ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji mengenai PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL DAN INTELEKTUAL) UNTUK MENIGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI 8 BANDUNG. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses dan hasil belajar siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan Pendekatan SAVI dalam pembelajaran seni tari, berdasarkan kepada kompetensi kreativitas yaitu mampu menangkap informasi dan mengolahnya sehingga akan menghasilkan gerak tari dan menyusun pola lantai. Yang melatar belakangi penelitian ini yaitu kurangnya pemberian stimulus, sehingga mengakibatkan siswa kurang kreativitas dalam menghasilkan gerak tari. Karena kreativitas itu akan muncul ketika siswa mendapatkan stimulus. Dengan adanya masalah tersebut maka peneliti mengujicobakan Pendekatan SAVI untuk dijadikan sebagai stimulus dalam meningkatkan kreativitas siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Pre Eksperimental Design dengan model One group Design Pretest-Posttest. Adapun gambaran mengenai One Group Design Pretest-Posttest yaitu: X . Sample dalam penelitian ini diambil secara acak/random dengan jumlah sample 28 siswa. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat, untuk variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visualdan Intelektual) sedangkan untuk variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran Seni Tari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat hasil yang signifikan. Terlihat dari perolehan hasil perbandingan yaitu 31,6 1,7. Dengan demikian terdapat pengaruh positif yang signifikan antara penggunaan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual) dengan meningkatnya kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari.
ABSTRACT
This study examines the SAVI (somatic, auditory, visual and intellectual) approach to improve students’ creativity in learning dance in SMA NEGERI 8 BANDUNG. This study aimed to describe and analyze the learning processes and student learning outcomes in creativity by using the SAVI approach in learning dance, based on the competence of the creativity: able to capture the information and process them, thus they are able to use the information to produce and compose dance floor patterns. The background of this study is the lack of stimulus, resulting in students’ lack of creativity in generating dance. Creativity would appear when the students get a stimulus. By the existence of the problem, the researcher used the SAVI approach to serve as a stimulus in order to improve students' creativity. The method used in this research is Pre-Experimental Design Methods with one group pretest—post-test models design. The picture of the one group design pretest—post-test namely: 01 X 02. The samples of this study were
taken randomly with the number of 28 students. In this study, there are two variables: independent and dependent variables; as for the independent variable is the SAVI (Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) Approach while the dependent variable used in this study is Improving Student Creativity in Dance Education. Based on the research, it has been revealed that there were significant results. As has been seen from the acquisition of the comparison tcount> ttable with
31.6 > 1.7. Therefore, there is a significant positive effect between the use of SAVI (Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) Approach with the increase of students’ creativity in learning dance.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR... i
UCAPAN TERIMA KASIH………. ii
ABSTRAK... iv
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
DAFTAR BAGAN... ix
DAFTAR GRAFIK... x
DAFTAR LAMPIRAN……….. xi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian………. 7
C. Rumusan Masalah Penelitian... 8
D. Tujuan Penelitian... 8
E. Manfaat Penelitian... 8
F. Struktur Organisasi Skripsi………... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 12
A. Penelitian Terdahulu………. 12
B. Komponen-Komponen Pembelajaran... 13
C. Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual)... 16
1. Prinsip Pokok Pendekatan SAVI... 22
2. Karakteristik Pendekatan SAVI... 22
3. Tahap-Tahap Pembelajaran SAVI... 24
4. Kelebihan dan Kekurangan SAVI... 26
D. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)... 28
1. Kegelisahan... 28
3. Mengkhayal... 29
4. Aktivitas Berkelompok... 29
5. Keinginan Mencoba Sesuatu... 30
E. Pembelajaran Seni Tari... 30
1. Makna Kegiatan Tari... 33
2. Tujuan Pendidikan Seni... 34
3. Stimulus Bagi Siswa untuk Bergerak Kreatif... 35
F. Kreativitas Dalam Seni Tari... 37
1. Perkembangan Kreativitas... 41
2. Tahap-Tahap Kreativitas... 44
BAB III METODE PENELITIAN... 47
A. Desain Penelitian... 47
B. Partisipan……….……... 48
C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian... 48
D. Instrumen Penelitian... 50
E. Teknik Pengumpulan Data... 54
F. ProsedurPenelitian……….………….. 64
G. Teknik Analisis Data... 69
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 71
A. Temuan Penelitian………....…... 71
B. Pembahasan………... 116
1. Proses Kreatif siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan Pendekatan SAVI dalam pembelajaran seni tari……….. 116
2. Hasil Kreatif siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan Pendekatan SAVI dalam pembelajaran seni tari………... 119
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………... 121
A. Kesimpulan………..…………..………... 121
B. Rekomendasi……… 124
DAFTAR PUSTAKA……….… 125
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rancangan One Group Pretest-Posttest Design……….. 47
Gambar 3.2 Rumus Perolehan Hasil One Group Pretest-Posttest Design.…... 48
Gambar 3.3 Rumus Perolehan Rerata……….. 64
Gambar 3.4 Rumus Perolehan Presentase……… 64
Gambar 3.5 Rumus Perolehan Efektifitas Treatment……….. 69
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Variabel SAVI……….. 20
Tabel 2.2 Variabel Kreativitas……….………... 41
Tabel 3.1 Sample Penelitian……….. 49
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Evaluasi (Checklist)………..….. 50
Tabel 3.3 Check list Pendekatan SAVI……… 57
Tabel 3.4 Check list Keterampilan dalam Kreativitas……….. 59
Tabel 3.5 Check list Interaksi Sosial……… 61
Tabel 3.6 Variabel X dan Variabel Y……….. 65
Tabel 4.1 Syntax Pendekatan SAVI……….... 74
Tabel 4.2 Perolehan Hasil Pretest F.1……….. 77
Tabel 4.3 Perolehan Hasil Pretest F.2……….. 78
Tabel 4.4 Perolehan Hasil Pretest F.3……….. 79
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pretest……….... 80
Tabel 4.6 Perolehan Hasil Posttest F.1………... 104
Tabel 4.7 Perolehan Hasil Posttest F.2………... 105
Tabel 4.8 Perolehan Hasil Posttest F.3………... 106
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Posttest……….. 107
Tabel 4.10 Analisis Data Pretest dan Posttest……….………... 111
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Langkah-Langkah Perencanaan dalam Proses Pembelajaran……… 73
Bagan 4.2 Rancangan Konsep Pembelajaran pada Pertemuan 1……… 84
Bagan 4.3 Rancangan Konsep Pembelajaran pada Pertemuan 2……… 89
Bagan 4.4 Rancangan Konsep Pembelajaran pada Pertemuan 3……… 94
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Data Pretest dan Posttest………...……… 115
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Pengesahan Judul dan Pembimbing Skripsi.
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian.
Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian.
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian.
Lampiran 6 Wawancara Peneliti kepada Partisipan.
Lampiran 7 Stimulus Visual dan Intelektual Dalam Penelitian.
Lampiran 8 Stimulus Somatic, Auditory, dan Intelektual dalam Penelitian.
Lampiran 9 Cheklist SAVI, Kreativitas, dan Interaksi Sosial.
Lampiran 10 Perolehan Hasil Pretest melalui Observasi dengan menggunakan
Tes Perbuatan (Cheklist).
Lampiran 11 Perolehan Hasil Posttest melalui Observasi dengan menggunakan
Tes Perbuatan (Cheklist).
