• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Pelayanan Keperawatan GAwat Darurat di Rumah Sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Standar Pelayanan Keperawatan GAwat Darurat di Rumah Sakit"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STANOAR PELAYANAN

KEPERAWATAN GAWAT OARURAT 01 RUMAH SAKIT

DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN

&

KETEKNISIAN MEDIK

DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(3)

I

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga tersusunnya Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat di rumah sakit. Standar ini disusun beriujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sa kit.

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kegawatdaruratan mengutamakan akses pelayanan kesehatan bagi korban dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kematian dan kecacatan. Standar ini memberikan acuan pelayanan keperawatan gawat darurat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan .

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu dan likirannya untuk mendukung dan berperan serta dalam penyusunan Standar Pelayanan KeperawCltan Gawat Darurat dari awal sampai terbitnya buku ini. Semoga menjadi menjadi amal dan kebaikan bagi kita semua.

Kami mengharapkan dukungan dari berbagai pihak agar standar ini dapat dijadikan acuan nasional dalam keperawatan gawat darurat di rumah sakit.

Jakarta, Agustus 2011

Dire ktur Bina Pelayanan Keperawatan d an Kelekni sian Medik

·1

.Ii' "

/ ul/\j\

--- -"

/

(5)
(6)

DAFTAR lSI

Hal

KATA PENGANTAR ... ... .. .. ... ... ... ... .... ... .... .. .. .. ... ... ..

DAFTAR lSI .. .. .... ... ... .. .... .. .. .. .. .. ... ... ... ... ... ... . .. iii

TIM PENYUSUN BABIPENDAHULUAN .... ... ... . iv

KONTRIBUTOR ... ... ... .. ... ... ... ... ... .. .... ... .... .. ... .. . v

DAFT AR ISTILAH .. . ... .. . .... .. vi

DAFTAR LAMPIRAN ... .. ... .. ... ... .. ... .. .. ... ... .... ... .. ix

A. Latar Belakang ... .. .. ... . B. Oasar Hukum ... .. .. .. . 2

C. Ruang Lingkup Pelayanan.. .. ... ... ... .. ... . .. 3

BAS II KEBIJAKAN STRATEGI, TUJUAN DAN SASARAN A. Kebijakan Pelayanan Keperawatan Gawat Oarurat .... 4

B. Strategi Oalam Penerapan Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Oarurat ... .. .. .. .. .. ... .. ... . 4

C. Tujuan Penerapan Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Oarurat.. ... ... .. ... .. ... ... .. .... .. .. 4

O. Sasaran .. ... .... ... .... ... .... ... . 5

BAS III KOMPONEN DAN INDIKATOR STANDAR Standar I Perencanaan Pelayanan Keperawatan Gawat Oaru rat A. Ketenagaan... .. ... ... ... ... ... .. ... ... 6

B. Sarana, Prasarana dan Peralatan IGO di Rumah Sakit... 7

Standar" Pengorganisasian Pelayanan Standar III Pelaksanaan Pelayanan Standar IV Asuhan Keperawatan Gawat Oarurat Keperawatan Gawat Darurat. ... .. .. ... .. ... ... .. .... .. .... .... 9

Keperawatan Gawat Oarurat. 10 A. Pengkajian Keperawatan .. .... .. .. ... ... ... .. ... .. . 12

B. Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan.. ... ... .... 14

C . Perencanaan Keperawatan... .... .... ... .. .... ... .. .. . 15

O. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan.. ... ... ... .... ... .. 16

(7)

E. Evaluasi Keperawatan .... ... ... ... ... ... . 17

Standar V Pembinaan Pelayanan

Keperawatan Gawat Darurat ... " ... .... .. ... " .. .. ... ... . 18 Slandar VI Pengendalian Mutu Pelayanan

Keperawatan Gawat Da rurat.. 19

BAB IV PENUTUP ... ... ... .. 21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

TIM PENYUSUN

Suhartati,S.Kp.,M.Kes (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik)

Saida Simanjuntak,S.Kp.,MARS (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik)

Prayetni S.Kp.,M.Kes (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik)

Tutty Aprianti,S.Kp .,M.Kes (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik)

Wahyu Wulandari,S.Kp (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik)

Dr. dr. Tri Wahyu Murni,Sp.BTKV (PKGDI) dr. Ospari Sugiri (pKGDI Komisi Diklat) Dr. Ugi Sugiri, Sp.EM (RSUP Fatmawati)

Rosita Akip,S .Kep.,Ners (RSUP Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita) Purwo Suwignyo , S.Kp ( RSUP Hasan Sadikin)

Ace Sudrajat, S.Kp., M.Kes (PPNI) Ns. Sunardi, M.Kep., Sp.KMB (HIPGABI) Debie Dahlia, S.Kp.,MHSM (FIK-UI)

(9)

KONTRIBUTOR

Ka. Dinkes Provinsi Bali

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah Bali Ka. Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan

Direktur Medik dan Keperawatan RSUD Banjar Baru Kalimantan Selatan Kabid Keperawatan RSUD Banjar Baru Kalimantan Selatan

Ka. Dinkes Provinsi Sumatera Selatan

Kabid Keperawatan RSUP Dr.M.Hoesin Palembang Ka. Dinkes Provinsi Jawa Timur

Kabid Keperawatan RSUD Dr.Soetomo Surabaya Ka. Dinkes Provinsi Jawa Barat

Kabid Keperawatan RSUP Hasan Sadikin Kasi Pelayanan Khusus RSUP Hasan Sadikin Ka . Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan

Direktur Medik dan Keperawatan RSUD Labuang Baji Sulawesi Selalan Kabid Keperawalan RSUD Labuang Baji Sulawesi Selatan

Ka. Dinkes Provinsi Sumatera Ulara

Kabid, Keperawatan RSUP H. Adam Malik Medan Kasi Pelayanan Khusus RSUP H. Adam Malik Medan

(10)

DAFTAR ISTILAH

1. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan protesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawalan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakal baik sehat maupun sa kit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

2. Asuhan keperawatan adalah proses at au rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan baik lang sung atau tidak lang sung diberikan kepada sislem klien di sarana dan tatanan kesehatan lainnya dengan menggunakan pendekalan ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan stan dar praktik keperawatan.

3. Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia, terregister dan diberi kewenangan untuk melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.

4. Perawat vokasional adalah seseorang yang mempunyai kewenangan untuk melakukan praktik dengan batasan terlentu di bawah supervisi lang sung maupun lidak langsung oleh Perawat Protesional dengan sebulan Licensed Vocational

Nurse (L VN).

5. Perawal protesional adalah Ie nag a protesional yang mandiri, bekerja secara olonom dan berkolaborasi dengan yang lain dan lelah menyelesaikan program pendidikan protesi keperawalan lerdiri dari ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan. Jika lelah lulus uji kompelensi yang dilakukan oleh badan regulatori yang bersital olonom, selanjulnya disebul Registered Nurse (RN).

6. Ners adalah seseorang yang lelah menyelesaikan program pendidikan sarjana dilambah dengan pendidikan protesi (Ners).

7. Ners Spesialis adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan pasca sarjana (S2) dan ditambah pendidikan spesialis keperawatan.

8 . Surat Tanda Regislrasi (STR) adalah bukli lertulis yang diberikan oleh pemerinlah kepada lenaga kesehalan (Perawal) yang lelah memiliki sertitikal kompelensi sesuai kelenluan Peraluran Perundang-Undangan.

9. Pasien I Klien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah

kesehalannya unluk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun lidak langsung kepada perawal.

(11)

10.lnstalasi Gawat Oarurat (IGO) adalah Instalasi pelayanan rumah sakit yangl memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu 11 . Kondisi gawat darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang seeara tiba-tiba

dalam keadaan gawat alau akan menjadi gawat dan teraneam anggola badannya dan jiwanya (akan menjadi eaeat atau mati) bila lidak mendapalkan pertolongan dengan segera .

12. SMART adalah Spesific, Measureable , Achieveable, Realiable, Time. 13. Presensi adalah kehadiran.

14. Triase adalah memilah tingkat kegawatan pasien untuk menentukan prioritas penanganan lebih lanjut.

15. Area dekontaminasi adalah area yang dapat digunakan untuk rnelakukan tindakan dekonlaminasi pada pasien yang terpapar bahan-bahan kimia.

