• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Pasar Produk R-lax Healthy Drink.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Pasar Produk R-lax Healthy Drink."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PASAR PRODUK

R-LAX HEALTHY DRINK

DANIEL KRISTIANTO

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengembangan Pasar Produk R-Lax Healthy Drink dengan Pendekatan Riset Aksi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2015

Daniel Kristianto

(4)

ABSTRAK

DANIEL KRISTIANTO. Pengembangan Pasar Produk R-lax Healthy Drink. Dibimbing oleh AJI HERMAWAN

R-lax Healthy Drink adalah suatu produk inovasi berbentuk minuman instan yang terbuat dari pala (Myristica sp) dan jahe merah (Zingiber officinale var rubrum). Inovasi dilatarbelakangi oleh komoditi pala di Indonesia yang melimpah dan pemanfaatan daging buah pala di Indonesia yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kanvas bisnis model yang tepat untuk R-lax Healthy Drink. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan pemetaan bisnis model lama, evaluasi bisnis model lama, perancangan hipotesis model bisnis baru, pengujian masalah, pengujian solusi, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan utama responden dalam mengatasi lelah yakni istirahat kurang, susah tidur, dan kepraktisan. Desain produk R-lax Healthy Drink terbukti dapat menjadi solusi. Segmen yang dituju yakni kalangan masyarakat yang peduli terhadap produktifitas kerja, sulit tidur atau kekurangan jam tidur.

Kata kunci: inovasi, minuman instan, pala, insomnia, model bisnis, pengembangan pasar

ABSTRACT

DANIEL KRISTIANTO. A Study of Customer Development of R-lax Healthy Drink. Supervised by AJI HERMAWAN

R-lax Healthy Drink is an instant drink product made from nutmeg flesh (Myristica sp) and red ginger (Zingiber officinale var rubrum). The innovation is triggered by abundance production of nutmeg and the lack using of nutmeg flesh. This study aims to obtain an appropriate bussiness model canvas of R-lax Healthy Drink. The stages of the study include: mapping the current bussiness model, evaluating the bussiness model, creating a new bussiness model, testing the problem, testing the solution, and finally verification. The results show that there are costumer problems in overcoming fatigue as lack of rest, insomnia, and practicality. Based on the test, R-lax Healthy Drink has proven to be solution. The costumer segment found were people who cares about productivity at work, people having insomnia or less sleeping times.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

PENGEMBANGAN PASAR PRODUK

R-LAX HEALTHY DRINK

DANIEL KRISTIANTO

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

\

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 ini ialah pengembangan pasar, dengan judul “Pengembangan Pasar Produk R-Lax Healthy Drink”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr Ir Aji Hermawan, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan selama pengerjaan penelitian ini.

2. Prof Dr Ir Sukardi, MM dan Arif Darmawan STP MT selaku dosen penguji

3. Bapak dan Emak, Rika, Mas Puji, Mbak Eva, Mas Didik dan Mbak Darmi serta seluruh keluarga besar yang senantiasa memberikan doa, semangat, dan moril.

4. Pangeran Alex Sebastian, S.TP. telah membantu dalam pembuatan produk dan pengambilan data dalam penelitian ini.

5. Teman-teman YoNM ministry dan The Breakers Youth Community sebagai tempat ngecas semangat ditengah tekanan tingkat akhir.

6. Gustin Ardina Urbeta yang telah memberikan semangat dan dukungan doa bagi saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman TIN 47 khususnya P4 atas dukungan dan persahabatan selama ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Model Bisnis 2

Model Bisnis Kanvas 3

Customer Development 3

Customer Discovery 4

METODE 4

Waktu dan Lokasi Penelitian 4

Metode Penelitian 4

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Pemetaan Model Bisnis R-lax Healthy Drink 7

Evaluasi Model Bisnis R-lax Healthy Drink 10

Rancangan Kanvas Model Bisnis Baru R-lax Healthy Drink 12

Pengujian Permasalahan 15

Pengujian Solusi 19

Analisis Ukuran Pasar (Market Size) 25

Verifikasi 26

SIMPULAN DAN SARAN 28

Simpulan 28

Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN 30

(10)

DAFTAR TABEL

Pembaruan bisnis model R-lax Healthy Drink 15

Cara penanganan lelah 16

Daftar masalah responden 17

Pembaruan kanvas model bisnis setelah tes permasalahan 18 Permasalahan responden dan solusi yang ditawarkan 21

DAFTAR GAMBAR

Tahapan penelitian 5

Kanvas model bisnis R-lax Healthy Drink yang lama 7 Desain kemasan minuman pala-jahe merah R-lax Healthy Drink 8

Customer flow uji penjajakan awal 11

Hipotesis model bisnis kanvas baru R-lax Healthy Drink (BMC 0) 12 Kegiatan penanganan lelah dan masalah penanganan lelah pelanggan 17

Kanvas model bisnis setelah tes permasalahan 19

Pendapat responden terhadap solusi yang ditawarkan 22

Preferensi responden terhadap jahe 23

Harga yang diinginkan oleh responden 23

Kanvas model bisnis akhir R-lax Healthy Drink 24

Hipotesis ukuran pasar R-lax Healthy Drink 26

DAFTAR LAMPIRAN

Data Responden beserta keterangan potensial – tidak potensial 30

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

R-lax Healthy Drink merupakan merek minuman instan yang berbahan baku pala dan jahe merah, dibuat dengan teknologi spray dryer sehingga berbentuk serbuk instan siap seduh. Produk ini dikembangkan oleh Pangeran Alex Sebastian STP dan mulai dikomersilkan pada bulan Desember tahun 2013. Pada akhir tahun 2014, minuman instan ini berhenti produksi karena belum menemukan pasar yang tepat. Bahan baku minuman ini adalah jahe merah instan dan ekstrak daging buah pala, dikemas menggunakan aluminium foil. Minuman ini termasuk dalam golongan minuman kesehatan dengan menonjolkan manfaat dari jahe merah dan buah pala.

Pala (Myristica sp) merupakan tumbuhan asli Indonesia dan termasuk salah satu tumbuhan penting di antara tanaman rempah-rempah. Bagian utama yang dimanfaatkan dari pala adalah biji dan fulinya karena menghasilkan minyak atsiri yang bernilai jual tinggi. Daerah utama penghasil pala di Indonesia adalah Maluku, Papua, Sulawesi Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Tanaman pala yang ada di Indonesia umumnya adalah tanaman rakyat yang tumbuh secara alami tanpa adanya perawatan khusus yang dilakukan. Potensi yang ada pada tanaman pala inilah yang kemudian membuat Direktorat Jenderal Perkebunan mulai mengembangkan pala di Sulawesi dan Maluku (Ditjenbun, 2013)

Buah pala memiliki khasiat yang beragam antara lain dapat mengurangi flatulensi, meningkatkan daya cerna, memperbaiki selera makan, dan mengobati diare, muntah, dan mual. Komponen myristicin yang terkandung dalam daging buah memiliki kemampuan sebagai agen inteksektidal yang berkontribusi terhadap sifat halusinogen (Dorsey, 2001).

Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala segar namun baru sebagian kecil saja yang dimanfaatkan diantaranya diolah menjadi manisan dan sirup. Di daerah luar Jawa seperti Maluku dan Papua, daging buah pala justru malah dibiarkan berserakan di kebun hingga akhirnya busuk dan menjadi pupuk alami untuk tanaman pala. Petani khususnya di daerah luar Jawa hanya mengumpulkan biji dan fuli tanpa melihat adanya potensi dari daging buah pala. Jika rasio biji dan daging buah pala 1:4, maka berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, pada tahun 2014 ada 105.872 ton daging buah pala yang berserakan di lahan-lahan kebun.

Jahe merah memiliki sifat khas yang tidak berbeda jauh dengan pala dari segi efek hangat yang ditimbulkan. Jahe merah juga merupakan varietas unggul dari keluarga jahe. Jahe di Indonesia merupakan tanaman obat yang produksinya paling tinggi mengalahkan kunyit, lengkuas, dan kapulaga. Jahe juga merupakan rempah yang identik dengan minuman tradisional.

(12)

2

pentingnya hidup sehat, maka unsur instan pun juga harus disertai dengan unsur sehat. R-lax Healthy Drink adalah minuman yang memiliki unsur sehat dan instan.

