• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pereduksian Peubah Pada Metode Two Step Cluster (Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan Di Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pereduksian Peubah Pada Metode Two Step Cluster (Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan Di Jawa Barat)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN

RANI KARLINA. Pereduksian Peubah Pada Metode Two Step Cluster (Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat). Dibimbing oleh UTAMI DYAH SYAFITRI

dan AAM ALAMUDI.

Penggerombolan adalah proses mengelompokkan objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kemiripan atau ketakmiripan. Permasalahan yang biasa timbul pada analisis gerombol ini yaitu berkaitan dengan jenis peubah yang digunakan dan ukuran data (n) yang sangat besar. Two Step Cluster merupakan analisis penggerombolan yang dirancang untuk menangani data dengan ukuran yang besar dan dapat digunakan untuk peubah kontinu dan kategorik karena fungsi jarak yang digunakan adalah jarak Log Likelihood atau Euclidian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Podes Sensus Ekonomi tahun 2005 untuk wilayah Jawa Barat.

(2)

PEREDUKSIAN PEUBAH PADA METODE

TWO STEP CLUSTER

(Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat)

RANI KARLINA

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

RINGKASAN

RANI KARLINA. Pereduksian Peubah Pada Metode Two Step Cluster (Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat). Dibimbing oleh UTAMI DYAH SYAFITRI

dan AAM ALAMUDI.

Penggerombolan adalah proses mengelompokkan objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kemiripan atau ketakmiripan. Permasalahan yang biasa timbul pada analisis gerombol ini yaitu berkaitan dengan jenis peubah yang digunakan dan ukuran data (n) yang sangat besar. Two Step Cluster merupakan analisis penggerombolan yang dirancang untuk menangani data dengan ukuran yang besar dan dapat digunakan untuk peubah kontinu dan kategorik karena fungsi jarak yang digunakan adalah jarak Log Likelihood atau Euclidian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Podes Sensus Ekonomi tahun 2005 untuk wilayah Jawa Barat.

(4)

PEREDUKSIAN PEUBAH PADA METODE

TWO STEP CLUSTER

(Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat)

OLEH :

RANI KARLINA

G14103031

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sains

Pada

Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul : Pereduksian Peubah Pada Metode

Two Step Cluster

(Studi Kasus

Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat)

Nama : Rani Karlina

NRP : G14103031

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Utami Dyah Syafitri, M.Si

Ir. Aam Alamudi, M.Si

NIP 132311922

NIP 131950980

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. Drh. Hasim, DEA

NIP 131578806

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat serta umatnya hingga akhir zaman.

Banyak ilmu, pelajaran dan masukan yang bermanfaat dirasakan oleh penulis selama menyelesaikan karya ilmiah ini, sehingga pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih, kepada :

1. Ibu Utami Dyah Syafitri, M.Si dan Bapak Ir. Aam Alamudi, M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan, saran serta masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

2. Seluruh dosen Departemen Statistika IPB atas segala ilmu yang bermanfaat.

3. Karya ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Papahku tersayang dan Mamahku tercinta (terima kasih untuk doanya, kasih sayang dan motivasi), serta my luvly sister Alline (thanks buat semua kelakuannya).

4. Keluarga-keluargaku yang lain, yang ada di Jakarta dan di Bogor. Makasih buat doanya. 5. Sahabat-sahabatku tersayang, Adist, Rahayu, Meylinda, Yuni dan Vina. Thanks buat

semuanya, thanks for the great 4 years in Statistika. We will still be, friends forever. 6. Ahmad Rasyid Fadlilah Putera Ariyat. Thanks buat semua support, kesabaran dan

sayangnya. I don’t know I have to say what to you. Thanks for everything honey. LuvU.. ^_^

7. Aang (teman seperjuangan waktu PL), Edo (tempat curhat yang baik), Riko, Dwi, Bayu, Daus, Adit, Wondo, Ema (teman satu PS), Essi, Muti, dan semua teman seperjuangan di STK 40. I’m gonna miss you all.

8. Teman-teman main, Achie (my best friend), Yasmin, Tiwi, Pipit, Nyie, Juju dan Reni. 9. Ibu Dedeh, Bang Sudin, Ibu Sulis, Ibu Markonah, Pak Iyan, Mang Herman, Mang Dur,

Bu Aat. Thanks buat semua bantuannya, maaf kalo sering ngerepotin. 10. Adik-adik kelas 41, 42 dan 43 buat keceriannnya.

11. Ka Irfan, statistics tutor. Thanks y Ka..

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Bogor, November 2007

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Bogor pada tanggal 6 Desember 1985 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, anak pasangan Enan M. Adiwilaga dan Avyantini Soewarma.

Pada tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri Polisi 4 Bogor, dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SLTP Negeri 4 Bogor dan lulus tahun 2000. Penulis menyelesaikan studi di SMU Negeri 2 Bogor pada tahun 2003 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 1

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol ... 1

Two Step Cluster ... 2

Pembentukan Gerombol Awal ... 2

Pembentukan Gerombol Optimal ... 3

Ukuran Jarak ... 4

BAHAN DAN METODE Bahan ... 5

Metode ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data ... 5

Penggerombolan Desa/Kelurahan Tanpa Pereduksian Peubah Menggunakan Two Step Cluster ... 5

Pereduksian Peubah ... 6

Penggerombolan Desa/Kelurahan dengan Pereduksian Peubah Menggunakan Two Step Cluster ... 7

Perbandingan Gerombol ... 7

SIMPULAN ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan Metode Hirarki, Non Hirarki, dan Two Step Cluster ... 2

Tabel 2. Distribusi Hasil Penggerombolan Sebelum Pereduksian Peubah ... 6

Tabel 3. Distribusi Hasil Penggerombolan Setelah Pereduksian Peubah ... 7

Tabel 4. Tabulasi Silang Hasil Penggerombolan Sebelum dan Sesudah Pereduksian Peubah ... 7

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. CF Tree ... 2

Gambar 2. Proses Pembelahan dari Satu Dahan Menjadi Dua Dahan ... 3

Gambar 3. Tahapan Penelitian yang Dilakukan ... 5

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol ... 9

2. Tabel BIC (Schwarz’s Bayesian Criterion) Sebelum Mengalami Pereduksian

Peubah ... 10

3. Nilai Rataan dan Simpangan Baku Untuk Masing-masing Gerombol Sebelum

Mengalami Pereduksian Peubah ... 11

4. Tingkat Kepentingan Peubah Kategorik Untuk Masing-masing Gerombol

Sebelum Mengalami Pereduksian Peubah ... 12

5. Tingkat Kepentingan Peubah Kontinu Untuk Masing-masing Gerombol

Sebelum Mengalami Pereduksian Peubah ... 13

6. Karakteristik Masing-masing Gerombol Sebelum Mengalami Pereduksian

Peubah ... 14

7. Nilai Korelasi Peubah-peubah Kontinu ... 15

8. Hasil Uji Asosiasi Antar Peubah Kategorik ... 16

9. Tabel BIC (Schwarz’s Bayesian Criterion) Setelah Mengalami Pereduksian

Peubah ... 18

10. Nilai Rataan dan Simpangan Baku Untuk Masing-masing Gerombol Setelah

Mengalami Pereduksian Peubah ... 18

11. Tingkat Kepentingan Peubah Kategorik Untuk Masing-masing Gerombol

Setelah Mengalami Pereduksian Peubah ... 19

12. Tingkat Kepentingan Peubah Kontinu Untuk Masing-masing Gerombol

Setelah Mengalami Pereduksian Peubah ... 20

13. Karakteristik Masing-masing Gerombol Setelah Mengalami Pereduksian

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

P e n g g e r o m b o l a n a d a l a h p r o s e s mengelompokkan objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kemiripan atau ketakmiripan. Hasil dari penggerombolan akan menunjukkan bahwa objek-objek yang berada dalam satu gerombol akan lebih homogen dibandingkan antar gerombol. Metode penggerombolan yang sering digunakan adalah metode penggerombolan berhirarki dan metode penggerombolan non hirarki. Peubah yang dapat digerombolkan oleh kedua metode tersebut berupa peubah kontinu.

Permasalahan yang biasa timbul pada analisis gerombol ini yaitu berkaitan dengan jenis peubah yang digunakan dan ukuran data (n) yang sangat besar. Untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut, Chiu et al (2001) telah mengembangkan algoritma Two Step Cluster dengan menggunakan software SPSS yang memungkinkan untuk mengolah data yang memiliki tipe peubah yang berbeda, yaitu kontinu dan kategorik.

Two Step Cluster merupakan analisis penggerombolan yang dirancang untuk menangani data dengan ukuran yang sangat besar. Fungsi jarak yang digunakan adalah jarak Euclidian atau jarak Log Likelihood. Karena menggunakan ukuran jarak tersebut, maka dimungkinkan digunakan berbagai tipe data baik kontinu maupun kategorik. Hasil akhir dari metode ini adalah pembentukan gerombol optimal berdasarkan kriteria tertentu.

Windy (2005) telah melakukan penggerombolan desa/kelurahan di Jawa Barat menggunakan metode Two Step Cluster dengan data Podes 2003, tetapi tidak memperhatikan hubungan antar peubahnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan penggerombolan desa/kelurahan di Jawa Barat berdasarkan karakteristik yang terdapat dalam Podes 2005 dengan memperhatikan hubungan antar peubahnya.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menggerombolkan desa/kelurahan di

wilayah Jawa Barat menggunakan metode Two Step Cluster dan menjelaskan karakteristik masing-masing gerombol (sebelum dan sesudah pereduksian peubah).

