• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI SOMATIS, VISUAL, AUDITORI, DAN INTELEKTUAL)PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 SANDEN BANTUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI SOMATIS, VISUAL, AUDITORI, DAN INTELEKTUAL)PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 SANDEN BANTUL."

Copied!
203
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Dita Pramita Dewi NIM 12201241059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)

waktu sebaik-baiknya kita dapat menghasilkan apa yang kita inginkan.

(

Penulis)

Berhati-hatilah dengan perkataanmu terhadap seseorang hari ini, karena

mungkin besok Anda tidak bertemu dengannya lagi. Dan Anda tidak bisa

(6)

sehingga penulisan dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik dan

lancar tanpa ada halangan yang berarti. Saya persembahkan karya sederhana ini untuk

kedua orang tua saya, Bapak Suryadi dan Ibu Ita Suharnita yang telah memberikan

perhatian, usaha, materi, fasilitas, kasih sayang, dan tentunya doa yang tak pernah

(7)

rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi dengan Menggunakan Pendekatan SAVI (Somatis, Visual, Auditori, dan Intelektual) pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 SandenBantul dengan lancar. Penulisan skripsi ini dilakukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Rektor

Universitas Negeri Yogyakarta, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, serta Ketua Jurusan

dan Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan

berbagai kemudahan kepada saya.

Rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya

sampaikan kepada kedua pembimbing, yaitu Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dan Ibu

Kusmarwanti, M.Pd,. M.A. yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksana di

sela-sela kesibukannya untuk membimbing saya.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada guru bahasa Indonesia, Ibu

Rusmini, S.Pd. yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di

SMP Negeri 2 Sanden. Terima kasih untuk siswa kelas VIII E yang telah bekerja

sama dan turut membantu dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih untuk kedua

orang tua saya, Bapak Suryadi dan Ibu Ita yang selam ini selalu menyemangati,

mendoakan, dan selalu membantu proses studi maupun penelitian ini. Terima kasih

juga untuk lelaki yang selalu mendukung saya dan menyanyangi saya Reza Aulia

SH., terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman saya, Suci, Risma,

Nadya, Ipeh, Mblem, Iing, Lita, Sofi, dan Ebi yang selama ini selalu ada untuk saya

(8)
(9)

HALAMAN PERSETUJUAN ………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

PERNYATAAN ………... iv

MOTTO ………... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... vi

KATA PENGANTAR ………... vii

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ………... xiii

DAFTAR GAMBAR ………... xv

DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi

ABSTRAK ………... xviii

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Identifikasi Masalah ………... 5

C. Pembatasan Masalah ………... 5

D. Rumusan Masalah ………... 5

E. Tujuan Penelitian ………... 6

F. Manfaat Penelitian ………... 6

G. Batasan Istilah ………... 7

BAB II KAJIAN TEORI ………... 9

A. Deskripsi Teori ………... 9

1. Hakikat Menulis ………... 9

(10)

5. Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi di SMP………...………... 16

6. Evaluasi Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi ………... 17

7. Pendekatan SAVI ………... 18

8. Kelebihan an Kekurangan Pendekatan SAVI ………... 23

(11)

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif ……….... 47

2. Tes Kemampuan Awal (Pratindakan) dalam Menulis Puisi …… 55

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kemampuan Menulis Kreatif Puisi dengan Pendekatan SAVI ……… 58

a. Siklus I ………....…… 59 b. Siklus II ……….….. 71

4. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Peserta Didik dengan Menggunakan Pendekatan SAVI ………. 82

C. Pembahasan ……….. 84

1. Peningkatan Proses dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Pendekatan SAVI………... 84

2. Sikap Peserta Didik dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Pendekatan SAVI ………... 85

(12)
(13)

Tabel 2: Rubrik Penilaian Tes Menulis Puisi ………. 25

Tabe 3: Model Penilaian Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen …. 27

Tabel 4: Pedoman Penilaian Menulis Puisi ……… 29

Tabel 5: Kisi-kisi Teknik Pengumpulan Data ……… 40 Tabel 6: Pengembangan Indikator dari Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar ……… 41 Tabel 7: Kisi-kisi Lembar Keterampilan Menulis Kreatif Menulis Puisi

Peseta Didik ……….. 41 Tabel 8: Kisi-kisi Pedoman Sikap Peserta Didik ……… 42 Tabel 9: Kisi-kisi Catatan Lapangan ………... 43 Tabel 10: Kisi-kisi Pedoman Wawancara Survei dengan

Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII E

SMP Negeri 2 Sanden ……….. 44 Tabel 11: Kisi-kisi Pedoman Wawancara Pascatindakan Pembelajaran

Menulis Puisi dengan Guru Bahasa Indonesia

Kelas VIII E SMP N 2 Sanden ……… 44 Tabel 12: Kisi-kisi Angket Pratindakan Pendekatan SAVI dalam

Pembelajaran Menulis Puisi Peserta Didik Kelas VIII E

SMP N 2 Sanden ……… 45 Tabel 13: Kisi-kisi Angket Penerapan Pendekatan SAVI dalam

Pembelajaran Menulis Puisi Peserta Didik Kelas VIII E

(14)

Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden ………..

Tabel 16: Hasil Penilaian Pratindakan ……… 57

Tabel 17: Penilaian Ketuntasan Pratindakan ……… 58

Tabel 18: Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama

Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ……….. 65

Tabel 19: Hasil Penilaian Siklus I ……….. 67 Tabel 20: Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Menulis Puisi

pada Pratindakan dan Siklus 1 ………. 68

Tabel 21: Penilaian Ketuntasan Siklus I ………... 68

Tabel 22: Disrtibusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi pada

Pratindakan dan Siklus I ……… 69 Tabel 23: Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik

Selama Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II ……… 75 Tabel 24: Hasil Penilaian Siklus II ……… 77 Tabel 25: Perbandingan Skor Rata-rata Kemampuan Menulis Puisi pada

Siklus I dan Siklus II ……….. 78 Tabel 26: Penilaian Ketuntasan Siklus II ………. 78 Tabel 27: Disrtibusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi pada

Siklus I dan Siklus II ……….. 80 Tabel 28: Hasil Pengisian Angket Pascatindakan oleh Peserta Didik

Kelas VIII E ……….. 81 Tabel 29: Peningkatan Skor Rata-rata Praktik Menulis Puisi pada

Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ……….. 83 Tabel 30: Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi

(15)

Gambar 2: Siswa Menyimak Materi Penjelasan dari Guru ………... 61 Gambar 3: Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Kreatif Puisi

dengan Pendekatan SAVI di Lingkungan Sungai ………... 63 Gambar 4: Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Menulis Puisi

pada Pratindakan dan Siklus I ………. 68 Gambar 5: Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Menulis Puisi

pada Siklus I dan Siklus II ……… 79 Gambar 6: Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Menulis Puisi

(16)

Lampiran 3: Hasil wawancara pratindakan ………...