Masalah yang dihadapi R-lax Healthy Drink adalah segmen konsumen yang terlalu luas dan tidak adanya proposisi nilai yang kuat yang ingin ditonjolkan melalui produk. Oleh karena itu, perbaikan model bisnis R-lax Healthy Drink

memerlukan pendekatan khusus. Customer discovery merupakan tahapan awal dalam pendekatan pengembangan pasar, yang berfokus pada pencarian kecocokan antara segmen pasar dengan proposisi nilai. Costumer discovery dilakukan untuk melihat segmen pasar yang pas untuk produk tertentu. Ketika produk sudah masuk ke segmen pasar tertentu, diharapkan produk mampu menjawab permasalahan yang ada di konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan customer discovery untuk menemukan model bisnis yang tepat bagi R-lax Healthy Drink.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kanvas model bisnis R-lax Healthy Drink yang memberikan solusi yang tepat terhadap persoalan konsumennya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengacu pada proses pengembangan pasar yang dinyatakan oleh Blank dan Dorf (2012) untuk menganalisis sembilan komponen model bisnis dalam pengembangan produk. Tahapan proses tersebut adalah customer discovery,

customer validation, customer creation, dan company building. Penelitian ini dibatasi hanya pada tahap customer discovery. Customer discovery adalah sebuah tahapan yang dilakukan untuk mengubah visi pendiri terhadap sebuah produk menjadi serangkaian model bisnis. Terdapat empat tahapan pada customer discovery yaitu penguraian hipotesis, pengujian permasalahan pelanggan, pengujian solusi, dan verifikasi. Luaran dari tahapan ini adalah identifikasi masalah pelanggan dan produk yang menyelesaikan masalah pelanggan.

TINJAUAN PUSTAKA

Model Bisnis

(13)

3 adalah model bisnis untuk melihat komponen produk, manfaat, pendapatan, pelanggan, aset, dan pengetahuan. Model bisnis sebagai strategi bisnis adalah model bisnis sebagai alat untuk merumuskan strategi bisnis perusahaan (PPM Manajemen 2012)

Model bisnis adalah sebuah deskripsi tentang bagaimana sebuah perusahaan membuat sebuah nilai tambah yang didalamnya berisi kombinasi dari produk, pelayanan, distribusi, sumberdaya serta infrastruktur. Model bisnis juga dapat didefinisikan sebagai arsitektur untuk produk, pelayanan, dan sistem informasi, termasuk didalamnya deskripsi dari aktor-aktor bisnis dan peraturannya. Inti dari konsep model bisnis adalah rantai nilai dari perusahaan. Model ini dirancang sebagai alat bantu dalam memanfaatkan peluang (Makinen dan Seppanen 2007).

Model Bisnis Kanvas

Model bisnis kanvas adalah sebuah model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan menciptakan, menyerahkan, dan menangkap nilai (Osterwalder dan Pigneur 2010). Model bisnis kanvas digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukan logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang. Blok-blok inilah yang memudahkan sebuah perusahaan untuk mengevaluasi dan memperbaiki model bisnis untuk kemudian membuat alternatif atau model bisnis yang baru. Sembilan blok yang digunakan untuk penggambaran model bisnis kanvas adalah customer segments, value proposition, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure.

Customer Development

Sebagian besar startup gagal karena perusahaan tidak mengembangkan pasar, bukan produknya. Customer development adalah tentang mengidentifikasi pasar, membangun fitur produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, menguji metode yang benar untuk memperoleh dan mengkonversi pelanggan, dan menggunakan sumberdaya yang tepat untuk memperbesar skala bisnis (Blank dan Dorf 2013). Customer development bukanlah sebuah proses yang hanya dilakukan sekali, namun harus dilakukan secara terus menerus dengan pelanggan selama proses startup bussines. Hasil dari riset pasar ini dapat digunakan untuk memahami kebiasaan pelanggan sehingga produk yang dibangun nantinya akan tepat mengenai titik sentuh pelanggan. Data tentang pelanggan ini dapat juga digunakan untuk menilai potensi pasar, mengukur efektifitas penetapan harga dan kegiatan promosi (Kotler dan Armstrong 2008)

(14)

4

Customer Discovery

Menemukan pasar menjadi inti dari setiap kegiatan produksi. Sebuah perusahaan tidak akan mampu bersaing apabila produk yang ditawarkan tidak menemukan pasar. Pemasaran akan digerakkan oleh pelanggan apabila masalah pelanggan bisa dijawab oleh proposisi nilai dari produk. Blank dan Dorf (2013) menambahkan bahwa dalam melakukan proses costumer discovery, para pengusaha harus memposisikan dirinya menjadi konsumen yang dituju. Mereka perlu mengetahui apa yang menjadi permasalahan konsumen dan apa solusi yang biasa dilakukan oleh konsumen. Ada empat langkah dalam melakukan proses

costumer discovery, yakni membuat hipotesis, menguji permasalahan, menguji solusi, dan verifikasi.

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari-April tahun 2015 di Bogor, yaitu di kampus Institut Pertanian Bogor, Komplek Mesin Pertanian Leuwikopo, dan tempat produksi R-lax Healthy Drink di daerah Kemang, Bogor Timur.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode riset aksi. Metode ini memungkinkan terjadinya banyak perubahan dan perbaikan hingga didapatkan hasil yang sesuai. Pada penelitian ini akan dilakukan verifikasi terhadap model bisnis yang sudah ada dan mengkajinya hingga mendapatkan bisnis model terbaik. Menurut Madya (2007), action research adalah kegiatan dan atau tindakan perbaikan suatu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya yang digarap secara sistematik sehingga validitas dan realibilitasnya mencapai tingkatan riset. Action research juga merupakan proses yang mencakup siklus aksi, yang mendasarkan pada refleksi, umpan balik (feedback), bukti (evidence), dan evaluasi atas aksi sebelumnya.

Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara dengan inventor sekaligus pelaku bisnis

(15)

5

Gambar 1 Tahapan penelitian

Tahapan pertama yang dilakukan adalah memetakan bisnis model yang selama ini dilakukan dan dituangkan dalam bentuk kanvas model ke 0 (BMC 0). Kanvas model bisnis awal diperoleh dari wawancara mendalam terhadap produsen sekaligus pemasar produk, Pangeran Alex Sebastian, STP.

Tahap evaluasi dilakukan melalui wawancara dan diskusi dengan pemilik terhadap setiap elemen dalam model bisnis yang ada. Berdasarkan evaluasi tersebut dibuatlah model bisnis baru. Kemudian kanvas model bisnis yang baru inilah yang diuji ke konsumen.

Pada pengujian masalah dilakukan kegiatan wawancara secara mendalam terhadap responden terpilih untuk melihat adanya masalah dan kebiasaan penanganan masalah yang dilakukan oleh responden. Tujuan dari pengujian masalah adalah untuk mengubah hipotesis menjadi fakta atau mengganti hipotesis yang baru untuk hipotesis yang salah. Menurut Blank dan Dorf (2012) jumlah 50 responden merupakan jumlah yang mencukupi.

Pengujian masalah pada penelitian ini dilakukan dua kali karena mengalami perubahan segmen konsumen. Pengujian permasalahan yang pertama dihentikan pada responden ke 19. Responden pada pengujian pertama ini adalah kelompok masyarakat yang berusia 18 tahun keatas yang memiliki tingkat keragaman yang luas. Hasil yang didapatkan dari pengujian pertama tidak sesuai dengan hipotesis model bisnis awal sehingga dilakukan perubahan segmen konsumen.

Mulai

Memetakan kanvas model bisnis lama

Evaluasi model bisnis

Pengujian masalah Perbaikan kanvas model bisnis

Pengujian solusi

Verifikasi model bisnis

a Tidak

(16)

6

Pengujian permasalahan kedua dilakukan pada 50 responden yang sesuai dengan kriteria segmen baru yaitu masyarakat berpendidikan yang memiliki aktivitas harian yang padat. Pada test permasalahan ini didapati data mengenai penanganan lelah dan masalah yang dialami responden dalam mengatasi lelah. Data ini kemudian dianalisis menggunakan teknik kategorisasi dan reduksi.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana kriteria pemilihan responden tidak dilakukan berdasarkan probabilitas sampel, namun dilakukan dengan prosedur purposif. Prosedur purposif dilakukan dengan menentukan sekelompok responden tertentu dengan kriteria terpilih yang sesuai dengan topik penelitian (Bungin 2006).

Pada pengujian solusi dilakukan wawancara pada responden yang sama dengan responden pada pengujian masalah setelah didapati kecocokan costumer segment. Pada pengujian ini responden diberikan informasi mengenai profil produk dengan sampel produk yang disertakan baik melalui foto atau fisik produk secara langsung. Tujuan dari pengujian solusi adalah untuk memvalidasi kecocokan produk dalam menjawab permasalah responden yang didapatkan ketika pengujian masalah. Pada tahap ini ditanyakan juga mengenai penawaran harga dari responden dan preferensi responden terhadap produk terkait.

Tahapan terakhir adalah verifikasi yang bertujuan untuk memastikan apakah proposisi nilai yang ditawarkan telah menyelesaikan masalah konsumen. Tahap ini dilakukan dengan cara desk study dengan mengevaluasi temuan-temuan dari tahapan sebelumnya. Pada tahap verifikasi memungkinkan adanya perubahan fitur produk namun tidak mengubah proposisi nilai yang ditawarkan. Keinginan konsumen terhadap permasalahan-permasalahan khusus kemudian ditampung untuk menjadi pertimbangan dalam pengembangan produk.

