• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Melli Rachmayanti 1003558

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh

Melli Rachmayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Melli Rachmayanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(3)
(4)

vi

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

E. Hipotesis Tindakan Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Model SAVI (Somatic Auditori Visual Intelektual) ... 11

B. Hasil Belajar ... 20

C. Pembelajaran IPA SD ... 22

D. Aplikasi model pembelajaran SAVI pada pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35

B. Desain Penelitian ... 36

C. Subjek Penelitian ... 38

D. Tempat Penelitian ... 38

(5)

G. Instrumen Penelitian ... 47

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 53

2. Gambaran Tindakan Penelitian ... 55

a. Gambaran Tindakan Siklus I ... 55

b. Gambaran Tindakan Siklus II ... 68

c. Rekap Hasil Semua Siklus ... 79

B. Pembahasan ... 85

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 92

B. Rekomendasi ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 97

(6)

Melli Rachmayanti, 2014

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN ABSTRAK

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIC AUDITORY

VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013-2014)

Melli Rachmayanti (1003558)

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Cibeunying Lembang yang berjumlah 20 siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 11 orang. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi diakibatkan oleh metode mengajar guru, yaitu metode konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model SAVI (Somatic Auditory Visual

Intelektual). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc.Taggart melalui dua siklus. Untuk memperoleh data hasil penelitian, dibuat instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Data dianalisis dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran selama dilaksanakan penelitian secara umum telah berlangsung dengan baik serta terdapat peningkatan hasil belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi yang cukup signifikan selama penelitian berlangsung. Pada tindakan pembelajaran siklus I terdapat 70% siswa yang dapat mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 60,3 sedangkan pada tindakan pembelajaran siklus II semua siswa atau 100% siswa dapat mencapain nilai KKM dengan nilai rata-rata 81,25. Direkomendasikan agar guru dapat menerapkan Model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik agar hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi dapat meningkat.

(7)

Melli Rachmayanti, 2014

ABSTRACT

THE APPLICATION OF SAVI (SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL) MODEL IN NATURAL SCIENCE LEARNING TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF SCIENCE IN MATERIAL OF

CHANGES THE APPEARANCE OF THE EARTH

(Action Research For Student Class Penelitian IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat 2013-2014 )

Melli Rachmayanti (1003558)

The purpose of this study was to determine how the improve student learning used SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) model. The method used in this study is classroom action research Kemmis & Mc.Taggart model with two cycles. To get the result of this study used learning instuments and collecting of the data instruments. The result of this study is the implementation of learning for conducting this study in general has been going well and there is an increasing learning outcomes significantly. It is recomended that the teachers can apply SAVI models with good planning and implementation to student learning outcomes of science can increase the material of changws the appearance of the earth.

Keywords: SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual), Learning

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Ilmu Pengetahuan Alam berarti ilmu tentang pengetahuan alam. Dari segi

istilah ilmu pengetahuan alam itu sendiri sudah jelas artinya adalah pengetahuan

tentang alam semesta dengan segala isinya. Hal ini sejalan dengan Darmodjo

(1992, hlm.3) bahwa:

Hakekat IPA yaitu: 1) proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Artinya bahwa diperlukan suatu cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk sudut pandang yang baru tentang obyek yang diamati, 2) produk dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Artinya produk berupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep maupun fakta-fakta yang kesemuanya itu ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam, dan 3) faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam semesta, dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.

Menurut Bundu (2006, hlm.11) mengemukakan pendapatnya bahwa:

sains secara garis besar atau pada hakikatnya IPA memiliki tiga komponen, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilaksanakan dalam rangka menemukan produk ilmiah. Proses ilmiah meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk ilmiah meliputi prinsip, konsep, hukum, dan teori. Produk ilmiah berupa pengetahuan-pengetahuan alam yang telah ditemukan dan diuji secara ilmiah. Sikap ilmiah merupakan keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap ilmiah meliputi ingin tahu, hati-hati, obyektif, dan jujur.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA menurut hakikatnya

adalah suatu cara untuk memperoleh pengetahuan baru yang berupa produk ilmiah

dan sikap ilmiah melalui suatu kegiatan yang disebut proses ilmiah. Siapapun

yang akan mempelajari IPA haruslah melakukan suatu kegiatan yang disebut

(9)

Pembelajaran IPA untuk anak SD harus disesuaikan dengan tahap perkembangan

kognitifnya. Siswa diberi kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan

proses IPA agar meraka dapat berpikir ilmiah dan memiliki sikap ilmiah. Hal ini

sejalan dengan Trisno Hadisubroto (Samatowa, 2006, hlm.11) dalam bukunya

pembelajaran IPA sekolah dasar, mengutip pendapat Piaget yang mengatakan

bahwa:

Pengalaman langsung yang memegang peranan penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak . Pengalaman langsung anak terjadi secara spontan sejak lahir sampai anak berumur 12 tahun. Efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek dengan tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan konsep tertentu apabila anak telah memiliki struktur kognitif (schemata) yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirarkhis dan integratif.

Berdasarkan pendapat diatas bahwa pengetahuan seseorang didapat berdasarkan

pengalamannya secara langsung. Karena pengalaman seseorang berpengaruh

terhadap perkembangan pengetahuannya.

Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar sebagai disiplin ilmu dan

penerapannya dalam kehidupan masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi

penting. Berdasarkan pengamatan, alasan mengapa pendidikan IPA harus

diterapkan di SD, yaitu:

1. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan lmu yang mempelajari tentang alam

dengan segala isinya.

2. Ilmu Pengetahuan Alam membantu siswa mengembangkan sendiri

pengetahuan dan pemahamannya tentang konsep-konsep IPA, sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakana.

3. Ilmu pengetahuan Alam membantu siswa mengembangkan keterampilan

proses untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan dalam

kehidupannya.

4. Ilmu Pengetahuan Alam menuntut siswa untuk berpikir kritis.

5. Ilmu Pengetahuan Alam erat kaitannya dengan teknologi dan kehidupan

(10)

Pendapat di atas sejalan dengan Iskandar (1996, hlm.16) menyebutkan beberapa

alasan pentingnya mata pelajaran IPA di SD,

1. Mata pelajaran IPA berfaedah bagi kehidupan atau pekerjaan siswa di kemudian hari.

2. Mata pelajaran IPA merupakan bagian dari kebudayaan bangsa. 3. Mata pelajaran IPA melatih anak berpikir kritis.

4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai kemampuan membentuk pribadi anak secara keseluruhan. Berdasarkan pendapat di atas adanya mata pelajaran IPA di SD dapat melatih

seseorang untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah-masalah alam yang

terjadi di kehidupannya.

