• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT. MACRO CITRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT. MACRO CITRA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI BISNIS

PADA PT. MACRO CITRA

Fieldy, Hartiwi Prabowo

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara,

Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530

Fieldy.avrist@gmail.com

ABSTRACT

PT. Macro citra is a company that engaged in the sales of medical devices and

importers of laboratory equipment. The company has been established since 1992

and already has many customers ranging from hospitals to clinics and health centers

as well as have a supplier with famous brands from different world. The purpose of

this study was to analyze the internal and external conditions and provide

appropriate recommendations for alternative strategies implemented by the

company. The method used in this research is descriptive qualitative method with

case study research. The research was conducted through questionnaires and

interviews to the owner and manager of corporate marketing. In analyzing the data,

there are three stages: input stage uses a matrix IFE, EFE and CPM, then matching

stage using the SWOT matrix, IE, and Grand Strategy, and the final stage used

QSPM matrix. The results showed that the chosen strategy is the strategy of market

development.(F)

Keywords: Strategic, Business, Market Development, Medical Equipment

ABSTRAK

PT. Macro Citra merupakan perusahaan yang bergerak di bidang importir

penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik. Perusahaan telah

berdiri sejak tahun 1992 dan sudah memiliki banyak pelanggan dari mulai rumah

sakit hingga klinik dan puskesmas serta memiliki pemasok dengan merek terkenal

yang berasal dari berbagai dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis kondisi internal dan eksternal perusahaan serta memberikan

rekomendasi strategi alternatif yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif

dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian ini dilakukan melalui kuisioner dan

wawancara kepada pemilik dan manajer pemasaran perusahaan. Dalam

menganalisis data, terdapat tiga tahapan yaitu tahap input yang menggunakan

matriks IFE, EFE, dan CPM, kemudian tahap pencocokan yang menggunakan

(2)

matriks SWOT, IE, dan Grand Strategy, dan pada tahap akhir yaitu tahap keputusan

digunakan matriks QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dipilih

adalah strategi pengembangan pasar. (F)

Kata kunci: Strategi, Bisnis, Pengembangan pasar, Alat kesehatan

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dihadapkan pada persaingan yang ketat dimana perusahaan harus memiliki kelebihan dari para pesaingnya sehingga mendorong setiap perusahaan untuk memiliki strategi yang tepat untuk diterapkan dalam menghadapi para pesaingnya.

Berdasarkan data BPS, Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 menurut sisi penggunaan terjadi pada Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 9,81 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,28 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa 2,01 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 1,25 persen. Sementara, Komponen Impor sebagai faktor pengurang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen. Tingginya tingkat impor yang melebihi tingkat ekspor di Indonesia mencerminkan bahwa Indonesia masih bergantung pada kebutuhan akan barang dan jasa dari luar negeri.

Indonesia merupakan negara keempat di dunia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bahwa tahun ini penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun. Dengan demikian kebutuhan akan kesehatan di Indonesia akan semakin tinggi, hal ini perlu didukung melalui inovasi teknologi serta sumber daya manusia yang lebih baik.

Setiap perusahaan tentunya harus dapat menerapkan strategi yang tepat agar dapat bersaing dengan para kompetitornya, strategi yang diterapkan oleh setiap perusahaan pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karena, belum tentu strategi yang diterapkan oleh PT. Macro Citra sesuai untuk diterapkan oleh kompetitornya walaupun perusahaan kompetitor tersebut menerapkan strategi yang sama dengan PT. Macro Citra.

Dalam penerapannya, strategi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor ekstenal. Faktor internal berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Mengenali serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal organisasi di bidang-bidang fungsional dari bisnis merupakan kegiatan manajemen strategis yang sangat penting, sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan peluang dan ancaman dari luar perusahaan yang merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi maupun perusahaan secara berarti dimasa depan. Sehingga diperlukannya pengertian secara tepat dari faktor-faktor tersebut agar strategi yang akan diterapkan sesuai dengan kondisi perusahaan baik internal maupun eksternal.

