• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telemonitoring Elektro Kardiografi Portabel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Telemonitoring Elektro Kardiografi Portabel"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan menempuh pendidikan program Sarjana Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh : URIEP SURIEPTO

1.31.10.006

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

vii

LEMBAR PENGESAHAN……….. ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Tujuan... 4

1.5 Kegunaan Penelitian... 4

1.6 Batasan Masalah ... 5

1.7 Metode Penelitian... 5

1.8 Sistematika Penulisan Laporan ... 7

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Elektrik Jantung... 9

2.2 Elektrokardiografi (EKG)... 10

(3)

2.2.2 Sadapan (lokasi penentuan) EKG ... 12

2.2.3 Irama Jantung ... 15

2.3 Sensor EKG ... 20

2.4 Penguat Instrumentasi ... 21

2.5 Filter ... 22

2.5.1 Low Pass Filter... 22

2.5.2 High Pass Filter ... 24

2.6 Noise Sinyal ECG ... 25

2.6.1 Power Line Interference ... 26

2.6.2 Electrode Contact Noise... 26

2.6.3 Motion Artifacts ... 27

2.6.4 Electromyographic Noise... 27

2.6.5 Instrumentation Noise ... 28

2.7 Mikrokontroler ... 29

2.7.1 Mikrokontroler Atmega8535 ... 30

2.7.2 ADC (Analog Digital Converter)... 31

2.8 Bluetooth ... 32

2.8.1 Kelebihan dan kekurangan Bluetooth ... 33

2.8.2 Jangkauan Operasi Bluetooth... 35

2.9 Komunikasi Data ... 35

(4)

2.9.2 Proses Komunikasi... 36

2.9.3 Metode Transmisi... 37

2.10 Bahasa C ... 37

2.11 Code Vision AVR... 38

BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Sistem... 39

3.2 Pemilihan Komponen ... 43

3.2.1 Pemilihan Jenis Penguat Instrumentasi ... 43

3.2.2 Pemilihan Jenis Penguat Operasional ... 44

3.2.3 Pemilihan Jenis Mikrokontroler... 45

3.2.4 Pemilihan Jenis Bluetooth... 46

3.3 Perancangan Hardware... 47

3.3.1 Rangkaian Penguat Awal (Pre amp) ... 47

3.3.1.1 Realisasi Hasil Penguat Awal (Pre amp) ... 49

3.3.2 Perancangan Rangkaian Penguat Akhir (Final amp) ... 50

3.3.2.1 Realisasi Hasil Penguat Akhir (Final amp)... 51

3.3.3 Perancangan Rangkaian Filter ... 52

3.3.3.1 Rangkaian High-Pass Filter Pasif (HPF) ... 53

3.3.3.2 Rangkaian Low-Pass Filter Aktif (LPF) ... 54

3.3.4 Rangkaian Penguat dan Filter Keseluruhan ... 55

(5)

3.3.4.1 Realisasi Hasil Clamper dan Penguat Clamper ... 58

3.3.6 Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler8535... 59

3.3.7 Perancangan Rangkaian DC Konverter ... 60

3.3.8 Perancangan Transmiter Data Via Bluetooth... 61

3.4 Perancangan Software ... 62

3.4.1 Perancangan Filter Digital... 62

3.4.1.1 Realisasi Hasil Filter Digital... 64

3.4.2 Metode Menghitung Heart Beat / Detak Jantung (Bpm) ... 66

3.4.3 Perancangan Perangkat Lunak Mikrokontroler (Firmware) ... 70

3.4.4 Perancangan Program Aplikasi Komputer (Software)... 71

3.4.5 Perancangan Program Aplikasi Android (Software) ... 74

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Terhadap Komponen Penyusun Alat (Hardware) ... 77

4.1.1 Rangkaian Penguat Intrumentasi Dengan penguatan 412 kali... 78

4.1.2 Rangkaian Bandpass Filter... 80

4.1.3 Rangkaian Penguat Operasional Dengan Penguatan 2.5 kali ... 81

4.1.4 Rangkaian Clamper ... 84

4.1.5 Rangkaian DC Konverter ... 85

4.1.6 Transmisi Bluetooth ... 87

4.2 Pengujian Program Aplikasi EKG (Software) ... 88

(6)

4.2.2 Pengujian Skala Amplitudo Sinyal EKG ... 91

4.2.3 Pengujian Rekaman EKG Terhadap Media Komunikasi... 94

4.2.4 Pengujian Detak Jantung (Heart Beat) / Bpm ... 96

4.2.5 Pegujian Aplikasi Rekaman EKG Android... 98

4.2.6 Analisis Harga ... 99

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 102

5.2 Saran ... 104

(7)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tompskin, W. J, (1993). “Biomedical Signal Processing”, Prentice Hall, New Jersey

[2] Webster, J. G, (1998). “Medical Instrumentation Application and Design”, John Wiley & Son,Inc, New York

[3] Webster, J. G, (2004). “Bioinstrumentation”, John Wiley & Son,Inc, Singapore

[4] Jiapu Pan And Willis J. Tompkins, (1985). A Real Time QRS Detection Algorithm”.

[5] _______, 2011, “Dasar Teori dan Interprestasi Ecg”, terdapat di,

(8)

iv

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan nikmat-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan perancangan alat dan penyusunan laporan tugas akhir dengan judul Telemonitoring Elektrokardiografi Portabel. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Muhammad SAW beserta pengikut setianya hingga akhir zaman. Penulisan laporan tugas akhir disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat S-1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Dalam penulisan Laporan tugas akhir ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil.Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih saya secara khusus kepada kedua Orang tua saya, Bapak dan Mama tercinta atas kasih sayang,motivasi dan doa restu yang tiada putusnya.Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada.

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia, Bandung;

2. Bapak Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia, Bandung; 3. Bapak Muhammad Aria, M.T., selaku Ketua Jurusan Program Studi

(9)

senantiasa membantu dan mendampingi kami selama menempuh perkuliahan;

4. Ibu Tri Rahajoeningroem, M.T.,sebagai Koordinator Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro UNIKOM.

5. Bapak Jana Utama, M.T., selaku Dosen Pembimbingyang senantiasa membantu serta mendampingi penulis selama pembuatan alat dan penulisan laporan tugas akhir ini;

6. Ade Herlianti, atas doa, motivasi, semangat dan kasih sayang yang senantiasa diberikan kepada penulis;

7. Santo Gultom, atas bantuan pengajaran selama pembuatan alat pada tugas akhir ini;

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Ari, Rifqi, Fani, Indra, Sabas dan yang lainnya atas kebersamaan danpersahabatan selama ini, sehingga perkuliahan menjadi semakin berwarnaserta berbagai bantuan dan semangat yang senantiasa diberikan kepadapenulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dan penulisanlaporan tugas akhir ini; 9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

(10)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk memperbaiki kekurangan yang ada sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam penulisan laporan selanjutnya. Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun rekan-rekan pembaca.

Bandung, Agustus 2014

(11)

C

URRICULUM

V

ITAE

I D E N T I T A S

D I R I

Nama : Uriep Suriepto, S.T.

Tempat/Tanggal Lahir : Kijang, 29 April 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Pernikahan : Lajang

Agama : Islam

Alamat : Jalan Kp.Jati III RT.002 RW. 001 Kelurahan

Kijang kota, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan

– Kepulauan Riau

Nomor Telepon : [Handphone] 087825861607

E-mail : suriepto@gmail.com

P E N D I D I K A N

F O R M A L

2010 – 2014 : Teknik Elektro, Universitas Komputer Indonesia

2007 – 2010 : SMK Negeri 3 Tanjung Pinang

2004 – 2007 : SMP Negeri 1 Bintan Timur

1998 – 2004 : SD Negeri 27 Bintan Timur

(12)

 2011 – 2011 : Program Magang Kerja di PT. Schneider Electric Indonesia, Jakarta. Bagian Automation.

 2009 – 2009 : Peserta Kerja Praktek di PT. Add Plus Technologies, Bintan

Utara, Kepulauan Riau. Bagian Quality Control Production.

Bandung, ...

Hormat Saya,

(13)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat, salah satunya adalah perkembangan teknologi dalam bidang biomedis. Dalam bidang biomedis perkembangan teknologi yang dapat kita temukan seperti USG, CT-SCAN, MRI, EKG dan sebagainya. Pentingnya penerapan teknologi dalam bidang biomedis sangat berpengaruh besar untuk mendukung kinerja dokter atau ahli medis, salah satunya adalah teknologi Elektrokardiografi (EKG) atau alat rekam jantung. Dengan bantuan alat EKG ini akan mempermudah kerja dokter untuk menganalisa dan memonitoring jantung seseorang akibat adanya kelainan atau perubahan yang tidak normal.