Agar pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat berjalan dengan baik maka

pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran IPA itu sendiri.

Mulyasa (2011,hlm. 111) menjelaskan bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI

bertujuan agar siswa dapat memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memperoleh keyakinan terhadap kedesaran Tuhan Ymang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahaan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

Jika semua tujuan yang disebutkan diatas dapat tercapai maka pembelajaran IPA

dapat dinyatakan berjalan dengan baik.

Dalam mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar tentunya mengkaji berbagai

masalah alam yang terjadi di alam semesta, salah satunya adalah tentang

perubahan kenampakan bumi yang dipelajari di kelas IV semester II pada Standar

Kompetensi (SK) 9 : Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan

(11)

kenampakan bumi. Pada pembelajaran perubahan kenampakan bumi ini ada

beberapa materi yang harus disampaikan diantaranya perubahan kenampakan

bumi yang disebabkan oleh pasang surut air laut, erosi, abrasi, hujan, kebakaran

hutan, banjir dan longsor serta dampak dan pencegahannya seperti erosi, abrasi,

banjir, dan longsor. Materi ini sulit untuk siswa karena materi ini bersifat

pemahaman dan masih banyak siswa yang masih belum memahami materi

tersebut. Hal ini terjadi karena pada proses pembelajaran guru cenderung

menggunakan metode ceramah. Guru masih menjadi fokus pemberi materi kepada

siswa, sementara siswa hanya mendengarkan ceramah-ceramah dari guru sehingga

tidak memungkinkan siswa dapat melihat, merasakan dan melakukan sesuatu.

Cara tersebut kurang efektif digunakan pada pembelajaran ini karena siswa akan

merasa bosan dan cara ini hanya cocok untuk siswa yang memiliki gaya belajar

auditori karena siswa yang memiliki gaya belajar auditori ini dapat dengan mudah

memahami materi tersebut hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru,

berbeda dengan siswa yang memiliki gaya belajar somatic, visual dan intelektual

mereka akan kesulitan untuk memahaminya.

Selain masalah di atas, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada

hari Senin tanggal 28 Maret 2014 di kelas IV SDN Cibeunying, pada mata

pelajaran IPA kelas IV semester II terdapat masalah diantaranya:

1. Pada setiap pembelajaran guru tidak menyiapkan RPP. Kegiatan

pembelajaran dilakukan berdasarkan pengalaman mengajar guru sehingga

guru hanya mengulang langkah pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.

2. Guru kurang jelas dalam menjelaskan materi mengenai perubahan

kenampakan bumi sehingga sebagian besar siswa kesulitan dalam memahami

materi yang disampaikan.

3. Penggunaan model atau metode yang kurang bervariatif, karena guru

menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa hanya

mendapat informasi dari apa yang disampaikan oleh guru (Teacher Center)

tanpa siswa menemukan informasinya sendiri dari kegiatan yang meraka

(12)

4. Pada pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi guru tidak

menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga siswa sulit menangkap

pembelajaran yang bersifat abstrak.

5. Pada saat siswa tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru siswa tidak

berani untuk bertanya dan tidak memiliki kemauan untuk mencari tahu, hal

ini disebabkan oleh kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran dan kurangnya

minat siswa pada saat pembelajaran.

6. Hasil belajar siswa tentang materi perubahan kenampakan bumi masih

rendah, hal ini terbukti dari hasil evaluasi siswa dengan nilai rata-rata kelas

55. Dari 22 siswa hanya lima siswa atau 21,8% yang mencapai nilai KKM.

Dilihat dari berbagai masalah yang di dapat maka proses pembelajaran di kelas IV

SDN Cibeunying Lembang saat ini masih jauh dari kondisi ideal. Pemahaman

terhadap konsep-konsep esensial pada mata pelajaran IPA untuk materi perubahan

kenampakan bumi masih sangat rendah. Siswa yang dapat mencapai KKM hanya

lima orang karena materi yang diajarkan dirasakan masih sulit untuk dipahami,

hal ini menyebabkan guru harus melakukan pembelajaran remedial secara

klasikal. Penggunaan model atau metode yang digunakan oleh guru pada saat

pembelajaran masih konvensioanal, sehingga tidak dapat memfasilitasi berbagai

cara belajar siswa yaitu cara belajar siswa somatic, auditory, visual, dan

intelektual. Hal tersebut membuat siswa tidak aktif dan merasa bosan. Kondisi

demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kualitas

pembelajaran mata pelajaran IPA di Kelas IV tersebut.

Untuk memecahkan masalah yang telah dijabarkan di atas maka ada

beberapa alternatif diantaranya penggunaan media gambar, media audio visual,

dan model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual). Salah satu alternatif

pemecahan masalah di atas yang mungkin untuk dilaksanakan oleh guru adalah

melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran SAVI

(Somatic Auditory Visual Intelektual). Karena model pembelajaran ini

mengkombinasikan empat cara belajar siswa yaitu somatic, auditory, visual, dan

(13)

Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.

Untuk itu model ini sangat tepat diterapkan pada mata pelajaran IPA materi

perubahan kenampakan bumi, karena dengan melibatkan seluruh inderanya dalam

pembelajaran siswa dapat mempraktekan pengalamannya secara langsung serta

siswa dapat mengingat dan memahami apa yang telah ia pelajari, sehingga

pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA khususnya pada materi perubahan kenampakan bumi, maka

dilakukan Peneletian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Model SAVI

(Somatic Auditory Visual Intelektual) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Materi Perubahan Kenampakan Bumi (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa

Kelas IV SDN Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013-2014).”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan fakta-fakta diatas, maka yang

menjadi fokus masalah penelitian adalah “Bagaimana penerapan model SAVI

(Somatic Auditory Visual Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas IV SDN

Cibeunying?” Untuk memecahkan masalah tersebut peneliti menjabarkannya ke

dalam sub masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan peneliti:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA materi perubahan

kenampakan bumi dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory

Visual Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN

Cibeunying?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi perubahan

kenampakan bumi dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory

Visual Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN

(14)

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajara IPA materi

perubahan kenampakan bumi dengan menerapkan model SAVI (Somatic

Auditory Visual Intelektual) di kelas IV SDN Cibeunying?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan peneliti

adalah “Mengetahui penerapan model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual)

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi perubahan

kenampakan bumi di kelas IV SDN Cibeunying”. Untuk menjawab pertanyaan

yang telah dirumuskan pada rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Perencanaan pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di

kelas IV SDN Cibeunying dengan menerapkan model SAVI (Somatic

Auditory Visual Intelektual).

