• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL DAN INTELEKTUAL) UNTUK MENIGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI 8 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL DAN INTELEKTUAL) UNTUK MENIGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI 8 BANDUNG."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji mengenai PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL DAN INTELEKTUAL) UNTUK MENIGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI 8 BANDUNG. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses dan hasil belajar siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan Pendekatan SAVI dalam pembelajaran seni tari, berdasarkan kepada kompetensi kreativitas yaitu mampu menangkap informasi dan mengolahnya sehingga akan menghasilkan gerak tari dan menyusun pola lantai. Yang melatar belakangi penelitian ini yaitu kurangnya pemberian stimulus, sehingga mengakibatkan siswa kurang kreativitas dalam menghasilkan gerak tari. Karena kreativitas itu akan muncul ketika siswa mendapatkan stimulus. Dengan adanya masalah tersebut maka peneliti mengujicobakan Pendekatan SAVI untuk dijadikan sebagai stimulus dalam meningkatkan kreativitas siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Pre Eksperimental Design dengan model One group Design Pretest-Posttest. Adapun gambaran mengenai One Group Design Pretest-Posttest yaitu: X . Sample dalam penelitian ini diambil secara acak/random dengan jumlah sample 28 siswa. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat, untuk variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visualdan Intelektual) sedangkan untuk variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Seni Tari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat hasil yang signifikan. Terlihat dari perolehan hasil perbandingan yaitu 31,6 1,7. Dengan demikian terdapat pengaruh positif yang signifikan antara penggunaan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual) dengan meningkatnya kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari.

(2)

ABSTRACT

This study examines the SAVI (somatic, auditory, visual and intellectual) approach to improve students’ creativity in learning dance in SMA NEGERI 8 BANDUNG. This study aimed to describe and analyze the learning processes and student learning outcomes in creativity by using the SAVI approach in learning dance, based on the competence of the creativity: able to capture the information and process them, thus they are able to use the information to produce and compose dance floor patterns. The background of this study is the lack of stimulus, resulting in students’ lack of creativity in generating dance. Creativity would appear when the students get a stimulus. By the existence of the problem, the researcher used the SAVI approach to serve as a stimulus in order to improve students' creativity. The method used in this research is Pre-Experimental Design Methods with one group pretest—post-test models design. The picture of the one group design pretest—post-test namely: 01 X 02. The samples of this study were

taken randomly with the number of 28 students. In this study, there are two variables: independent and dependent variables; as for the independent variable is the SAVI (Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) Approach while the dependent variable used in this study is Improving Student Creativity in Dance Education. Based on the research, it has been revealed that there were significant results. As has been seen from the acquisition of the comparison tcount> ttable with

31.6 > 1.7. Therefore, there is a significant positive effect between the use of SAVI (Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) Approach with the increase of students’ creativity in learning dance.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH………. ii

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR BAGAN... ix

DAFTAR GRAFIK... x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian………. 7

C. Rumusan Masalah Penelitian... 8

D. Tujuan Penelitian... 8

E. Manfaat Penelitian... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi………... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 12

A. Penelitian Terdahulu………. 12

B. Komponen-Komponen Pembelajaran... 13

C. Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual)... 16

1. Prinsip Pokok Pendekatan SAVI... 22

2. Karakteristik Pendekatan SAVI... 22

3. Tahap-Tahap Pembelajaran SAVI... 24

4. Kelebihan dan Kekurangan SAVI... 26

D. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)... 28

1. Kegelisahan... 28

(4)

3. Mengkhayal... 29

4. Aktivitas Berkelompok... 29

5. Keinginan Mencoba Sesuatu... 30

E. Pembelajaran Seni Tari... 30

1. Makna Kegiatan Tari... 33

2. Tujuan Pendidikan Seni... 34

3. Stimulus Bagi Siswa untuk Bergerak Kreatif... 35

F. Kreativitas Dalam Seni Tari... 37

1. Perkembangan Kreativitas... 41

2. Tahap-Tahap Kreativitas... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 47

A. Desain Penelitian... 47

B. Partisipan……….……... 48

C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian... 48

D. Instrumen Penelitian... 50

E. Teknik Pengumpulan Data... 54

F. ProsedurPenelitian……….………….. 64

G. Teknik Analisis Data... 69

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 71

A. Temuan Penelitian………....…... 71

B. Pembahasan………... 116

1. Proses Kreatif siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan Pendekatan SAVI dalam pembelajaran seni tari……….. 116

2. Hasil Kreatif siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan Pendekatan SAVI dalam pembelajaran seni tari………... 119

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………... 121

A. Kesimpulan………..…………..………... 121

B. Rekomendasi……… 124

DAFTAR PUSTAKA……….… 125

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rancangan One Group Pretest-Posttest Design……….. 47

Gambar 3.2 Rumus Perolehan Hasil One Group Pretest-Posttest Design.…... 48

Gambar 3.3 Rumus Perolehan Rerata……….. 64

Gambar 3.4 Rumus Perolehan Presentase……… 64

Gambar 3.5 Rumus Perolehan Efektifitas Treatment……….. 69

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Variabel SAVI……….. 20

Tabel 2.2 Variabel Kreativitas……….………... 41

Tabel 3.1 Sample Penelitian……….. 49

Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Evaluasi (Checklist)………..….. 50

Tabel 3.3 Check list Pendekatan SAVI……… 57

Tabel 3.4 Check list Keterampilan dalam Kreativitas……….. 59

Tabel 3.5 Check list Interaksi Sosial……… 61

Tabel 3.6 Variabel X dan Variabel Y……….. 65

Tabel 4.1 Syntax Pendekatan SAVI……….... 74

Tabel 4.2 Perolehan Hasil Pretest F.1……….. 77

Tabel 4.3 Perolehan Hasil Pretest F.2……….. 78

Tabel 4.4 Perolehan Hasil Pretest F.3……….. 79

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pretest……….... 80

Tabel 4.6 Perolehan Hasil Posttest F.1………... 104

Tabel 4.7 Perolehan Hasil Posttest F.2………... 105

Tabel 4.8 Perolehan Hasil Posttest F.3………... 106

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Posttest……….. 107

Tabel 4.10 Analisis Data Pretest dan Posttest……….………... 111

(7)

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Langkah-Langkah Perencanaan dalam Proses Pembelajaran……… 73

Bagan 4.2 Rancangan Konsep Pembelajaran pada Pertemuan 1……… 84

Bagan 4.3 Rancangan Konsep Pembelajaran pada Pertemuan 2……… 89

Bagan 4.4 Rancangan Konsep Pembelajaran pada Pertemuan 3……… 94

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Data Pretest dan Posttest………...……… 115

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Pembimbing Skripsi.

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian.

Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian.

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian.

Lampiran 6 Wawancara Peneliti kepada Partisipan.

Lampiran 7 Stimulus Visual dan Intelektual Dalam Penelitian.

Lampiran 8 Stimulus Somatic, Auditory, dan Intelektual dalam Penelitian.

Lampiran 9 Cheklist SAVI, Kreativitas, dan Interaksi Sosial.

Lampiran 10 Perolehan Hasil Pretest melalui Observasi dengan menggunakan

Tes Perbuatan (Cheklist).

Lampiran 11 Perolehan Hasil Posttest melalui Observasi dengan menggunakan

Tes Perbuatan (Cheklist).

