PE
a
q-A4
ISSN
z3o3-zzz7
Vol.
1
No.
l,
Januariz0l3
Hlm:
1-60
hrnd
llmu
Produksi
dan
Teknologi
Hasil Peternakan
Potensi
Kabupaten Belitung
Sebagai
Kawasan Pengembangan Sapi Potong. Erbowo,
8.,
L.Cyrilla
&
RPriyanto.
Komposisi Jaringan
Karkas
Domba
Ekor
Tipis yang
Diberi
Pakan
Hijauan
pada Periode
Akhir
Penggemukan. Baihaqi,
M^,
S.Rahayu,
M. Duldjaman,
&
Nurmalasari.
Kesejahteraan
Domba
Akibat
Pencukuran:
Tingkah
Laku
Domba
Sebelum, Saat dan
Setelah
Pencukuran Bulu. Yamin, M.,
S.Rahayu
& A. Ma'ani.
Potensi Peternakan Sapi Pedaging
untuk
Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat
di
Tempat Pembuangan
Akhir
(TPA)
Putri
cempo
Mojosongoo
solo.
Senja,
P-y., z.
Moesa
&
H. Nuraini.
Analisis
Morfometrik
dan Pendugaan Bobot Badan Domba Silangan
Lokal
Garut Jantan
di
Kabupaten Tasikmalaya. Mulyono,
R.
H.,
S.Rahayu
& M.V.
Hanibal.
Performa
Reproduksi
Sapi Perah
Friesian
Holstein
(FH)
pada
Generasi
Induk
dan
Generasi
Keturunannya
Atabany,
A., B.
P.Purwanto,
T.Toharmat
& A. Anggraeni.
Karakteristik Fisik
dan Organoleptik Tortilla Corn
Chips dengan Penambahan Tepung
Putih Telur
Sebagai
Sumber Protein. Wulandari,
Z.,R.M.
T.Hidayat
&
B. N. Polii.
Penggunaan
Beluntas,
Vitamin
C
dan
E
terhadap Performa
Itik
Jantan
Alabio
dan
Cihateup. Rukmiasih, Hardjosworo
P. S,Ketaren
P. P&
Matitapuffy
P. R.Performa dan
Parameter
Genetik pada Burung Merpati Lokal. Darwati,
S.,
C.
Sumantri, H. Martojo
&
A.
Mardiastuti.
Respon
Denyutlantung
dan
Frekuensi
Pernafasan Sapi
Bali
Berdasarkan
Perubahan
Suhu dan
Kelembaban Udara
di
Daerah
Beriklim Tiopika
Basah
Menggunakan
ArtificialNeuralNetworks.Yani,
A.,
W.
Al-Zahra
&
B.
P.Purwanto.
Sekretariat:
Departemen
Ilmu
Produksi dan
Teknologi
Peternakan
Fakultas Peternakan,
Instifut
Pertanian
Bogor
Jln.
Agatis
Kampus
IPB
Draamaga
Bogor-16680
TIp:
+62-25
1-8628379, Fax: +62-25 I
-862837
9jurnalipthp@yahoo.
co.id
ISSN
2303-2227
Iurnal
Ilmu
Produksi
r
_dat
Teknolqgi
Hasil
Peternakan
Vol. 01
No. l,
Januari 2013PENERBIT
Departemen
Ilrnu
Produksi dan Teknologi Petemakan, Fakultas Peternakan,Institut
PertanianBogor
KETUA
DEWAN
PENYUNTING
Irma
IsnafiaArief
PENYUNTING PELAKSANA
M.
Sriduresta SoenarnoDEWAI\ PEI{Y{JNTING
AHLI
Cece Sumantri
HennyNuraini
Rarah Ratih
Adjie
Maheswari Rukmia3ihAfton Atabany
RUANG LINGKUP
JTJRNAL
Jurnal
Ilmu
Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan adalahjurnal
yang diterbitkan tigakali
dalam satu tahunpada bulan Januari,
Mei
dan September.Jumal
IPTHP menerima dan mempublftasikanjurnal
dengantopik
produksi, manajemen dan lingkungan ternak, genetika dan pemuliaan temak, teknologi hasil temak, serta sosial ekonomi peternakan.
