VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Melli Rachmayanti 1003558
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013-2014)
Oleh
Melli Rachmayanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Melli Rachmayanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
vi
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7
E. Hipotesis Tindakan Penelitian ... 8
F. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Model SAVI (Somatic Auditori Visual Intelektual) ... 11
B. Hasil Belajar ... 20
C. Pembelajaran IPA SD ... 22
D. Aplikasi model pembelajaran SAVI pada pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35
B. Desain Penelitian ... 36
C. Subjek Penelitian ... 38
D. Tempat Penelitian ... 38
G. Instrumen Penelitian ... 47
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53
1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 53
2. Gambaran Tindakan Penelitian ... 55
a. Gambaran Tindakan Siklus I ... 55
b. Gambaran Tindakan Siklus II ... 68
c. Rekap Hasil Semua Siklus ... 79
B. Pembahasan ... 85
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 92
B. Rekomendasi ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 94
LAMPIRAN ... 97
Melli Rachmayanti, 2014
PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN ABSTRAK
PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIC AUDITORY
VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013-2014)
Melli Rachmayanti (1003558)
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Cibeunying Lembang yang berjumlah 20 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 11 orang. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi diakibatkan oleh metode mengajar guru, yaitu metode konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model SAVI (Somatic Auditory Visual
Intelektual). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc.Taggart melalui dua siklus. Untuk memperoleh data hasil penelitian, dibuat instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Data dianalisis dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran selama dilaksanakan penelitian secara umum telah berlangsung dengan baik serta terdapat peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi yang cukup signifikan selama penelitian berlangsung. Pada tindakan pembelajaran siklus I terdapat 70% siswa yang dapat mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 60,3 sedangkan pada tindakan pembelajaran siklus II semua siswa atau 100% siswa dapat mencapain nilai KKM dengan nilai rata-rata 81,25. Direkomendasikan agar guru dapat menerapkan Model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik agar hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi dapat meningkat.
Melli Rachmayanti, 2014
ABSTRACT
THE APPLICATION OF SAVI (SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL) MODEL IN NATURAL SCIENCE LEARNING TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF SCIENCE IN MATERIAL OF
CHANGES THE APPEARANCE OF THE EARTH
(Action Research For Student Class Penelitian IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat 2013-2014 )
Melli Rachmayanti (1003558)
The purpose of this study was to determine how the improve student learning used SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) model. The method used in this study is classroom action research Kemmis & Mc.Taggart model with two cycles. To get the result of this study used learning instuments and collecting of the data instruments. The result of this study is the implementation of learning for conducting this study in general has been going well and there is an increasing learning outcomes significantly. It is recomended that the teachers can apply SAVI models with good planning and implementation to student learning outcomes of science can increase the material of changws the appearance of the earth.
Keywords: SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual), Learning
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam berarti ilmu tentang pengetahuan alam. Dari segi
istilah ilmu pengetahuan alam itu sendiri sudah jelas artinya adalah pengetahuan
tentang alam semesta dengan segala isinya. Hal ini sejalan dengan Darmodjo
(1992, hlm.3) bahwa:
Hakekat IPA yaitu: 1) proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Artinya bahwa diperlukan suatu cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk sudut pandang yang baru tentang obyek yang diamati, 2) produk dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Artinya produk berupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep maupun fakta-fakta yang kesemuanya itu ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam, dan 3) faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam semesta, dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.
Menurut Bundu (2006, hlm.11) mengemukakan pendapatnya bahwa:
sains secara garis besar atau pada hakikatnya IPA memiliki tiga komponen, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilaksanakan dalam rangka menemukan produk ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk ilmiah meliputi prinsip, konsep, hukum, dan teori. Produk ilmiah berupa pengetahuan-pengetahuan alam yang telah ditemukan dan diuji secara ilmiah. Sikap ilmiah merupakan keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah meliputi ingin tahu, hati-hati, obyektif, dan jujur.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA menurut hakikatnya
adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan baru yang berupa produk ilmiah
dan sikap ilmiah melalui suatu kegiatan yang disebut proses ilmiah. Siapapun
yang akan mempelajari IPA haruslah melakukan suatu kegiatan yang disebut
Pembelajaran IPA untuk anak SD harus disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitifnya. Siswa diberi kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan
proses IPA agar meraka dapat berpikir ilmiah dan memiliki sikap ilmiah. Hal ini
sejalan dengan Trisno Hadisubroto (Samatowa, 2006, hlm.11) dalam bukunya
pembelajaran IPA sekolah dasar, mengutip pendapat Piaget yang mengatakan
bahwa:
Pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak . Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak berumur 12 tahun. Efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu apabila anak telah memiliki struktur kognitif (schemata) yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirarkhis dan integratif.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa pengetahuan seseorang didapat berdasarkan
pengalamannya secara langsung. Karena pengalaman seseorang berpengaruh
terhadap perkembangan pengetahuannya.
Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar sebagai disiplin ilmu dan
penerapannya dalam kehidupan masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi
penting. Berdasarkan pengamatan, alasan mengapa pendidikan IPA harus
diterapkan di SD, yaitu:
1. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan lmu yang mempelajari tentang alam
dengan segala isinya.
2. Ilmu Pengetahuan Alam membantu siswa mengembangkan sendiri
pengetahuan dan pemahamannya tentang konsep-konsep IPA, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakana.
3. Ilmu pengetahuan Alam membantu siswa mengembangkan keterampilan
proses untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan dalam
kehidupannya.
4. Ilmu Pengetahuan Alam menuntut siswa untuk berpikir kritis.
5. Ilmu Pengetahuan Alam erat kaitannya dengan teknologi dan kehidupan
Pendapat di atas sejalan dengan Iskandar (1996, hlm.16) menyebutkan beberapa
alasan pentingnya mata pelajaran IPA di SD,
1. Mata pelajaran IPA berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan siswa di kemudian hari.
2. Mata pelajaran IPA merupakan bagian dari kebudayaan bangsa. 3. Mata pelajaran IPA melatih anak berpikir kritis.
4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai kemampuan membentuk pribadi anak secara keseluruhan. Berdasarkan pendapat di atas adanya mata pelajaran IPA di SD dapat melatih
seseorang untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah-masalah alam yang
terjadi di kehidupannya.