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas

IV SDN Cibeunying dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory

Visual Intelektual).

3. Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah menerapkan model SAVI

(Somatic Auditory Visual Intelektual) dalam pembelajaran IPA materi

perubahan kenampakan bumi di kelas IV SDN Cibeunying.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada

pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi.

2. Bagi Guru

Memberikan informasi, wawasan dan trampil dalam menerapkan model

SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) agar kualitas serta kinerja guru

(15)

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan di SDN Cibeunying khususnya pada

mata pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas IV

Semester 2.

4. Bagi Peneliti

Memperoleh ilmu dan pengalaman baru dalam keterampilan belajar

mengajar di sekolah, khususya pada pembelajaran IPA materi perubahan

kenampakan bumi melalui model SAVI (Somatic Auditory Visual

Intelektual).

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “Penerapan Model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) Pada Materi Perubahan

Kenampakan Bumi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas IV SDN Cibeunying”

F. Definisi Operasional

Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing

variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual)

Model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) adalah model

pembelajaran yang mengkombinasikan empat cara belajar siswa yaitu somatic,

auditory, visual, dan intelektual. Dimana dalam model pembelajaran ini siswa

dapat bergerak, berbicara/mendengar, melihat dan berpikir secara langsung apa

yang sedang mereka pelajari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Dimana dalam model ini terdapat empat tahap atau langkah diantaranya: tahap

persiapan (kegiatan pendahuluan), tahap penyampaian (inti), tahap pelatihan (inti),

(16)

Dalam penelitian ini penerapan model SAVI (Somatic Auditory Visual

Intelektual) adalah tindakan yang terorganisir dengan mengembangkan empat

gaya belajar siswa melalui penayangan video dan percobaan secara konkrit untuk

membuktikan permasalahan yang diberikan guru pada materi perubahan

kenampakan bumi di kelas IV SDN Cibeunying Lembang.

2. Pembelajaran IPA Perubahan Kenampakan Bumi

Pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi adalah

pembelajaran yang berkaitan dengan faktor, dampak dan upaya pencegahan yang

mempengaruhi perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh pasang surut

air laut, erosi, abrasi, hujan, kebakaran hutan, banjir dan longsor. Dalam

penelitian ini pada tindakan siklus I guru mangambil contoh faktor-faktor

perubahan kenampakan bumi berkaitan dengan pengamatan yang ada dalam

kehidupan sehari-hari seperti: jalan yang berada di depan sekolah terbuat dari

aspal yang halus, jika jalan berasapal tersebut dilalui mobil-mobil besar yang

bermuatan berat maka akan mengakibatkan jalan tersebut menjadi rusak. Pada

tindakan siklus II guru mengambil contoh dampak perubahan kenampakan bumi

dan upaya penyebabnya berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari

sebelumnya seperti: apa penyebab terjadinya longsor? apa dampak yang

ditimbulkan akibat terjadinya longsor? bagaimana upaya kalian mencegah agar

tidak terjadi longsor?. Hal tersebut merupakan contoh perubahan kenampakan

bumi.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar IPA dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah

kognitif yaitu pengethuan (C1) dan pemahaman (C2). Pada indikator hasil belajar

dalam ranah kognitif materi perubahan kenampakan bumi dijelaskan bahwa

kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran berupa produk seperti menuliskan

faktor dan perubahan kenampakan bumi (C1), menjelaskan faktor dan penyebab

perubahan kenampakan bumi (C2), menjelaskan perubahan kenampakan bumi

(17)

(C1), dan menjelaskan dampak serta cara pencegahan perubahan kenampakan

bumi (C2) yang dapat diketahui dari nilai akhir siswa setelah menerima

pembelajaran dengan diadakannya evaluasi berupa tes evaluasi. Dengan

diterapkannya model SAVI maka diharapkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas IV SDN 4 Cibeunying

(18)

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum metode ilmiah diartikan sebagai cara ilmiah untuk

memperoleh data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut

dengan Classroom Action Research. Ruswandi, dkk (2007, hlm.79)

mendefinisikan PTK sebagai berikut:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara lebih professional, oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan-persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK

adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap

berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak

disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam

kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, model PTK yang digunakan yaitu model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart (dalam Kasihani, 1998, hlm.13).

Alasan mengapa peneliti menggunakan model ini karena model ini terkenal

dengan proses siklus putaran spiral refleksi diri yang dimulai dengan Rencana,

Tindakan, Pengamatan, Refleksi, dan Perencanaan Kembali yang merupakan

dasar ancang-ancang pemecahan masalah. Adapun alur PTK menurut Kemmis

(19)

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc. Taggart Sumber: Kasihani, 1998

Identifikasi Masalah

Refleksi

Pelaksanaan Observasi

Perencanaan I

Hasil Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan Observasi

Perencanaan II

Hasil Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan Observasi

Perencanaan III

(20)

Secara mendetail Kemmis dan Taggart menjelaskan tahap-tahap penelitian

tindakan kelas yang dilakukan. Tahap-tahap tersebut sebegai berikut:

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang

dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan

dengan tema penelitian. Peneliti melakukan pengamatan pendahuluan untuk

mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil identifikasi

masalah dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya drumuskan

menjadi masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat

ditetapkan tujuan penelitian.

2. Tahap Perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan identifikasi

masalah. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan

sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan ini bersifat fleksibel

dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi yang ada.

3. Tindakan (Action)

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai

upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman

pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya

selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang

diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

4. Pengamatan (Observer)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan

pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini, peneliti

mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan

terhadap siswa.

5. Refleksi (Reflect)

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,

(21)

Dalam kegiatan ini, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan

hasil-hasil atau dampak dari tindakan.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV

SDN Cibeunying Lembang. Dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Terdiri dari

11 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.

D. Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SDN Cibeunying Jl. Maribaya Timur Kp.

Cibeunying No. 94 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

E. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian ini

diperkirakan 4-5 bulan terhitung dari bulan Februari sampai Mei 2014.

