Susanti Rahayu. F02495014. DAYA INSEKTISIDA CAMPURAN EKSTRAK LADA HITAM (Piper ttigrrtnz) DAN EKSTRAK BIJI PALA (hfyristica frugrutz.~) TERI-IADAP PERKEMBANGAN S E I U N G G A HAMA GUDANG Siloplzilzrs zeamais Motsch. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc.
RINGKASAN
Penyimpanan bahan pangan merupakan aspek penting dalam teknologi pasca panen. Kerusakan ditingkat penyimpanan umumnya disebabkan oleh serangan hanla gudang seperti serangga, tungau, tikus, dan kapang. Di antara hama-hama gudang, serangga menyebabkan kerusakan terbesar. Kerusakan ini berupa penurunan kualitas dan kuantitas dari bahan yang disimpan. Hama yang paling besar menimbulkan kerusakan pada beras yang disimpan di gudang BULOG adalah Sitophilus sp. Di Indonesia Sitophilus zeamais lebih banyak ditemukan daripada Sitophilus oryzae (L.) (Pranata, 1979).
Berbagai cara telah dilakukan dalam pengendalian hama pasca panen ini, baik secara fisik, kimia, biologi, maupun sistem pengendalian hama secara terpadu. Dari beberapa metode di atas yang paling efisien adalah cara kimia dengan menggunakan insektisida. Namum dari sudut keamanan penggunaaan insektisida sintetis memiliki banyalc kekurangan, antara lain dapat mencemari bahan pangan dan lingkungan serta bersifat racun bagi manusia. Dengan adanya bahaya-bahaya tersebut, penggunaan insektisida alami nabati dapat menjadi alternatif penggunaan insektisida kimiawi.
Pada penelitian ini akan dikaji daya insektisida campuran ekstrak lada hitam (Piper nigrum) dan ekstrak biji pala (Myristica fragrans) terhadap perkembangan serangga hama gudang Sitophilus zeanzais.
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap uji coba daya insektisida. Tahap persiapan melipti pembia!!= seraEgga Sitophilus zeamais, pembuatan ekstrak dari lada hitam dan biji pala dengan menggunakan pelarut heksana dan aseton, pencampuran ekstrak bahan nabati dengan tepung beras serta pembuatan media oligidik. Tahap uji coba daya insektisida adalah dengan menginfestasikan serangga uji yang berumur 7-1 5 hari kepada media oligidik selama 7 hari. Setelah itu media oligidik diinkubasikan sampai keluar serangga turunan pertama (Fl). Serangga yang keluar dihitung dan dibuang. Pengamatan dilakukan setiap hari sampai tidak ada lagi serarrgga turunan pertama yang keluar selama 5 hari berturut-turut.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan campuran ekstrak lada hitarn dan ekstrak biji pala berpengaruh terhadap semua parameter yang diuji, yaitu menekan jurnlah serangga turunan pertama (Fl), memperpanjang periode perkembangan (D), dan memperkecil nilai indeks perkembangan (ID), nilai laju perkembangan intrinsik (Rm) serta nilai kapasitas multiplikasi mingguan (1). Penambahan campuran ekstrak bahan nabati dengan kedua jenis pelarut, sudah berpengaruh nyata mulai taraf kombinasi ekstrak lada hitam 0% : ekstrak biji pala 1%. Pada taraf kombinasi