• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Data Mining Terhadap Penentuan Paket Hemat Sembako dan Kebutuhan Harian Mengunakan Aturan Association Rule di Primer Koperasi Kartika Baja Cilegon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Data Mining Terhadap Penentuan Paket Hemat Sembako dan Kebutuhan Harian Mengunakan Aturan Association Rule di Primer Koperasi Kartika Baja Cilegon"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

G - 1

1. DATA DIRI

Nama : Shativa Sonrisa

Tempat/Tanggal Lahir : Serang / 1 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Belum Menikah Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln. Kramat Jaya 1 No 11, Kramat Watu, Serang-Banten, 42161 (Komplek Tomon)

Nomor Telepon : 081285058958

Email : shativasonrisa@gmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

a. 2001 - 2007 : SDK BPK Penabur Serang b. 2007 - 2009 : SMPN 1 Kota Serang c. 2009 - 2011 : SMAN 2 Kota Serang

(5)

IMPLEMENTASI DATA MINING TERHADAP

PENENTUAN PAKET HEMAT SEMBAKO DAN

KEBUTUHAN HARIAN MENGGUNAKAN ATURAN

ASSOCIATION RULE DI PRIMER KOPERASI

KARTIKA BAJA CILEGON DENGAN ALGORITMA

FP-GROWTH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

Shativa Sonrisa

10112281

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, puji dan syukur pemulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi) ini dengan baik. Adapun laporan tugas akhir ini syarat utama untuk memenuhi kelulusan program pendidikan Strata 1 jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan tugas akhir sehingga masih jauh dari kata sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Hal ini dikarenakan oleh pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakannya laporan tugas akhir ini.

Selama menulis laporan tugas akhir ini, penulis telah mendapat banyak sekali bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah dengan segenap hati dan keikhlasan yang penuh membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Dengan kesadaran hati, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan segala yang terbaik sehingga penulis dapat dengan lancar menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Kedua orang tuaku, Amaludin Bachtiar dan Marhaen Dyah Ismoyowati, yang selalu mendoakan dan menyayangiku sedari kecil serta memberikan dorongan moril dan materil, motivasi, dan semangat sepenuhnya tanpa pamrih.

(7)

iv

keikhlasannya membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis dalam menulis laporan tugas akhir ini.

4. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. selaku reviewer seminar dan dosen penguji I yang telah banyak memberi masukan serta revisi yang sangat berarti dalam penelitian ini.

5. Ibu Kania Evita Dewi, S.Pd., M.Si. selaku penguji III yang telah memberi masukan yang membangun.

6. Bapak Irfan Maliki, S.T., M.T. selaku dosen wali IF-7 2012, serta Bapak dan Ibu dosen Fakultas Teknik Informatika yang telah memberi banyak ilmu baru.

7. Kedua kakakku, Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom., M.T. dan Anrio Sonri Bachtiar, S.T. yang telah menghibur penulis di saat-saat sulit.

8. Fitria Indrianti dan Ahmad Sopian, S.Kom. yang telah memberi banyak bantuan kepada penulis saat diperlukan.

9. Teman-teman IF-7, Archena, Ardi, Fahrul dan teman-teman bimbingan Pak Adam dan Bu Dian terutama Dinar Priskawati, Luthfia Sarafina.N, dan Wisnu Bima Prasetyo, S.Kom. yang telah setia menemani penulis saat tugas akhir berlangsung.

10.Primer Koperasi Kartika Baja Kodim Cilegon yang telah mengizinkan dan memberikan data untuk penelitian tugas akhir ini.

Dan semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan namanya satu persatu yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis.

Bandung, 25 Agustus 2016

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR SIMBOL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusaan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...7

2.1 Profil Instansi ... 7

2.1.1 Sejarah Primer Koperasi Kartika Baja ... 7

2.1.2 Logo ... 7

2.1.4 Visi dan Misi ... 10

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Data ... 10

(9)

vi

2.2.3 Data Mining ... 11

2.2.4 Association Rule ... 13

2.2.5 Algoritma Fp-Growth ... 15

BAB 3 PEMBAHASAN ...19

3.1 Analisis Sistem ... 19

3.1.1 Analisis Masalah ... 19

3.1.2 Business Understanding ... 19

3.1.3 Data Understanding ... 20

3.1.4 Data Preparation ... 25

3.1.5 Modelling ... 29

3.2 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 43

3.2.1 Diagram Use Case... 44

3.2.2 Activity Diagram ... 49

3.2.3 Sequence Diagram ... 53

3.2.4 Class Diagram ... 57

3.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 57

3.3.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ... 58

3.3.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 58

3.3.3 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 59

3.4 Perancangan Sistem ... 59

3.4.1 Perancangan Class ... 59

3.4.2 Perancangan Data ... 62

3.4.3 Perancangan Struktur Menu ... 66

3.4.4 Perancangan Antar Muka ... 66

(10)

vii

3.4.6 Jaringan Semantik ... 71

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ...73

4.1 Implementasi Sistem ... 73

4.1.1 Implementasi Basis Data ... 74

4.1.2 Implementasi Antarmuka ... 75

4.2 Pengujian ... 76

4.2.1 Pengujian Beta ... 76

4.2.3 Pengujian Sistem ... 76

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 81

(11)

82

DAFTAR PUSTAKA

[1] Erwin, “Analisis Market BAsket Dengan Algoritma Apriori dan Fp-Growth,” vol. 4, 2009.

[2] P. Chapman, 2000. [Online]. Available: http://the- modeling-agency.com/crisp-dm.pdf.. [Diakses 14 3 2016].

[3] F. “Buku Teks Komputer,” dalam Basis Data, 5th ed, Bandung, Informatika, 2004.

[4] R. Ramaksrihnan dan J. Gehrke, dalam Sistem Manajemen Database Edisi 3, Penerbit Andi, p. 3.

[5] B. Santosa, “Data Minning,” dalam Teknik Pemanfaat Data Untuk Keperluan Bisnis, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007.

[6] W. A. Triyanto, V. Suhartono dan H. H. , “Analisis Keranjang Pasar Menggunakan K-Medoids dan FP-Growth,” Jurnal Psedocode.ISSN 2355-5920, vol. 2, 2014.

[7] J. Han, J. Pei, Y. Yin dan R. Mao, Mining Frequent Pattern without Candidate Generation, Netherlands: Kluwer Academic Publishers, 2004.

(12)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Primer Koperasi Kartika Baja adalah sebuah usaha perdagangan barang dan jasa di Kodim 0623 Cilegon. Koperasi ini terletak di Jalan Jendral Sudirman No. 3 Cilegon, Banten. Perdagangan barang dan jasa yang disediakan di antaranya ada jasa simpan pinjam, perasuransian, perkebunan, perikanan, sembako, jasa pendidikan, dan pelatihan perkoperasian. Dalam sistem pelayanannya, Koperasi ini menerapkan konsep layaknya minimarket pada umumnya, yang membiarkan pembeli memilih barang kebutuhan yang ingin dibelinya dan membayar pada kasir yang berjaga. Selain itu juga, pembeli dapat memilih banyak pilihan barang-barang keperluan harian hingga keperluan pangkat TNI-AD. Tentu saja hal tersebut dapat memberikan kemudahan bagi pembeli yang kebanyakan adalah tentara maupun PNS yang dinas di Kodim 0623 Cilegon. Namun belakangan ini, pembelian sembako maupun kebutuhan-kebutuhan harian lainnya tingkat penjualannya lebih tinggi dibandingkan penjualan barang lain yang tersedia di koperasi. Kebutuhan harian sendiri meliputi sembako, makanan, minuman, dan berbagai jenis rokok. Sehingga penjualan sembako maupun barang-barang kebutuhan harian lainnya lebih menguntungkan.

(13)

dibiarkan tersimpan tanpa adanya pemanfaatan dari data tersebut. Pihak koperasi juga belum cukup memanfaatkan dan mengembangkan informasi tersebut untuk memperoleh suatu informasi baru yang seharusnya bisa memberikan kemudahan tersendiri bagi kedua pihak, pihak pembeli maupun pihak koperasi itu sendiri.