2. Membandingkan hasil penggerombolan antara sebelum dan sesudah pereduksian peubah.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Gerombol

Analisis gerombol merupakan salah satu metode peubah ganda yang tujuan utamanya adalah mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Analisis gerombol mengklasifikasikan objek sehingga setiap objek yang terdapat di dalam satu gerombol memiliki kesamaan yang tinggi sesuai dengan kriteria pemilihan yang ditentukan. Hasil dari pengelompokkan harus memperlihatkan keragaman yang kecil di dalam satu gerombol dan keragaman yang besar antar gerombol (Hair et al, 1998). Ada dua metode yang sudah umum dilakukan dalam analisis gerombol, yaitu metode hirarki dan metode non hirarki.

Metode Hirarki

Metode penggerombolan berhirarki digunakan jika banyaknya gerombol yang akan dibentuk belum diketahui sebelumnya. Metode ini ditujukan untuk ukuran data yang kecil (n < 500). Metode penggerombolan berhirarki ini dibedakan menjadi dua yaitu metode penggabungan (agglomerative) dan metode pemisahan (divisive) (Hair et al, 1998).

Metode agglomerative dimulai dengan n buah gerombol yang masing-masing beranggotakan satu objek. Kemudian dua gerombol yang paling dekat digabung dan ditentukan kembali kedekatan antar gerombol yang baru. Proses ini berlanjut sampai didapatkan satu gerombol yang anggotanya adalah seluruh objek.

Metode divisive dimulai dengan satu gerombol yang anggotanya adalah seluruh objek, kemudian objek-objek yang paling jauh dipisah dan membentuk gerombol lain. Proses ini berlanjut sampai semua objek masing-masing membentuk satu gerombol.

(12)

digerombolkan dengan metode ini adalah peubah kontinu (rasio dan interval) dan fungsi jarak yang sering digunakan dalam metode berhirarki ini adalah jarak Euclidian atau jarak Mahalanobis.

Metode Non Hirarki

Metode penggerombolan non hirarki digunakan jika banyaknya gerombol yang akan dibentuk sudah diketahui sebelumnya. Metode ini cocok digunakan pada data yang berukuran besar (2000). Contoh dari metode non hirarki adalah K-means. Langkah pertama dalam metode k-means yaitu menentukan besarnya k, yaitu banyaknya gerombol. Pemilihan k dapat ditentukan secara subyektif berdasarkan latar belakang bidang masing-masing. Fungsi jarak yang sering digunakan adalah jarak Euclidian. Jenis peubah yang dapat digerombolkan dengan metode ini adalah peubah kontinu (Hair et al, 1998).

Two Step Cluster

Two Step Cluster adalah analisis

penggerombolan yang dirancang untuk menangani data dengan ukuran yang sangat besar. Analisis ini juga dapat mengatasi masalah pengukuran dengan tipe data yang berbeda yaitu kontinu dan kategorik. Fungsi jarak yang digunakan dalam Two Step Cluster adalah jarak Euclidian atau jarak Log Likelihood (Bacher et al, 2004).

Prosedur penggerombolan objek dalam Two Step Cluster ini dilakukan melalui dua tahapan yaitu tahap pembentukan gerombol awal dan tahap pembentukan gerombol optimal (Chiu et al, 2001). Perbandingan antara metode hirarki, non hirarki dan Two Step Cluster selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Pembentukan Gerombol Awal

Pada tahapan ini dilakukan pembentukan Cluster Features (CF) Tree. CF Tree terdiri dari tingkatan cabang (depth) dan masing-masing cabang berisikan angka yang dimasukkan. Jika dimisalkan sebuah pohon, maka cabang tersebut terdiri dari batang, dahan, dan daun. Tingkatan daun atau daun entri merepresentasikan hasil akhir anak gerombol. Maksimum depth dan maksimum node yang digunakan mengikuti default dari SPSS yaitu sebanyak 3 dan 8. Sehingga maksimum daun entri (anak gerombol) yang terbentuk adalah 512 anak gerombol.

Tabel 1. Perbandingan Metode Hirarki, Non Hirarki, dan Two Step Cluster

Aspek yang diban-dingkan

Metode Hirarki

Metode Non Hirarki

Two Step Cluster

Ukuran data

Untuk data kecil

Untuk data besar

Untuk data sangat besar

Jenis

peubah Kontinu Kontinu

Kontinu dan kategorik

Banyak gerombol

Belum diketahui

Sudah

diketahui Belum diketahui

Ukuran jarak

Euclidian atau

Mahala-nobis

Euclidian Euclidian atau Log Likelihood

Asumsi sebaran

Tidak ada asumsi

Tidak ada asumsi

• Peubah kontinu menyebar normal • Peubah

kategorik menyebar multinomial • Antar

peubahnya saling bebas

Metode

Pengga-bungan ( agglome-rative) dan pemisahan (divisive)

K-means

• Pemben-tukan CF

Tree

Agglome-rative

• Menentu-kan gerombol optimal

Prosedur CF Tree diawali dengan memilih satu amatan secara acak sebagai amatan awal yang akan diukur jaraknya satu persatu terhadap amatan lainnya dengan menggunakan ukuran jarak yang telah ditentukan. Jika besarnya jarak tersebut lebih kecil dari batas penerimaan (treshold distance), maka amatan akan masuk dalam daun entri yang sama dengan yang awal. Sebaliknya, jika jarak tersebut lebih besar dari batas penerimaan, maka amatan akan masuk dalam daun entri yang baru. Batas penerimaan (treshold distance) merupakan suatu nilai yang dimulai dari nol dan akan berubah mengikuti ukuran jarak terkecil di antara anak gerombol yang terbentuk.

Gambar 1. CF Tree

daun

dahan

(13)

Jika tidak ada lagi tempat dalam cabang daun untuk menciptakan daun entri baru (node telah melewati batas maksimum), maka cabang daun akan terbagi menjadi dua. Jika dimisalkan pada sebuah pohon, dari satu dahan membelah menjadi dua dahan. Entrian pada cabang daun yang asli akan dibagi ke dalam dua grup (dahan) dengan menggunakan pasangan daun terjauh sebagai penempatan dan membagi-bagikan sisa entrian berdasarkan kriteria kedekatan.

Gambar 2. Proses Pembelahan dari Satu Dahan Menjadi Dua Dahan

Begitu juga pada cabang dahan, apabila tidak tersedia tempat untuk menciptakan daun entri baru, maka batang akan terbagi dua dengan menggunakan pasangan dahan terjauh sebagai penempatan dan membagi-bagikan sisa entrian berdasarkan kriteria kedekatan.

Proses ini akan berlanjut sampai semua amatan selesai dimasukkan. Jika CF Tree berkembang melebihi batas ukuran maksimum, maka CF Tree akan dibangun ulang dengan meningkatkan kriteria batas penerimaan.

Pembentukan Gerombol Optimal

Pada tahapan ini, hasil dari tahap pertama yaitu CF Tree digerombolkan menggunakan analisis gerombol hirarki dengan metode agglomerative. Suatu gerombol dikatakan optimal apabila memiliki jarak antar gerombol paling jauh dan jarak antar objek dalam gerombol tersebut paling dekat.

Langkah pertama yang dilakukan dalam menentukan gerombol optimal adalah

menghitung BIC (Schwarz’s Bayesian

Criterion) atau AIC (Akaike’s Information Criterion) untuk tiap gerombol. Hasil perhitungan tersebut digunakan untuk menduga jumlah gerombol. Langkah kedua adalah mencari peningkatan jarak terbesar antara dua gerombol terdekat pada masing-masing tahapan penggerombolan.

Rumus BIC dan AIC untuk gerombol J adalah sebagai berikut :

BIC (J) = -2

= + ξ J 1 j j

j m log(N) (1)

AIC (J) = -2

= + ξ J 1 j j

j 2m (2)

dengan:

(

)

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + − = ∑ ∑ = = A B K k K k jk jk k

j N E

1 1

2

2 ˆ ˆ

ˆ log 2 1 σ σ ξ ∑ = − = Lk

l j jkl j jkl jk N N N N E 1 log ˆ ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧ + = ∑ = B K k K A

j J K L

m 1 ) 1 ( 2

N = jumlah total observasi

Nj = jumlah observasi di dalam gerombol j

Njkl = jumlah data di gerombol j untuk

peubah kategorik ke-k dengan kategori ke-l

2

ˆk

σ = ragam dugaan untuk peubah kontinu ke-k untuk keseluruhan observasi 2

ˆjk

σ = ragam dugaan untuk peubah kontinu ke-k dalam gerombol j

KA = jumlah total peubah kontinu KB = jumlah total peubah kategorik

LK = jumlah kategori untuk peubah

kategorik ke-k

Solusi gerombol yang terbaik memiliki BIC terkecil, tetapi ada beberapa kasus dalam penggerombolan dimana BIC akan terus menurun nilainya bila jumlah gerombol semakin meningkat. Maka dalam situasi tersebut, ratio BIC Changes (rasio perubahan BIC) dan ratio of Distance Measure Changes (rasio perubahan jarak) mengidentifikasi solusi gerombol terbaik.

Menurut Chiu et al (2001) BICk atau AICk

menghasilkan penduga awal yang baik bagi jumlah gerombol maksimum. Jumlah gerombol maksimum adalah banyaknya gerombol yang memiliki rasio BICk/BICl yang

pertama kali lebih kecil dari c1. Nilai c1 =0.04,

berdasarkan studi simulasi (Bacher et al, 2004).