16. Sistem Isolasi adalah suatu sistem pemisahan pasien yang menderita penyakit yang sangat menular dan mematikan dengan menggunakan ruangan dan situasi tertentu (Contoh : H1Nl, H5Nl, SARS)

17 . Response Time adalah kecepa tan penanganan pasien , dihitung sejak pasien

datang sampai dilakukan penanganan.

18. Reward adalah penghargaan terhadap prestasi kinerja perawat, baik berupa

imbalan jasa dan penghargaan lainnya .

19 . Punishment adalah pemberian sanksi yang bersifat pembinaan.

20 . Sistem remunerasi adalah pemberian imbalan jasa dengan menggunakan sistem penghitungan tertentu dengan mempertimbangkan berbagai laktor.

21. Primary survey adalah pengkajian eepat untuk mengidentilikasi dengan segera

masalah aktual atau resiko tinggi dari kondisi life threatening (berdampak terhadap kemampuan pasien untuk mempertahankan hidup) . Pengkajian tetap berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal terse but memungkinkan.

22. Secondary survey adalah pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah airway,

breathing dan circulation yang ditentukan pada pengkajian primer sebelumnya.

Pengkajian sekunder meliputi pengkajian obyektif dan subyektif dari riwayat keperawatan dan pengkajian head to toe.

23. Emergency nursing basic 2 adalah pelatihan pelayanan keperawatan gawat

darurat untuk perawat yang beke rja di instalasi gawat darurat.

(12)

24. Emergency nursing advance adalah pelatihan pelayanan keperawatan gawat

darurat lanjutan setelah pelatihan emergency nursing 2.

25. Sistem rujukan pasien adalah proses merujuk atau memindahkan pasien ke rumah sakit yang lain yang memiliki kemampuan SDM dan fasilitas perala tan yang lebih memadai.

(13)
(14)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kegawatdaruratan memerlukan penanganan secara terpadu dari multi disiplin dan multi profesi termasuk pelayanan keperawatan . Pelayanan kegawatdaruratan saal ini sudah diatur dalam suatu sistem yang dikenal dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) baik SPGDT sehari-hari (SPGDT-S) dan akibat bencana (SPGDT-B) ,

Sebagai bagian integral pelayanan kegawatdaruratan, pelayanan keperawatan mengutamakan akses pelayanan kesehatan bagi korban dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan , kematian dan kecacatan . Kemampuan perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan gawat darurat masih sangat terbatas untuk mendukung terwujudnya pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas.

Saat bekerja di rumah sakit , perawat diharapkan mampu melakukan triase, resusitasi dengan atau tanpa alai, mengetahui prinsip stabilisasi dan terapi definitif, mampu bekerja dalam tim, melakukan komunikasi dengan tim, pasien beserta keluarganya.

Permasalahan pelayanan kesehatan secara umum adalah belum merata dan dirasakan pelayanan kesehatan oleh seluruh lapisan masyarakat, pelayanan masih terfokus pada pengembangan puskesmas dan rumah sakit terutama pada upaya preventif dan pelayanan belum mengacu dalam satu sistem. Pada daerah kepulauan, terpencil dan tertinggal dimana jumlah , distribusi dan kemampuan SDM masih sangat kurang dari yang dibutuhkan, serta transportasi yang sangat terbatas .

(15)

2

pelatihan gawat darurat. Karena pelayanan gawat darurat harus memprioritaskan penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan . Pasien yang masuk ke IGO Rumah Sakit membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat sehingga perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan keperawatan gawat darurat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan .

B. Dasar Hukum

1. Undang -Undang Republik Indones ia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

2. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencan a,

4. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keu angan antara Pemerintah Pusat dan Oaerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438), 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah an tara Pemerintah Pusat, Pemerintah Oaerah Provinsi dan Pemerintah Oaerah Kabupatenl Kota,

6. Peraturan Menteri Kesehat an RI Nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045 tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum ,

8 . Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SKIII/2008 tentan g Stflnciflr Pelayana n Minimal Rumah Sakit.

9. Kepulusan Menteri Kesehalan RI Nomor 1457/Menkes/SKlXII/2003 lentang Standar Pelayanan Mi nimal Bidang Kesehatan di Kabupatenl Kola,

10. Permenkes RI Nomor HK.02 .02/148/Menkes/SK/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat ,

11. Kepmenkes RI Nomor 856/Menkes/SKlIXl2009 tenta ng Siandar Instalasi Gawat Oarurat (IGO) Rumah Sakil,

(16)

C. Ruang Lingkup Pelayanan

1. Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Level I di Rumah Sakil : merupakan pelayanan gawal darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien gawal darural , menetapkan diagnosis dan upaya penyelamalan jiwa, mengurangi kecacalan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk.

2. Pelayanan Keperawalan Gawal Darural Level II di Rumah Sakil : merupakan pelayanan gawal darural 24 jam yang memberikan perlolongan pertama pada pasien gawat da rurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamalan jiwa. mengurangi kecacatan dan kesakilan pasien sebelum . dirujuk, menelapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus

kegawaldaruratan .

3. Pelayanan Keperawatan Gawal Darurat Level III di Rumah Sakil : merupakan pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan perlolongan perlama pada pasien gawal darural, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamalan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk, menetapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus kegawatdaruratan, serla pelayanan keperawatan gawat darurat spesialistik (4 besar spesialis seperti Anak, Kebidanan, Bedah dan Penyakit Dalam) . 4. Pelayanan Keperawalan Gawat Darurat Level IV di Rumah Sakil

merupakan pelayanan gawal darurat 24 jam yang memberikan pertolongan perlama pada pasien gawal darurat, menelapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa, mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk, menelapkan diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus kegawatdaruralan, serla pelayanan keperawalan gawat darural spesialistik (4 besar spesialis seperli Anak, Kebidanan, Bedah dan Penyakit Dalam), dilambah dengan pelayanan keperawatan gawal darurat sub spesialistik.

(17)

4

BAB II

KEBIJAKAN, STRATEGI, TUJUAN DAN SASARAN

A. Kebijakan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat

1, Pengembangan dan penerapan standar pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit. dilak sanakan dalam upaya penurunan angka kematian dan kesakitan melalui peningkatan mutu pelayanan keperawatan.

2, Pengembangan dan peningkatan kemampuan teknis dan manajerial tenaga keperawatan dalam pelayanan keperawatan gawat darurat rumah sakit untuk terwujudnya kompetensi yang diperluk an di Instalasi Gawat Darurat.

3, Penerapan standar pelayanan keperawatan gawat darurat di ruma h sakit memerlukan dukungan dari berbagai pihak terkait.

B. Strategi dalam Penerapan Stimdar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat 1, Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya yang ada dan

pengembangannya.

2, Meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial. 3, Meningkatkan kerjasama tim,

4, Terpenuhinya sarana. prasarana. peralatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan sesuai standar,

C. Tujuan Penerapan Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darural Umum :

Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat sesuai stan dar.

Khusus:

1, Adanya perencanaan pelayanan keperawatan gawat darurat, 2, Adanya pengorganisasian pelayanan keperawatan gawat darurat, 3. Adanya pelaksanaan pelayanan keperawatan gawat darurat. 4, Adanya asuhan keperawatan gawat darurat.

(18)

D. Sasaran

1. Pengelola pelayanan kesehatan di rumah sakit,

2. Pengelola pelayanan keperawatan di dinas kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota ,

3. Tenaga keperawatan yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat, 4. Pengambil keputusan tingkat pusat dan daerah.

5. Organisasi prolesi kesehatan,

6. Institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kesehatan lainnya.

(19)

6

BAB III

KOMPONEN DAN INDIKATOR STANDAR

Standar I Perencanaan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat di Rumah Sakit

A. Ketenagaan Pernyataan

Perencanaan ketenagaan perawat gawat darurat mencakup kebutuhan tenaga, peran dan fungsi tenaga perawat gawat darurat serta kualifikasi tenaga perawat berdasarkan kompetensi yang telah ditentukan.

Rasional

Perencanaan tenaga perawat yang sesuai dengan kualifikasi dapat mendukung terwujudnya pelayanan keperawatan gawat darurat yang berkualitas, efektif dan efisien.

