• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial (Studi Kasus: UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial (Studi Kasus: UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL

MENENGAH MELALUI PENGEMBANGAN

MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL

(STUDI KASUS: UKM MAKANAN DAN MINUMAN

DI KOTA DEPOK)

SHOFIATU RAHMAH SUGIS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Modal Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial (Studi Kasus: UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Shofiatu Rahmah Sugis

(4)

ABSTRAK

SHOFIATU RAHMAH SUGIS. Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial. Dibimbing oleh LINDAWATI KARTIKA.

Saat ini kinerja UKM dianggap masih rendah, sehingga perlu dirancang sebuah model yang dapat meningkatkan kinerja tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat pengaruh modal insani dan sosial terhadap kinerja. Oleh karena itu, model dirancang berdasarkan variabel tersebut. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square,

The House Model, dan Force Field Analysis (FFA). Hasil dari penelitian ini: (1) Terdapat pengaruh positif dari modal insani dan sosial terhadap kinerja sebesar 41,8%; (2) The House Model terdiri dari visi menjadi UKM yang produktif dan inovatif dalam 5 tahun; dua pilar yaitu optimalisasi modal insani dan modal sosial; dan perilaku pendukung dengan pelaksanaan indikator kinerja utama (IKU) serta perbaikan prioritas berdasarkan hasil IPA; (3) Terdapat 11 faktor pendukung dan 15 faktor penghambat pada analisis FFA; (4) Solusi alternatif agar melaksanakan pelatihan spesifik, meningkatkan komunikasi dan kerjasama, memaksimalkan faktor pendukung, serta meminimalkan faktor penghambat.

Kata kunci: Kinerja, Modal Insani, Modal Sosial, The House Model, Usaha Kecil Menengah (UKM)

ABSTRACT

SHOFIATU RAHMAH SUGIS. The Model of Small Medium Enterprise’s

Performance Improvement through the Development of Human Capital and Social Capital. Supervised by LINDAWATI KARTIKA.

The current performance of SME is still low, so the model that can improve the performance needs to be designed. Many studies show there is an effect of

human and social capital on labor’s performance. Because of that, the model has

been designed by those variables. Data analyzed by Descriptive Analysis, Importance Performance Analysis (IPA), Structural Equation Modeling (SEM) with Partial Least Square, The House Model, and Force Field Analysis (FFA). The results of this study: (1) There is a positive effect of human and social capital on the performance by 41.8 %, (2) The House model consists of a vision to be productive and innovative SMEs in 5 years; two pillars namely the optimization of human and social capital; and supporting behaviour by implement the Key Performance Indicator (KPI) and improve priorities based on the result of IPA; (3) There are 11 supporting factors and 15 inhibiting factors as the result of FFA, (4) The alternative solution in order to implement specific training, improve communication and collaboration, maximize the supporting factors, and minimize the inhibiting factors.

(5)

MODEL PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL

MENENGAH MELALUI PENGEMBANGAN

MODAL INSANI DAN MODAL SOSIAL

(STUDI KASUS: UKM MAKANAN DAN MINUMAN

DI KOTA DEPOK)

SHOFIATU RAHMAH SUGIS

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial (Studi Kasus: UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok)

Nama : Shofiatu Rahmah Sugis NIM : H24100033

Disetujui oleh

Lindawati Kartika, SE, M.Si. Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini merupakan hibah fundamental dari Departemen Manajemen untuk meneliti UKM di Kota Bogor dan Depok. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni hingga September 2013 ini ialah peningkatan kinerja, dengan judul Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial (Studi Kasus: UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok).

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lindawati Kartika, SE, MSi. selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan arahannya dalam pelaksanaan penelitian ini. Penulis juga berterimakasih kepada pemilik dan tenaga kerja dari UKM Abon Ikan Patin Ibu Ratu, UKM Bussela Food, UKM Dodol Bapak Satibi, UKM Dodol Alam Lestari, UKM Abon Ikan Lele Ollya, UKM Dodol Kenanga, UKM Enny Bakery, UKM Pulo Damar, PT. Aulia Prima Alami, UKM TempeQu, UKM Pempek Tussy, UKM Diana Bakery, serta Ibu Rara dari Dinas UMKM Kota Depok yang telah bersedia menjadi narasumber dalam pelaksanaan penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman atas segala doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Usaha Kecil Menengah (UKM) 4

Modal Insani (Human Capital) 5

Modal Sosial 5

Kinerja 5

Penelitian Terdahulu 5

METODE PENELITIAN 5

Kerangka Pemikiran 5

Lokasi dan Waktu Penelitian 7

Jenis dan Sumber Data 7

Metode Pengambilan Sampel 7

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 8

Metode Pengolahan dan Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Karateristik dan Presepsi Responden 10

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja 14

Tingkat Kepentingan dan Pencapaian Kinerja UKM 15

Model Peningkatan Kinerja UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok 17

Implikasi Manajerial 21

SIMPULAN DAN SARAN 22

Simpulan 22

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

LAMPIRAN 25

(10)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah dan pertumbuhan unit usaha kecil menengah dan tenaga kerja

di Indonesia tahun 2009-2011 1

2 Rekapitulasi data anggota asosiasi UMKM di kota Depok per sektor

usaha tahun 2011 2

3 Skala penilaian presepsi 8

4 Karakteristik sampel UKM makanan dan minuman di kota Depok

tahun 2013 11

5 Penilaian presepsi tenaga kerja UKM makanan dan minuman di kota Depok mengenai modal insani, modal sosial, dan kinerja 13 6 Loading factor outer model peningkatan kinerja UKM makanan dan

minuman di kota Depok melalui modal sosial dan modal insani 14 7 Inner model peningkatan kinerja UKM makanan dan minuman di kota

Depok melalui modal sosial dan modal insani 14 8 Rata-rata skor kepentingan dan kinerja UKM makanan dan minuman

di kota Depok 15

9 Sasaran strategis, indikator kinerja utama, dan target UKM makanan

dan minuman di kota Depok 19

10 Definisi operasional dan cara menghitung indikator kinerja utama UKM makanan dan minuman di kota Depok 20 11 Faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki UKM makanan dan

minuman di kota Depok 21

DAFTAR GAMBAR

1 Analisis fishbone penyebab rendahnya kinerja UKM di kota Bogor dan

Depok 2

2 Kerangka pemikiran penelitian 6

3 Struktur model pengujian 9

4 Kerangka dari The House Model 10

5 Karakteristik responden penelitian 12 6 Hasil Importance Performance Analysis (IPA) 16 7 The House Model untuk peningkatan kinerja UKM melalui

pengembangan modal insani dan modal sosial 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner penelitian untuk pemilik UKM 25 2 Kuesioner penelitian untuk tenaga kerja UKM 29 3 Hasil uji validitas dan uji realibilitas 33 4 Analisis deskriptif dari karakteristik UKM dan tenaga kerja UKM 34 5 Penilaian presepsi tenaga kerja UKM mengenai indikator dan sub

indikator modal insani, modal sosial, dan kinerja 36 6 Struktur model analisis pengaruh modal insani dan modal sosial

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keberadaan usaha kecil menengah (UKM) saat ini sangat penting karena karakteristik utama yang dimilikinya, yaitu terdapat di semua lokasi terutama di pedesan, lebih tergantung pada bahan baku lokal, penyedia utama barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah, dan usaha padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja (Tambunan 2012). Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukan peningkatan jumlah UKM sebanding dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja UKM di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah dan pertumbuhan unit usaha kecil menengah dan tenaga kerja di Indonesia tahun 2009-2011

Indikator Jumlah Pertumbuhan (%)

2009 2010 2011 2009-2010 2010-2011 Unit Usaha (unit)

Kecil 546 675 573 601 602 195 4.93 4.98 Menengah 41 133 42 631 44 280 3.64 3.87

Tenaga Kerja (orang)

Kecil 3 521 073 3 627 164 3 919 992 3.01 8.07 Menengah 2 677 565 2 759 852 2 844 669 3.07 3.07 Sumber: Kementrian Koperasi dan UKM (2012) (diolah)

Secara tidak langsung, data pada Tabel 1 menunjukkan UKM memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi, karena peningkatan tenaga kerja dapat meningkatkan PDB negara. Peningkatan pembangunan ekonomi ini dapat dilihat dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Salah satu kota yang pernah meraih LPE tertinggi adalah kota Depok. Berdasarkan ekspos BPS Kota Depok di tahun 2010, LPE kota Depok mencapai 6.36. Nilai tersebut lebih tinggi dari laju LPE Provinsi Jawa Barat, bahkan melampaui LPE Nasional yang hanya sebesar 6.10.

