• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi keselamatan kerja dengan kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja pada karyawan lapangan PT. Odira Energy Persada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi keselamatan kerja dengan kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja pada karyawan lapangan PT. Odira Energy Persada"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

DE NGAN KECEMASAN TERHADAP BAHA YA

KECELAKAAN DALAM BEKER,JA PADA KARYAWAN

LAPANGAN PT. ODIRA ENERGY PER:SADA

SKRIPS!

Disusun Ole/J:

Dede Ratna Muthmainnah

(104070002257)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan lcepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

」セG@

Disusun oleh :

Dede Ratna Muthmainnah Nim: 104070002257

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing II

セセ@

Abdul Rahman S aleh M.Si Rena Lati'fa, M.Psi

Nip:150215938

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

kripsi yang berjudul "Persepsi keselamatan kerja dengan kecemasan terhadap

ahaya kecelakaan dalam bekerja pada karyawan lapangan PT. Odira Energy

ersada" telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas

ilam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 05 september 2008. Skripsi

1i telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh GJelar sarjana 81.

Jakarta, 08 september 2008

Sidang Munaqosyah

gkap anggota

/

M.Si

Penguji I

Yunita Faela Nisa, M.Psi Nip: 1503687 48

Abdul Rahman S Nip:150215938

M.Si

Sekretaris merangkap anggota

M.Si Nip: 150238773

Abdul Rahman Nip: 15021!5938

セii@

(4)

.. Sjuf&r alafahjafan 3an:J mutfak.. untuk.. menlatan3kfin

fe6ih 6an3ak..k..e6aikJ,n k.e lafam hidup,

Ian apapun 3an3 hta pihrkfin Ian S.!Juk.uri makJ, hta akJ,n

menlapatktinn:;a fa3i.

9m,inasi alafaf, SB!Jafan:;a.

9m,inasi alafaf>3am6ar penlaf>ufu lari perisfiwa

hidup 3an:J mmjefan:J.

(5)

anancfa ha{urkan ke(1acfa (1a(1a Ian ummi3anfj sefafu

menloakan Ian memhimhinlj anancfa, wafau(1un han:JaK

kesafahan !Jfinfj anancfa fakuk.fin ficfak memhuat (1a(1a Ian

ummi herhenfi memherikfln nasehat-nasefiatn3a.

1<u(1ersem6afikan skri(1si ini 6uat (1a(1a ian ummi,

mucfah-mucfafian fiafini memherikan sedht k6afia3ian

ke11acfa (1a(1a Ian ummi.

2h£r11,.ya seteLah pe11,.a11,.t[a11,. ya11,.g paY!:fa11,.g,

'11,.uL[s dapat me11,.yeLesa£Jea11,. pe11,.uL£sa11,. slerfps£ [11,.£, /eupersem/Jahlea1'"

rips£ £11,.£ leepada pihale-pihale

r11,.g /Ja11,.yale mem/Ja11,.tu daLam pe11,.uL£sa11,. sler£ps£ [11,.£.

2h[r11,.ya pe11,.uL£s ha11,.ya /Jisa /Jerharap

'flr slerfpsi [11,.£ dapat /Jerma11,.faat

(6)

B) Juli 2008

C) Dede Raina Muthmainnah

D) Hubungan Persepsi Keselamatan Kerja Dengan Kecemasan Terhadap Bahaya Kecelakaan Dalam Bekerja Pada Karyawan Lapangan PT. Odira Energy Persada.

E) Halaman xix+ 116

F) Persepsi karyawan terhadap keselamatan kerja adalah kec:enderungan karyawan untuk menilai, menginterpretasikan atau mengartikan informasi (stimulus) yang diperoleh melalui alat inderanya berupa penerapan kegiatan atau usaha perlindungan yang dilakukan perusahaan untuk karyawannya dan orang-orang di sekitar tern pat kerja dalam upaya untuk menciptakan kerja aman dan sehat, alat-alat dan mesin yang terawat serta karyawan yang terlatih agar mencapai tujuan bersama yang ditetapkan perusahaan.

Kecemasan terhadap bahaya kecelakaan adalah adanya kekhawatiran dan ketakutan dalam diri karyawan akan terjadinya bahaya kecelakaan kerja pada dirinya, lingkungan kerja, mesin dan alat kerja, serta manusia lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara empirik hubungan persepsi keselamatan kerja dengan kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja pada karyawan lapangan.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian korelasional, pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan lapangan PT. Odira Energy Persada. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random Sampling (n=40). Data dikumpulkan dengan menggunakan Kuesioner untuk mengisi data kontrol dan Skala Model Likert dan diolah dengan menggunakan SPSS. versi 13.0.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus Product Moment diketahui bahwa koefisiens korelasi antara persepsi keselamatan kerja dan kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja adalah -0,543 setelah

(7)

menunjukkan korelasi yang negatif yang berarti apabila pernepsi karyawan tentang keselamatan kerja meningkat maka akan menyebabkan menurunnya tingkat kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bel<erja. Oleh karena itu dikarenakan pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja, peneliti berharap bagi peneliti selanjutnya dalam memperoleh data, tidak hanya dengan angket saja namun perlu dilakukan wawancara dan observasi yang mendalam kepada setiap bagian atau unit kerjaagar cliperoleh

kelengl<apan data

(8)

:::) Dede Ratna Muthmainnah

)) The Relation Of Perception Work Safety With Anxiety Of AGcident Hazard at the work field to employees PT. Odira Energy Persada

:'.) Page xix+ 114

=) Employees perception of Work Safety is a employees tendency to judge, to interpret or mean stimulus as a result of the five senses such as activity application or safety of effort that has been done by the company to

employees its and the people who live around the work place while effort to create safe and health the work, equipment, and kept machine and trained employees to arrive the purpose together that fixed the company. Anxiety of accident hazard is available worry and fear self of employe13s while be about to happen and accident hazard the work at self, work place, machine and equipment, and human else.

This research aim to study by empiric the relation of perception work safety with anxiety of accident hazard at the work field to employees whether there is the relation of perception work safety with anxiety of accident hazard at the work field to employees. In this research, kind of research was used by researcher it relation resear.ch, the approach used quantitative and method used is descriptive method, population from this research is field employees PT. Odira Energy Persada. The technic sampling used simple random sampling (n=40). Data collected by using by using spss version 13.0 The result of the research about the relation of perception work safety with anxiety of accident hazard at the work field to employees, based on

hypothesis by using formula the product moment known that coefficient correlation among perception work safety and anxiety of accident hazard equal to -0,543 after compared with r table value -0,312 on a=0,05 and -0,403 on· a= 0,01. This cause show that r estimation bigger than compared r table value on a=0,05 and on a= 0,01 hence Ho not accepted. Mtean there is

significant relation of perception work safety with anxiety of accident hazard at the work field to employees. This result research also show negative

correlation, mean there if employees perception about work safety to step on, so will cause to go down step anxiety of accident hazard.

(9)

ssalamu'alaikum Wr.Wb

lhamdulillahirobbil'aalamiin, terucap syukur tak terhingga kepacla Penguasa anusia, Sumber llmu Pengetahuan, Sumber segala Kebenarani, yakni tuhanku llah

SWT

yang selalu mengarahkan dan memperhatikan hamba-Nya dalam itlap detail kehldupan, sehlngga dengan rahmat-Nya penulls dapat

enyelesaikan penulisan skripsi ini.

halawat dan salam kami haturkan kepada Baginda Rasulullah SAW, yang telah emberi warna dan secercah cahayanya dalam Islam, clan yang telah membawa nmat-Nya dari alam kebodohan hingga alam yang penuh dengan ilmu

mgetahuan.

9rkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kesulitan-kesulitan dalam mulisan skripsi ini dapat diatasi. Dalam kesempatan ini penulis ingin

enyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya

セp。、。Z@

lbu Dekan Fakultas Psikologi Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si, beserta jajarannya. Buat Papa dan Ummi yang banyak m0ncloakan clan m0mbimbing p0nulis,

"terima kasih Pa , Mi telah membiayai ananda sehingga dap<rt menye/esaikan pendidikan 81 dan se/a/u memberikan motivasinya kepada ananda. Ananda tahu uoapan terima kasih tidak akan mampu membalas segala jasa Papa dan Umi. Betapa bersyukumya ananda mempunyai orang tua seperti papa dan ummi"

Terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Abdul Rahman Shaleh, M.Si dan lbu Rena Latifa, M. Psi sebagai pembimbing

1

dan

2

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membantu menyelesaikan penulisan skrlpsl lnl. Kebalkan Bapak & lbu atas blmblngannya tlclak akan penulls lupakan.

