• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISTILAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Potensi Pengembangan Agrowisata 1 Penilaian Potensi Daya Tarik Wisata

4.2.2. Penilaian Potensi Pendukung Wisata

Berdasarkan hasil penilaian potensi pendukung wisata secara skoring diperoleh klasifikasi Jorong Pagu-pagu, dan Jorong Baruah sangat potensial, sedangkan Jorong Tanjung dan Jorong Koto Tinggi cukup potensial. Ini dilihat dari unsur aksesibilitas, transportasi, akomodasi, rumah makan, informasi wisata, sarana interpertasi, organisasi/pengelola wisata, dan paket wisata sudah ada di Jorong Baruah dan Jorong Pagu-pagu dibandingkan dengan Jorong-Jorong yang lain (Tabel 6).

Tabel 6 Hasil Penilaian Potensi Pendukung Wisata

No Unsur/sub unsur Pagu-pagu Tanjung Koto tinggi Baruah Skor

1 Aksesibilitas

- Kondisi jalan 20 20 20 25 - Jarak jalan primer 20 20 25 25 - Jarak dari jalan

sekunder 10 10 25 25 - Tipe jalan 25 25 25 25 2 Transportasi - Jenis transportasi 20 20 20 20 - Waktu tempuh 25 25 25 25 3 Akomodasi - Jenis penginapan 10 0 0 0 - Jumlah penginapan 10 0 0 0 4 Rumah Makan - Jumlah rumah makan 0 0 0 15 - Jarak rumah makan 0 0 0 20

5 Informasi wisata - Obyek wisata 25 25 25 25 - Lokasi 25 25 5 25 6 Sarana interpertasi 0 0 0 25 7 Organisasi/pengelola wisata 10 10 10 15 8 Paket wisata 5 5 5 5

50   

Potensial Potensial Potensial Potensial Keterangan

Nilai 201-250 : Sangat Potensial Nilai 151-200 : Cukup Potensial Nilai 101-150 : Kurang Potensial Nilai 50-100 : Tidak Potensial

Jorong Pagu-pagu dan Jorong Baruah diklasifikasikan sangat potensial

dilihat dari penilaian pendukung wisata. Potensi pendukung wisata yang ada di

Jorong Pagu-pagu walaupun diklasifikasikan potensial, namun ada beberapa unsur lemah di Jorong Pagu-pagu yaitu tidak adanya rumah makan, sarana interpretasi, organisasi atau pengelola wisata dan paket wisata, namun untuk akomodasi jenis penginapan dan jumlah penginapan sudah ada walaupun masih mempergunakan rumah masyarakat setempat, menurut informasi dari kepala Jorong Pagu-pagu tiap tahun wisatawan dari Malaysia datang berkunjung ke Jorong Pagu-pagu dan untuk akomodasi penginapan mereka mengginap dirumah masyarakat setempat.

Jorong Baruah yang diklasifikasikan sangat potensial dilihat dari penilaian potensi pendukung wisata yaitu aksesibilitas, transportasi, informasi wisata, sarana interpertasi, organisasi atau pengelola wisata, sudah ada dibandingkan dengan jorong-jorong yang lain, terutama pendukung wisata terdapat pusat-pusat penjualan tenunan Pandai Sikek, ukiran-ukiran rumah gadang, sehingga banyak turis-turis yang datang untuk membeli hasil kerajinan tenunan dan ukiran. Aksesibilitas untuk menuju Jorong Baruah juga paling mudah karena dekat dengan jalan raya Padang Panjang dan Bukit Tinggi. Pada Jorong Baruah juga terdapat pengelolaan wisata program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) yang bergerak dalam wisata walaupun masih baru. Potensi pendukung yang tidak ada di Jorong Baruah adalah tidak adanya akomodasi atau penginapan, walaupun banyak didatangi turis manca negara dan lokal, untuk melihat dan membeli hasil tenun dan ukiran.

Jorong Tanjung dan Jorong Koto Tinggi diklasifikasikan cukup potensial

dilihat dari penilaian pendukung wisata yaitu aksesibilitas, tipe jalan, dan jarak

tempuh, informasi wisata. Untuk Jorong Tanjung aksesibilitas tipe jalan sudah beraspal lebih dari 80% dan jarak tempuh 0.5 jam dari jalan primer (utama).

51  

51

 

Unsur potensi pendukung wisata yang sangat lemah di Jorong Tanjung tidak akomodasi, rumah makan, sarana interpretasi, organisasi atau pengelola wisata, dan paket wisata.

Analisis Penilaian Potensi Pendukung Wisata berdasarkan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

Nilai bobot karakter aksesibilitas menurut responden ahli merupakan karakter yang mempunyai nilai tinggi (0.16), dibandingkan dengan karakter yang lain, dan karakter sarana interpretasi memiliki nilai paling rendah (0.080) (Tabel 7). Salah satu faktor yang dipertimbangkan wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata adalah kemudahan dalam aksesibilitas mencapai lokasi wisata.

