• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masa depan Islam radikal di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Masa depan Islam radikal di Indonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Masa Depan Islam Radikal di Indonesia Hamka Hasan*

Abstrak

Kesimpulan makalah ini adalah Islam radikal di Indonesia memiliki masa depan

cerah. Hal ini terlihat dari sekian banyak survei yang membenarkan tentang

beberapa isu penting berkenaan dengan Islam radikal memiliki tempat di hati

masyarakat muslim di Indonesia. Bukti lain adalah sejumlah

kelompok/organisasi/lembaga yang disinyalir beraliran Islam radikal semakin

gencar melakukan perekrutan dan pengkaderan di mesjid, mushallah, lembaga

pendidikan agama dan umum, dan di tengah-tengah masyarakat umum. Di

samping itu, golongan ini memiliki sarana yang cukup ampuh dalam penyebaran

gerakan ini berupa media cetak, online, radio, televisi, ceramah. Metode

penelitian ini berupa data lapangan yang didukung oleh data-data kepustakaan.

Perbedaan makalah ini dengan makalah yang lain dengan tema serupa adalah

bahwa makalah ini, dari segi metodologi, merupakan perpaduan antara penelitian

kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan dari segi isi, makalah ini merumuskan

indikator dan pemicu hadirnya masa depan Islam radikal di Indonesia dan

rumusan antisipasinya.

Pendahuluan

Judul di atas adalah rumusan penting dalam kesimpulan hasil penelitian

penulis dengan tema “tingkat keradikalan pemahaman keislaman masyarakat

musim di DKI Jakarta(Balitbang Depag 2009)”. Penelitian ini mengindikasikan

bahwa pemahaman Islam radikal memiliki tempat empuk di hati masyarakat

muslim di Indonesia. 1 Metode penelitian ini bersifat deskriptif-kuantitatif, dengan teknik clustered sampling (pemilihan sampel berdasrkan kelompok) dengan cara

      

*Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1

(2)

multi stag sampling (beberapa tahap penentuan unit sampel) yang kemudian

menggunakan analisis distribusi frekuensi.

Makalah ini tidak menjelaskan secara keseluruhan hasil penelitian

tersebut, tetapi hasil penelitian itu menjadi penting untuk melihat masa depan

Islam radikal di Indonesia. Makalah ini mendeskripsikan konsep Islam radikal,

latar belakang munculnya, visi-misi, karakteristik, media online Islam radikal

(pendorong esksisnya Islam Radikal), analisis masa depan Islam radikal di

Indonesia, dan metode kontra radikalisme di Indonesia.

Konsep Islam radikal

Beberapa pendekatan digunakan untuk memahami radikalisme, di

antaranya pendekatan teologis yang dilakukan oleh Yusuf Qardhawi. Pendekatan

itu meniscayakan pembedahan terhadap teks-teks keagamaan. Kata yang dipilih

untuk merefresentasikan konsep radikalisme adalah al-tatharruf yang makna

etimologinya adalah berdiri di ujung, jauh dari pertengahan, atau berlebihan

dalam sesuatu. Kata ini dapat digunakan untuk hal yang konkret seperti berjalan,

ataupun abstrak seperti beragama dan berpikir. Menurutnya, dalam teks-teks

al-Quran, radikalisme diistilahkan dengan kata-kata al-ghulu (berlebihan),

al-tanathu’ (melampaui batas), al-tasydid (bersikap keras).2

Radikalisme merupakan faham (isme), tindakan yang melekat pada

seseorang atau kelompok yang menginginkan perubahan baik, sosial, politik

dengan menggunakan kekerasan, berfikir asasi dan bertindak ekstrim. 3 Penyebutan istilah radikalisme dalam tinjauan sosio-historis pada awalnya

dipergunakan dalam kajian sosial budaya dan dalam perkembangan

selanjutnyanya istilah tersebut dikaitkan dengan persoalan politik dan agama.

Istilah radikalisme merupakan konsep yang akrab dalam kajian keilmuan sosial,

politik dan sejarah. Istilah radikalisme digunakan untuk menjelaskan fenomena

sosial dalam suatu masyarakat atau negara.4 Adapun yang dimaskud kelompok Islam radikal adalah kelompok yang mempunyai keyakinan idiologis tinggi dan

       2

Yusuf Qardhawi, al-Thtarruf al-Dini, (Kairo: Maktabah Wahbah, 2004) h. 24

3

Tim Penyusun Pusat Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: DEPDIKBUD & Balai Pustaka, 1998), h. 425

4

(3)

fanatik yang mereka perjuangkan untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem

yang sedang berlangsung.5

Secara umum, meminjam terminologi Esposito, dapat diidentifikasi

beberapa landasan idiologis yang dijumpai dalam gerakan Islam radikal.6 Pertama, kelompok ini berpendapat bahwa Islam adalah agama yang

komprehensif. Dengan demikian Islam merupakan agama yang mengatur segala

aspek kehidupan baik sosial, politik, hukum, ekonomi, dan lain-lain.

Kedua, ideologi masyarakat Barat yang sekuler dan materialistik harus

ditolak kalau masyarakat mencontoh ideologi Barat berarti masyarakat muslim

tidak berhasil karena ideologi masyarakat Barat bukan ideologi yang ideal

menurut ajaran Islam.

Ketiga, mereka cenderung mengajak pengikutnya untuk ”kembali kepada

Islam” sebagai usaha untuk melakukan perubahaan sosial. Perubahan sosial yang

diinginkan oleh masyarakat Islam adalah perubahaan sosial yang berlandaskan

pada sumber hukum Islam yang utama yaitu Al-Quran dan Al-Hadist.

Keempat, idiologi Barat harus ditolak, oleh karena itu masyarakat muslim

harus menegakkan hukum Islam.

Kelima, kelompok ini memberlakukan sistem sosial dan hukum yang sesuai

dengan ajaran yang dibawa nabi Muhammad saw, dan menolak ideologi Barat

tetapi sebenarnya kelompok ini tidak menolak moderenisasi. Moderenisasi dalam

bidang sains dan teknologi diterima asal tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Keenam, mereka berkeyakinan bahwa upaya-upaya Islamisasi pada

masyarakat muslim tidak akan berhasil tanpa menekankan aspek pengorganisasian

pada masyarakat ataupun pembentukan sebuah kelompok yang kuat. Selain itu

dengan menyakinkan pengikutnya untuk menjalankan tugas suci keagamaan

dalam rangka menegakkan hukum Islam.