Segenap Dasen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu dan nasehatnya kepacla penulis.

Direktur Umum PT. Oclira Energy Persada Bapak Mazwar Ha1nafiah, yang telah

mengizinkan

ー・ュ、ゥセ@

mengadakan

ー・ョ・ャゥエゥセュ@

di PT. Odira

eュセイァケ@

Pernada. Pak

Anto ( Kepala Personalia PT. Odira Energy Persada) yang membantu
(10)

l. Teman-teman seperjuangan Psikologi angkatan 2004, Agustin yang bersama-sama mengadakan penelitiannya dengan penulis "suka dan duka kita lalui bersama, thank's for alt'. Teman-teman kelas A kalian sangat berarti buat penulis dan tidak mungkin penulis melupakan kalian.

l. Buat temen-temen sekosan Dedeh, Echa, Ndunk, Nauri, En13ng, Naya, Febri

thank's buat hari-hari bersama kalian.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu alas segala motivasi dan bantuannya, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

khirnya penulis hanya berharap semua amal baik dari semua pihak dicatat oleh .llah SWT sebagai amal sholeh dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, min.

Jakarta,

1

Juli 2008
(11)

lalaman Judul ... ..

lalaman Persetujuan ... .. . .. . . ... . .... . . .. . . .... . . ... . . .. . ... .... .. . .. .. ... . .. . .. . .. . . . ii

ャ。ャ。ュセョ@ Pengesahan .. .. . . ... . . ... . . .. . . . .. . . .. . . .. . . ... . ... ... .. . . ... . . .. . . .. iii

セッエエッNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNN@ iv 'ersembahan .. . . . .. . .. . .. .. .. . .. . ... .... . .. .. . ... . .... . . ... . . .... . . ... . .. . ... . .. . . .. . . .. . .. v

•bstraksi .. . . .. . . .. ... .. ... .. . . .. .. .. . . . .. . . ... . . .. .. . . .. . . .. .. . . .. .. ... . .. . . .. . . .. vi

•bstract.. .. . . .. . .. . . ... .. ... . .. ... .. . . .. . .. ... . ... . . . .. . . . .. . . . ... . . .. . . .. . . .. . . viii

セ。エ。@ Pengantar . . . .. . .. . . ... .. . . ... . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. .. .. .. . .. . . ix

laftar lsi . . . .. . . .. ... .. ... ... . .. . . .... . .. . . .... . . ... . . . ... . . .. . .. .. . . .. . . ... . xii

laftar Tabel ... ... ... .... . ... ... ... .... .. ... ... xvii

laftar Lampiran ... ... xix

IAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... .. .. .. .. .... .. .... .. .. .. .. .. . ... . . .. .. .. .. .. . .. . 1

1.2 ldentifikasi Masalah.. .... .... ... ... ... .... ... 12

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah. ... .... ... . .. . .. . 12

1.3.1 Pembatasan Masalah ... 12

1.3.2 Perumusan Masalah ... 14

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .... .. .. .. .. .... .... .. .. ... .... ... .... . 15

1.4.1 Tujuan Penelitian ... ... ... ... ... ... . ... ... ... 15

1.4.2 Manfaat Penelitian ... ... 15

1.5 Sistematika Penulisan ... 17

IAB 2 KAJIAN TEORI 2.1. Kecemasan Terhadap Bahaya Kecelakaan ... .. ... ... ... ... 19

2.1.1 Pengertian Kecemasan . .... .... .. .... ... .. .. . .. .. .. .. ... .. . .. .. 19

2.1.2 Sumber-sumber Kecemasan ... 21

2.2 Bahaya Kecelakaan... 25

2.2.1 Pengertian Bahaya Kecelakaan... 25

2.2.2 Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja... 27

2.2.3 Faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan Kerja ... 29

2.2.4 Pencegahan Kecelakaan Kerja... 30

2.3 Pengertian Kecemasan Terhadap Bahaya Kecelakaan .... 30

2.4 Persepsi ... . .. . .. . . .. . .... . ... . ... . . ... . .. .... . . . ... . . .. . . ... . . . .. . .. . . . .. 33

2.4.1 Pengertian Persepsi ... 33

2.4.2 Hakekat Persepsi... ... 35

(12)

2.5.2 Syarat-Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja... 53

2.5.3 Aspek-aspek keselamatan dan kesehatan l<erja... 54

2.6 Pengertian Persepsi Keselamatan Kerja ... 57

2.7 Kerangka Berpikir ... 59

2.8 Hipotesis Penelitian ... 62

IAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jen is Penelitian ... ... ... ... 63

3.1.1 Pendekatan Penelitian. .. . ... .. . . .. . . ... . .. .. . . .. . . .. . . 63

3.1.2 Metode Penelitian. ... ... .. . . .. ... . .. ... ... .. . ... . . .. . . 63

3.2 Definisi Variabel dan Operasional Variabel... .. . . .. . . .. . . 64

3.3 Pengambilan Sampel... ... 65

3.3.1 Populasi dan Sampel.... ... . ... ... ... . .. . .. ... ... ... . . .. ... . . 65

3.3.2 Tehnik Pengambilan Sampel... 66

3.4 Pengumpulan Data... 67

3.4.1 Metode dan lnstrumen Penelitian . . .. ... .. .. . ... ... ... . .. . . 67

3.4.2 Tehnik Uji lnstrumen ... 72

3. 5 Tehnik Analisa Data... 77

3. 6 Prosedur Penelitian ... ... ... . .. . ... ... . ... ... .. . . .. ... .. . . .. . .. .... 78

AB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 81

4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia .... 81

4.1.2 Gambaran Umum responden Berdasarkan Pendidikan ... ... ... ... .... .. . . ... .. . .. ... ... ... . .. . . .. . .. . 82

4.1.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Masa Bekerja ... 83

4.1.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Unit Kerja ... 84

4.2 Persentasi dan Analisis data . .. ... . ... ... . ... ... ... . . .. . . . ... . ... . .. ... 85

4.2.1 Uji Persyaratan ... ... .. . . ... ... . ... .. . .. .. .. ... . .. . . .. . .. . . .. 85

Uji Normalitas... ... ... . .. .... ... . . .. . .. . .. . . .. ... ... ... . . .. . .. . .. 86

Uji Homogenitas.. ... . ... . .. . .. . . ... ... ... . .. .. ... . . . .. . ... . .. . .. . . 87

(13)

usia, pendidikan, masa kerja dan unit kerja ... .... ... 91 4.4 Perbedaan kecemasan terhadap bahaya kecelal<aan

dalam bekerja berdasarkan usia, pendidikan, masa kerja dan unit kerja ... ... ... .... ... . ... .... .. .. ... . . .. . . .... .... .... .. . . ... . .. . . .. 93 4.4 Presentasi data... 96 4.4.1 Deskripsi Statistik . .. . . ... ... .. . ... ... . ... .. .. . .. . ... . ... . .. 96 4.4.2 Penyebaran Skor Skala Persepsi Keselamatan

Kerja ... 97 4.4.3 Penyebaran Skor Skala Kecemasan Terhadap

Bahaya Kecelakaan... .. . .. .. . ... .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. 102

IAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .... ... ... ... ... ... .... ... ... .... .... .. .. . 108 5.2 Diskusi ... . .. . .. ... .. . .. .... ... . ... . ... . . .... . .... . . .. . . .... . ... . . .. . . .. .... .... ... . 109 5.3 Saran ... 115

laftar Pustaka

(14)

Tabel 3.1: Tabel 3.2: Tabel 3.3: Tabel 3.4: Tabel 3.5: Tabel 3.6: Tabel 4.1: Tabel 4.2: Tabel 4.3: Tabel 4.4: Tabel 4.5: Tabel 4.6: Tabel 4.7: Tabel 4. 8:

Tabel4.9: Tabel 4.10: Tabel 4.11: Tabel4.12: Tabel 4.13: Tabel 4.14: Tabel4.15: Tabel 4.16: Tabel4.17: Tabel4.18: Tabel4.19: Tabel 4.20: Table 4.21: Table4.22:

Blue print persepsi keselamatan dan kesehatan kerja Blue print skala kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja

Nilai kategori dalam tiap jawaban

Blue print revisi pasca tryout persepsi k1eselamatan kerja Blue print pasca tryout skala kecemasain terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja

Kaidah reliabilitas menurut Guilford

Gambaran umum responden berdasarkan usia

Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan Gambaran umum responden berdasarkan masa bekerja Gambaran umum responden berdasarkan µnit kerja Uji normalitas pesepsi keselamatan kerja