Agar pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat berjalan dengan baik maka
pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran IPA itu sendiri.
Mulyasa (2011,hlm. 111) menjelaskan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI
bertujuan agar siswa dapat memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memperoleh keyakinan terhadap kedesaran Tuhan Ymang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahaan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
Jika semua tujuan yang disebutkan diatas dapat tercapai maka pembelajaran IPA
dapat dinyatakan berjalan dengan baik.
Dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar tentunya mengkaji berbagai
masalah alam yang terjadi di alam semesta, salah satunya adalah tentang
perubahan kenampakan bumi yang dipelajari di kelas IV semester II pada Standar
Kompetensi (SK) 9 : Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan
kenampakan bumi. Pada pembelajaran perubahan kenampakan bumi ini ada
beberapa materi yang harus disampaikan diantaranya perubahan kenampakan
bumi yang disebabkan oleh pasang surut air laut, erosi, abrasi, hujan, kebakaran
hutan, banjir dan longsor serta dampak dan pencegahannya seperti erosi, abrasi,
banjir, dan longsor. Materi ini sulit untuk siswa karena materi ini bersifat
pemahaman dan masih banyak siswa yang masih belum memahami materi
tersebut. Hal ini terjadi karena pada proses pembelajaran guru cenderung
menggunakan metode ceramah. Guru masih menjadi fokus pemberi materi kepada
siswa, sementara siswa hanya mendengarkan ceramah-ceramah dari guru sehingga
tidak memungkinkan siswa dapat melihat, merasakan dan melakukan sesuatu.
Cara tersebut kurang efektif digunakan pada pembelajaran ini karena siswa akan
merasa bosan dan cara ini hanya cocok untuk siswa yang memiliki gaya belajar
auditori karena siswa yang memiliki gaya belajar auditori ini dapat dengan mudah
memahami materi tersebut hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru,
berbeda dengan siswa yang memiliki gaya belajar somatic, visual dan intelektual
mereka akan kesulitan untuk memahaminya.
Selain masalah di atas, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada
hari Senin tanggal 28 Maret 2014 di kelas IV SDN Cibeunying, pada mata
pelajaran IPA kelas IV semester II terdapat masalah diantaranya:
1. Pada setiap pembelajaran guru tidak menyiapkan RPP. Kegiatan
pembelajaran dilakukan berdasarkan pengalaman mengajar guru sehingga
guru hanya mengulang langkah pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.
2. Guru kurang jelas dalam menjelaskan materi mengenai perubahan
kenampakan bumi sehingga sebagian besar siswa kesulitan dalam memahami
materi yang disampaikan.
3. Penggunaan model atau metode yang kurang bervariatif, karena guru
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa hanya
mendapat informasi dari apa yang disampaikan oleh guru (Teacher Center)
tanpa siswa menemukan informasinya sendiri dari kegiatan yang meraka
4. Pada pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi guru tidak
menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga siswa sulit menangkap
pembelajaran yang bersifat abstrak.
5. Pada saat siswa tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru siswa tidak
berani untuk bertanya dan tidak memiliki kemauan untuk mencari tahu, hal
ini disebabkan oleh kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran dan kurangnya
minat siswa pada saat pembelajaran.
6. Hasil belajar siswa tentang materi perubahan kenampakan bumi masih
rendah, hal ini terbukti dari hasil evaluasi siswa dengan nilai rata-rata kelas
55. Dari 22 siswa hanya lima siswa atau 21,8% yang mencapai nilai KKM.
Dilihat dari berbagai masalah yang di dapat maka proses pembelajaran di kelas IV
SDN Cibeunying Lembang saat ini masih jauh dari kondisi ideal. Pemahaman
terhadap konsep-konsep esensial pada mata pelajaran IPA untuk materi perubahan
kenampakan bumi masih sangat rendah. Siswa yang dapat mencapai KKM hanya
lima orang karena materi yang diajarkan dirasakan masih sulit untuk dipahami,
hal ini menyebabkan guru harus melakukan pembelajaran remedial secara
klasikal. Penggunaan model atau metode yang digunakan oleh guru pada saat
pembelajaran masih konvensioanal, sehingga tidak dapat memfasilitasi berbagai
cara belajar siswa yaitu cara belajar siswa somatic, auditory, visual, dan
intelektual. Hal tersebut membuat siswa tidak aktif dan merasa bosan. Kondisi
demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kualitas
pembelajaran mata pelajaran IPA di Kelas IV tersebut.
Untuk memecahkan masalah yang telah dijabarkan di atas maka ada
beberapa alternatif diantaranya penggunaan media gambar, media audio visual,
dan model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual). Salah satu alternatif
pemecahan masalah di atas yang mungkin untuk dilaksanakan oleh guru adalah
melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran SAVI
(Somatic Auditory Visual Intelektual). Karena model pembelajaran ini
mengkombinasikan empat cara belajar siswa yaitu somatic, auditory, visual, dan
Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.
Untuk itu model ini sangat tepat diterapkan pada mata pelajaran IPA materi
perubahan kenampakan bumi, karena dengan melibatkan seluruh inderanya dalam
pembelajaran siswa dapat mempraktekan pengalamannya secara langsung serta
siswa dapat mengingat dan memahami apa yang telah ia pelajari, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA khususnya pada materi perubahan kenampakan bumi, maka
dilakukan Peneletian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Model SAVI
(Somatic Auditory Visual Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Materi Perubahan Kenampakan Bumi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa
Kelas IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013-2014).”