Kriteria Struktur :

1. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit yang mengatur kualifikasi perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat ,

2. Ada kebijakan pimpinan tentang perencanaan kebutuhan tenaga perawat mengacu pada fungsi pelayanan Instalasi Gawat Darurat rumah sakit berdasarkan pada rata·rata jumlah pasien perhari, jumlah jam perawatan perhari (tingkat beban kerja) sena jam efektif perawat perhari sena kompleksitas dari kasus yang ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGO) rumah sakit,

3. Semua perawat yang memberikan pelayanan keperawatan gawat darurat di IGO memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), dan sertifikat pelatihan gawat darurat.

Kriteria Proses :

(20)

efektif perawat per hari serta kompleksitas dari kasus yang ditangani di IGD rumah sakit,

2. Menjadi tim rekruitmen tenaga perawat yang memberikan pelayanan gawat darurat,

3. Menyusun rencana program pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, program pengembangan protesi.

Kriteria Hasil

1. Tersedia tenaga keperawatan di gawat darurat sesuai kebutuhan yang ditetapkan dengan kualifikasi yang dipersyaratkan,

2. Adanya dokumen perencanaan kebutuhan tenaga perawat dan pengembangannya,

3. Adanya tenaga perawat yang terlibat dalam tim rekruitmen tenaga perawat di pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit.

B. Sarana, Prasarana dan Perala tan IGD di Rumah Saki! Pernyataan

Sarana, prasarana dan peralatan merupakan bagian yang akan memfasilitasi dan mendukung semua kegiatan pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit sehingga dapat menjamin terlaksananya kegiatan dengan lancar dan terstandar. Sedangkan pengelolaan sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik yang tepat dan cepat, mendukung terwujudnya pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit yang berkualitas.

Rasional

Tersedianya sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik untuk menjamin terlaksananya pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah sakit yang berkualitas, efektif dan efisien.

Krileria Slruktur :

1. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit yang mengatur sarana, prasarana dan peralatan kesehatan serta logistik dalam pelayanan gawal darurat di rumah sakit,

(21)

8

2. Adanya standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan serta logistik, 3. Adanya mekanisme/alur permintaan penggunaan dan pemeliharaan peralatan

serta logistik,

4. Adanya perencanaan sarana prasarana dan peralatan yang melibatkan tenaga perawat,

5. Adanya area dekontaminasi pad a IGD level IV dan IGD rumah sakit di daerah beresiko,

6. Adanya tempat penyimpanan sarana kesehatan dan logistik yang sesuai standar yang berlaku,

7. Adanya tenaga yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan tersedianya jadwal pemeliharaan secara berkala,

8. Adanya spa penggunaan dan pemeliharaan peralatan,

9. Adanya sistem isolasi untuk pasien infeksius (H1 N1, H5N1, SARS).

Kriteria Proses

1. Menyusun rencana kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan dan logistik berdasarkan spesifikasi yang dipersyaratkan di pelayanan keperawatan gawat darurat,

2. Menjadi tim teknis dalam pengadaan sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik di Instalasi Gawat Darurat,

3. Melaksanakan pemantauan terhadap pemeliharaan sarana, prasarana serta peralatan kesehatan dan uji lungsi (kalibrasi) secara teratur dan berkala, 4. Melaksanakan sistem isolasi untuk pasien yang menderita penyakit sang at

menular dan mematikan (H1N1, H5N1, SARS) .

Krileria Hasil

1. Tersedianya sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan logistik siap pakai sesuai kebutuhan,

2. Adanya dokumen inventaris sarana , prasarana, peralatan kesehatan dan logistik,

3. Adanya dokumen frekuensi pemakaian dan pemeliharaan peralatan kesehatan secara periodik / berkala,

(22)

5. Adanya sistem isolasi untuk pasien yang menderita penyakit sangat menular dan mematikan (H1N1, H5N1, SARS).

Standar II : Pengorganisaslan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat

Pernyataan

Pengorganisasian pelayanan keperawatan gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGO) harus memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. Pengorganisasian pelayanan keperawatan gawat darurat didasarkan pad a organisasi fungsional yang terdiri dari unsur plmpinan dan unsur pelaksana yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat darurat dengan tujuan tercapainya mutu pelayanan IGD rumah sakit yang optimal.

Rasional

Pengorganisasian yang baik di IGO rumah sakit dan tim yang handal menjamin kesinambungan pelayanan yang berkualitas, efaktif dan efisian .

Kriteria Struktur

1. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit tentang pelayanan keperawatan gawat darurat yang mencakup pembentukan organisasi , tatalaksana pelayanan di IGD dan monitoring evaluasi,

2. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit tentang sistem rujukan pasien gawat darurat,

3. Adanya struktur organisasi dan hubungan tata karja gawat darurat,

4. Adanya standar penetapan uraian tugas, tanggung jawab serta kewenangan perawat kepala ruangan, ketua tim dan pelaksana di gawat darurat,

5. Adanya SPO penatalaksanaan bencana baik internal dan eksternal,

6. Adanya kebijakan pendelegasian kewenangan melakukan tindakan medik yang bukan life saving diatur oleh kebijakan pimpinan rumah sakit setempat atau komite medik secara tertulis.

Kriterla Proses

1. Melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas, tanggung jawab dan kewenangan perawat dalam pelayanan IGO,

(23)

10

2. Melakukan koordinasi dengan anggota tim kesehatan lain, 3. Melakukan koordinasi dengan tim keperawatan di pelayanan IGO, 4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan metode penugasan yang ditetapkan, 5. Melaksanakan penanganan bencana baik internal maupun eksternal sesuai SPO, 6. Melaksanakan delegasi kewenangan untuk melakukan tindakan medik yang bukan life saving diatur oleh kebijakan pimpinan rumah sakit setempat atau

komite medik ,

Krileria Hasil

1. Terlaksananya pelayanan keperawatan gawat darurat di IGO sesuai uraian tugas, tanggung jawab dan kewenangan tertulis,

2. Terlaksananya koordinasi dengan anggota tim keperawatan dan anggota tim kesehatan lain,

3 . Terlaksananya sistem rujukan pasien gawat darurat,

4. Terlaksananya penanganan bencana baik bencana internal maupun eksternal, 5. Terlaksananya delegasi kewenangan untuk melakukan tindakan medik yang

bukan life saving diatur oleh kebijakan pimpinan rumah sakit setempat atau

komite medik.

Siandar III : Pelaksanaan Pelayanan Keperawalan Gawal Darural

Pernyalaan

Bantuan yang diberikan pada pasien gawat d<'lrurat bertujuan untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan menggunakan pendekatan proses keperawatan di IGO rumah sakit.

Rasional

(24)

Krlterla Struktur

1. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit tentang penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) 10 kasus kegawatdaruratan yang menyebabkan kematian serta 10 masalah utama keperawatan gawat darurat,

2. Ada kebijakan pimpinan rumah sakit tentang Standar Prosedur Operasional (SPO) gawat darurat sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan keperawatan gawat darurat ,

3. Ada standar asuhan keperawatan gawat darurat meliputi pengkajian, diagnosa/masalah keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi, minimal pada sepuluh (10) masalah utama keperawatan gawat darurat,

4. Ada Standar Prosedur Operasional (SPO) kegawatdaruratan klinis yang dltetapkan oleh pimpinan rumah sakit,

5. Ada SPO manajerial yang berisikan alur pelayanan gawat darurat sehari-hari, bencana internal dan eksternal yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit, 6. Ada metode penugasan perawat yang ditetapkan (manajemen kasus/primer) di

pelayanan gawat darura!.

Krlteria Proses

1. Melaksanakan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pada 10 kasus kegawatdaruratan yang menyebabkan kematian dan 10 masalah utama keperawatan gawat darurat,

2. Melaksanakan pelayanan keperawatan gawat darurat sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO),

3. Melaksanakan asuhan keperawatan 1awat darurat meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi,

4. Melaksanakan SPO manajerial yang berisikan alur pelayanan gawat darurat sehari-hari, bencana internal dan eksternal,

5. Melaksanakan kolaborasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan tim kesehatan lain .

Kriterla Hasil

1. Semua perawat melaksanakan SPO Klinis maupun SPO Manajerial,

(25)

12

2 . Ada dokumen/eatatan hasH pelaksanaan asuhan keperawatan tiap pasien yang meneerminkan penerapan SAK,

3. Perawat menangani pasien dan keluarganya seeara komprehensit.

Stan dar IV : Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

Pernyataan

Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di IGO rumah saki!. Proses keperawatan terdiri atas lima langkah meliputi pengkajian , diagnosa keperawatan, rene ana tindakan keperawatan, intervensi keperawatan dan evaluasi keperawatan .