Oleh karena itu, untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalah tersebut, perlu dilakukannya suatu Implementasi data mining terhadap penentuan paket hemat sembako dan kebutuhan harian menggunakan aturan association rule di Primer Koperasi Kartika Baja Cilegon dengan algoritma Fp-Growth. Karena data mining dapat membantu kita melihat barang mana yang memiliki keterkaitan satu

sama lain. Algoritma Fp-Growth digunakan untuk menggali informasi yang ada di dalam data transaksi penjualan guna memprediksi kombinasi barang atau sembako mana yang paling sering dibeli secara bersamaan dan harga yang diminati oleh pembeli. Algortima yang dapat digunakan dalam metode association rule ada Fp-growth, apriori, dan lain-lain. Tapi Fp-growth lebih sedikit dalam penggunaan

memori computer dan proses pencarian frequent itemset menjadi lebih cepat [1]. Sehingga dengan pengimplementasian ini diharapkan dapat mempermudah pihak koperasi dalam penentuan paket hemat sembako dan kebutuhan harian yang akan ditawarkan kepada para pembeli atau pelanggan koperasi tersebut. Selain itu, tentunya diharapkan juga dapat meningkatkan daya tarik pembeli dalam membeli lebih banyak sembako dan barang-barang lainnya.

1.2Perumusaan Masalah

(14)

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan metode association rule dengan algoritma fp-growth pada penjualan di Primer Koperasi

Kartika Baja agar dapat dimanfaatkan untuk penentuan paket hemat sembako dan kebutuhan harian.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai untuk penelitian ini adalah mempermudah KOMURNIKKOP dalam menentukan paket hemat sembako dan kebutuhan harian.

1.4Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan diterapkan terhadap pengimplementasian data mining menggunakan association rule terhadap data transaksi di Primer Koperasi Kartika Baja adalah sebagai berikut:

1. Input yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa data transaksi penjualan.

2. Output yang dihasilkan berupa penentuan paket hemat sembako dan kebutuhan harian.

3. Tampilan paket hemat sembako dan kebutuhan harian hanya berupa teks, bukan gambar.

4. Aplikasi yang akan dibangun berbasis desktop. 5. Menggunakan bahasa pemograman C#.

1.5Metodologi Penelitian

(15)

Gambar 1. 1 Fase dalam CRISP-DM

1. Business understanding

Tahap awal ini berfokus pada penentuan tujuan bisnis, menilai situasi, penentuan sasaran data mining, dan membuat rencana proyek.

2. Data understanding

Tahap pemahaman data dimulai dengan pengumpulan data awal, menjelaskan data, menjelajahi data yang memungkinkan kita untuk lebih mengenal data, dan mengidentifikasikan masalah kualitas data,

3. Data preparation

Tahap persiapan data mencakup semua kegiatan yang diperlukan untuk membangun data set akhir dari data mentah awal. Tugas persiapan data pemilihan data, cleaning data, pembangunan data, format data, dan dekripsi dataset.

4. Modeling

Pada tahap ini, akan dilakukan pemilihan teknik pemodelan, menghasilkan desain uji, pembangunan model, serta menilai model yang telah dibuat.

5. Evaluation

(16)

meninjau kembali langkah dalam pembuatannya, untuk memastikan bahwa model benar-benar mencapai tujuan bisnis. Tujuan utama adalah untuk menentukan apakah ada beberapa masalah bisnis yang belum cukup dipertimbangkan. Pada akhir dari tahap ini, keputusan tentang penggunaan hasil data mining harus dicapai.

6. Deployment

Pada tahap ini, informasi yang telah diperoleh akan dipresentasikan dalam bentuk khusus sehingga dapat digunakan oleh pengguna. Tahap deployment dapat berupa pembangunan atau penginstalan software, pemantauan dan pemeliharaan, menghasilkan suatu laporan dan review proyek. Dalam beberapa kasus, tahap ini melibatkan konsumen, di samping analisis data karena sangat penting bagi konsumen untuk memahami tindakan apa yang harus dilakukan untuk menggunakan model yang telah dibuat.

1.6Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang akan menggambarkan secara umum penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan mengenai latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(17)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini berisikan mengenai analisis dan perancangan yang dibuat berdasarkan data yang ada yang diperoleh dari Primer Koperasi Kartika Baja dengan algoritma Fp-Growth.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisikan implementasi dan pengujian terhadap sitem yang dibuat terhadap tingkat keberhasilan aturan asosiasi yang telah didapat setelah penerapan sesuai dengan nilai support dan nilai confident yang telah dihasilkan dari kombinasi yang ada.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Instansi

Berikut adalah profil dari Primer Koperasi Kartika Baja. Dalam profil ini akan membahas tentang sejarah, logo, struktur organisasi, dan visi misi mengenai Primer Koperasi Kartika Baja Cilegon.

2.1.1 Sejarah Primer Koperasi Kartika Baja

Berdirinya Primer Koperasi Kartika Baja tentunya tidak terlepas dari keberadaan satuan itu sendiri karena Primer Koperasi Kartika Baja selalu berdiri bernaung di dalam Kodim 0623 Cilegon. Karena keberadaan Primer Koperasi Kartika Baja tidak terlepas dari Kodim 0623 Cilegon, pertama akan diulas dahulu mengenai satuan itu sendiri. Kodim 0623 Cilegon berada di bawah naungan Korem 064/Maulana Yusuf Serang, Banten di mana Korem itu sendiri membawahi beberapa Kodim.

2.1.2 Logo

Berikut ini adalah logo Primer Koperasi Kartika Baja. Bisa dilihat pada gambar 2.1:

(19)

Berikut ini adalah struktur organisasi dari Primer Koperasi Kartika Baja yang dapat dilihat pada Gambar 2.2:

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Primkop Kartika Baja

Job description:

1. Ketua bertanggung jawab serta mengatur seluruh anggota koperasi. Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Memimpin, mengkoordinir dan mengendalikan serta mengawasi anggota koperasi.

b. Menanda tamgani dan mengesahkan semua surat-surat yang menyangkut kegiatan koperasi.

2. Sekretaris memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Membantu Ketua dalam berbagai urusan koperasi.

(20)

c. Mendata semua kegiatan koperasi dan membuat laporan bulanan. 3. KOMURNIKKOP memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penelitiaan bidang dan teknik perkoperasian pada Primkopad.

b. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan Kakandepkop Dekopinda dan Primkopad-Primkopad lain dalam rangka meningkatkan usaha Primkopad. c. Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran belanja untuk bidang

tugasnya serta mengawasi pelaksanaannya.

4. KOMURUS memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Memantapkan, mengendalikan dan mengembangkan kegiatan usaha yang ada, baik yang langsung melayani kepentingan anggota maupun kepentingan umum.

b. Merencanakan pola jaringan pasar antar Kopad, Kopad dengan koperasi lain dan masyarakat umum dengan berperan sebagai koordinator pengadaan dan pemasarannya.

c. Meningkatkan dan mengembangkan usaha-usaha dengan mitra baik untuk kepentingan anggota dan masyarakat pada umumnya.

5. KOMURBEN memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pembinaan sistem administrasi dan pembukuan keuangan pada Primkopadnya.

b. Mengumpulkan, mengolah data menyajikan data/keterangan di bidang administrasi pembendaharaan.

c. Mengadakan analisa dan evaluasi serta menyampaikan saran tindakan dalam rangka pengendalian pembendaharaan di lingkungan Primkopad maupun badan usaha Primkopad.

6. Unit Usaha Toko Manager memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Menyampaikan pertimbangan dan saran kepada Ketua Primkopad

(21)

2.1.4 Visi dan Misi

Visi dari Primer Koperasi Kartika Baja adalah:

1. Mendirikan koperasi yang bersifat kekeluargaan.

2. Mewujudkan kesejahteraan para pegawai Kodim 0623 Cilegon maupun warga sipil

Misi dari Primer Koperasi Kartika Baja adalah:

1. Mengutamakan pelanggan dengan pelayanan terbaik. 2. Memberi inovasi pada sistem penjualan secara berkala.

3. Mengembangkan koperasi agar lebih besar dan lebih cepat dalam meambah variasi-variasi barang baru.

2.2 Landasan Teori

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai definisi dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Berikut adalah teori-teori yang mendasari dari perancangan sistem penentuan paket hemat berbasis desktop.