Lampiran 4: Hasil wawancara pascatindakan ………... 116

Lampiran 5: Pedoman Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama Proses Pembelajaran Menulis Puisi ………... 119

Lampiran 6: Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ……... 120

Lampiran 7: Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Peserta Didik Selama Proses Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II ……... 121

Lampiran 8: Angket Kemampuan Menulis Puisi Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden Sebelum Dilakukan Tindakan ……... 122

Lampiran 9: Angket Kemampuan Menulis Puisi Kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden Setelah Dilakukan Tindakan ………... 123

Lampiran 10: Hasil Angket Kemampuan Menulis Puisi melalui Pendekatan SAVI pada Peserta Didik Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden Sebelum Dilakukan Tindakan ………... 124

Lampiran 11: Hasil Angket Kemampuan Menulis Puisi melalui Pendekatan SAVI pada Peserta Didik Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden Setelah Dilakukan Tindakan ………... 125

Lampiran 12: Silabus ………... 126

Lampiran 13: RPP Siklus I ………... 132

Lampiran 14: RPP Siklus II ………... 140

(17)

Lampiran 19: Hasil Skor Keterampilan Menulis Puisi Siklus I ………. 174

Lampiran 20: Hasil Skor Keterampilan Menulis Puisi Siklus II ……… 175

Lampiran 21: Hasil Tulisan Siswa Pratindakan ……….. 176

Lampiran 22: Hasil Tulisan Siswa Siklus I ………. 179

Lampiran 23: Hasil Tulisan Siswa Siklus II ……… 182

(18)

Oleh Dita Pramita Dewi NIM 12201241059

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis kreatif puisi dengan menggunakan pendekatan SAVI (somatis, visual, auditori, dan intelektual) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden yang berjumlah 28 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis kreatif puisi. Penelitian dilakukan dengan tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, dan evaluasi. Data diperoleh dari observasi, wawancara, tes, analisis dokumen, catatan lapangan, dokumentasi foto, dan angket. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Keberhasilan tindakan ditentukan oleh peningkatan proses dan produk.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, peningkatan proses tampak melalui hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa selama dilakukan penelitian tindakan, keaktifan, keseriusan, dan antusias peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran menulis puisi meningkat secara bertahap dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Kedua, peningkatan produk dengan pendekatan SAVI dalam menulis kreatif puisi dapat dilihat dari karya peserta didik. Pada pratindakan, rata-rata nilai peserta didik sebesar 55,41 dengan keterangan belum ada peserta didik yang tuntas. Pada siklus I, nilai rata-rata peserta didik naik menjadi 68,98 dengan peserta didik tuntas sebanyak 9 orang. Selanjutnya, pada siklus II rata-rata nilai peserta didik naik menjadi 79,80 dengan ketuntasan 100% atau 28 siswa.

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan

dalam mempelajari bidang studi lainnya. Pembelajaran bahasa Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan

maupun secara tulis. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada empat

keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan

sangatlah menunjang keberhasilan berbahasa seseorang.

Keterampilan menulis sendiri merupakan kegiatan mengungkapkan ide,

gagasan, pikiran, dan perasaanya ke dalam bentuk tulisan. Dengan menulis, siswa

dapat menuangkan ide serta gagasan ke dalam berbagai jenis tulisan. Pelajaran

Bahasa Indonesia tidak hanya mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari

tentang sastra. Sastra dapat memberikan pengertian yang dalam tentang manusia

dan memberikan interpretasi serta penilaian terhadap peristiwa-peristiwa dalam

kehidupan (Sayuti, 1985: 193). Pengajaran sastra direncanakan untuk melibatkan

siswa dalam proses pembelajaran. Pengalaman sastra itu terwujud dalam bentuk

dari apa yang diketahui dan dirasakan oleh siswa yang berupa sensasi, emosi, dan

(20)

pemecahan masalah sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, hal tersebut

menyebabkan siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Keterampilan menulis merupakan hasil cipta yang produktif dari proses

membaca, mendengarkan, dan berbicara. Melalui kegiatan menulis inilah peserta

didik dapat mengungkapkan gagasannya kepada orang lain secara tidak langsung.

Menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus dikuasai

peserta didik SMP kelas VIII. Pembelajaran menulis puisi bebas diajarkan sebagai

kegiatan yang produktif dan ekspresif. Melalui pembelajaran ini siswa dapat

mengungkapkan segala pikiran dan perasaannya ke dalam sebuah media. Melalui

ketrampilan menulis puisi bebas, siswa diharapkan dapat mengungkapkan pikiran,

ide, perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam

berbagai tulisan.

Kegiatan menulis puisi peserta didik diharapkan dapat mengungkapkan ide

atau gagasannya kedalam bentuk puisi. Peserta didik diberikan kebebasan dalam

mencipta dan mengolah ekspresi perasaan serta pikirannya, untuk dituangkan ke

dalam salah satu jenis karya sastra tersebut. Akan tetapi, permasalahan yang

ditemui adalah tidak semua peserta didik dapat menulis dengan baik. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII E SMP

Negeri 2 Sanden (Ibu Rusmini, S.Pd.), sebagian besar peserta didik merasa bosan

dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia yang

identik dengan membaca dan menulis saja cenderung monoton. Hal ini

mengakibatkan peserta didik jenuh, dan kurang bersemangat dalam mengikuti

(21)

didik dalam menulis puisi masih rendah. Kebanyakan guru masih menggunakan

metode konvensional seperti dengan memberikan ceramah di depan kelas dan

peserta didik sebagai pendengar yang baik, sehingga mereka mudah merasa bosan

dan pembelajaran menjadi tidak efektif. Pembelajaran seperti ini memberikan

kebosanan dan kejenuhan serta kurang menarik dalam pandangan peserta didik,

sehingga minat peserta didik terhadap pembelajaran tersebut menjadi rendah.

Peserta didik di SMP Negeri 2 Sanden rata-rata selalu mengeluh saat

pembelajaran puisi berlangsung. Mereka sering mengeluhkan jika tidak

mempunyai ide saat menulis puisi. Pikiran mereka seakan-akan kosong sehingga

mereka tidak dapat menuangkan hasil pikiran mereka saat menulis puisi.

Permasalahan yang lain juga tampak dari nilai pembelajaran menulis puisi yang

rendah di SMP Negeri 2 Sanden tersebut. Kurangnya minat akan pembelajaran

puisi juga berpengaruh dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak

mengoptimalkan kemampuan mereka dalam proses menulis puisi.

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis siswa, baik faktor

internal seperti kemampuan dan minat siswa, maupun faktor eksternal seperti

lingkungan dan model pembelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, guru harus

tepat dalam memilih metode pembelajaran saat sedang mengajar. Berdasarkan

fenomena tersebut, perlu digunakan sebuah metode yang dapat meningkatkan

keterampilan menulis peserta didik. Selain disesuaikan materi dan pendekatan

pembelajaran, metode pembelajaran juga diharapkan dapat memberikan motivasi,

dan menimbulkan daya tarik peserta didik. Dengan demikian, peserta didik akan

(22)

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis

kreatif puisi adalah dengan menggunakan pendekatan SAVI ( Somatis, Auditori,

Visual, dan Intelektual). SAVI menekankan belajar berdasarkan aktivitas, yaitu

bergerak aktif secara fisik ketika belajar. Jadi pendekatan SAVI melibatkan

kelima indra dan emosi dalam proses belajar. Kaitan pendekatan SAVI dengan

menulis kreatif puisi sangat relevan karena materi menulis kreatif puisi tidak

semata-mata bersumber dari hal-hal yang fikif dan imajinatif. SAVI juga menjadi

pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif dan pencapaian dari hasil maksimal

dalam menulis kreatif puisi.

Penerapan pendekatan SAVI dapat menjadi inovasi bagi guru dalam

pembelajaran menulis puisi agar guru lebih kreatif. Metode ini juga diharapkan

mampu meningkatkan proses belajar dan prestasi siswa. Oleh karena itu, untuk

mengatasi permasalahan yang ada di SMP Negeri 2 Sanden yang berkaitan

dengan meningkatkan keterampilan menulis puisi, maka peneliti menggunakan

pendekatan SAVI sebagai metode pembelajaran. Peneliti dan guru kolaborator

mengadakan penelitian pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden yang

berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan

Keterampilan Menulis Kreatif Puisi dengan Menggunakan Pendekatan SAVI

(Somatis, Visual, Auditori, dan Intelektual) pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri

(23)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Rendahnya minat dan keseriusan siswa dalam keterampilan menulis kreatif

puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden.

