisata …….. 60 4.3.4 Konsep Pengembangan Kesiapan Masyarakat … 60

V.SIMPULAN DAN SARAN ………..………….. 61

5.1 Simpulan ...………..……….. 61

5.2 Saran ...……….………. 61

DAFTAR PUSTAKA ………...……….. 63

(23)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Pengamatan di Lapangan dan Pengumpulan Data ….…………. 21 2. Tata Guna Lahan Nagari Pandai Sikek ………... 34 3. Hasil Penilaian Potensi Daya Tarik ……….... 43

4 Bobot Karakter Potensi Daya Tarik Berdasarkan Responden

Ahli ……….. 47

5. Potensi Daya Tarik ………..………... 47

6. Hasil Penilaian Potensi Pendukung Wisata ……… 49 7. Bobot Karakter Potensi Pendukung Wisata Berdasarkan

Responden Ahli ……….………. 51

8. Potensi Pendukung Wisata………..……….………... 52 9. Hasil Penilaian Potensi Kesiapan Masyarakat ………... 55 10. Bobot Karakter Potensi Masyarakat Berdasarkan Responden

Ahli ……….……… 56

(24)
(25)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ……….. 7

2. Lokasi Penelitian ………... 19

3. Tahapan Penelitian ……… 20

4. Elemen Lanskap Nagari Pandai Sikek ………. 26 5. Peta Nagari Pandai Sikek ……….. 28 6. Lahan Pertanian Pandai Sikek ………... 30

7. Ruangan Makro ………. 31

8. Fasilitas Umum Nagari Pandai Sikek ……… 33 9. Kolam di Depan Rumah (a); Pekarangan Rumah (b) ………... 34 10. Peta Tata Guna Lahan Nagari Pandai Sikek ………. 37

11. Gedung Serbaguna ……… 38

12. Pengolahan Tanah Pertanian (a); Penggilingan Tebu (b) …….. 49 13. Tenunan Songket (a); Ukiran Rumah Gadang (b) ……… 40

14. View Lanskap Pertanian ……… ……….. 41

15. Rumah Adat Minang Kabau ……….. 44

16. Aktivitas Tradisional ………. 48

17. Showroom Tenunan Songket (a); Hasil Tenunan (b) ………… 53 18. Pusat Pelatihan Tenunan Pandai Sikek ………. 53

19. Alat Tenun ………. 53

20. Potensi Pengembangan Nagari Pandai Sikek Untuk

Agrowisata ………. 58

(26)
(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kriteria Penilaian Potensi Daya Tarik Wisata ...………….…… 69

(28)
(29)

DAFTAR ISTILAH

Adat basandi syarak, syarak

basandi kitabullah

: Keputusan yang berdasarkan kepada adat dan

agama, serta senantiasa menaati hukum, musyawarah mufakat, yang berdasarkan alur dan patut. Ungkapan ini berarti bahwa apapun yang digariskan oleh agama (Islam) segala keputusan berdasarkan kepada adat, dan adat keputusannya berdasarkan kitab Al-quran. Alam takambang jadi guru : Melihat keadaan alam yang sesuai untuk

melakukan sesuatu kegiatan, atau pekerjaan dalam budidaya pertanian.

Cerdik pandai : Kaum intelektual Cigak baruak : Angkutan perdesaan.

Elok dek awak, katuju dek urang : Suka sama kita, setuju dengan orang.

Jorong : Desa satuan terkecil desa adat di Sumatera Barat, berdasarkan suku yang menempati.

Nagari : Lambang mikrokosmik dari sebuah tatanan

makrokosmik yang lebih luas. Kawasan pemukiman telah mempunyai kelengkapan secara fisik sebagai suatu pemukiman dan pemerintahan secara sempurna berdasarkan persekutuan hukum adat minang kabau

Ninik Mamak : Pemimpin suku-suku dalam nagari Orang Minang : Suku yang mendiami Sumatera Barat

Tungku tigo sajarangan : Perwakilan anak nagari yang terdiri dari alim ulama, cerdik pandai (kaum intelektual) dan niniak mamak (pemimpin suku-suku dalam nagari)

(30)

1   

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wilayah pertanian yang berada di lereng gunung pada umumnya

mempunyai panorama yang indah dan temperatur yang cocok untuk pertanian

dataran tinggi. Pada umumnya penduduk yang berada disekitar lereng gunung

mempunyai mata pencarian bertani. Aktivitas pertanian dilereng gunung

sesuaikan dengan topografinya. Adanya pemandangan pertanian serta cara

pertanian yang masih tradisional, wilayah tersebut dapat dijadikan salah satu

tujuan wisata yang terdiri dari budidaya tanaman hortikultura dengan berbagai

jenis keanekaragamannya. Bagian yang paling menarik dari objek tujuan wisata

yang ada tersebut adalah kebudayaan yang masih melekat dan tetap dipertahankan

pada pola pertaniannya. Lanskap pertanian tersebut dapat dijadikan sebagai objek

wisata yang menarik dan menguntungkan.

Menurut Yoeti (1985), pengembangan suatu daerah menjadi tujuan wisata

tergantung pada daya tarik daerah itu sendiri yaitu berupa keindahan alam, tempat

bersejarah, tata cara hidup masyarakat, upacara keagamaan, dan kesenian

tradisional. Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang obyek wisata

utamanya adalah lanskap pertanian, maka dapat dikatakan bahwa agrowisata

merupakan wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian. Agrowisata juga

merupakan kegiatan wisata yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem pertanian

dan pemanfaatan obyek pertanian sebagai obyek wisata, seperti teknologi

pertanian maupun komoditi pertanian (Direktorat Jendral Pertanian dan Tanaman

Pangan, 1990).

Menurut Arifin (1992) agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan

wisata di kawasan pertanian yang menyajikan suguhan pemandangan alam

kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan

lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai

dalam bentuk siap dipasarkan, selain itu wisatawan juga dapat membeli produk

pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata juga ikut melibatkan wisatawan

(31)

2   

agrotourism, agrowisata, wisata agro atau wisata pertanian merupakan

penggabungan antara aktivitas wisata dan aktivitas pertanian.

Sumatera Barat adalah salah satu daerah di Indonesia yang dikenal

memiliki budaya yang berbeda dengan daerah yang lain selain pemandangan

alamnya. Daerah Sumatera Barat terbagi atas beberapa nagari-nagari, dan

Sumatera Barat dalam kepemerintahan masih memegang teguh dengan falsafat

adat nagari. Budaya adat orang Sumatera Barat atau yang dikenal dengan sebutan

orang minang masih kental dalam kehidupan sehari-hari, ini terlihat dengan

budaya pertanian yang ada, ditunjang dengan lanskap Sumatera Barat.

Keindahan alam yang dimiliki Sumatera Barat mempunyai potensi

menarik untuk dikembangkan dengan dukungan aspek budaya pertanian yang

dimilikinya. Nagari Pandai Sikek adalah salah satu daerah di Sumatera Barat yang

terletak di Kabupaten Tanah Datar yang mempunyai keunikan pada lanskap

budaya pertanian. Nagari Pandai Sikek yang yang terletak di lereng kaki gunung

Singgalang yang mempunyai view yang indah, dengan pertanian hortikultura yang

luas berciri budaya pertanian masih bersifat tradisional. Nagari Pandai Sikek

terdiri dari empat Jorong yaitu Jorong Tanjung, Jorong Koto Tinggi, Jorong

Baruah, dan Jorong Pagu-pagu.