(12)

Tabel 2 Rekapitulasi data anggota asosiasi UMKM di kota Depok per sektor usaha tahun 2011

No Sektor Usaha Jumlah (Unit)

Divisi Makanan dan minuman 182

1 Makanan Olahan 142

2 Minuman Kesehatan, Obat-obatan, dan Kosmetik 20

3 Minuman Olahan 20

Divisi Handycraft 151

1 Sektor Garmen dan Konveksi 50

2 Sektor Kerajinan 101

Divisi Agro 22

1 Sektor Agro 22

Divisi Pembiayaan dan Permodalan 35

1 Sektor Perdagangan dan Jasa 35

Jumlah UMKM Kota Depok Tahun 2011 390

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Depok (2013)

Besarnya presentasi UMKM Makanan dan Minuman di kota Depok, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, menjadikan UKM di sektor ini sebagai prioritas dalam pembangunan UKM. Sebagai salah satu usaha yang menjadi prioritas dan fokus dalam Grand Design UKM Kota Depok, UKM di bidang makanan dan minuman mendapatkan bantuan lebih dari pemerintah, berupa bantuan dalam mendapatkan modal usaha dan pelatihan. Pelatihan tersebut berupa pelatihan kewirausahaan dengan mengadakan seminar, pelatihan packaging makanan, dan pelatihan lain, yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja UKM makanan dan minuman yang saat ini dinilai masih rendah, karena belum dapat menyejahterakan para anggotanya. Wawancara mendalam terhadap beberapa pemilik UKM makanan dan minuman di kota Depok dan analisis fishbone dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab rendahnya kinerja UKM. Hasil dari analisis tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.

(13)

Berdasarkan analisis fishbone hasil Focus Group Discusion UKM Kota Bogor dan Depok di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2013 tersebut, ekor ikan pada Gambar 1 menggambarkan penyebab utama rendahnya kinerja UKM, yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki UKM. Sedangkan tulang lainnya merupakan kategori penyebab pendukung dari permasalahan yang dihadapi, seperti sistem keuangan, pemasaran, dan produksi yang dimiliki. Hasil analisis ini sesuai dengan permasalahan UKM menurut Sudarno (2012), yaitu kurang terampilnya sumber daya manusia, kurangnya modal, masalah bahan baku, persaingan, lokasi, perijinan, pemasaran, dan masalah lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan sumber daya manusia menjadi penyebab utama rendahnya kinerja UKM. Menurut Endri (2010), sebuah perusahaan akan menghasilkan kinerja berbeda jika dikelola oleh orang berbeda, artinya SDM yang berbeda dalam mengelola aset perusahaan yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan telaah lebih lanjut terhadap SDM yang bekerja di UKM tersebut disertai pengembangan sebuah model yang dapat meningkatkan kinerja UKM. Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh pengelolaan SDM (human capital)dan faktor-faktor yang ada pada SDM tersebut (social capital) terhadap kinerja perusahaan. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Pujiastuti dan Kristanto (2012) menunjukkan bahwa human capital dan social capital memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Pengaruh dari variabel inilah yang akan dikembangkan menjadi sebuah model yang dapat membantu meningkatkan kinerja UKM, sehingga penelitian ini dilaksanakan.

Perumusan Masalah

Pemerintah Kota Depok telah membuat Grand Design untuk UKM se-Kota Depok, yakni perencanaan pengembangan UKM di 3 sektor utama, yaitu pengolahan makanan dan minuman, fashion, serta handycraft. Sektor pengolahan makanan dan minuman merupakan sektor dengan presentase terbesar dalam jumlah UKM yang ada di kota Depok. Pemerintah Kota Depok berupaya memposisikan UKM tersebut sebagai potensi kekuatan ekonomi kota Depok. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian mengenai kinerja UKM yang dipengaruhi oleh SDM yang terlibat dalam pengelolaan UKM tersebut, maka permasalahan yang diteliti adalah: (1) Bagaimana pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok?; (2) Bagaimana rancangan The House Model yang dapat membantu meningkatkan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok?; (3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat peningkatan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok?; (4) Bagaimana solusi alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok?

Tujuan Penelitian

(14)

Menganalisis The House Model yang dapat membantu meningkatkan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok; (3) Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat peningkatan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok; (4) Menganalisis solusi alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja UKM makanan dan minuman di Kota Depok

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu manfaat: (1) Praktis, yaitu manfaat yang ditinjau dari aspek manajerial, sehingga diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat, pengusaha, dan pemerintah dalam upaya mengembangkan kinerja usaha berskala kecil dan menengah; (2) Teoritis, yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi pengembangan ide, penyelesaian masalah di bidang keilmuan, serta menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan meningkatan kinerja melalui modal insani dan modal sosial pada usaha kecil dan menengah.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh langsung yang diberikan dari modal insani dan modal sosial terhadap peningkatan kinerja UKM di kota Depok. Variabel dari modal insani dibatasi pada pelatihan umum,

pelatihan spesifik, pendidikan formal, dan pengetahuan lainnya. Variabel ini mengacu pada teori yang dikemukakan Becker (1962). Penelitian untuk modal sosial dibatasi pada dimensi struktural, relasional, dan kognitif. Dimensi-dimensi tersebut mengacu dari teori yang dikembangkan Nahapiet dan Goshal (1998). Variabel kinerja dibatasi oleh produktivitas dan inovasi seperti yang dikemukakan oleh Dokko (2004). Objek penelitian ini adalah tenaga kerja dari UKM makanan dan minuman di kota Depok.

TINJAUAN PUSTAKA

Usaha Kecil Menengah (UKM)

(15)

Modal Insani (Human Capital)

Pada konsep human capital menurut Hutapea dan Thoha (2008), organisasi memperlakukan orang bukan sebagai faktor biaya melainkan sebagai aset (harta). Artinya, organisasi menganggap setiap biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sumber daya manusia adalah investasi, yang mana pada akhirnya biaya-biaya tersebut akan memberikan hasil pada organisasi. Hal ini mengacu pada penjelasan Becker (1962) mengenai investasi modal insani, yang meliputi on the job (pelatihan umum dan pelatihan spesifik), sekolah (pendidikan formal), dan pengetahuan lainnya.

Modal Sosial

Modal sosial pada dasarnya bersumber dalam diri anggota perusahaan (Hartanto 2009). Nahapiet dan Ghoshal (1998) menyatakan modal sosial terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif.

Kinerja

Kinerja dalam Maarif dan Kartika (2012) adalah keluaran (result) yang merupakan real value bagi perusahaan. Adapun pengukuran kinerja menurut Dokko (2004) yaitu dengan menilai produktivitas dan inovasi dari SDM. Produktivitas adalah aspek dari kinerja tentang seberapa banyak dan cepat suatu pekerjaan dapat diselesaikan. Sedangkan daya inovasi adalah aspek dari tenaga kerja untuk melihat ke depan, melakukan sebuah perubahan untuk memperbaiki kinerjanya.

Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai modal insani, modal sosial, serta kinerja telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Pujiastuti dan Kristianto (2012) menunjukkan pengetahuan lainnya dari modal insani serta dimensi relasional, dimensi struktural, dan dimensi kognitif dari modal sosial menunjukkan pengaruh dan hubungan positif terhadap kinerja organisasi. Penelitian lainnya oleh Wahyuningrum (2013) menunjukkan modal insani dan modal sosial menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

(16)

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

Gambar 2 menjelaskan alur dari penelitian ini. Penelitian diawali dengan menentukan fokus utama penelitian, yaitu pengembangan strategi sumber daya manusia sebagai upaya peningkatan kinerja UKM. Selanjutnya menentukan visi dari UKM berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik UKM. Lalu, menganalisis presepsi responden menggunakan analisis deskriptif serta, menganalisis pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja menggunakan Structural Equation Modeling dengan pendekatan Partial Least Square. Hasil dari analisis ini menjadi landasan dalam pembuatan pilar pada model peningkatan kinerja yang menggunakan konsep The House Model, yang akan diuraikan menjadi Indikator Kinerja Utama sebagai pondasi dari pilar tersebut. Analisis selanjutnya adalah analisis tingkat kepentingan dan kinerja

(17)

dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) yang akan dijadikan landasan dari perilaku pendukung dalam pencapaian visi pada The House Model. Penelitian dilanjutkan dengan Force Field Analysis (FFA) untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat yang akan dihadapi UKM ketika mengimplementasikan model peningkatan kinerja yang telah dirancang. Faktor pendukung dan penghambat pada analisis ini didapatkan dari analisis tingkat kepentingan dan kinerja. Variabel yang terdapat pada kuadran I dan III pada diagram IPA menjadi faktor penghambat dan variabel yang terdapat pada kuadran II dan IV menjadi faktor pendukungnya. Selain variabel tersebut, hasil wawancara mendalam terhadap pihak-pihak yang terkait dengan UKM menjadi pertimbangan pada analisis ini. Selanjutnya, menganalisis solusi alternatif untuk meningkatkan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok yang dijadikan sebagai implikasi manajerial.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 12 UKM makanan dan minuman yang berada di Kota Depok, Jawa Barat sesuai dengan pertimbangan yang telah disebutkan pada perumusan masalah dan hasil dari teknik sampling. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah Juni hingga September 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui metode observasi, yaitu wawancara dengan pihak terkait seperti pakar di bidang UKM, wawancara pemilik UKM makanan dan minuman di kota Depok dengan instrumen kuesioner yang dilampirkan pada Lampiran 1, dan wawancara tenaga kerja di UKM terkait dengan instrumen kuesioner yang dilampirkan pada Lampiran 2; serta hasil dari kegiatan Focus Group Discussion yang menyertakan 8 orang perwakilan masing-masing sektor UKM di kota Bogor dan Depok pada September 2013 di Kampus Baranangsiang, Institut Pertanian Bogor. Adapun data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, seperti buku, artikel ilmiah, penelitian terdahulu, internet, serta data-data dari instansi-instansi terkait.

Metode Pengambilan Sampel

(18)

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Sebelum dianalisis, diadakan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas terlebih dahulu terhadap jawaban dari 30 responden. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Gumilar 2010). Uji validitas dengan menggunakan

Microsoft Excel, menyatakan bahwa alat ukur sudah valid karena nilai dari Rhitung > Rtabel (0.361). Sedangkan uji realibilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan. Konstruk tersebut dinyatakan reliable karena memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6, yaitu 0.879. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil uji validitas dan realibilitas dilampirkan pada Lampiran 3.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Deskriptif, Analisis

Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square

(PLS), Importance-Performance Analysis (IPA), The House Model, dan Force Field Analysis (FFA).

Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif merupakan metode analisis yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal apa adanya. Parameter analisis deskriptif berupa informasi statistif seperti mean, median, modus, frekuensi, persentase, dan sebagainya (Baroroh 2008). Pada penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik dari UKM serta responden dan penilaian presepsi responden terhadap variabel yang diujikan. Penilaian ini ini menggunakan 5 skala likert yang memiliki rentang nilai sebagai berikut:

Rentang nilai dari perhitungan tersebut digunakan untuk menentukan interval penilaian. Skala penilaian dengan intervalnya ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Skala penilaian persepsi

Sumber: Baroroh, 2008 (diolah)

Interval Skala

(19)

Skala penilaian persepsi pada Tabel 3 terbagi menjadi lima kelas. Skala ini digunakan untuk menilai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian menurut presepsi responden.

Structural Equation Modeling (SEM)

Penelitian ini menggunakan alat analisis SEM (Structural Equation Modeling) melalui pendekatan Partial Least Squares (PLS) untuk melihat pengaruh antar variabel eksogen dan endogen. SEM adalah metode analisis data multivariat yang bertujuan menguji model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model) dari suatu variabel laten (Kusnedi 2008). Struktur model pengujian yang digunakan Wahyuningrum (2013) dan diujikan pada penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Struktur model pengujian

Penelitian ini menggunakan dua variabel laten independen, yaitu modal insani serta modal sosial, dan satu variabel laten dependen, yaitu kinerja. Model yang diujikan digunakan untuk melihat pengaruh langsung modal insani dan modal sosial terhadap kinerja seperti yang tertera pada Gambar 3.

Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis menggambarkan kinerja (performance) yang dibandingkan dengan harapan atau tingkat kepentingan (importance) yang dipresepsikan seseorang (Arifin 2006), dalam penelitian ini dipresepsikan oleh pemilik UKM. Analisis ini menentukan prioritas perbaikan dengan mencari kesenjangan antara kepentingan dan kinerja serta membagi beberapa faktor yang dinilai ke dalam 4 kuadran berdasarkan nilai kinerja dan kepentingannya.

The House Model

(20)

Gambar 4 Kerangka dari The House Model

Horovitz dan Corboz (2007) merancang model ini menjadi tiga komponen, yaitu atap sebagai visi yang ingin dicapai, pilar sebagai kunci utama untuk mencapai visi tersebut yang pada penelitian ini dijabarkan sebagai komponen peningkatan kinerja, dan pondasi berupa indikator utama peningkatan kinerja dan perilaku pendukung.

Force Field Analysis (FFA)

Force Field Analysis adalah suatu teknik yang dikembangkan oleh Kurt Lewin untuk secara visual mengidentifikasi bagaimana kekuatan positif dan negatif dengan dinamis mempengaruhi subjek atau situasi. Teknik ini dilakukan dengan tahapan: menentukan hal yang ingin dicapai; menilai faktor yang relevan; membuat daftar faktor pendukung yang bisa dimaksimalkan; membuat daftar faktor penghambat yang bisa diminimalkan (Michalko 2001).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik dan Prespepsi Responden

(21)

Karakteristik UKM

UMKM Makanan dan minuman yang terdaftar di Dinas KUMKM dan Dinas Perindag sebanyak 2 456 sedangkan yang aktif hanya 162 UMKM, dan yang termasuk Usaha Kecil dan Menengah berdasarkan pengertian BPS (tenaga kerja), sebanyak 60 UKM, sehingga sampel yang diambil untuk diteliti adalah 12 UKM. Gambaran umum UKM Makanan dan minuman di Kota Depok terdapat di Tabel 4.

Tabel 4 Karakterisitik sampel UKM makanan dan minuman di kota Depok tahun 2013

Tabel di atas menunjukkan UKM Dodol Alam Lestari merupakan UKM yang sudah berdiri selama 23 tahun, namun omzet yang didapatkan masih relatif kecil, yaitu 5.4 juta. Hal ini yang menjadikan dinas UKM menyatakan masih rendahnya kinerja dari UKM makanan dan minuman. Sedangkan jumlah tenaga kerja dan omzet terbesar dimiliki UKM Enny Bakery, hal ini wajar karena UKM tersebut sudah termasuk ke dalam usaha menengah.

Karakteristik Tenaga Kerja

(22)

Gambar 5 Karakteristik responden penelitian

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat karakteristik UKM Makanan dan Minuman di kota Depok. Tenaga kerja yang bekerja di UKM memiliki sebaran usia yang merata, kecuali tenaga kerja di bawah usia 15, sehingga secara keseluruhan kaderisasi tenaga kerja di UKM Makanan dan minuman Depok tidak menjadi masalah, tenaga kerja yang berusia tua dapat digantikan oleh tenaga kerja berusia lebih muda. Sebagian besar tenaga kerja berpenghasilan di bawah 500 000 rupiah, hal ini tidak sebanding dengan besarnya tanggungan mereka sebanyak 3-4 orang, yang menyebabkan UKM dinyatakan belum memiliki kinerja yang baik. Hampir 90% tenaga kerja sudah bekerja di UKM kurang dari 5 tahun, hal ini disebabkan usia UKM yang belum terlalu lama. Hanya sedikit tenaga kerja yang digunakan oleh pemilik UKM memiliki hubungan keluarga, tenaga kerja lainnya merupakan masyarakat di daerah sekitar UKM.