Lampiran 12 Perolehan Hasil Penghitungan Data Pretest pada setiap kode F1, F2
dan F3 dengan menggunakan Tes Perbuatan (Cheklist)
Lampiran 13 Perolehan Hasil Penghitungan Data Posttest pada setiap kode F1,
F2 dan F3 dengan menggunakan Tes Perbuatan (Cheklist)
Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Konsep Pembelajaran
Selama Penelitian.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan
dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.
Pengembangan potensi diri bergantung kepada kualitas pendidikan. Saat ini
pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Surakhmad (1984, hlm. 65) menyebutkan bahwa “Belajar merupakan
proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh hubungan berkondisi antara stimulus dan respons”. Dengan adanya proses pertumbuhan yang dihasilkan dari stimulus maka akan mampu menciptakan generasi anak bangsa yang kreatif dan inovatif.
Melalui pembelajaran seni tari dapat dijadikan alat atau media untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan manusia yang berbudaya dan
memiliki keseimbangan antara akal, pikiran dan perasaan. Sesuai dengan
pendapat Kamaril (2001, hlm. 1) bahwa “Peran pendidikan seni yang bersifat
multidimensional, multilingual dan multicultural pada dasarnya dapat
dimanfaatkan untuk pembentukan kepribadian manusia secara utuh”.
Perkembangan zaman mempengaruhi dunia pendidikan, sehingga dalam
pendidikan sangat dibutuhkan pembelajaran yang inovatif yang mampu membawa
perubahan belajar bagi siswa. Pembelajaran yang inovatif yaitu pembelajaran
yang sesuai dengan pribadi siswa saat ini seperti pembelajaran seni tari yang
merangsang siswa untuk aktif. Pendidikan dan seni sebenarnya sudah tidak bisa
dipisahkan lagi dari kehidupan manusia, pada keduanya terjadi interaksi antar
manusia dengan manusia dan alam sekitarnya.
Pendidikan seni tari berfungsi memperhalus budi pekerti, memperhalus
disamping kecerdasan dan pengetahuan yang diperoleh di sekolah, mereka juga
mempunyai kepribadian dan sikap untuk dapat merasakan dan menghargai
nilai-nilai keindahan dari keseluruhan kehidupannya.
Seorang guru seni tari di sekolah tidak hanya cukup memiliki kompetensi
praktek saja, tetapi diperlukan juga pengetahuan yang cukup dalam mengelola
sebuah pembelajaran yang mampu membentuk kecerdasan siswa dari berbagai
aspek kecerdasan. Seperti yang kemukakan Howard Gardner (Craff, 2004, hlm.
41), beliau adalah seorang psikologi dari Universitas Harvard sekaligus penemu
Mulitiple Intellegence, sebagai berikut:
8 jenis yang meliputi: kecerdasan bahasa (word smart); “kecerdasan dalam mengolah kata”, kecerdasan logika matematika (logic smart); “kecerdasan dalam sains dan berhitung”, kecerdasan intrapersonal (self smart); “menyadari makna eksistensi diri dalam hubungan dengan pencipta alam”, kecerdasan interpersonal (people smart); “kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain”, kecerdasan visual spasial (picture smart); “memiliki imajinasi tinggi”, kecerdasan gerak badan (body smart); “terampil dalam mengolah tubuh”, kecerdasan musik (music smart); “peka terhadap suara dan irama”, kecerdasan naturalis (nature smart); “peka terhadap alam sekitar.
Dari delapan kecerdasan yang dijelaskan di atas terdapat beberapa
kecerdasan yang sering digunakan dalam dunia seni tari yakni kecerdasan gerak
tubuh dan kecerdasan musik. Selain itu, kecerdasan visual spasial juga dapat
digunakan dalam pembelajaran seni tari karena dengan kecerdasan visual spasial
ini siswa dapat mengolah imajinasinya menjadi gerak yang kreatif yang tentunya
dihasilkan oleh pemahamannya sendiri.
Kehidupan yang modern seperti saat ini kreativitas sangat penting karena
perkembangan teknologi informasi yang menuntut manusia untuk lebih berfikir
lebih inovatif dalam menghadapi persaingan di dunia. Jika dalam persaingan
global ini manusia tidak kreatif maka manusia akan mudah tersisihkan oleh orang
lain yang memiliki kreativitas tinggi. Kreativitas menurut Drevdahl (Hurlock,
1978, hlm. 325 dalam Ali, dkk, 2004, hlm. 24) mendefinisikan:
fantasi. Sumber awal dari perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-faktor yang ada dalam lingkungan keluarga.
Maksud dari pernyataan di atas adalah orang yang kreatif yaitu orang yang
mampu mengkomposisikan suatu karya dan penciptaan karya baru yang berwujud
aktivitas yang dilakukan manusia dalam imajinasinya yang melibatkan
pengalaman dan keadaan pada situasi sekarang dan hal tersebut menjadi berguna
dan terarah. Jadi kreativitas tidak mucul begitu saja namun perlu dilatih,
dirangsang, dan dikembangkan. Pendidikan seni merupakan wahana dalam
pengembangan kreativitas, karena pendidikan seni memiliki sifat yang dapat
menstimulus siswa untuk lebih kreatif.
Kompetensi kreativitas dalam penelitian ini yaitu, mampu menerima dan
mengolah informasi yang diterimanya untuk dieksplorasi, sehingga kegiatan
eksplorasi tersebut dapat menghasilkan gerak tari dan menyusun pola lantai.
Adapun variabel yang terdapat dalam kreativitas yaitu kelancaran, keluwesan, dan
orisinilitas dalam berfikir. Indikator kreativitas yaitu: mampu menghasilkan gerak
melalui identifikasi gambar Mojang Jajaka, lirik lagu Mojang Priangan, dan
mampu menyusun pola lantai melalui identifikasi lingkungan sekitar. Indikator
tersebut dijadikan sebagai ranah pencapaian tujuan dalam pembelajaran seni tari
di sekolah pada berbagai kesempatan dan jenjang pembelajaran, salah satunya
pada proses pembelajaran seni tari di sekolah menengah atas (SMA).
Kreativitas siswa masih merupakan potensi yang masih harus
dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pendidikan
informal (Munandar, 1995). Kreativitas yang dimiliki siswa itu masih kurang
berkembang maka perlu adanya perbaikan dalam mengembangkan kreativitas
siswa. Menurut beliau, di Indonesia sudah tampak adanya perhatian terhadap
perkembangan kreativitas, tetapi masih belum memadai. Dengan adanya
pendidikan seni di sekolah-sekolah seharusnya dapat mengembangkan dan
menstimulus siswa untuk berkreativitas, namun dalam kenyataannya
disekolah-sekolah pendidikan seni dirasakan kurang mengembangkan kreativitas pada
siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemberian stimulus selama proses
pembelajaran seni tari sehingga menghambat perkembangan kreativitas siswa
Metode pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi perkembangan
kreativitas siswa. Pada umumnya guru-guru seni tari dalam pembelajarannya
menggunakan metode yang cenderung pada penguasaan siswa terhadap tari
bentuk saja sehingga siswa hanya meniru apa yang diberikan oleh guru, tidak
melibatkan imajinasinya. Jelas hal ini kurang efektif bagi proses perkembangan
kreativitas siswa. Mulyaningsih dkk (1996, hlm. 15) mengemukakan:
Proses belajar mengajar seni tari bukanlah mengajarkan proses kegiatan yang hanya menirukan dan menghapalkan gerak saja, tapi harus mendorong dan mengembangkan daya kreativitas siswa. Sehingga melalui proses belajar mengajar tari anak akan mendapat kesempatan menumbuhkembangkan kemampuan berfikir, berekspresi, berkreasi, beraktivitas olah seni secara kreatif dan mandiri sesuai perkembangannya.
Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran kreatif adalah proses belajar
mengajar yang terfokus pada kreativitas siswa, guru yang menstimulus dan siswa
yang aktif dalam proses pembelajaran di kelas guna mengungkap ekspresi seni
dalam diri siswa.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 8 Bandung, peneliti
menemukan masalah yang harus ditemukan solusinya. Masalah tersebut yakni
siswa kurang mampu menerima informasi/materi mengenai seni tari, karena
dalam proses pembelajaran siswa tidak diberi stimulus oleh guru sehingga
kreativitas siswa dianggap kurang, hal ini menyebabkan siswa tidak mampu
menghasilkan gerak berdasarkan pemahamannya mengenai materi ajar yang
diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seni
tari guru telah menggunakan Metode Quantum Learning, dengan menggunakan
Metode Quantum Learning guru berharap siswa dapat meningkatkan
kreativitasnya dalam proses pembelajaran seni tari, namun faktanya siswa kurang
mampu berkreativitas dalam pembelajaran seni tari. Sehingga dalam proses
pembelajaran seni tari siswa hanya menirukan gerak yang dicontohkan oleh
gurunya. Menurut peneliti hal tersebut merupakan suatu masalah yang harus
ditemukan solusinya, baik dengan perbaikan metode atau pemilihan metode baru
ataupun dengan pemberian stimulus yang dapat meningkatkan kreativitas siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti menemukan solusi untuk
menerapkan suatu bentuk pendekatan dalam pembelajaran yang dapat
Pendekatan SAVI. Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual)
sangat cocok digunakan untuk menstimulus kreativitas siswa dalam pembelajaran
seni tari. Karena di dalam pendekatan SAVI terdapat unsur-unsur yang dapat
dijadikan stimulus untuk meningkatkan kreativitas siswa. Unsur- unsur tersebut
yaitu: Somatic, yaitu belajar dengan menstimulus siswa agar mampu
menggerakkan tubuhnya dalam berkreativitas agar menghasilkan gerak tari
berdasarkan kepada pemahamannya dengan cara mengumpulkan informasi yang
telah didapatkan berupa materi dan hasil identifikasi kemudian diaplikasikan ke
dalam bentuk gerak. Jadi somatik mengutamakan belajar dengan bergerak.
Auditory, yaitu belajar dengan menstimulus siswa agar mampu menghasilkan
gerak berdasarkan kepada pemahamannya dengan cara mengidentifikasi lirik lagu,
dan menyanyikan lagu Mojang Priangan. Visual, yaitu belajar dengan
menstimulus siswa agar mampu menghasilkan gerak berdasarkan kepada
pemahamannya, dengan cara mengamati sebuah gambar Mojang Jajaka. Dengan
mengamati gambar Mojang Jajaka, siswa akan lebih kreatif dalam mencari dan
memahami informasi. Intelektual, yaitu belajar dengan menstimulus siswa agar
mampu menyusun pola lantai berdasarkan pemahamannya. Intelektual berfokus
dalam memecahkan masalah dan berfikir kritis.
Tahapan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual)
dalam proses pembelajaran seni tari yaitu sebagai berikut: Tahap Persiapan.
Dalam tahap ini, siswa diberikan sugesti positif yang akan memotivasi siswa
untuk berbuat sesuatu. Sugesti positif yang diberikan meliputi: memberikan
pernyataan yang bermanfaat serta bertujuan dari pembelajaran tari kreasi yang
akan diajarkan, kemudian membangkitkan rasa ingin tahu dengan cara tanya
jawab seputar tari kreasi, dan melawan rasa takut dengan cara menciptakan
suasana pembelajaran yang interaktif dengan banyak melontarkan pertanyaan dan
membebaskan siswa dalam mengemukakan pendapat. Tahap Penyampaian
(kegiatan inti). Pada tahap ini, guru harus mempunyai cara yang menarik,
menyenangkan namun tetap efektif dalam menyampaikan materi ajar. Hal yang
harus dilakukan oleh guru pada tahap ini yaitu: memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengamati visual dan auditori yang dapat memotivasi siswa untuk
dalam berkesenian, menciptakan proses belajar dengan cara berkelompok,
berpasangan dan individu. Tahap pelatihan (kegiatan inti). Dalam tahap ini, guru
harus mampu membantu siswa mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
baru. Adapun hal yang dilakukan yaitu: melakukan eksplorasi ragam gerak tari
melalui Auditory dan Visual, melakukan permainan dalam belajar dengan cara
bermain bola pertanyaan (kertas yang didalamnya tertulis sebuah pertanyaan atau
perintah yang harus dijawab atau dilakukan oleh temannya yang mendapat bola
pertanyaan tersebut). Permainan tersebut dapat melatih siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapi serta dapat membuat siswa menjadi aktif dan ada umpan
balik dalam proses pembelajaran. Tahap penampilan (kegiatan penutup). Pada
tahap ini guru membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya. Adapun yang dapat dilakukan oleh guru yaitu: menerapkan
dunia nyata ke dalam pembelajaran, dengan cara mengidentifikasi gerak tari dari
gerak-gerak yang dihasilkan oleh manusia, melakukan latihan terus menerus
dengan jadwal waktu tertentu.
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar
haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki siswa. Teori yang
mendukung pembelajaran SAVI adalah Accelerated Learning, teori otak
kanan/kiri; teori otak triune; pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik);
teori kecerdasan ganda; pendidikan (holistic) menyeluruh; belajar berdasarkan
pengalaman; belajar dengan symbol. Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu
kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan
emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan
pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang
belajar dengan cara-cara yang berbeda. Menghubungkan sesuatu dengan hakikat
realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup. Oleh karena itu, kepekaan
kreativitas siswa akan muncul ketika siswa dapat memahami mengenai somatic,
auditory, visual, dan intelektual yang disampaikan dalam hasil karya kreatifnya.
Melalui pendekatan SAVI siswa dilatih untuk mengasah kepekaan dalam
memahami tubuh sebagai penghasil gerak yang indah yang kemudian diperindah
dengan iringan musik dan pemahaman terhadap sebuah gambar dan pengetahuan
Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) ini tentunya
tidak sempurna sehingga dalam pendekatan ini terdapat kekurangan dan
kelebihan. Kelebihan yang terdapat dalam pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual, dan Intelektual) diantaranya: membangkitkan kecerdasan terpadu siswa,
memunculkan suasana belajar yang lebih baik, dan mampu mengembangkan
kreativitas siswa. Adapun kekurangan yang terdapat dalam pendekatan SAVI
(Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) diantaranya: pendekatan ini sangat
menuntut adanya guru yang sempurna, penerapan pendekatan ini membutuhkan
kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan,
dan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) cenderung
kepada keaktifan siswa, sehingga untuk siswa yang memiliki tingkat kecerdasan
kurang, menjadikan siswa itu minder.
Berdasarkan pemikiran di atas maka peneliti akan melakukan penelitian
melalui pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) dalam
pembelajaran seni tari di Sekolah Menengah Atas, sebagai suatu alternatif dalam
pembelajaran seni tari guna mengembangkan kreativitas siswa. Adapun judul
yang peneliti kedepankan yaitu “PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY,
VISUAL dan INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS
SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA NEGERI 8
BANDUNG”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa masalah yang harus
diidentifikasi untuk ditemukan solusinya, identifikasi masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Siswa pada umumnya kurang mampu menerima informasi/materi ajar yang
diberikan oleh guru karena tidak ada stimulus yang diberikan oleh guru.