Keberadaan masyarakat di Nagari Pandai Sikek 75% umumnya

mempunyai mata pencarian sebagai petani, dan 10% adalah industri, 10% bekerja

dibidang swasta, 3% PNS, 2% bidang lainnya. Hasil pertanian yang utama adalah

sayuran seperti terong, cabe, seledri, wortel (www.nagaripandaisikek.com).

Produksi pertanian yang berasal dari Nagari Pandai Sikek merupakan hasil

pertanian yang menerapkan pola pengolahan kembali ke alam, dan sistem

pengelolaan pada pertaniannya berdasarkan kearifan lokal dengan falsafat alam

takambang jadi guru, dan secara umum masyarakat Nagari Pandai Sikek dalam

adat pertaniannya memegang kepada falsafah Adat basandi syarak, syarak

bersandi kitabullah, adat inilah yang menjadi dasar kelembagaan yang ada pada

Nagari Pandai Sikek. Selain pertanian usaha industri kerajinan merupakan

pendapatan tambahan dari masyarakat di Nagari Pandai Sikek. Kerajinan yang

(32)

3  

masyarakat disana, kerajinan tersebut berupa bertenun kain, dan ukiran rumah

adat yang sudah terkenal (www.nagaripandaisikek.com).

Budaya pertanian di setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, salah

satunya budaya pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek masih bersifat

tradisional dibandingkan dengan daerah lain yang ada di Sumatera Barat. Nagari

Pandai Sikek mempunyai bentuk lanskap pertanian yang unik dan memiliki

lanskap budaya pertanian yang yang masih bersifat tradisional berpotensi

dijadikan sebagai kawasan agrowisata. Selain itu masyarakat Nagari Pandai Sikek

memiliki budaya menenun kain dan ukiran. Namun masyarakat dan pemerintah

setempat belum mengetahui potensi pertanian pada daerah tersebut sebagai

kawasan agrowisata, sehingga perlu dikaji potensi lanskap budaya pertanian untuk

pengembangan kawasan agrowisata.

1.2 Perumusan Masalah

Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar terletak di lereng kaki

Gunung Singgalang, setiap pekan para petani menjual tidak kurang dari 12 ton

sayur-mayur yang dihasilkan dari lahan. Luas lahan pertanian mencapai 775

hektar dengan jumlah penduduk melebihi 5.523 jiwa, kegiatan sampingan para

petani tersebut adalah menenun kain.

Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar sudah dikenal oleh kalangan

umum dengan tenunan songket khas daerah, dan ukiran rumah adatnya, dan telah

menjadi tujuan wisata, selain dari itu Pandai Sikek juga mempunyai pertanian

yang unik dan menarik berpotensi dijadikan wisata. Namun belum mendapat

perhatian khusus dan intensif dalam pengembangan potensi nagari untuk

pertanian.

Aktivitas masyarakat Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar sehari-hari adalah

bertani, budidaya tanaman utama khususnya hortikultura seperti kubis, tomat,

cabe, caysin, dan padi ladang. Budaya pertanian yang dilakukan di Nagari Pandai

Sikek masih bersifat tradisional, hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu objek

untuk tujuan wisata baik domestik maupun mancanegara.

Pengembangan kawasan agrowisata pada objek kawasan pertanian

(33)

4   

pengelola wisata maupun masyarakat lokal, misalnya melalui budaya pertanian

dengan menyajikan aktraksi-aktraksi budaya, aktivitas bercocok tanam pada

tanaman hortikultura yang dimulai dari pembibitan sampai pada pemanenan.

Agrowisata merupakan salah satu alternatif untuk pengembangan objek

kawasan pertanian dalam suatu wilayah dengan tetap memperhatikan budaya yang

dilakukan oleh masyarakat lokal. Pertanian yang mempunyai potensi sebagai

objek agrowisata didukung dengan industri tenenun kain, dan ukiran rumah adat

dapat dijadikan objek wisata dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan

menambah pemasukan pendapatan daerah setempat. Berdasarkan uraian diatas

maka permasalahan yang terdapat di lokasi penelitian dirumuskan bahwa :

Potensi objek wisata apakah yang dapat dikembangkan dari lanskap

budaya pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek, daya tarik apa untuk

pengembangan agrowisata di Nagari Pandai Sikek, dan konsep apa yang harus

diterapkan agar dapat dikembangkan agrowisata.

- Bagaimana karakteristik lanskap budaya pertanian di Nagari Pandai

Sikek.

- Bagaimana potensi daya tarik dan pendukung wisata, serta kesiapan

masyarakat untuk pengembangan agrowisata.

- Bagaimana konsep pengembangan agrowisata yang sesuai untuk

diterapkan di Nagari Pandai Sikek.

1.3. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi dan mengkaji lanskap budaya pertanian di Nagari Pandai

Sikek Kabupaten Tanah Datar.

2. Menganalisis potensi daya tarik wisata dan aspek pendukung wisata untuk

pengembangan agrowisata.

3. Menyusun konsep pengembangan lanskap budaya pertanian untuk tujuan

(34)

5  

1.4 . Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:

1. Memberikan informasi tentang lanskap budaya pertanian Nagari Pandai Sikek

Tanah Datar serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Memberikan masukan bagi pemerintah setempat dan instansi-instansi yang

terkait untuk pengembangan agrowisata pada lanskap budaya pertanian

tersebut.

1.5. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini didasari oleh suatu pemikiran perlunya kajian budaya

lanskap pertanian dengan melihat potensi-potensi yang ada pada suatu kawasan

pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

keunikkan-keunikan yang ada, baik dari segi budaya maupun budaya pertanian dengan tujuan

untuk pengembangan agrowisata dengan konsep pengembangan lanskap

agrowisata.

Keadaan wilayah Nagari Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar, Sumatera

Barat yang berada dilereng kaki gunung Singgalang dan gunung Merapi yang

memiliki iklim yang cocok untuk budaya pertanian, dan ditunjang dengan jenis

tanah memiliki unsur hara yang tinggi dari gunung Singgalang. Nagari Pandai

Sikek bervegetasi hutan tropis serta pertanian dilereng gunung Singgalang

dengan topografi yang bergelombang menyebabkan banyak dibudidayakan

tanaman hortikultura. Umumnya masyarakat di Nagari Pandai Sikek ini

mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Jenis tanaman yang dibudidayakan

adalah tanaman hortikultura dan tanaman pangan seperti caysin, kol, cabe, terung,

seledri dan bawang daun sedangkan untuk tanaman pangan adalah tanaman padi

sawah yang ditanam setelah tanaman hortikultura tidak produktif lagi.

Budidaya pertanian yang dilaksanakan di Nagari pandai Sikek masih

memegang filosofi-filosofi yang ada di Sumatera Barat, dengan karakteristik

budaya minang kabau, yang mana filosofi yang dipakai sampai saat sekarang

adalah “Adat bersandi Syark, syarak bersandi kitabbullah, dan filosofi alam

takambang menjadi guru “ sehingga apapun yang dilakukan dibidang pertanian

(35)

6   

Pandai Sikek masih bersifat tradisional baik dari segi budidaya maupun dari segi

budayanya. Adanya organisasi adat dan organisasi lainnya di Nagari Pandai

Sikek memudahkan pengelolaan dalam kehidupan sehari-hari baik yang

berhubungan dengan kehidupan masyarakat adat maupun dengan mata

pencaharian masyarakat dibidang pertanian.