2. Pentingnya kegiatan menulis baik sastra maupun non sastra sehingga harus

lebih ditingkatkan.

3. Kurangnya inovasi guru dalam pembelajaran menulis puisi.

4. Metode yang digunakan guru masih bersifat konvensional.

5. Belum digunakannya pendekatan SAVI di SMP Negeri 2 Sanden.

C. Pembatasan Masalah

Melihat latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, diharapkan

penelitian ini terfokus dalam membatasi masalah yang ada. Penelitian ini dibatasi

pada permasalahan mengenai bagaimana peningkatan keterampilan apresiasi

sastra khususnya dalam pembelajaran menulis puisi pada kelas VIII E SMA

Negeri 2 Sanden. Pembatasan masalah tersebut dipilih terkait dengan adanya

masalah yaitu masih rendahnya keterampilan mengapresiasi sastra pada siswa

khususnya dalam menulis kreatif puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanden.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses dan hasil

(24)

SAVI (somatis, visual, auditori, dan intelektual) pada siswa kelas VIII E SMP

Negeri 2 Sanden?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran keterampilan menulis kreatif puisi dengan menggunakan

pendekatan SAVI (somatis, visual, auditori, dan intelektual) pada siswa kelas

VIII E SMP Negeri 2 Sanden.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan judul di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikam manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Adanya penelitian ini diharapkan akan menambah teori atau metode

dalam pembelajaran keterampilan menulis kreatif puisi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai berikut.

a. Bagi siswa, hasil penelitian diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar

khususnya dalam menulis kreatif puisi

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi tolak ukur dalam

(25)

dapat digunakan untuk sebuah referensi strategi pembelajaran untuk

meningkatkan keterampilan menulis kreatif puisi.

c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah pada umumnya.

d. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini akan menjadi bentuk pengabdian dan

penerapan dari ilmu yang didapat, memberikan pengalaman kepada peneliti,

serta dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat terutama dalam bidang

pendidikan menulis puisi.

G. Batasan Istilah

Agar diperoleh pemahaman yang sama antara penyusun dan pembaca

tentang istilah judul skripsi ini, maka perlu adanya pembatasan istilah sebagai

berikut.

1. Peningkatan merupakan cara yang dilakukan secara sengaja untuk

memperbaiki dan mempertinggi kemampuan tertentu. Peningkatan juga

diartikan sebagai suatu perubahan dari keadaan tertentu menuju ke keadaan

yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Kemampuan menulis merupakan kecakapan seseorang dalam

mengekspresikan pikiran dan perasaannya ke dalam bahasa tulis, sehingga

hasilnya dapat dipahami oleh orang lain.

3. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan

semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur

(26)

4. Pendekatan SAVI merupakan pendekatan yang menekankan belajar

berdasarkan aktivitas, yaitu bergerak aktif secara fisik ketika belajar.

Pendekatan SAVI juga melibatkan kelima indra dan emosi dalam proses

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Menulis

Menulis bagi seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk

mencapai maksud dan tujuan tertentu selain untuk diucapkan. Tarigan (1982: 21)

mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang

grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,

sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut,

kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut. Tarigan (1986: 3)

menambahkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap

muka dengan orang lain.

Akhadiah (1996: 8), menyatakan bahwa menulis merupakan suatu bentuk

komunikasi, yaitu suatu proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran gagasan

yang disampaikan, merupakan ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan

alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca, dan merupakan bentuk

komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca

yang dibatasi jarak dan waktu. Aksana (2006: 8), menyatakan bahwa menulis

merupakan kegiatan menuangkan pengetahuan, perenungan, pandangan terhadap

suatu masalah, imanjinasi, perasaan, pengalaman, dan cita-cita dalam sebuah

rangkaian kata. Dari pendapat-pendapat yang sudah disampaikan dapat

(28)

digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan dan untuk menyampaikan

pesan (komunikasi) melalui bahasa tulis sebagai alat atau medianya, sehingga

mudah untuk dipahami oleh pembaca.

2. Tujua dan Manfaat Menulis

Di dalam menulis tentunya memiliki tujuan, fungsi, dan manfaat.

Beberapa tujuan tersebut yaitu: Tujuan menulis: 1) Menyampaikan pokok pikiran

atau gagasan kepada para pembaca, 2) Memberi informasi tentang suatu naskah

kepada pembaca, 3) Memberi hiburan kepada pembaca, 4) Mempengaruhi

pembaca atas argumentasi (pendapat) yang diungkapkannya melalui tulisan,

(KBBI: 872). Dengan demikian, tujuan seseorang menulis sangat variatif sesuai

dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

Akhadiah dkk (1996: 1-2) mengemukakan menulis memiliki beberapa

manfaat antara lain: 1) dapat mengenali kemampuan dan potensi diri, 2) melalui

kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan, 3) memperluas

wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan, 4)

menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri kita sendiri, 5)

dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif, 6) dengan

menulis kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan, 7) mendorong kita

untuk belajar secara aktif, 8) kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan

kita bepikir serta berbahasa secara tertib. Kegiatan menulis sangat besar

manfaatnya, khususnya dalam dunia pendidikan, untuk itu kegiatan menulis ini

(29)

3. Keterampilan Menulis Kreatif Puisi a. Pengertian Puisi

Menurut Tarigan (1984: 4) kata puisi berasal dari bahasa Yunani “poesis”

yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris di sebut “poetry” artinya puisi, poet artinya penyair, poem berarti syair atau sajak. Arti yang semacam ini

lama-kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi “ hasil seni sastra yang kata -katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama sajak dan

kata-kata kiasan. Menurut Sayuti (2008: 24), puisi adalah karya sastra yang

memanfaatkan sarana bahasa secara khas. Pradopo (2002: 314) menyatakan

bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak langsung. Puisi merupakan ucapan

ke inti pati masalah, peristiwa, atau pun cerita pencritaan. Berdasarkan

pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah

karya sastra yang estetis yang merupakan sebuah ekspresi yang memanfaatkan

bahasa khas seperti rima, majas, dan irama.

Menulis puisi sendiri menurut Jabrohim (2003: 67), adalah suatu kegiatan

seseorang yang menuntut seorang penulis harus cerdas, menguasai bahasa, luas

wawasannya, serta peka perasaannya. Menulis kreatif puisi ialah kegiatan yang

dilakukan oleh individu, sedangkan lingkungan dan orang hanyalah menjadi

stimulus. Menulis kreatif puisi yaitu menulis kembali apa yang dilihat, dirasakan,

dipikirkan, dan dilakukan seseorang yang dituangkan dalam bentuk puisi. Saini

(1993: 153) menyatakan bahwa menulis kreatif puisi dapat membuat seseorang

menggunakan kata-kata secara konotatif, menyusun irama dan bunyi, menyusun

(30)

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan mengenai menulis puisi

dapat disimpulkan bahwa menulis kreatif puisi yaitu kegiatan mengungkapakan

perasaan dan pikiran yang dituangkan melalui tulisan yang memperhatikan

penggunakan diksi, bunyi, dan bentuk sehingga mengandung makan tertentu.

b. Unsur Pembangun Puisi

Puisi tidak semata-mata hanya sebuah kata-kata, namun didalam puisi

terdapat sebuah unsur. Unsur-unsur pembangun puisi merupakan unsur yang

membentuk sebuah puisi menjadi karya sastra yang utuh. Berikut unsur-unsur

pembangun puisi:

1)Diksi

Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk

mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak dan menggejala

dalam dirinya (Sayuti, 2008: 143). Secara sederhana diksi merupakan pilihan kata

yang digunakan oleh penyair dalam mengolah bahasa dalam karya puisinya.