Analisis Data

Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik kategorisasi terhadap sembilan elemen kanvas model bisnis yang kemudian diekstraksi sebagai masukan untuk tahap berikutnya. Data yang didapat dari hasil wawancara adalah data deskriptif yang sifatnya berbeda antara satu responden dengan responden yang lain. Analisis data dimulai dari transkripsi hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan. Hasil transkripsi kemudian dianalisis menggunakan teknik reduksi dan kategorisasi. Analisis dengan teknik transkripsi dan reduksi dilakukan pada setiap data yang didapat secara lisan dari wawancara langsung terhadap responden.

(17)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemetaan Model Bisnis R-lax Healthy Drink

Wawacara dengan produsen sekaligus pemasar produk R-lax Healthy Drink menghasilkan sebuah kanvas model bisnis. Kanvas model bisnis hasil ekstraksi dari wawancara terhadap Pangeran Alex Sebastian. STP dapat dilihat pada Gambar 2.

• Promosi lewat pameran dan sponsorship event

• Sumber daya fisik (bahan baku, alat, mesin)

-Pembayaran dari transaksi penjual mitra

-Penjualan produk hasil konsinyasi di cafe dan restoran mitra

Gambar 2 Kanvas model bisnis R-lax Healthy Drink yang lama

Deskripsi masing-masing komponen pada kanvas model bisnis di atas adalah sebagai berikut:

Proposisi Nilai

(18)

8

Gambar 3 Desain kemasan minuman pala-jahe merah R-lax Healthy Drink

Segmen Pelanggan

Produsen belum menetapkan secara spesifik segmen pelanggannya. Sementara ini, segmen yang dimaksud adalah pekerja yang membutuhkan tubuh yang selalu bugar agar tetap produktif menjalani aktivitas kerjanya. Berdasarkan keyakinan inilah diambil segmen konsumen pekerja dewasa yang berumur 18 tahun ke atas tanpa melihat faktor lain.

Hubungan Pelanggan

R-lax Healthy Drink merupakan produk baru sehingga hal-hal terkait hubungan pelanggan yang dilakukan oleh pemasar adalah untuk mengenalkan produk baru ini ke masyarakat. R-lax Healthy Drink sudah mensponsori beberapa

event yang ada di kampus Bogor dan beberapa event di wilayah Jakarta dan Bogor. Produk R-lax Healthy Drink juga sudah beberapa kali mengikuti pameran bisnis dengan membuka stand promosi sekaligus penjualan langsung. Dari segi pengembangan produk, produsen juga terus mengembangkan rasa dan komposisi dari produk melalui beberapa feedback yang didapat dari tester yang dilakukan di tempat-tempat pameran.

Saluran

(19)

9 Arus pendapatan

Terdapat dua jenis minuman R-lax Healthy Drink, yakni R-lax Healthy Drink premium dan R-lax Healthy Drink ekonomis. R-lax Healthy Drink premium adalah R-lax Healthy Drink yang dititipkan di cafe atau resto menengah ke atas dan dijual dengan harga Rp 6.000 per sachet @25 gram sedangkan R-lax Healthy Drink ekonomis adalah R-lax Healthy Drink yang dijual di kios oleh-oleh yang diberi harga Rp 2.000 per sachet @18 gram. Dari segi komposisi juga berbeda. R-lax Healthy Drink premium menggunakan gula kelapa (brown sugar) sedangkan

R-lax Healthy Drink ekonomis memakai pemanis buatan. Harga hingga sampai ke tangan pelanggan bisa mencapai Rp 8.000 - Rp 10.000 untuk segelas R-lax Healthy Drink di cafe dan di kios bisa mencapai Rp 13.000 - Rp 15.000 untuk satu kotak R-lax Healthy Drink berisi 5 sachet.

Sumberdaya Kunci

Sumberdaya kunci dalam produksi R-lax Healthy Drink antara lain bahan baku, teknologi (alat), dan sumberdaya manusia. Bahan baku yang dibutuhkan adalah buah pala segar, jahe merah rakyat, gula merah, kemasan, pemanis buatan dan maltodekstrin. Selain itu, formulasi produk juga merupakan sumberdaya kunci agar kualitas produk yang beredar di pasar terjaga dan memiliki rasa yang konsisten. Teknologi utama yang digunakan adalah pembuatan serbuk minuman instan menggunakan mesin spray dryer. Selain itu juga ada mesin berat lain seperti crusher untuk menghancurkan bahan dan mesin separator untuk memisahkan ampas dan ekstrak jus pala. Modal finansial didapat dari investor perorangan dan modal pribadi.

Aktivitas Kunci

Aktivitas kunci yang terdapat dalam model bisnis R-lax Healthy Drink

antara lain pembelian bahan baku, kegiatan produksi, dan pemasaran produk. Kegiatan produksi yang dilakukan antara lain pembuatan jus pala, pembuatan ekstrak pala menggunakan spray dryer, pencampuran bahan, dan pengemasan produk. Sedangkan pemasaran dilakukan dengan pendistribusian produk melalui saluran dan kegiatan promosi untuk mengenalkan produk ke masyarakat.

Kemitraan

Kemitraan yang dimiliki dalam model bisnis R-lax Healthy Drink adalah kemitraan dengan pemasok bahan baku yaitu pemasok buah pala segar dan produsen jahe merah instan serta kemitraan dengan distributor. Untuk saat ini karena harga mesin spray yang mahal, proses produksi pala instan masih menyewa alat spray dryer di IPB yang berlokasi di Komplek Mesin Pertanian Leuwikopo. Kemitraan dengan distributor sangat penting karena menjadi sarana utama produk sampai ke tangan konsumen.

Struktur Biaya

(20)

10

Evaluasi Model Bisnis R-lax Healthy Drink

Dalam proses pengenalan produk melalui channel dan pameran yang dilakukan selama, ini terdapat beberapa masukan dari pasar untuk produk R-lax Healthy Drink yang sampai ke telinga produsen. Produk R-lax Healthy Drink juga sudah pernah dicoba ditawarkan ke beberapa angkringan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta namun pemilik angkringan banyak yang tidak menyanggupi karena berpendapat bahwa harganya mahal. Beberapa minuman instan yang ada di pasar khususnya kopi dan teh dijual dengan harga murah, mereka berharap R-lax Healthy Drink juga mampu bersaing harga dengan minuman instan lainnya.

Dari segi proposisi nilai, pemasar hanya mengambil nilai dari khasiat jahe dan pala tanpa melihat permasalahan yang ada di pasar. Sehingga untuk menawarkan ke pasar pun juga sulit dikarenakan pemasar tidak mengetahui kebutuhan dan kebiasaan pelanggan. Proposisi nilai seperti ini membuat produk tidak cepat berkembang karena kalah bersaing dari segi harga.

Promosi dan pameran yang dilakukan juga belum membuahkan hasil yang signifikan sehingga menyebabkan produksi dihentikan. Usaha melalui

sponsorship di beberapa event juga tidak menambah pasar dari produk ini. Konsumen kurang mengerti tentang pala sehingga minuman R-lax Healthy Drink

dirasa tidak jauh berbeda dengan minuman berbahan baku jahe lainnya padahal memiliki kandungan ekstrak pala di dalamnya.

Penetrasi pasar yang dilakukan pada model bisnis sebelumnya dilakukan pada semua jenis channel tanpa mempertimbangkan keuntungan. Pemilik memiliki prinsip bahwa makin banyak mitra channel, maka makin cepat juga pengenalan masyarakat tentang minuman R-lax Healthy Drink. Sistem pemasaran yang meliputi hubungan pelanggan dan channel yang dipilih juga harus dipikirkan dengan matang agar perputaran uang bisa ditingkatkan. Kemudian rancangan kanvas model bisnis juga harus diuji ke konsumen untuk melihat titik temu antara proposisi nilai yang ditonjolkan dengan kebutuhan atau kebiasaan pelanggan. Membangun produk bersama-sama dengan konsumen sangat perlu agar ketika produk dilempar ke pasar, sudah ada kalangan konsumen yang siap membeli.

Untuk mengevaluasi lebih dalam dan mencocokkan proposisi nilai dengan kalangan konsumen, maka dilakukan uji awal kepada beberapa responden. Kanvas model bisnis yang didapat dari hasil wawancara ini kemudian diuji pada beberapa responden yang berumur 18 tahun ke atas sesuai dengan yang tertulis pada blok segmen konsumen pada kanvas model bisnis. Pencarian responden dilakukan di beberapa tempat antara lain di pom bensin untuk responden dari kalangan masyarakat umum serta sekitar kampus untuk mencari respon dari mahasiswa. Hasil yang diidapat dari penjajakan awal membuktikan bahwa perlu adanya segmen konsumen khusus (niche market) karena masyarakat menengah ke bawah tidak terlalu peduli dengan penanganan lelah yang sehat.