Jumlah gerombol yang terbentuk dapat diketahui dengan menggunakan perbandingan antar jarak untuk k gerombol, dengan rumus perbandingannya sebagai berikut :

R(k) = dk-1 / dk (3)

dk = lk-1 - lk (4)

dimana:

R(k) = rasio perubahan jarak lv = (mvlog n - BICv)/2 atau

lv = (2mv - AICv)/2

v = k, k-1

dk-1 = jarak jika k gerombol digabungkan

(14)

Jumlah gerombol optimal diperoleh berdasarkan ketentuan ditemukannya perbedaan yang nyata pada rasio perubahan gerombol. Rasio perubahan gerombol dihitung sebagai berikut:

R(k1)/R(k2) (5)

dimana :

R(k1) = rasio perubahan jarak terbesar

pertama

R(k2) = rasio perubahan jarak terbesar

kedua

Jika rasio perubahan lebih besar dari nilai batas c2, jumlah gerombol optimal ditetapkan

sama dengan k1, selainnya jumlah gerombol

optimal sama dengan maksimum {k1,k2}. Nilai

c2 = 1.15, berdasarkan studi simulasi (Bacher

et al, 2004).

Ukuran Jarak

Ukuran kemiripan dan ketakmiripan yang digunakan dalam analisis gerombol adalah jarak antar objek dan jarak antar gerombol. Fungsi jarak yang sering digunakan antara lain adalah :

Jarak Euclidian

Jarak Euclidian adalah jarak yang paling umum dan paling sering digunakan dalam analisis gerombol. Jarak Euclidian antara dua titik dapat terdefinisikan dengan jelas. Jarak ini digunakan apabila semua peubah yang digunakan adalah peubah kontinu (Johnson & Wichern, 2002).

Jarak Euclidian antara gerombol ke-i dan ke-j dari p peubah didefinisikan :

(

)

2

1 1 2 ) , ( =⎢⎣

⎥⎦⎤ = p i i j X X j i

d (6)

dengan : ) , (i j

d = jarak antara objek i ke objek j

i

X = nilai tengah pada gerombol ke-i

j

X = nilai tengah pada gerombol ke-j p = banyaknya peubah yang diamati

Jarak Manhattan

Ukuran ini merupakan bentuk umum dari jarak Euclidian (Johnson & Wichern, 2002). Fungsi jaraknya didefinisikan :

(

)

k

p i k i j X X j i d 1 1 ) , ( =⎢⎣

⎥⎦

=

(7) dengan :

) , (i j

d = jarak antara objek i ke objek j

i

X = nilai tengah pada gerombol ke-i

j

X = nilai tengah pada gerombol ke-j p = banyaknya peubah yang diamati

Jarak Mahalanobis

Jarak Mahalanobis sangat berguna dalam menghilangkan atau mengurangi perbedaan skala pada masing-masing komponen. Pada permasalahan tertentu, pada saat menentukan jarak, perlu juga dipertimbangkan ragam dan peragam (Johnson & Wichern, 2002). Jarak Mahalanobis didefinisikan :

(

) (

)

2

1 1

' )

,

(i j =⎡⎢⎣XiX j SXiX j ⎥⎦

d (8)

dengan : ) , (i j

d = jarak antara objek i ke objek j

i

X = nilai tengah pada gerombol ke-i

j

X = nilai tengah pada gerombol ke-j 1

S = matriks ragam peragam gabungan antara Xi dan Xj

Jarak Log Likelihood

Jarak Log Likelihood dapat diterapkan untuk peubah kontinu maupun kategorik. Asumsi yang ada pada jarak ini adalah peubah kontinu menyebar normal, peubah kategorik menyebar multinomial dan antar peubahnya saling bebas. Metode Two Step Cluster cukup tegar terhadap pelanggaran asumsi tersebut sehingga metode ini masih dapat digunakan ketika terjadi pelanggaran asumsi.

Jarak antara gerombol j dan s didefinisikan: s j s j s j

d( , )=ξ +ξ −ξ , (9) dengan :

(

)

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + − = ∑ ∑ = = A B K k K k jk jk k

j N E

1 1

2

2 ˆ ˆ

ˆ log 2

1 σ σ

ξ

(

)

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + − = ∑ ∑ = = A B K k K k sk sk k

s N E

1 1

2

2 ˆ ˆ

ˆ log 2

1 σ σ

ξ

(

)

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + − = ∑ ∑ = = A B K k K k jsk jsk k s

j N E

1 1

2 2

, 2logˆ ˆ ˆ

1 σ σ

ξ

=

= Lk

l j jkl j jkl jk N N N N E 1 log ˆ

N = jumlah total observasi

Nj = jumlah observasi di dalam gerombol j

Njkl = jumlah data di gerombol j untuk

peubah kategorik ke-k dengan

kategori ke-l

2

ˆk

σ = ragam dugaan untuk peubah kontinu ke-k untuk keseluruhan observasi 2

ˆjk

σ = ragam dugaan untuk peubah kontinu ke-k dalam gerombol j

(15)

KB = jumlah total peubah kategorik

LK = jumlah kategori untuk peubah

kategorik ke-k

d(j,s) = jarak antara gerombol j dan s <j,s> = indeks kombinasi gerombol j dan s

BAHAN DAN METODE

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Podes Sensus Ekonomi tahun 2005 untuk wilayah Jawa Barat. Data populasi tersebut digunakan karena dianggap jumlah amatannya cukup besar dan terdiri dari peubah-peubah yang bertipe kontinu dan kategorik. Kategori peubah yang akan digunakan yaitu:

1. Keterangan umum desa/kelurahan 2. Kependudukan dan ketenagakerjaan 3. Perumahan dan lingkungan hidup 4. Sosial budaya

5. Rekreasi, hiburan dan olahraga 6. Angkutan, komunikasi dan informasi 7. Penggunaan lahan

8. Ekonomi

M a s i n g - ma s i n g k a t e g o r i p e u b ah dijabarkan ke dalam peubah-peubah yang lebih terperinci (Lampiran 1).

Metode

Secara garis besar, tahapan penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan Gambar 3.

Gambar 3. Tahapan Penelitian yang Dilakukan

Y a n g p e r t a ma k a l i d i l a k u k a n y a i t u melakukan penggerombolan dengan memasukkan semua peubah kemudian menjelaskan masing-masing karakteristik gerombolnya. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan asumsi korelasi dan memilih peubah-peubah mana saja yang saling bebas untuk kemudian dilakukan penggerombolan dengan peubah yang sudah direduksi. Kemudian dijelaskan masing-masing karakteristik gerombolnya. Langkah terakhir yaitu membandingkan hasil penggerombolan antara sebelum dan sesudah pereduksian peubah. Perangkat lunak yang digunakan adalah adalah SPSS 13 for Windows dan Microsoft Excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Desa/kelurahan yang berada di Jawa Barat secara keseluruhan terdiri dari 5808 desa. Pada Gambar 4 terlihat bahwa jumlah desa yang berstatus perkotaan sebanyak 1834 atau 32% sedangkan desa/kelurahan yang berstatus pedesaan sebanyak 3974 atau 68% dari keseluruhan.

Status Desa

Perkotaan 32%

Pedesaan 68%

Gambar 4. Persentase Status Desa/Kelurahan

Penggerombolan Desa/Kelurahan Tanpa Pereduksian Peubah Menggunakan Two Step Cluster

Dalam penentuan jumlah gerombol, digunakan nilai BIC yang ditentukan secara subjektif karena perhitungan AIC maupun BIC memberikan hasil yang relatif sama. Gerombol yang dihasilkan pada tahap pertama sebanyak 10 gerombol. Hal ini terlihat dari rasio BICk/BICl yang pertama kali lebih kecil

dari nilai 0.04. Pada gerombol 10, nilai dari rasio tersebut sebesar 0.036. Sedangkan untuk penentuan jumlah gerombol optimal didasarkan pada rasio perubahan gerombol. Pada Lampiran 2, dua nilai R(k) terbesar Pemeriksaan

asumsi korelasi

Pemilihan peubah yang saling bebas

Two step cluster dengan peubah yang sudah

direduksi

Karakteristik gerombol Two step cluster

dengan semua peubah

Karakteristik gerombol

(16)

terdapat pada solusi dua gerombol (R(k) = 2.375) dan solusi empat gerombol (R(k) = 2.320). Rasio antara kedua nilai tersebut adalah 1.023 dan lebih kecil dari batas nilai konstanta c2 = 1.15. Oleh karena itu, dalam

kasus ini empat gerombol merupakan solusi optimal.

Seluruh anggota populasi amatan terdistribusi ke dalam empat gerombol yang terbentuk sehingga dapat dikatakan tidak ada pencilan pada data ini. Distribusi anggota dari masing-masing gerombol yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Hasil Penggerombolan Sebelum Pereduksian Peubah

Gerombol N Total (%)

1 2 3 4

1692 283 670 3163

29.1 4.9 11.5 54.5

Total 5808 100

Karakteristik masing-masing gerombol dapat dijelaskan melalui Lampiran 3, 4 dan 5. Lampiran 3 menampilkan rataan dan simpangan baku dari masing-masing peubah untuk masing-masing gerombol. Sedangkan Lampiran 4 dan 5 menampilkan selang kepentingan dari peubah-peubah untuk masing-masing gerombol. Lampiran 4 menampilkan uji chi-square untuk peubah yang bertipe kategorik dan Lampiran 5 adalah uji t-students untuk peubah yang bertipe kontinu. Karakteristik masing-masing gerombol dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Gerombol satu dapat dikategorikan ke

dalam gerombol pedesaan. Hal ini terlihat dari tingginya persentase keluarga pertanian yang ada. Hal ini diperkuat juga dengan cukup tingginya jumlah lahan pertanian yang ada. Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas yang ada dilihat dari segi angkutan, komunikasi, dan informasi seperti jumlah keluarga yang berlangganan telepon kabel, jumlah wartel/warpostel dan jumlah warnet yang memiliki nilai kecil.