Uji normalitas kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja

Uji homogenitas persepsi keselamatan kerja Uji homogenitas kecemasan terhadap bahaya kecelakaan

Hasil korelasi antar variabel

Uji F persepsi tentang K3 berdasarkan usia

Uji F persepsi tentang K3 berdasarkan pendidikan Uji F persepsi tentang K3 berdasarkan rnasa kerja Uji F persepsi tentang K3 berdasarkan unit kerja

Uji F kecemasan karyawan terhadap bahaya kecelakaan berdasarkan usia responden

Uji F kecemasan terhadap bahaya kecelakaan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden Uji F kecemasan terhadap bahaya kecelakaan berdasarkan masa kerja

Uji F kecemasan terhadap bahaya kecelakaan berdasarkan unit kerja

Deskripsi statistik skor skala persepsi keselamatan kerja dengan kecemasan terhadap bahaya kecelakaan

Klasifikasi skor skala persepsi keselamatan kerja Klasifikasi skor skala persepsi keselamatan kerja berdasarkan usia

Klasifikasi skor skala persepsi keselamatan kerja berdasarkan pendidikan

[image:14.595.48.498.104.684.2]
(15)

Table4.24:

Tabel 4.25:

Table4.26:

Table4.27:

Tabel 4.28:

berdasarkan bagian/unit kerja

Klasifikasi skor skala kecemasan terhaclap bahaya kecelakaan

Klasifikasi skor skala kecemasan terhaclap bahaya kecelakaan berdasarkan usia

Klasifikasi skor skala kecemasan terhaclap bahaya kecelakaan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir Klasifikasi skor skala kecemasan terhaclap bahaya kecelakaan berdasarkan lama kerja

[image:15.595.64.498.62.500.2]
(16)

mpiran 3

mpiran 4

mpiran 5

mpiran 6

mpiran 7

mpiran 8

mpiran 9

mpiran 10

mpiran 11

mpiran 12

mpiran 13

mpiran 14

mpiran 15

npiran 16

npiran 17

Perusahaan

: Skala dan Kuesioner Try-Out

: Skala dan Kuesioner Field Test

: Data Skoring K3 Try-Out

: Data Skoring Kecemasan Try-Out

: Data Skoring K3 Field Test

: Data Skoring Kecemasan Field Test

: Uji Validitas Skala K3 Try-Out

: Uji Reliabilitas Skala K3 Try-Out

: Uji Validitas Skala Kecemasan Try-Out

: Uji Reliabilitas Skala Kecemasan Try-Out

: Uji Normalitas Skala K3 dan Kecemasan

: Uji Homogenitas Skala K3 dan Kecemasan

: Uji Korelasi Antar Variabel

: Uji F Skala Persepsi Keselamatan Kerja Berdasarkan Usia,

Pendidikan, Masa Kerja, dan Unit/bagian Kerja

: Uji F Skala Kecemasan Terhadap Bahaya Kecelakaan

Berdasarkan Usia, Pendidikan, Masa Kerja, dan Unit/bagian

(17)

I.I Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Bekerja adalah bagian dari kehidupan, setiap orang memerlukan pekerjaan

untuk mencukupi kehidupan dan aktualisasi diri. Pekerjaan adalah sarana

mencapai rezeki dan kelayakan hidup, sekaligus merupakan tujuan. Jika

seseorang mempunyai kekayaan melimpah dan ia hidup tanpa bekerja, maka

ia tidak akan dapat memahami nilai-nilai kemanusiaan, dan tidak mengetahui

tugas hidup yang sebenarnya. Sebab sebagai manusia ia tidak dapat

merealisasikan tujuan eksistensinya.

Pada umumnya seseorang bekerja memerlukan keamanan dan kenyamanan

dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanyai, sehingga

mereka dapat mewujudkan kualitas hidup dan kemajuan masyarakat sesuai

dengan tujuan hidup setiap insan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup

jasmaniah dan rohaniah serta mereka dapat mendorong dan memacu

peningkatan produksi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan

meningkatkan daya saing. Selain itu, dengan keamanan dan kenyamanan

dalam bekerja, karyawan dapat terbebas dari akibat buruk yang ditimbulkan

(18)

harmonis dan dinamis dalam interaksi antara manusia, mesin, alat, dan

bahan produksi, dalam menghasilkan barang dan jasa.

Ada beberapa pekerjaan yang memang rentan terhadap kec:elakaan

sehingga memerlukan perlindungan keselamatan yang menjamin hak-hak

dasar setiap tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan. Berbagai potensi

bahaya serta resiko di tempat kerja selalu ada dan dapat memimbulkan

kecelakaan atau gangguan kesehatan antara lain akibat sistem kerja atau

proses kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan, yang bersumber dari

keterbatasan pekerjanya sendiri, lingkungan kerja, pekerjaan, organisasi

kerja dan budaya kerja. Sebaliknya, pekerja yang terganggu kesehatannya

baik karena kecelakaan atau penyakit dapat mengganggu ォゥセャ。ョ」。イ。ョ@

pekerjaan, dengan demikian akan menurunkan produktivitas.

Bahaya kecelakaan adalah potensi yang dimiliki oleh suatu bahan atau

material, proses, atau kondisi untuk menimbulkan kerugian baik materi

maupun non materi baik yang menimpa diri manusia dan benda-benda fisik

berupa kekayaan atau aset, lingkungan hidup, masyarakat luas yang

kejadian tersebut tidak terduga dan tidak diharapkan kemunculannya.

Menurut Lestari (2006) Bahaya-bahaya ditempat kerja ditinjau dari sifatnya

dapat berupa, kinetic hazard (bahaya pergerakan benda), static hazard

(19)

(bahaya listrik), chemical hazard (bahaya kimia), biological hazard (bahaya

hayati), bad habit hazard (bahaya perilaku buruk).

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan

akibat dari kerja. Suma'mur (1989) membuat batasan bahwa kecelakaan

kerja adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja

dengan perusahaan. Hubungan kerja di sini berarti bahwa kecelakaan terjadi

akibat dari pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab

itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni: a).

Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, b). Kecelakaan terjadi pada

saat pekerjaan sedang dilakukan.

Beberapa tahun terakhir ini korban kecelakaan dan sakit di tempat kerja

telah membunuh dan memakan lebih banyak dibandingkan dengan korban

perang dunia. Rudi Suardi (2005) mengemukakan riset yan£1 dilakukan badan

dunia yang menangani masalah buruh, ILO (International Labour

Organization) menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6000 orang

meninggal, setara dengan satu orang setiap

15

detik, atau 2,2 juta orang

pertahun akibat sakit atau kecelakan yang berkaitan dengan pekerjaan

(20)

Oleh karena itu setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai macam

kerugian yaitu alat produksi, bahan produksi atau perlengkaipan kerja, biaya

pengobatan atau kompensasi kepada pekerja yang cidera atau meninggal

dunia, kerugian waktu kerja, proses produksi terganggu, se11a penurunan

kualitas dan kuantitas hasil produksi. Semua kerugian langsung dan tidak

langsung tersebut, secara ekonomis dapat dihitung, baik yang diderita

langsung oleh pekerja maupun yang menjadi beban pengusaha dan

masyarakat pada umumnya.

PT. Odira Energy Persada mempunyai penerapan kesehatan dan

keselamatan kerja yang baik, perusahaan memperhatikan kesehatan dan

keselamatan para karyawannya. Hal ini dapat dilihat dengan data kecelakaan

yang nol (zero Accident), tersedianya peralatan dan perlengkapan

keselamatan kerja, dan juga terdapatnya klinik kesehatan di dalam

lingkungan perusahaan. Dari hasil wawancara penulis pada tanggal 20

november 2007, dengan beberapa karyawan lapangan padE1 bagian operasi

(operation) PT. Odira Energy Persada bahwa ada kecemasan yang ditandai

dengan datangnya kekhawatiran di dalam diri mereka akan terjadi bahaya

kecelakaan yang menimpa mereka pada saat melakukan pengecekan

mesin-mesin, namun mereka beranggapan jika mereka melakukan pekerjaan sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan dengan memakai alat-alat

(21)

Karyawan lapangan PT. Odira Energy Persada yang dijadikan sampel

penelitian adalah mereka yang memiliki usia, tingkat pendidikan, masa kerja,

dan unit kerja yang berbeda. Hal tersebut dipilih oleh peneliti dikarenakan ke

empat data kontrol tersebut dianggap sebagian faktor yang mempengaruhi

persepsi dan kecemasan seseorang, sehingga dengan adanya data kontrol

tersebut peneliti akan mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi dan

kecemasan seseorang berdasarkan usia, pendidikan, masa kerja, dan unit

kerja. Menurut Craven (2001) persepsi dipengaruhi oleh usia dan tingkat

pendidikan seseorang. Sedangkan untuk masa kerja berhubungan dengan

pengalaman seseorang. Davidoff (1988) mengemukakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah ー・ョセQ。ャ。ュ。ョN@ Semakin

lama seseorang bekerja pada suatu perusahaan, maka akain semakin luas

pengetahuan yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal. Wibowo (1988)

mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

seseorang adalah faktor eksternal yaitu lingkungan dimana :seseorang

berada.

Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan

istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut, yang

kadang-kadang kita alami dalam tingkat berbeda-beda (Atkinson,

1999).

Conteh,

ketika seorang karyawan lapangan sedang memeriksa dan mengawasi

(22)

tidak, hal ini dapat menimbulkan kecemasan. Akan ada perasaan

kekhawatiran dalam diri karyawan jika akan terjadi kecelakaan kerja pada

dirinya. Kondisi tersebut tentu saja mempengaruhi kinerja karyawan yang

akan mempengaruhi produktivitas.

Kecemasan muncul pada awalnya dari rangsangan yang tidak

menyenangkan yaang diterima oleh alat penginderaan. lnfo1masi dari alat

penginderaan berlanjut pada kondisi psikis hingga fisik seseorang (Davidoff,

1988). Hal ini terjadi karena seseorang yang mengalami kec:emasan, tidak

mampu menyelesaikan berbagai macam masalah yang dihadapi, sehingga

individu merasa frustasi dengan terus dibayangi oleh perasaan takut akan

semakin besar masalah yang dihadapi tanpa ada jalan keluarnya (Daradjat,

2004).

Kecemasan dapat muncul karena seseorang meyakini bahwa adanya bahaya

yang akan menghampirinya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

J.J

GROEN (1990) bahwa kecemasan (anxietas) adalah perasaan tidak senang

yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang

mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau

(23)

Menurut Priest (1987) sumber umum dari kecemasan adalah pergaulan, usia

yang bertambah, keguncangan rumah tangga, dan adanya problem.

Seharusnya semakin tinggi usia, maka semakin rendah tingkat kecemasan

yang mereka alami. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kecemasan (Neugarten, 1972). Orang yang berpendidikan

tinggi cenderung mudah mendapat informasi yang objektif dibandingkan

dengan orang yang berpendidikan rendah. Sedangkan Carpenito (1998)

mengemukakan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan

munculnya kecemasan adalah hal-hal yang berhubungan dEmgan perubahan

dalam lingkungannya. Unit kerja berhubungan dengan dimana lingkungan

seseorang ketika bekerja. Oleh karena itu akan berbeda エゥョセQォ。エ@ kecemasan

seseorang terhadap bahaya kecelakaan ketika berada pada lingkungan kerja

yang rentan terhadap kecelakaan dengan lingkungan kerja 11ang tidak

memiliki resiko kecelakaan kerja, maka berdasarkan hal tersebut perbedaan

bagian atau unit kerja seharusnya mempengaruhi kecemasan seseorang

terhadap bahaya kecelakaan.

Kecemasan terhadap bahaya kecelakaan adalah Adanya kekhawatiran dan

ketakutan dalam diri karyawan akan terjadinya bahaya kecelakaan kerja baik

yang menimpa dirinya, lingkungan kerja, mesin dan alat kerja, serta manusia

(24)

Pentingnya dilakukan usaha-usaha untuk melindungi keselamatan kerja

karyawan dari pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang

keselamatan kerja No. 1tahun1970 (Soekotjo, dkk, 2000). UU ini merupakan

sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat daan kematian akibat

kecelakaan kerja. Dengan adanya UU ini, pemerintah berusaha untuk

menanggulangi masalah keselamatan kerja. Bahkan di dalam usaha untuk

menggugah semua pihak untuk menyadari bahwa pentingnya program

keselamatan kerja dan merupakan suatu yang mutlak dilaks;anakan dalam

proses produksi barang dan jasa.

Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman dan selamat dari

penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan

merupakan aspek-aspek lingkungan kerja yang dapat menyebabkan

kebakaran, Iuka memar, patah tulang, kerugian alat tubuh, p•englihatan dan

pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan ー・イャ・ョQセォ。ー。ョ@

perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang

membutuhkan pemeliharaan dan pelatihan (Prabumangkunegara, 1993).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau dalam bahasa asing disebut

sebagai Occupational Safety and Health (OSH) bertujuan agar pekerja

selamat, sehat, produktif dan sejahtera, dengan demikian produksi dapat

(25)

development) tidak terganggu oleh kejadian kecelakaan maupun pekerja

yang sakit atau tidak sehat dan menjadikannya tidak produktif. Kecelakaan

kerja diminimasi kejadiannya oleh upaya keselamatan kerja atau safety,

sedangkan kesehatan pekerja dijaga atau dipelihara dan ditingkatkan oleh

upaya kesehatan kerja atau occupational health (Kurniawidj;aja, 2006).

Kesehatan dan keselamatan kerja sebagai salah satu unsur perlindungan

tenaga kerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan produksi dan

produktivitas perusahaan dan untuk pertumbuhan ekonomi. Semua resiko

dan konsekuensi yang menimbulkan kerugian dapat dicegah dan

diminimalkan melalui penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

yang standar. Akhir-akhir ini muncul secara intens isu ergonomik yaitu,

kesesuaian antara alat atau mesin kerja dengan kondisi manusia yang

ternyata setelah melalui penelitian di berbagai industri negara maju

menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja dan produktivitas.

Ergonomi adalah ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan

kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga

kerja atau menghindari kecelakaan kerja dan produktivitas ォQセイェ。@ yang optimal

(26)

Tujuan dari bidang ergonomik tersebut telah membantu dalam rancangan

dari peralatan, tugas-tugas, tempat kerja, dan lingkungan ォ・セイェ。@ sedemikian

rupa. Dengan demikian mereka merupakan pasangan ー。ャゥョAセ@ tepat bagi

kemampuan dan keterbatasan tenaga kerja (Munandar, 2001). Dengan

memperhatikan faktor ergonomik yang masuk dalam sistem manajemen

secara keseluruhan, akan tercipta suatu kondisi yang mendukung

peningkatan kinerja karyawan dalam pelaksanaan kerja yang aman, sehat

dan nyaman.

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu usaha dan

kesadaran dalam lingkungan atau tempat kerja yang dapat rnenjamin secara

maksimal kesehatan dan keselamatan personil yang berada di daerah atau

tempat tersebut baik pekerja maupun bukan pekerja perusahaan tersebut.

Bagaimana seorang karyawan mempersepsikan segala aspek yang berkaitan

dengan keselamatan kerja di sekitar lingkungan kerjanya dalam suatu

organisasi tentunya berbeda antara satu dengan yang lain.

Persepsi karyawan terhadap keselamatan kerja adalah kecenderungan

karyawan untuk menilai, menginterpretasikan atau mengartikan informasi

(stimulus) yang diperoleh melalui alat inderanya berupa ー・QQQセイ。ー。ョ@ kegiatan

atau usaha perlindungan yang dilakukan perusahaan untuk l<aryawannya dan

(27)

aman dan sehat, alat-alat dan mesin yang terawat serta karyawan yang

terlatih agar mencapai tujuan bersama yang ditetapkan perusahaan.

Proses produksi perusahaan tidak terlepas dari alat kerja atau mesin. Hal ini

jika tidak dilakukan secara benar dapat mengakibatkan ォ・」ゥセャ。ォ。。ョ@ kerja

serta menyangkut keselamatan diri karyawan serta ruangan yang tidak

dikelola dengaan baik. Karyawan lapangan sangatlah memiliki peluang yang

sangat besar untuk mengalami kecelakaan dalam kerja, karena mereka

bekerja dalam industri mengandung resiko berupa bahaya terhadap

keselamatan kerja. Resiko bahaya tersebut dapat terwujud menjadi

kenyataan sebagai akibat dari kecelakaan, keteledoran dan sebab lain di

luar kemampuan manusia, terutama dengan semakin berkembangnya dan

meningkatnya penggunaan teknologi modem di sektor-sektor kegiatan

usaha, sehingga akan mengakibatkan semakin besar pula resiko yang

mengancam keselamatan kerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan perlu

memberikan jaminan keamanan atas keselamatan kerja untuk para

karyawannya.

Tetapi terkadang ketika suatu perusahaan telah menerapkan program K3

terhadap para karyawannya, kecemasan akan adanya kecelakaan dalam

(28)

terhadap pekerjaannya dan dilanda ketakutan jika terjadi sesuatu hal yang

dapat membahayakan dirinya.