A. Pengkajian Keperawatan Pernyataan

Proses pengumpulan data primer dan sekunder teriokus tentang status kesehatan pasien gawat darurat di rumah sakit seeara sistematik , akurat, dan berkesinambungan.

Rasional

Pengkajian primer dan sekunder terfokus, sistematis, akurat, dan berkesinambungan memudahkan perawat untuk menetapkan masalah kegawatdaruratan pasien dan rencana tindakan eepat, tepat , dan cermat sesuai standar.

Kriteria Struktur

1. Ada format pengkajian yang baku untuk pengkajian keperawatan gawat darurat di rumah sakit .

2. Ada petunjuk teknis penggunaan formulir pengkajian keperawatan gawat darurat di rumah sakit,

(26)

4. Ada alat untuk pengkajian keperawatan gawat darurat meliputi : jam dengan jarum detik, stetoskop, termometer, tensimeter, pen light (Iampu senter), defibrilator, pulse oxymetry, dan EKG.

Krlteria Proses 1. Melakukan triase,

2. Melakukan pengumpulan data melalui primary dan secondary survey pada kasus gawat darurat di rumah sakit serta bencana internal dan eksternal.

a.

Primary Survey.

A: Airway atau dengan kontrol servikal, B: Breathing dan ventilasi,

C: Circulation dengan kontrol perdarahan,

D:Disability pada kasus trauma, "Detibrilation, Drugs, Differential Diagnosis" pad a kasus non trauma,

E: Exposure pad a kasus trauma, EKG , "Electrolite Imbalance" pada kasus non trauma.

b. Secondary Survey

Pengkajian head to toe tenokus, adalah pengkajian komprehensif sesuai dengan keluhan utama pasien.

3. Melakukan re-triase,

4. Mengumpulkan data hasil dari pemeriksaan penunjang medik, 5. Mengelompokkan dan menganalisa data secara sistematis,

6. Melakukan pendokumentasian dengan menggunakan format pengkajian baku.

Krlteria Hasil

1. Adanya dokumen pengkajian keperawatan gawat darurat yang telah terisi dengan benar ditandatangani, nama jelas, diberi tanggal dan jam pelaksanaan,

2. Adanya rumusan masalah I diagnosa keperawatan gawat darurat.

(27)

14

B. OIagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan Pernyataan

Masalahl diagnosa keperawatan gawat darurat merupakan keputusan klinis perawat tentang respon pasien terhadap masalah kesehatan aktual maupun resiko yang mengancam jiwa.

Rasional

Masalah/diagnosa keperawatan yang ditegakkan merupakan dasar penyusunan rencana keperawalan dalam penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan.

Kriteria Struktur:

Ada daftar masalah/diagnosa keperawalan gawat darura!.

Kriteria Proses:

Menetapkan masalah/diagnosa keperawatan mencakup : masalah , penyebab, tanda dan gejala (PES/PEl berdasarkan prioritas masalah.

Priori las Masalah Keperawalan Gawat Darurat : 1. Gangguan jalan nalas,

2. Tidak efeklifnya bersihan jalan nafas, 3. Pola nafas tidak efektif,

4. Gangguan pertukaran gas, 5. Penurunan curah janlung, 6. Gangguan perfusi jaringan perifer , 7 . Gangguan rasa nyaman, 8. Gangguan volume cairan lubuh, 9. Gangguan perfusi serebral, 10. Gangguan termoregulasi .

Kriteria Hasll

(28)

C. Perencanaan Keperawalan Pernyataan

Serangkaian langkah yang bertujuan unluk menyelesaikan masalahfdiagnosa keperawatan gawal darural berdasarkan priorilas masalah yang lelah dilelapkan baik secara mandiri maupun melibalkan lenaga kesehalan lain unlUk mencapai lujuan yang telah dilelapkan.

Rasional

Rencana lindakan keperawalan gawal darural digunakan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan keperawalan yang sistemalis dan efeklif.

Kriteria Struktur :

1. Adanya rumusan tujuan dan krileria hasil, 2. Adanya rumusan rencana lindakan keperawalan.

Krilerla Proses

1. Menelapkan lujuan lindakan keperawalan penyelamalan jiwa dan pencegahan kecacalan sesuai dengan krileria SMART,

2. Menelapkan rencana lindakan dari liap-liap diagnosa keperawalan, 3. Mendokumenlasikan rencana keperawalan .

Krilerla Hasil

1. Tersusunnya rencana lindakan keperawalan gawal darural yang mandiri dan kolaboralif ,

2. Ada rencana tindakan keperawalan didokumenlasikan pada calalan keperawatan.

D. Pelaksanaan Tindakan Keperawalan Pernyalaan

Perawat melaksanakan lindakan keperawalan yang lelah diidenlifikasi dalam rencana asuhan keperawatan gawat darurat.

(29)

16 Rasional

Perawat mengimplementasikan reneana asuhan keperawatan gawat darurat untuk meneapai tujuan yang telah ditetapkan.

KrUerla Struktur :

1. Ada reneana tindakan berdasarkan prioritas,

2. Ada standar asuhan keperawatan gawat darurat di Rumah Sakit baik sehari-hari  maupun beneana, 

3.  Ada  Standar Prosedur Operasional klinis,  4.  Tersedia format tindakan  keperawatan, 

5.  Ada kebijakan tentang  informed consentdisertai format yang  baku,  6.  Ada  kebijakan di  rumah  sakit  tentang  pendelegasian  tindakan  medis. 

KrUeria Proses

1.  Melakukan  tindakan  keperawatan  mengaeu  pad a  standar  prosedur  operasional  yang  telah  ditentukan  sesuai  dengan  tingkat  kegawatan  pasien,  berdasarkan prioritas tindakan  : 

a.   Pelayanan keperawatan  gawat darurat rumah  sa kit  1)  Melakukan triase, 

2)  Melakukan  tindakan  penanganan  masalah  penyelamatan  jiwa  dan  peneegahan keeaeatan, 

3)   Melakukan  tindakan  sesuai  dengan  masalah  keperawatan  yang  muneul. 

Contoh: Jalan  nafas tidak efektif  Tindakan Mandiri  Keperawatan 

a)  Monitor  pernafasan  :  rate, irama,  pengembangan  dinding  dada,  ratio  inspirasi  maupun  ekspirasi,  penggunaan  otot  tambahan  pernafasan,  bunyi  nafas,  bunyi  nafas abnormal dengan atau tanpa stetoskop,  b)  Melakukan  pemasangan  pulse oksimetri, 

e)  Observasi  produksi  sputum, jumlah,  warna,  kekentalan, 

d)  Lakukan jaw thrust (khusus  pasien  dengan  dugaan  eedera  servikal). 

(30)

e) Berikan poslsi semi lowler atau berikan posisi miring aman I) Ajarkan pasien untuk nalas dalam dan batuk elektil, g) Berikan air minum hangat sesuai kebutuhan, h) Lakukan lisioterapi dada sesuai indikasi, i) Lakukan suction bila perlu,

j) Lakukan pemasangan Oro Pharingeal Airway (OPA),

Nasopharyngeal Airway (NPA), Laryngeal Mask Airway (LMA)

Tindakan Kolaborasi

a) Beri obat sesuai indikasi : bronkodilator, mukolltik, antibiotik, steroid, b) Pemasangan EndoTracheal Tube (ETT)

2. Melakukan monitoring respon pasien terhadap tindakan keperawatan, 3. Mengutamakan prinsip keselamatan pasien (patient safety), dan privacy, 4. Menerapkan prinsip standar baku (standar precaution),

5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan.

Kriterla Hasil

1. Adanya dokumen tentang tindakan keperawatan serta respon pasien, 2. Ada dokumen tentang pendelegasian tindakan medis (standing order').

E, Evaluasl Keperawatan

Pernyataan

Penilaian perkembangan kondisi pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan gawat darurat mengacu pada kriteria hasil.

Rasional

Hasil evaluasi menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan keperawatan gawat darurat.