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan fakta-fakta diatas, maka yang
menjadi fokus masalah penelitian adalah “Bagaimana penerapan model SAVI
(Somatic Auditory Visual Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas IV SDN
Cibeunying?” Untuk memecahkan masalah tersebut peneliti menjabarkannya ke
dalam sub masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan peneliti:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA materi perubahan
kenampakan bumi dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory
Visual Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN
Cibeunying?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi perubahan
kenampakan bumi dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory
Visual Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajara IPA materi
perubahan kenampakan bumi dengan menerapkan model SAVI (Somatic
Auditory Visual Intelektual) di kelas IV SDN Cibeunying?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan peneliti
adalah “Mengetahui penerapan model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual)
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi perubahan
kenampakan bumi di kelas IV SDN Cibeunying”. Untuk menjawab pertanyaan
yang telah dirumuskan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Perencanaan pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di
kelas IV SDN Cibeunying dengan menerapkan model SAVI (Somatic
Auditory Visual Intelektual).
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas
IV SDN Cibeunying dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory
Visual Intelektual).
3. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah menerapkan model SAVI
(Somatic Auditory Visual Intelektual) dalam pembelajaran IPA materi
perubahan kenampakan bumi di kelas IV SDN Cibeunying.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada
pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi.
2. Bagi Guru
Memberikan informasi, wawasan dan trampil dalam menerapkan model
SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) agar kualitas serta kinerja guru
3. Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Cibeunying khususnya pada
mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas IV
Semester 2.
4. Bagi Peneliti
Memperoleh ilmu dan pengalaman baru dalam keterampilan belajar
mengajar di sekolah, khususya pada pembelajaran IPA materi perubahan
kenampakan bumi melalui model SAVI (Somatic Auditory Visual
Intelektual).
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “Penerapan Model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) Pada Materi Perubahan
Kenampakan Bumi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas IV SDN Cibeunying”
F. Definisi Operasional
Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing
variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual)
Model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) adalah model
pembelajaran yang mengkombinasikan empat cara belajar siswa yaitu somatic,
auditory, visual, dan intelektual. Dimana dalam model pembelajaran ini siswa
dapat bergerak, berbicara/mendengar, melihat dan berpikir secara langsung apa
yang sedang mereka pelajari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Dimana dalam model ini terdapat empat tahap atau langkah diantaranya: tahap
persiapan (kegiatan pendahuluan), tahap penyampaian (inti), tahap pelatihan (inti),
Dalam penelitian ini penerapan model SAVI (Somatic Auditory Visual
Intelektual) adalah tindakan yang terorganisir dengan mengembangkan empat
gaya belajar siswa melalui penayangan video dan percobaan secara konkrit untuk
membuktikan permasalahan yang diberikan guru pada materi perubahan
kenampakan bumi di kelas IV SDN Cibeunying Lembang.
2. Pembelajaran IPA Perubahan Kenampakan Bumi
Pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi adalah
pembelajaran yang berkaitan dengan faktor, dampak dan upaya pencegahan yang
mempengaruhi perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh pasang surut
air laut, erosi, abrasi, hujan, kebakaran hutan, banjir dan longsor. Dalam
penelitian ini pada tindakan siklus I guru mangambil contoh faktor-faktor
perubahan kenampakan bumi berkaitan dengan pengamatan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari seperti: jalan yang berada di depan sekolah terbuat dari
aspal yang halus, jika jalan berasapal tersebut dilalui mobil-mobil besar yang
bermuatan berat maka akan mengakibatkan jalan tersebut menjadi rusak. Pada
tindakan siklus II guru mengambil contoh dampak perubahan kenampakan bumi
dan upaya penyebabnya berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari
sebelumnya seperti: apa penyebab terjadinya longsor? apa dampak yang
ditimbulkan akibat terjadinya longsor? bagaimana upaya kalian mencegah agar
tidak terjadi longsor?. Hal tersebut merupakan contoh perubahan kenampakan
bumi.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar IPA dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah
kognitif yaitu pengethuan (C1) dan pemahaman (C2). Pada indikator hasil belajar
dalam ranah kognitif materi perubahan kenampakan bumi dijelaskan bahwa
kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran berupa produk seperti menuliskan
faktor dan perubahan kenampakan bumi (C1), menjelaskan faktor dan penyebab
perubahan kenampakan bumi (C2), menjelaskan perubahan kenampakan bumi
(C1), dan menjelaskan dampak serta cara pencegahan perubahan kenampakan
bumi (C2) yang dapat diketahui dari nilai akhir siswa setelah menerima
pembelajaran dengan diadakannya evaluasi berupa tes evaluasi. Dengan
diterapkannya model SAVI maka diharapkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas IV SDN 4 Cibeunying
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Secara umum metode ilmiah diartikan sebagai cara ilmiah untuk
memperoleh data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut
dengan Classroom Action Research. Ruswandi, dkk (2007, hlm.79)
mendefinisikan PTK sebagai berikut:
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara lebih professional, oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan-persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK
adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap
berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan.
B. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, model PTK yang digunakan yaitu model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart (dalam Kasihani, 1998, hlm.13).
Alasan mengapa peneliti menggunakan model ini karena model ini terkenal
dengan proses siklus putaran spiral refleksi diri yang dimulai dengan Rencana,
Tindakan, Pengamatan, Refleksi, dan Perencanaan Kembali yang merupakan
dasar ancang-ancang pemecahan masalah. Adapun alur PTK menurut Kemmis
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc. Taggart Sumber: Kasihani, 1998
Identifikasi Masalah
Refleksi
Pelaksanaan Observasi
Perencanaan I
Hasil Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan Observasi
Perencanaan II
Hasil Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan Observasi
Perencanaan III
Secara mendetail Kemmis dan Taggart menjelaskan tahap-tahap penelitian
tindakan kelas yang dilakukan. Tahap-tahap tersebut sebegai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang
dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan
dengan tema penelitian. Peneliti melakukan pengamatan pendahuluan untuk
mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil identifikasi
masalah dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya drumuskan
menjadi masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat
ditetapkan tujuan penelitian.
2. Tahap Perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan identifikasi
masalah. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan ini bersifat fleksibel
dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi yang ada.
3. Tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman
pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya
selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang
diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.
4. Pengamatan (Observer)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini, peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan
terhadap siswa.
5. Refleksi (Reflect)
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,
Dalam kegiatan ini, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan
hasil-hasil atau dampak dari tindakan.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV
SDN Cibeunying Lembang. Dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Terdiri dari
11 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini di lakukan di SDN Cibeunying Jl. Maribaya Timur Kp.