SEKRETARIAT
Departemen
Ilmu
Produksi dan Teknologi Petemakan,Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor
Jln. Agatis, Kampus IPB Dramaga,
Bogor
16680 Phone: +62-251-8628379, Fax: +62-251-8628379e-mail: jurnalipthp@yahoo.co.id http
://iptp.ipb.ac.idl
Jur-,ral llmu Produksi dan Teknologi Hasil Petemakan
rssN 2303-2227 Vol.0l No. I,Januari 2013
Iurnal
Ilmu
Produksi
'
dan
Teknologi
Hasil
PeternaKan
DAFTAR
ISI
Potensi
Kabupaten Belitung
Sebagai Kawasan Pengembangan Sapi Potong. Erbowo,8.,
L.
Cyrilla
&
Komposisi
Jaringan
Karkas Domba Ekor Tipis yang Diberi Pakan Hijauan
pada Periode
Akhir
Penggemukan. Baihaqi,
M.,
S. Rahayu,M.
Duldjaman,&
Nurmalasari...Kesejahteraan Domba
Akibat
Pencukuran:
Tingkah
Laku
Domba
Sebelum,
Saat
dan
SetelahPencukuran Bulu.
YamirUM.,
S. Rahayu&
A.
Ma'ani...
...
Potensi
Peternakan Sapi
Pedaging
untuk
Meningkatkan Keseiahteraan Masyarakat
di
Tempat
Pembuangan
Akhir(fPA)
Putri
CempoMojosongo,
Solo.
Senja,P.Y.,
Z.Moesa
&
H. Nuraini...Analisis
Morfometrik danPendugaanBobotBadanDombaSilanganLokalGarutJantandiKabupaten
Thsikmalaya. Mulyono,
R.H.,
S. Rahayu&
M.
V.Hanibal...
...Performa Reproduksi Sapi Perah Friesion Holstein
(FII)
pada
G-enerasi
Induk
dan
GenerasiKeturunannya
Atabany,A.,
B.P
Purwanto, T. Toharmat&
A. Anggraeni...Karakteristik Fisik
dan
Organoleptik
Tortilla Corn
Chips dengan PenambahanTepung
Putih Telur
Sebagai
Sumber Protein.
Wulandari,2.,
R.M.
T. Hidayat&
B.N.
Polii...Penggunaan Beluntas,
Vitamin
C
dan
E
terhadap Performa
Itik
Jantan Alabio dan
Cihateup.
Rukmiasih, Hardjosworo P. S, Ketaren P. P
&
Matitaputy
P. R...Performa
dan Parameter Genetik padaBurung Merpati Lokal.
Darwati, S., C. Sumantri, H. Martojo &A.
Respon
Denyut Jantung dan
Frekuensi
PernafasanSapi
Bali
Berdasarkan Perubahan
Suhu
danKelembaban Udara di Daerah
Beriklim Tropika
Basah Menggunal<anArtiftcial Neural Networks. Yani, A.,l5
l9
24
3l
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hroil Peternakan Vol. 0l No. 1,2013
PENDAHULUAN
Praktek pencukuran
bulu
domba padatemak
dombalokal
di
Indonesia saatini
belum populer dilakukan
olehpara
peternak karena domba
lokal
tersebut
bukan
tipe domba penghasilwol
yang
bernilai
ekonomistinggi
dariproduksi
rvol
tersebut. Pencukuranbulu
dombalokal
di-anjudcan
dalam budidaya domba
dengantujuan
sanitasidari infasi
ektoparasitterutana
pada domba
lokal
yangmempunyai
bulu
domba cukup banyak seperti
halnyadomba garut. Domba
ini
berasaldari
penilangan
antaraDomba
Merino
(domba
penghasil
wol),
domba
lokal
dan
Kaapstadyang
berasal
dari
Afrika
(Devendra
danMclorel',
1982).Pencukuran
wol
domba diduga dapat mengakibatkanadanya
Frubahan
keadaan
hrbuh domba
yaitu
tubuhdomba menjadi
tidak lagi
ternrtup olehbulu
domba yangcukup tebal
sebagaiinsulator
baik
ari
panas
maupundingin
Kondisi
tersebut dapat menyebabkankondisi tidak
nyannn bagi
dombayang dicukur
dan padakondisi lebih
lanjut
dapat menyebabkan stres sehingga domba tersebutdikatakan menjadi
kurang
sejahtera.Hal
ini
rentu tidak
dianjurkan dalam praktek
peternakanyang
ber*celanjutanbeftasis
lingkungan.
Manajemenproduksi ternak
sepertiKESEJAHTERAAN DOMBA
AIilBAT
PENCUKURAN
:
TINGKAH LAKU
DOMBA
SEBELUM,
SAAT
DAN SETELAH PENCUKURAN BULU
The
Welfare
of
the
SheepShearing Result:
Sheep'sBehaviour
Before,During
andAfter
Shearing
Yaninrltf).,
S.Rahalul)
&A.
