• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pengembangan bisnis PT. Ojib Kahrisma Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pengembangan bisnis PT. Ojib Kahrisma Nusantara"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS

PT. OJID KHARISMA NUSANTARA

Oleh :

Fadlika Fatchur Rochman Nim. 104092003268

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS

PT. OJID KHARISMA NUSANTARA

Oleh :

Fadlika Fatchur Rochman

Nim. 104092003268

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk Kedua Orang Tuaku

Tiada untaian kata yang sanggup terucap ketika hari

yang dinantikan tiba, hanya kata syukur yang mampu

terucap setelah mimpi itu dapat terwujud.berada dalam

garis antara kegagalan dan keberhasilan, merupakan

hal yang berat, namun akan terasa indah saat kita

melangkah menuju keberhasilan dan meninggalkan

kegagalan dibelakang...

 Jika kamu dapat bermimpi, kamu pasti dapat

mewujudkannya “if you can dream it, you can do it”.

 Pengalaman adalah pelajaran yang paling

berharga dalam hidup ini.

 Allah Tidak akan merubah nasib suatu kaum

apabila kaum tersebut tidak ingin merubahnya...

dan Allah tidak akan memberikan cobaan diatas

(4)
(5)

iii PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

JAKARTA, 15 Juni 2011

Fadlika Fathur Rachman

(6)

iv Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Alamanda Blok P.21 sekt I.2, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan

2004 – 2011 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas sains dan Tekhnologi, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis

PENDIDIKAN NON FORMAL

2001 - 2002 : Quantum Study, Vila Melati Mas 2003-2005 : LBPP – LIA Level CV-4

2004 : Latihan Kader I Himpunan Mahasiswa Islam 2005 : Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa

(LKMM) Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia Wilayah II 2005 : LKMM Se- Indonesia Ikatan Senat Mahasiswa

Pertanian Indonesia

(7)

v 2010 : Pelatihan politik dan kesatuan bangsa, Dinas

KESBANGPOL DKI Jakarta

2010 : Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Organisasi Kepemudaan Tingkat Nasional, Kementrian Pemuda Dan Olahraga RI

PENGALAMAN ORGANISASI

Ketua Bidang PO Ikatan Remaja Kreatif, Bumi Serpong Damai 2006-2008 Staf Litbang BEM Jurusan Agribisnis UIN syarif Hidayatullah Jakarta 2005-2006

Ketua BEM jurusan Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2006-2007

Ketua Bidang Litbang BPW II Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) 2005-2006

Sekretaris Umum BPP Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) 2006-2009

Ketua Komisariat Fakultas Sains dan Teknologi dan Ekonomi, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat 2008-2009

Pengurus Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Cabang Ciputat 2009-2010

Wakil Ketua BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010 Ketua Lembaga Otonom DPP Pemuda Tani Indonesia 2010-2014 Ketua Panitia Training Organization Platform 2006

Ketua Panitia Musyawarah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia 2006

Pemateri Latihan Kader 1 HMI Komisariat Fak. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 2009, 2010

Pemateri Training Organization Platform BEMJ Agribisnis 2007, 2008 Master of Training Latihan Kader 1 HMI Komfastek 2009

(8)

vi PENGALAMAN KERJA

Praktek Kerja Lapangan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedasaan Swadaya (P4S) Tani Mandiri 2007

Peneliti Lapangan Lembaga Survey Indonesia 2006-2007

Asisten Pengawas Pemilihan Langsung Kota tangerang Selatan 2011 Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya, serta dapat dipertanggung jawabkan.

Hormat saya,

(9)

vii KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim Assalamualaikum Wr .Wb

Puji Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis. Shalawat serta salam tidak lupa dipanjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa umat manusia menuju jalan kebaikan.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyususnan laporan ini, terutama kepada:

1. Kepada Orang Tua penulis tercinta, Drs. Dadi Santoso dan Drs. Rika Dewi R atas segala dukungan moril, motivasi, semangat, kekuatan doa kalian yang tak pernah lelah kepada penulis untuk tetap optimis dan kuat untuk menjalankan tanggung jawab, serta adik-adik tersayang, Fathoni, Fauzi , Farhan Serta nenek kami tersayang Hj. Rochmatiah

2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ketua Program Studi Agribisnis, Bapak Drs Acep Muhib, MM dan Sekretaris Program Studi Ibu Rizky Adi Puspita, SP, M.Si atas segala bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis.

4. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM dan Bapak Dr. Taswa Sukmadinata, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan nasihat, arahan dan motivasi.

5. Bapak Dr. Yon Girie, M.Si dan Ibu Rahmi Purnomowati, SP, M.Si selaku Penguji skripsi yang telah memberikan arahan dan saran yang sangat berarti sehingga selesainya penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Ir. Bambang Iswahyanto dan Segenap Staff PT. Ojid Kharisma Nusantara Mas Airil, Kang Rusli, Mba Sri selaku pembimbing Penelitian, atas arahan, saran dan informasi untuk Penelitian Di PT. Ojid Kharisma Nusantara.

7. Kepada seluruh civitas akademik Fakultas Sains dan Teknologi Bapak Tabah, Ibu Tari, Pak Hendra, Ibu Sariah, Mba Tami, Mba Lia.

8. Kepada teman, sahabat, rekan kerja serta pendamping penulis, saudari Jelita Septina Jamallia, SP yang tidak pernah lelah memberikan motivasi, membantu, mendampingi serta memberikan masukan kepada penulis hingga memberikan kekuatan dan semangat disaat lemah.

(10)

viii 10. BEM UIN periode 2009-2010, Pres Aditya Prana, Neng Hikmah Lestari, Taufik Akbar (delon), Ibu Santi, Khaerudin (Udin), Dera, Zulham (engkong), Revi, Om chido, Asep, Rendy (Nduy), Muamar, Iki Amadinda atas segala kekeluargaan yang terbentuk hingga saat ini.

11. Keluarga Agribisnis tersayang Ka Dewi (luv u), Ka Khusnul, Bang Wildan,

Asep, Bang Ano, Uni qudsi, Teh Nina, Ci Iwa, A’ Aci, ( terima kasih atas

bimbingan dan tempat curahan hati selama bergelut di dunia kampus) Tata, Ochie, Mamad, Itang, Icha, Ka Ovie, ka Icha, Ichsan (Bimbim), Lukman, Revi (Hatem), Rouf, Ganjar, Agus, Arianda, Alvin, Riza semua Teman-teman 2007, 2008, 2009 (syukuri dan nikmati proses yang akan kalian lalui).

12. Keluarga besar HMI Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Sains dan Tekhnologi, Ka Faisal, Ka Amel, Bang Miftah, Ka Amay, Mas Erik (om eyi), Kang Arab, ka Fajrin, teh Dila, bang fachru,

13. Dan Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu , terima kasih atas doa dan dukungannya.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat , sebagai bahan memperkaya pengetahuan bagi mereka yang membacanya terutama bagi penulis sendiri.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila ada kekhilafan dalam kata pengantar ini.

Billahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamualaikum . Wr.Wb

Jakarta, Juni 2011

(11)

ix RINGKASAN

FADLIKA FATCHUR ROCHMAN. Strategi Pengembangan Bisnis PT. Ojid Kharisma Nusantara. Di bawah bimbingan Ir. MUDATSIR NAJAMUDDIN M.M dan Dr. TASWA SUKMADINATA M. Si

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia sebesar 1.49% (sensus penduduk 2010) dan dunia sebesar 2.5% setiap tahunnya. Kenaikan jumlah penduduk juga disertai dengan peningkatan konsumsi, khususnya produk perikanan yang mengalami rata-rata peningkatan sebesar 10% dari tahun 2005 sampai 2009 (KKP, 2009). Pada tahun 2008 penyediaan ikan untuk konsumsi mencapai 29,98 Kg per kapita per tahun. Peningkatan permintaan membuka peluang bagi terciptanya usaha dibidang pemasaran produk perikanan.