(21)

11 Hasil dari penjajakan awal didapati bahwa rokok dan kopi menjadi alternatif penanganan lelah yang utama bagi sebagian masyarakat Bogor yang ditemui di jalan. Beberapa responden yang tidak merokok menyebutkan bahwa kelelahan karena kerja merupakan bagian dari resiko kerja. Mereka mengatasinya dengan tidur dan minum air putih tanpa tambahan suplemen atau vitamin lain karena tidak memiliki anggaran untuk suplemen atau vitamin tambahan. Beberapa mahasiswa justru kurang peduli dengan tubuh mereka. Mereka sadar bahwa begadang di malam hari kurang baik bagi kesehatan namun mereka tidak mempunyai solusi untuk menangani masalah tersebut. Gambar 4 menunjukkan

customer flow yang didapatkan dari 18 responden yang berumur 18 ke atas terkait penanganan lelah yang biasa dilakukan. Proses pengambilan data pada tahap ini dihentikan pada responden ke 19 karena kebiasaan penanganan lelah yang biasa dilakukan oleh kebanyakan responden tidak berkaitan dengan unsur sehat yang ditonjolkan oleh produk.

Gambar 4 Customer flow uji penjajakan awal

(22)

12

masyarakat luas yang mayoritas kurang peduli dengan kesehatan dan penanganan lelah dengan cara yang benar. Perlu adanya kalangan masyarakat dengan kebutuhan dan masalah khusus untuk produk R-lax Healthy Drink. Bagian segmen konsumen pada model bisnis yang baru perlu difokuskan pada kalangan masyarakat tertentu, khususnya yang peduli terhadap kesehatan dan penanganan lelah yang baik.

Dari segi perputaran uang, R-lax Healthy Drink mempunyai kendala pada biaya penitipan dan sistem penjualan. Biaya pentitipan relatif besar dengan sistem konsiyasi yang kurang menguntungkan produsen karena lambatnya perputaran uang sehingga menyebabkan harga R-lax Healthy Drink menjadi mahal. Tahun lalu pemilik memberi harga Rp 6000,- per sachet untuk kemasan R-lax Healthy Drink premium dan Rp 2.000,- untuk R-lax Healthy Drink ekonomis, dikemas dalam kemasan sekunder yang mana satu kotak berisi 5 sachet serbuk instan R-lax Healthy Drink. Sistem konsiyasi juga merugikan pemasar apalagi ditambah pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap bahan baku khususnya pala. Sering terjadi return dari channel mitra dan pada Januari 2014 produk minuman instan R-lax Healthy Drink sudah ditarik total dari pasaran. Produksi pun tidak lagi dilakukan karena minimnya pemasukan. Hambatan inilah yang menjadi landasan perlunya sebuah model bisnis yang baru agar produk R-lax Healthy Drink bisa dikenal dan diterima oleh konsumen.

Rancangan Kanvas Model Bisnis Baru R-lax Healthy Drink

Rancangan model bisnis R-lax Healthy Drink yang baru dibuat dengan mengubah sasaran pasar. Masalah yang diangkat adalah mengenai masalah letih kerja dan kurangnya jam tidur dengan sasaran pasar dari kalangan eksekutif terpelajar yang memiliki aktivitas yang padat. Hipotesis kanvas model bisnis tertuang dalam model bisnis 0 sebagaimana digambarkan pada gambar 5.

Key Partner :

• Sehat, instan, herbal, dan tanpa pemanis buatan • Promosi lewat pameran dan

sponsorship event

• Sumber daya fisik (bahan baku, alat, mesin)

Gambar 5 Hipotesis model bisnis kanvas baru R-lax Healthy Drink (BMC 0)

(23)

13 Proposisi Nilai

Pada hipotesis kanvas model bisnis baru produk R-lax Healthy Drink, proposisi nilai yang ditawarkan adalah minuman instan yang menyehatkan tanpa pemanis buatan. Sekarang ini telah beredar banyak minuman instan yang berharga murah. Adanya tambahan pemanis buatan membuat minuman instan yang beredar dapat dibeli dengan harga murah. Pemanis yang biasa dipakai adalah sakarin dan siklamat karena hanya dengan penambahan sedikiit saja mampu memberikan rasa manis yang kuat.

Proposisi nilai berikutnya adalah minuman yang dapat membantu relaksasi tubuh. Mengkonsumsi minuman hangat setelah pulang beraktifitas sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Minuman R-lax Healthy Drink dengan kandungan jahe merah dan ekstrak buah pala diyakini mampu meningkatkan kualitas istirahat bagi para pekerja yang memiliki jam produktif yang tinggi. Pala mempunyai efek menenangkan dan jahe merah baik untuk vitalitas tubuh ditambah rasa hangat dari kombinasi keduanya dapat membuat tubuh lebih rileks.

Masyarakat tradisional suku Indian memanfaatkan pala sebagai herbal untuk bayi. Mereka membuktikan sendiri bahwa pala mampu membuat tidur bayi mereka lebih nyenyak. Pala mempunyai efek menenangkan dan mengobati insomnia (susah tidur). Insomnia terjadi karena seseorang mengalami stress dan depresi. Selain itu disamping adanya penyakit tertentu, insomnia juga bisa disebabkan karena pola makan yang buruk, mengkonsumsi kafein atau alkohol, dan kurangnya berolahraga. Selain rasanya enak, kombinasi jahe merah dan pala mampu membuat tidur yang singkat menjadi lebih berkualitas.

Segmen Pelanggan

Sasaran pasar yang dituju dalam model bisnis yang baru adalah kalangan konsumen dengan tingkat pendidikan yang baik, memiliki jam produktif yang tinggi dan yang peduli terhadap pentingnya menjaga kebugaran jasmani. Konsumen dengan ciri seperti ini dinilai ada pada kalangan eksekutif dan staf pekerja kantor yang lebih banyak berfikir daripada bekerja secara fisik. Kalangan konsumen seperti ini biasanya sangat memperhatikan kebugaran jasmani untuk menjaga produktifitas kerja.

Hubungan Pelanggan

(24)

14 Saluran

Saluran untuk produk R-lax Healthy Drink adalah melalui penjualan langsung, agen reseller, konsiyasi dengan kios-kios oleh oleh Bogor, minimarket dan supermarket. Saluran membuat margin yang diterima makin rendah, namun saluranyang lebih banyak akan membuat makin banyak orang mengenal produk. Adanya agen reseller di kota-kota lain selain Bogor akan membuat produk makin dikenal banyak masyarakat. Saluran harus mempunyai pemahaman yang sama mengenai proposisi nilai produk, sehingga Saluran bisa membantu mengkomunikasikan nilai produk kepada pengguna akhir.

Arus Pendapatan

Arus pendapatan berkaitan dengan harga produk. Harga ini nantinya juga didapat dari masukan responden dengan mempertimbangkan perhitungan biaya produksi. Harga yang ditawarkan adalah Rp 2.500 – Rp 4.000. Harga ini diperkirakan dari total biaya yang dikeluarkan untuk produksi.

Sumberdaya Kunci

Sumberdaya kunci produk R-lax Healthy Drink antara lain bahan baku, teknologi (alat), dan sumberdaya manusia. Ada perubahan dari segi bahan baku yakni dengan menghilangkan pemanis buatan karena jahe rakyat dibuat dengan gula pasir sebagai bibitnya. Formulasi produk tetap merupakan sumberdaya kunci agar kualitas produk yang beredar di pasar terjaga dan memiliki rasa yang konsisten. Mesin utama seperti crusher dan separator merupakan sumber daya yang penting dalam proses produksi.

Aktivitas Kunci

Aktivitas kunci yang terdapat dalam model bisnis R-lax Healthy Drink

yang baru mirip dengan model bisnis yang lama yakni pembelian bahan baku, kegiatan produksi, dan pemasaran produk. Kegiatan produksi yang dilakukan adalah pembuatan jus pala, pembuatan ekstrak pala menggunakan spray dryer, pencampuran bahan, dan pengemasan produk. Sedangkan pemasaran dilakukan dengan pendistribusian produk melalui saluran dan kegiatan promosi untuk mengenalkan produk ke masyarakat.

Kemitraan

(25)

15 Struktur Biaya

Struktur biaya merupakan komponen-komponen biaya yang diperlukan agar perusahaan bisa berjalan sesuai dengan model bisnisnya Perhitungan analisis biaya R-lax Healthy Drink terlampir dalam lampiran 2. Analisis biaya ini diolah setelah mendapatkan data mengenai potensi pasar dan harga jual yang ditawarkan oleh responden

Terdapat beberapa perubahan yang signifikan antara kanvas model bisnis

R-lax Healthy Drink lama dan rancangan kanvas model bisnis yang baru. Tabel 1 berikut adalah perbedaan antara kanvas model bisnis lama dan rancangan kanvas model bisnis baru.