Kriteria Struktur :

1. Ada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan,

(31)

2. Adanya catalan perkembangan pasien dari tiap masalah I diagnosa keperawatan.

Kriteria Proses:

1. Melakukan evaluasi terhadap respon pasien pada setiap tindakan yang diberikan (evaluasi proses),

2. Melakukan evaluasi dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan tujuan dan kriteria hasH yang ditetapkan (evaluasi hasH),

3. Melakukan re-evaluasi dan menentukan tindak lanjut,

4. Mendokumentasikan respon klien terhadap intervensi yang diberikan.

Kriteria Hasil

1. Ada dokumen hasil evaluasi menggunakan pendekatan SOAP pada tiap masalahl diagnosa keperawatan.

Stan dar V Pembinaan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Pernyataan

Pembinaan pelayanan keperawatan gawat darurat meliputi pembinaan terhadap manajemen keperawatan, penerapan asuhan keperawatan, peningkatan pengetahuan serta keterampilan keperawatan gawat darurat di rumah sakit secara berkesinambungan.

Rasional

Pembinaan pelayanan keperawatan gawat darurat dapat meningkatkan profesionalisme perawat sehingga menjamin tercapainya pelayanan keperawatan yang berkualitas.

Kriteria Struktur

1. Adanya kebijakan pimpinan tentang pembinaan pelayanan keperawatan gawat darurat,

2. Adanya mekanisme bimbingan teknis pelayanan keperawatan gawat darurat,

(32)

3. Adanya program peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawal gawat darurat (formal dan Informal),

4. Adanya reward dan punishment (penghargaan dan sanksi) bagi perawat di gawat darurat.

Kriteria Proses

1. Merencanakan dan melaksanakan program bimbingan leknis, peningkatan kemampuan, penerapan asuhan gawat darurat secara berkala,

2. Melaksanakan pembinaan pelayanan gawat darurat yang meliputi : manajemen keperawatan , penerapan asuhan keperawatan, peningkatan pengetahuan serta keterampilan keperawatan gawat darurat di rumah sakit dan berkesinambungan, 3. Memberikan reward (jasa keperawatan) dan punishment (sanksi) sesuai

ketentuan,

4. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja secara periodik, 5. Melaksanakan tindak lanjut hasil pembinaan,

6. Melaksanakan pembinaan masalah etik profesi.

Kriteria Hasil

1. Adanya peningkatan kinerja yang dibuktikan dengan dokumen kinerja perawat, 2. Adanya dokumen laporan penyelesaian masalah ,

3. Adanya dokumen bimbingan teknis terhadap pelayanan keperawatan gawat darurat,

4. Adanya reward dan punishment,

5. Adanya dokumen penanganan masalah etik profesi.

Standar VI : Pengendalian Mutu Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Pernyataan

Pemantauan , penilaian pelayanan keperawalan serta tindak lanjutnya yang dilakukan secara terus menerus untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan gawat darurat.

(33)

20 Rasional

Pengendalian mutu pelayanan keperawatan menjamin keselamatan, menurunkan angka kematian dan kecacatan serta meningkatkan kepuasan pasien.

Kriteria Slruktur

1. Adanya kebijakan pimpinan tentang program keselamatan pasien (Patient safety), 2. Adanya kebijakan tentang program pengendalian mutu keperawatan gawat

darurat,

3. Adanya indikator kinerja klinis pelayanan gawat darurat : a. Waktu tanggap pelayanan di gawat darurat (response time), b. Angka kematian pasien $ 24 jam ,

c. Kepuasan pelanggan .

Kriteria Proses

1. Melaksanakan pemantauan mutu dengan menggunakan instrumen yang ieistandar,

2. Melaksanakan upaya keselamatan pasien,

3. Mendokumentasikan upava keselamatan pasien dan pengendalian mutu, 4. Menyusun program perbaikan ke ndali mutu pelayanan gawat darura \.

Kriteria Hasil

1. Ada dokumen hasil pelaksanaan keselamatan pasien dan perawat, 2. Ada dokumen hasil evaluasi pelaksanaan keselamatan pasien , 3. Waktu tangg ap pelayanan gawat darurat (response time) $ 5 menit, 4. Angka kematian pasien $ 24 jam S dua per seribu ,

(34)

BABIV

PENUTUP

Oengan ditetapkannya standar pelayanan keperawatan gawat darurat diharapkan dapat menjadi acuan nasional dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, asuhan keperawatan gawat darurat dan pembinaan pelayanan keperawatan gawat darurat di rumah saki!.

Oalam pelaksanaan penerapannya di rumah sakit, standar pelayanan keperawatan gawat darurat perlu dilengkapi Standar Prosedur Operasional (SPO) dan pemantauan serta evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan.

(35)

Lampiran 1

B. PERSYARATAN SARANA

Persyaratan fisik bangunan

a. Luas bangunan IGO disesuaikan dengan beban kerja RS denga1 memperhitungkan kemungkinan penang;]nan korban masall bencana, b. Lokasi gedung harus berada dlbagian depan RS, mudah dijangkau oleh masyarakat dengan tanda-tanda \lang jelas dari dalam dan dari luar

Rumah Sakit,

c. Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda denga'l pintu utama (alur masuk kendaraan/pasi セョ@ tidak sama dengan alur keluar) kecuali pada klasifikasi IGO level 1 dan 2

d. Ambulance I kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai dldepan pintu yang areanya terllndul1g dari panas dan hujan (Catatan untuk lantai IGO yan(i tidak sama tlnggi dengan jalan ambulancE harus membuat Ramp),

e. Pintu IGO harus dapat dilalui oleh brancard,

Memiliki area khusus parkir ambulance yang biasa menampung lebih dari 2 ambulance (sesuai dengan bellan RS),

g. Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan tidak ada "cross infe,;tion', dapat menampung korban bencana sesuai dengan kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh pera'Nat kepala jaga,

11. Area dekontamlnasi ditempatkan depan I diluar IGO atau terpisah dengan IGO,

i. Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) bran card, j t.o1empunyai ruangt tunggu untuk keluarga pasien,

1<. Apolik 24 jam tersedia dekat IGO,

(36)

Lampiran 1

SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT A. PRINSIP UMUM

1. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki kemampuan,

2. Pelayanan di IGD RS harus dapat memberikan pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu,

3. Berbagai nama untuk Instalasi I unit Gawat Darurat RS diseragamk3n menjadi Instalasi Gawat Darurat (lGD) , 4. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pad a saat menangani kasus gawat darurat,

5. Korban gawat darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di IGD.

6. Organisasi Instalasi Gawat Darurat (lGD) didasarkan pad a organisasi multidisiplin , dan terintegrasi dengan struktur organisasi fungsional yang terdiri dari unsur pimpinan dan unsur pelaksana . yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien gawat darurat di IGD dengan kewenangan penuh yang di pimpin oleh dokter,

7. Setiap Rumah Sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat darurat minimal sesuai dengan klasifikasinya Klasifikasi Instalasi Gawat Darurat, sebagai berikut:

(37)

i

Lampiran 1

C. PERSYARATAN FASILITAS SARANAIPRASARANA

B dan penunjang yang harus tersedia selain ditentukan oleh levellGD RS , juga oleh jumlah kasus yang ditangani

Sarana Prasarana di IGD mengacu ke Kepmenkes RI Nomor 8561 m・ョォ・セGSkQQxORPPY@ tentang Standar Instalasi Gawat Oarurat (IGO) di rumah Sakit, sebagai berikut:

No KELASIRUANG LEVEL IV LEVEL III LEVEL II LEVELl KETERANGAN

A RUANG TRiASE

• Kit pemeriksaan sederhana + + + + Minimal 2

• Brancard penerimaan pasien + + + + Rasio (Crossesctionaf) • Pembuatan rekam medik

khusus

(perlu dibuatkan form )

• Label (pada saat korban massal)

+

I

+

I I

+

I

+

B RUANG nNDAKAN

1 RUANG RESUSITASI セ@

;

I

a. Peralatan medis

• NA + + + + Minimal 1 setiap nomor

• OPA + + + + Minima l 1 setiap nomor I

I

• Laryngoscope set anak + + + + Minimal 1 setiap nomor I

(38)

·

/I/aso Tra cheal Tube + + + + Minimal 1 setiap nom or

·

I::TT + + + + Minimal 1 setiap nomor

·

.'iuction catheter + + + + Sesuai jumlah TT

·

Tracheostomy tube + + + + Minimal 1 setiap nomor

·

Bag Valve mask (dewasa/anak) + + + + Minimal 1 setiap nomor

·

Canule Oxygen (binasal dan + + + + Minimal 1 setiap nomor

nasal)