PT. Ojid Kharisma Nusantara (PT. OKN), merupakan perusahaan pemasaran ikan yang berdiri pada tahun 1990. Dalam perjalanan usahanya sampai saat ini PT. OKN masih tergolong perusahaan kecil, dilihat dari cash flow tahunan yang masih dibawah Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Jangkauan pemasarannya sampai tahun 2011 ini hanya di wilayah DKI Jakarta, dengan mengambil segmentasi pasar restoran, rumah makan, hotel serta katering.

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. 2. Menyusun alternatif strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh

perusahaan.

3. Menetapkan prioritas strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis PT. Ojid Kharisma Nusantara.

(12)

x Hasil pengolahan matriks IFE didapatkan total skor faktor-faktor strategis internal PT. OKN adalah 2,86. Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan utama yaitu kualitas produk yang dihasilkan dengan nilai skor 0,46. Sedangkan faktor strategis yang menjadi kelemahan utama adalah manajemen perusahaan masih sederhana dan sistem pengolahan keuangan dengan nilai sebesar 0,07. Matriks EFE menunjukan bahwa total skor yang diperoleh PT.OKN adalah 2,21. Faktor strategis yang menjadi peluang utama adalah ketersediaan bahan baku dengan nilai skor sebesar 0,37. Ancaman utama yang dihadapi yaitu keberadaan produk subtitusi dengan nilai skor 0,12. Matriks IE menggambarkan posisi PT.OKN berada pada sel V yang berarti strategi diarahkan pada tahan dan keloloa (Hold and Maintance). Kemudian dari matriks SWOT didapatkan 7 alternatif strategi yang dikembangkan berdasarkan posisi perusahaan pada matriks IE, dalam hal ini strategi yang mungkin diterapkan yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

(13)

xi

2.1.1.1 Pengertian strategi 6

2.1.1.2 Model Manajemen Strategi 7

2.1.1.3 Analisis Lingkungan 9

2.1.2 Definisi Pengembangan 13

2.1.3 Definisi dan Karakteristik Bisnis 14 2.1.4 PT. Ojid Kharisma Nusantara 16

2.1.5 Agribisnis Perikanan 16

2.1.4 Karakteristik Produk Perikanan 18

2.2 Penelitian Terdahulu 20

(14)

xii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 23

3.2 Jenis dan Sumber Data 23

3.3 Metode Pengambilan Data 23

3.4 Metode Penelitian dan Analisis Data 24

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah PT. Ojid Kharisma Nusantara 35 4.2. Lokasi PT. Ojid Kharisma Nusantara 36 4.3. Visi Misi dan Tujuan Perusahaan 36 4.4 Strategi Bisnis PT. Ojid Khaisma Nusantara 37 4.4 Stuktur Organisasi Perusahaan 38

4.5. Personalia Perusahaan 40

4.6 Fasilitas Perusahaan 41

4.7 Kegiatan Produksi dan Pengemasan 41

4.8 Kondisi Usaha 43

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil 44

5.1.1 Faktor-faktor Internal dan Eksternal PT. OKN 44

5.1.1.1 Faktor Internal 44

5.1.1.2 Faktor Eksternal 48

5.1.2 Alternatif Strategi PT. Ojid Kharisma Nusantara 53 5.1.3 Prioritas Strategi PT. Ojid Kharisma Nusantara 53

5.2 Pembahasan 54

5.2.1 Analisis Lingkungan Perusahaan 54 5.2.1.1 Matriks Internal dan Eksternal 54

5.2.1.2 Matriks IFE 67

5.2.1.3 Matriks EFE 68

5.2.2. Matriks IE dan SWOT 70

(15)

xiii BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan 77

6.2 Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 79

(16)

xiv DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Komprehensif Manajemen Strategi 9 2. Gambar 2 Kerangka Pemikiran Konseptual 22

3. Gambar 3 Stuktur Organisasi 39

4. Gambar 4. Matriks Internal Eksternal 71

5. Gambar 5. Hasil Matriks SWOT 72

DAFTAR TABEL

1. Volume dan Nilai Produksi Perikanan

Indonesia 2005-2009 (dalam Ton) 2

2. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Menurut

Kelompok Makanan, 2002–2009 2 3. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan 27 4. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan 27

5. Matriks Internal Faktor Evalution 29

6. Matriks Eksternal Faktor Evalution 29

7. Matriks Internal Eksternal 31

8. Matriks SWOT 32

9. Matriks QSPM 34

10.Latar belakang pendidikan Karyawan Pt. Ojid Kharisma Nusantara 40 11.Import Produk Perikanan internasional, menurut Negara Asal 49

12.Laporan Laba Rugi Perusahaan 56

13.Konsumen PT. Ojid Kharisma Nusantara 58

14.Matriks IFE 67

15. Matriks EFE 69

(17)

xv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner penentuan faktor strategis internal eksternal 83

Lampiran 2. Hasil penentuan faktor strategis internal dan eksternal 85

Lampiran 3. Kuisioner penentuan bobot dan rating 86

Lampiran 4. Hasil penilaian bobot faktor internal eksternal 90

Lampiran 5. Hasil penilaian rating 96

Lampiran 6. Hasil penilaian bobot dan rating 97

Lampiran 7. Kuisioner putaran ketiga 99

Lampiran 8. Hasil putaran ketiga 101

Lampiran 9. Proses Produksi 104

Lampiran 10. Alur Bisnis PT. OKN 108

Lampiran 11. Peta Lokasi 109

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Potensi kelautan dan perikanan Indonesia sangat menjanjikan bila

dikembangkan untuk meningkatkan perolehan devisa negara maupun untuk

kesejahteraan bangsa dan negara. Ibarat "mutiara terpendam" potensi kelautan itu

belum banyak disentuh, mulai dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) maupun

kawasan sepanjang pantai. Dari Sabang sampai Merauke dengan luas lautan

sekitar 3,1 juta Km2, ZEE 2,7 juta Km2 dan panjang pantai 81.000 Km

mengandung potensi ekonomi khususnya sumberdaya perikanan yang bernilai

ekonomis tinggi (KKP, 2009: 1).

Potensi sumber daya ikan di perairan laut secara keseluruhan diperkirakan

mencapai 6,7 Juta ton pertahun dan baru dimanfaatkan sekitar 47% atau sebanyak

3,2 Juta Ton pada tahun 1997. Ini menunjukan bahwa peluang untuk

mengembangkan produksi perikanan laut masih cukup besar yaitu 35 Juta Ton

pertahun (Murdjijo,1997: 11) . Dalam satu dekade ini pemanfaatan perikanan

tangkap naik sampai dengan 5 Juta Ton pada tahun 2007. Dalam jangka waktu

tahun 2005-2009 kenaikan rata-rata volume produksi perikanan sebesar 10.2 %.

Kemampuan produksi ikan di Indonesia dalam 5 Tahun terakhir (2005-2009) ,

(19)

2

Tabel 1. Volume dan Nilai Produksi Perikanan Indonesia 2005-2009 (Dalam Ton)

Tahun Prod Budidaya Prod Penangkapan Total Produksi

2005 2.163.674 4.705.868 6.869.543

2006 2.682.596 4.806.112 7.488.708

2007 3.193.596 5.044.737 8.238.302

2008 3.855.200 5.196.328 9.051.528

2009 4.780.100 5.285.020 10.065.120

Sumber : Kementrian Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2009

Berdasarkan Survey Nasional Ekonomi Pertanian oleh Badan Pusat

Statistik Indonesia tahun 2009, produk perikanan (dalam hal ini Ikan), mejadi

komoditi kedua tertinggi setelah padi-padian. Rata-rata konsumsi ikan perkapita

selama satu dekade kini telah mengalami peningkatan, dari sebelumnya hanya

sebesar 6,07% pada tahun 1999 menjadi sebesar 7,28% pada tahun 2009. Diikuti

dengan konsumsi telur sebesar 2.96%, konsumsi daging 2.22% terakhir konsumsi

umbi-umbian sebesar 0.33% pada tahun 2009. Tingkat rata-rata konsumsi protein

per kapita dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Menurut Kelompok Makanan, 2002 – 2009

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

Besarnya potensi perikanan tersebut merupakan peluang besar bangsa.