Pertanian di Nagari Pandai Sikek masih bersifat tradisional dan merupakan

penghasil pertanian terbesar di Sumatera Barat, sehingga pemerintah setempat

tetap menjadikan sebagai kawasan pertanian dan untuk mempertahankan kawasan

tersebut dari masyarakat pendatang yang akan mengolah tanah pertanian harus

disesuaikan dengan ketentuan dari pemerintah atau Wali Nagari sebagai

pemegang kekuasan tertinggi pada tingkat pemerintahan nagari. Nagari Pandai

Sikek sudah dikenal sebagai tempat tujuan wisata tenun Pandai Sikek dan ukiran

rumah gadang, namun aktivitas wisatawan hanya sebatas pada tenunan dan ukiran

saja.

Adanya potensi di Nagari Pandai Sikek perlu untuk dikembangkan sebagai

agrowisata. Potensi-potensi objek wisata yang dapat dilihat untuk pengembangan

agrowisata seperti latar belakang pemandangan pertanian yang berada dilereng

gunung Singgalang. Aktivitas masyarakat pada umumnya yang masih bersifat

tradisional, dan ini dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat setempat. Selain

dari pertanian masyarakat setempat juga mempunyai usaha-usaha kerajinan

ukiran–ukiran yang dapat di jadikan potensi agrowisata. Kerajinan-kerajinan ini

merupakan pendukung sumber kehidupan masyarakat terlihat banyaknya pesanan

dari daerah lain dan luar negeri untuk membuat rumah Gadang. Sumber daya

masyarakat di Nagari Pandai Sikek memadai untuk pengembangan agrowisata.

Dengan melihat kawasan pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek yang

membentuk tatanan lanskap budaya pertanian mempunyai potensi daya tarik

tersendiri, dengan didukung oleh potensi Nagari Pandai Sikek yang sudah ada,

serta kesiapan masyarakat, sehingga berpotensi untuk pengembangan agrowisata,

yang dapat mensejahterakan masyarakat di Nagari Pandai Sikek dengan membuat

konsep-konsep pengembangan lanskap agrowisata. Secara skematis, kerangka

pemikiran kajian lanskap budaya pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek

(36)

7  

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Potensi pengembangan agrowisata

Konsep pengembangan lanskap agrowisata Potensi daya tarik

wisata

Potensi kesiapan masyarakat Potensi pendukung

wisata Lanskap alami

• Landform

• Tanah

• Vegetasi

•Iklim

•View

•Tataguna Lahan

Tatanan lanskap budaya pertanian

Aspek sosial budaya

• Filosofi adat nagari

• Karakteristik masyarakat

• Pengelolaan lanskap pertanian

• Organisasi kemasyarakatan Lanskap Pertanian Nagari Pandai Sikek

Faktor eksternal

• Kebijakan pemerintah

• Pendatang

(37)
(38)

9  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lanskap Budaya

Lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakter tertentu, yang

beberapa unsurnya dapat digolongkan menjadi unsur utama atau unsur mayor dan

unsur penunjang atau unsur minor. Unsur utama atau unsur mayor adalah unsur

yang relatif sulit untuk diubah, sedangkan unsur penunjang atau minor adalah

unsur yang relatif kecil dan mudah untuk diubah (Simonds dan Starke, 2006).

Menurut Porteous (1996), lanskap didefenisikan bagian dari alam yang

membutuhkan kesenangan dan pendidikan untuk mengapresiasikannya sebagai

area berupa lahan yang mempunyai karakteristik, komposisi atau berupa bentukan

dari perkumpulan orang-orang yang berada didalamnya sehingga membuat dapat

dikenal sebagai ilmu pengetahuan.

Didalam setting-nya, lanskap terbagi menjadi lanskap alami dan budaya,

dimana masing-masing membawa perubahan yang berbeda-beda. Lanskap alami

berawal dari suatu bentukan alam yang asli (natural landscape) kemudian terjadi

perubahan dengan masuknya teknologi atau campur tangan manusia yang

menghasilkan suatu lanskap buatan. Lanskap buatan (man made landscape)

berawal dari suatu bentukan alam yang primitif dimana tergantung dengan

alamnya kemudian mengalami transisi dimana sangat tradisional dan teknologi

yang masih sederhana, kemudian berkembang lagi dengan masuknya teknologi

modern, contoh dari lanskap yang sangat tradisional adalah pertanian (Pregill &

Volkman, 1993).

Lanskap budaya (Cultural landscape) adalah kawasan yang mencakup

sumber daya budaya dan alam yang terkait dengan suatu peristiwa bersejarah,

aktivitas, orang, atau sekelompok orang. Sedangkan menurut Sauers (2009),

lanskap budaya adalah lanskap yang dibentuk oleh suatu nilai budaya yang

dimiliki kelompok masyarakat yang dikaitkan dengan sumber daya alam dan

lingkungan yang ada pada areal tersebut. Lanskap budaya juga merupakan suatu

model dari lanskap alami yang dibentuk oleh kelompok budaya tertentu, dimana

budaya adalah agen atau perantaranya, kawasan alami sebagai media dan lanskap

(39)

10   

Berdasarkan definisi ini, lingkungan lanskap budaya adalah semua yang

sudah mendapat campur tangan atau diubah oleh manusia (Melnick, 1983).

Pendapat yang sama dikemukaan oleh Nurisyah dan Pramukanto (1991) yang

secara spesifik mendefenisikan lanskap budaya (cultural landscape) sebagai satu

model atau bentuk dari lanskap binaan, yang dibentuk oleh suatu nilai budaya

yang dimiliki suatu kelompok masyarakat yang dikaitkan dengan sumberdaya

alam dan lingkungan yang ada pada tempat tersebut. Lanskap tipe ini merupakan

hasil interaksi antara manusia dan alam lingkungannya yang merefleksikan

adaptasi manusia dan juga perasaan serta bentuk dalam menggunakan dan

mengolah sumberdaya alam dan lingkungan yang terkait erat dengan

kehidupannya. Hal ini dapat dilihat oleh kelompok-kelompok masyarakat tersebut

dalam bentuk pola pemukiman dan perkampungan, pola penggunaan lahan, sistem

sirkulasi, arsitektur bangunan dan struktur lainnya.

Lanskap budaya dapat digambarkan secara khusus aspek keaslian suatu

negara dan pengembangannya melalui bentuk, ciri, dan sejarah pembentukannya.

Amerika Serikat melalui National Park Service mendefenisikan bahwa lanskap

budaya itu adalah suatu area goegrafis yang memasukkan kedua sumber daya

yaitu budaya dan alam yang mempunyai hubungan pada suatu tempat kejadian

sejarah, aktivitas manusia, pertunjukan budaya dan juga nilai estetika (Von Droste

et al. 1995).