2.2.1 Data

(22)

2.2.2 Database

Database adalah kumpulan data, umumnya mendeskripsikan aktivitas satu

organisasi yang berhubungan atau lebih. Misalnya, database universitas mungkin berisi informasi mengenai hal berikut:

a. Entitas seperti mahasiswa fakultas, mata kuliah, dan ruang kuliah.

b. Hubungan antara entitas, seperti registrasi mahasiswa dalam mata kuliah, fakultas yang mengajarkan mata kuliah, dan penggunaan ruang untuk kuliah [4].

2.2.3 Data Mining

Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian dan konsep yang terdapat pada data mining.

2.2.3.1 Pengertian Data Mining

Data mining sering juga disebut knowledge discovery in database (KDD),

adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, pemakaian data historis untuk menemukan keteraturan, pola atau hubungan dalam set data berukuran besar. Keluaran dari data mining ini bisa dipakai untuk memperbaiki pengambilan keputusan di masa depan. Sehingga istilah pattern recognition sekarang jarang digunakan karena ia temasuk bagian dari data mining [5].

2.2.3.2 Konsep Data Mining

Data mining sangat diperlukan terutama dalam mengelola data yang sangat

besar untuk memudahkan aktifitas recording suatu transaksi data untuk proses data warehousing agar dapat memberikan informasi yang akurat bagi pengguna data mining. Alasan utama data mining sangat dibutuhkan dalam industri informasi

(23)

inilah yang nantinya sangat berguna untuk pengembangan. Berikut adalah langkah-langkah dalam data mining [5], bisa dilihat pada gambar 2.3:

Gambar 2. 3 Konsep Data Mining

1. Data cleaning yaitu untuk menghilangkan noise data yang tidak konsisten. 2. Data integration yaitu menggabungkan beberapa file atau database.

3. Data selection yaitu data yang relevan dengan tugas analisis dikembalikan ke dalam database untuk proses data mining.

4. Data transformation yaitu data data berubah atau bersatu menjadi bentuk yang tepat untuk menambang dengan ringkasan perfoma atau operasi agresi.

5. Data mining yaitu proses esensial dimana metode yang intelejen digunakan untuk mengekstrak pola data.

6. Knowledge Discovery yaitu proses essential dimana metode yang intelejen digunakan untuk mengekstrak pola data.

(24)

2.2.4 Association Rule

Aturan asosiasi (Association rules) atau analisis afinitas (affinity analysis) berkenaan dengan studi tentang ‘apa bersama apa’. Ini bisa berupa studi transaksi di supermarket, misalnya seseorrang yang membeli susu bayi juga membeli sabun mandi. Di sini berarti susu bayi bersama dengan sabun mandi. Karena awalnya berasal dari studi tentang database transaksi pelanggan untuk menentukan kebiasaan suatu produk dibeli bersama produk apa, maka aturan asosiasi juga sering dinamakan market basket analysis [5].

Association Rule adalah bentuk jika “kejadian sebelumnya” kemudian

“konseuensinya” (if antecedent, then consequent), yang diikuti dengan perhitungan aturan support dan confident. Bentuk umum dari association rule adalah Antecedent -> Consequent. Bila kita ambil contoh dalam sebuah transaksi pembelian barang di

sebuah minimarket didapat bentuk association rule roti -> selai. Yang artinya bahwa pelanggan yang membeli roti ada kemungkinan pelanggan tersebut juga membeli selai, dimana tidak ada batasan dalam jumlah item-item pada bagian antecedent atau consequent dalam sebuah rule. Dalam menentukan suatu association rule, terdapat suatu interestingness measure (ukuran kepercayaan) yang

didapat dari hasil pengolahan data dengan perhitungan tertentu. Umumnya ada dua ukuran yaitu:

1. Support: suatu ukuran yang menunjukan seberapa besar tingkat dominasi suatu item/itemset dari keseluruhan transaksi. Support merupakan matrik pertama yang ditetapkan dalam analisis keranjang pasar, yang merupakan probabilitas dari asosiasi (probabilitas dari dua item yang diberi bersama-sama). Support dihasilkan dari beberapa kali jumlah item A dan B terjadi bersamaan dalam transaksi yang sama dibagi dengan jumlah total dari transaksi terebut. Support dapat dirumuskan sebagai berikut [6]:

Support = P (A ∩ B)

= J a a a ya a a

T a a a a

(25)

Confidence = P (B / A)

= � ∩

Kedua ukuran ini nantinya berguna dalam menentukan kekuatan suatu pola dengan membandingkan pola tersebut dengan nilai minimum kedua parameter tersebur yang ditentukan oleh pengguna. Bila suatu pola memenuhi kedua nilai minimum parameter yang sudah ditentukan sebelumnya, maka pola tersebut dapat disebut sebagai interesting rule atau strong rule. Metodologi dasar analisis asosiasi terbagi menjadi dua tahap yaitu [6]:

1. Analisis pola frekuensi tinggi

Tahap ini mencari kombinasi item yang memenuhi syarat minimum dari nilai support dan database. Nilai support sebuah item diperoleh dengan rumus berikut:

2. Pembentukan aturan asosiasi

(26)

Misalkan kita memilih himpunan item A dan himpunan item B, kemudian aturan asosiatif akan berbentuk:

Jika A, maka B (A->B)

Dimana antecedent A dan consequent B merupakan subset dari I, dan A dan B dimana aturan:

Jika A, maka B Tidak berarti Jika B, maka A

Sebuah itemset adalah himpunan item-item yang ada dalam I, dan itemset. Frekuensi itemset merupakan itemset yang memiliki frekuensi kemunculan lebih dari nilai minimum yang telah ditentukan.

Nilai confident dari aturan A->B diperoleh dari rumus berikut.

� = � | =� �ℎ � � � ya �ℎ � � � �� � ���� � �

Persamaan (2-3)

2.2.5 Algoritma Fp-Growth

Algoritma yang sama dengan apriori, Fp-Growth mulai dengan menghitung item tunggal sesuai dengan jumlah kemunculan item yang ada di dalam dataset. Setelah proses perhitungan selesai maka akan dibuat struktur pohon pada tahap kedua. Pohon yang dibuat mulanya kosong yang nantinya akan diisi dengan hasil dari dataset yang telah didapat sebelumnya. Kunci untuk mendapatkan struktur pohon yang bisa didapatkan dengan proses lebih cepat untuk mencari item set yang besar menjadi sedikit dengan diurutkan secara descending dari frekuensi yang ada di dalam dataset tersebut [7].

Fp-Tree merupakan struktur penyimpanan data yang dimampatkan. Fp-Tree

(27)

dari Fp-Tree adalah hanya memerlukan dua kali pemindaian data transaksi yang terbukti sangat efisien.

Adapun Fp-Tree adalah sebuah pohon dengan definisi sebagai berikut:

a. Fp-Tree dibentuk oleh sebuah akar yang diberi label null, sekumpulan berupa pohon yang beranggotakan item-item tertentu dan sebuah tabel frequent header.

b. Setiap simpul dalam Fp-Tree mengandung tiga informasi penting, yaitu label item, menginformasikan jenis item yang direpresentasikan simpul tersebut,

support count, merepresentasikan jumlah lintasan transaksi melalui simpul

tersebut, dan pointer penghubung yang menghubungkan simpul-simpul dengan label atau item sama antar lintasan, ditandai dengan garis panah putus-putus.

2.2.5.1 Langkah-Langkah Proses Perhitungan Association Rule Dengan

Algoritma FP-Growth

Proses perhitungan association rule terdiri dari beberapa tahap adalah sebagai berikut [8]:

1. Membuat Header Item

Header dalam hal ini selain sebagai header suatu item ke FP-Tree juga sebagai jenis item dasar yang memenuhi minimum support. Setelah mendapatkan item dan nilai support-nya, maka item yang tidak frequent dibuang dan item diurutkan berdasarkan nilai support-nya. Header untuk item, disiapkan pada suatu array tertentu dan ditambahkan ketika membuat FP-Tree.

2. Membuat FP-Tree

FP-Tree dibangun dengan mencari item sesuai urutan pada item yang frequent. Data transaksi tidak perlu diurutkan, dan untuk tiap item yang

ditemukan bisa langsung dimasukkan ke dalam FP-Tree. Sesudah membuat root, tiap item yang ditemukan dimasukkan berdasarkan path pada FP-Tree.

