PRO'IDING
ffiW
ffiffi[cftens
eed
snm{b
@nctrWGftfim
WANAGAMA
1,24
-
25 NOVEMBER
2OO8
PROSIDING SEMINAR
NASIOI{AL
SILVIKULTUR REHABILITASI
LAHAN:
PENGEMBANGAN STRATEGI
UNTUK MENGENDALIKAN
TINGGINYA
LAJU
DEGRADASI HUTAN
HurnN
PnNnrnrx,ql
WlNlc.lul
f,
GunuNc Krour,,
Yocvnx.l
nr
4
24-25 Novennnrn 2008
O
2009 Fakultas Kehutanan
Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta
(EDISI REVISI)
Tim
Editor:
Sapto
Indrioko
Eny Faridah
Budiadi
Handojo
Hadi Nurjanto
Harjono
Widiyatno
Design
&
Layout:
Prajnanda
Dinutra
DAFTAR ISI
Pleno
Pengembangan
teknologi perbanyakan
vegetatif untuk
rehabilitasi
Rehabilitasi lahan
tidak
produktif
melalui pembangunan hutan tanaman
industri
Rehabilitasi hutan
danlahan
di
indonesia: pembelajaran
dari
masalalu
Mumiati, Ani Adiwinata Nawir
dan LukasRumboko...
... 15Rehabilitasi lahan
rakyat
Kabupaten
Lumajang
Visi
silvikultur terkait
denganrehabilitasi
danpeningkatan
produktivitas
Bioteknologi
untuk rehabilitasi
hutan
Rehabilitasi
mangrove
padatapak-tapak yang
khususCecep Kusrnana dan
Samsuri...
...46Rehabilitasi
hutan
di
Perum Perhutani
Haryono Kusumo...
Prinsip
silvikultur
reforestasi dalam
rehabilisi
formasi gumuk pasir
di
kawasanpantai
Ketrumen Silvikulturdalam sejarah
rehabilitasi
hutan Indonesia
Model rehabilitasi pada
hutan
hujan tropis
Indonesia
Sidang
I
Pengaruh
pemberian
pupuk posfat, potasium dan urea terhadap pertumbuhan stek
rnersawa di
persemaian
Guntung
PayungSudin Panjaitan, Ginah
Andriani,
Rusmana..."
...8l
Pengaruh arah
tajuk
danjarak
tanaman
cemara udang (Casuarinaequisetifolia
var. incana)dari pantai
terhadap
jumlah air
gutasi dantranpirasi
Winastuti, D.A.,
Titi
Handayani, W.W.Winarni,
SriDanarto
...86Potensi fungi
mikoriza arbuskula dan
kompos
aktif
untuk meningkatkan pertumbuhan
semaimindi
(Melia azedarach
Linn)
pada mediatailing
tambang
emasLuluk Setiyaningsih, Sri Wilarso
Budi
R, Yadi Setiadi ..."... 92IX
---POTENSI F'UNGI
MIKORIZA
ARBUSKULA DAN
KOMPOS
AKTIF UNTI
MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SEMAI
MINDI
(Melio
uzedarach
LIN
PADA
MEDIA TAILING TAMBANG EMAS
Luluk
Setiyaningsih', SriWilarso
Budi R2, Yadi Setiadiz1) Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Bogor
2)
Fakultas Kehutanan IPB-Bogor, Email :wilarso62(@vahoo.com
ABSTRACT
Tailing is one o.f the most abundant wastes from gald mining process. Tltis materittl trsually has a hi.gh concet of sonte heat'y 111s1q1 tuch as Pb, instfficient of some essential elements, and a lotv ccttion exchange capacity, r
mater and microorganisrns. Activated compost and mycorrhizal
fttngi
application on tailing ntedia is expcimprove quality of the tailing as plant ntedia in order to improve plant gtowth.
The objective of this research was to determine the effect of arbuscular mycorrhizal (AM)
fungi
and at composton
Meha
azedarach seedlingsgrown on tailing
media without sterilisation.A
threefactors
ct randomised experimental design was conducted Lrnder green house conditions and DMR Test was used to ana,e/fect the treatnrcnts. Percent of AM colonization, spore number, plant grov,lh, and nutrient uptake were mt
in this experiment.
