ABSTRAK
ANALISIS KINERJA CREDIT UNION MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus pada Credit Union Padat Asih Jakarta
Agatha Cahya Utami NIM : 122114106
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Credit Union Padat Asih Jakarta menggunakan metode Balanced Scorecard. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi, observasi, dan kuisioner yang ditujukan kepada manajer, karyawan, dan anggota. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis rasio keuangan untuk perspektif keuangan, analisis Multialtribute Attitude Model (MAM) untuk perspektif pelanggan dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, sedangkan untuk perspektif proses bisnis internal menggunakan analisis deskriptif.
ABSTRACT
PERFORMANCE ANALYSIS OF CREDIT UNION USING BALANCED SCORECARD
(A Case Study at Credit Union Padat Asih Jakarta)
Agatha Cahya Utami collection techniques were interviews, documentation, observation, and questionnaires addressed to manager, employees, and members. Data analysis technique used was the financial ratio analysis for the financial perspective, analysis of Multialtribute Attitude Model (MAM) for the customer perspective and the learning and growth perspective, while for the internal business process perspective using a descriptive analysis.
ANALISIS KINERJA CREDIT UNION MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus pada Credit Union Padat Asih Jakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Agatha Cahya Utami
NIM : 122114106
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
ANALISIS KINERJA CREDIT UNION MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus pada Credit Union Padat Asih Jakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Agatha Cahya Utami
NIM : 122114106
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
“
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah
bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan
akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan
tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
”
~ Yesaya 41:10 ~
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Keluarga Tercinta
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis memperoleh bantuan,
bimbingan, dukungan, serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang
2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian di Universitas Sanata Dharma kepada penulis.
3. Antonius Diksa Kuntara, S.E., M.F.A. selaku pembimbing yang telah membantu
serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA dan Ir. Drs. Hansiadi Yuli H., M.Si., Ak.,
QIA selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan bagi perbaikan
skripsi ini.
5. Bapak Nurdin Tambunan selaku Manajer Kantor Credit Union Padat Asih dan
Bapak Romanus Mujiono selaku Penasehat Credit Union Padat Asih yang telah
banyak membantu dan memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan juga
kepada seluruh staf yang telah banyak membantu dalam memperoleh data.
6. Bapak, Mama, Mas Rio, Kristo, dan semua keluargaku yang luar biasa, yang
selalu mendoakan tanpa henti dan selalu menyemangati untuk terus berjuang
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xvi
ABSTRACT ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 5
D.Manfaat Penelitian ... 6
E. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A.Pengertian Kinerja ... 9
B.Penilaian Kinerja ... 9
C.Konsep Balanced Scorecard ... 10
D.Perspektif-perspektif yang Diukur dalam Balanced Scorecard ... 11
1. Perspektif Keuangan ... 11
2. Perspektif Pelanggan ... 16
x
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 21
E. Keunggulan Balanced Scorecard ... 24
F. Manfaat Balanced Scorecard ... 26
G.Konsep Credit Union ... 26
1. Pengertian Credit Union ... 26
2. Prinsip – prinsip Credit Union ... 27
H.Hukum yang Melandasi Koperasi ... 30
I. Kerangka Pemikiran ... 31
J. Penelitian Terdahulu ... 33
BAB III METODE PENELITIAN... 37
A. Jenis Penelitian ... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 37
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
E. Jenis dan Sumber Data ... 39
F. Populasi dan Sampel ... 40
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 41
H. Teknik Analisis Data ... 42
1. Perspektif Keuangan ... 42
2. Perspektif Pelanggan ... 46
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 52
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 54
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 66
A. Sejarah Singkat Berdirinya Credit Union Padat Asih ... 66
B. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran dari Credit Union Padat Asih ... 67
C. Struktur Organisasi Credit Union Padat Asih ... 69
D. Perangkat Organisasi Credit Union Padat Asih ... 69
E. Aktivitas Perusahaan ... 73
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 80
A. Analisis Data... 80
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 80
2. Perspektif Keuangan ... 85
3. Perspektif Pelanggan ... 91
4. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 98
5. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 101
B. Pembahasan ... 112
1. Perspektif Keuangan ... 112
xi
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 118
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 121
BAB VI PENUTUP ... 131
A. Kesimpulan ... 131
B. Keterbatasan Penelitian ... 133
C. Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 136
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 42
Tabel 3.2 Skala Sikap Kuisioner Anggota ... 48
Tabel 3.3 Perolehan Bobot Masing-masing Atribut ... 49
Tabel 3.4 Skala Sikap Kuisioner Karyawan ... 55
Tabel 3.5 Perolehan Bobot Masing-masing Atribut ... 56
Tabel 3.6 Skala Sikap Kuisioner Manajer... 59
Tabel 3.7 Perolehan Bobot Masing-masing Atribut ... 61
Tabel 3.8 Hasil Penilaian Kinerja Credit Union Padat Asih ... 64
Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas Kuisioner Anggota Kondisi Belief ... 81
Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Anggota Kondisi Belief ... 82
Tabel 5.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 82
Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Kuisioner Anggota Kondisi Ideal ... 83
Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Anggota Kondisi Ideal ... 84
Tabel 5.6 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ... 84
Tabel 5.7 Net Profit Margin ... 86
Tabel 5.8 Return on Assets ... 87
Tabel 5.9 Return on Equity ... 87
Tabel 5.10 Current Ratio ... 88
Tabel 5.11 Quick Ratio ... 89
xiii
Tabel 5.13 Urutan Kepentingan Pelanggan atau Anggota ... 94
Tabel 5.14 Urutan Tingkat Kepentingan ... 94
Tabel 5.15 Data Jumlah Anggota Lama, Total Anggota, dan Retensi Anggota dari CU Padat Asih pada Tahun 2012 s.d. 2014... 96
Tabel 5.16 Data Jumlah Anggota Baru, Total Anggota, dan Akuisisi Anggota dari CU Padat Asih pada Tahun 2012 s.d. 2014... 97
Tabel 5.17 Perbandingan Proses Bisnis Internal pada Balanced Scorecard dengan Proses Bisnis Internal pada Credit Union Padat Asih ... 98
Tabel 5.18 Hasil Kuisioner Karyawan ... 102
Tabel 5.19 Urutan Kepentingan Karyawan ... 104
Tabel 5.20 Urutan Tingkat Kepentingan ... 104
Tabel 5.21 Hasil Kuisioner Manajer ... 107
Tabel 5.22 Urutan Kepentingan Manajer ... 109
Tabel 5.23 Urutan Tingkat Kepentingan ... 109
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Perspektif Pelanggan ... 17
Gambar 2.2 Perspektif Proses Bisnis Internal : Model Rantai Nilai Genetik ... 21
Gambar 2.3 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan : Kerangka Kerja ... 24
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran ... 32
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I. Kuisioner Employees and Organization Capacity
(Bagi Manajer) ... 139
Lampiran II. Kuisioner Employees and Organization Capacity (Bagi Karyawan) ... 142
Lampiran III. Kuisioner untuk Mengetahui Tingkat Kepuasan Anggota (Customer) ... 145
Lampiran IV. Laporan Keuangan dan Statistik Tahunan (LKST) ... 148
Lampiran V. Hasil Kuisioner Anggota Kondisi Belief ... 150
Lampiran VI. Hasil Kuisioner Anggota Kondisi Ideal ... 152
Lampiran VII. Output SPSS Kuisioner Anggota Kondisi Belief ... 154
Lampiran VIII.Output SPSS Kuisioner Anggota Kondisi Ideal ... 155
xvi ABSTRAK
ANALISIS KINERJA CREDIT UNION MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus pada Credit Union Padat Asih Jakarta
Agatha Cahya Utami NIM : 122114106
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Credit Union Padat Asih Jakarta menggunakan metode Balanced Scorecard. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi, observasi, dan kuisioner yang ditujukan kepada manajer, karyawan, dan anggota. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis rasio keuangan untuk perspektif keuangan, analisis Multialtribute Attitude Model (MAM) untuk perspektif pelanggan dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, sedangkan untuk perspektif proses bisnis internal menggunakan analisis deskriptif.