(28)

melengkapi path baru pada FP-Tree tersebut. Hal ini dilakukan selama item pada transaksi masih ada yang qualified, artinya memenuhi nilai minimum support. Jadi, item-item yang ditemukan dalam transaksi akan berurutan memanjang ke bawah. Dalam struktur FP-Tree, diterapkan alur path dari child hingga ke root. Jadi, suatu path utuh dalam FP-Tree adalah

dari child terbawah hingga ke root. Tiap node pada FP-Tree memiliki pointer ke parent, sehingga pencarian harus dimulai dari bawah.

3. Pattern Extraction

Pattern extraction dilakukan berdasarkan keterlibatan item pada suatu

path. Di setiap path, diperiksa semua kombinasi yang mungkin dimana

item tersebut terlibat. Di iterasi berikutnya dilakukan dengan melakukan

item pada suatu path. Di setiap path, diperiksa semua kombinasi yang mungkin dimana item tersebut terlibat. Di iterasi berikutnya dilakukan dengan melibatkan item berikutnya, tanpa melibatkan item sebelumnya, sehingga pattern yang sama tidak akan ditemukan dua kali pada path yang sama. Bila item pertama suatu hasil kombinasi bukan item terakhir (sebelum root), maka kombinasi itemset tersebut masih bisa dikembangkan lagi.

4. Memasukkan setiap pattern yang ditemukan dalam PatternTree

(29)

Misalnya pada node d:1 di atas, berarti terdapat pattern a-c-d bernilai support 1. Kemudian bila ada pattern a-c-d lagi bernilai support n yang

ditemukan dari FP-Tree maka nilai support 1 tersebut menjadi n+1. Contoh hasil lengkap dari PatternTree tersebut:

1. a:5 menggambarkan bahwa ada pattern a sebanyak 5 2. b:4 menggambarkan bahwa ada pattern a-b sebanyak 4 3. c:4 menggambarkan bahwa ada pattern a-b-c sebanyak 4 4. d:3 menggambarkan bahwa ada pattern a-b-c-d sebanyak 3 5. c:2 menggambarkan bahwa ada pattern a-c sebanyak 2 6. d:1 menggambarkan bahwa ada pattern a-c-d sebanyak 1 7. d:3 menggambarkan bahwa ada pattern a-d sebanyak 3 5. Mengurutkan dan menyeleksi Pattern.

Pattern yang tidak memenuhi minimum support, dihapus dari daftar pattern. Pattern-pattern yang tersisa kemudian diurutkan untuk memudahkan

pembuatan rules.

(30)

19

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Sistem

Analisis merupakan suatu tahapan pemahaman terhadap sistem atau aplikasi yang sedang berjalan maupun yang akan dibuat. Tahapan analisis bertujuan untuk mengetahui mekanisme atau prosedur kerja dari proses yang sedang berjalan maupun yang akan dibuat.

3.1.1 Analisis Masalah

Analisis masalah adalah pengidentifikasian terhadap kendala yang terjadi dalam suatu penelitian yang sedang dilakukan. Masalah sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan suatu jalan keluar atau penyelesaian. Berdasarkan hasil pengamatan, Primer Koperasi Kartika Baja memiliki permasalahan dalam penentuan paket hemat sembako dan kebutuhan harian yang memiliki harga yang menarik minat pembeli.

3.1.2 Business Understanding

Pemahaman bisnis ini merupakan tahap pertama dalam CRISP-DM. Di dalamnya terdapat beberapa tahap lagi yang meliputi:

1. Penentuan tujuan bisnis

Primer Koperasi Kartika Baja dalam proses bisnisnya memiliki tujuan bisnis yaitu dapat mensejahterakan dan memenuhi setiap kebutuhan para pembelinya.

2. Menilai situasi

(31)

Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras

No Perangkat Keras Spesifikasi

1 Monitor LCD 14”

2 Processor Intel Dual Core 2.93 GHz

3 RAM 1 GB

4 Harddisk 250 GB

5 VGA 512 MB

3. Penentuan sasaran data mining

Tujuan dari penetapan data mining dalam penentuan paket sembako dan kebutuhan harian adalah membantu KOMURNIKKOP dalam menentukan paket yang dapat menarik minat pembeli.

3.1.3 Data Understanding

Setelah melakukan tahap business understanding, selanjutnya akan ada tahap data understanding. Untuk memahami data, ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan, diantaranya sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data awal

Data dalam penelitian ini adalah sample data transaksi penjualan di Primkop Kartika Baja yang berasal dari nota-nota transaksi penjualan yang dimasukan ke dalam file berbentuk Microsoft excel (.xlsx) yang nantinya akan dilakukan proses mining pada program. Paket akan dibentuk per bulan dan data yang digunakan adalah data pada periode 2 bulan terakhir.

2. Menjelaskan data

(32)

Gambar 3. 1 Contoh Nota Penjualan

Lalu data dari nota penjualan dipindahkan ke dalam file Microsoft Excel (.xlsx) seperti pada tabel 3.2:

Tabel 3. 2 Data transaksi dari nota

No.

Transaksi Nama Barang Qty

Harga

Satuan Jumlah

5001 MACKEREL 1 11000 11000

5001 BERAS 1 56000 56000

5001 INDOMIE GORENG 10 2400 24000

5001 BIMOLI 1000ML 1 14000 14000

5002 BERAS 1 56000 56000

5002 BIMOLI 1000ML 1 14000 14000

(33)

No.

Transaksi Nama Barang Qty

(34)

Untuk pemaketan sendiri, dibutuhkan kode barang dan jenis untuk melihat apa yang akan dibutuhkan dalam tahap selanjutnya. Untuk kode barang dan jenis dapat dilihat dari tabel stok barang, contoh dari tabel stok barang dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel 3. 3 Contoh data stok barang

Selanjutnya, kode barang dan jenis dimasukan dan disatukan ke dalam file data transaksi yang telah tersedia, berikut hasil setelah kode barang dan jenis yang telah dimasukan dapat dilihat pada tabel 3.4:

Tabel 3. 4 Data Transaksi

No.

Transaksi Nama Barang

Kode

Barang Jenis Qty

Harga

Satuan Jumlah

5001 MACKEREL SM-227 SEMBAKO 1 11000 11000

5001 BERAS SM-55 SEMBAKO 1 56000 56000

5001 INDOMIE GORENG MK-161 MKN 10 2400 24000

5001 BIMOLI 1000ML SM-57 SEMBAKO 1 14000 14000

5002 BERAS SM-55 SEMBAKO 1 56000 56000

5002 BIMOLI 1000ML SM-57 SEMBAKO 1 14000 14000

5003 TISU NICE 120 SCHT SM-411 SEMBAKO 1 5952 5952

5004 BERAS SM-55 SEMBAKO 1 56000 56000

(35)

No.

Transaksi Nama Barang

(36)

Berikut ini adalah penjelasan masing-masing atribut yang terdapat pada tabel hasil pergabungan antara nota dan data stok barang yang telah disatukan dalam file Micosoft Excel (.xlsx), dapat dilihat pada tabel 3.5:

Tabel 3.5 Struktur Data Transaksi

3.1.4 Data Preparation

Dalam proses data mining ini, tidak semua atribut dalam data transaksi penjualan akan digunakan. Maka sebelum diproses, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar data siap digunakan untuk masuk ke dalam pemrosesan. Adapun beberapa tahap tersebut antara lain:

1. Cleaning data

Dalam tahap pembersihan data ini, data yang memiliki jenis selain SEMBAKO, MKN, MNM, dan ROKOK dan yang mengandung paket akan dihapus serta data transaksi yang hanya memiliki data tunggal juga akan dihapus sebab data tunggal tidak perlu digunakan dalam proses selanjutnya karena dapat dilihat bahwa data tunggal tidak memiliki hubungan atau keterkaitan dengan antar barang lainnya. Dalam tahap ini, dari 46 record, terhapus menjadi 38 record. Data yang terdiri dari No.Transaksi 5011, 5012, 5014, 5016, 5017, dan 5019 mengandung jenis barang selain SEMBAKO, MKN, MNM, dan ROKOK dan mengandung paket, maka data tersebut akan dihapuskan, seperti tabel 3.6:

Keterangan

Fungsi Untuk mengetahui barang yang sering dibeli oleh pembeli Format Microsoft Excel (.xlsx)

Atribut No_transaksi Urutan penjualan Nama_barang Nama barang yang dibeli Kode_barang Kode tiap-tiap barang Jenis Jenis tiap-tiap barang Qty Jumlah barang yang dibeli

(37)

Tabel 3. 6 Cleaning jenis dan paket

No.