Adapun kempat katagori lanskap budaya yang mencirikan masing-masing

lanskap budaya

1. Tapak Sejarah (History site) merupakan suatu tempat yang berarti dalam

suatu kejadian atau aktivitas, atau berupa bangunan apakah yang masih

berdiri atau sudah runtuh, dimana pada lokasi itu sendiri terjadi proses

sejarah, budaya, atau tanpa memperhatikan nilai arkeologi atau nilai dari

bangunan existing.

2. Karya Lanskap Sejarah (Historic Designed Landscape) lanskap sejarah

mempunyai suatu peristiwa yang sangat penting sebagai suatu disain atau

karya artistik yang juga gabungan dari orang, tren atau kejadian di dalam

(40)

11  

3. Lanskap Sejarah Vernacular (Historic Vernacular Lansdcape) merupakan

gambaran nilai dari penduduk dan sikap terhadap lahan dan yang

digambarkan oleh pola dari penyesuaian, penggunaan dan pengembangan

dengan waktu yang lama.

4. Lanskap ethnografik, merupakan gabungan kelompok yang seumur dan khas

yang digunakan atau yang dihargai dalam jalur tradisional.

Lanskap budaya mempunyai ke khasan dalam lanskap tersebut, dan ada

beberapa setting diantaranya adalah lanskap sawah berteras, ladang, savana,

padang penggembalan, kampung nelayan, dan lanskap sejarah. Sedang contoh

lanskap budaya yang terkait dengan kehidupan seperti pertanian, perkebunan,

pertambangan, yang berhubungan dengan etnik, agama dan kepercayaan. Dapat

juga berupa ekosistem yang terdiri dari ekosistem darat, laut, pesisir, gunung

termasuk juga budaya yang ada dipinggiran sungai, namun lanskap budaya yang

mencirikan suatu daerah dan masyarakat secara alami adalah lanskap pertanian

yang sesuai dengan pola hidup, dan budaya yang ditampilkan berdasarkan

aturan-aturan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut berdasarkan budaya mereka

sendiri.

2.2. Lanskap Pertanian

Lanskap perdesaan menurut Undang-Undang no 26 tahun 2007, bab I

ketentuan umum pasal 1, tentang penataan ruang, didefenisikan sebagai kawasan

yang mempunyai kawasan pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan

jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Lanskap perdesaan

menurut Departemen Umum 2005, merupakan gabungan antara lanskap yang

dikelola dan lanskap alami yang berada di desa. Lanskap tersebut tidak hanya

menggambarkan bagian dari muka bumi yang tidak hanya dihuni untuk

pemukiman tetapi juga mampu mempreservasi lingkungan yang alami. Sumber

daya alami, makanan dan habitat satwa liar mampu disediakan oleh lanskap ini

yang memungkinkan manusia untuk hidup di lingkungan ekologi yang sangat

(41)

12   

Karakteristik umum wilayah pertanian di Indonesia adalah wilayah yang

pada umumnya berbentuk topografi lereng untuk tanaman hortikultura

dibandingkan dengan wilayah pertanian padi sawah yang relatif datar. Fenomena

ini melihatkan bahwa lanskap pertanian tanaman hortikultura sangat cocok dan

sangat bagus pertumbuhan didaerah pegunungan yang sesuai dengan iklim

pertumbuhannya, sedangkan pada lanskap sawah yang membutuhkan tempat datar

dikarenakan lahan yang membutuhkan air dalam pertumbuhannya sehingga

membutuhkan tempat yang datar. Masing-masing tempat mempunyai kelebihan

tersendiri, namun karena lanskap pertanian sayuran lebih banyak ke daerah

pegunungan yang viewnya sangat bagus.

Vanslembrouk (2006), mengakui bahwa nilai lanskap tanah pertanian

memiliki kelebihan berdasarkan keindahan yang permai dari lanskap pedesaan,

seperti ladang, kebun buah-buahan, dan kumpulan ternak yang digembalakan di

padang rumput. Aktivitas pertanian secara umum bersifat non-polluting (tidak

pencemaran), seperti padang rumput dan pertanian hortikultura (terutama sayur,

buah dan bunga) memiliki peranan dalam pembentukan pemandangan.

2.3. Agrowisata

Wisata yang didasarkan pada ketentuan WATA (World Association of

Travel Agent, Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah perjalanan

keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor

perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat

atau kota baik di dalam maupun di luar negeri, dan wisata merupakan bentuk

kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam,

baik dalam keadaan alami maupun setelah ada budidaya, sehingga memungkinkan

wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan

pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cara terhadap

alam. Jadi wisata adalah pergerakan orang sementara menuju tempat tujuan yang

berada di luar tempat tinggal, aktivitas yang dilakukan selama mereka tinggal

ditempat tujuan dan fasilitas yang ada sesuai dengan kebutuhan. Bentuk-bentuk

(42)

13  

a. Kepemilikan (ownership) atau pengelola areal wisata yang dapat

dikelompokkan ke dalam tiga sektor, yaitu badan pemerintah, organisasi

nirlaba, dan perusahaan komersial.

b. Sumberdaya (resource), yaitu alam (natural) dan budaya (cultural).

c. Perjalanan wisata/lama tinggal (touring/longstay).

d. Tempat kegiatan, yaitu di dalam ruangan (indoor), di luar ruangan (outdoor).

e. Wisata utama/wisata penunjang (primary/secondary).

f. Daya dukung (carrying capacity) tapak dengan tingkat penggunaan

pengunjung, yaitu intensif, semi intensif, dan ekstensif.

Berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Pariwisata, Pos dan

telekomunikasi dengan menteri Pertanian yang dituangkan dalam SK bersama No.

KM 47/PW.DVM/MPPT.88 dan No. 204/KPTS/MK.050/4/1989, agrowisata

diartikan sebagai suatu bentuk aktifitas yang memanfaatkan usaha agro sebagai

obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman,

rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian (Tirtawinata & Fachruddin

1999).

Agrowisata pada prinsipnya adalah merupakan kegiatan industri yang

mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang

diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah

keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor

kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada

wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Nilai

kualitas lingkungan tersebut disadari sangat penting. Oleh karena itu, masyarakat

atau petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan

kelestarian lingkungannya (Departemen Pertanian, 2003).

Salah satu bentuk pariwisata yang objek wisata utamanya adalah

pertanian, dapat dikatakan sebagai agrowisata yang merupakan wisata yang

memanfaatkan objek-objek pertanian. Agrowisata juga merupakan kegiatan

wisata yang terintergrasi dengan keseluruhan sistem pertanian dan memanfaatkan

objek-objek wisata, seperti teknologi pertanian, komoditi pertanian maupun view

(43)

14   

Menurut Arifin (1992) agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan

wisata yang dilakukan di kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di

dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan,

pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan

wisatawan pun dapat membeli produk pertanian tersebut sebagi oleh-oleh.