Ma,anil)
r)Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan, Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Agatis Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
ABSTRACT
Wool and hair shearing of local sheep has not been routinelv practiced in Indonesia sheep farms, unlike in wool producing sheep such as Merino. The shearing^ in fact, have still benefits for sheep health and probably for better sheep
grouth. The technique, hou'eveg must guarantee sheep comfort and their animal welfare. and this issue needs to be
investigated in Indonesia local sheep. The objectives
ofthis
study were to investigate (i) effect ofsex and age on sheepbehavior during shearing
(ii)
effect of rn'ool shearing on sheep behavior Twenty four of garut sheep from PT Indocement farm n,ere used rvith the composition of 8 head of each male lambs(I),
female lambs (Io) and dry adult female sheep (I,).Parameters observed were sheep behavior including agonistic, ingestive, eliminative, grooming and vocalization. Data
'uvere analyzed descriptively. The results show that sheep rvith different sex and age had similar agonistic, vocalization and
eliminative behaviours during shearing. Shearing on garut sheep wool did not affect on sheep agonistic and vocalization as stres indicating behat'iors. The shearing tended
to
increase sheep comfortbv
increasing ingestive behavior anddecreasing grooming and eliminative behaviors.
It
is concluded that shearing technique can be recommended to applvin garut sheep as this practice was not likely stresful for sheep and even probably increased sheep comfort, therefore
it
fulfi lls sheep behavior.KeW ord : w ool, sh e ar in g, agonis tic, in ge s tive, e limin ativ e, gro omin g, v oc aliz ati on
pencukuran tersebut harus memenuhi dua kepentingan
yaitu
peninglatan produktivitas
di
satu
sisi
dan
kesejalrteraanhewan
disisi lain.
Stres yang ditimbulkan pada temaktidak
han5'a dapat melanggar kesejahteraan
temak
namunjuga
pada
kondisi lebih lanjut
produksi ternak
tersebut dapatmemuun. Oleh sebab
itu,
perlu dilalelkan pengkajianlebih
mendalam
penganh
pencukuran
bulu
domba
terhadapkesej ahteraan temak tersebut.
MATERI
DAN
METODE
Lokasi
danWaktu
Perrclitian
ini
dilaksanakan
di
peternakan
DombaGamt
PT.
Indocement Tunggal
Desa Tajur,
Citeureup,Bogor. Penelitian dilaksanakan pada
bulanAgustus
sampai dengan September 2010.Ternak
yangDigunakan
Ternak yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah24
ekor
Domba
Ganrtiantan
dan betina muda berumur 6-12bulan
(Io),yang
terdiri
atas8
ekor Domba
Garut janrandan 8 ekor Domba Garut serta 8 ekor domba betina
induk
Korapondensi :
E-mail: mohmadyarnin@yahoo.com; phone: +62 251 86283'79
Yamm et al.
kering umur lebih
dari
I
tahun(I,).
Domba yang digunakandipelihara
secara
semi intensif
-vaitu digembalakan
di
kandang dan
diberi
konsentrat200 g/ekor/hari
pada pagrhari dan dilepas
di
padang penggembalaan dengannunput
B. Humidicola
padapukul
13.00-16.00WIB,
kemudiandikandangkan kembali pada sore dan malam hari.
Pengamatan
Tingkah
Laku
Pengarnatan
tingkah laku dilakukan
dengan meng-amatitingkah laku
Domba Garut dikandang sebelum, saatdan
satu
hari
sesudah perrcukuranDomba
Garutjantan
Io, betina Io dan
induk kering yang
dipelihara secara semiintensif.
Pengamatantingkah
laku dibagi me4jadi
tiga
tahap yaitu:
a. Thhap pertama pengamatan
tingkah laku Domba
Garut sanrhari
sebelum pencukuran,dilalarkan
di
kandangkelompok tiap kandang
terdiri
dari 5 ekor domba. peng-amatan dilalcukan dikandang pada saat pagr hingga sianghari
(pukul
09.00-12.00
WIB).
Pengamatantingkah
laku Domba
Gamt saatdi
kandang dilakukantiap
ekorselama 10
menit
danjeda
antara pengamatanindividu
yang
be6eda
adalah 5 menit.b.