Transaksi Nama Barang

(38)

Lalu tahap kedua yaitu menghapus data tunggal yang terdapat dalam transaksi, seperti yang dapat dilihat di tabel 3.7 nomor transaksi 5003, 5011, 5013, 5014, 5015, 5019, dan 5020 dihapus datanya karena tidak memenuhi syarat. Dari 38 record, terdapat 31 record yang tersisa. Data yang telah di-cleaning dapat dilihat pada tabel 3.7:

Tabel 3.7 Cleaning data tunggal

No.

Transaksi Nama Barang

(39)

2. Pemilihan Atribut

Dalam proses data mining nanti, atribut yang akan dipakai hanya no_transaksi dan kode_barang. No_transaksi di sini berfungsi untuk menunjukkan urutan transaksi sekaligus sebagai pembeda antar transaksi. Sedangkan kode_barang berfungsi sebagai identitas masing-masing barang yang telah dibeli oleh pembeli. Atribut yang telah dipilih dapat dilihat pada tabel 3.8:

Tabel 3.8 Atribut yang dipilih

(40)

No.

Modelling merupakan tahap untuk membuat desain sistem yang akan dibangun. Data yang akan digunakan dalam pengolahan data adalah data yang telah melalui data preparation yaitu data yang ada dalam Tabel 3.8. Di dalam tahapan ini akan dilakukan penyelesaian masalah pada pemaketan produk di Primkop Kartika Baja dengan metode association rule dan menggunakan algoritma FP-Growth.

Metode association rule dibagi menjadi dua tahapan yaitu tahap mencari pola frekuensi yang berfungsi untuk mencari frekuensi setiap barang dan pembentukan atau perhitungan asosiasi untuk mencari pola item yang memenuhi nilai minimum support.

Dalam proses ini, untuk melihat banyaknya variasi data yang diperoleh, nilai minimum support yang akan digunakan adalah yang bernilai 2. Jika hasil dari minimum support bilangan decimal, maka harus dibulatkan ke atas. Hasil dari perhitungan support count bisa dilihat dalam Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Support Count

Kode_Barang Support

Setelah menghitung frekuensi setiap item pada seluruh transaksi, tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

(41)

Tabel 3.10 Barang yang memenuhi nilai minimum support

2. Setelah itu, berikan nilai prioritas untuk setiap barang dari yang memiliki nilai terbesar sampai ke terkecil yang dapat dilihat pada Tabel 3.11:

Tabel 3.11 Pemberian Nilai Priority

Kode_Barang Support urutan terakhir. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.12:

Tabel 3.12 Pengurutan sesuai nilai priority

Kode_Barang Support

4. Data transaksi yang mengandung barang yang telah memenuhi minimum support dan diketahui nilai priority-nya akan diurutkan berdasarkan nilai

(42)

Tabel 3.13 Data yang memenuhi minimum support dan diketahui priority-nya

5. Tahap selanjutnya adalah pembuatan FP-Tree. Dalam pembuatan FP-Tree ada beberapa langkah yaitu:

a. Buatlah Tree dengan root bernilai null.

(43)

c. Jika root sudah memiliki anak pertama, dan ada data baru yang nilainya tidak sama dengan anak pertama, maka root akan membuat cabang untuk anak yang baru dan support count-nya = 1.

d. Jika root sudah memiliki anak dan data selanjutnya bernilai sama dengan anak tersebut, maka support count-nya bertambah 1.

e. Jika data yag muncul sudah ada dalam notasi anak, maka support count-nya bertambah 1.

Berikut ini adalah pembuatan FP-Tree data transaksi penjualan Primkop Kartika Baja:

1) FP-Tree untuk No_Transaksi 5001: SM-55, SM-227, SM-57, MK-161. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.2:

(44)

2) FP-Tree untuk No_Transaksi 5002: SM-55, SM-57. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.3:

Gambar 3. 3 FP-Tree No_Transaksi 5002

3) FP-Tree untuk No_Transaksi 5004: SM-55, SM-141, SM-336. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.4:

(45)

4) FP-Tree untuk No_Transaksi 5005: SM-55, SM-227, SM-57. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.5:

Gambar 3. 5 FP-Tree No_Transaksi 5005

5) FP-Tree untuk No_Transaksi 5006: SM-227, SM-141 FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.6:

(46)

6) FP-Tree untuk No_Transaksi 5007: SM-55, SM-141. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.7:

Gambar 3. 7 FP-Tree No_Transaksi 5007

7) FP-Tree untuk No_Transaksi 5008: SM-227, SM-141, SM-57. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.8:

(47)

8) FP-Tree untuk No_Transaksi 5009: SM-55, SM-227, SM-141, MK-161. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.9:

Gambar 3. 9 FP-Tree No_Transaksi 5009

9) FP-Tree untuk No_Transaksi 5010: SM-55, SM-227, SM-141, SM-336. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.10:

(48)

10)FP-Tree untuk No_Transaksi 5018: SM-55, SM-227, SM-57. FP-Tree yang dihasilkan bisa dilihat pada gambar 3.11:

Gambar 3. 11 FP-Tree No_Transaksi 5018

Setelah membuat FP-Tree data transaksi yang ada, maka akan diterapkan algoritma FP-Growth untuk mencari frequent itemset yang signifikan. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam algoritma FP-Growth:

a. Tahap pembangkitan conditional pattern base

Pembangkitan ini didapatkan melalui hasil FP-Tree seluruhnya, dengan mencari support count terkecil sesuai dengan pengurutan priority dan telah didapat yaitu: SM-336, MK-161, SM-57, MK-141, SM-227, SM-55. Hasil conditional pattern base dapat dilihat pada Tabel 3.14:

Tabel 3. 14 Conditional Pattern Base

Kode_Barang Conditional Pattern Base

SM-336 {SM-55, SM-227,SM-141: 1}, {SM-55, SM-141:1}

MK-161 {SM-55, SM-227, SM-57: 1}, {SM-55, SM-227, SM-141:1} SM-57 {SM-55, SM-227: 3}, {SM-55: 1}, {SM-227, SM-141: 1} SM-141 {SM-55, SM-227: 2}, {SM-55: 2}, {SM-227: 2}

(49)

b. Tahap pembangkitan conditional FP-Tree

Pada tahap ini, akan dibuat tree untuk masing-masing kode barang, lalu setiap kode barang yang support count-nya lebih atau sama dengan minimum support akan dibangkitkan dengan conditional FP-Tree.

1. Conditional FP-Tree untuk kode barang SM-336: {SM-55: 2}

Gambar 3. 12 Conditional FP-Tree SM-336

Setelah kode barang SM-336 dibentuk tree, maka hanya kode barang SM-55 yang memenuhi minimum support.

2. Conditional FP-Tree untuk kode barang MK-161: {SM-55:2, SM-227:2}

(50)

3. Conditional FP-Tree untuk kode barang SM-57: {SM-55:4, SM-227:3}

Gambar 3. 14 Conditional FP-Tree SM-57

4. Conditional FP-Tree untuk kode barang SM-141: {SM-55:4, SM-227:2} {SM-227:2}

(51)

5. Conditional FP-Tree untuk kode barang SM-227: {SM-55:5}

Gambar 3. 16 Conditional FP-Tree SM-227

Setelah mendapatkan hasil conditional FP-Tree dari setiap frequent itemset.,dapat dilihat hasilnya pada tabel 3.15:

Tabel 3. 15 Conditional FP-Tree

Kode_Barang Conditional FP-Tree

SM-336 {SM-55: 2}

MK-161 {SM-55:2, SM-227:2}

SM-57 {SM-55:4, SM-227:3}

SM-141 {SM-55:4, SM-227:2} {SM-227:2}

SM-227 {SM-55:5}

c. Tahap pembangkitan frequent pattern generate

Pada tahap ini, akan menentukan frequent pattern generate dari conditional FP-Tree yang telah ada. Hasil setiap conditional FP-FP-Tree dapat dilihat pada tabel

3.16:

Tabel 3. 16 Frequent Pattern Generate

Kode_Barang Frequent Pattern Generate

SM-336 {SM-336, SM-55:2}

MK-161 {MK-161, SM-55:2}, {MK-161, SM-227:2}, {MK-161, SM-55, SM-227:2}

SM-57 {57, 55:4}, {57, 227:3}, {57, 55, SM-227:3}

SM-141 {SM-141. SM-55:4}, {SM-141, SM-227:4}, {SM-141, SM-55, SM-227:2}

(52)