Agrowisata juga merupakan pengabungan antara aktivitas wisata dengan aktivitas

pertanian. Aktivitas wisata pertanian merupakan kegiatan berjalan-jalan keluar

dari ruang dan lingkup pekerjaannya sambil menikmati pemandangan atau hal-hal

lain yang tidak terkait dengan pekerjaan yang dimiliki wisatawan. Aktivitas

pertanian dalam hal ini adalah pertanian dalam arti luas, merupakan seluruh

aktivitas untuk kelangsungan hidup manusia yang terkait dengan pemanenan

energi matahari dari tingkat primitif (pemburu dan pengumpul) sampai model

pertanian yang canggih (kultur jaringan) antara lain adalah aktivitas pertanian

lahan kering, sawah, lahan palawija, perkebunan, kehutanan, pekarangan, tegalan,

ladang dan sebagainya. Dalam kegiatan agrowisata, wisatawan dapat diajak

berjalan-jalan untuk menikmati dan mengapresiasikan kegiatan pertanian dan

kekhasan serta ke indahan alam binaannya sehingga daya apresiasi dan kesadaran

untuk semakin mencintai budaya dan melestarikan alam semakin meningkat

(Nurisjah, 2001).

Menurut Tirtawinata & Fachruddin (1999) bahwa agrowisata merupakan

suatu upaya dalam rangka menciptakan produk wisata baru (Diversifikasi).

Kegiatan agrowisata juga merupakan kegiatan pengembangan wisata yang

berkaitan dengan kegiatan pedesaan dan pertanian yang mampu meningkatkan

nilai tambah kegiatan pertanian dan kesejahteraan pedesaan (Khairul,1997).

Kawasan agrowisata dalam beberapa hal dapat memberikan keuntungan

dalam perbaikan fisik perdesaan dan juga secara umum dipercaya bahwa

agrowisata akan mendorong regenerasi kultur sosial dalam kawasan perdesaan

(Sharpley, 2002). Selain itu kawasan agrowisata memberikan nilai tambah pada

pertanian. Menurut Haeruman dalam Betrianis (1996), tujuan dari pengembangan

agrowisata adalah meningkatkan nilai kegiatan pertanian dan kesejahteraan

masyarakat perdesaan. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyiapan

(44)

15  

disiapkan tetapi juga menyiapkan pedesaan untuk dapat menangkap nilai tambah

yang diberikan oleh agrowisata tersebut.

Menurut Nurisjah (2001), wisata pertanian merupakan gabungan antara

aktivitas wisata dan aktivitas pertanian. Dalam kegiatan ini wisatawan diajak

untuk menikmati dan mengapresiasikan kegiatan pertanian, kekhasan dan

keindahan alam binaan, sehingga daya apresiasi dan kesadaran untuk semakin

mencintai budaya dan melestarikan alam semakin meningkat. Daya tarik dalam

wisata pertanian dan budidaya untuk di jadikan pengembangan agrowisata

meliputi proses pengolahan mulai dari tahan persiapan lahan sampai dengan pasca

panen.

Pengembangan suatu lanskap untuk agrowisata melalui suatu proses

perencanaan. Perencanaan merupakan urutan pekerjaan yang panjang dan terdiri

dari bagian pekerjaan yang saling berkaitan (Simonds dan Starke, 2006). Marsh

(1985), menyatakan perencanaan lanskap adalah penyesuaian program dengan

suatu lanskap untuk menjaga kelestarian. Hal-hal yang ingin dikembangkan

adalah pemandangan lanskap, ekosistem, atau unsur-unsur langka yang dapat

dijadikan obyek wisatawan.

Gunn (1994), menyatakan bahwa perencanaan pengembangan wisata yang

tepat adalah upaya menyeimbangkan antara penawaran (supply) dari suatu obyek

agrowisata dengan permintaan (demand) dari masyarakat atau pasar. Aspek

penawaran tersebut berupa obyek atau aktraksi, transportasi, informasi dan

promosi serta fasilitas pelayanan. Secara spesifik, Arifin (2001) menyatakan

penawaran wisata pertanian berupa keindahan pemandangan, fenomena alam dan

keanekaragaman hayati, komoditas pertanian unggulan, proses produksi

pertanian-proses panen, berbagai hasil olahan sebagai buah tangan, kondisi sosial

budaya masyarakat pertanian sampai aspek pemasaran dan ekonomi pertanian.

Wisata pertanian juga dapat melibatkan wisatawan secara aktif di dalam kegiatan

(45)

16   

2.4. Nagari Pandai Sikek

Pandai Sikek adalah nagari yang terletak diantara dua buah gunung yaitu

gunung Merapi dan gunung Singgalang. Nagari Pandai Sikek berbatasan dengan

Nagari Padang Laweh dibagian Utara dan dengan Nagari Koto Laweh dibagian

Selatan serta berbatasan dengan Nagari Aia Angek pada bagian Timur. Nagari

Pandai Sikek berada pada ketinggian antara 800m – 1200m diatas permukaan laut.

Hampir seluruh wilayahnya merupakan daerah hulu sungai yang mengalir ke

Batang Anai, yaitu Batang Air Baruah yang membawa air sejuk dari gunung

Singgalang, dan Batang Air Sungai Guntung yang kaya dengan mineral dari

gunung. Nagari Pandai Sikek sering ditimpa abu vulkanis yang berasal dari

letusan gunung berapi. Oleh karena itu tanahnya sangat subur dan memiliki

potensi yang baik dan cocok menjadi daerah pertanian.

Mata pencaharian penduduk di Nagari Pandai Sikek yang utama adalah

bertani dan hal ini sesuai dengan keadaan topografi Nagari Pandai Sikek.

Pertanian menyumbangkan devisa yang sangat besar bagi Nagari Pandai Sikek.

Komoditi utama pertanian di Nagari Pandai Sikek adalah produk tanaman keras

seperti kulit manis, cengkeh, kopi, kayu surian, madang, bayur dan lain-lain.

Selain itu juga berasal dari sayur-mayur seperti tomat, cabai, terung dan kol.

Kontribusi besar juga berasal dari hasil penanaman padi. Diperkirakan kontribusi

sektor pertanian adalah 60% – 80% dari pendapatan bruto penduduk Nagari

Pandai Sikek. Hampir seluruh aktifitas pengolahan sawah maupun ladang masih

dilakukan dengan menggunakan sistem tradisional seperti penggunaan kerbau

untuk membajak sawah dan penggunaan sistem irigasi tali bandar (sistem irigasi

berpusat pada suatu tempat) yang merupakan warisan pemerintahan kolonial

Belanda. (www.psikek.wordpress.com).

Sektor lain yang menjadi keunggulan Nagari Pandai Sikek selain sektor

pertanian adalah keunggulan pada seni tenunan songket dan ukiran kayu. Tenunan

songket adalah kain tradisional Minangkabau yang biasanya digunakan sebagai

pakaian adat yang dipakai pada acara-acara tradisional. Kain tenunan Songket

biasanya dikenakan pada saat acara-acara perkawinan dan acara-acara pertemuan

adat. Tenunan ini dibuat dengan menggunakan metode tradisional dengan

(46)

17  

motif-motif tanaman. Ukiran kayu biasanya ditemukan di banyak desa karena

rumah-rumah adat memerlukan kayu-kayu yang telah diukir untuk dindingnya.

Nagari Pandai Sikek merupakan salah satu tempat yang terkenal dengan kerajinan

ukiran kayu. Saat ini banyak pengukir kayu yang menciptakan kerajinan-kerajinan

yang dapat dijadikan cendramata untuk dibawa oleh wisatawan sebagai oleh-oleh

ke negaranya.