Presepsi Tenaga Kerja UKM

Analisis presepsi merupakan penilaian dari 49 tenaga kerja UKM yang menjadi responden mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu modal insani, modal sosial, dan kinerja dengan menghitung rata-rata dari setiap jawaban yang diberikan oleh responden. Penilaian presepsi ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu presepsi mengenai indikator dan presepsi mengenai sub indikator dari masing-masing variabel. Hasil Penilaian terhadap variabel tersebut ditunjukkan pada Tabel 5 di bawah ini.

2%

Rp1 000 001- Rp1 500 000

(23)

Tabel 5 Penilaian presepsi tenaga kerja UKM makanan dan minuman di kota Depok mengenai indikator modal insani, modal sosial, dan kinerja Indikator Nilai Indikatora Keterangan Modal Insani

1 Pendidikan Formal 2.07 Kurang Setuju

2 Pelatihan Umum 2.87 Cukup Setuju

3 Pelatihan Spesifik 3.80 Setuju

4 Pengetahuan Lainnya 3.44 Setuju

Modal Sosial

1 Dimensi Struktural 3.89 Setuju

2 Dimensi Relasional 4.21 Sangat Setuju

3 Dimensi Kognitif 3.99 Setuju

Kinerja

1 Produktivitas 3.77 Setuju

2 Inovasi 3.95 Setuju

Keterangan a

Angka yang bercetak tebal merupakan hasil tertinggi antar variabel/indikator

Berdasarkan penilaian presepsi terhadap indikator yang terdapat pada Tabel 5, pelatihan spesifik dari investasi modal insani memiliki nilai tertinggi (3.80) di antara indikator modal insani lainnya. Hal ini dikarenakan pelatihan spesifik berupa pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan bidang UKM-nya dirasakan memiliki pengaruh terhadap peningkatan kemampuan mereka di bidang tersebut. Lain halnya dengan pendidikan formal yang memiliki nilai presepsi terendah (2.07). Sebagian besar tenaga kerja memiliki tingkat pendidikan yang cukup rendah, namun mereka tetap bisa bekerja dengan baik di UKM. Berbeda dengan indikator dari modal sosial, seluruh indikator dari modal sosial mendapatkan

penilaian presepsi “setuju”. Dimensi Relasional, dengan nilai presepsi tertinggi (4.21) dianggap paling berpengaruh terhadap kinerja tenaga kerja. Kepercayaan dan rasa empati yang dimiliki, serta norma yang berlaku, membantu tenaga kerja untuk menjalankan pekerjaannya dengan baik. Pada variabel kinerja, banyaknya ide-ide baru dalam pengolahan produk dinilai sebagai indikator dari kemajuan usaha, oleh karena itu inovasi memiliki nilai presepsi lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas. Adapun nilai presepsi tertinggi berdasarkan sub indikator di setiap variabel akan digunakan sebagai indikator utama peningkatan kinerja dari model peningkatan kinerja dilampirkan pada Lampiran 5.

Analisis Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Kinerja

Evaluasi model dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja. Secara umum, evaluasi dan intepretasi model dapat dilihat sebagai berikut:

Model Pengukuran (Outer Model)

(24)

Tabel 6 Loading factor outer model peningkatan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok melalui modal sosial dan modal insani

Variabel Indikator Nilai

Modal Sosial Dimensi Struktural Dimensi Relasional

0.774 0.768 Dimensi Kognitif 0.810

Modal Insani Pelatihan Umum 0.948

Pelatihan Spesifik 0.958 sesuai yang akan diolah kembali dengan bootstrapping untuk melihat pengaruh modal insani dan modal sosial terhadap kinerja. Struktur dan rincian dari kelayakan model dilampirkan pada Lampiran 6.

Model Struktural (Inner Model)

Model struktural menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan substantive theory. Hasil dari penggunaan bootstrapping dapat digunakan untuk menilai signifikansi statistik model penelitian dengan menguji hipotesis untuk tiap jalur hubungan. Hasil bootstraping yang terdapat pada Tabel 7 menunjukkan koefisien untuk tiap jalur hipotesis dan nilai T-Statistiknya yang diperoleh dari hasil output smartPLSsebagai berikut:

Tabel 7 Inner model peningkatan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok melalui modal sosial dan modal insani

Path Original

Tabel 7 menjelaskan hubungan positif langsung dan tidak langsung diantara konstruk yang ada dengan melihat pada original sample dan t-statistics. Varibael signifikan jika T-statistics lebih besar dibandingkan T-tabel, yaitu 1.96 untuk tingkat error 5%. Analisisnya adalah sebagai berikut:

a. Konstruk Model Insani memiliki pengaruh positif langsung terhadap kinerja sebesar 0.492 karena T-statistics > T-tabel, yaitu 3,264.

b. Konstruk Model Sosial memiliki pengaruh postif langsung terhadap kinerja sebesar 0.261 karena T-statistics > T-tabel, yaitu 2,435.

(25)

sebesar 0.418. Nilai ini dapat diintepretasikan bahwa variabilitas konstruk kinerja UKM dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk modal insani dan modal sosial sebesar 41.8% dan sisanya sebesar 58.2% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Ghozali (2008) menyatakan bahwa hasil R-square sebesar 0.67, 0.33, dan 0.19 untuk variabel laten endogen dalam model struktural secara berurutan

mengidikasikan bahwa model “baik”, “moderat”, dan “lemah”. Nilai R-square

penelitian ini adalah 0.418 sehinggamengidikasikan model adalah moderat fit.

Tingkat Kepentingan dan Pencapaian Kinerja UKM

Tingkat kepentingan dan pencapaian kinerja UKM dianalisis dengan menggunakan Importance Performance Analysis (IPA). Salah satu bentuk analisis yang digunakan adalah analisis kesenjangan (Gap). Analisis ini mengidentifikasi selisih antara angka kinerja yang telah dilakukan oleh UKM dengan angka kepentingan menurut pemilik UKM. Nilai kepentingan dan kinerja diperoleh dari nilai rata-rata setiap variabel. Selisih antara kinerja dan tingkat kepentingan tersebut ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8 Rata-rata skor kepentingan dan kinerja UKM makanan dan minuman di kota Depok

No. Variabel Kinerja (X) Kepentingan (Y) Gap 1 Laporan keuangan 3.50 4.58 -1.08 2 Pencatatan keuangan harian 3.67 4.75 -1.08 3 Sarana prasarana 3.67 4.50 -0.83 4 Standar pelaksanaan produksi 3.75 4.33 -0.58

5 Standar mutu 3.83 4.50 -0.67

6 Sistem pengendalian mutu 3.92 4.58 -0.67

7 Inovasi produk 3.58 4.58 -1.00

8 Inovasi teknik produksi 3.42 4.33 -0.92

9 Target pasar 3.25 4.00 -0.75

10 Promosi produk 3.25 4.42 -1.17

11 Jaringan distribusi 3.33 4.58 -1.25 12 Administrasi SDM 2.83 3.42 -0.58

13 Pelatihan SDM 2.75 3.67 -0.92

14 Sistem kompensasi 3.75 4.50 -0.75 15 Rencana jangka pendek 3.67 4.42 -0.75 16 Rencana jangka menengah 3.42 4.42 -1.00 17 Rencana jangka panjang 3.17 4.42 -1.25

18 Visi usaha 2.58 3.08 -0.50

19 Misi usaha 2.58 3.17 -0.58

20 Tujuan usaha 3.50 4.17 -0.67

21 Budaya organisasi 3.25 3.92 -0.67 22 Struktur organisasi formal 2.83 3.83 -1.00

Jumlah 73.50 92.17 73.50

(26)

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8, sebanyak 22 variabel bernilai negatif menunjukkan bahwa kinerja di lapangan belum sesuai dengan ekspektasi pemilik UKM sehingga perlu dilakukan banyak perbaikan dari kinerja UKM selama ini. Prioritas perbaikan bisa dilakukan dengan mendahulukan variabel-variabel yang ada pada kuadran I. Kuadran tersebut menunjukan hubungan antara penilaian tingkat kepentingan dan kinerja yang telah dicapai UKM. Variabel dijabarkan ke dalam diagram kartesius berdasarkan penilaian performance