Applicalion of activotecl compost on
tailing
media increased colonization ofNPI
/26
(Glomus etunicatrto 8 times. Thi,s h'eatment also increa,sed spore number and improved colonization of natural
AMfungi.
Aweeks, lhe
tailing
treatedwith
qctivated compost significantly increased growthof
M.
azedarach seedlinSlimes of heigltt, 6 times of diameter and 39 limes of dry weight as compared to tailing without activated cr.
Application oJ A,Iycc1/br (contains 4 AM.fungi species: Glornus manihotis INDO-1, Glomus etunicatum
M
Gigaspora margarita, Acaulospora tuberculata INDO-2) and NPI 126 (Glomus etunicatum) on tailing with ac
cotllpost significantllt incrcased seedling
lrcight
19%,bil
itdidnl
increase the diameter and dry v,eight. Ac conxpost on tailing tended to enhance concentration of heavy metal Pb 0.5 - 22% and Pb uptake almost 23 ti plant tisstte. Inoculation usingNPI
126 increased Pb concentration on plant tissue (by 8%) with maximum Pb 8.5 mg/plant. In tailing ntedia,M.
azedarach was not the metal accumtilator plant, reflected by the low (0.05transport.faclor
rf
Pb.Keywords:
Melia azedarach, AMJungi, activated compo,st,tailing
PENDAHT]T,t]AI{
Kegiatan
penambangan
sumber
daya
alamselain
memberikan sumbangan
besar
padaperekonomian negara
juga
rneninggalkan dampaknegatif terfiadap kualitas tanah.
Revegetasi menjadi kegiatan
yang
mutlakdilakukan pada lahan bekas
tambang.
Namunseringkali upaya
revegetasi menghadapi kendalayang cukup berat
sebagai
akibat dari
karakterlahan
yang
ekstrim.
Penarnbangan
emasrneninggalkan
limbah
berupa tanah
bekaspcnambangan (rock-duntp)
dan
tanah
bekaspengolahan
(tailirrg).
Tailing hasil
penambanganemas
di
Pongkor
mengandungFe yang
sangattinggi
hilgga
mencapai
1520.2
ppm dan
Pbsebesar 132
ppm,
ketersediaanCa
saugattinggi
(diatas
20 ppm)
sementara ketersediaanunsur
Prendah (10 pprn), pFI cukup
tinggi
danKTK
sangat rendah
(dibawah
5)
dengan teksturdidominasi
oleh
debu yang
mencapai(Dharmawan, 2003).
Untuk
meningkatkan keberhasilan
revrpada lahan
yang
didominasi
tailing
dibuljenis
tanaman
yang
mampu
beradaptasiupaya-upaya
perbaikan seperti
membkembali
sifatfisik
tanahnya, menstimulir akmikroba tanah,
membangun
kembalinutrisinya.
Melia
azedqrach alau
mindi
termasuk Iyang cepat tumbuh dan menyebar baik di r
tropis
maupun sub
tropis
(Heyne,
1987),ditemukan pada lahan
rumput
dataran tingldi
pinggiran
sungai padawilayah
berketin700
rr
dengan
habitat
kering
terbuka,ditemukan
pada
pinggiran
jalan
danterganggu
lainya, sefia
berloleransi
iterhadap panas, kekeringan
dan
tanah-tanahmarginal
(Global
Invasive Species
Database,2006). Namun pengungkapan potensi
mindi
unfukkegiatan
revegetasipada lahan dominan tailing
dan kemampuanya menyerap
logam
berat belum banyak dilakukan"Penambahan
bahan organik kompos
untukmemperbaiki
sifat
tailing telah
beberapadilakukan, seperti aplikasi kascing dan arang
aktif
pada
tailing
tambang emas (Dharmawan, 2003),dan
penambahan
bio-organic
pada
tailing
tambang
timah
(Setiadi" 20A2). Kompos aktif
merupakan bahan organik yang telah
diberi
cairanBio-Activator
yang
merupakan
cairan
organikmengandung
campuran enzim, asam
amino,hormon
sertatelah diperkaya
dengan unsur haramikro
esensial
(Green Earth, 2006).