Tabel 7 Bobot Karakter Potensi Pendukung Wisata Berdasarkan Responden Ahli

Karakter Bobot

Aksesibilitas 0.160

Transportasi 0.133 Akomodasi 0.146 Tersedia rumah makan 0.115

Informasi wisata 0.131

Sarana interpretasi 0.080 Organisasi/pengelola wisata 0.122 Paket wisata yang ada 0.112

Wisatawan yang datang menuju lokasi agrowisata apabila ditunjang akan sarana akses yang bagus, ada kemungkinan akan kembali lagi ketempat wisata tersebut, ini dilihat dari jarak waktu yang ditempuh akan lebih cepat dengan aksesibilitas yang ada, ditambah dengan setiap jalan yang ditempuh menyajikan pemandangan pertanian yang bagus. Dampak yang ditimbulkan dari aksesibilitas yang baik, kemungkinan pengunjung melanjutkan ke tempat yang lain.

Semakin mudah akses menuju lokasi biasanya tempat wisata tersebut akan semakin sering didatangi wisatawan. Lokasi yang strategis dan kondisi jalan yang baik akan mendukung adanya kegiatan wisata. Nagari Pandai Sikek sendiri merupakan nagari yang terletak di jalan raya antara Kotamadya Padang Panjang dan Kotamadya Bukit Tinggi. Aksesibilitas dalam pengembangan agrowisata sangat diutamakan untuk pengunjung menuju lokasi, begitu juga untuk aktivitas produksi pertanian, dalam membawa hasil produksi yang dihasilkan.

52   

Berdasarkan hasil perhitungan nilai total MPE terhadap daerah yang berpotensi untuk pendukung wisata budaya pertanian yang dikembangkan sebagai agrowisata, dari nilai yang tertinggi sampai nilai yang terendah adalah Jorong Baruah, Jorong Pagu-pagu, Jorong Koto Tinggi, dan Jorong Tanjung (Tabel 8).

Tabel 8 Potensi Pendukung Wisata berdasarkan MPE Lokasi/ Jorong AK TR AM RM IW SI OW PW Skor Ranking MPE Tanjung 3.6 3.5 3.3 2.6 2.2 2.2 2.4 2.3 2.8327 4 Koto Tinggi 3.7 3.5 3.3 2.6 2.3 2.5 2.3 2.2 2.8610 3 Baruah 3.9 5.2 3.3 3.0 2.8 2.6 2.9 2.4 3.3314 1 Pagu-pagu 3.4 4.0 3.3 2.5 2.2 2.4 2.4 2.2 2.8633 2 Bobot 0.146 0.133 0.160 0.115 0.131 0.080 0.122 0.112

Jorong Baruah dinilai oleh para responden dengan nilai tertinggi dan diikuti oleh Jorong Pagu-pagu karena Jorong Baruah dan Jorong Pagu-pagu paling dekat dengan akses ke jalan raya antara Padang Panjang dan Bukit Tinggi menuju Nagari Pandai Sikek, baik dari kondisi jalan, jarak tempuh dan karakteri yang lainnya. Yang lebih menarik dari Jorong Baruah menjadi nilai tambah dalam pengembangan agrowisata adalah banyaknya terdapat industri kerajinan kain tenun atau yang terkenal dengan sebutan songket Pandai Sikek. Di Jorong Baruah hampir setengah Jorongnya merupakan tempat penjualan atau toko-toko hasil tenunan dan ukiran rumah gadang (Gambar 17), sehingga masyarakat di Jorong Baruah mempunyai mata pencaharian sebagai pemilik toko yang langsung menjual hasil tenunannya, begitu juga dengan Jorong Koto Tinggi. Di Jorong Koto Tinggi terdapat pusat pelatihan kerajinan tenunan songket, dan tempat pelatihan ini sudah diresmikan oleh ibu wakil Presiden Muhfida Yusuf Kalla pada Tahun 2006 (Gambar 18).

53  

53

 

Gambar 17 Showroom Tenunan Songket (a); Hasil Tenunan (b)

Gambar 18 Pusat Pelatihan Tenun Pandai Sikek

Masyarakat di Jorong Koto Tinggi mempunyai mata pencaharian dari tenunan songket, baik yang dihasilkan dari pusat pelatihan maupun hasil dari rumah mereka masing-masing. Hampir di setiap rumah ada alat tenunan songket, dan anak-anak mereka juga dari kecil sudah diajarkan untuk menenun (Gambar 19).

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011

Gambar 19 Alat Tenun

54   

Jorong Pagu-pagu dan Jorong Tanjung untuk potensi pendukung cukup, ini disebabkan oleh kondisi masyarakat lebih banyak beraktivitas dibidang pertanian, namun masih ada sebagian kecil masyarakat yang menenun songket dirumah-rumah mereka, yang hasilnya nanti ditampung oleh masyarakat yang ada di Jorong Baruah.

Dokumen terkait