Cibeunying No. 94 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
E. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian ini
diperkirakan 4-5 bulan terhitung dari bulan Februari sampai Mei 2014.
F. Prosedur Peneletian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Cibeunying pada materi perubahan kenampakan bumi dengan
menggunakan model siklus belajar. Menurut Kemmis dan McTaggart
(Arikunto,2011 : 97) “tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan
pada referensi awal”.
Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan
penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan
tahap tindakan penelitian.
1. Orientasi Lapangan (penelitian awal)
a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh
b. Wawancara dengan pihak sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran IPA.
c. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah
tempat penelitian.
2. Tahap Persiapan (Pra-tindakan)
a. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah dalam menyusun instrumen penelitian.
b. Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilakukan sehingga proses pembelajaran dapat lebih terarah untuk mencapai
tujuan dari pembelajaran.
c. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian berfungsi untuk
merekam semua data-data yang dibutuhkan sehingga instrumen penelitian
harus disusun secara baik.
d. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar
instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.
e. Menguji instrumen agar instrumen yang digunakan memenuhi kriteria
validitas, reliabilitas, serta memiliki indeks kesukaran dan daya pembeda
yang baik.
f. Merevisi instrumen jika diperlukan
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini direncanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
satu pertemuan.
Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/menyusun
1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan menerapkan
model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual).
2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes
untuk mengukur hasil belajar IPA materi perubahan kenampkan bumi.
3) Menyiapkan video faktor perubahan kenampakan bumi.
4) Menyiapkan alat dan bahan percobaan seperti: papan tripleks, tanah, tanah
berumput, gelas plastik dan baskom
5) Merevisi instrumen jika diperlukan.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Adapun langkah-langkah pada penerapan Model SAVI
(Somatic Auditory Visual Intelektual) adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
a) Mengucapkan salam
b) Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
c) Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan piket yang telah
dilaksanakan pada pagi hari
d) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
e) Memotivasi siswa dengan tepuk semangat
f) Melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang kehidupan sehari-hari
berkaitan dengan materi pembelajaran, seperti:
“Jalan di depan sekolah kita terbuat dariapa?”
“Apabila jalan depan sekolah kita terbuat dari aspal yang halus dilalui mobil-mobil yang besar apa yang terjadi pada jalan tersebut?”
“Apakah ada perbedaan dari jalan aspal sebelumnya dengan jalan aspal yang dilalui mobil-mobil besar?”
g) Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan mengenai faktor-faktor
2) Kegiatan Penyampaian (Inti)
a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 - 6 orang siswa
b) Siswa diberikan peraturan berkelompok
c) Siswa memulai berhitung untuk menentukan kelompok
d) Siswa duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan (Somatic)
e) Setiap kelompok dipinjamkan satu buah laptop dan diberikan LKS kegiatan
1
f) Siswa memperhatikan tayangan video perubahan kenampakan bumi dari
laptop yang dipinjamkan (Auditory, Visual)
g) Siswa mencatat hal-hal penting yang terdapat dalam tayangan video
perubahan kenampakan bumi (Intelektual)
h) Siswa mengumpulkan hasil catatannya pada LKS kegiatan 1
i) Siswa memperhatikan demonstrasi proses perubahan kenampakan bumi
akibat erosi yang dilakukan guru (Auditory, Visual)
j) Siswa diberi pertanyaan berupa masalah yang harus dipecahkan terkait
kegiatan yang didemonstrasikan guru , seperti:
“Jika kedua papan ini ibu miringkan dan keduanya ibu beri air, apa yang
terjadi pada kedua isi papan tersebut?”
k) Siswa mendiskusikan kemudian mencatat jawaban dari permasalahan yang
diberikan (Intelektual)
3) Kegiatan Pelatihan (Inti)
a) Perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mengambil alat
dan bahan kegiatan percobaan
b) Setiap kelompok diberikan petunjuk pelaksanaan percobaan
c) Setiap kelompok merakit alat percobaan sesuai panduan guru dan LKS
kegiatan 2 (Somatic)
d) Setiap kelompok menyebutkan langkah-langkah kegitan secara rinci
e) Setiap kelompok melihat dan mengamati kegiatan percobaan yang
dilakukan (Visual)
f) Setiap kelompok mendiskusikan hasil dari kegiatan percobaan yang telah
dilakukan (Intelektual)
g) Setiap kelompok mencatat hasil diskusi
4) Tahap Penyampaian Hasil (Tahap Penutup)
a) Setiap kelompok diminta untuk mendemonstrasikan percobaan yang telah
dilakukan sebelumnya (Somatic)
b) Kelompok yang didepan menyebutkan secara terperinci langkah-langkahnya
dan membacakan hasil diskusi kelompoknya (Auditory)
c) Kelompok lain memperhatikan kegiatan demonstrasi di depan kelas (Visual)
d) Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang
disampaikan di depan kelas (Intelektual)
e) Setiap kelompok mengumpulkan LKS kegiatan 2 sebagai laporan hasil
percobaan
f) Setiap kelompok merapihkan kembali alat dan bahan kegiatan percoban
g) Siswa kembali ke tempat duduk semula
h) Guru meluruskan kesalahan pemahaman materi perubahan kenampakan
bumi
i) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan / rangkuman hasil
belajar
j) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami
k) Siswa mengerjakan post-tes berupa soal uraian yang terdiri dari 10 soal
l) Siswa mengumpulkan hasil post-test di depan kelas
m) Guru mengajak siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung karena untuk
1) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.
2) Keaktifan siswa
3) Sikap siswa saat berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
4) Kemampuan siswa saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
d. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada
siklus selanjutnya, penelitian pada siklus pertama dianggap berhasil apabila :
1) Sebagian besar (75% dari siswa) dapat mencapai nilai KKM.
2) Sebagian besar (75% dari siswa) berani dan mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru.
3) Sebagian besar (70% dari siswa) berani menanggapi dan mengemukakan
pendapat tentang jawaban siswa lain.