·

Oksigen sungkup + + + + Minimal 1 setiap nomor

·

Chest tube + + + + Minimal 1 setiap nomor

·

f<riko / tracheostomy + + + + Minimal 1 setiap nom or

·

Ventilator transport + + +/- Minimal 1

• Vital sign monitor + +

I

+/- - Sesuai jumlah TT

·

Infusion Pump + + +/-

-

2-3 tiap TT

·

Syringe pump + + +/- 2-2 tiap TT

·

Infusion set + + + + Minimal 10

• IV Transparan dressing + + + + Minimal 10

·

IV Needle + + + + Minimal 10

·

EKG + + + + Minimal 1

• Vena sectie + + + + Minimal 1

·

Deflbrilator + + + + M inimal 1

·

Gluko stick + + + + Minimal 1
(39)

Stethoscope

• Termometer

·

Nebulizer

• Oksigen medis/consentrator

·

Warmer • Immobilisation Set

·

Neck collar

+ + + + + + + + + + + + + + + + +1-+ + + + +

-+

Minimal 1

Minimal 1

Minimal 1

Rasio 1 banding 1

n

di IGO Minimal 1

Minimal 1

·

Splint

·

Long spine board

·

Scoopstrecher

• KED (Kendn'ck Extncation Device)

·

Urine bag

·

NGT

·

Wound tOilet set

b. Oba!-oba!an dan Ala! Habis Pakai

·

Cairan koloid

+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

Minimal 1

Mini mal 1

Minimal 1 Minim al 1

Minimal 1 set/IT

Minimal 1 Mini mal 1

Selalu tersedia dalam jumlah yang cukup tanpa harus diresepkan

Selalu tersed ia dalam jumlah

·

Kristaloid

_ L - _ _ _ __ _ - - -

-+ +

- -

(40)

yang cukup tanpa harus diresepkan

• Dektrose + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup tanpa harus diresepkan

• Adrenalin + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup tanpa harus diresepkan

·

SA + + + + Selalu tersedia dalam jumlah I

yang cukup tanpa harus diresepkan

• lidokain 2 % + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup tanpa harus diresepkan

I

·

Dextrose 50 % + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup tanpa harus diresepkan

i

• Aminophilin + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup tanpa harus diresepkan

(41)

yang cukup tanpa harus diresepkan

• Amiodaron dan Inotropik + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup tanpa harus diresepkan

·

Manitol + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup tanpa harus diresepkan

·

Furosemide + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup tanpa harus diresepkan

2 RUANG TINDAKAN BEDAH

,

Alatmedis

·

Meja operasi Min 3 Min 1 Min 1 Min 1

• Dressing set 10 10 10 10

• Infusion set 10 10 10 10

• IV Transparan dressing 20 20 20 20

·

IV Needle 10 10 10 10

·

Vena sectie set 1 1 1

-I

·

Thoracosintesis set 1 1 1

Metalcouter 1 1 1

1

(42)

-• Film viewer 1 1 1

-• Tiang infus 6 6 2 2

• Lampu operasi 3 3 1 1

·

Stethoscope 1 1 1 1

• Suction 1 1 1 1

• Bidai 1 1 1 1

·

Splint 1 1 1 1

• Analgetika + + + +

Selalu lersedia dalam jumlah

• Antiseptik + + + +

yang cukup lanpa harus

·

Lidokain 2 % +

..

+ + diresepkan

• Wound dressing + + +

..

• ATS + + +

..

• ABU +

..

+ +

• Anti Rabies + + + +

• Benang jarum + + + +

• APD: apron, masker, sarung

..

+ + +

langan, kacamatalgoogle

I

3 RUANG ョセdakan@ MEDIK ' .

I

..

a. Peralalan Medis

·

Gastric lavage set Min 1 Min 1 Min 1 Min 1
(43)

• Kursi periksa Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Irigator pemeriksaan Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Oksigen medis Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• NGT Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Syringe pump Min 2 Min 2 Min 2

Infusion pump Min 2 Min 2 Min 2

Infusion set Min 10 Min 10 Min 10 Min 10

• IV Transparan dressing Min 10 Min 10 Min 10 Min 10

·

IV Needle Min 10 Min 10 Min 10 Min 10

• Jarum spinal Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

·

Lampu kepala Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Bronchoscopy Min 1

Optha/moscc5py Min 1 Min 1 -

Otoscope set M in 1 Min 1 Min 1 Min 1

·

Slit lamp Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Tiang infus Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Tempat tidur Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Film viewer Min 1 Min 1 Min 1 Min 1 b. Obal-obat. bahan medis habis pakai

• Koloid + + + +

• Kristaloid + + +

1

_ _ _+

J

(44)

-.1

• Dextrose + + + +

I

• Adrenalin + + + +

• SA + + + + Selalu tersedia dalam jumlah I

·

Kortikosteroid + + + + yang cukup dan tidak harus

• lidokain + + + + diresepkan

• Aminophilinlbeta 2 blocker + + + +

·

Pethidine + + + +

• Morphin + + + +

• Anti contulsion + + + +

·

Dopamin + + + +

• Dobutamin + + + +

• ATS + + + +

• T rombolitikl fibrinolitik + + + +

I

• APD + + + + I

·

Monito/ + + + +

• Furosemid + + + +

4 RUANG'TINDAKAN BAYI DAN <,

.

. ANAK

.

, ,

a. Peralatan Medis

• Inkubator 1 1 1 1

(45)

• IT 1 1 1 1

• Film Viewer 1 1 1 1

• Suction 1 1 1 1

• Oksigen 1 1 1 1

b. Obat-obatan , Bahan Medis Habis Pakai

• Stesolid + +

I

+ + Selalu tersedia dalam jumlah

! yang cukup dan tidak harus diresepkan

• Infusion set-Mikrodt ip set + + + +

• IV Transparan dressing + + + +

• IV Needle + + + +

• Intra osseus set + + + +

5 RUANG TINDAKAN KEBIDANAN

.

,

,

a. Peralatan Medis

• Kuret set Min 1 Min Min 11 Min 11

1/gabung gabung gabung

• Partus set Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Suction bayi Min 1 Min 1 Min 1 Min 1

• Meja Gynekologi Min 1 Min 11 Min 11 Min 11

gabung gabung gabung

(46)

gabung gabung Gabung

·

Vacum set Min 1 Min 11 Min 11 Min 11 gabung gabung Gabung

• Forceps set Min 1 Min 11 Min 11 Min 11 gabung gabung Gabung

• eTG Min 1 Min 11 Min 11 Min 11

gabung gabung Gabung i

• Resusitasi set Min 1 Min 11 Min 11 Min 11 gabung gabung Gabung

• Doppler Min 1 Min 11 Min 11 Min 11 gabung Qabung Gabung

• Suction bayi baru lahir Min 1- Min 11 Min 11 Min 11

i

gabung gabung Gabung

• Leannec Min 1 Min 11 Min 11 Min 11

gabung gabung Gabung • Tiang infuse Min 1 Min 11 Min 11 Min 11

gabung aabuna Gabuna

• n

Min 1 Min 11 Min 11 Min 11

gabung gabunQ Gabung

• Film viewer Min 1 Min 11 Min 11 Min 11 I

gabung gabung Gabung b. Obat-obatan

• Uterotonika + + + + Selalu tersedia dalam jumlah

yang cukup dan tidak harus diresepkan

(47)

6 RUANG OPERASI (PERSIAPAN - . 1 ,

'.

DAN

KAMAR OPERASI) ..セ@

.