Karena itu dibutuhkan kerja keras serta koordinasi yang baik antar stake holder

(20)

3

Perikanan, lembaga-lembaga terkait, masyarakat nelayan dan elemen masyarakat

lainnya. Tingkat pemanfaatan pontensi perikanan khususnya perikanan tangkap

tentu tidak terlepas dari geliat perusahaan penangkapan dan pemasaran ikan laut.

Kualitas serta banyaknya varian ikan di perairan indonesia, yang digemari pasar

luar maupun dalam negri menstimulus ketatnya tingkat persaingan usaha di

perusahaan terkait, mengingat lingkungan usaha yang semakin kompetitif,

perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan usahanya dengan efektif dan efisien.

PT. Ojid Kharisma Nusantara (PT. OKN) merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang pemasaran produk perikanan dari tahun 1991. Wilayah kerja

perusahaan tersebut di daerah Jabodetabek, dengan cakupan pasar yang besar dan

karakteristik masyarakat yang heterogen. Pangsa pasar yang menjadi sasaran

diantaranya, restoran dan rumah makan ikan segar, swalayan dan mini market,

konsumsi rumahan, serta industri makanan rumahan.

Potensi perikanan yang besar dan disertai dengan budaya konsumsi

masyarakat yang memilih ikan sebagai sumber protein hewani menimbulkan pasar

yang dinamis. Tingginya tingkat permintaan produk ikan menstimulus pelaku

pasar untuk masuk dalam pangsa pasar ini. Dikarenakan pasar yang telah menjadi

begitu kompetitif, menyebabkan perusahaan harus mulai memberikan perhatian

yang sama besarnya pada para pesaing dan pelanggan sasaran mereka.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil

(21)

4

I.2. Rumusan Masalah

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia sebesar 1,49% dan dunia sebesar

2,5% setiap tahunnya (sensus penduduk 2010). Kenaikan jumlah penduduk juga

disertai dengan peningkatan konsumsi, khususnya produk perikanan yang

mengalami rata-rata peningkatan sebesar 10% dari tahun 2005 sampai 2009

(KKP, 2009). Pada tahun 2008 penyediaan ikan untuk konsumsi mencapai 29,98

Kg per kapita per tahun. Peningkatan permintaan membuka peluang bagi

terciptanya usaha dibidang pemasaran produk perikanan.

PT. Ojid Kharisma Nusantara, merupakan perusahaan pemasaran ikan

yang berdiri pada tahun 1990. Dalam perjalanan usahanya sampai saat ini

PT. OKN masih tergolong perusahaan kecil, dilihat dari cash flow tahunan yang

masih dibawah Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Jangkauan

pemasarannya sampai tahun 2011 ini hanya di wilayah DKI Jakarta, dengan

mengambil segmentasi pasar restoran, rumah makan, hotel serta katering.

Agar dapat terus bertahan pada usaha pemasaran ini maka PT. OKN

membutuhkan peningkatan kualitas internal perusahaan dan menyesuaikan dengan

perubahan lingkungan industri eksternalnya. Hal ini terkait dengan kemampuan

perusahaan untuk dapat menjaga hubungan tawar menawar dengan para pemasok

dan juga konsumennya. Dengan semakin banyaknya perusahaan sejenis yang

tumbuh, diperlukan perumusan strategi yang tajam dan sesuai dengan kemampuan

perusahaan, agar terus dapat hidup dan berkembang dalam dunia pemasaran hasil

(22)

5

Sehubungan dengan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apa faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi strategi

pengembangan bisnis PT Ojid Kharisma Nusantara?

2. Apa alternatif strategi pengembangan bisnis yang dapat diterapkan oleh

perusahaan?

3. Apa prioritas strategi pengembangan bisnis yang sesuai dengan

perusahaan?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.

2. Menyusun alternatif strategi pengembangan yang dapat diterapkan oleh

perusahaan.

3. Menetapkan prioritas strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis

PT. Ojid Kharisma Nusantara.

I.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbangan untuk perencanaan strategi

dan kebijakan.

2. Bagi penulis, penelitian ini dapat melatih kemampuan dalam menganalisis

masalah dan memberikan alternatif pemecahannya.

3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan dan

(23)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Strategi 2.1.1.1 Pengertian Strategi

Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi

dimasa depan dan bagaimana cara mencapainya kondisi yang diinginkan tersebut

(T. Tripomo dan Udan, 2005: 18). Manajemen strategik menekankan dan

mengutamakan pengamatan dan evaluasi mengenai peluan, dan ancaman

lingkungan eksternal perusahaan dengan melihat kekuatan dan kelemahan dalam

lingkungan internal perusahaan. Sementara itu, proses manajemen strategik

meliputi empat elemen dasar yaitu : pengamatan lingkungan, perumusan strategi,

implementasi strategi dan evaluasi serta pengemdalian (Husein, 2010: 16).

Manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial

yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi

meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi dan evaluasi serta

pengendalianya (David J hunger dan L. Wheelen, Thomas, 2003: 4). Pengertian

strategi menurut David (2006: 17) yaitu tindakan potensial yang membutuhkan

keputusan manjerial tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.

Sedangkan manajemen strategi adalah rangkaiaan proses formulasi, implementasi

(24)

7

Strategi dirancang untuk menjadi pegangan bagaimana seharusnya bisnis

perusahaan dijalankan dan bagaimana pengambilan keputusan diambil diantara

berbagai alternatif pilihan tindakan yang tersedia. Strategi didasarkan pada misi

yang telah ditetapkan untuk menuju visi atau gambaran perubahan yang

diinginkan (Hariadi, 2005: 6). Campbell dan Yeung dalam David (2006:77)

mendevinisikan visi sebagai keadaan masa depanyang mungkin dan diinginkan

sebuah organisasi yang mencakup tujuan spesifik, sedangkan misi lebih

diasosiasikan dengan prilaku oraganisasi saat ini. Setiap organisasi butuh

sejumlah strategi untuk membimbing untuk mencapai tujuan atau target tertentu

dan menjalani misi organisasi dengan sukses (Hariadi, 2005: 35).

Sedangkan menurut Undang-Undang RI No.25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Visi adalah rumusan umum mengenai

keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan

umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan

visi dan misi.

2.1.1.2 Model Manajemen Strategi

Secara khusus Steiner, George dan B. Miner (1997:18) mengatakan

bahawa strategi merupakan penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran

organisasi dengan mengingat kekuatan internal dan eksternal, perumusan

kebijakan dan strategi tertentu unruk mencapai sasaran dan memastikan

(25)

8

tercapai. Hal itu menjadikan beberapa tahapan dalam manajemen strategi.Tahapan

dalam manajemen strategi menurut David (2006: 6), terdiri atas tiga tahap, yaitu :

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan

kekuatan dan kelemahan internal perusahaan menetapkan tujuan jangka

panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertenu yang

akan dilaksanakan. Kerangka kerja dalam formulasi strategi adalah

(1) Tahap input, (2) tahap pencocokan, (3) tahap pengambilan keputusan.

2. Implementasi strategi

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menentukan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

sumber daya agar strategi yang diformulasikan dapat berjalan.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Tiga

aktivitas dasar didalamnya adalah (1) meninjau ulang faktor internal dan

eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan

(3) mengambil tindakan korektif.

Proses manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelajutan.