Tabel 1 Pembaruan bisnis model R-lax Healthy Drink

Komponen Model bisnis lama Hipotesis model bisnis baru

Value Proposition

- Minuman relaksasi

- Penghilang lelah akibat aktivitas yang padat dan jam tidur yang kurang

- Minuman untuk vitalitas dan mencegah masuk angin

- Meningkatkan selera makan, memperlancar pencernaan dan baik untuk vitalitas pria dewasa

- Sehat, instan, herbal, dan tanpa pemanis buatan

- Dapat membantu relaksasi tubuh setelah melakukan aktifitas yang padat

Channel - kafe dan Restoran

- Konsiyasi dengan kios oleh oleh - Kerjasama dengan spa

- Stand spanduk/ pamflet temple - Pengembangan produk

- Promosi lewat pameran dan sponsorship event

- Stand spanduk/ pamflet tempel - Media sosial

- Costumer care

- Pengembangan rasa produk

Pengujian Permasalahan

(26)

16

Proposisi nilai yang ditawarkan produk adalah minuman sehat, instan, dan herbal, mampu membantu relaksasi tubuh serta meningkatkan kualitas tidur. Untuk itulah hal yang diangkat dalam uji permasalahan adalah mengenai kebiasaan menangani lelah dan jam tidur responden. Uji permasalahan juga digunakan untuk mengeksplorasi kebiasaan responden terpilih terkait minuman hangat dan suplemen/vitamin tambahan yang biasa dikonsumsi. Uji permasalahan dilakukan pada 50 responden terpilih yang terdiri dari para pekerja kantor dan para pekerja eksekutif yang memiliki aktifitas yang padat serta mengerjakan banyak hal sekaligus (daftar responden tercantum dalam Lampiran 1). Wawancara mengenai kebiasaan responden dilakukan dengan beberapa cara antara lain melalui online, telepon, dan wawancara langsung. Berbagai kebiasaan pelanggan dalam menangani keletihan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Cara penanganan lelah

Cara penanganan lelah Jumlah

Suplemen/ vitamin generik Minum minuman hangat

Herbal ramuan sendiri/ beli (jamu) Tidur, istirahat, pijat

Sosialisasi/ jalan-jalan Olahraga

Melakukan hal rohani (sholat, baca kitab, dzikir) Perbanyak air putih

Mengkonsumsi jus/ buah

Minyak angin/ efek hangat di kulit

15 mengkonsumsi suplemen obat generik. Responden beranggapan bahwa obat-obatan generik lebih aman dikonsumsi karena diproduksi oleh perusahaan farmasi yang sudah terpercaya. Mengkonsumsi minuman hangat sepulang beraktivitas juga menjadi opsi yang dilakukan untuk mengurangi lelah. Biasanya sembari mengkonsumsi minuman hangat, responden melakukan aktivitas sosial seperti bercerita dengan keluarga sambil melihat acara televisi. Minuman hangat yang diminum bervariasi mulai dari teh melati, teh hijau, cokelat, hingga minuman tradisional seperti wedang jahe. Beberapa responden banyak juga yang masih mengkonsumsi jamu tradisional karena sudah menjadi kebiasaan. Jamu atau herbal tradisional ini mereka buat dengan menyeduh, geprek sendiri atau membeli dari pedagang jamu gendong keliling. Alternatif penanganan lelah yang lain adalah pijat. Responden beranggapan bahwa relaksasi otot hanya bisa diatasi dengan pijat.

(27)

17 Daftar kendala penanganan masalah yang biasa dilakukan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Daftar masalah responden

Masalah penanganan lelah Jumlah

Kurang waktu tidur Masih susah tidur

Tidak praktis (geprek, lama pembuatannya) Biaya mahal untuk beli suplemen/ vitamin Tukang pijat yang berhalangan

Belum menemukan suplier jamu yang bagus Memiliki masalah fisik khusus

Berdasarkan daftar kebiasaan penanganan lelah dan kendala penanganan lelah yang dialami responden, maka dilakukan kategorisasi dengan beberapa hal yang disorot yakni (1) permasalahan mengenai kurang tidur, (2) susah tidur, (3) kepraktisan (ampas, lama pembuatan), dan (4) kebiasaan mengkonsumsi minuman hangat. Adanya permasalahan yang dialami oleh konsumen dapat menjadi jembatan yang mengarahkan konsumen pada produk. Disinilah yang menjadi titik kritis bagi si pemasar untuk melihat titik sentuh antara produk dengan pelanggan (Kotler dan Armstrong, 2008). Berbagai cara penanganan lelah dan masalah yang dialami oleh pelanggan dapat dilihat dalam Gambar 6.

Gambar 6 Kegiatan penanganan lelah dan masalah penanganan lelah pelanggan

(28)

18

Komponen fitur produk didapatkan dari hasil uji permasalahan. Produk yang dibuat harus memiliki beberapa fitur yang menjawab permasalahan konsumen, antara lain : murah, terpercaya, bisa dinikmati kapan saja, praktis, serta berkhasiat memudahkan tidur dan meningkatkan kualitas istirahat. Beberapa fitur ini sudah dimiliki oleh produk R-lax Healthy Drink sebelumnya, namun produsen belum bisa mengkomunikasikan adanya produk yang menyelesaikan masalah pelanggan. Beberapa responden menyorot tentang ampas minuman. Mereka beranggapan bahwa minuman yang berampas tidak baik bagi kesehatan ginjal sehingga R-lax Healthy Drink dinilai praktis dalam pembuatan. Wujud serbuk juga menjadi nilai tambah karena minuman mudah disajikan dingin atau hangat. Beberapa responden yang membuat jahe geprek dengan menggeprek sendiri akan terbantu oleh fitur instan dan tanpa ampas dari produk R-lax Healthy Drink.

Segi costumer segment juga mengalami beberapa perubahan. Responden yang memiliki jam tidur yang kurang dan mempunyai masalah dengan susah tidur mengaku tertarik setelah mengetahui tentang khasiat menenangkan yang ada dalam pala. Terdapat beberapa responden menyinggung mengenai preferensi terhadap beberapa jenis minuman termasuk jahe. Hal ini menambah satu kriteria pada segmen konsumen yakni preferensi terhadap jahe. Konsumen yang tidak menyukai jahe tidak dapat menjadi sasaran pasar untuk produk R-lax Healthy Drink yang memiliki rasa dominan pedas jahe.

Hasil dari uji permasalahan menyebabkan beberapa perubahan pada kanvas model bisnis. Beberapa pembaruan kanvas model bisnis dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4 Pembaruan kanvas model bisnis setelah tes permasalahan

Komponen Model bisnis awal Model bisnis setelah test problem

Value proposition

- Sehat, instan, herbal, dan tanpa pemanis buatan - Dapat membantu relaksasi

tubuh setelah melakukan aktifitas yang padat - Membantu meningkatkan

kualitas tidur

- Membantu meningkatkan kualitas tidur - Sehat, praktis, instan, dan tanpa ampas - Membantu proses istirahat tubuh karena

bersifat menenangkan dan mampu mengobati susah tidur

Customer segment

Kalangan masyarakat yang memiliki aktivitas harian padat

- Masyarakat yang peduli dengan pentingnya bekerja secara produktif - Konsumen yang mengalami masalah

dengan susah tidur atau jam tidur yang kurang

- Konsumen yang memiliki preferensi terhadap minuman tradisional khususnya jahe

(29)

19

• Sumber daya fisik (bahan baku, alat, mesin)

Gambar 7 Kanvas model bisnis setelah tes permasalahan

Berdasarkan pengujian masalah didapati bahwa masih banyak responden dari kalangan masyarakat berpendidikan yang memiliki masalah dalam menangani lelah. Masalah terkait kurangnya jam tidur dan susah tidur menjadi masalah utama yang dialami oleh responden dari kalangan berpendidikan. Penanganaan lelah dengan tidur tidak bisa digantikan dengan obat-obatan atau suplemen lain. Yang bisa dilakukan agar lelah dapat teratasi adalah meningkatkan kualitas istirahat dan mempermudah tidur. Untuk itulah dibutuhkan produk yang mampu menjadi solusi atas permasalahan konsumen terkait dengan kebutuhan akan istirahat yang efektif. Proposisi nilai dalam kanvas model bisnis yang ada pada produk R-lax Healthy Drink sudah menjawab beberapa masalah yang dialami oleh pelanggan. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah memberikan pengetahuan kepada responden tentang produk R-lax Healthy Drink dengan memberikan info mengenai deskripsi produk dan menunjukan MVP (minimum viable product). Hal ini dilakukan agar calon konsumen mempunyai gambaran mengenai R-lax Healthy Drink.

Pengujian Solusi

Pengujian solusi dilakukan untuk melihat bagaimana respon responden terhadap produk yang ditawarkan untuk menjawab permasalahan-permasalahan responden. Responden merupakan kalangan masyarakat berpendidikan yang peduli terhadap kesehatan tubuh, sehingga pengetahuan responden mengenai komposisi bahan berpengaruh pada ketertarikan responden apakah produk yang mampu menyelesaikan masalah atau tidak. Pala dan jahe merah adalah bahan baku utama produk R-lax Healthy Drink.