セN@ セ@ ? '

.• --a. Ruang Persiapan

·

Ruang ganti II Tindakanloperasi yang

• Brancard + + +/-

-

dilakukan terutama untuk

• Oksigen + + +/-

-

keadaan cito, bukan elektif

·

Suction + + +/-

-• Linen + + +/-

-a. Kamar operasi

• Meja operasi Min 1 Min 1 Min 1

-

Tindakanl operasi yang • Mesin anesthesi Min 1 Min 1 Min 1

-

dilakukan terutama untuk • Alai regional anesthesi Min 1 Min 1 Min 1

-

keadaan cito, bukan elektif

·

Lampu (mobilelslatis) Min 1 Min 1 Min 1

-• Pulse oxymetri Min 1 Min 1 Min 1

• Vital sign monitor Min 1 Min 1 Min 1

-• Meja instrumen Min 1 Min 1 Min 1

• Suction Min 1 Min 1 Min 1 • C-arm Min 1 Min 1

-• Film viewer Min 1 Min 1 Min 1

(48)

-• Laparatomy set Min 1 Min 1 Min 1

-• Appendictomy set Min 1 Min 1 Min 1

Sectiocaesaria set Min 1 Min 1 Min 1

Set bedah anak Min 1 Min 1

Vascular set Min 1 Min 1

-

-• Torakosintesis set Min 1 Min 1 -

Neurosurgery set Min 1 Min 1

-

Set orthopaedik Min 1 Min 1

-

Set urologi emergensi Min 1 Min 1

-

Set bedah plastik emergensi Min 1 Min 1

-• Laparascopy set Min 1 Min 1

-

Endoscopy surgery Min 1 Min 1

-

Laryngoscope Min 1 Min 1 Min 1

BVM Min 1 Min 1 Min 1

Defibrilator Min

1

Min 1 Min 1

-b. Recovery Room

• Infuse pump Min 2 Min 2 Min2 Tindakan yang dilakukan

Syringe pump Min 2 Min 2 Min 2 terutama untuk cito bukan ,

I

• Bed side monitor Min 1 Min 1 Min 1 elektif

i

·

Suction Min 1 Min 1 Min 1

• Tiang infus Min 1 Min 1 Min 1

(49)

-• Infus set Min 1 Min 1 Min 1

• IV Transparan dressing M in 2 Min 2 Min 2

• IV Needle Min 2 Min 2 Min 2

• Oxygen line Min 1 Min 1 Min 1

C RUANG PENUNJANG MEDIS

1 Ruang Radiologi

• X Ray mobile ·Min 1 Min 1 Min 1 +/- Bisa digabungltersendiri dan

• USG mobile Min 1 Min 1 - dapat diakses 24 jam

• Apron timbal Min 2 Min 2 Min 2

-• CT Scan Min 1 Min 1 -

-

,

• MRI Tersedia1

-

-

-• Automatic film processor Min 1 Min 1 Min 1

• Film viewer Min 1 Min 1 Min 1 2 Ruang Laboratorium

I

Lab. Standar

• Lab. Rutin + + + + Bisa digabung/tersendiri dan

• Elektrolit + + + + dapat diakses 24 jam

• Kimia + + + +

• AGO + +

,

+/-

-• CKMB Uantung) +

(50)

3 Bank Darah (BDRS) + +/bisa gabung

+/bisa gabung

+/bisa gabung

Dapat diakses 24 jam

·

BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)

+ + + +

4 Ruang Sterilisasi

• Basah + + + + Minimal 1

• Autoclave + + + + Minimal 1

5 Gas Medis : N20

• Tabung gas + + + +

·

Sentral + - + +/-

+/-0 RUANGPENUNJANG NON MEDIS

-

. ".

..

1 Alai Komunikasi Internal

• Fix + + + +

• Mobile + +/-

-

-• Radio medik + + +/-

+/-2 Alat komunikasi eksternal

• Fix + + + +

• Radio medik + + + +

·

Mobile + +/- +/-

+/-3 Ala! rumah tangga (Tersedia)

4

'---Alai Administrasi

(51)

--.; + + +

"+'

+ + + +

+ + + + +

+ + + + +

セ@:::l

a. E 0

U

S

c

iii

Q) :::;

5 C

«l .><

n; <i:

iii

]j

:::l Q) :::;

.'!!

3

c «l a. «l

(52)

Lamp;ran 2

KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN OIIGD

Penentuan jumlah tenaga kerja keperawatan di IGO disesuaikan dengan kondisi at au Peran

& Fungsi Perawat dan kelas IGO tersebut. Jika IGO mempunyai Ruang Observasi Intermedate (kelas III dan IV) perlu dipertimbangkan tambahan jumlah perawat seperti rawat inap, jika tidak mempunyai ruang intermediet dapat digunakan acuan sebagai berikut:

Dasar perhitungan tenaga gawat darurat . a. Rata-rata jumlah pasien per hari, b. Jumlah jam perawatan per hari, c. Jam efektif perawat per hari.

Untuk perhitungan jumlah tenaga tsb perlu ditambah faktor koreksi hari libur / cuti / hari besar ( loss day)

A. Rumus I Loss day =

Jml Hari Minggu Olm 1 Tahun + Cuti + Hari Besar X Jml Perawal Yg Jumlah Hari Kerja Elektif Tersedia

Kelerangan :

Jml hari minggu dim 1 lahun = 52 hari Culi dim 1 tahun = 12 hari

Hari besar dim 1 tahun = 14 hari

Jml hari kerja efektif dim 1 tahun = 286 hari

52 + 12 + 14 = 78 hari

(53)

Lampiran 2 Cara MenghilUng Kebuluhan Tenaga Perawal Gawal Darural :

Rata - rata jumlah pasien perharl x jumlah jam perawatan perhari

Jam efek tif perhari

+ Loss day

Keterangan :

Rata-rata jumlah pasien I hari = 50 Jumlah jam perawatan = 4 jam Jam efektif I hari = 7 jam

Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGO :

50 x 4 = 29 Orang + Loss Day

7

( 78 x 29)

286

= 29 Orang + 8 Orang = 37 Orang

B. Rumus II ( FORMULA PPNI )

Jam perawatan x 52 minggu x 7 hari x jumlah kunjungan I hari

41 minggu efekti! x 40 jam minggu

Contoh:

Jum lah kunjungan I bulan : 1.994 Rata-rata kunjungan I hari : 65

Rata-rata Jam perawatan : misalnya 2.5 jam

Kebutuhan tenaga = 2.5 x 52 x 7 x 65

41 x 40 = 36 perawat

(54)

lampiran 2

C. Rumus III (VASLIS IlVAS)

TP = D X 365

255

x

jam kerja I hari

Keterangan

TP

=

Tenaga Perawat

o

=

Jam Keperawatan

365 = jumlah hari dalam satu tahun

255 = hari kerja efektif perawat / tahun jam kerja / hari セ@ 7jam / hari

Untuk mendapatkan nilai 0 , harus dilakukan penelitian tentang waktu perawat dalam memberikan asuhan kepada pasien dari masing-masing klasifikasi pasien.

Rumus unluk mendapatkan nilai 0 :

o

= { (A1 x jum as/hr) + (A2 x jum os/hr) + (A3x jum aslhr) + (3shiftlhr x adm tm) )

Keterangan :

A1 = waktu keperawatan pasien gawat darurat A2 = waktu keperawatan kasus mendesak A3 = waktu keperawatan kasus tidak mendesak

Adm time = waktu administrasi yang dibutuhkan unluk penggantian shift selama 45 menit

D. Rumus IV (V ASLIS IL VAS)

Rasia perawat : pasien - IGO Kelas IV = 1 : 5 IGO Kelas "' = 1 : 7,5 IGO Kelas II セ@ 1 : 10 IGO Kelas I = 1 : 15 Perhilungan tenaga perawat menurut rasia

(55)

Lampiran 2 Calalan:

Jumlah perawat disesuaikan dengan banyaknya kunjungan pada waktu tertentu, misalnya pada shift sore jam 16.00- 18.00 diperlukan jumlah perawat yang lebih ban yak (fleksibel ), atau ada kebijakan on call atau pengaturan oleh duty manager dalam penambahan lenaga pad a saat kunjungan tinggi I banyak, memberdayakan mahasiswa sesuai dengan kompetensinya . Jumtah minimum perawat disesuaikan variasi kunjungan

E. Rumus V : Kebuluhan Tenaga Perawat (Teori Formula Gillies D.A)

Tenaga perawat (TP) = A X B X 365

-:-(3"'6=-=5:----::"C.,..)"'X-cJ-a-m-:k-e-Crj-a-:-/7'"hari

= 5 jam x 28 pas ien x 365 hr (365 hr - 140 hr ) x 8 jam

51100 1800

28.388 perawat = 28 perawat

Keterangan .

A = Jam perawatan 124 jam _ _ Nursing Time (5 jam)

(56)

Lamplran 2

F. Rumus VI ; Perhitungan Ketenagaan IGD Menurul WEISN WAKTU DAN HARI KERJA

PERAWAT

Hr kerla 365·52 = 313 hari Culi Ihnan 12 hari Diklat 6 hari Libur nas 14 hari Ketidakhadiran 6 hari 275 hari/th Waktu kerja 275x6,67=1834 jam/ th

KATEGORI LAMANYA PELAYANAN

F 30menit G 120menit D 150 menit GD 210 menit

I

GD+observasi 390 menit

BEBAN KERJA

Waktu yg tersedia : waktu pelayanan F "' (1834x60} :30 =3668 G = 917

o

= 733,6

I

GD c52'

GDO = 282, 15

JUMLAH PASIENITHN

F = 863 G = 7763

o

=11420 GD 1306 GDO= 204

KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

Jumlah pasien : beban kerja F = 0,24

G = 8,47

0 = 15,57 GD 2,49

I

GOO= 0,72
(57)

Lampiran 3 KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI PERAWAT IGD

A. Perawal Pelaksana

Kualifikasi .