Suatu perubahan dalam salah satu komponen utama yang terdapat dalam model

manajemen strategi dapat menyebabkan perubahan pada satu atau semua

komponen lainnya. Model tersebut menunjukan suatu pendekatan yang jelas dan

(26)

9

strategi. Kerangka kerja yang terdapat dalam model manajemen strategi yang

diterima secara luas terliat pada Gambar 1 (David 2006:18).

Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategi

Sumber : David, (2006: 19)

2.1.1.3 Analisis Lingkungan

A. Analisis Lingkungan Eksternal

Tripomo dan Udan (2005:106) menjelaskan bahwa analisis lingkungan

perlu dilakukan sesuai dengan general system theory, yaitu organisasi adalah

sistem terbuka, dan organisasi modern secara continue berinteraksi dengan

lingkungannya. Menurut David (2006:104) tujuan dari analisis lingkungan

eksternal adalah untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat

dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari. Bagian yang penting

Mengukur dan

Mengevaluasi Kinerja

Formulasi Strategi Implementasi Strategi Evaluasi Strategi

(27)

10

dalam audit eksternal adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan

menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang, ancaman, tujuan, dan

strategi. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan

hal penting untuk keberhasilan formulasi strategi.

Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari lingkungan makro dan mikro.

Lingkungan makro disebut juga dengan lingkungan eksternal luar perusahaan,

berupa kekuatan-kekuatan yang tidak bias dikendalikan oleh perusahaan dan harus

dipantau oleh perusahaan. Faktor-faktor yang terdapat didalam lingkungan makro

yaitu kekuatan ekonomi, sosial budaya demografi dan lingkungan, politik

pemerintahan dan hukum, teknologi serta kekuatan kompetitif.

Lingkungan mikro yang biasa disebut lingkungan industri terdiri dari

berbagai kekuatan yang dekat dengan perusahaan yang mempengaruhi

kemampuannya melayani pelanggan. Menurut Porter (2003: 130), hakikat

persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu

:

1. Persaingan antar perusahaan sejenis

Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan

terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh

suatu organisasi dapat berhasil jika dapat memberikan keunggulan

kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.

2. Kemungkinan masuknya pesaing baru

Pada saat perusahaan baru dapat masuk dengan mudah kedalam suatu

industri maka intensitas persaingan dalam industri tersebut akan

(28)

11

mengidentifikasi pesaing yang berpotensi untuk memonitor strategi

pesaing baru serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada.

3. Potensi pengembangan produk subtitusi

Keberadaan produk subtitusi menciptakan batas harga tertinggi yang

dapat dibebankan sebelum konsumen beralih ke produk subtitusi.

Tekanan kompetisi meningkat sejalan dengan biaya konsumen untuk

beralih ke produk lain menurun.

4. Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan

dalam industri. Menyusun strategi membutuhkan analisis mengenai

kekuatan tawar-menawar pemasok agar dapat memberikan harga yang

masuk akal.

5. Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen

Ketika konsumen memutuskan membeli dalam jumlah besar maka

kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang

mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Oleh karena itu

dalam menyusun suatu strategi juga perlu menganalisis kekuatan

tawar-menawar konsumen.

B. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang dilakukan terhadap

situasi dalam perusahaan. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan

kuantitas dan kualitas fisik, keuangan perusahaan, dan juga dapat memperkirakan

kelemahan (weakness) dan kekuatan (Strength) struktur organisasi manajemen

(29)

12

mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal, yaitu kekuatan dan kelemahan

yang juga akan menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan

dari peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman.

Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan

lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau yang ingin

dilayani perusahaan. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam

sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja

efektif perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat dijadikan

input bagi pihak manajemen dalam menentukan strategi bersaing yang ditetapkan.

Audit internal membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian informasi

tentang operasi manajemen, pemasaran,keuangan/akutansi, produksi/operasi,

penelitian dan pengembangan dan system informasi manajemen

(David,2006:160). Sedangkan Jauch dan Glueck (2004:54) membagi faktor-faktor

keunggulan strategis (internal) menjadi lima faktor, yaitu:

1. Pemasaran dan Distribusi

Aspek pemasaran yang selalu mendapat perhatian dalam rangka mengukur

kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat dikelompokan kedalam aspek

produk, harga, saluran distribusi dan promosi.

2. Faktor keuangan dan akutansi

Aspek keuangan berhubungan dengan mencari sumber dana yang paling

tepat, guna membiayai keuangan perusahaan, bagaimana dana tersebut

dialokasikan dan yang terpenting adalah bagaimana perusahaan

(30)

13

3. Penelitian dan Pengembangan

Aspek penelitian dan pengembangan menekankan pada teknologi yang

digunakan oleh perusahaan dengan tetap memperhatikan kemampuan

sumberdaya khususnya sumber daya manusia.

4. Sumberdaya dan karyawan perusahaan

Aspek sumberdaya dan karyawan berkaitan dengan pengelolaan

sumberdaya manusia dalam kemampuannya mencapai tujuan perusahaan.

5. Produksi dan operasi Perusahaan

Aspek produksi dan operasi melihat apakah perusahaan menghasilkan

produk atau jasa, apakah perusahaan tersebut padat modal dan yang

paling penting dilihat dari aspek ini adalah bagaimana perusahaan dapat

mengembangkan system operasi yang dapat menghasilkan produk dengan

jumlah, waktu dan biaya yang tepat.

2.1.2 Definisi Pengembangan

Winardi dalam Patriatiningrum (2007:34) penembangan dalam arti harfiah

adalah bertambah besar/bertambah sempurna. Sedangkan usaha adalah kegiatan

atau aktivitas agar diperoleh hasil lebih baik. Kartasasmita (1994:9) memberikan

pengertian sebagai suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya

yang dilakukan secara terencana. Pembangunan adalah suatu proses perubahan

yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan

perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak

dari adanya pembangunan. Siagian dalam Bratakusumah dan Riyadi (2003:4)

(31)

14

usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar

oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah, menuju moderenitas dalam rangka

pembinaan bangsa.

2.1.3 Definisi dan Karakteristik Bisnis

Griffin dan Ebert (2003:6) menyebut bisnis sebagai suatu organisasi yang

menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba. Prospek

mendapatkan laba merupakan pendorong orang-orang memulai dan

mengembangkan bisnis. Demikian pula dengan bisnis dibidang pertanian menurut

Hernanto dalam herna (2007: 14), usaha pertanian diartikan sebagai kesatuan

organisasi antara kerja, modal dan pengelolaan yang ditujukan untuk memperoleh

produksi di lapangan pertanian. Bisnis atau usaha menurut modal digolongkan

menjadi usaha kecil, menengah dan besar.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha

kecil pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa usaha kecil adalh kegiatan ekonomi rakyat

yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan serta sebagaimana telah diatur dalam undang-undang. Kriteria usaha kecil

dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tercantum pada pasal 5 ayat 1, yaitu

sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-

(satu miliyar rupiah) .

(32)

15

4. Berdiri sendiri bukan merupakan ank perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah dan besar.

5. Badan usaha milik perseorangan, badan usaha berbadan hukum, atau tidak

berbadan hukum, badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.

Menurut Anoraga (2002) secara umum sektor usaha kecil memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti

kaidah administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak di

up to date, sehingga sulit untuk menial kinerja usahanya.

2. Margin usaha yang cendrung tipis mengingat persaingan yang sangat

tinggi.

3. Modal terbatas.

4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan sangat terbatas

5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit untuk mengharapkan

untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

6. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversivikasi pasar yang

terbatas.