(kinerja) UKM dan importance (kepentingan) dari pemilik UKM. Sumbu X adalah kinerja UKM dan sumbu Y adalah tingkat kepentingan dari pemilik. Skor rataan menjadi indikator pembatas pembagian empat bagian kuadran dalam diagram tersebut. Rataan dari skor rata-rata kinerja ( ̿) adalah 3.34, sedangkan rataan dari skor rata-rata kepentingan ( ̿) adalah 4.19. Pembagian kuadran dan variabel-variabel yang terdapat di dalamnya ditunjukkan oleh Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6 Hasil Importance Performance Analysis (IPA)

Berdasarkan Gambar 6, variabel-variabel skor rata-rata kepentingan dan kinerja UKM menyebar secara acak di tiga kuadran. Penjelasan analisisnya adalah sebagai berikut:

a. Kuadran I

Terdapat tujuh variabel pada kuadran I, ditunjukkan oleh angka 1, 8, 10, 11, 16, 17, 20 yaitu laporan keuangan berkala, inovasi produksi, promosi produk, jaringan distribusi, rencana keberlanjutan usaha jangka menengah, rencana keberlanjutan usaha jangka panjang, dan tujuan usaha. Kuadran I menunjukkan tingkat kinerja yang di bawah rata-rata namun tingkat kepentingan yang di atas rata-rata, sehingga variabel yang berada pada

2.50 2.70 2.90 3.10 3.30 3.50 3.70 3.90

K

Prioritas Pengembangan Kinerja UKM Makanan dan Minuman Kota Depok

Kuadran II

Kuadran III

(27)

kuadran I merupakan hal-hal yang harus menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan.

b. Kuadran II

Terdapat delapan variabel pada kuadran II, ditunjukkan oleh angka 2, 3, 4, 5, 6, 7, 14, 15 yaitu pencatatan keuangan secara rinci, sarana dan prasarana produksi, standar pelaksanaan produksi, standar mutu produk, sistem pengendalian mutu produk, inovasi produk, kompensasi yang rasional, dan rencana keberlanjutan usaha jangka pendek. Kuadran II menunjukkan tingkat kinerja dan kepentingan yang di atas rata-rata, sehingga kinerja yang sudah baik harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

c. Kuadran III

Terdapat tujuh variabel pada kuadran III, ditunjukkan oleh angka 9, 12, 13, 18, 19, 21, dan 22, yaitu administrasi SDM, pelatihan SDM, visi usaha, misi usaha, budaya organisasi, dan struktur organisasi. Kuadran III menunjukan tingkat kepentingan dan kinerja yang rendah.

Model Peningkatan Kinerja UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok

Konsep yang digunakan sebagai model peningkatan kinerja adalah The House Model. Model ini merupakan gambaran usaha organisasi untuk mengubah mimpi menjadi sebuah tindakan yang dapat direpresentasikan dalam sebuah gambar berbentuk rumah, yang terdiri dari atap, pilar, dan pondasinya. Berdasarkan hasil analisis kinerja dan kepentingan, visi berada pada kuadran III, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemilik UKM menganggap visi dan misi tidak terlalu penting, sehingga kinerjanya kurang diperhatikan. Oleh karena itu, perlu ditetapkan visi yang dapat memotivasi pemilik serta tenaga kerja UKM dalam meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil wawancara, Visi yang akan

diterapkan oleh UKM adalah “Menjadi UKM yang Produktif dan Inovatif dalam 5

Tahun”. Visi tersebut akan menjadi atap dari The House Model ini.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dengan menggunakan analisis fishbone menunjukkan penyebab utama rendahnya kinerja UKM adalah sumber daya manusia, dimana hasil analisis pengaruh modal insani dan modal sosial menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh positif langsung terhadap kinerja. Maka, pilar dari House Model ini berupa optimalisasi modal insani dan modal sosial. Indikator dari modal insani yang akan dikembangkan adalah pelatihan umum dan pelatihan spesifik, sedangkan indikator dari modal sosial yang akan dikembangkan adalah dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif. Indikator ini dianalisis lebih lanjut dengan analisis presepsi untuk menentukan sub indikator utama dari setiap indikator, seperti yang dilampirkan pada Lampiran 5. Nilai presepsi tertinggi pada indikator pelatihan

umum adalah “Saya belajar banyak dari pelatihan umum”, sehingga perlu

diadakannya pelatihan umum berkala bagi tenaga kerja. Hal ini menjadikan pelatihan umum secara berkala sebagai indikator utama dari pelatihan umum.

(28)

melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja dalam satu

unit kerja”, sehingga yang perlu dilakukan adalah mempertahankan bahkan meningkatkan komunikasi dan hubungan kerjasama antar tenaga kerja. Jadi, indikator utamanya adalah penurunan turnover sebagai ukuran adanya peningkatan komunikasi dan kerjasama, karena kenyamanan dalam berkomunikasi dan kerjasama dalam satu unit kerja menjadikan tenaga kerja enggan untuk mengganti kegiatannya selama ini. Pada dimensi relasional, pertanyaan yang memiliki nilai presepsi tertinggi adalah “Saya selalu merasakan rasa kebersamaan dengan rekan kerja saya”, oleh karena itu indikator utamanya adalah penurunan tingkat absensi karena tingginya intensitas pertemuan dapat meningkatkan rasa kebersamaan. Terakhir, nilai presepsi tertinggi pada dimensi

kognitif adalah “Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya”, yang menjadikan tingkat partisipasi pada kegiatan transfer knowledge

sebagai indikator utama. Pengembangan pada indikator tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi tenaga kerja karena pilar menunjukkan cara mencapai visi dengan menetapkan keunggulan kompetitif UKM.

Pondasi merupakan tindakan pendukung untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, oleh karena itu pondasi dari The House Model adalah pelaksanaan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan serta perbaikan dari faktor-faktor yang menjadi prioritas perbaikan hasil analisis IPA. Adapun faktor-faktor tersebut adalah laporan keuangan berkala, inovasi produksi, promosi produk, jaringan distribusi, rencana keberlanjutan usaha jangka menengah, rencana keberlanjutan usaha jangka panjang, dan tujuan usaha. Faktor-faktor ini terdapat pada unsur-unsur sistem administrasi, proses produksi, proses pemasaran, serta sistem organisasi. Gambar 7 menunjukkan struktur dari The House Model yang akan digunakan untuk membantu meningkatkan kinerja UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok.

Gambar 7 The House Model untuk peningkatan kinerja UKM melalui pengembangan modal insani dan modal sosial

Menjadi UKM yang Produktif dan Inovatif dalam 5 Tahun

Optimalisasi Modal Insani 1. Pelatihan spesifik secara berkala 2. Pelatihan umum secara berkala

1. Peningkatan komunikasi dan kerjasama tenaga kerja 2. Peningkatan rasa kebersamaan

dalam satu unit kerja

3. Pelaksanaan kegiatan transfer knowledge

Pelaksanaan pelatihan spesifik, pelaksanaan pelatihan umum, penurunan tingkat turnover, penurunan tingkat absensi, dan peningkatan tingkat partisipasi kegiatan transfer knowledge

Optimalisasi Modal Sosial

(29)

Berdasarkan House Model di atas, dapat dilihat Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat digunakan oleh UKM Makanan dan Minuman di kota Depok. Menurut Rampertsad (2003), Indikator Kinerja Utama merupakan suatu titik ukur, berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan dari sasaran strategis. Hal ini merupakan standar pengukur kemajuan dari visi yang telah dibuat dan harus memenuhi kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Result-oriented, Time specific). Setelah menetapkan IKU, UKM harus menetapkan target yang ingin dicapai. Target adalah tujuan kuantitatif tolak ukur kinerja. Target menunjukkan nilai yang harus dicapai. Target dapat didasarkan pada pengharapan manajemen, kebutuhan pelanggan, atau hasil studi banding (Rampertsad 2003). Pada model ini, target didasarkan pada pengharapan manajemen dan kemampuan UKM dalam mencapai target tersebut. Tabel 9 menyajikan sasaran strategis, indikator kinerja utama, serta target yang harus dicapai oleh UKM Makanan dan Minuman di Depok untuk meningkatkan kinerjanya.