Lampiran 12 Perolehan Hasil Penghitungan Data Pretest pada setiap kode F1, F2

dan F3 dengan menggunakan Tes Perbuatan (Cheklist)

Lampiran 13 Perolehan Hasil Penghitungan Data Posttest pada setiap kode F1,

F2 dan F3 dengan menggunakan Tes Perbuatan (Cheklist)

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Konsep Pembelajaran

Selama Penelitian.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan

dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

Pengembangan potensi diri bergantung kepada kualitas pendidikan. Saat ini

pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Surakhmad (1984, hlm. 65) menyebutkan bahwa “Belajar merupakan

proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh hubungan berkondisi antara stimulus dan respons”. Dengan adanya proses pertumbuhan yang dihasilkan dari stimulus maka akan mampu menciptakan generasi anak bangsa yang kreatif dan inovatif.

Melalui pembelajaran seni tari dapat dijadikan alat atau media untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan manusia yang berbudaya dan

memiliki keseimbangan antara akal, pikiran dan perasaan. Sesuai dengan

pendapat Kamaril (2001, hlm. 1) bahwa “Peran pendidikan seni yang bersifat

multidimensional, multilingual dan multicultural pada dasarnya dapat

dimanfaatkan untuk pembentukan kepribadian manusia secara utuh”.

Perkembangan zaman mempengaruhi dunia pendidikan, sehingga dalam

pendidikan sangat dibutuhkan pembelajaran yang inovatif yang mampu membawa

perubahan belajar bagi siswa. Pembelajaran yang inovatif yaitu pembelajaran

yang sesuai dengan pribadi siswa saat ini seperti pembelajaran seni tari yang

merangsang siswa untuk aktif. Pendidikan dan seni sebenarnya sudah tidak bisa

dipisahkan lagi dari kehidupan manusia, pada keduanya terjadi interaksi antar

manusia dengan manusia dan alam sekitarnya.

Pendidikan seni tari berfungsi memperhalus budi pekerti, memperhalus

(11)

disamping kecerdasan dan pengetahuan yang diperoleh di sekolah, mereka juga

mempunyai kepribadian dan sikap untuk dapat merasakan dan menghargai

nilai-nilai keindahan dari keseluruhan kehidupannya.

Seorang guru seni tari di sekolah tidak hanya cukup memiliki kompetensi

praktek saja, tetapi diperlukan juga pengetahuan yang cukup dalam mengelola

sebuah pembelajaran yang mampu membentuk kecerdasan siswa dari berbagai

aspek kecerdasan. Seperti yang kemukakan Howard Gardner (Craff, 2004, hlm.

41), beliau adalah seorang psikologi dari Universitas Harvard sekaligus penemu

Mulitiple Intellegence, sebagai berikut:

8 jenis yang meliputi: kecerdasan bahasa (word smart); “kecerdasan dalam mengolah kata”, kecerdasan logika matematika (logic smart); “kecerdasan dalam sains dan berhitung”, kecerdasan intrapersonal (self smart); “menyadari makna eksistensi diri dalam hubungan dengan pencipta alam”, kecerdasan interpersonal (people smart); “kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain”, kecerdasan visual spasial (picture smart); “memiliki imajinasi tinggi”, kecerdasan gerak badan (body smart); “terampil dalam mengolah tubuh”, kecerdasan musik (music smart); “peka terhadap suara dan irama”, kecerdasan naturalis (nature smart); “peka terhadap alam sekitar.

Dari delapan kecerdasan yang dijelaskan di atas terdapat beberapa

kecerdasan yang sering digunakan dalam dunia seni tari yakni kecerdasan gerak

tubuh dan kecerdasan musik. Selain itu, kecerdasan visual spasial juga dapat

digunakan dalam pembelajaran seni tari karena dengan kecerdasan visual spasial

ini siswa dapat mengolah imajinasinya menjadi gerak yang kreatif yang tentunya

dihasilkan oleh pemahamannya sendiri.

Kehidupan yang modern seperti saat ini kreativitas sangat penting karena

perkembangan teknologi informasi yang menuntut manusia untuk lebih berfikir

lebih inovatif dalam menghadapi persaingan di dunia. Jika dalam persaingan

global ini manusia tidak kreatif maka manusia akan mudah tersisihkan oleh orang

lain yang memiliki kreativitas tinggi. Kreativitas menurut Drevdahl (Hurlock,

1978, hlm. 325 dalam Ali, dkk, 2004, hlm. 24) mendefinisikan:

(12)

fantasi. Sumber awal dari perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-faktor yang ada dalam lingkungan keluarga.

Maksud dari pernyataan di atas adalah orang yang kreatif yaitu orang yang

mampu mengkomposisikan suatu karya dan penciptaan karya baru yang berwujud

aktivitas yang dilakukan manusia dalam imajinasinya yang melibatkan

pengalaman dan keadaan pada situasi sekarang dan hal tersebut menjadi berguna

dan terarah. Jadi kreativitas tidak mucul begitu saja namun perlu dilatih,

dirangsang, dan dikembangkan. Pendidikan seni merupakan wahana dalam

pengembangan kreativitas, karena pendidikan seni memiliki sifat yang dapat

menstimulus siswa untuk lebih kreatif.

Kompetensi kreativitas dalam penelitian ini yaitu, mampu menerima dan

mengolah informasi yang diterimanya untuk dieksplorasi, sehingga kegiatan

eksplorasi tersebut dapat menghasilkan gerak tari dan menyusun pola lantai.

Adapun variabel yang terdapat dalam kreativitas yaitu kelancaran, keluwesan, dan

orisinilitas dalam berfikir. Indikator kreativitas yaitu: mampu menghasilkan gerak

melalui identifikasi gambar Mojang Jajaka, lirik lagu Mojang Priangan, dan

mampu menyusun pola lantai melalui identifikasi lingkungan sekitar. Indikator

tersebut dijadikan sebagai ranah pencapaian tujuan dalam pembelajaran seni tari

di sekolah pada berbagai kesempatan dan jenjang pembelajaran, salah satunya

pada proses pembelajaran seni tari di sekolah menengah atas (SMA).

Kreativitas siswa masih merupakan potensi yang masih harus

dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pendidikan

informal (Munandar, 1995). Kreativitas yang dimiliki siswa itu masih kurang

berkembang maka perlu adanya perbaikan dalam mengembangkan kreativitas

siswa. Menurut beliau, di Indonesia sudah tampak adanya perhatian terhadap

perkembangan kreativitas, tetapi masih belum memadai. Dengan adanya

pendidikan seni di sekolah-sekolah seharusnya dapat mengembangkan dan

menstimulus siswa untuk berkreativitas, namun dalam kenyataannya

disekolah-sekolah pendidikan seni dirasakan kurang mengembangkan kreativitas pada

siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemberian stimulus selama proses

pembelajaran seni tari sehingga menghambat perkembangan kreativitas siswa

(13)

Metode pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi perkembangan

kreativitas siswa. Pada umumnya guru-guru seni tari dalam pembelajarannya

menggunakan metode yang cenderung pada penguasaan siswa terhadap tari

bentuk saja sehingga siswa hanya meniru apa yang diberikan oleh guru, tidak

melibatkan imajinasinya. Jelas hal ini kurang efektif bagi proses perkembangan

kreativitas siswa. Mulyaningsih dkk (1996, hlm. 15) mengemukakan:

Proses belajar mengajar seni tari bukanlah mengajarkan proses kegiatan yang hanya menirukan dan menghapalkan gerak saja, tapi harus mendorong dan mengembangkan daya kreativitas siswa. Sehingga melalui proses belajar mengajar tari anak akan mendapat kesempatan menumbuhkembangkan kemampuan berfikir, berekspresi, berkreasi, beraktivitas olah seni secara kreatif dan mandiri sesuai perkembangannya.

Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran kreatif adalah proses belajar

mengajar yang terfokus pada kreativitas siswa, guru yang menstimulus dan siswa

yang aktif dalam proses pembelajaran di kelas guna mengungkap ekspresi seni

dalam diri siswa.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 8 Bandung, peneliti

menemukan masalah yang harus ditemukan solusinya. Masalah tersebut yakni

siswa kurang mampu menerima informasi/materi mengenai seni tari, karena

dalam proses pembelajaran siswa tidak diberi stimulus oleh guru sehingga

kreativitas siswa dianggap kurang, hal ini menyebabkan siswa tidak mampu

menghasilkan gerak berdasarkan pemahamannya mengenai materi ajar yang

diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seni

tari guru telah menggunakan Metode Quantum Learning, dengan menggunakan

Metode Quantum Learning guru berharap siswa dapat meningkatkan

kreativitasnya dalam proses pembelajaran seni tari, namun faktanya siswa kurang

mampu berkreativitas dalam pembelajaran seni tari. Sehingga dalam proses

pembelajaran seni tari siswa hanya menirukan gerak yang dicontohkan oleh

gurunya. Menurut peneliti hal tersebut merupakan suatu masalah yang harus

ditemukan solusinya, baik dengan perbaikan metode atau pemilihan metode baru

ataupun dengan pemberian stimulus yang dapat meningkatkan kreativitas siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti menemukan solusi untuk

menerapkan suatu bentuk pendekatan dalam pembelajaran yang dapat

(14)

Pendekatan SAVI. Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual)

sangat cocok digunakan untuk menstimulus kreativitas siswa dalam pembelajaran

seni tari. Karena di dalam pendekatan SAVI terdapat unsur-unsur yang dapat

dijadikan stimulus untuk meningkatkan kreativitas siswa. Unsur- unsur tersebut

yaitu: Somatic, yaitu belajar dengan menstimulus siswa agar mampu

menggerakkan tubuhnya dalam berkreativitas agar menghasilkan gerak tari

berdasarkan kepada pemahamannya dengan cara mengumpulkan informasi yang

telah didapatkan berupa materi dan hasil identifikasi kemudian diaplikasikan ke

dalam bentuk gerak. Jadi somatik mengutamakan belajar dengan bergerak.

Auditory, yaitu belajar dengan menstimulus siswa agar mampu menghasilkan

gerak berdasarkan kepada pemahamannya dengan cara mengidentifikasi lirik lagu,

dan menyanyikan lagu Mojang Priangan. Visual, yaitu belajar dengan

menstimulus siswa agar mampu menghasilkan gerak berdasarkan kepada

pemahamannya, dengan cara mengamati sebuah gambar Mojang Jajaka. Dengan

mengamati gambar Mojang Jajaka, siswa akan lebih kreatif dalam mencari dan

memahami informasi. Intelektual, yaitu belajar dengan menstimulus siswa agar

mampu menyusun pola lantai berdasarkan pemahamannya. Intelektual berfokus

dalam memecahkan masalah dan berfikir kritis.

Tahapan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual)

dalam proses pembelajaran seni tari yaitu sebagai berikut: Tahap Persiapan.

Dalam tahap ini, siswa diberikan sugesti positif yang akan memotivasi siswa

untuk berbuat sesuatu. Sugesti positif yang diberikan meliputi: memberikan

pernyataan yang bermanfaat serta bertujuan dari pembelajaran tari kreasi yang

akan diajarkan, kemudian membangkitkan rasa ingin tahu dengan cara tanya

jawab seputar tari kreasi, dan melawan rasa takut dengan cara menciptakan

suasana pembelajaran yang interaktif dengan banyak melontarkan pertanyaan dan

membebaskan siswa dalam mengemukakan pendapat. Tahap Penyampaian

(kegiatan inti). Pada tahap ini, guru harus mempunyai cara yang menarik,

menyenangkan namun tetap efektif dalam menyampaikan materi ajar. Hal yang

harus dilakukan oleh guru pada tahap ini yaitu: memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengamati visual dan auditori yang dapat memotivasi siswa untuk

(15)

dalam berkesenian, menciptakan proses belajar dengan cara berkelompok,

berpasangan dan individu. Tahap pelatihan (kegiatan inti). Dalam tahap ini, guru

harus mampu membantu siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan

baru. Adapun hal yang dilakukan yaitu: melakukan eksplorasi ragam gerak tari

melalui Auditory dan Visual, melakukan permainan dalam belajar dengan cara

bermain bola pertanyaan (kertas yang didalamnya tertulis sebuah pertanyaan atau

perintah yang harus dijawab atau dilakukan oleh temannya yang mendapat bola

pertanyaan tersebut). Permainan tersebut dapat melatih siswa dalam memecahkan

masalah yang dihadapi serta dapat membuat siswa menjadi aktif dan ada umpan

balik dalam proses pembelajaran. Tahap penampilan (kegiatan penutup). Pada

tahap ini guru membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan

keterampilannya. Adapun yang dapat dilakukan oleh guru yaitu: menerapkan

dunia nyata ke dalam pembelajaran, dengan cara mengidentifikasi gerak tari dari

gerak-gerak yang dihasilkan oleh manusia, melakukan latihan terus menerus

dengan jadwal waktu tertentu.

Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar

haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Teori yang

mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak

kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik);

teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan

pengalaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu

kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan

emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan

pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang

belajar dengan cara-cara yang berbeda. Menghubungkan sesuatu dengan hakikat

realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup. Oleh karena itu, kepekaan

kreativitas siswa akan muncul ketika siswa dapat memahami mengenai somatic,

auditory, visual, dan intelektual yang disampaikan dalam hasil karya kreatifnya.

Melalui pendekatan SAVI siswa dilatih untuk mengasah kepekaan dalam

memahami tubuh sebagai penghasil gerak yang indah yang kemudian diperindah

dengan iringan musik dan pemahaman terhadap sebuah gambar dan pengetahuan

(16)

Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) ini tentunya

tidak sempurna sehingga dalam pendekatan ini terdapat kekurangan dan

kelebihan. Kelebihan yang terdapat dalam pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,

Visual, dan Intelektual) diantaranya: membangkitkan kecerdasan terpadu siswa,

memunculkan suasana belajar yang lebih baik, dan mampu mengembangkan

kreativitas siswa. Adapun kekurangan yang terdapat dalam pendekatan SAVI

(Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) diantaranya: pendekatan ini sangat

menuntut adanya guru yang sempurna, penerapan pendekatan ini membutuhkan

kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,

dan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) cenderung

kepada keaktifan siswa, sehingga untuk siswa yang memiliki tingkat kecerdasan

kurang, menjadikan siswa itu minder.

Berdasarkan pemikiran di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

melalui pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) dalam

pembelajaran seni tari di Sekolah Menengah Atas, sebagai suatu alternatif dalam

pembelajaran seni tari guna mengembangkan kreativitas siswa. Adapun judul

yang peneliti kedepankan yaitu “PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY,

VISUAL dan INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI 8

BANDUNG”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa masalah yang harus

diidentifikasi untuk ditemukan solusinya, identifikasi masalah dalam penelitian ini

yaitu:

1. Siswa pada umumnya kurang mampu menerima informasi/materi ajar yang

diberikan oleh guru karena tidak ada stimulus yang diberikan oleh guru.

2. Siswa pada umumnya kurang mampu berkreativitas dalam menghasilkan

gerak tari dalam proses pembelajaran seni tari.