Tahap kedua adalah pengarnatantingkah laku
pada saatpencukuran. Pengamatan
dilakukan
selama pencrrkuranberlangsung
dari
mulai
hingga
pencukuran
selesai.Semua
tingkah
laku yang
muncul
selama pencukuran diamati. Pencukuran domba dilaletkan pada pagr hinggasiang hari
pukul08.00-12.00 WIB.
c. Tahap ketiga dilakukan satu
hari
setelah pencukuranwol
domba.
Pengamatandilakukan
di
kandang kelompok
tiap
kandang
terdiri dari
5
ekor
domba. Pengamatandilahrkan
di
kandang pada saatpagi
hingga siang hari(rukul
09.00-12.00
WIB).
Pengamarantingkah
laku
Domba Garut saat
di
kandang
dilakukan
tiap
ekor selama 10menit
danjeda
antara pengarnatanindividu
yangbefteda
adalah 5 menitPengamatan
tingkah
laku Domba Garut
dilalorkan menggunakan metode one zerosampling (AltmarL
1973)yainr
diberikan
nilai
I
(satu) apabila domba
melakukantingkah lalco ingestive, agonisfic,
membuang kotorarl
merawat
diri,
danvokalisasi
sertadiberi
nilai nol
apabiladomba
tidak
melakukan
tingkah laku
tersebut.
Nilai
I
diberikan
apabila dombamulai
melakukansrufu tingkah
laku hingga domba tersebut melakukan tingkah laku
lain
Peubah yang
Diamati
Peubah-peubah
yang
diamati pada
pengamatantingkah laku Domba Garut saat
di
kandang adalah sebagaiJumal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil petemakan
berikut:
1.
Tingkah
laku
melawan (agonistic).
yaitu
perilakuagresivitas
yang
mengarahpada
per-tentangan atautemperamental pada seekor domba yang
diperliha&an
dengan
cara
menumbukkantarduk,
menghentakkankaki
dan mendengus.2.
Tingkah
laku
makan
(ingestive),yaitu tingkah
laku
mengkonsumsi
pakan
baik
dalam bentuk
padatanmaupun cairan serta tingkah
laku
ruminasiyaitu
suatu proses memamahkembali
makanan yang berasal dari lambung dan masih kasar kemudiandikeluarkan lagi
dan dikurryah
dimulut,
kemudian ditelan kembali.3.
Tingkah
laku
eliminatif, yaitu perilaku
mernbuang kotoranbaik
feses maupun urin1.
Tingkah laku merau,'atdiri
(care giving). yaitu perilakudomba
memelibara
atau merawat tubuhnya
yangditunjukkan
dengan
menjilati tubuhqra dan
dombalairl
mengganrktrbuhrrya
serta menggosok tubuhnyasendiri
ke
dinding
kandang
(auto
self
grooming)ataupun saling menjil ati (s o ci a I gro o mi n g).
5.
Vokalisasi, yaitu tingkah laku mengeluar:kan suar:a.Analisis Data
Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif, mem-bandingkan secara deskripsi antara
tingkah
laku
sebelumdan setelah
dicukur
unnrk menganalisis perubahan tingkah laku domba akibat perrcukuran.HASILDANPEMBAHASAN
Tingkah
LaL:uDomba
pada SaatPencukuran
Hasil
pengamatan
tingkah domba
selama
prosespencukuran berlangsung pada domba muda betina,
jantan
serta
irduk
kering dapatdilihat
pada Tabel 1.Hasil
tersebut
menunjukkan
bahrva tingkah
laku
agonistic pada domba saat
dicukur
cukuptinggi
bertumrt-turut
pada jantan, betina daninduk
keringyaitu
antara13-I 9 kali/pencukuran.
Hasil
tersebut menuqjukkanfrekuerni
agonistic
yang
cukup
tinggi
sebagaibentrjk
perlawanan,sehingga dapat menggambarkan pada saat pencukuran
ini
domba mengalami stres.
Balabel
dan Salama (2010)juga
menyatakan bahwa perrcukuran domba dapat meningkatkan kadar
kortisol
dalam
dara[
yang
dapat mengindikasikanbahrva ternak tersebut mengalami stres saat pencukuran.
Pencukuran sebaiknya dilakukan dengan peftmganan
ternak
yang baik untuk
memperkecil
tingkat
stres padadomba. Tingkah
laku lain yang
dapatdijadikan
sebagaiindikator domba stres
adalah
tingkah
laku
vokalisasi.Tabel
l.