2. Siswa pada umumnya kurang mampu berkreativitas dalam menghasilkan
gerak tari dalam proses pembelajaran seni tari.
3. Siswa pada umumnya kurang mampu berkreativitas dalam menyusun pola
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka rumusan masalah
yang akan diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini secara terperinci dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses kreatif siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan
pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) dalam
pembelajaran seni tari di SMA NEGERI 8 BANDUNG?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam berkreativitas dengan menggunakan
pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) dalam
pembelajaran seni tari di SMA NEGERI 8 BANDUNG?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mendapatkan data penelitian dan
menganalisisnya mengenai pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan
Intelektual) dalam upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni
tari.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui proses kreatif siswa dalam berkreativitas dengan
menggunakan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual)
dalam pembelajaran seni tari di SMA NEGERI 8 BANDUNG.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam berkreativitas dengan
menggunakan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual)
dalam pembelajaran seni tari di SMA NEGERI 8 BANDUNG.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu manfaat dari segi
teoritis dan manfaat dari segi praktis. Adapun manfaat penelitian ini diuraikan
1. Manfaat Dari Segi Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran
baru untuk mengembangkan ilmu pendidikan dalam menemukan pendekatan yang
tepat untuk mengembangkan kreativitas siswa. Salah satu alternatif pendekatan
tersebut yaitu melalui pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan
Intelektual) dalam pembelajaran seni tari.
2. Manfaat Dari Segi Praktik
Secara praktik, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, diantaranya:
a. Bagi Lembaga Tinggi UPI
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah catatan dan dokumentasi
kepustakaan di UPI dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif serta dapat memiliki kontribusi untuk menambah pengetahuan dan
sumber data mengenai pembelajaran seni tari.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan sumber daya pengajar dan
kualitas dalam pembelajaran seni tari yang aktif dan kreatif di SMA NEGERI
8 BANDUNG dan sebagai referensi untuk melakukan pembelajaran seni tari
di SMA NEGERI 8 BANDUNG.
c. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini, dapat memberikan pengalaman selama proses
pembelajaran seni tari berlangsung dalam berkreasi dan bereksplorasi
berdasarkan kepada pemahamannya serta melatih rasa percaya diri siswa
dengan berbicara/tampil didepan kelas.
d. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan yang
berkaitan dengan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual).
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai
Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) untuk
meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni tari di SMA Negeri
8 Bandung.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini dituangkan seperti berikut’
Bab I Pendahuluan : berisi uraian mengenai latar belakang masalah
penelitian yang menyangkut pembelajaran tari di SMA Negeri 8 Bandung,
identifikasi masalah, rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan, tujuan umum
dan tujuan khusus penelitian, manfaat penelitian dilihat dari manfaat secara teori
(manfaat teoretis) dan secara praktik (manfaat praktis), serta organisasi skripsi.
Bab II Kajian Pustaka : pada bab ini peneliti menguraikan tentang
teori-teori atau pendapat para ahli yang relevan dengan fokus penelitian ini, agar dapat
dijadikan landasan teori oleh peneliti diantaranya mengenai
Komponen-Komponen Pembelajaran, Pendekeatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan
Intelektual), Karakteristik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), Pembelajaran
seni tari, Kreativitas dalam seni tari.
Bab III : Metode Penelitian : bab ini memaparkan secara teknis mengenai
desain penelitian yang memuat metode dan pendekatan penelitian, partisipan dan
tempat penelitian (lokasi, populasi dan sampel), instrumen penelitian dan teknik
pengumpulan data, prosedur penelitian yang memuat secara kronologis mengenai
langkah-langkah penelitian, variabel, hipotesis, dan alur/skema penelitian), serta
teknik analisis data yang peneliti lakukan.
Bab IV : Temuan Penelitian dan Pembahasan : berisi paparan tentang
temuan-temuan penelitian mengenai proses dan hasil belajar siswa dalam
berkreativitas dengan menggunakan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual,
dan Intelektual) dalam pembelajaran seni di SMA Negeri 8 Bandung, serta
analisis temuan pada bagian pembahasan temuan penelitian.
Bab V : Simpulan dan Rekomendasi : berisi kesimpulan dari hasil analisis
temuan penelitian, dan peneliti memberikan rekomendasi bagi para pembuat
kebijakan, bagi pengguna hasil penelitian, bagi peneliti berikutnya, dan bagi
Daftar Pustaka berisi daftar sumber pustaka yang dirujuk dan dijadikan
referensi oleh peneliti, baik yang bersumber dari buku, jurnal, maupun internet.
Bagian akhir dilengkapi dengan berbagai lampiran, yaitu RPP, Pedoman
(instrument test), SK penelitian, Dokumentasi selama penelitian, dan Riwayat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penerapan sebuah pendekatan yang akan diuji
cobakan dalam pembelajaran seni tari yang ditujukan untuk meningkatkan
kreativitas siswa. Pendekatan tersebut dilaksanakan dalam proses pembelajaran
seni tari dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang dimiliki oleh siswa
yakni Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual yang disingkat menjadi SAVI.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Pre
Eksperimen. Karena peneliti hanya mengujicobakan pendekatan SAVI (Somatic,
Auditory, Visual, dan Intelektual) dalam meningkatkan kreativitas siswa. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab-akibat
tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan.
Metode Pre Eksperimental dalam penelitian ini menggunakan pola One
Shot Design Pretest-Posttest. Karena peneliti hanya melakukan treatment
(perlakuan) kepada satu kelas saja, tidak menggunakan kelas kontrol atau kelas
pembanding. Treatment (perlakuan) yang digunakan terhadap sample yakni
menggunakan One Shot Design (desain satu kali tembak). Artinya treatment
(perlakuan) yang digunakan terhadap sample hanya satu kali pertemuan untuk
setiap tahap pembelajaran.
Adapun gambaran mengenai One Shot Design Pretest-Posttest, yaitu:
Gambar 3.1. Rancangan One Shot Design Pretest-Posttest
Keterangan:
: Pengukuran kemampuan awal (Pretest)
X : Pemberian perlakuan (Treatment)
: Pengukuran kemampuan akhir (Posttest)
Adapun cara untuk mengetahui hasil dari One Shot Design Pretest-Posttest yaitu
Gambar 3.2. Cara untuk mengetahui hasil dari One Shot Design Pretest-Posttest
B. Pertisipan Penelitian
Partisipan yang ikut terlibat dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran
seni budaya khususnya seni tari yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan
penelitian di salah satu kelas yang diajarnya yaitu kelas XI IIS 1, wakil kepala
sekolah bidang kurikulum yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan
penelitian di SMA Negeri 8 Bandung, siswa kelas XI yang telah bersedia untuk
diwawancarai mengenai pembelajaran seni tari dan terakhir peneliti yang
sekaligus menjadi guru dalam proses penelitian ini selama penelitian berlangsung.
C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian
1. Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini adalah di SMAN 8 Bandung Jalan
Solontongan No.3, Bandung, Jawa Barat. Adapun alasan peneliti memilih lokasi
ini, karena SMA Negeri 8 Bandung merupakan salah satu sekolah favorit di
Bandung, sehingga peneliti mempunyai keinginan untuk menguji kreativitas
siswanya. Dengan melakukan penelitian mengenai perkembangan kreativitas
siswa melalui pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual) dalam
pembelajaran seni tari.