PT. Macro Citra adalah perusahaan importir yang bergerak dalam penjualan berbagai macam alat kesehatan, peralatan laboratorium klinik dan filter. Perusahaan ini resmi berdiri dan memulai aktivitas usahanya sejak tanggal 25 Januari 1992 dengan akta notaris nomor 397, yang disetujui oleh notaris John Leonard Waworuntu di Jakarta Barat. Didirikan untuk jangka waktu 75 tahun dengan modal awal sebesar Rp 200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) yang terbagi atas 2.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) per lembarnya. PT. Macro Citra berkantor pusat di Rukan Taman Meruya Blok M nomor 65, berfokus pada penjualan alat kesehatan, peralatan laboratorium klinik dan filter. Pada tahun 1993, PT. Macro Citra mulai mengimpor filter dari perusahaan Begrow yang berasal dari negara Jerman dan Pall yang berasal dari negara Amerika, kemudian pada tahun 1997 mulai mengimpor alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik dari perusahaan Acon Laboratories yang berasal dari negara Amerika dan Plasmatech Laboratory yang berasal dari negara Inggris. Sedangkan pada tahun 2002 hingga 2011 PT. Macro Citra menambah jumlah mitra bisnis nya dengan mengimpor alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik dari ketiga perusahaan besar yang berasal dari China dan Amerika yaitu perusahaan Abon Biophram, Right Sign, dan CTK Biotech. Namun seiring dengan perkembangan bisnis impor peralatan laboratorium klinik, maka PT. Macro Citra hanya berfokus pada penjualan alat kesehatan dan

(3)

peralatan laboratorium klinik saja. Sejak tahun 2004, PT. Macro Citra sudah tidak menjual produk filter.

Penjualan produk alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik difokuskan oleh perusahaan karena adanya peluang pertumbuhan pembangunan rumah sakit dan klinik di Indonesia, pendapatan perkapita masyarakat dan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang tinggi. Disisi lain perusahaan memiliki alat-alat kesehatan degan merek yang sudah dikenal, memiliki hubungan yang baik dengan principal dan kliennya, dan hampir 70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro Citra. Namun perusahaan juga harus melakukan perbaikan karena perusahaan mengalami kekurangan jumlah tenaga penjual yang kompeten di bidangnya, variasi produk yang terbatas, keterbatasan jaringan distribusi, dan belum dapat mengelola SDM dengan baik.

Strategi yang diterapkan oleh PT. Macro Citra saat ini yaitu strategi penetrasi pasar, karena pada saat ini PT. Macro Citra sedang berfokus untuk terus meningkatkan penjualan dengan cara menambah jumlah tenaga penjual untuk memasarkan produknya, mengikuti pameran alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik, memberikan bonus yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya untuk para tenaga penjual yang berhasil mencapai target penjualan.

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah pangsa pasar penjualan perusahaan hanya mencakup 16 provinsi (wilayah bagian barat Indonesia) dari jumlah keseluruhan 34 provinsi yang ada di Indonesia, yang menjadi faktor PT. Macro Citra hanya memasarkan produknya di wilayah bagian barat Indonesia adalah karena pertumbuhan pembangunan, perkembangan teknologi, pendapatan perkapita, dan pertumbuhan jumlah penduduk terkonsentrasi pada wilayah bagian barat Indonesia saja, namun saat ini pemerintah sedang gencar untuk melakukan pemerataan pembangunan sehingga hal tersebut dilihat sebagai peluang yang harus segera diambil oleh perusahaan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya program pemerintah mengenai peningkatan layanan kesehatan berupa BPJS yang secara langsung menjadi sebuah peluang bagi para pelaku di industri kesehatan untuk turut serta memenuhi kebutuhan akan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik yang dibutuhkan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan melakukan penerapan strategi yang tepat, maka akan mendorong pertumbuhan penjualan perusahaan yang berdampak pada meningkatnya daya saing perusahaan.

Berdasarkan dari uraian di atas yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis tertarik untuk memberi judul “Analisis Strategi Bisnis pada PT. Macro Citra”

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan Identifikasi Masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal dari PT. Macro Citra. 2. Untuk mengetahui perumusan alternatif strategi bisnis pada PT. Macro Citra.