Pendidikan 03 keperawatan dengan pengalaman klinik dua (2) tahun Ners dengan pengalaman klinik 1 tahun di Rumah Sakit dan sudah tersertifikasi Emergency nursing

basic 2

Kompetensi yang harus dimiliki:

1. Mampu menguasai basic assessment primary survey dan secondary survey. 2. Mampu memahami triase dan re lriase,

3. Mampu memberikan asuhan keperawatan kegawatdaruratan; pengkajian,diagnosa, perencanaan , memberikan tindakan keperawatan, evaluasi dan tindak lanjut. 4. Mampu melakukan tindakan keperawatan : fife saving anlara lain resusitasi dengan

atau tanpa alat, slabilisasi , 5. Mampu memahami terapi defin ilif, 6. Mampu menerapkan aspek elik dan legal,

7. Mampu melakukan komunikasi lerapeutik kepada pasien/ keluarga, 8. Mampu bekerjasama didalam tim ,

9. Mampu melakukan pendokumentasian / pencatatan dan pelaporan.

B. Kelua Tim (Penanggung Jawab Shift)

Seorang perawal yang bertanggung jawab dan berwenang terhadap lenaga pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di gawat darurat, yang bertanggung jawab kepada kepala ruangan IGO

Kualifikasi Ketua Tim IGO Level III dan IV:

1. 03 keperawatan dengan pengalaman lima (5) tahun di IGO dan sudah tersertifikasi

emergency nursing basic 2 dan pelatihan gawat darurat advance lainnya,

2. Ners dengan pengalaman tiga (3) tahun di IGO dan sudah memiliki sertifikat

emergency nursing basic 2 dan pelatihan gawat darurat advance lainnya,

3. S2 keperawatan dengan pengalaman satu (1) tahun di IGO dan sudah tersertifikasi

(58)

Lampiran 3

Kompelensi yang harus dimiliki :

1. Memiliki kemampuan sebagai perawal pelaksana, 2. Mampu mengelola pelayanan asuhan keperawalan, 3. Mampu menjaga mulu asuhan keperawalan

Kualifikasi Kelua Tim IGO Level I dan II

1. 03 keperawalan dengan pengalaman kerja dua (2) lahun di IGO dan sudah memiliki sertifikal emergency nursing basic 2,

2. Ners dengan pengalaman kerja salu (1) lahun di IGO dan sudah memiliki sertilikal

emergency nursing basic 2

Kompelensi yang harus dim iliki:

1. Memiliki kemampuan sebagai perawal pelaksana, 2. Mampu mengelola pelayanan asuhan keperawalan, 3. Mampu menjaga mulu asuhan keperawalan, 4. Mampu melakukan Iriase.

C. Perawal Kepala Ruangan :

Perawal profesional yang berlanggung jawab dan berwenang dalam mengelola pelayanan keperawalan di inslalasi gawal darural dan secara operasional berlanggung jawab kepada kepala IGO.

Kualilikasi Kepala Ruangan IGO level III dan IV

Minimal Ners, pengalaman sebagai perawal pelaksana liga (3) lahun di IGO, pengalaman menjadi kelua lim dua (2) tahun dan sudah memiliki sertifikal emergency

nursing basic 2 dan pelatihan gawat darural advance la innya serta pelalihan manajemen .

Kompetensi yang harus dimiliki dan dibuktikan dengan sertifikal : 1. Memiliki kemampuan sebagai kelua tim ,

2. Mampu menjamin lersedianya lenaga keperawatan yang kompelen di rumah sakil, 3. Mampu mengorganisasi dan mengkoordinasi semua kegialan keperawalan gawal

darural dan bencana,

(59)
(60)

Lampiran 4 OAFTAR SPO KLINIS PELAYANAN KEPERAWATAN

GAWAT OARURAT 01 RUMAH SAKIT A. SPO Tindakan mandiri

1. Triase dan re·triase, 2. Pemasangan OPA, NPA,

3. Penatalaksanaan henti jantung : BHD, 4. Mencuci tangan,

5 . Penatataksanaan dekontaminasi, 6. Penatalaksanaan isolas i, 7. Perawatan luka,

8. Penatalaksanaan perdarahan,

9. Penatalaksanaan pembidaian dan pembalutan, 10. Evakuasi, transportasi,

11. Keamanan dan kenyamanan,

12. Monitoring kebutuhan cairan dan elektrolit (keseimbangan cairan), 13. Pemasangan bedside monitor,

14. Penyiapan alat dan bahan steril ;

15. Discharge planning,

16. Penanganan pasien melahirkan di IGD,

17. 10 kasus gawat darurat yang menyebabkan kematian .

B. SPO Kolaborasi

1. Penatataksanaan lanjut pada henti jantung : BHL, 2. Pemberian oksigen,

3. Obat injeksi Pemberian dopamine, dobutam in, nor ephineprine, digoxin, GaGI , Ga gluconas, heparin, isoprenalin, NaBic,

4. Pemberian streptase / streptokinase, 5. Menjahit luka,

6. Pemasangan ventilator, 7. Intubasi,

8. Defibrilasi, 9. Inhalasi,

(61)

12. Pemasangan kateter vena senlral, 13. Pencabutan kateter vena sentral, 14 . Pemasangan dower kateter,

(62)

Lamplran 5 OAFTAR SPO MANAJERIAL PELAYANAN KEPERAWATAN

GAWAT OARURAT 01 RUMAH SAKIT

1. Alur pasien di IGO, 2. Jadwal dinas perawat , 3. Presensi perawat, 4. Ronde perawatan,

5. Uraian tugas I job description perawat di IGO, 6. Supervisi pelayanan keperawatan gawat darurat,

7. Monitoring dan evaluasi pelayanan keperawatan gawat darurat, 8. On duty nurse,

9. Rencana pengembangan stal berkelanjutan,

10. Mekanisme I alur permintaan , penggunaan dan pemeliharaan peralatan serta

logistik,

11 . Sistem manajemen bencana internal dan eksternal ,

12. Kebij ak an pendelegasian kewenangan melakukan tindakan medik yang bukan lile saving ,

13. Orientasi perawat baru , 14. Penghitungan kebutuhan tenaga , 15. Struktur organisasi dan tata kerja, 16. Sistem rujukan ,

17. Pembinaan stal, 18. Reward dan punishment , 19. Pelaporan ,

20. Sistem peiayanan keperawatan di IGD,

21. Sistem inlormasi,

22. Maintenance obat-obat li fe saving dan Emergency trolley, 23. Penanganan pasien pulang paksa,

24. Pemberian cuti sakit,

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan hasil rerata waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan Johnson Pascal test pada kelompok anemia adalah 194,89 detik dan 163,99 detik yang diperlukan

Selain bekisting,, hal lain yang harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan hal lain yang harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan

17 Kecamatan sambungmacan paling banyak digunakan untuk istirahat pengemudi dan awak truk, karena merupakan wilayah paling timur dari kabupaten Sragen yang berbatasan langsung

spesifik identitas transnasional 26. Selanjutnya Cronin menyebutkan tiga elemen penting di dalam pembangunan Security Community, yakni: 1) identitas transnasional; 2) persepsi

Shighat akad (ijab dan qobul) merupakan ungkapan yang mencerminkan kehendak masing-masing pihak, jadi substansi dari kehendak berakad adalah al-ridha (rela). Salah

Padahal keberadaan BP4 ini merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dengan sistem perkawinan yang sejak dahulu sudah menjadi urusan pemerintah melalui

Informasi mengenai penggunaan air perasan jeruk nipis sebagai acidifier untuk mengubah profil lemak pada ayam pedaging masih kurang sehingga dilakukan penelitian

“Ramalan ( forecast ) bukan merupakan rencana; melinkan suatu pernyataan dan atau penaksiran terukur dari keadaan di masa dating tentang pokok tertentu (misalnya