xvii ABSTRACT
PERFORMANCE ANALYSIS OF CREDIT UNION USING BALANCED SCORECARD
(A Case Study at Credit Union Padat Asih Jakarta)
Agatha Cahya Utami collection techniques were interviews, documentation, observation, and questionnaires addressed to manager, employees, and members. Data analysis technique used was the financial ratio analysis for the financial perspective, analysis of Multialtribute Attitude Model (MAM) for the customer perspective and the learning and growth perspective, while for the internal business process perspective using a descriptive analysis.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian pada pasal 1 ayat (1), “Koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.” Selain itu,
tujuan koperasi yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 adalah memajukan kesejahteraan anggotanya
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Dewasa ini, koperasi telah berkembang dan tumbuh hampir di setiap
sektor perekonomian Indonesia. Koperasi juga tumbuh dalam beberapa jenis
seperti koperasi konsumsi, koperasi produksi, dan koperasi simpan pinjam,
serta koperasi kredit atau yang lebih dikenal luas sebagai Credit Union. Credit
Union telah menjadi salah satu bagian penting dalam membangun perekonomian Indonesia khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat kecil dan menengah. Pada era globalisasi sekarang ini, Credit
tatanan perekonomian yang paling bawah yaitu masyarakat kecil dan
menengah.
Melihat persaingan di dunia yang makin berkembang dalam era globalisasi
ini, ditambah dengan semakin gencarnya perdagangan bebas yang diciptakan
oleh banyak negara, Credit Union dituntut untuk semakin dewasa dan mandiri
dalam mengembangkan bisnisnya karena persaingan akan semakin ketat.
Credit Union dapat memandang perkembangan globalisasi ini sebagai sesuatu yang menantang dan harus disikapi dengan berbagai upaya dan strategi. Suatu
perusahaan maupun Credit Union membutuhkan tujuan dan strategi dalam
melakukan kegiatan bisnisnya untuk menghadapi persaingan di dunia bisnis.
Tujuan dan strategi ini memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup
suatu organisasi.
Manajemen strategi bisa dilakukan oleh perusahaan untuk memenangkan
persaingan. Karena manajemen strategi selalu berusaha memenangkan
persaingan, maka mau tidak mau perusahaan harus senantiasa menganalisis
diri dan memperbaiki diri agar tampil lebih baik dari perusahaan lain
(Muljono, 2012: 18). Demi kemajuan, perusahaan harus mau menganalisis
dan menilai kinerjanya tidak hanya dilihat dari segi financial saja, tetapi dari
segi non-financial juga harus menjadi hal yang diperhatikan oleh manajemen
dan perusahaan.
Dengan adanya penilaian kinerja perusahaan oleh manajemen, dapat
ke tahun, apakah kinerjanya sudah berjalan dengan baik atau belum, apakah
masih ada bidang-bidang yang harus diperbaiki. Selain itu, adanya penilaian
kinerja juga dapat membantu manajemen dan karyawan untuk melakukan
perencanaan strategi, baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga
tetap dapat berdiri tegak di tengah kompetisi bisnis yang semakin ketat.
Salah satu metode yang dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P.
Norton pada tahun 1996 yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian
kinerja perusahaan adalah metode Balanced Scorecard. Balanced Scorecard
merupakan metode untuk menilai kinerja perusahaan, apakah perusahaan
sudah melaksanakan strategi dengan baik, serta apakah perusahaan sudah
mencapai tujuan yang ingin dicapai, dengan melakukan penilaian yang tidak
hanya melihat dari aspek keuangan saja melainkan juga menilai dari aspek
konsumen/pelanggang, aspek proses bisnis internal, dan aspek pembelajaran
dan pertumbuhan. Menurut Muljono (2012: 27), ”Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan misi organisasi ke dalam ukuran-ukuran keberhasilan
perusahaan secara komprehensif. Sejatinya Balanced Scorecard menggunakan
keuangan secara objektif sebagai ukuran keberhasilan, namun tidak
melupakan perspektif yang lain, yaitu pelanggan, proses bisnis internal, serta
learning and growth.”
Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2002) memberikan gambaran mengenai
empat perspektif yang akan dinilai di dalam metode Balanced Scorecard ini.
strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan.
Perspektif pelanggan merupakan leading indicator. Jadi, jika pelanggan tidak
puas mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah
pelanggan di masa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik.