Sayuti (2008: 160) menegaskan bahwa diksi dalam puisi tetap diorientasikan pada

sifat-sifat hakiki puisi itu sendiri, yaitu.

a) Secara emotif, kata-kata pilihan disesuaikan dengan hal yang akan

diungkapkan.

b) Secara objektif, kata-kata disesuaikan dengan kata lain dalam rangka

membangun kesatuan tekstual puisi.

c) Secara imitatif/referensial, kata-kata diperhitungkan potensinya dalam

mengembangkan imajinasi sehingga mampu menghimbau tanggapan

(31)

d) Secara konotatif, kata-kata diperhitungkan agar mampu memberikan efek

tertentu pada diri pembacanya. Dengan demikian diksi merupakan media

yang digunakan penyair dalam mengungkapkan gagasannya dalam sebuah

puisi.

2) Citraan

Citraan adalah kesan yang terbentuk dalam imajinasi melalui sebuah kata

atau rangkaian kata yang sering kali merupakan anganangan. Menurut Sayuti

(2008: 170), citraan merupakan gambaran pengalaman indera, dalam puisi, yang

tidak hanya terdiri dari gambaran mental saja, tetapi sesuatu yang mampu pula

menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain.

Menurut Sayuti (2008: 174), macam-macam citraan dalam puisi sesuai

dengan jenis indera atau perasaan yang ingin digugah atau yang ingin

dikomunikasikan penyair adalah sebagai berikut.

a)Citra visual, yang berhubungan dengan indera penglihatan.

b)Citra auditif, yang berhubungan dengan indera pendengaran.

c)Citra kinestetik, yang membuat sesuatu yang ditampilkan tampak bergerak.

d)Citra termal atau rabaan, yang berhubungan dengan indera peraba.

e)Citra penciuman, yang berhubungan dengan indera penciuman.

f)Citra pencecapan, yang berhubungan dengan indera pencecapan.

3)Bahasa Kias

Menurut Sayuti (2008: 195), bahasa kias merupakan cakupan semua jenis

ungkapan bermakna lain dengan makna harfiahnya yang bisa berupa kata, frase,

(32)

gaya bahasa yang merupakan gaya yang diwujudkan secara khas oleh penyair

terhadap puisi yang dituliskan dengan tujuan fungsi estetis puisi. Sayuti (2008:

195) bahasa kias yang paling sering digunakan dalam puisi dapat dikelompokkan

ke dalam tiga golongan besar, yaitu kelompok pembandingan (metafora-simile),

penggantian (metomini-sinekdok), dan pemanusiaan (personifikasi).

4)Persajakan

Dalam puisi dikenal adanya persajakan, yakni pola estetika bahasa yang

dibangun secara sadar berdasarkan ulangan suara (Sayuti, 2008: 103). Secara luas

persajakan dapat diartikan sebagai kesamaan dan atau kemiripan bunyi tertentu di

dalam dua kata atau lebih, baik yang berposisi di akhir kata, maupun yang berupa

perulangan bunyi yang sama yang disusun pada jarak atau rentangan tertentu

secara teratur (Sayuti, 2008: 104).

5)Makna

Dalam sebuah puisi makna digali dari proses pembacaan puisi dengan

perbandingan bait demi bait yang menggunakan media bahasa. Pada hasil

penggalian makna ini akan ditemukan perasaan penyair terhadap puisinya dan

amanat yang terkandung dalam puisi tersebut. Makna puisi merupakan praksis

transformasi yang dilakukan secara sadar oleh pembaca. Hal ini dikarenakan

bahasa puisi cenderung mengintegrasikan satuan-satuan ekspresi dari tahapan arti

secara mimesis ke tahapan makna secara semiosis. Untuk mengetahui makna yang

terdapat pada sebuah puisi, pembaca harus melalui proses pembacaan mimesis.

(33)

akhir, dari judul, bait pertama hingga terakhir dengan mengikuti bentangan

sintagmatik. Inilah yang disebut pembacaan heuristik (Sayuti, 2008: 349).

4. Tahapan Menulis Puisi

Sayuti (2000: 5), menyatakan bahwa tahap-tahap dalam menulis puisi adalah

sebagai berikut.

a. Tahap Preparasi atau Persiapan

Dalam tahap ini merupakan tahap pengumpulan informasi dan data yang

dibutuhkan. Persiapan berupa pengalaman-pengalaman yang mempersiapkan

seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah tertentu. Semakin

banyak pengalaman mengenai masalah atau tema yang dimiliki, maka semakin

mudah dan lancar seseorang dalam proses tersebut.

b. Tahap Inkubasi atau Pengendapan

Pada tahap ini, seluruh bahan mentah diolah dan diperkaya melalui

akumulasi pengetahuan serta pengalaman yang relevan.

c. Tahap Iluminasi

Pada tahap ini iluminasi semuanya menjadi jelas, tujuan tercapainya

penulisan (penciptaan) karya dapat diselesaikan. Seorang penulis akan merasakan

suatu kelegaan dan kebahagiaan karena apa yang semula masih berupa gagasan

dan masih samar-samar akhirnya menjadi suatu yang nyata.

d. Tahap Verifikasi atau Tinjauan secara Kritis

Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi terhadap karyanya sendiri. Jika

diperlukan, ia bisa melakukan modifikasi, revisi, dan lain-lain. Berdasarkan uraian

(34)

melalui tahap preparasi atau persiapan, inkubasi atau pengendapan, iluminasi, dan

verifikasi atau tinjauan secara kritis.

5. Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi di SMP

Di dalam Kurikulum 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) disebutkan bahwa menulis merupakan keterampilan yang harus diajarkan

dan dikuasai oleh siswa (Sulistyorini, 2010: 12). Kompetensi dasar menulis sastra

yang harus dicapai siswa SMP kelas VIII yaitu menulis puisi bebas dengan

menggunakan pilihan kata yang sesuai.

Tabel 1: Standar Kompetensi Menulis Puisi Kelas VIII Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 16. Mengungkapkan pikiran dan

perasaan dalam puisi bebas.

16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan.

Sumber: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Penelitian ini menggunakan kompetensi dasar menulis kreatif puisi dengan

menggunakan pilihan diksi yang sesuai. Penelitian dilakukan terhadap kelas VIII

SMP Negeri 2 Sanden, dengan asumsi bahwa kelas VIII sangat tepat untuk

mendapatkan perlakuan ini mengingat kemampuan menulis kreatif puisi mereka

harus dimatangkan. Selain hal tersebut, kompetensi dasar menulis puisi bebas

memang diberikan pada siswa kelas VIII.

6. Evaluasi Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi

Menurut Nurgiyantoro (2010: 19), penilaian ialah alat ukur untuk

mengetahui seberapa jauh tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dapat

(35)

suatu aktivitas yang pada akhirnya menghasilkan suatu bentuk karya sastra berupa

puisi, sehingga tes yang digunakan ialah tes esai menulis kreatif puisi. Tes esai

adalah tes proses berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi,

menuntut kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan, menganalisis,

menghubungkan konsep-konsep, menilai, dan memecahkan masalah

(Nurgiyantoro, 2010: 95).

Dalam penelitian ini, yang menjadi patokan kriteria penulisan kreatif puisi

pada siswa adalah unsur pembangun puisi yang terdiri dari diksi, citraan, bahasa

kias, persajakan, dan makna atau pesan serta pemilihan judul yang memikat. Hal

ini mengingat instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah soal-soal esai

dalam menulis kreatif puisi, maka penilaian yang dipakai menggunakan penilaian

dengan memberikan skor secara berskala. Nurgiyantoro (2010: 349) menyatakan

bahwa pertanyaan atau soal-soal esai memiliki skor secara berskala karena pada

prinsipnya semua jawaban yang telah diberikan oleh subjek penelitian mempunyai

nilai atau selayaknya diberi skor. Penilaian tes esai menulis kreatif puisi juga

termasuk dalam penilaian ranah kognitif. Nurgiyantoro (2010: 327) mengatakan

bahwa hasil belajar sastra yang bersifat kognitif lebih banyak berhubungan

dengan kemampuan dan proses berpikir.

7. Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)

Pendekatan pembelajaran ialah pola dalam merencanakan pembelajran di

kelas. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar

(36)

Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan belajar yang paling maju yang

digunakan pada masa sekarang. Accelerated Learning didasarkan pada penelitian

ini. Dalam pembelajaran ini dapat menggunakan metode dan media yang sifatnya

terbuka dan luwes.

Pada dasarnya, pendekatan SAVI (atau multi indrawi) merupakan bagian

dari teori pembelajaran Accelerated Learning (AL), teori otak kanan/kiri; pilihan

modalitas (visual, auditorial dan kinestetik); teori kecerdasan ganda; pendidikan

menyeluruh; belajar berdasarkan pengalaman; dan belajar dengan simbol.

Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan

belajar yang paling baik adalah melibatkan semua indra dan segenap kedalaman

serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari

bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Mengaitkan sesuatu dengan

hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif, dan hidup. SAVI

menekankan belajar berdasarkan aktivitas, yaitu bergerak aktif secara fisik ketika

belajar dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh

tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar (Astuti, 2002: 90-91).

Dengan kata lain, pendekatan SAVI melibatkan kelima indra dan emosi

dalam proses belajar. Siswa tidak hanya duduk diam di tempat mendengarkan

penjelasan dari guru. Akan tetapi, mereka diajak bergerak secara aktif dan kreatif

sehingga turut terlibat atau mengalami sendiri peristiwa pembelajaran dan

menemukan sendiri inti yang dipelajari. Pembelajaran SAVI sejalan dengan

(37)

Menurut Dave Meirer (via Astuti, 2002: 54-55), prinsip pembelajaran

SAVI adalah sebagai berikut.

a. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya melibatkan

otak tetapi juga melibatkan seluruh tubuh atau pikiran dengan segala emosi, indra,

dan sarafnya.

b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu

yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar.

c. Kerjasama membantu proses belajar. Siswa biasanya belajar lebih banyak

dengan berinteraksi dengan teman-teman daripada yang mereka pelajari dengan

cara lain mana pun.

d. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. Belajar

bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu linear melainkan menyerap

hal banyak sekaligus.

e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik).

f. Belajar paling baik adalah belajar dengan konteks.

g. Emosi positif sangat membantu pelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan

kuantitas seseorang.

h. Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.

Istilah SAVI yang terdiri dari Somatis (S) yang bermakna gerakan tubuh

(hands-on, aktivitas fisik), yaitu belajar dengan mengalami dan melakukan.

Auditori (A) bermakna bahwa belajar dengan mendengarkan, menyimak,

berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi.

(38)

menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media, dan alat

peraga. Intelektual (I) bermakna bahwa belajar menggunakan kemampuan

berpikir (minds-on) belajar dengan konsentrasi pikiran dan berlatih

menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan

mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. Sesuai

dengan singkatan dari SAVI sendiri yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan

Intelektual, maka karakteristiknya ada empat bagian (Hamid, 2011: 60), yaitu:

1. Belajar Somatis

Somatis atau somatic berasal dari bahasa Yunani yaitu tubuh sama. Jika

dikaitkan dengan belajar maka dapat diartikan learning by moving and doing

(belajar dengan bergerak dan berbuat) atau dapat dikatakan keterlibatan dengan

objek-objek empiris. Menurut Meirer (2002: 92), somatis adalah pembelajaran

yang memanfaatkan dan melibatkan tubuh indra peraba, kinestetik, melibatkan

fisik dan menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung.

Dalam konteks pembelajaran bahasa, somatis berarti belajar dengan

memanfaatkan indra peraba dan kinestetik yang melibatkan fisik untuk

beraktivitas. Jadi, pembelajaran tidak hanya diarahkan pada pencapaian

kemampuan verbal saja, tetapi diarahkan pada aktivitas fisik yang menyertai

aktivitas verbal sehingga terjadi kepaduan dalam pikiran dan tubuh secara fisik,

bangkit dari tempat duduknya untuk melakukan aktivitas bermakna.

2.Belajar Auditori

Learning by talking and hearing (belajar dengan berbicara dan

(39)

kita sadari, telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi

bahkan tanpa kita sadari. Belajar dengan auditori berarti mengakses jenis bunyi

dan kata yang diciptakan maupun diingat. Belajar bahasa secara auditori

ditekankan pada aktivitas mendengarkan suara-suara melalui berbagai dialog yang

tercipta selama proses pembelajaran di kelas.

3.Belajar Visual

Learning by observing and picturing (belajar dengan mengamati dan

menggambarkan). Menurut Meier (2002: 97), dalam otak kita terdapat lebih

banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indra yang

lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat

melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau

program komputer. Pembelajaran bahasa secara visual menuntut ketersediaan

berbagai media yang dapat diamati secara langsung oleh pembelajar untuk

kemudian membicarakannya dalam bentuk lisan dan tulis. Meier (2002: 99),

menambahkan hal penting yang dapat dilakukan di kelas untuk meningkatkan

kemampuan visual dan berbahasa siswa adalah dengan meminta mereka

mengamati situasi nyata tertentu, memikirkannya, kemudian membicarakannya

kepada orang lain disertai dengan menggambarkan proses, prinsip, atau makna

yang diamatinya.

4.Belajar Intelektual

Learning by problem solving and reflecting (belajar dengan memecahkan

masalah dan melakukan refleksi). Tindakan pembelajar yang melakukan sesuatu

(40)

merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan

nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual adalah

bagian diri yang merenung, mencipta, dan memecahkan masalah (Astuti, 2002:

99). Dengan kemampuan intelektual ini, siswa dapat menghubungkan pengalaman

mental, fisik, emosional, dan intuitif untuk membuat makna baru dan melahirkan

gagasan kreatif dari proses penyaringan informasi. Meier (2002: 100) menjelaskan

bahwa belajar bisa optimal apabila keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa

pembelajaran.

8. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan SAVI

Menurut Meier (2002: 91-99), pendekatan SAVI memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari pendekatan SAVI ialah a)

membangkitkan kecerdasan dan kreativitas siswa melalui penggabungan gerak

fisik dengan aktivitas intelektual, b) menciptakan suasana belajar yang lebih baik,

menyenangkan, menarik, dan efektif, c) memaksimalkan ketajaman konsentrasi

melalui pembelajaran secara visual, auditori, dan intelektual, d) pembelajaran

tidak terpusat pada guru.

Kekurangan dari pendekatan SAVI ialah a) pembelajaran yang melibatkan

semua indra dan pikiran membutuhkan kemampuan yang lebih sehingga

kemungkinan penerapan kedua pokok tersebut akan mengalami kesulitan, b)

sarana dan prasarana yang digunakan akan lebih banyak, c) pembelajaran

membutuhkan persiapan yang lebih matang di segala aspek, d) membutuhkan

pengaturan kelas yang lebih baik oleh guru agar siswa terlibat aktif dalam

(41)

9. Tahap-Tahap Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi dengan Pendekatan SAVI

Menurut Astuti (2002: 106), SAVI akan berjalan dengan baik apabila

sudah melalui empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penyampaian, tahap

pelatihan, dan tahap penampilan hasil.

a. Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)

Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan

positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka

dalam situasi optimal untuk belajar.

b. Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)-Konsep Somatis

1) Guru menjelaskan mengenai pembelajaran menulis kreatif puisi dengan

pendekatan SAVI.

