• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan zakt, infak dan shadaqah studi kasus pada rumah zakat Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan zakt, infak dan shadaqah studi kasus pada rumah zakat Indonesia"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah(S.E Sy)

Disusun Oleh:

SUHARNO NIM : 204046102992

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy)

Disusun Oleh:

Suharno NIM : 204046102992

Dibawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. KH A. Juaini Syukri, Lcs MA. Dra. Maskufa, M.Ag

NIP. 195507061992031001 NIP.196807031994032002

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2 September 2010

(5)

melimpahkan segala Rahmat-Nya, hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Baginda Besar Nabi Muhammad SAW.

Penulisan karya Ilmiah dalam bentuk sekripsi ini merupakan salah satu bagian syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orangtua, seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, penulis sampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr Komarudin Hidayat. MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Euis Amalia, M. Ag, Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag, Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.

(6)

5. Dr. KH. Juaini Syukri Lcs, MA dan Dra. Maskufa, M.Ag, Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta bantuan literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

6. Ibu Lilik Istiqoriyah, S.Ag, SS kaur perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta setaf-setafnya yang tak bosan-bosanya melayani penulis dalam proses penulisan sekripsi ini. 7. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Utama Universitas Islam

Negeri Jakarta yang telah membantu penulis dalam mencari data-data yang diperlukan.

8. Pihak PT. Rumah Zakat Indonesia, Tbk yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi.

9. Rasa ta`dzim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda Sutardi dan Ibunda Bibit Hartini atas dukungan moril dan materiil, kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak habis-habisnya bahkan Do’a-do’a munajatnya yang tak henti-hentinya siang dan malam kepada Allah SWT. Penulis persembahkan skripsi ini. untuk kedua orangtua dan Nenek Penulis Ibunda Bibit Hartini yang telah membimbing, mendidik dan membesarkan sejak kecil, penulis ucapkan banyak terima kasih

(7)

semangat. Terima kasih untuk semua perhatian dan kasih sayangnya. 11.Untuk seseorang yang selalu menemani penulis dan selalu memberikan

semangat, pengertian, pengorbanan cinta dan kasih sayangnya Allah cinta para mujahid “Cinta Adalah Kebaikan”.

12.Untuk sahabat-sahabat terbaik penulis di kampus Hijau UIN Jakarta: Mustofa, Puri Hariyadi Nugroho, Agung Sunyoto, M. Fajar Ramadhani, Ahmad Pauzan, Endri Harnanto, Nahrawi, Agusti Restu Aprilianti, Laura Yunita Pribadi, Lela Musyarofah, Nuzdatun Zakiyah, Herfina, Ngudi Raharjo, Fathurrahman SEI, Ja’far Sidik, Muhammad Kholid, SEI, Ema Rahmawati, dan untuk seluruh teman-teman Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah 2004 Non Reguler Sepecial PS D yang tercinta yang namanya tidak dapat di sebutkan satu persatu oleh penulis, semoga hubungan kita tidak akan terputus sampai kapanpun. “Sahabat Sejati Selamanya”

13.Untuk waktu yang bergerak perlahan namun pasti, yang selalu menemani penulis dalam suka maupun duka. Untuk malam yang selalu mendengarkan gema Do’a yang bergetar di tengah kesunyian. Untuk semua rasa dan pengalaman, yang menjadi saksi bisu bagi penulis untuk tetap tegar melewati manis dan pahit hidup ini, “Semoga kita akan selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya”

(8)

ix

segala kelemahan dan kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah. Amin.

Jakarta, 03 Agustus 2010

(9)

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR SINGKATAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 7

E. Studi Reviw Terdahulu... 8

F. Sistematika penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Zakat, Infak dan Shadaqah... 11

B. Dasar Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah. ... 15

C. Harta yang Wajib di Zakatkan... 17

D. Tujuan dan Hikmah Zakat, Infak dan Shadaqah ... 20

E. Sasaran Zakat ... 25

F. Lembaga Pengelolaan Zakat, Infak dan Shadaqah ... 30

G. BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH ZAKAT INDONESIA A. Sejarah singkat PT. Rumah Zakat Indonesia... 43

B. Profil Rumah Zakat Indonesia... C. Visi dan Misi ... 44

D. Struktur Organisasi... 45

E. Program Rumah Zakat Indonesia ... 50

(10)

xi

A. Prinsip Pengelolaan Zakat, Infak dan Shadaqah... 61

B. Mekanisme Pengelolaan Zakat, Infak dan Shadaqah .... 73

C. Program Penghimpunan dan Penyaluran Zakat, Infak dan Shadaqah BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA... 84

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang sempurna diturunkan oleh allah SWT kemuka bumi untuk menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Islam adalah satu-datunya agama allah SWT yang memberikan panduan yang lugas dan dinamis terhadap aspek kehidupan manusia kapan saja dan dalam berbagai situasi, disamping itu mampu menghadapi dan menjawab berbagai macam tantangan pada setiap zaman. 1

Islam mengatur tatanan hidup dengan sempurna, tidak hanya mengatur masalah ibadah seseorang kepada allah SWT, tetapi juga mengatur masalah muamalah yaitu mengatur hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan mahluk lain dan dengan alam sekitarnya, deperti sosial budaya, pertanian, tehnologi, tidak terkecuali di bidang ekonomi, hal ini dikarenakan ekonomi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan, namun bukanlah merupakan tujuan akhir dari kehidupan ini melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Setiap manusia mempunyai kebutuhan pokok, yaitu sandang pangan dan papan.

Semua kebutuhan tersebut tidak dapat diperoleh secara gratis tetapi harus di usahakan dengan benar dan sah. Telah menjadi sifat alami manusia untuk memenuhi kebutuhannya karena merupakan fitrah jika kemudian manusia bekerja untuk memperoleh harta demi tepenuhinya

1

Muhammad syafi’i antonio, bank syariah dari teori ke praktel”, (jakarta : gema insani press, 2003), h.4

(12)

kebutuhan tersebut. Begitu juga dengan plato yang menyatakan “ bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat serakah”.2 Dan islam sendiri membenarkan seseorang memiliki kekayaan lebih banyak dari orang lain, sepanjang cara dan pemanfaatannya benar yaitu dengan memperlihatkan kewajiban dan tanggung jawab kepada kesejahteraan masyarakat.

Zakat sebagai rukun islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat di manfaatkanb untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.3

Zakat merupakan pokok agama yang penting dan strategis dalam islam, ia bukan saja berfungsi membentuk kesalehan pribadi tetapi juga membentuk kesalehan sosial. Oleh karena itu zakat sering disebut sebagai ibadah maliyah ijtima’iyah.4maksudnya adalah ibadah yang dilaksanakan dengan sesama manusia sehingga zakat harus di aktualisasikan dan diterapkan dalamkehidupan ekonomi umat sebagai rahmat bagi manusia . pembentukan kepribadian yang memiliki kesalehan pribadi dan sosial ini menjadi dalah datu tujuan di turunkannya risalah islam kepada manusia.

Ajaran islam secara normatif telah mengatur persoalan zakat dari aspek makna, hikmah tujuan zakat itu sendiri juga dari aspek pengelolaan pemungutan dan penyalurannya. Demikian pula secara historis sejak zaman nabi dan pemerintah islam zakat merupakan persoalan yang urgen untuk

2

Deliarnov, ”perkembangan pemikiran ekonomi”, (jakarta : PT raja grafindo persada,203),h.30

3

Penjelasan undang undang republik indonesia no.38 thn 1999 tentang pengelolaan zakat.

