• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi kunjungan wisatawan taman nasional gunung gede pangrango di Cibodas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi kunjungan wisatawan taman nasional gunung gede pangrango di Cibodas"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI KUNJUNGAN WISATAWAN

TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

DI CIBODAS

HAYANI

102092026375

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

MOTIVASI KUNJUNGAN WISATAWAN TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO DI CIBODAS

Oleh: Hayani 102092026375

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN / AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN / AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:

Nama : Hayani

NIM : 102092026375

Program Studi : Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis

Judul Skripsi : Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango di Cibodas

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Mei 2007

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Muhandis Natadiwirya MM, M.Si Drs. Hilmi, MA

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi Fakultas Sains dan Teknologi Sosek Pertanian/ Agribisnis

(4)

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Cibodas”, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari senin tanggal 21 Mei 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis.

Jakarta, Mei 2007

Tim Penguji

Penguji I Penguji II

Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA Drh. Zulmanery, M.MA

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi Fakultas Sains dan Teknologi Sosek Pertanian/ Agribisnis

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TUNGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Mei 2007

(6)

RINGKASAN

HAYANI, Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango di Cibodas. Dibawah Bimbingan MUHANDIS NATADIWIRYA

dan HILMI.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak semakin ketatnya persaingan dalam semua aspek kehidupan. Setiap orang disibukkan dengan kegiatannya masing-masing. Rutinitas yang dialami manusia dalam kesehariannya menimbulkan ketegangan, kebosanan, dan kejenuhan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa waktu senggang yang mereka miliki akan dijadikan sebagai sarana untuk memulihkan kejernihan berfikir, mendapatkan inspirasi, dan mendapat kesegaran baru. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengisi waktu senggang tersebut adalah berwisata.

Perjalanan wisata yang dilakukan dewasa ini memiliki motivasi yang bervariasi dan setiap orang belum tentu sama motivasinya dalam melakukan perjalanan wisata. Ada beberapa faktor yang menjadi motivasi perjalanan wisata yaitu: Faktor pertama adalah pendidikan, kedua hiburan, ketiga kesehatan, keempat adalah bisnis. Kegiatan pariwisata sangat erat hubungannya dengan motivasi pengunjung. Motivasi berwisata diantaranyan adalah: Berwisata untuk memperoleh kehidupan sementara dalam tata lingkungan alam, orientasi lingkungan alam, pendidikan dalam laboratorium alam, penelitian dalam mengkaji lingkungan alam, aspirasi dan gejala keunikan alam, olah raga, ziarah, dan pengobatan.

Perumusan masalah dalam skripsi ini adalah : (1) Mengidentifikasi karakteristik wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. (2) Faktor-faktor apa yang memotivasi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan upaya apa yang dilakukan pihak manajemen dalam meningkatkan motivasi wisatawan tersebut? (3) Sejauh manakah kinerja karyawan untuk dapat meningkatkan kepuasan wisatawan?

Penelitian ini dilakukan di Taman Nasioanal Gunung Gede Pangrango yang berlokasi di Cibodas. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2006. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh melalui penyebaran quesioner, data sekunder di peroleh dari literatur yang terkait dengan penelitian. Pengolahan data menggunakan Importance Performance.

(7)

responden. Dari tingkat pendidikan, SMU/SMA menempati posisi pertama yaitu sebesar 50 responden. Dari segi pekerjaan ditempati oleh mahasiswa/ pelajar sebanyak 43 responden. Sedangkan untuk frekuensi berkunjung yang berkunjung lebih dari 3 kali sebanyak 44 responden.

Variabel motivasi yang dianggap penting adalah yang masuk ke dalam kuadran A dan B. Variabel-variabel tersebut berada pada kuadran “pertahankan prestasi” dengan tingkat kepentingan lebih besar dari 3.16 dan “tingkat pelaksanaan” lebih besar dari 3.12. Variabel-variabel tersebut adalah motivasi hiburan dan kesehatan.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis sampaikan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia dari zaman

kegelapan menuju zaman yang diridhai Allah.

Dalam pengantar ini penulis ingin mempersembahkan rasa terimakasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak

langsung terhadap proses penyelesaian tulisan ini.

1. Kedua Orang Tua ku Bapak Yahya A Muhi dan Ibu Hadidjah, terimakasih

atas doa, dukungan dan kasih sayangnya, pengertian dan cintanya, serta

pengorbanan dan kesabarannya.

2. Suami tercintaku Abdullah Husein Sag, terimakasih atas doa, cinta,

perhatian, kesabaran, dukungan, dan pengertiannya selama penulisan

skripsi ini.

3. seluruh keluarga besarku, kaka-kakaku terimakasih atas doa dan

motivasinya. Seluruh ponakanku yang selalu memberikan keceriaan, untuk

Daus dan Lina Makasih ya teteh udah dipinjamkan komputernya

4. Ir. Lilis Imamah, M.Si dan Ir. Achmad Tjachja M.Si selaku ketua jurusan

dan sekretaris jurusan sosial ekonomi pertanian.

5. Ir. Muhandis Natadiwirya M.Si dan Drs Hilmi MA, selaku dosen

pembimbing, terima kasih atas masukan, bimbingan, dukungan, kesabaran,

dan waktunya selama ini.

6. Ir. Mudatsir Najamuddin MMA dan Drh. Zulmanery MMA, selaku dosen

penguji. Terima kasih atas koreksi, dan masukkannya agar skripsi ini

menjadi lebih baik

7. Ir Andy Afandy, M.Si selaku dosen yang selalu menyediakan waktu dan

memberikan arahan dalam proses penulisan skripsi, dan kepada

dosen-dosen program studi sosial ekonomi pertanian/agribisnis lainnya yang

(9)

8. Seluruh jajaran Direksi dan Komisaris Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

penelitian dan mohon maaf karena telah mengganggu hari- hari kerja

selama penelitian berlangsung.

9. Bapak Wadud, Ibu Ofa, Mba Naily dan seluruh staf tata usaha, dan seluruh

staf perpustakaan fakultas sains dan teknologi yang telah memberikan

fasilitas.

10.Sahabat-sahabat KKNku: Linu makasih banyak sudah menemani penulis

dalam susah maupun senang, Eqi yang selalu memberikan support, Iman

atas segala doanya, Hurin, Irma Marlina atas doa dan motivasinya, Cholik

tetap semangat ya, Amel dan Nofa atas doa dan kebersamaannya.

11.Spesial thank to Husnul H dan Roni, yang telah banyak membantu dalam

segala hal.

12.Agri Angkatan 2002: Risma, Arul, Iyah, Silva, Mpeh, Sheray, I Mauliyah,

Marhona, Rani, Lulu, Lina, Qudsi, Dika, Topik, Patih, Zaki, Ema, Umi,

Lala, Pras, Ari, Bowo, Jaink, Apri, Dora, Nana, Ano, Ridwan, Zami, Efi,

Soy

13.Seluruh teman-teman Agri baik angkatan atas maupun angkatan bawah,

yang telah memotivasi penulis menyelesaikan skripsi, suatu kebanggaan

dapat mengenal kalian semua

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan

apa yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal saleh

Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

hasil yang lebih baik. Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat dan mempunyai nilai guna. Amin Ya Robbal Alamin.