(30)

20

seperti Grenada, India, Sri Lanka, dan Papua New Guinea. (Nurdjanah 2007). Penghasil pala utama di Indonesia adalah daerah Maluku dengan luas areal tanah mencapai 46.000 ha dimana angka ini merupakan 58% dari total luas areal perkebunan pala di Indonesia (Direktorat Jenderal Perkebunan 2013). Masyarakat Indonesia lebih mengenal biji dan fuli pala sebagai komoditi ekspor unggulan dari Indonesia, sedangkan daging buah pala tidak banyak dimanfaatkan menjadi produk olahan. Di Maluku, petani hanya mengambil biji dan fuli dari buah pala yang masak sedangkan daging buahnya dibiarkan berserakan di lahan. Padahal daging buah pala merupakan bagian yang paling besar dari buah pala utuh dengan perbandingan 4:1.

Minyak pala yang dikenal di pasar dunia adalah minyak pala yang diolah dari biji dan fuli. Padahal selain biji dan fuli, daging buah pala juga mengandung minyak atsiri sekitar 1,1% dengan komponen utama monoterpen hidrokarbon

seperti α-pinene, β-pinene, asam monoterpene, aromatic eter seperti myristicin

dan safrole (Nurdjanah 2007). Penelitian Sipahelut (2010) menunjukkan bahwa minyak atsiri yang diambil dari dari daging buah pala memiliki keunggulan dibandingkan minyak dari biji dan fuli karena mengandung persenyawaan teroksigenasi. Senyawa ini merupakan penyebab utama bau wangi dan lebih stabil terhadap proses oksidasi.

Menurut hasil penelitian Sipahelut (2010) hasil analisis komponen minyak atsiri dari daging buah pala terdapat 4 komponen dengan intensitas paling tinggi yang diidentifikasi sebagai senyawa α-pinene, β-pinene, terpinene-4-ol, dan

myristicin. Senyawa α-pinene, β-pinene memiliki sifat antiseptik yang kuat. Dalam bidang industri biasanya digunakan sebagai disinfektan, intektisida, dan pengharum ruangan. Terpinene-4-ol memiliki aktivitas antimikrobial yang kuat, anti-inflamatory, dan aktifitas antifungal. Senyawa ini digunakan sebagai flavor, parfum dan obat-obatan (seperti mengobati sinus, bronkial, dan infeksi tenggorokan) (Anonim 2009). Myristicin mempunyai efek halusinasi seperti narkotik. Dalam bidang non-medis, myristicin digunakan sebagai culinary herb,

insectidal agent dan flavor pada rokok. Sedangkan di bidang medis digunakan dalam obat-obatan, chemoproventative, hepatoprotective (Mancha dan Fuentes 2008).

Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) merupakan tanaman yang termasuk suku temu-temuan (Zingiber-aceae). Tanaman jahe sangat populer sebagai rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas tengah. Jahe memiliki rasa dominan pedas yang disebabkan oleh senyawa keton bernama zingeron. Jahe merah merupakan varietas unggulan dari jenis jahe yang lain. Kandungan minyak atsirinya mencapai 2,58% - 3,9% mengalahkan jahe badak atau jahe gajah (0,82% - 2,8%) dan jahe emprit (1,50% - 3,5%) (Hartati 2012). Zat gizi yang terdapat pada 100 g jahe antara lain protein 1,5 g, lemak 1,0 g, karbohidrat 10,1 g, kalsium 21 mg, fosfor 39 mg, besi 1,6 mg, vitamin A 30 SI, vitamin B1 0,02 mg, vitamin C 4 mg, dan kandungan air 82,9 g

(Ravindran 2005)

(31)

21 serangan jantung (Ravindran 2005). Gingerol, shogaol, dan zingeron merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdiri dari golongan fenol, flavonoid, dan minyak atsiri yang merupakan senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba (Nursal dkk, 2008). Gingerol pada jahe diketahui dapat menghambat aktivitas motorik, mengurangi rasa sakit (anelgesic), dan dapat memperpanjang waktu tidur pada tikus percobaan. Sedangkan shogaol

memberikan pengaruh anti batuk (antitusive) dan dapat menahan kontraksi perut (Ravindran 2005).

Jahe instan dibuat dengan cara ekstraksi jahe dengan penambahan gula, kemudian diuapkan hingga terbentuk kristal. Awalnya rimpang jahe dibersihkan dan dicuci dengan air bersih. Rimpang jahe ini kemudian dihancurkan dengan penambahan air. Cairan hasil perasan dibiarkan beberapa saat hingga pati yang terdapat pada jahe mengendap. Pati jahe dan cairan sari jahe kemudian dipisahkan karena pati dapat menghambat terjadinya kristalisasi gula. Cairan sari jahe kemudian dipanaskan dengan api sedang dan ditambahkan gula. Pemanasan diteruskan hingga terjadi kristalisasi gula disertai pengadukan hingga terbentuk kristal kering.

Kombinasi antara ekstrak daging buah pala dan jahe merah akan menghasilkan sebuah produk yang mampu mengatasi lelah dan meningkatkan kualitas istirahat konsumen. Jahe sudah dikenal sebagai minuman tradisional dengan banyak khasiat sedangkan pala akan menambah khasiat sehat dan menenangkan sehingga minuman R-lax Healthy Drink akan menjadi minuman kesehatan yang berkhasiat untuk mengatasi lelah.

Selama pembuatan MVP (minimum viable product) terdapat beberapa komponen bahan baku tambahan yang dihilangkan antara lain meniadakan pemakaian tixosil, sakarin, dan siklamat. Tixosil adalah bahan tambahan pangan berupa tepung silika untuk memperlambat penggumpalan pencampuran bahan, sedangkan siklamat dan sakarin adalah pemanis buatan yang banyak dipakai di industri makanan.

Tabel 5 Permasalahan responden dan solusi yang ditawarkan

Permasalahan Solusi yang ditawarkan

Kurang istirahat/tidur Kualitas tidur lebih penting daripada lamanya waktu tidur. Pala dan jahe merah merupakan tanaman rempah yang mampu menjaga vitalitas sekaligus memperbaiki kualitas tidur sehingga meskipun konsumen hanya tidur kurang dari 7 jam tetap akan merasa bugar.

Susah tidur Pala mempunyai khasiat sebagai penenang, bahkan untuk menenangkan bayi yang sering menangis, masyarakat tradisional menggunakan pala untuk campuran makanannya. Pala juga mampu mengobati insomnia.

Kepraktisan Minuman dibuat instan dan tanpa ampas sehingga lebih praktis dan mudah dalam penyeduhan.

(32)

22

A = Produk menjawab permasalahan kurang tidur B = Produk menjawab

permasalahan susah tidur C = Produk menjawab

permasalahan kepraktisan

didapati antara lain kurangnya jam tidur, susah tidur, dan kepraktisan. Tabel 5 menjelaskan mengenai daftar permasalahan terbanyak dan solusi yang ditawarkan melalui produk.

Produk yang dipakai dalam uji permasalahan tidak mengalami perubahan bentuk. Produk masih berupa serbuk yang dikemas dalam kemasan aluminium foil. Satu- satunya pebedaan hanya pada pemakaian pemanis dan pengawet. Hal ini berdampak pada rasa dan umur simpan produk. Solusi yang ditawarkan melalui produk ini kemudian diujikan kepada responden. Responden diminta untuk menilai apakah solusi yang ada dalam proposisi nilai produk mampu menjawab kendala-kendala yang dialami responden dalam penanganan lelah. Sebelum responden menilai solusi yang ditawarkan, responden dijelaskan terlebih dahulu tentang pala dan jahe merah beserta khasiat dan kegunaannya apabila responden belum mengetahui tentang bahan baku produk. Gambar 8 berikut menunjukkan tanggapan responden terhadap solusi yang ditawarkan.

Gambar 8 Pendapat responden terhadap solusi yang ditawarkan

Pada tahap pengambilan data uji permasalahan melalui wawancara didapati beberapa responden yang menyinggung tentang preferensinya terhadap beberapa minuman. Faktor yang mempengaruhi preferensi ini antara lain dipengaruhi oleh budaya dan keluarga. Wawancara yang dilakukan dalam pengujian solusi juga dilakukan untuk mencari tahu preferensi konsumen terhadap minuman berbahan baku jahe. Minuman berbahan baku jahe memiliki kesan pedas dan kesan pedas tersebut tidak bisa dihilangkan dengan tambahan gula. Beberapa kalangan yang anti minuman pedas justru merasa mual apabila mengkonsumsi minuman seperti jahe. Hal inilah yang menjadi alasan adanya penambahan pertanyaan pada pengujian solusi terkait preferensi responden terhadap minuman jahe. Komposisi pala yang ada pada minuman tidak banyak mengubah rasa pedas yang terdapat pada jahe merah. Pala hanya memberikan sedikit kesan sepat dan asam pada minuman sehingga preferensi yang ditanyakan hanya berfokus pada minuman pedas khususnya yang berbahan baku jahe.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

A B C

(33)

23 Preferensi seseorang terhadap produk merupakan hal yang penting dalam pemasaran. Konsumen tidak bisa dipaksa untuk mencoba sebuah produk apabila konsumen mempunyai kesan negatif terhadap bahan baku produk terkait. Sebanyak 12% responden mengaku bahwa tidak menyukai jahe. Penyebab utamanya ada pada rasa dan kesan pedas yang terdapat pada jahe. Gambar 9 menunjukkan preferensi responden terhadap minuman berbahan baku jahe.