3. Untuk mengetahui rekomendasi strategi fungsional yang tepat diterapkan bagi PT. Macro Citra dalam menghadapi persaingan bisnis di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Sanders, Tom J., 2012), Penelitian manajemen strategis cenderung dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dimana pengoperasiannya melalui tinjauan literatur dan penggunaan yang berlaku secara umum dari variabel-variabel tertentu untuk menangkap konstruksi umum yang menarik.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 tahapan, yaitu Tahap Input, Tahap Pencocokan, dan Tahap Keputusan. Berikut adalah tabelnya:

Tabel 1 Kerangka Analisis Perumusan Strategi TAHAP 1: TAHAP INPUT

Matrix Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Matrix Profile Persaingan (CPM)

Matrix Evaluasi Fakor Internal (IFE) TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN

(4)

Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman

(SWOT)

Matrix IE (Internal-External)

Matrix Strategi Besar

(Grand Strategy)

TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN

Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)

(Sumber: David, 2011:324)

Dalam merumuskan strategi terdapat 3 tahapan, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Pada tahap masukan, berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi yang terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation- EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation- IFE), Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix – CPM). Pada tahap pencocokan, perumusan strategi terdiri atas lima teknik yaitu, Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy). Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Pada tahap keputusan, Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan strategi. Matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) merupakan tahap terakhir dalam menentukan strategi alternatif terbaik yang dapat diterapkan oleh perusahaan.

Rancangan pemecahan masalah yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan wawancara secara langsung dan melakukan penyebaran kuisioner kepada pihak yang memiliki kepentingan untuk mengatur strategi bagi PT.Macro Citra untuk mengetahui pembobotan, rating, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan CPM dari perusahaan, sedangkan untuk faktor eksternal peneliti mencari data dari media cetak, media elektronik dan pihak PT. Macro Citra sendiri dengan tujuan untuk mengetahui peluang dan ancaman bagi perusahaan. Untuk melakukan pembobotan pada matriks IFE, Matriks EFE dan Matriks CPM digunakan software Expert Choice. Metode yang digunakan adalah metode pairwise comparison (perbandingan berpasangan) dalam menentukan pembobotan.

Setelah mendapatkan data berupa bobot dan rating serta penentuan mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal serta CPM, peneliti kemudian menyusun matriks IFE, EFE, dan CPM. Setelah itu peneliti menyusun matriks SWOT, IE, dan Grand strategy dengan tujuan untuk mencocokkan strategi sehingga didapatkan beberapa alternatif srategi yang dapat dianalisis dengan matriks QSPM.

Dengan demikian berdasarkan nilai tertinggi dari hasil analisa menggunakan matriks QSPM strategi yang terbaik dapat diperoleh, sehingga perusahaan dapat menerapkan strategi alternatif lainnya untuk memajukan perusahaan dalam persaingan kedepannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan diketahui berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner untuk pengumpulan data. Kemudian, pada tahap pertama yang dilakukan adalah mengolah data dengan menggunakan Matriks IFE, Matriks EFE, dan Matriks CPM. Pada tahap kedua, melakukan analisis dengan menggunakan Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy sehingga diketahui alternatif strategi yang tepat. Pada tahap ketiga yaitu tahap pengambilan keputusan dengan menggunakan Matriks QSPM.

Tabel 2 Matriks IFE

Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Total Skor Kekuatan

Berpengalaman di bidangnya sejak tahun 1992 0.053 3 0.159

Turnover karyawan yang rendah 0.039 3 0.117

Peningkatan rata-rata penjualan produk selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 7,34% per tahunnya

0.142 4 0.568

Merek dari produk yang dijual kuat 0.120 4 0.480

(5)

Memiliki hubungan yang baik dengan principal 0.085 3 0.255

Memiliki sistem persediaan barang yang baik 0.098 4 0.392

70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro citra

0.106 4 0.424

Kelemahan

Kurangnya tenaga penjual yang kompeten di bidangnya 0.052 2 0.104

Keterbatasan jaringan distribusi 0.048 1 0.048

Variasi produk yang terbatas 0.038 2 0.076

Modal yang terbatas 0.050 1 0.050

Belum mampu mengelola SDM dengan baik 0.061 1 0.061

Total 1.000 3.055

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013.