2. Gerombol dua dapat dikategorikan ke dalam gerombol daerah industri. Walaupun pada gerombol ini memiliki jumlah lahan pertanian yang paling tinggi, tapi diimbangi juga dengan jumlah industri yang ada.

3. Gerombol tiga dapat dikategorikan ke dalam gerombol perkotaan. Hal ini terlihat dari jumlah lahan yang ada dimana memiliki nilai yang terkecil.

Kebalikan dari lahan-lahan yang ada, j u ml a h f a s i l i t a s - f a s i l i t a s s e p e r t i w a r t e l / w a r p o s t e l , w a r n e t d a n supermarket memiliki nilai yang terbesar pada gerombol ini. Sumber penghasilan utama dari gerombol ini pun berasal dari perdagangan besar/eceran dan jasa. 4. Gerombol empat memiliki karakteristik

yang hampir sama dengan gerombol satu. Sumber penghasilan utamanya berasal dari pertanian. Untuk fasilitas-fasilitas yang ada tidak berbeda terlalu jauh dengan gerombol satu.

Masing-masing karakteristik dari masing-masing gerombol dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 6.

Pereduksian Peubah

Pemeriksaan hubungan atau asosiasi antar peubah digunakan untuk melihat peubah-peubah mana saja yang akan direduksi. Untuk peubah-peubah yang bertipe kontinu, digunakan nilai korelasi untuk menentukan hubungan antar peubahnya sedangkan untuk peubah-peubah yang bertipe kategorik digunakan uji asosiasi.

Untuk memilih peubah-peubah mana saja yang harus direduksi, dilakukan korelasi antar peubah kontinu. Setelah didapatkan hasil korelasi dari masing-masing peubahnya, dilihat peubah-peubah mana saja yang memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan peubah lainnya kemudian dipilih salah satu dari dua peubah yang saling berkorelasi tersebut untuk direduksi. Dari 24 peubah kontinu, setelah diperiksa terdapat 13 pasang peubah yang memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan peubah-peubah lainnya sehingga peubah-peubah tersebut direduksi.

(17)

Penggerombolan Desa/Kelurahan dengan Pereduksian Peubah Menggunakan Two Step Cluster

Dalam penentuan jumlah gerombol, digunakan nilai BIC yang ditentukan secara subjektif karena perhitungan AIC maupun BIC memberikan hasil yang relatif sama. Berbeda dengan hasil penggerombolan tanpa pereduksian peubah, gerombol yang dihasilkan pada tahap pertama ini sebanyak 12 gerombol. Hal ini terlihat dari rasio BICk/BICl

yang pertama kali lebih kecil dari nilai 0.04. Pada gerombol 12, nilai dari rasio tersebut sebesar 0.038. Sedangkan untuk penentuan jumlah gerombol optimal didasarkan pada rasio perubahan gerombol. Pada Lampiran 9, dua nilai R(k) terbesar terdapat pada solusi tiga gerombol (R(k) = 2.528) dan solusi tujuh gerombol (R(k) = 1.659). Rasio antara kedua nilai tersebut adalah 1.523 dan lebih besar dari batas nilai konstanta c2 = 1.15. Oleh karena

itu, dalam kasus ini tiga gerombol merupakan solusi optimal. Distribusi anggota dari masing-masing gerombol yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Hasil Penggerombolan Setelah Pereduksian Peubah

Gerombol N Total (%)

1 2 3 4007 319 1482 69 5.5 25.5

Total 5808 100

Karakteristik masing-masing gerombol dapat dijelaskan melalui Lampiran 10, 11 dan 12. Lampiran 10 menampilkan rataan dan simpangan baku dari masing-masing peubah untuk masing-masing gerombol. Sedangkan Lampiran 11 dan 12 menampilkan selang kepentingan dari peubah-peubah untuk masing-masing gerombol. Lampiran 11 menampilkan uji chi-square untuk peubah yang bertipe kategorik dan Lampiran 12 adalah uji t-students untuk peubah yang bertipe kontinu.

Hasil penggerombolan setelah adanya pereduksian peubah ini bukan hasil mentah dari output mentah yang ada, tetapi telah disesuaikan dengan karakteristik hasil penggerombolan sebelum adanya pereduksian p e u b a h . K a r a k t e r i s t i k ma s i n g - ma s i n g gerombol dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Gerombol satu dapat dikategorikan ke

dalam gerombol pedesaan. Hal ini terlihat dari cukup tingginya jumlah lahan pertanian yang ada dan diperkuat juga

oleh sumber penghasilan utama dari gerombol ini yang berasal dari pertanian. Kebalikan dari jumlah lahan yang ada, untuk jumlah terminal dan jumlah industri memiliki nilai yang terkecil diantara gerombol lainnya.

2. Gerombol dua dapat dikategorikan ke dalam gerombol daerah industri. Walaupun jumlah lahan pertanian yang ada memiliki nilai yang paling tinggi dan sebagian besar penghasilan utamanya berasal dari pertanian, hal ini diimbangi juga dengan jumlah industri yang ada. 3. Gerombol tiga dikategorikan ke dalam

gerombol perkotaan. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah lahan pertanian yang ada. Tetapi kebalikannya, untuk fasilitas-fasilitas dan industri, gerombol ini memiliki jumlah yang paling besar jika dibandingkan dengan gerombol lainnya. Sumber penghasilan utama dari gerombol ini pun berasal dari perdagangan besar/eceran dan jasa.

Masing-masing karakteristik dari masing-masing gerombol dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 13.

Perbandingan Gerombol

Berdasarkan hasil penggerombolan sebelum dan setelah pereduksian peubah, dilakukan tabulasi silang untuk melihat seberapa konsisten anggota dari hasil penggorombolan sebelum pereduksian dengan setelah dilakukan pereduksian dan distribusi penyebaran gerombol keempat pada hasil penggerombolan sebelum pereduksian peubah.

T a b e l 4 . T a b u l a s i S i l a n g H a s i l Penggerombolan Sebelum dan Sesudah Pereduksian Peubah

Sebelum

1 2 3 4 Total

1 N % kolom 1582 93.5% 13 4.6% 22 3.3% 2390 75.6% 4007 69.0% 2 N

% kolom 45 2.7% 244 86.2% 2 0.3% 28 0.9% 319 5.5% Sesudah

3 N % kolom 65 3.8% 26 9.2% 646 96.4% 745 23.6% 1482 25.5%

Total N

% kolom 1692 100% 283 100% 670 100% 3163 100% 5808 100%

(18)

overestimate sebanyak 136 (5.14%) desa/kelurahan.

Pendistribusian anggota gerombol empat hasil penggerombolan dengan semua peubah, terlihat bahwa sebagian besar (75.6%) terdistribusi ke dalam anggota gerombol satu. Hal ini dibuktikan dengan miripnya karakteristik pada gerombol empat dengan gerombol satu. Sedangkan sebanyak 0.9% terdistribusi ke dalam gerombol dua dan sebanyak 23.6% terdistribusi ke dalam gerombol tiga.

Hasil ini menunjukkan bahwa hasil penggerombolan sebelum dan sesudah pereduksian peubah memberikan hasil yang relatif sama karena tingginya persentase kekonsistenannya. Sehingga untuk efisiensi disarankan untuk menggunakan hasil penggerombolan sesudah pereduksian peubah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penggerombolan dengan me t o d e T w o S t e p C l u s t e r s e b e l u m pereduksian peubah, didapatkan gerombol optimal sebanyak empat gerombol. Sedangkan dari hasil penggerombolan sesudah pereduksian peubah, didapatkan gerombol optimal sebanyak tiga gerombol. Karakteristik gerombol satu sampai dengan tiga baik untuk hasil penggerombolan sebelum dan sesudah pereduksian peubah memiliki karakteristik yang sama. Gerombol satu merupakan gerombol yang dapat dikategorikan ke dalam gerombol pedesaan, gerombol kedua dikategorikan ke dalam daerah industri, gerombol ketiga dikategorikan ke dalam gerombol perkotaan, dan gerombol keempat pada hasil penggerombolan sebelum pereduksian memiliki karakteristik yang mirip dengan gerombol satu. Dilihat dari kedua hasil t e r s e b u t , d a p a t d i t u n j u k k a n b a h w a pemeriksaan hubungan atau asosiasi antar peubah perlu diperhatikan agar dihasilkan gerombol yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Bacher J, Wenzig K, Vogler M. 2004. SPSS Two Step Cluster – A First Evaluation. http://www.statisticalinnovations.com/pro ducts/Two Step.pdf. [4 Juni 2007].

Chiu T, Fang D, Chen J, Wang Y, and Jeris C. (2001). A Robust and Scalable Clustering Algorithm for Mixed Type Attributes in Large Database Environment. Proceedings of the 7th ACM SIGKDD International

Conference on Knowledge Discovery and Data Mining 2001.