Sebab munculnya Islam radikal di Indonesia

Yusuf Qhardawi menguraikan indikasi dan penyebab munculnya

radikalisme: Pertama, fanatik pada pendapat dan pemahaman sendiri tanpa

memberikan tempat bagi bagi pendapat dan pemahaman lain yang jelas lebih baik;       

5

Jamhari dan Jajang Jahroni (penyuting ), Gerakan Salafi Radikal di Indonesia, Penerbit : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cetakan Pertama 2004, h. 2-3.

6

(4)

Kedua, Mewajibkan orang lain untuk melaksanakan apa yang tidak diwajibkan

oleh Allah, padahal Nabi mengatakan: ”Permudahlah, jangan mempersulit, berilah

kabar gembira, jangan menakut-nakuti”; Ketiga, Sikap keras yang tidak pada

tempatnya. Secara tegas, ia mengecam orang beragama yang memilih jalan

kekerasan, mengikuti pendapat yang paling menyulitkan, menghindari

kelonggaran dan kemudahan; Keempat, keras dan kasar dalam bergaul; Kelima,

berburuk sangka pada orang lain. Prinsip pokok kelompok radikal adalah

menuduh. Oleh sebab itu, ia menyesalkan sikap kelompok radikal yang menuduh

dai yang berbicara sesuai dengan cita rasa dan selera zaman sebagai orang yang

telah terbaratkan; Keenam, mengkafirkan orang lain, dan mencapai puncaknya

ketika mereka menghalalkan darah dan kehormatan orang lain untuk

ditumpahkan. Nabi menggambarkan orang seperti ini sebagai orang yang telah

membaca al-Quran namun otak mereka tidak memikirkannya.7

Gambaran Qardhawi bersifat umum, tidak merujuk pada kelomok tertentu,

namun semuanya didasarkan pada teks-teks al-Quran dan Hadis. Dalam tataran

normatif, uraian Qardhawi bisa dijadikan indikator untuk menilai tingkat

radikalisme seorang muslim.8 Ia juga mengkritik ilmuwan sosial yang hanya terfokus pada sebab-sebab yang logis secara sosiologis. Seharusnya, sebab-sebab

itu ditelusuri dari faktor keagamaan, sosial, ekonomi, politik, psikis, pemikiran

ataupun gabungan dari itu semua.9 Secara umum Yusuf Qardhawi membagi dua sebab munculnya radikalisme yaitu, internal dan eksternal. Sebab internal adalah

kelemahan pengetahuan, baik itu pengetahuan keagamaan, sejarah, ataupun

realitas kehidupan, sementara sebab eksternal berupa konspirasi pihak luar

terhadap umat islam, tidak adanya kebebasan dan tidankan represif pemerintah.

Sebagai tokoh agama, faktor-faktor kelemahan pengetahuan agama yang

menjadi keprihatinannya adalah: 1) memahami teks secara tekstual; 2)

memperdebatkan persoalan literal; 3) kerancuan konsep; 4) mengikuti ayat yang

samar-samar dan meninggalkan ayat yang sudah jelas; 5) hanya belajar dari buku

dan al-quran saja.

Sedangkan kemunculan gerakan Islam radikal di Indonesia dilatari dua

       7

Yusuf Qardhawi, h. 40-58

8

Andri Rosadi, Hitam Putih FPI, (Jakarta: Nun Publisher, 2008), h. 73

9

(5)

faktor, yaitu: pertama, faktor internal dari dalam umat Islam sendiri. Hal ini

dilandasi oleh kondisi internal umat Islam telah terjadi penyimpangan

norma-norma agama. Kehidupan sekuler sudah merasuk dalam kehidupan umat Islam.

Akibatnya mendorong umat Islam melakukan gerakan kembali pada otentitas

Islam. Sikap ini ditopang oleh pemahaman agama yang totalitas dan formalistik,

bersikap kaku dalam memahami teks agama, sehingga harus merujuk pada

perilaku Nabi di Makkah dan Madinah secara literal. Karena itu identitas

keagamaannya bersifat literalistik, kaku, dan cenderung menolak perubahan

sosial. Pada gilirannya mereka frustrasi terhadap perubahan dunia yang begitu

cepat, sementara respon Islam sangat lambat dan ketinggalan dibanding

masyarakat Barat-sekuler. Konsep-konsep modern, seperti demokrasi, HAM,

sebagai produk Barat mereka tolak secara radikal.

Kedua, faktor eksternal di luar umat Islam, baik yang dilakukan penguasa

maupun hegemoni Barat. Sikap represif penguasa terhadap kelompok Islam,

seperti yang dilakukan Orde Baru telah membangkikan radikalisme Islam. Begitu

juga krisis kepemimpinan yang terjadi pasca Orde Baru yang ditunjukkan dengan

lemahnya penegakan hukum, telah mendorong gerakan Islam untuk menerapkan

syariat Islam sebagai solusi krisis tersebut. Pada gilirannya radikalisme Islam

dijadikan jawaban atas lemahnya aparat hukum dalam menyelesaikan kasus yang

terkait dengan umat Islam. 10

Radikalisme juga terjadi dalam bentuk perlawanan terhadap Barat. Reaksi

yang ditunjukkan berupa perlawanan dengan kekerasan terhadap kepentingan atau

perusahaan multinasional Barat. Kantor kedutaan AS dan perusahan AS sering

menjadi sasaran kekerasan yang diilhami oleh pemahaman kaum radikal sebagai

perjuangan agama. Jihad menjadi simbol perlawanan efektif untuk menggerakkan

perang melawan Barat. Kondisi ini menyebabkan permusuhan yang berlanjut

antara Islam dan Barat. Bahkan, kalangan Islam radikal melihat Barat berada

dalam pertarungan abadi melawan Islam.