Berdasarkan hasil pengolahan data dari tabel matriks IFE diatas, diperoleh hasil bahwa total skornya adalah sebesar 3.055. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang kuat karena nilai total skor yang berada diatas rata-rata yaitu 2.500, dengan demikian perusahaan sudah dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang ada.

Tabel 3 Matriks EFE

Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Total Skor Peluang

Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 1,49% per tahun

0.062 3 0.186

Pertumbuhan pembangunan rumah sakit di Indonesia 0.133 3 0.398

Pertumbuhan pembangunan klinik dan puskesmas di Indonesia

0.115 4 0.460

Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya

0.159 3 0.477

Kesadaran akan kesehatan yang semakin tinggi 0.150 2 0.300

Adanya program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS

0.177 3 0.530

Ancaman

Peraturan pemerintah yang berubah-ubah 0.048 4 0.192

Kurs rupiah yang terus mengalami perlemahan terhadap kurs mata uang asing

0.053 2 0.106

Munculnya pesaing baru dari dalam negeri 0.039 3 0.117

Infrastruktur yang buruk di Indonesia 0.036 2 0.072

Munculnya pesaing baru dari luar negeri 0.028 3 0.056

Total 1.000 2.894

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013.

Berdasarkan hasil pengolahan data dari tabel matriks EFE diatas, diperoleh hasil bahwa total skornya adalah sebesar 2.894. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sudah dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada, karena nilai total skor bobot yang berada diatas rata-rata yaitu 2.500.

Tabel 4 Matriks CPM Faktor penentu

keberhasilan

Bobot PT. Macro Citra PT. Oncoprobe Utama

PT. Alere Indonesia Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai

Kualitas produk 0.199 4 0.796 3 0.597 4 0.796

Sistem persediaan 0.076 3 0.228 3 0.228 3 0.228

Kadaluarsa produk 0.067 3 0.201 3 0.201 3 0.201

Promosi produk 0.059 3 0.177 2 0.118 4 0.236

Distribusi penjualan 0.074 3 0.222 3 0.222 4 0.296

Daya saing harga 0.123 4 0.492 2 0.246 4 0.492

(6)

Layanan konsumen 0.116 4 0.464 3 0.348 3 0.348 Brand yang sudah

dikenal

0.054 3 0.162 4 0.216 4 0.216

Kebijakan pemerintah 0.063 3 0.189 3 0.189 4 0.252

Jumlah 1.000 3.607 2.872 3.572

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013.

Berdasarkan hasil pengolahan data dari tabel matriks CPM diatas, diperoleh total nilai bagi PT. Macro Citra adalah sebesar 3.607, PT. Oncoprobe Utama adalah sebesar 2.872, dan PT. Alere Indonesia adalah sebesar 3.572. Hal ini mengindikasikan bahwa PT. Macro Citra sudah cukup kuat jika dibandingkan dengan pesaingnya, dengan demikian kesimpulannya adalah PT. Macro Citra sudah mampu untuk bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya.

Tabel 5 Analisis SWOT Kekuatan (S) 1. Berpengalaman di bidangnya

sejak tahun 1992 2. Turnover karyawan yang

rendah

3. Peningkatan rata-rata penjualan produk selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 7,34% per tahunnya

4. Merek dari produk yang dijual kuat

5. Memiliki hubungan yang baik dengan klien

6. Memiliki hubungan yang baik dengan principal

7. Memiliki sistem persediaan barang yang baik

8. 70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro citra

Kelemahan (W) 1. Kurangnya jumlah tenaga

penjual yang kompeten dibidangnya

2. Keterbatasan jaringan distribusi

3. Variasi produk yang terbatas

4. Modal yang terbatas 5. Belum mampu mengelola

SDM dengan baik

Peluang (O) 1. Pertumbuhan jumlah

penduduk di Indonesia sebesar 1,49% per tahun 2. Pertumbuhan pembangunan

rumah sakit di Indonesia 3. Pertumbuhan pembangunan

klinik dan puskesmas di Indonesia

4. Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya 5. Kesadaran akan kesehatan

yang semakin tinggi 6. Adanya program pemerintah

yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS

Strategi SO

1. Melakukan pemasaran produk diwilayah yang memiliki potensi untuk menjadi wilayah pasar penjualan yang baru (S1, S4, O2, O3)