(14)

Contoh lainnya seperti, penggunaan untuk bayi prematur yang butuh perawatan khusus, diperlukan alat EKG agar dapat melihat respon keadaan jantung bayi yang belum dapat mengidentifikasikan secara jelas normal atau tidak kondisi tubuhnya. Jika perawatan dirumah sakit mungkin semua peralatan pendukung sangat lengkap, tapi masalah biaya perawatan yang mahal dan terkadang rumah sakit mengalami kesulitan bila kekurangan inkubator bagi bayi-bayi yang lahir prematur bersamaan, sehingga bayi harus dibawa pulang kerumah untuk melakuakan perawatan di rumah dengan meminjamkan atau membeli inkubator sendiri, diperlukan alat EKG untuk mendukung kerja inkubator dalam melihat kondisi jantung bayi tersebut. Maka dari itu dibutuhkan alat EKG yang portabel dan praktis (mudah dibawa dan mudah digunakan), dan salah satunya dengan menambahkan sistem monitoring yang nirkabel sehingga dapat mempermudah monitoring dimanapun ruangannya tanpa harus melihat rekaman EKG tersebut pada ruang atau kamar perawatan.

Untuk mempunyai alat EKG tidak semua orang bisa memilikinya karena faktor harga yang masih relatif mahal dan penjualan alat yang masih terbatas untuk umum (non instansi medis).Untuk satu buah alat monitoring EKG yang dijual oleh salah satu vendor pembuat perlatan medis “Omron” dan lainnya, dijual

dengan harga diatas 10 juta rupiah.Dengan harga yang masih relatif mahal tersebut sangat menjadi kendala bagi seseorang yang membutuhkan seperti yang diuraikan pada masalah pertama diatas.

(15)

visualisasi rekaman dari rangkaian pengkondisi sinyal EKG dan mempunyai harga yang lebih terjangkau murah. Berdasarkan latar belakang masalah diatas oleh karena itu penelitian ini diberi judul “Telemonitoring Elektrokardiografi

Portabel”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu sebagai berikut.

1. Dibutuhkan alat monitoring EKG yang portabel dan nirkabel sehingga dapat memudahkan pengunaan alatsecara mandiri bagi orang yang membutuhkan perawatan untuk monitoring jantung tanpa harus berada pada ruangan atau kamar perawatan yang sama dirumah.

2. Harga alat monitoring EKG masih relatif mahal dan terbatas penggunaan untuk umum, sehinggasangat tidak mendukung untuk mempunyai alat EKG sendiri baik saat dibutuhkan untuk melihat kondisi jantung secara berkala atau melakukan monitoring jantung dalam perawatan dirumah.

1.3 Rumusan Masalah

Agar penelitian ini menjadi terarah, maka perlu dirumuskan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

(16)

2. Bagaimana merancang alat monitoring EKG dengan harga yang lebih terjangkau.

1.4 Tujuan

Untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam penelitian ini, maka harus ditetapkan apa yang menjadi tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Membuat perancangan alat monitoring rekam jantung Elektrokardiografi (EKG) yang bersifat portabel dan nirkabel sehingga dapat memudahkan pengguna untuk melakukan monitoring di beda ruangan atau kamar perawatan secara mandiridi rumah atau dimanapun tempatnya pada saat dibutuhkan.

2. Membuat sistem monitoring EKG dengan meminimalisir biaya pembuatan harga alat EKG dan memanfaatkan personalcomputer (PC) atau

smartphonesebagai media hasil rekaman EKG.

1.5 Kegunaan Penelitian

(17)

1.6 Batasan Masalah

Dalam melakukan suatu penelitian perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.Beberapa batasan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Alat ECG yang dirancang ini menggunakan sadapan bipolar 3 lead (Einthoven) atau unipolar untuk standar monitoring EKG.

2. Untuk mendapatkan hasil rekaman EKG dalam teknik monitoring ini harus menempelkan kaki kegrounddengan baik.

3. Untuk dapat membuktikan respon sinyal EKG yang terbaca sempurna pada alat EKG, harus dilihat pada osiloskop terlebih dahulu.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah eksperimental dengan tahapan sebagai berikut.

1. Tinjauan pustaka

Suatu metode pengumpulan data dengan membaca atau mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang menjadi topik dalam skripsi. 2. Survey

(18)

3. Pengumpulan data

Metode untuk mendapatkan data dari topik yang diambil dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten mengenai hal-hal yang dipelajari selama pengerjaan tugas akhir. 4. Pengolahan data

Proses untuk mengolah data-data yang didapat dari hasil pengumpulan data, untuk dijadikan referensi dalam pengerjaan tugas akhir.

5. Perancangan

Mengaplikasikan teori yang didapat dari studi pustaka dan dari hasil bimbingan, sehingga tersusun suatu perancangan sistem untuk bagian perangkat keras juga untuk perangkat lunak.

6. Pembuatan

Merupakan tahap pengerjaan alat yang sebelumnya telah dirancang. 7. Pengujian

Merupakan metode untuk mengetahui hasil dari perancangan sistem yang dibuat, ujicobadilakukanberkali-kali sehingga di dapatkan data yang akurat, dilakukan pada bagian perangkat keras juga pada perangkat lunak.

8. Analisa

(19)

1.8 Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, kegunaan penelitian, metoda penelitian, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam pembuatan laporan ini.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori penunjang yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

BAB III LATAR BELAKANG PEMILIHAN KOMPONEN

Bab ini berisi tentang alasan atau latar belakang dalam pemilihan komponen yang digunakan.

BAB IV PERANCANGAN ALAT

Bab ini berisi tentang perancanganhardwaremaupunsoftware dari sistem yang akan dibuat.

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang hasil uji coba sistem, baik hardware maupun

(20)

BAB VI PENUTUP

(21)

2.1 Sistem Elektr

Aktivitas ele dibentuk oleh pacem

mengalir melalui ke mengalirkan darah ke

Ventrikular(AV) nod melewati berkas kir mengaktifkan serabut berkontraksi memom (pulse).Pengaliran list kontraksi teratur dar (sinus beat).

9 trik Jantung

lektrik dalam keadaan normal berawal da

makerdi simpulSinoAtrial(SA) Signal listrik kedua atrium, menyebabkan kedua atrium ke ventrikel. Kemudian signal listrik ini menga node lalu menuju keberkas Hisdan terpisa

kiri dan kanan dan berakhir pada serabut abut otot ventrikel. Ini menyebabkan k ompa darah keseluruh tubuh dan menghasi listrik yang teratur ini dari SA node ke AV node dari otot jantung yang dikenal dengan sebuta

Gambar 2.1 Jantung Manusia[5]

dariimpulsyang strik dari SA node ium berkontraksi ngalir melaluiAtrio

(22)

2.2 Elektrokardiografi (EKG)

Elektrokardiografi (EKG) atau Electrocardiograph (ECG) merupakan suatu alat yang dapat merekam sinyal biologi yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas listrik jantung.Penemuan ini ditemukan oleh Dr. Willem Einthoven pada tahun 1901.ECG diambil dengan memasang elektroda pada titik tertentu tubuh pasien.Sinyal ECG mempunyai tegangan sampai 3mV dan rentang frekuensi 0.03 - 100 Hz. Sinyal ECG mempunyai bentuk spesifik sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan kondisi kesehatan jantung seseorang oleh dokter atau ahli jantung.Sinyal ECG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.

2.2.1 Gambaran EKG Normal

Pada dasarnya EKG terdiri dari banyak gelombang, yang tiap gelombang mewakilkan satu denyut jantung (satu kali aktifitas listrik jantung). Lihat gambar 2.2 satu gelombang EKG.

(23)

Dalam satu gelomba disebut interval dan sebagian referensi tida interval, QRS interva ST segmen.

bang EKG terdiri dari beberapa titik gelom n segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T tidak menampilkan titik U) sedangkan Interva

val dan QT interval dan Segmen terdiri dari P

:

punyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontra ra & sinistra)

dan S mempunyai arti bahwa terjadinya den ventrikel jantung (dextra & sinistra)

ik T berarti relaksasi pada ventikel jantung. Gambar 2.3 Komponen Sinyal ECG[5]

ombang ada yang , T dan U (kadang val terdiri dari PR i PR segmen, dan

kontraksi pada atrium

(24)

Tabel 2.1 Parameter Elektrokardiografi

Gelombang EKG Amplitudo EKG Interval Durasi

P < 0.3 mV P-R 0,12–0,20 dtk

R 1,6–3 mV Q-T 0,35–0,44 dtk

Q 25 % dari R S-T 0,05–0,15 dtk

T 0,1–0,5 mV Q-R-S 0,06–0,10 dtk

Interval antara R-R menandakan periode dari detak jantung yang dapat dapat dikonversikan menjadiHeart Rate:

HR = 60 / R-R (S)

R – R = adalah interval antara sinyal R dengan sinyal R yang diukur dalam detik.Interval R-R relatif konstan dari detak ke detak.Perubahan pada interval R-R menandakan adanya kecepatan jantungyang tidak wajar.Dalam pengambilan sinyal elektrokardiograf terdapat berbagai metode yang bisa dilakukan yaitu : 1. Standard ClinicalEKG

Menggunakan 10 elektroda (12 lead) digunakan untuk menganalisis kondisi kesehatan jantung pasien.