Aplikasi
kompos
aktif
padatailing
emas Pongkor barukali
ini dicobakan.
Fungi mikoriza
arbuskula
(FMA)
merupakansalah
satu
fungi
yang
mampu
membentuksimbiosis saling
menguntungkan
antara
fungi
dengan akar tanaman, yang mampu meningkatkan kapasitas
dalam
menyerap
unsur hara dan
air
(Brundrett
et
al.,
1994), seperti
unsur
fosfat(Bolan, 1991).
FMA
dilaporkan
mampumenyaring logam-logam
berat
berkonsentrasitinggi menjadi
konsentrasi
toleran
untuk pertumbuhan tanaman, sehinggatidak
meracuni tanaman(Norland,
1993). Namuninfektifitas
danefektifitas
FMA
sangat dipengaruhi
oleh
jenistanaman inang,
jenis FMA
dan lingkungan. Olehkarenanya,
penelitian
pemanfaatankompos
aktif
dan
fungi
mikoriza arbuskula dalam
rangkameningkatkan
kemampuan
semai
mindi
untuktumbuh pada media
tailing
penting dilakukan. TUJUANPENELITIAN
Tujuan
yang ingin
dicapai dalam penelitian
ini
sebagai berikut:
l.Mengetahui kemampuan
hidup
semai
mindi
pada media
tailing
2.Mengetahui
kolonisasi
FMA
pada semaimindi
oleh pengaruh
pemberian kompos
aktif
padamedia
tailing
3,Mengetahui pengaruh pemberian kompos
aktif
dan inokulanFMA
pada mediatailing
terhadap pertumbuhan semaimindi
4. Mengetahui pengaruh pemberian kompos
aktif
dan inokulan
FMA
terhadap kandungan unsurehara
N"
P,K
dan iogant berat Ftr pada jarintanaman.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat
danrvaktu
Penelitian
telah
dilaksanakandi
LaboratolBioteknologi
Hutan, Pusat Penelitian SumberdHayati dan
Bioteknologi IPB,
dandi
Rumah KLaboratorium
Silvikultur
Fakultas
KehutaUniversiias Nusa
BangsaBogor.
Penelitian Ilangsung selama
l0
bulan
(Februari*Nopen2006).
Bahan
danalat
Bahan-bahan
yang
digunakan adalah inokulmycofer
(Glomus manihotis,
G.
etunicat, Giga-sporantargarita, Acaulospora
tuherculainokulum
NPI
126 (Glomtts
etunicatum), bemindi (Melia
azedarachLtrNN), benih
S&orgvulgare, benih
Pueraria
javanica, zeolit,
tatpermukaan
gunung Pongkor,
tailing
tambremas Pongkor, arang sekam, kompos kotoran si
bioactivator, ethanol 509/o.
KOH 2.5%,HCL
I(
H2O2 2.504,
glyserin
50Yo,Trypan blue
0.02PVLG, Melzer's
reagen, aquades, bayclean.Alat-alat yang
digunakan diantaranya: mikrkop,
saringan
spora,pinset, cawan
petri,
geukur,
kaca objek
dan
cover
gla,ss,
pI
timbangan
analitik,
gelasplastik, bak
kecamb label, polybag (15x20 cm), oven, kamsra.Rancangan
penelitian
Penelitiarr
disusun
berdasarkan
RancanlAcak
Lengkap
(RAL)
dengan3
faktor.
Fakpertama
Media
Tanam:
Tanah
100%
(MTailing
1000,6(Ml),
Tanah+Tailing
(l:l
v/v)(N;
Faktor kedua Kompos:
Tanpa kompos
al(K0),
Penambahan komposaktif
(l:20 u/w)
(KFaktor ketiga Jenis
Inokulan
CMA:
Tarinokulan (C0),
Mycofer
(Cl),
NPI
126 (C2).Prosedur Penelitian
Perbanyakan
inokulum
FMA
Mycofer dan ]r126,
pembuatan
kompos
aktif,
dan
penyiapmedia tanam semai tanpa sterilisasi berupa tani
tailing
dan
campuran
tanah tailing.
Perlakuyang
mendapatkan
penambahankompos
akdiberikan
bersamaan dengan penyiapan medPemberian inokulan
FMA l5
g per pot (sekitar spora) dilakukan bersamaan dengan waktu pemtdahan
semai
mindi
ke
polybag.
Pemeiiharaberupa penyiraman
dilakukan
setiaphari
selarI
--pengamatan. Pengamatan terhadap pertumbuhan
tinggi
dan diameter semai dilakukan setiap
2minggu hingga
7
kali
pengamatan, sedangkanparameter
biomasa
tanaman,
kolonisasi FMA
serta
analisa
jaringan
tanaman
dilakukan
padaakhir pengamatan.
Analisa data
Data
pertnmbuhan,
biomasa
dan
kolonisasimikoriza
akan dianalisa
keragamanyadan diuji
hipotesisnya
dengan menggunakan
pengolahandata
komputer program
CoStat 6311
Win.
Sedangkan kandungan hara dan logam berat pada
media
maupun jaringan
daun
tanaman
akanditampilkan perbedaanya secara
diskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan
fungi mikoriza
arbuskula
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
interaksijenis
media,
pemberian
kompos
aktif
daninokulasi
FMA
berpengaruh
nyata
(p<0.05) terhadapkolonisasi
FMA
pada akar semaimindi
dan
jumlah
spora
FMA
yang
ditemukan
padamedia tumbuh semai. Kolonisasi
tertinggi,
sebesar93,8% terjadi pada
semai
yang
ditanam
padamedia tanah dengan pemberian kompos
aktif
dandiinokulasi
denganNPI
126, sedangkan kolonisasiterkecil
(1,7%) terjadi pada semai
di
mediacampuran
tanah
tailing
tanpakompos
aktif
dantanpa inokulasi
FMA,
yang
tidak
berbeda nyatadengan
kolonisasi yang terjadi
pada semai yangditanam pada media
tailing murni
(4,3oh) tanpa kompos dan tanpa inokulasi.Pada
Tabel
1,
tampak bahwakolonisasi
FMA
pada akar sernai
mindi juga dijumpai
pada semaiyang
tidak dibcri
inokulanFMA
baik
pada mediatanah,
tailing
maupun media
campuran
tanahtailing. Hal ini
dapatdifahami
mengingat seluruhjenis
media yang
digunakan
tidak
disterilisasiterlebih dahulu
sehingga sangat memungkinkanterbawa dan
berkembangnya
FMA
alam
padamedia
yang
digunakan,juga dibuktikan
denganditemukanya
spora pada media
yang
tidak
diinokulasi walaupun jumlahnya masih
lebihsedikit.
Penambahan
kornpos
aktif
pada media
secaraumum
dapat meningkatkankolonisasi
FMA
padasemai
mindi.
Pada
media
tailing
dan
mediacampuran tanah
tailing yang
ditambah
komposaktif,
kolonisasi
FMA NPI
126 meningkat antara300-819% dibandingkan dengan pada media tanpa
kompos. Bahkan penambahan kompos
aktif
pacmedia
tersebut,
juga
meningkatkan
koionisaFMA
iokai
pada semai
yang tidak
diinokula berkisar 1341-5000 %.Terdapat
kecenderunganpeningkatan
jumlaspora pada media
yang
berkomposaktif.
Jumlaspora
terbesar
(23
spora/l0
gr
media
kerinl ditemukan padamedia
tanah berkompos dengainokulan
mycofer,
juga
pada media
campuratanah tailing
berkompos dengan
inokulan
NI
126. Walaupun
jumlah
spora terbanyak ditemukapada media
denganpersen
kolonisasi
terbesr(pada media tanah
tailing
berkompos
dengainokulan
NPI
126), namun secara umum korelaryang terjadi
antara persentasekolonisasi
dengajumlah
spora
sangatkecil
(R2:0.0717
p<0.05Hetrick
&
Bloom
(1986)
dalam
Smith
&
Rea(1997)
menemukan
korelasi yang
kecil
antarproduksi spora dengan kolonisasi 3
jenis
Glomus,Efektivitas inokulan
FMA
yang
diberika(mycofer
dan
NPI
126)
dibandingkan
denga:endophit
alam
terhadap pertumbuhan
semaditunjukan dengan
nilai
MiE.
Pada penelitian
ini, nilai MIE positif
hanyapadsemai
mindi yang
ditanam pada media
tailinlmurni tanpa atau
berkompos
dan
pada
mediicampuran
tanah
tailing
tanpa
kompos,
dengarkecenderungan
nilainya menurun pada
mediiberkompos. Namun demikian korelasi yang terjad
antara
MIE
dengankolonisasi
FMA
sangat keci(R2:0.0847 p<0.05).
Pertumbuhan
semaiSecara
umum,
semaimindi
yang ditanam padimedia
tailing
dan media
campuran tanah tailinttidak
berbeda
nyata, namun
lebih
rendaldibandingkan
yang
ditanam pada media
tanahyaitu
untuk
pertumbuhan tingginya
masing.masing rnenurun
sebesar
28.4% dan
24,1%sedangkan pertumbuhan diameternya
masing.masing menurun sebesar 9,6%o dan 3,7o/o. Semat
mindi yang
ditanam pada media
tailing
murnita.npa penambahan
perlakuan
apapun
tumbuhtertekan.
Hingga
umur
14 mst
rata-ratapertambahan
tingginya
hanya mencapai 2,19 cn atau dengan pertambahan diameter mencapai 0,32mm.
Pertumbuhanvegetatif
semai
mindi
iidaksempurna,
seperti
tidak
terbentuknya
daun,perkembangan
akar
yang
sangat terbatas, begituj,rga
dengan
bagian
batangnya.
Pemberiankompos
aktif
pada berbagai jenis media telahTabel
1.
Pengaruh interaksijenis
media, pemberian komposaktif
dan pemberiankolonisasi,
nilai
mvcorrhiza inoculation
effect(MIE)
danjumlah
sporaumur
14 minggu setelah tanaminokulan
FMA
tcrhadapFMA
pada semai mindiPerlakuan
ia
si sih
h)
lt nI
I
r I i LMedia Inokulan Jumlah
Spora*
MIE (%)Tanah Tanpa
Mycofer
NPI 126
Tanpa
Mycofer
NPt 126
Tanpa
Mycofer
NPt 126
Tanpa
Mycofer
NPI I26
Tanpa
Mycofer
NPI 126
Tanpa
Mycofer
NPI 126
69,8
b56c
25,2
d82,3
54,8
R1 ? 4,3 61,7 15,5 62,5 60 '73 c bc
1,7
e71,5
bc10,2
de 87,5 69,27b
6b
6b
2b
23a
20a
0b
4b
4b
lb
6b
8b
lb
2b
5b
3b
3b
23a
Tailing Tanpa KomposAktif
Kompos
Aktif
Kompos
Aktif
ab c ab e de -177,5 -t,7 -15,7
5 8,4
29,3 16,4 13,I 91,8 81,2 aaA Campuran Tanpa 93.8 ab bc a -5"4
Catatan : * Rerata dari 3 ulangan
Rerata yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada Uji Duncan tingkat kesalahan
s%
secara
nyata
meningkatkan pertumbuhan tinggi
semai
berkisar
antara
500-
700o/o, pertumbuhandiameter sebesar 250-800% dan berat
kering
totalsemai
sebesar600-8000% dibandingkan
dengan yang tanpa kompos (Tabel 2).Inokulasi
FMA
baru
menunjukan pengaruhnya pada semai yang ditanam pada rnedia berkompos,dengan pengaruh
yang
beragam
terhadapparameter pertumbuhan.
Pada media
tailing
berkompos, inokulan mycofer dapat
mening-katkan
pertumbuhan
tinggi
semai
550o/o
darjkontrol
atau 18Yodari
semai tanpa inokulan. padamedia
campuran tanahtailing,
inokulan
NpI
126dapat
meningkatkan pertumbuhan
tinggi
semai 5960/odari
kontrol
atau
22o/odari
semai
tanpainokulan. Namun demikian inokulasi
FMA
padamedia yang
sama tersebut
belum
menampakanpengaruhnya
yang nyata
terhadap pertumbuhandiameter dan
biomasa
kering
semai.
Terdapatperbaikan pertumbuhan
semai
oleh
aplikasikompos
aktif,
dengan pengayaanfosfat
alam danbio
activator
didalamnya,
dan inokulasi
fungimikoriza
arbuskula pada mediatailing
dan mediacampuran tanah
tailing
seiring
dengan perbaikansifat-sifat
media tersebut seperti
penurunanpf{
menuju
ke
arah
netral,
peningkatan
KTK,
peningkatan
N
danC
serta nisbahC,N.
Tanamanyang
diinokulasi
FMA
memanfaatkan
lebihbanyak
fosfor larut yang
berasaldari
fosfat alamdaripada tanaman
yang
tidak
bermikoriza (Manjunath etal.,
1989). [image:7.595.41.573.42.842.2]Tabel
2'
Pengaruh
interaksi
jenis
media, pemberian kompos
aktif
dan
inokulasi FMA
peftumbuhan semai
mindi umur
14 minggu setelah tanamPerlakuan
.ri-^^:
-Media
Kompos Inokulan
(cm)*
(mm)*
(sram)**
Tanah
Mycofer
2.17
e
0.66
cde
0.2gg
b
1.0
NPI
126
2.23
C
0.61
cde
0.255
b
2.1
Kompos Tanpa
18.93
b
3.18
b
5.015
a
l.l
Aktif
Mycofer
26j3 a
3.80
a
4.929
a
1.4
NpI126
15.48
cd
3.03
b
4.335
a
1.1Tailing
Tanpa
Tanpa
2.1g
g
0.32
de
0.053
b
0.6
Mycofer
2.14
g
0.56
cde
0.128
b
1.1
NPI
126
2.08
g
0.55
cde
0.0:16
b
0.5Kompos Tanpa
12.54
f
3.08
b
4351
a
0.8
Aktif
Mycofer
14.84
cde
3.01
b
5.205
a
0.8NPI
126
14.75
cde
3.15
b
5.008
a
0.9Campuran
Tanpa
Tanpa
Z.0g
E
0.23
e
0.040
b
0.6
Mycofer
3.15
I
0.96
c
0.488
b
1.2
NPI126
3.9i 8
0.89
c
0.211
b
1.8
Kompos Tanpa
12.96
ef
3.27
b
4.622
a
1.2Aktif
Mycofer
13.4j
def
2.85
b
3.627
a
1.4
Catatan : * Rerata dari 12
ulanffi
NPI126
15.87
c
3.21
b
4.384
a
t.l
**
Rerata dari 4 ulanganRerata yang
diikuti
huruf yang samakesalahan 5oZ
Berdasarkan
hasil
analisa
jaringan
diketahuibahwa
konsentrasi unsur haraN, F
danK
padajaringan semai
mindi
yang diinokulasi FMA
cenderung meningkat, dengan
peningkatanberkisar 8-27% pada semai dengan
inJkulanmycofer
danberkisar
17-29% pada semai denganinokulan
NPI
126. Terjadi
pula
peningkatankonsentrasi
logam berat
pb
pada jaringan-semaimindi yang
diinokulasi
FMA,
sebesargyo
padainokulan mycofer
dan
l7%opada inokulan
NpI
726,
namun konsentrasinyamasih
dalam kisaran normal, 0.2-20 ppm(Alloway,
1995). peningkatankonsentrasi
logam berat
pb
pada jaringan-semaiyang
juga diikuti
peningkatan konsentrasi hara,khususnya
P,
merupakansalah satu
mekanismeFMA
dalarn
meningkatkan resistensi
tanamanmenunjukan tidak berbeda nyata pada
Uji
Duncan denganterhadap keracunan
logam berat.
penitrasio P terhadap logam berat
As
akibat kolfungi
mikoriza
telah
meningkatkan
rerPteris.
vitata
terhadap keracunanAs
(Che,2005)
KESIMPULAN
I.
Mindi
lermasukjenis yang
rumbuh rpada media
tailing mumi
dan media car tanahtaiiing
2.
Penambahan komposaktif
pada mediameningkatkan perfumbuhan semai mind
media
tailing
dan campuran tanah tailingdapat meningkatkan kolonisasi
FMA
N] dan endhophite alam. [image:8.595.40.594.0.840.2]ap 3.
Inokulan
FMA
memberikan
pengaruh memperbaikr pertumbuhan semai pada mediatailing
dan
media
campuran
tanah
tailing
berkotnpos
akhf, taPi
belum
tamPakpengarultnya pada media tanpa kompos.
4.
lnokirianFMA
menrngkatkan kandungan hara1N. P,
K)
dan logam berat padalaringan
semaimrnd
SARA\
L
Untuk melihat
kemampuan
semai
mindi
tumbuh pada lingkungan
yang lebih
komplek, penelitian lapangan pada areal bekas tambangkhususnya
areal
buangan
tarling
perludilakukan
2.
Melihat potensi kolonisasi
FMA
pada mediayang
tidak
disterilisasi cukup tinggi,
perlu dilakukan inventarisasi potensiFMA
lokal
danuji
efektivitasnya pada berbagaijenis
tanaman lokalDAFTAR
PUSTAKA
Alloway,
B.J.
1995. Heavy metals
in
soils"
Blackie Academic and Professional, London
Bolan,
N.S.
1991.A
critical
review on the rolesof
mycorrhizal
fungi in
the
uptakeof
phosphorusbyplants. Plant
soil
134: 189-209.Brundrett
M.,
BougherN., Dell B',
Grove
T.,
&
Maljczuk
N.
1994.Working with
mycorrhizasin
forestry and agriculture.
In:
Intemational Mycorrhizal Workshop.Kaiping.
China.Chen,
B.D., Zhu,
Y.G.,
Smith,F.A..
2005.Effect
of
arbuscular mycorrhizal inoculation
onuranium and
arsenic accumulationby
Chinesebrake
fern (Pteris vittata
L.)
from a
uraniummining-impacted
soil.
Chemosphere62:1464-t473
Dharmawan,
I W. 2003'
Pemanfaatanendomikoriza
dan
pupuk
organik
dalammernperbaiki pertumbuhan
Gmalina
qrboreaLINN
pada
tanah
tailing.
Program
PascaSarjana
Institut
PertanianBogor.
Tessis.(Tidakdipublikasikan)
Green Earth. 20A6. Bio-activator
as
organicfertilizer
for
degraded
land
rehabilitation. (Tidak dipublikasikan)Global Invasive Species Database. 2006. Database
ecology of
Melia
azedarach'http://www.issg.org/database
ecology/meli4azedarach.-btm
Heyne,
K.
1987. Tumbuhan berguna Indonesia.Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Depatermen Kehutanan Indonesia. JakafiaManjunath
A,
Hae
NV
&
Habte
M.
1989'Response
of
Leucaena leucocephala
tovesicular-arbuscular
mycorhizae
colonizationand
rock
phosphatefertilization
in
an
oxisol'Planr
Soil
it+,
lzl-tlz
Norland,
M.
1993.
Soil
factors
afTectingmycorrhizal use
in
surface
mine
reclamation'Bureu
of
Mines Information
Circular.
UnitedStates Departement
of
Interior.Setiadi,
Y.
20A2.
Bio
organic aplication
for
improvement
growth
of
revegetation trees
inpost
mining
site atPT Koba TinP
project area,Bangka. Centre
for
Biotecnology
Research'Bogor
Agriculture University
2002.Smith, S.E.
&
Read,
D.J.
7991.
Myconhizal
symbiosis. Academic
PressLimited.
London'2nd Edition.