2. Menetapkan harga penjualan produk yang bersaing agar dapat membantu program pemerintah dalam meningkatkan layanan

kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan (S1, S3, S4 ,O6)

Strategi WO 1. Meningkatkan jumlah

variasi produk untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan yang semakin tinggi

(W3, O5, O6) 2. Menjalin kerjasama

dengan agen distributor diwilayah yang belum menjadi daerah pasar penjualan

(W2, O2, O3)

Ancaman (T) 1. Peraturan pemerintah yang

Strategi ST

1. Melakukan pemesanan produk

Strategi WT 1. Merekrut tenaga penjual

(7)

berubah-ubah

2. Kurs rupiah yang terus mengalami perlemahan terhadap kurs mata uang asing

3. Munculnya pesaing baru dari dalam negeri

4. Infrastruktur yang buruk di Indonesia

5. Munculnya pesaing baru dari luar negeri

yang memiliki teknologi yang lebih canggih dari produk sebelumnya agar tidak kalah bersaing dengan pesaingnya (S5, S6, S8, T3, T5)

yang kompeten dibidangnya agar dapat memenuhi target pernjualan (W1, T3, T5)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada matriks SWOT diatas, maka strategi alternatifnya adalah sebagai berikut:

Strategi SO:

1. Pengembangan pasar

Melakukan pemasaran produk diwilayah yang memiliki potensi untuk menjadi wilayah pasar penjualan yang baru (S1, S4, O2, O3)

2. Penetrasi pasar

Menetapkan harga penjualan produk yang bersaing agar dapat membantu program pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan (S1, S3, S4 ,O6)

Strategi WO:

1. Pengembangan produk

Meningkatkan jumlah variasi produk untuk memenuhi kebutuhan akan kesehatan yang semakin tinggi (W3, O5, O6)

2. Pengembangan pasar

Menjalin kerjasama dengan agen distributor diwilayah yang belum menjadi daerah pasar penjualan (W2, O2, O3)

Strategi ST:

1. Pengembangan produk

Melakukan pemesanan produk yang memiliki teknologi yang lebih canggih dari produk sebelumnya agar tidak kalah bersaing dengan pesaingnya (S5, S6, S8, T3, T5)

Strategi WT: 1. Penetrasi pasar

Merekrut tenaga penjual yang kompeten dibidangnya agar dapat memenuhi target pernjualan (W1, T3, T5)

(8)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013.

Gambar 1 Matriks IE

Berdasarkan hasil dari perhitungan matriks IFE dan EFE diketahui bahwa nilai total skor IFE adalah 3.055, sedangkan nilai total skor EFE adalah 2.894. Dengan demikian dapat dilihat bahwa PT. Macro Citra berada dalam sel IV, yaitu divisi tumbuh dan membangun. Alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, intregasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013.

Gambar 2 Matriks Strategi Besar

Berdasarkan hasil pengolahan data dari matriks Strategi Besar diatas, menunjukkan bahwa PT. Macro Citra berada pada kuadran I. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan pasar yang cepat dimana tingkat pertumbuhan industri bisnis penjualan alat kesehatan dan peralatan laboratorium klinik mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 7,5% setiap tahunnya. Dan berdasarkan hasil pengolahan data matriks CPM, diperoleh total nilai sebesar 3.067 yang menempatkan PT. Macro Citra di posisi pertama dalam persaingan antarperusahaan saingan. Dengan demikian, alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal, dan diversifikasi terkait.

Tabel 6 Hasil Strategi Alternatif pada tahap pencocokan

Strategi Alternatif Tahap Pencocokan Jumlah

Penetrasi Pasar Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks Strategi Besar 3 Pengembangan Pasar Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks Strategi Besar 3 Pengembangan Produk Matriks SWOT, Matriks IE, Matriks Strategi Besar 3

Integrasi ke depan Matriks IE, Matriks Strategi Besar 2

Integrasi ke belakang Matriks IE, Matriks Strategi Besar 2

Integrasi Horizontal Matriks IE, Matriks Strategi Besar 2

Diversifikasi terkait Matriks Strategi Besar 1

PT. Macro Citra PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT

POSISI KOMPETITIF YANG KUAT POSISI KOMPETITIF YANG LEMAH

PERTUMBUHAN PASAR YANG LAMBAT Kuadran I

Kuadran II

(9)

Sumber: Hasil analisis pada tahap pencocokan, 2013.