Perspektif proses bisnis internal memungkinkan manajer untuk mengetahui
seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk atau jasa mereka
sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem, dan
prosedur organisasi. Termasuk di dalam perspektif ini adalah pelatihan
pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu
dan organisasi.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja
menggunakan Balanced Scorecard terhadap empat perspektif tersebut akan
memberikan gambaran kepada manajemen tentang seberapa jauh
organisasinya sudah berjalan, tidak hanya dilihat dari segi keuangannya saja,
namun juga melihat dari segi yang lain. Balanced Scorecard dapat digunakan
sebagai alat untuk menilai kinerja dan hasil penilaian kinerja tersebut dapat
digunakan manajemen untuk mengambil keputusan di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas bagaimana Balanced
Scorecard digunakan untuk menilai kinerja Credit Union. Penelitian akan dilakukan pada Credit Union Padat Asih. Credit Union Padat Asih sudah
berdiri sejak 6 April 1977 dan berkantor pusat di Jakarta. Dilihat dari
letaknya, Credit Union Padat Asih yang sudah berdiri 37 tahun ini berada di
daerah ibu kota yang merupakan kawasan dengan lingkungan bisnis yang
kompetitif. Keadaan ini menuntut Credit Union Padat Asih untuk melakukan
upaya agar mampu bertahan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan Credit Union Padat Asih adalah
dengan meningkatkan kinerjanya dan juga melakukan penilaian kinerja, baik
dari segi keuangan maupun nonkeuangan. Maka dari itu dalam penelitian ini,
penulis akan menggunakan metode Balanced Scorecard untuk menilai kinerja
dari Credit Union Padat Asih.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan di atas, maka peneliti
merumuskan permasalahan yang akan dikaji adalah “Bagaimana kinerja
Credit Union Padat Asih apabila diukur dengan menggunakan metode
Balanced Scorecard?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kinerja Credit Union Padat Asih apabila diukur dengan
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
dapat diambil bagi beberapa pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Bagi Penulis
Diadakannya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan tentang penilaian kinerja pada sebuah badan usaha
khususnya Credit Union Padat Asih dengan menggunakan metode
Balanced Scorecard.
2. Bagi Credit Union Padat Asih
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi Credit Union dalam menentukan kebijakan dan menjadi informasi
bagi manajemen dan karyawan Credit Union mengenai penggunaan
Balanced Scorecard sebagai penilai kinerja perusahaan. 3. Bagi Universitas Sanata Dharna
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambahkan bacaan ilmiah,
bahan kajian, referensi, informasi tambahan bagi mahasiswa Universitas
Sanata Dharma yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut, terutama
E. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai
dasar dalam penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, teknik
pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan
sampel, serta teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang data-data Credit Union Padat Asih yang
terdiri dari gambaran umum perusahaan, sejarah berdiri, dan
struktur organisasi perusahaan, serta data-data lain yang
relevan.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan analisis data yang
metode dan teknik yang sesuai dengan teori-teori yang sudah
ada serta pembahasannya.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari analisis
data, keterbatasan yang ditemui selama penelitian, dan
9 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kinerja
Menurut Mulyadi (2007: 337), kinerja adalah keberhasilan personel, tim,
atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu, kinerja
(performance) menurut Mahsun (2006: 25) adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi. Jadi dapat disimpulkan kinerja merupakan hasil dari pencapaian sebuah organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya pada suatu periode tertentu.
B. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan evaluasi terhadap apa yang sudah direncanakan
sebelumnya dibandingkan dengan apa yang sudah dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau organisasi dalam suatu periode tertentu. Hal ini sejalan
dengan penilaian kinerja menurut Mulyadi (2007: 359) yang adalah sebagai
berikut:
Adapun tujuan dari penilaian kinerja terhadap sebuah perusahaan maupun
sebuah organisasi menurut Mulyadi (2007: 360) adalah:
Untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran strategik organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang dikehendaki oleh organisasi. Penilaian kinerja digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya serta untuk memacu dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Manfaat yang bisa dirasakan oleh organisasi dari penilaian kinerja menurut
Mulyadi (2007: 360), yakni untuk :
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian secara maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel, seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel, dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan personel.
4. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.
C. Konsep Balanced Scorecard
Mengenai Balanced Scorecard, Rangkuti (2011: 3) memberikan
penjelasan sebagai berikut:
Sedangkan Gaspersz (2003: 9), menjelaskan mengenai konsep Balanced
Scorecard sebagai berikut:
Suatu konsep manajemen yang membantu menerjemahkan strategi ke dalam tindakan. Balanced Scorecard adalah lebih dari sekedar suatu sistem pengukuran operasional atau taktis. Perusahaan-perusahaan yang inovatif menggunakan fokus pengukuran Balanced Scorecard untuk melaksanakan proses-proses manajemen kritis, sebagai berikut :
1. Mengklarifikasikan dan menerjemahkan visi dan strategi perusahaan. 2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan-tujuan strategis dengan
ukuran-ukuran kinerja.
3. Merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif- inisiatif (program- program) strategis.
4. Mengembangkan umpan balik dan pembelajaran strategis untuk peningkatan terus menerus di masa yang akan datang.
D. Perspektif-perspektif yang Diukur dalam Balanced Scorecard 1. Perspektif Keuangan
Pada penelitian ini fokus untuk perspektif keuangan dapat dinilai melalui
rasio profitabilitas dan rasio likuiditas. Pengukuran rasio profitabilitas dan
rasio likuiditas ini akan disesuaikan dengan keadaan laporan keuangan
dari Credit Union. Istilah-istilah yang akan digunakan untuk menghitung
rasio-rasio tersebut merupakan istilah yang ada dalam laporan keuangan
Credit Union dan dapat digunakan untuk mengukur rasio-rasio profitabilitas dan rasio likuiditas.
a. Rasio Profitabilitas
Menurut Sartono (2001), rasio profitabilitas dinilai untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dalam hubungannya
profitabilitas diukur dengan melihat nilai dari Net Profit Margin,
Return on Assets, dan Return on Equity. 1) Net Profit Margin (NPM)
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih. Semakin tinggi nilai dari NPM menunjukan
bahwa kinerja perusahaan semakin baik.
Net Profit Margin dapat dihitung dengan cara membagi laba setelah pajak dengan penjualan kemudian dikali dengan 100%.
Laba setelah pajak adalah penghasilan bersih yang diperoleh oleh
perusahaan dari usaha yang dijalankannya setelah dikurangi
dengan pajak. Dalam laporan keuangan Credit Union, laba setelah
pajak bisa disesuaikan menjadi Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah
pajak yang dapat diperoleh pada laporan Perhitungan Hasil Usaha
(PHU) karena jika dilihat dari definisi SHU dalam
Undang-Undang Perkoperasian Pasal 45 Ayat (1), Sisa Hasil Usaha adalah
pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan
untuk istilah penjualan dalam laporan keuangan Credit Union
istilah penjualan biasa digunakan oleh perusahaan dagang atau
manufaktur, sedangkan Credit Union merupakan perusahaan yang
menjual jasa. Jadi, istilah yang dapat digunakan untuk
menggantikan penjualan adalah pendapatan yang dapat diperoleh
dalam laporan Perhitungan Hasil Usaha (PHU).