4

(13)

diatur. Sejalan dengan perkembanganpemikiran dikalangan umat islam dan perjuangannya untuk membumikan islam kedalam kehidupan masyarakat masalah ini kemudian dibakukan dengan lahirnya UU no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaaan zakat.

Undang undang no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaaan zakat ini diterapkan dan diberlakukan . masyarakat berharap banyak bahwa zakat itu akan lebih diefektifkan dalam pengambilan maupun pendistribusiannya. Konsekuensi undang-undang itu adalah memposisitifkan hal-hal yang tadinya hanya bersifat normatif.5 Hal ini sejalan dengan undang-undang tersebut.

Zakat yang diberikan kepada mustahik akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidak adaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja,dengan adanya madalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut.

Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara di jadikannya dana zakat sebagai modal usaha, pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan membantu fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung.

5

(14)

Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimalbila dikelola oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Badan Amil Zakat Infak dan Shadaqah (BAZIS) karena LAZ dan BAZIS sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat. Mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihantersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layakdan mandiri.

Secara demografik dan kultural bangsa indonesia khususnya masyarakat muslim indonesia sebenarrnya memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemeretaan pendapatan yaitu institusi zakat, infak dan shadaqah. Karena secara demografik, mayoritas penduduk indonesiaadalah beragama islam. Secara kultural kewajiban zakat, dorongan berinfak dan shadaqah di jalan Allah telah mengakar kuat dalam tradisi kehidupan masyarakat muslim. Denganindonesia secara idealdapat terlibat dalam mekanisme pengelolaan zakat. Apabila hal itu dapat terlaksana dalam aktifitas sehari-hari umat islam, maka secara hipotik zakat termasukdidalamnya adalah penguatan pemberdayaan ekonomi nasional.6

Besarnya potensi zakat, infakdan shadaqah di indonesia mendorong berkembangnya lembaga-lembaga yang dapat membantu pemerintah dalam menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana zakat, infak dan shadaqah dari masyarakat. Menjamurnya lembaga-lembaga Amil zakat, infak dan

6

(15)

Shadaqah menandakan bahwa kesadaran masyarakat mengenai kewajiban zakat, kesadaran untuk berinfakdan bershadaqah mulai tumbuh.

Rumah zakat indonesia adalah lembaga amil zakat (LAZ) yang menyalurkan dana zakat produktif pada suatu program yang kemudian dikembagngkan yaitu program pemberdayaaan ekonomi, program ini adalah program pemberdayaan pembinaan umat atau mustahik produktif dengan memberikan bantuan modal usaha yang disalurkan dengan fasilitas qardul hasan untuk bantuan modal yang berupa hewan ternak. Dengan bantuan modal usaha yang diberikan rumah zakat indonesia, mustahik dapat mengembangkan usaha mereka. Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan mereka.

(16)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan mengenai pengelolaan zakat infak dan shadaqah, maka perlu pembatasan masalah yang jelas. Pembatasan masalah ini di harapkan agar pembahasan tidak terlalu meluas dan melebarserta agar terarah. Adapun pembatasan permasalahan dalam skripsi ini adalah pengelolaan zakat indonesia, untuk pemberdayaan ekonomi umat khususnya umat islam.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan yang di hadapi adalah permasalahan ekonomi umat seperti pengangguran, kemiskni\\inan di indonesia saat ini, adapun selanjutnya dapat penulis rumuskan permasalahansebagai berikut:

a. Apa Prinsip pengelolaan zakat infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia?

b. Bagaimana mekanisme pengelolaan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia?

c. Apa saja program penghimpunan dan penyalurkan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(17)

ekonomi umat melalui pengelolaan zakat, infak dan shadaqah. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mengetahui prinsip pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah pada rumah zakat indonesia.

b. Mengetahui mekanisme pengelolaan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia.

c. Mengetahui program-program penghimpunan dan penyaluran zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia

2. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi baik bagi praktisimaupun akademisi diantaranya:

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat bernilai lebih untuk menambahdan memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan serta pengalaman di dalam pemberdayaanekonomi umat melalui zakat produktif dimana penulis dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan.

b. Bagi akademisi diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiranbagi ilmu syariah pada umumnya dan keuangan islam pada khususnya, serta menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat produktif.

(18)

d. Adapun bagi rumah zakat indonesia, dapat dijadikan sebagai catatan atau korelasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kinerja lembaga.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data diskriptif dan tertulis dengan informasi dari intansi terkait dalam objek penelitian. Sumber utama penelitian ini adalah penelitian langsung kelapangan (Rumah zakat indonesia).

Sedangkan untuk memperoleh data berkenaan dengan judul penelitian penulis menggunakan jenis metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. pendekatan penelitian

penelitian ini merupakan sebuah penelitian lapangan (Field Reseach) dengan ditambah instrumen wawancara sebagai alat bantu untuk mendapatkan data yang lebih detail dan terpercaya.

2. sumber data

Dalam penelitian ini sumber datadibagi dalam dua kategori

a. sumber data primer yaitu data yang tertuang dala item-item pertanyaan yang dihasilkan dari wawancara mendalam dengan responden.

(19)

3. Teknik pengumpulan data

Ada dua cara yang ditempuh untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

a. Riset kepustakaan (Library Reseach)

Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, mengajari bahan-bahan tertulis seperti buku-buku mengenai zakat, infak dan shasaqah, majalah-majalah, artikel, jurnal, surat kabar, internet dan informadi-informadi tertulis lainya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui penelitian ini akan di dapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan. Data yang diperoleh melalui pendekatan ini adalah data sekunder.

b. Riset lapangan (Field Reseach)

Riset lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer. Cara ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi pertisipan pada LAZ rumah zakat indonesia, bisnis park kebun jeruk jakarta. Wawncara yaitu mengumpulkan informasi dengan cara mengajukansejumlah pertanyaan secara lisan. Sedangkan observasi atau pengamatan adalah melihatdari dekat kegiatan yang berlangsung di rumah zakat indonesia, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan zakat, infak dan shadaqah.

(20)

Setelah data diperoleh dari kegiatan wawancara dan observasi, maka langkah berikutnya adalah analisa dan pengolahan data. Analisa data merupaka proses pencandraan (Description) dan penyusunan transkip interview. Data-data yang telah kesimpulan deskriptif. Metode yang digunakan dalam menganalisa kesimpulan deskriptif analisis.

5. Teknik penulisan

Sedangkan teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku ”PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI, fakultas syariah dan hukum UIN Syarif hidayatullah jakarta 2007”.

E. Review Studi Terdahulu

Dari beberapa literatur skripsi yang berada diperpustakaan fakultas syariah dan hukum maupun perpustakaan universitas islam negeri syarif hidayalullah jakarta penulis banyak menemukan literatur yang membahas mengenai zakat produktif. Dari beberapa literatur itu yang mempunyai kemiripan dari jenis skripasi yang penulis buat diantaranya:

1. Mustikorini Indrajatiningrum, zakat sebagai Alternatif penggalangan dana masyarakat untuk pembangunan, tahun 2005.

(21)

masalah kelembagaan pengelolaan zakat, masalah kesadaran masyarakat dan masalah sistem manajemen zakat yang belum terpadu.

Pelaksanaan zakat di indonesia masih jauh dari pelaksanaan ideal yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. Pada masa pemerintahan rasulullah, zakat dikelola dengan profesionaldanmerupakan sumber pendapatan untuk pembangunan.