Tabel 9 Sasaran strategis, indikator kinerja utama, dan target UKM makanan dan minuman di kota Depok

(30)

Tabel 10 Definisi operasional dan cara menghitung indikator kinerja utama UKM makanan dan minuman di kota Depok

No Indikator Kinerja

Utama Definisi Operasional Cara Menghitung 1 Presentase

pelatihan umum yang dilaksanakan

(31)

Penetapan IKU seperti yang disajikan pada Tabel 9 dan 10 menjadikan UKM dapat mengukur kinerjanya dan mengevaluasi penyebab ketika target yang ditetapkan tidak tercapai. Dengan demikian, UKM diharapkan dapat terus meningkatkan kinerjanya

Implikasi Manajerial

Penelitian di bidang manajemen memiliki 2 implikasi yaitu: (1) implikasi prosedural berupa formulasi kebijakan; serta (2) implikasi kebijakan meliputi sifat perkiraan ke depan dan perumusan tindakan. Model peningkatan kinerja yang telah dirancang merupakan salah satu formulasi kebijakan yang dapat digunakan oleh UKM makanan dan minuman di Depok. Hasil dari kebijakan tersebut adalah penciptaan visi, yaitu menjadi UKM yang produktif dan inovatif dalam 5 tahun. Peningkatan kinerja dapat berfokus pada optimalisasi modal insani dan modal sosial, terutama pelatihan spesifik dari variabel modal insani, dan peningkatan komunikasi serta kerjasama dari dimensi relasional pada variabel modal sosial, karena memiliki pengaruh tertinggi terhadap kinerja terutama daya inovasi.

Setelah memformulasikan kebijakan, diperlukan perkiraan ke depan berupa analisis faktor pendukung dan penghambat yang akan dihadapi oleh UKM dengan menggunakan Force Field Analysis (FFA). Hasil analisis tersebut menjadi landasan perumusan tindakan UKM. Identifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pada analisis ini berdasarkan pada hasil Importance Performance Analysis (IPA; hasil wawancara terhadap pemilik UKM, tenaga kerja UKM, serta pegawai dinas terkait; serta hasil Focus Group Discussion perwakilan UKM di kota Bogor dan Depok terkait permasalahan yang dihadapi oleh UKM. Peluang dan kekuatan (variabel pada kuadran II hasil IPA) yang menjadi faktor pendukung serta ancaman dan kelemahan (variabel pada kuadran I dan III hasil IPA) yang menjadi faktor penghambat kinerja UKM ditunjukkan pada Tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11 Faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki UKM makanan dan minuman di kota Depok

Faktor Pendukung Faktor Penghambat Pencatatan keuangan secara rinci Inovasi produksi kurang Terdapat standar pelaksanaan produksi Promosi produk kurang Terdapat standar mutu produk Jaringan distribusi kurang

Tingginya daya inovasi produk Belum ada rencana jangka menengah Kompensasi yang rasional Belum ada rencana jangka panjang Rencana jangka pendek yang baik Minimnya pemahaman tujuan usaha Kuantitas tenaga kerja cukup Administrasi SDM kurang diperhatikan Komunikasi dan kerjasama baik Belum ada visi usaha

Sarana dan prasarana produksi yang memadai

Belum ada misi usaha

Budaya organisasi yang kurang baik Terdapat sistem pengendalian mutu

produk

Struktur organisasi belum memadai Kompetensi tenaga kerja yang rendah Terdapat kerjasama dengan instansi

terkait

Keterbatasan modal

(32)

Bersadarkan pengelompokan faktor pendukung dan penghambat di atas, maka solusi alternatif yang dapat dijalankan oleh UKM makanan dan minuman untuk mencapai visinya adalah dengan cara memaksimalkan faktor pendukung yang dimiliki dan meminimalkan faktor penghambat yang dimiliki.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil dari penelitian terhadap Model Peningkatan Kinerja UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok melalui pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial adalah sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh positif dari variabel modal insani (dengan indikator pelatihan umum dan pelatihan spesifik) dan variabel modal sosial (dengan indikator dimensi struktural, dimensi relasional, dan dimensi kognitif) terhadap kinerja sebesar 41.8%; (2) The House Model sebagai model dari peningkatan kinerja terdiri dari atap dengan visi menjadi UKM yang produktif dan inovatif dalam 5 tahun; dua pilar yaitu optimalisasi modal insani dan optimalisasi modal sosial; dan pondasi yang merupakan perilaku pendukung dengan pelaksanaan indikator utama seperti pelatihan umum, pelatihan spesifik, penurunan turnover, penurunan tingkat absensi, dan peningkatkan tingkat partisipasi kegiatan tranfer knowledge, serta perbaikan sistem administrasi, perbaikan proses produksi, perbaikan proses pemasaran, dan perbaikan sistem organisasi; (3) Terdapat 11 faktor pendukung dan 15 faktor penghambat pada analisis FFA berdasarkan hasil dari Importance Performance Analysis (IPA); (4) Solusi alternatif berdasarkan visi dan skebijakan yang telah ditetapkan, yaitu dengan melaksanakan pelatihan spesifik, meningkatkan komunikasi dan kerjasama, memaksimalkan faktor pendukung, serta meminimalkan faktor penghambat.

Saran

Saran dari hasil penelitian Model Peningkatan Kinerja UKM Makanan dan Minuman di Kota Depok melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial adalah sebagai berikut:

1. Saran untuk Usaha Kecil Menengah Makanan dan Minuman di Kota Depok Usaha Kecil Menengah dapat menjalankan strategi yang telah direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian. Kegiatan prioritas yang harus dilaksanakan oleh UKM seperti mengadakan pelatihan tidak seperti biasanya di luar lingkungan UKM sehingga dapat merangsang daya inovasi serta meningkatkan komunikasi dan kerjasama tenaga kerja. Kegiatan ini diadakan karena pelatihan spesifik dari modal insani serta dimensi relasional dari modal sosial yang paling berpengaruh terhadap kinerja, terutama terhadap inovasi.

2. Saran untuk Pemerintah dan Instansi Terkait

(33)

3. Saran untuk Peneliti

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan hasil penelitian ini, seperti meneliti pengaruh penetapan model peningkatan kinerja, meneliti kebutuhan pelatihan yang diperlukan oleh UKM, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin J, Heru A. 2006. Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta(ID): PT Elex Media Komputindo.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Konsep Industri. [internet]. [diunduh 2013 Mei 12]. Tersedia pada http://bps.go.id/ menutab.php?tabel=1&kat=2&id_ subyek=09.

[BPS Jabar] Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2012. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Triwulan IV 2012. [internet]. [diunduh 2013 Mei 16]. Tersedia pada

http://jabar.bps.go.id/indikator/laju-pertumbuhan-ekonomi-lpe-jawa-barat-tahun-2012-sebesar-621-persen.

Baroroh A. 2008. Analisis Statistik dengan SPSS. Jakarta(ID): PT. Elex Media Komputindo.

Becker GS. 1962. Investment in Human Capital: A Theorical Analysis. The Journal of Political Economy. 70(2): 9-49.

Dinas KUMKM Kota Depok. Rekapitulasi Data Anggota Asosiasi UMKM Kota Depok per Sektor Usaha Tahun 2011. Depok (ID): Diskumkm Depok. Dokko G. 2004. Human Capital and Social Capital as Determinant of Individual

Performance [disertasi]. Pennsylvania (US): University of Pennsylvania. Endri. 2010. Peran Human Capital dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan:

Suatu Tinjauan Teoritis dan Empiris. Administrasi Bisnis. 6: 179-190. Gay LR and Diehl PL. 1992. Research Methods for Business and Management.

New York (US): MacMillan Publishing Company.

Ghozali I. 2008. Structural Equation Modelling Methode Alternatif dengan Partial Least Square. Edisi Kedua. Semarang (ID): Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Gumilar I. 2010. Metode Riset untuk Bisnis dan Manajemen. Jakarta(ID): Utama. Hartanto FM. 2009. Paradigma Baru Manajemen Indonesia. Bandung (ID): PT

Mizan Pustaka.