F. Prosedur Peneletian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SDN Cibeunying pada materi perubahan kenampakan bumi dengan

menggunakan model siklus belajar. Menurut Kemmis dan McTaggart

(Arikunto,2011 : 97) “tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan

pada referensi awal”.

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan

penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan

tahap tindakan penelitian.

1. Orientasi Lapangan (penelitian awal)

a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh

(22)

b. Wawancara dengan pihak sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

informasi tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang

dihadapi dalam pembelajaran IPA.

c. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah

tempat penelitian.

2. Tahap Persiapan (Pra-tindakan)

a. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian. Hal

ini dilakukan untuk mempermudah dalam menyusun instrumen penelitian.

b. Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

dilakukan sehingga proses pembelajaran dapat lebih terarah untuk mencapai

tujuan dari pembelajaran.

c. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian berfungsi untuk

merekam semua data-data yang dibutuhkan sehingga instrumen penelitian

harus disusun secara baik.

d. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar

instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

e. Menguji instrumen agar instrumen yang digunakan memenuhi kriteria

validitas, reliabilitas, serta memiliki indeks kesukaran dan daya pembeda

yang baik.

f. Merevisi instrumen jika diperlukan

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini direncanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari

satu pertemuan.

Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/menyusun

(23)

1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan menerapkan

model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual).

2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes

untuk mengukur hasil belajar IPA materi perubahan kenampkan bumi.

3) Menyiapkan video faktor perubahan kenampakan bumi.

4) Menyiapkan alat dan bahan percobaan seperti: papan tripleks, tanah, tanah

berumput, gelas plastik dan baskom

5) Merevisi instrumen jika diperlukan.

b. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah

dibuat sebelumnya. Adapun langkah-langkah pada penerapan Model SAVI

(Somatic Auditory Visual Intelektual) adalah sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)

a) Mengucapkan salam

b) Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

c) Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan piket yang telah

dilaksanakan pada pagi hari

d) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

e) Memotivasi siswa dengan tepuk semangat

f) Melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang kehidupan sehari-hari

berkaitan dengan materi pembelajaran, seperti:

“Jalan di depan sekolah kita terbuat dariapa?”

“Apabila jalan depan sekolah kita terbuat dari aspal yang halus dilalui mobil-mobil yang besar apa yang terjadi pada jalan tersebut?”

“Apakah ada perbedaan dari jalan aspal sebelumnya dengan jalan aspal yang dilalui mobil-mobil besar?”

g) Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan mengenai faktor-faktor

(24)

2) Kegiatan Penyampaian (Inti)

a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 - 6 orang siswa

b) Siswa diberikan peraturan berkelompok

c) Siswa memulai berhitung untuk menentukan kelompok

d) Siswa duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan (Somatic)

e) Setiap kelompok dipinjamkan satu buah laptop dan diberikan LKS kegiatan

1

f) Siswa memperhatikan tayangan video perubahan kenampakan bumi dari

laptop yang dipinjamkan (Auditory, Visual)

g) Siswa mencatat hal-hal penting yang terdapat dalam tayangan video

perubahan kenampakan bumi (Intelektual)

h) Siswa mengumpulkan hasil catatannya pada LKS kegiatan 1

i) Siswa memperhatikan demonstrasi proses perubahan kenampakan bumi

akibat erosi yang dilakukan guru (Auditory, Visual)

j) Siswa diberi pertanyaan berupa masalah yang harus dipecahkan terkait

kegiatan yang didemonstrasikan guru , seperti:

“Jika kedua papan ini ibu miringkan dan keduanya ibu beri air, apa yang

terjadi pada kedua isi papan tersebut?”

k) Siswa mendiskusikan kemudian mencatat jawaban dari permasalahan yang

diberikan (Intelektual)

3) Kegiatan Pelatihan (Inti)

a) Perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mengambil alat

dan bahan kegiatan percobaan

b) Setiap kelompok diberikan petunjuk pelaksanaan percobaan

c) Setiap kelompok merakit alat percobaan sesuai panduan guru dan LKS

kegiatan 2 (Somatic)

d) Setiap kelompok menyebutkan langkah-langkah kegitan secara rinci

(25)

e) Setiap kelompok melihat dan mengamati kegiatan percobaan yang

dilakukan (Visual)

f) Setiap kelompok mendiskusikan hasil dari kegiatan percobaan yang telah

dilakukan (Intelektual)

g) Setiap kelompok mencatat hasil diskusi

4) Tahap Penyampaian Hasil (Tahap Penutup)

a) Setiap kelompok diminta untuk mendemonstrasikan percobaan yang telah

dilakukan sebelumnya (Somatic)

b) Kelompok yang didepan menyebutkan secara terperinci langkah-langkahnya

dan membacakan hasil diskusi kelompoknya (Auditory)

c) Kelompok lain memperhatikan kegiatan demonstrasi di depan kelas (Visual)

d) Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang

disampaikan di depan kelas (Intelektual)

e) Setiap kelompok mengumpulkan LKS kegiatan 2 sebagai laporan hasil

percobaan

f) Setiap kelompok merapihkan kembali alat dan bahan kegiatan percoban

g) Siswa kembali ke tempat duduk semula

h) Guru meluruskan kesalahan pemahaman materi perubahan kenampakan

bumi

i) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan / rangkuman hasil

belajar

j) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami

k) Siswa mengerjakan post-tes berupa soal uraian yang terdiri dari 10 soal

l) Siswa mengumpulkan hasil post-test di depan kelas

m) Guru mengajak siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung karena untuk

(26)

1) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.

2) Keaktifan siswa

3) Sikap siswa saat berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya.

4) Kemampuan siswa saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.

d. Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada

siklus selanjutnya, penelitian pada siklus pertama dianggap berhasil apabila :

1) Sebagian besar (75% dari siswa) dapat mencapai nilai KKM.

2) Sebagian besar (75% dari siswa) berani dan mampu menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

3) Sebagian besar (70% dari siswa) berani menanggapi dan mengemukakan

pendapat tentang jawaban siswa lain.

4) Lebih dari 80% anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas

kelompoknya.

5) Penyelesaian tugas kelompok maupun individu sesuai dengan waktu yang

disediakan.

Siklus II

Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua ini juga terdiri dari empat

tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada

siklus pertama, antara lain:

1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan menerapkan

model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual).

2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi dan tes

untuk mengukur hasil belajar IPA materi perubahan kenampkan bumi.