7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,

mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk

mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti

(33)

16

2.1.4 PT. Ojid Kharisma Nusantara

PT. Ojid Kharisma Nusantara (PT. OKN) merupakan perusahaan

pemasaran produk perikanan yang didirikan pada awal tahun 1990, tepatnya pada

bulan Maret 1990 oleh bapak Ir. Bambang Iswahyanto dengan menggunakan

modal pribadi. PT. OKN terletak di Jl. Kertamukti No .18 Kelurahan Pisangan

kecamatan Ciputat kabupaten Tangerang Selatan, Banten. Kecamatan Ciputat

terletak di sebelah timur Tangerang Selatan. Untuk dapat mensejahtrakan

karyawan dan memenuhi kebutuhan ikan dalam negeri, menjadi tujuannya.

Wilayah pemasaran PT. OKN menjangkau wilayah DKI Jakarta. Dengan produk

ikan tuna (fresh natural, Loin Frozen, steak, saku), ikan Gindara (headless frozen,

filley), Sword Fish (filley skin off), Telur Ikan terbang/ Tobiko (basah dan kering),

dan Gurita. Dengan pendapatan tahunan kurang dari Rp. 1.000.000.000,-

(satu miliar rupiah).

2.1.5 Agribisnis Perikanan

Agribisnis secara harfiah berasal dari kata agri (agriculture) dan bisnis

(business). Sehingga pada perinsipnya pengertian agribisnis adalah usaha

komersial bisnis dibidang pertanian dalam arti luas dan dibidang-bidang yang

berkaitan langsung dengan pertanian tersebut (Kader dan junjung, 2007: 69).

Agribisnis sendiri merupakan sektor perekonomian yang menghasilkan dan

mendistribusikan masukan bagi pengusaha tani, dan memasarkan, memproses

serta mendistribusikannya (David, W, Downey. 1997: 18). Sebagai suatu sistem

yang terpadu dan berkesinambungan agribisnis memiliki 4 (empat) subsistem

(34)

17

1. Subsistem agribisnis hulu

Subsistem ini merupakan subsistem agribisnis yang bergerak dibidang

penyediaan produk-produk yang berkaitan dengan sarana dan prasarana

pertanian. Dalam subsistem ini sering juga disebut sebagai agroindustri

bersama dengan subsistem hilir. Industri-industri yang terkait dengan

subsistem ini dalam agribisnis perikanan adalah industri perkapalan,

teknologi penangkapan dan pengelolaan sumberdaya perikanan.

2. Subsistem usahatani

Merupakan subsistem yang dahulu dikenal sebagai usaha tani, termasuk

didalamnya adalah kegiatan budidaya pertanian. Kegiatan subsistem usaha

tani ini atau kegiatan on farm merupakan kegiatan inti dari sistem

agribisnis, subsistem ini menentukan bagaimana kualitas dan kuantitas

dari produk pertanian, serta bagaimana continuitas dari produk yang

hasilkan. Dalam agribisnis perikanan terdapat dua macam kegiatan, yaitu

kegiatan penangkapan dan pembudidayaan perikanan.

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004

tentang Perikanan, Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh

ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau

cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,

mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau

mengawetkannya.

3. Subsistem agribisnis hilir

Merupakan kegiatan dari mulai pasca panen sampai dengan pemberian

(35)

18

berupa, pembersihan, penyimpanan, pengiriman dan pemasaran,

pengolahan produk serta pemberian nilai tambah pada suatu produk.

Subsistem ini dapat menghasilkan beraneka ragam produk siap pakai,

maupun bahan mentah bagi industri lain. Diversivikasi produk pertanian

ini menambah pula nilai ekonomis dari suatu produk serta menambah

pendapatan bagi pengusahanya.

4. Subsistem layanan penunjang

Merupakan lembaga-lembaga ataupun stake holders yang terkait dengan

suatu usaha pertanian berupa transportasi, penelitian dan pendidikan.

Merupakan subsistem penunjang dari ketiga subsistem lainnya, subsistem

ini terintegrasi dengan subsistem lainnya, karena mengingat kegiatan

pertanian merupakan kegiatan yang sangat sensitif terhadap kebijakan dan

program-program pemerintah maupun swasta.

Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004

tentang Perikanan pasal 1 ayat 1 perikanan adalah semua kegiatan yang

berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan

lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai pemasaran

yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

2.1.6 Karakteristik Produk Perikanan

Ikan sebagai produk perikanan memiliki keunggulan komparatif yang

besar manfaatnya, antara lain : daging ikan dapat dimanasak secara cepat dan

mudah dicerna oleh tubuh manusia. Hal itu karena jaringan ikat pada daging ikan

(36)

19

Dari segi harga, produk perikanan relatif lebih murah sehingga dengan terjadinya

penurunan daya beli masyarakaat maka produk perikanan khususnya ikan dapat

menjadi alternatif pangan hewani yang murah dibandingkan dengan pangan

hewan ternak darat.

Produk perikanan juga memiliki jenis yang sangat banyak, sehingga

konsumen dapat memilih ikan sesuai dengan selera. Menurut Rahardi, dkk

(2004:11) bahwa jenis-jenis komoditi ikan ekonomis di Indonesia menurut

golongan habitatnya antara lain :

a. Habitat laut : tuna, cakalang, tongkol, tengiri, kembung, kakap, belanak,

kerapu dan beronang.

b. Habitat payau atau tambak : udang galah, udang windu, udang kupas,

bandeng, dan belanak.

c. Habitat tawar : belut, gurame, lele, ikan mas, nila merah, tawes, mujair,

jambal, dan jelawat.

Secara umum produk perikanan memiliki karakteristik yang agak berbeda

dengan produk lainnya. Rahardi, dkk (2004 : 14) menjelaskan bahwa karakteristik

yang paling spesifik bagi produk perikanan adalah mudah menjadi busuk

(perishable). Proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat dibandingkan

dengan pembusukan pada produk ternak atau hewan darat lainnya. Tubuh ikan

mengandung protein dan air yang cukup tinggi serta kadar pH tubuhnya

mendekati normal sehingga bisa dijadikan media yang baik bagi bakteri

(37)

20

2.2 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian tentang manajemen strategi sudah dilakukan oleh

Dwi Herna (2007) yang menganalisis strategi pengembangan usaha kecil produk

tahu (studi kasus UD. Andalan Sejati – Ciputat). Peneliti menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal diaudit dengan

mengidentifikasi lingkungan makro industri dan mikro. Sedangkan lingkungan

internal diaudit dengan menggunakan pendekatan fungsional. Selanjutnya untuk

tahap pemanduan digunakan matriks IE dan SWOT. Dari hasil analisis diperoleh

tujuh alternatif strategi yaitu: (1) meningkatkan pelayanan kepada konsumen,

(2) mengembangkan pasar, (3) meningkatkan mutu produk tahu,

(4) Mempertahankan kepercayaan konsumen , (5) memanfaatkan pihak Baitul

Mal wat Tamwil dalam hal kerjasama peminjaman modal, (6) meningkatkan

teknologi alat-alat produksi, (7) meningkatkan kemampuan manajerial dengan

mengikuti pelatihan, (8) masuk menjadi anggota Koperasi Produsen Tempe dan

Tahu Indonesia (KOPTI).

2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual

Manajemen strategi merupakan suatu proses yang terdiri dari formulasi

strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Dalam penelitian ini penulis

melakukan proses formulasi strategi yang merupakan proses awal dalam

manajemen strategi. Dalam proses formulasi strategi termasuk didalamnya

pengembangan pernyataan visi, misi serta penentuan tujuan perusahaan.

Penulis juga melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal

(38)

21

dihadapi perusahaan. Lingkungan Internal dibedakan menjadi pemasaran dan

distribusi, faktor keuangan dan akutansi, penelitian dan pengembangan,

sumberdaya dan karyawan perusahaan, produksi dan operasi perusahaan.

Lingkungan eksternal di bedakan menjadi lingkungan mikro yang berhubungan

dengan persaingan antar perusahaan sejenis, Kemungkinan masuknya pesaing

baru, potensi pengembangan produk subtitusi, Kekuatan tawar menawar

penjual/pemasok, Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen. Serta lingkungan

makro terkait kekuatan ekonomi, sosial budaya demografi dan lingkungan, politik

pemerintahan dan hukum, teknologi serta kekuatan kompetitif.