2. Vectorcardiogram/StandartMonitoring

Pemodelan potensial tubuh sebagai vektor 3 dimensi dengan menggunakan sadapan bipolar(Einthoven) atau Unipolar.Pengambilan sinyal jantung melalui 3 titik tertentu pada tubuh, yang digunakan untuk memantau kondisi kesehatan jantung pasien dalam jangka waktu tertentu.

2.2.2 Sadapan (lokasi penentuan) EKG

(25)

diperhatikan, karena p

a penempatan yang salah akan menghasilkan p jenis sandapan (lead) pada EKG, yaitu :

kordial

sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ya sung di dada.

n V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kana n V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri st n V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.

V4 ditempatkan di ruang intercostal V di l peks berpindah).

V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di

V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 ris.

Gambar 2.4 Sadapan Prekordial[5]

n pencatatan yang

yang ditempatkan

nan sternum. ri sternum. 4.

di linea (sekalipun

4 di linea axillaris

(26)

B. Sadapan Unipol

merekam potensial listrik pada tangan kana n (+),dan elektroda (-) gabungan tangan kir ntuk elektroda indifiren.

erekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki indifiren.

rekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yan ktroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki

indifiren.

polar (Einthoven)

erbedaan potensial dari 2 elektroda, yang di wi I, II dan III.

Gambar 2.5 Sadapan Unipolar[5]

kanan (RA) yang kiri dan kaki kiri

) yang bermuatan ki kiri membentuk

ang bermuatan (+) ki kiri membentuk

(27)

1. Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang bermuatan negatif (-) tangan kiri bermuatan positif (+).

2. Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF) yang bermuatan (+)

3. Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang bermuatan (-) dan kaki kiri (+).

2.2.3 Irama Jantung

Irama jantung terdiri dari 3 macam yaitu Irama Sinus, Irama Junction, dan Irama Ventrikel.Masing-masing irama dinamai sesuai dengan asal impuls listrik yang keluar. Bila pencetus impuls listrik keluar dari SA Node maka irama yang muncul disebut Irama Sinus, dari SA Node muncul Irama Junction dan dari Ventrikel disebut Irama Idioventrikuler. Untuk irama sinus Yaitu irama jantung yang sumberpacemakernya berasal dari SA node atau Impulsnya berasal dari SA Node, ada beberapa irama yang impulsnya berasal dari SA Node diantaranya :

(28)

1. Sinus Normal 2. Sinus Bradikardia 3. Sinus Takikardia 4. Sinus Aritmia

A. Ciri Irama Nor

Ciri - cirinya.

1. Gelombang P 2. Kompleks Q

B. Ciri Irama Sinus B dia dia

ormal Sinus adalah

g P (+) (membentuk gambar cembung seperti buki ks QRS sempit tidak lebih dari 3 kotak kecil atau 0,12 de

inus Bradikardi

Gambar 2.7 Ritme Sinus Normal[5]

Gambar 2.8 Ritme Sinus Bradikardi[5]

(29)

Ciri - cirinya.

1. Irama teratur

2. RR interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang 3. PP interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang 4. Komplek QRS harus sama dalam 1 lead panjang

5. Impuls dari SA node yang ditandai dengan adanya gel P yang mempunyai bentuk sama dalam 1 lead panjang.

6. Frekuensi (HR) dibawah 60x/menit

7. Adanya gel P yang selalu diikuti komplek QRS

8. Gel P dan komplek QRS normal dan sama bentuknya dalam satu lead.

(30)

menganggu haemodi analisa ECG hanya de klinis pasien maupun r

C. Ciri Irama Sinus T

Ciri-cirinya:

Sama dengan sinus br (HR) lebih dari 100x yang membedakan a frekuensi jantungnya.P x/menit.Peningkatan biasanya terjadi oleh yang menggangu hem dengan melihat ECG saja tanpa mempertimba upun riwayat kesehatan pasien. .

inus Takikardi

nus bradikardia, yang membedakanya adalah fr 100x/menit. Seperti halnya dengan sinus bradika

n antara sinus takikardia dengan normal sinus ya.Pada sinus takikardia, frekuensi jantungnya n frekuensi jantung pada pasien dengan si eh adanya respon fisiologi dari tubuh terhadap u hemostasis tubuh.

k penyebab frekuensi jantung melebihi 100 x/m ta mengenal beberapa keadaan yang harus kita t

normal respon : sehabis melakukan aktivitas, kesa emas.

ik

Gambar 2.9 Ritme Sinus Takikardi[5]

memutuskan hasil bangkan keadaan

h frekuensi jantung kardia, hanya satu sinus rhytm yaitu ya lebih dari 100 n sinus takikardia dap suatu keadaan

/menit pada kasus a tahu seperti :

(31)

4. Obat-obatan

boleh serta merta melakukan intervensi untuk a.

nus Aritma

bedakan sinus aritmia dengan normal sinus r pada sinus aritmia iramanya tidak teratur yang san, baik inspirasi maupun ekspirasi. Biasa

nak ABG atau anak-anak yang masih muda. Gambar 2.10 Ritme Sinus Aritma[5]

untuk menurunkan

(32)

2.3 Sensor EKG

Elektrokardiografi (EKG) merupakan suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung.EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada tubuh.Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung, arhytma, infar miokard, pembesaran atrium, dll.Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. Pemeriksaan EKG dilakukan dengan menempelkan lead (alat penerima impuls listrik) di beberapa lokasi yang telah ditentukan. Setelah itu, informasi mengenai keadaan jantung dapat diketahui melalui pola grafik yang dihasilkan.

Fungsi dasar dari elektroda adalah mendeteksi sinyal kelistrikan jantung.Fungsi dari transduser adalah untuk mengkonversi informasi biologis menjadi sinyal elektrik yang dapat diukur. Transduser ini dipakai dengan menggunakan interface jelly electrode-electrolyte. Dengan menggunakan elektroda Ag/AgCl mengurangi noise dengan frekuensi rendah pada sinyal EKG yang terjadi karena pergerakan.Gambar 2.11memperlihatkan contoh sensor EKG.

(33)

2.4 Penguat Instrumentasi

Penguatan sinyal yang sangat direkomendasikan untuk penguatan biopotensial adalah dengan menggunakan rangkaian instrumentasi amplifier. Hal ini disebabkan karena biopotensial mempunyai amplitudo sinyal yang sangat lemah dengan impedansi sumber yang tinggi sehingga dibutuhkan impedansi input yang cukup tinggi yang dapat dipenuhi dengan menggunakan rangkaian instrumentasi amplifier. Selain itu, rangkaian instrumentasi amplifier juga mempunyai Common Mode Rejection Ratio (CMRR) yang cukup tinggi untuk meminimalkan common noise yang terjadi dari perbedaan penguatan kedua sinyal.Rangkaian instrumentasi yang digunakan ini dipilih yang sudah dalam bentuk satu paket IC yaitu AD620 instrumentasi amplifier. AD620 instrumentasi amplifier ini selain harganya yang cukup murah juga mempunyai tingkat akurasi tinggi sampai 40 ppm ketidaklinearan, daya yang rendah sekitar 1.3 mA arus maksimum, impedansi input yang cukup tinggi dan CMRR sampai 100 dB. Bentuk paket IC AD620 secara skematik dapat diberikan pada gambar berikut ini :

(34)

IC AD620 membutuhkan minimal satu resistor eksternal untuk menset penguatan dari 1 – 10.000 kali. Penguatan (G) dapat dihitung menggunakan minimal satu resistor, dilambangkan dengan (Rg), dijabarkan sebagai berikut :

G

=

.

+ 1

..……….. (1)

2.5 Filter

Filter digunakan untuk membuang sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Untuk dapat menghilangkan sinyal-sinyal tersebut dibutuhkan suatu rangkaian yang tersusun dari komponen seperti resistor, kapasitor, induktor, op-amp dan lain-lain.Dengan menentukan frekuensicut-offnya, dapat membuang sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Frekuensi cut-off adalah titik potong frekuensi yang tidak diinginkan dimana terjadi penurunan gain sebesar 3 dB. Dalam mendesain suatu filter, dapat ditentukan seberapa tingkat kecuraman slope dari filter yang di rancang yang dimaksud dengan dB/dec adalah besarnya penurunan gain terhadap setiapdecade(kelipatan 10) dari frekuensicut-offnya.