3) Menyiapkan video dampak perubahan kenampakan bumi dan upaya

(27)

4) Menyiapkan alat dan bahan percobaan seperti: tiga buah botol aqua bekas,

tiga buah piring pelastik, tanah, tanah berumput, gelas plastik dan sedotan.

5) Merevisi instrumen jika diperlukan.

b. Pelaksanaan (Acting)

Peneliti (guru) melaksanakan pembelajaran dengan model SAVI (Somatic

Auditory Visual Intelektual) berdasarkan perencanaan hasil refleksi pada siklus

pertama, antara lain:

1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)

a) Mengucapkan salam

b) Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing

-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

c) Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan piket yang telah

dilaksanakan pada pagi hari

d) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

e) Melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi sebelumnya yaitu

tentang “Dampak Perubahan Kenampakan Bumi dan Penyebabnya”, misalnya: “Dampak apa yang ditimbulkan banjir?” “Upaya apa yang harus

kita lakukan untuk mencegah banjir?”

f) Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan yaitu mengenai dampak

perubahan kenampakan bumi dan upaya pencegahannya

2) Tahap Penyampaian (Inti)

a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 - 6 orang siswa

b) Siswa diberikan peraturan berkelompok

c) Siswa duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan (Somatic)

d) Setiap kelompok dipinjamkan satu buah laptop dan diberikan LKS kegiatan

1

e) Siswa diberikan petunjuk penggunaan laptop dan peraturannya

f) Siswa memperhatikan tayangan video dampak perubahan kenampakan bumi

(28)

g) Siswa mencatat hal-hal penting dan membuat pertanyaan dari tayangan

video dampak perubahan kenampakan bumi dan upaya pencegahannya

(Intelektual)

h) Siswa diberikan penjelasan mengenai dampak perubahan kenampakan bumi

dan upaya pencegahannya

i) Siswa mengumpulkan hasil catatannya pada LKS kegiatan 1

j) Siswa memperhatikan demonstrasi dampak perubahan kenampakan bumi

dan pencegahannya yang dilakukan guru (Auditory, Visual)

k) Siswa diberi pertanyaan berupa masalah yang harus dipecahkan terkait

kegiatan yang didemonstrasikan guru, seperti:

“Jika botol A dan B ibu tiup menggunakan pipa dari sedotan apa yang

terjadi pada kedua botol tersebut?”

“Dan jika botol B dan C ibu siram dengan air apa yang akan terjadi pada

kedua botol tersebut?”

l) Siswa mendiskusikan kemudian mencatat jawaban dari permasalahan yang

diberikan (Intelektual)

m) Siswa mengemukakan jawaban yang telah di diskusikan dan memberikan

pertanyaan pada guru terkait demonstrasi yang dilakukan

3) Kegiatan Pelatihan (Inti)

a) Perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mengambil alat

dan bahan kegiatan percobaan

b) Setiap anggota kelompok diberikan LKS kegiatan 2

c) Setiap kelompok diberikan petunjuk pelaksanaan percobaan

d) Setiap kelompok merakit alat percobaan sesuai panduan guru dan LKS

kegiatan 2 (Somatic)

e) Setiap kelompok menyebutkan langkah-langkah kegitan secara rinci

(Auditory)

f) Setiap kelompok melihat dan mengamati kegiatan percobaan yang

(29)

g) Setiap kelompok mendiskusikan hasil dari kegiatan percobaan yang telah

dilakukan (Intelektual)

h) Setiap kelompok mencatat hasil diskusi

4) Tahap Penampilan Hasil (Tahap Penutup)

a) Setiap kelompok diminta untuk mendemonstrasikan percobaan yang telah

dilakukan sebelumnya (Somatic)

b) Kelompok yang didepan menyebutkan secara terperinci langkah-langkahnya

dan membacakan hasil diskusi kelompoknya (Auditory)

c) Kelompok lain memperhatikan kegiatan demonstrasi di depan kelas (Visual)

d) Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang

disampaikan di depan kelas (Intelektual)

e) Setiap kelompok mengumpulkan LKS kegiatan 2 sebagai laporan hasil

percobaan

f) Setiap kelompok merapihkan kembali alat dan bahan kegiatan percoban

g) Siswa kembali ke tempat duduk semula

h) Guru meluruskan kesalahan pemahaman materi dampak perubahan

kenampakan bumi dan upaya pencegahannya

i) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan / rangkuman hasil

belajar

j) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami

k) Siswa mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk essay yang terdiri dari 10

soal

l) Siswa mengumpulkan hasil evaluasi di depan kelas

m) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdallah dan salam

c. Pengamatan (Observation)

Peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran

dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) untuk

(30)

1) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.

2) Keaktifan siswa

3) Sikap siswa saat berdiskusi, tanya jawab, dan sebagainya.

4) Kemampuan siswa saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru.

d. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran dan telah melaksanakan

tindakan dan observasi. Jika hasil yang diharapkan telah tercapai, maka siklus

dihentikan. Apabila belum mencapai hasil yang diharapkan, maka dilanjutkan

dengan siklus berikutnya.

e. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus maka

peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual)

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

perubahan kenampakan bumi.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data pada

suatu penelitian. Dalam penelitian ini, Ada dua jenis instrumen yang digunakan

yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data.

1) Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebagai persiapan

mengajar peneliti untuk setiap satu siklus pembelajaran. Terdapat dua Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu satu siklus terdapat satu RPP, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran model SAVI dibuat dan dirancang seoptimal mungkin

sesui indikator yang harus dicapai peserta didik. Dalam penelitian ini

menitikberatkan pada hasil belajar siswa materi perubahan kenampakan bumi

(31)

b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa adalah lembar yang berisi tugas yang harus

dilakukan siswa. Lembar kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa dalam proses pembelajaran perubahan kenampakan bumi. LKS ini

dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami dan mengerjakan

LKS tersebut secara individu. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran lebih

efektif, dan seluruh siswa dapat memahami konsep-konsep yang sedang

dipelajari.

c. Instrumen Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis instrumen atau alat bantu yang diperlukan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini secara garis besar berupa tes dan

non-tes. Untuk mengetahui lebih jelasnya instrumen tes dan non tesnya adalah sebagai

berikut:

1. Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan dan mengetahui data tentang

hasil belajar siswa dalam pemahaman konsep pada pembelajaran IPA. Jenis tes

yang digunakan dalam peneltian ini adalah tes hasil yang dilakukan diakhir

pembelajaran pada setiap siklus. Bentuk yang digunakan adalah tes tertulis yaitu

berupa 10 soal uraian.