Hair JFJr, Anderson RE, Tatham RL, Black WC. 1998. Multivariate Data Analysis. Ed ke-5. New Jersey : Prentice Hall.

(19)
(20)

Lampiran 1. Peubah-peubah yang Digunakan dalam Analisis Gerombol

Kategori Peubah Peubah Keterangan (satuan) Tipe Peubah

Keterangan Umum

Desa/Kelurahan X1 Letak geografis desa/kelurahan Kategorik

X2 Jumlah penduduk laki-laki (orang) Kontinu

X3 Jumlah penduduk perempuan (orang) Kontinu

X4 Jumlah keluarga (keluarga) Kontinu

X5 Persentase keluarga pertanian (persen) Kontinu

Kependudukan dan Ketenagakerjaan

X6 Sumber penghasilan utama Kategorik

X7 Keluarga yang menggunakan listrik Kategorik

X8 Penerangan jalan utama desa/kelurahan Kategorik

Perumahan dan Lingkungan Hidup

X9 Bahan bakar yang digunakan Kategorik

Sosial Budaya X10 Desa/kelurahan dihuni oleh lebih dari 1

suku etnis Kategorik

X11 Tempat hiburan alam bahari Kategorik

X12 Tempat hiburan alam non bahari Kategorik

X13 Tempat hiburan budaya Kategorik

Rekreasi, Hiburan, dan Olahraga

X14 Gedung bioskop Kategorik

X15 Jenis permukaan jalan yang terluas Kategorik

X16 Jumlah terminal (unit) Kontinu

X17

Jumlah keluarga yang berlangganan

telepon kabel (keluarga) Kontinu

X18 Jumlah wartel/warpostel (unit) Kontinu

X19 Jumlah warnet (unit) Kontinu

X20 Kantor pos Kategorik

Angkutan, Komunikasi, dan

Informasi

X21 Sinyal telepon genggam Kategorik

X22 Luas desa/kelurahan (km2) Kontinu

X23 Luas lahan sawah (km2) Kontinu

X24

Luas lahan sawah berpengairan yang

diusahakan (km2) Kontinu

X25

Luas lahan sawah tidak berpengairan

yang diusahakan (km2) Kontinu

X26 Luas lahan sementara tidak diusahakan

(km2) Kontinu

X27 Luas lahan bukan sawah (km2) Kontinu

X28 Luas lahan pertanian (km2) Kontinu

X29 Luas ladang yang diusahakan (km2) Kontinu

X30 Luas ladang yang tidak diusahakan (km2) Kontinu

Penggunaan Lahan

X31 Luas lahan untuk non pertanian (km2) Kontinu

X32 Kawasan industri Kategorik

X33 Sentra industri Kategorik

X34 Lingkungan/perkampungan industri kecil Kategorik

X35 Jumlah industri besar (unit) Kontinu

X36 Jumlah industri sedang (unit) Kontinu

X37 Jumlah supermarket (unit) Kontinu

X38 Jumlah bank umum (unit) Kontinu

Ekonomi

X39 Jumlah biro/agen perjalanan (unit) Kontinu

(21)

Lampiran 2. Tabel BIC (Schwarz’s Bayesian Criterion) Sebelum Mengalami Pereduksian Peubah

Number of Clusters

Schwarz's Bayesian

Criterion (BIC) BIC Change

Ratio of BIC Changes

Ratio of Distance Measures

1 160214.399

2 124624.116 -35590.283 1.000 2.375

3 110008.390 -14615.726 .411 1.547

4 100789.925 -9218.466 .259 2.320

5 97180.680 -3609.244 .101 1.245

6 94408.837 -2771.844 .078 1.091

7 91921.289 -2487.548 .070 1.268

8 90094.960 -1826.329 .051 1.063

9 88415.819 -1679.141 .047 1.209

10 87137.618 -1278.201 .036 1.060

11 85967.679 -1169.938 .033 1.214

12 85117.467 -850.212 .024 1.045

13 84331.245 -786.222 .022 1.160

14 83741.963 -589.282 .017 1.096

(22)

Lampiran 3. Nilai Rataan dan Simpangan Baku Untuk Masing-masing Gerombol Sebelum Mengalami Pereduksian Peubah

Gerombol Peubah* Statistik

1 2 3 4 Overall

X2 rataan

simp.baku 2065.50 901.949 3017.06 1351.31 8063.40 5630.16 2874.45 1397.31 3244.32 2863.93 X3 rataan

simp.baku 2046.90 863.19 2975.55 1377.07 8071.43 5861.68 2827.18 1350.90 3212.07 2909.40 X4 rataan

simp.baku 1152.73 485.99 1667.60 768.96 3922.85 2626.64 1506.17 701.42 1689.86 1355.73 X5 rataan

simp.baku 74.03 14.983 69.38 20.07 11.54 18.37 56.55 23.66 57.08 27.55 X16 rataan

simp.baku 0.02 0.14 0.25 0.57 0.22 0.43 0.05 0.22 0.07 0.27 X17 rataan

simp.baku 10.27 31.65 47.14 194.59 1471.19 1751.48 99.69 210.12 229.29 763.07 X18 rataan

simp.baku 1.17 1.87 2.40 4.04 14.30 11.40 3.14 3.44 3.82 6.19 X19 rataan

simp.baku 0.01 0.12 0.07 0.67 1.02 1.82 0.03 0.18 0.14 0.73 X22 rataan

simp.baku 681.82 485.74 2886.50 12990.30 262.87 206.47 385.35 321.79 579.46 2935.87 X23 rataan

simp.baku 166.04 116.41 543.69 473.54 45.55 80.79 176.15 149.68 176.05 190.71 X24 rataan

simp.baku 102.53 97.64 268.61 406.78 32.76 68.16 147.69 148.08 127.17 160.30 X25 rataan

simp.baku 62.06 76.04 245.06 332.79 11.74 35.14 27.36 56.39 46.28 106.14 X26 rataan

simp.baku 1.32 6.70 29.94 72.21 1.00 5.58 1.00 5.54 2.50 18.03 X27 rataan

simp.baku 515.50 463.03 2342.57 13009.90 217.15 180.89 208.92 282.16 403.15 2922.43 X28 rataan

simp.baku 281.91 343.11 619.04 947.86 18.76 57.29 70.61 142.39 152.91 332.46 X29 rataan

simp.baku 126.86 191.76 443.81 882.64 17.85 62.53 37.45 83.08 81.04 247.53 X30 rataan

simp.baku 9.59 28.95 117.69 241.78 3.70 15.41 3.39 15.89 10.80 61.97 X31 rataan

simp.baku 96.56 202.32 1161.57 13023.90 176.55 148.70 97.05 205.63 157.95 2885.64 X35 rataan

simp.baku 0.05 0.76 0.17 0.92 3.41 10.05 0.18 0.93 0.52 3.66 X36 rataan

simp.baku 0.08 0.44 0.19 0.99 4.15 9.54 0.41 1.38 0.73 3.63 X37 rataan

simp.baku 0.02 0.20 0.04 0.31 2.12 2.82 0.11 0.42 0.31 1.21 X38 rataan

simp.baku 0.01 0.11 0.06 0.27 1.39 2.11 0.07 0.31 0.20 0.87 X39 rataan

simp.baku 0.02 0.19 0.01 0.08 0.53 1.04 0.03 0.21 0.09 0.43 X40 rataan

simp.baku 842.29 570.19 457.85 388.97 9731.30 9156.80 2086.76 1532.52 2526.71 4262.64

(23)

X21 X11 X1 X15 X8 X9 X6 X7 X10 X32 X12 X13 X33 X14 X20 X34

Va

ria

b

le

250 200 150 100 50 0

Chi-Square

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 2

X9 X21 X8 X15 X14 X6 X20 X11 X32 X7 X1 X10 X34 X13 X12 X33

Var

iab

le

1,500 1,000

500 0

Chi-Square

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 4

Lampiran 4. Tingkat Kepentingan Peubah Kategorik Untuk Masing-masing Gerombol Sebelum Mengalami Pereduksian Peubah

X9 X21 X6 X8 X15 X20 X10 X34 X32 X33 X14 X13 X12 X7 X1 X11

Var

iab

le

4,000 3,000 2,000 1,000 0

Chi-Square

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 1

X6 X9 X20 X21 X14 X8 X32 X15 X10 X33 X34 X13 X1 X12 X7 X11

Va

ria

b

le

2,500 2,000 1,500 1,000 500 0

Chi-Square

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 3

(24)

X40 X39 X17 X37 X23 X5 X25 X36 X38 X28 X30 X29 X26 X35 X18 X24 X16 X22 X3 X2 X27 X19 X31 X4 Va riab le 20 0 -20 -40 -60 -80 -100 Student's t Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 2

X27 X17 X19 X22 X28 X29 X37 X30 X38 X35 X25 X31 X40 X3 X26 X2 X4 X39 X36 X18 X24 X16 X5 X23 Vari able 10 0 -10 -20 -30 -40 Student's t Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 4

Lampiran 5. Tingkat Kepentingan Peubah Kontinu Untuk Masing-masing Gerombol Sebelum Mengalami Pereduksian Peubah

X2 X3 X17 X18 X36 X37 X38 X40 X5 X4 X19 X35 X28 X16 X39 X31 X24 X27 X29 X22 X25 X26 X23 X30 Va ri a b le 100 0 -100 -200 -300 Student's t Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 1