Proses formulasi strategi ini terdiri dari tiga tahapan yaitu, tahap input,

pencocokan, dan pengambilan keputusan. Tahapan input merupakan pengambilan

informasi internal perusahaan yang menggunakan matriks Internal Factor

Evaluation (IFE) untuk dapat melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

perusahaan, serta lingkungan eksternal yang menunjukan peluang dan ancaman

yang dihadapi perusahaan dengan menggunakan matriks External Factor

Evaluation (EFE). Selanjutnya tahap pencocokan, pada tahap ini ditujukan untuk

menciptakan strategi-strategi alternatif yang tercipta dari mencocokan

faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan matriks IFE dan EFE dengan

menggunakan alat bantu analisis berupa matriks SWOT dan Internal External

Matriks. Matriks SWOT dan IE ini akan menghasilkan alternatif strategi.

Setelah diketahui alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan, dipilihlah

prioritas strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan. Proses pemilihan prioritas

(39)

22

mengalikan jumlah bobot faktor-faktor strategis internal maupun eksternal dengan

rating masing-masing alternatif strategi yang telah didapatkan.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Analisis Lingkungan Internal

VISI. MISI dan TUJUAN PERUSAHAAN

Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan Perusahaan

Matriks IFE Posisi Perusahaan Matriks EFE

Kuadran Matriks IE dan Matriks SWOT

Matriks QSPM

PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS

Alternatif Strategi

(40)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Ojid Kharisma Nusantara,

Jl. Kertamukti No. 18, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat 15419. Penelitian

ini dijalankan dalam waktu dua bulan yaitu dari bulan

November 2010 – Februari 2011. 3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer yang diperlukan berupa visi misi perusahaan, faktor-faktor

strategis internal dan eksternal, laporan keuangan perusahaan, dan

harapan-harapan persaingan usaha perusahaan kedepan. Data tersebut diperoleh dari hasil

pengisian kuisioner, diskusi, survey, observasi dan wawancara dengan para

responden.

Sumber data sekunder yang digunakan penelitian ini berasal dari literatur,

dokumen, catatan atau laporan serta data-data ataupun tulisan yang relevan

dengan penelitian ini, baik berasal dari perusahaan maupun lembaga-lembaga

terkait.

3.3. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan antara lain dengan

wawancara, pendistribusian kuesioner dan observasi langsung di lapangan.

(41)

24

merupakan orang-orang yang berpengaruh dan memahami kondisi internal dan

eksternal koperasi, yaitu:

1. Ir. Bambang Iswahyanto (Pemilik PT. Ojid Kharisma Nusantara)

2. Airil Trisna Nugraha S.E (Manajer pemasaran)

3. Khoirul Rusdi (Manajer produksi)

Penulis melakukan wawancara untuk memperoleh gambaran umum mengenai

PT. Ojid Kharisma Nusantara serta informasi tentang lingkungan internal dan

eksternal yang dimiliki perusahaan. Hal ini penting untuk memperoleh input

dalam perumusan strategi. Selain itu penulis juga memberikan kuesioner untuk

mengumpulkan data tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan. Sedangkan observasi dilakukan dengan tujuan memperoleh

informasi tambahan yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.4 Metode Penelitian dan Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dalam bentuk studi

kasus terhadap pengembangan bisnis, dengan mengumpulkan data dan informasi

dari berbagai sumber untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada.

Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalisis melalui beberapa alat bantu

yang dibagi dalam tahapan-tahapan kerangka kerja, yaitu :

a. Tahapan Input

Tahapan input ini menggunakan matriks IFE dan EFE untuk dapat

menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal kunci, sehingga dapat

(42)

25

b. Tahapan pencocokan

Pada tahapan pencocokan ini menggunakan matriks IE dan matriks

SWOT. Matriks IE digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini

sehingga dapat menemukan kerangka strategi yang dihasilkan dengan

matriks SWOT.

c. Tahapan pengambilan keputusan

Pada tahapan terakhir ini digunakan matriks QSPM untuk menentukan

prioritas dari strategi alternatif perusahaan.

Adapun analisis yang dilakukan adalah :

1. Analisis deskriptif

Analisis ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

tentang hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil dari analisis ini

disajikan dalam bentuk tulisan, tabulasi, data dan gambar yang sesuai dengan

konteks penelitian ini.

2. Analisis Matriks IFE dan EFE

Penilaian internal ditujukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan

kelemahan suatu perusahaan. Untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area di gunakan matrik IFE.

Sedangkan matriks EFE memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum

dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan

politik, pemerintah, hukum,teknologi dan persaingan usaha. Matriks IFE dan EFE

(43)

26

a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Kunci

Pada awalnya langkah yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi

faktor-faktor internal kedalam daftar kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Selanjutnya mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kedalam daftar peluang dan

ancaman perusahaan.

Hasil dari kedua identifikasi tersebut menjadi faktor internal kunci dan

faktor eksternal kunci yang selanjutnya akan diberikan bobot dan rating. Rating

mengacu pada manajemen perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri

tempat perusahaan itu berada.

b. Penentuan Bobot

Penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor

strategis eksternal dan internal tersebut kepada pihak manajemen atau pakar

dengan menggunakan “Paired comparison”. Metode tersebut digunakan untuk

memberikan penilaian terhadap bobot dari setiap faktor kunci internal dan

eksternal ( Kinnear dan Taylor, 1998:313). Skala yang digunakan untuk pengisian

kolom dalah sebagai berikut :

1 = Jika indikator horisontal kurang penting dari indikator vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting dari indikator vertikal

3 = Jika indikator horisontal lebih penting dari indikator vertikal

Indikator horizontal dan indicator vertikal adalah variabel-variabel kekuatan dan

kelemahan pada faktor strategis internal serta variabel peluang dan ancaman pada

actor strategis eksternal. Metode ini membandingkan secara berpasangan antar

(44)

27

industri dimana perusahaan itu berada. Bentuk penilaian pembobotan terdapat

pada tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Penilaian bobot faktor strategis internal perusahaan

Faktor strategis internal A B C D Jumlah 1.

2. 3. 4.

Total

Sumber : David, (2006: 171)

Tabel 4. Penilaian bobot faktor strategis eksternal perusahaan

Faktor strategis eksternal A B C D Jumlah 1.

2. 3. 4.

Total

Sumber : David, (2006: 171)

c. Penentuan Peringkat

Penentuan peringkat (rating) oleh manajemen atau pakar dilakukan

terhadap hasil analisis situasi perusahaan. Pengukuran pengaruh masing-masing

variabel terhadap kondisi perusahaan dilakukan sesuai peringkat dengan

menggunakan skala 1,2,3, dan 4 terhadap masing-masing faktor kunci yang

(45)

28

David, (2006: 131) menjelaskan pemberian nilai rating pada matriks EFE

untuk faktor peluang bersifat positif yaitu dengan skala :

1 = Rendah, respon kurang

2 = Sedang, Respon sama dengan rata-rata

3 = Tinggi, respon diatas rata-rata

4 = Sangat tinggi, respon superior

Sedangkan untuk faktor ancaman merupakan kebalikan dari faktor

peluang, dimana skala 1 berarti sangat tinggi, respon superior terhadap

perusahaan. Skala 4 berarti rendah, respon kurang terhadap perusahaan.

David, (2006 :169) menjelaskan, penentuan rating matriks IFE untuk faktor

kekuatan dan kelemahan menggunakan skala nilai peringkat adalah :

1 = Kelemahan utama

2 = Kelemahan kecil

3 = Kekuatan kecil

4 = Kekuatan utama

Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada tiap

faktor sehingga menghasilkan skor. Total skor pembobotan diperoleh dari semua

hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. Hasil pembobotan dan rating

(46)

29

Tabel 5. Matriks Internal Faktor Evaluation

FAKTOR-FAKTOR

Sumber : David, (2006 :171)

Total skor dapat berkisar antara 1,0 sampai dengan 4,0 dengan rata-rata

2,5. total skor dibawah 2,5 menunjukan bahwa organisasi tersebut memiliki

kondisi internal yang lemah, sedangkan total skor diatas 2,5 mennjukan organisasi

tersebut memiliki posisi yang kuat.

Tabel 6. Matriks Eksternal Faktor Evaluation

FAKTOR-FAKTOR

Sumber : David, (2006 :132)

Total skor dapat berkisar antara 1,0 sampai dengan 4,0 dengan rata-rata

2,5. total skor 4,0 menunjukan bahwa organisasi tersebut merespon peluang dan

ancaman pada industrinya, sedangkan total skor 1,0 menunjukkan bahwa

(47)

30

3. Analisis Matriks Internal Eksternal

Matriks Internal-Eksternal sebagai tahap input dalam meringkas informasi

dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi perusahaan. Matriks ini

merupakan gabungan dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang

berisikan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi dari matriks

Internal Faktor Evaluation dan Eksternal Faktor Evaluation. Gabungan dari matrik

IFE dan EFE menghasilkan matriks Internal Eksternal. Maksud penggunaan

matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih

detail.

Sumbu horizontal pada matriks IE menunjukan skor total IFE sedangkan

pada sumbu vertikal menunjukan skor total EFE. Menurut David, (2006:196)

bahwa “skor antara 1.00 sampai 1.99 pada sumbu horizontal menunjukan posisi

internal yang lemah, skor 2.00 sampai 2.99 menunjukan sedang, sedangkan skor

3.00 sampai 4.00 menunjukan posisi internal yang kuat. Pada sumbu vertikal skor

antara 1.00 sampai 1.99 menunjukan posisi eksternal yang randah, skor 2.00

sampai 2.99 menunjukan sedang, sedangkan skor 3.00 sampai 4.00 menunjukan

posisi eksternal pengaruhnya tinggi.

Sel-sel pada matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama dengan implikasi

strategi yang berbeda-beda, yaitu:

a. Daerah pertama, terdiri dari sel I, II dan IV dapat digambarkan sebagai

tumbuh dan bina. Strategi intensif dan intergratif cocok bagi divisi ini.

b. Daerah kedua, terdiri dari sel II, V, dan VII dapat digambarkan sebagai

(48)

31

pengembangan produk merupakan strategi yang bisa digunakan dalam

divisi ini.

c. Daerah ketiga, terdiri dari sel VI , VIII dan IX dapat digambarkan sebagai

panen atau divestasi.

Tabel 7. Matriks Internal Eksternal

TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT

TO

Analisis SWOT merupakan sebuah cara identifikasi sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan dan peluang serta dapat meminimalisir dan

menghindari kelemahan serta ancaman. Identifikasi faktor-faktor tersebut

dituangkan kedalam suatu matriks yang disebut matriks SWOT. Matriks ini

menggambarkan bagaimana kekuatan dan peluang yang dimiliki perusahaan

digunakan untuk mengatasi kelemahan serta ancaman yang dihadapi perusahaan.

Penyusunan strategi dengan menggunakan analisis ini dapat dilihat pada Tabel 8.

(49)

32

a. Tuliskan faktor-faktor peluang eksternal perusahaan

b. Tuliskan faktor-faktor ancaman eksternal perusahaan

c. Tuliskan faktor-faktor kekuatan internal perusahaan

d. Tuliskan faktor-faktor kelemahan internal perusahaan

e. Cocokkan kekuatan dengan peluang untuk mendapatkan strategi S-O

f. Cocokan kelemahan dengan peluang untuk mendapatkan strategi W-O

g. Cocokan kekuatan dengan kelemahan untuk mendapatkan strategi S-W

h. Cocokan kelemahan dengan ancaman untuk mendapatkan strategi W-T

Tabel 8. Matriks SWOT

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Ciptakan strategi yang meminimalkan

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : David, (2006: 287)

5. Analisis Matriks QSPM

Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM) atau matriks perencanaan

strategis kuantitatif, secara sasaran menunjukan strategi alternatif mana yang

terbaik untuk diprioritaskan berdasarkan faktor-faktor strategis eksternal dan

internal. Yang menjadi input dari matriks ini adalah hasil dari pemanduan matriks

(50)

33

prioritas strategi terlihat pada tabel 9. Dalam mengembangkan matriks QSPM

dapat menggunakan enam langkah, yaitu :

1. Mendaftarkan peluang / ancaman dan kekuatan / kelemahan dalam kolom

kiri matriks QSPM. Informasi ini harus diambil dari matriks EFE dan IFE.

2. Memberikan bobot pada setiap faktor kritis eksternal dan internal. Bobot

ini identik dengan yang digunakan dalam matriks EFE dan IFE.

3. Memeriksa tahap pencocokan strategi dan mengidentifikasi strategi

alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diimplementasikan.

4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score) yang menunjukan daya

tarik relatif dari tiap strategi yang lainnya. Nilai daya tariknya sebagai

berikut :

1 = Tidak Menarik 3 = Cukup Menarik

2 = Agak menarik 4 = Amat Menarik

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score) yang

merupakan hasil l perkalian bobot dengan nilai daya tarik di setiap baris.

6. Menghitung jumlah nilai total daya tarik. Nilai ini mengungkapkan strategi

mana yang paling menarik dari alternatif strategi yang ada. Semakin tinggi

nilai totalnya, maka strategi tersebut semakin menarik dan menunjukan

strategi lebih diinginkan relatif terhadap yang lain.

Yang perlu diingat dalam perumusan Matriks QSP adalah, pada tahapan

penetapan daya tarik. Pada dasarnya matiks ini menentukan prioritas alternatif

strategi yang didasarkan oleh nilai daya tarik setiap alternatif strateginya. Dalam

pemberian nilai daya tarik diharapkan tidak memberikan daya tarik yang sama

(51)

34

Tabel 9. Matriks QSPM

Faktor-Faktor Kunci

ALTERNATIF STRATEGI BOBOT Alternatif

strategi 1

Alternatif strategi 2

Alternatif strategi 3

Alternatif strategi 4 PELUANG

ANCAMAN KEKUATAN KELEMAHAN Jumlah TAS

(52)

35

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah PT. Ojid Kharisma Nusantara

PT. Ojid Kharisma Nusantara (PT. OKN) didirikan pada awal tahun 1990,

tepatnya pada bulan Maret 1990 oleh bapak Ir. Bambang dengan menggunakan

modal pribadi. Perusahaan ini awalnya menggunakan modal keluarga dengan

tujuan awal ingin membuka lapangan pekerjaan bagi beberapa kerabat dekatnya

yang tidak mampu menempuh pendidikan tinggi. Dengan bermodalkan

kepercayaan dari beberapa restoran Jepang, PT. OKN membeli ikan Tuna dari

pelabuhan bongkar muat tuna di Denpasar Bali untuk dipasarkan ke rumah makan

Jepang di Jakarta. Jumlah pelanggannya pada awalnya hanya berjumlah 5 rumah

makan.

Pada tahun 1996 dibangun pelabuhan bongkar muat ikan tuna di muara

baru Jakarta utara, hal ini menyebabkan kenaikan jumlah perusahaan pemasaran

ikan tuna di Jakarta. Menyikapi hal ini PT. OKN pun terus berusaha memasarkan

produknya, sehingga dapat memperluas pangsa pasarnya menjadi kurang lebih 20

rumah makan dan hotel yang menjadi pembeli tetapnya. Peningkatan ini diikuti

dengan penambahan fasilitas yang dimiliki, dengan membuka gudang

penyimpanan berikut kantor operasional di jalan Kertamukti No 18, Pisangan,

Ciputat.