Songket dan ukiran merupakan dua produk terkemuka yang dihasilkan

secara tradisional (turun temurun) oleh seniman pekria Sumatera Barat. Hingga

saat ini belum ditemukan bukti tertulis tentang awal dimulainya kegiatan

menyongket. Akan tetapi proses menyongket identik dengan kegiatan bertenun.

Pada awalnya pembuatan kain tenun dibuat dengan maksud melindungi tubuh dan

kemudian beralih fungsi sebagai media yang bernilai estetis. Latar belakang

terbentuknya jenis budaya tradisional ukiran kayu seperti yang banyak terdapat

pada dinding rumah gadang tidak jauh berbeda dengan proses menyongket.

Ukiran kayu pada awalnya memiliki fungsi estetis untuk menghiasi rumah. Akan

tetapi sebuah hiasan tidak saja sekedar memperindah penampilan benda yang

dihias. Namun, hiasan pun mampu dijadikan sebagai media komunikasi yang

dapat rnenyampaikan pesan-pesan tertentu kepada pengamat atau masyarakat di

sekitarnya (www.uhamka.ac.id).

Kontribusi usaha tenun dan ukiran ini cukup besar bagi pendapatan

penduduk nagari secara keseluruhan. Dalam perkembangannya, industri tenun

songket ikut terangkat bersamaan dengan peningkatan sektor pariwisata. Pada

tahun-tahun 1980-1990, penghasilan penduduk Nagari dari sektor tenun sangat

fenomenal. Salah satu dampak penghasilan yang meningkat ini adalah

rumah-rumah yang dibangun dari penghasilan bertenun, dan yang lebih penting lagi

adalah banyaknya penduduk nagari yang berhasil menyelesaikan pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi karena melakukan pekerjaan sampingan

(47)
(48)

19  

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Pandai Sikek yang termasuk dalam

wilayah Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat.

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011.

Lokasi penelitian berada di Nagari Pandai Sikek dengan batas-batas

wilayah adalah sebagai berikut, dari sebelah Utara berbatasan dengan Nagari

Padang Laweh, Kabupaten Agam, sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Aie

Angek dan Nagari Koto Baru, sebelah Selatan berbatasan dengan Koto Laweh,

dan sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Singgalang (Gambar 2).

(Sumber: www.googleimages.pandaisikek)

Gambar 2 Lokasi Penelitian

Nagari Pandai Sikek terletak pada koordinat 0°23’49″ Lintang Selatan

dan terletak pada koordinat 100°22’54″ Bujur Timur. Dilihat posisi tersebut

yang berdekatan dengan garis katulistiwa, maka Nagari Pandai Sikek beriklim

tropis.

(49)

20   

3.2. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melewati tahap persiapan, survei, pengumpulan

data, pengolahan dan analisis data kemudian diakhiri dengan sintesis seperti yang

disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Tahapan penelitian

1. Persiapan

Tahap persiapan diawali dengan penentuan lokasi, batas penelitian,

penyusunan proposal dan penggurusan surat izin lokasi penelitian.

2. Survey Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey lapang, wawancara

dengan nara sumber (wali nagari), studi dokumen, serta pengisian kuisioner oleh Potensi pengembangan agrowisata

Konsep pengembangan lanskap agrowisata

Sintesis

Potensi daya tarik wisata

• Lanskap alami

• Lahan pertanian

• Sistem pertanian

• Aktivitas pertanian

• Organisasi masyarakat

• Permukiman penduduk

• Aktivitas penduduk

• Kesenian

Potensi kesiapan kesiapan masyarakat

• Tingkat pendidikan

• Keindahan, kebersihan ,dan kenyaman Jorong

• Keinginan masyarakat Jorong terhadap wisata

• Kertelibatan masyarakat terhadap wisata saat ini

• Organisasi masyarakat pengelola

Potensi pendukung wisata

• Aksesibilitas

• Sarana jalan

• Transportasi

• Akomodasi

• Rumah makan

• Informasi wisata

• Interpertasi wisata

• Organisasi pengelola wisata

• Paket wisata

Analisis

Tatanan lanskap budaya pertanian

Aspek legal

Aspek sosial budaya

• Filosofi

• Aktivitas Wisata • Fasilitas dan

saran a • Pen gelolaan • Partisipasi

(50)

21  

responden. Data yang diambil mencakup aspek lanskap alami/fisik, aspek sosial

budaya, dan faktor eksternal (Tabel 1). Untuk penilaian potensi agrowisata secara

skoring dilakukan pengisian tabel kriteria potensi wisata (Lampiran 1).

Sedangkan untuk pengisian kuisioner metode perbandingan eksponensial (MPE),

respondennya berasal dari orang-orang yang mengerti, memahami dan turut

merencanakan arah perkembangan Nagari Pandai Sikek, seperti Wali Nagari,

Camat X Koto, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas PU, Dinas Kebersihan dan

Pertamanan, Dinas Pariwisata, Dosen Pertanian, Dosen Arsitektur Lanskap, dan

Pakar wisata.

Tabel 1 Pengamatan di Lapangan dan Pengumpulan Data.

No Jenis Data Bentuk Data Metode

pengambilan Sumber data 1 Aspek Lanskap Alami/fisik

• Gunung, telaga

• Badan air, parit

2 Aspek sosial budaya

• Filosofi,

• Organisasi kemasyarakatan

• Jumlah penduduk asli

• Kesiapan masyarakat

• Keterlibatan masyarakat

• Organisasi pengelola wisata

Kualitatif/

3 Faktor eksternal

• Kebijakan/peraturan

• Pendatang dari luar

• Aktivitas wisata

• Aksibilitas

• Sarana jalan

• Transportasi

• Akomodasi

• Rumah makan

• Informasi wisata

• Interpertasi wisata

• Organisasi wisata

(51)

22   

3. Identifikasi

Identifikasi dilakukan secara deskriptif dan spasial untuk mendeskripsikan

karakter lanskap budaya pertanian di lokasi penelitian.

4. Analisis

Analisis potensi daya tarik, potensi pendukung wisata, dan kesiapan

masyarakat dilakukan melalui metode skoring dan metode perbandingan

eksponsial (MPE). Analisis metode skoring dilakukan dengan penjumlahan

nilai/skoring dari tiap jorong. Dalam MPE dilakukan pembobotan kriteria dengan

metode Eckenrode. Pembobotan dilakukan oleh responden ahli. Kuisioner MPE

dan tabel nilai bobot dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

Analisis data merupakan kegiatan mencari hubungan data kuisioner dari

aspek-aspek yang dianalisis dan hasil identifikasi data di lapangan untuk

mencapai tujuan berupa potensi pengembangan agrowisata dan konsep

pengembangan lanskap agrowisata pada lanskap budaya pertanian.

Metode perbandingan eksponsial (MPE) adalah salah satu metode yang

digunakan dalam pengambilan keputusan yang mengkuantitatifkan pendapat

seorang atau lebih dalam skala tertentu ( Ma’arif & Tanjung, 2003).