2.5.1 Low Pass Filter

Low Pass Filter memiliki teganganoutput konstan dari DC (0Hz), sampai frekuensi cut-off ditentukan, (ƒc) titik. Titik frekuensi cut-off adalah 0,707 atau-3dB dari gain tegangan diizinkan untuk lulus. Rentang frekuensi "di bawah" titik frekuensi cut-off umumnya dikenal sebagai Band Pass sebagai sinyal input diperbolehkan untuk melewati filter. Rentang frekuensi "di atas" titik cut-off

(35)

dihentikan. Sebuah rangkaian sederhana untuklow passfilter dapat dibuat dengan menggunakan sebuah resistor tunggal di seri dengan kapasitor non-terpolarisasi tunggal (atau komponen reaktif tunggal) di sebuah sinyal inputVin, sementara

output sinyal Vout diambil dari seluruh kapasitor. Frekuensi cut-off atau-3dB, dapat ditemukan dengan menggunakan rumus, ƒc = 1 / (2πRC). Sudut fase dari

sinyaloutput pada ƒc dan-45ountukLow Pass Filter. Keuntungan dari filter atau penyaring dalam hal ini, umumnya dinyatakan dalam Decibel dan merupakan fungsi dari nilaioutputdibagi dengan nilaiinput yang sesuai dengan rumus:

G

=

………….. (2)

Singkatnya Filter Low Pass (LPF) adalah sebuah rangkaian yang tegangan keluarannya tetap dari DC naik sampai ke suatu frekuensi cut-off.Bersama naiknya frekuensi di atas fc, tegangan keluarannya diperlemah (turun).Low Pass

Filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam atau menahan frekuensi tinggi. Bentuk respon LPF seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.

(36)

2.5.2 High Pass Filter

High Pass Filter (HPF) adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredam atau menahan frekuensi rendah. Bentuk respon HPF memperlemah tegangan keluaran untuk semua frekuensi di bawah frekuensi cut-off. Di atas fc, besarnya tegangan keluaran tetap. Filter High Pass adalah lawan yang tepat untuk low pass filter. Filter ini memiliki tegangan output dari DC (0Hz), sampai ke titik cut-off. Titik cut-off frekuensi rendah adalah 70,7% atau -3dB dari gain tegangan diizinkan untuk lulus. Rentang frekuensi "di bawah" titik

cut-offumumnya dikenal sebagaiBand Stopsementara rentang frekuensi "di atas" titik cut-off umumnya dikenal sebagai Band Pass. Frekuensi cut-off atau -3dB, dapat ditemukan dengan menggunakan rumus, ƒc = 1 / (2πRC). Sudut fase dari sinyal output pada ƒc adalah +45o.

Dengan sinyal AC sinusoidal diterapkan pada sirkuit berperilaku sebagai filter orde pertama. Tetapi jika kita mengubah sinyal input dari "gelombang persegi" sinyal berbentuk yang memiliki masukan langkah hampir vertikal, respon rangkaian perubahan dramatis dan menghasilkan sirkuit umum dikenal sebagai

Diferensiator. Garis penuh adalah kurva idealnya, sedangkan kurva putus-putus menunjukkan bagaimana filter high pass yang praktis menyimpang dari ideal.

(37)

2.6 Noise Sinyal ECG

Pada pengukuran dan pembacaan sinyal Electrokardiografi (EKG) terdapat gangguan ataunoiseyang termasuk kedalam sinyal asli EKG.Secara garis besar, gangguan sinyal EKG dapat diklasifikasikan ke dalam kategori berikut.

1. Power Line Interference

2. Electrode contact noise

3. Motion Artifacts

4. EMGnoise

5. Instrumentation noise

Noise ini sangat mempengaruhi segmen ST, menurunkan kualitas sinyal, resolusi frekuensi, menghasilkan sinyal amplitudo besar di EKG yang dapat meyerupai metode PQRST bentuk gelombang dan masker fitur kecil yang penting untuk pemantauan klinis dan diagnosis.

(38)

2.6.1 Power Line Interference

Gangguan power line interference terjadi melalui mekanisme kopling kapasitif dan kopling induktif. Kopling kapasitif mengacu pada transfer energi antara dua sirkuit sehingga kopling kapasitansi akan terjadi diantara kedua sirkuit tersebut. Nilai kopling kapasitansi akan menurun dengan meningkatnya pemisahan sirkuit. Sedangkan kopling induktif disebabkan oleh induktansi bersama antara dua konduktor.Ketika arus mengalir melalui kawat menghasilkan

fluks magnetic, yang dapat menginduksikan arus dalam sirkuit yang berdekatan. Geometri konduktor serta pemisahan antara dua konduktor tersebut akan menentukan nilai induktansi bersama. Biasanya, kopling kapasitif bertanggung jawab terjadinya gangguan di frekuensi tinggi sementara kopling induktif pada frekuensi rendah.Untuk alasan ini kopling adalah mekanisme yang dominan gangguan terhadap saluran listrik di bidang kardiologi elektro.Untuk membatasi jumlah gangguan saluran listrik, elektroda harus diterapakan dengan benar, bahwa tidak ada kabel longgar, dan semua komponen memiliki pelindung yang memadai.Biasanya power line interference memiliki frekuensi 60 Hz atau 50 Hz, tergantung pada kekuatansupllyyang ada.

2.6.2 Electrode Contact Noise

(39)

rendah.Selain itu, konduktivitas akan melemah antara elektroda dan kulit sehingga mengurangi amplitudo sinyal EKG dan meningkatkan kemungkinan gangguan (dengan mengurangi SNR). Mekanisme dasar yang mengakibatkan gangguan dasar ini adalah variasi impedansi antara elektroda dengan kulit.Semakin besar impedansi elektroda dengan kulit, semakin kecil perubahan impedansi relatif dibutuhkan untuk menyebabkan perubahan besar dalam dasar sinyal EKG.

2.6.3 Motion Artifacts

Motion Artifact (Artefak yang terjadi akibat perubahan gerak) disebabkan oleh gerakan elektroda. Penyebab yaitu getaran, gerakan, atau respirasi subjek.Puncak amplitudo dan durasi dari artefak adalah variabel acak yang tergantung pada berbagai diketahui seperti sifat elektroda, sifat elektrolit (jika digunakan antara elektroda dan kulit), impedansi kulit, dan pergerakan pasien.Dalam sinyal EKG ini, baseline drift terjadi pada frekuensi sangat rendah (sekitar kurang dari 1 Hz).

2.6.4 Electromyographic Noise

(40)

stokastik (random) di alam dan dapat cukup dimodelkan dengan fungsi distribusi Gaussian. Rata-rata gangguan dapat diasumsikan nol, namun variansinya tergantung pada variabel lingkungan dan akan berubah tergantung pada kondisi. Studi tertentu telah menunjukan bahwa devisasi standar dari kebisingan biasanya 10% dari puncak ke puncak amplitudo EKG.Frekuensi gangguan yang disebabkan oleh EMG ini berkisar 100-500 Hz.

2.6.5 Instrumentation Noise

Instrumentation Noise (noise yang muncul akibat dari peralatan listrik yang digunakan dalam pengukuran EKG juga berkontribusi kebisingan). Sumber utama dari bentuk gangguan ini adalah probe elektroda, kabel, prosesor sinyal atau penguat, dan analog-to-digital converter. Sayangnya instrumentasi kebisingan tidak dapat dihilangkan karena melekat dalam komponen elektronik, tetapi dapat dikurangi melalui kualitas peralatan yang lebih tinggi dan sehingga untuk mendesain sebuah rangkaian alat EKG diperlukan kehati-hatian dan ketelitian.bentuk lain dari gangguan yang disebut flicker noise, sangat penting dalam pengukuran EKG, karena kandungan frekuensi rendah dari sinyal EKG. Mekanisme yang sebenarnya yang menyebabkan jenis kebisingan belum dipahami, tapi satu teori yang diterima secara luas adalah bahwa hal itu disebabkan oleh perangkat energi yang terjadi antara interfacedari dua bahan.Hal ini diyakini bahwa pembawa muatan dapat menyebabkanflicker noise.

Diantara noise-noise yang telah disebutkan diatas,power line interference

(41)

mempengaruhi analisis sinyal EKG. selain dari power line interference dan base line wandering, gangguan lain yang mungkin yaitu noise yang bersifat wideband

dan biasanya merupakan proses stokastik yang kompleks yang juga dapat mendistorsi sinyal EKG. Seperti gangguan saluran listrik yang bersifat narrow-band yang berpusat pada frekuensi 60 Hz (atau 50 Hz) denganbandwidth kurang dari 1 Hz. Biasanya untuk gangguan yang diakibatkan oleh gangguan saluran listrik masih dapat ditangani oleh perangkat keras sinyal EKG. Namun untuk

baseline wandering dan noise yang bersifat wideband tidak mudah untuk ditekan dengan peralatan perangkat keras. Sebaliknya, skema perangkat lunaklah yang sangat memungkinkan dan layak untuk pemrosesan sinyal EKG secaraoffline.