Di tahun 2002, beberapa restoran Jepang mulai menutup usahanya, hal ini

memperketat persaingan di industri pemasaran ikan. Dalam hal ini PT OKN

(53)

36

serta gurita (tako). Dua produk tersebut merupakan bahan pelengkap dalam

masakan-masakan Jepang, produsen dua produk diatas pun sangat jarang di

Jakarta. Dengan adanya produk ini daya saing PT. OKN semakin meningkat, dan

menjadikannya pemasar yang efficient.

4.2. Lokasi PT. Ojid Kharisma Nusantara

PT. OKN terletak di Jl. Kertamukti No .18 Kelurahan Pisangan kecamatan

Ciputat kabupaten Tangerang Selatan, Banten. Kecamatan Ciputat terletak di

sebelah timur Tangerang Selatan. Perusahaan ini terletak di atas lahan milik

keluarga seluas 300m2 telah memiliki bangunan yang terdiri dari kantor, ruang

produksi dan gudang pendingin dengan lima buah lemari pendingin.

4.3. Visi Misi Dan Tujuan Perusahaan

Sejak didirikan PT. OKN belum memiliki visi dan misi secara tertulis,

selama ini segala aktivitas perusahaan selalu mengacu kepada tujuan berdiri

perusahaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Glueck dan Jauch (1992:66) yang

menyatakan bahwa pentingnya tujuan bagi suatu organisasi antara lain yaitu:

1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungan

2. Tujuan membantu mrengkoordinasikan keputusan dan pengambilan keputusan

3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaan prestasi organisasi

4. Tujuan merupakan sasaran lebih nyata daripada pernyataan misi

PT. OKN menyadari pentingnya suatu tujuan bagi suatu organisasi, tujuan

juga yang menjadi pemersatu dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu mereka

membuat suatu tujuan yang mampu mendefinisikan organisasi mereka dalam

(54)

37

Penjabaran visi dan misi yang belum secara tertulis menjadikan tujuan

perusahaan sebagai dasar keputusan dan pengambilan keputusan PT OKN. Untuk

dapat mensejahtrakan karyawan dan memenuhi kebutuhan ikan dalam negeri,

menjadi tujuannya. Meskipun terdengar umum, namun merupakan sasaran nyata

mengingat awal pembentukannya adalah untuk membuka lapangan pekerjaan baru

serta memenuhi permintaan ikan dalam negeri yang masih tinggi.

4.4 Strategi Bisnis PT. OKN

Perusahaan pemasaran ikan “Ojid Kharisma Nusantara” adalah perusahaan yang termasuk ke dalam industri kecil yang bersifat tradisional. Artinya

perusahaan tergolong dalam bentuk usaha keluarga dengan menggunakan

teknologi produksi yang sederhanan dan penggunaan sumber daya manusia yang

sedikit. Selain itu, perusahaan ini tidak memiliki kejelasan mengenai visi dan

misi, tetapi perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai.

Seiring dengan perkembangan perusahaan dan untuk dapat mencapai

tujuaannya, strategi bisnis yang dilakukan PT. OKN adalah :

a. Melakukan variasi produk, yaitu dengan memasarkan pula produk tersier/

pelengkap dari ikan laut.

Produk awal yang ditawarkan oleh perusahaan hanyalah ikan Tuna,

dengan berbagai macam bentuk olahannya. Seiring berjalannya PT. OKN

menawarkan juga telur ikan terbang dan gurita yang menjadi bahan

tambahan yang dibutuhkan oleh konsumennya. Selain itu PT. OKN juga

menambahkan variasi ikan laut yang ditawarkannya, dengan ikan Gindara

(55)

38

b. Melakukan pemasaran dengan cara mengajukan penawaran-penawaran

harga kepada calon pelanggannya.

PT. OKN memang tidak mempunyai brosur yang berisi produk-produk

yang dimiliki beserta dengan harganya. Namun kegiatan promosi

PT. OKN dilakukan secara door to door atau dengan mendatangi langsung

calon konsumennya dan memberikan penawaran harga produknya, yang

menjadi sasaran dari PT. OKN adalah restoran, rumah makan serta

katering yang masih baru buka maupun yang sudah berjalan cukup lama.

4.4 Stuktur Organisasi Perusahaan

PT. Ojid Kharisma Nusantara menggunakan struktur organisasi

perusahaan yang berbentuk struktur fungsional, dengan mengelompokan tugas

dan kewjiban ke dalam unit organisasi yang terpisah. Adapun tugas dan kewajiban

dari masing-masing bagian dalam perusahaan adalah:

1. Pemilik

PT.OKN merupakan perusahaan perseorangan, sehingga hanya dimiliki oleh

satu orang pemodal. Pemilik perusahaan mempunyai tugas pokok dalam

mengawasi seluruh kegiatan perusahaan. Memilih ikan yang masih baik

kondisinya, dan menghitung pendapatan dan pengeluaran selama proses

pembelian, produksi dan distribusi produk.

2. Bagian Pemasaran

Bagian pemasaran bertugas untuk memasarkan dan menginformasikan harga

dan jenis produk ikan dan turunannya kepada konsumen dan calon

konsumen. Sistem pemasaran yang digunakan sampai saat ini dengan cara

(56)

39

3. Bagian Administrasi

Bagian administrasi bertugas untuk mencatat pengeluaran dan pendapatan

penjualan produk ikan, pembuatan faktur, pemberian gaji kepada karyawan.

itu, pencatatan stock barang dan pemesanan, kliring bank.

4. Bagian produksi

Bagian produksi bertanggung jawab dalam penanganan produk ikan,

pembersihan dan pemotongan ikan, penyaringan telur ikan, pengemasan,

penyimpanan produk ikan, grading mutu ikan sebelum didistribusikan.

5. Bagian Keuangan

Bagian keuangan bertanggung jawab dalam pembayaran dan pengelolaan

modal perusahaan. Penagihan pembayaran konsumen juga menjadi tanggung

jawab bagian ini.

Gambar 3. Struktur Organisasi

Sumber: Administrasi PT. OKN tahun 2010

Pemilik Perusahaan

Bagian Pemasaran Bagian Administrasi Bagian Produksi

Empat orang staff Satu orang staff

Gambar

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Tabel 1. Volume dan Nilai Produksi Perikanan Indonesia 2005-2009 (Dalam Ton)
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategi
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 3 diketahui terdapat tiga faktor dalam ruangan laboratorium komputer RPL yang menurut siswa dikategorikan tidak nyaman, yaitu kondisi temperatur,

Adanya pengendalian input adalah hal yang penting karena apabila input yang masuk tidak akurat, tidak valid, dan tidak lengkap, maka output dari sistem itu sendiri juga akan

Frekuensi minum minuman ringan bukan merupakan faktor risiko terjadinya menarche dini, tetapi sebuah penelitian cohort pada wanita US yang dilakukan oleh The

Seluruh responden menyatakan audio visual yang ditampilkan dalam presentasi membantu mereka dalam membayangkan situasi yang ada di Perguruan Tinggi, dan informasi tentang kuri-

Berdasarkan kriteria prevaleni menurut William dan Williams (1996) prevalensi tertinggi terdapat pada dusun Paya Rambe 50% termasuk dalam kategori sangat sering yang

pengetahuan dari pakar atau sekelompok ahli, yang nantinya pengetahuan tersebut untuk akan digunakan untuk membangun sistem berbasis pengetahuan.  Akuisisi pengetahuan pasti

Pada tanggal 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya Dalam kongres tersebut diputuskan antara lain terbentuknya

Penulis melakukan kegiatan Praktek Lapangan di Koperasi BARRAK, Cimahi dengan topik ”Aspek Teknik dan Finansial Dari Alat Pengering Tipe Efek Rumah Kaca pada Proses