Dari hasil frequent itemset yang didapat pada tabel 3.16 di atas, akan di generate untuk mendapatkan rule dengan minimum support 2 dan minimum confidence 60% dengan masing-masing itemset dikombinasikan dengan itemset lain. Dengan menggunakan rumus yang ada pada bagian bab 2 untuk memperoleh nilai confidence. Berikut hasil perhitungan minimum confidence, dapat dilihat pada tabel 3.17:

Tabel 3. 17 Pembentukan Rule

Rule Minimum Confidence

SM-336  SM-55 (2/2)*100% = 100%

Berikut adalah rules yang memenuhi minimum confidence, dapat dilihat pada tabel 3.18:

Tabel 3. 18 Rule yang memenuhi minimum confidence

Rule Minimum Confidence

(53)

Rule Minimum Confidence

SM-227  SM-55 (5/7)*100% = 71%

Berdasarkan tabel stok barang yag dapat dilihat pada Tabel 3.3, maka kode barang yang didapat harus dikonversi menjadi nama barang seperti yang ada pada tabel 3.19:

Tabel 3. 19 Tabel Konversi

Kode_Barang Nama_Barang Harga

SM-336 SEGITIGA BIRU Rp. 9.500

Sehingga didapatkan hasil rules pemaketan produk seperti yang terdapat pada tabel 3.20:

Tabel 3. 20 Hasil rules untuk pemaketan produk

Isi Rule Harga

KARUNG), MACKEREL (1 PCS)

Rp. 69.400

KARUNG), MACKEREL (1 PCS)

(54)

Isi Rule Harga

Setelah mendapatkan hasil rules, maka langkah selajutnya adalah membuat pemaketan produk dari rules yang telah didapatkan. Pihak Primkop Kartika Baja sendiri memberi beberapa batasan untuk pembuatan paket, diantaranya:

1. Jumlah barang yang dipaketkan dalam satu paket adalah tiga barang. 2. Jumlah setiap barang dalam suatu paket hanya berjumlah satu.

3. Jumlah harga setiap paket tidak lebih dari Rp. 100.000,- dan tidak kurang dari Rp. 50.000,-

4. Paket yang akan dibuat adalah dua paket.

5. Pergantian paket dilakukan setiap dalam periode per bulan.

Dari batasan yang ada, pemaketan yang terbentuk dapat dilihat di tabel 3.21:

Tabel 3. 21 Paket yang terbentuk

Paket Isi Paket

PAKET 1 1. INDOMIE GORENG (1 PCS) 2. BERAS (1 KARUNG) 3. MACKEREL (1 PCS) Total Harga Rp. 69.400 PAKET 2 1. BIMOLI 200ML (1 PCS)

2. BERAS (1 KARUNG) 3. MACKEREL (1 PCS) Total Harga Rp. 81.000

3.2 Analisis Kebutuhan Fungsional

(55)

3.2.1 Diagram Use Case

Diagram use case pemodelan untuk kelakuan sistem yang dibuat. Untuk use case di sistem ini, dapat dilihat pada gambar 3.17 berikut:

Gambar 3. 17 Use case diagram

Penjelasan definisi user dapat dilihat pada tabel 3.22 dan deskripsi use case pada tabel 3.23:

Tabel 3. 22 Definisi user

No User Deskripsi

1 KOMURNIKKOP Aktor ini memiliki wewenang untuk melakukan seluruh fungsional yang ada pada sistem.

Tabel 3. 23 Deskripsi use case

No Use Case Deskripsi

1 Pilih File Berisi proses yang berkaitan dengan pemilihan file yang akan

di-import

2 Simpan Berisi proses penyimpanan data ke dalam database

(56)

No Use Case Deskripsi

4 Pemilihan Atribut Berisi proses bisnis yang berkaitan dengan pemilihan atribut pada data latih.

5 Perhitungan

Support Count

Berisi proses bisnis yang berkaitan dengan perhitungan support count pada data latih.

6 Pengurutan Data Berisi proses bisnis yang berkaitan dengan pengurutan pada data latih.

7 Penyajian rule Berisi proses bisnis yang berkaitan dengan penyajian rule hasil perhitungan algoritma FP-Growth pada data latih.

8 Pembuatan Paket Berisi proses bisnis yang berkaitan dengan pembentukan paket hasil perhitungan algoritma FP-Growth pada data latih.

3.2.1.1 Skenario Use Case

Skenario use case berguna untuk menjelaskan setiap proses yang terdapat diagram use case dari gambar 3.17. Berikut adalah skenario use case yang akan dibuat:

1. Skenario use case pilih file

Tabel 3. 24 Skenario use case pilih file

Nama Use Case Pilih file

Use Case Terkait -

Goal Memilih dan menampilkan file dari file excel

Preconditions File Excel harus mengikuti format yang telah disediakan dan sudah berisikan data, serta lokasi file excel sudah didefinisikan oleh user

Successful End Condition

Data yang berasal dari file excel tersimpan pada tabel yang disediakan

Failed End Condition Data yang berasal dari file excel tidak tersimpan pada tabel yang disediakan

Aktor KOMURNIKKOP

Trigger User meminta sistem untuk meng-import data

Main Flow Langkah Aksi

1 User memasukan atau mencari lokasi file Excel yang akan diekstrak.

2 User meminta sistem untuk meng-import data dari file Excel tersebut.

3 Sistem membuka file Excel yang sudah dipilih user. 4 Sistem melakukan validasi format file

5 Sistem melakukan pembacaan data yang ada pada file Excel.

6 Sistem menampilkan file Excel yang telah dibaca.

Extension Langkah Aksi Percabangan

4.1 Sistem menampilkan pesan bahwa file yang dimasukan tidak berformat .xlsx

2. Skenario use case Simpan

Tabel 3. 25 Skenario use case simpan

Nama Use Case Simpan

Use Case Terkait -

(57)

Preconditions File Excel harus mengikuti format yang telah disediakan dan sudah berisikan data

Successful End Condition

Data yang berasal dari file excel tersimpan dalam database

Failed End Condition Data yang berasal dari file excel tidak tersimpan pada database

Aktor KOMURNIKKOP

Trigger User meminta sistem untuk menyimpan data

Main Flow Langkah Aksi

1 User meminta sistem menyimpan file Excel yang telah dibaca ke dalam database

2 Sistem melakukan validasi atribut file excel tersebut 3 Sistem menyimpan data kedalam database

Extension Langkah Aksi Percabangan

3.1 Sistem tidak menyimpan data ke dalam database dan menampilkan pesan data gagal disimpan

3. Skenario use case pembersihan

Tabel 3. 26 Skenario use case pembersihan

Nama Use Case Pembersihan

Use Case Terkait -

Goal Membersihkan data yang ada pada tabel

Preconditions Sistem sudah memiliki data hasil import

Successful End Condition

Tabel dibersihkan dan ditampilkan pada sistem

Failed End Condition Tabel tidak dibersihkan dan tidak ditampilkan pada sistem

Aktor KOMURNIKKOP

Trigger User meminta sistem untuk membersihkan data

Main Flow Langkah Aksi

1 User meminta sistem untuk membersihkan data 2 Sistem melakukan pembersihan data

3 Sistem menampilkan hasil pembersihan data

Extension Langkah Aksi Percabangan

- -

4. Skenario use case pemilihan atribut

Tabel 3. 27 Skenario use case pemilihan atribut

Nama Use Case Pemilihan atribut

Use Case Terkait -

Goal Memilih atribut yang ada pada tabel agar sesuai dengan atribut yang telah ditentukan oleh user

Preconditions Sistem sudah memiliki data hasil pembersihan

Successful End Condition

Tabel dipilih sesuai atribut yang diperlukan user dan ditampilkan pada sistem

Failed End Condition Tabel tidak diseleksi sesuai pilihan user dan tidak ditampilkan pada sistem

Aktor KOMURNIKKOP

Trigger User meminta sistem untuk memilihkan atribut

Main Flow Langkah Aksi

(58)