Gambar 9 Preferensi responden terhadap jahe

Pertanyaan lain yang diajukan kepada responden adalah mengenai harga. Responden diminta untuk memberi label harga yang pantas untuk minuman instan berbahan baku pala dan jahe merah. Harga yang ditawarkan berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 7.000 untuk satu sachet produk seberat 20 gram. Sebanyak 40% responden memberi harga Rp 3.000; sebanyak 36% responden memberi harga Rp 4.000; sebanyak 16% responden memberi harga Rp 5.000; sebanyak 6% resonden memberi harga Rp 6.000; dan hanya 2% responden yang memberi harga Rp 7.000. Gambaran harga yang diinginkan oleh responden dapat dilihat pada Gambar 10 berikut.

Gambar 10 Harga yang diinginkan oleh responden

Dalam wawancara, responden juga dimintai pendapat tentang sistem pemasaran. Responden memberikan saran bahwa mengenalkan produk melalui

Suka

Biasa

Tidak suka/ menghindari

40%

36% 16%

6% 2%

Harga (rupiah) 3000 4000 5000 6000 7000 38 %

50 %

(34)

24

media sosial dapat menjadi alternatif selain kerjasama dengan reseller. Kerjasama dengan kios oleh-oleh khas daerah juga dapat menjadi saluran yang dapat memperkenalkan produk ke konsumen. Responden beranggapan bahwa sponsorship belum saatnya dilakukan untuk produk yang baru dikenalkan di pasar karena mengeluarkan biaya modal yang mahal. Stand spanduk dapat menjadi opsi apabila produk berkerjasama dengan kios oleh-oleh atau minimarket.

Beberapa responden yang masih berusia dibawah 30 tahun justru menyarankan bahwa warung-warung kopi atau kafe bisa menjadi pilihan channel yang dapat dipertimbangkan. Minuman yang memiliki efek hangat akan sangat dicari di daerah-daerah yang dingin. Kafe atau warung kopi yang berada di daerah dingin bisa menjadi tambahan channel dalam mengenalkan produk. Gambar 11 berikut ini adalah bisnis model kanvas akhir yang didapatkan setelah tes solusi.

Produk minuman R-lax Healthy Drink memiliki segmen konsumen dari kalangan yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan tubuh dan aktivitas penanganan lelah yang sehat dan baik. Masalah susah tidur dan kurangnya waktu istirahat/tidur yang dialami oleh konsumen di kalangan ini dapat diselesaikan dengan R-lax Healthy Drink. R-lax Healthy Drink menawarkan sebuah solusi penanganan lelah yang baik dan sehat dengan cara meningkatkan kualitas tidur serta mengefektifkan saat-saat istirahat. Bahan baku R-lax Healthy Drink

merupakan bahan baku yang melimpah di Indonesia sehingga aspek bahan baku tidak menjadi kendala dalam produksi minuman R-lax Healthy Drink. Proposisi nilai yang ditawarkan merupakan kombinasi khasiat jahe merah dan pala yang disatukan untuk menyelesaikan masalah khusus yang dialami oleh masyarakat saat ini. Seiring dengan berkembangnya pola pikir masyarakat dan kepeduliannya terhadap kesehatan, maka minuman R-lax Healthy Drink juga mempunyai potensi yang besar untuk masuk ke segmen masyarakat yang berada di usia produktif.

Key Partner :

• Pembelian bahan baku (buah pala segar)

Sehat, praktis, dan instan

Membantu proses istirahat

• Sumber daya fisik (bahan baku, alat, mesin)

(35)

25 Analisis Ukuran Pasar (Market Size)

Pasar merupakan ujung sebuah kegiatan usaha. Ukuran pasar perlu diperkirakan untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar untuk suatu produk. Besarnya jumlah pasar pada ukuran pasar dibagi menjadi tiga bagian yaitu Total

Addressable Market (TAM), Served Available Market (SAM), dan Target Market

(TM).

Total Addresable Market (TAM)

Total Addressable Market adalah besarnya pasar yang tersedia untuk produk atau jasa. Asumsi besarnya potensi pasar dengan costumer segment yang tertera pada bisnis model kanvas diperkirakan dengan mengambil data mengenai banyaknya tenaga kerja terdidik yang ada di Indonesia menurut data BPS. Data BPS di tahun 2013 menyebutkan bahwa sebanyak 38.325.818 orang merupakan tenaga kerja yang menyelesaikan pendidikan SMA hingga Universitas. Dari data tersebut, sekitar 5% penduduk berdomisili di daerah DKI Jakarta dan kawasan Jabodetabek. Produk minuman kesehatan R-lax Healthy Drink difokuskan mencari pasar di daerah Jabodetabek, sehingga didapati 1.916.290 orang yang merupakan potensi pasar. Dengan asumsi harga sebesar Rp 4.000 per bungkus, maka nilai pasarnya sebesar Rp 7.665.160.000 per hari.

Served Available Market (SAM)

Tidak semua konsumen di atas menyukai jahe. Perhitungan SAM didasarkan atas preferensi konsumen terhadap jahe dari jumlah konsumen yang ada di TAM. Dari data hasil tes preferensi konsumen terhadap minuman pedas seperti jahe, didapati bahwa sebanyak 12% responden menyatakan „tidak‟ untuk minuman berbahan baku jahe sehingga 12% responden ini diberi bobot 0. Responden yang menyukai jahe diberi bobot sempurna yakni 1, sedangkan responden yang menyatakan biasa saja (tidak benci jahe dan tidak terlalu suka jahe) diberi bobot setengahnya (0,5). Dari hasil perhitungan didapati konsumen potensial sebesar 1.207.263 jiwa. Konsumen merupakan kalangan pekerja di DKI. Dengan melihat data pekerja di Jakarta yang memiliki masalah dengan susah tidur yaitu sebesar 60% (Nationalgeographic.co.id) maka didapati SAM sebesar 724.357 jiwa. Dengan asumsi harga sebesar Rp 4.000 per bungkus, maka nilai pasarnya sebesar Rp 2.897.428.000 per hari.

Target Market (TM)

(36)

26

Gambar 12 Hipotesis ukuran pasar R-lax Healthy Drink

Verifikasi

Berdasarkan pengujian solusi, diperoleh hasil akhir yakni sebuah kanvas bisnis model akhir yang dihasilkan dari proses analisis data konsumen. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah verifikasi apakah model bisnis akhir sudah tepat. Verifikasi model bisnis adalah tahap pengkajian ulang untuk memastikan apakah model bisnis sudah memiliki komponen-komponen yang tepat. Verifikasi dilakukan berdasarkan kecocokan produk dengan pasar, segmen konsumen dan cara mencapainya, serta potensi pendapatan yang bisa dihasilkan.

Kecocokan produk dengan pasar

Terdapat beberapa faktor yang dapat dilihat untuk melihat kesesuaian produk dengan pasar yakni kepentingan atau urgensi konsumen terhadap pemasalahan atau kebutuhan yang dialami, apakah produk dapat memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan pelanggan, dan potensi bisnis yang didapatkan dari target konsumen yang tersedia.

Hasil tes permasalahan didapatkan bahwa masalah utama konsumen dalam melakukan kebiasaan penanganan lelah yang biasa mereka lakukan adalah seputar kebiasaan tidur (baik itu kurang tidur atau susah tidur) dan kepraktisan. Minuman kesehatan R-lax Healthy Drink memiliki khasiat menenangkan dan membantu relaksasi tubuh setelah melakukan aktivitas harian yang padat. Fitur produk yang dibuat dalam bentuk minuman instan juga lebih praktis, mudah dalam penyimpanan, dan memberikan kesan healthy instant pada produk.

Dari tes solusi dan penerimaan produk didapatkan bahwa sebanyak 80% dari total responden yakin bahwa ekstrak pala yang ada dalam minuman mampu menjawab permasalahan konsumen terkait masalah kurang tidur. Sebanyak 60% responden menyatakan bahwa produk mampu menjawab permasalahan susah tidur. Fitur siap seduh dan tanpa ampas mampu membuat 82% responden merasa bahwa minuman kesehatan ini dirasa cukup praktis dalam penyimpanan dan pembuatan. Minum minuman hangat juga merupakan aktivitas penanganan lelah yang banyak dilakukan oleh sebagian besar responden setelah menjalani kegiatan

TM 5,5 juta/hari

SAM 2.897 juta/hari

(37)

27 yang padat di pekerjaan. Hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor yang mendukung kecocokan pasar dengan produk.