X5 X28 X23 X22 X24 X27 X29 X25 X18 X2 X4 X3 X40 X17 X37 X38 X19 X30 X39 X36 X16 X35 X26 X31 Var iab le 20 0 -20 -40 -60 Student's t Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 3

(25)

Lampiran 6. Karakteristik Masing-masing Gerombol Sebelum Mengalami Pereduksian Peubah

No. Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4

1

Terdiri dari 1692 desa/kelurahan (29.1%) 1. Persentase keluarga pertanian 2. Bahan bakar yang digunakan kayu

bakar

3. Ada lemah sinyal telepon genggam

Terdiri dari 283 desa/kelurahan (4.9%) 1. Jumlah terminal

2. Luas desa/kelurahan 3. Luas lahan sawah

4. Luas lahan sawah berpengairan yang diusahakan

5. Luas lahan sawah tidak berpengairan yang diusahakan

6. Luas lahan sementara tidak diusahakan

7. Luas lahan bukan sawah 8. Luas lahan pertanian 9. Luas ladang yang diusahakan 10. Luas ladang yang tidak diusahakan 11. Luas lahan untuk non pertanian

Terdiri dari 670 desa/kelurahan (11.5%) 1. Jumlah penduduk laki-laki 2. Jumlah penduduk perempuan 3. Jumlah keluarga

4. Jumlah keluarga yang berlangganan telepon kabel

5. Jumlah wartel/warpostel 6. Jumlah warnet 7. Jumlah industri besar 8. Jumlah industri sedang 9. Jumlah supermarket 10. Jumlah bank umum 11. Jumlah biro/agen perjalanan 12. Kepadatan penduduk 13. Sumber penghasilan utama dari

perdagangan besar/eceran dan jasa

Terdiri dari 3163 desa/kelurahan (54.5%) 1. Sumber penghasilan utama dari

pertanian

2. Bahan bakar yang digunakan minyak tanah

3. Ada kuat sinyal telepon genggam

2

1. Luas lahan sawah tidak berpengairan yang diusahakan 2. Luas lahan sementara tidak

diusahakan

3. Luas lahan bukan sawah 4. Luas lahan pertanian 5. Luas ladang yang diusahakan 6. Sumber penghasilan utama dari

pertanian

1. Persentase keluarga pertanian 2. Bahan bakar yang digunakan kayu

bakar

3. Jumlah bank umum 4. Jumlah industri besar

1. Jumlah terminal

2. Bahan bakar yang digunakan minyak tanah

3. Ada kuat sinyal telepon genggam

1. Jumlah keluarga yang berlangganan telepon kabel

2. Luas lahan sawah berpengairan yang diusahakan

3. Jumlah industri sedang 4. Jumlah supermarket 5. Kepadatan penduduk

3

1. Jumlah penduduk laki-laki 2. Jumlah penduduk perempuan 3. Jumlah keluarga

4. Jumlah keluarga yang berlangganan telepon kabel

5. Jumlah wartel/warpostel 6. Jumlah warnet

7. Luas lahan untuk non pertanian 8. Jumlah industri besar 9. Jumlah industri sedang 10. Jumlah supermarket 11. Jumlah bank umum

1. Jumlah biro/agen perjalanan 2. Kepadatan penduduk 3. Sumber penghasilan utama dari

pertanian

4. Ada kuat sinyal telepon genggam

1. Persentase keluarga pertanian 2. Luas desa/kelurahan 3. Luas lahan sawah

4. Luas lahan sawah berpengairan yang diusahakan

5. Luas lahan sawah tidak berpengairan yang diusahakan

6. Luas lahan sawah sementara tidak diusahakan

7. Luas lahan pertanian 8. Luas ladang yang diusahakan

1. Luas lahan bukan sawah 2. Luas ladang yang tidak diusahakan

Catatan: No merupakan keterangan peubah dalam mencirikan gerombol

(26)

Lampiran 7. Nilai Korelasi Peubah-peubah Kontinu

X2 X3 X4 X5 X16 X17 X18 X19 X22 X23 X24 X25

X2 1 .988 .948 -.513 .127 .806 .610 .405 .026 -.104 -.080 -.069

X3 .988 1 .954 -.509 .128 .820 .606 .417 .034 -.106 -.081 -.069

X4 .948 .954 1 -.489 .129 .781 .592 .404 .045 -.068 -.049 -.050

X5 -.513 -.509 -.489 1 -.130 -.463 -.502 -.316 .026 .305 .238 .185

X16 .127 .128 .129 -.130 1 .092 .151 .095 -.006 -.029 -.033 -.003

X17 .806 .820 .781 -.463 .092 1 .559 .451 .007 -.187 -.157 -.096

X18 .610 .606 .592 -.502 .151 .559 1 .436 -.017 -.169 -.126 -.110

X19 .405 .417 .404 -.316 .095 .451 .436 1 .019 -.115 -.090 -.066

X22 .026 .034 .045 .026 -.006 .007 -.017 .019 1 .103 .064 .083

X23 -.104 -.106 -.068 .305 -.029 -.187 -.169 -.115 .103 1 .817 .530

X24 -.080 -.081 -.049 .238 -.033 -.157 -.126 -.090 .064 .817 1 -.048

X25 -.069 -.069 -.050 .185 -.003 -.096 -.110 -.066 .083 .530 -.048 1

X26 .010 .007 .021 .024 .002 -.008 -.020 -.023 .031 .198 .029 .142

X27 .033 .041 .050 .007 -.004 .020 -.006 .027 .998 .038 .011 .049

X28 -.092 -.093 -.076 .230 -.015 -.116 -.133 -.064 .136 .124 .004 .209

X29 -.043 -.044 -.031 .142 -.009 -.075 -.083 -.043 .117 .145 .047 .183

X30 -.018 -.018 -.013 .061 0.17 -.033 -.041 -.012 .058 .065 -.007 .106

X31 .048 .057 .062 -.033 -.002 .040 .017 .038 .984 .010 .007 .008

X35 .179 .173 .187 -.201 .034 .140 .176 .097 -.003 -.078 -.073 -.031

X36 .220 .219 .213 -.242 .14 .170 .173 .129 -.014 -.086 -.076 -.039

X37 .580 .588 .561 -.378 .129 .599 .465 .414 .020 -.152 -.121 -.087

X38 .305 .310 .300 -.340 .192 .333 .381 .378 .020 -.131 -.107 -.071

X39 .221 .227 .219 -.201 .066 .256 .259 .228 -.020 -.115 -.099 -.054

X40 .516 .516 .470 -.547 .095 .503 .472 .366 -.065 -.284 -.226 -.162

X26 X27 X28 X29 X30 X31 X35 X36 X37 X38 X39 X40

X2 .010 .033 -.092 -.043 -.018 .048 .179 .220 .580 .305 .221 .516

X3 .007 .041 -.093 -.044 -.018 .057 .173 .219 .588 .310 .227 .516

X4 .021 .050 -.076 -.031 -.013 .062 .187 .213 .561 .300 .219 .470

X5 .024 .007 .230 .142 .061 -.033 -.201 -.242 -.378 -.340 -.201 -.547

X16 .002 -.004 -.015 -.009 .017 -.002 .034 .014 .129 .192 .066 .095

X17 -.008 .020 -.116 -.075 -.033 .040 .140 .170 .599 .333 .256 .503

X18 -.020 -.006 -.133 -.083 -.041 .017 .176 .173 .465 .381 .259 .472

X19 -.023 .027 -.064 -.043 -.012 .038 .097 .129 .414 .378 .228 .366

X22 .031 .998 .136 .117 .058 .984 -.003 -.014 .020 .020 -.020 -.065

X23 .198 .038 .124 .145 .065 .010 -.078 -.086 -.152 -.131 -.115 -.284

X24 .029 .011 .004 .047 -.007 .007 -.073 -.076 -.121 -.107 -.099 -.226

X25 .142 .049 .209 .183 .106 .008 -.031 -.039 -.087 -.071 -.054 -.162

X26 1 .018 .043 .038 .125 .007 .002 .000 -.013 -.018 -.017 -.045

X27 .018 1 .129 .108 .054 .988 .002 -.009 .030 .029 -.013 -.047

X28 .043 .129 1 .150 .185 -.002 -.038 -.066 -.094 -.090 -.065 -.202

X29 .038 .108 .150 1 .126 .003 -.029 -.040 -.065 -.061 -.050 -.135

X30 .125 .054 .185 .126 1 .001 .000 -.011 -.028 -.029 -.021 -.071

X31 .007 .988 -.002 .003 .001 1 .009 .002 .047 .045 -.001 -.011

X35 .002 .002 -.038 -.029 .000 .009 1 .439 .146 .115 .111 .071

X36 .000 -.009 -.066 -.040 -.011 .002 .439 1 .141 .102 .084 .171

X37 -.013 .030 -.094 -.065 -.028 .047 .146 .141 1 .421 .267 .385

X38 -.018 .029 -.090 -.061 -.029 .045 .115 .102 .421 1 .315 .358

X39 -.017 -.013 -.065 -.050 -.021 -.001 .111 .084 .267 .315 1 .202

(27)