I. 2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas timbul beberapa masalah yaitu:

1. Adakah hubungan antara keselamatan kerja dengan kecemasan terhadap

bahaya kecelakaan dalam bekerja pada karyawan lapangan?

2. Sejauhmana keselamatan kerja mempengaruhi kecema:>an dalam

bekerja?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan pada karyawan

lapangan?

4. Apakah ada perbedaan persepsi tentang penerapan K3 berdasarkan usia,

pendidikan, masa kerja dan unit kerja?

5. Apakah ada perbedaan kecemasan karyawan terhadap bahaya

kecelakaan dalam bekerja berdasarkan usia, pendidikan, masa kerja dan

unit kerja?

I. 3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, maka penulis membatasi pada masalah

hubungan antara persepsi keselamatan kerja dengan kecemasan terhadap

(29)

Energy Persada". Oleh karena itu, peneliti memberikan batasan pengertian

yang dimaksud adalah :

1.

Persepsi adalah suatu tanggapan dan penilaian individu secara psikologis

yang melibatkan unsur-unsur penginderaan, dan pengorganisasian,

sehingga individu dapat membuat suatu interpretasi terhadap

obyek-obyek lingkungan yang ada dalam kehidupan individu tersebut.

2. Keselamatan kerja adalah terhindarnya seseorang dari sesuatu yang

dapat membahayakan dirinya, properti, proses, dan linglcungan kerja.

3. Persepsi karyawan terhadap keselamatan kerja adalah kecenderungan

karyawan untuk menilai, menginterpretasikan atau menftartikan informasi

(stimulus) yang diperoleh melalui alat inderanya berupa penerapan

kegiatan atau usaha perlindungan yang dilakukan perusahaan untuk

karyawannya dan orang-orang di sekitar tempat kerja dalam upaya untuk

menciptakan kerja aman dan sehat, alat-alat dan mesin yang terawat

serta karyawan yang terlatih agar mencapai tujuan bersama yang

ditetapkan perusahaan.

4. Kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan dan perasaan

campuran yang berisi ketakutan, kegelisahan, kekhawatilran dan

keprihatinan dalam merespon situasi tertentu yang ュ・ョセQ。ョ」。ュ@ dan

merupakan hal yang normal yang terjadi menyertai perkembangan,

perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta

(30)

5. Bahaya kecelakaan adalah potensi yang dimiliki oleh suatu bahan atau

material, proses, atau kondisi untuk menimbulkan kerugian baik materi

maupun non materi baik yang menimpa diri manusia dan benda-benda

fisik berupa kekayaan atau aset, lingkungan hidup, masyarakat luas yang

kejadian tersebut tidak terduga dan tidak diharapkan kemunculannya.

6. Kecemasan terhadap bahaya kecelakaan adalah adanya kekhawatiran

dan ketakutan dalam diri karyawan akan terjadinya bahaya kecelakaan

kerja pada dirinya, lingkungan kerja, mesin dan alat kerJa, serta manusia

lainnya.

7. Karyawan adalah para pegawai lapangaan PT. ODIRA ENERGY

PER SADA

I. 3. 2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, terdapat

beberapa masalah yang dirumuskan :

1. Adakah hubungan yang signifikan antara persepsi keselamatan kerja

dengan kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja pada

karyawan lapangan PT. Odira Energy Persada?

2. Apakah ada perbedaan yang signifikan persepsi tentan9 penerapan K3

berdasarkan usia?

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan persepsi tentan9 penerapan K3

(31)

4. Apakah ada perbedaan yang signifikan persepsi tentan9 penerapan K3

berdasarkan masa kerja?

5. Apakah ada perbedaan yang signifikan persepsi エ・ョエ。ョAセ@ penerapan K3

berdasarkan unit kerja?

6. Apakah ada perbedaan yang signifikan kecemasan karyawan terhadap

bahaya kecelakaan dalam bekerja berdasarkan usia?

7. Apakah ada perbedaan yang signifikan kecemasan karyawan terhadap

bahaya kecelakaan dalam bekerja berdasarkan pendidikan?

8. Apakah ada perbedaan yang signifikan kecemasan karyawan terhadap

bahaya kecelakaan dalam bekerja berdasarkan masa kerja?

9. Apakah ada perbedaan yang signifikan kecemasan karyawan terhadap

bahaya kecelakaan dalam bekerja berdasarkan unit kerja?

I. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. 4. 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian mi memiliki

beberapa tujuan:

1. Mengetahui ada tidaknya hubungan persepsi keselamatan kerja dengan

kecemasan terhadap bahaya kecelakaan dalam bekerja pada karyawan

lapangan PT. Odira Energy Persada.

2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan persepsi tentang penerapan K3

(32)

3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan karyawan terhadap

bahaya kecelakaan dalam bekerja berdasarkan usia, pendidikan, masa

kerja dan unit kerja?

I. 4. 2. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan

untuk hal-hal berikut ini:

1. Secara teoritis :

a. Penerapan pembelajaran keselamatan kerja pada Psikologi

Organisasi dan lndustri dapat mendeteksi, mencermati dan mengambil

langkah-langkah sedini mungkin untuk mempersiapkan

program-program pengembangan keselamatan kerja dan pencegahan

kecelakaan kerja.

b. Pengembangan teori tentang K3 yang disertai dengan

metodologi-metodologi yang bersifat aplikatif, sehingga berguna bagi kalangan

yang bergerak dibidang Psikologi lndustri dan Organisasi.

c. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kegunaan

manajemen K3, khususnya berkaitan dengan kesejahteraan dan

productivitas karyawan.

d. Menjadi pengetahuan bagi penulis khususnya dan masyarakat serta

(33)

persepsi keselamatan kerja dengan kecemasan terhadap bahaya

kecelakaan dalam bekerja pada karyawan lapangan"

2. Secara praktis

a. Dapat dimanfaatkan oleh praktisi dan konsultan di bidang manajemen

mutu, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja pada sektor

industri.

b. Dengan hasil penelitian ini diharapkan akan menumbuhkembangkan

pengertian dan kesadaran pengusaha, tenaga kerja, dan pemerintah

tentang pentingnya penerapan program K3 pada setiap perusahaan.

c. Dengan adanya penelitian ini karyawan akan menyadari tentang

hak-haknya untuk mendapatkan perlindungan dan facilitan yang berkaitan

dengan K3 bagi dirinya dalam bekerja.

1.5.

Sistematika Penulisan

Teknik penulisan dalam skripsi ini mengacu pada buku Pedoman

Penyusunan dan Penulisan Skripsi APA Style yang diadaptasikan di Fakultas

Psikologi UIN Syahid Jakarta tahun 2005, dengan sist1;,matika penulisan

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULAN

Meliputi: Latar belakang masalah, ldentifikasi masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

(34)

BAB 2: KAJIAN PUSTAKA

Dibahas sejumlah teori mengenai permasalahan yang akan

diteliti, yaitu mengenai Hubungan Antara Pei-sepsi Keselamatan

Kerja dengan Kecemasan Terhadap Bahaya Kecelakaan dalam

Bekerja pada Karyawan Lapangan.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Mencakup jenis penelitian, pendekatan penelitian yang

digunakan, definisi variabel dan operasional variabel, populasi

dan sampel, metode pengumpulan data, tehnik analisa data.

[image:34.595.92.500.129.524.2]

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

Gambaran umum subjek penelitian dan analisa hasil penelitian.

(35)

BAB2

KAJIAN TEORI

2.1. Kecemasan terhadap Bahaya Kecelakaan

2.1.1 Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang clitandai dengan

istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa tak:ut, yang

kadang-kadang kita alami dalam tingkat berbeda-beda (Atkinson, 1909).

Chaplin (2002) menjelaskan bahwa

anxiety

atau kecemasan adalah

perasaan campuran yang berisi ketakutan, kegelisahan, dan keprihatinan

mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus オョエオセ@ ketakutan

tersebut, atau rasa takut /kekhawatiran atau ketakutan yang l<uat dan

meluap-luap.

Davidson dan Neale (dalam Fitri dan Julianti, 2005) juga menjelaskan bahwa

kecemasan memiliki karekteristik berupa munculnya perasaan takut, dan

(36)

Kaplan (dalam Fitri F dan Julianti, 2005) menjelaskan bahwa kecemasan

adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal

yang normal terjadi menyertai perkembangan perubahan, pengalaman baru

atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menentukan identitas diri dan

arti hidup.