2) Guru dan siswa berdiskusi mengenai puisi dan unsur-unsur pembangun puisi.

3) Guru mengajak siswa melakukan pengamatan lingkungan dengan diberi

lembar kerja pengamatan.

Tema Pengamatan 1: Lingkungan Sungai

Tema Pengamatan 2: Lingkungan Sekolah

4) Siswa diminta mengamati dan berinteraksi dengan lingkungan tersebut.

c. Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)-Konsep Auditori, Visual, dan Intelektual

5) Siswa diminta melibatkan semua panca indra selama kegiatan pengamatan

berlangsung.

6) Siswa menuliskan apa yang mereka lihat, temukan, dan dengar selama

(42)

7) Siswa diminta memilih dan menggunakan kata kunci yang sudah ditulis untuk

dirangkai menjadi sebuah puisi utuh dengan memperhatikan unsur-unsur

pembangun puisi.

8) Siswa menyunting hasil pekerjaan menulis kreatif puisi

d. Tahap Penampilan Hasil (Kegiatan Penutup)

Pada tahap ini guru membantu siswa menerapkan dan memperluas

pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar

akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.

10. Penilaian Pembelajaran Menulis Puisi

Nurgiyantoro (2012: 6) mengemukakan bahwa, penilaian merupakan suatu

proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Kadar pencapaian tujuan baru

dapat diketahui setelah dilakukannya penilaian. Menulis puisi merupakan salah

satu tugas kesastraan yang berkaitan dengan penciptaan secara kreatif. Adapun

kriteria penilaian puisi dapat bertolak dari kemampuan dalam membangun

harmoni atau keselarasan unsur-unsur puisi (Abidin, 2012: 289).

Pedoman penilaian yang digunakan dalam penelitian ini modifikasi dari

pedoman penilaian menulis puisi yang dikemukakan Nurgiyantoro (2012: 487),

dan pedoman penilaian yang digunakan pada program ESL (English as a Second

Language) yang kemudian dilakukan modifikasi. Adapun rubrik penilaian

(43)

Tabel 2: Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi

No. Aspek yang Dinilai

Tingkat Capaian Kinerja

5 4 3 2 1

1. Kebaruan tema dan makna 2. Keaslian pengucapan 3. Kekuatan imajinasi 4. Ketapatan diksi

5. Pendayaan pemajasan dan citraan 6. Respon aktif guru

Jumlah skor:

Model penilaian yang digunakan pada program ESL (English as a Second

Language) menggunakan model skala interval untuk tiap tingkatan tertentu pada

tiap aspek yang dinilai (Nurgiyantoro, 2012: 440). Dengan demikian, penilaian

dilakukan secara rinci dan teliti dalam memberikan skor. Model penilaian pada

program ESL (English as a Second Language) yang dimodifikasi dari Hartfield

(44)

Tabel 3: Model Penilaian Menulis dengan Pembobotan Tiap Komponen

PROFIL PENILAIAN KARANGAN Skor

Isi 27-30 SANGAT BAIK-SEMPURNA: padat informasi* substantif*

pengembangan tesis tuntas* relevan dengan permasalahan dan tuntas 22-26 CUKUP BAIK: Informasi cukup* substansi cukup* pengembangan tesis

terbatas* relevan dengan permasalahan tetapi tidak tuntas

17-21 SEDANG-CUKUP: informasi terbatas* substansi kurang* pengembangan tesis tidak cukup* permasalahan tidak cukup

13-16 SANGAT-KURANG: tidak berisi* tidak ada substansi* tidak ada pengembangan tesis*tidak ada permasalahan*

Organisasi 18-20 SANGAT BAIK-SEMPURNA: ekspresi lancar* gagasan diungkapkan dengan jelas*padat* tertata dengan baik* urutan logis* kohesif

14-17 CUKUP-BAIK: kurang lancar* kurang terorganisir tetapi ide utama terlihat* bahan pendukung terbatas* urutan logis tetapi tidak lengkap 10-13 SEDANG-CUKUP:tidak lancar* gagasan kacau* terpotongpotong*

urutan dan pengembangan tidak logis

5-9 SANGAT-KURANG: tidak komunikatif* tidak terorganisir* tidak layak nilai*

Kosakata 18-20 SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemanfaatan potensi kata canggih* pilihan kata dan ungkapan tepat* menguasai pembentukan kata

14-17 CUKUP-BAIK: Pemanfaatan potensi kata agak canggih* pilihan kata dan ungkapan kata kadang kurang tepat tapi tidak mengganggu

10-13 SEDANG-CUKUP: Pemanfaatan potensi kata terbatas* sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna

7-9 SANGAT-KURANG: Pemanfaatan potensi kata asal-asalan* pngetahuan kosakata rendah

Penggunaan bahasa 22-25 SANGAT BAIK-SEMPURNA: konstruksi kompleks tetapi efektif* hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bahasa

18-21 CUKUP-BAIK: konstruksi sederhana tetapi efektif* kesalahan kecil pada konstruksi kompleks* terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur

11-17 SEDANG-CUKUP: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat-kalimat* makna membingungkan atau kabur

5-10 SANGAT-KURANG: tidak menguasai aturan sintaksis* terdapat banyak kesalahan*tidak komunikatif* tidak layak nilai

Mekanik 5 SANGAT BAIK-SEMPURNA: menguasai aturan penulisan* hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan* pengembangan ide pokok dalam tiap paragraf tuntas

4 CUKUP-BAIK: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna* pengembangan ide pokok dalam tiap paragraf tuntas

3 SEDANG-CUKUP: serius terjadi kesalahan ejaan* makna membingungkan atau kabur*pengembangan ide pokok dalam tiap paragraph

2 SANGAT-KURANG: tak menguasai aturan penulisan* terdapat banyak kesalahan ejaan* tulisan tidak terbaca* tidak layak nilai* pengembangan ide pokok tiap paragraf kacau

Pada penelitian ini enam aspek yang terdapat dalam Tabel 2 Rubrik

Penilaian Tugas Menulis Puisi dikembangkan menjadi tujuh aspek.

Pengembangan aspek penilaian dilakukan dengan menguraikan unsur-unsur

(45)

menjadi unsur-unsur pembangun puisi lain yang belum tercantum dalam rubrik

penilaian tersebut.

Selain itu, pedoman penilaian dimodifikasi juga berdasarkan Pedoman

Penilaian Menulis yang digunakan pada program ESL (English as a Second

Language) yang dimodifikasi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan unuk

mempermudah penilaian terhadap unsur-unsur pembangun puisi. Adapun rubrik

penilaian puisi peserta didik yang mengadaptasi Tabel 2 Rubrik Penilaian Tugas.

Pedoman penilaian pada program ESL (English as a Second Language)

(46)

Tabel 4: Pedoman Penilaian Menulis Puisi

No. Aspek Tingkat Capaian Kinerja

Indikator Skor

1. Kebaruan puisi

SANGAT BAIK –SEMPURNA: puisi yang diciptakan meyakinkan pembaca/pendengar bahwa berbeda dengan puisi-puisi yang lain dan menimbulkan kesan baru

5

CUKUP-BAIK: puisi yang diciptakan cukup meyakinkan pembaca/pendengar bahwa berbeda dengan puisi-puisi yang lain dan menimbulkan kesan baru

4

SEDANG-CUKUP: puisi yang diciptakan kurang meyakinkan pembaca/pendengar bahwa berbeda dengan puisi-puisi yang lain dan menimbulkan kesan baru

3

SANGAT KURANG: puisi yang diciptakan tidak

meyakinkan pembaca/pendengar bahwa berbeda dengan puisi-puisi yang lain dan menimbulkan kesan baru

2

2. Kekuatan Imajinasi

SANGAT BAIK –SEMPURNA: imajinasi dapat membangkitkan daya imajinasi pembaca dan memperjelas gagasan yang diungkapkan

5

CUKUP-BAIK: imajinasi cukup membangkitkan daya imajinasi pembaca/pendengar dan cukup memperjelas gagasan yang diungkapkan

4

SEDANG-CUKUP: imajinasi kurang dapat membangkitkan daya pembaca/pendengar dan kurang memperjelas gagasan yang diungkapkan.