2. Populasi
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 8 Bandung
dengan jumlah siswa keseluruhan 411 siswa yang terdiri dari 332 siswa kelas
MIPA dan 79 siswa kelas IIS (Ilmu-Ilmu Sosial). Adapun alasan peneliti memilih
populasi penelitian seluruh siswa kelas XI, karena berdasarkan hasil observasi,
karakteristik siswa kelas XI paling cocok untuk mengikuti pembelajaran seni tari,
karena dalam pembelajaran seni tari ini siswa tidak hanya menirukan gerak yang
3. Sampel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik acak/random atau
teknik pengambilan sampel dengan cara acak, semua sample dianggap sama.
Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa/siswi
kelas XI IIS 1 (Ilmu-Ilmu Sosial 1). Alasan pemilihan sampel ini karena
berdasarkan wawancara dengan salah satu siswa SMA Negeri 8 Bandung, kelas
XI IIS 1 merupakan kelas sosial yang paling hiperaktif, sehingga menjadikan
tantangan bagi peneliti untuk mengetahui seberapa kreatifkah siswa yang
hiperaktif tersebut.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 28 siswa yang
dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No. No. Induk Nama Siswa Ket.
1. 131410357 AGIA HASNA SUTARMAN P
2. 131410383 ALIF RIFQY FADHILLAH SETIAWAN P. L
3. 131410384 ALMA AVIDA PURNAMA P
4. 131410325 ALVIN DWI OKTAVIAN L
5. 131410330 AVRANTSA ALNA QAMARA P
6. 131410388 CIPTADI MAULANA L
7. 131410331 DEAKNIASI FERINA GRATIA P
8. 131410363 DWITYA VANIA DEVI P
9. 131410364 DZIKRIFA NINGTYAS ALIFA P
10. 131410335 EVIANI AMALIA SUTARYAT P
11. 131410365 FAKHRUNNISA AZHIRA RACHMANI P
12. 131410366 FATIMAH PUTRI MANIKAM P
13. 131410337 GERRIN DEVANTO SALILAMA L
14. 131410368 HIRDZAN MAULANA RUCHIMAT L
15. 131410370 JULIAN DWI SANTOSOAJI L
16. 131410192 LEVANI DWI HANDAYANI P
17. 131410342 MAYESHA ANDRIANA YASMINE P
18. 131410344 MUHAMMAD DIPGA SYAMAIDZAR L
19. 131410393 MUHAMMAD RAKA HERYANSYAH L
20. 131410396 NITTA AMALIA P
21. 131410096 NURAFNI KUSUMAWARDHANI AFFANDI P
22. 131410377 REGI ALDIANO PUTRA YULIANTO L
24. 131410348 SHAFIRA HANIFA P
25. 131410351 SHALMA AYU SYHAFIRA P
26. 131410352 SYIVA ANINDYA P
27. 131410381 TESYA IMANISA SETIADI P
28. 131410402 TITIS HANGGESTI P
D. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Observasi Proses dan Hasil Pembelajaran
Pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengadakan
pengamatan langsung ke kelas XI IIS 1 serta mencatat segala sesuatu yang terjadi
pada objek yang akan diteliti, yaitu mengenai proses pembelajaran seni tari.
Lembar observasi yang digunakan yaitu observasi kegiatan siswa yang berupa
lembar checklist, tujuannya mengamati penggunaan Pendekatan SAVI (Somatic,
Auditory, Visual, dan Intelektual), Kreativitas dan Interaksi sosial siswa dalam
pembelajaran seni tari. Adapun dalam penilaian ini terdapat hasil penelitian yang
termasuk ke dalam pedoman penelitian (evaluasi) yang meliputi:
a. Pedoman evaluasi
Pedoman evaluasi yang berupa lembar evaluasi terhadap hasil siswa
sebelum adanya treatment melalui Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual, dan Intelektual) atau pretest dan setelah adanya treatment melalui
Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) atau posttest.
Tabel 3.2
Keterampilan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, dan Intelektual) yang
dinilai meliputi kemampuan siswa dalam ranah psikomotor yaitu menciptakan
gerak yang dihasilkan tubuh, dalam ranah kognitif yaitu mengidentifikasi
gambar, mengidentifikasi lagu atau lirik lagu, serta memecahkan masalah
Keterampilan Kreativitas yang dinilai dalam penelitian ini yaitu
kemampuan siswa dalam ranah kognitif yaitu menemukan ide/gagasan yang
kreatif, dalam ranah psikomotor yaitu kelancaran menyampaikan argumen,
fleksibel dalam bereksplorasi dan improvisasi dalam berkreasi serta mampu
mengkomposisikan pengalamannya dengan kemampuannya ke dalam bentuk
karya tari.
Keterampilan Interaksi Sosial yang dinilai dalam penelitian ini yaitu
termasuk ke dalam ranah afektif menunjukan ekspresi wajah yang ramah,
toleransi, dan bekerjasama dalam berkelompok.
Keterangan:
1) Skor tiap kode soal, memiliki jumlah skor nilai yang sama F.1, F.2 dan
F.3 = 20.
2) Setiap kode soal diberi rentang nilai 0-1.
b. Interpretasi hasil penilaian
Interpretasi hasil penelitian bertujuan untuk memperoleh data atau
informasi mengenai perkembangan kreativitas siswa dalam pembelajaran seni
tari. Kriteria penilaian dilakukan menggunakan tes tindakan melalui simulasi,
untuk kerja atau tes identifikasi. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Arifin (2009 : 234) salah satu instrumen yang dapat dilakukan adalah
skala penilaian yang terentang, misalnya menyusun skala minat dengan 10
pernyataan. Jika rentang skala yang digunakan adalah 1 – 5, maka skor
terendah seorang siswa adalah 10 yaitu dari 10 x 1 = 10 dan skor tertinggi
siswa adalah 50 yaitu dari 10 x 5 = 50, dengan demikian mediannya adalah
(10 + 50)/2 = 30. Jika dibagi empat kategori, maka akan diperoleh tingkat
minat sebagai berikut:
1) Skor 10 – 20 termasuk tidak berminat.
2) Skor 21 – 30 termasuk kurang berminat.
3) Skor 31 – 40 termasuk berminat.
4) Skor 41 – 50 termasuk sangat berminat
Berdasakan uraian diatas, karena dalam penelitian ini skor tertingginya
1) 20 – 16 termasuk sangat baik (A).
2) 15 – 11 termasuk baik (B).
3) 10 – 6 termasuk kurang baik (C).
4) 5 – 1 termasuk tidak baik (D)
Kriteria perolehan nilai berdasarkan hasil pengamatan peneliti dengan
menggunakan lembar checklist yang diobservasi langsung oleh peneliti selama
proses pembelajaran.
20 – 16 (A) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 16 perbuatan dari
tiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu
mengolah alat indera dan tubuhnya untuk menghasilkan
gerak tari.
-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya
dalam mengembangkan ide/gagasannya dengan
menghasilkan gerak tari yang jarang ditemui.
-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan
teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan
guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta
mampu bertutur kata dengan baik.
15 – 11 (B) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 11 perbuatan dari
setiap kode tes perbuatan.
- Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu
mengolah alat inderanya dan tubuhnya untuk
menghasilkan gerak tari.
- Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya ke
dalam ide/gagasan baru namun siswa kurang mampu
untuk menghasilkan gerak tari.
- Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan
teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan
guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta
10 – 6 (C) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 6 perbuatan dari
setiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI namun siswa
kurang mampu dalam mengolah alat indera dan
tubuhnya dalam menghasilkan gerak tari.
-Jika siswa kurang terampil dalam mengembangkan
kreativitasnya berupa ide/gagasannya namun siswa
masih bersedia untuk melakukan gerak tari, walaupun
hanya dengan menirukan gerak baik itu dari temannya,
gurunya, ataupun media lain.