Menurut Hurlock (1990), kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir,

gelisah dan perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya

perasaan-perasaan ini disertai oleh rasa kurang percaya diri, tidak mampu,

merasa rendah diri, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah. Menurut

Kartono (1997), ketidakberanian individu dalam menghadapi suatu masalah

dan ditambah dengan adanya kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas

merupakan tanda-tanda kecemasan pada individu.

Freud (dalam Sutardjo, 2005) menjelaskan terdapat tiga jenis kecemasan,

yaitu kecemasan nyata (reality anxiety), kecemasan neurotik (neurotic

anxiety), dan kecemasan moral (moral anxiety). Kecemasan nyata adalah

kecemasan mendasar terhadap bahaya nyata yang ada dalam dunia,

kecemasan neurotik merupakan kecemasan yang berasal dari id atau instink

yang berkembang dari pengalaman masa kanak-kanak awal, sedangkan

kecemasan moral adalah timbul bila seseorang merasa telah melanggar

(37)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan dain perasaan

campuran yang berisi ketakutan, kegelisahan, kekhawatiran dan keprihatinan

dalam merespon situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang

normal yang terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru

atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan

arti hidup.

2.1.2 Sumber-sumber Kecemasan

Sumber kecemasan menurut Freud (dalam Davidoff, 1988) adalah bahaya

yang berasal dari dunia yang nyata seperti situasi yang mengarah kepada

rasa sakit tubuh, dan kesadaran akan adanya hukuman yan9 berkaitan

dengan pelampiasan dorongan seperti seksual, agresi dan tindakan amoral

lainnya yang dilarang oleh norma budaya. Para Psikolog kognitif

memusatkan perhatiannya pada konflik batin antara beberapa harapan,

keyakinan, sikap, persepsi, informasi, konsep-konsep yang mengarah

kepada disonansi kognitif. Sedangkan Psikolog Humanistik menekankan

pada konflik mental khususnya pada saat orang harus memilih gaya hidup

yang memuaskan dan bermakna. Sedangkan Psikolog Behavioristik

menegaskan bahwa sebagian besar kecemasan adalah 。ォゥ「ゥセエ@ pengkondisian

(Kondisioning). ketika sebuah objek dari jenis tertentu dikaitkan maknanya

(38)

konflik kognisi maupun situasi yang jelas mengancam dapat menimbulkan

kecemasan.

Menurut Priest (1987) sumber umum dari kecemasan adalah pergaulan, usia

yang bertambah, keguncangan rumah tangga, dan adanya problem.

Seharusnya semakin tinggi usia, maka semakin rendah tinglkat kecemasan

yang mereka alami. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kecemasan (Neugarten, 1972). Orang yang berpendidikan

tinggi cenderung mudah mendapat informasi yang objektif dibandingkan

dengan orang yang berpendidikan rendah.

Menurut Carpenito (1998), ada beberapa faktor yang berhubungan dengan

munculnya kecemasan yaitu :

1.

Patofisiologis, yaitu setiap faktor yang berhubungan den1;1an kebutuhan

dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan dan keamanan.

2. Situasional (orang dan lingkungan) Berhubungan dengan ancaman

konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalain, kehilangan

benda yang dimiliki, dan kurang penghargaan dari orang lain.

3. Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat karena セ[・ュ。エゥ。ョL@

perceraian, tekanan budaya, perpindahan, dan adanya perpisahan

(39)

4. Berhubungan dengan ancarnan intergritas biologis : yaitu penyakit,

terkena penyakit rnendadak, sekarat, dan penanganan-penanganan

rnedis terhadap sakit.

5. Berhubungan dengan perubahan dalarn lingkungannya rnisalnya :

pencernaran lingkungan, pensiun, dan bahaya terhadap kearnanan.

6. Berhubungan dengan perubahan status sosial ekonomi, rnisalnya

pengangguran, pekerjaan baru, dan promosi jabatan.

7. Berhubungan dengan kecernasan orang lain terhadap individu.

Kecemasan yang terjadi pada individu dapat terjadi melalui suatu proses

yang dirnulai dengan adanya suatu rangsangan eksternal rnaupun internal,

sarnpai suatu keadaan yang dianggap sebagai ancarnan atau hal yang

mernbahayakan. Biasanya individu yang mengalami kecernasan seringkali

tidak mau mengakui bahwa dirinya cernas, tetapi dari observasi yang

dilakukan dapat disirnpulkan bahwa individu tersebut rnengalarni kecemasan.

Kecemasan menu rut David Sue ( 1986) dapat dimanifestasikan ke dalam

ernpat komponen yaitu:

1. Secara kognitif (pikiran). Dapat bervariasi, dari rasa khawatir yang ringan

sarnpai panik. lndividu terus menghawatirkan segala rnac:arn rnasalah

yang rnungkin terjadi dan sulit sekali untuk berkonsentras.i atau

(40)

menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut, dan ia juga kan mengalami

kesullitan tidur (insomnia).

2. Secara afektif (perasaan) adalah individu tidak dapat tenang dan mudah

tersinggung, sehingga memungkinkannya untuk terkena depresi.

3. Secara motorik (gerak tubuh) adalah seperti gemetar sampai dengan

goncangan tubuh yang berat. lndividu seringkali gugup clan mengalami

kesukaran dalam berbicara.

4. Secara somatik (dalam reaksi fisik atau biologis) adalah dapat berupa

gangguan pernafasan, atau gangguan pada anggota tubuh seperti

jantung berdebar, berkeringat, tekanan darah tinggi dan ·gangguan

pencernaan, serta kelelahan badan seperti pingsan.

Ada sebagian orang yang mengalami kecemasan pada setiap situasi dan

mempunyai jangka waktu yang cukup lama, tetapi ada juga yang sebagian

orang yang mengalami kecemasan pada saat tertentu saja. Oleh karena itu,

Spielberger dalam Linda De Clerq (1994) membagi kecemasan kepada dua

hal:

1. State Anxiety yaitu reaksi emosi yang sementara yang timbul pada situasi

tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Keadaan ini ditentukan

(41)

2. Trait Anxiety, menunjukkan pada ciri atau sifat seseorang yang cukup

stabil. Trait Anxiety ini dirasakan pada berbagai macam keadaan yang

membahayakan atau mengancam.

Ada dua perbedaan pada dua kecemasan tersebut, waktu clan keadaan.

State Anxiety Waktunya sementara dan hanya pada situasi tertentu saja dan

hanya pada saat itu saja, seperti kecemasan pada saat bekerja di lapangan

produksi, wawancara pekerjaan, menghadapi polisi dan sebagainya.

Sedangkan Trait Anxiety itu sudah menjadi sifat dari individu clan menetap

serta pada situasi yang berbagai macam atau pada semua l<eadaan.

2.2 Bahaya Kecelakaan

2.2.1 Pengertian Bahaya Kecelakaan

Hazard atau bahaya adalah potensi yang dimiliki oleh suatu bahan atau

material, proses, atau l<ondisi untuk menimbulkan kerusakan atau kesakitan

(kerugian) (Lestari, 2006). Bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dapat

berasal dari bahan bal<u atau material, proses kerja, proses produksi,

lingkungan kerja, produk, limbah, dan pekerja itu sendiri.

Kecelakan adalah kejadian yang tak terduga clan tidak diharapkan. Tak

terduga , oleh !<arena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

(42)

2. Trait Anxiety, menunjukkan pada ciri atau sifat seseorang yang cukup

stabil. Trait Anxiety ini dirasakan pada berbagai macam keadaan yang

membahayakan atau mengancam.

Ada dua perbedaan pada dua kecemasan tersebut, waktu dan keadaan.

State Anxiety Waktunya sementara dan hanya pada situasi tertentu saja dan

hanya pada saat itu saja, seperti kecemasan pada saat bekerja di lapangan

produksi, wawancara pekerjaan, menghadapi polisi dan sebagainya.

Sedangkan Trait Anxiety itu sudah menjadi sifat dari individu dan menetap

serta pada situasi yang berbagai macam atau pada semua keadaan.

2.2 Bahaya Kecelakaan

2.2.1 Pengertian Bahaya Kecelakaan

Hazard atau bahaya adalah potensi yang dimiliki oleh suatu bahan atau

material, proses, atau kondisi untuk menimbulkan kerusakan atau kesakitan

(kerugian) (Lestari, 2006). Bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dapat

berasal dari bahan baku atau material, proses kerja, proses produksi,

lingkungan kerja, produk, limbah, dan pekerja itu sendiri.

Kecelakan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak

terduga , oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

(43)

adalah kecelakaan berhubungan dengan kerja pada perusahaan. Hubungan

kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh

pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan (Suma'mur, 1989).