2) Return on Assets (ROA)
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari
aktiva yang dipergunakan. Semakin tinggi nilai dari ROA
menunjukan bahwa kinerja perusahaan semakin baik.
Return On Asset dapat dihitung dengan cara membagi laba setelah pajak dengan total aktiva atau aset kemudian dikali dengan 100%.
Sama seperti penjelasan untuk NPM, laba setelah pajak dalam
laporan keuangan Credit Union, dapat diganti dengan istilah Sisa
Hasil Usaha (SHU) setelah pajak. Sedangkan untuk total aktiva, di
dalam laporan keuangan Credit Union kita dapat menggunakan
istilah total aktiva yang dapat kita temui di dalam neraca
3) Return on Equity (ROE)
Mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi nilai
dari ROE menunjukan bahwa kinerja perusahaan semakin baik.
Return On Equity dapat dihitung dengan cara membagi laba setelah pajak dengan modal sendiri kemudian dikali dengan 100%.
Laba setelah pajak dalam menghitung ROE sama seperti
menghitung NPM dan ROA, istilah yang digunakan dalam laporan
keuangan Credit Union adalah Sisa Hasil Usaha (SHU) setelah
pajak. Sedangkan untuk istilah modal sendiri, kita dapat
menggunakan istilah total modal yang dapat ditemui di dalam
neraca komperatif.
b. Rasio Likuiditas
Menurut Sartono (2001), rasio likuiditas dinilai untuk melihat
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka
pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas diukur dengan melihat
1) Current Ratio (CR)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendek.Semakin tinggi nilai dari CR menunjukan
bahwa kinerja perusahaan semakin baik.
Current Ratio dapat dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Dalam laporan keuangan Credit Union,
aktiva lancar dan hutang atau kewajiban lancar dapat diperoleh
dalam neraca komparatif.
2) Quick Ratio (QR)
Mengukur kemampuan perusahaan untuk membandingkan hutang
lancar perusahaan dengan aktiva/aset cepatnya. Semakin tinggi
nilai dari QR menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin
baik.
Quick Ratio dapat dihitung dengan cara mengurangi aktiva lancar dengan persediaan lancar kemudian dibagi dengan hutang lancar.
Seperti penjelasan pada Current Ratio, aktiva lancar dan hutang
lancar dapat diperoleh dalam neraca komparatif, sedangkan untuk
perusahaan jasa yang di dalam laporan keuangannya tidak
memiliki akun persediaan.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard, perusahaan
melakukan identifikasi terhadap pelanggan dan segmentasi pasar yang
akan dimasuki. Penjelasan mengenai perspektif pelanggan menurut
Kaplan dan Norton (2000) adalah sebagai berikut:
Selain keinginan untuk memuaskan dan menyenangkan pelanggan, para manajer unit bisnis juga harus menterjemahkan pernyataan misi dan strategi ke dalam tujuan yang disesuaikan dengan pasar dan pelanggan yang spesifik. Perusahaan harus mengidentifikasi berbagai segmen pasar, baik dalam populasi pelanggan yang ada saat ini maupun pelanggan potensial dan kemudian memilih segmen mana yang akan mereka masuki.
Kelompok ukuran pelanggan utama pada umumnya sama untuk semua
jenis perusahaan menurut Kaplan dan Norton. Kelompok pengukuran ini
terdiri dari ukuran (Yuwono dkk., 2002: 33) :
a. Pangsa Pasar (Market Share)
Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas
keseluruhan pangsa pasar yang ada, yang meliputi antara lain: jumlah
pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.
b. Retensi Pelanggan (Customer Retention)
Mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan
c. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition)’’fexdsew32
Mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan
baru atau memenangkan bisnis baru.
d. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Menaksirkan tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria
kinerja spesifik dalam value proposition.
e. Profitabilitas Pelanggan (Customer Profitability)
Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah
dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan
tersebut.
Gambar 2.1 : Perspektif Pelanggan
Sumber : Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000)
Selain itu terdapat kelompok ukuran untuk mengukur proposisi nilai
pelanggan. Menurut Kaplan dan Norton (2000: 64), proposisi nilai
dan jasanya untuk menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan dalam
segmen pasar sasaran. Kelompok pengukuran ini terdiri dari ukuran :
a. Atribut Produk/Jasa
Atribut produk/jasa mencakup fungsionalitas produk atau jasa, harga,
dan mutu.
1) Waktu
Kemampuan memberi tanggapan secara cepat dan terpercaya
seringkali merupakan keahlian penting yang dibutuhkan untuk
mendapatkan dan mempertahankan bisnis yang berharga dari
pelanggan. (Kaplan dan Norton, 2000: 74).
2) Harga
Apapun strategi yang diterapkan sebuah unit bisnis, biaya rendah
atau diferensiasi, pelanggan akan selalu menaruh perhatian pada
harga yang dibayar untuk produk atau jasa yang diterima.
Pelanggan yang sensitif bagaimanapun juga akan menyukai para
pemasok yang memberikan bukan harga rendah tetapi biaya yang
rendah dalam menerima dan menggunakan produk atau jasa
(Kaplan dan Norton, 2000: 77).
3) Mutu
Ukuran mutu untuk barang manufaktur dapat diukur dengan
jumlah barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
pengembalian produk oleh pelanggan, tuntutan garansi, dan
permintaan perbaikan. Mutu juga dapat mengacu pada kinerja yang
berkaitan dengan dimensi waktu. Ukuran pengiriman yang tepat
waktu, sebenarnya adalah sebuah ukuran mutu kinerja perusahaan
terhadap ketepatan jadwal sesuai dengan yang dijanjikan (Kaplan
dan Norton, 2000: 76-77).
b. Hubungan Pelanggan
Dimensi hubungan konsumen mencakup penyampaian produk/jasa
kepada pelanggan, yang meliputi dimensi waktu tanggap dan
penyerahan, serta bagaimana perasaan pelanggan setelah membeli
produk/jasa dari perusahaan yang bersangkutan (Kaplan dan Norton,
2000: 64).
c. Citra dan Reputasi
Dimensi citra dan reputasi menggambarkan faktor-faktor tak terwujud
yang membuat pelanggan tertarik kepada suatu perusahaan. Sebagian
perusahaan, melalui pengiklanan dan mutu produk serta jasa yang
diberikan, mampu menghasilkan loyalitas pelanggan jauh melampaui
berbagai aspek produk dan jasa yang berwujud (Kaplan dan Norton,
2000: 66).