Rataan Frekuensi Tingkah Laku Domba Garut Saat Pencukuran pada Domba Muda Betina, Jantan serta Induk Kering Frekuensi Tingkah LakuTingkah Laku Jantan Induk Kering Ago*isttc
Vokalisasi
Membuang Kotoran
15,70*5,70 1,70+2,30 0,70+0,90 19,70+4,80 9,50+1320 0,50+0,50 I3,00+6,38 0,50+1,00 0,50*1,00 16,13+3^37 3,90+4,88 0,56+0,1I
[image:5.595.33.518.679.836.2]Vol.0l No. I
Selama pencukuran
tingkah laku vokalisasi
paling
seringmuncul pada domba
betina
Ioyaitu
9,50*13,20 kalil
pencukuzrn dibandingkan
ternak
mudajantan dan induk
kering (Tabell).
Frekuensi
agonistic
danvokalisasi
padabetina
mudasaat
pencukuran cenderung
lebih tinggi
dibandingkan denganjantan.
Hal
ini
tidak
sesuai dengan
pendapatFraser (1975),
yang
menyatakan
bahwa
jantan
lebih
agresif
bila
dibandingkan
denganbetina, namun
hal ini
diduga disebabkan pada domba
betirn
pada penelitianini
mengalami
tingkat
stres yang lebihtinggi
saat pencukuran.Oleh
sebab
itu
pencukuran
domba
betina
sebaiknyadilalcukan
setelahberumur
lebih dari
satu tahun untuk
menghindari stres saat pencukuran
Proses
pencukuran memerlukan
penanganan ternakuntuk
mempermudah
saat
pencukuran.
Penangananternak hams dilalerkan
dengan metodeyang benar
agarternak
tidak
mengalami stres. Stres akan berkaitan denganungkat kesejahteraanternak.
Appleby
dan
Hughes (1997),menyatakan bahrva
rasa sakit dan
senang
merupakanelemen pentrng yang secara alami dapat digunakan sebagai
kriteria penilaian
terhadap
kesejahteraanpada
hewan.Moss (1992) menyataka4
hewan atautemak
dinyatakansejahtera apabila, hewan atau ternak sehat dan bebas dari
luka,
berproduksi
secaranormal
dan
tingkah laku
yang diperliha&an normal.Keejahteran Domba
Tingkah
Lalnr Domba
Sebelum dan SetelahPenculmran
Hasil
pengamatan
tingkah
laku
domba
sebelumdan
setelahditampilkan
secara terpisah dengan saatpen-cukuraq
karena
metodeyang
digunakanbefteda.
Hasil
pengamatan
tinglah laku
pada satu
hari
sebelum
dan setelah pencukuran dapatdilihat
pada Tabel 2.Tingkah lalcv agonistic satu hari sebelum dan sesudah
pencukuran pada
ketiga kelompok domba
nampaktidak
befteda
yaitu
antara 0-1kalillO
menit sebelumpencukuan
dan 0-0.25 ka1il10 menit setelah pencukuran.
Hal
ini
dapatmenunjukkan bahwa domba masih dalam keadaan nyzrman pasca pencukuran.
Dalam
hal
tingkah
laku
ingestive (makan)
respon domba pada ketiga kelompokfisiologis
dombatidak
sama. Pada dombajanlan
muda, tingkah lakuini
meningkat pascapencukuran,
suatu
indikasi
pengaruhpositif
pencukuran dalam meningkatkan selera makan. Tingkah lal<u ingestivedomba
tenebut
pada sebelum
dan
sesudah pencukuranjantan
danbetina
(3,50+3,11vs
8.50+5,26kali/lO
menit
pada
janan
muda, berhlrut-turut adalah
8,00+5,89
vs8,75+5,32
kalillO
menit
padabetina muda
dan8,2512,63vs
5,0H5,48
kali/l0
menit, pada indukkering
(Table 2).Hasil
senrpajuga
terjadi
pada respon domba dalamhal
merawat
diri,
pencukuran cenderung
menurunkanTabel
2.