-Jika siswa kurang mampu berinteraksi baik dengan
teman-temannya di kelas, teman beda kelas namun siswa
mampu berinteraksi baik dengan guru/peneliti yang
sedang memberikan pelajaran, serta siswa kurang
mampu untuk bertutur kata dengan baik.
5 – 1 (D) yaitu : - Jika siswa hanya mampu melakukan minimal 5
perbuatan dari setiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa kurang mampu memahami unsur-unsur SAVI
dan siswa juga kurang mampu dalam mengolah alat
indera dan tubuhnya dalam menghasilkan gerak tari,
-Jika siswa hanya mampu menirukan gerak yang
diberikan oleh guru, teman atau media lain yang
mendukung pembelajaran seni tari,
-Jika siswa kurang mampu berinteraksi dengan baik, baik
itu dengan teman-temannya atau guru/peneliti, kurang
mampu bertutur kata dengan baik, dan sering membuat
kegaduhan di kelas.
c. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara berisi sejumlah pertanyaan yang mencakup fakta,
data, pengetahuan, konsep pendapat, atau evaluasi responden mengenai fokus
Pedoman wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa, yaitu dengan
cara memberikan pertanyaan-pertanyaan. Peneliti membuat beberapa
pertanyaan yang berisi informasi yang dapat dijadikan sebagai data.
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai pendapat,
persepsi, dari responden.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini membutuhkan data yang relevan, sehingga peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat sehingga data yang diperoleh
valid. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
observasi. Obeservasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek
yang akan diteliti untuk mendapatkan informasi yang valid. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan observasi dalam dua tahap yaitu observasi awal dan observasi
pelaksanaan penelitian. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Observasi awal
Observasi awal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian yang
meliputi: mengunjungi SMA Negeri 8 Bandung pada tanggal 5 januari 2015,
peneliti melihat keadaan sekolah, serta bertemu dengan staf sekolah (Wakasek
Humas) untuk bersilaturahmi dan meminta izin penelitian. Kemudian peneliti
melakukan observasi kedua yaitu pada tanggal 8 januari 2015, dengan membawa
surat izin penelitian dari Puslitbang dan Disdik dan bertemu dengan Staf Sekolah
(Wakasek Kurikulum) dan diizinkan melaksanakan penelitian mulai tanggal 15
januari 2015. Pada tanggal 15 Januari 2015 peneliti mulai mengobservasi dengan
cara: melihat dan mencatat semua yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung dalam pembelajaran seni tari di SMA Negeri 8 Bandung.Peneliti
memperoleh data mengenai kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran seni
2. Observasi Pelaksanaan Penelitian
Observasi yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data-data yang ada
di SMA Negeri 8 Bandung yaitu dengan mengamati perkembangan kreativitas
siswa secara langsung dengan cara memberikan pretest berupa tes perbuatan
selama pertemuan pertama berlangsung, dengan cara peneliti mengobservasi
kegiatan siswa kemudian peneliti memberikan cheklist atas apa yang telah siswa
perbuat. Kemudian peneliti memberikan perlakuan (treatment) dalam proses
pembelajaran seni tari menggunakan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual
dan Intelektual) dengan tari kreasi Mojang Priangan. Observasi berfokus pada
pengembangan kreativitas siswa dalam Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual dan Intelektual).
a. Study Literatur
Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan cara mencari
dan membaca referensi-referensi yang dibutuhkan dalam pembahasannya untuk
dijadikan bahan dan sumber dalam penyusunan karya ilmiah, baik yang tersedia di
perpustakaan kampus, internet, dan sumber-sumber lainnya yang menunjang serta
dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.
Awalnya peneliti mencari model pembelajaran yang tepat untuk kerakteristik
siswa SMA kelas XI di internet, setelah peneliti menemukan model pembelajaran
itu, peneliti kemudian mencari buku sumber The Accelerated Learning Hand
Book (Dave Meier, 2002) yaitu mengenai Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual dan Intelektual). Karena peneliti bertujuan untuk meningkatkan kreativitas
maka peneliti juga mencari buku sumber Kreativitas dan Keberbakatan (Prof. Dr.
S.C. utami Munandar, 2002) yaitu mengenai strategi mewujudkan potensi kreatif
dan bakat. Kemudian peneliti juga mencari buku Psikologi Perkembangan edisi
kelima (Elizabeth B. Hurlock, 1992) mengenai karakteristik anak remaja. Buku
sumber Pembelajaran Seni Tari diambil dari buku Seni dan Pendidikan Seni (Juju
Masunah, M.hum., Ph.D., Prof. Dr. Tati Narawati, M.Hum, 2012). Buku sumber
mengenai evaluasi dalam pembelajaran mengambil dari buku Evaluasi
Pembelajaran (Drs. Zainal Arifin, M.Pd., 2009). Buku sumber mengenai
mengembangkan profesionalisme guru mengambil dari buku Model-Model
perkembangan peserta didik dalam buku Psikologi Remaja (Mohammad Ali,
Mohammad Asrori, 2009). Buku sumber mengenai Psikologi Belajar dan
Mengajar (Dr. Oemar Hamalik, 2002). Buku sumber yang berjudul
menumbuhkan kreativitas anak (Dr. Ibrahim Muhammad Al Maghazi, 2005) dan
lain sebagainya.
b. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru seni tari
yaitu seputar proses pembelajarannya, metode yang digunakan, serta mengetahui
pendapat guru seni tari terhadap pengembangan kreativitas peserta didiknya.
Hasil wawancara yang peneliti dapatkan mengenai proses pembelajaran seni tari
yaitu dalam proses pembelajaran seni tari siswa lebih suka praktek menari
dibandingkan dengan teori, namun siswa tidak mampu untuk bergerak sendiri
melainkan harus ada guru yang mencontohkan gerakan tari yang nantinya akan
diikuti oleh para siswa, kemudian metode yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran seni tari yaitu dengan metode Quantum Learning, metode ceramah
dan kadang-kadang menggunakan Ilmu Teknologi (IT). Dan mengenai pendapat
guru seni tari terhadap pengembangan kreativitas siswa yaitu siswa kurang
mampu untuk berkreativitas dalam menciptakan karya tari.
Sedangkan wawancara yang peneliti lakukan dengansiswa, yaitu seputar minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari, serta tanggapan siswa terhadap
adanya pembelajaran seni tari di kelas XI. Adapun hasil wawancara peneliti
dengan siswa yaitu mengenai minat siswa dalam mengikuti pembelajaran seni
tari, siswa berminat mengikuti pembelajaran seni tari tapi jika ada pelatih tarinya.
Kemudian mengenai tanggapan siswa terhadap adanya pembelajaran seni tari di
kelas XI yaitu siswa beranggapan baik karena di kelas X siswa sudah belajar seni
musik dan di kelas XII nanti siswa akan belajar seni rupa, sehingga selama 3
tahun di SMA siswa mempunyai pengalaman dalam pembelajaran Kesenian (Seni
Musik, Seni Tari dan Seni Rupa).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru seni tari dan siswa, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa siswa sebenarnya sangat antusias dalam mengikuti
mampu untuk berkreasi, dengan adanya hal tersebut maka harus diperhatikan
metode dalam pembelajarannya sehingga metode atau model yang digunakan
mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan imajinasinya ke dalam bentuk
gerak tari yang kreatif dan mampu meningkatkan kreativitas siswa dalam
menciptakan tari sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data terhadap peristiwa, objek, dan
tindakan yang direkam dalam format tulisan, visual dan dapat juga berupa video
pada saat proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan Pendekatan SAVI
(Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual) dalam pembelajaran seni tari.
d. Test
Tes dapat dilakukan dalam dua cara yaitu tes tertulis dan tes perbuatan. Tes
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes perbuatan. Tes perbuatan
menekankan pada perkembangan kreativitas siswa melalui Tari Mojang Priangan,
dimana aspek kreativitas lebih ditonjolkan dalam proses pembelajaran seni tari,
karena siswa SMA memiliki kemampuan untuk mencari hal yang baru.
Tes perbuatan atau tes praktek adalah tes yang menuntut jawaban peserta
didik dalam bentuk perilaku tindakan, atau perbuatan. (Stigins dalam Arifin, 2009
hlm. 149).
Dibawah ini merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian
Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual) untuk meningkatkan
kreativitas dalam pembelajaran seni tari:
Tabel 3.3
F.1 Checklist Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan Intelektual)
No. Perilaku
F.1
Somatic (belajar dengan bergerak atau berbuat)
1. Memperagakan gerak tari sesuai dengan arahan guru yaitu gerak saat
berjalan, berputar, bercermin dan berkomunikasi dalam menari.
2. Melakukan pelatihan belajar secara aktif yaitu dengan bertanya atau
3. Merefleksikan materi pelajaran mengenai pemahaman Mojang Jajaka
yang sudah diajarkan.
4. Bergerak dengan hasil identifikasi lirik lagu Mojang Priangan.
5. Memperagakan karakter dalam tari Mojang Priangan.
Auditory (belajar dengan mendengarkan dan berbicara)
F.1
1. Berimajinasi dengan mendengarkan lagu Mojang Priangan.
2. Mengeksplorasi gerak tari melalui lirik lagu Mojang Priangan.
3. Menyimpulkan materi pembelajaran mengenai Tari Kreasi Mojang
Priangan.
4. Mengenali lagu Mojang Priangan yang sudah dikemas dengan versi
yang berbeda.
5. Mengenali suara yang nyaring.
Visual (belajar dengan melihat, mengamati dan memperhatikan)
F.1
1. Mengidentifikasi gambar Mojang Jajaka.
2. Mengeksplorasi gerak tari melalui pengamatan gambar Mojang Jajaka.
3. Mengemukakan hasil identifikasi melalui gambar Mojang Jajaka di
depan kelas.
4. Membuat gambar pola lantai.
5. Mengaplikasikan gerak hasil identifikasi gambar Mojang Jajaka dan
gambar pola lantai untuk dijadikan sebuah karya tari.
Intelektual (belajar dengan merenungkan, memaknai dan
memecahkan masalah)
F.1
1. Memecahkan masalah yang ada yaitu dengan menjawab pertanyaan
mengenai materi Tari Kreasi dan Mojang Jajaka.
2. Mempunyai gagasan atau ide yang kreatif mengenai tari kreasi Mojang
Priangan.
3. Mampu berpendapat atau bertanya mengenai tari kreasi mojang
priangan.
4. Mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban alternatif yaitu jawaban
yang berbeda dengan temannya namun tidak mengurangi kebenarannya.
priangan.
Indikator:
Kognitif : 1. Siswa mampu mengidentifikasi gambar Mojang Jajaka
berdasarkan pemahamannya.
2. Siswa mampu mengidentifikasi lirik lagu Mojang Priangan
dan menyanyikan lagu Mojang Priangan.
Psikomotor : 1. Siswa mampu memahami tubuhnya sebagai alat gerak tari.
2. Siswa mampu memberi kritik, saran dan jawaban pertanyaan alternatif.
Tabel 3.4
F.2 Checklist Keterampilan dalam Kreativitas
No. Perilaku
Fluency (kelancaran)
F.2
1. Menemukan ide/gagasan kreatif mengenai tari kreasi mojang
priangan dengan waktu yang singkat.
2. Menyampaikan argumennya mengenai materi tari kreasi mojang
priangan dengan bahasa yang baik dan jelas.
3. Menunjukan minat melalui benda yang ada disekitar ruangan, yaitu
dengan memanfaatkan meja dan kursi sebagai properti dalam
menciptakan gerak.
4. Mampu berimprovisasi dalam berkreasi melalui pengalaman dan
hasil apresiasinya.
5. Melaksanaka tugas pada waktunya.
Flexibility (Fleksibelitas)
F.2
1. Fleksibilitas dalam menempatkan diri dengan kelompoknya
2. Memiliki jiwa humoris yang tinggi.
3. Mampu menari dengan mengikuti iringan lagu Mojang Priangan.
4. Mencari ragam gerak tari yang sesuai dengan karakter Mojang Jajaka
dalam waktu yang singkat.
F.2
1. Berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran seni tari.
2. Bermain musik, menyanyi, menari di waktu senggang.
3. Membuat pekerjaan tangan di waktu senggang.
Originality (Originalitas)
4. Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam menyampaikan
pendapatnya mengenai tari kreasi mojang priangan.
5. Mempunyai semangat yang tinggi dalam mengikuti proses
pembelajaran seni tari.
F.2
1. Mempunyai minat yang menonjol dalam salah satu bidang seni.
2. Mempunyai daya ingat yang baik.
3. Mempunyai inisiatif untuk menciptakan gagasan baru dalam
menciptakan gerak, konsep tari mojang priangan.
4. Mampu menyusun gerak sesuai dengan karakter Mojang Jajaka
5. Mampu mengkomposisikan gerak tari sesuai dengan pengalaman dan
kemampuannya.
Indikator:
Kognitif : 1. Siswa mampu mengerjakan tugas (identifikasi gambar Mojang
Jajaka, mencari lirik lagu Mojang Priangan, dan membuat pola
lantai) dengan baik dan dikumpulkan tepat waktu.
Psikomotor : 1. Siswa mampu menyampaikan argumennya mengenai Mojang
Jajaka dan Tari Kreasi Mojang Priangan.
2. Siswa mampu menghasilkan pola lantai melalui pemahaman
lingkungan sekitar.
3. Siswa mampu menerapkan karakter Mojang Jajaka terhadap
gerak hasil eksplorasinya.
4. Siswa mampu menghasilkan gerak melalui identifikasi Visual
(gambar Mojang Jajaka) dan Auditory (lirik lagu Mojang
5. Siswa mampu menyusun gerak dan pola lantai sehingga
menjadi sebuah karya tari kreasi Mojang Priangan.
Tabel 3.5
F.3 Checklist Keterampilan Interaksi Sosial
Kode Perilaku
F.3
1. Menampilkan wajah dengan tersenyum.
2. Membalas senyuman.
3. Mampu menghargai pendapat orang lain.
4. Bersikap sopan santun kepada semua orang.
5. Menghormati orang yang lebih tua.
F.3
1. Responsip jika disebut namanya.
2. Mampu menyesuaikan diri dengan teman yang lainnya selain teman
kelasnya.
3. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan dari orang
lain
4. Menggunakan bahasa santun saat berinteraksi dengan orang lain.
5. Tertib dalam mengikuti proses pembelajaran.
F.3
1. Selalu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau teman.
2. Memberikan banyak gagasan atau usul dalam memecahkan
masalah.
3. Berpartisipasi aktif dalam berdikusi.
4. Bekerjasama dengan kelompok belajarnya.
5. Menerima saran dan kritik dari teman.
F.3
1. Membantu kelompoknya dalam menyelesaikan pekerjaan atau
tugas.
2. Bermain sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
4. Mampu mengambil peran sesuai aturan dalam kelompoknya.
5. Berpartisipasi dalam organisasi sosial sekolah.
Indikator:
Afektif : 1. Siswa mampu bersikap sopan dan santun kepada orang lain.