3. Siswa pada umumnya kurang mampu berkreativitas dalam menyusun pola

(17)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka rumusan masalah

yang akan diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini secara terperinci dinyatakan

dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses kreatif siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan

pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) dalam

pembelajaran seni tari di SMA NEGERI 8 BANDUNG?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan

pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) dalam

pembelajaran seni tari di SMA NEGERI 8 BANDUNG?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mendapatkan data penelitian dan

menganalisisnya mengenai pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan

Intelektual) dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni

tari.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui proses kreatif siswa dalam berkreativitas dengan

menggunakan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual)

dalam pembelajaran seni tari di SMA NEGERI 8 BANDUNG.

b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam berkreativitas dengan

menggunakan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual)

dalam pembelajaran seni tari di SMA NEGERI 8 BANDUNG.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu manfaat dari segi

teoritis dan manfaat dari segi praktis. Adapun manfaat penelitian ini diuraikan

(18)

1. Manfaat Dari Segi Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran

baru untuk mengembangkan ilmu pendidikan dalam menemukan pendekatan yang

tepat untuk mengembangkan kreativitas siswa. Salah satu alternatif pendekatan

tersebut yaitu melalui pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan

Intelektual) dalam pembelajaran seni tari.

2. Manfaat Dari Segi Praktik

Secara praktik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi Lembaga Tinggi UPI

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah catatan dan dokumentasi

kepustakaan di UPI dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan

inovatif serta dapat memiliki kontribusi untuk menambah pengetahuan dan

sumber data mengenai pembelajaran seni tari.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan sumber daya pengajar dan

kualitas dalam pembelajaran seni tari yang aktif dan kreatif di SMA NEGERI

8 BANDUNG dan sebagai referensi untuk melakukan pembelajaran seni tari

di SMA NEGERI 8 BANDUNG.

c. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini, dapat memberikan pengalaman selama proses

pembelajaran seni tari berlangsung dalam berkreasi dan bereksplorasi

berdasarkan kepada pemahamannya serta melatih rasa percaya diri siswa

dengan berbicara/tampil didepan kelas.

d. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan yang

berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan

pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual).

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai

(19)

Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) untuk

meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari di SMA Negeri

8 Bandung.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini dituangkan seperti berikut’

Bab I Pendahuluan : berisi uraian mengenai latar belakang masalah

penelitian yang menyangkut pembelajaran tari di SMA Negeri 8 Bandung,

identifikasi masalah, rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan, tujuan umum

dan tujuan khusus penelitian, manfaat penelitian dilihat dari manfaat secara teori

(manfaat teoretis) dan secara praktik (manfaat praktis), serta organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka : pada bab ini peneliti menguraikan tentang

teori-teori atau pendapat para ahli yang relevan dengan fokus penelitian ini, agar dapat

dijadikan landasan teori oleh peneliti diantaranya mengenai

Komponen-Komponen Pembelajaran, Pendekeatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan

Intelektual), Karakteristik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Pembelajaran

seni tari, Kreativitas dalam seni tari.

Bab III : Metode Penelitian : bab ini memaparkan secara teknis mengenai

desain penelitian yang memuat metode dan pendekatan penelitian, partisipan dan

tempat penelitian (lokasi, populasi dan sampel), instrumen penelitian dan teknik

pengumpulan data, prosedur penelitian yang memuat secara kronologis mengenai

langkah-langkah penelitian, variabel, hipotesis, dan alur/skema penelitian), serta

teknik analisis data yang peneliti lakukan.

Bab IV : Temuan Penelitian dan Pembahasan : berisi paparan tentang

temuan-temuan penelitian mengenai proses dan hasil belajar siswa dalam

berkreativitas dengan menggunakan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual,

dan Intelektual) dalam pembelajaran seni di SMA Negeri 8 Bandung, serta

analisis temuan pada bagian pembahasan temuan penelitian.

Bab V : Simpulan dan Rekomendasi : berisi kesimpulan dari hasil analisis

temuan penelitian, dan peneliti memberikan rekomendasi bagi para pembuat

kebijakan, bagi pengguna hasil penelitian, bagi peneliti berikutnya, dan bagi

(20)

Daftar Pustaka berisi daftar sumber pustaka yang dirujuk dan dijadikan

referensi oleh peneliti, baik yang bersumber dari buku, jurnal, maupun internet.

Bagian akhir dilengkapi dengan berbagai lampiran, yaitu RPP, Pedoman

(instrument test), SK penelitian, Dokumentasi selama penelitian, dan Riwayat

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penerapan sebuah pendekatan yang akan diuji

cobakan dalam pembelajaran seni tari yang ditujukan untuk meningkatkan

kreativitas siswa. Pendekatan tersebut dilaksanakan dalam proses pembelajaran

seni tari dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang dimiliki oleh siswa

yakni Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual yang disingkat menjadi SAVI.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Pre

Eksperimen. Karena peneliti hanya mengujicobakan pendekatan SAVI (Somatic,

Auditory, Visual, dan Intelektual) dalam meningkatkan kreativitas siswa. Tujuan

dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab-akibat

tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan.

Metode Pre Eksperimental dalam penelitian ini menggunakan pola One

Shot Design Pretest-Posttest. Karena peneliti hanya melakukan treatment

(perlakuan) kepada satu kelas saja, tidak menggunakan kelas kontrol atau kelas

pembanding. Treatment (perlakuan) yang digunakan terhadap sample yakni

menggunakan One Shot Design (desain satu kali tembak). Artinya treatment

(perlakuan) yang digunakan terhadap sample hanya satu kali pertemuan untuk

setiap tahap pembelajaran.

Adapun gambaran mengenai One Shot Design Pretest-Posttest, yaitu:

Gambar 3.1. Rancangan One Shot Design Pretest-Posttest

Keterangan:

: Pengukuran kemampuan awal (Pretest)

X : Pemberian perlakuan (Treatment)

: Pengukuran kemampuan akhir (Posttest)

Adapun cara untuk mengetahui hasil dari One Shot Design Pretest-Posttest yaitu

(22)

Gambar 3.2. Cara untuk mengetahui hasil dari One Shot Design Pretest-Posttest

B. Pertisipan Penelitian

Partisipan yang ikut terlibat dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran

seni budaya khususnya seni tari yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan

penelitian di salah satu kelas yang diajarnya yaitu kelas XI IIS 1, wakil kepala

sekolah bidang kurikulum yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan

penelitian di SMA Negeri 8 Bandung, siswa kelas XI yang telah bersedia untuk

diwawancarai mengenai pembelajaran seni tari dan terakhir peneliti yang

sekaligus menjadi guru dalam proses penelitian ini selama penelitian berlangsung.

C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian

1. Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini adalah di SMAN 8 Bandung Jalan

Solontongan No.3, Bandung, Jawa Barat. Adapun alasan peneliti memilih lokasi

ini, karena SMA Negeri 8 Bandung merupakan salah satu sekolah favorit di

Bandung, sehingga peneliti mempunyai keinginan untuk menguji kreativitas

siswanya. Dengan melakukan penelitian mengenai perkembangan kreativitas

siswa melalui pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual) dalam

pembelajaran seni tari.

2. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Bandung

dengan jumlah siswa keseluruhan 411 siswa yang terdiri dari 332 siswa kelas

MIPA dan 79 siswa kelas IIS (Ilmu-Ilmu Sosial). Adapun alasan peneliti memilih

populasi penelitian seluruh siswa kelas XI, karena berdasarkan hasil observasi,

karakteristik siswa kelas XI paling cocok untuk mengikuti pembelajaran seni tari,

karena dalam pembelajaran seni tari ini siswa tidak hanya menirukan gerak yang

(23)

3. Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik acak/random atau

teknik pengambilan sampel dengan cara acak, semua sample dianggap sama.

Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa/siswi

kelas XI IIS 1 (Ilmu-Ilmu Sosial 1). Alasan pemilihan sampel ini karena

berdasarkan wawancara dengan salah satu siswa SMA Negeri 8 Bandung, kelas

XI IIS 1 merupakan kelas sosial yang paling hiperaktif, sehingga menjadikan

tantangan bagi peneliti untuk mengetahui seberapa kreatifkah siswa yang

hiperaktif tersebut.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 28 siswa yang

dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Sampel Penelitian

No. No. Induk Nama Siswa Ket.

1. 131410357 AGIA HASNA SUTARMAN P

2. 131410383 ALIF RIFQY FADHILLAH SETIAWAN P. L

3. 131410384 ALMA AVIDA PURNAMA P

4. 131410325 ALVIN DWI OKTAVIAN L

5. 131410330 AVRANTSA ALNA QAMARA P

6. 131410388 CIPTADI MAULANA L

7. 131410331 DEAKNIASI FERINA GRATIA P

8. 131410363 DWITYA VANIA DEVI P

9. 131410364 DZIKRIFA NINGTYAS ALIFA P

10. 131410335 EVIANI AMALIA SUTARYAT P

11. 131410365 FAKHRUNNISA AZHIRA RACHMANI P

12. 131410366 FATIMAH PUTRI MANIKAM P

13. 131410337 GERRIN DEVANTO SALILAMA L

14. 131410368 HIRDZAN MAULANA RUCHIMAT L

15. 131410370 JULIAN DWI SANTOSOAJI L

16. 131410192 LEVANI DWI HANDAYANI P

17. 131410342 MAYESHA ANDRIANA YASMINE P

18. 131410344 MUHAMMAD DIPGA SYAMAIDZAR L

19. 131410393 MUHAMMAD RAKA HERYANSYAH L

20. 131410396 NITTA AMALIA P

21. 131410096 NURAFNI KUSUMAWARDHANI AFFANDI P

22. 131410377 REGI ALDIANO PUTRA YULIANTO L

(24)

24. 131410348 SHAFIRA HANIFA P

25. 131410351 SHALMA AYU SYHAFIRA P

26. 131410352 SYIVA ANINDYA P

27. 131410381 TESYA IMANISA SETIADI P

28. 131410402 TITIS HANGGESTI P

D. Instrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi Proses dan Hasil Pembelajaran

Pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengadakan

pengamatan langsung ke kelas XI IIS 1 serta mencatat segala sesuatu yang terjadi

pada objek yang akan diteliti, yaitu mengenai proses pembelajaran seni tari.

Lembar observasi yang digunakan yaitu observasi kegiatan siswa yang berupa

lembar checklist, tujuannya mengamati penggunaan Pendekatan SAVI (Somatic,

Auditory, Visual, dan Intelektual), Kreativitas dan Interaksi sosial siswa dalam

pembelajaran seni tari. Adapun dalam penilaian ini terdapat hasil penelitian yang

termasuk ke dalam pedoman penelitian (evaluasi) yang meliputi:

a. Pedoman evaluasi

Pedoman evaluasi yang berupa lembar evaluasi terhadap hasil siswa

sebelum adanya treatment melalui Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,

Visual, dan Intelektual) atau pretest dan setelah adanya treatment melalui

Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) atau posttest.

Tabel 3.2

Keterampilan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) yang

dinilai meliputi kemampuan siswa dalam ranah psikomotor yaitu menciptakan

gerak yang dihasilkan tubuh, dalam ranah kognitif yaitu mengidentifikasi

gambar, mengidentifikasi lagu atau lirik lagu, serta memecahkan masalah

(25)

Keterampilan Kreativitas yang dinilai dalam penelitian ini yaitu

kemampuan siswa dalam ranah kognitif yaitu menemukan ide/gagasan yang

kreatif, dalam ranah psikomotor yaitu kelancaran menyampaikan argumen,

fleksibel dalam bereksplorasi dan improvisasi dalam berkreasi serta mampu

mengkomposisikan pengalamannya dengan kemampuannya ke dalam bentuk

karya tari.

Keterampilan Interaksi Sosial yang dinilai dalam penelitian ini yaitu

termasuk ke dalam ranah afektif menunjukan ekspresi wajah yang ramah,

toleransi, dan bekerjasama dalam berkelompok.

Keterangan:

1) Skor tiap kode soal, memiliki jumlah skor nilai yang sama F.1, F.2 dan

F.3 = 20.

2) Setiap kode soal diberi rentang nilai 0-1.

b. Interpretasi hasil penilaian

Interpretasi hasil penelitian bertujuan untuk memperoleh data atau

informasi mengenai perkembangan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni

tari. Kriteria penilaian dilakukan menggunakan tes tindakan melalui simulasi,

untuk kerja atau tes identifikasi. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Arifin (2009 : 234) salah satu instrumen yang dapat dilakukan adalah

skala penilaian yang terentang, misalnya menyusun skala minat dengan 10

pernyataan. Jika rentang skala yang digunakan adalah 1 – 5, maka skor

terendah seorang siswa adalah 10 yaitu dari 10 x 1 = 10 dan skor tertinggi

siswa adalah 50 yaitu dari 10 x 5 = 50, dengan demikian mediannya adalah

(10 + 50)/2 = 30. Jika dibagi empat kategori, maka akan diperoleh tingkat

minat sebagai berikut:

1) Skor 10 – 20 termasuk tidak berminat.

2) Skor 21 – 30 termasuk kurang berminat.

3) Skor 31 – 40 termasuk berminat.

4) Skor 41 – 50 termasuk sangat berminat

Berdasakan uraian diatas, karena dalam penelitian ini skor tertingginya

(26)

1) 20 – 16 termasuk sangat baik (A).

2) 15 – 11 termasuk baik (B).

3) 10 – 6 termasuk kurang baik (C).

4) 5 – 1 termasuk tidak baik (D)

Kriteria perolehan nilai berdasarkan hasil pengamatan peneliti dengan

menggunakan lembar checklist yang diobservasi langsung oleh peneliti selama

proses pembelajaran.

20 – 16 (A) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 16 perbuatan dari

tiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu

mengolah alat indera dan tubuhnya untuk menghasilkan

gerak tari.

-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya

dalam mengembangkan ide/gagasannya dengan

menghasilkan gerak tari yang jarang ditemui.

-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan

teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan

guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta

mampu bertutur kata dengan baik.

15 – 11 (B) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 11 perbuatan dari

setiap kode tes perbuatan.

- Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu

mengolah alat inderanya dan tubuhnya untuk

menghasilkan gerak tari.

- Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya ke

dalam ide/gagasan baru namun siswa kurang mampu

untuk menghasilkan gerak tari.

- Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan

teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan

guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta

(27)

10 – 6 (C) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 6 perbuatan dari

setiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI namun siswa

kurang mampu dalam mengolah alat indera dan

tubuhnya dalam menghasilkan gerak tari.

-Jika siswa kurang terampil dalam mengembangkan

kreativitasnya berupa ide/gagasannya namun siswa

masih bersedia untuk melakukan gerak tari, walaupun

hanya dengan menirukan gerak baik itu dari temannya,

gurunya, ataupun media lain.

-Jika siswa kurang mampu berinteraksi baik dengan

teman-temannya di kelas, teman beda kelas namun siswa

mampu berinteraksi baik dengan guru/peneliti yang

sedang memberikan pelajaran, serta siswa kurang

mampu untuk bertutur kata dengan baik.

5 – 1 (D) yaitu : - Jika siswa hanya mampu melakukan minimal 5

perbuatan dari setiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa kurang mampu memahami unsur-unsur SAVI

dan siswa juga kurang mampu dalam mengolah alat

indera dan tubuhnya dalam menghasilkan gerak tari,

-Jika siswa hanya mampu menirukan gerak yang

diberikan oleh guru, teman atau media lain yang

mendukung pembelajaran seni tari,

-Jika siswa kurang mampu berinteraksi dengan baik, baik

itu dengan teman-temannya atau guru/peneliti, kurang

mampu bertutur kata dengan baik, dan sering membuat

kegaduhan di kelas.

c. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang mencakup fakta,

data, pengetahuan, konsep pendapat, atau evaluasi responden mengenai fokus

(28)

Pedoman wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa, yaitu dengan

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan. Peneliti membuat beberapa

pertanyaan yang berisi informasi yang dapat dijadikan sebagai data.

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pendapat,

persepsi, dari responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini membutuhkan data yang relevan, sehingga peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat sehingga data yang diperoleh

valid. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

observasi. Obeservasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek

yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi yang valid. Dalam penelitian ini,

peneliti melakukan observasi dalam dua tahap yaitu observasi awal dan observasi

pelaksanaan penelitian. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Observasi awal

Observasi awal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian yang

meliputi: mengunjungi SMA Negeri 8 Bandung pada tanggal 5 januari 2015,

peneliti melihat keadaan sekolah, serta bertemu dengan staf sekolah (Wakasek

Humas) untuk bersilaturahmi dan meminta izin penelitian. Kemudian peneliti

melakukan observasi kedua yaitu pada tanggal 8 januari 2015, dengan membawa

surat izin penelitian dari Puslitbang dan Disdik dan bertemu dengan Staf Sekolah

(Wakasek Kurikulum) dan diizinkan melaksanakan penelitian mulai tanggal 15

januari 2015. Pada tanggal 15 Januari 2015 peneliti mulai mengobservasi dengan

cara: melihat dan mencatat semua yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung dalam pembelajaran seni tari di SMA Negeri 8 Bandung.Peneliti

memperoleh data mengenai kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran seni

(29)

2. Observasi Pelaksanaan Penelitian

Observasi yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data-data yang ada

di SMA Negeri 8 Bandung yaitu dengan mengamati perkembangan kreativitas

siswa secara langsung dengan cara memberikan pretest berupa tes perbuatan

selama pertemuan pertama berlangsung, dengan cara peneliti mengobservasi

kegiatan siswa kemudian peneliti memberikan cheklist atas apa yang telah siswa

perbuat. Kemudian peneliti memberikan perlakuan (treatment) dalam proses

pembelajaran seni tari menggunakan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual

dan Intelektual) dengan tari kreasi Mojang Priangan. Observasi berfokus pada

pengembangan kreativitas siswa dalam Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,

Visual dan Intelektual).

a. Study Literatur

Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mencari

dan membaca referensi-referensi yang dibutuhkan dalam pembahasannya untuk

dijadikan bahan dan sumber dalam penyusunan karya ilmiah, baik yang tersedia di

perpustakaan kampus, internet, dan sumber-sumber lainnya yang menunjang serta

dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.

Awalnya peneliti mencari model pembelajaran yang tepat untuk kerakteristik

siswa SMA kelas XI di internet, setelah peneliti menemukan model pembelajaran

itu, peneliti kemudian mencari buku sumber The Accelerated Learning Hand

Book (Dave Meier, 2002) yaitu mengenai Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,

Visual dan Intelektual). Karena peneliti bertujuan untuk meningkatkan kreativitas

maka peneliti juga mencari buku sumber Kreativitas dan Keberbakatan (Prof. Dr.

S.C. utami Munandar, 2002) yaitu mengenai strategi mewujudkan potensi kreatif

dan bakat. Kemudian peneliti juga mencari buku Psikologi Perkembangan edisi

kelima (Elizabeth B. Hurlock, 1992) mengenai karakteristik anak remaja. Buku

sumber Pembelajaran Seni Tari diambil dari buku Seni dan Pendidikan Seni (Juju

Masunah, M.hum., Ph.D., Prof. Dr. Tati Narawati, M.Hum, 2012). Buku sumber

mengenai evaluasi dalam pembelajaran mengambil dari buku Evaluasi

Pembelajaran (Drs. Zainal Arifin, M.Pd., 2009). Buku sumber mengenai

mengembangkan profesionalisme guru mengambil dari buku Model-Model

(30)

perkembangan peserta didik dalam buku Psikologi Remaja (Mohammad Ali,

Mohammad Asrori, 2009). Buku sumber mengenai Psikologi Belajar dan

Mengajar (Dr. Oemar Hamalik, 2002). Buku sumber yang berjudul

menumbuhkan kreativitas anak (Dr. Ibrahim Muhammad Al Maghazi, 2005) dan

lain sebagainya.

b. Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru seni tari

yaitu seputar proses pembelajarannya, metode yang digunakan, serta mengetahui

pendapat guru seni tari terhadap pengembangan kreativitas peserta didiknya.

Hasil wawancara yang peneliti dapatkan mengenai proses pembelajaran seni tari

yaitu dalam proses pembelajaran seni tari siswa lebih suka praktek menari

dibandingkan dengan teori, namun siswa tidak mampu untuk bergerak sendiri

melainkan harus ada guru yang mencontohkan gerakan tari yang nantinya akan

diikuti oleh para siswa, kemudian metode yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran seni tari yaitu dengan metode Quantum Learning, metode ceramah

dan kadang-kadang menggunakan Ilmu Teknologi (IT). Dan mengenai pendapat

guru seni tari terhadap pengembangan kreativitas siswa yaitu siswa kurang

mampu untuk berkreativitas dalam menciptakan karya tari.

Sedangkan wawancara yang peneliti lakukan dengansiswa, yaitu seputar minat

siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari, serta tanggapan siswa terhadap

adanya pembelajaran seni tari di kelas XI. Adapun hasil wawancara peneliti

dengan siswa yaitu mengenai minat siswa dalam mengikuti pembelajaran seni

tari, siswa berminat mengikuti pembelajaran seni tari tapi jika ada pelatih tarinya.

Kemudian mengenai tanggapan siswa terhadap adanya pembelajaran seni tari di

kelas XI yaitu siswa beranggapan baik karena di kelas X siswa sudah belajar seni

musik dan di kelas XII nanti siswa akan belajar seni rupa, sehingga selama 3

tahun di SMA siswa mempunyai pengalaman dalam pembelajaran Kesenian (Seni

Musik, Seni Tari dan Seni Rupa).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru seni tari dan siswa, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa siswa sebenarnya sangat antusias dalam mengikuti

(31)

mampu untuk berkreasi, dengan adanya hal tersebut maka harus diperhatikan

metode dalam pembelajarannya sehingga metode atau model yang digunakan

mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan imajinasinya ke dalam bentuk

gerak tari yang kreatif dan mampu meningkatkan kreativitas siswa dalam

menciptakan tari sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data terhadap peristiwa, objek, dan

tindakan yang direkam dalam format tulisan, visual dan dapat juga berupa video

pada saat proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan Pendekatan SAVI

(Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual) dalam pembelajaran seni tari.

d. Test

Tes dapat dilakukan dalam dua cara yaitu tes tertulis dan tes perbuatan. Tes

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes perbuatan. Tes perbuatan

menekankan pada perkembangan kreativitas siswa melalui Tari Mojang Priangan,

dimana aspek kreativitas lebih ditonjolkan dalam proses pembelajaran seni tari,

karena siswa SMA memiliki kemampuan untuk mencari hal yang baru.

Tes perbuatan atau tes praktek adalah tes yang menuntut jawaban peserta

didik dalam bentuk perilaku tindakan, atau perbuatan. (Stigins dalam Arifin, 2009

hlm. 149).

Dibawah ini merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian

Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual) untuk meningkatkan

kreativitas dalam pembelajaran seni tari:

Tabel 3.3

F.1 Checklist Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual)

No. Perilaku

F.1

Somatic (belajar dengan bergerak atau berbuat)

1. Memperagakan gerak tari sesuai dengan arahan guru yaitu gerak saat

berjalan, berputar, bercermin dan berkomunikasi dalam menari.

2. Melakukan pelatihan belajar secara aktif yaitu dengan bertanya atau

(32)

3. Merefleksikan materi pelajaran mengenai pemahaman Mojang Jajaka

yang sudah diajarkan.

4. Bergerak dengan hasil identifikasi lirik lagu Mojang Priangan.

5. Memperagakan karakter dalam tari Mojang Priangan.

Auditory (belajar dengan mendengarkan dan berbicara)

F.1

1. Berimajinasi dengan mendengarkan lagu Mojang Priangan.

2. Mengeksplorasi gerak tari melalui lirik lagu Mojang Priangan.

3. Menyimpulkan materi pembelajaran mengenai Tari Kreasi Mojang

Priangan.

4. Mengenali lagu Mojang Priangan yang sudah dikemas dengan versi

yang berbeda.

5. Mengenali suara yang nyaring.

Visual (belajar dengan melihat, mengamati dan memperhatikan)

F.1

1. Mengidentifikasi gambar Mojang Jajaka.

2. Mengeksplorasi gerak tari melalui pengamatan gambar Mojang Jajaka.

3. Mengemukakan hasil identifikasi melalui gambar Mojang Jajaka di

depan kelas.

4. Membuat gambar pola lantai.

5. Mengaplikasikan gerak hasil identifikasi gambar Mojang Jajaka dan

gambar pola lantai untuk dijadikan sebuah karya tari.

Intelektual (belajar dengan merenungkan, memaknai dan

memecahkan masalah)

F.1

1. Memecahkan masalah yang ada yaitu dengan menjawab pertanyaan

mengenai materi Tari Kreasi dan Mojang Jajaka.

2. Mempunyai gagasan atau ide yang kreatif mengenai tari kreasi Mojang

Priangan.

3. Mampu berpendapat atau bertanya mengenai tari kreasi mojang

priangan.

4. Mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban alternatif yaitu jawaban

yang berbeda dengan temannya namun tidak mengurangi kebenarannya.

(33)

priangan.

Indikator:

Kognitif : 1. Siswa mampu mengidentifikasi gambar Mojang Jajaka

berdasarkan pemahamannya.

2. Siswa mampu mengidentifikasi lirik lagu Mojang Priangan

dan menyanyikan lagu Mojang Priangan.

Psikomotor : 1. Siswa mampu memahami tubuhnya sebagai alat gerak tari.

2. Siswa mampu memberi kritik, saran dan jawaban pertanyaan alternatif.

Tabel 3.4

F.2 Checklist Keterampilan dalam Kreativitas

No. Perilaku

Fluency (kelancaran)

F.2

1. Menemukan ide/gagasan kreatif mengenai tari kreasi mojang

priangan dengan waktu yang singkat.

2. Menyampaikan argumennya mengenai materi tari kreasi mojang

priangan dengan bahasa yang baik dan jelas.

3. Menunjukan minat melalui benda yang ada disekitar ruangan, yaitu

dengan memanfaatkan meja dan kursi sebagai properti dalam

menciptakan gerak.

4. Mampu berimprovisasi dalam berkreasi melalui pengalaman dan

hasil apresiasinya.

5. Melaksanaka tugas pada waktunya.

Flexibility (Fleksibelitas)

F.2

1. Fleksibilitas dalam menempatkan diri dengan kelompoknya

2. Memiliki jiwa humoris yang tinggi.

3. Mampu menari dengan mengikuti iringan lagu Mojang Priangan.

4. Mencari ragam gerak tari yang sesuai dengan karakter Mojang Jajaka

dalam waktu yang singkat.

(34)

F.2

1. Berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran seni tari.

2. Bermain musik, menyanyi, menari di waktu senggang.

3. Membuat pekerjaan tangan di waktu senggang.

Originality (Originalitas)

4. Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam menyampaikan

pendapatnya mengenai tari kreasi mojang priangan.

5. Mempunyai semangat yang tinggi dalam mengikuti proses

pembelajaran seni tari.

F.2

1. Mempunyai minat yang menonjol dalam salah satu bidang seni.

2. Mempunyai daya ingat yang baik.

3. Mempunyai inisiatif untuk menciptakan gagasan baru dalam

menciptakan gerak, konsep tari mojang priangan.

4. Mampu menyusun gerak sesuai dengan karakter Mojang Jajaka

5. Mampu mengkomposisikan gerak tari sesuai dengan pengalaman dan

kemampuannya.

Indikator:

Kognitif : 1. Siswa mampu mengerjakan tugas (identifikasi gambar Mojang

Jajaka, mencari lirik lagu Mojang Priangan, dan membuat pola

lantai) dengan baik dan dikumpulkan tepat waktu.

Psikomotor : 1. Siswa mampu menyampaikan argumennya mengenai Mojang

Jajaka dan Tari Kreasi Mojang Priangan.

2. Siswa mampu menghasilkan pola lantai melalui pemahaman

lingkungan sekitar.

3. Siswa mampu menerapkan karakter Mojang Jajaka terhadap

gerak hasil eksplorasinya.

4. Siswa mampu menghasilkan gerak melalui identifikasi Visual

(gambar Mojang Jajaka) dan Auditory (lirik lagu Mojang

(35)

5. Siswa mampu menyusun gerak dan pola lantai sehingga

menjadi sebuah karya tari kreasi Mojang Priangan.

Tabel 3.5

F.3 Checklist Keterampilan Interaksi Sosial

Kode Perilaku

F.3

1. Menampilkan wajah dengan tersenyum.

2. Membalas senyuman.

3. Mampu menghargai pendapat orang lain.

4. Bersikap sopan santun kepada semua orang.

5. Menghormati orang yang lebih tua.

F.3

1. Responsip jika disebut namanya.

2. Mampu menyesuaikan diri dengan teman yang lainnya selain teman

kelasnya.

3. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan dari orang

lain

4. Menggunakan bahasa santun saat berinteraksi dengan orang lain.

5. Tertib dalam mengikuti proses pembelajaran.

F.3

1. Selalu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau teman.

2. Memberikan banyak gagasan atau usul dalam memecahkan

masalah.

3. Berpartisipasi aktif dalam berdikusi.

4. Bekerjasama dengan kelompok belajarnya.

5. Menerima saran dan kritik dari teman.

F.3

1. Membantu kelompoknya dalam menyelesaikan pekerjaan atau

tugas.

2. Bermain sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

(36)

4. Mampu mengambil peran sesuai aturan dalam kelompoknya.

5. Berpartisipasi dalam organisasi sosial sekolah.

Indikator:

Afektif : 1. Siswa mampu bersikap sopan dan santun kepada orang lain.

2. Siswa mampu aktif dan responsif dalam proses pembelajaran.

3. Siswa mampu menerima kritik dan saran dari orang lain.

Dengan adanya indikator-indikator yang terdapat dalam setiap aspek

penelitian ini maka untuk mengetahui hasil dari ketercapaian siswa dapat di

kategorikan berdasarkan empat kategori penilaian, dengan kriteria penilaian

sebagai berikut:

20 – 16 (A) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 16 perbuatan dari

tiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu

mengolah alat indera dan tubuhnya untuk menghasilkan

gerak tari.

-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya dalam

mengembangkan ide/gagasannya dengan menghasilkan

gerak tari yang jarang ditemui.

-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan

teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan

guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta

mampu bertutur kata dengan baik.

15 – 11 (B) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 11 perbuatan dari

setiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu

mengolah alat inderanya dan tubuhnya untuk

menghasilkan gerak tari.

-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya ke

dalam ide/gagasan baru namun siswa kurang mampu

(37)

-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan

teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan

guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta

mampu bertutur kata dengan baik.

10 – 6 (C) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 6 perbuatan dari

setiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI namun siswa

kurang mampu dalam mengolah alat indera dan tubuhnya

dalam menghasilkan gerak tari.

-Jika siswa kurang terampil dalam mengembangkan

kreativitasnya berupa ide/gagasannya namun siswa masih

bersedia untuk melakukan gerak tari, walaupun hanya

dengan menirukan gerak baik itu dari temannya, gurunya,

ataupun media lain.

-Jika siswa kurang mampu berinteraksi baik dengan

teman-temannya di kelas, teman beda kelas namun siswa

mampu berinteraksi baik dengan guru/peneliti yang

sedang memberikan pelajaran, serta siswa kurang mampu

untuk bertutur kata dengan baik.

5 – 1 (D) yaitu : - Jika siswa hanya mampu melakukan minimal 5 perbuatan

dari setiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa kurang mampu memahami unsur-unsur SAVI

dan siswa juga kurang mampu dalam mengolah alat

indera dan tubuhnya dalam menghasilkan gerak tari.

-Jika siswa hanya mampu menirukan gerak yang diberikan

oleh guru, teman atau media lain yang mendukung

pembelajaran seni tari.

-Jika siswa kurang mampu berinteraksi dengan baik, baik

itu dengan teman-temannya atau guru/peneliti, kurang

mampu bertutur kata dengan baik, dan sering membuat

(38)

Rumus perolehan skor tiap Kode soal F1, F2,dan F3 setiap tabel berjumlah

5 pernyataan, pada setiap pernyataan diberi skor 1 jika siswa dapat melakukannya

sendiri tanpa bantuan dari orang lain dan skor 0 jika siswa tidak melakukannya

atau melakukan dengan bantuan orang lain.

Bentuk penskoran soal menggunakan uraian nonobjektif, skor dijabarkan

dalam rentang. Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban,

seperti 0-1. Skor minimal harus 0, karena siswa yang tidak menjawab tetap

memperoleh skor minimal, sedangkan skor maksimum ditentukan oleh keadaan

jawaban yang dituntut dalam soal tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka diperoleh rumus perolehan rerata dan

persentase:

Gambar 3.3 Rumus Perolehan Rerata Gambar 3.4 Rumus Perolehan Persentase

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Dalam tahap persiapan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu menyusun

rencana penelitian dengan mengajukan judul penelitian beserta rumusan

masalah dan tujuan masalah yang akan diteliti.

b. Kemudian peneliti menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian, adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu: melakukan pedoman observasi awal, menyiapkan pedoman

wawancara kepada guru dan siswa serta membuat pretest dan posttest

yang bertujuan untuk mendapatkan data yang valid.

c. Selanjutnya, peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam

penelitian ini. Perlengkapan penelitian ini bertujuan untuk

mempermudah dan memperlancar pengumpulan data. Rerata:

R =

x

Bobot Soal

Persentase:

P =

(39)

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Dalam tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan observasi

langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data berupa dokumentasi

yang meliputi: foto, catatan lapangan dan video jika diperlukan.

b. Kemudian, setelah observasi langsung peneliti melakukan wawancara

terhadap subyek penelitian yakni guru seni budaya dan siswa.

Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang valid yang

akan mendukung berlangsungnya proses penelitian.

c. Selanjutnya, setelah peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi di

lapangan dan peneliti mengetahui solusinya maka peranan peneliti yaitu

merencanakan, melaksanakan, dan mengumpulkan data dari keseluruhan

proses penelitian.

3. Tahap Pasca Penelitian

a. Tahap ini merupakan tahap penulisan dan pelaporan, dimana peneliti

sudah mulai mengolah hasil data yang diperoleh selama proses penelitian.

baik data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, data yang

diperoleh dari pretest dan posttest maupun data yang diperoleh selama

proses penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan

Intelektual) berlangsung.

b. Kemudian, setelah peneliti mendapatkan hasil pengolahan data, peneliti

membuat grafik berdasarkan hasil pengolahan data agar dapat data dapat

dianalisis dengan mudah.

Somatic (belajar dengan bergerak atau

berbuat)

Fluency (kelancaran)

Indikator:

Psikomotor :

1. Siswa mampu menyampaikan

(40)

dan Tari Kreasi Mojang Priangan.

Kognitif:

1. Siswa mampu mengerjakan tugas

(identifikasi gambar Mojang Jajaka,

mencari lirik lagu Mojang Priangan,

dan membuat pola lantai) dengan baik

lantai melalui pemahaman lingkungan

sekitar.

2. Siswa mampu menerapkan karakter

Mojang Jajaka terhadap gerak hasil

eksplorasinya.

Visual (belajar dengan melihat,

mengamati dan memperhatikan)

Originality (Originalitas)

Indikator:

Psikomotor:

1. Siswa mampu menghasilkan gerak

melalui identifikasi visual (gambar

Mojang Jajaka) dan auditory (lirik lagu

Mojang Priangan).

2. Siswa mampu menyusun gerak dan

pola lantai sehingga menjadi sebuah

karya tari kreasi Mojang Priangan.

Intelektual (belajar dengan

merenungkan, memaknai dan

(41)

Dengan adanya indikator-indikator yang terdapat dalam setiap aspek

penelitian ini maka untuk mengetahui hasil dari ketercapaian siswa dapat di

kategorikan berdasarkan empat kategori penilaian, dengan kriteria penilaian

sebagai berikut:

20 – 16 (A) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 16 perbuatan dari

tiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu

mengolah alat indera dan tubuhnya untuk menghasilkan

gerak tari.

-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya dalam

mengembangkan ide/gagasannya dengan menghasilkan

gerak tari yang jarang ditemui.

-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan

teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan

guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta

mampu bertutur kata dengan baik.

15 – 11 (B) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 11 perbuatan dari

setiap kode tes perbuatan.

-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu

mengolah alat inderanya dan tubuhnya untuk

menghasilkan gerak tari.

-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya ke

dalam ide/gagasan baru namun siswa kurang mampu

untuk menghasilkan gerak tari.

-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan

teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan

guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta

mampu bertutur kata dengan baik.

10 – 6 (C) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 6 perbuatan dari

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
gambar pola lantai untuk dijadikan sebuah karya tari.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan keterampilan menulis cerpen antara siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan SAVI dan pendekatan Ekspositori;

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis kreatif puisi dengan menggunakan pendekatan

Berdasarkan hasil belajar siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dengan pendekatan SAVI efektif dalam meningkatkan pemahaman

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pendekatan SAVI ( Somatis, Auditory, Visual, dan Intelektual ) dengan Model Pembelajaran Team Games Tournament

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pendekatan SAVI ( Somatis, Auditory, Visual, dan Intelektual ) dengan Model Pembelajaran Team Games Tournament

matematika dengan pendekatan SAVI (Somatis,Auditory,Visual dan Intelektual)termasuk dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 80,47 dan standar deviasi 9,01. Jika

Penerapan Pendekatan Somatic, Auditori, Visualisation, Intelectually (SAVI) pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Segi Empat untuk Meningkatkan Hasil dan Aktivitas Belajar Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI dan pendekatan konvensional pada siswa kelas XI-IPS SMA