2.7 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu terobosan teknologi prosesor yang hadir untuk memenuhi kebutuhan akan perkembangan teknologi yang begitu pesat di masa kini. Mikrokontroler dibuat dengan teknologi semi konduktor dimana mikrokontroler tersebut dibangun oleh transistor-transistor dengan jumlah yang sangat banyak dan dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat bekerja sebagai unit pemroses (kontroler).

(42)

mikroprosesor dapat bekerja sesuai dengan fungsinya perlu ditambahkan perangkat penunjang lain seperti rangkaian RAM dan ROM. Karena perbedaan dalam arsitekturnya maka untuk kecepatan proses masih tetap lebih unggul mikroprosesor, namun untuk proses-proses yang tidak memiliki kompleksitas kerja yang besar mikrokontroler lebih dibutuhkan karena dalam segi biaya lebih murah mikrokokntroler dan dalam segi ergonomisnya pun lebih praktis menggunakan mikrokontroler, karena didalam mikrokontroler telah terdapat rangkaian RAM, ROM, CPU, dan unit I/O yang siap digunakan untuk keperluan apapun.

2.7.1 Mikrokontroler Atmega8535

Atmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran adc internal dan memiliki fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya ADC Atmega8535, dapat dikonfigurasi baik itusingled ended inputmaupundifferential Input, selain itu ADC Atmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri. Mikrokontroler ATMega8535 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah, dimana 32 pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin input/output

(43)

2.7.2 ADC (Analog Digital Converter)

ADC berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal yang ekivalen dalam bentuk digital. Resolusi suatu konverter dinyatakan dalam bit. Resolusi menyatakan tingkat ketelitian suatu konverter ADC, semakin tinggi tingkat ketelitiannya, semakin peka ADC terhadap perubahan masukan analognya. Pada ADC terjadi proses digitalisasi yaitu pencuplikan, kuantisasi dan pengkodean. Hasil pengkodeaan dalam bentuk biner merupakan hasil konversi suatu ADC. Untuk mendigitalisasi sinyal secara benar digunakan teorema pencuplikan Nyquist yang menyatakan bahwa “Frekuensi pencuplikan lebih besar dua kali komponen frekuensi maksimum yang ingin dideteksi (diakuisisi).

Untuk mendapatkan tegangan hasil konversi ADC (desimal) dengan nilai ADC 8 bit (225) maka, nilai data asli ADC dibagi dengan bit maksimum ADC dan dikalikan tegangan referensi ADC. Berikut bentuk persamaan dalam betuk matematika untuk tegangan keluaran (Vout) ADC :

= × …..….. (3)

(44)

2.8 Bluetooth

Bluetooth adalah sebuah teknologi nirkabel dengan menggunakan media gelombang radio yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz. Teknologi Bluetooth

mempunyai kecepatan maksimum 1 Mbps. Bluetooth relatif murah, tidak memerlukan daya yang besar untuk menghidupkannya atau memakainya.

Teknologi Bluetooth dirancang dan dioptimalkan untuk perangkat yang bersifat

mobile.Komputer yang bersifat mobile (seperti laptop, tablet PC atau notebook, cellular, network access point, printer, PDA, desktop, keyboard, joystick dan perangkat yang jangkauannya seperti Bluetooth). Bluetooth juga didesain untuk mendukung komunikasi bersama suara dan data dengan kemampuan transfer data sampai 721Kbps. Bluetooth memerlukan daya yang rendah yaitu kurang dari 0.1W dan mendukung layanan synchronous dan asynchronous serta mudah di integrasikan dengan jaringan Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP).

Bluetooth sendiri dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN) dimana menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11, hanya saja pada

(45)

Bluetooth mempunyai jangkauan jarak layanan yang lebih pendek dan kemampuan transfer data yang lebih rendah. Berikut gambaran secara fisik dari

Bluetooth.

Pada dasarnyabluetoothdiciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau menghilangkan penggunaan kabel didalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless

dengan biaya yang relatif rendah, konsumsi daya yang rendah, interoperability

yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan mampu menyediakan layanan yang bermacam-macam.

2.8.1 Kelebihan dan kekurangan Bluetooth

Ada beberapa kelebihan teknologi Bluetooth sehingga menyebabkan teknologi ini banyak dipergunakan antara lain.

1. Sinyal Bluetooth dapat menembus dinding, kotak, dan berbagai rintangan-rintangan lainnya.

2. Bluetooth tidak memerlukan kabel ataupun kawat, sehingga dapat menggantikan penggunaan komunikasi kabel sepertimouse,keyboard, dll.

(46)

3. Jangkauan lumayan luas yaitu sampai radius 10 meter selama tidak ada gangguan elektromagnetis di sekitar area transfer.

4. Dapat digunakan untuk transfer data antar perangkat yang memiliki

Bluetooth.

Tetapi walaupun demikian Bluetoothjuga masih mempunyai beberapa kekurangan, antara lain.

1. Kecepatan transfer Bluetooth tidak tetap dan tergantung dari perangkat yang digunakan untuk mengirim dan menerima data. Terkadang, transfer file dari handphone merk A ke handphone merk B berjalan lambat. Pada kesempatan lain, transfer file dari handphone merk B ke merk A bisa berjalan dengan kecepatan transfer hingga dua kali lipat kecepatan transfer A ke B. Contoh : Transfer file dari HP Nokia ke HP Sony Ericsson misalnya 676kb/menit, tapi transfer file Nokia ke Sony ericsson bisa sampai 1 MB/menit.

2. Keamanan perlu diperhatikan, pada transfer file terkadang terdapat virus yang menyusup ke dalam file yang hendak dikirim. Untuk meminimalkan kemungkinan mendapat virus, lebih baik tidak usah menerima pesan dari perangkat yang dikenal.

3. Walaupun secara teori, sinyal Bluetooth dapat menembus tembok, kualitas transfernya tetap tidak dapat ditentukan.

4. Sulit menentukan jarak maksimal yang dapat ditempuh agar kualitas tidak

drop.

(47)

2.8.2 Jangkauan Operasi Bluetooth

Jarak jangkau dari perangkat Bluetooth berbeda-beda. Tergantung pada daya listrik dari masing-masingBluetooth itu sendiri yang terbagi dari tiga kelas, yaitu.

1. Kelas 1, menggunakan daya listrik sebesar 100mW, dengan jangkauan ±100 meter.

2. Kelas 2, menggunakan daya listrik sebesar 2,5mW, dengan jangkuan ±10 meter.

3. Kelas 3, menggunakan daya listrik sebesar 1 mW, dengan jangkauan ±10 centimeter (maksimal 1 meter).

2.9 Komunikasi Data

Komunikasi data adalah bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi dari suatu piranti kepada piranti lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Transmisi data adalah proses yang terjadi antaratransmitterdan

receiver melalui suatu media transmisi yang diklasifikasikan sebagai guided

(48)

2.9.1 Komunikasi Serial

Komunikasi serial adalah komunikasi yang mengantarkan data digital secara bit per bit secara bergantian melalui mediainterfaceserial, contoh: modem,

mousedll. Pengiriman data melaluiinterface serial dapat dilakukan secara bit per bit (setiap satu step waktu 1 bit) atau juga dalam satuan baud dimana 1 baud

tidak mesti senilai dengan 1 bit per second, tergantung besaran data untuk setiap kaliclocktransfer.

2.9.2 Proses Komunikasi

Dalam proses komunikasi dibutuhkan beberapa komponen. Kompenen-komponen tersebut antara lain.

1. Sumber informasi, merupakan suatu perangkat yang membangkitkan data. 2. Transmitte runtuk mengubah informasi kedalam sinyal datayang sesuai

dengan media transmisi.

3. Media transmisi, dapat berupa jalur-jalur kabel (wireline) atau nirkabel (wireless) sebagai penghubung antara sumber dan tujuan.

4. Receiver,mengubah sinyal data ke bentuk yang dimengerti penerima. 5. Tujuan, merupakan tujuan akhir dari pengiriman data.

(49)

2.9.3 Metode Transmisi

Metode transmisi data terbagi menjadi dua.Berikut ini dua metode dalam transmisi data, yakni.

1. Synchronous, pada metode ini proses sinkronisasi transmisi data dilakukan dengan sumberclockbersama, yakni satu jalur digunakan untuk data dan satu jalur lagi untuk sumberclock.

2. Asynchronous, pada metode ini proses sinkronisasi dilakukan dengan menyisipkan penanda sinkronisasi pada data, yang paling umum adalah penanda awal data dan akhir data.

2.10 Bahasa C

Beberapa alasan mengapa Bahasa C banyak digunakan. Alasan-alasan tersebut antara lain:

1. bahasa C hampir tersedia di semua jenis komputer, 2. bahasa C adalah bahasa yang terstruktur,

3. memiliki dukungan pustaka yang banyak, 4. proses eksekusi program lebih cepat,

5. kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis komputer,

6. bahasa C hanya hanya menyediakan 32 kata kunci.