Kriteria–kriteria yang digunakan untuk menilai lanskap pertanian untuk

pengembangan agrowisata tersebut adalah :

a. Potensi daya tarik

- Keragaman lanskap alami

- Landform pertanian

- Sistem pertanian

- Aktivitas pertanian

- Organisasi masyarakat pertanian

- Jenis pemukiman penduduk

- Aktivitas penduduk

- Jenis-waktu kesenian

b. Potensi Pendukung wisata

- Aksesibilitas

- Transportasi

- Akomodasi

- Tersedia rumah makan

- Informasi wisata

- Sarana interpertasi

- Organisasi/pengelola wisata

(52)

23  

c. Potensi Kesiapan masyarakat

- Hospitaliti (keterbukaan,keramahan)

- Sumber daya manusia

- Keterlibatan masyarakat pada pekerjaan wisata

- Organisasi pengelola dari penduduk asli

- Tingkat Pendidikan

- Keindahan, kenyaman, dan keamanan

Total nilai setiap pilihan keputusan di hitung dengan persamaan:

m

Total Nilai =

(Rk

ij

) TKK

j

j=i

Rkij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada keputusan ke-I, yang dapat dinyatakan dengan skala ordinal (1,2,3,4,5)

TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan, yang dinyatakan dengan bobot n = jumlah pilihan keputusan

m = jumlah kriteria putusan

Untuk mendapatkan bobot dari kriteria pada setiap aspek (daya tarik

wisata, pendukung wisata, dan kesiapan masyarakat) dilakukan dengan rumus:

n

∑λej j=i

We =

k

λej λej

e=I j=I

dimana : λej = nilai ke λoleh ahli ke j

n = Jumlah responden

e = 1,2,… … k

(53)

24   

Nilai setiap lokasi jorong untuk pengembangan agrowisata sesuai dengan

karakter potensi masing-masing berdasarkan range penilaian 1-5 yaitu: 5= Sangat

baik 4=Baik 3= Cukup Baik 2= Kurang baik 1= Tidak baik. Tabel hasil

penilaian dapat dilihat pada Lampiran 6. Sedangkan hasil penilaian setelah

pembobotan disusun sesuai tabel pada Lampiran 7. Dari penilaian berdasarkan

secara skoring dan MPE dilakukan analisis secara spasial untuk mengetahui

potensi secara spasial.

5. Sintesis Data

Dari hasil penilaian secara skoring, MPE, dan spasial dilakukan

penyusunan konsep dasar untuk pengembangan lanskap agrowisata. Berdasarkan

konsep dasar, dibuat konsep pengembangan masing-masing jorong sesuai tingkat

(54)

25  

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lanskap Alami Nagari Pandai Sikek

Lanskap pembentuk pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek adalah

masih bersifat alami dan memiliki panorama yang indah, ini dilihat dari view yang

dapat dilihat sepanjang jalan menuju Nagari Pandai Sikek. Lanskap alami yang

ada didaerah Pandai Sikek seperti Gunung Singgalang, air terjun, telaga

merupakan elemen mayor pembentuk lanskap pertanian di Nagari Pandai Sikek

(Gambar 4). Di daerah lereng gunung Singgalang banyak dibudidaya tanaman

pertanian, baik tanaman hortikultura maupun tanaman pangan. Di bawah kaki

gunung Singgalang terdapat telaga dan air terjun yang berfungsi sebagai tempat

penampungan dan mengaliri areal pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek.

Telaga merupakan sumber air untuk aktivitas pertanian, sedang air yang ada di

telaga ini berasal dari air hujan dan aliran penyimpanan dari rembesan hutan yang

ada disekitar telaga.

Elemen minor yang terdapat pada lanskap pertanian di Nagari Pandai

Sikek salah satunya berupa parit-parit yang mengaliri air untuk pertanian. Parit

parit dibuat berdasarkan kebutuhan pertanian, dan parit-parit tersebut juga

mengaliri kolam-kolam yang terdapat di rumah-rumah penduduk Nagari Pandai

Sikek, kolam-kolam yang terdapat pada rumah penduduk berfungsi sebagai sarana

untuk kebutuhan pertanian juga untuk kebutuhan untuk rumah tangga sehari-hari,

seperti mandi, cuci, air yang mengalir dari parit-parit yang menghubungkan ke

(55)

26   

Gambar 4 Elemen Lanskap Nagari Pandai Sikek

Iklim

Nagari Pandai Sikek mempunyai suhu rata-rata adalah 25.8oC dengan suhu

rata-rata tertinggi 26.4oC pada bulan April dan terendah 24.9oC pada bulan

Januari. Rata-rata kelembaban nisbi adalah 84.5%. Kelembaban nisbi tertinggi

90.8% terjadi bulan Januari, dan terendah 79% pada bulan Agustus. Rata-rata

lama penyinaran adalah 58.7%. Lama penyinaran tertinggi 83.1% terjadi pada

bulan Agustus dan terendah 22,9% pada bulan Januari. Rata-rata kecepatan angin

adalah 2 km/jam. Kecepatan angin tertinggi 2.8 km/jam terjadi pada bulan

Februari dan terendah 1,5 km/jam pada bulan Juni. Rata-rata curah hujan adalah

495.3 mm terjadi pada bulan Januari dan terendah 167.8 mm pada bulan Agustus.

Rata-rata hari hujan adalah 20 hari dalam sebulan. Hari hujan tertinggi 27 hari

terjadi pada bulan April dan rendah 12 hari pada bulan Agustus.

Klasifikasi iklim berdasarkan iklim Schmidt dan Ferguson termasuk

daerah yang beriklim tropis tipe A (sangat basah), yaitu periode bulan basah

(curah hujan > 100 mm) relatif lebih panjang dari pada bulan kering (curah < 100

mm). Sesuai dengan data curah hujan bulanan rata-rata, diketahui bahwa bulan

basah yang terjadi hampir sepanjang tahun.

a

Peta Nagari Pandai Sikek 

Peta Google Earth Nagari Pandai

Telaga 

(56)

27  

Tanah

Jenis tanah pada di Nagari Pandai Sikek adalah andosol, tanah andosol

merupakan tanah yang berwarna coklat kekuningan. Lapisan atas berwarna kelabu

tua, lempung berdebu, remah, sangat gembur, sedangkan lapisan bawah coklat

kekuningan, lempung, rempah dan gembur, muka air tanah pada tanah andosol ini

dalam dan drainase cepat. Tanah bereaksi masam ph 4.6 dan kadar zat organik

seperti Nitrogen tersedia cukup tinggi sedangkan P2O5 tersedia dalam kadar yang

rendah dan K2O tersedia sangat rendah, cadangan mineral agak tinggi dan

kedalaman efektif sampai 30 cm.

Topografi

Topografi Nagari Pandai Sikek berbukit dan bergelombang, pada lahan

teratas terdapat hutan larangan dan kuburan sedangkan lahan sedang merupakan

tempat bercocok tanam pertanian, sampai pada lahan yang paling bawah, pada

setiap lahan dialiri parit untuk mengaliri pertanian yang terdiri dari tanaman

hortikultura dan pertanian tanaman pangan. Nagari Pandai Sikek pada umumnya

merupakan hamparan pertanian tanaman sayuran, dan tanaman pangan, sebagian

kecil rumah penduduk yang ada di Nagari Pandai Sikek berada dibawah kaki

gunung Singgalang.