2. Lembar Observasi

Agar memudahkan kegiatan pengobservasian maka peneliti membuat dan

menetapkan lembaran pedoman observasi yang berguna untuk mengarahkan

peneliti dalam melakukan penelitiannya. Lembar observasi ini berupa lembar

aktivitas guru dan siswa. Dengan adanya lembar observasi tersebut akan

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data secara kualitatif.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Penelitian

Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memasukan

data dan hasil yang diperoleh selama selama penelitian. Melalui pengolahan data

ini akan diungkapkan mengenai cara pengukuran hasil belajar siswa. Pengukuran

(32)

Pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui

dua macam cara yaitu:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hal tersebut sejalan dengan Sugiyono (2011, hlm.147) menjelaskan bahwa

statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan untuk umum atau generalisasi.

Kegiatan dalam analisis bertujuan untuk melihat ketercapaian hasil belajar siswa.

Tolak ukur keberhasilan tindakan kelas ini adalah siswa mampu menguasai materi

pelajaran yang dilihat dari tes evaluasi siswa. Untuk ketuntasan individu, siswa

dinyatakan tuntas belajar apabila nilai hasil belajarnya mencapai nilai KKM yang

ditentukan sekolah yaitu 64. Ketuntasan belajar individu digunakan untuk

mengetahui ketuntasan belajar keseluruhan. Sedangkan ketuntasan belajar secara

keseluruhan adalah 75% dari jumlah siswa yang mengikuti tes (Sudjana, 2013,

hlm.107).

Teknik pengolahan data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Menghitung nilai rata-rata siswa secara keseluruhan dengan rumus:

X = ∑�

Keterangan:

∑X = jumlah seluruh skor

N = banyaknya subjek

X = nilai rata-rata kelas (mean)

(Sudjana, 2013, hlm 109)

2) Menghitung persentase pencapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal

dengan rumus:

TB = ∑�≥ �

(33)

Keterangan:

∑S ≥ 64 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 64

n = banyak siswa

TB = ketuntasan belajar

(Purwati. R, 2013, hlm. 50)

Begitupun juga dengan penilaian LKS walaupun tidak dijadikan penilaian akhir

tetapi dijadikan bahan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses

pembelajaran yang diinterpretasikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Presentase Nilai LKS dan Kategorinya

No. Nilai Presentase Kategori

1 ≥ 90 ≥ 90 %

Baik sekali

2

70 – 89 70 – 89 % Baik

3

50 – 69 50 – 69 % Cukup

4

30 – 49 30 – 49 % Kurang

5 ≤ 29 ≤ 29 %

Sangat kurang

(Purwati. R, 2013, hlm.51)

Setelah selesai menganalisis data, maka langkah selanjutnya adalah

pemberian makna terhadap hasil analisis, sehingga peneliti dapat merefleksikan

apa yang terjadi, dan merencanakan kembali pembelajaran selanjutnya dengan

(34)

2) Data Kualitatif

Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu

suatu metode penilitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil observasi

setiap siklus yang dilakukan oleh peneliti dan observer selama proses

pembelajaran dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory Visual

Intelektual). Hal ini sejalan dengan Bogdan (Sugiyono, 2010, hlm.88) menyatakan

bahwa:

data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview, transcript, fieldnotes and other materials taht you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.

Untuk menghitung jumlah skor pada lembar observasi digunakan rumus sebagai

berikut:

1) Menghitung Skor Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rubik Instrumen Penilaian RPP Penelitian Siklus 1

a. Ketetapan sebagai penilaian untuk setiap aspek mengacu kepada deskriptor

yang tampak. Ketentuan penetapan nilai skor untuk setiap aspeknya adalah

sebagai berikut

- Nilai 4, jika semua deskriptor tampak

- Nilai 3, jika hanya tiga deskriptor tampak

- Nilai 2, jika hanya dua deskriptor tampak

- Nilai 1, jika hanya satu deskriptor tampak

b. Konversi Nilai

(35)

2) Menghitung Persentase Aktivitas Guru

Berdasarkan lembar observasi yang dinilai oleh observer, diperoleh

persentase aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran dengan rumus:

% = ∑ �

�� x 100 % Keterangan:

∑N = jumlah aspek yang terlaksana selama pembelajaran. Misalnya 20 merupakan jumlah aspek secara keseluruhan, apabila aspek yang terlaksana

adalah 20 aspek, maka persentase aktivitas guru selama pembelajaran adalah 100

%.

3) Menghitung Persentase Aktivitas Siswa

Berdasarkan lembar observasi yang dinilai oleh observer, diperoleh

persentase aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan rumus:

% = ∑ � x 100 %

Keterangan:

∑N = jumlah skor aspek yang diperoleh dari penilaian observer. Misalnya 7 merupakan jumlah aspek secara keseluruhan, apabila aspek yang terlaksana

adalah 7 aspek, maka persentase aktivitas siswa selama pembelajaran adalah 100

%.

(36)

Melli Rachmayanti, 2014

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan

bumi pada siklus I dan siklus II dirancang sesuai dengan model SAVI

(Somatic Auditory Visual Intelektual). Dimana di dalamnya terdapat empat

langkah atau tahapan yaitu tahap persiapan (kegiatan pendahuluan), tahap

penyampaian (kegiatan inti), tahap pelatihan (kegiatan inti), dan tahap

penyampaan hasil (kegiatan penutup). Perbedaan RPP pada siklus I dan II

terdapat pada materi yaitu pada siklus I menjelaskan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi perubahan kenampakan bumi, sedangkan pada siklus II

menjelaskan tentang dampak perubahan kenampakan bumi dan upaya

pencegahannya. Selain itu perbedaan pada siklus I dan II terdapat pada

indikator pembelajaraan serta alat dan bahan yang diguanakan pada saat

percobaan.

2. Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPA materi perubahan

kenampakan bumi mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Proses

pembelajaran mengenai perubahan kenampakan bumi dengan menggunakan

model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) mengalami peningkatan

dan respon siswa sangat antuasias, terbukti pada tahap pelatihan/kegiatan

inti siswa merasa senang dan aktif pada saat melakukan percobaaann

bersama kelompoknya. Pembelajaran IPA tentang perubahan kenampakan

bumi dikatakan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dalam memperoleh pengetahuan

dan keterampilan berfikir dan guru menjadi pembimbing sekaligus

fasilitator untuk siswa. Pada siklus 2 guru membagikan LKS kepada

masing-masing siswa didalam kelompoknya membuat seluruh siswa

didalam kelompok menjadi jauh lebih aktif jika dibandingkan dengan

(37)

3. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model SAVI (Somatic Auditory

Visual Intelektual) dalam pembelajaran IPA terbukti meningkat pada siklus

I dan siklus II. Terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah

60,3 dengan ketuntasan belajar 70% dan pada siklus II adalah 81,25 dengan

ketuntasan belajar 100%.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru

Sebaiknya guru perlu menerapkan model SAVI (Somatic Auditory Visual

Intelektual) di dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA karena

model ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,

perencanaan pembelajaran perlu dipersiapkan lebih matang agar pembelajaran

berlangsung dengan efektif. Penerapan model SAVI (Somatic Auditory Visual

Intelektual) juga perlu didukung dengan media yang menunjang agar kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Guru juga perlu meningkatkan

profesionalitasnya agar kualitas pembelajaran meningkat.

2. Bagi Sekolah

Sebaiknya sekolah perlu menerapkan kebijakan yang dapat memacu guru

menerapkan model SAVI (Somatic Auditory Visual Intelektual) dalam

pembelajaran. Sekolah juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang

menunjang proses pembelajaran di kelas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model SAVI (Somatic

Auditory Visual Intelektual) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi di kelas IV SDN Cibeunying

Lembang perlu dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya untuk dapat memperoleh

hasil yang benar-benar optimal. Pada saat mempersiapkan dan melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan model SAVI hendaknya peneliti harus pintar

mengalokasikan waktu dengan tepat agar waktu pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang ditentukan dan mempersiapkan media sebaik mungkin agar

(38)

Melli Rachmayanti, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2011) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Bundu, P. (2006) Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam

Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Darmojo, H., dan Kaligis, J.R.E. (1992) Pendidikan IPA 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

DePorter, B. (2002) Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di

Ruang Kelas. Editor, Mike Hernacki. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari.

Bandung: Kaifa.

Devi, P.K., dan Anggraeni, S. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.

Iskandar, S.M. (1996) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan.

Iskandar, S.M. (1997) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dikti.

Kasihani, K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Meier, D. (2003) The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa.

Meier, D. (2004) The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa.

Meier, D. (2005) The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa.

(39)

Purwati, R. (2013) Penerapan Model RME pada Pembelajaran Matematika

Materi Pokok Pecahan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Jurusan

Pedagogik FIP UPI: Tidak Diterbitkan.

Purwanto. (2010) Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rositawaty, S. dan Muharam, A. (2008) Senang Belajar IPA.Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.

Ruswandi, dkk. (2007) Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Samatowa, U. (2006) Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.

Sulistyanto, H., dan Wiyono, E. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Sudjana, Nana. (2013) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010) Pendekatan Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014) Pedoman Penilaian PLP. Bandung: Tidak di Terbitkan

(40)
(41)
(42)
(43)

DOKUMENTASI

SIKLUS I

(Guru Membuka Pelajaran) (Guru Memotivasi Siswa Dengan “Tepuk Semangat”)

(Guru Membagi Siswa Dalam Beberapa Kelompok)

(44)
(45)

(Guru dan Siswa Bersama-sama Membahas Isi yang Tedapat dalam Video)

(Guru Mendemonstrasikan Proses Siswa Melakukan Kegiatan Percobaan Perubahan Kenampakan Bumi) Percobaan Proses Perubahan

Kenampakan Bumi)

(46)

(Setiap Kelompok Membacakan Hasil Diskusinya)

(Guru Meluruskan Kesalah Pahaman) (Guru Membagikan Soal Evaluasi)

(47)

SIKLUS II

(Guru Melakukan Apersepsi dengan Tnya Jawab Tentang Materi Sebelumnya)

(Siswa Menyaksikan Video Dampak Perubahan Kenampakan Bumi dan Upaya Pencegahannya dan Mencatat Hal-hal Penting dalam Video serta Membuat

(48)

(Guru Melakukan Kegiatan Demonstrasi Dampak Perubahan Kenampakan Bumi dan Upaya Pencegahannya)

(49)

(Setiap Kelompok Mendemonstrasikan Percobaan dan Membacakan Hasil Percobaan yang Telah Dilakukan)

(50)

KISI-KISI PENULISAN SOAL EVALUASI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV

SIKLUS I

INDIKATOR NO. SOAL Aspek BENTUK SOAL KUNCI JAWABAN SKOR

C1 C2 URAIAN

1. Menuliskan lima faktor yang mempengaruhi perubahan

kenampakan bumi

1 V Tuliskan lima faktor yang mempengaruhi

peruban kenampakan bumi!

Perubahan kenampakan bumi akibat pasang surut air laut, erosi, abrasi, hujan, kebakaran hutan, longsor dan banjir

10

2 V Tuliskan dua contoh perubahan

kenampakan bumi yang disebabkan oleh faktor alam!

Pasang surut air laut dan abrasi 10

3 V Tuliskan dua contoh perubahan

kenampakan bumi yang disebabkan oleh faktor manusia!

Kebakaran hutan dan banjir 10

4 V Tuliskan penyebab utama pasang surut air

laut!

Naik dan turunnya air laut ini disebabkan karena perputaran bumi dan gaya

gravitasi bulan

(51)

5 V Tuliskan dua manfaat pasang surut air laut bagi nelayan!

Saat laut pasang dapat memudahkan kapal masuk ke dermaga, dan sebagai pembangkit listrik

6 V Jelaskan penyebab terjadinya erosi! Erosi disebabkan karena banyaknya

gunung yang gundul akibat penebangan yang berlebihan dan kebakaran hutan

10

7 V Mengapa sering terjadi erosi pada saat

hujan? Jelaskan!

Karena pada saat hujan tanah yang gundul mudah terbawa oleh air sehingga menyebabkan erosi

10

8 V Gambar dibawah ini termasuk perubahan

kenampakan bumi oleh!

Banjir 10

9 V Jelaskan apa yang dimaksud dengan

pasang naik dan pasang surut air laut!

Pasang naik adalah merupakan peristiwa naiknya air laut dan pasang surut adalah peristiwa turunnya air laut

10

3. Menjelaskan perubahan

kenampakan bumi

10 V Jelaskan apa yang dimaksud dengan

perubahan kenampakan bumi!