(50)

adalah mempercepat waktu pengembangan, bersifat modular dan terstruktur. Sedangkan kelemahannya adalah kode program hasil kompilasi akan relatif lebih besar (dan sebagai konsekuensinya hal ini terkadang akan mengurangi kecepatan eksekusi).

2.11 Code Vision AVR

Code Vision AVR merupakansoftwareC-cross compiler, dimana program dapa ditulis menggunakan bahasa C. Dengan menggunakan pemrograman bahasa C diharapkan waktu disain (developing time) akan menjadi lebih singkat. Setelah program dalam bahasa C ditulis dan dilakukan kompilasi tidak terdapat kesalahan (error) maka prosesdownload dapat dilakukan. Mikrokontroler AVR mendukung sistem download secara In Sistem Programming (ISP). Untuk selanjutnya fasilitas-fasilitas lainnya dapat disetting sesuai kebutuhan dari pemrograman. Setelah selesai dengan Code Wizard AVR, selanjutnya pada menu File, pilih

Generate,Save and Exitdan simpan pada direktori yang diinginkan.

(51)

39

Perancangan dan realisasi sistem merupakan bagian yang penting dari seluruh pembuatan tugas akhir.Pada prinsipnya perancangan yang baik dan dilakukan secara sistematik,akan memberikan kemudahan dalam proses pembuatan alat serta analisanya. Bab ini akan dibahas perancangan yang merupakan proses dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangansoftware.

3.1 Perancangan Sistem

Perancangan sistem EKG ini dimulai dengan perancangan blok diagramsistem.Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Perangkat keras menggunakan sensor EKG, rangkaian penguat, rangkaian filter, rangkaian clamper, mikrokontroler (ADC terintegrasi), komunikasi serial

Bluetoothatau serial USB ,visual Inter facepada PC atau Android.

(52)

Prinsip kerja sistem:

Perubahan denyut jantung akan diterima oleh sensor elektroda (1). Kemudian akan diteruskan ke rangkaian penguat awal (2), dimana rangkaian penguat bertujuan untuk memberikan penguatan tingkat pertama, dan rangkaian bandpass filter (3) untuk menghilangkan noise yang didapat oleh sinyal denyut jantung tersebut, digunakan gabungan rangkaianlowpassfilter danhighpassfilter. Setelah proses penguatan awal dan filter maka sinyal akan dikuatkan kembali pada penguatantahap kedua yaitu pada rangkaian penguat akhir (4). Setelah melalui semua penguatan dan filter maka sinyal EKG yang telah terbaca pada osiloskop akan digeser agar semua sinyal bernilai positif menggunakan rangkaian clamper

(5),dan diteruskan ke port ADC pada mikrokontroler (6) untuk diubah kedalam bentuk digital dan diproses agar dapat dikirim dengan media komunikasi modul

Bluetoothatau serial USB (7). Setelah itu data akan diterima dan diproses melalui sebuah personal computer (PC) atau Android (8) untuk menampilkan kembali sinyal asli EKG yang telah didigitalisasi.

Penjelasan setiap diagram blok sistem diuraikan sebagai berikut. 1. Sensor EKG

(53)

2. Penguat Awal

Sinyal tubuh umumnya memiliki amplitudo yang sangat kecil dalam jangkauan mV.Sehingga dalam sistem instrumentasi biomedik modern, peran rangkaian penguat sangat penting.Penguat untuk sinyal biomedik sering disebut sebagai biopontensial amplifier.Dalam hal ini penguat digunakan untuk menguatkan sinyal dengan memelihara bentuk dan karakteristik dari sinyal aslinya.Penguat awal biopotensial jantung menggunakan serangkaian penguat operasional yang umum disebut sebagai penguat instrumentasi. 3. Filter

Sinyal EKG mempunyai amplitudo sangat kecil sehingga rawan terhadap interferensi dari sinyal lain seperti sinyal otot, pergerakan sensor dan interferensi dari tegangan jala-jala listrik.Untuk meredam sinyal-sinyal interferensi tersebut maka digunakan rangkaian filter untuk mendapatkan sinyal EKG yang baik. Filter adalah rangkaian yang digunakan untuk melewatkan sinyal-sinyal dengan frekuensi yang diinginkan dan meredam sinyal-sinyal diluar batas frekuensi sinyal EKG.

4. Penguat Akhir

(54)

5. Clamper

Rangakaian clamper berfungsi sebagai penggeser sinyal, dimana dalam instrumentasi sinyal EKG mempunyai amplitudo sinyal yang masih terukur negatif, dapat dilihat pada alat ukur osiloskop baseline sinyal EKG masih berada pada nilai dibawah garis nol, ini menyebabkan sinyal yang akan dikonversi oleh ADC tidak dapat terbaca sebagian. Oleh karena itu dibutuhkan rangakaian clamper untuk menggeser baseline sinyal EKG tersebut agar semua sinyal EKG berada pada daerah positif.

6. Pada rancangan sistem EKG ini digunakan mikrokontroler ATmega8535 sebagai pusat pengolahan data serta sebagai kontrol. Fungsi ATmega8535 dalam rangkaian ini adalah mengontrol laju sampling dari ADC, melakukan konversi sinyal ECG ke digital dan mengirimkan data sinyal EKG digitalke PC atau Android melalui mediaBluetoothatau kabel USB serial.

7. Bluetooth dan kabel USB serial

Modul Bluetooth HC-05 dan kabel USB serial adalah sebagai media komunikasi data secara serial antara alat EKG dengan personal computer

(PC) atau Android. 8. Visual Interface

(55)

3.2 Pemilihan Komponen

Pemilihan jenis-jenis komponen yang akan digunakan dalam perancangan dan pembuatan suatu perangkat adalah hal yang sangat mutlak untuk dilakukan, karena hal tersebut akan berdampak terhadap kualitas perangakat, efisiensi, dan efektifitas perangkat yang akan dibuatnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan komponen adalah kualitas masing-masing komponen, keakuratan dan tingkat kecepatan dalam melakukan tugas/pekerjaan, kehandalan, bentuk serta dimensi komponen, dan juga dana yang sedapat mungkin ditekan agar lebih efisien dalam halfinancial-nya.

Dalam perancangan dan pembuatan tugas akhir ini yang berjudul Telemonitoring Elektrokardiogarfi Portabel, proses pemilihan jenis komponen

harus benar-benar diperhatikan agar didapatkan hasil yang maksimal dengan biaya yang minimal.

3.2.1 Pemilihan Jenis Penguat Instrumentasi

(56)

Tabel 3.1 Perbandingan Penguat Instrumentasi

INA114 AD623 AD620

Jumlah Penguat 1 buah 1 buah 1 buah

Slewrate 0.6 V/uS 0.3 V/Us 1.2V/Us

Gain 1–10000 1–1000 1–10000

Bandwidth 1 Mhz 800 Khz 1 Mhz

CMRR 115 dB 105 dB 110 Db

Harga Rp. 204.000 Rp. 143.000 Rp. 50.000

Berdasarkan tabel perbandingan diatas, IC penguat instrumentasi AD620 dipilih karena AD620 mempunyai slewerate yang lebih tinggi, gain hingga 10.000 kali,

Bandwidth yang lebar dan CMRR yang besar. Selain itu harga AD620 lebih terjangkau murah dan mudah ditemukan dipasaran.AD620 cocok digunakan dalam perancangan alat ECG ini sebagai penguat instrumentasi biopotensial jantung.

3.2.2 Pemilihan Jenis Penguat Operasional

Pemilihan jenis op-amp juga hal yang sangat penting, dikarenakan alat yang dibuat berhubungan dengan rangkaian analog dan sinyal-sinyal analog.Maka dari itu pemilihan jenis op-amp haruslah tepat agar sinyal yang melewati op-amp tidak berubah dan informasinya pun tidak rusak.

Tabel 3.2 Perbandingan Penguat Op-amp

LM741 LM324 LF353

Jumlah Penguat 1 buah 4 buah 2 buah

Slewrate 0.5 V/uS 0.4 V/uS 13 V/uS

Kosumsi Daya 50 mW 500 mW 500 mW

Bandwidth 1.5 Mhz 1.3 Mhz 3 Mhz

CMRR 90 dB 80 dB 100 dB

(57)

Berdasarkan tabel perbandingan diatas penguat op-amp LF353 mempunyai spesifikasi lebih tinggi dibanding dengan yang lain, diantaranya slewrate yang tinggi,bandwidth yang lebar dan CMRR yang besar sehingga sinyal masukan dan keluaran akan mendekati grafik linier sempurna, dengan harga yang masih relatif murah. Penguat op-amp LF353 ini dipilih karena cocok digunakan untuk perancangan alat ECG ini yang mana membutuhkan penguatan disetiap tahap dan rentan terhadap gangguan ataunoise.

