• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard : Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia,Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard : Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia,Tbk"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

ffiALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

( Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk.)

Ill • 1111

111

Oleh

Wihda Farhana

Nl]\t[: 104081002557

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIJlL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDP. Y ATULLAH JAKARTA

(2)

,\J\l;\l!SIS !<INER.IA PERUSAi IA,\N DENGAN MENGGlJNAKAN METODE BAI J\NClcD SCORECARD

( Studi l(a;us pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk.)

Skripsi

Diajukan Lcpada l·'akultas Ekonomi clan llmu Sosial

l Jntuk Ivleincnuhi Syt11«1t-syarat untuk Meraih Gc!ar s。セェ。ョ。@ Ekono1ni

Pcmbirnbing I

Pro fJlJ/\

bcLlJLl:!Ji.LiiA fvL'i

NIP. I) 1.47·1.891

Olch l,lv'ili\la l'grhana NIM: QPセPXQPPRUUW@

[)j B<1wah Flimbingan

Pcnguji Ahli

l'roi'.Dr.Ailmad Red. ni, MM NIP. 150.317.955

Pcmbimbing II

Suhendnh_§.Ag, MM NIP. 150.326.912

juizャゥセッエ|n@ MAN/\JlcMt::N

1:/\KlJLTAS f;KONOM! D/\N ILMU SOS!AL

t !'-ii Vl·IZSITAS ISLAlvl NEG ER I SY /\RIF HIDAY ATULLAH JAKARTA

(3)

I lari ini Rabu Tanggal 13 Bulan Agustus Tahnn Dua Ribu Delapan tclah dilakukan Ujian Komprehensif alas nama Wihda Farhana NIM: 10408 I 002557 dengan judul Skripsi " ANAL/SIS KINERJA PERUSAHAAN DJ<,'NGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD" ( Studi Kasus pada Bank Rakyat Indonesia. Tbk.). Mcmpcrhatikan pcnampilan mahasiswa tcrsebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syaral untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemcn Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial

Univcrsitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Agustus 2008

Tim Pcnguji lJjian Komprchensif

I

Prof.Dr.Achmad Rodom, MM Drs.Herni Ali HT, MM

Sckretaris

Ketua

(4)

Curriculum Vitae

fl

Personal Date

Name :Wihda Farhana

Place and Birth : Jakarta, December 30'" 1986

Adress : JI. Rasamala III No. 23 Rt .. 002/ 013 Menteng

Dalam, Jakarta 12870

: Female :Islam Gender Religion Telephon Email

: 021-92647407/ 08567117409

: [email protected]

fl

Educatfon

セM

Year Colle!!e Maior

2004-2009 Islamic United State Syarif Management

Hidayatullah Jakarta

2001-2004 Madrasah Aliyah Al-Khairiyah Social Mc1jority

1998-2001 I 5 Jakarta Junior High School General

1992-1998 Madrasah Ibtidaiyah Al-Husna General

fl

Course

and

Seminar Experiences

r

-Year Kind of Course and Seminar Location

-Seminar "Cara Mudah Mahasiswa

2006

Menjadi Enterpreneur" Jakatta

2005 Pelatihan Aplikasi SPSS Jakarta

-2004 English Course Jakarta

..

2004 Pendidikan dan Pelatihan Komputer Jaka1ta

(5)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Penelitian ini menggunakan metode Balanced Scorecard yang menyeirnbangkan pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Perspektif keuangan dilihat dari rasio keuangan. Perspektif pelanggan menekankan padla kepuasan pelanggan. Perspektif proses bisnis internal menekankan pacla inovasi. Perspektif pernbelajaran dan pertumbuhan menekankan pada pendidikan dan pelatihan karyawan serta kepuasan karyawan. Penelitian ini menghasilkan penilaian perspektif keuangan dengan kinerja baik, perspektif pelanggan dengan ldnerja baik, perspektif proses bisnis intmal dengan kine1ja baik, dan perspektif proses bisnis internal dengan kinerja baik. Secarn umum dapat dinilai bahwa kinerja Bank Rakyat Indonesia, Tbk dapat dinyatakan baik.

(6)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat All.ah swt, karena atas

berkah, rahmat, hidayah, dan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Rasulullah

Muhammad Saw, beserta para sahabatnya yang telah membawa umatnya dari

alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang.

Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyan1paikan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak dalam

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis berikan kepada :

I. Kedua orang tuaku, ayahanda Abdul Karim dan ibunda Masdjidah Ahmad

yang selalu memberikan do'a, bimbingan, support, baik secara materil dan

moril, dan selalu menjadi motivasi terbesar dalam diri penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakanda Drs. Taufik Rahman dan Lutfiah Amin.S.Pd (Istri) serta

keponakan-keponakanku Muhammad Faiq Quraisyin, Mishfa Afifa, Alivia Rahmanita,

dan Muhammad Rafiq Asy-Syaukani yang selalu mensupport dan memotivasi

penulis untuk semangat.

3. Bpk Prof. Dr.Abdul Hamid, MS selaku dosen pembim bing I dan Dekan

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang selalu sabar membimbing,

mengarahkan, memberikan solusi, dan meluangkan waktunya demi

(7)

Akhir kata, penulis memahami bahwasanya tidak ada satu pun di dunia

ini yang sempuma tak terkecuali skripsi yang penulis tulis ini. Oleh sebab itu,

penulis harapkan kepada para pembaca sekalian bersedia memberikan kritik

maupun saran jikalau ketika membaca skripsi ini menemukan kekurangan dan

kesalahan. Hal ini sangat berguna untuk memberikan koreksi dan perbaikan pada

tuiisan-tulisan penelitian berikutnya.

Jakarta, April 2009

(8)

DAFTARISI

Abstract. ... .i

Abstrak ... .ii

Kata Pengantar ... .iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... .ix

Daftar Garn bar ... xii

Daftar Larnpiran ... xiii

Bab.I. Pendahuluan A. Latar Belakang ... I B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

Bab II. Tinjauan Pustaka A. Kinerja Perusahaan ... 7

B. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja 1. Tujuan Pengukuran Kinerja ... 8

(9)

C. Sistem Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard

!. Pengertian Balanced Scorecard ... I I

2. Manfaat Balanced Scorecard ... I 7

3. Kelebihan Balanced Scorecard ... 18

4. Komponen-komponen Balanced Scorecard a. PerspektifKeuangan ... 20

b. Perspektif Pelanggan ... 25

c. Perspektif Proses Bisnis Internal ... .30

d. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ... 33

D. Kerangka Pemikiran ... .36

E. Penelitian Sebelumnya ... 38

Bab III. Metodologi Penelitian A. Ruang Lingkup Penelitian ... .40

B. Metode Penentuan Sampel. ... .40

C. Metode Pengumpulan Data ... ..41

D. Metode Analisis Data I . Metode Deskriptif ... .4 2 2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... .45

(10)

Bab IV. Pembahasan

A. Gambaran Umnm Perusahaan

l. Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia ... 50

2. Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia ... 53

3. Struktur Organisasi. ... .54

4. Jasa Perbankan ... 63

B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard l. PerspektifKeuangan ... 67

2. PerspektifPelanggan ... 72

3. Perspektif Proses Bisnis Internal. ... 86

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ... 88

BabV. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 113

B. Implikasi.. ... 116

C. Keterbatasan ... 116

D. Saran ... 117

Daftar Pustaka ... 118

(11)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

4.1 Ikhtisar Rasio Keuangan BRI, Tbk 71

4.2 Hasil Uji Validitas (kuesioner pelanggan) 73

4.3 Reliability Statistics (kuesioner pelanggan) 75

4.4 Jenis Kelamin 76

4.5 Usia 76

4.6 Pendidikan 77

4.7 Peke1jaan 78

4.8 Jaminan Keamanan & Kepercayaan 79

4.9 Besarnya Biaya dalam Proses Transaksi 79

4.10 Banyaknya Produk yang Ditawarkan BRI 80

4.11 Fasilitas yang Ditawarkan BRI 81

4.12 Pengetahuan dan Keterampilan Karyawan 81

4.13 Kecepat Tanggapan Karyaw:m 82

4.14 Keramahan Karyawan 83

4.15 Informasi yang Diberikan Setiap Saat 83

4.16 Penampilan Fisik dari Bangunan 84

4.17 Citra sebagai Bank yang Aman, Sehat, & Terpercaya 85

4.18 Citra sebagai Bank yang berkualitas 86

4.19 Hasil Uji Validitas (kuesioner karyawan) 92

(12)

DAFTARGAMBAR

No Keterangan Hal

3.1 PerspektifBalanced Scorecard 14

3.2 Perspektif Pelanggan 29

3.3 Perspektif Proses Bisnis Internal 33

(13)

Lampiran

I

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

DAFTAR LAMPIRAN

Ketcrangan

Kuesioner Nasabah Kuesioner Pelanggan Hasil Kuesioner Nasabah Hasil Kuesioner Pelanggan

Hasil Uji Reabilitas Kuesioner Nasabah Hasil Uji Validitas Kuesioner Nasabah Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Karyawan Hasil Uji Validitas Kuesioner Karyawan Laporan Keuangan

(14)

A. Latar Belakang

BABI

PENDAHULUAN

Dalam menghadapi era globalisasi, maim setiap pelaku bisnis dihadapkan pada lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. Agar dapat bertahan dalam kondisi tersebut maka perusahaan sebagai pelaku bisnis di tuntut untuk memperbaiki kondisi perusahaan dalam upaya melakukan efisiensi dan meningkatkan kemampuan bersaing. Selain itu perusahaan juga harus lebih peduli terhadap strategi yang digunakan sehingga akan membawa perusahaan pada keunggulan di bandingkan dengan para pesaingnya, dimana keunggulan hanya dapat di wujudkan melalui usaha cerdas, terencana dan sistematik serta berjangka panjang.

(15)

dikembangkan alat ukur kinerja baru yang dikenal dengan istilah Balanced Scorecard, yang merupakan alat ukur yang menyeimbangkan kinerja aspek keuangan dan non keuangan, kinerja jangka pendek dan jangka paajang, serta kinerja yang bersifat intern dan ekstern.

Balanced Scorecard merupakan konsep manajemen yang dikenalkan David Norton dari harvard Business School dan Robert Kaplan pada awal tahun 1990-an. Balanced Scorecard merupakan suatu penilaian kinerja perusahaan, yang membahas segala aspek, tidak hanya finansial. Menurut Kaplan dan Norton (1996), kinerja perusahaan yang dinilai menggunakan indikator finansial hanya menggambarkan situasi masa lalu, dan hanya dapat dilakukan untuk perusahaan yang semua investasinya jangka panjang.

Kaplan dan Norton mempertajam konsep pengukuran kinerja dengan menentukan suatu pendekatan efektif yang seimbang (balanced) dalam mengukur kinerja strategi perusahaan. Pendekatan BSC menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolok ukur kinerja untuk empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

(16)

EVA, dan sebagainya. Perspektif pelangaan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasar dimana nnit usaha akan bersaing, misalnya bersangkutan dengan market share, jumlah konsumen baru, dan sebagainya. ·

Prespektif proses usaha internal melukiskan proses internal yang diperlukan untuk memberikan nilai untuk pelanggan dan pemilik. Tolok ukurnya dapat berupa efisiensi putaran produksi, quality cost, dan sebagainya. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan kapabiltas yang diperlukan induk organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan. Perspektif ini berhubungan dengan kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi dan sikap karyawan. Tolok ukumya antara lain menyangkut motivation index, employee tum over, rata-rata absen dan sebagainya.

'Balanced Scorecard mempertahankan perspektif keuangan karena tolok ukur keuangan berguna untuk mengikhtisarkan konsekuensi tindakan ekonomi yang telah diambil. Tolok ukur kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, implementasi, dan eksekusi perusahaan memberi kontribusi pada perbaikan laba. Tujuan finansial biasanya berkaitan dengan pengukuran kemampuan laba. Perspektif keuangan menggambarkan konsekuensi tindakan ekonomi yang diambul dalam ketiga perspektiflain.

(17)

yang terlalu banyak mengakibatkan kurang fokus dan membingungkan. Tunggal (200 I) merekomendasikan bahwa terdapat unsur-unsur um um dari perspektif keuangan dan pelanggan dan bervariasi dalam area lain dalam penekanan evaluasi. Perbedaan dalam perspektif mungikn berkaitan dengan ukuran, proses dalam industri, tipe usaha, fase daur hidup dan struktur organisasi.

Sedangkan untuk perusahaan di era 1teknologi informasi, perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang mampu menciptakan nilai tambah dengan melakukan "investasi" pada pelanggan, pegawai, proses, teknologi yang digunakan, serta inovasi. Sehingga Kaplan dan Norton mempertajam konsep ldnerja dengan menentukan suatu pendekatan efektif yang seimbang (balanced) dalam mengukur kinerja strategi perusahaan.

Teknik Balanced Scorecard kini mulai banyak mendapat perhatian praktisi bisnis maupun peneliti manajemen, padahal keempat perspektif dari Balanced Scorecard ini, yaitu perspektif keuangan, pelanggan proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan adalah hal-hal konvensional dalam perusahaan. Temyata, perhatian yang demikian itu tidak terlepas dari kemampuan teknologi sistem informasi yang makin mernasyarakat. Keempat perspektif menawarkan suatu keseimbangan (Balanced) antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, yaitu hasil yang di inginkan, pemicu kinerja, dan tolok ukur. '"

(18)

dengan judul "Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard". Penelitian tersebut dilakukan pada salah satu Bank di Jember yaitu PT. BPR Puji Raharja, dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kinerja perusahaan jika dilihat dari perspektif keuangan, JPerspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yang di kenal dengan pendekatan Balanced Scorecard. _

Dari basil penelitian tersebut di peroleh bahwa kinerja PT. BPR Puji Raharja yang diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard dapat dikategorikan sebagai pebagai perusahaan yang memilild kine1ja cukup.

Berdasarkan penelitian sebelumnya pada salah satu bank di Jember maka penulis ingin meneliti kinerja perusahaan yang berlokasi di Jakarta, karena di era informasi perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang mampu menciptakan nilai tambah dengan melakukan investasi pada pelanggan, pegawai, proses, teknologi yang digunakan, serta inovasi. Sedangkan keempat perspektif yang digunakan untuk melakukan penilaian dengan BSC adalah finansial, pelanggan, proses bisnis, dan pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan.

(19)

B. Perumusan Masalah

Bagaimana kinerja perusahaan dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan jika dilihat dari pangsa pasar dan kepuasan pelanggan, perspektif proses bisnis internal dilihat dari inovasi produk-produk, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dilihat dari produk:ltifitas karyawan dan kepuasan karyawan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan kinerja perusahaan jika dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yang dikenal dengan pendekatan Balanced Scorecard. 2. Manfaat Penelitian

Bagi Penulis

Untuk menerapkan ilmu yang telah di dapat selama masa perkuliahan dan untuk memperluas wawasan tentang pengukuran kinerja khususnya dengan pendekatan Balanced Scorecard.

Bagi Perusahaan

(20)

BABII

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Pernsahaan

I. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

manusia dalam melaksanakan tugas atau peran yang dimainkannya dalam

mencapai tujuan perusahaan. Agar dapat mempelajari sistem pengukuran

kinerja dengan baik, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai sistem

dan pengukuran kinerja.

Menurut Raymond Mc. Lead, Jr (2001), dalam bukunya yang

berjudul Sistem Informasi manajemen, definisi sistem adalah :

" Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. "

Menurut Robert Anthony dan Govindan\jan (2005), dalam

bukunya yang berjudul sistem pengendalian manajemen, definisi sistem

adalah:

" Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu cara serangkaian aktivitas untuk mencapai suatu tujuan tertentu. "

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kerangka kerja yang

terpadu yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan

(21)

" Tt.ifuan po/wk penilaian kinelja ada!ah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sis/em organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah di tetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. "

Pengukuran kinerja memperlihatkan suatu hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan dengan hasil yang telah dicapai perusahaan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Perencanaan yang berisi strategi-strategi yang bertujuan untuk kelangsungan hidup perusahaan haruslah dapat diukur karena kita tidak dapat mengelola apapun dengan baik jika ha! yang direncanakan tidak dapat di ukur.

Untuk menjaga agar perusahaan dapat terns bertahan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif maka diperlukan suatu pengukuran kinerja yang merupakan alat bagi manajemen dalam mengevaluasi kinerja untuk menilai berhasil atau tidaknya strategi yang telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja yang ada harus dapat menggabungkan tujuan jangka panjang dengan tujuan jangka pendek perusahaan sehingga perusahaan memiliki pengukuran kinerja yang dapat mendorong perusahaan menjadi lebih baik dalam mencapai tujuan perusahaan.

3. Manfaat Pengukuran Kinerja

(22)

atau penyesuaian rencana dan pengendalian aktifitas masa yang akan datang.

Menurut Mulyadi (2001:420), penilaian kinerja dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk :

1. Mngelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan karyawan seperti : promosi, dan pemberhentian.

3. Mengindentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan mengevaluasi program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana antara mereka menilai kinerja mereka.

5. Menjadikan suatu dasar bagi distribusi pelanggan.

Menurut Lynch dan Cross (1993) dalam Sony Yuwono (2006:29) Konsep & Aplikasi Strategi Bisnis, manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut :

1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.

(23)

3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.

4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembe:lajaran organisasi, 5. Membangun konsensus untuk melaknkan suatu perubahan dengan

memberi reward atas perilaku yang diharapkan tersebut.

B. Sistem pengukuran Kinerja Balanced Scorecard 1. Pengertian Balanced Scorecard

Balanced Scorecard merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahaan yang menyeimbangkan empat perspektif pengukuran yaitu: Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Dalam pengukuran terhadap keempat perspektif tersebut, keseimbangan antara Scorecard dari masing-masing perspektif dapat menentukan peningkatan kinerja yang berlipat ganda. Hal ini disebabkan karena peningkatan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran akan mendorong peningkatan kinerja perspektif proses bisnis internal dan perspektif costomer yang akan mendorong kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan sehingga terjadi pelipatgandaan kinerja perusahaan.

(24)

Ukuran financial kinelja masa lalu dengan ukuran kinelja masa depan. Kinelja perusahaan diukur dari 4 perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Sementara, Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997), dalam SonyYuwono (2006:8) mendefinisikan Balanced Score:card adalah:

Pengukuran dan pengaturan sistem yang memperlihatkan kinelja unit bisnis berdasarkan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Dalam lnternasional journal for quality research Balanced Scorecard yaitu :

BSC is one ve1y complex system for managing which serves for firm 's peiformance measurment using four balanced perspectives (financial perspective, customer perspective, bisiness process perspective and learning and growth perspective).

Dengan demikian Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

(25)

seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi di dalam sumber daya manusia, sistem, dan prosedur yang di butuhkan untuk meningkatkan kinerja yang akan datang.

Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non fonansial harus menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan.

(26)

Pelanggan

Finansial

VISIDAN STRATEGI

Pembelajatan dan

[image:26.595.82.469.88.584.2]

pertnmbnltan - ·

Gambar 3.1

Perspektif Balanced Scorecard

Proses Bisnis Internal

'

Sebagai kerangka kinerja operasionalisasi strategi, penjabaran visi, misi, dan strategi ke daiam empat perspektif Balanced s」ッョセ」。イ、@ dimaksudkan untuk menjawab empat pertanyaan pokok berikut ini :

a. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan? (perspektif pelanggan)

b. Proses bisnis apa yang harus ditingkatkan atau diperbaiki perusahaan ? (perspektif proses bisnis internal)

(27)

d. Bagaimana penampilan perusahaan di mata pemegang saham?

(perspektif keuangan)

Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berfikir untuk

menjabarkan strategi perusahaan ke dalam segi operasional. Sebelum Balanced

Scorecard diimplementasikan, pada saat penyusunan Balanced Scorecard, terlebih

dahulu dijabarkan dengan jelas visi, misi, dan strategi perusahaan.

Dengan Balanced Scorecard tujuan suatu unit usaha tidak hanya

dinyatakan dalam suatu ukuran keuangan saja, melainkan dijabarkan lebih lanjut

ke dalam pengukuran bagaimana unit usaha tersebut mencipi:akan nilai terhadap

pelanggan yang ada sekarang clan masa datang dan bagaimanai unit usaha tersebut

hams meningkatkan kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia,

sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kincrja yang lebih baik

di masa mendatang.

Perusahaan yang menggunakan Balanced Scorecard sebagai sistem

manajemen strategi mempunyai dua tugas utama, yaitu :

I. Manajemen harus membangun Balanced Scorecard

2. Manajemen harus menggunakan atau menerapkan Balanced

Scorecard itu.

Berkaitan dengan pembangunan Balanced Scorecard, manajemen harus

menetapkan :

1. Visi, misi, sasaran, clan tema strategi.

(28)

Setiap perspektif dalam Balanced Scorecard terdiri dari empat komponen utama,

yaitu:

1. Penetapan tujuan-tujuan strategis,

2. Pemilihan ukuran-ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan

tujuan-tujuan strategis,

3. Penetapan target-target kinerja,

4. Penetapan program-program peningkatan kine1ja (inisiatif-inisiatif)

beserta rencana-rencana tindakan setiap program peningkatan

kinerja itu.

Organisasi yang menetapkan Balanced ウLセッイ・」。イ、@ biasanya

menggunakan karateristik berikut untuk mengevaluasi sistem pengukuran kinerja

mereka:

I. Pengukuran hams terkait langsung dengan tujuan-tujuan strategis

yang dirumuskan,

2. Pengukuran hams sederhana serta memunculkan data yang mudah

untuk digunakan, mudah di pahami, dan mudah melaporkannya,

3. Pengukuran harus dilakukan pada sistem secara keseluruhan, yang

menjadi ruang lingkup program Balanced Scorecard,

4. Pengukuran hams dapat digunakan untuk menetapkan target,

mengarah ke peningkatan kinerja di masa mendatang,

5. Pengukuran seyogianya melibatkan semua individu yang berada

(29)

6. Pengukuran harus berfokus pada tindakan korektif dan peningkatan, bukan sekadar pada pemantauan atau pengendalian.

2. Manfaat Balanced Scorecard.

Dengan adanya kelemahan dalam sistem pengukuran kinerja tradisional, Kaplan dan Norton (1992) mengusulkan Balanced Scorecard sebagai solusinya. Sehingga manfaat yang diperoieh dari Balanced Scorecard adalah:

a. Mencoba menyeimbangkan alat ukur konvensional lama yang berdimensi keuangan dengan dimensi-dimensi baru yang mencakup aspek pelanggan, proses bisnis internal, dan proses belajar yang berkembang.

b. Penggunaan BSC sebagai suatu strategic ュ。ョ。ァQセュ・ョエ@ system yang mampu mengatasi masalah defisiency dalam system tradisional, dengan membantu manajer menemukan keterkaitan (link) antara strategi jangka panjang perusahaan dengan aktifitas jangka pendeknya (Kaplan dan Norton 1996).

(30)

d. BSC memungkinkan manajer memandang bisnis dalam empat perspektif, yaitu: (a) perspektifkeuangan, (b) perspektifproses bisnis internal, ( c) perspektif pelanggan, ( d) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1992).

3. Kelebihan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard sebagai pengukur kinerja memiliki kelebihan sebagai berikut ( Suwardi Luis, 2008:48) :

a. BSC dapat berfungsi sebagai alat nntuk mengkomunikasikan strategi di antara para stakeholders dari sebuah organisasi, yaitu pihak manajemen, karyawan, para pemegang saham, pelangarr, dan komunitas Iingkungan. Dengan menggunakan BSC, para stakeholders

dapat melakukan review terhadap strategi dan pencapaiannya dengan menggunakan bahasa yang sama. (Dengan itu mereka dapat mengatasi hambatan pada visi.)

b. BSC memungkinkan organisasi untuk memetakan semua faktor utama yang ada dalam organisasi tersebi\t, baik yang berbentuk benda fisik

\

(tangible asset) maupun berupa benda non-fisik (intangible asset).

Sementara konsep perencanaan strategi Iain pada umumnya hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat tangible. (Dengan demikian mereka dapat mengatasi hambatan pada manajemen.)

c. BSC dapat mengaitkan strategi dengan kinerja organisasi

(31)

membangun strategi dan berhenti setelah strategi itu selesai di bangun, sedangkan BSC memungkinkan organisasi untuk mengaitkan strategi yang di bangun dengan proses pelaksanaannya.

d. BSC memiliki konsep sebab akibat. Dengan 、セュゥォゥ。ョ@ para pelaku strategi yang berada dalam tanggung jawab mereka dapat tercapai dengan sukses, hal itn akan membuahkan hasiil tertentn dan akan terkait dengan strategi lainnya. Sebaliknya, bila talc tercapai, ha! itn pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian strategi lainnya. Hnbungan sebab akibat ini secara tidak langsung dapat menguatkan kerja sama dalam organisasi dan mendorong mereka untuk berada dalam satu payung yang sama dalam rangka mencapi tujuan organisasi. (Dengan demikian mereka dapat mengatasi hambatan pada pelaku dan menajemen).

(32)

4. Komponen-komponen Balanced Scorecard. a. PespektifKeuangan

Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara kbusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham.

Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan siklus kehidupan bisnis, yaitu ; growth, sustain, dan harvest. Tiga tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda pula.

Growth adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan di mana perusahaan memiliki produk atau jasa yang secant signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Di sini, manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk atau jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.

(33)

rendah. Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah, misalnya tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.

Sustain adalah tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik, dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secar.a konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan padac besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolok ukur yang kerap di gunakan pada tahap ini, misal, ROE, Current Rasio, Debt Rasio, Debt Equity Rasio.

Harvest adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen atau menuai basil investasi di rahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan barn, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur, adalah memaksimumkan arus kas dan pengeluaran modal kerja.

(34)

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk rnengukur kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendekuya pada saat di

tagih. Dengan kata lain dapat membayar ォQセュ「。ャゥ@ pencairan dana

deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan

kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin likuid.

Dua rasio likuiditas yang digunakan adalah :

a. Rasio Lancar

Rasio lancar mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro,

tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang

dimiliki oleh suatu bank.

Rasio lancar = CashAssets XI 00% Tota/Deposit

b. Banking Ratio

Banking ratio bertujuan untuk mengulcur tingkat likuiditas

bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan

dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini,

maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah

dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil,

demikian pula sebaliknya.

(35)

2. Rasio Solvabilitas

Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk

membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan

alat ukur untuk melihat kekayaan bank untuk melihat efisiensi bagi

pihak manajemen bank tersebut.

Rasio aktivitas yang digunakan yaitu :

a. Primary Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang

dimiliki sudah memadai. Atau sejauh rnana penurunan yang

terjadi dalam total aset masuk dapat ditut11p oleh capital equity.

P nmary atw . R . = EquityCapital Xl 000, ,.

Tota/Assets

b. Capital Adequency Ratio (CAR)

Car adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh

aktiva bank yang mengandung risik (kredit, penyertaan, surat

berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal

sendiri bank, di samping memperoleh dama-dana dari

sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman

(utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, CAR adalah rasio

kinerja bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan risiko, misalnya Ia-edit yang diberikan. Rasio ini

dapat di rumuskan sebagai berikut (Lukman Dendawijaya,

(36)

=

Modal Bank XIOO%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

3. Rasio Rentabilitas

Rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.

Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung, yaitu :

a. Gross Profit Margin.

Gross Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui presentasi laba dari kegiatan usaha murni dari bank

yang bersangkutan setelah dikurangi biaya-biaya.

Gross Profit Margin=

Operatinglncome - OperatingE:xpense XI OO%

Operatinglncome

b. Return on Equity Capital (ROE)

Return on Equity capital (ROE) mempakan rasio untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam rnengelola

capital yang ada untuk mendapatkan m:t income.

(37)

4. Rasio Perbaikan Aset

Non Performing Loan (NPL) Gross

NPL Gross adalah perbandingan antara jumlah kredit yang di berikan dengan tingkat kolektibilitas 3 sampai dengan 5 di bandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Rumus:

=

Kredit yang diberikan dengan kolektibi litas 3s/d5 Xl 00% Total Kredit yang diberikan

Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai/ skor yang diperolehnya.

b. Perspektif Pelanggan

Customer adalah siapa saja yang m1:nggunakan keluaran pekerjaan seseorang atau suatu tim. Definisi ini mengandung arti bahwa customer dapat bersifat intern maupun ekstern dipandang dari sudut organisasi. Definisi ini mencakup pula pemasok dalam rantai customer.

(38)

saham merupakan stakeholders yang memasok investasi ke dalam perusahaan untulc memungkinkan personel perusahaan menghasilkan produk dan jasa bagi costomers. Personel perusahaan merupakan stakeholder yang bertanggung jawab untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan melalui penyediaan produk dan jasa bagi customers. Customers merupakain stakeholder yang berkepentingan terhadap perusahaan karena produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan digunakan oleh customers untuk memenuhi kebutuhan mereka. Customers mendatangkan pendapatan bagi perusahaan, sehingga dari pendapatan tersebut perusahaan dapat menutup biaya (termasuk memenuhi gaji personel) dan membayar dividen bagi pemegang saham. Pemegang saham hanya akan menginvestasikan dana mereka ke dalam perusabaan yang menjanjikan customers yang profitable, begitu juga personel juga banya akan bekerja dalam perusahaan yang mampu menghasilkan laba.

Filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan alas pentingnya customer focus dan customer satisfaction.

Jadi, jika pelanggan tidak puas mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik.

(39)

(1) Costumer Core measurement

Cortomer core measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:

Market Share; pengulmran ini mencerminkan bagian yang dikuasai atas keseluruhan pasar yang 。、ゥセ@ yang meliputi antara lain: jumlah pelanggan, jumlah peqjualan, dan volume unit penjualan.

Customer Retension; mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. Perusahaan harus berusaha mempertahankan pelanggan yang telah dimilikinya, karena lebih mudah hagi suatu perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah dimilikinya dibandingkan dengan harus mencari lagi pelanggan baru. Customer Acquisition; mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru: atau memenangkan bisnis baru.

(40)

kepada pelanggan. Untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, yang menjadi tujuan proses manajemen pelanggan, perusahaan harus membangun citra yang baik dimata pelanggan mulai dari saat proses akuisisi pelanggan, seperti memberikan potongan harga terhadap produk, menjaga kualitas produk yang ditawarkan, serta melengkapi produk yang ditawarkan dengan layanan puma jual.

Customer Satisfaction; menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition. Ukuran kepuasan pelanggan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melaksanakan bisnis. Riset menunjukkan bahwa sekedar memenuhi kepuasan pelanggan tidaklah cukup untuk mendapatkan loyalitas, retensi, atau profitabilitas yang tinggi. Hanya j ikac pelanggan menilai pengalaman pembelinya sebagai ー・ョゥセ。ャ。ュ。ョ@ yang amat memuaskan, barulah perusahaan dapat mengharapkan para pelanggan melakukan pembelian ulang.

(41)

Akuisisi

'

Pelanggan

.

-

Pangsa .

Pasar

Profitabilitas

r:=:-·-' , Pelanggan

---'

'

Kepuasan Pelanggan Gambar3.2 Perspektif Pelanggan

Retensi Pelanggan

(2) Costomer Value Proposition

Customer value proposition mernpakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut:

Product/service attributes

(42)

Customer Relationship

Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivi'tas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu merupakan komponen yang penting dalam persaingan perusahaan. Konsumen biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi kepuasan mereka.

Image and reputasion

Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan pe:rusahan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

(43)

hati-hati oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mnngkin tidak dapat dilakukan oleh konsultan luar.

Kaplan dan Norton (1996) dalam Sony Yuwono (2006:36),

membagi proses bisnis internal ke dalam: Proses Inovasi

Dalam proses ini, nnit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian R & D sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersilkan ( didasarkan pada kebutuhan pasar). Aktivitas R & D ini merupakan aktivitas penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan, terutama untuk jangka panjang.

Inovasi merupakan titik mula dan sebagai penanda apakah sebuah perusahaan akan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Efektif, efisien, dan cepat dalam berinovasi bagi banyak perusahaan bahkan merupakan faktor yang lebih menentukan dibandingkan dengan kemahiran dalam operasi sehari-hari (Kaplan dan Norton, 1996

(44)

tajam, maka tiap-tiap individu didalam perusahaan itu membutuhkan jaminan adanya I 00% dukungan manajemen puncak (Burrill dan Ledother, 1999 dalam Dermawan Wibisono, 2006: 110). Inovasi merupakan perbaikan kinerja perusahaan yang sangat signifikan untuk diperhatikan semna pelaku industri. Hal ini disebabkan siklus hidup produk semakin pendek, sehingga perusahaan dituntut untuk secara cepat dan efisien memasuki pasar. Manfaat dari produk dan layanan baru bagi perusahaan, diantaranya meliputi terbukanya kesempatan untuk mendapatkan pangsa pasar lebih besar, dapat menerapkan harga premium karena belum adanya pesaing, dan dapat menjadi pengatur standar pasar. Proses Operasi

Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/jasa. Aktivitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian; I) proses pembuatan produk dan 2) proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada: waktu, kualitas, dan biaya

Proses Pelayanan Puma Jual

(45)

pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahan dapat mengukur apakah upayanya dalam pelayanan puma jual ini telah memenuhi harapan pelanggan, dengan menggunakan tolok ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang diilakukan dalam proses operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan dapat menggunakan pengukuran waktu dari satu keluhan pelanggan diterima hingga keluhan tersebut diselesaikan.

Proses Inovasi Proses Operasi Proses Layanan Puma Jual

Kebutuhan Pelanggan Diidentifikasi

a tau

Jasa

Luncurkan

Produk

A tau

[image:45.595.95.473.194.544.2]

jasa

Gambar. 3.3

Perspektif Proses Bisnis Internal

d. Perspektif Pertnmbuhan dan Pembelajaran

Layani

elanggan Kebutuhan Pelanggan

erpuaskan

(46)

pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitisnya dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Information System Capability

Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian pagawai telah mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi yang terbaik. Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkat manajemen dan pegawai atas informasi. yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-baikriya.

Motivation, empowerment, and aligment

(47)

C. Kerangka Pemikiran.

Pengukuran kinerja yang efektif sangat dibutuhkan oleh perusahaan

sebagai masukan dalam pengambilan keputusan dalam rangka mencapai

tujuan perusahaan. Agar pengukuran kinerja dapat berjalan dengan baik, maka

dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja sesuai

dengan tujuan manajemen.

Balanced Scorecard memberikan gambaran kepada pimpinan tentang

organisasi dengan seperangkat instrument yang diperlukan untuk

mengarahkan persahaan menuju sukses di masa depan. Balanced Scorecard

diterjemahkan sebagai sebuah misi dan strategi dari organisasi yang

menyeluruh dari sebuah ukuran kinerja yang dapat memberikan satu gambaran

kerangka sistem manajemen yang strategik.

Membuat suatu balanced Scorecard harus dimulai dari pene1jemahan

visi dan misi perusahaan ke dalam sasaran dan tolok ukur yang spesifik.

Dalam perkembangannya, Balanced Scorecard kemudian dikembangkan untuk

menghubungkan tolok ukur bisnis dengan strategi perusahaan.

Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard tidak hanya

mempertimbangkan sisi keuangan saja, tetapi juga mempertimbangkan sisi

non keuangan. Balanced Scorecard terdiri dari empat perspektif yang saling

berhubungan, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif

proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pe11umbuhan.

Balanced Scorecard menyatakan adanya keseimbangan antara berbagai

(48)

ukuran internal proses bisnis penting, inovasi, serl:a pembelajaran dan

pertumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan antara semua ukuran; apa yang

dicapai oleh perusahaan pada waktu yang lalu, dengan semua ukuran faktor

pendorong kinerja masa depan perusahaan. Balanced Scorecard juga

menyatakan keseimbangan kinerja dari berbagai ukuran basil yang subjektif.

Perspektif Keuangan

Bagan Kerangka Pemikiran

Visi dan Misi Perusahaan

Strategi Perusahaan

Balanced Scorecard

Perspektif Costomer

Perspektif Pembelajaran

dan Pertumbuhan

[image:48.595.99.467.204.672.2]

Kinerja Perusahaan

Gambar 3.4 Kerangka Pemikiran

Perspektif Proses B isnis

(49)

D. Penelitian Sebelnmnya

Mimiyati dan Andriyani dengan judul "Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard". Penelitian tersebut dilakukan pada salah satu Bank di Jember yaitu PT. BPR Puji Raharja, dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kinerja perusahaan jika dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan perturnbuhan, yang di kenal dengan pendekatan Balanced Scorecard. Dari basil penelitian tersebut di peroleh bahwa kinerja PT. BPR Puji Raharja yang diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kine1:ja .;ukup.

(50)

Arief Junaedi (200 I) melakukan penelitian tentang pengukuran

kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced Scoirecard. Penelitian ini

dilakukan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) pada periode tahun 1996

sampai dengan tahun 2000. hasil penelitian dari pengukuran kinerja PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero) dengan menggunakan metode pendekatan

Balanced Scorecard ini menunjukkan bahwa Balanced S1;orecard memberikan

gambaran secara menyeluruh, sehingga mencerminkan kondisi kinerja

perusahaan yang mendekati kenyataan.

Ismadjaja Toengkagie (2006) melakukan penelitian mengenai

pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorecard, studi

kasus pada PT. Bursa Berjangka Jakarta pada periode tahun 2001 sampai

dengan 2004. berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh

penulis dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard maka kinerja

PT. BBJ secara keseluruhan selama 4 tahun yaitu tahun 2001 sampai dengan

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingknp penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Penelitian ini

hanya mengukur kinerja pernsahaan tersebut berdasarkan Balanced Scorecard.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pada tahun 2006 dan

2007.

B. Metode Penentuan Sample

I. Populasi, yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik te1ientu yang di terapkan o !eh

peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono,

2004 : 72). Populasi penelitian ini adalah para nasabah dan karyawan BRI.

Sedangkan sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004 :73).

2. Teknik sampling, yaitu teknik pengambilan sampel. Tampel sampling

dalam penelitian ini adalah non-probabilitas sampling, yaitu teknik

pengarnbilan sarnpel yang tidak rnernberi atan kesempatan yang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk di pilih rnenjadi sarnpel

(Sugiyono, 2004 : 77). Adapun jenisnya adalah converience sampling

yaitu unit sarnpel yang ditarik rnudah dihubungi di rnana saja dan kapan

(52)

kooperatif (Rangkuti, 2003: 32). Sample yang di ambil yaitu sebanyak 50

nasabah BRl dan 50 karyawan BRl.

C. Metode Pengumpulan data

Untuk mencari dan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

I. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusabaan dengan cara :

Wawancara, yaitu melaknkan tanya jawab dengan pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalab yang diteliti guna mendapatkan informasi yang akurat.

Kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang diajukan kepada beberapa responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penyebaran kuesioner kepada responden untuk memperoleh data dan informasi mengenai kepuasan pelanggan dan kepuasan pegawai. Kuesioner dalam penelitian berasal dari kuesioner penelitian sebelumnya (replikasi).

2. Data Sekunder

(53)

jurnal, dau sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti.

D. Metode Analisis Data

Teknis analisa data yang digunakan adalah sebagai berikut :

I. Metode Deskriptif

Metode Deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

secara sistematik, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Analisis data yang dipakai dalam

menjabarkan penelitian ini adalah :

Deskriptif kuantitatit; yaitu analisis atas hasil penelitian dengan

menggunakan perhitungan angka-angka atau pengukuran berdasarkan

perhitungan angka-angka yang diperoleh dengan menggunakan rumus

tertentu. Metode kuantitatif ini gunakan Ulltuk pengukuran kinerja

keuangan. Dengan menggnnakan rumus :

Rasio Likuiditas

a Rasio Lancar

Rasio lancar = CashAssets XI00% Tota/Deposit

b. Banking Ratio

(54)

Rasio Solvabilitas

a. Primary Ratio

Primary Ratio = EquityCapital Xl 00%

Tota/Assets

b. Capital Adequency Ratio (CAR)

CAR= Modal Bank X 100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Rasio Rentabilitas

a. Gross Profit Margin.

Gross Profit Margin =

Operatinglncome - OperatingExpense XI OO%

Operatinglncome

b. Return on Equity Capital (ROE)

Return on Equity capital=

Rasio Perbaikan Aset

NPL Gross

Netlncome XIOO%

EquityCapital

= Kredit yang diberikan dengan kolektibilitas 3s/d5 Xl 00% Total Kredit yang diberikan

- Deskriptif Kualitatif, yaitu analisa atas basil penelitian dengan

mendeskripsikan atau menggambarkan secara sisternatik, faktual, dan

(55)

untuk pengukuran kinerja pada perspektif pelanggan, perspektif proses

bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

a. Perspektif Pelanggan

I. Pangsa Pasar

Pangsa pasar di lihat dari besarnya pasar atau jumlah nasabah yang

berhasil dikuasai dibandingkan dengan total pasar atau jumlah

nasabah potensial dalam dalam bisnis perbankan.

2. Menentukan dan menganalisa tingkat kepuasan pelanggan.

Diukur dengan kuesioner yang disebarkan ke pelanggan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan terhadap

jasa yang digunakan.

b. Perspektif Proses Bisnis Internal.

Inovasi.

Menentukan dan menganalisa inovasi yang dilakukan perusahaan

dengan melihat produk barn yang dibuat selama satu tahun.

c. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

1. Produktivitas Karyawan.

Diukur dengan skala rasio yaitu perbandingan total pendapatan

perusahaan dengan jumla11 karyawan pada tahun yang

bersangkutan, dengan rumus sebagai berikut :

P d ktro u 1v1tas aryawan -. . K Tota!Pendapa tan XI 000/o ,

(56)

2. Menentukan dan Menganalisa tingkat kepuasam karyawan.

Diukur dengan kuesioner yang diisi oleh karyawan di perusahaan

X untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasaan karyawan

terhadap pekerjaannya.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

a. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu

variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu

kelompok variabel tertentu.

Suatu skala pengukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Disebut valid apabila mampu mengkur apa

yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang

tepat dari variabel yang diteliti.

Validitas suatu butir pe1tanyaan pada hasil output SPSS pada tabel

dengan judul Item-Total Statistics. Menilai kevalidan masing-masing

butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total

Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pertanyaan

dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected

(57)

b. Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab ha! yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Tingkat keandalan kuesioner yang reliabel adalah yang apabila dicobakan berulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas sebaliknya dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel. Reliabilitas suatu konstruk variabel dapat dikatakan baikjika memiliki nilai Cronbach's Alpha> dari 0,60.

E. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah pengukuran kineija yang mempertimbangkan aspek keuangan, dan aspek non keuangan, yang terdiri dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, ー・イウーQセォエゥヲ@ proses bisnis internal, dan perspektifpembelajaran dan pertumbuhan.

(58)

1. Rasio Likuiditas

Rasio Lancar

Rasio lancar = CashAssets Xl00% Tota/Deposit

Banking Ratio

Banking ratio =

2. Rasio Solvabilitas

Primary Ratio

Tota/Loans XIOO% TotalDeposit

P . nmary at10 = R . EquityCapitalXIOOo/ /o

Tota/Assets

Capital Adequency Ratio (CAR)

CAR= Modal Bank

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

3. Rasio Rentabilitas

Gross Profit Margin.

Gross Profit Margin =

Operatinglncome - OperatingExpense Xl OO% Operatinglncome

Return on Equity Capital (ROE)

x

100%

Return on Equity capital = - - - X l 0 0 % Netlncome EquityCapital

4. Rasio Perbaikan Aset

NPLGross

(59)

b. Perspektif pelanggan, yaitu perspektif yang mengukur kinerja perusahaan dari sisi pelanggan. Pengukurannya dengan menggunakan:

I. Pangsa Pasar

Pangsa pasar di lihat dari besamya pasar atau jumlah nasabah yang berhasil dikuasai dibandingkan dengan total pasar atau jumlah nasabah potensial dalam dalam bisnis perbankan.

2. Tingkat kepuasan pelanggan.

Pengukurannya dengan menggunakan skala likert, di mana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pemyataan mengenai perilaku, objek, atau kejadian.

c. Perspektif proses bisnis internal, yaitu perspektif yang mengukur bagaimana efektifitas dan efisien perusabaan dalam menghasilkan produk atau jasa. Pengukurannya dilihat dari inovasi yang dilakukan perusahaan dengan melihat produk barn yang dibuat selama satu tahun.

d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu penelitian kinerja perusahaan di lihat sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Pengukurannya dilihat dari:

I. Produktifitas karyawan

(60)

P d ro u 1v1tas aryawan kt. . K = TotalPendapatan X!OO", ,.

JumlahKmyawan

2. Tingkat Kepuasan Karyawan

(61)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Um um Bank Rakyat Indonesia 1. Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia.

Setelah kemerdekaan RI diproklamasikan pada tanggal I 7 Agustus 1945, orang-orang Jepang yang memimpin Syomin Ginko (BRI dahulu) dianjurkan agar mengundang para pimpinan kantor cabar Syomin Ginko ke Jakarta untuk merundingkan peralihan yang tengah berlangsung. Dalam rapat yang di!angsungkan di gedung Escomto, para pemimpin Jepang didesak agar menyerahkan kekuasaannya kepada pegawai-pegawai senior Indonesia. Namun, para pemimpin Jepang tidak mengabulkannya, dengan alasan mereka mengaku mendapat tugas dari sekutu mendarat dan mengambil alih semuanya.

Akhirnya hanya empat pejabat senior Indonesia yang di tunjuk untuk mengadakan perundingan tentang pengarnbilalihan kekuasaan Syomin Ginko. Mereka itu adalah: M. Harsoadi, M. Soegijono Tjokrowirono, R.

(62)

Martokesoemo dan Soedarto Dirdjoatmodjo. Mereka dii tugasi menghadap

"Pemimpin Empat'' dan membicarakan usaha mempercepat status quo.

Atas anjuran Angkatan Muda di Jakarta, kelompok Soemantri Cs.

menghadap Komite Nasional Indonesia (KNI) untuk membahas masalah

yang sama. Pertemuan dengan KNI menghasilkan kesanggupanjuru bicara

KNI yaitu Mr. Abdul Gafar Pringgodogdo, untuk menggantikan Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia.

Pada tahun 1946, BRI menjadi satu-satunya bank pemerintah RI. Hal ini

berlangsung sampai terbentuknya Bank Negara Indonesia pada tanggal 5

Juli 1946. oleh karena itu usaha perkreditannya prnn ditujukan untuk

melayani "segala" kebutuhan kredit, terutama kredit pemerintah sendiri.

Bahkan, Yayasan Pusat Bank Indonesia yang pada waktu itu sedang

memproses pembentukan Bank Negara Indonesia ウQセャ。ャオ@ mendapatkan

modalnya dengan cara meminjam dari BRI.

Dengan demikian, nasabah utama dan pertama BR[ pada masa awal

kemerdekaan adalah pemerintah sendiri. Pada waktu itu pemerintah

memang sedang membutuhkan banyak dana yang sifatnya mendesak.

Dana tersebut antara lain untuk keperluan PMR (Persediaan Makanan

Rakyat), RAPWI (Rescue of Allied Prisoners of Warand Intemess),

berbagai keperluan mendadak dari Kementrian Pekerja Umum dan

Kementrian Pertahanan. Kebutuhan dana tersebut sebagian besar dapat

(63)

pinjaman lain, terutama untuk penduduk desa yang menjadi sasaran utama BR1, tetap dilaksanakan, bahkan dengan semangat barn.

Pada tanggal 15 Agustus 1950, UUDS R1 Tahun 1950 ditandatangani oleh Presiden Soekamo dan Menteri Kehakiman R1S, MR. soepomo. Dengan ditandatangani dan diumumkannya UUDS itu, R1S dihapus clan bangsa Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Sehubungan dengan hal tersebut Staatsblad tahun 1934 no. 82 tentang

"Bepalingen Betreffende de Algemeene Volkscredietbank" (Anggaran Dasar A VB), dianggap kurang memadai lagi dan dinilai perlu diubah atau disempumakan pada beberapa bagiannya. Berkaitan dengan ha! tersebut di atas, pemerintah R1 mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.25 tanggal 20 April 1951. melalui PP ini, BR! di tetapkan menjadi "Bank Menengah". Walaupun PP ini merinci tugas-tugas BR!, namun tidak berarti pemberian tugas tersebut sama sekali baru bagi BR1, karena sejak A VB sudah biasa melaksanakan pemberian kredit kepada golongan menengah.

Yang dimaksud dengan golongan menengah tersebut meliputi baik perorangan maupun organisasi I badan hukum. Adapun pemberian kredit

kepada golongan lain hanya dilakukan jika kebutuhan kredit tidak dapat diberikan secara memuaskan oleh badan perkreditan lain.

(64)

menumbuhkan perekonomian bangsa. Salah satu upaya untuk itu adalah peningkatan pelayanan dan keragaman usaha sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam kaitan itu maka berdasarkan surat Dewan Moneter No. SEKR/ BRI/ 328 tanggal 25 September 1956 BRI telah ditetapkan sebagai Bank Devisa. Keputusan tersebut ditetapkan mengingat BRI mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga diharapkan BRI dapat memberikan pelayanan lebih merata kepada nasabah yang bergerak dibidang perdagangan luar negeri. Dengan keputusan tersebut, berarti BRI telah memasuki lapangan perkreditan yang berhubungan dengan perdagangan luar negeri yang dapat memajukan bidang ekspor dan perbaikan dalam bidang distribusi barang-barang impor. 2. Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia.

a. Visi Bank Rakyat Indonesia.

• Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

b. Misi Bank Rakyat Indonesia.

• Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. • Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan

(65)

• Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Struktur Organisasi • Komisaris

Jumlah Dewan Komisaris BRI sebanyak 7 (tujuh) orang dan 4 (empat) orang diantaranya merupakan Komisaris Independen. Jumlah dan komposisi Dewan Komisaris tersebut telah sesuaii dengan ketentuan yaitu tidak melampaui jumlah Direksi BRI sebanyak 10 orang dengan jumlah Komisaris Independen melebihi 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris

Sesuai dengan anggaran dasar BRI dan ketentuan perundang-undangan/peraturan yang berlaku, Komisaris BRI telah melaksanakan tugas utamanya yaitu bertanggung jawab atas pengawasan pengelolaan perusahan yang dilaksanakan oleh jajaran Direksi. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komisaris telah membentuk Komite, yaitu :

a. Komite Audit

(66)

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit I. Kegiatan Internal

Menyusun rencana dan program ォ・セェ。@ Komite Audit. Melakukan pertemuan dengan :

• Audit Intern (AIN) untuk membahas sistem pengendalian intern dan temuan-temuan audit terutama yang dinilai mengandung risiko yang dapat mempengaruhi usaha bank.

• Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan (AMK) dan Divisi terkait untuk membahas perkembangan kinerja keuangan BRI dan informasi keuangan lainnya.

• Divisi-Divisi lain yaitu antara lain Divisi Perencanaan Strategis (Renstra). Divisi Logistik, dan Divisi Kredit (ADK) untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan fungsi organisasi bersangkutan serta kinerja BRJ[.

(67)

Melakukan evaluasi dan memberikan laporan te1tulis kepada Komisaris dari setiap pcrtemuan/rapat dan penugasan yang diberikan kepada Komite Audit.

Memberikan materi pad a pelatihan yang diselenggarakan oleh Kantor Inspeks:i (Kanins).

Melakukan riset berkaitan dengafl perubahan peran fungsi Audit Intern sebagai Strategic Business Partner (SBP) dalam pelaksanaan Risk-based Audit dengan mengirimkan kuesioner dan mt:lakukan in-depth interview.

2. Kegiatan Eksternal

Melakukan diskusi dengan Eksternal Auditor, baik sebelum maupun setelah dilalrnkan pemeriksaan mengenai temuan-temuan atas laporan keuangan bank. Melakukan diskusi dengan pihak llainnya khususnya yang berkaitan dengan peningkatan efektivitas fungsi audit intern.

b. Komite Pengawasan Manajemen Risiko (KPMR)

(68)

Tugas dan Tanggung Jawab KPMR

1. Merevisi Piagam dan Pedomen Kerja Komite Pemantauan Manajemen Risiko yang disesuaikan dcngan peraturan dan

ketentuan Bank Indonesia yang terkait.

2. Melakukan Evaluasi terhadap :

• Kebijakan Umum tentang manajemen risiko BRI.

• Mekanisme Konsultan Kredit.

• Laporan Kinerja Portofolio Kredit BRI.

• Kepatuhan internal dan eksternal BRI.

• Ketentuan-ketentuan Direksi yang berkaitan dengan

penerapan kebijakan manajemen risiko, termasuk

mekanisme Kerja Risk Management Committee

• Kebijakan umum Perkreditan (KUP) BRI.

• Pelaksanaan pedoman penerapan prinsip mengenal

nasabah.

3. Melakukan Review terhadap :

• Laporan triwulan tentang laporan Profil Risiko Bank

BRI.

• Laporan bulanan Direktur Kepatuhan Bank BRI.

• Hasil rapat Komite Manajemen Risilm Bank BRI.

• Usulan kredit diatas jumlah tertentu yang memerlukan

konsultasi ke komisaris yang 、ゥウ・ャQセョァァ。イ。ォ。ョ@ dalam

(69)

4. Melakukan kunjungan ke beberapa unit kerja dalam rangka: • Mendampingi Komisaris dalam Forum Komunikasi di

beberapa Kantor Wilayah Bank BRI.

" Melakukan evaluasi atas implementasi dan penerapan kebijakan manajemen risiko yang te:lah ditetapkan oleh manajemen risiko serta mendukung penerapan risk-based audit oleh AIN!KANINS.

5. Mengikuti rapat-rapat Direksi dan Komisaris yang membahas perkembangan kinerja bularnm Bank BRI. c. Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR)

KNR diketuai oleh seorang Komisaris Inde:penden dengan 5 anggota yang memiliki keahlian dan independensi yang memadai.

Tugas dan Tanggung Jawab KNR

l. Mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan kebijakan nominasi dan kebijakan

(70)

• Direksi

3. Fungsi remunerasi dilakukan dengan mengevaluasi

kebijakan remunerasi yang berlaku bagi Dewan Komisaris,

Direksi dan Pekerja Perusahaan.

Jumlah anggota Direksi BRI 10 (sepuluh) orang yang masing-masing telah

memiliki pengalaman di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif

bank lebih dari 5 (lima) tahun. direksi BRI tidak merangkap jabatan

sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank/lembaga

lain, dan tidak sating memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota

Deawn Komisaris atau Direksi Iainnya.

Dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab Komisaris telah membentuk Komite, yaitu :

a. Komite Manajemen Risiko (RMC)

Komite Mana

Gambar

Gambar 3.1 Perspektif Balanced Scorecard
Gambar. 3.3
Gambar 3.4 Kerangka Pemikiran
Tabel 4.1 Ikhtisar rasio Keuangan BRI, Tbk
+7

Referensi

Dokumen terkait

`Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Credit Union Bererod Gratia Yogyakarta ditinjau dari : (1) Berdasarkan Perspektif Keuangan, menunjukkan kondisi baik,

(2) Perspektif pelanggan menunjukkan kondisi yang baik (rata-rata skor penilaian sebesar 3 dari 4) karena pasien sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan Puskesmas Kayu

c) Untuk perspektif internal dan bisnis proses yang menunjukkan bahwa kinerja pelayanan dianggap masih kurang dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Dapat dilihat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja bank secara keseluruhan dengan menggunakan metode balance scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif nasabah,

Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan untuk menilai kinerja pegawai berdasarkan empat perspektif BSC, yaitu Perspektif keuangan, Perspektif pelanggan atau

Hasil penelitian yang dilakukan bahwa dalam perspektif keuangan perlu perbaikan didalam rasio keuangan perusahaan, sedangkan pada perspektif pelanggan perlu adanya

Amanah dapat dikategorikan baik; (2) sebagian besar pelanggan merasa puas terhadap produk yang dihasilkan meskipun, sebagian besar pelanggan masih mengeluhkan

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimanakah kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Bank Barokah Dana