2 Sistem melakukan pemilihan atribut 3 Sistem menampilkan hasil pemilihan atribut

Extension Langkah Aksi Percabangan

- -

5. Skenario use case perhitungan support count

Tabel 3. 28 Skenario use case perhitungan support count

Nama Use Case Perhitungan support count

Use Case Terkait -

Goal Menghitung support count masing-masing kode barang

Preconditions Sistem sudah memiliki data hasil pemilihan atribut

Successful End Condition

Data dalam data latih dihitung support count-nya dan ditampilkan pada sistem

Failed End Condition Sistem tidak menampilkan data yang telah dihitung support count

Aktor KOMURNIKKOP

Trigger User meminta sistem untuk menghitung support count

Main Flow Langkah Aksi

1 User meminta sistem untuk menghitung support count 2 Sistem melakukan perhitungan support count

3 Sistem menampilkan perhitungan support count

Extension Langkah Aksi Percabangan

- -

6. Skenario use case pengurutan data

Tabel 3. 29 Skenario use case pengurutan data

Nama Use Case Pengurutan data

Use Case Terkait -

Goal Mengurutkan data sesuai dengan minimum support yang telah ditentukan

Preconditions Sistem sudah memiliki data hasil peritungan support count

Successful End Condition

Data dalam data latih diurutkan dan ditampilkan pada sistem

Failed End Condition Sistem tidak menampilkan data yang telah diurutkan

Aktor KOMURNIKKOP

Trigger User meminta sistem untuk mengurutkan data

Main Flow Langkah Aksi

1 User memasukan nilai minimum support 2 User meminta sistem untuk mengurutkan data 3 Sistem melakukan pengurutan data

4 Sistem menampilkan hasil pengurutan data

Extension Langkah Aksi Percabangan

(59)

7. Skenario use case penyajian rule

Tabel 3. 30 Skenario use case penyajian rule

Nama Use Case Penyajian Rule

Use Case Terkait Analisis Pemaketan Produk

Goal Menampilkan rule yang dihasilkan dari pengurutan data latih

Preconditions Sistem sudah memiliki data hasil analisis pemaketan produk

Successful End Condition

Data latih yang telah dianalisis ditampilkan pada sistem

Failed End Condition Sistem tidak menampilkan data yang telah dianalisis

Aktor KOMURNIKKOP

Trigger User meminta sistem untuk menganalisis data

Main Flow Langkah Aksi

1 User memasukan nilai minimum confidence

2 User meminta sistem untuk menyajikan rule sesuai minimum confidence

3 Sistem menampilkan hasil rule sesuai minimum confidence yang telah dimasukan

Extension Langkah Aksi Percabangan

- -

8. Skenario use case pembuatan paket

Tabel 3. 31 Skenario use case pembuatan paket

Nama Use Case Pembuatan Paket

Use Case Terkait -

Goal Menampilkan paket yang telah dibuat

Preconditions Sistem sudah memiliki data hasil penyajian rule

Successful End Condition

Pemaketan produk ditampilkan pada sistem

Failed End Condition Sistem tidak menampilkan pemaketan produk

Aktor KOMURNIKKOP

Trigger User meminta sistem untuk membuat paket

Main Flow Langkah Aksi

1 User memasukkan harga minimum dan maksimum 2 User meminta sistem untuk membuat paket 3 Sistem melakukan pembuatan paket

4 Sistem menampilkan paket yang telah dibuat

Extension Langkah Aksi Percabangan

(60)

3.2.2 Activity Diagram

Activity Diagram dibuat untuk menggambarkan alur aktivitas yang ada pada sebuah

use case. Activity diagram yang ada pada sistem ini adalah sebagai berikut:

1 Activity diagram pilih data

(61)

2 Activity diagram simpan

Gambar 3. 19 Activity diagram simpan

3 Activity diagram pembersihan

(62)

4 Activity diagram pemilihan atribut

Gambar 3. 21 Activity diagram pemilihan atribut

5 Activity diagram perhitungan support count

(63)

6 Activity diagram pengurutan data

Gambar 3. 23 Activity diagram pengurutan data

7 Activity diagram penyajian rule

(64)

8 Activity diagram pembuatan paket

Gambar 3. 25 Activity diagram pembuatan paket

3.2.3 Sequence Diagram

Sequence diagram berguna untuk menggambarkan arus pekerjaan, pesan yang

disampaikan dan bagaiman elemen-elemen bekerja sama untuk mencapai tujuan hasil. Berikut adalah sequence diagram pada aplikasi yang sedang dibangun:

1. Sequence Diagram Pilih Data

(65)

2. Sequence Diagram Simpan

Gambar 3. 27 Sequence Diagram Simpan

3. Sequence Diagram Pembersihan

(66)

4. Sequence Diagram Pemilihan Atribut

Gambar 3. 29 Sequence Diagram Pemilihan Atribut

5. Sequence Diagram Perhitungan Support Count

(67)

6. Sequence Diagram Pengurutan Data

Gambar 3. 31 Sequence Diagram Pengurutan Data

7. Sequence Diagram Penyajian Rule

Gambar 3. 32 Sequence Diagram Penyajian Rule

8. Sequence Diagram Pembuatan Paket

(68)

3.2.4 Class Diagram

Berikut adalah class diagram dari sistem yang akan dibangun. Dapat dilihat seperti Gambar 3.34 berikut ini:

Gambar 3. 34 Class Diagram

3.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

(69)

3.3.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Untuk menjalankan sistem pemaketan sembako dan kebutuhan harian, maka diperlukan perangkat keras yang dapat mendukung proses kerja dari sistem itu sendiri. Pada dasarnya, aplikasi ini berbasis desktop yang berarti hanya bisa dijalankan di PC. Berikut adalah spesifikasinya dapat dilihat pada Tabel 3.32:

Tabel 3. 32 Kebutuhan Perangkat Keras

No Spesifikasi Keterangan

1 RAM 1GB Untuk penyimpanan data dan menyelesaikan sebuah

perintah

2 Harddisk 250 GB Untuk tempat penyimpanan data

3 Monitor LCD 14” Untuk menampilkan tampilan sistem

4 Processor Intel Dual Core 2.93

GHz

Untuk mengubah sinyal digital dari komputer

3.3.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak atau software merupakan hal yang terpenting dalam mendukung kinerja sebuah sistem. Perangkat lunak harus digunakan dalam sebuah sistem merupakan perintah-perintah yang diberikan kepada perangkat keras agar dapat saling berinteraksi diantara keduanya. Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi sistem pemaketan sembako dan kebutuhan harian dapat dilihat pada Tabel 3.33:

Tabel 3. 33 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

No Spesifikasi Keterangan

1 Visual Studio 2012 Untuk membuat kode

2 Php MyAdmin Untuk membuat database

(70)

3.3.3 Analisis Kebutuhan Pengguna

Berikut ini dapat dilihat pada Tabel 3.34 analisis kebutuhan pengguna untuk aplikasi sistem pemaketan sembako dan kebutuhan harian

Tabel 3. 34 Analisis Kebutuhan Pengguna

No Pengguna Sistem Hak Akses

Tingkat

1 KOMURNIKKOP Memasukan

data dan

Perancangan adalah sebuah proses yang menghasilkan sebuah model yang memberi kemudahan kepada penggunanya atau user.

3.4.1 Perancangan Class

Berikut adalah hasil perancangan class pada sistem pemaketan di Primer Koperasi Kartika Baja Cilegon:

Tabel 3. 35 Perancangan Class Utama

Nama class: Utama Jenis class: views

Nama Jenis Type

connStr atribut string

toolStripMenuItem1_Click method Private toolStripMenuItem2_Click method Private

utama_FormClosing method Private

preprocessingToolStripMenuItem_Click method Private

button1_Click method Private

btnPreprocessing_Click method Private

btn_Asosiasi_Click method Private

(71)

Tabel 3. 36 Perancangan Class Persiapan

Nama class: Persiapan Jenis class: views

Nama Jenis Type

connStr atribut string

buka_file method Public

button3_Click method Private

hapus_penjualan method Private

SimpanData method Private

button1_Click method Private

button4_Click method Private

Tabel 3. 37 Perancangan Class Preprocessing

Nama class: Preprocessing Jenis class: views

Nama Jenis Type

connStr atribut string

noBillist atribut list

FrequentItemSet atribut list

ItemSetGlobal atribut list

kembaliButton_Click method Private PilihAtribut_Click method Private

Pembersihan_Click method Private

btnPembersihan2_Click method Private Pembersihan2_Proses method Private

Frekuensi_Click method Private

urutData_Click method Private

datapreprocessing method Private

Pembersihan method Privae

Pembersihan2 method Private

Prepocessing_Load method Private

Preprocessing method Public

PilihAtribut_Click method Public

Pembersihan method Public

PengurutanData method Public

Tabel 3. 38 Perancangan Class Item

Nama class: Item Jenis class: views

Nama Jenis Type

_symbol atribut string

SupportCount atribut int

Symbol atribut string

Kode atribut string

Item method Public

(72)