Perubahan kenampakan bumi adalah perubahan yang terjadi pada permukaan daratan yang diakibatkan oleh berbagai macam faktor

(52)
(53)

KISI-KISI PENULISAN SOAL EVALUASI ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV

SIKLUS II

INDIKATOR NO.

SOAL

Aspek BENTUK SOAL KUNCI JAWABAN SKOR

C1 C2 URAIAN

1. Menuliskan dua dampak yang mempengaruhi perubahan kenampakan bumi akibat erosi, abrasi, longsor, banjir, badai dan kebakaran hutan

1 V Tuliskan dua dampak yang

mempengaruhi perubahan kenampakan bumi akibat badai!

- Pohon-pohon besar tumbang

- Bagunan rumah hancur, genting-genting rumah beterbangan

- Lahan pertanian akan rusak

10

2 V Tuliskan slah satu hal yang

dapat mempermudah terjadinya kebakaran hutan!

- Membakar hutan dengan sengaja - Gesekan ranting saat kemarau

10

3 V Tuliskan salah satu dampak

terjadinya abrasi!

- Pengikisan batuan di pinggir pantai - Semakin meluasnya garis pantai

10

4 V Tuliskan salah satu dampak

burukk terjadinya kebakaran hutan!

- Kebakaran hutan dapat membunuh apa saja (hewan dan tumbuhan) dalam jangkauan api

10

2. Menuliskan dua upaya pencegahan yang

mempengaruhi perubahan kenampakan bumi akibat erosi, abrasi, longsor, banjir, badai dan

5 V Tuliskan dua upaya pencegahan

yang mempengaruhi perubahan kenampakan bumi akibat longsor!

- Jangan membiarkan tanah yang miring menjadi gundul atau tidak ada tumbuhannya. Lakukanlah reboisasi dan penghijauan

- Jika tanah miring dijadikan lahan pertanian, buatlah sengkedan (terasering). Sistem tersebut dapat mencegah terjadinya longsor

(54)

kebakaran hutan - Jangan membuat tempat tinggal di daerah rawan longsor, seperti di kaki bukit, kaki tebing, atas bukit, dan atas tebing

6 V Tuliskan salah satu uapaya

terbaik dalam mengurangi pengikisan tanah!

Penanaman kembali lahan-lahan gundul khususnya di lereng-lereng sebagai upaya pencegahan erosi

10

3. Menjelaskan dua dampak yang mempengaruhi perubahan kenampkan bumi akibat erosi, abrasi, longsor, banjir, badai dan kebakaran hutan

7 V Jelaskan mengapa erosi dapat

merusak kesuburan tanah?

Karena erosi mengikis lapisan tanah yang ada dipermukaan

10

4. Menjelaskan dua upaya pencegahan yang

kita lakukan untuk mencegah erosi!

- Reboisasi khususnya di daerah lereng - Pencegahan kebakaran hutan

- Membuat sengkedan

10

9 V Jelaskan salah satu upaya

pencegahan abrasi!

Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan penanaman pohon bakau di daerah pantai sebagai penahan pengikisan air laut

10

10 V Bagaimana caramu untuk

mencegah agar tidak terjadi banjir?

- Membuang sampah pada tempat yang benar dan telah disediakan

- Menyediakan lahan kosong untuk ditanami tanaman. Tanah tersebut berf ungsi sebagai daerah peresapan air

- Tidak menebang pohon secara besar-besaran dan tanpa kontrol agar tempat peresapan dan cadangan air tetap terjaga

(55)
(56)

LKS SIKLUS I

Nama : ... Kelas : ...

Kegiatan 1

Tujuan : Mengamati tanyangan video perubahan kenampakan bumi

Catatlah hal-hal penting yang terdapat dalam tayangan video tersebut!

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

(57)

LKS SIKLUS I

Kegiatan 2

A. Tujuan :

Mengetahui proses perubahan kenampakan bumi

B. Alat dan Bahan :

1. Papan tripleks ukuran rata-rata (18cm x 30cm)

2. Baskom (ukuran lebih besar daripada papan tripleks)

3. Gelas berisi air

4. Tanah berumput

5. Tanah takberumput

6. Langkah Kegiatan

1) Tumpukkan tanah tak berumput di atas papan tripleks A secara merata,

kemudian padatkan. Nama Anggota:

(58)

2) Tumpukan tanah berumput di atas di atas papan tripleks B secara merata,

kemudian padatkan.

3) Letakkan papan tripleks A dan B yang berisi tanah tadi pada baskom

dalam keadaan miring. Diusahakan tanah tidak sampai tumpah.

4) Ambil air dalam gelas, kemudian tuangkan air tersebut pada bagian atas

papan tripleks A dan B sedikit demi sedikit sampai tanah tersebut turun

terbawa air.

Diskusikanlah bersama teman-temanmu untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut.

1) Apa yang akan terjadi pada saat papan A disiram air?

...

...

(59)

2) Apa yang terjadi pada saat papan B disiram air?

...

...

...

3) Apa bentuk permukaan tanahnya berubah? Sebutkan papan yang mana

yang mengalami perubahan sangat berbeda dari sebelumnya?

...

...

...

4) Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan yang telah kamu lakukan

tersebut!

...

...

(60)

KUNCI JAWABAN

1. Tanah yang diletakan pada papan A terbawa oleh air yang dialirkan diatasnya

2. Pada papan B, tanah yang berada diatasnya tidak terbawa air, karena terhalang oleh rumput-rumput yang ada diatasnya

Gambar

Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Konversi Nilai RPP
Gambar dibawah  ini termasuk perubahan kenampakan bumi oleh!
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan dari kuesioner dan wawancara ditabulasikan dalam bentuk

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani.

Dari hasil pengujian dapat diperoleh nilai kalor bahan bakar atas (HHV) meningkat hingga mencapai nilai 11,87 %, untuk nilai kalor bahan bakar bawah (LHV) meningkat hingga 17,18 %,

8.Sudrajad, Agung, Menghemat Bahan Bakar Dengan Magnet Portable, Universitas Dharma Persada, Jakarata, 20053.

Persamaan reaksi didefinisikan sebagai persamaan yang menyatakan kesetaraan jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia dengan menggunakan rumus kimia.. Dalam reaksi

[r]

[r]

 Dalam mempelajari kinematika (bagian fisika lainnya) kerangka acuan perlu ditetapkan untuk menghindari kesalahan sistematis yang terjadi karena pemakaian kerangka yang