• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISTILAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lanskap Alami Nagari Pandai Sikek

4.1.3. Aspek Sosial Budaya

Nagari Pandai Sikek yang terletak dibawah kaki Gunung Singgalang dengan luas Nagari 2.577 Ha, jumlah penduduk 5.523 jiwa dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki 2.598 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 2.925 jiwa yang tersebar ke dalam empat Jorong

Penduduk Nagari Pandai Sikek sangat taat beragama dan masih

menjunjung tinggi Adat salingka Nagari, dengan Falsafah “ Adat Basandi Syarak,

Syarak Basandi Kitabullah “ bersendikan adat dan agama, serta senantiasa

menaati hukum, musyawarah mufakat, yang berdasarkan alur dan patut. Ungkap ini berarti bahwa apapun yang digariskan oleh agama (Islam) secara konseptual

akan dipatuhi dan dilaksanakan oleh adat secara operasional "Elok dek awak,

katuju dek urang" serta konsekuen melaksanakan hasil mufakat menuju

kebahagiaan hidup bersama yang adil dan makmur dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

Pada Lanskap budaya pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek tidak mempunyai filosofi khusus, hanya filosofi yang umum dipakai dalam budidaya

pertanian. Seperti “Alam takambang jadi guru” ini berarti sesuatu pelajaran dari

pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek belajar dari Alam. Tanah pertanian yang digarap ada yang merupakan tanah dari turun temurun, dan ada juga tanah yang berasal dari adat berupa tanah ulayat.

Karakteristik masyarakat yang ada pada Nagari Pandai Sikek sama dengan daerah-daerah di lainnya, yaitu dengan bersifat gotong royang dan umumnya masyarakat di Nagari Pandai Sikek adalah petani dan industri tenun kain songket. Dapat dilihat dari data-data yang ada di Nagari Pandai Sikek, mata pencaharian penduduk Nagari Pandai Sikek 75% adalah petani, 10% bekerja diswasta, 10% pengerajin, 3% PNS, dan 2% lainnya. Dilihat dari mata pencaharian yang terbanyak adalah pertanian, pertanian ini tersebar di Jorong-Jorong di Nagari Pandai Sikek. Tata guna lahan di Nagari Pandai Sikek terdiri permukiman, pekarangan, kolam, sawah, tegalan, hutan rakyat, hutan Negara, ( Tabel 2).

36   

Tabel 2 Tata Guna Lahan di Nagari Pandai Sikek

No Jenis Tata Guna Lahan Luas

Ha % 1 Permukiman 39 1.5 2 Pekarangan 7.9 0.3 3 Kolam 3.9 0.2 4 Sawah 327 12.7 5 Tegalan 448 17 6 Hutan rakyat 288 11 7 Hutan Negara 1475 57 Luas Total 2577 100%

Sumber : Data Kecamatan X Koto, 2010

Melihat dari data di atas luas lahan pertanian yang diolah bahwa tegalan paling luas, pada tegalan ini ditanam tanaman pertanian hortikultura (Gambar 10) dan tanaman padi sawah, tanaman hortikultura merupakan tanaman utama yang ditanam, hasil dari tanaman hortikultura ini banyak dijual keluar dari Nagari Pandai Sikek, sedangkan tanaman padi sawah dilaksanakan setelah melihat hasil tanaman hortikultura yang ditanam memiliki produksi sedikit maka kemudian ditanaman padi sawah. Tanaman padi sawah tersebut tidak pernah dipupuk lagi, karena tanah yang diolah adalah lahan dari hasil tanaman hortikultura, begitu juga dengan pengendalian hama penyakit, tanaman padi sawah tidak pernah disemprot dengan pestisida. Nagari Pandai Sikek juga sebuah wisata yang sangat menarik, selain berlibur juga berolah raga yang menantang dan membantu petani dari hama babi. Berburu babi ini dilakukan hampir tiap minggu, tetapi untuk pesta berburu besar-besaran biasanya dilakukan satu kali setahun.

37  

37

 

Gambar 10 Peta Tata Guna Lahan Nagari Pandai Sikek

Dalam pengelolaan lanskap pertanian yang ada di Nagari Pandai Sikek ini masih menggunakan kearifan lokal yang ada, mereka menanam tanaman sesuai musim hujan dan musim kemarau juga melihat harga pasar, namun dalam

komoditi yang selalu ditanaman pada tanaman hortikultura kol (Brassica

oleracea), wortel (Daucus carota L), caisin (Brassica juncea L.), cabai (Capsicum

sp), terung (Solanum melongena L.), seledri (Apium graveolens L.), dan bawang

daun (Allium ampeloprasum), sehingga lanskap pertanian yang ada di Nagari

Pandai Sikek umum berbentuk pertanian hortikultura. Untuk mengatasi masalah- masalah yang ada di Nagari Pandai Sikek, terutama yang menyangkut dengan pertanian selalu diatasi dengan adat di Nagari.

Daerah Minangkabau terdiri atas banyak Nagari. Nagari ini merupakan daerah otonom dengan kekuasaan tertinggi di Minangkabau. Tidak ada kekuasaan sosial dan politik lainnya yang dapat mencampuri adat di sebuah nagari. Nagari yang berbeda akan mungkin sekali mempunyai tipikal adat yang berbeda. Tiap Nagari dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri dari pemimpin suku dari semua suku yang ada di Nagari tersebut. Dewan ini disebut dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN). Dari hasil musyawarah dan mufakat dalam dewan inilah sebuah

38   

keputusan dan peraturan yang mengikat untuk nagari itu dihasilkan. Balai adat melambangkan tempat mufakat, tempat melahirkan filsafat alam fikiran khas masyarakat Tanah Datar yang dikenal dengan sistem demokrasi menurut alur dan patur, sebagai lambang konsekuensi dalam melaksanakan demokrasi. Atap balai adat yang melengkung bagai tanduk kerbau meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama (Gambar 11).

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2011

Gambar 11 Gedung Serbaguna

Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong dan lurus ke atas melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur. Kehidupan masyarakatpun pada tiap-tiap Jorong yang ada saling menghargai dan menjujung tinggi adat yang bersandikan kepada agama, sehingga masyarakat menjalaninya dengan sesuai apa yang telah ditetapkan oleh aturan-aturan adat.

Organisasi masyarakat yang ada di Nagari Pandai Sikek adalah Lembaga Unsur Alim Ulama, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang dan pemuda, PKK Nagari, LPM Nagari, FKPM Nagari, Gapoktan Nagari, Kopersi Nagari Pandai Sikek (KPS), semua organisasi ini ada disetiap Jorong yang ada di Nagari Pandai Sikek.

Dalam penentuan musim tanam, pembagian air irigasi, pengendalian hama penyakit, dan ilmu terbaru diterapkan pada pertanian seperti sayuran organik oleh gapoktan. Wali Nagari dan Tungku tigo sajarangan juga turut berperan dalam

39  

39

 

menjaga dan melestarikan kearifan lokal pertanian. Kearifan lokal yang ada di Nagari Pandai Sikek yaitu penentuan musim tanam, melihat pada kondisi alam. Pola tanam padi sawah dilakukan setiap 3-4 tahun sekali setelah penanaman sayuran hortikultura.

Dokumen terkait