Jakarta, Mei 2007

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ………. xiii

DAFTAR GAMBAR ………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……… 1

1.2. Perumusan Masalah ……… 3

1.3. Tujuan Penelitian ……… 4

1.4. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ………... 6

2.1.1. Pengertian Pariwisata dan Ekowisata ……... 6

2.1.2. Tujuan dan Macam-macam Pariwisata ……….. 9

2.1.3. Tujuan dan Karakteristik Ekowisata ……… 12

2.1.4. Usaha dan Produk Industri Pariwisata ……… 13

2.1.5. Pengertian Motivasi ……… 15

2.1.6. Motivasi Pengunjung ……….. 15

2.1.7. Motivasi Pariwisata ……… 16

2.1.8. Kepuasan Konsumen ………. 19

2.2. Penelitian Terdahulu ………... 19

2.3. Kerangka Pemikiran ……… 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 23

3.2. Jenis dan Sumber Data ……… 23

3.3. Metode Pengumpulan Data ………. 24

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ………... 26

(11)

3.6. Definisi Operasional ……… 30

4.3. Struktur Organisasi ... 36

4.4. Kegiatan Usaha Pariwisata ... 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.6. Frekuensi Berkunjung ……….. 45

5.2. Faktor-faktor yang Menjadi Motivasi Wisatawan Berkunjung. 45 5.2.1 Alasan Pendidikan ... 46

5.2.2 Alasan Hiburan ... 47

5.2.3 Alasan Kesehatan ... 48

5.2.4 Alasan Bisnis ... 49

5.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata ... 50

5.3.1 Aksesibilitas ... 50

5.3.2 Variasi Objek Wisata ... 51

5.3.3 Infra Struktur ... 53

5.3.4 Ekonomis ... 54

5.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan (Importance Performance Analisys) ……….. 55

5.4.1. Diagram Kartesius ……….. 55

5.4.1.1. Kuadran A (Prioritas Utama) ……… 57

5.4.1.2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi) ……… 57

5.4.1.3. Kuadran C (Prioritas Rendah) ……… 58

5.4.2. Kuadran A (Prioritas Utama) ……… 59

5.4.3. Kuadran B (Pertahankan Prestasi) ……… 60

5.4.4. Kuadran C (Prioritas Rendah) ……… 61 5.5. Grafik Gap (Tingkat Kesenjangan) Antara Pelayanan Yang

(12)

5.6. Upaya Peningkatan Motivasi Wisatawan ……… 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 67

6.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jenis Kelamin Responden ……….………. 41

2. Usia Responden ……… 42

3. Kota Asal Kedatangan ……… 43

4. Tingkat Pendidikan Responden ………. 44

5. Pekerjaan Responden ……….. 44

6. Frekuensi Berkunjung ……… 45

7. Motivasi Pendidikan ………..……… 46

8. Motivasi Hiburan ……….……… 47

9. Motivasi Kesehatan ……… 48

10. Motivasi Bisnis ……….………… 49

11. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata: Aksesibilitas ………… 51

12. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata: Variasi Objek Wisata .. 52

13. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata: Infrastruktur ………… 53

14. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata: Ekonomis ……… 54

15. Skor Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ………. 55

16. Skor Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata ………. 58

17. Kesenjangan Antara Tingkat Kepentingan Dengan Kinerja ………….. 62

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual ………. 22

2. Diagram Kartesius Kepuasan Pelanggan ………. 29

3. Bagan Struktur Organisasi Balai TNGGP ………. 38

4. Daigram Kartesius dari Variabel-variabel yang Mempengaruhi Motivasi

Wisatawan Berkunjung ……….……… 56

5. Diagram Kartesius dari Variabel-variabel yang Mempengaruhi Perjalanan

wisata ……….……… 59

6. Kesenjangan antara Pelayanan yang Diharapkan dengan Pelayanan yang

Diterima Wisatawan ……….. 62

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Surat Izin Penelitiaan ………..……… … 72

2. Surat Keterangan Selesai Penelitiaan ……….. …. 73

3. Kuesioner ……… ………..…. 74

4. Denah Lokasi………. 76

3. Brosur TNGGP …..………..………… 77

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak

semakin ketatnya persaingan dalam semua aspek kehidupan. Setiap orang

disibukan dengan kegiatannya masing-masing. Rutinitas yang dialami manusia

dalam kesehariannya menimbulkan ketegangan, kebosanan, dan kejenuhan. Tidak

dapat dipungkiri lagi bahwa waktu senggang yang mereka miliki akan dijadikan

sebagai sarana untuk memulihkan kejernihan berfikir, mendapatkan inspirasi, dan

mendapat kesegaran baru. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam

mengisi waktu senggang tersebut adalah berwisata (Suyitno, 2001:4).

Berwisata ke taman nasional dan cagar alam menjadi alternatif lain yang

dapat memberikan sejumlah perangsang ekonomi lokal untuk perlindungan yang

berkesinambungan, dan sekaligus menawarkan pendapatan nasional yang cukup

besar, yang sebaiknya digunakan pula untuk membantu pembiayaan pemeliharaan

dan perawatan cagar alam (Yoeti, 2000:27).

Permintaan akan sumber-sumber alam bertambah besar, baik untuk

memenuhi kebutuhan akibat jumlah penduduk yang semakin meningkat maupun

kenaikan pendapatan penduduk. Dalam pengolahan dan pengelolaan sumber alam

perlu diperhatikan kelestarian sumber-sumber alam (Yoeti, 2000:35).

Perjalanan wisata yang dilakukan dewasa ini memiliki motivasi yang

bervariasi dan setiap orang belum tentu sama motivasinya dalam melakukan

(17)

perjalanan wisata yaitu: Alasan pertama adalah pendidikan, kedua hiburan, ketiga

kesehatan, keempat adalah bisnis. Kegiatan pariwisata sangat erat hubungannya

dengan motivasi pengunjung. Motivasi berwisata diantaranyan adalah: Berwisata

untuk memperoleh kehidupan sementara dalam tata lingkungan alam, orientasi

lingkungan alam, pendidikan dalam laboratorium alam, penelitian dalam mengkaji

lingkungan alam, aspirasi dan gejala keunikan alam, olah raga, ziarah, dan

pengobatan (Purwanto dan Hilmi, 1994:30).

Sejak dua dasa warsa terakhir ini pariwisata di Indonesia telah menjadi

andalan perolehan devisa negara seperti kawasan wisata pantai, laut, tebing,

hutan, dan lembah yang indah menawan. Seringkali pesona wisata ini dipadukan

dengan tersedianya budaya lokal. Para pengunjung yang berstatus wisatawan

memberikan lapangan kerja dan menggerakkan roda ekonomi baik lokal maupun

regional melalui kegiatan bisnis pariwisata.

Sejalan dengan meningkatnya semangat kembali ke alam dan

bertambahnya jumlah penduduk, juga berkembangnya industri di kota-kota besar,

maka upaya konservasi melalui pengembangan taman nasional sebagai objek

wisata alam sebagai wahana penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu

pengetahuan sangat menunjang terhadap budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai posisi

yang penting dalam sejarah cagar alam di Indonesia. Taman nasional ini dapat

ditempuh dari Jakarta kurang lebih 2.5 jam (100 km), mempunyai luas hutan alam

21.975 Ha yang pada tahun 1982 diresmikan menjadi Taman Nasional di

(18)

1000 jenis flora, yang terdiri dari: tumbuhan berbunga sebanyak 925 jenis,

tumbuhan paku 250 jenis, lumut 123 jenis. Di hutan tropis ini terdapat tumbuhan

rasamala (Altingia Excelsa) yang merupakan salah satu pohon yang berukuran

tinggi, disamping itu terdapat tumbuhan liar yang disebut kantong semar

(Nepenthes: yang memiliki kemampuan menjerat serangga). Selain flora,

ekosistem kawasan TNGGP menyediakan habitat bagi keanekaragaman fauna.

Terdapat 251 jenis burung dan 110 jenis mamalia. Selain itu ada juga jenis lutung

yang hampir punah, macan tutul, elang jawa dan lain sebagainya. Melalui

aktivitas pendakian wisatawan berkesempatan untuk melihat ekologi hutan

Indonesia yang menakjubkan (Data Statistik, 2005:16 dan 42).

Berangkat dari fakta di atas dan mengingat Indonesia kaya akan

sumberdaya alamnya, juga terkenal dengan hutan-hutannya, maka disamping

dijadikan sebagai konsumsi pangan dan papan, penting pula dikembangkan dan

dilestarikan dengan menjadikannya sebagai agrowisata dan ekowisata sehingga

Indonesia semakin kaya, dan hutan sebagai paru-paru dunia terpelihara. Kebijakan

ini akhirnya menjadikan kekhawatiran akan terjadinya bencana alam dapat

terhindarkan.

Memperhatikan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian sehubungan dengan obyek wisata dengan judul “Motivasi Kunjungan

Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Cibodas”.

1.2. Perumusan Masalah

(19)

1. Bagaimanakah karakteristik wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango?

2. Faktor-faktor apa yang memotivasi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango dan upaya apa yang dilakukan pihak manajemen

dalam meningkatkan motivasi wisatawan tersebut?

3. Sejauh manakah kinerja karyawan untuk dapat meningkatkan kepuasan

wisatawan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi karakteristik wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango.

2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang memotivasi wisatawan berkunjung

dan bagaimana upaya pihak manajemen dalam meningkatkan motivasi

wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

3. Memperoleh gambaran kinerja karyawan dan kepuasan wisatawan

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan kepada TNGGP untuk dapat mengembangkan obyek

wisata ekowisata.

2. Mengembangkan ilmu agribisnis terutama yang berhubungan dengan

(20)

3. Sebagai bahan literatur bagi para peneliti berikutnya untuk lebih

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Pariwisata dan Ekowisata

Secara etimologi, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang

terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali

atau lengkap, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian (Purwanto dan

Hilmi, 1994:9).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 menyatakan

bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait

di bidang tersebut.

Definisi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau

berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa inggris

dikenal dengan istilah “tour”. Marpaung (2001:13) mendefinisikan pariwisata

adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari

pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari kediamannya.

Walaupun dari beberapa batasan yang telah disebutkan diatas nampaknya

berbeda, tetapi mempunyai prinsip dan makna yang sama, bahwa pengertian

pariwisata meliputi berbagai aspek :

1. Perjalanan dilakukan hanya untuk sementara waktu

(22)

3. perjalanan dilakukan dengan maksud untuk melakukan rekreasi dan

tamasya

4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak bertujuan untuk mencari

nafkah di tempat yang dikunjungi dan di tempat tersebut hanya

semata-mata sebagai konsumen.

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu

dari satu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud tidak untuk mencari nafkah

ditempat yang dikunjungi, tetapi hanya semata-mata untuk menikmati perjalanan

tersebut untuk mencapai kepuasan.

Dalam bahasa Indonesia istilah ecotourism diterjemahkan menjadi

“Ekowisata”, yaitu jenis pariwisata yang berwawasaan lingkungan. Emil Salim (

1991:36), mengatakan bahwa ekowisata adalah pariwisata yang berwawasan

lingkungan dan pengembangannya selalu memperhatikan keseimbangan

nilai-nilai.

Entin Supriatin dalam tulisannya yang berjudul “Ada lima unsur dalam

pengelolaan ekowisata” 21 oktober 1997, mendefinisikan ekowisata adalah sutau

jenis pariwisata yang kegiatannya semata-mata menikmati aktivitas yang

berkaitan dengan lingkungan alam dengan segala bentuk kehidupan dalam kondisi

apa adanya dan berkecenderungan sebagai ajang atau sarana lingkungan bagi

wisatawan dengan melibatkan masyarakat di sekitar kawasan proyek ekowisata.

Batasan tentang ekowisata juga diberikan oleh beberapa organisasi atau

(23)

1. Trilian, National Ecotourism Strategy, 1994. Ekowisata adalah wisata

berbasis alam yang berkaitan degan pendidikan dan pemahaman

lingkungan alam dan dikelola dengan prinsip berkelanjutan

2. Leq. The Ecotourism Market In The Asia Pacific Region, 1996. Ekowisata

adalah kegiatan petualangan, wisata alam, budaya, dan alternatif yang

mempunyai karakteristik.

3. Lascurain, 1987, Ekowisata adalah wisata ke alam perawan yang relatif

belum terjamah atau tercemar dengan tujuan khusus mempelajari,

mengagumi, seperti perwujudan bentuk budaya yang ada dalam kawasan

tersebut.

4. Limberg and Harkins, The Ecotourism Society,1993, Ekowisata adalah

wisata alam asli yang bertanggung jawab menghormati dan melestarikan

lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat.

Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat diberi batasan yang lebih

sederhana sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu jenis pariwisata yang

berwawasan lingkungan dengan aktivitas melihat, menyaksikan, mempelajari,

mengagumi alam, flora dan fauna, sosial budaya etnis setempat, dan wisatawan

yang melakukannya ikut membina kelestarian lingkungan alam di sekitarnya

dengan melibatkan penduduk lokal (Oka Yoeti, 2000:38).

Sementara agrowisata merupakan salah satu cabang kegiatan ekowisata

yang saat ini menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan dalam berwisata yaitu

dengan memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai obyek wisata dengan tujuan

(24)

pertanian. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dan Menteri

Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan

No.204/kpts/hk/050/4/1989). Menurut Zulkarnaen dalam Saputra, (2006:9),

agrowisata adalah wisata minat khusus yang merupakan perpaduan antara usaha

budidaya pertanian dan pariwisata yang merupakan wisata buatan atau rekayasa

dari obyek pertanian untuk dijadikan sebagai obyek dengan daya tarik wisata.

2.1.2. Tujuan dan Macam-macam Pariwisata

Tujuan pariwisata dapat ditinjau dari segi penyelenggaraan kepariwisataan

dan wisatawan.

1. Penyelenggaraan Kepariwisataan

Penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan memuat Undang-Undang

No.9 tahun 1990 bertujuan :

a. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan

meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata.

b. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan

antar bangsa.

c. Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan

lapangan kerja.

d. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

(25)

2. Wisatawan

Wisatawan atau konsumen pariwisata adalah orang yang melakukan

perjalanan wisata, dalam kegiatannya memiliki alasan-alasan sebagai

berikut :

a. Untuk santai dan menyegarkan badan, fikiran yang

karena aktivitas sehari-hari penuh dengan ketegangan

dan tekanan (stress).

b. Untuk tujuan kesehatan yaitu untuk mendapatkan

udara segar, sinar matahari, mandi air panas, mandi

air laut dan pengobatan khusus.

c. Ikut aktif dalam berbagai kegiatan olahraga, seperti

mendaki gunung, ski, berlayar, memancing,

berselancar dan sebagainya.

d. Mencari hiburan untuk kesenangan dan kegembiraan.

e. Menaruh perhatian terhadap negara lain, terutama

pada tempat-tempat yang mempunyai nilai sejarah

dan budaya tinggi, seni serta potensi lain.

f. Mengunjungi keluarga, saudara, sahabat atau

mengurangi rasa jenuh karena aktivitas sehari-hari.

g. Untuk tujuan yang bersifat spiritual, seperti belajar

ilmu agama, kebatinan dan lain-lain.

Untuk mengklasifikasikan macam-macam pariwisata, berikut ini tinjauan

(26)

1. Pariwisata menurut letak geografi:

a. Pariwisata lokal, adalah pariwisata setempat dengan ruang lingkup

yang terbatas pada tempat-tempat tertentu saja.

b. Pariwisata regional, adalah kegiatan kepariwisataan yang berkembang

disuatu wilayah (regional) yang meliputi beberapa pariwisata lokal.

c. Pariwisata nasional, adalah lingkup kepariwisataan yang berkembang

dalam satu negara.

d. Pariwisata regional internasional, adalah kegiatan kepariwisataan yang

berkembang disuatu wilayah yang merupakan gabungan dari beberapa

negara yang berdekatan.

e. Pariwisata Internasional, adalah kegiatan periwisata yang berkembang

dengan lingkup diseluruh negara di dunia.

2. Pariwisata Menurut Tujuan Perjalanan:

a. Pariwisata bisnis, adalah jenis pariwisata dengan orang-orang yang

melakukan perjalanasn wisata terdiri dari orang-orang yang bertujuan

untuk dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannnya.

b. Vacational tourism, adalah kegiatan pariwisata dengan orang-orang

yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk berlibur atau

memanfaatkan waktu libur.

c. Educational tourism, adalah jenis pariwisata dengan orang-orang yang

melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk belajar.

(27)

a. Seasonal tourism, adalah jenis pariwisata yang kegiatannya

berlangsung pada musim-musim tertentu.

b. Occasional tourism, adalah kegiatan pariwisata yang diselenggarakan

dengan mengkaitkan dengan kejadian atau events tertentu.

4. Periwisata menurut objeknya:

a. Cultural tourism, adalah jenis pariwisata yang disebabkan adanya daya

tarik seni dan budaya disuatu daerah atau tempat.

b. Recuperational tourism, adalah orang-orang yang melakukan

perjalanan wisata bertujuan unuk penyembuhan suatu penyakit.

c. Commercial tourism, adalah perjalanan yang dikaitkan dengan

kegiatan perdagangan.

d. Political tourism, adalah suatu perjalanan yang dilikukan dengan

tujuan untuk melihat atau menyaksikan peristiwa atau kejadian yang

berhubungan dengan kegiatan suatu negara.

e. Sport tourism, adalah kegiatan peristiwa dengan tujuan untuk

menyaksikan suatu pesta olah raga yang diselenggarakan di suatu

tempat.

2.1.3. Tujuan dan Karakteristik Ekowisata

Tujuan Ekowisata adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dengan cara mendiversifikasi atraksi dan optimalisasi pemanfaatan wilayah sebagai zona wisata guna meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tetap mempertahankan daya dukung lingkungan.

Beberapa karakteristik ekowisata yang dikemukakan oleh Alan A. Leg dalam Oka Yoeti (2000:37) yaitu:

1. Adanya pertimbangan yang kuat pada lingkungan dan budaya lokal

2. Kontribusi positif pada lingkungan dan sosial ekonomi lokal

3. Pendidikan dan pemahaman, baik untuk penyedia jasa maupun

(28)

2.1.4. Usaha dan Produk Industri Pariwisata

Pariwisata sebagai suatu industri menghasilkan jasa-jasa (service) sebagai

“product” yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travelers pada

umumnya. Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan

yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and

services) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan trevelers pada

umumnya, selama dalam perjalanannya (Yoeti, 1979:9). Sedangkan RS Darmadji

dalam Purwanto dan Hilmi, 1994:23, merumuskan bahwa industri atau usaha

pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai usaha yang secara bersama-sama

menghasilkan produk-produk maupun jasa atau layanan yang nantinya baik secara

langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama dalam

perjalanan.

Produk industri pariwisata adalah semua jasa-jasa (services) yang

dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya

sampai ia kembali ke rumah dimana ia tinggal. Pada dasarnya ada tiga golongan

pokok produk industri pariwisata (Yoeti 1990:14), yaitu :

1. Tuorist objects atau objek pariwisata yang terdapat pada

daerah-daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang

berkunjung ke daerah tersebut.

2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti

akomodasi perhotelan, bar dan restoran, entertainment dan rekreasi.

3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan

daerah tujuan wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek

(29)

Produk adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Sedangkan

produk dari usaha pariwisata adalah segala barang dan layanan jasa yang

dibutuhkan oleh wisatawan sejak berangkat meninggalkan tempat kediamannya,

sampai ia kembali ketempat tinggalnya. Secara garis besar cirri-ciri produk usaha

pariwisata yaitu :

1. Tidak dapat dipindah tangankan dari konsumen satu ke konsumen

yang lain.

2. Proses produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan.

3. Tidak dapat ditimbun seperti pada usaha yang menghasilkan barang.

4. Tidak mempunyai standard atau ukuran yang baku dan obyektif

seperti pada industri barang.

5. Permintaan terhadap produk sangat tidak tetap dan sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomis.

6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang

akan dibeli

7. Kualitas produk sangat tergantung pada tenaga manusia yang tidak

dapat digantikan dengan mesin.

Penyediaan produk usaha pariwisata memerlukan biaya yang sangat besar,

dengan tingkat resiko yang tinggi karena perubahan elastisitas permintaan.

2.1.5. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang

(30)

sebagai keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Mitchell dalam Winardi (2001: 1), motivasi mewakili proses-proses

psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya

persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.

Barata (2003: 182) mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri

seseorang yang menyebabkan mereka berprilaku atau mau melakukan sesuatu

dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Secara singkat motivasi

dapat diartikan sebagai kemauan untuk melakukan sesuatu.

Menurut Cascio dalam Hasibuan (1996:95), motivasi adalah suatu

kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan

kebutuhannya.

2.1.6. Motivasi Pengunjung

Kegiatan pariwisata sangat erat hubungannya dengan motivasi pengunjung.

Motivasi untuk berwisata (Anonimous, 1984 ), meliputi:

1. Berwisata untuk memperoleh kehidupan sementara dalam tata

lingkungan alam.

2. Orientasi ke lingkungan alam.

3. Pendidikan dalam laboratorium alam.

4. Penelitian dalam mengkaji alam lingkungan.

5. Aspirasi gejala dan keunikan alam.

6. Olahraga dengan berbagi jenisnya, yang merupakan hobby dalam

(31)

7. Ziarah dan pengobatan.

Motivasi para wisatawan dalam menguji obyek-obyek pariwisata tidak

selalu sama, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi para wisatawan untuk mendatangi suatu objek pariwisata

adalah: 1) Faktor pendidikan, 2) Faktor pendapatan, 3) Faktor pengeluaran di

lokasi wisata, 4) alasan berwisata, 5) Preferensi para wisatawan pada obyek wista

tersebut dan 6) Kesiapan untuk berwisata (Tim LPPM-IPB,1991).

2.1.7. Motivasi Pariwisata

Purwanto dan Hilmi (1994:30), motivasi pariwisata adalah keinginan

seseorang untuk melakukan perjalan wisata. Mayo dan Jarvis dalam Gleen F

Ross, (1998:33), mengatakan bahwa motivasi untuk berpariwisata dapat dibagi ke

dalam empat kategori :

1. Motivasi fisik: istirahat fisik, ikut berolah raga, rekreasi pantai,

hiburan yang membuat tubuh tidak tegang, dan pertimbangan kesehatan.

2. Motivasi Budaya: keinginan mengetahui negara lain, misalnya seni,

adat istiadat, tari, lukisan, dan agama.

3. Motivasi Antar pribadi: keinginan bertemu muka-muka baru,

mengunjungi teman atau sanak saudara, melarikan diri dari kegiatan

sehari-hari, atau menciptakan sahabat baru.

4. Motivasi Status dan Martabat: kebutuhan akan pengakuan, perhatian,

penghargaan dan reputasi.

Motivasi seseorang untuk berwisata timbul oleh beberapa keinginan yang

(32)

belum dikenal. Perjalanan wisata yang dilakukan dewasa ini memiliki motivasi

yang bervariasi dan setiap orang belum tentu sama motivasinya dalam melakukan

perjalanan wisata. Dalam buku berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata, Oka Yoeti

dalam Purwanto dan Hilmi (1994:30), menyebutkan bahwa motivasi orang

melakukan perjalanan wisata dapat dikelompokkan menjadi :

1. Alasan pendidikan:

a. Ingin melihat bagaimana rakyat negara lain bekerja dan

bagaimana cara hidupnya.

b. Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai negara

lain.

c. Ingin menyaksikan tempat-tempat bersejarah,

peninggalan-peninggalan zaman kuno, monumen-monumen, kesenian rakyat,

industri kerajinan, festival, keindahan alam dan sebagainya.

d. Untuk mendapatkan saling pengertian dan ide-ide baru

ataupun penemuan-penemuan baru.

e. Untuk berpartisipasi dalam suatu festival kebudayaan,

kesenian dan sebagainya.

2. Alasan hiburan

a. Menghindarkan diri dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban

rutin.

b. Untuk melihat daerah-daerah baru, masyarakat asing, dan

(33)

c. Untuk mendapatkan atau menggunakan kesempatan yang ada

atau untuk memperoleh kegembiraan.

d. Untuk mendapatkan suasana romantisme yang berkesan,

terutama untuk pasangan yang sedang berbulan madu.

3. Alasan kesehatan

a. Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan setelah

bekerja keras dan menghilangkan ketegangan pikiran.

b. Untuk melatih diri dan ikut dalam pertandingan olah raga

tertentu, seperti olimpiade

c. Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu.

d. Melakukan rekreasi dalam menghabiskan masa liburan.

4. Alasan bisnis

a. Untuk menyaksikan suatu pameran, kamar dagang, karya wisata, atau

meninjau suatu proyek dan lain-lain.

b. Menghadiri konferensi, seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah

lainnya.

c. Mengikuti perjanjian kerjasama, pertemuan politik dan undangan

negara lain yang berhubungan dengan kenegaraan.

d. Untuk ikut kegiatan sosial.

2.1.8. Kepuasan Konsumen

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya, Oliver dalam Supranto

(34)

kualitas pada dimensi jasa dan dimensi produk. Selain dimensi tersebut terdapat

faktor lainnya seperti harga serta faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang

bersifat situasi sesaat, Rangkuti (2003:30)

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Riko Saputra, dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Kepuasan Wisatawan Hutan Kota Tanah Tinggal, dengan menggunakan metode

Importance-Performance, menyimpulkan bahwa secara umum wisata hutan kota

telah memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawannya, hal ini bisa dilihat

dari jumlah pengunjungnya yang semakin meningkat pada periode tertentu. Selain

itu diketahui pula bahwa terdapat beberapa variabel yang memiliki tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi, yaitu: kemudahan dalam menjangkau

lokasi, sarana parkir yang memadai, dimensi tanggapan terhadap keluhan,

keamanan area, dan kenyamanan.

Berdasarkan posisi masing-masing variabel pada setiap kuadran, strategi

yang dapat dilakukan antara lain menambah keragaman obyek wisata, membuat

inovasi-inovasi baru dari obyek-obyek wisata yang telah ada, memberikan

pengarahan kepada karyawan untuk melayani wisatawan dengan sebaik-baiknya.

Delvin Raya Siregar, (2006) dalam penelitiannya yang bejudul Analisis

Faktor Kepuasan Konsumen Ikan Konsumsi Di Pujaseri Muara Angke (Metode

yang digunakan adalah Importance-Performance), menyimpulkan bahwa atribut

atau faktor yang dianggap penting oleh responden adalah yang masuk kedalam

kuadran A dan B (yaitu: rasa masakan, kondisi kesegaran ikan, respon pedagang,

(35)

dan kamar mandi). Hal tersebut disebabkan kedua kuadran tersebut di posisi

tingkat kepentingan konsumen yang tinggi, hanya saja pada kuadran A tingkat

kinerja pedagang Pujaseri tidak bisa memenuhi harapan konsumen. Atribut

tersebut adalah toilet, kebersihan tempat, tempat ibadah, kecepatan pelayanan, dan

areal parkir. Untuk kuadran B, atribut yang tingkat kinerjanya tinggi diantara

atribut-atribut lainnya, antara lain: rasa masakan, kondisi kesegaran, responden

pedagang atau pelayanan dalam menanggapi keluhan, serta keramahan pedagang

atau pelayan.

Faktor atau atribut yang tingkat kinerja cukup tinggi dan hampir mendekati

harapan atau tingkat konsumen adalah rasa masakan, aneka menu yang

ditawarkan, dan respon pedagang dalam menangani keluhan. Akan tetapi secara

umum dari semua faktor tersebut ternyata memiliki tingkat kinerja yang belum

sepenuhnya dapat menyamai tingkat kepentingan atau harapan konsumen.

Melalui analisis Gap yang telah dilakukan maka semua atribut yang dinilai

konsumen, yaitu kinerja Pujaseri maupun kepentingan konsumen, masih terdapat

gap yakni tingkat kinerja lebih rendah dibanding tingkat kepentingan. Bahkan

beberapa atribut memiliki gap yang tinggi terutama kamar mandi atau toilet

sebesar -1,46. Maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu tingkat kepuasan

konsumen dari faktor keseluruhan faktor atau atribut belum sepenuhnya tercapai.

2.3. Kerangka pemikiran

Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah tingkat motivasi kunjungan

wisatawan dan tingkat kepuasan wisatawan. Ada empat atribut motivasi dan

(36)

kesehatan, dan bisnis. Sedangkan untuk atribut pelayanan adalah aksesibilitas,

variasi obyek wisata, infrastruktur, dan ekonomis. Atribut-atribut tersebut

nantinya akan dinilai oleh wisatawan dengan menilai kinerjanya dalam memenuhi

harapan wisatawan terhadap atribut tersebut.

Kepuasan wisatawan menjadi prioritas utama dimana tingkat kepentingan

dan harapan wisatawan serta pelaksanaan atau kinerja yang dilakukan suatu

perusahaan harus sesuai. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pada suatu

perusahaan, apakah kinerjanya telah sesuai dengan tingkat kepentingan dan

harapan wisatawan, bisa menggunakan metode importance performance.

Bagan Kerangka pemikiran di lampiran berikutnya.

(37)

Kunjungan Wisatawan ke Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango

Atribut Motivasi 1. Pendidikan 2. Hiburan 3. Kesehatan 4. Bisnis

Atribut Pelayanan 1. Aksesibilitas

2. Variasi Obyek Wisata

3. Infrastruktur

4. Ekonomis

Tingkat kepentingan / harapan konsumen

(importance)

Importance performance

Tingkat kinerja / pelaksanaan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango (Performance)

f )

Kepentingan / Motivasi Kunjungan Wisatawan

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,

yang beralamat di Cibodas kabupaten Cianjur Jawa Barat. Lokasi ini dipilih

karena Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan tempat wisata alam

yang sangat menarik bagi wisatawan. Selain udara yang sejuk, Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango ini juga salah satu tempat untuk menjernihkan fikiran

dari aktivitas-aktivitas rutin yang dijalankan dalam kegiatan sehari-hari yang

membuat jenuh, stress. Penelitian ini dilakukan dalam waktu tiga bulan, yaitu

berkisar antara Bulan Oktober, November, Desember 2006.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden,

sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti literatur yang

terkait dengan penelitian ini, dokumen yang relevan dan tertulis dipadukan

sehubungan dengan penelitian ini.

Adapun data primer yang dibutuhkan antara lain adalah:

1. Karakteristik responden

a. Jenis kelamin

b. Umur

c. Pendidikan

d. Pekerjaan

(39)

2. Tingkat kepentingan menurut persepsi wisatawan dan yang memotivasi wisatawan berkunjung.

a. Alasan pendidikan

b. Alasan hiburan

c. Alasan kesehatan

d. Alasan bisnis

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata

a. Aksesibilitas

b. Variasi Objek wisata

c. Infrastruktur

d. Ekonomis

Atribut yang akan diukur adalah motivasi pendidikan, hiburan, kesehatan,

dan bisnis, yang selanjutnya atribut-atribut tersebut dipakai sebagai analisa dalam

penelitian ini

Berdasarkan data di atas, yaitu data primer dapat diketahui bahwa data

bersifat kualitatif. Data kualitatif berisi uraian tentang identitas responden yang

memuat pertanyaan yang berkaitan dengan motivasi berkunjung. Sedangkan data

sekunder merupakan data kuantitatif.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden

yang terpilih, dimana pertanyaan-pertayaan yang diajukan mengacu pada

kuesioner yang telah disiapkan. Wawancara dilakukan dengan cara mendatangi

(40)

Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang relevan dengan

penelitian ini.

Dalam penelitian ini, populasi adalah orang-orang yang berkunjung atau

berwisata ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sedangkan yang menjadi

sampel adalah wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango pada saat penelitian dilakukan.

Adapun metode penarikan sampel adalah accidential sampling. Metode ini

dilakukan dengan memilih rersponden yang bersedia untuk diwawancarai dan

tidak menggunakan penilaian pribadi penulis.

Penentuan ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin

(dalam Kusmayadi, 2000:74), yaitu:

n = N

1+N (e)2

Dimana : n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e2 = marjin error yang diperkenankan. Dalam ilmu sosial ekonomi,

marjin error yang diperkenankan berkisar 5-10 persen.