Horovitz J and Ohlsson-Corboz AV. 2007. A Dream with a Deadline: Turning Strategy into Action. Harlow (GB): FT Prentice Hall.

Hutapea P dan Thoha N. 2008. Kompetensi Plus: Teori, Desain, Kasus, dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang Dinamis. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Kementrian Koperasi dan UKM. 2012. Data UMKM tahun 2009-2011. [Internet]. [diunduh 2013 Mei 10]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id/usaha-mikro-kecil-menengah-umkm-dan-usaha-besar-ub-tahun-2010-2011.pdf

Kusnedi MS. 2008. Model-model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sample. Bandung(ID): Alfabeta.

Maarif MS dan Kartika L. 2012. Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia. Bogor (ID): IPB Press.

(34)

Nahapiet J and Ghoshal S. 1998. Social capital, intellectual capital, and the organizational advantage. Academic of Management Review. 23(2): 242-266.

[Pemkot Depok] Pemerintah Kota Depok. 2010. Laju Pertumbuhan Kota Depok Terus Naik. [Internet]. [diunduh pada 2013 Mei 16]. Tersedia pada

http://www.depok.go.id/07/12/2011/10-ekonomi-kota-depok/laju-pertum buhan-ekonomilpe-kota-depok-terus-naik.

Pujiastuti EE dan Kristanto H. 2012. Human Capital, Social Capital, dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Perusahaan (Study pada Bank Sleman).

Bussiness Conference. 2012 Des 6. Yogyakarta (ID): Universitas Pembangunan Pasundan.

Rampertsad HK. 2003. TPS: Mencapai Kinerja dengan Integritas. Sukarno S, Djemadu V, penerjemah. Jakarta(ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Total Performance Scorecard: Redefining Management to Achieve Perpormance with Integrity.

Sudarno. 2012. Kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam Penyerapan Tenaga Kerja. Penelitian dan Pengembangan Humanoria. 9(1):68-76.

Tambunan T. 2012. Pasar Bebas ASEAN: Peluang, Tantangan, dan Ancaman bagi UMKM Indonesia. Infokop. 21:13-35.

(35)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian untuk pemilik UKM

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER MANAJEMEN/PEMILIK UKM

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Makanan dan Minuman di Kota Depok Melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial.

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaan data dari Bapak/Ibu/Saudara.

IDENTITAS RESPONDEN PENGELOLA

Nama Responden : ……… Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : ………

Nama UKM : ... Alamat UKM : ... Jabatan di UKM : ...

Telp/HP : ……… / ….………

e-mail : ………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan

I. Karakteristik Responden:

1. UKM berdiri sejak:... 2. Jenis UKM:

a. Usaha Kecil b. Usaha Menengah

3. Jenis usaha Anda saat ini:……….

4. Omset per bulan : Tahun 2013... Tahun 2012………...

5. Jumlah tenaga kerja:... 6. Sumber modal :

a. Pribadi c. Lainnya, sebutkan... b. Pinjaman bank (berapa?)

(36)

Lanjutan Lampiran 1 Kuesioner penelitian untuk pemilik UKM

Pertanyaan

1. Bagaimana komunikasi antara sesama karyawan dan antara karyawan dan atasan di dalam UKM?

2. Apakah pernah ada konflik di dalam organisasi UKM?

3. Bagaimana proses transfer informasi di UKM? Apakah sudah tersebar dengan baik?

4. Apakah jabatan struktural menjadi penghalang komunikasi dalam UKM? 5. Apakah pernah diadakan kegiatan informal untuk mempererat hubungan ? 6. Apakah ada rasa saling percaya antar sesama karyawan dan karyawan

dengan atasan?

7. Jika ada karyawan yang kesulitan dalam pekerjaan, apakah karyawan lain akan membantu?

8. Bagaimana sosialisasi norma-norma dalam UKM kepada karyawan?

9. Bagaimana pelaksanaan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi dan hukuman untuk melanggar aturan?

10. Bagaimana upaya untuk meningkatkan keberasamaan antar sesama karyawan dan karyawan dengan atasan?

11. Apakah syarat pendidikan formal menjadi prioritas dalam penentuan jabatan karyawan?

12. Apakah ada pendidikan berupa magang untuk karyawan?

13. Apakah ada penambahan kompetensi karyawan di luar pekerjaan yang dilakukannya?

14. Apakah ada standari waktu penyelesaian pekerjaan untuk karyawan? 15. Berapakah omzet per hari UKM anda ? Rp.

16. Produk UKM Utama?

17. Produk UKM lainnya yang dihasilkan selain yang produk utama? 18. Distribusi Penjualan produk yang dilakukan ke mana saja?

19. Jumlah tenaga kerja dan posisinya dalam struktur organisasi seperti apa? Dan alasan membuat struktur organisasi dengan bentuk tersebut?

20. Apa saja upaya yang dilakukan UKM selama ini dalam : a. Meningkatkan produktivitas.

b. Meningkatan inovasi. c. Menghemat waktu / biaya.

d. Peningkatan beradaptasi (anggota & organisasi tersebut).

21. Sebutkan cita-cita terbesar yang ingin diraih pada UKM bapak/Ibu saat ini? 22. Sebutkan apa saja kendala utama yang dihadapi dalam mencapai cita-cita

tersebut?

23. Menurut Bapak/Ibu, langkah-langkah strategis atau upaya apa yang perlu dilakukan dalam mengatasi berbagai kendala dalam UKM bapak/Ibu

24. Kriteria kualifikasi inti pekerja di UKM ini dari segi hard skill dan soft skill untuk setiap bagian adalah?

25. Darimana Bapak/Ibu mendapatkan SDM untuk bekerja pada UKM Bapak/Ibu?

(37)

Lanjutan Lampiran 1 Kuesioner penelitian untuk pemilik UKM

27. Bagaimana peran stakeholder terkait dalam membina UKM di tempat bapak/Ibu seperti PEMDA/ Perguruan Tinggi/ Swasta, apakah ada yang teribat? Dalam bentuk apa? Pelatihan/hibah/pendanaan?

28. Masalah terberat yang pernah dihadapi oleh UKM bapak/Ibu?

29. Bentuk fasilitasi implementasi transfer pengetahuan pada UKM bapak/Ibu? 30. Aset yang dimiliki oleh UKM bapak/ Ibu?

a. Bangunan (sendiri/sewa) b. Kendaraan

c. Peralatan,sebutkan………

d. Perlengkapan, sebutkan………

e. Sumber daya manusia, sejumlah………..orang f. Lainnya………..

(38)

Lanjutan Lampiran 1 Kuesioner penelitian untuk pemilik UKM

Important Performance Analysis (IPA) for Director (Pengelola/Pimpinan) Variabel Kinerja UKM

Kepentingan : Kinerja :

1 = sangat tidak penting 1 = sangat tidak baik

2 = tidak penting 2 = tidak baik

3 = cukup penting 3 = cukup baik

4 = penting 4 = baik

5 = sangat penting 5 = sangat baik

No. Variabel Kepentingan Kinerja

1. Laporan keuangan dibuat secara berkala. 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2. Pencatatan keuangan yang rinci dan dicatat ketika

ada pengeluaran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 3. Memiliki sarana dan prasarana produksi yang baik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4. Mempunyai standar pelaksanaan produksi barang 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 5. Memiliki standar mutu produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6. Memiliki sistem pengendalian mutu produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 7. Inovasi terhadap produk yang dihasilkan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 8. Inovasi terhadap teknik produksi agar lebih

efisien

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 9. Memiliki target pasar yang jelas 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 10. Melakukan promosi produk ke target pasar 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 11. Mengembangkan jaringan distribusi produk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 12. Memiliki administrasi SDM yang baik 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 13. Melakukan pelatihan SDM secara berkala 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 14. Kompensasi karyawan menggunakan dasar yang

rasional

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 15. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka

pendek (per tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 16. Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka

menengah (< 3 tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 17 Memiliki rencana keberlanjutan usaha jangka

panjang ( 5 tahun)

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 18. Memiliki Visi usaha yang didokumentasikan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 19. Memiliki Misi usaha yang didokumentasikan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

20. Memiliki Tujuan usaha 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

21. Memiliki Budaya organisasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 22. Memiliki Struktur organisasi yang formal 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(39)

Lampiran 2 Kuesioner penelitian untuk tenaga kerja UKM

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER KHUSUS RESPONDEN (PEGAWAI UKM)

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Menengah melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial.