Rataan Frekuensi Tingkah Laku Jantan, Betina dan Induk Kering Satu Hari Sebelum dan Satu Hari Sesudah PencukuranFrekuensi Tingkah Laku
Tingkah Laku Jantan
I^
BetinaI^
Induk Kering H+1 H-1 H+1H-l
H+l
H-l
Kalill0
menit... AgonislicIngeslive
Eliminatif
Merawat Diri
Vokalisasi 1,00+1,15 3,50t3.11 025f0,50 525+5,19 025+0,50 8"50+5,26 0,00+0,00 1,5Gr1,00 0,00i0,00 8,00+5,89 0,0010,00 4,00+1,?3 025+0,50 8,'75+5,32 025+0,50 0,75*0,96 0,00+0,00 8,25L2,63 0,50+0,58 2,50*2,38 0,00+0,00 5,00.t538 02s+0,50 4,75+6,60 0,00+0,00
0,00+0,00
0,00,10,00
0.00+0,00 0,00+0,00
025*0.05Keterangan: H-l = satu hari sebelum pencukuran, H+l = satu hari sesudah pencukuran
frekuersi tingkah laku
meraw'atdiri
tersebut (Table
2).Hal
ini
mungkin
menggarnbarkandomba
merasalebih
nyaman setelah pencukuran karena
domba
'merasa'lebih
bersih setelah pencukuran
bulu
-vang didalamnya terdapatkemungkinan berbagai ektoparasit.
Namuq
tingkah
lakuini
meningkat padainduk kering
akibat pencukuran (Tabel2), mungkin lebih dipengaruhi oleh
faktor umuryang lebih
tua sehingga dombadomba tersebut
menjilat-jilat
tubuhnya pascapencukuran karena mereka
sudahlebih
'terbiasa'dengan
bulu
domba yangtebal.
Dalam hal vokalisasi yang dapat mencerminkan ketidaknyamanarL pencukuranjuga
tidak menyebabkan perubahan tingkah laku tenebut.Hasil penelitian
ini
sesuai dengan pendapat Balabeldan
Salama(2010)
yang
menyatakan bahrva pencukuran dapat menaikkan kadarkortisol
dalam
darahtepat
sesaat setelah pencukuran sampaihari
kedua setelah pencukurandan kembali normal pada
hari
ke
tiga.
McKinley
e/a/.
(2008),
menambahkanbahwa domba yang
dicukur
akan
melepaskanpanas tubuhnya
melalui bagian kulit
ke
lingkungan,
sehingga dengandemikian domba
yangdicukur saat $rhu
lingkungan
yang tinggr tetap
dapat dalam keadaan yanglebih
ryraflxm karena pelepasan panas selain melalui respirasijuga
dibantu dari bagian permukaankulit.
Hasil
ini
menunjukkan
bahwa
pencukuran tidak
mempengaruhi kesejahteraan
ternak namun
lata
can
pencukuran dan penanganan
temak
saat pecukuran hanrssangat
diperhatikan
karenatingkat
strestertinggi
terjadi
saat pencukunm.
KESIMPULAI{
Respon tingkah laku domba garut pada saat pencukuran
bulu
dilakukanrelatif
sama padajenis
kelamindan
statusfisiologis
dombayang
berbeda. Pencukuran tersebut tidakYamin et al.
menyebabkan perubahan tingkah lalcu domba yang mencerminkan ketidaknyamanan domba
yaittt
agonistic dan vokalisasi. Ada kecenderungan pencukuran dapat meningkatkan kenyamanan domba yaitu dalam hal tingkah laku ingestive yang meningkat danmerawat
diri
yang relatif menuru ketika domba dicukur. Hal inidapat disimpulkan bahwa pencukuran relatif tidak menyebabkan
stres pada domba bahkan cenderung meningkatkan kenyamanan
domba tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen
rutin pencukuran bulu domba tetap dapat menjamin kesejahteraan domba sejalan dengan usaha meningkatkan produktivitas ternak.
DAFTARPUSTAKA
Alturan, J. l9?3- Obsenational Study of Behavior: Sarnpling
Meth-ods. Universitas of Chicago,
Chicago-Applebg I,{. C.
&
B. O. Hughes. 1997. Animal Welfare. CambridgeUniversiry press, New York.
Balabel, T. M. M.
&
M. A. Salama. 2010. knpact of shearing date on behavior and performance ofpregnant Rahmani ewes. WorldAcademy of Science, Enginerring and technology.
Devendra
&
Mclorey. 1982. Goat and Sheep Production in the Trop-ics. l$ Edition Oxford University Press. Odord.Fraser, E A. 1975. FarmAnimal Behavior.The Macmillan Publishing Company Inc. Nerv York.
McKinley, tr{. J.,
n
Weissenborn&
M. L. Mathai 2008. Drinkinginduced themoregulatory paating in rehydrared sheep
:
influ-ences of orophar5,ngeal/esophageal signal, core temperature, and
thirst satiety. Howard Florey Institute, Melboume.
Moss,
R
1992. Livestock Health and Welfare. Longman Scientificand Technical, London.
Jumal Ilmu Produksi dm Teknologi Hasil Petemakan