4) Lebih dari 80% anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas
kelompoknya.
5) Penyelesaian tugas kelompok maupun individu sesuai dengan waktu yang
disediakan.
Siklus II
Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua ini juga terdiri dari empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama, antara lain:
1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan menerapkan
model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual).
2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes
untuk mengukur hasil belajar IPA materi perubahan kenampkan bumi.
3) Menyiapkan video dampak perubahan kenampakan bumi dan upaya
4) Menyiapkan alat dan bahan percobaan seperti: tiga buah botol aqua bekas,
tiga buah piring pelastik, tanah, tanah berumput, gelas plastik dan sedotan.
5) Merevisi instrumen jika diperlukan.
b. Pelaksanaan (Acting)
Peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan model SAVI (Somatic
Auditory Visual Intelektual) berdasarkan perencanaan hasil refleksi pada siklus
pertama, antara lain:
1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
a) Mengucapkan salam
b) Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing
-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
c) Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan piket yang telah
dilaksanakan pada pagi hari
d) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa
e) Melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya yaitu
tentang “Dampak Perubahan Kenampakan Bumi dan Penyebabnya”, misalnya: “Dampak apa yang ditimbulkan banjir?” “Upaya apa yang harus
kita lakukan untuk mencegah banjir?”
f) Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan yaitu mengenai dampak
perubahan kenampakan bumi dan upaya pencegahannya
2) Tahap Penyampaian (Inti)
a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 - 6 orang siswa
b) Siswa diberikan peraturan berkelompok
c) Siswa duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan (Somatic)
d) Setiap kelompok dipinjamkan satu buah laptop dan diberikan LKS kegiatan
1
e) Siswa diberikan petunjuk penggunaan laptop dan peraturannya
f) Siswa memperhatikan tayangan video dampak perubahan kenampakan bumi
g) Siswa mencatat hal-hal penting dan membuat pertanyaan dari tayangan
video dampak perubahan kenampakan bumi dan upaya pencegahannya
(Intelektual)
h) Siswa diberikan penjelasan mengenai dampak perubahan kenampakan bumi
dan upaya pencegahannya
i) Siswa mengumpulkan hasil catatannya pada LKS kegiatan 1
j) Siswa memperhatikan demonstrasi dampak perubahan kenampakan bumi
dan pencegahannya yang dilakukan guru (Auditory, Visual)
k) Siswa diberi pertanyaan berupa masalah yang harus dipecahkan terkait
kegiatan yang didemonstrasikan guru, seperti:
“Jika botol A dan B ibu tiup menggunakan pipa dari sedotan apa yang
terjadi pada kedua botol tersebut?”
“Dan jika botol B dan C ibu siram dengan air apa yang akan terjadi pada
kedua botol tersebut?”
l) Siswa mendiskusikan kemudian mencatat jawaban dari permasalahan yang
diberikan (Intelektual)
m) Siswa mengemukakan jawaban yang telah di diskusikan dan memberikan
pertanyaan pada guru terkait demonstrasi yang dilakukan
3) Kegiatan Pelatihan (Inti)
a) Perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mengambil alat
dan bahan kegiatan percobaan
b) Setiap anggota kelompok diberikan LKS kegiatan 2
c) Setiap kelompok diberikan petunjuk pelaksanaan percobaan
d) Setiap kelompok merakit alat percobaan sesuai panduan guru dan LKS
kegiatan 2 (Somatic)
e) Setiap kelompok menyebutkan langkah-langkah kegitan secara rinci
(Auditory)
f) Setiap kelompok melihat dan mengamati kegiatan percobaan yang
g) Setiap kelompok mendiskusikan hasil dari kegiatan percobaan yang telah
dilakukan (Intelektual)
h) Setiap kelompok mencatat hasil diskusi
4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)
a) Setiap kelompok diminta untuk mendemonstrasikan percobaan yang telah
dilakukan sebelumnya (Somatic)
b) Kelompok yang didepan menyebutkan secara terperinci langkah-langkahnya
dan membacakan hasil diskusi kelompoknya (Auditory)
c) Kelompok lain memperhatikan kegiatan demonstrasi di depan kelas (Visual)
d) Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang
disampaikan di depan kelas (Intelektual)
e) Setiap kelompok mengumpulkan LKS kegiatan 2 sebagai laporan hasil
percobaan
f) Setiap kelompok merapihkan kembali alat dan bahan kegiatan percoban
g) Siswa kembali ke tempat duduk semula
h) Guru meluruskan kesalahan pemahaman materi dampak perubahan
kenampakan bumi dan upaya pencegahannya
i) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan / rangkuman hasil
belajar
j) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami
k) Siswa mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk essay yang terdiri dari 10
soal
l) Siswa mengumpulkan hasil evaluasi di depan kelas
m) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdallah dan salam
c. Pengamatan (Observation)
Peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) untuk
1) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.
2) Keaktifan siswa
3) Sikap siswa saat berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya.
4) Kemampuan siswa saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran dan telah melaksanakan
tindakan dan observasi. Jika hasil yang diharapkan telah tercapai, maka siklus
dihentikan. Apabila belum mencapai hasil yang diharapkan, maka dilanjutkan
dengan siklus berikutnya.
e. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus maka
peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual)
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
perubahan kenampakan bumi.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data pada
suatu penelitian. Dalam penelitian ini, Ada dua jenis instrumen yang digunakan
yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data.
1) Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebagai persiapan
mengajar peneliti untuk setiap satu siklus pembelajaran. Terdapat dua Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu satu siklus terdapat satu RPP, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran model SAVI dibuat dan dirancang seoptimal mungkin
sesui indikator yang harus dicapai peserta didik. Dalam penelitian ini
menitikberatkan pada hasil belajar siswa materi perubahan kenampakan bumi
b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa adalah lembar yang berisi tugas yang harus
dilakukan siswa. Lembar kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa dalam proses pembelajaran perubahan kenampakan bumi. LKS ini
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami dan mengerjakan
LKS tersebut secara individu. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran lebih
efektif, dan seluruh siswa dapat memahami konsep-konsep yang sedang
dipelajari.
c. Instrumen Pengumpulan Data
Terdapat dua jenis instrumen atau alat bantu yang diperlukan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini secara garis besar berupa tes dan
non-tes. Untuk mengetahui lebih jelasnya instrumen tes dan non tesnya adalah sebagai
berikut:
1. Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan dan mengetahui data tentang
hasil belajar siswa dalam pemahaman konsep pada pembelajaran IPA. Jenis tes
yang digunakan dalam peneltian ini adalah tes hasil yang dilakukan diakhir
pembelajaran pada setiap siklus. Bentuk yang digunakan adalah tes tertulis yaitu
berupa 10 soal uraian.