Strategi alternatif yang paling banyak muncul jumlahnya pada tahap pencocokan (analisis SWOT, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar) dapat digunakan dalam rumusan matriks Quantitative

Strategic Planning Matriks (QSPM), yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk.

Tabel 4.11 Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM) Strategi-strategi alternatif

Faktor-faktor utama Bobot Penetrasi pasar

Pengembangan pasar

Pengembangan produk

AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan:

1. Berpengalaman di bidangnya sejak tahun 1992

0.053 - - -

2. Turnover karyawan yang rendah 0.039 - - -

3. Peningkatan rata-rata penjualan produk selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 7,34% per tahunnya

0.142 3 0.426 2 0.284 1 0.142

4. Merek dari produk yang dijual kuat 0.120 3 0.360 4 0.480 2 0.240

5. Memiliki hubungan yang baik dengan klien

0.107 - - -

6. Memiliki hubungan yang baik dengan

principal

0.085 - - -

7. Memiliki sistem persediaan barang yang baik

0.098 4 0.392 3 0.294 2 0.196

8. 70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro citra

0.106 4 0.424 3 0.318 2 0.212

Kelemahan:

1. Kurangnya jumlah tenaga penjual yang kompeten dibidangnya

0.052 4 0.208 2 0.104 1 0.052

2. Keterbatasan jaringan distribusi 0.048 2 0.096 4 0.192 1 0.048

3. Variasi produk yang terbatas 0.038 2 0.076 3 0.114 4 0.152

4. Modal yang terbatas 0.050 3 0.150 4 0.200 2 0.100

5. Belum mampu mengelola SDM dengan baik

0.061 - - -

Peluang:

1. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 1,49% per tahun

0.062 3 0.186 4 0.248 2 0.124

2. Pertumbuhan pembangunan rumah sakit di Indonesia

0.133 3 0.399 4 0.532 2 0.266

3. Pertumbuhan pembangunan klinik dan puskesmas di Indonesia

0.115 3 0.345 4 0.460 2 0.230

4. Pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya

0.159 3 0.477 4 0.636 2 0.318

5. Kesadaran akan kesehatan yang semakin tinggi

0.150 3 0.450 4 0.600 2 0.300

6. Adanya program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS

0.177 3 0.531 4 0.708 2 0.354

Ancaman:

1. Peraturan pemerintah yang berubah-ubah 0.048 2 0.096 4 0.192 3 0.144

2. Kurs rupiah yang terus mengalami perlemahan terhadap kurs mata uang asing

0.053 - - -

3. Munculnya pesaing baru dari dalam negeri 0.039 3 0.117 4 0.156 2 0.078

4. Infrastruktur yang buruk di Indonesia 0.036 2 0.072 4 0.144 1 0.036

5. Munculnya pesaing baru dari luar negeri 0.028 4 0.112 3 0.084 2 0.056

(10)

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013.

Berdasarkan hasil pengolahan data dari tabel matriks QSPM diatas, diperoleh hasil bahwa dari ketiga alternatif strategi diatas yang memiliki total skor daya tarik tertinggi adalah strategi pengembangan pasar yaitu sebesar 5.746. Dengan demikian, strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh perusahaan adalah strategi pengembangan pasar.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data pada bab-bab sebelumnya, maka berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil:

1.

Faktor-faktor internal perusahaan yang menjadi kekuatan adalah berpengalaman di bidangnya sejak tahun 1992, turnover karyawan yang rendah, peningkatan rata-rata penjualan produk selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 7,34% per tahunnya, merek dari produk yang dijual kuat, memiliki hubungan yang baik dengan klien, memiliki hubungan yang baik dengan principal, memiliki sistem persediaan barang yang baik, dan 70% rumah sakit swasta di Jakarta telah membeli produk dari PT. Macro citra. Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan perusahaan adalah kurangnya tenaga penjual yang kompeten di bidangnya, keterbatasan jaringan distribusi, variasi produk yang terbatas, modal yang terbatas, dan belum mampu mengelola SDM dengan baik. Faktor-faktor eksternal perusahaan yang menjadi peluang adalah pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia sebesar 1,49% per tahun, pertumbuhan pembangunan rumah sakit di Indonesia, pertumbuhan pembangunan klinik dan puskesmas di Indonesia, pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang meningkat setiap tahunnya, kesadaran akan kesehatan yang semakin tinggi, dan adanya program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan berupa BPJS. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman perusahaan adalah peraturan pemerintah yang berubah-ubah, kurs rupiah yang terus mengalami perlemahan terhadap kurs mata uang asing, munculnya pesaing baru dari dalam negeri, infrastruktur yang buruk di Indonesia, dan munculnya pesaing baru dari luar negeri.

2.

Perumusan strategi pada PT. Macro Citra dilakukan dengan menggunakan 3 tahapan dalam

perumusan strategi, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Dalam tahap masukan penulis menggunakan matriks IFE, matriks EFE, dan matriks CPM. Untuk tahap pencocokan penulis menggunakan analisis SWOT, matriks IE, dan matriks Strategi Besar. Dan pada tahap akhir yaitu tahap keputusan penulis menggunakan matriks Quantitative Strategic

Planning Matrix (QSPM) untuk menentukan alternatif strategi yang paling tepat untuk diterapkan

pada PT. Macro Citra.

3.

Berdasarkan hasil pengolahan data dari matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), diperoleh hasil bahwa dari alternatif strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk yang memiliki total skor daya tarik tertinggi adalah strategi pengembangan pasar yaitu sebesar 5.746. Dengan demikian, strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT. Macro Citra adalah strategi pengembangan pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Alianto, Hendra. (2011). ANALISIS PROSES BISNIS DAN PENERAPAN MANAJEMEN STRATEGIS PADA PT OPTIK XYZ, 2 (2): 896-911

Dahmardeh, Nazar and Rakshani, Sar. (2011). Investigation of Economic Capabilities of sistan with Emphasis on Employment Considering SWOT Method. Interdisciplinary Journal of

Contemporary Research In Business , 3 (7): 613-626

David, Fred R. (2011). Manajemen Strategis. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Dewanti, Retno. (2008). Kewirausahaan. Edisi Pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media. Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah. (2005). Pengantar Manajemen, Edisi

(11)

Hariadi, Bambang. (2003). Strategic Manajemen. Jakarta: Bayumedia Publishing.

Helms, Marilyn M and Nixon, Judy. (2010). Exploring SWOT analysis – where are we now?: A

review of academic research from the last decade. Journal of Strategy and Management, 3

(3): 215-251.

Kuncoro, Engkos A. (2010). ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI BISNIS PADA PT SAMUDERA NUSANTARA LOGISTINDO, 1 (1): 169-184

Kuncoro, Mudrajad. (2006). Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ?. Jakarta: Erlangga.

Musa, Hubeis dan Najib, Mukhamad. (2008). Manajemen Strategis Dalam Pengembangan Daya

Saing Organisasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

O’Shannassy, Tim. (2008). Sustainable competitive advantage or temporary competitive advantage:

Improving understanding of an important strategy construct. Journal of Strategy and Management, 1 (2): 168-180

Pearce II, John A. and Robinson Richard B.Jr. (2008). Manajemen Strategis. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, S dan Coulter, M. (2007). Manajemen. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit PT Indeks. Sanders, Tom J. (2012). A comparison of qualitative and quantitative operationalizations of strategic

management constructs. Research in Business and Economics Journal, 6, 1-14 Siagian, Sondang. (2007). Manajemen Strategik. Cetakan ketujuh. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Umar Husein. (2005). Strategic Management in Action. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Apriliani, Dinda D. (2013). Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Meningkatkan Kesadaran Akan

Kesehatan, diakses tanggal 12 Desember 2013 dari

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/08/10/mahasiswa-kesehatan-masyarakat-meningkatkan-kesadaran-akan-kesehatan-582657.html

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2013). BKKBN: Tahun Ini Penduduk

Indonesia Capai 250 Juta Jiwa, diakses tanggal 1 Juni 2013 dari http://health.liputan6.com/read/521272/bkkbn-tahun-ini-penduduk-Indonesia-capai-250-juta-jiwa Badan Pusat Statistik. (2013). Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Tahun 2012 Mencapai 6.23

Persen, diakses tanggal 1 Juni 2013 dari http://www.bps.go.id/?news=989

Badan Pusat Statistik. (2013). Pendapat per Kapita Masyarakat RI Naik Hampir 10%, diakses tanggal 17 November 2013 dari http://economy.okezone.com/read/2013/02/05/20/756969/pendapat-per-kapita-masyarakat-ri-naik-hampir-10

Investor Daily. (2013). Kurs Rupiah Kamis Pagi Menguat 10 Poin, diakses tanggal 15 Januari 2014 dari http://www.investor.co.id/home/kurs-rupiah-kamis-pagi-menguat-10-poin/53610

Investor Daily. (2014). Rupiah Senin Pagi Menguat Menjadi Rp12.030, diakses tanggal 15 Januari 2014 dari http://www.investor.co.id/home/rupiah-senin-pagi-menguat-menjadi-rp12030/75738 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). PROFIL KESEHATAN INDONESIA TAHUN

2011, diakses tanggal 11 Oktober 2013 dari http://www.depkes.go.id/downloads/Profil2011-v3.pdf

Kontan. (2013). Bisnis alat kesehatan tumbuh subur, diakses tanggal 5 Januari 2014 dari http://industri.kontan.co.id/news/bisnis-alat-kesehatan-tumbuh-subur

(12)

Menteri Kesehatan. (2012). MENKES: RS PERLU MENYIAPKAN DIRI MENYONGSONG ERA

BARU PEMBANGUNAN KESEHATAN DI TANAH AIR, diakses tanggal 11 Oktober 2013 dari

http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2115

Okezone. (2011). Penjualan Alat Kesehatan Naik 10%, diakses tanggal 20 Desember 2013 dari http://economy.okezone.com/read/2011/07/15/320/480293/penjualan-alat-kesehatan-naik-10 Pos Kota. (2013). Asosiasi Klinik Minta Dilibatkan Bahas BPJS, diakses tanggal 15 November 2013 dari http://www.poskotanews.com/2013/03/14/asosiasi-klinik-minta-dilibatkan-bahas-bpjs/

SURYA Online. (2013). Membuka Pasar Alat Kesehatan, diakses tanggal 5 Januari 2014 dari http://surabaya.tribunnews.com/2013/10/14/membuka-pasar-alat-kesehatan

Tempo. (2013). Rupiah Anjlok, Industri Alat Kesehatan Loyo, diakses tanggal 15 Januari 2014 dari http://www.tempo.co/read/news/2013/09/30/092517764/Rupiah-Anjlok-Industri-Alat-Kesehatan-Loyo

RIWAYAT PENULIS

Fieldy lahir di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Bisnis Manajemen pada tahun 2014.

Gambar

Tabel 2 Matriks IFE
Tabel 3 Matriks EFE
Tabel 5 Analisis SWOT  Kekuatan (S)  1.  Berpengalaman di bidangnya
Gambar 1 Matriks IE
+2

Referensi

Dokumen terkait

34/PUU-XI/2013 tentang pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana terhadap UUD 1945 telah menyatakan bahwa Pasal 268 ayat (3) KUHAP yang mengatur tentang,

Tugas akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana seni Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain,

Diperoleh data curah hujan real time yang dapat diperoleh dengan melihat database pada penyimpanan logger data penakar hujan otomatis jenis tipping bucket.. Diperoleh

pengetahuan dari pakar atau sekelompok ahli, yang nantinya pengetahuan tersebut untuk akan digunakan untuk membangun sistem berbasis pengetahuan.  Akuisisi pengetahuan pasti

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa daerah Paningkaban, Kec.Gumelar, Kab.Banyumas merupakan daerah yang rawan terjadi longsor karena beberapa faktor antara

72 Tahun 2005 tentang Desa, kedudukan BPD adalah unsur pemerintahan desa, dengan kata lain kedudukannya sejajar dengan pemerintah desa dan untuk itu dapat melakukan

object, contextual, rate-adjust, guess and check 14. Dalam penelitian tersebut, John K. Lannin menggunakan pendekatan masalah kontekstual berupa Cube Stickers Problem pada