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaan data dari Bapak/Ibu/Saudara.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden : ……… Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)

Alamat : ………

Nama UKM : ... Alamat UKM : ...

Telp/HP : ……… / ….………

e-mail : ………

Petunjuk pengisian:

- Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

- Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan

-I. Karakteristik Responden: 1. Usia Anda saat ini:

a. <15 tahun d. 36-45 tahun

b. 16-25 tahun e. > 45 tahun, sebutkan.... c. 26-35 tahun

2. Status pernikahan:

a. Sudah menikah b. Belum menikah c. Janda/Duda

3. Jenis usaha Anda saat ini:……….. 4. Jumlah tanggungan/keluarga:

a. 1-2 orang d. 7-8 orang

b. 3-4 orang e. > 9 orang, sebutkan.... c. 5-6 orang

5. Pendidikan terakhir :

a. SD/sederajat d. Diploma g.Lainnya (sebutkan)…….. b. SMP/sederajat e. Sarjana (S1)

(40)

Lanjutan Lampiran 2 Kuesioner penelitian untuk tenaga kerja UKM

7. Lama bekerja di UKM …… tahun …. Bulan

8. Jenis Pelatihan yang pernah diikuti... tahun ... oleh... 9. Jenis pelatihan yang ingin diikuti...

10. Apakah ada hubungan keluarga/kekerabatan dengan pemilik UKM?

a. Ya b. Tidak

11. Saran Bapak/Ibu/Saudara/i untuk perbaikan UKM...

II. Model Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui Pengembangan Modal Insani dan Modal Sosial

Petunjuk pengisian:

Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberi penilaian terhadap dimensi-dimensi modal insani dan modal sosial untuk peningkatan kinerja UKM. Pilihlah jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling sesuai.

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju CS = Cukup Setuju TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju.

No. Pernyataan Penilaian

STS TS CS S SS Dimensi Struktural

1. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja dalam satu unit kerja

2. Saya melakukan komunikasi dan hubungan kerjasama dengan rekan kerja diluar unit kerja 3. Saya selalu berpartisipasi dalam menyelesaikan

konflik-konflik yang muncul di dalam UKM 4. Semua informasi tersebar secara merata pada

seluruh lapisan karyawan yang ada di UKM 5. Jabatan struktural tidak menjadi pembatas dalam

berkomunikasi di dalamUKM tempat saya bekerja 6. Saya selalu mengikuti kegiatan-kegiatan informal

(misal : rekreasi, jalan pagi bersama) yang diadakan UKM dalam rangka meningkatkan hubungan kedekatan seluruh pekerja.

Dimensi Relasional

7. Saya selalu mempercayai rekan kerja saya. 8. Saya selalu percaya bahwa rekan kerja saya akan

membantu jika saya menemui kesulitan dalam perkerjaan.

9. Saya memiliki rasa empati pada rekan kerja dengan berusaha menempatkan diri pada posisi mereka.

10. Saya sangat memahami norma dan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan.

(41)

No. Pernyataan Penilaian

STS TS CS S SS didalam perusahaan secara disiplin.

12. Saya dan rekan kerja selalu saling memberikan kritik yang membangun satu sama lain.

13. Saya selalu merasakan rasa kebersamaan dengan rekan kerja saya

Dimensi Kognitif

14. Saya selalu menggunakan kata-kata (istilah) yang dipahami bersama dalam berkomunikasi dengan rekan kerja saya.

15. Saya selalu berbagi cerita dan pengetahuan dengan rekan kerja saya.

16. Saya selalu berbagi keahlian keterampilan yang saya miliki dengan rekan kerja saya.

17. Saya selalu berusaha bekerja untuk mencapai tujuan UKM yang telah ditetapkan.

18. Saya selalu memiliki pemahaman yang sama dengan rekan kerja tentang tujuan UKM. 19. Saya selalu memiliki antusiasme yang sama

dengan rekan kerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

Pendidikan Formal

20. Pendidikan formal mempengaruhi kemampuan saya dalam bekerja

21. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang, maka akan semakin terampil dalam bekerja

Metode Umum On The Job Training 22. On the job training (magang) di perusahaan besar

meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja 23. On the job training (magang) di UKM lain yang

lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

24. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job training (magang)

Metode On The Job Training Spesifik 25. On the job training (magang) untuk keahlian

tertentu di perusahaan besar meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja

26. On the job training (magang) untuk keahlian tertentu di UKM lain yang lebih maju meningkatkan kemampuan saya dalam bekerja 27. Saya bisa belajar banyak dari hasil on the job

training (magang) untuk keahlian tertentu Pengetahuan Lainnya

28. Pengetahuan lain di luar bidang pendidikan saya membantu dalam menyelesaikan pekerjaan

(42)

No. Pernyataan Penilaian

STS TS CS S SS 29. Pelatihan untuk pengetahuan lain di luar bidang

pekerjaan saya dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kerja

Produktivitas

30. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan tepat waktu

31. Saya mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan secara maksimal dengan sumber daya yang ada

32. Saya pekerja yang berorientasi hasil

33. Saya bersedia melakukan usaha lebih untuk mencapai hasil yang maksimal

Inovasi

34 Saya suka melakukan pekerjaan dengan cara yang lebih sederhana

35. Jika ada ketidaksesuaian proses kerja, saya segera memperbaikinya

36. Saya bersedia untuk merubah cara kerja agar hasil pekerjaan lebih maksimal

(43)

Lampiran 3 Hasil uji validitas dan uji reliabilitas Metode On the job training

umum (MU)

22 0.898 0.361 Valid 23 0.954 0.361 Valid 24 0.968 0.361 Valid Metode On the job training

spesifik (MS)

*Valid jika R-hitung > R-tabel. R-tabel = 0.361

Uji Reliabilitas Kuesioner

Cronbach Alpha Reliabilitas*

0.879 Reliabel

(44)

Lampiran 4 Analisis deskriptif dari karakteristik UKM dan tenaga kerja UKM

Tabulasi Silang Tenaga Kerja dan Lama Berdiri UKM Makanan dan Minuman di Depok

Tabulasi Silang Tenaga Kerja dan Omzet Perbulan UKM Makanan dan Minuman di Depok

Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dan Status Pernikahan Tenaga kerja UKM Makanan dan Minuman di Depok

Gambar

Tabel  2    Rekapitulasi  data  anggota  asosiasi  UMKM    di  kota  Depok  per  sektor  usaha tahun 2011
Gambar 2  Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3  Struktur model pengujian
Gambar 4  Kerangka dari The House Model
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari proses pelaksanaan, kelas eksperimen lah yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, karena pada dasarnya siswa lah mencari sumber belajar mereka sendiri

Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Sulluttenggo dan Maluku utara di Manado sebagai salah satu instansi pemerintah di bawah kementerian keuangan yang memiliki tugas dan fungsi untuk

Definisi kepatuhan dalam (Pusat Bahasa, 2008) adalah menuruti atau mengikuti atau mentaati, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai badan yang

Penambahan variabel GCG ini dilakukan karena internal audit mutlak diperlukan perusahaan sebagai pendukung utama bagi komisaris, komite audit, direksi, dan manajemen

Hasil yang diperoleh untuk uji tarik pada komposit polietilena dengan filler serat sabut kelapa yang memiliki fraksi selama 40 menit diperoleh tegangan maksimum sebesar 10,2

Bentuk rekayasa genetik telah dipraktekkan oleh petani dengan pembibitan silang tanaman dan hewan untuk meningkatkan atribut tertentu, melalui pengumpulan dan

Penyelidikan terhadap bahasa-bahasa yang diancam pupus seperti bahasa masyarakat Orang Asli Seletar adalah julung kalinya dikaji dengan menggunakan teori Semiotik

Allah dengan hikmah, nasihat yang baik dan diskusi ( jadal) dengan hujah yang lebih baik mengingkari taqhut, dan mengeluarkanya dari kegelapan jahiliah kepada Islam.. Asep Muhiddin