Kecelakaan (Accident) adalah kejadian yang merupakan hasil dari

serangkaian kejadian yang tidak direncanakan dan diinginkan atau tak

terkendalikan dan tak terduga yang dapat menimbulkan segala bentuk

kerugian baik materi maupun non materi baik yang menimpa diri manusia

dan benda-benda fisik berupa kekayaan atau aset, lingkungan hidup,

masyarakat luas (Satrya, 2005).

Accident akan meyebabkan kerugian-kerugian. Kerugian-kerugian tersebut

dapat diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarlcan bagi terjadinya

kecelakaan. Biaya tersebut dibagi menjadi biaya langsung dan biaya

tersembunyi. Biaya langsung adalah biaya pemberian pertolongan pertama

bagi kecelakaan, pengobatan, perawatan, biaya rumah ウ。ォゥQセ@ biaya angkutan,

upah sela tak mampu bekerja, kompensasi cacat, dan biaya perbaikan

alat-alat mesin serta biaya atas kerusakan bahan-bahan. Biaya tersembunyi

meftpUti segala sesuatu yang tidak terlihat pada wal<..1u atau l:>eberapa waktu

setelah kecelakaan tetjadi. Biaya ini mencakup berhentinya 1proses produksi

oJeh karena pekerja-pekelja lainnya menolong atau tertanlc ::1tas peristiwa

(44)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahaya kecelakaan

adalah potensi yang dimiliki oleh suatu bahan atau material, proses, atau

kondisi untuk menimbulkan kerugian baik materi maupun non materi baik

yang menimpa diri manusia dan benda-benda fisik berupa kekayaan atau

aset, lingkungan hidup, masyarakat luas yang kejaclian tersebut tidak

terduga clan tidak diharapkan kemunculannya.

2.2.2 Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja

Klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan

lnternasional Tahun 1962 (Suma'mur,1989) adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan, di antaranya adalah terjatuh,

tertimpa benda jatuh, tertumbuk atau terkena benda-benda(terkecuali

benda jatuh), terjepit oleh benda, gerakan-gerakan melebihi kemampuan,

pengaruh suhu tinggi, terkena arus listrik, kontak dengan bahan-bahan

berbahaya atau radiasi.

2. Klasifil<asi menurut penyebab, terdiri dari:

a. Mesin, diantara nya adalah pembangkit tenaga (terl<ecuali motor-motor

listrik), mesin penyalur (transmisi), mesin-mesin untuk mengerjakan

logam, mesin pengolah kayu, mesin pertanian,

(45)

perpセs@

I A KAAN

セヲ@

AM;:-]

UIN SYAHID JAKAF!TA

b. Alat angkut dan alat angkat, di antaranya adalah rnesin angkat dan

peralatannya, alat angkutan diatas rel, alat angkutan lain yang beroda

(terkecuali kereta apai), alat angkutan udara, alat angkutan air,

alat-alat angkutan lain.

c. Peralatan lain, di antaranya adalah bejana bertekanan, dapur

pernbakar dan pernanas, instalasi pendinginan, instalasi listrik

terrnasuk motor listrik (kecuali alat-alat listrik tangan), tangga,

perancah (steger).

d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, di antaranya adalah bahan peledak,

debu, gas, cairan dan zat kirnia, benda-benda rnelayang, radiasi,

bahan-bahan dan zat-zat lain yang belurn terrnasuk golongan tersebut.

e. Ungkungan Kerja, di antaranya adalah di luar bangunan, di dalarn

bangunan, di bawah tanah.

f. Penyebab-penyebab lain yang belurn terrnasuk golongan-golongan

tersebut, seperti hewan dan penyebab lain.

3. Klasifikasi rnenurut sifat Iuka atau kelainan, di antaranya adalah patah

tulang, dislokasi/keseleo, regang otot/ urat, rnernar dan Iuka dalarn yang

lain, arnputasi, Iuka di perrnukaan, gegar dan rernuk, lukci bakar,

keracunan-keracunan rnendadcik, akibat cuaca, rnati lernas, pengaruh

(46)

4. Klasifikasi rnenurut letak kelainan atau Iuka di tubuh, di antaranya adalah

kepala, leher, badan, anggota atas atau bawah, kelainan urnurn.

2.2.3 Faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja.

Surna'rnur (1989) rnengernukakan bahwa secara umum kec:elakaan

disebabkan oleh dua golongan penyebab, yaitu:

1. Tindakan perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (Unsafe

human acts)

2. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (Unsafe condition)

Kecelakaan kerja merupakan kejadian atau peristiwa yang tidak diharapkan

atau diduga sarna sekali yang terjadi di tempat kerja. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari jumlah kecelakaan kerja yang terjadi, secara umum

dapat dikualifikasi bahwa kecelakaan yang disebabl<an oleh kesalahan

manusia (Unsafe act) sebesar 78 %, yang disebabkan kondisi berbahaya dari

peralatan (Unsafe condition) sebesar 20 %, dan faktor lainnya sebesar 2 %.

Hasil penelitian itu membuktikan bahwa perilaku manusia merupakan

penyebab utama terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Padahal, kecelakaan

kerja yang terjadi dapat mengakibatkan korban jiwa, cacat, k:erusakan

peralatan, menurunnya mutu dan hasil produk, terhentinya proses produksi,

(47)

Dalam skala besar, akibat kecelakaan kerja yang banyak terjadi dan

besarnya jumlah kerugian yang diderita perusahaan, secara kumulatif akan

pula merugikan perekonomian sosial.

2.2.4

Pencegahan Kecelakaan Kerja

Suma'mur (1989) mengungkapkan bahwa kecelakaan-kecelakaan akibat

kerja dapat dicegah dengan :

1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan ケ。ョセj@ diwajibkan

mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perenca;naan, konstruksi,

perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, clan cara kerja

peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi

medis, PPPK, dan pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setEmgah resmi atau

tak resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat

keselamatan jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek

keselamatan dan higene umum, atau alat perlindungan diri.

3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan

perundang-undangan yang diwajibkan.

4. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang

berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengukian alat-alat

(48)

atau penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk

tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya.

5. Rise! medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis

dan patologis fektor-faktor lingkungan dan teknologis, dan

keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.

6. Penelitian Psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-poia kejiwaan yang

menyebabkan terjadinya kecelakaan.

7. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang

terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa

sebab-sebabnya.

8. Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum

teknik, sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukangan.

9. Latihan-latihan, yaitu latihan paktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga

kerja yang baru, dalam keselamatan kerja.

10. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau

pendekatan Ian untk menimbulkan sikap untuk selamat.

11.Asuransi, yaitu intensif finansial untuk meningkatkan pencegahan

kecelakaanmisalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh

perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.

12. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran

utama efektiftidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah,

(49)

suatu perusahaan sangat tergantung pada tingkat kesadaran akan

keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.

Maka dari uraian di atas jelaslah bahwa untuk pen<'..egahan kecelakaan akibat

kerja diperlukan kerja sama antara keahlian dan profesi seperti pembuat-buat

undang-undang, pegawai pemerintah, ahli-ahli tehnik, dokter, ahli ilmu jiwa,

ahli statistik, guru-guru, dan sudah barang tentu pengusaha dan buruh.

2.3 Pengertian Kecemasan Terhadap Bahaya Kecelaka1an

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat

bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif)

timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam

lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi

menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan

tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini

adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul l<ecelakaan kerja

dan penyakit akibat hubungan kerja.

Davidoff (1988) mengungkapkan kecemasan sebagai emosi yang ditandai

oleh perasaan bahaya yang diantisipasikan, terrnasuk ketegangan dan stres

(50)

Kecemasan akan muncul ketika seseorang dihadapkan pada bahaya yang

akan menimpanya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

J.J

Groen (1990)

bahwa kecemasan (anxietas) adalah perasaan tidak senang yang khas yang

disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang

akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang

individu atau kelompok biososialnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan terhadap bahaya

kecelakaan adalah adanya kekhawatiran dan ketakutan dalam diri karyawan

akan terjadinya bahaya kecelakaan kerja baik yang menimpa dirinya,

lingkungan kerja, mesin dan alat kerja, serta manusia lainnya.

2.4 Persepsi

2.4.1 Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan tahap paling awal dari serangl<aian pemrosesan

informasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi adalah suatu

proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui

sistem alat indera manusia.

Menurut Drever (dalam Sasanti, 2003) menyatakan bahwa persepsi adalah

suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan rnenggunakan

panca indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh

(51)

pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta

dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam individu. Definisi lain

menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan

membedakan-membedakan, mengelompokan, memfokuskan perhatian terhadap satu objek

rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini, persepsi

melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu

peristiwa atau objek (Abdul Rahman Shaleh, 2004).