3.2.3 Pemilihan Jenis Mikrokontroler

Jenis mikrokontroler yang akan digunakan untuk pembuatan alat EKGharuslah memenuhi kriteria-kriteria dasar berdasarkan sistem yang akan dibuat, seperti :

1. memiliki ADC dengan resolusi yang baik.

2. memiliki kecepatan eksekusi program yang tinggi.

3. memilikilow power systemsehingga tidak memerlukan daya yang besar untuk dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

Tabel 3.3 Perbandingan Mikrokontroler

ATMEGA8 ATMEGA32 ATMEGA8535

Kecepatan 0–16 Mhz 0–16 Mhz 0–16 Mhz

Banyak pin 28 pin 40 pin 40 pin

Memori Flash 8 Kbytes 32 Kbytes 8 Kbytes

Memori RAM 1 Kbytes 2 Kbytes 512 bytes

Resolusi ADC 10 bit 10 bit 10 bit

(58)

Dari perbandingan tabel diatas Atmega8535 mempunyai resolusi yang cukup baik dan kecepatan eksekusi program yang cepat. Walaupun mempunyai memori RAM dan memori flash yang lebih kecil dibandingkan Atmega32. Untuk perancangan alat EKG ini digunakan Atmega8535 karena harganya yang lebih murah, resolusi ADC dan kecepatan yang baik serta banyaknya jumlahportyang bisa digunakan.

3.2.4 Pemilihan Jenis Bluetooth

Modul Bluetooth serial HC-05 merupakan modul Bluetooth yang digunakan sebagai pemancar/transmiterpada alat EKG ini.Berikut adalah perbandingan modul Bluetoothserial HC-05 jika dibandingkan dengan jenis

Bluetoothyang lain.

Tabel 3.4 Perbandingan Modul Bluetooth

HC-05 SPC Blue Link DF Robot V3

Bluetooth chip CSR BC417143 Bluetron BTR310 CSR BC417143 Frekuensi Operasi 2.4–2.48 Ghz 2.4–2.49 Ghz 2.4–2.48 Ghz

Mode Master/Slave Master/Slave Slave

Catu Daya 3.3–5.0 VDC 4.8–5.2 VDC 3.5–8 VDC

Jarak Jangkauan ±10 meter ±10 meter 20 - 30 meter

Harga Rp. 215.000 Rp. 635.000 Rp. 285.000

Berdasarkan tabel perbandingan modul Bluetooth diatas, Bluetooth HC-05 memiliki fitur master/pemancar karena pada perancangan alat EKG ini dibutuhkan sebuah pemancar untuk mengirimkan data hasil konversi EKG ke

(59)

dibandingkan dengan modul Bluetooth lain sehingga dapat lebih menghemat untuk melakukan penelitian ini.

3.3 Perancangan Hardware

Pada perancangan sistem aplikasi EKG ini dalam tugas akhir ini dilakukan perancangan baik hardware dan software dengan tujuan untuk mendeskripsikan semua proses yang telah dibuat dalam bab ini. Pada perancangan hardware ini akan menjelaskan semua rangkaian yang akan dibuat dan digunakan untuk perancangan alat EKG, yaitu rangkaian penguat awal, rangkaian penguat akhir, rangkaian filter, rangkaian clamper dan rangkaian DC converter.

3.3.1 Rangkaian Penguat Awal (Pre amp)

Pada perancangan rangakaian penguat awal dalam perangkat monitoring EKG tahap pertama ini akan digunakan sebuah ic penguat instrumentasi AD620D dengan besar penguatan sebsesar 412 kali penguatan.

(60)

Rangkaian penguat sinyal EKG tahap pertama ini mempunyai komponen utama adalah penguat Intrumentasi menggunakan IC AD620Nyang dapat mengguatkan 1 – 10.000 kali penguatan.Dengan mengatur resistor R4 maka penguatan dapat diatur untuk menyesuaikan penguatan sinyal yang diharapkan. Pada pengutan sinyal EKG ini akan ditetapkan penguatan sebesar 412 kali, karena amplitudo sinyal EKG dari tubuh hanya mempunyai nilai berkisar 3 mili Volt, maka penguatan 412 kali ini bertujuan untuk mendapatkan amplitudo sinyal EKG yang bernilai di atas 1 Volt agar amplitudo dapat diolah oleh ADC mikrokontroler. Dengan menetapkan nilai resistansi R4 = Rg, maka nilai resistansi yang cocok digunakan dapat dihitung menggunakan persamaan:

R4 = ,

..…………

(1)

R4 = ,

R4 =120

Maka penguatan dapat dihitung menggunakan persamaan:

G

=

,

+

1 ………….. (2)

G = ,

+

1

G= 412.6

(61)

3.3.1.1 Realisasi Hasi

Setelah mela berdasarkan teori yan hasil rangkaian harus

Hasil Penguat Awal (Pre amp)

elakukan tahap perancangan rangkaian da ang diterapkan pada rangkaian penguat awal rus mempunyai nilai yang sesuai dengan pe

ancangan 3.3.1 diatas. Berikut gambar hasil am n penguat awal sebesar 412 kali.

udo atau V-peak-to-peakpenguat awal pada 1.20 Volt. Gelombang puncak sinyal EKG ata udo sekitar 3 mV, berarti dengan penguatan mV x 412 = 1.236 V. Hasil realisasi pengua

diharapkan.

Gambar 3.3 Hasil Penguat awal

(62)

3.3.2 Perancangan Rangkaian Penguat Akhir (Final amp)

Pada perancangan rangakaian penguat akhir dalam perangkat monitoring EKG tahap kedua ini digunakan sebuah ic penguat op-amp LF353 dengan besar penguatan yang diatur sebesar 2.5 kali penguatan.

Selain penguat intrumentasi digunakan penguatan operasional untuk menguatkan sinyal tahap kedua dengan menggunakan IC LF353. Sinyal EKG harus mempuyai penguatan bertahap untuk menguatkan kembali sinyal yang telah difilter setelah rangkaian penguat awal (pre-amp) agar informasi yang telah dikuatkan tidak hilang.

Penguatan pada tahap kedua ditentukan sebesar 2.5 kali, dengan menggunakan nilai resistansi RV2 sebagai variabel resistor feedbackatau resistor yang dapat diatur nilainya untuk mendapatkan penguatan yang terukur, melalui IC op-amp ke referensiground. Dengan R8 bernilaisebesar 150k maka nilai resistansi RV2dapat dihitung menggunakan persamaan:

(63)

RV2

=

....……….. (3)

RV2

=

.

RV2= 100 k

Maka penguatan dapat dihitung menggunakan persamaan:

G

=

+

1 ………….. (4)

G

=

+

1

G= 2.5

Dengan menggunakan persamaan (4) didapatkan hasil pengutan akhir sebesar 2.5 kali penguatan.

3.3.2.1 Realisasi Hasil Penguat Akhir (Final amp)

(64)

Hasilamplitudo didapatkan sebesar 2. berarti dengan pengua informasi sinyal EKG terjadi kehilangan si ditulis oleh “Tompki

Frekeunsi yang dibut

udo atau V-peak-to-peakpenguat akhir pada 2.96 Volt. Amplitudo pada penguat awal dida guatan 2.5 kali maka dapat dihitung, 1.2 V x 2.5

khir tersebut mempunyai beda tegangan seki asarkan estimasi perhitungan.

gan Rangkaian Filter

oloskan frekuensi sinyal EKG perlu diguna penguat awal dan penguat akhir. Untuk kebutuha KG maka frekuensi yang dibutuhkan harus t

sinyal informasi yang sebenarnya. Berdasar pkins WJ”, dalam bukunya “Biomedical Signal

butuhkan untuk sinyal EKG mempunyai rent Gambar 3.5 Hasil Penguat Akhir

da rangkaian EKG didapatkan 1.2 V, x 2.5 = 3 V. Hasil kitar 0.04 V dari

unakan filter yang butuhan monitoring us tepat agar tidak sarkan teori yang

gnal Processing”.

(65)

sekitar 0.03–100 Hz. Dengan menggabungkan antara sebuah rangkaianlow pass

filter dan rangkaian high passfilter maka didapatkan sebuah rangkaian band pass

filter yang digunakan untuk meloloskan rentangband widthfrekuensi sinyal EKG yang akan dirancang.

3.3.3.1 Rangkaian High-Pass Filter Pasif (HPF)

Pada perancangan rangakaian filter dalam perangkat monitoring EKG tahaap kedua ini akan digunakan sebuah filter low pass dengan frekuensi cut off

digunakan 106 Hz.

Rangkaian HPF digunakan untuk menghilangkan interferensi akibat pergerakan pasien terhadap sensor EKG. Frekuensi cut-off HPF ditentukan sebesar 0.03 Hz. Jenis rangkaian HPF yang digunakan merupakan filter analog pasif dengan menggunakan RC (resistor dan kapasitor) berorde-1. Dengan menggunakan nilai resistansi R5 sebesar 100k dan kapasitor 50 uF maka frekuensi

cut-offHPF dapat dihitung menggunakan persamaan:

= 1

2 .50×10 6.100×103 ………….. (3)

(66)

=

, . × . ×

= 0.03 Hz

Dengan menggunakan persamaan (3) didapatkan hasil frekuensi cut-offHPFyang diinginkan sebesar 0.03 Hz.