2. Lembar Observasi
Agar memudahkan kegiatan pengobservasian maka peneliti membuat dan
menetapkan lembaran pedoman observasi yang berguna untuk mengarahkan
peneliti dalam melakukan penelitiannya. Lembar observasi ini berupa lembar
aktivitas guru dan siswa. Dengan adanya lembar observasi tersebut akan
mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data secara kualitatif.
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memasukan
data dan hasil yang diperoleh selama selama penelitian. Melalui pengolahan data
ini akan diungkapkan mengenai cara pengukuran hasil belajar siswa. Pengukuran
Pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui
dua macam cara yaitu:
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.
Hal tersebut sejalan dengan Sugiyono (2011, hlm.147) menjelaskan bahwa
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan untuk umum atau generalisasi.
Kegiatan dalam analisis bertujuan untuk melihat ketercapaian hasil belajar siswa.
Tolak ukur keberhasilan tindakan kelas ini adalah siswa mampu menguasai materi
pelajaran yang dilihat dari tes evaluasi siswa. Untuk ketuntasan individu, siswa
dinyatakan tuntas belajar apabila nilai hasil belajarnya mencapai nilai KKM yang
ditentukan sekolah yaitu 64. Ketuntasan belajar individu digunakan untuk
mengetahui ketuntasan belajar keseluruhan. Sedangkan ketuntasan belajar secara
keseluruhan adalah 75% dari jumlah siswa yang mengikuti tes (Sudjana, 2013,
hlm.107).
Teknik pengolahan data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Menghitung nilai rata-rata siswa secara keseluruhan dengan rumus:
X = ∑�
�
Keterangan:
∑X = jumlah seluruh skor
N = banyaknya subjek
X = nilai rata-rata kelas (mean)
(Sudjana, 2013, hlm 109)
2) Menghitung persentase pencapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal
dengan rumus:
TB = ∑�≥ �
Keterangan:
∑S ≥ 64 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 64
n = banyak siswa
TB = ketuntasan belajar
(Purwati. R, 2013, hlm. 50)
Begitupun juga dengan penilaian LKS walaupun tidak dijadikan penilaian akhir
tetapi dijadikan bahan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses
pembelajaran yang diinterpretasikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1
Presentase Nilai LKS dan Kategorinya
No. Nilai Presentase Kategori
1 ≥ 90 ≥ 90 %
Baik sekali
2
70 – 89 70 – 89 % Baik
3
50 – 69 50 – 69 % Cukup
4
30 – 49 30 – 49 % Kurang
5 ≤ 29 ≤ 29 %
Sangat kurang
(Purwati. R, 2013, hlm.51)
Setelah selesai menganalisis data, maka langkah selanjutnya adalah
pemberian makna terhadap hasil analisis, sehingga peneliti dapat merefleksikan
apa yang terjadi, dan merencanakan kembali pembelajaran selanjutnya dengan
2) Data Kualitatif
Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu
suatu metode penilitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil observasi
setiap siklus yang dilakukan oleh peneliti dan observer selama proses
pembelajaran dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory Visual
Intelektual). Hal ini sejalan dengan Bogdan (Sugiyono, 2010, hlm.88) menyatakan
bahwa:
data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview, transcript, fieldnotes and other materials taht you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.
Untuk menghitung jumlah skor pada lembar observasi digunakan rumus sebagai
berikut:
1) Menghitung Skor Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rubik Instrumen Penilaian RPP Penelitian Siklus 1
a. Ketetapan sebagai penilaian untuk setiap aspek mengacu kepada deskriptor
yang tampak. Ketentuan penetapan nilai skor untuk setiap aspeknya adalah
sebagai berikut
- Nilai 4, jika semua deskriptor tampak
- Nilai 3, jika hanya tiga deskriptor tampak
- Nilai 2, jika hanya dua deskriptor tampak
- Nilai 1, jika hanya satu deskriptor tampak
b. Konversi Nilai
2) Menghitung Persentase Aktivitas Guru
Berdasarkan lembar observasi yang dinilai oleh observer, diperoleh
persentase aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran dengan rumus:
% = ∑ �
�� x 100 % Keterangan:
∑N = jumlah aspek yang terlaksana selama pembelajaran. Misalnya 20 merupakan jumlah aspek secara keseluruhan, apabila aspek yang terlaksana
adalah 20 aspek, maka persentase aktivitas guru selama pembelajaran adalah 100
%.
3) Menghitung Persentase Aktivitas Siswa
Berdasarkan lembar observasi yang dinilai oleh observer, diperoleh
persentase aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan rumus:
% = ∑ � x 100 %
Keterangan:
∑N = jumlah skor aspek yang diperoleh dari penilaian observer. Misalnya 7 merupakan jumlah aspek secara keseluruhan, apabila aspek yang terlaksana
adalah 7 aspek, maka persentase aktivitas siswa selama pembelajaran adalah 100
%.
Melli Rachmayanti, 2014
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan
bumi pada siklus I dan siklus II dirancang sesuai dengan model SAVI
(Somatic Auditory Visual Intelektual). Dimana di dalamnya terdapat empat
langkah atau tahapan yaitu tahap persiapan (kegiatan pendahuluan), tahap
penyampaian (kegiatan inti), tahap pelatihan (kegiatan inti), dan tahap
penyampaan hasil (kegiatan penutup). Perbedaan RPP pada siklus I dan II
terdapat pada materi yaitu pada siklus I menjelaskan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan kenampakan bumi, sedangkan pada siklus II
menjelaskan tentang dampak perubahan kenampakan bumi dan upaya
pencegahannya. Selain itu perbedaan pada siklus I dan II terdapat pada
indikator pembelajaraan serta alat dan bahan yang diguanakan pada saat
percobaan.
2. Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPA materi perubahan
kenampakan bumi mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Proses
pembelajaran mengenai perubahan kenampakan bumi dengan menggunakan
model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) mengalami peningkatan
dan respon siswa sangat antuasias, terbukti pada tahap pelatihan/kegiatan
inti siswa merasa senang dan aktif pada saat melakukan percobaaann
bersama kelompoknya. Pembelajaran IPA tentang perubahan kenampakan
bumi dikatakan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dalam memperoleh pengetahuan
dan keterampilan berfikir dan guru menjadi pembimbing sekaligus
fasilitator untuk siswa. Pada siklus 2 guru membagikan LKS kepada
masing-masing siswa didalam kelompoknya membuat seluruh siswa
didalam kelompok menjadi jauh lebih aktif jika dibandingkan dengan
3. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory
Visual Intelektual) dalam pembelajaran IPA terbukti meningkat pada siklus
I dan siklus II. Terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah
60,3 dengan ketuntasan belajar 70% dan pada siklus II adalah 81,25 dengan
ketuntasan belajar 100%.
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru
Sebaiknya guru perlu menerapkan model SAVI (Somatic Auditory Visual
Intelektual) di dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA karena
model ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
perencanaan pembelajaran perlu dipersiapkan lebih matang agar pembelajaran
berlangsung dengan efektif. Penerapan model SAVI (Somatic Auditory Visual
Intelektual) juga perlu didukung dengan media yang menunjang agar kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Guru juga perlu meningkatkan
profesionalitasnya agar kualitas pembelajaran meningkat.
2. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah perlu menerapkan kebijakan yang dapat memacu guru
menerapkan model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) dalam
pembelajaran. Sekolah juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang
menunjang proses pembelajaran di kelas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model SAVI (Somatic
Auditory Visual Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas IV SDN Cibeunying
Lembang perlu dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya untuk dapat memperoleh
hasil yang benar-benar optimal. Pada saat mempersiapkan dan melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model SAVI hendaknya peneliti harus pintar
mengalokasikan waktu dengan tepat agar waktu pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang ditentukan dan mempersiapkan media sebaik mungkin agar
Melli Rachmayanti, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2011) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Bundu, P. (2006) Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam
Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Darmojo, H., dan Kaligis, J.R.E. (1992) Pendidikan IPA 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
DePorter, B. (2002) Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang Kelas. Editor, Mike Hernacki. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari.
Bandung: Kaifa.
Devi, P.K., dan Anggraeni, S. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Iskandar, S.M. (1996) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan.
Iskandar, S.M. (1997) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dikti.
Kasihani, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Meier, D. (2003) The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa.
Meier, D. (2004) The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa.
Meier, D. (2005) The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa.
Purwati, R. (2013) Penerapan Model RME pada Pembelajaran Matematika
Materi Pokok Pecahan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Jurusan
Pedagogik FIP UPI: Tidak Diterbitkan.
Purwanto. (2010) Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rositawaty, S. dan Muharam, A. (2008) Senang Belajar IPA.Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Ruswandi, dkk. (2007) Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Samatowa, U. (2006) Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.
Sulistyanto, H., dan Wiyono, E. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Sudjana, Nana. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2010) Pendekatan Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014) Pedoman Penilaian PLP. Bandung: Tidak di Terbitkan
DOKUMENTASI
SIKLUS I
(Guru Membuka Pelajaran) (Guru Memotivasi Siswa Dengan “Tepuk Semangat”)
(Guru Membagi Siswa Dalam Beberapa Kelompok)
(Guru dan Siswa Bersama-sama Membahas Isi yang Tedapat dalam Video)
(Guru Mendemonstrasikan Proses Siswa Melakukan Kegiatan Percobaan Perubahan Kenampakan Bumi) Percobaan Proses Perubahan
Kenampakan Bumi)
(Setiap Kelompok Membacakan Hasil Diskusinya)
(Guru Meluruskan Kesalah Pahaman) (Guru Membagikan Soal Evaluasi)
SIKLUS II
(Guru Melakukan Apersepsi dengan Tnya Jawab Tentang Materi Sebelumnya)
(Siswa Menyaksikan Video Dampak Perubahan Kenampakan Bumi dan Upaya Pencegahannya dan Mencatat Hal-hal Penting dalam Video serta Membuat
(Guru Melakukan Kegiatan Demonstrasi Dampak Perubahan Kenampakan Bumi dan Upaya Pencegahannya)
(Setiap Kelompok Mendemonstrasikan Percobaan dan Membacakan Hasil Percobaan yang Telah Dilakukan)
KISI-KISI PENULISAN SOAL EVALUASI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV
SIKLUS I
INDIKATOR NO. SOAL Aspek BENTUK SOAL KUNCI JAWABAN SKOR
C1 C2 URAIAN
1. Menuliskan lima faktor yang mempengaruhi perubahan
kenampakan bumi
1 V Tuliskan lima faktor yang mempengaruhi
peruban kenampakan bumi!
Perubahan kenampakan bumi akibat pasang surut air laut, erosi, abrasi, hujan, kebakaran hutan, longsor dan banjir
10
2 V Tuliskan dua contoh perubahan
kenampakan bumi yang disebabkan oleh faktor alam!
Pasang surut air laut dan abrasi 10
3 V Tuliskan dua contoh perubahan
kenampakan bumi yang disebabkan oleh faktor manusia!
Kebakaran hutan dan banjir 10
4 V Tuliskan penyebab utama pasang surut air
laut!
Naik dan turunnya air laut ini disebabkan karena perputaran bumi dan gaya
gravitasi bulan
5 V Tuliskan dua manfaat pasang surut air laut bagi nelayan!
Saat laut pasang dapat memudahkan kapal masuk ke dermaga, dan sebagai pembangkit listrik
6 V Jelaskan penyebab terjadinya erosi! Erosi disebabkan karena banyaknya
gunung yang gundul akibat penebangan yang berlebihan dan kebakaran hutan
10
7 V Mengapa sering terjadi erosi pada saat
hujan? Jelaskan!