Vegetasi

Vegetasi yang terdapat di Nagari Pandai Sikek adalah berupa tanaman

hortikultura yang terdiri tanaman sayuran seperti kol (Brassica oleracea), wortel

(Daucus carota L), caisin (Brassica juncea L.), cabai (Capsicum sp), terung

(Solanum melongena L.), seledri (Apium graveolens L.), dan bawang daun

(Allium ampeloprasum), untuk tanaman pangan yaitu padi (Oriza Sativa)pada

dataran rendah dan bergelombang, sedang vegetasi untuk dataran yang lebih

tinggi ditanami tanaman perkebunan seperti kulit manis (cassiavera), cengkeh

(Syzygium aromaticum), kopi (Coffea arabica L.), kayu surian (Toona sureni),

madang (Cinnamomum sp), dan bayur (Pterospermum spp). Tanaman utama yang

ditanam pada areal pertanian berupa tanaman sayuran dan diantara tanaman

sayuran tersebut di tanam tanaman pangan padi, keunikan pada vegetasi pertanian

di Nagari Pandai Sikek ini adalah tanaman sayuran yang ditanam tidak homogen,

(57)

28   

dari penanaman tanaman pangan selain untuk memutuskan siklus penyakit juga

untuk memperbaiki struktur tanah yang ada pada bekas tanaman sayuran tersebut,

dan uniknya lagi untuk tanaman padi petani di Nagari Pandai Sikek, hampir tidak

mengunakan pupuk kimia lagi, dan pestisida, bisa dikatakan tanaman padi yang

ditanam padi organik.

Hasil tanaman sayuran yang diproduksi Nagari Pandai Sikek 80% dijual

untuk kebutuhan daerah diluar Sumatra Barat (BPPS, 2008), seperti daerah Riau,

Medan, dan sampai ke Jakarta untuk kentang. Untuk tanaman pangan padi hanya

untuk kebutuhan sendiri dan tidak diperjualkan hasilnya.

4.1.1. Lanskap Pertanian Pandai Sikek

Pandai Sikek adalah Nagari yang terletak di kaki gunung Singgalang, yang

terletak pada ketinggian antara 800m – 1200m diatas permukaan laut. Di Utara

Pandai Sikek berbatasan dengan Nagari Padang Laweh dan di Selatan dengan

Nagari Koto Laweh. Sebelah Timur, Pandai Sikek berbatasan dengan Nagari Aie

Angek dan sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Singgalang seperti yang

tertera pada Gambar 5.

Sumber : Wali Nagari Pandai Sikek, 2011

Gambar 5 Peta Nagari Pandai Sikek

Hampir seluruh wilayah Pandai Sikek merupakan daerah hulu sungai yang

mengalir ke Batang Anai, yaitu Batang Air Baruah yang membawa air sejuk dari

gunung Singgalang, dan Batang Air Sungai Guntung yang kaya dengan mineral

(58)

29  

dari gunung Merapi. Karena dekat dengan gunung Merapi, Pandai Sikek juga

sering ditimpa abu vulkanis dari letusan gunung berapi. Oleh sebab itu tanahnya

sangat subur dan bagus untuk pertanian, daerah sebelah Barat bagus untuk

peternakan dan usaha penggemukan dengan rumput yang subur karena air gunung

Singgalang, sedang daerah sebelah Timur bagus untuk pertanian karena selalu

mendapat vertilizer dari gunung Merapi berupa hujan abu kepundan dan aliran

anak Sungai Guntung yang kaya dengan belerang dan mineral-mineral lainnya.

Nagari Pandai Sikek yang merupakan areal cocok yang untuk pertanian,

sehingga tanaman sayuran merupakan penghasil utama.  Hasil pertanian yang

utama adalah sayuran seperti terong, cabe, selederi, wortel. Juga tanaman keras

seperti kulit manis. Pemilihan jenis tanaman ditentukan oleh permintaan pasar.

Padi umumnya ditanam hanya untuk kebutuhan sendiri dan tidak merupakan

tanaman produksi (Gambar 6).

Pada tahun 2010 sektor pertanian masih menjadi kontributor terbesar dari

kegiatan perekonomian di Tanah Datar dan khususnya Nagari Pandai Sikek

dengan kontribusi sebesar 37.79 persen atau naik 0.02 persen dari tahun

sebelumnya (www.pdrbtanahdatar.com). Setiap harinya, tidak kurang dari 8

angkutan cigak baruak mengakut hasil pertanian ke pasar Koto Baru dan Padang

Luar, kira-kira satu atau dua kali dalam satu hari saja, tiap Jorong di Nagari

Pandai Sikek mengeluarkan hasil tani 3 ton perhari, sementara Nagari Pandai

Sikek terdiri dari 4 Jorong, berarti output hasil tani pada tiap harinya adalah

sekitar 12 ton. Perhitungan ini diambil berdasarkan rata-rata saja, karena pada

hari pasar hasil yang di keluarkan lebih besar. Penduduk Pandai Sikek juga

banyak mengusahakan kolam ikan dan peternakan sapi dan kerbau. Diperkirakan

(59)

30   

Sumber : Wali Nagari Pandai Sikek, 2011 Sumber : Google Earth, 2011

Hasil deliniasi dari google earth

Gambar 6 Lahan Pertanian Pandai Sikek

4.1.2. Tatanan Lanskap Budaya Pertanian

Nagari Pandai Sikek memiliki konsep tata ruang yang dibagi menjadi

ruang makro (Nagari), ruang meso (permukiman), dan ruang mikro (rumah

tinggal) berdasarkan skala kesatuan kelompok masyarakatnya.

Ruang Makro (Nagari) Masyarakat Nagari Pandai Sikek memiliki

pandangan hidup yang berorientasi kepada alam, yang selanjutnya sikap ini

menjadi pedoman dalam menyusun adat, maka oleh karena itu setiap kegiatan

dalam masyarakat termasuk kegiatan pertanian harus merujuk adat. Adat

mendorong orang di Nagari Pandai Sikek untuk selalu memanfaatkan alam

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2 Lokasi Penelitian
Gambar 3 Tahapan penelitian
Tabel 1 Pengamatan di Lapangan dan Pengumpulan Data.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bank Kalteng, hadiah yang lain dapat diambil di Kantor Bank Kalteng tempat penabung membuka tabungan, dengan syarat-syarat sbb :... YOSAPATASI RUKMO SUSEDYANTO Direktur

Sedangkan perencanaan/perhitungan berdasarkan capacity adalah merupakan perencanaan yang tinjauannya untuk menentukan jumlah site yang dibutuhkan agar mampu melayani banyaknya

Berdasarkan uraian diatas peneliti mengambil pendapat atau kesimpulan bahwa identitas diri tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumtif yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri

Kadar glukosa pada kedua substrat semakin menurun karena glukosa dalam sari kacang hijau dan kacang merah digunakan bakteri asam laktat sebagai sumber karbon untuk

Seorang laki laki 19 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan nyeri menelan, disertai dengan demam dan nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu.. Riwayat penyakit dahulu

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah : “Adakah Pengaruh Tindakan Restrain Fisik Dengan Manset Terhadap Penurunan Perilaku Kekerasan Pada

Limbah isi rumen dari rumah potong hewan (RPH) yang belum terkelola secara optimal memungkinkan menimbulkan masalah bagi lingkungan. Salah satu alternatif pengolahan limbah

Berdasarkan apa yang telah dijabarkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 93/PUU-XV/2017, maka dapat dianalisis bahwasannya permohonan yang dimohonkan oleh para