3

SANGAT KURANG: imajinsi tidak membangkitkan daya imajinasi pembaca/pendengar dan tidak memperjelas gagasan yang diungkapkan

2

3. Ketepatan Diksi

SANGAT BAIK-SEMPURNA: pemilihan kata dan keefektifan kata yang digunakan tepat

5

CUKUP-BAIK: pemilihan kata dan keefektifan kata yang digunakan cukup tepat 4 SEDANG-CUKUP: pemilihan kata dan keefektifan kata yang digunakan kurang tepat

3

SANGAT KURANG: pemilihan kata dan keefektifan kata yang digunakan tidak tepat

2

4. Pemberda yaan Majas

SANGAT BAIK –SEMPURNA: pemajasan yang digunakan mengekspresikan pikiran yang diungkapkan dan membangun nilai estetis

5

CUKUP-BAIK: pemajasan yang digunakan cukup mengekspresikan pikiran yang diungkapkan dan cukup membangun nilai estetis

4

SEDANG-CUKUP: pemajasan yang digunakan kurang mengekspresikan pikiran yang diungkapkan dan kurang membangun nilai estetis

3

SANGAT KURANG: pemajasan yang digunakan tidak mengekspresikan pikiran yang diungkapkan dan tidak membangun nilai estetis

2

5. Pemberda yaan Citraan

SANGAT BAIK –SEMPURNA: citraan yang digunakan dapat mengonkritkan penggunaan gagasan dan membangkitkan tanggapan imajinasi

5

CUKUP-BAIK: citraan yang digunakan cukup dapat pengonkritkan pengungkapkan gagasan dan membangkitkan tanggapan imajinasi

4

SEDANG-CUKUP: citraan yang digunakan kurang dapat pengonkritkan pengungkapkan gagasan dan membangkitkan tanggapan imajinasi

3

SANGAT KURANG: citraan yang digunakan tidak dapat pengonkritkan pengungkapkan gagasan dan membangkitkan tanggapan imajinasi

2

6. Pengguna an Rima

SANGAT BAIK –SEMPURNA: penggunaan rima membangkitkan nilai estetis puisi

5

CUKUP-BAIK: penggunaan rima cukup dapat membangkitkan nilai estetis puisi 4 SEDANG-CUKUP: penggunaan rima kurang

membangkitkan nilai estetis puisi

3

SANGAT KURANG: penggunaan rima tidak dapat membangkitkan nilai estetis puisi

2

7. Penyampa ian Amanat

SANGAT BAIK –SEMPURNA: amanat disampaiakan dengan jelas dan mudah dimengerti

5

CUKUP-BAIK: amanat disampaikan dengan cukup jelas dan mudah dimengerti 4 SEDANG-CUKUP: penyampaian amanat kurang jelas dan kurang dapat dimengerti

3

SANGAT KURANG: penyampaian amanat tidak jelas dan tidak dapat dimengerti

(47)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Putri Aprilia Artanti (2012) dengan judul Upaya Peningkatan

Keterampilan Menulis Puisi dengan Menggunakan Strategi Tulis Kini pada Siswa

Kelas VIIB SMP Negeri 1 Seyegan Sleman. Strategi yang digunakan pada

penelitian tersebut menggunakan refleksi pengalaman-pengalaman yang telah

siswa alami. Strategi ini mendramatisir proses pembelajaran guna meningkatkan

perenungan 31 siswa secara mandiri dengan meminta siswa menuliskan apa yang

telah dirasakan dengan pengalaman yang didapat dengan langsung menuliskan

pada selembar kertas. Peningkatan ini dibuktikan dengan skor menulis puisi dari

rata-rata pada pratindakan 16,64 menjadi 28,17 pada rata-rata pengambilan skor

puisi terakhir. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena sama-sama

merefleksikan pengalaman siswa ke dalam sebuah puisi. Perbedaannya penelitian

tersebut menggunakan strategi Tulis Kini, sedangkan penelitian ini dengan

pendekatan SAVI.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah Welly Desi Prihantari (2010)

dengan judul Keefektifan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan

Intelektual) dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi. Pada skripsi Welly

diperoleh hasil perhitungan analisis uji-t data pretest dan posttest kemampuan

menulis kreatif puisi kelompok eksperimen diperoleh thitung sebesar 15,763,

ttabel sebesar 2,031 dengan db 31. Nilai thitung lebih besar daripada ttabel

(48)

uji-t tersebut menunjukkan bahwa pendekatan SAVI efektif digunakan dalam

pembelajaran menulis kreatif puisi.

Persamaan skripsi ini dengan milik Welly yaitu sama-sama menulis kreatif

puisi dengan pendekatan SAVI, namun perbedaannya yaitu pada skripsi ini

penelitian kelas (PTK), sedangkan pada skripsi Welly yaitu eksperimen. Pada

skripsi tersebut pendekatan SAVI untuk pembelajaran menulis kreatif puisi

dinyatakan berhasil karena nilai menulis puisi peserta didik yang menggunakan

pendekatan SAVI lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran menulis puisi tidak selamanya sempurna dan mencapai hasil

yang baik dan maksimal. Ada pun permasalahan dalam pencapaian tujuan

pembelajaran dalam menulis puisi antara lain adalah tidak semua peserta didik

dapat menulis puisi dengan baik. Peserta didik masih menganggap menulis puisi

adalah hal yang sulit, karena mereka harus menemukan ide dan

mengungkapkannya dengan bahasa yang menarik, padat, dan indah. Berdasarkan

fenomena tersebut, perlu digunakan sebuah pendekatan atau metode yang dapat

meningkatkan keterampilan menulis peserta didik.

Pendekatan SAVI dipandang sesuai untuk menangani kendala-kendala dan

hambatan dalam proses pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran menulis kreatif

puisi dengan pendekatan SAVI akan melibatkan siswa secara aktif dan

menciptakan lingkungan yang kondusif. Hal itu akan mengubah cara menemukan,

mengalami, menciptakan, dan mengevaluasi sendiri materi yang dipelajari dengan

(49)

didik secara langsung, sehingga sangat efisien. Pembelajaran menulis kreatif puisi

dengan pendekatan SAVI yaitu Somatis belajar dengan bergerak dan berbuat,

Auditori belajar dengan berbicara dan mendengarkan, Visual belajar dengan

mengamati dan mendengarkan, dan Intelektual belajar dengan pemecahan

masalah dan melakukan refleksi mampu menjadi alternatif pembelajaran yang

menyenangkan. Melalui pendekatan SAVI, peserta didik dilatih untuk

mengoptimalkan panca indera mereka agar mereka dapat menentukan poin-poin

yang akan menjadi batu loncatan mereka saat mengembangkan menjadi suatu

puisi yang utuh. Selain itu, pendekatan SAVI mengajarkan peserta didik menjadi

lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas dengan pendekatan SAVI dalam pembelajaran

menulis puisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi peserta

didik. Hasil penelitian ini dapat menjadikan solusi dalam meningkatkan minat dan

motivasi peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi, serta dapat

meningkatkan kemampuan menulis puisi peserta didik SMP Negeri 2 Sanden.