Pada penelitian ini populasi rata-rata jumlah pengunjung Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango selama setahun terakhir tahun 2005, yaitu 5.314

pengunjung. Dengan nilai e sebesar 10% (nilai krisis untuk penelitian deskriptif),

maka nilai n adalah sebagai berikut :

n = 5314 = 5314 = 98,15 ≈ 98

(41)

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin, dapat diketahui bahwa

jumlah wisatawan yang akan dijadikan responden sebesar 100 orang.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis tanggapan konsumen terhadap

motivasi kunjungan wisatawan adalah deskriptif kuantitatif kualitatif. Untuk

menjawab perumusan masalah mengenai sampai sejauh mana tingkat kepuasan

pelanggan terhadap kinerja Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, maka

digunakan Importance PerfonmanceAnalysis (John A. Matila dan Jhon C. James,

dalam Supranto, 1977 : 239) atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja serta

kepuasan pelanggan. Tanggapan pelanggan dapat dilihat dari penilaian yang

diberikan pelanggan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

kunjungan wisatawan yang terdapat dalam kuesioner.

Perusahaan seharusnya mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang

memang dianggap penting oleh para pelanggan. Untuk mengukur tingkat

kepentingan wisatawan dan tingkat kinerja perusahaan agar wisatawan

mendapatkan kepuasan, maka digunakan skala likert 5 tingkat. Skala Likert ini

terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, tidak penting.

Kelima penilaian tersebut diberikan skor sebagai berikut :

1. Jawaban sangat penting diberi skor 5

2. Jawaban penting diberi skor 4

3. Jawaban cukup penting diberi skor 3

4. Jawaban kurang penting diberi skor 2

(42)

Sedangkan tingkat pelaksanaan/kinerja adalah pelayanan dari Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango yang dirasakan pelanggan. Untuk tingkat

pelaksanaannya digunakan skala likert 5 tingkat, yaitu sangat baik, baik, cukup

baik, kurang baik, tidak baik. Kelima penilaian tersebut diberi skor sebagai

berikut :

1. Jawaban sangat baik diberi skor 5, berarti wisatawan sangat puas

2. Jawaban baik diberi skor 4, berarti wisatawan puas

3. Jawaban cukup baik diberi skor 3, berarti wisatawan cukup puas

4. Jawaban kurang baik diberi skor 2, berarti wisatawan kurang puas

5. Jawaban tidak baik diberi skor 1, berarti wisatawan tidak puas

Ukuran/range untuk jawaban responden berdasarkan tingkat kepentingan

adalah:

1. Nilai/skor terkecil yang mungkin diperloeh adalah 100 dengan asumsi

bahwa semua responden memberikan jawaban tidak penting (skor 1)

terhadap unsur kualitas pelayanan

2. Nilai/skor terbesar yang mungkin diperoleh adalah 500 dengan asumsi

bahwa semua responden memberikan jawaban sangat penting (skor 5)

terhadap unsur kualitas pelayanan

Besar range untuk setiap kelas (Martilla dan James, 1977) adalah:

500-100 = 80 5

Sehingga pembagian kelas berdasasrkan tingkat kepentingan adalah:

a. 100 – 179 tidak penting

(43)

c. 260 – 339 cukup penting

d. 340 – 419 penting

e. 420 – 500 sangat penting

Sedangkan pembagian kelas berdasarkan tingkat pelaksanaan adalah :

a. 100 – 179 tidak baik

b. 180 – 259 kurang baik

c. 260 – 339 cukup baik

d. 340 – 419 baik

e. 420 – 500 sangat baik

Setelah diketahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan setiap

atribut untuk seluruh responden, langkah selanjutnya adalah memplotkan hasil

perhitungan ke dalam Diagram Kartesius. Untuk menyederhanakan angka-angka

dalam Diagram Kartesius dapat dilakukan dengan cara membagi skor tingkat

pelayanan dengan total responden yang dinotasikan dengan x sedangkan y

merupakan hasil pembagian skor tingkat kepentingan dengan total responden.

Xi = Σxi dan Yi = ΣYi n n

Dimana : Xi = Skor rata-rata setiap variabel i pada tingkat pelaksanaannya.

Yi = Skor rata-rata setiap variabel i pada tingkat kepentingannya

Xi = Total skor setiap variabel i pada tingkat palaksanaan dari

seluruh responden

Yi = Total skor setiap variabel i pada tingkat kepentingan dari

seluruh responden

(44)

Diagram Kartesius yang dimaksud adalah diagram yang terdiri dari empat

bagian yang dibatasi dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik

(X,Y), dengan rumus :

X = Σ Xi dan Y = Σ Yi k k

Dimana : X = Rata-rata dari total rata-rata bobot tingkat pelaksanaannya

Y = Rata-rata dari total rata-rata bobot tingkat kepentingan

K = Jumlah variabel yang ditetapkan

A B

Prioritas utama Pertahankan Prestasi

Y

Importance/ C D

Kepentingan Prioritas Rendah Berlebiham

X Performance / Kinerja

Gambar 2. Diagram Kartesius Kepuasan Pelanggan

Diagram Kartesius di atas terbagi ke dalam empat kuadran. Masing-masing

kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda-beda, yaitu :

1. Kuadran A (prioritas utama)

Wilayah ini memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh

pelanggan tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti

(45)

2. Kuadran B (pertahankan prestasi)

Wilayah ini yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh

pelanggan dan faktor-faktor ini sudah sesuai dengan apa yang di harapkan

pelanggan.

3. Kuadran C (prioritas rendah)

Wilayah ini yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang

penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu

istimewa.

4. Kuadran D ( berlebihan)

Wilayah ini yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang

penting oleh pelanggan dan dirasakan kinerja TNGGP terlalu berlebihan.

3.5. Analisis Kesenjangan (Gap)

Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan, dilakukan analisis gap atau

kesenjangan antara tingkat kepentingan wisatawan dengan tingkat kinerja

TNGGP.

Gap = Tingkat Kinerja – Tingkat Kepentingan

3.6. Definisi Operasional

1. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

sementara waktu dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud tidak untuk

mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi hanya semata-mata untuk

menikmati perjalanan tersebut untuk mencapai kepuasan.

2. Ekowisata adalah suatu jenis pariwisata yang berwawasan

lingkungan dengan aktivitas melihat, menyaksikan, mempelajari, mengagumi

(46)

melakukannya ikut membina kelestarian lingkungan alam disekitarnya dengan

melibatkan penduduk lokal.

3. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang

mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan

untuk tujuan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,

pariwisata dan rekreasi.

4. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan.

5. Produk industri pariwisata adalah semua jasa-jasa (service)

yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat

kediamannya, sampai ia kembali kerumah dimana ia tinggal.

6. Daerah tujuan wisata adalah suatu daerah yang memiliki

daerah-daerah wisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana pariwisata serta

masyarakat.

7. Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang

menyebabkan mereka berprilaku atau mau melakukan sesuatu dengan cara

yang menjamin tercapainya suatu tujuan.

8. Agrowisata adalah wisata minat khusus yang merupakan

perpaduan antara usaha budidaya pertanian dan pariwisata yang merupakan

usaha buatan atau rekayasa dari obyek pertanian untuk dijadikan obyek wisata

atau kunjungan.

9. Analisis importance-performance adalah analisis yang

digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan

terhadap suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan

(47)

BAB IV

GAMBARAN UMUM TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

4.1. Sejarah Singkat

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu

dari 5 kawasan konservasi pertama yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia

sebagai taman nasional. Jauh sebelum ditetapkan sebagai Kawasan Taman

Nasional, kawasan ini telah beberapa kali mengalami perubahan status kawasan.

Kawasan Gunung Gede Pangrango secara geografis terletak antara 106° 51’–107°

02’ BT dan 6° 41’–6° 51’ LS dan secara administratif pemerintahan, wilayah

TNGP mencakup kedalam 3 (tiga) Kabupaten, yaitu: Kabupaten Bogor,

Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi.

Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan rangkaian

gunung berapi, terutama Gunung Gede (2.958 m dpl) dan Gunung Pangrango

(3.019 m dpl). Topografi bervariasi mulai dari landai hingga bergunung, dengan

kisaran ketinggian antara 700 m dan 3000 m dpl. Secara umum kondisi geologi

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan lapisan batuan vulkanik

seperti : andesit, tuff, busalt, lava breksi mekanik dan piroklasik, sedangkan

lapisan dasarnya terdiri dari batuan non vulkanik. Kondisi curah hujan berkisar

antara 3000 – 4000 mm, dengan suhu 10°C (siang hari) 5° C (malam hari).

Kelembaban udara 80 – 90 %. Musim penghujan terjadi pada bulan Oktober

sampai dengan bulan Mei, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juni

(48)

Sejarah perkembangan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dimulai

sejak masa pemerintahan Hindia Belanda yaitu semenjak dikeluarkannya surat

keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.50 tanggal 17 Mei 1889, tentang

penetapan Kebun Raya Cibodas dan areal hutan diatasnya seluas 240ha sebagai

contoh flora pegunungan pulau jawa sekaligus sebagai cagar alam.

Tahun 1919 melalui SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.33 tanggal

11 Juni 1919, kawasan ini diperluas hingga meliputi areal hutan disekitar air

terjun Cibeureum. Kemudian melalui SK No. 83 tanggal 11 Juli 1919, ditetapkan

penambahan luas kawasan hutan lindung tersebut dengan areal hutan di lereng

Gunung Gede Pangrango dekat desa Caringin sebagai Cagar Alam Cimungkat

seluas 56 ha. Pada tanggal 5 Januari 1925 melalui SK Gubernur Jenderal Hindia

Belanda No.7 tantang penetapan daerah puncak Gunung Gede, Gunung Gumuruh,

Gunung Pangrango, serta DAS Ciwalen dan Cibodas sebagai Cagar Alam

Cibodas-Gunung Gede seluas 1.040 ha.

Tahun 1927 melalui SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 27 Juli

1927, tentang penunjukan komplek hutan Gunung Gede dan Gunung Pangrango

di Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, Sukabumi, dan Cianjur sebagai kawasan

hutan seluas + 14.000 ha. Melaui pengumuman Menteri Pertanian RI tanggal 6

Maret 1980 tentang penetapan kawasan CA Cibodas, CA Cimungkat, CA Gunung

Gede pangrango, TWA situgunung dan areal hutan alam di lereng hutan gunung

gede pangrango sebagai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango seluas 15.196

(49)

Setelah melalui beberapa kali penetapan, maka berdasarkan SK Menteri

Kehutanan RI No. 472/Kpts-II/1992 tanggal 22 Mei 1992, tentang penetapan

komplek hutan Gunung Gede Pangrango yang terletak di Kabupaten Daerah

Tinggkat II Bogor, Sukabumi, dan Cianjur seluas 14.100,75 ha sebagai kawasan

hutan tetap dengan fungsi hutan Suaka Alam/Cagar Alam. Dan berdasarkan SK

Menteri Kehutanan No. 147/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003, tentang perluasan

kawasan Taman Nasiona Gunung Gede Pangrango menjadi 21.975 ha.

4.2. Visi, Misi, dan Tujuan 4.2.1. Visi

Visi Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Yaitu ”Mewujudkan

kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang aman, mantap secara

hukum dengan luas kawasan yang tetap, dengan memiliki kelembagaan yang kuat

dalam menunjang pengelolaan yang mendapat dukungan dari para mitra, serta

mampu mengoptimalkan pengembangan wisata alam berkelanjutan yang

menberikan manfaat kepada masyarakat”.

4.2.2 Misi

Dalam mewujudkan visi tahun 2005–2009, Balai Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango menetapkan misi sebagai berikut :

1. Pemantapan batas luar kawasan Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango yang jelas berikut zonasinya.

2. Pemanfaatan SDAHE (sumber daya alam hutan ekosistem)

secara optimal berbasis ekowisata dan jasa lingkungan yang menunjang

PNBP (pendapatan negara bukan pajak) dan memberikan manfaat kepada

(50)

3. Penguatan kelembagaan dan pengembangan kemitraan

melalui kepedulian dan peran aktif masyarakat di bidang konservasi

SDAHE.

4. Meningkatkan pengamanan dan perlindungan SDAHE serta

penegakan hukum.

4.2.3. Tujuan

Tujuan dari Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah:

1. Meningkatkan efektifitas pengelolaan Taman Nasional

Bunung Gede Pangrango sesuai dengan fungsi zonasinya.

2. Meningkatkan upaya pengawetan tumbuhan, satwa liar, dan

ekosistem kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

3. Meningkatkan pemanfaatan objek dan daya tarik wisata serta

jasa lingkungan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

yang bermanfaat bagi masyarakat.

4. Memantapkan organisasi Balai Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango, dengan SDM yang mampu mendukung pengelolaan.

5. Memantapkan perencanaan, evaluasi, dan pengendalian

pelaksanaan program pembangunan Balai Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango

6. Mewujudkan sarana dan prasarana pengelolaan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango secara optimal

7. Meningkatkan peran masyarakat dan para pihak dalam

(51)

8. Meningkatkan upaya perlindungan hutan beserta isinya dan

pengendalian kebakaran hutan serta penegakan hukum di kawasan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango.

4.3. Strutur Organisasi

Dalam menjabarkan tugas dan fungsi pengelolaan Balai Taman Nasional,

diterbitkan SK Menteri Kehutanan No. 355/Kpts-II/2004 buku v tentang uraian

tugas dan jabatan dari setiap personil Balai Taman Nasional, untuk itu Kepala

Balai Taman Nasional Gunung Gede mengeluarkan Surat Keputusan

No.28/IV-T.12/2005 tangal 26 Juli 2006, tentang jabatan dan tugas pegawai lingkup Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango yang mengatur penempatan petugas sesuai

jabatannya baik yang berada di kantor Balai maupun ketiga Seksi Konservasi

Wilayah.

Dalam rangka efisiensi dan efektifitas pengelolaan kawasan serta

mengoptimalkan tenaga fungsional yang berada di Balai Taman Nasional Gunung

Gede pangrango, telah diambil kebijakan kelembagaan melalui Surat Keputusan

Kepala Balai No. 09/IV-T.12/2005 tentang organisasi, wilayah kerja dan tata

hubungan kerja, yang memasukkan unsur Resort Pengelolaan Taman Nasional

(RPTN) sebagai satuan terdepan di dalam pengelolaan kawasan. Resort yang telah

ditetapkan sebanyak 13 satuan dengan personil sebanyak 4-8 orang yang

disesuaikan dengan tingkat permasalahannya. Setiap resort memiliki 2 tugas

utama yang harus diemban yaitu tugas ke dalam kawasan untuk melakukan patroli

(52)

pembinaan masyarakat, penyuluhan, pengalian permasalahan dan potensi desa

sesuai wilayah kerjanya.

Jumlah pegawai yang mendukung pengelolaan Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango sebanyak 124 0rang yang terdiri dari 119 orang PNS dan 5 orang

tenaga upah. Dari jumlah tersebut 5 orang tenaga srtuktural, 45 orang tenaga non

struktural dan tenaga fungsional berjumlah 69 orang yang terdiri dari 39 orang

polisi hutan dan 30 orang PEH (perlindungan ekosistem hutan).

Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sesuai

(53)

STRUKTUR ORGANISASI

BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

KEPALA BALAI TAMAN NASIONAL

PU. Penelaah & Penyususn data Perencanaan

PU. BCA dan Kader Konservasi

Mekanik

Pramu Kantor PU. Kerjasama & Hub.

Masyarakat PU. Penyaji Evaluasi &

Pelaporan

Pengetik & Operator SEKSI WILAYAH I Salabintana SEKSI WILAYAH II Bodogol SEKSI WILAYAH III Gunung Putri

(54)

4.4. Kegiatan Usaha Pariwisata

Kegiatan usaha pariwisata sangat erat kaitannya dengan obyek wisata.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki obyek yang sangat menarik,

baik untuk sekedar berekreasi ataupun untuk pendidikan dan menambah

pengetahuan tentang alam.

Beberapa obyek wisata yang banyak didatangi pengunjung antara lain: air

terjun Cibereum, kawah biru, telaga biru, air panas, alun-alun, puncak pangrango

dan puncak gede.

• Air terjun

Obyek wisata air terjun Cibereum adalah obyek wisata yang jarak

tempuhnya sangat dekat yaitu 2.9 km, dengan waktu 1 jam perjalanan. Air

terjun ini sangat dekat jaraknya sehingga semua kalangan mulai dari

remaja sanpai orang tua dapat mencapai lokasi ini. Air terjun ini

pengunjungnya lebih banyak pelajar dan keluarga.

• Telaga biru

Telaga ini bentuknya seperti danau, warna air dalam telaga ini

berwarna biru, kadang kala air ini berubah warna menjadi hijau, dan

coklat. Perubahan warna ini terjadi tergantung pada alga yang berada di

dalam telaga.

•Sumber air panas

Setiap pengunjung yang akan mendaki ke puncak gunung gede

pangrango akan melewati air panas, mereka hanya bisa melihat karena

sumber air panas ini berada di tebing.

(55)

Alun-alun Suryakencana ini banyak ditumbuhi bunga edelweis,

bunga ini dilestarikan oleh pihak TNGGP. Pengunjung dilarang untuk

memetik bunga ini. Pengunjung yang memetik bunga edelweis akan

diberikan sangsi oleh petugas pemeriksa. Bunga ini tergolong tumbuhan

langka dan hanya tumbuh di atas ketinggian.

•Alun-alun Mandalawangi

Alun-alun Mandalawangi merupakan tempat berkemah. Bagi para

pendaki, mereka dapat mendirikan tenda di tempat ini.

• Puncak Gede Pangrango

Puncak Gede Pangrango merupakan tujuan dari para pendaki.

Untuk dapat mencapai puncak Gede Pangrango diperlukan kekuatan fisik

yang baik, selain jarak yang cukup jauh, puncak Gede Pangrango ini hanya

dikunjungi oleh remaja dan dewasa. Puncak gunung yang telah

dikembangkan untuk obyek wisata adalah Puncak Gede dan Puncak

Pangrango. Bagi para pendaki, mereka dapat menikmati atau melihat objek

wisata hanya dengan melihat, karena objek wisata tersebut berada di tepi

jurang. Selain itu juga keanakaragaman flora dan fauna serta udara yang

(56)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Wisatawan 5.1.1. Jenis Kelamin Responden

Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdiri dari semua

jenis kelamin, baik jenis kelamin pria maupun jenis kelamin wanita. Tabel 1

dibawah ini menunjukkan jenis kelamin pengunjung Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango.

Tabel 1. Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Responden Persentase (%)

Pria 72 72

Wanita 28 28

Total 100 100

Sumber : Data Primer diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, sebagian besar

responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 72 orang atau sebesar (72%)

dan sebanyak 28 orang (28%) berjenis kelamin perempuan.

5.1.2. Usia Responden

Dari segi usia, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dikunjungi

hampir semua kelompok usia. Ini mengindikasikan bahwa Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango dapat dikunjungi oleh semua golongan usia, mulai dari

usia muda sampai usia tua.

Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang dijadikan

responden hanyalah mereka yang telah berusia 15 tahun ke atas. Hal ini

(57)

pertanyaan dan atribut yang ditanyakan. Daftar usia responden dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Usia Responden

Usia Responden Persentase (%)

15 – 20 tahun 39 39

21 – 30 tahun 50 50

31 – 40 tahun 8 8

41 – 50 tahun 1 1

51 – 60 tahun 2 2

Total 100 100

Sumber : Data Primer diolah

Tabel 2 terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu 50% berumur

antara 21–30. Selanjutnya adalah responden yang berusia 15–20 tahun sebanyak

39 %. Tingginya kunjungan dari golongan yang berusia antara 15–30 tahun ini

mengindikasikan bahwa Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat

diminati oleh kalangan yang berusia muda. Sedangkan responden yang berusia

51–60 sebanyak 2%, hal ini disebabkan karena golongan usia tua berkunjung

hanya untuk berlibur dan menikmati udara segar.

5.1.3. Kota asal kedatangan

Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berasal dari

berbagai kota. Tabel 3 dibawah ini menunjukkan daerah asal kedatangan

(58)

Tabel 3. Kota Asal Kedatangan

Daerah Asal Responden Persentase (%)

Jakarta 37 37

Sumber : Data Primer diolah

Responden yang berkunjung di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

secara umum berasal dari daerah Jakarta (37%), Tangerang (20%), Cianjur (17%),

Bogor (8%), Bekasi (4%), Depok (4%), Sukabumi (3%), Bandung (2%), dan

daerah lainnya berkisar antara (1%). Ini menandakan bahwa responden yang

berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango datang dari berbagai

daerah.

5.1.4. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan para pengunjung Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango berbeda-beda. Tabel 4 dibawah ini menunjukkan tingkat pendidikan

(59)

Tabel 4. Tingkat Pendidikan

Pendidikan Responden Persentase (%)

SMP 4 4

Sumber : Data Primer diolah

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran tingkat pendidikan

responden sangat beragam. Tabel 4 menjelaskan bahwa sebagian besar responden

yang ditemui berpendidikan SMU (50%), selanjutnya diikuti oleh responden yang

berpendidikan sarjana sebesar (35%).

5.1.5. Pekerjaan

Sangat beragamnya pekerjaan pengunjung Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango erat hubungannya dengan motivasi mereka untuk berkunjung. Tabel 5

dibawah ini menunjukkan pekerjaan wisatawan.

Tabel 5. Pekerjaan

Pekerjaan Responden Persentase (%)

Mahasiswa/pelajar 43 43

Pegawai swasta 27 27

(60)

Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa 43 responden yang ditemui

merupakan mahasiswa/pelajar. Responden lainnya memiliki pekerjaan seperti:

pegawai swasta (27%), wiraswastawan (11%), Ibu RT (4%), Guru (2%), Pegawai

negeri (1%), dan lainnya sebesar (12%). Maksud dari kata lainnya adalah

responden tidak mau status pekerjaannya diketahui.

5.1.6. Frekuensi Berkunjung

Frekuensi berkunjung menunjukkan seberapa sering wisatawan

mendatangi tempat wisata. Frekuensi kunjungan tinggi menunjukkan bahwa

tempat wisata tersebut memiliki kualitas yang baik. Tabel 9 menunjukkan

frekuensi berkunjung wisatawan.

Tabel 6. Frekuensi Berkunjung

Frekuensi berkunjung Responden Persentase (%)

1 kali 34 34

2 kali 22 22

> 3 kali 44 44

Total 100 100

Sumber : Data Primer diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, ternyata 34

responden baru pertama kali berkunjung, 22 responden menyatakan sudah 2 kali

berkunjung dan 44 responden telah melakukan kunjungan lebih dari 3 kali.

5.2. Faktor-faktor yang Menjadi Motivasi Wisatawan Berkunjung

Adapun variabel–variabel yang dianalisis di Taman Nasional Gunung

Gambar

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual
Gambar 2. Diagram Kartesius Kepuasan Pelanggan
Tabel 1. Jenis Kelamin Responden
Tabel 2. Usia Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Additive Weighting (SAW) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi, Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi Pada STMIK

Hal ini dapat terjadi karena apabila PDN meningkat berarti peningkatan aktiva valas yang diberikan dengan persentase yang lebih besar dari peningkatan pasiva valas,

Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan PRINCIPAL INDEX IDX30 yang telah lengkap sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak Investasi

Bambang sugiarto (2002) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa untuk menaikan angka oktan pada mesin adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas bensin.Untuk

Sejumlah forum seperti ra pat komisi penyuluhan Aceh, me- nurut Azanuddin, harus menjadi wadah bagi semua pihak terkait untuk dapat memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah

Perlunya mengasah kemamuan otak kiri dan kana secara bersamaan sangatlah penting, sehingga pada prodi pendidika kimia, fisika, dan biologi perlu diasah kemampuan otak kanan

Rajah 1.1: Rangka konsep model ekologi jangkaan kepada berlebihan berat badan dalam kalangan kanak-kanak (Davison dan Birch , 2001) Umur Jantina Pengetahuan pemakanan Keluarga

Latar Belakang: tanaman bawang kucai ( Allium tuberosum Rottl ex Spreng ) mengandung senyawa Allicin , Senyawa Allicin ini dapat menghambat enzim HMG-KoA reduktase