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, manajemen mengidentifikasi proses bisnis
pespektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik
bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa mereka sesuai
dengan spesifikasi pelanggan. Kaplan dan Norton membagi proses bisnis
internal ke dalam (Yuwono dkk., 2002: 36-39) :
a. Proses Inovasi
Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan
laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka
butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh
bagian R & D sehingga keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar
telah memenuhi syarat pemasaran dan didasarkan pada kebutuhan
pasar.
b. Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan menyampaikan
produk/jasa. Aktivitas di dalam proses operasi terbagi ke dalam dua
bagian yaitu proses pembuatan produk dan proses penyampaian
produk kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait dalam
proses operasi dikelompokkan pada waktu, kualitas, dan biaya.
c. Proses Pelayanan Purna Jual
Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan
produk/jasa tersebut dilakukan. Perusahaan dapat mengukur apakah
pelanggan dengan menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas,
biaya, dan waktu.
Gambar 2.2. Perspektif Proses Bisnis Internal: Model Rantai Nilai Genetik
Sumber: Kaplan, Robert S dan Norton, David P (2000: 84)
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor
sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam
pespektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang
berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi (Yuwono dkk.,
2002: 39). Tiga kategori utama untuk perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan ini :
a. Kapabilitas Pekerja
Kaplan dan Norton (2000: 112-114) menemukan sebagian besar
perusahaan menetapkan tujuan pekerja yang ditarik dari tiga
pengukuran utama yang berlaku umum. Tiga pengukuran tersebut
1) Kepuasan Pekerja
Pekerja yang puas merupakan pra-kondisi bagi meningkatnya
produktivitas, daya tanggap, mutu, dan layanan pelanggan.
Perusahaan biasanya mengukur kepuasan pekerja dengan survei
tahunan atau survei rutin di mana persentase tertentu dari pekerja
yang dipilih secara acak di survei setiap bulan. Para pekerja dapat
diminta menilai perasaan mereka pada skala 1 sampai 3 atau 1
sampai 5, dengan ujung yang paling rendah diberi sebutan “tidak
puas”, dan pada ujung yang paling tinggi dengan sebutan “sangat
puas”.
2) Retensi Pekerja
Tujuan retensi pekerja adalah untuk mempertahankan selama
mungkin para pekerja yang diminati perusahaan. Para pekerja yang
bekerja dalam jangka yang lama dan loyal membawa nilai
perusahaan, pengetahuan tentang berbagai proses organisasional,
dan diharapkan sensitivitasnya terhadap kebutuhan para pelanggan.
Retensi pekerja pada umumnya diukur dengan persentase
keluarnya pekerja yang memegang jabatan kunci.
3) Produktivitas Pekerja
Tujuan adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para
pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk
produktivitas pekerja. Ukuran produktivitas yang paling sederhana
adalah pendapatan per pekerjaan. Dengan semakin efektifnya
pekerja dalam menjual lebih banyak produk dan jasa dengan nilai
tambah yang meningkat, pendapatan per pekerja seharusnya juga
meningkat.
b. Kapabilitas Sistem Informasi
Kaplan dan Norton (2000: 116) menjelaskan mengenai kapabilitas
sistem informasi sebagai berikut:
Jika ingin agar para pekerja bekerja secara efektif dalam lingkungan kompetitif dunia bisnis dewasa ini, perlu didapat banyak informasi. Para pekerja garis depan perlu mendapatkan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang setiap hubungan antara perusahaan dan pelanggan, sehingga dapat ditentukan seberapa besar upaya yang harus dijalankan tidak hanya untuk memuaskan pelanggan dalam hubungan atau transaksi dengan perusahaan, tetapi juga mempelajari dan berusaha memuaskan kebutuhan pelanggan yang sedang muncul.
c. Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan
Untuk motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan, Kaplan dan Norton
(2000: 118) menjabarkannya sebagai berikut:
Gambar 2.3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Kerangka Kerja
Sumber: Kaplan, Roberrt S. dan Norton, David P. (2000: 112)
E. Keunggulan Balanced Scorecard
Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan
strategik menurut Mulyadi (2007: 323-327) adalah pada kemampuan
Balanced Scorecard menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik komprehensif, koheren, berimbang, dan terukur.
1. Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada
perspektif keuangan meluas pada tiga perspektif yang lain, yakni
customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik pada perspektif nonkeuangan tersebut
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipatganda dan
berkesinambungan, karena dalam perencanaan, perhatian dan usaha
personel difokuskan kepada perspektif nonkeuangan – perspektif yang
di dalamnya terletak pemacu sesungguhnya kinerja keuangan.
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang
kompleks, karena Balanced Scorecard menghasilkan rencana yang
mencakup perspektif luas (keuangan, customer, proses, serta
pembelajaran dan pertumbuhan), sehingga rencana yang dihasilkan
mampu dengan kompleks merespon perubahan lingkungan.
2. Koheren
Balanced Scorecard mewajibkan personel membangun hubungan sebab-akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang
dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang
ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan
kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3. Berimbang
Keseimbangan sasaran strategik dalam keempat perspektif yang dihasilkan
sistem perencanaan strategik untuk menghasilkan kinerja keuangan yang
berkesinambungan. Harus ada keseimbangan diantara keempat perspektif
yang ada, jika tidak maka hal tersebut akan memengaruhi kemampuan
4. Terukur
Balanced Scorecard dapat mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit diukur, termasuk mengukur perspektif nonkeuangan yang memang sulit
diukur. Dengan Balanced Scorecard, sasaran pada perspektif nonkeuangan tersebut dapat ditentukan ukurannya agar dapat dikelola,
sehingga dapat diwujudkan.
F. Manfaat Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton (2000: 17) mengemukakan beberapa manfaat dari
konsep pengukuran kinerja Balanced Scorecard, yaitu :
1. Mengklarifikasi dan menghasilkan konsensus mengenai strategi. 2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan.
4. Mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan.
5. Mengidentifikasi dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematis.
7. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki startegi.