D.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas, hipotesis tindakan yang dapat diajukan

adalah sebagai berikut: “Jika pembelajaran menulis kreatif puisi pada peserta didik kelas VIII E SMP N 2 Sanden, menggunakan pendekatan SAVI, sikap,

proses dan hasil pembelajaran menulis kreatif puisi peserta didik kelas VII E SMP

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sanden Bantul SMP

Negeri 2 Sanden yang beralamat di Jalan Samas, Srigading, Sanden, Bantul

Yogyakarta. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan April hingga bulan Mei 2016

pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 2

Sanden. Siswa dalam kelas ini berjumlah 28 orang yang di antaranya terdiri dari

16 orang siswa perempuan dan 12 orang siswa laki-laki. Objek penelitian ini

adalah proses pembelajaran menulis kreatif puisi dengan pendekatan SAVI

(somatis, visual, auditori, dan intelektual). Dalam pembelajaran menulis kreatif

puisi di SMP Negeri 2 Sanden pada kelas VIII E guru masih menggunakan

metode konvensional yaitu dengan model ceramah di depan kelas, sehingga

banyak siswa yang merasa bosan dan jenuh sehingga mengurangi minat belajar

siswa saat pembelajaran berlangsung.

Dalam pembelajaran menulis kreatif puisi siswa mengalami kesulitan

ketika ditugaskan untuk menuangkan ide mereka yang dikaji dalam bentuk puisi.

Mereka seperti kesulitan untuk menemukan ide sehingga menghambat kerja

mereka dalam menulis puisi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti memilih kelas VIII

E untuk menjadi setting penelitian. Dengan adanya penelitian tentang upaya

peningkatan keterampilan menulis kreatif puisi dengan pendekatan SAVI ini

(51)

puisi agar tidak membosankan lagi. Selain itu, dengan adanya penelitian ini dapat

mengoptimalkan keterampilan menulis puisi siswa.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas Classroom Action

Research). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh

guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan menekankan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto,

2006: 16).

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti melakukan

penelitian ini dengan berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru Bahasa

Indonesia SMP Negeri 2 Sanden kelas VIII E, yang bernama Rusmini, S.Pd. Guru

sebagai pelaku tindakan sedangkan peneliti sebagai pelaku pengamatan terhadap

berlangsungnya proses tindakan. Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah untuk

meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan pendekatan SAVI.

C. Prosedur Penelitian

1. Rencana Tindakan (Planning)

Pada tahap ini tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu meliputi

prasurvei, menentukan tujuan pembelajaran, yaitu membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), merancang instrumen, membuat lembar observasi dan alat

evaluasi untuk setiap pertemuan. Adapun rincian langkah-langkah yang akan

(52)

a. Observasi mengenai kondisi sekolah, kelas, peserta didik, sarana, dan

prasarana yang mendukung pembelajaran serta pendekatan yang digunakan

dalam pembelajaran.

b. Merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu untuk meningkatkan keterampilan

menulis kreatif puisi dengan penerapan pendekatan SAVI.

c. Penyamaan persepsi antara mahasiswa observer dan guru kolaborator.

Peneliti bersama kolaborator menyamakan persepsi dan berdiskusi untuk

mengidentifikasi permasalahan yang muncul berkaitan dengan pembelajaran

bahasa khususnya menulis puisi.

d. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

e. Membuat rancangan instrumen.

f. Menyiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pada tahap tindakan ini, guru melakukan kegiatan pembelajaran seperti

yang telah direncanakan, yaitu kegiatan pembelajaran menulis kreatif puisi

dengan menggunakan pendekatan SAVI. Pengamatan merupakan upaya

mengamati pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan lembar observasi. Penelitian ini akan dilaksanakan berdasarkan

proses penelitian tindakan menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Madya, 2011:67),

yaitu sebagai berikut.

a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan.

b. Implementasi tindakan.

(53)

d. Perubahan atau revisi untuk perencanaan siklus berikutnya.

3. Refleksi

Refleski dilakukan secara sistematis selama proses pembelajaran

berlangsung. Pada tahap ini dilaksanakan monitoring secara sistematis terhadap

kegiatan yang dilakukan peserta didik selama proses pembelajaran. Monitoring

dilakukan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil pekerjaan

peserta didik. Monitoring bertujuan untuk mengenali dan mengevaluasi

perkembangan yang terjadi dengan adanya tindakan yang telah dilaksanakan.

Kegiatan ini berfungsi untuk mengevaluasi dua hal: (1) apakah pelaksanaan

tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan dan (2) apakah telah mulai terjadi

atau sudah terjadi peningkatan, perubahan positif menuju ke arah pencapaian

tujuan yang ditetapkan. Setelah siklus I selesai, kemudian dilanjutkan siklus II.

Langkah kerja pada siklus II sesuai dengan langkah kerja pada siklus I. Siklus II

diharapkan mampu memperbaiki kegiatan pada siklus I. Refleksi pada setiap

pertemuan dirangkum kembali secara keseluruhan agar diperoleh gambaran secara

umum dalam setiap siklusnya.

4. Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk menghimpun dan menganalisis data yang

diperoleh. Adanya evaluasi pada setiap siklus akan bermanfaat dalam

(54)

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi (pengamatan) bertujuan untuk mengetahui seberapa

jauh efek tindakan yang telah dicapai. Pengamatan dilakukan dengan mengamati

proses pembelajaran menulis puisi baik ketika pratindakan maupun ketika

tindakan yaitu menulis puisi dengan pendekatan SAVI. Kegiatan pengamatan

akan dilakukan oleh dua orang pengamat dan dibantu dengan menggunakan

pedoman pengamatan. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data tentang

penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran menulis puisi di sekolah, sikap

peserta didik dalam pembelajaran, dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan

pendekatan SAVI. Selain itu, pengamatan juga digunakan untuk mengonfirmasi

data yang diperoleh melalui tes, dokumentasi, angket, wawancara, dan catatan

lapangan

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi dari responden dengan melakukan tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro,

2011: 96). Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden. Jenis wawancara yang digunakan adalah

wawancara terpimpin. Penggunaan pedoman wawancara dalam teknik ini, dapat

menunjukkan arah tanya jawab yang akan dilakukan.Wawancara kepada guru

mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII E SMP Negeri 2 Sanden dilakukan

ketika survei dan setelah kegiatan penelitian berlangsung. Wawancara dilakukan

Gambar

Tabel 2: Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi
Tabel 4: Pedoman Penilaian Menulis Puisi
Tabel 5: Kisi-kisi Teknik Pengumpulan Data
Tabel 7: KIsi-kisi Lembar Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Peserta Didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian tarik dan pengamatan struktur mikro diperoleh hasil yang sebanding dengan hasil pengujian ulang komposisi kimia, sehingga dapat disimpulkan telah

Fragmen Tefrit pada Breksi Laharik Menunjukkan Mineral K-Feldspar, Plagioklas, Hornblede, Piroksen, dan Masadasar Gelas .... Fragmen Basalt pada Breksi Laharik Menunjukkan

Hasil analisis korelasi hubungan antara frekuensi menjalani terapi hemodialisa dengan tingkat kepatuhan pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa didapatkan nilai p = 0,774

Evaluasi merupakan proses untuk mengetahui media pembelajaran yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan kelayakan yang diharapkan. Selain evauasi pada tahap ini

Hasil analisa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa smartphone OnePlus dengan strategi diferensiasi produk yang tepat berhasil mengatur kualitas produknya melalui

[r]

Bersama ini diharapkan kehadiran saudara pada acara Pembuktian Kualifikasi pada Hari jumat, Tanggal 24 Oktober 2014, Pukul : 08.30 wib s/d 16.30 Wib dengan membawa

DIMENSI RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN) PERENCANAAN BISNIS (BUSINESS PLANNING) Waktu Pembentukkan organisasi baru (organisasi, produk,..