Untuk mengatasi masalah tersebut beberapa prioritas kebijakan perlu dilakukanyaitu penerapan sanksi bagi yang tidak melakukan kewajiban berzakat: meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan keprofesionalisme kredibilitas, akuntabilitas dan transparasi sebagai pengelola zakat dan mensinergikan pelaksanaan sistem zakat dan zakat secara nasional sebagai upaya peningkatan realisasi potensi zakat. Skenario terbaik dalam meningkatkan realisasi potensi zakat adalah melalui revormasi perundang-undangan . reformasi ini dapat di wujudkan melalui amandemen undang-undang no.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakatm menjadi undang-undang tentang zakat yang mengatur dan mencakup berbagai aspek secara nasional termasuk kelembagaan, kesadaran masyarakat dan sistem manajemen zakat yang terpadu.

2. Emmy hamidiyah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan zakat, infak dan shadaqah. Wakaf dan qurban di dompet dhuafa republika tahun 2005.

(22)

1) faktor-faktor yang mempengaruhi pengumpulan ziswk pada lembaga lembaga pengelola zakat di jakarta khususnya di dompet dhuafa republika 75,8 persen dijelaskan oleh biaya promosi, jumlah jaringan, regulasi dan moment bulan ramadhan djul hijah. Sedangkan jika tanpa variable pengumpulan ZISWK.

2) Biaya promosi secara signifikan berpengaruh positif terhadap ziswk

3) Jaringan , berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi pengumpulan ZISWK pada lembaga pengelola zakat dhompet dhuafa.

4) Regulasi, tidak signifikan mempengaruhi pengumpulan ziswk pada lembaga pengelola zakat dompet dhuafa. 5) Momen bulan keagamaan yaitu ramadhan dan dzulhijah

berpengaruh positif pada pengumpulan ziswkpada lembaga pengelola zalat dhompet dhuafa.

(23)

4. faradila, efektifitas penyaluran zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahiq pada LAZNAS Bangun Sejahtera Mitra (BSM umat), dalam skripsinya membahas mengenai sejauh mana tingkat efektifitas penyaluran zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahik. Dapat disimpulkan bahwa penyaluran zakat yang dimaksud adalah pola penyaluran dalam bentuk pemberdayaan(produktif) yang disertai target terjadinya kemandirian ekonomi bagi mustahik dan mengupayakan adanya peningkatan pendapatan bagi mustahik.

F. Sistematika Penulisan

Merujuk pada semua yang dituliskan di atas dan methode yang digunakan serta dalam rangka memudahkan penulian skripsi maka pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang di susun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuam penelitian, manfat penelitian, study review terdahulu serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

(24)

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini diantaranya menjelaskan tentang : sejarah singkat rumah zakat indonesia , visi dan misi, struktur organisasi, program pendayagunaan zakat, infak dan shadaqh, pengelolaaan zakat, infak dan shadaqah.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam ban ini diantaranya menjelaskan tentang prinsip pengelolaan zakat, infak dan shadaqah, mekanisme, pengelolaan zakat, infak dan shadaqah, program penghimpunan dan penyaluran zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia.

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

(25)

A. Pengertian Zakat, Infak dan Shadaqah

1. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata Zakat berasal dari kata zaka (bentuk

masdar), yang mempunyai arti berkah, tumbuh, bersih, suci, baik.1 Dengan

demikian, Zakat itu Membersihkan (Mensucikan) diri seseorang dari

hartanya, pahalanya bertambah, hartanya tumbuh dan membawa berkah.

Sedangkan menurut istilah, zakat adalah bagian dari sejumlah harta

tertentu dimana harta tersebut mencapai syarat nishab ( batas harta yang

wajib dizakatkan), yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan

diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu

pula.2

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan

pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta

yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang,

bertambah, suci dan baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surat

at-Taubah : 103 dan surah ar-Ruum : 39,

1

Majma Lughah al-Arabiyyah, al-mu’jam al-Wasith, (mesir : Daar el-Ma’arif, 1972), Juz I h.396.

2

(26)

Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”. (QS. At-taubah (9)103).

Kedua , zakat bermakna albarakatu, yang artinya berkah. Makna

ini menegaskan bahwa orang yang selalu membayar zakat, hartanya akan

selalu dilimpahkan oleh allah SWT, kemudian keberkahan harta ini akan

berdampak kepada keberkahan hidu. Keberkahan ini lahir karena harta

yang kita gunakan harta yang suci dan bersih, sebab harta kita telah

dibersihkan dari kotoran dengan menunaikan zakat yang hakikatnya zakat

itu sendiri berfungsi untuk membersihkan dan menyucikan harta.

Ketiga, zakat bermakna an-numuw, yang artinya tumbuh dan

berkembang. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan

zakat, hartanya (dengan izin allah) akan selalutumbuh dan berkembang.

Hal ini disebabkan oleh kesucian dan keberkahan hartayang telah

ditunaikan kewajiban zakatnya. Tentu kita tidak pernah mendengar orang

yang selalu menunaikan zakat dengan ikhlas karena allah, kemudian

banyak mengalami masalah dalam harta dan usahanya, baik itu

kebangkrutan, kehancuran, kerugian usaha, dan lain sebagainya. Tentu kita

tidak pernah mendengar hal seperti itu, yang ada bahkan sebaliknya.

(27)

Artinya: “Dan sesuatu riba(tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhoan allah, maka(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)” . (QS. Ar-Ruum(30): 39)

Dalam ayat ini allah berfirman tentang zakat yang sebelumnya

didahului dengan firman tentang riba. Dengan ayat ini allah maha pemberi

rezeki menegaskan bahwa riba tidak akan pernah melipat gandakan harta

manusia, yang sebenarnya dapat melipat gandakan adalah dengan

menunaikan zakat.

Keempat zakat bermakna as-sholahu, yang artinya beres atau

keberesan, yaitu orang orang yang selaluberes dan jauh dari masalah.

Orang yang dalam hartanya selalu ditimpa musibah atau masalah,

misalnya kebangkrutan, kecurian, kerampokan hilang. Danlainsebagainya

boleh jadi karena mereka selalu melalaikan zakat yang merupakan

kewajiban mereka dan hak fakir miskin beserta golongan lainnya yang

telah allah sebutkan dalam al-qur’an

(28)

yang dikeluarkan orang-orang kafir untuk kpentingan agamanya, sebagai

mana firmn allah dalam surah al-anfal ayat: 36

⌧ ⌧

⌧ ⌧

36.

Artinya : ‘Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, Kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan ,(al-anfal:36)

Sedangkan menurut terminoloogi syariat, infak berarti

mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau peng hasilan untuk

suatu kepentinagn yang diperintahkan ajaran islam. Jika zakat ada

nisabnya, infak tidakmengenal hisab. Infak dikeluarkan oleh setiap orang

yang beriman baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia

disaat lapang maupun sempit, dijelaskan

Dalam surat al-imran ayat : 134

(29)

Artinya : (yaitu) orang orang yang menafkahkan (hartanya baik waktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang . allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan. (Ali imran: 134)

Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infak boleh

diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim,

dan sebagainya,3 di jelaskan dalam firman Allah surat al-baqarah ayat 215

Artinya : Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.(al-baqarah :215)

3. Pengertian shadaqah

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang

suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut

terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak,

3

(30)

yang bersifat non materil. Hadis riwayat ini muslim abu dzar, rasullullah

menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka

membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami istri,

dan melakukan kegiatan amal ma’ruf nahi munkar adalah sedekah.4

Berdasarkan penjelasan tersebut shadaqah memiliki makna yang sangat

luas.

B. Dasar Hukum Zakat , Infak dan Shadaqah

1 Dasar hukum zakat

Dasar hukum kewajiban mengeluarkan zakat terdapat dalam

nash yang sharih (jelas), baik dari al-quran maupun al-hadits. Adapun

perintah menunaikan zakat dalam al-quran diantaranya adalah:

Artinya: Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (al-baqarah : 110)

4

(31)

yang membuatnya termasuk salah seorang dari kaum muslimin itu,

sama-sama merasakan suka dan duka, dan terkait oleh suatu ikatan

yang kokoh. Kecuali bila ia bertaubat dari segala kesyirikan dengan

implikasi-implikasinya, seperti mendirikan shalat dan membayar zakat

sebagai sarana solidaritas sosial. Allah SWT berfirman :

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan

pengertian menurut stilah, sangat nyata dan erat sekali , yaitu bahwa

harta yang dikeluarkan zakat nya akan menjadi berkah, tumbuh,

berkembang , bertambah, suci dan baik. Hal ini sebagaimana

dinyatakan dalam surah at-taubah :103 dan surah ar-ruum :39

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (at-taubah :103).

Pada ayat diatas disebutkan bahwa tujuan seorang muslim

menunaikan ibadah zakat adalah untuk membersihkan dan sensucikan

mereka. Berarti dengan berzakat jiwa seorang muslim menjadi bersih

(32)

Artinya : “ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”. (ar-ruum :39).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa ibadah zakat tidak

mengurangi harta pemiliknya tapi justru melipat gandakan. Allah akan

melipat gandakan harta tersebut maupun pahala orang yang

melaksanakan zakat.

Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan apabila telah

memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh agama, dan

disalurkan kepada orang-orang yang telah ditentukan pula, yaitu

delapan golongan yang berhak menerimazakat sebagaimana yang

tercantum dalam al-qur’an surat At-taubah ayat 60, yang berbunyi

(33)

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana” (At-taubah : 36)

Ayat di atas menjelaskan tentang peruntukan kepada siapa

zakat itu diberikan, tetapi tidak merinci cara-cara dan pertimbangan

pembagian antara orang yang terdapat dalam satu golongan dan antara

golongan yang satu dengan yang lain. Ayat tersebut hanya menetapkan

kategori-kategori yang berhak menerima zakat hanya ada delapan

golongan .

Ketegasan hukum wajib zakat ini dapat pula dilihat dalam

bebarapa ayat al-quran yang mengecam dan mengancam orang –orang

yang enggan mengeluarkan wajib zakat. Hal ini antara lain terungkap

dalam firman allah SWT:

Hadits riwayat imam bukhari dari muadz bin jabal, ketika

rasulullah SAW mngutusnya untuk pergi ke yaman, beliau bersabda

(34)

ا

ﺬ ا

ا

ه

ا

ﻬ ا

ﻮ أ

ﺔ ﺪ

ض

ﺮ ا

ﷲا

نا

ا

ﻬ ﺎ

أ

) .

ي

ر

ﺎ ا

اور

(

5

Artinya : Ajarkanlah mereka (penduduk yaman) untuk mengakui bahwasannya tiada tuhan yang wajib di sembah selain

allah. Dan bahwasannya aku adalah utusan allah. Jika mereka telah mengikutinya maka beritahu pula kepada mereka bahwa allah SWT mewajibkan pada harta mereka

sedekah akat yang diambil” (H.R. Bukhari)

Umat islam adalah umat yang mulia, umat yang dipilih allah

SWT untuk mengemban risalah, agar mereka menjadi khalifah di

muka bumi. Tugas umat islam adalah mewujudkan kehidupan yang

adil, makmur, tentram, dan sejahtera.6 Oleh karena itu (berdasarkan

pada surat ayat ), islam seharusnya menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Kenyataan umat islam, jauh dari kondisi ideal, karena belum

optimal dalam mengelola potensi yang ada. Bila seluruh potensi

sumberdaya manusia dan ekonomi yang melimpah, dikembangkan

secara baik, tentu akan memberikan hasil yang optimal.

Salah satu sisi ajaran islam yang harus ditangani secara serius

adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan

pengumpulan dan pendayagunaan zakat. Dengan demikian , zakat

merupakan kewajiban bagi seorang mukmin yang memenuhi syarat –

5

Shahih bukhari, (riyadh : daar el-salam, 2000), h. 111 hadits no.1417 6

(35)

mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) yang telah ditetapkan

syariat islam.

Sedangkan menurut bazis : zakat adalah salah satu rukun islam

yang merupakan ibadah kepada allah SWT dan sekaligus merupakan

amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan dalam wujud

mengkhususkan sejumlah harta atau nilainya dari milik perorangan

atau badan hukum untuk diberikan kepada yang berhak dengan

syarat-syarat tertentu untuk mensucikan dan mempertumbuhkan harta serta

jiwa pribadi para wajib zakat, mengurangi penderitaan masyarakat,

memelihara keamanan, serta meningkatkan pembangunan.7

2 Dasar Hukum infak

Infak adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang,

setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya

sendiri.8 Infak merupakan pemberian harta diluar zakat, hukumnya

adalah sunat dan dianjurkan melalui beberapa firmanNya, antera lain

dikemungkakan dalam surat Ali-Imran ayat 92, yang berbunyi :

7

BAZIS DKI, Rekomendasi dan pedoman pelaksanaan zakat , (jakarta : BAZIS DKI, 1981), h.xii 8

(36)

yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

Melalui ayat ini Allah mengemukakan anjuranNya kepada

umat islam agar membangun citra ke-islaman dan ketakwaan nya

melalui amal harta, yakni menginfakkan sebagian yang dimiliki dan

disukainya dalam jalur-jalur yang diperintahkan, yakni sabilillah, fakir

dan miskin serta jalur-jalur lainnya dari ashnaf ashnaf distribusi zakat.

Dan bagi mereka yang telah mentaati perintah tersebut, Allah janjikan

akan memperoleh kebajikan “al-bir” (kebajikan). Kebijakan dimaksud

dijelaskan kembali dalam surat Al-Baqarah ayat 261 yang berbunyi:

☺⌧

)

ناﺮ ا

:

92

(

Artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Dalam firmannya ini, Allah tidak memerintahkan umatnya

dengan bentuk perintah, tapi memberi informasi penting, bahwa allah

(37)

sebagai sarana untuk membangun sumber daya manusia yang

berkualitas, atau memberi kepada fakir miskin . mereka yang

bersedekah dalam jalur-jalur yang diperintahkannya itu, memperoleh

jaminan pahala berlipat ganda, karena pemanfaatan dari harta

sedekahnya itu yang cukup besar untuk kemaslahatan umat.

Berdasarkan pada ayat-ayat diatas, serta perintah wajib

pada ayat zakat at-taubah ayat 103, maka para ulama fiqh

menyimpulkan bahwa distribusi harta melalui infak di jalan allah

termasuk pemberian sedekah yang hukumnya sunat. Bagi mereka

yang dengan ikhlas memenuhi perintah sunat tersebut, allah

memberikan jaminan pahala yang sangat besar atas prestasi dan

kebaikannya itu.

3 Dasar Hukum Shadaqah

Shadaqah adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan

seseorang, setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang

dikehendakinya sendiri.9 shadaqah sunat tersebut dapat dilakukan

kapan saja, saat mereka lapang dan ketika ada tuntutan sosial untuk

melakukannya, umpamanya pembangunan rumah ibadah di kampung

dan lingkungannya, pembangunan madrasah, pembinaan sarana

belajar, baik labolaturium maupun perpustakaannya, ada orangyang

memerlukan bantuan nya, atau ada kepentingan-kepentingan sosial

9

(38)

Akan tetapi, khusus untuk shadaqah terhadap fakir miskin,

rasullullah SAW lebih menekankannya pada bulan ramadhan, hal ini

sangat logis, karena tidak sedikit kalangan mereka yang tidak dapat

melaksanakan kewajiban ibadahnya di bulan ramadhan disebabkan

harus bekerja keras yang memeras tenaga. Dengan demikian mereka

sangat memerlukan shadaqah dalam upaya pelaksanaan

peribadatannya di bulan ramadhan secara kualitatif akan bersinergi

dengan ibadah-ibadah lainnya. Sejalan dengan itu pulalah , Allah

SWT menjanjikan bahwa ibadah dibulan ramadhan akan dilipat

gandakan pahalanya dibanding ibadah diluarbulan ramadhan.

Sebagaimana rasullullah SAW kemukakan dalam salah satu hadist

yang berbunyi :

لﺎ

ﷲا

ر

ا

,

ﷲا

ﷲا

ل

ر

و

,

أ

يا

,

ل

,

ن

ر

).

ي

ﺮ ا

اور

(

Artinya : “ Dari Anas RA, dia berkata, bahwa rasulullah SAW pernah ditanya, shadaqah mana yang lebih baik, beliau menjawab shadaqah dibulan ramadhan”. (HR Turmidzi)

C. Harta yang Wajib Dizakatkan

Secara umum zakat terbagi menjadi dua macam: pertama, zakat

yang berhubungan dengan badan atau disebut zakat fitrah. Zakat fitrah

(39)

syukur kepada Allah SWT karena telah selesai menunaikan ibadah puasa.

Selain untuk menggembirakan hati fakir miskin pada raya Idul Fitri, zakat

fitrah dimaksudkan untuk mensucibersihkan dosa-dosa kecil yang

mungkin ada ketika melaksanakan puasa Ramadhan.

ة

ﺮﻬ

ا

ة

ﺎآ

ز

و

ﷲا

ﷲا

ل

ر

ض

ر

و

ﺮ ا

و

ﻮ ا

آ

)

ﺎّ

ا

اور

س

(

Artinya :“Rasululah SAW, telah mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari omongan yang tidak

ada manfaatnya dan omongankotor. Serta untuk memberikan makanan pada orang orang miskin “ (HR. ibnu Abbas)

Kedua, zakat yang berhubungan dengan harta atau zakat māl. Dalam penulisan ini, lebih memfokuskan kajian mengenai zakat zakat māl

yang telah mengalami perkembangan pada perekonomian modern,

sehingga dengan demikian hanya sedikit membahas tentang zakat fitrah. Menurut al-Jaziri, ulama mazhab yang empat secara ittifaq

(sependapat) mengatakan bahwa jenis harta yang wajib dizakatkan ada

lima macam yaitu: binatang ternak (unta, sapi, kerbau, kambing/domba),

emas dan perak, perdagangan, pertambangan dan harta temuan, pertanian

(gandum, korma, anggur).10

10

(40)

perdagangan, hasil pertanian, hasil sewa tanah, amdu dan produksi hewan

lainnya, barang tambang dan hasil laut, hasil investasi, pabrik dan gudang,

hasil pencarian dan profesi, hasil saham dan obligasi.

Memperhatikan pendapat diatas, maka jenis yang wajib dizakati ini

mengalami perubahan dan perkembangan. Artinya jenis-jenis harta

sebagaimana disebut diatas, masih dapat dikembangkan sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada

perkembangan dan kemajuan ekonomi dan dunia usaha.

Didin Hafidhuddin mengemukakan jenis harta yang wajib dizakati

sesuai dengan perkembangan perekonomian modern saat ini meliputi:

zakat profesi, zakat perusahaan, zakat surat-surat berharga, zakat

perdagangan mata uang, zakat hewan ternak yang diperdagangkan, zakat

madu dan produk hewani, zakat investasi property, zakat asuransi syariah,

zakat usaha tanaman anggrek, sarang burung wallet, ikan hias, dan sektor

modern lainnya yang sejenis, zakat sektor rumah tangga modern.12

Sedangkan dalam Undang-undang tentang Pengelollah Zakat,

disebutkan tujuh jenis harta yang dikenai zakat, yaitu: emas, perak dan

uang, perdagangan dan perusahaan, hasil pertanian, hasil perkebunan, dan

hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil perternakan, hasil pendapatan

dan jasa, rikaz.

11

Yusuf qardawi, fiquh zakat (beirut: muasasah ar-risalah , 1991, cet k 20) h. 123-536 12

(41)

(mencapai nisab, kadar dan waktu/haul).

Adapun syarat-syarat kekayaan yang wajib dizakati, yaitu:13

1. Milik penuh, yaitu kekayaan yang berada di bawah kekuasaan pemilik

dan tidak tersangkut di dalamnya hak orang lain.

2. Berkembang, yaitu kekayaan yang dikembangkan atau mempunyai

potensi untuk berkembang produktif dan memberikan keuntungan

atau pendapatan.

3. Cukup Nishab, yaitu jumlah minimal harta kekayaan yang harus

dikeluarkan zakatnya.

4. Lebih dari kebutuhan rutin. Yang dimaksud kebutuhan rutin adalah

sesuatu yang harus ada untuk ketahanan hidup, seperti makan, minum,

pakaian, perumahan dan sebagainya.

5. Bebas dari hutang (pemilikan sempurna). Orang yang mempunyai

hutang sebesar atau mengurangi senishab yang harus dibayar pada

waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta

tersebut terbebas dari zakat.

6. Berlaku satu tahun. Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut

sudah berlalu satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak,

harta simpanan dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan

dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.

D. Tujuan, Hikmah dan Hakikat Zakat Infak dan Shadaqah

13

(42)

ibadah zakat. Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda,

vertikal dan horizontal.14 Artinya secara vertikal, zakat sebagai ibadah

dan wujud ketaqwaan dan kesyukuran seorang hamba kepada Allah

atas nikmat berupa harta yang diberikan Allah kepadanya serta untuk

membersihkan dan mensucikan diri dan haranya itu. Dalam konteks

inilah zakat bertujuan untuk menata hubungan seorang hamba dengan

Tuhannya sebagai pemberi rezeki.

Sedangkan secara horizontal; zakat bertujuan mewujudkan

rasa keadilan sosial dan kasih sayang di antara pihak yang mampu

dengan pihak yang tidak mampu dan dapat memperkecil problema

dan kesenjangan sosial serta ekonomi umat. Dalam konteks ini zakat

diharapkan dapat mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial di

antara kehidupan ummat manusia, terutama Islam.

Dalam hal ini, para ulama telah membahas mengenai apa

hikmah dan tujuan dari adanya zakat. Diantaranya, menurut Yusuf

Qardhawi, secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu

untuk kehidupan individu dan untuk kehidupan sosial

kemasyarakatan. Tujuan pertama meliputi pensucian jiwa dari sifat

kikir, mengembangkan sifat suka berinfak atau memberi, mengobati

hati dari cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin dan

menumbuhkan rasa simpati dan cinta sesama manusia. Dengan

14

(43)

yang dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.15

Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan

secara luas. Dari segi kehidupan masyarakat, zakat merupakan bagian

dari sistem jaminan sosial dalam islam. Kehidupan masyarakat sering

terganggu oleh problem kesenjangan, gelandangan, problem kematian

dalam keluarga dan hilangnya perlindungan, bencana alam maupun

kultural dan lain sebagainya.16

Hikmah yang terkandung di dalamnya, baik yang berkaitan

dengan Allah SWT maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara

manusia, antara lain:17

1. Mensyukuri karunia Illahi, menumbuh suburkan harta dan pahala

serta membersihkan diri dari sifat kikir, dengki dan iri

2. Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat

kemelaratan

3. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana

hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun, damai

dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang

tentram, aman lahir bathin.

2. Tujuan Zakat

15

Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Lentera, 1991), h. 848-876 16

Ibid, h. 881-917 17

(44)

a.Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang

miskin.

b.Mengembangkan rasa tangggung jawab sosial pada diri seseorang.

c.Mengangkat derajat dan membantunya keluar dari kesulitan hidup

mustahiq.

d.Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan

sosial.

3. Hakikat Zakat

Adapun hakikat zakat, berdasarkan dalil-dalil yang

mewajibkannya adalah merupakan hak mustahiq dan bukan

merupakan pemberian atau kebaikan hati orang-orang kaya semata.

Dengan kata lain, zakat mencerminkan kewajiban bagi orang-orang

kaya dan hak yang legal bagi golongan miskin, baik diminta ataupun

tidak.19

Dengan demikian di dalam zakat tidak ada istilah hudang budi,

balas budi, malu ataupun hina. Hal ini karena hakikatnya zakat adalah

pemberian dari Allah SWT. Lagi pula menurut Islam seseorang yang

kaya tidaklah berlebih kedudukannya di sisi Allah dari orang miskin

karena hartanya. Karena yang membedakannya hanya derajat

ketaqwaannya.

18

M. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta:UI Press, 1988). H. 40 19

(45)

dan harta yang dimiliki seseorang itu pada hakikatnya adalah amanah

dari Allah SWT semata. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT

yang berbunyi:

Artinya : “ Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan

dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.

Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di

belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.

(46)

Artinya “Tidaklahmereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan

bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (at-taubah :104)

Berdasarkan surat at-Taubah ayat 104, zakat adalah

menyerahterimakan harta benda kepada Allah SWT, sebelum diterima

oleh orang fakir dan orang yang berhak menerimanya. Zakat adalah

proses pengoperan hak milik kepaad Allah SWT. Dengan demikian

hakikat zakat sebenarnya adalah mengeluarkan harta benda kepada

Allah ta’ala.

Artinya orang fakir miskin menerima pengalihan harta itu

bukan dari orang kaya, akan tetapi dari Allah Ta’ala. Harta yang

diberikan Allah kepada orang-orang kaya dikembalikan lagi oleh

mereka kepada Allah, dan Allah yang berikan kepada orang miskin.20

Jadi orang miskin bukan menerima harta dari orang kaya melainkan

dari Allah.

E. Sasaran Zakat

20

(47)

(petugas zakat), muallaf (orang yang baru masuk islam), riqab (budak),

gharimin (orang yang berhutang), fisabilillah (orang yang berjihad dijalan

Allah), ibnu sabil (yang dalam perjalanan). Sebagaimana didasarkan pada

firman Allah SWT yang berbunyi :

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah (9) : 60)

1. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha, atau

mempunyai harta atau usaha yang kurang dari seperdua

kecukupannya, Tidak ada orang yang berkewajiban memberi

belanjanya.21

21

(48)

3. Amiin adalah orang-orang yang bertugas mengambil zakat dari para

muzakki dan mendistribusikan kepada para mustahiq.22

4. Muallaf adalah orang-orang yang sedang dilunakkan hatinya untuk

memeluk Islam, atau untuk menguatkan Islamnya, atau untuk

mencegah keburukan sikapnya terhadap kaum muslimin, atau

mengharapkan dukungan sikapnya terhadap kaum muslimin, atau

mengharapkan dukungannya terhadap kaum muslimin.

Muallaf ada empat macam:

1. Orang yang baru masuk Islam, sedangkan imannya belum teguh.

2. Orang Islam yang berpengaruh dalam kaumnya, dan kita

berpengharapan kalau dia diberi zakat, maka orang lain dari kaumnya

akan masuk Islam.

3. Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir. Kalau dia diberi

zakat, kita akan terpelihara dari kejahatan kafir yang di bawah

pengaruhnya.

4. Orang yang menolak kejahatan orang yang anti zakat.23

5. Riqab artinya mukatab ialah budak belian yang diberi kebebasan

usaha mengumpulkan kekayaan agar dapat menebus dirinya untuk

merdeka.24

22

M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (Jakarta:: Kencana, 2006), h. 96 23

Departemen Agama RI, Pedoman Zakat Seri 9, (Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf, 2006), h. 83

24

(49)

7. Fisabilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah,

seperti orang ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal.25

8. Ibnu sabil adalah orang-orang yang berpergian jauh untuk

kepentingan ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal.26

F. Lembaga pengelolaan zakat, Infak dan Shadaqah

Pelaksanaan zakat didasarkan pada firman allah yang terdapat pada

surat at-taubah ayat 60 dan 103.

☺ ☺

⌧ ⌧ ☺

Artinya : “ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (at-taubah : 60)

25

Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Rukun Islam: Zakat (Jakarta: Al-Kautsar Prima, 2008) h. 11

26

(50)

Artinya : “ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (At-taubah :103)

Dalam surat at-taubah ayat 60 tersebut dijelaskan bahwa

salah satu golongan yang berhak menerima zakat (mustahik zakat)

adalah orang-orang yangbertugas mengurus urusan zakat (‘amilina

‘alaiha). Sedangkan dalam surat at-taubah ayat 103 dijelaskan

bahwa zakat itu diambilatau di jemput dari orang orang yang

berkewajiban untuk berjakat (muzakki) untuk kemudian diberikan

kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahik) yang

mengambil dan menjemput tersebut adalah para petugas (amil).

Imam qurtubi 27 ketika menafsirkan ayat tersebut (at-taubah ayat

60) menyatakan bahwa amil itu adalah orang –orang yang

ditugaskan (di utus oleh imam atau pemerintah) untuk mengambil ,

menuliskan , menghitung dan mencatatkan zakat yang diambilnya

dari para muzakki untuk kemudian diberikan kepada yang berhak

menerimanya.

Karena itu, Rasullulah SAW pernah mengutus muaz bin

jabal pergi keyaman, disamping bertugas sebagai da’i (menjelaskan

27

(51)

لﺎ

:

ة

د

ﺎﻬ

ﻰ ا

دا

:

لﻮ

ر

أو

ﷲا إ

إ

أ

ﺄ ه

نﺎ

ﷲا

ض

ﺮ ا

ﷲا

نا

ﻬ ﺎ

ﺬ ا

ﻚ اﺬ ا

أ

ه

ن

و

م

آ

تا

نأ

ﷲا

أ

هاا

أ

ض

ﺮ ا

)

ي

ر

ا

ا

و

ر

(

28

Artinya :” Ajarkanlah mereka (penduduk yaman) untuk mengakui bahwsannya tiada tuhan yang wajib di sembah selain allah . dan bahwasannya aku adalah utusan allah. Jika mereka telah mengikutinya, maka bertahu kepada mereka, bahwasannya allah swt mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika merekamengikutinya maka beritahu pula kepada mereka, bahwa allah SWT mewajibkan pada harta mereka sedekah (zakat) yang diambil “

Demikian pula yang dilakukan oleh para khulafaur rasyidin

sesudahnya, mereka selalu mempunyai tugas khusus menjadi amil

zakat, baik pengambilan maupun pendistribusiannya. Diambilnya

zakat dari muzakki (orang yang memiliki kewajiban berjakat)

melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan kepada mustahik,

menunjukan kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat

amal karitatif (kedermawanan), tetapi juga ia suatu kewajiban yang

juga bersifat otoritatif.(ijbari)29

28

Shahih bukhari , (riyadh : daar el-salam, 2000), h. 111 hadits no.1417 29

(52)

keuntungan , antara lain:

Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar

zakat. Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik

zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakatdari para

muzakki . ketiga, untuk mencapai efisien dan efektifitas, serta

sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala

prioritas yang ada pada suatu tempat. Ke empat, utnuk

memperlihatkan syiar islam dalam semangatenyelenggaraan

pemerintahan yang islami.

Di indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan

undang–undang no.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat

dengan keputusan menteri agama (KMA) no. 581 tahun 1999

tentang pelaksanaan undang-undang no.38 tahun 1999 dan

keputusan direktur jendral bimbingan masyarakat islam dan urusan

haji no.D/291 tahun 2000 tentang pedonman teknis pengelolaan

(53)

A. SEJARAH SINGKAT RUMAH ZAKAT INDONESIA

Pada Tahun 1998 , Abu Syauqi, salah satu tokoh da'i muda Bandung, bersama beberapa rekan di kelompok pengajian Majlis Ta'lim Ummul Quro sepakat membentuk lembaga sosial yang konsern pada bantuan kemanusiaan. 2 Juli 1998, terbentuklah organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ). Sekretariat bertempat di Jl. Turangga 33 sekaligus sebagai tempat kajian. Jamaah pengajian semakin berkembang. Dipergunakanlah Masjid Al Manaar Jl. Puter Bandung sebagai tempat kajian rutin.

Pada tahun 1999 Terjadi kerusuhan sosial dan konflik SARA pada pertengahan bulan Januari di Ambon dan Maluku Utara. Kasus tersebut mendorong DSUQ mulai memfokuskan kerja untuk rehabilitasi korban dan pengungsi konflik. Kantor sekretariat pindah ke Jl. Dederuk 30 Bandung. Mendekat ke forum pengajian di Masjid Al Manaar.

Pada tahun 2000 Berkaca pada pengalaman menangani korban konflik dan kerusuhan di Ambon dan Maluku Utara, ternyata masyarakat memandang penting misi sosial ini diteruskan bahkan untuk kiprah yang lebih luas . Dirintislah program bea siswa pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin kota, dll. Pemekaran mulai dilakukan dengan membuka kantor cabang Yogyakarta, Mei 2000 di Jl.

(54)

Veteran 9. Cabang Bandung dipindah ke sekretariat awal di Jl. Turangga 33 Bandung

Pada tahun 2001 Februari, Kantor cabang Jakarta resmi berdiri di Jl. Ekor Kuning Rawamangun, Jaktim

Pada tahun 2002 Identitas lembaga sebagai lembaga amil zakat semakin dikuatkan. Kantor Cabang Jakarta pindah ke Jl. Taruna 43 Pulogadung

Pada tahun 2003DSUQ berubah nama menjadi Rumah Zakat

Indonesia DSUQ seiring dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Bulan Mei, Rumah Zakat Indonesia DSUQ hadir di ibukota Jawa Timur, Surabaya.

Pada tahun 2004 Kantor cabang Tangerang berdiri. Ekspansi mulai melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru, Riau. Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online. Website www.rumahzakat.org dirilis, menggantikan alamat situs sebelumnya di www.rumahzakat.net. Menguatkan branding lembaga dengan nama Rumah Zakat Indonesia

(55)

juga berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Sistem informasi lembaga mulai masuk ke jaringan on line. Mulai transaksi online, absensi on line, dan beberapa software keuangan.

Pada tahun 2006 Regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari Ustadz Abu Syauqi beralih ke Virda Dimas Ekaputra. Babak sejarah baru ' Transformation From Traditional Corporate to Professional Corporate '

dimulai.

Sehingga pada tahun 2007 pengembangan progam semakin disempurnakan termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi Direktorat Program. Implementasi program mulai difokuskan hingga mengerucut pada empat induk yaitu EduCare, HealthCare, YouthCare, dan EcoCare. Pengelolaan program dilakukan dengan konsep terintergrasi dan berkelanjutan berbasis komunitas.

ICD merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer sebagai SDM pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur, dan terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia melebarkan layanan program pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah Dasar Juara yang bersifat gratis. Guru-guru terbaik dipilih untuk mendidik calon pemimpin bangsa di sana.

(56)

masyarakat menguatkan lembaga untuk semakin fokus kepada sebuah rekayasa

peradaban besar yang sejak awal telah diimpikan, yakni ”transformasi mustahik ke

muzakki”. Wujud nyata usaha lembaga adalah dengan meluaskan jaringan

pengembangan usaha kecil dan mikro di 18 kota.

Tidak hanya itu, Rumah Zakat Indonesia pun menyelenggarakan

pelatihan-pelatihan motivasi dan ketrampilan dalam wadah Youth Development Center.

Pelatihan motivasi ini memegang peranan penting karena karakter, pola pikir, dan

sikap yang kontra produktif menyumbangkan andil besar dalam kelanggengan

sebuah kemiskinan. Dan yang tidak kalah penting adalah pendampingan masyarakat

dilakukan oleh 28 Mustahik Relation Officer (MRO) dengan didukung para relawan.

B. PROFIL RUMAH ZAKAT INDONESIA

Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf secara lebih profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.

(57)

penyangga lembaga, selain tentu dukungan doa anak yatim dan para mustahik yang menyuburkan gerakan sosial ini dilakukan.

Sebelas tahun sudah Rumah Zakat Indonesia berdiri menjadi jembatan harmoni antara para muzakki dan mustahik, menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa, didukung simpati sobat zakat sekalian, Rumah Zakat Indonesia telah hadir di 44 jaringan kantor di 34 kota besar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Alhamdulillah semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat.

(58)

Hingga Mei 2009, tercatat 87.300 donatur bergabung, didukung 634 amil dengan fungsi mulai dari back office, tenaga funding, hingga personil program. EcoCare melalui pembiayaan usaha kecil dan mikro telah mampu membukukan 26.803 orang dan dana bergulir hingga Rp 29 M. Begitu juga YouthCare telah mencatat 14.291 relawan bergabung dengan 5.495 relawan aktif. Aktivitas Kampus Relawan yang berjalan dari Aceh hingga Papua, menggulirkan kurikulum Community Development, Emergency Resque Team, dan Pendampingan Masyarakat yang memberi nilai manfaat bagi 84.734 warga. Tidak ketinggalan HealthCare dengan 31 armada ambulans & mobil jenazah, 14 armada mobil klinik keliling, telah merekam 206.176 peserta aksi Siaga Sehat.

Sedangkan Rumah Bersalin Gratiis telah memberikan 102.193 layanan dari pemeriksaan umum hingga persalinan dan ragam tindakan medis lainnya. Terakhir namun tetap salah satu yang utama, EduCare telah merangkul 20.777 anak asuh melalui dana beasiswa KSAB (Kembalikan Senyum Anak Bangsa). Potensi anak Indonesia juga semakin diasah melalui Pusat Pengembangan Potensi Anak (P3A) di 13 Kota dengan 456 anak asuh terlibat, serta Kids Learning Centre menjadi ajang pembinaan bagi 16.622 anak lainnya didampingi oleh 698 pementor. Belum lagi pendidikan formal gratis berbasis multiple intellegence kini memiliki 270 siswa dan 40 guru sesuai disiplin ilmunya.

(59)

1. Visi

Menjadi Lembaga amil zakat Taraf Internasional Yang Unggu dan terpercaya.

2. Misi

a. Membangun kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan secara produktif

(60)
(61)

E. Program Rumah zakat Indonesia

Sebagai bentuk profesionalitas dan keamanahan, Rumah Zakat indonesia mengembangkan empat rumpun program, diantaranya adalah:

1. Educare merupakan program yang bertujuan mencerdaskan bangsa melalui sejumlah tahapan pendidikan yang diberikan secara gratis kepada masyarakat miskin.

2. Healthcare. salah satu program rumah zakat indonesia untuk ikut menyehatkan masyarakat khususnya masyarakat yang kurang mampu. program ini berbasis layanan kesehatan gratisuntuk meningkatkan kesadaran dan aksebilitas masyarakat terhadap kesehatan.

3. Youthcare. rumah zakat indonesia memberikan wahana pemberdayaan pemuda melalui aksi nyata program pengembangan kapasitas relawan, pengembangan kemandirian pemuda, dan siaga bencana. rumah zakat indonesia menyiapkan pula youth development centre sebagai balai latihan keterampilan usaha.

(62)
(63)
(64)

dikurangi jaraknya. harmoni ini semakin hangat dengan dukungan para muzakki dan mitra lembaga. merekalah yang menjadi tiang penyangga lembaga selain tentu dukungan doa anak yatim dan para mustahik yang menyuburkan gerakan sosial ini dilakukan.

Rumah Zakat Indonesia berdiri menjadi jembatan harmoni antara para muzakki dan mustahik, menyambung empati dan simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan . rumah zakat indonesia di 44 jaringan kantor di 34 kota besar di jawa, sumatera, kalimantan, sulawesi dan papua. Semua kantor (pusat-regional-cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga lebih terintegrasi, transparan dan cepat.

(65)

Ecocare melalui pembiayaan usaha kecil dan mikro telah mampu membukukan26.803 orang dan dana bergulir hingga 29 M . begitu juga yout care telah mencatat 14.291 relawan bergabung dengan 5.495 relawan aktif. Aktivitas kampus relawanyang berjalan dari aceh hingga papua, menggulirkan kurikulum comunity development, emergency resque team. Panpendampingan masyarakat yang memberi nilai manfaat bagi 84.734 warga . tidak ketinggalan healt care dengan 31 armada ambulan & mobil jenazah, 14 armada mobil klinik keliling, telah merekam 206.176 peserta aksi siaga sehat.

Sedangkan rumah sakit bersalin gratis telah memberikan 102.193 layanan dari pemeriksaan umum hingga persalinan dan ragam tindakan medis lainnya. Terakhir namun tetap salah satu yang utama, educare telah merangkul20.777 anak asuh melalui dana beasiswa KSAB (kembalikan senyum anak bangsa). Potensi anak indonesia juga semakin di asah melalui pusat pengembangan potensi anak (P3A) di kota dengan 456 anak asuh yang terlibat, serta kids learning centre menjadi ajang pembinaan bagi 16.662 anak lainnya di dampingi oleh 698 pementor. Belum lagi pendidikan formal gratis berbasis mutple intelegence kini memiliki 270 siswa dan 40 guru sesuai disiplin ilmunya. Basis pemberdayaan hingga kini selakin meluas dengan hadirnya 228 lokasi ICD (integrated comunity development) dengan 10.469 mustahik binaan. Semua berkat kepercayaan , amanah, dan kepedulian.

(66)

untuk menghimpundana dari masyarakat atau muzakki, diantaranya: a. Layanan jemput zakat gratis , sehingga tidak ada ruang dan waktu

yang menghalangi muzakki untuk menunaikan zakat, infak dan shadaqahnya. Caranya sangat mudah, muzakki hanya menghubungi interaction centre rumah zakat indonesia (081573001555), ZIS konsultan siap membantu muzakki dalam pendampingan , konsultasi dan penjemputan donasi.

b. Transfer zakat via atm, dapat memudahkan para muzakki dalam menunaikan kewajibannya degan cepat, aman melalui kartu debet anda di 22 juta merchant di seluruh dunia, 70 ribu merchant dan 11 ribu ATM (jaringan ATM BCA, ALTO, dan ATM bersama) serta 900 ribu atm (visa atau plus) di seluruh indonesia.

c. Interaction centre, melalui sms center (081573001555), call center (08041001000,021-85918020), e-mail (welcome@rumahzakat.org) d. layanan pesan anda, sampaikan pesan anda melalui sms center kamidi

nomor 081573001555.

e. Laporan online, anda bisa mudah meihat rekam donasi sejak awal bergabung. Hanya dengan masukan username dan paswoord anda. f. Ayo ke bank! Dapatkan layanan dan konsultasi langsung melalui gerai

(67)

manfaatkan kartu kreditnya dengan mengirimkan sms berformat: nomor kartu anda#batas masa berlaku# jenis program#jumlah donasi. Lalu kirim ke sms center di nomor 081573001555. Online interaction officer kami akan memfolow up untuk memastikan data anda.

h. EDC setor tunai. Manfaat fasilitas edc (electronik data capture) ketika anda berdonasi tunai melalui ZISco (zis consultant) kami.

2. Program penyaluran zakat, infak dan shadaqah

Sebagai bentuk profesionalitas dan keamanahan, rumah zakat indonesia mengembangkan empat rumpun program, diantaranya adalah:

a. Educare merupakan program yang bertujuan mencerdaskan bangsamelalui sejumlah tahapan pendidikan yang diberikan secara gratis kepada masyarakat miskin

a) Beasiswa kembalikan senyum anak bangsa (KSAB)

Beasiswa ini merupakan salah satu beasiswa bagi anak asuh rumah zakat indonesia , tidak saja yang bersekolah di sekolah umum lainnya. Anak asuh yang telah memiliki orang tua asuh akan menerima beasiswa ini secara rutin setiap bulan.

- Investasi donasi SD Rp 75.000, smp Rp. 100.000, SMA

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah Sultan Agung, selanjutnya disebut LAZISSA merupakan Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqah yang nama sebelumnya Lembaga Pengembangan Dana Umat

Dalam kongres tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi antara lain konvergensi media adalah sebuah keniscayaan yang mutlak perlu diantisipasi para penerbit media cetak melalui

Penjadwalan proyek memiliki pengertian sebagai durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian aktivitas kerja yang ada dalam kegiatan

Demikian pula sebaliknya, bila semakin rendah kelekatan terhadap orang tua yang dimiliki oleh remaja tersebut, maka semakin rendah pula otonomi yang dimilikinya.Hal ini sesuai

dengan koefisien jalur dan nilai CR sebesar 3,592 serta taraf signifikansi 0.000 lebih kecil dari 0.05, berdasarkan nilai tersebut maka dapat dijelaskan bahwa

Waktu lama pemaparan gelombang ultrasonik dapat dipersingkat waktunya menjadi lebih pendek dengan cara meningkatkan daya yang diberikan kepada belalang kembara

Berdasarkan atas potensi Zakat, Infak dan Sedekah di masyarakat yang belum dikelola secara optimal, meskipun tentang Zakat, Infak dan Sedekah, dan dana sosial

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami respon dan pemahaman tukang becak tentang pelatihan Bahasa Inggris yang dilaksanakan Pemkab Banyuwangi dalam menunjang keberhasilan