G. Konsep Credit Union 1. Pengertian Credit Union
Credit Union terdiri atas dua kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu credit adalah credere yang berarti saling percaya dan union yang berarti kumpul. Jadi, arti dari Credit Union adalah kumpulan orang-orang yang
saling percaya. Di Indonesia sendiri, Credit Union diterjemahkan sebagai
Munaldus, dkk. (2012) mengatakan bahwa beberapa literatur
menyampaikan pendapatnya mengenai definisi Credit Union, walaupun
berbeda cara penyampaiannya namun tetap memiliki pengertian yang
sama. Penjelasan mengenai Credit Union menurut Munaldus seperti
berikut:
Koperasi keuangan yang tidak mencari keuntungan (not-for-profit) yang kehadirannya bertujuan melayani para anggota yang berada dalam satu ikatan pemersatu (common-bond) seperti wilayah tempat tinggal, profesi, tempat kerja, dan lain-lain. Dan tujuan dari Credit Union ini adalah melayani para anggota agar permasalahan dan kebutuhan keuangan mereka teratasi.
Credit Union tidak berorientasi untuk mencari keuntungan karena pendapatan usaha dikembalikan kepada penabung dalam bentuk suku bunga simpanan yang lebih tinggi dan suku bunga pinjaman lebih rendah dari lembaga keuangan lain. Jadi, Credit Union membantu anggota agar mau dan mampu membantu para anggota lainnya secara keuangan (to help members help one another financially). Selain itu tujuan utama dari Credit Union adalah melayani kebutuhan para anggotanya. Sisa hasil usaha (surplus) dibagikan dalam bentuk dividen, biaya bunga simpanan, dan peningkatan pelayanan kepada anggota setelah kebutuhan cadangan terpenuhi.
2. Prinsip-Prinsip Credit Union
Pihak WOCCU (World Council of Credit Unions) mengeluarkan
Operating Principles yang harus diterapkan secara konsisten oleh entitas bernama CU. Munaldus, dkk. (2012: 31-34) menjabarkan masing-masing
prinsip dari CU tersebut, yaitu:
a) Struktur yang Demokratis
Keanggotaan di CU adalah terbuka dan sukarela terhadap semua
orang yang berada dalam ikatan pemersatu (common bond) yang
dapat memanfaatkan pelayanan CU, dan bersedia memikul
tanggung jawab bersama.
2) Pengawasan demokratis
Para anggota CU memiliki hak yang sama untuk memilih (satu
anggota satu suara) dan berpartisipasi di dalam membuat keputusan
yang memengaruhi kemajuan CU, tanpa memperhatikan jumlah
simpanan atau bunga atau volume bisnis.
3) Tidak diskriminatif
Credit Union tidak dikriminatif terhadap semua latar belakang anggota, termasuk suku, orientasi, kebangsaan, seks, agama, dan
politik.
b) Pelayanan kepada Anggota
1) Distribusi kepada anggota
Surplus (pendapatan bersih) yang diperoleh dari kegiatan usaha CU
setelah menutupi biaya-biaya yang ada, akan menjadi milik anggota
dan bermanfaat bagi anggota sehingga tak seorang pun anggota atau
kelompok merasa dirugikan.
2) Membangun stabilitas keuangan
Perhatian utama CU adalah untuk membangun kekuatan keuangan
pengendalian internal yang akan memastikan pelayanan kepada
anggota berkelanjutan.
3) Pelayanan kepada anggota
Pelayanan Credit Union diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi semua anggota.
c) Tujuan Sosial
1) Pendidikan yang terus menerus
Credit Union secara aktif melaksanakan pendidikan kepada para anggota, pengurus, pengawas, komite, dan staf, serta kepada
masyarakat umum berdasarkan prinsip-prinsip menolong diri
sendiri dalam kebersamaan, demokrasi, sosial, dan ekonomi.
2) Kerja sama antarkoperasi (Credit Union)
Credit Union dalam kapasitasnya secara aktif bekerja sama dengan Credit Union yang lain, koperasi, dan berbagai lembaga pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional agar mampu
memberikan pelayanan terbaik kepada anggota dan masyarakat.
3) Tanggung jawab sosial
Melanjutkan cita-cita dan keyakinan para pionir koperasi dengan
mewujudkan pembangunan manusia dan pembangunan sosial.
Cita-cita Credit Union adalah memperluas pelayanan kepada semua
H. Hukum yang Melandasi Koperasi
Koperasi merupakan salah satu komponen penting dalam penggerak
ekonomi di Indonesia sebagai usaha bersama dan berdasarkan asas
kekeluargaan dan semangat gotong royong sebagaimana tercantum dalam
Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Peraturan mengenai
Perkoperasian semakin jelas dengan dibuatnya Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992. Undang-Undang ini sebelumnya sudah pernah diperbaharui
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012. Namun, karena ada beberapa
pihak yang mengajukan permohonan kepada Mahkamah Konstitusi untuk
membatalkan Undang-Undang No. 17/2012, maka Undang-Undang tentang
Perkoperasian dikembalikan kepada UU No. 25/1992.
Pihak-pihak pemohon tersebut menilai Undang-Undang No. 17/2012 telah
mengebiri asas kekeluargaan serta filosofi gotong royong, yang menjadi jiwa
dan roh koperasi, seperti diatur dalam konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.
Akibatnya, Koperasi tidak berbeda dengan entitas perseroan dengan
pembatasan jenis usaha. Maka dari itu, berdasarkan Putusan Mahkamah
Konstitusi dengan No. 28/PUU-XI/2013, Undang-Undang No. 17/2012
dibatalkan dan digantikan kembali dengan Undang-Undang No. 25 Tahun
I. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan alur berfikir yang digunakan dalam sebuah
penelitian yang digambarkan secara keseluruhan dan sistematis. Dalam
penelitian ini digunakan kerangka berpikir yang diperoleh dari teori yang
sudah dijabarkan sebelumnya. Penelitian ini menilai kinerja dari Credit Union
Padat Asih terhadap perspektif finansial dan non-finansial yakni perspektif
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan menggunakan metode
Gambar 2.4 : Kerangka Pemikiran
Analisis Kinerja Credit Union Menggunakan Metode Balance Scorecard Pada Credit Union
J. Penelitian Terdahulu
Kholifaturrohmah (2010) dari Universitas Sebelas Maret pernah
melakukan penelitian yang berjudul, “Pengukuran Kinerja Dengan Balance
Scorecard Pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar
Surya Karanganyar Tahun 2010”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kinerja Unit Simpan Pinjam Koperasi Serba Usaha (KSU) Mekar
Surya Karanganyar apabila diukur dengan menggunakan konsep balance
scorecard melalui empat perspektif sehingga dapat dijadikan sebagai informasi bagi manajemen dalam menilai kinerja perusahaan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode interaktif
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini,
untuk perspektif keuangan dinilai cukup dengan melihat dari pendapatan,
SHU, efisiensi biaya, rasio modal terhadap total aktiva yang mengalami
penurunan. Namun tetap terdapat beberapa aspek dalam keuangan yang
mengalami peningkatan yaitu cash ratio dan rasio rentabilitas modal. Dari
perspektif pelanggan dan perspektif proses bisnis internal secara umum dinilai
sudah baik dilihat dari akuisisi pelanggan dan peningkatan proses inovasi,
operasi, maupun layanan purna jual yang sudah mengalami peningkatan.