Lampiran 8. Hasil Uji Asosiasi Antar Peubah Kategorik

Peubah

χ

2 Nilai-p

X1 vs X6

X1 vs X7

X1 vs X8

X1 vs X9

X1 vs X10

X1 vs X11

X1 vs X12

X1 vs X13

X1 vs X14

X1 vs X15

X1 vs X20

X1 vs X21

X1 vs X32

X1 vs X33

X1 vs X34

49.371 2.785 0.000 1.764 1.421 1496.901 4.579 3.969 0.311 20.110 0.016 20.951 0.391 4.182 6.381 0.000* 0.095 0.998 0.623 0.233 0.000* 0.032* 0.046* 0.577 0.000* 0.899 0.000* 0.532 0.041* 0.012* X6 vs X7

X6 vs X8

X6 vs X9

X6 vs X10

X6 vs X11

X6 vs X12

X6 vs X13

X6 vs X14

X6 vs X15

X6 vs X20

X6 vs X21

X6 vs X32

X6 vs X33

X6 vs X34

2.617 5.166 56.039 0.124 7.603 19.651 4.222 9.845 91.270 10.567 394.853 17.016 12.742 8.575 0.759 0.271 0.000* 0.940 0.180 0.001* 0.121 0.007* 0.000* 0.005* 0.000* 0.000* 0.002* 0.014* X7 vs X8

X7 vs X9

X7 vs X10

X7 vs X11

X7 vs X12

X7 vs X13

X7 vs X14

X7 vs X15

X7 vs X20

X7 vs X21

X7 vs X32

X7 vs X33

X7 vs X34

27.243 13.400 13.298 0.178 0.638 0.164 0.143 16.185 1.878 44.059 0.499 0.616 0.018 0.000* 0.004* 0.000* 0.673 0.424 0.686 0.176 0.003* 0.171 0.000* 0.480 0.432 0.893 X8 vs X9

X8 vs X10

X8 vs X11

X8 vs X12

X8 vs X13

X8 vs X14

X8 vs X15

X8 vs X20

X8 vs X21

X8 vs X32

X8 vs X33

X8 vs X34

622.945 92.410 7.733 0.051 9.242 10.884 280.570 93.605 448.851 17.671 10.866 2.876 0.000* 0.000* 0.005* 0.822 0.002* 0.001* 0.000* 0.000* 0.000* 0.000* 0.001* 0.090

Peubah

χ

2 Nilai-p

X9 vs X10

X9 vs X11

X9 vs X12

X9 vs X13

X9 vs X14

X9 vs X15

X9 vs X20

X9 vs X21

X9 vs X32

X9 vs X33

X9 vs X34

85.223 12.700 3.364 17.095 46.948 406.386 192.000 1054.497 46.354 46.955 70.534 0.000* 0.005* 0.339 0.001* 0.000* 0.000* 0.000* 0.000* 0.000* 0.000* 0.000* X10 vs X11

X10 vs X12

X10 vs X13

X10 vs X14

X10 vs X15

X10 vs X20

X10 vs X21

X10 vs X32

X10 vs X33

X10 vs X34

5.401 6.134 0.301 8.975 52.410 46.878 90.371 11.518 16.902 4.427 0.020* 0.013* 0.583 0.003* 0.000* 0.000* 0.000* 0.001* 0.000* 0.035* X11 vs X12

X11 vs X13

X11 vs X14

X11 vs X15

X11 vs X20

X11 vs X21

X11 vs X32

X11 vs X33

X11 vs X34

12.986 6.209 0.366 3.731 0.676 26.180 0.047 0.184 3.109 0.000* 0.013* 0.545 0.444 0.411 0.000* 0.828 0.668 0.078 X12 vs X13

X12 vs X14

X12 vs X15

X12 vs X20

X12 vs X21

X12 vs X32

X12 vs X33

X12 vs X34

22.132 6.158 13.899 0.999 0.432 3.250 4.347 0.155 0.000* 0.013* 0.008* 0.318 0.806 0.071 0.037* 0.694 X13 vs X14

X13 vs X15

X13 vs X20

X13 vs X21

X13 vs X32

X13 vs X33

X13 vs X34

8.516 2.157 9.797 1.314 3.129 5.018 15.950 0.004* 0.707 0.002* 0.519 0.077 0.025* 0.000* X14 vs X15

X14 vs X20

X14 vs X21

X14 vs X32

X14 vs X33

X14 vs X34

(28)

Lampiran 8. (Lanjutan)

Peubah

χ

2 Nilai-p

X15 vs X20

X15 vs X21

X15 vs X32

X15 vs X33

X15 vs X34

77.430 400.355 5.166 18.147 28.826

0.000* 0.001* 0.271 0.001* 0.000* X20 vs X21

X20 vs X32

X20 vs X33

X20 vs X34

80.241 18.036 0.778 5.581

0.000* 0.000* 0.378 0.018* X21 vs X32

X21 vs X33

X21 vs X34

38.072 24.545 18.722

0.000* 0.000* 0.000* X32 vs X33

X32 vs X34

378.646 184.800

0.000* 0.000* X33 vs X34 196.867 0.000*

(29)

Lampiran 9. Tabel BIC (Schwarz’s Bayesian Criterion) Setelah Mengalami Pereduksian Peubah

Number of Clusters

Schwarz's Bayesian

Criterion (BIC) BIC Change

Ratio of BIC Changes

Ratio of Distance Measures

1 57704.814

2 44980.395 -12724.420 1.000 1.413

3 36050.693 -8929.702 .702 2.528

4 32680.663 -3370.030 .265 1.133

5 29736.441 -2944.223 .231 1.436

6 27767.605 -1968.836 .155 1.097

7 25997.390 -1770.214 .139 1.659

8 25036.876 -960.514 .075 1.092

9 24180.162 -856.714 .067 1.037

10 23363.130 -817.033 .064 1.150

11 22687.542 -675.588 .053 1.259

12 22206.067 -481.475 .038 1.134

13 21813.150 -392.917 .031 1.173

14 21517.596 -295.554 .023 1.127

15 21285.523 -232.073 .018 1.006

Lampiran 10. Nilai Rataan dan Simpangan Baku Untuk Masing-masing Gerombol Setelah Mengalami Pereduksian Peubah

Gerombol Peubah* Statistik

1 2 3 Overall

X16 rataan

simp.baku

0.00 0.45

0.10 0.32

0.25 0.47

0.07 0.27 X23 rataan

simp.baku

182.30 135.64

553.94 452.25

77.79 91.63

176.05 190.71 X24 rataan

simp.baku

141.39 135.48

272.66 400.81

57.39 81.45

127.17 160.30 X25 rataan

simp.baku

39.81 62.34

252.31 318.82

19.42 43.16

46.28 106.14 X26 rataan

simp.baku

1.00 5.38

28.87 68.79

0.91 4.72

2.50 18.03 X28 rataan

simp.baku

155.50 250.66

628.12 939.04

43.62 116.13

152.91 332.46 X29 rataan

simp.baku

72.24 133.53

435.04 849.81

28.63 83.65

81.04 247.53 X30 rataan

simp.baku

5.30 19.56

110.22 230.66

4.29 18.60

10.80 61.97 X35 rataan

simp.baku

0.07 0.42

0.14 0.86

1.81 7.05

0.52 3.66 X36 rataan

simp.baku

0.18 0.72

0.16 0.92

2.36 6.81

0.73 3.63 X39 rataan

simp.baku

0.02 0.14

0.00 0.06

0.29 0.78

0.09 0.43

(30)

X1

X11

X6

X7

X12

Va

ri

a

b

le

150 100

50 0

Chi-Square

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 2

X6

X12

X11

X1

X7

Va

ri

a

b

le

1,200 1,000 800 600 400 200 0

Chi-Square

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 1

X6

X1

X11

X12

X7

Vari

able

4,000 3,000

2,000 1,000

0

Chi-Square

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 3

Lampiran 11. Tingkat Kepentingan Peubah Kategorik Untuk Masing-masing Gerombol Setelah Mengalami Pereduksian Peubah

(31)

X39

X23

X25

X36

X28

X35

X30

X29

X26

X24

X16

Variab

le

20 10 0 -10 -20 -30

Student's t

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 2

X16

X35

X36

X39

X30

X26

X24

X25

X29

X23

X28

Variab

le

20 0 -20 -40 -60 -80 -100

Student's t

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 1

X23

X28

X24

X29

X25

X16

X30

X26

X39

X36

X35

Var

iab

le

20 10 0 -10 -20 -30 -40 -50

Student's t

Test Statistic Critical Value Bonferroni Adjustment Applied

TwoStep Cluster Number = 3

Lampiran 12. Tingkat Kepentingan Peubah Kontinu Untuk Masing-masing Gerombol Setelah Mengalami Pereduksian Peubah

(32)

Lampiran 13. Karakteristik Masing-masing Gerombol Setelah Mengalami Pereduksian Peubah

No. Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3

1

Terdiri dari 4007 desa/kelurahan (69%)

1. Sumber penghasilan utama dari pertanian

Terdiri dari 319 desa/keluruhan (5.5%)

1. Luas lahan sawah

2. Luas lahan sawah berpengairan yang diusahakan

3. Luas lahan sawah tidak berpengairan yang

diusahakan

4. Luas lahan sementara tidak diusahakan

5. Luas lahan pertanian

6. Luas ladang yang diusahakan

7. Luas ladang yang tidak diusahakan

Terdiri dari 1482 desa/kelurahan (25.5%)