2. Siswa mampu aktif dan responsif dalam proses pembelajaran.
3. Siswa mampu menerima kritik dan saran dari orang lain.
Dengan adanya indikator-indikator yang terdapat dalam setiap aspek
penelitian ini maka untuk mengetahui hasil dari ketercapaian siswa dapat di
kategorikan berdasarkan empat kategori penilaian, dengan kriteria penilaian
sebagai berikut:
20 – 16 (A) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 16 perbuatan dari
tiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu
mengolah alat indera dan tubuhnya untuk menghasilkan
gerak tari.
-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya dalam
mengembangkan ide/gagasannya dengan menghasilkan
gerak tari yang jarang ditemui.
-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan
teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan
guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta
mampu bertutur kata dengan baik.
15 – 11 (B) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 11 perbuatan dari
setiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu
mengolah alat inderanya dan tubuhnya untuk
menghasilkan gerak tari.
-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya ke
dalam ide/gagasan baru namun siswa kurang mampu
-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan
teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan
guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta
mampu bertutur kata dengan baik.
10 – 6 (C) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 6 perbuatan dari
setiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI namun siswa
kurang mampu dalam mengolah alat indera dan tubuhnya
dalam menghasilkan gerak tari.
-Jika siswa kurang terampil dalam mengembangkan
kreativitasnya berupa ide/gagasannya namun siswa masih
bersedia untuk melakukan gerak tari, walaupun hanya
dengan menirukan gerak baik itu dari temannya, gurunya,
ataupun media lain.
-Jika siswa kurang mampu berinteraksi baik dengan
teman-temannya di kelas, teman beda kelas namun siswa
mampu berinteraksi baik dengan guru/peneliti yang
sedang memberikan pelajaran, serta siswa kurang mampu
untuk bertutur kata dengan baik.
5 – 1 (D) yaitu : - Jika siswa hanya mampu melakukan minimal 5 perbuatan
dari setiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa kurang mampu memahami unsur-unsur SAVI
dan siswa juga kurang mampu dalam mengolah alat
indera dan tubuhnya dalam menghasilkan gerak tari.
-Jika siswa hanya mampu menirukan gerak yang diberikan
oleh guru, teman atau media lain yang mendukung
pembelajaran seni tari.
-Jika siswa kurang mampu berinteraksi dengan baik, baik
itu dengan teman-temannya atau guru/peneliti, kurang
mampu bertutur kata dengan baik, dan sering membuat
Rumus perolehan skor tiap Kode soal F1, F2,dan F3 setiap tabel berjumlah
5 pernyataan, pada setiap pernyataan diberi skor 1 jika siswa dapat melakukannya
sendiri tanpa bantuan dari orang lain dan skor 0 jika siswa tidak melakukannya
atau melakukan dengan bantuan orang lain.
Bentuk penskoran soal menggunakan uraian nonobjektif, skor dijabarkan
dalam rentang. Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban,
seperti 0-1. Skor minimal harus 0, karena siswa yang tidak menjawab tetap
memperoleh skor minimal, sedangkan skor maksimum ditentukan oleh keadaan
jawaban yang dituntut dalam soal tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka diperoleh rumus perolehan rerata dan
persentase:
Gambar 3.3 Rumus Perolehan Rerata Gambar 3.4 Rumus Perolehan Persentase
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Dalam tahap persiapan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu menyusun
rencana penelitian dengan mengajukan judul penelitian beserta rumusan
masalah dan tujuan masalah yang akan diteliti.
b. Kemudian peneliti menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian, adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu: melakukan pedoman observasi awal, menyiapkan pedoman
wawancara kepada guru dan siswa serta membuat pretest dan posttest
yang bertujuan untuk mendapatkan data yang valid.
c. Selanjutnya, peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Perlengkapan penelitian ini bertujuan untuk
mempermudah dan memperlancar pengumpulan data. Rerata:
R =
x
Bobot SoalPersentase:
P =
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Dalam tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan observasi
langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data berupa dokumentasi
yang meliputi: foto, catatan lapangan dan video jika diperlukan.
b. Kemudian, setelah observasi langsung peneliti melakukan wawancara
terhadap subyek penelitian yakni guru seni budaya dan siswa.
Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang valid yang
akan mendukung berlangsungnya proses penelitian.
c. Selanjutnya, setelah peneliti mengetahui permasalahan yang terjadi di
lapangan dan peneliti mengetahui solusinya maka peranan peneliti yaitu
merencanakan, melaksanakan, dan mengumpulkan data dari keseluruhan
proses penelitian.
3. Tahap Pasca Penelitian
a. Tahap ini merupakan tahap penulisan dan pelaporan, dimana peneliti
sudah mulai mengolah hasil data yang diperoleh selama proses penelitian.
baik data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, data yang
diperoleh dari pretest dan posttest maupun data yang diperoleh selama
proses penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual dan
Intelektual) berlangsung.
b. Kemudian, setelah peneliti mendapatkan hasil pengolahan data, peneliti
membuat grafik berdasarkan hasil pengolahan data agar dapat data dapat
dianalisis dengan mudah.
Somatic (belajar dengan bergerak atau
berbuat)
Fluency (kelancaran)
Indikator:
Psikomotor :
1. Siswa mampu menyampaikan
dan Tari Kreasi Mojang Priangan.
Kognitif:
1. Siswa mampu mengerjakan tugas
(identifikasi gambar Mojang Jajaka,
mencari lirik lagu Mojang Priangan,
dan membuat pola lantai) dengan baik
lantai melalui pemahaman lingkungan
sekitar.
2. Siswa mampu menerapkan karakter
Mojang Jajaka terhadap gerak hasil
eksplorasinya.
Visual (belajar dengan melihat,
mengamati dan memperhatikan)
Originality (Originalitas)
Indikator:
Psikomotor:
1. Siswa mampu menghasilkan gerak
melalui identifikasi visual (gambar
Mojang Jajaka) dan auditory (lirik lagu
Mojang Priangan).
2. Siswa mampu menyusun gerak dan
pola lantai sehingga menjadi sebuah
karya tari kreasi Mojang Priangan.
Intelektual (belajar dengan
merenungkan, memaknai dan
Dengan adanya indikator-indikator yang terdapat dalam setiap aspek
penelitian ini maka untuk mengetahui hasil dari ketercapaian siswa dapat di
kategorikan berdasarkan empat kategori penilaian, dengan kriteria penilaian
sebagai berikut:
20 – 16 (A) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 16 perbuatan dari
tiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu
mengolah alat indera dan tubuhnya untuk menghasilkan
gerak tari.
-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya dalam
mengembangkan ide/gagasannya dengan menghasilkan
gerak tari yang jarang ditemui.
-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan
teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan
guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta
mampu bertutur kata dengan baik.
15 – 11 (B) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 11 perbuatan dari
setiap kode tes perbuatan.
-Jika siswa memahami unsur-unsur SAVI serta mampu
mengolah alat inderanya dan tubuhnya untuk
menghasilkan gerak tari.
-Jika siswa mampu mengembangkan kreativitasnya ke
dalam ide/gagasan baru namun siswa kurang mampu
untuk menghasilkan gerak tari.
-Jika siswa mampu berinteraksi baik dengan
teman-temannya di kelas, teman beda kelas dan dengan
guru/peneliti yang sedang memberikan pelajaran, serta
mampu bertutur kata dengan baik.
10 – 6 (C) yaitu : - Jika siswa mampu melakukan minimal 6 perbuatan dari