Sedangkan untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dinilai cukup
dengan melihat rasio retensi karyawan yang mengalami peningkatan namun
Penelitian dengan karakteristik yang hampir sama juga pernah dilakukan
oleh Astuti (2015) dari Universitas Sanata Dharma dengan judul, “Penilaian
Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard. Studi
Kasus pada Credit Union Bererod Gratia Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Credit Union Bererod Gratia apabila
diukur dengan metode Balance Scorecard. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi, serta pendokumentasian. Dari
pengujian terhadap empat perspektif yang ada, diperoleh hasil yang baik
untuk semua perspektif yang diteliti. Perspektif keuangan yang dinilai dari
rasio profitabilitas mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai dengan
2013. Penilaian pada perspektif pelanggan dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dilakukan dengan menggunakan Multialtribute Attitude Model
(MAM) untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan, karyawan, dan
manajer. Pada kuisioner para anggota yang menunjukkan kondisi yang baik,
Credit Union Bererod Gratia mampu memberikan kepuasan pelayanan kepada anggota dan dilihat dari retensi anggota dan akuisisi anggota CU mampu
mempertahankan anggota lamanya dan menambah anggota baru. Dari
perspektif proses bisnis internal juga dinilai baik dilihat dari kemampuan CU
melakukan proses inovasi, operasi, dan pelayanan purna jual. Dari perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran, Credit Union dinilai baik dengan melihat
informasi dan penilaian terhadap motivasi, pemberian, dan pembatasan
wewenang menunjukan kondisi yang baik.
Penelitian mengenai penilaian kinerja dengan metode Balanced Scorecard
juga pernah dilakukan oleh Rahmadani (2008) dari Universitas Islam Negeri
Malang dengan judul, “Penerapan Model Pengukuran Kinerja Balanced
Scorecard pada Unit Usaha Sapronak Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung
Malang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
kinerja unit usaha sapi perah dengan menggunakan pengukuran metode
Balance Scorecard. Jenis penelitian yang akan dilakukan ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah melalui observasi, interview, dan dokumentasi. Hasil dari
penelitian ini, diketahuai bahwa tiga perspektif yakni perspektif keuangan,
proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran memperoleh nilai
cukup sehat. Perspektif keuangan dinilai melalui rasio likuiditas, Return On
Investment, profit margin on sales, dan growth rate in sales yang menunjukkan penurunan tetapi juga ada yang mengalami kenaikan. Perspektif
proses bisnis internal dinilai dari indikator cycle time yang tidak ada kendala
berarti dan indikator yield rate yang mengalami kenaikan pada tahun 2005
dan 2006 walaupun pada tahun 2007 mengalami penurunan yang menandakan
bahwa masih kurang optimalnya Koperasi Agro Niaga (KAN) memanfaatkan
kapasitas yang ada. Perspektif pelanggan menunjukkan hasil yang sehat
perusahaan pada tahun 2007 dan penurunan pada pelanggan lama yang sulit
dipertahankan oleh perusahaan.
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Gemilang (2015) dari
Universitas Sanata Dharma dengan judul, “Penilaian Kinerja Rumah Sakit
Menggunakan Balanced Scorecard. Studi Kasus pada Rumah Sakit Palang
Biru Gombong”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Multialtribute
Attitude Model (MAM) untuk menilai perspektif pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Hasil dari penelitian ini pada
perspektif pelanggan serts perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
menunjukkan hasil yang sangat baik ditunjukkan oleh para pasien dan
karyawan terhadap kinerja rumah sakit. Pada perspektif proses bisnis internal
menunjukkan hasil cukup baik dari hasil perhitungan kuisioner kepala bagian
pada rumah sakit. Perspektif keuangan menunjukkan hasil yang kurang baik
karena pada rasio ekonomis menunjukkan hasil yang tidak ekonomis, namun
37 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian kombinasi (mixed methods). Mixed methods adalah jenis penelitian
dimana terdapat penggabungan antara dua jenis metode penelitian yaitu
metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif adalah metode
dengan data berupa angka-angka, sedangkan metode kualitatif adalah metode
dengan data berupa kata atau kalimat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian studi kasus
pada Credit Union Padat Asih, Jakarta. Studi kasus merupakan penelitian
yang meneliti atau berfokus hanya pada satu objek tertentu, yang diteliti
secara rinci selama kurun waktu yang telah ditentukan. Hasil dari penelitian
ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti untuk kurun waktu tertentu. Jadi,
hasil penelitian ini hanya berlaku untuk Credit Union Padat Asih dan bukan
untuk Credit Union atau perusahaan yang lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Credit Union Padat Asih yang beralamat di
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Desember 2015.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian
a. Manajer Credit Union Padat Asih.
b. Para Karyawan Credit Union Padat Asih.
c. Anggota Credit Union Padat Asih.
2. Objek Penelitian
a. Laporan Keuangan Credit Union Padat Asih tahun 2012-2014.
b. Hasil wawancara dengan manajer Credit Union Padat Asih.
c. Hasil kuisioner yang diisikan oleh manajer, karyawan, dan anggota
Credit Union Padat Asih. D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data melalui dialog langsung antara peneliti dengan
manajer Credit Union dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai
keadaan di dalam Credit Union.
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan memberikan pernyataan tertulis yang
diberikan kepada manajer, karyawan, dan para anggota. Kuesioner ini
merupakan pengembangan kuisioner dari penelitian Astuti (2015) yang
menambahkan dua pernyataan pada kuesioner anggota yaitu pernyataan
nomor dua yang berisi jasa simpanan yang diberikan telah sesuai dengan
harga dan bunga yang ditentukan dan pernyataan nomor 4 yang berisi jasa
yang tersedia di CU dalam hal simpanan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menambah informasi
dan tingkat keyakinan dengan melihat secara langsung keadaan di Credit
Union. 4. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan mengambil data berupa data keuangan
Credit Union, data anggota, profil Credit Union, dan data pola kebijakan pada Credit Union.
E. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari tempat
penelitian. Data primer dari penelitian ini seperti hasil wawancara dengan
manajer dan hasil kuisioner yang telah disebar ke para anggota, karyawan,
dan manajer CU Padat Asih.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak
dan buku RAT (Rapat Anggota Tahunan) CU Padat Asih tahun
2012-2014.
F. Populasi dan Sampel
Di dalam penelitian ini terdapat tiga populasi yaitu populasi anggota,
karyawan, dan manajer Credit Union Padat Asih.
1. Populasi anggota digunakan untuk menilai perspektif pelanggan. Sampel
yang akan diambil sebanyak 50 responden. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah secara Nonprobability Sampling dengan
menggunakan metode Sampling Insidental. Sampling Insidental adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, yakni siapa saja
yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). Peneliti menggunakan Sampling
Insidental karena adanya keterbatasan waktu penelitian. Kesimpulan dari kuesioner pelanggan hanya akan berlaku untuk 50 responden tersebut.
2. Populasi karyawan digunakan untuk menilai perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Jumlah karyawan pada Credit Union Padat Asih hanya
terdiri dari 3 orang, maka seluruh populasi karyawan akan diteliti.
3. Populasi manajer digunakan untuk menilai perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan. Jumlah manajer pada Credit Union Padat Asih hanya terdiri
G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2012:168). Uji validitas ini akan dilakukan dengan menggunakan program
SPSS versi 21. Uji validitas ini digunakan untuk mengukur tingkat valid
dari hasil kuisioner yang akan dilakukan pada perspektif pelanggan dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam uji validitas ini,
instrumen akan dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai
r tabel (r hitung > r tabel).
2. Uji Reliabilitas
Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda. Instumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:168). Uji reliabilitas ini
akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 21. Uji
reliabilitas ini akan digunakan untuk mengukur tingkat reliabel dari hasil
kuisioner yang akan dilakukan pada perspektif pelanggan dan perspektif
membandingkan nilai alpha dengan kriteria yang ada. Interprestasi
mengenai besarnya koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas
Teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian untuk penilaian
kinerja Credit Union ini adalah teknik analisis menggunakan metode
Balanced Scorecard. Penilaian kinerja dengan Balanced Scorecard ini akan fokus terhadap empat perspektif yang ada.
1. Perspektif Keuangan
Pada perspektif ini akan dilakukan penilaian dengan menghitung data dari
laporan keuangan Credit Union dengan penghitungan melalui rasio
profitabilitas dan rasio likuiditas yang akan disesuaikan dengan kondisi
dari Credit Union.
a. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yang akan diukur untuk mengukur perspektif
keuangan dari Credit Union Padat Asih adalah sebagai berikut:
Kriteria NPM menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 dalam Kurniawan dan Lestari (2011) :
a) ≥ 15% : Sangat Baik
b) > 10% s/d < 15% : Baik
c) > 5% s/d < 10% : Cukup
d) > 1% s/d < 5% : Kurang
e) ≤ 1% : Sangat Kurang
2) Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets - ROA)
Kriteria ROA menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 dalam Kurniawan dan Lestari (2011) :
a) ≥ 10% : Sangat Baik
b) > 7% s/d < 10% : Baik
c) > 3% s/d < 7% : Cukup
d) > 1% s/d < 3% : Kurang
3) Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return on Equity - ROE)
Kriteria ROE menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 dalam Kurniawan dan Lestari (2011) :
a) ≥ 21% : Sangat Baik
b) > 15% s/d < 21% : Baik
c) > 9% s/d < 15% : Cukup
d) > 3% s/d < 9% : Kurang
e) ≤ 3% : Sangat Kurang
b. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas yang akan diukur untuk mengukur perspektif
keuangan dari Credit Union Padat Asih adalah sebagai berikut:
1) Rasio Lancar (Current Ratio - CR)
Kriteria CR menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 dalam Kurniawan dan Lestari (2011) :
a) 200% s/d 250% : Sangat Baik
c) 150% s/d < 175% atau > 275% s/d 300% : Cukup
d) 125% s/d < 150% atau > 300% s/d 325% : Kurang
e) < 125% atau > 325% : Sangat Kurang
2) Rasio Cepat (Quick Ratio - QR)
Kriteria QR menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
96/Kep/M.KUKM/IX/2004 dalam Ni’mah (2011) :
a) 175% s/d 200% : Sangat Baik
b) 150% s/d 174% : Baik
c) 125% s/d 149% : Cukup
d) 100% s/d 125% : Kurang
e) < 100% : Sangat Kurang
Setelah melakukan perhitungan dan menentukan hasil tersebut ke dalam
kriteria yang telah ditentukan pada kelima rasio di atas, peneliti kemudian
membuat penilaian untuk menentukan nilai dari perspektif keuangan
secara keseluruhan, sebagai berikut :
a. Menentukan poin dari masing-masing kriteria yang diperoleh setiap
rasio.
1) Kriteria Sangat Baik : 5 Poin.
3) Kriteria Cukup : 3 Poin.
4) Kriteria Kurang : 2 Poin.
5) Kriteria Sangat Kurang : 1 Poin.
b. Setelah menentukan poin pada masing-masing rasio, lakukan
perhitungan dengan menjumlah seluruh poin yang diperoleh
masing-masing rasio.
c. Menentukan nilai dari perspektif keuangan secara keseluruhan. Hasil
penjumlahan yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam kriteria
penilaian perspektif keuangan secara keseluruhan di bawah ini:
1) 19 – 25 : Kinerja Baik .
2) 12 – 18 : Kinerja Cukup Baik.
3) 5 – 11 : Kinerja Tidak Baik.
2. Perspektif Pelanggan
Pada perspektif ini akan dilakukan pengukuran terhadap tiga aspek :
a. Kepuasan Anggota
Pada bagian ini akan diukur dan ditafsirkan tingkat kepuasan
anggota terkait dengan pelayanan yang ada di Credit Union. Untuk
menjawab permasalahan penilaian kinerja dari perspektif pelanggan,
digunakan kuesioner yang ditujukan kepada anggota dengan jumlah
sampel sebanyak 50 responden yang sudah diuji validitas dan
reliabilitas di langkah sebelumnya. Hasil dari penilaian kepuasan