1. Jumlah terminal

2. Jumlah industri besar

3. Jumlah industri sedang

4. Jumlah biro/agen perjalanan

5. Sumber penghasilan utama dari jasa

2

1. Luas lahan sawah berpengairan yang

diusahakan

2. Luas lahan sawah tidak berpengairan yang

tidak diusahakan

3. Luas lahan sementara tidak diusahakan

4. Luas ladang yang diusahakan

5. Luas ladang yang tidak diusahakan

6. Jumlah industri sedang

7. Jumlah biro/agen perjalanan

1. Jumlah industri besar

2. Sumber penghasilan utama dari pertanian

3

1. Jumlah terminal

2. Jumlah industri besar

1. Jumlah industri sedang

2. Jumlah biro/agen perjalanan

1. Luas lahan sawah

2. Luas lahan sawah berpengairan yang

diusahakan

3. Luas lahan sawah tidak berpengairan yang

diusahakan

4. Luas lahan sementara tidak diusahakan

5. Luas lahan pertanian

6. Luas ladang yang diusahakan

7. Luas ladang yang tidak diusahakan

Catatan: No merupakan keterangan peubah dalam mencirikan gerombol

(33)

PEREDUKSIAN PEUBAH PADA METODE

TWO STEP CLUSTER

(Studi Kasus Penggerombolan Desa/Kelurahan di Jawa Barat)

RANI KARLINA

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(34)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

P e n g g e r o m b o l a n a d a l a h p r o s e s mengelompokkan objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kemiripan atau ketakmiripan. Hasil dari penggerombolan akan menunjukkan bahwa objek-objek yang berada dalam satu gerombol akan lebih homogen dibandingkan antar gerombol. Metode penggerombolan yang sering digunakan adalah metode penggerombolan berhirarki dan metode penggerombolan non hirarki. Peubah yang dapat digerombolkan oleh kedua metode tersebut berupa peubah kontinu.

Permasalahan yang biasa timbul pada analisis gerombol ini yaitu berkaitan dengan jenis peubah yang digunakan dan ukuran data (n) yang sangat besar. Untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut, Chiu et al (2001) telah mengembangkan algoritma Two Step Cluster dengan menggunakan software SPSS yang memungkinkan untuk mengolah data yang memiliki tipe peubah yang berbeda, yaitu kontinu dan kategorik.

Two Step Cluster merupakan analisis penggerombolan yang dirancang untuk menangani data dengan ukuran yang sangat besar. Fungsi jarak yang digunakan adalah jarak Euclidian atau jarak Log Likelihood. Karena menggunakan ukuran jarak tersebut, maka dimungkinkan digunakan berbagai tipe data baik kontinu maupun kategorik. Hasil akhir dari metode ini adalah pembentukan gerombol optimal berdasarkan kriteria tertentu.

Windy (2005) telah melakukan penggerombolan desa/kelurahan di Jawa Barat menggunakan metode Two Step Cluster dengan data Podes 2003, tetapi tidak memperhatikan hubungan antar peubahnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan penggerombolan desa/kelurahan di Jawa Barat berdasarkan karakteristik yang terdapat dalam Podes 2005 dengan memperhatikan hubungan antar peubahnya.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menggerombolkan desa/kelurahan di

wilayah Jawa Barat menggunakan metode Two Step Cluster dan menjelaskan karakteristik masing-masing gerombol (sebelum dan sesudah pereduksian peubah).

2. Membandingkan hasil penggerombolan antara sebelum dan sesudah pereduksian peubah.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Gerombol

Analisis gerombol merupakan salah satu metode peubah ganda yang tujuan utamanya adalah mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Analisis gerombol mengklasifikasikan objek sehingga setiap objek yang terdapat di dalam satu gerombol memiliki kesamaan yang tinggi sesuai dengan kriteria pemilihan yang ditentukan. Hasil dari pengelompokkan harus memperlihatkan keragaman yang kecil di dalam satu gerombol dan keragaman yang besar antar gerombol (Hair et al, 1998). Ada dua metode yang sudah umum dilakukan dalam analisis gerombol, yaitu metode hirarki dan metode non hirarki.

Metode Hirarki

Metode penggerombolan berhirarki digunakan jika banyaknya gerombol yang akan dibentuk belum diketahui sebelumnya. Metode ini ditujukan untuk ukuran data yang kecil (n < 500). Metode penggerombolan berhirarki ini dibedakan menjadi dua yaitu metode penggabungan (agglomerative) dan metode pemisahan (divisive) (Hair et al, 1998).

Metode agglomerative dimulai dengan n buah gerombol yang masing-masing beranggotakan satu objek. Kemudian dua gerombol yang paling dekat digabung dan ditentukan kembali kedekatan antar gerombol yang baru. Proses ini berlanjut sampai didapatkan satu gerombol yang anggotanya adalah seluruh objek.

Metode divisive dimulai dengan satu gerombol yang anggotanya adalah seluruh objek, kemudian objek-objek yang paling jauh dipisah dan membentuk gerombol lain. Proses ini berlanjut sampai semua objek masing-masing membentuk satu gerombol.

(35)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

P e n g g e r o m b o l a n a d a l a h p r o s e s mengelompokkan objek ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kemiripan atau ketakmiripan. Hasil dari penggerombolan akan menunjukkan bahwa objek-objek yang berada dalam satu gerombol akan lebih homogen dibandingkan antar gerombol. Metode penggerombolan yang sering digunakan adalah metode penggerombolan berhirarki dan metode penggerombolan non hirarki. Peubah yang dapat digerombolkan oleh kedua metode tersebut berupa peubah kontinu.

Permasalahan yang biasa timbul pada analisis gerombol ini yaitu berkaitan dengan jenis peubah yang digunakan dan ukuran data (n) yang sangat besar. Untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut, Chiu et al (2001) telah mengembangkan algoritma Two Step Cluster dengan menggunakan software SPSS yang memungkinkan untuk mengolah data yang memiliki tipe peubah yang berbeda, yaitu kontinu dan kategorik.

Two Step Cluster merupakan analisis penggerombolan yang dirancang untuk menangani data dengan ukuran yang sangat besar. Fungsi jarak yang digunakan adalah jarak Euclidian atau jarak Log Likelihood. Karena menggunakan ukuran jarak tersebut, maka dimungkinkan digunakan berbagai tipe data baik kontinu maupun kategorik. Hasil akhir dari metode ini adalah pembentukan gerombol optimal berdasarkan kriteria tertentu.

Windy (2005) telah melakukan penggerombolan desa/kelurahan di Jawa Barat menggunakan metode Two Step Cluster dengan data Podes 2003, tetapi tidak memperhatikan hubungan antar peubahnya. Dalam penelitian ini akan dilakukan penggerombolan desa/kelurahan di Jawa Barat berdasarkan karakteristik yang terdapat dalam Podes 2005 dengan memperhatikan hubungan antar peubahnya.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menggerombolkan desa/kelurahan di

wilayah Jawa Barat menggunakan metode Two Step Cluster dan menjelaskan karakteristik masing-masing gerombol (sebelum dan sesudah pereduksian peubah).

2. Membandingkan hasil penggerombolan antara sebelum dan sesudah pereduksian peubah.

TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Gerombol

Analisis gerombol merupakan salah satu metode peubah ganda yang tujuan utamanya adalah mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Analisis gerombol mengklasifikasikan objek sehingga setiap objek yang terdapat di dalam satu gerombol memiliki kesamaan yang tinggi sesuai dengan kriteria pemilihan yang ditentukan. Hasil dari pengelompokkan harus memperlihatkan keragaman yang kecil di dalam satu gerombol dan keragaman yang besar antar gerombol (Hair et al, 1998). Ada dua metode yang sudah umum dilakukan dalam analisis gerombol, yaitu metode hirarki dan metode non hirarki.

Metode Hirarki

Metode penggerombolan berhirarki digunakan jika banyaknya gerombol yang akan dibentuk belum diketahui sebelumnya. Metode ini ditujukan untuk ukuran data yang kecil (n < 500). Metode penggerombolan berhirarki ini dibedakan menjadi dua yaitu metode penggabungan (agglomerative) dan metode pemisahan (divisive) (Hair et al, 1998).

Metode agglomerative dimulai dengan n buah gerombol yang masing-masing beranggotakan satu objek. Kemudian dua gerombol yang paling dekat digabung dan ditentukan k

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Metode Hirarki, Non
Gambar 2. Proses Pembelahan dari Satu
Gambar 4. Persentase Status Desa/Kelurahan
Tabel 2.  Distribusi Hasil Penggerombolan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat 4 item yang masuk kedalam Kuadran I yang mana merupakan tingkat kepentingan yang relative tinggi tetapi kenyataannya belum sesuai dengan harapan pelanggan,

Memberikan pemahaman tentang bagaimana film mengkonstruksikan perempuan Papua berkaitan dengan mitos suku perempuan yang dimunculkan dalam film Lost in Papua dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga skripsi dengan judul Pola Penggunaan Obat Kortikosteroid

Xerostomia sering terjadi sebagai efek samping penggunaan obat dan salah satu obat yang dapat menyebabkan xerostomia adalah obat bronkodilator yang digunakan pasien

Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Pengendali, Anggota Dewan Komisaris lain dan/atau anggota Direksi Bank Syariah

Jika seseorang adalah wirausaha sejati, maka ada produk-produk baru yang ia ciptakan, ada cara- cara baru yang ia ciptakan dalam menjalankan usahanya.. Dan berikut

Kesalahan timbul dalam bentuk burst yaitu lebih dari satu bit terganggu dalam satu satuan waktu.Deteksi error dengan Redundansi, yaitu data tambahan yang tidak ada

Para wajib pajak merasa tidak adanya aspek keadilan bagi para pemilik usaha.. kos dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh