commit to user
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR T-SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL(SPC)
(Studi Pada Perusahaan T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta )
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas- Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
NURMA MIKI INSANI
F 0205120
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
Boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang membahayakan dirinya atau
membenci sesuatu yang bermanfaat baginya
(Penulis)
Kita semua hidup dalam ketegangan, dari waktu ke waktu, serta dari hari ke hari;
dengan kata lain, kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri.
(Mary Mccarthy)
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita
selalu menyesali apa yang belum kita capai.
(Schopenhauer)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin
kalaukita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)
Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga
berdoadalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.
(Kahlil Gibran)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
(Thomas Alva Edison)
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan
denganketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini
kupersembahkan untuk :
Ø
Ibu dan Bapak tercinta
Ø
Kakak-kakakku tercinta
Ø
Keponakan-keponakanku
tersayang
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrahim
Assalamu’alaikun Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR T-SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) (Studi Pada Perusahaan T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta) “.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan, dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
vii
5. Dra. Anastasia Riani S, M.si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Pihak manajemen, karyawan IN Tee-shirt Yogyakarta yang telah membantu penyelesain skripsi ini.
8. Bapak dan Ibuku (Gunawan dan Kalis Martuti) yang selalu mendoakanku. Terima kasih untuk kasih sayang, pengorbanan, dukungan, dan doa yang selama ini bapak ibu berikan.
9. Kakak-kakakku (mbak Phita, mas Boedi, mbak Injung, mas Sigit, mbak Elin, mas Nuri) terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungannya.
10. Keponakanku yang lucu-lucu (Alif, Satria, Fakhri), terima kasih kalian sudah menjadi penyemangatku.
11. Keluarga di Solo (bapak dan ibu Djumbadi, mbak Agung, mbak Tri, dan mbak Tamar) terima kasih buat semuanya.
12. Sahabat-sahabatku Genk 10+- (Tita, Ratna, Hany, Sisk, Ibnu. Andry, TG, Prima) terima kasih atas bantuan, dukungan, petualangan dan kebersamaan kita selama ini.
commit to user
viii
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... .i
ABSTRAK .... ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI .... ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
commit to user
x
A. Pengertian Produksi ... 6
B. Pengertian Kualitas ... 7
C. Pengertian Pengendalian Kualitas ... 9
D. Arti Penting Kualitas ... 10
E. Sumber Kualitas ... 11
F. Dimensi Kualitas ... 11
G. Biaya Kualitas ... 12
H. Total Quality Manajemen (TQM) ... 15
I. Statistical Process Control (SPC) ... 17
J. Prosedur Pengendalian Kualitas... 20
K. Alat Pengendalian Kualitas ... 22
L. Penelitian Terdahulu ... 24
M. Kerangka Pemikiran ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian... 28
B. Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 28
C. Data dan Sumber ... 29
D. Teknik Analisis ... 29
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 33
B. Analisis Data ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73
B. Saran... 80 DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL
Tabel IV.1 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan Januari ... 48
Tabel IV.2 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan Februari ... 49
Tabel IV.3 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan Maret ... 50
Tabel IV.4 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan April ... 51
Tabel IV.5 Jumlah dan Jenis Kecacatan Produk t-shirt Bulan Mei ... 52
Tabel IV.6 Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Produk ... 54
Tabel IV.7 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Meleset ... 55
Tabel IV.8 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Salah Warna ... 55
Tabel IV.9 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Salah Ukuran ... 55
Tabel IV.10 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Berlubang ... 56
Tabel IV.11 Pemecahan Masalah untuk Kerusakan Kotor ... 56
Tabel IV.12 Total Jenis Kerusakan Selama 5 bulan ... 58
Tabel IV.13 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan Januari... 62
Tabel IV.14 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan Februari... 64
Tabel IV.15 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan Maret ... 66
Tabel IV.16 Tabel Hasil Output Menggunakan Software Pom For Windows Bulan April ... 68
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Gambar II.1 Alur Pemikiran ... 26
Gambar IV.1 Aliran proses produksi t-shirt ... 37
Gambar IV.2 Diagram Fishbone ... 53
commit to user
xiii
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK
Grafik IV.1 Control chart Bulan Januari ... 63
Grafik IV.2 Control chart Bulan Februari ... 65
Grafik IV.3 Control chart Bulan Maret ... 67
Grafik IV.4 Control chart Bulan April ... 69
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jumlah dan jenis kerusakan selama 5 bulan (Januari-Mei 2010) Lampiran 2 Gambar Produk IN Tee-shirt
commit to user
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR T-SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
(Studi Pada Perusahaan T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta Nurma Miki Insani
F0205120
Perkembangan suatu perusahaan salah satunya ditentukan oleh diterima atau tidaknya produk yang dihasilkan perusahaan tersebut di kalangan konsumen. Sekarang permintaaan konsumen meningkat untuk produk dan pelayanan yang lebih baik. Konsumen mengharapkan peningkatan kualitas produk dan pelayanan dengan harga yang lebih murah dari harga sebelumnya. Oleh sebab itu, perusahaan perlu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengidentifikasi kualitas produk t-shirt pada IN shirt, untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas yang diterapkan IN Tee-shirt, apa saja jenis kerusakan yang terjadi dan faktor yang menyebabkan kerusakan, serta bagaimana tindak lanjut perusahaan untuk meminimumkan kerusakan produk, dan untuk mengetahui apakah kualitas produk yang dihasilkan masih dalam batas kendali.
Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah diagram pareto, p-char) dan diagram fishbone. Diagram pareto akan membantu untuk lebih memfokuskan pada masalah kerusakan produk yang lebih sering terjadi, dengan p-chart dapat diketahui apakah produk masih dalam batas kendali, sedangkan dengan diagram fishbone dapat digunakan untuk mengidentiifikasi dan menemukan kemungkinan penyebab suatu masalah atau persoalan yang terjadi
Dari analisis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan pengendalian kualitas yang sudah diterapkan perusahaan dapat dikatakan sudah cukup baik, dibuktikan dengan adanya bagian sortir yang bertugas mengawasi dan menyortir produk yang rusak atau cacat. Meskipun demikian, pengendalian kualitas yang diterapkan perusahaan masih memiliki keterbatasan, ada beberapa pengamatan yang berada di luar batas kendali. Penyebab paling dominan dari kerusakan produk adalah faktor manusia yang kurang teliti dan pemeliharaan mesin yang kurang.
Pada akhir penelitian ini penulis ingin memberikan masukan pada IN Tee-shirt untuk menerapkan metode SPC, karena dengan metode SPC dapat diketahui tingkat kerusakan produk apakah masih dalam batas pengendalian atau di luar batas pengendalian, serta dapat ditelusuri faktor penyebabnya untuk kemudian di cari solusinya.
commit to user
ABSTRACT
QUALITY CONTROL ANALISYS THE END PRODUCT T-SHIRT WITH THE METHOD STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
(Studies in Company T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta) Nurma Miki Insani
F0205120
The development of an enterprise is determined by one of them received or whether the company produced products among consumers. Now, consumer demand increase for products and services better. Consumers expect quality products and service with a cheaper price than previous price. Therefore, companies need to maintain and improve the quality of the product. The purpose of this study is, to identify product quality t-shirts in the IN Tee-shirt, to find out how to apply quality control IN Tee-shirt, what kinds of damage that occurred and the factors that cause damage, and how to follow up a company to minimize damage products, and to find out whether the quality of products still within control.
In this study an analysis tool used is the pareto diagram, p-chart, and fishbone diagrams. Pareto diagram will help to better focus on issues of product defects that are more common, with a p-chart can be known whether the product is still within the limits of control, whereas with a fishbone diagram can be used to identify and discover possible causes of a problem or problems that occur.
From the analysis conducted, we conclude that the implementation of quality control that has been applied to the company can be said is good enough, evidence by the sorting section is charged with overseeng and sort of damaged or defective product. Nevertheless, the company implemented a quality control still has its limitations, there are several observations that are beyond the control limit. The most dominan of product failures is the human factor that is rigorous and less engine maintenance.
At the end of this study the authors wanted to provide input in the IN Tee-shirt to apply the SPC method, due to the SPC method to know the extent of damage if the product is still within control limits or outside the control limits, and can be traced as a contributing factor to later in the search for solutions.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berkembang
seiring dengan adanya era globalisasi yang menuntut agar semua sumber
daya yang dimiliki akan diolah dan dikembangkan. Oleh karena itu, dalam
suatu perusahaan memerlukan adanya suatu manajemen yang baik untuk
meningkatkan produktivitas serta mendapatkan laba yang optimum dalam
usahanya melalui penggunaan sumber-sumber daya perusahaan secara
efektif dan efisien.
Selain itu perkembangan suatu perusahaan itu dapat ditentukan
dengan dapat diterima atau tidaknya produk dari perusahaan tersebut oleh
konsumen. Sekarang permintaaan konsumen meningkat untuk produk dan
pelayanan yang lebih baik. Konsumen mengharapkan peningkatan kualitas
produk dan pelayanan dengan harga yang lebih murah dari harga
sebelumnya. Oleh karena itu apabila perusahaan ingin terus dapat
bersaing, salah satu tujuan utama adalah harus fokus untuk menghasilkan
produk dengan kualitas yang tinggi secara konsisten (Mason and Fiju
Antony, 2000)
Menurut Ahyari (1987), kualitas didefinisikan sebagai jumlah dari
atribut atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan di dalam produk yang
commit to user
bersangkutan. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan kualitas ini
akan sangat erat berhubungan dengan produk tersebut, karena akan
menunjuk langsung terhadap atribut atau sifat-sifat dari produk dan jasa
yang bersangkutan. Kualitas yang dimiliki suatu produk dapat dipengaruhi
oleh suatu proses kegiatan operasi, mulai dari bahan baku, ketrampilan dan
kemampuan tenaga kerja, peralatan-peralatan produksi, hingga
faktor-faktor yang mendukung sistem operasi, seperti sistem penjadwalan dan
sistem persediaan.
Menurut Hermawati (2007), Mutu sebagai keseluruhan
karakteristik suatu produk baik barang maupun jasa berperan penting demi
memenuhi kepuasan pelanggan. Dalam berbagai kegiatan produksi dan
perdagangan produk setiap konsumen menuntut adanya jaminan mutu dari
produsen maupun penjual. Jaminan mutu merupakan kegiatan yang
sistematis dan terencana yang diimplementasikan dalam sistem mutu guna
memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa suatu produk memenuhi
standar mutu yang dikehendaki. Dengan adanya jaminan mutu produsen
dituntut untuk melakukan pengendalian mutu.
Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas (manajemen
perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan
jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan
(Ahyari, 1987). Pengendalian kualitas sangat penting karena bertujuan
untuk meningkatkan dan menjaga kualitas. Dengan adanya pengendalian
commit to user
merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan. Jika kualitas produk tinggi maka loyalitas pelanggan akan
mudah diperoleh (Nova, 2007). Selain itu, dengan adanya pengendalian
kualitas dapat mengurangi jumlah produk yang cacat. Dan dengan adanya
produk yang berkualitas perusahaan akan mampu bersaing dengan
perusahaan-perusahaan yang lain.
IN Tee-shirt merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang industri garmen, yaitu pembuatan dan penjualan t-shirt, jaket dan
sweater yang berada di Yogyakarta. Perusahaan ini memproduksi t-shirt
untuk dijual di retail maupun berdasarkan pesanan dari para pelanggan.
Kepuasaan konsumen merupakan salah satu faktor dari IN Tee-shirt untuk
memperbaiki prosedur dalam pengendalian kualitas produknya. Karena
apabila produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang sesuai dengan
harapan konsumen maka kepuasan konsumen akan terpenuhi.
Dari uraian di atas maka, penulis melakukan penelitian dengan
judul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK AKHIR
T-SHIRT DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL
(SPC). (Studi Pada Perusahaan T-shirt IN Tee-shirt Yogyakarta )
B. RUMUSAN MASALAH
Kualitas suatu produk merupakan faktor penting dalam perusahaan.
Dengan adanya produk yang berkualitas dapat meningkatkan kepuasan
commit to user
dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana identifikasi kualitas produk t-shirt pada IN Tee-shirt?
2. Bagaimana pengendalian kualitas yang diterapkan IN Tee-shirt?
3. Apa saja jenis kerusakan yang terjadi dan faktor yang
menyebabkan kerusakan, serta bagaimana tindak lanjut perusahaan
untuk meminimumkan kerusakan produk?
4. Apakah kualitas produk yang dihasilkan IN Tee-shirt masih dalam
batas kendali?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengidentifikasi kualitas produk t-shirt pada IN Tee-shirt.
2. Untuk mendiskripsikan pengendalian kualitas yang diterapkan
perusahaan IN Tee-shirt.
3. Untuk mengetahui jenis kerusakan dan faktor yang menyebabkan
kerusakan, serta bagaimana tindak lanjut IN Tee-shirt untuk
meminimumkan kerusakan produk.
4. Untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan oleh IN
commit to user
D. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan
kebijakan perusahaan dalam hal pengendalian kualitas untuk
meningkatkan serta menjaga mutu produk.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan mengenai pengendalian kualitas dan dapat
menerapkannya dalam perusahaan.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
Sebagai sumber pemikiran atau referensi mengenai pengendalian
kualitas.
E. BATASAN MASALAH
Untuk lebih memfokuskan penelitian yang dibuat maka dibuat
batasan-batasan sebagai berikut :
1. Pengamatan dilakukan pada departemen produksi, yaitu
depertemen yang memproduksi t-shirt pada IN Tee-shirt.
2. Sampel yang diambil berasal dari hasil inspeksi manual. Yaitu,
pemeriksaan terhadap hasil akhir dari produk t-shirt yang
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN PRODUKSI
Beberapa pengertian operasi atau produksi didefinisikan para pakar
sebagai berikut :
Operasi atau produksi adalah kegiatan untuk mengubah masukan
(yang berupa faktor-faktor produksi) manjadi keluaran sehingga lebih
bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi adalah
kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan
manfaat baru dari suatu barang dan jasa. Keluaran dapat berupa barang
dan jasa (Subagyo,2000)
Menurut Ahyari (1987), produksi diartikan sebagai kegiatan yang
dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru.
Faedah atau manfaat ini dapat terdiri dari beberapa macam. Misalnya,
faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, serta kombinasi dari
faedah-faedah tersebut di atas. Apabila terdapat suatu kegiatan yang dapat
menimbulkan manfaat baru, atau mengadakan penambahan dari manfaat
yang sudah ada maka kegiatan tersebut akan disebut sebagai kegiatan
produksi. Apapun manfaat atau kegunaan yang dihasilkannya di dalam hal
ini tidaklah menjadi persoalan.
commit to user
Sedangkan menurut Assauri (1978), produksi adalah kegiatan
dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau
jasa, untuk kegiatan dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu
ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organization,
managerial, technical).
Produksi adalah proses penciptaan barang dan jasa (Render, 2005).
B. PENGERTIAN KUALITAS
Banyak pakar yang mencoba mendefinisikan kualitas berdasarkan
sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya adalah :
Kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa
yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar
(Render, 2005).
Mutu sebagai kesesuaian dengan spesifikasi (Juran, 1993).
Kualitas didefinisikan sebagai jumlah dari atribut atau sifat-sifat
sebagaimana dideskripsikan di dalam produk yang bersangkutan. Dengan
demikian yang dimaksudkan dengan kualitas ini akan sangat erat
berhubungan dengan produk tersebut, karena akan menunjuk langsung
terhadap atribut atau sifat-sifat dari produk dan jasa yang bersangkutan
(Ahyari, 1987).
Sedangkan menurut Subagyo (2004), kualitas dapat diukur dengan
commit to user
1. Conformance to specification
Conformance to specification merupakan kesesuaian antara
kualitas produk dengan ketentuan mengenai kualitas produk yang
seharusnya.
2. Nilai
Nilai mempunyai arti relatif, artinya merupakan persepsi konsumen
terhadap imbangan antara manfaat suatu barang dan jasa terhadap
pengorbanan untu memperoleh barang dan jasa tersebut.
3. Fitness for use
Fitness for use adalah kemampuan barang atau jasa yang
dihasilkan untuk memenuhi fungsinya.
4. Support
Kualitas produk juga ditentukan oleh dukungan perusahaan
terhadap produk yang dihasilkan. Dukungan ini misalnya :
pemberian garansi perbaikan dan penggantian kalau terdapat
produk cacat yang terjual kepada konsumen, penyediaan onderdil
dalam jumlah yang cukup dan tersebar di berbagai pelosok dengan
harga yang murah, tersedianya servis yang memadai di berbagai
daerah.
5. Psychological impressions
Faktor psikologis dari konsumen kadang-kadang dianggap
commit to user
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima
secara universal, dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa
kesamaan yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya, apa
yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap
kurang berkualitas di masa mendatang).
Dengan berdasarkan elemen-elemen tersebut, Geotch dan Davis
membuat definisi membuat definisi mengenai kualitas yang lebih luas
cakupannya yaitu:
Kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan. (Tjiptono, 2003).
C. PENGERTIAN PENGENDALIAN KUALITAS
Suatu proses produksi tidak akan berjalan dengan baik dan berhasil
jika tidak diikuti dengan suatu pengendalian. Pengendalian adalah
penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana yang dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. (Handoko
dalam Santoso, 2006). Sedangkan pengertian pengendalian kualitas adalah
commit to user
Pengendalian kualitas merupakan kegiatan untuk memastikan
apakah kebijakan dalam hal kualitas (standar) dapat tercermin dalam hasil
akhir. Di dalam pengawasan kualitas ini produk akan diperiksa menurut
standar dan semua penyimpangan dicatat serta dianalisis dimana nantinya
akan digunakan sebagai umpan balik untuk para pelaksana dalam
melakukan tindakan-tindakan perbaikan di masa yang akan datang
(Assauri dalam Santoso, 2006).
Menurut Subagyo (2000), pengendalian kualitas adalah
membandingkan antara barang atu jasa hasil produksi perusahaan dengan
standar yang ada.
Sedangkan menurut Ahyari (1987), pengendalian kualitas adalah
merupakan suatu aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat
dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan.
D. ARTI PENTING KUALITAS
Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas juga
memiliki pengaruh lain. Ada tiga alasan lain pentingnya kualitas :
1. Reputasi Perusahaan
Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti
kualitas, apakah itu baik atau buruk.
2. Keandalan Produk
commit to user
Bagi perusahaan dan Negara yang ingin bersaing secara efektif
pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi
harapan kualitas, desain, dan harga global (Render, 2005).
E. SUMBER KUALITAS
Paling tidak ada lima sumber kualitas yang bisa dijumpai
(Tjiptono, 2003), yaitu:
1. Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari
manajemen puncak.
2. Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu
maupun detail.
3. Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian
ekstensif produk sebelum dilepas ke pasar.
4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan pada
peralatan yang terpelihara baik, pekerja yang terlatih baik, dan
penemuan penyimapangan secara cepat.
5. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran
utama.
F. DIMENSI KUALITAS
Dalam Yamit (2004) mengembangkan dimensi kualitas ke dalam
commit to user
strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan
barang. Kedelapan dimensi tersebut adalah,:
1. Perfomance (kinerja), yaitu karakteristik pokok dari produk inti.
2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.
3. Reliability (keandalan), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan
pemakaian.
4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain
dan operasi memenuhi standar-standar yang ditetapkan
sebelumnya.
5. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama prosedur dapat terus
digunakan.
6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang
memuaskan.
7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa, dan daya tarik produk.
8. Preceived, yaitu menyangkut citra, dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
G. BIAYA KUALITAS
Jika suatu perusahaan akan mempertahankan kualitas hasil
produksinya, maka akan menaggung biaya-biaya kualitas. Biaya untuk
commit to user
dibandingkan dengan kerugian yang timbul karena rendahnya kualitas
produk.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan manajemen kualitas
tersebut, antara lain :
1. Prevention Cost
Prevention cost adalah biaya-biaya pencegahan sebelum
kerusakan atau kekeliruan itu terjadi. Yang masuk dalam biaya ini
antara lain :
a. Biaya perbaikan proses produksi untuk menghilangkan
penyebab kerusakan produk.
b. Biaya untuk merancang produk agar lebih mudah dibuat.
c. Biaya training para karyawan.
d. Biaya untuk mengusahakan agar perusahaan selalu
memperoleh barang-barang dari supplier dengan kualitas
yang baik dan dalam jumlah yang cukup.
2. Biaya appraisal
Biaya appraisal adalah biaya untuk mengusahakan agar
keadaan bahan atau barang yang dikerjakan itu baik, serta biaya
untuk mengetahui kalau terjadi adanya kerusakan. Yang masuk
dalam biaya ini adalah :
a. Biaya inspeksi barang yang datang.
commit to user
c. Biaya untuk mengevaluasi keadaan bahan baku atau barang
jadi yang ada di gudang.
3. Internal failure costs
Internal failure cost adalah biaya yang terjadi karena ada
kesalahan-kesalahan atau kerusakan dalam proses produksi. Biaya
ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu ;
a. Yield loses, yaitu kerugian yang ditanggung perusahaan
karena barang yang rusak tidak dapat diperbaiki kembali,
dan harus dibuang atau menjadi barang cacat.
b. Rework cost, yaitu biaya untuk mengerjakan barang yang
rusak dalam proses produksi, sehingga menjadi barang yang
kualitasnya memenuhi standar.
4. External Failure cost
External failure cost adalah biaya yang dikeluarkan karena
ada kesalahan proses pembuatan produk (barang atau jasa), tetapi
diketahui setelah barang dan jasa itu sampai di tangan konsumen.
Yang termasuk dalam biaya ini antara lain :
a. Jaminan garansi kepada konsumen.
b. Biaya memperbaiki produk cacat, termasuk penggantian
onderdil kalau diperlukan.
c. Biaya transport yang diperlukan untuk perbaikkan produk.
d. Ganti rugi kepada konsumen, kalau kesalahan produk itu
commit to user
e. Turunnya nama baik perusahaan dan kepercayaan
masyarakat kepada perusahaan.
H. TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
Total Quality Management (TQM) merujuk pada penekanan
kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga
pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan
arahan perusahaan yang terus-menerus ingin mencapai keunggulan dalam
semua aspek produk dan jasa yang semuanya penting bagi pelanggan.
(Render,2005)
Beberapa definisi TQM, yaitu :
TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke
dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas,
teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan
(Ishikawa dalam Tjiptono, 2003).
TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi (Santoso dalam Tjiptono, 2003).
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus-menerus atas produk, jasa, manusia, dan lingkungannya (Tjiptono,
commit to user
Dalam Yamit (2004), manfaat yang di dapat perusahaan dan pihak
yang terkait dalam penerapan TQM antara lain adalah :
1. Bagi Pelanggan
a. Sedikit atau bahkan tidak memilki masalah dengan produk
atau pelayanan.
b. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik.
c. Kepuasan pelanggan terjamin.
2. Bagi Perusahaan
a. Terdapat perubahan terhadap kualitas produk dan
pelayanan.
b. Staff lebih termotivasi.
c. Produktivitas meningkat.
d. Biaya penurunan.
e. Produk cacat berkurang.
f. Permasalahan dapat diselesaikan.
3. Bagi perusahaan di masa yang akan datang
a. Membuat perusahaan sebagai pemimpin.
b. Membantu terciptanya teamwork.
c. Membantu perusahaan lebih sensitive terhadap kebutuhan
pelanggan.
d. Membuat perusahaan siap menghadapi perubahan.
commit to user
Total Quality Approach hanya dapat dicapai dengan
memperhatikan karakteristik TQM berikut ini :
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah.
4. Memiliki komitmen jangka panjang.
5. Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).
6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
8. Memberikan kebebasan yang terkendali.
9. Memiliki kesatuan tujuan.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
I. STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
Statistical process control (SPC) adalah sebuah teknik statistik
yang digunakan untuk memastikan bahwa proses memenuhi standar
(Render, 2005). SPC digunakan untuk mengukur kinerja sebuah proses.
Salah satu alat yang digunakan adalah peta control (control chart). Dimana
peta control dapat digunakan untuk :
1. Mengetahui apakah telah terjadi perubahan proses produksi.
2. Mendeteksi adanya penyebab-penyebab yang mempengaruhi
commit to user
3. Membuat standar suatu proses.
Variasi kualitas produk sering timbul. Dalam proses produksi ada
dua jenis variasi yang timbul dalam proses produksi (Montgomery dalam
Pailit , 2005), yaitu:
1. Assignable cause adalah variasi yang dapat dicari sumber-sumber
penyebabnya dan ini harus dihilangkan. Misalnya, kualitas bahan
baku tidak homogen, petunjuk kurang jelas, kondisi mesin kurang
baik.
2. Random (common cause) adalah variasi natural (variasi yang tidak
dapat dilacak sumber-sumbernya) dan variasi jenis ini tidak dapat
dihilangkan 100 %, tetapi diminimalkan. Salah satu contoh adalah
kualitas bahan baku dibuat sehomogen mungkin, tingkat
ketrampilan operator diupayakan sama.
Peta kontrol dapat dibagi menjadi dua jenis, peta kontrol atribut
dan peta kontrol variabel. Karakteristik kualitas yang dapat diukur dan
dinyatakan secara kuantitatif dinamakan variabel, sedangkan kualitas yang
dinilai sebagai sesuai atau tidak sesuai (cacat) dinamakan atribut. Peta
kontrol memberikan informasi tentang kemampuan proses, nilai parameter
proses yang penting, dan stabilitas terhadap waktu sehingga memberikan
taksiran kemampuan proses. Informasi ini sangat berguna bagi
perancangan produk dan proses.
Pengertian atribut dalam pengendalian kualitas berkaitan dengan
commit to user
cacat (ditolak). Beberapa peta kontrol atribut yaitu (Feigenbsum dalam
Pailit, 2005) :
1. Peta kontrol p (p chart), yaitu peta kontrol untuk fraksi defektif
(fraction rejected fraction nonconforming).
2. Peta kontrol np (np chart), yaitu peta kontrol untuk jumlah item
yang tidak sesuai (number of nonconforming).
3. Peta kontrol c (c chart), yaitu peta kontrol untuk jumlah
ketidaksesuain (number of nonconformities)
4. Peta kontrol u (u chart), yaitu peta kontrol untuk jumlah
ketidaksesuaian per unit (number of nonconformities per unit).
Manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Statistical process
control (SPC) menurut Mason and Fiju Antony (2000) :
1. Mengurangi biaya dan usaha-usaha yang tidak berguna.
2. Proses perbaikan output yang lebih besar.
3. Konsistensi yang lebih baik dari output proses.
4. Meningkatkan informasi operator, kapan dilakukan atau tidak
dilakukan suatu tindakan.
5. Proses yang diprediksi dapat dicapai.
6. Bahasa yang umum pada kinerja proses untuk orang yang berbeda
di seluruh departemen.
7. Grafik SPC membantu membedakan penyebab khusus dari
penyebab umum variasi.
commit to user
9. Reputasi untuk produk dan pelayanan yang berkualitas tinggi,
dengan demikian mengurangi complain konsumen.
10. Pasar saham yang sehat, atau meningkatkan efisiensi/efektivitas.
11. Mengurangi biaya kualitas.
12. Mengurangi pemeriksaan/inspeksi/upaya pengujian.
13. Pemahaman tentang proses yang lebih efisen dan lebih baik.
14. Pengurangan waktu yang digunakan untuk mengatasi masalah
kualitas.
J. PROSEDUR PENGENDALIAN KUALITAS
1. Inspeksi
Produk dan jasa harus selalu diperiksa agar sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan sehingga satuan-satuan yang rusak
dapat disingkirkan. Pemeriksaan produk selama proses produksi
juga menghindarkan dari pengerjaan satuan-satuan yang
sebenarnya telah rusak. Tujuan utama dari inspeksi adalah
menghentikan pembuatan kumpulan yang rusak. Adapun beberapa
pedoman umum untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi
dilakukan :
a. Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung
memproduksi barang-barang rusak agar tidak ada kerja
commit to user
b. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang menekan biaya agar
berbagai operasi ini tidak akan dilaksanakan pada
barang-barang rusak.
c. Inspeksi sebelum operas-operasi dimana produk-produk
salah mungkin akan menghentikan dan memacetkan
mesin-mesin.
d. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutup
kerusakan-kerusakan seperti pengecatan.
e. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat
dilakukan seperti: pengelasan komponen, pencampuran
warna.
f. Pada mesin-mesin automatic dan semi automatic inspeksi
dilakukan pada unit pertama dan unit terakhir.
g. Inspeksi komponen-komponen terakhir.
h. Inspeksi sebelum penggudangan.
i. Inspeksi dan pengujian produk jadi.
2. Acceptance Sampling
Acceptance sampling berarti penerimaan atau penolakan
keseluruhan produk jadi atas dasar jumlah cacat dalam sampel.
Para inspector diberitahu berapa unit produk yang diperiksa dan
berapa banyak yang rusak diperbolehkan, bila melebihi jumlah
commit to user
sampling biasanya merupakan pemeriksaan sifat-sifat barang
(atribut) daripada pemeriksaan variabel.
K. ALAT PENGENDALIAN KUALITAS
1. Diagram pareto
Diagram pareto (pareto charts) digunakan untuk
mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya. Masalah
didiagramkan menurut prioritas atau tingkat kepentingannya,
dengan menggunakan format grafik batang.
2. Diagram sebab akibat (fishbone diagram)
Diagram ini sering disebut diagram tulang ikan (fishbone
diagram). Alat ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1950.
Diagram sebab dan akibat digunakan untuk mengidentiifikasi dan
menganalisis suatu proses atau situasi dan menemukan
kemungkinan penyebab suatu masalah atau persoalan yang terjadi.
Manfaat diagram ini adalah dapat memisahkan penyebab
dari gejala, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan,
serta dapat diterapkan pada setiap masalah.
3. Check Sheet
Check sheet meupakan alat pengumpul dan analisis data.
Tujuan digunakannya alat ini adalah untuk mempermudah proses
commit to user
dalam bentuk yang komunikatif sehingga dapat dikonversi menjadi
informasi.
4. Run chart dan Control Chart
Run chart digunakan untuk mengidentifikasi
kecenderungan yang terjadi dengan jalan menggambarkan atau
memetakan data selama periode tertentu. Kecenderungan tersebut
sangat berguna dalam memisahkan sebab dari gejala.
Control chart berguna untuk menganalisis proses dengan
tujuan memperbaikinya secara terus-menerus. Grafik ini
mendeteksi penyimpangan abnormal dengan bantuan grafik garis.
Grafik ini berbeda dari grafik garis standar dengan adanya garis
kendali batas (limit) di tengah, atas, dan bawah.
5. Histogram
Histogram merupakan diagram yang dapat menggambarkan
penyebaran atau standar deviasi suatu proses. Data frekuensi yang
diperoleh dari pengukuran menunjukkan suatu puncak pada situasi
nilai tertentu. Variasi ciri khas kualitas yang dihasilkan disebut
distribusi.
6. Stratifikasi
Stratifikasi merupakan teknik pengelompokan data ke
dalam kategori-kategori tertentu, agar data dapat menggambarkan
permasalahan secara jelas sehingga kesimpulan-kesimpulan dapat
[image:39.595.166.517.194.487.2]commit to user
7. Scatter Diagram
Dua buah variabel yang sesuai dipetakan dalam sebuah
diagram sebar (scatter). Hubungan antara titik-titik yang dipetakan
menggambarkan hubungan antara kedua variable tersebut. Alat ini
berguna dalam mempelajari dan mencari faktor-faktor yang
berpengaruh.
L. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian tentang sistem pengendalian kualitas produk telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya :
Penelitian dilakukan oleh Santoso dan Atmadji (2006). Dari
penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan. Yaitu,bahwa
pengendalian kualitas produk yang dilakukan sebuah perusahaan
pemintalan di Secang belum baik, dari analisis p-chart dapat diketahui
pada minggu ke-16 dan minggu ke-17 proporsi produk ditolak di luar
batas kendali yang mencapai 2,6% dan 2,3% dimana UCL adalah 1,55%.
Dari analisis Diagram Pareto diketahui komposisi produk ditolak yang
terjadi adalah Crossing 50%, Ring 20%, Gembos 15%, Kotor 5%, Rebond
5% dan Overslah 5%. Hal ini menunjukkan prosentase produk ditolak
terbesar adalah karena Crossing. Dari analisis Diagram Sebab-Akibat
diketahui faktor paling dominan penyebab produk ditolak adalah karena
commit to user
intensitas sangat tinggi menyebabkan banyak komponen mesin yang aus
ataupun rusak sehingga tidak beroperasi dengan baik.
Selain itu penelitian dilakukan oleh Pailit, Herry Cristian dkk
(2004). Penelitian ini membahas sistem pengendalian kualitas pada
pembuatan lampu filamen. Sistem pengendalian kualitas yang berjalan
sekarang menghasilkan kecacatan yang tinggi, 10-17 %. Identifikasi yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa proses primary coil dan double coil
memiliki tingkat kecacatan terbesar ± 17 % dengan penyebab utama reject
adalah coil tidak rata. Penelitian yang dilakukan meliputi pembuatan peta
kendali atribut (p-chart) baik awal dan akhir hasil implementasi usulan,
control plan, dokumen-dokumen terhadap pengendalian penyebab
kecacatan utama, program expert system yang digunakan untuk
penelusuran penyebab kecacatan, uji proporsi dan tingkat kecacatan akhir.
Hasil implementasi usulan memberikan penurunan tingkat kecacatan yang
signifikan terhadap penyebab kecacatan utama dari rata-rata tingkat
commit to user
M. KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat digambarkan kerangka
[image:42.595.149.569.239.575.2]pemikiran sebagai berikut :
Gambar II.1 Alur Pemikiran
Sumber : Mason and Fiju Anthony (2000)
Kerangka pemikiran di atas menunjukkan bahwa dalam
memproduksi t-shirt diperlukan pengendalian kualitas, supaya produk Evaluasi Pengendalian
Kualitas (SPC) Alat Analisis :
· Diagram pareto
· Bagan p-chart
· Diagram sebab-akibat
·
Kebijakan Pengawasan Kualitas
Produk Baik Produk
Rusak Produk
commit to user
yang dihasilkan mempunyai kualitas yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Berdasarkan pengendalian kualitas yang dilakukan,
produk diklasifikasikan menjadi produk baik dan produk rusak yaitu
produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap produk rusak dengan
menggunakan alat analisis, diantaranya adalah p-chart, diagram pareto
dan diagram sebab-akibat. Hasil dari evaluasi dapat digunakan sebagai
tolok ukur dalam pengendalian kualitas selanjutnya untuk mengantisipasi
kerusakan di masa yang akan datang. Sehingga diharapkan tingkat
kerusakan produk dapat diminimumkan dan kerusakan tetap berada dalam
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian pada perusahaan t-shirt yang
bernama IN Tee-shirt beralamat di Jl. Kapten P. Tendean No. 54 D,
Wirobrajan, Yogyakarta. Obyek yang diteliti adalah mengenai
pengendalian kualitas produk akhir t-shirt.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi pada IN Tee-shirt
dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan
garment yang memiliki beberapa siklus produksi yang dihasilkan.
B. OBJEK PENELITIAN DAN LOKASI PENELITIAN
Objek penelitian ini pada sebuah perusahaan garment yang
bernama IN Tee-shirt. Perusahaan ini berada di daerah Yogyakarta.
commit to user
C. DATA DAN SUMBER
Data penelitian ini berupa :
1. Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh secara
langsung dengan cara melakukan wawancara dengan karyawan
pada bagian produksi IN Tee-shirt. Data yang diperoleh berupa
data tentang gambaran umum perusahaan, produk-produk yang
dihasilkan, dan lain-lain.
2. Data Sekunder
Data sekunder dapat berupa data kerusakan produk IN
Tee-shirt selama beberapa bulan. Selain itu juga berasal dari
catatan-catatan perusahaan mengenai kerusakan produk.
D. TEKNIK ANALISIS
1. Pembuatan Diagram Fishbone
Diagram ini sering disebut diagram tulang ikan (fishbone
diagram). Alat ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1950.
Diagram sebab dan akibat digunakan untuk mengidentiifikasi dan
menganalisis suatu proses atau situasi dan menemukan
commit to user
Manfaat diagram ini adalah dapat memisahkan penyebab dari
gejala, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan, serta
dapat diterapkan pada setiap masalah.
Cara untuk membuat diagram sebab akibat dimulai dengan
menggunakan empat kategori, yaitu : material, mesin, manusia dan
metode. Empat kategori tersebut member daftar yang baik untuk
analisis awal. Bila diagram seperti ini dikembangkan secara
sistematis, maka masalah kualitas yang mungkin terjadi dan tempat
pemeriksaan dapat diketahui.
2. Pembuatan Diagram Pareto
Setelah melakukan analisis dengan p-chart, maka akan
diketahui apakah ada produk yang berada di luar batas kontrol atau
tidak. Jika ternyata diketahui ada produk yang berada di luar batas
kontrol, maka produk tersebut akan dianalisis lagi dengan
menggunakan diagram pareto untuk diurutkan berdasarkan tingkat
proporsi kerusakan terbesar sampai dengan yang terkecil.
Diagram pareto (pareto charts) digunakan untuk
mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan gejalanya. Masalah
didiagramkan menurut prioritas atau tingkat kepentingannya,
dengan menggunakan format grafik batang. Diagram pareto ini
akan membantu untuk lebih memfokuskan pada masalah kerusakan
masalah-commit to user
masalah mana yang jika ditangani dapat memberikan manfaat balik
terbesar.
Lima langkah penyusunan diagram pareto, yaitu :
a. Tentukan metode pengklasifikasian data, missal menurut
masalah, sebab, ketidaksesuain, dan lain-lain.
b. Tentukan karakteristik rangking yang akan digunakan,
misalnya mata uang, frekuensi atau keduanya.
c. Mengumpulkan data menurut interval atau waktu tertentu
atau menggunakan data historis.
d. Mencatat data dan merangking kategori mulai dari yang
terbesar menuju yang terkecil.
3. Pembuatan bagan-p (p-chart)
Penggunaan bagan-p (p-chart) merupakan cara utama untuk
mengendalikan atribut. Walaupun atribut baik atau buruk dan
diikuti distribusi binomial, distribusi normal dapat digunakan untuk
menghitung batas bagan-p saat ukuran sample besar. Prosedur ini
menyerupai pendekatan bagan–x yang juga merupakan dasar
teorema batas kendali pusat.
Langkah-langkah menyusun p-chart adalah sebagi berikut:
a. Diambil sampel secara acak produk yang dihasilkan dan
ditentukan proporsi produk rusak :
commit to user
P = jumlah proporsi produk rusak.
d = jumlah produk rusak
n = jumlah produk yang diobservasi
b. Menghitung rata-rata proporsi kerusakan (p) pada
sejumlah sampel
m p p
p
p + + + m
= 1 2 ...
Keterangan :
p= rata-rata prosentase kerusakan
p = jumlah proporsi produk rusak
m = jumlah sampel dalam subgroup
Menentukan batasan pengendalian
p
z p UCL= + sˆ
p
z p LCL = - sˆ
Keterangan :
UCL = batas atas kendali
LCL = batas bawah kendali
p = rata-rata bagian yang ditolak dalam sampel
z = jumlah standar deviasi ( z = 2 untuk batasan 95,5
% ; z = 3 untuk batasan 99,7 %)
pˆ
s
commit to user
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt didirikan pada tanggal 21
Februari 1993 oleh Bapak Ir.H.M. Zeinul Arifin. Usaha ini dirintis
mulai dari nol oleh bapak Arifin bersama istrinya. Pada awalnya
bernama IN Oblong yang hanya menerima order kaos KKN dari
teman-teman kampusnya, lalu berkembang dari mulut ke mulut.
Usaha yang pada awalnya hanya dikerjakan berdua bersama sang
istri, mulai dikerjakan oleh beberapa karyawan.
Sekitar tahun 2000 IN Tee-shirt mulai, memperkenalkan
konsep baru dalam penjualan retail kaos. Dengan mencantumkan
konsep desain t-shirt berupa hangtag pada t-shirt retail, IN
Tee-shirt mengajak para konsumen (retail) untuk lebih mengerti latar
berlakang sebuah desain diciptakan. Kepercayaan masyarakat
terhadap IN Tee-shirt semakin kuat, dengan indikasi semakin
banyaknya pesanan t-shirt yang masuk dan permintaan
sponsorship untuk kegiatan-kegiatan di kota pelajar, Yogyakarta.
Tahun 2004, dengan melihat bahwa tidak semua konsumen
bisa melakukan pemesanan pada jam kantor pada umumnya, maka
commit to user
IN Tee-shirt mulai memberikan pelayanan hingga malam (pukul
21.00 wib). Pelanggan pun semakin dimanjakan, sebab ketika di
siang hari mereka sibuk belajar atau bekerja, mereka bisa pesan
t-shirt pada malam harinya. IN Tee-t-shirt semakin di kenal bukan
saja di kalangan lokal, tapi juga dari luar daerah. Untuk
mempermudah pelanggan di luar Yogya, IN Tee-shirt mulai
menerima order secara online. Konsultasi via e-mail atau YM pun
semakin intensif. Hal ini sangat membantu pelanggan yang sangat
menghargai waktu. Para pelanggan ini tidak perlu harus datang ke
kantor IN Tee-shirt, tapi cukup malakukan transaksi melalui
telepon, fax atau e-mail.
2. Visi dan Misi
Visi IN Tee-shirt adalah aspirasi untuk mewujudkan ide
dan kreatifitas di kalangan anak muda pada umumnya dan
masyarakat Yogyakarta pada khususnya, dapat menyediakan
wadah dan kreatifitas sesuai keinginan anak muda terutama yang
berhubungan dengan label lokal.
Sedangkan misinya adalah menyediakan fasilitas untuk
menampung segala bentuk ide dan kreatifitas anak muda yang
commit to user
3. Lokasi Perusahaan
Kantor pusat IN Tee-shirt di Jl. Kapten P. Tendean 54 D,
kecamatan Wirobrajan, kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dengan nomor telepon (0274) 389079.
4. Produk yang dihasilkan
Produk-produk yang dihasilkan IN Tee-shirt adalah kaos
oblong, kaos berkerah, dan jamper atau jaket. Kaos Oblong terbuat
dari katun combat 20s, kaos berkerah terbuat dari lacoste,
sedangkan jamper terbuat dari fleece.
Aliran proses produksi t-shirt disajikan dalam gambar 4.1.
Adapun penjelasan dari proses produksi secara singkat adalah
sebagai berikut :
a. Pertama kali desain dari konsumen masuk ke bagian Front
Office. Desain dibuat sendiri oleh konsumen sesuai dengan
yang diinginkan.
b. Setelah desain dari konsumen sudah jadi, desain tersebut
kemudian di setting menggunakan komputer.
c. Desain yang sudah disetting kemudian dicetak atau
diafdruk. Menjadi sebuah pola yang kemudian akan di
commit to user
d. Bahan baku yang dibutuhkan kemudian dipotong, sesuai
dengan warna dan ukuran yang diinginkan.
e. Setelah bahan baku di potong, proses selanjutnya adalah
menjahit bahan baku tersebut menjadi t-shirt.
f. T-shirt yang telah jadi kemudian diberi sablon sesuai
dengan desain yang telah dibuat.
g. Setelah proses penyablonan selesai, kemudian kaos
diperiks, dirapikan dan dikemas ke dalam plastik oleh
commit to user
Desain masuk dari Custumer
Desain di setting menggunakan
komputer
Hasil desain diafdruk atau dicetak
Kain dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
Kain yang sudah dipotong kemudian dijahit
Menyablon desain yang sudah jadi pada kaos
Kaos yang sudah jadi diperiksa
[image:53.595.129.516.102.576.2]kemudian dilipat dan dikemas
Gambar IV.1
Aliran Proses Produksi t-shirt Desain
Masuk
Setting
Potong
Jahit
Sablon
commit to user
5. Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran yang dilakukan adalah pemasaran lokal.
produknya hanya dipasarkan di dalam negeri, khususnya
Yogyakarta dan sekitarnya. IN Tee-shirt tidak melakukan
pemasaran ke luar negeri.
6. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan roda organisasi, perusahaan yang
mempunyai banyak karyawan diperlukan adanya pengaturan
mekanisme kerja yang jelas dan rapi. Setiap individu karyawan
harus mempunyai batasan pembagian tugas dan wewenang yang
jelas. Dengan demikian diharapkan terjalin interaksi antar individu
yang terintegrasi dan mampu mendukung tercapainya tujuan
organisasi.
Struktur organisasi yang baik akan mewujudkan hal
tersebut di atas. Dengan memiliki struktur organisasi yang baik,
setiap individu yang terlibat dalam organisasi dapat saling
membantu dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga perusahaan
dapat memanfaatkan kemampuan karyawan dengan maksimal.
Struktur organisasi IN Tee-shirt merupakan struktur
commit to user
dari pimpinan kepada bawahannya. Adapun struktur organisasinya
dapat dilihat pada lampiran.
a. Pemilik
b. Manager
Tugas dari manajer antara lain mengontrol semua kegiatan, baik ke
luar maupun ke dalam dengan persetujuan pemilik, melaksanakan meeting
bulanan untuk mengkoordinasi permasalahan yang dihadapi,
mengkoordinasikan kegiatan dalam perusahaan dan melakukan
pengawasan pada setiap bagian.
c. Kepala bagian Personalia
Tugas dari kepala personalia adalah mengelola kegiatan
perusahaan di bidang personalia dan ketenagakerjaan, peningkatan
produktivitas, kesejahteraan karyawan, kegiatan rumah tangga, serta
kehumasan.
d. Kepala bagian Pemasaran
Tugas kepala bagian pemasaran adalah mengelola pelaksanaan
tugas penjualan, menyusun rencana penjualan, mengkoordinir pembuatan
laporan penjualan sesuai dengan periode yang telah ditetapkan.
e. Kepala bagian Produksi
Tugas dari kepala bagian produksi adalah mempersiapkan
kegiatan-kegiatan proses produksi dan pengkoordinasi semua kegiatan
commit to user
kualitas produksinya yang akan dihasilkan, dan mengawasi administrasi
pabrik
Dalam divisi produksi ada beberapa bagian yang bertanggung
jawab terhadap produk yang dihasilkan yaitu :
1) Bagian Front Office
Bagian ini bertanggung jawab untuk melayani konsumen yang datang dan
menerima semua pesanan dari konsumen.
2) Bagian art design
Bagian art design mempunyai tugas untuk membuat semua desain produk
yang dihasilkan.
3) Bagian cutting
Bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan pemotongan kain. Kain
dipotong sesuai dengan pola yang telah ada. Standar ukuran pola telah
ditentukan oleh pemesan.
4) Bagian sewing
Bagian ini mempunyai tugas untuk menyusun pola tadi kemudian
menjahitnya menjadi sebuah produk yang utuh.
5) Bagian printing
Bagian ini bertugas untuk menyablon desain yang sudah jadi ke t-shirt
commit to user
6) Bagian finishing
Bagian ini bertugas untuk memeriksa dan merapikan produk t-shirt yang
telah jadi, kemudian merapikan produk dan mengemasnya ke dalam
plastik.
7) Kepala bagian Pemeliharaan
Kepala bagian pemeliharaan bertugas melakukan pengecekan terhadap
mesin-mesin produksi, dan melakukan perbaikan apabila ada mesin yang
rusak.
f. Out source
Bagian out source ini mempunyai dua bagian yaitu :
1) Security
Security bertugas menjaga keamanan lingkungan pabrik, mengawasi setiap
orang yang keluar dan masuk, mengawasi keluar masuknya kendaraan ,
serta melakukan pencatatan atas semua kegiatan tersebut.
2) Cleaning
Cleaning bertugas membersihkan dan merapikan lingkungan pabrik,
kantor dan took retail.
g. Kepala bagian Keuangan
Tugas kepala bagian keuangan adalah merencanakan dan mengendalikan
kegiatan-kegiatan keuangan, mengatur sumber-sumber pendapatan dan
pengeluaran keuangan, mengelola kebutuhan dan penggunaan dana, serta
commit to user
h. Kepala bagian sortir
Bagian ini bertugas untuk mengawasi proses produksi dan memeriksa
apakah ada produk yang tidak lolos sortir.
B. ANALISIS DATA
1. Identifikasi kualitas produk t-shirt pada IN Tee-shirt
Yogyakarta
Produk yang dihasilkan adalah t-shirt, kaos berkerah, dan
jamper. Produk-produk tersebut dinyatakan berkualitas dan
memenuhi standar apabila :
a. Sablon tidak meleset atau mbayang.
Pada saat penyablonan,hasilnya tidak pas pada pola yang
sudah ditentukan, sehingga mengakibatkan hasil sablon
menjadi mbayang atau meleset dari pola tersebut.
b. Warnanya sesuai dengan pesanan
Salah warna bisa terjadi karena kurang konsentrasi para
pegawai, sehingga warna yang dibuat tidak sesuai dengan
warna yang dipesan pelanggan.
c. Ukurannya sesuai dengan pesanan
Salah ukuran terjadi pada saat pemotongan kain, ukuran
pemotongan kain tidak sesuai dengan ukuran t-shirt
commit to user
d. Kain tidak berlubang
Kain berlubang merupakan salah satu tipe kecacatan produk
pakaian jadi yang berupa kain yang sebagai bahan baku
pakaian menjadi berlubang ataupun sobek, biasanya akibat
salah pada divisi pemotongan atau bahan memang cacat
dari pemasok.
e. Kain tidak kotor
Kain kotor dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu kotor
karena bahan baku yang diterima sudah kotor, kotor karena
proses penyablonan dan kotor karena oli mesin jahit.
Kotor karena sablon merupakan salah satu tipe kecacatan
produk pakaian jadi yang berupa kain yang disablon terkena
cat dari sablon ataupun penyablonan yang kurang bagus
sehingga hasil sablon tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sedangkan kotor akibat oli mesin jahit merupakan salah
satu tipe kecacatan yang berupa pakaian yang diproduksi
terkena oli dari mesin jahit sehingga pakaian tidak layak
untuk dipasarkan.
2. Pengendalian kualitas yang diterapkan IN Tee-shirt
Yogyakarta
Sistem pengendalian kualitas produksi yang diterapkan oleh
commit to user
oleh manusia yang dilakukan pada setiap proses produksi. Produk
yang cacat akan ditindak lanjuti dengan memeriksa apakah produk
masih bisa diperbaiki atau tidak. Apabila memungkinkan
diperbaiki akan dikembalikan ke line produksi, apabila tidak
mungkin diperbaiki akan dimasukkan ke dalam gudang atau akan
dipergunakan oleh karyawan IN Tee-shirt.
Perusahaan melakukan proses pengecekan kualitas pada
setiap proses produksi. Yang melakukan pengecekan adalah bagian
sortir, petugas bagian sortir harus mengetahui dan memahami
standar kualitas produk yang diproduksi. Bagian ini mempunyai
tugas sebagai berikut :
a. Memeriksa bahan baku yang digunakan. Bahan baku harus
baik, tidak boleh berlubang.
b. Memeriksa dan mengawasi proses cutting. Hasil
pemotongan kain harus rapi dan sesuai dengan ukuran yang
diperlukan. Apabila kain yang dipotong salah ukurannya,
maka harus dilakukan pemotongan ulang.
c. Memeriksa dan mengawasi proses menjahit. Jahitan kaos
harus rapi.
d. Memeriksa dan mengawasi proses printing atau
penyablonan. Sablon harus tepat pada pola yang sudah
ditentukan, apabila tidak tepat harus diperbaiki atau
commit to user
3. Jenis kerusakan yang terjadi dan faktor yang menyebabkan
kerusakan, serta bagaimana tindak lanjut perusahaan untuk
meminimumkan kerusakan produk.
a. Perhitungan frekuensi jenis kerusakan
Perhitungan jenis kerusakan dapat dihitung dengan
cara menjumlah total kerusakan selama pengamatan.
Pengamatan dilakukan selama 5 bulan dari bulan
Januari-Mei 2010. Setiap bulannya dilakukan sebanyak 20 kali
pengamatan, yang mana penulis mengambil keseluruhan
populasi sebagai sampel. Dari pengamatan yang dilakukan
terdapat 5 jenis kerusakan yaitu :
1) Sablon meleset atau mbayang.
Pada saat penyablonan,hasilnya tidak pas pada pola
yang sudah ditentukan, sehingga mengakibatkan
hasil sablon menjadi mbayang atau meleset dari pola
tersebut.
2) Warnanya tidak sesuai dengan pesanan
Salah warna bias terjadi karena kurang konsentrasi
para pegawai,sehingga warna yang dibuat tidak
commit to user
3) Ukurannya tidak sesuai dengan pesanan
Salah ukuran terjadi pada saat pemotongan kain,
ukuran pemotongan kain tidak sesuai dengan
pesanan pelanggan.
4) Kain berlubang
Kain berlubang merupakan salah satu tipe kecacatan
produk pakaian jadi yang berupa kain yang sebagai
bahan baku pakaian menjadi berlubang ataupun
sobek, biasanya akibat salah pada divisi pemotongan
atau bahan memang cacat dari pemasok.
5) Kain kotor
Kain kotor dapat disebabkan oleh tiga hal,yaitu
kotor karena bahan baku yang diterima sudah kotor,
kotor karena proses penyablonan dan kotor karena
oli mesin jahit.
Kotor karena sablon merupakan salah satu tipe
kecacatan produk pakaian jadi yang berupa kain
yang disablon terkena cat dari sablon ataupun
penyablonan yang kurang bagus sehingga hasil
sablon tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Sedangkan kotor akibat oli mesin jahit merupakan
commit to user
diproduksi terkena oli dari mesin jahit sehingga
pakaian tidak layak untuk dipasarkan.
Berikut adalah tabel jumlah kerusakan produk dari
bulan Januari 2010 sampai Mei 2010 berdasarkan jenis
kecacatan yang terdapat pada produk t-shirt pada
perusahaan t-shirt IN Tee-shirt. Yang mana data mengenai
jenis dan jumlah produk cacat diperoleh dari inspeksi yang
dilakukan oleh bagian produksi. Mengingat keterbatasan
dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis sehingga
tidak memungkinkan penulis melakukan penelitian lebih
lanjut. Penentuan jumlah produk yang diobservasi
ditentukan oleh perusahaan, yaitu sebesar 650 pcs yang
commit to user
Tabel IV.1
Jumlah dan jenis kecacatan produk t-shirt Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt Bulan Januari
Hari ke
Jumlah yang diobservasi
Jenis Kecacatan
Jumlah Meleset Salah
Warna
Salah
Ukuran Bolong Kotor
1 650 2 0 2 0 1 5
2 650 0 2 0 0 0 2
3 650 2 0 0 1 2 5
4 650 2 2 0 0 0 4
5 650 0 1 0 0 2 3
6 650 2 0 0 0 1 3
7 650 1 1 2 0 0 4
8 650 0 2 1 1 1 5
9 650 0 0 0 0 0 0
10 650 3 0 2 0 0 5
11 650 0 2 0 1 0 3
12 650 0 0 0 0 2 2
13 650 2 0 2 0 0 4
14 650 3 0 0 3 0 6
15 650 2 1 1 0 0 4
16 650 3 2 4 0 2 11
17 650 0 1 0 2 0 3
18 650 1 1 0 0 0 2
19 650 2 0 1 0 0 3
20 650 2 1 2 0 0 5
Jumlah 13000 27 16 17 8 11 79
commit to user
Tabel IV.2
Jumlah dan jenis kecacatan produk t-shirt Perusahaan t-shirt IN Tee-shirt Bulan Februari
Hari ke Jumlah yang
diobservasi
Jenis Kecacatan
Jumlah
Meleset Salah
Warna
Salah
Ukuran Bolong Kotor
1 650 0 0 0 0 0 0
2 650 2 1 0