Tabel 3. 39 Perancangan Class Itemset

Nama class: Itemset Jenis class: views

Nama Jenis Type

Items atribut list

SupportCount atribut int

Nobill atribut string

Coda atribut int

AddItem method Public

ItemSet method Public

GetLastItem method Public

Clone method Public

Tabel 3. 40 Perancangan Class Proses Asosiasi

Nama class: ProsesAsosiasi Jenis class: views

Nama Jenis Type

ConnStr atribut string

_noBillList atribut string

button1_Click method Private

PengurutanData method Private

button3_Click method Private

kembaliButton_Click method Private

Tabel 3. 41 Perancangan Class Asosiasi

Nama class: Asosiasi Jenis class: views

Nama Jenis Type

frequentItem atribut list

_minConf atribut double

_conf atribut double

ItemSetGlobal atribut list

ConnString atribut string

_totalAb atribut int

_totalA atribut int

Asosiasi method Public

button4_Click method Private

Analisis_Click method Private

GenerateFrequentItemset method Private

Mine method Private

Tabel 3. 42 Perancangan Class Node

Nama class: Node Jenis class: views

Nama Jenis Type

_symbol atribut string

Parent atribut node

(73)

Nama class: Node Jenis class: views

Nama Jenis Type

Childern atribut node

node method Public

isNull method Public

addChild method Public

Tabel 3. 43 Perancangan Class FPTree

Nama class: FPTree Jenis class: views

Nama Jenis Type

_root atribut node

minimumSupportCout atribut int

FPTree method Private

InsertTransaction method Private

CalculateFrequetItems method Private

InsertBranch method Private

GetTotalSupportCount method Private

Project method Public

Tabel 3. 44 Perancangan Class Pemaketan

Nama class: Pemaketan Jenis class: views

Nama Jenis Type

connStr atribut string

minimum atribut int

maximum atribut int

sep atribut string

daftarPaket method Private

lihatPaket_Click method Private

3.4.2 Perancangan Data

Berikut adalah hasil perancangan data pada sistem pemaketan di Primer Koperasi Kartika Baja Cilegon:

3.4.2.1 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data adalah merancang kumpulan data yang terhubung dan tersimpan secara bersama-sama. Tabel yang digunakan dalam program ini antara lain:

(74)

3. Rules

4. Transactions

3.4.2.2 Skema Relasi

Skema relasi merupakan rangkaian hubungan antara dua tabel atau lebih pada sistem basis data. Berikut adalah skema relasi dari kasus pembangunan aplikasi sistem pemaketan sembako dan kebutuhan harian di Primkop Kartika Baja Cilegon, dapat dilihat pada Gambar 3.35:

Gambar 3. 35 Skema Relasi

3.4.2.3 Struktur Tabel

Struktur tabel dari kasus sistem pemaketan di Primer Koperasi Kartika Baja Cilegon adalah sebagai berikut:

1. ordering

Nama file: ordering.sql

(75)

Tabel 3. 45 Struktur Tabel Ordering

Nama Field Tipe Data Panjang Kunci Keterangan

kode_barang varchar 10 Primary Key

nama_barang varchar 100

frequency int 11

2. preprocessing

Nama file: preprocessing.sql Tempat Penyimpanan: Harddisk

Tabel 3. 46 Struktur Tabel Preprocessing

Nama Field Tipe Data Panjang Kunci Keterangan

id int 10 Primary Key

no_transaksi varchar 50

kode_barang varchar 10 Foreign Key

references

Tabel 3. 47 Struktur Tabel transactions

Nama Field Tipe Data Panjang Kunci Keterangan

id int 10 Primary Key

no_transaksi varchar 50

kode_barang varchar 10 Foreign Key

references

ordering

(‘kode_barang’)

(76)

Nama Field Tipe Data Panjang Kunci Keterangan

harga int 10

qty int 10

jumlah int 10

4. rules

Nama file: rules.sql

Tempat Penyimpanan: Harddisk

Tabel 3. 48 Struktur Tabel Rules

Nama Field Tipe Data Panjang Kunci Keterangan

id int 10 Primary Key

rules text

support int 5

cofidence int 5

5. paket

Nama file: paket.sql

Tempat Penyimpanan: Harddisk

Tabel 3. 49 Struktur Tabel Paket

Nama Field Tipe Data Panjang Kunci Keterangan

id_paket int 10 Primary Key

barang varchar 150

(77)

3.4.3 Perancangan Struktur Menu

Berikut ini adalah arsitektur struktur menu pada sistem pemaketan sembako dan kebutuhan harian Primkop Kartika Baja, dapat dilihat pada gambar 3.36:

Gambar 3. 36 Perancangan Struktur Menu

3.4.4 Perancangan Antar Muka

Berikut ini adalah antarmuka pada sistem pemaketan sembako dan kebutuhan harian Primkop Kartika Baja:

1. Halaman ini adalah halaman utama yang dapat memilih persiapan data, preprocessing, proses asosiasi, dan pemaketan. Dapat dilihat pada gambar

3.37:

(78)

2. Klik cari untuk mencari file .xlsx yang diinginkan, lalu klik simpan untuk disimpan ke database. Dapat dilihat tampilannya pada gambar 3.38:

Gambar 3. 38 Import Data

3. Klik proses untuk memproses pembersihan data dan pemilihan atribut. Dapat dilihat pada gambar 3.39 :

(79)

4. Klik tombol proses di bagian support count, lalu isi minimum support dan pilih tombol proses di bagian pengurutan data. Dapat dilihat pada gambar 3.40:

Gambar 3. 40 Proses Asosiasi

5. Isi minimum confidence lalu klik tombol analisis untuk memulai menganalisis data. Dapat dilihat pada gambar 3.41:

(80)

6. Klik tombol tampilkan paket untuk menampilkan paket yang terbentuk. Dapat dilihat pada gambar 3.42:

Gambar 3. 42 Pemaketan

3.4.5 Perancangan Pesan

Berikut adalah perancangan pesan pada sistem pemaketan sembako dan kebutuhan harian di Primkop Kartika Baja Cilegon. Pada aplikasi ini, terdapat 5 tampilan pesan diantaranya sebagai berikut:

1. Pesan apabila user berhasil melakukan prosen penyimpanan data ke database, dapat dilihat pada gambar 3.43:

Gambar

Tabel 3. 2 Data transaksi dari nota
Tabel 3. 6 Cleaning jenis dan paket
Tabel 3.7 Cleaning data tunggal
Tabel 3.8 Atribut yang dipilih
+7

Referensi

Dokumen terkait

#enurut Depkes R (1!!1" lalat adalah insekta yang mengalami metam&r&sa yang sempurna, dengan stadium telur, lar/a4tempayak, kep&mp&ng dan stadium

Rehabilitasi Sosial dilaksanakan dalam bentuk bimbingan sosial, bimbingan fisik, bimbingan mental dan bimbingan ketrampilan (ketrampilan inti : Montir Motor,

Sehingga dapat disimpulkan bahwa word of mouth merupakan komunikasi yang dilakukan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian dan menceritakan pengalamanya tentang produk atau

Namun, kalau dilihat nilai stabilitas yang hanya 515 kg, campuran beraspal porus tersebut tidak dapat dipakai untuk penggunaan di jalan dengan lalulintas berat, seperti jalan

Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya berfokus pada guru sebagai sumber materi dan kurang adanya media

Penilaian postur kerja yang tidak alamiah dengan menggunakan metode REBA pada pengendara sepeda motor dengan skor akhir 9 (kategori level tinggi) dan diperlukan

Perseroan mengajukan usul kepada RUPST untuk menyetujui Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2020 termasuk didalamnya Laporan Pengawasan Dewan Komisaris, Laporan Direksi mengenai

Hasil uji mutu hedonik Nata de banana skin pada tabel 4.3 dapat dilihat penilaian terhadap aroma yang diberikan oleh panelis yaitu 2,3-4,7 (berbau menyengat hingga