Selain faktor-faktor di atas, Islam radikal di Indonesia lahir karena

pergantian kekuasaan dan situasi yang tidak menentu. Kondisi abnormal dijadikan

       10

(6)

momentum untuk menujukkan identitas kultural dan politik secara terng-terangan

oleh kelompok masyarakat, tidak terkecuali umat Islam.

Dalam konteks ini, Barat khawatir meluasnya gerakan Islam radikal di

Indonesia. Hal ini bersumber pada pandangan dan citra terhadap fenomena

gerakan Islam radikal di Timur Tengah. Sebab kelompok radikalisme Islam bukan

hanya berusaha menentang dan menumbangkan dominasi negara oleh rezim

sekuler dan hostile terhadap Islam, tetapi juga kekuatan Barat yang mereka

percayai sebagai patron pemerintahan sekuler dan anti Islam11.

Gerakan Islam radikal telah memberikan warna berbeda bagi perjalanan

corak keberagamaan di Indonesia. Misalnya, dalam pengalaman umat Islam,

terjadi polarisasi yang sangat tajam antar Islam moderat dan Islam radikal di masa

sekarang. Setelah Islam moderat berhasil mendapatkan tempat di hati penguasa

sejak 1980-an, kini di era reformasi, mereka mendapat tantangan serius dari

gerakan Islam radikal yang menyeruak ke dalam lapisan sosial masyarakat.

Mereka berhasil merebut simpati publik secara terbatas dengan membangun opini

publik dan organisasi gerakan. Tak heran jika suara mereka di pentas nasional

begitu nyaring terdengar.

Karena itu, perkembangan radikalisme Islam di Indonesia merupakan suatu

kenyataan sosio-historis dalam negara majemuk, tetapi juga bisa menjadi ancaman

bagi masa depan pluralisme di Indonesia. Sebagai antisipasi, perlu memeperluas

gerakan islam yang moderat, pluralis, dan inklusif di tengah-tengah masyarakat.

Gagasan moderasi didasarkan pada dua hal. Pertama, secara diskursif,

gerakan moderasi umat diyakini sebagai penopang terciptanya harmonisasi sosial

masyarakat di era mulikultural. Karena bagaimanpun, multikulturalisme

merupakan realitas historis dalam masyarakat yang mesti disikapi secara positif.

Dengan demikian, ekslusivitas beragama diyakini secara total sebagai kebenaran

agama (religious truth) bisa menjadi batu sandungan ideologis untuk

memecahkan problem pluralisme di Indonesia. Itu sebabnya pendidikan pluralis

menjadi prioritas dalam menjembatani doktrin ekslusif.

Kedua, secara praksis, praktek kehidupan beragama masih mendikotomi klaim

kebenaran dan keselamatan dalam masing-masing umat beragama mesti dikikis       

11

(7)

habis agar tidak terjadi sikap saling menyalahkan antara satu agama dengan

agama lain. Problem pluralisme seringkali disebabakan fanatisme kebenaran

agama yang menimbulkan sikap-sikap radikal. Karena itu upaya kongkret untuk

membangun toleransi antar umat beragama terus dilakukan sebagai bagian dari

proses sosial yang berkelanjutan12. KarakterIslam radikal di Indonesia

Dari sisi perjuangan dapat dianalisis adanya kesamaan visi dan misi gerakan

radikal Islam Indonesia dan Timur Tengah. Gerakan yang dilakukan FPI, FPIS

dan Laskar Jihad mirip dengan apa yang dilakukan oleh Gerakan Wahabi di Arab

Saudi. Gerakan radikal Islam Indonesia diilhami atau dipengaruhi oleh gerakan

pemaharuan Islam yang dicetuskan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab

(1703-1792) di Timur Tengah ini.13

Sementara Hizbut Tahrir, yang sebagian besar pengikutnya berasal dari

kalangan kampus, tidak mengedepankan aspek kekerasan dalam memperjuangkan

visi dan misinya. Gerakan Hizbut Tahrir memiliki kesamaan dengan gerakan Pan

Islamisme yang ditokohi oleh Jamaluddin Al-Afghani (1871) dan diteruskan oleh

Rasyid Ridha. Baik Al-Afghani maupun Hizbut Tahrir sama-sama ingin

mengembalikan kejayaan umat Islam masa lampau untuk membangkitkan

kembali umat Islam dari kemerosotan yang amat parah, membebaskan umat Islam

dari ide-ide, sistem perundang-undangan, dan hukum kufur, serta dari dominasi

negara kafir dengan membangun Daulah Islamiyah dan mempercayai sistem

kekhalifahan dengan seorang khalifah yang dibaiat oleh kaum muslimin untuk

mereka taati. Keduanya juga anti peradaban dan imperialisme barat dan berusaha

mengembangkan kebudayaan Islam sendiri. Majelis Mujahidin Indonesia juga

memiliki visi membangun kekhalifahan Islam, hanya saja mereka menghendaki

kekhalifahan Islam ini mencakup seluruh negara di Asia Tenggara.

Gerakan radikal Islam juga menghedaki berdirinya negara Islam dan

dijalankannya syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh gerakan

radikal Islam memandang bahwa obat mujarab untuk mengobati krisis

       12

Zuhari Miswari dan Khamami Zada, Islam Melawan Terorisme, (Ciputat: LSIP, 2004), h. 56.

13

(8)

multidimensi yang dihadapi oleh Indonesia adalah dengan menjalankan syariat

Islam dengan sesungguhnya. Keterpurukan bangsa ini diakibatkan karena

penduduknya yang mengingkari Allah dan meninggalkan agamanya dengan lebih

mementingkan kepentingan duniawi. Meskipun demikian tidak semua gerakan

radikal Islam mengharuskan berdirinya negara Islam dalam rangka menjalankan

syariat Islam. Seperti apa yang dikatakan sendiri oleh Amir MMI, Abu Bakar

Ba'ashir, bahwa perjuangan MMI tidak lagi ingin mendirikan negara, tapi

memperbaiki negara Indonesia dengan penerapan syariat Islam.14

Agenda lain yang menjadi perjuangan gerakan radikal Islam Indonesia

adalah jihad di jalan Allah. Jihad dimaknai sebagai berperang melawan

musuh-musuh Allah di muka bumi. Tidak jelas siapakah yang dinamakan musuh-musuh-musuh-musuh

Allah itu, tapi paling tidak melihat gerakan kelompok Laskar Jihad Ahlussunah

Waljamaah yang mengirimkan pasukannya di daerah konflik, diketahui bahwa

salah satu musuh Allah itu adalah orang-orang yang menyerang kaum muslimin.

Kelompok radikal Islam lain memilih gerakan partisipatif dan

pengembangan kapasitas anggota dan lembaga. Gerakan ini dilakukan oleh

kalangan radikal Islam Indonesia berbasis kampus, sebagai contoh Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia dan juga Partai Keadilan. Kedua lembaga ini tidak

secara tegas dan keras dalam memperjuangkan visi dan misinya. Mereka lebih

mengedepankan kegiatan-kegiatan partisipatif yang mengundang simpati

masyarakat seperti kegiatan baksi sosial dan santunan kepada orang tidak mampu.

Banyak ditemukan di masyarakat, komunitas KAMMI dan PKS dekat dengan

masyarakat melalui program-program sosialnya.

Segi lain yang digeluti oleh kedua kelompok ini adalah menguasai lini

ekonomi, terutama ekonomi yang dibangun atas prinsip-prinsip syariah, seperti di

Perbankan Syariah, Baitul Mal wa Tamwil, Badan Perkreditan Rakyat Syariah,

dan lembaga ekonomi Islam lainnya. Banyak kader-kader kedua lembaga ini

berkiprah di lembaga keuangan Islam ini.

Berikut ini akan dipaparkan visi, misi kelompok radikalisme keagamaan:15       

14

Ibid., hal. 168-169

15

(9)

Pertama, Majelis Ta’lim Al- Islah. Keberadaan organisasi ini dinilai sebagai

unsur perekat Ukhuwah Islamiyah guna menumbuhkembangkan pendidikan

masyarakat muslim yang dinamis. Majelis Ta’lim Al-Ishlah memiliki misi antara

lain: 1) senantiasa berupaya untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah di kalangan

kaum muslimin tanpa memandang aliansi, organisasi, golongan, kelompok,

maupun jamaah 2) senantiasa berupaya untuk mengutamakan memperjuangkan

tegaknya Islam. 3) Menggalakkan prinsip saling bekerjasama untuk menggalang

kekuatan kaum muslimin dan 4) menumbuhkembangkan rasa saling menghargai

perbedaan pendapat selama tidak bertujuan untuk maksiat kepada Allah dan

Rosul-Nya.

Kedua, laskar jihad mempunyai misi, yakni: 1. Misi dakwah yang bertujuan

meningkatkan semangat kaum muslimin dalam menghadapi setiap musibah yang

memimpinnya. Selain itu memberi pemahamaan yang benar tentang agama Islam.

2. Misi Sosial, antara lain Perbaikan sarana dan prasarana yang dipergunakan

untuk kegiatan kaum muslimin layanan kesehatan dan pendidikan. 3. memberi

rasa aman dakwah yang bertujuan meningkatkan semangat kaum muslimin dalam

menghadapi musibah dan memberi pemahamaan yang benar tentang ajaran Islam.

Ketiga, Front Pembela Islam Surakarta (FPIS), misalnya adalah menggalang

ukhuwah Islamiyah.

Ada beberapa karakteristik yang dapat diidentifikasikan sebuah kelompok

layak disebut sebagai “Islam radikal”16:

Pertama, mereka masing-masing saling menunjukan mentalitas “Perang

Salib”. Kedua, penegakan hukum Islam juga kerap diupayakan dengan keras oleh

kalangan “Revivalis” dan “Fundamentalis” tidak merupakan jalan alternatif

melainkan suatu keharusan.

Ketiga, terdapat sebuah kecenderungan untuk melakukan perlawanan

terhadap pemerintah berikut sistem- sistemnya yang mapan tetapi dianggap tidak

“sah” khususnya karena kurangnya perhatian terhadap masalah “penyakit sosial”

yaitu maksiat dan kemungkaran.

Keempat, semangat untuk menegakkan agama sebagai lambang supermasi

kebenaran ajaran Tuhan di dunia dengan jalan “jihad” dengan sendirinya       

16

(10)

mendapat tempat yang sangat terhormat. Jihad melawan kebatilan, kemungkaran

dan membenci musuh-musuh yang membenci Islam mereka meyakini sebagai

tugas keagamaan yang suci.

Gerakan Islam militan atau gerakan Islam radikal banyak mendapat sorotan

luas dari berbagai lapisan masyarakat di luar Islam. Hal ini disebabkan karena di

Indonesia sering terjadi konflik di daerah, misalnya konflik di Poso dan banyak

terjadi peledakan bom. Apa sebenarnya karakteristik Islam radikal di Indonesia.

Berikut ini akan penulis uraikan karakteristik golongan Islam radikal di

Indonesia:17

Pertama, Majlis Ta’lim Al-Ishlah, karakteristiknya mengikuti paham

Rosulullah dan para Sahabat, Khulafaurrasyidin, Al- Nahdiyin (yang mendapat

petunjuk Allah) . Menurut Taufik, SH, Front Pembela Islam Surakarta berpaham

Ahlussunah Waljamaah jika dibandingkan dengan organisasi lain, perbedaan pada

teknik dan strategi.

Kedua, FKAM/Jundullah menganut paham Ahlussunah Waljamaah dengan

pemahaman Salafush Sholeh. Anggotanya dibina mental dan fisik serta

pemahaman Islam yang baik.

Ketiga, barisan Bissmillah melaksanakan Al-Quran dan Assunah semampu

anggota.

Keempat, KAMI yang ditempuh adalah Syumuliyatul Islam.

Kelima, Laskar Jihad meliliki paham Ahlussunah Waljamaah yakni sikap

seseorang atau sekelompok orang yang komitmen kepada ajaran Islam

sebagimana Nabi dan Para Sahabat berpijak di atasnya

Media online Islam radikal (pendorong esksisnya Islam Radikal)

Keprihatinan banyak pihak tentang berkembangnya media penyebaran

paham islam radikal dapat dikonfirmasi dengan digunakannya salah satu media

berupa media online yang dianggap sangat efektif. Data yang dikumpulkan

ISRSVP menyebutkan bahwa sekitar 400 media online islam radikal yang tersebar

di dunia termasuk di Indonesia. Sebaliknya, hanya sedikit media online yang

dibuat khusus sebagai media online kontra radikalisme.

1. Voice of al-Islam (Voa-islam.com)       

17

(11)

Voa-islam.com tergolong situs berita Islam yang baru di dunia maya.

Meski baru, sekilas dari tampilan dan judul yang disajikan situs tersebut tergolong

radikal. Tidak ada kesan situs tersebut membawa nuansa perdamaian, meski situs

tersebut dibuat di Indonesia yang notabene negara damai. Situs voa-islam.com

didirikan di Bekasi pada bulan April 2009 dan resmi beroperasi pada tanggal 1

Juni 2009. Situs voa-islam.com akan terlihat semakain radikal setelah ditelusuri

memajang seara khusus rubrik yang membahas tentang jihad. Nama rubriknya

adalah “jihad fie sabilillah”. Nama yang sangat berani untuk ukuran situs berita

baru. Padahal, sangat jarang situs berita Islam memunculkan atau menamakan

rubrik dengan kata jihad.

Dengan memunculkan rubrik bertema jihad dan isi beritanya berisi

tentang wacana permusuhan antar uamt beragama. Tidak ketinggalan, situs

voa-islam.com pun cenderung membenarkaan aksi radikalisme atas nama agama.

Tentunya mereka menggunakan dalil-dalil agama dalam pemberitaan untuk

menguatkan argumentasinya.

Adapun dasar pemikiran pendirian situs ini adalah QS. Nahl: 125;

al-Hujrat/49: 6; dan al-Shaff: 10-12.

Untuk misinya, situs ini menulis bahwa voa-islam.com ingin menjadi

media terpercaya yang mengedepankan kebenaran dan keadilan secara profesional

dan terwujudnya masyarakat Muslim yang sadar akan kemuliaan dirinya dan

peran serta tanggung jawab yang harus diembannya untuk terwujudnya sebuah

peradaban yang bermartabat. Sedangkan misinya yakni mendakwahkan al haqq

(kebenaran) di mana saja, kapan saja, melalui media apa saja, meningkatkan

kualitas SDM dan kapabilitas teknologi informasi dan komunikasi umat Islam,

membangun dakwah online dan sebagai bentuk advokasi terhadap umat islam

Asin Tenggara, menjaga keutuhan dakwah, sunnah, dan perjuangan umat Islam,

menjadi media Islam onlline rujukan di Indonesia dan Asia Tenggara¸insyaallah,

menyampaikan informasi berimbang tentang eksistensi dan permasalahan umat

Islam di Asia Tenggara khususnya, dan dunia pada umumnya.

Berita yang diposting dalam situs ini mengesnakan bahwa situs ini

mneyerukan dan mendukung jihad versi Islam radikal. Rubrik “jihad fie

(12)

Harus Disipakan”. (28 April 2010). Selanjutnya rubrik ini memuat: “Di

penghujung bulan April ini umat islam Bekasi disulut kemarahannya oleh umat

Kristen melalui penghinaan dan penghujatan terhadap Islam dalam blog Santo

Bellarminus Bekasi. Blog dengan titel”habisi Islam di Indonesia” tersebut

melakukan penghinaan terhadap Allah, Rasulnya, dan ajaran Islam yang tidak

pantas untuk diungkapkan di depan umum, karena kata-katanya yang jorok dan

menjijikkan”.

2. Media online ar-rahmah.com

Dalam beberapa peristiwa penting, seperti eksekusi terhadap trio bomber

Bali I, arrahmah.com juga mendapatkan gambar ekslusif. Tidak hanya itu, surat

terbuka yang mengklaim dari Noordin M.Top beberapa waktu lalu, kali pertama

dilansir juga oleh arrahmah.com.

Pada halaman depan situs ini terpampang banner yang bertuliskan,

“Support & Free Our Bother”. Banner dengan gambar Muhammad Jibril, si

pendiri situs ini, Jibril ditahan oleh polisi dan diajukan ke pengadilan atas tuduhan

terlibat kasus terorisme bom bunuh diri di mega Kuningan 17 Juli 2009.

Media-media umum di Indonesia, setiap berita Muhammad Jibril disebutnya sebagai

teoris. Tetapi dalam situs yang didirikannya, dia dianggap saudara dan pahlawan.

Seperti yang termuat dalam situsnya, arrahmah.com adalah jaringan media

Islam yang bertujuan memberikan informasi berimbang tentang islam dan dunia

Islam di tengah-tengah arus informasi modern dan globalisasi. Situs ini

menjadikan media jurnalisme sebagai wadah perjuangan intelektual dan spiritual

untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik.

Rubrik arrahmah.com cukup provokatif dengan salah satu namanya jihad

analysis. Rubrik ini berisi tentang analisis mengenai informasi perjuangan umat

muslim dalam sudut pandangan pemikiran dewan redaksi mereka seperti

Afganistan, Israel, dan Indonesia. Kata analysis yang tertera dalam rubrik jihad

analysis menunjukkan bahwa rubrik tersebut dikategorikan sebagai informasi

mendalam dan di dalamnya terdapat opini oleh penulis analisis. Tentunya analisis

yang digunakan juga menggunakan pendekatan dewan redaksi. Umunya, berita

atau informasi yang dibahas dalam jihad analysis lebih menggambarkan mengenai

(13)

Dewan redaksi arrahmah.com ingin menentang opini yang berkembang di media

umum mengenai konsep jihad yang benar. Informasi dalam rubrik ini sama sekali

tidak memberikan ketentraman dan kenyamanan bagi pembaca. Analisis yang

ditulis justru menakut-nakuti dan cenderung menghakimi dan mengmbangkan

sikap praduga yang berlebihan. Analisis yang dikembangkanpun bersifat

sepihak.18

Analisis masa depan Islam radikal di Indonesia

Tidak dapat dipungkiri bahwa lahirnya Islam radikal karena adanya

perbedaan cara pandang dalam melihat dalil-dalil yang ada, baik dalam al-Qur'an

maupun al-Hadist. Kelompok-kelompok yang cenderung radikal

menginterpretasikan ayat-ayat suci secara rigid dan tekstual sehingga melahirkan

pemahan yang parsial dan tidak komprehensif. Penulis akan menguraiakan

beberapa beberapa isu penting dan sensitif yang menjadi perdebatan tentang dalil

yang digunakan untuk membenarkan aksi-aksi radikal mereka berikut prosentase

umat Islam di DKI yang berpikiran demikian.

1. Peperangan

Kelompok Islam radikal membolehkan untuk mengangkat senjata

terhadap non muslim dengan mendasarkan argumentasinya pada al-Quran dan

hadis Nabi.

ﺮ ﺪ هﺮﺼ ﻰ ﻪ انإواﻮ ﻬ ﺄ نﻮ ﺎ ﺬ نذأ

Artinya: "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang

diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah

benar-benar Maha Kuasa menolong mereka. (Lihat Q.S. al-Hajj [22]: 39.)

ﺪ ا ﺤ ﻻﻪ انإاوﺪ ﻻو ﻜ ﻮ ﺎ ﺬ اﻪ ا اﻮ ﺎ و

Artinya: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi

kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas. Karena sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.19”.

Ketika penulis mengajukan pertanyaan seputar keharusan membunuh

orang kafir, responden menjawab (Sangat setuju/SS= 2%), (setuju/S= 11%),

(Kurang setuju/KS= 26%),(Tidak setuju/TS= 37%),(Sangat tidak setuju/STS=

       18

Andika Hendra Mustaqim dalam Dhyah Madya Ruth, Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme, (Jakarta: Lazuardi Birru, 2010), h. 109

19

(14)

23%). Sementara keharusan membunuh orang murtad, responden menjawab

(SS=7%), (S=20%), (KS=28%),(TS=26%),(STS=18%). Fakta ini menjelaskan

bahwa rata-rata 44 % responden setuju membenarkan cara-cara kekerasan

(pembunuhan) dalam berhubungan dengan orang kafir dan murtad dengan

berdalil pada teks-teks keagamaan.

2. Jihad

Persoalan jihad dalam agama merupakan salah satu alasan yang digunakan

gerakan radikal untuk membenarkan tindakannya. Gerakan ini memhami jihad

sebagai perintah untuk mengangkat senjata dalam rangka memerangi non muslim

di muka bumi ini tanpa mempertimbangkan aspek kemausiaan dan keadilan.

pemahaman tersebut didasarkan pada al-Quran:

Misalnya al- Qur’an Surat at-Taubah[9]:20:

ﻪ اﺪ ﺔﺟرد أ ﻬ أو ﻬ اﻮ ﺄ ﻪ ا اوﺪهﺎﺟواوﺮﺟﺎهواﻮ ﺬ ا

نوﺰ ﺎ ا هﻚ وأو

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan

harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan

itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.

al-Qur’an surat Ataubah ayat 73 dan at-Tahrim ayat 9 :

ﺮ ﺼ ا و ﻬﺟ هاوﺄ و ﻬ ﻏاو ﺎ اورﺎ ﻜ اﺪهﺎﺟ اﺎﻬ أﺎ

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu,

dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam.

Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.

Pertanyaan tentang pembantaian di Poso dan Ambon, responden

menjawab keharusan membantu mereka dengan prosentase (SS=56%), (S=38%),

(KS=4%),(TS=0%),(STS=2%). Sementara terkait dengan Israel yang sering

mengemuka dalam demonstrasi juga dipandang sebagai hal yang penting.

Responden memilih untuk memerangi Israel agar berhenti membantai Palestina

dengan perbandingan (SS=49%), (S=40%), (KS=8%),(TS=2%),(STS=1%)

Fakta ini menjelaskan bahwa 98 % masyarakat muslim di DKI Jakarta siap

berangkat ke Poso dan 97 % ke Israel membantu umat Islam yang sedang dibantai

oleh non muslim atas dasar jihad fi sabilillah.

(15)

Gerakan radikal Islam berkeinginan mendirikan khalifah Islam di muka

bumi dengan menerapkan syarait Islam. Pada beberapa kejadian tindak kekerasan

yang terjadi, terlihat bahwa mereka memperlakukan non muslim sebagai objek

yang harus dilenyapkan dari muka bumi ini. Alasannya adalah bahwa non

muslimlah sebagai sumber kemaksiatan.

Mereka mengutip beberapa satu hadis tentang hukuman orang murtad:

Riwayat hadis ini menjelaskan tentang situasi yang dihadapi Abu Musa al-Asy'ari

dan Mu'adz bin Jabal di Yaman. Nabi Muhammad saw berpesan, "Kalian

hendaknya mempermudah urusan, jangan kalian persulit, kalian sampaikan berita

gembira, kalian janganlah bercerai berai. Abu Musa menceritkan kepada Nabi

saw, bahwa di Yaman banyak minuman dari anggur, madu, dll. Nabi saw

berpesan, minuman apa saja yang memabukkan, hukumnya haram. Keduanya lalu

meninggalkan Nabi saw, dan di tengah jalan, Mua'adz berkata kepada Abi Musa,

"bagaimana cara kamu baca al-Qur'an? Dijawab, "Aku baca al-Qur'an sarnbil

duduk, berdiri, bahkan di atas kendaraan. Kalau aku, kata Abi Musa, ya..biasa

aja,. Waktunya tidur, ya tidur, kerja, berdiri, dan sebagainya. Dua orang ini saling

mengunjungi. Pada suatu hari, ada seorang laki di hadapannya. Mu'adz bertanya

kepada Abu Musa, "Siapa ini?" Abu Musa menjawab, oh, dia dulunya Yahudi,

pernah masuk Islam, dan kemudian murtad. Serta merta Mu'adz berkata, "Wah

kalau begitu, akan aku penggal lehernya".

Berdasarkan riwayat ini, pelaku murtad boleh dipenggal lehernya tanpa

melihat apakah si murtad itu memusuhi Islam atau tidak?

Hadis yang lain, dengan menggunakan fill madzi (simple past) yang

dirangkai dengan harf jar dan kata benda jadian (mashdar) al-zakat. Misalnya

diketemukan dalam riwayat hadis berikut ini.

Riwayat ini menjelaskan, misi kerasulan Muhammad saw meluruskan aqidah

umat dan menjatuhkan sanksi bunuh bagi yang tidak mau mengucapkan kalimat

tauhid. Siapa saja yang telah ikrar dan menyatakan ketauhidan kepada Allah swt,

darahnya, hartanya, semuanya dilindungi. Ulama sepakat, hadis ini disabdakan

Rasulullah di awal-awal Islam.

Pada masa kekhalifahan Abu Dakar, banyak umat Islam yang enggan

(16)

(setelah diajak taubat) tetap saja enggan membayarnya, maka akan aku tebas

lehernya.

Irtaddu 'an al-zakat dalam penggalan riwayat ini berarti berpaling dan

tidak mau membayar zakat. Hukumnya dianggap seperti murtad, karena tidak

membayar zakat akan mengganggu stabilitas ekonomi dan dianggap makar

terhadap ketentuan syari'at Allah swt.

Pertanyaan tentang kemungkinan pemerintah Indonesia menjalin

hubungan dagang (ekonomi), budaya dan politik dengan negara Israel, jawaban

responden (SS=0%), (S=20%), (KS=26%), (TS=31%),(STS=23%).

Pertanyaan tentang umat Islam yang harus mengadakan sweeping terhadap

orang Amerika dan kepentingannya, karena mereka menyokong Israel dalam

membantai orang Muslim di Palestina, jawaban responden (SS=16%), (S=37%),

(KS=26%), (TS=13%),(STS=7%). Pertanyaan tentang pluralisme agama adalah

sebuah keharaman, jawaban responden (SS=37%), (S=28%), (KS=29%),

(TS=5%), (STS=2%). Pertanyaan seputar ideologi Barat yang masuk di Indonesia

harus di tolak, jawaban responden (SS=28%), (S=36%), (KS=26%),

(TS=8%),(STS=2%).

Fakta di atas menjelaskan bahwa 80 % masyarakat muslim di DKI tidak

setuju berhubungan dengan negara Israel (non mslim dan zionis) dan 80 % setuju

mengadakan sweeping atas orang Amerika yang ada di Indonesia. Sementara

pluralisme yang juga berkaitan dengan hubungan Islam dan agama lain, sekitar 97

% responden menolak pluralisme agama. 80 % menonal ideologi Barat yang non

muslim masuk di wilayah Indonesia yang mayoritas muslim

4. Formalisasi syariat Islam di Indonesia

Penerapan syariat Islam di Indonesia telah menjadi isu penting sejak pra

dan pasca kemerdekaan bahkan dalam perumusan dasar negara dan UUD 45.

Bahkan saat ini beberapa daerah telah menetapkannya dengan perda syariah.

Salah satu dasar kelompok Islam radikal menyetujui foemalisasi syariah di

Indonesia adalah QS. al-Maidah/5: 44-55 yang intinya bahwa barang siapa tidak

menetapkan hukum sesuai dengan hukum Allah, maka mereka termasuk golongan

kafir dan zhalim.

...

ﻻوﺄ ﷲالﺰ أ ﻜﺤ

نوﺮ ﺎﻜ ا هﻚ

...

(17)

Penulis merumuskan isu tersebut dalam sebuah pertanyaan kuesioner

bahwa penerapan syariah sebagai satu-satunya alternatif bagi umat Islam dalam

menyelesaikan persoalan dunia, jawaban responden (SS=26%), (S=50%),

(KS=18%), (TS=6%),(STS=0%). Pertanyaan tentang negara kesatuan yang harus

diganti dengan sistem khalifah seperti yang dicontohkan Nabi dan para

sahabatnya, jawaban responden (SS=15%), (S=39%), (KS=30%),

(TS=15%),(STS=1%). Pertanyaan seputar demokrasi yang dianggap haram karena

menempatkan manusia di atas kekuasaan Tuhan, jawaban responden (SS=16%),

(S=24%), (KS=34%), (TS=33%),(STS=3%). Pertanyaan tentang hukum

satu-satunya di dunia, yaitu, hukum Allah dan yang tidak menjalankannya adalah kafir,

jawaban responden (SS=28%), (S=34%), (KS=22%), (TS=12%),(STS=3%).

Fakta-fakat tersebut adalah sebagaian hasil penelitian penulis yang

mengajukan 40 pertanyaan kepada responden. Sebagian tersebut memperlihatkan

betapa radikalnya pemahaman kesilaman masyarakat muslim di DKI Jakarta.

Oleh karena itu beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi

penyebaran pemikrian tersebut.

Kontra Islam radikal di Indonesia

Salah satu negara yang berhasil melakukan gerakan kontra radikalisme

adalah singapur dan Saudi. Indonesia sebagai negara terbesar Muslim di dunia

dengan sendirinya memiliki banyak persoalan dengan radikalisme berbasis agama.

Dengan masyarakat muslim yang banyak dan heterogen dan alam demokrasi

memberikan ruang kepada seluruh masyarakat untuk berfikir dan bertindak sesuai

dengan nilai dan ideologi yang diyakini benar. Akibatnya, lahirlah

kelompok-kelompok yang beraliran radikal seperti yang telah dijelaskan di atas.

Secara umum persoalan islam radikal dapat dilihat dari empat segi: pencegahan,

operasi, rehabilitasi, dan reintegrasi. Khusus rehabilitasi, hanya ada dua negara yang

fokus dan konsisten melakukannya, yaitu Singapur dan Arab Saudi. Dalam pelaksanaan

program rehabilitasi, ada enam objek yang dapat dilihat, yaitu: agama, sosial, vocational,

seni kreatifitas, pendidikan, dan psikologis.

Aspek rehabilitasi dalam persoalan Islam radikal menjadi penting karena mereka

adalah bagian dari masyarakat yang memiliki hak-hak sipil saat menjalani dan pasca

hukuman penjara. Persoalannya adalah, dari segi agama, mereka menafsirkan ajaran

(18)

tindakan-tindakan radikal dan teror. Pemahaman mereka tidak hanya diwarisi oleh keluarga

mereka, akan tetapi sesama napi dalam penjarapun terkadang terpengaruh dengan

pemikiran radikalnya. Akibatnya, penjara tidak mematikan radikalisme, penjara menjadi

tempat berkembangnya paham dan tindakan tersebut.

Dari segi sosial, golongan radikal yang sudah terlibat aksi teroris, mereka dan

keluarganya terlanjur mendapat label “penjahat” dari masyarakat umum sehingga mereka

terisolasi dari masyarakatnya. Kondisi ini melahirkan masalah baru berupa tekanan

psikologis, lapangan kerja, masalah sosial, pendidikan. Secara umum mantan narapidana

teroris dan keluarganya tidak memiliki pendidikan yang layak untuk bersaing dalam

dunia kerja. Untuk mengantisipasi persoalan-persoalan tersebut, rehabilitasi dapat

memberikan konseling terhadap masalah agama dan psikologis yang mereka hadapi,

pelatihan-pelatihan keterampilan sebagai langkah awal untuk hidup mandiri.

Negara Singapura telah merumuskan metode dan langkah-langkah terkait dengan

rehabilitasi dengan pendekatan-pendekatan tersebut di atas dengan mendirikan Religious

Rehabilitation Group (RRG). Meskipun titik tolaknya dari mesjid (Khadijah Mosque)

namun sistem rehabilitastinya berjalan secara komprehensif.

Kaitannya dengan Indonesia, dari empat sudut tentang Islam radikali, persoalan

operasi dianggap telah berhasil karena telah menangkap dan menewaskan sejumlah tokoh

penting dan beberapa pengikutnya. Adapun pada aspek rehabilitasi dan reintegrasi,

Indonesia belum melakukannya dengan maksimal seperti di Singapura dan Arab Saudi,

meskipun di beberapa lembaga telah melakukannya dengan menggandeng para ahli

agama dan psikolog. Sementara pada aspek pencegahan, Indonesia telah proaktif

melakukakannya baik dari lembaga pemerintah maupun non pemerintah.

Dalam hal pencegahan atau kontra radikalisme, ada beberapa kegiatan yang

dapat dilakukan, di antaranya:

‐Workshop deradikalisasi pimpinan pondok pesantren yang bertujuan untuk

memberikan pemahaman keagamaan non radikal kepada pimpinan pondok

pesantren agar mereka dapat meneruskan kepada santri-santri dan masyarakat di

sekitarnya

‐Workshop deradikalisasi pengurus mesjid yang bertujuan untuk memberikan

pemahaman keagamaan non radikal kepada mereka agar dapat memilih khatib

dan tema khutbah yang tidak bernuansa radikal

‐Workshop deradikalisasi dai/khatib yang bertujuan untuk memberikan

pemahaman keagamaan non radikal kepada para dai/khatib agar dapat

(19)

‐Workshop deradikalisasi dosen agama di Perguruan Tinggi Umum dan guru

agama di sekolah umum yang bertujuan untuk memberikan pemahaman

keagamaan non radikal kepada Dosen agama di Perguruan Tinggi Umum dan

guru agama di sekolah umum agar mereka dapat memberikan

perkuliahan/pelajaran tentang hal yang berkaitan dengan agama yang tidak

radikal karena saat ini sebagian golongan radikal berasal dari Perguruan Tinggi

umum/sekolah umum.

‐Penerbitan buku yang berkenaan dengan kontra radikalisme pemahaman

al-Quran-Hadis, buku kumpulan khutbah, dan bacaan-bacaan umum lainnya. ‐Diharapkan semua kementerian dan non kementerian serta semua pihak ikut

berperan aktif terhadap kontra radikalisme sesuai dengn tugas dan fungsinya

masing-masing.

Kesimpulan

Islam radikal di Indonesia memiliki masa depan cerah. Hal ini terlihat dari

sekian banyak survei yang membenarkan tentang beberpa isu penting berkenaan

dengan Islam radikal disetujui oleh masyarakat muslim di Indonesia. Bukti lain

adalah sejumlah kelompok/organisasi/lembaga yang disinyalir beraliran Islam

radikal semakin gencar melakukan perekrutan dan pengkaderan di Mesjid,

Mushallah, lembaga pendidikan agama dan umum, di tengah-tengah masyarakat

umum. Golongan ini memiliki sarana yang cukup ampuh dalam penyebaran

gerakan ini berupa media cetak, online, radio, televisi, ceramah. Perlu upaya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dengan mengintegrasikan kedua model atenuasi gelombang berdasarkan karakteristik vegetasi mangrove yang meliputi tinggi pohon, kerapatan serta persen

Citra watermark hasil ekstraksi tahan terhadap serangan JPEG pada rasio kompresi diatas 60% ditunjukkan dengan nilai NC yang dihasilkan paling kecil 0.82..

Dalam salah satu bab pengantar tafsīr nya ada satu bab yang Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy sebut dengan istilah penggerak usaha. Pada bab ini beliau menuliskan beberapa

The application of 75% of urea and 25% of goat manure in eggplant could result in higher growth rate than the combination of N from other sources, which was due to the

KRITERIA: DIMENSI Sangat Memuaskan (A) Memuaskan (B) Batas (C) Kurang Memuaskan (D) Di bawah standard (E) SKOR Ketepatan gambar -Gambar benar dan sesuai soal

Ukuran cangkang Pomacea tidak dapat dipakai sebagai karakter untuk memisahkan antar jenis karena variasi ukuran yang sangat tinggi (Cazzaniga, 2006; Ghesqiere, 2007; Youens &

Kondisi arus seperti yang terlihat pada gambar arah pergerakan arus, menunjukan adanya hubungan antara fluktuasi arah dan kecepatan arus dengan pola pasang surut yang terjadi.. Pada

orientasikan pada upaya memahami detail-detail hukuman tersebut, maka pembahasan pun tidak disinggung secara rinci, kecuali pada beberapa bagian yang secara sengaja dibicarakan