Persepsi adalah proses yang mengorganisir dan menggabungkan data-data

indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga

kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan dhi sendiri

(Davidoff, 1988). Solso (dalam Suharnan, 2005) mengemukakan bahwa

persepsi adalah proses penggunaan pengetahuan yang telah dirniliki (yang

disimpan dalam ingatan) yang diterima alat indera seperti rnata, telinga, dan

hidung. Persepsi dalam arti luas rnerupakan pandangan sesieorang rnengenai

bagaimana ia mengartikan dan menilai sesuatu.

Harvey and Smith dan juga Wrightnsrnan dan Deaux (dalarn Wibowo, ·1988)

menyatakan bahwa pesepsi adalah suatu proses membuat penilaian

(judgement) atau rnernbangun kesan (impression) mengenai berbagai

macam hal yang terdapat dalam lapangan penginderaan seseorang.

(52)

merupakan suatu upaya pemberian makna kepada hal-hal tersebut. Persepsi

merupakan suatu proses yang kompleks dan aktif. Persepsi proses dimana

informasi yang kita dapat melalui indera, kita terjemahkan berdasarkan

harapan, pengetahuan, pengalaman, sehingga kita memperoleh persepsi

sendiri mengenai objek tertentu. Persepsi sangatlah subjektif.

Desiderata (dalam rakhmat 2005) menyatakan bahwa pers1epsi adalah

pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan atau

dengan kata lain persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi.

Berdasarkan pendapat dan pandangan para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa persepsi adalah suatu tanggapan dan penilaian indi\lidu secara

psikologis yang melibatkan unsur-unsur penginderaan, dan

pengorganisasian, sehingga individu dapat membuat suatu interpretasi

terhadap obyek-obyek fingkungan yang ada dafam kehidupan incflVidu

tersebut.

2.4.2 Hakekat Persepsi

Persepsi pada hakekatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang

terhadap obyek tertentu. Menurut Young (1956). oerseosi meruoakan

(53)

obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut

tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya.

Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal

yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan,

nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Persepsi merupakan proseis yang rurnit dan

aktif, perlu penjelasan mendalam agar dapat dipahami. Pernepsi yang terjadi

sangatlah berhubungan dengan manusia itu sendiri. Setiap orang dapat

mempersepsikan satu objek yang sama secara berbeda, seloab persepsi

sangatlah subjektif. Persepsi bukanlah cermin realitas. Hal ti:irsebut dapat

dilihat dari ketidakmampuan indera kita memberi semua respon dari

lingkungan. Manusia juga sering mempersepsikan rangsang-rangsang yang

sebenarnya tidak ada. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan otak kita

untuk mengubah serangkaian gambar diam menjadi bergerak seperti

pemutaran film. Persepsi juga sangat dipengaruhi oleh harapan, keinginan,

dan motivasi (Davidoff, 1988). Pengaruh harapan sangatlah dipengaruhi oleh

kebiasaan, pengalaman serta penilaian seseorang terhadap objek tersebut.

Sehubungan dengan hal ini, banyak ahli dibidang psikologi sosial yang

condong untuk mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses melekatkan

atau memberikan makna kepada informasi sensori yang diterima seseorang.

Pesepsi merupakan kemampuan kognitif yang multifaset ata1J berbagai segi

(Davidoff, 1988). Persepsi banyak sekali melibatkan kegiatan kognitif. Pada

(54)

diperhatikan. Proses perhatian rnelibatkan pernusatan pikiran pada tugas

tertentu, diikuti dengan usaha rnengabaikan stimulus lain ya1ng rnengganggu.

Artinya, sernakin kita rnernusatkan perhatian sernakin besar kernungkinan

kita rnenangkap rnakna dari inforrnasi yang diberikan, lalu dihubungkan

dengan pengalarnan dan kernudian diingat kernbali. Kesadatran juga

berperan dalarn persepsi. Saat kita rnerasa sangat bahagia, apa yang kita

lihat akan rnenjadi indah, dan sebaliknya pandangan yang sarna akan terlihat

sangat rnernbosankan. Kernudian, ingatan juga berperan dalarn persepsi,

terutarna dalarn pernberian inforrnasi bagi interpretasi. Harnpir sernua

aktivitas rnanusia selalu rnelibatkan aspek ingatan. Oleh sebab itu, ingatan

rnenjadi sesuatu yang sangat penting di dalarn proses-proses kognitif

rnanusia (Suhaman, 2005). Begitu pula dengan proses-proses inforrnasi, kita

dapat rnenentukan dan rnernutuskan data rnana yang akan dihadapi

berikutnya dibandingkan dengan situasi lalu, saat itu, lalu rn13rnbuat

interpretasi dan evaluasi. Bahasa rnernpengaruhi kognisi sel1ingga

rnernberikan bentuk pada persepsi secara tidak langsung.

2.4.3 Dasar Fisiologis Persepsi

Proses persepsi tergantung pada sistem sensorik dan otak. Sistern sensorik

berperan dalarn rnendeteksi inforrnasi, rnengubahnya dalarn irnpuls saraf,

(55)

benang-benang syaraf. Otak berperan sangat penting dalarn mengolah data

sensorik. Terdapat empat kerja otak yaitu: deteksi (pengenalan), transduksi

(pengubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya), transmisi

(penerusan), dan pengolahan informasi (Abdul Rahman Shaleh, 2004).

2.4.4 Sistem-sistem Sensorik

Sistem sensorik adalah bagian luar dari tubuh manuia yang menerima

informasi. Dengan adanya sistem tersebut kita dapat memperoleh informasi

guna merancang dan mengendalikan tngkah laku dan gerak--gerik tubuh.

Alat yang digunakan dalam proses sensorik disebut dengan indera. Dengan

alat itulah seseorang dapat menangkap informasi sehingga orang tersebut

dapat membuat rencana dan mengendalikan sikap serta gerakan tubuh kita.

Para ilmuan telah menemukan sebelas indera manusia. Kesi>..belas indera

yang ada pada tubuh manusia biasanya dikelimpokan menjadi lima sistem

persepsi (Abdul Rahman Shaleh, 2004). Yaitu:

1. Sistem visual indera yang terlibat adalah penglihatan

2. Sistem auditorik indera yang terlibat adalah pendengaran

3. Sistem kimiawi indera yang terlibat adalah pengecap dan dan penciuman

4. Sistem propriseptif indera yang terlibat adalah indera vestibular dan

(56)

5. Sistem semato sensorik indera yang terlibat adalah sentuhan, tekanan,

hangat, dingin, nyeri (serta kombinasi seperti gatal, geli, dan halus).

Kita dapat melihat seseorang berjalan dan mendengarkan suara langkah

kakinya, atau mendengar ketika ia mengucapkan sesuatu dan kita

mengamati wajahnya. Kita dapat melihat pada benda yang sedang kita

pegang, dapat mengalami gerakan tubuh kita baik secara kinestetik (gerakan

otot) maupun secara penglihatan. Di dalam mulut, kita dapat merasa atau

mengecap rasa tertentu, dan turut merasakan gerak ala! di dalam mulut

ketika kita berbicara. Sebagaimana mestinya orang yang normal, maka orang

Gambar

Tabel 2.1:
Table 4.23:
Gambaran umum subjek penelitian dan analisa hasil penelitian.
Tabel 2.1 Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wilayah tersebut telah berkembang menjadi kawasan pemukiman yang paling besar di distrik itu dan sekaligus menjadi pusat perdagangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari

K ecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas berdasarkan Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor 42 Tahun 2016 sebagai pelaksana teknis kewilayahan dalam menyelenggarakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintasan yang dihasilkan tidak berbeda nyata (P&gt;0.05) sedangkan pertumbuhan ikan diberi pakan berupa udang rebon dan ikan rucah adalah

Agriculture and Agribusiness) 1411-7177 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Udayana B Rekayasa 1 Jurnal Transportasi 1411-2442 Forum

Kebijakan Umum APBD adalah dokumen yang memuat kebijakan pendapatan daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah; kebijakan

Gerbner dan kawan-kawannya melihat bahwa film drama yang disajikan di televisi mempunyai sedikit pengaruh, tetapi sangat penting di dalam mengubah sikap, kepercayaan

Jadi metode dakwah merupakan sebuah jalan atau cara yang digunakan atau dilakukan dalam melaksanakan aktifitas mengajak manusia kepada jalan yang lurus, yang mana

Pada penelitian ini, penurunan indeks plak terlihat masih terdapat 2 responden dengan kategori buruk, hal ini dikarenakan kedua respoden tersebut memiliki tingkat