Segmen konsumen dan cara mencapainya

Di jaman yang modern sekarang menuntut seseorang untuk mampu melakukan banyak tugas dan tanggung jawab sekaligus. Pekerja atau staf terlatih dan terdidik yang ada dalam sebuah perusahaan dituntut untuk memiliki skill multitasking. Hal ini mengharuskan seseorang untuk memiliki jam yang produktif dan selalu bugar setiap harinya. Dari hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa kurangnya jam tidur dan stress adalah faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas seseorang. Stress yang tidak ditangani dengan baik akan membuat susah tidur sedangkan jam tidur yang kurang atau tidur yang tidak berkualitas akan menyebabkan letih dan berimbas pada kerja yang tidak produktif. Produk R-lax Healthy Drink mengandung jahe merah dan ekstrak pala yang mampu meningkatkan kualitas tidur serta menjaga vitalitas tubuh. R-lax Healthy Drink juga dapat menjadi alternatif minuman relaksasi setelah menjalani aktivitas harian yang padat.

Pada tes permasalahan awal didapati bahwa banyak masyarakat melakukan aktivitas penanganan lelah yang tidak menyehatkan. Disaat tubuh membutuhkan kandungan asupan gizi tambahan sebagai penawar lelah, justru masyarakat malah menggantinya dengan rokok yang sifatnya merusak tubuh. Keunggulan produk yang ada pada R-lax Healthy Drink akan menjadi langkah awal untuk mengedukasi masyarakat pada kalangan ini tentang adanya sebuah opsi penanganan lelah yang lebih baik dan sehat dengan harga yang terjangkau. Segmen masyarakat berpendidikan yang memiliki jam tidur kurang serta memiliki masalah susah tidur sangat tepat menjadi sasaran pasar utama untuk produk minuman kesehatan R-lax Healthy Drink karena masyarakat pada kalangan ini sudah peduli terhadap kesehatan tubuhnya. Kegiatan pengenalan produk melalui media sosial dan pamflet/spanduk tempel di setiap kios yang bekerjasama sebagai saluran distributor akan membuat lebih banyak orang mengerti khasiat dan kegunaan pala. Kegiatan-kegiatan pameran juga dapat menjadi alternatif untuk menarik konsumen.

Potensi pasar yang bisa dihasilkan

(38)

28

analisis perhitungan ukuran pasar didapati bahwa setiap harinya ada potensi target pasar sebanyak 1.376 jiwa per hari. Dengan asumsi dalam sehari konsumen mengkonsumsi satu sachet produk dan harga jual Rp 4.000 per sachet, maka didapati pendapatan harian sebanyak Rp 5.504.000 per hari.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian membuktikan bahwa segmen masyarakat berumur di atas 18 tahun tidak semuanya memiliki penanganan lelah yang sehat. Jenis minuman kesehatan seperti R-lax Healthy Drink mempunyai pasar khusus yakni kalangan berpendidikan yang peduli terhadap kebugaran tubuhnya. Masalah utama yang dihadapi konsumen pada uji permasalahan adalah susah tidur, kurangnya waktu tidur, dan kepraktisan.

Produk R-lax Healthy Drink dengan proposisi nilai sebagai minuman kesehatan yang praktis, mampu meningkatkan kualitas tidur, dan membantu mengobati susah tidur, terbukti cocok bagi segmen konsumen yang peduli terhadap kesehatan dan memiliki aktivitas harian yang padat dan konsumen yang memiliki masalah.

Saran

Penelitian ini belum mengkaji keseluruhan komponen dalam bisnis model kanvas dan hanya berfokus pada pengembangan pasar. Diperlukan adanya pengkajian yang menyeluruh agar didapatkan model bisnis kanvas yang dianalisis secara menyeluruh. Selain itu diperlukan juga penelitian lanjutan untuk mengetahui umur simpan produk.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Data Angkatan Kerja di Indonesia. [Internet]. [diunduh 2 Juni 2015] www.bps.go.id.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Persebaran Penduduk di Indonesia. [Internet]. [diunduh 2 Juni 2015] www.bps.go.id.

Anonim, 2009. Antiviral Terpenoid Compounds. World Intellectual Property Organization www.wipo.int/pctdb/ja/wo.jsp?WO=2009153791&IA

(39)

29 Blank S, Dorf B. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide for

Building a Great Company. New Jersey (US): K&S Ranch, Inc. Publisher. Blank S, Dorf B. 2013. The Four Steps to Epiphany. Pescadero, CA : K&S Ranch. Bungin B. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta (ID): Raja Grafindo

Persada

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar : Pedoman Teknis Pengembangan Pala Tahun 2014. Kementrian Pertanian.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia 2012-2014. Kementrian Pertanian.

Dorsey, Scott. 2001. Effect of Nutmeg and Myristicin. www.erowid.org. Doyle, P. 2000. Value-Based Marketing : Marketing Strategies for Corporate

Growth and Shareholder Value. England. John Wiley & Sons Ltd. Hartati, M E. 2012. Pengaruh Penambahan Pati Jahe Hasil Samping Pembuatan

Jahe Instan pada Mutu Kue Kering. Journal. [Internet]. [diunduh 20 Juli 2015]. www.portalgaruda.org

Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi ke 12. Jakarta : Erlangga.

Makinen, Saku dan Seppanen, Marko. 2007. Assessing Business Model Concepts with Taxonomical Research Criteria. Mgmt Res News 30(10): 735-748. Mancha A., Fuentes J., 2008. Evaluation of Health Benefical Properties of The

Aromatic Ether Myristicin, a volatile oil derived from various plants sources. The University of Texas-Pan American 1201 W. University Drive Edinburg. Texas 78539.

www.agrilifecdn.tamu.edu/.../Myristicin_Nov9_330PM.ppt - Amerika Serikat, [diunduh 20 Juli 2015].

Nurdjanah N. 2007. Teknologi Pengolahan Pala. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor

Nursal, S Wulandari, WS Juwita. 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roxb) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri E coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol 2(2) : 64-66. Univ Riau. Osterwalder A, Pigneur Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey (US):

John Wiley & Sons, Inc.

PPM Manajemen. 2012. Business Model Canvas. Jakarta: Penerbit PPM. Ravindran,PN, Babu,KN. 2005. Ginger the Genus Zingiber. CRC Press. New

York.

(40)

30

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Responden beserta keterangan potensial – tidak potensial

Nama Usia Pekerjaan Konsumsi

minuman hangat

Pentingnya kebugaran

Preferensi terhadap jahe Masalah

Tidur Keterangan Suka Tidak Biasa saja

Endang 38 Ibu Rumah Tangga V V V - - V Sangat Potensial

Putu Agus 25 Mahasiswa Pasca V V - - V V Potensial

Desi 24 Karyawan V V V - - - Potensial

Ayati 52 Karyawan V V - - V - Potensial

Eva 38 Karyawan V V - - V - Potensial

Puji 40 Karyawan V V V - - V Sangat Potensial

Christina 27 Karyawan V V - - V - Potensial

Darius 39 Wiraswasta V V - - V V Potensial

Warih 26 Karyawan V V - - V - Potensial

Bayu 28 Karyawan V V - - V V Potensial

Rubiyati. 52 Karyawan V V V - - - Potensial

Nardi 55 Staf Fulltimer V V V - - V Sangat Potensial

Sri W 37 Karyawan V V - - V - Potensial

Pahlevi 24 Karyawan V V - - V - Potensial

Septian 26 PNS V V - - V - Potensial

Marchentya 22 Karyawan V V - - V - Potensial

Rini 40 Ibu Rumah Tangga V V V - - - Potensial

Alfiyandi 25 Mahasiswa V V - - V V Potensial

Dimas 23 Karyawan V V - - V V Potensial

Andi 38 Karyawan V V - - V - Potensial

Gambar

Gambar 1 Tahapan penelitian
Gambar 2 Kanvas model bisnis R-lax Healthy Drink yang lama
Gambar 3 Desain kemasan minuman pala-jahe merah R-lax Healthy Drink
Gambar 4 Customer flow uji penjajakan awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tidak sepatah kata pun yang patut penulis haturkan ke hadirat Allah Swt selain bacaan tahmid “Alhamdulilah” karena dengan nikmat sehat yang telah Allah berikan

Sebagai, pemerintah tentunya memberikan inovasi baru lagi agar sarabba ini dapat dijadikan sebagai minuman yang tidak hanya dirasakan oleh masyarakat bugis Makassar saja, tapi

Akan tetapi olahraga berat atau aktivitas fisik maksimal dapat menghasilkan suatu radikal bebas (oksidan) yang tidak baik bagi tubuh sendiri.. Radikal bebas ini dapat

Karya ilmiah skripsi berjudul “Sistem Penilaian Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dengan Metode Servqual (Studi Kasus

Untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan tepung temulawak ( Curcuma xanthorhiza L.) dan tepung kunyit ( Curcuma domestica. ) agar lebih bervariasi

Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan peringkat nomor satu untuk berita, dengan menawarkan kualitas hiburan dan program lifestyle. Memberikan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP) atau dalam bahasa inggris disebut Corporate Social Responsibility (CSR),

Apabila kita mengkaitkan konsep rantai Markov dengan proses perencanaan sumber daya manusia dalam organisasi, maka konsep rantai Markov dapat memprediksi bagaimana