3.3.3.2 Rangkaian Low-Pass Filter Aktif (LPF)

Pada perancangan rangakaian filter dalam perangkat monitoring EKG tahaap kedua ini akan digunakan sebuah filter low pass dengan frekuensi cut off

digunakan 106 Hz.

Rangkaian LPF yang digunakan untuk mengurangi interferensi akibat derau jala-jala listrik 50 Hz dan interferensi akibat pergerakan otot (kontraksi otot), dan respirasi. Jenis rangkaian LPF yang digunakan merupakan campuran filter aktif. Frekuensi cut-off ditentukan berkisar 106Hz untuk keperluan Elektrokardiagrafi. Dengan menggunakan nilai resistansi 150k dan kapasitor 0.01 uF maka frekeunsi LPF dapat dihitung dengan persamaan:

(67)

=

π. . × . × ………….. (4)

=

, . . × . ×

= 106 Hz

Dengan menggunakan persamaan (4) didapatkan hasil frekuensi cut-offLPF yang diinginkan sebesar 106 Hz.

3.3.4 Rangkaian Penguat dan Filter Keseluruhan

(68)

3.3.5 Perancangan Rangkaian Clamper

Pada perancangan rangakaian clamper dalam perangkat monitoring EKG ini akan digunakan sebuah ic op-amp LF 353 dengan penguatan yang terjadi sebesar 1.4 Volt dan besar maksimum pergeseran sinyal yang terjadi sebesar 5 Volt.

Sinyal EKG mempunyai tegangan terukur negatif, hal ini mengakibatkan ADC tidak dapat mengolah sinyal EKG di luar rentangan tegangan 0 - 5 volt. Oleh karena itu rangkaian clamper dibutuhkan untuk menggeserbaseline sinyal ECG agar seluruh sinyal EKG dapat diolah ADC. Rangkaian clamper terdiri dari rangkaian summer amplifier dengan masukan non-inverting. Rangkaian summer amplifier akan menjumlah sinyal tegangan keluaran dari rangkaian penguat akhir dan rangkaian tegangan pembagi (divider voltage). Tegangan pembagi diinginkan bekerja antara 0 –5 volt. Dengan menggunakan nilai resistansi R13 = 39k dan RV1 = 50k, maka pembagi nilai tegangan dapat ditentukan menggunakan persamaan:

(69)

=

× 9 V ………….. (5)

=

× 9 V

= 5.02 Volt

Dengan menggunakan persamaan (5) didapatkan hasil tegangan maksimum untuk daerah kerjaclampersebesar 5 Volt.

Selain berfungsi menggeser baseline sinyal EKG, rangkaian clamper ini juga mempunyai penguatan sebesar 1.4 kali. Dengan menetapkan nilai resistansi R15 = 10k dan R14 = 25k maka penguat dapat dihitung menggunakan persamaan:

Gain_clamper =

+

1 ………….. (6)

Gain_clamper =

+

1

Gain_clamper = 1.4

Dengan menggunakan persamaan (6) didapatkan hasil penguatan pada rangkaian

(70)

3.3.4.1 Realisasi Hasi

Setelah mela berdasarkan teori yan rangkaian harus me dijelaskan pada pera pergeseran sinyal den

Hasil pergeseraan sin

line sinyal dinaikan rangkaian clamper ini didapatkan sebesar 2.96

clamper,maka dapat yang terjadi pada ran dari nilai tegangan be

Gam

Hasil Clamper dan Penguat Clamper

elakukan tahap perancangan rangkaian da ang diterapkan pada rangkaian clamper EKG mempunyai nilai yang sesuai dengan per perancangan 3.3.5 di atas. Berikut gambar hasi dengan penguatan 1.4 kali pada rangkaian clampe

sinyal terlihat pada tanda panah berwarna mer n dari titik nol. Hasilpenguatan amplitudo ya ini sebesar 4.32 Volt, penguatan amplitudo 2.96 Volt, berarti dengan penguatan 1.4 kali at dihitung, 2.96 V x 1.4 = 4.1 V. Hasil real rangkaian tersebut mempunyai beda tegangan n berdasarkan estimasi perhitungan.

ambar 3.10 Hasil Clamper dan Penguat Clampe

dan perhitungan

yang terjadi pada udo rangkaian akhir kali dari rangkaian ealisasi penguatan an sekitar 0.22 V

(71)

3.3.6 PerancanganSistem Minimum Mikrokontroler8535

Pada perancangan rangakaian sistem minimum mikrokontroler digunakan sebuah ic mikrokontroler Atmega8535 dengan besar resolusi ADC 10 bit dan digunakan kecepatan clock sebesar 12 Mhz.

Gambar 3.11 diatas merupakan skematik sistem minimum mikrokontroler ATmega8535. Penggunaan sistem minimum mikrokontroler adalah untuk menjalankan fungsi dari IC (Integrated Circuit) mikrokontroler itu sendiri. Mikrokontroler ATmega8535 bekerja sebagai pusat kendali yang menerima masukan dari perangkat penguat sinyal EKG untuk kemudian mengeksekusi proses ADC dan melakukan transimiter data kePC atau Android melalui media

bluetooth.

(72)

3.3.7 Perancangan Rangkaian DC Konverter

Pada perancangan rangakaian DC konverter atau rangkaian pembalik tegangan DC ini digunakan sebuah ic ICL7660, berfungsi untuk membalikan tegangan positif masukan yang diberikan agar didapatkan tegangan keluaran yang bernilai negatif.

Pada IC penguat instrumentasi AD620N dan operasional LF353 membutuhkan catu daya simetris agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Sumber tegangan pada baterai mempunyai tegangan sekitar +9 Volt DC, agar mendapatkan tegangan -9 Volt DC tanpa harus menggunakan rangkaian regulator simetris tegangan DC dengan transformator maka digunakan sebuah IC ICL7660 sebagai konverter tegangan +9 Volt DC menjadi -9 Volt DC. Dengan menggunakan rangkaian konverter DC IC ICL7660 diharapkan dapat menghemat penggunaan tempat pada perangkat EKG portabel ini, sehingga dapat mempunyai bentuk alat yang kecil dan minimalis serta tidak membutuhkan transformator.

(73)

3.3.8 Perancangan Transmiter Data Via Bluetooth

Pada perancangan rangakaian transmiter data melalui media Bluetoothini digunakan sebuah modul Bluetooth HC-05, yang dapat berfungsi sebagai

slaveatau penerima dan sebagaimasteratau pengirim.

Modul Bluetooth HC-05 digunakan untuk mengirim data secara serial yang akan diterima oleh PC dan melakukan proses plotting. Mikrokontroler ATmega8535 bertugas memproses data analog menjadi data digital dan melakukan eksekusi proses pengiriman data per bit ke modul Bluetoth HC-05.Modul BluetoothHC-05 menggunakan tegangan supply 5 VDC yang diambil dari modul mikrokontroler ATmega8535. Rangkaiantransmitter BluetoothHC-05 pada ATmega8535 dapat dilihat pada gambar 3.13 diatas.

Gambar

Gambar 2.11 Sensor EKG
Gambar 2.12 IC AD620
Gambar 2.13 Respon Lowpass Filter
Gambar 2.14 Respon Highpass Filter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pupuk organik dengan taraf dosis 30 kg tanaman -1 tahun -1 pada percobaan 1 menghasilkan pertumbuhan kelapa sawit umur satu tahun pada tanah marginal

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sifat listrik dan mekanik yang terbaik dari sintesis piezoelectric barium titanate dengan metode sol-gel sehingga dapat

Sehubungan dengan itu, maka perlu disusun Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan dan Ujian Bagi Calon Penguji Uji Kompetensi yang dapat digunakan oleh lembaga sertifikasi

Berkembangnya pendapat dikalangan masyarakat bahwa pesantren identik dengan tempat yang cenderung kumuh, santrinya banyak yang menderita penyakit kulit (karena tempat yang

Hasil penelitian menunjukkan: (1) 21 pengrajin bata merah memiliki jumlah tanggungan kecil (2) 24 pengrajin mengeluarkan modal kecil untuk satu kali produksi (3)

ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan, yang tentunya dalam proses belajar di kampus mereka sering mendapatkan informasi me- ngenai hal-hal yang

Federici dan Skaalvik (2011) dalam penelitiannnya terhadap 300 kepala sekolah di Norwegia yang dilakukannya menunjukan bahwa efikasi diri kepala sekolah memiliki

Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yang telah membagikan ilmunya melalui setiap kelas yang diikuti oleh peneliti, sehingga