Karena pada saat hujan tanah yang gundul mudah terbawa oleh air sehingga menyebabkan erosi
10
8 V Gambar dibawah ini termasuk perubahan
kenampakan bumi oleh!
Banjir 10
9 V Jelaskan apa yang dimaksud dengan
pasang naik dan pasang surut air laut!
Pasang naik adalah merupakan peristiwa naiknya air laut dan pasang surut adalah peristiwa turunnya air laut
10
3. Menjelaskan perubahan
kenampakan bumi
10 V Jelaskan apa yang dimaksud dengan
perubahan kenampakan bumi!
Perubahan kenampakan bumi adalah perubahan yang terjadi pada permukaan daratan yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor
KISI-KISI PENULISAN SOAL EVALUASI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV
SIKLUS II
INDIKATOR NO.
SOAL
Aspek BENTUK SOAL KUNCI JAWABAN SKOR
C1 C2 URAIAN
1. Menuliskan dua dampak yang mempengaruhi perubahan kenampakan bumi akibat erosi, abrasi, longsor, banjir, badai dan kebakaran hutan
1 V Tuliskan dua dampak yang
mempengaruhi perubahan kenampakan bumi akibat badai!
- Pohon-pohon besar tumbang
- Bagunan rumah hancur, genting-genting rumah beterbangan
- Lahan pertanian akan rusak
10
2 V Tuliskan slah satu hal yang
dapat mempermudah terjadinya kebakaran hutan!
- Membakar hutan dengan sengaja - Gesekan ranting saat kemarau
10
3 V Tuliskan salah satu dampak
terjadinya abrasi!
- Pengikisan batuan di pinggir pantai - Semakin meluasnya garis pantai
10
4 V Tuliskan salah satu dampak
burukk terjadinya kebakaran hutan!
- Kebakaran hutan dapat membunuh apa saja (hewan dan tumbuhan) dalam jangkauan api
10
2. Menuliskan dua upaya pencegahan yang
mempengaruhi perubahan kenampakan bumi akibat erosi, abrasi, longsor, banjir, badai dan
5 V Tuliskan dua upaya pencegahan
yang mempengaruhi perubahan kenampakan bumi akibat longsor!
- Jangan membiarkan tanah yang miring menjadi gundul atau tidak ada tumbuhannya. Lakukanlah reboisasi dan penghijauan
- Jika tanah miring dijadikan lahan pertanian, buatlah sengkedan (terasering). Sistem tersebut dapat mencegah terjadinya longsor
kebakaran hutan - Jangan membuat tempat tinggal di daerah rawan longsor, seperti di kaki bukit, kaki tebing, atas bukit, dan atas tebing
6 V Tuliskan salah satu uapaya
terbaik dalam mengurangi pengikisan tanah!
Penanaman kembali lahan-lahan gundul khususnya di lereng-lereng sebagai upaya pencegahan erosi
10
3. Menjelaskan dua dampak yang mempengaruhi perubahan kenampkan bumi akibat erosi, abrasi, longsor, banjir, badai dan kebakaran hutan
7 V Jelaskan mengapa erosi dapat
merusak kesuburan tanah?
Karena erosi mengikis lapisan tanah yang ada dipermukaan
10
4. Menjelaskan dua upaya pencegahan yang
kita lakukan untuk mencegah erosi!
- Reboisasi khususnya di daerah lereng - Pencegahan kebakaran hutan
- Membuat sengkedan
10
9 V Jelaskan salah satu upaya
pencegahan abrasi!
Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan penanaman pohon bakau di daerah pantai sebagai penahan pengikisan air laut
10
10 V Bagaimana caramu untuk
mencegah agar tidak terjadi banjir?
- Membuang sampah pada tempat yang benar dan telah disediakan
- Menyediakan lahan kosong untuk ditanami tanaman. Tanah tersebut berf ungsi sebagai daerah peresapan air
- Tidak menebang pohon secara besar-besaran dan tanpa kontrol agar tempat peresapan dan cadangan air tetap terjaga
LKS SIKLUS I
Nama : ... Kelas : ...
Kegiatan 1
Tujuan : Mengamati tanyangan video perubahan kenampakan bumi
Catatlah hal-hal penting yang terdapat dalam tayangan video tersebut!
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
LKS SIKLUS I
Kegiatan 2
A. Tujuan :
Mengetahui proses perubahan kenampakan bumi
B. Alat dan Bahan :
1. Papan tripleks ukuran rata-rata (18cm x 30cm)
2. Baskom (ukuran lebih besar daripada papan tripleks)
3. Gelas berisi air
4. Tanah berumput
5. Tanah takberumput
6. Langkah Kegiatan
1) Tumpukkan tanah tak berumput di atas papan tripleks A secara merata,
kemudian padatkan. Nama Anggota:
2) Tumpukan tanah berumput di atas di atas papan tripleks B secara merata,
kemudian padatkan.
3) Letakkan papan tripleks A dan B yang berisi tanah tadi pada baskom
dalam keadaan miring. Diusahakan tanah tidak sampai tumpah.
4) Ambil air dalam gelas, kemudian tuangkan air tersebut pada bagian atas
papan tripleks A dan B sedikit demi sedikit sampai tanah tersebut turun
terbawa air.
Diskusikanlah bersama teman-temanmu untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut.
1) Apa yang akan terjadi pada saat papan A disiram air?
...
...
2) Apa yang terjadi pada saat papan B disiram air?
...
...
...
3) Apa bentuk permukaan tanahnya berubah? Sebutkan papan yang mana
yang mengalami perubahan sangat berbeda dari sebelumnya?
...
...
...
4) Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan yang telah kamu lakukan
tersebut!
...
...
KUNCI JAWABAN
1. Tanah yang diletakan pada papan A terbawa oleh air yang dialirkan diatasnya
2. Pada papan B, tanah yang berada diatasnya tidak terbawa air, karena terhalang oleh rumput-rumput yang ada diatasnya