• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG MIGRASI TENAGA KERJA DAN PERANNYA BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL (Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG MIGRASI TENAGA KERJA DAN PERANNYA BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL (Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Fenomena migrasi sangat mewarnai di beberapa negara berkembang, termasuk di berbagai daerah di Indonesia, terutama dalam konteks, dimana banyak tenaga kerja yang berasal dari daerah pedesaan mengalir ke daerah perkotaan. Proses migrasi yang berlangsung dalam suatu negara (internal migration) dianggap sebagai proeses alamiah yang akan menyalurkan surplus tenaga kerja di daerah-daerah ke sektor industri modern di kota-kota yang daya serapnya lebih tinggi, walaupun pada kenyataannya arus perpindahan tenaga kerja dari daerah pedesaan ke perkotaan tersebut telah melampaui tingkat penciptaan lapangan kerja, sehingga migrasi yang terjadi jauh melampaui daya serap sektor industri dan jasa di daerah perkotaan (Todaro, 1998).

(2)

Fenomena migrasi yang berlangsung dalam suatu negara (internal migration) banyak terlihat di berbagai wilayah Indonesia (interprovincial) (Prasetyo, 1995; Tommy, 1994). Salah satu daerah yang mencerminkan adanya fenomena migrasi antar daerah (interprovincial migration) diperlihatkan oleh tenaga kerja asal Wonogiri. Kabupaten Wonogiri merupakan salah

satu Jawa Tengah di Indonesia yang mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan mobilitas (boro) ke luar daerah. Lebih kurang 121 ribu penduduk Kabupaten Wonogiri (dari masing-masing kecamatan) yang melakukan aktivitas tersebut (gambar 1.1) (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Bappeda Kab. Wonogiri tahun 2006).

Dibandingkan dengan total jumlah penduduk kabupaten Wonogiri yang berjumlah 1.127.907 (Dinas Kependudukan, 2006), jumlah penduduk yang melakukan mobilitas ke luar daerah (boro) lebih kurang 10%-nya. Hal ini menunjukkan bahwa Wonogiri merupakan daerah yang potensial sebagai asal migran. Secara tidak langsung, kondisi di atas dapat menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh tenaga kerja asal Wonogiri. Rata-rata pertumbuhan angkatan kerja Kabupaten Wonogiri sebesar 10,9% (Jateng dalam angka, BPS Jateng, berbagai tahun), sedangkan rata-rata pertumbuhan penyerapan tenaga kerja dibawah 1% (BPS Kabupaten Wonogiri, berbagai tahun). Kenyataan inilah yang kemudian memicu fenomena mobilitas tenaga keja Wonogiri ke luar daerah, terutama ke kota-kota besar yang dianggap memberikan harapan pendapatan yang lebih baik. Selain itu kondisi lahan pertanian yang kurang subur juga termasuk faktor mendorong mereka untuk ’boro’ walaupun hal ini bukan menjadi faktor utama.

(3)
(4)

Tabel 1.1

Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Kabupaten Wonogiri

NO KECAMATAN LAHAN BASAH(ha) LAHANKERING (ha) LUAS TOTAL (ha)

1 SELOGIRI 1908.00 3109.98 5017.98

2 WONOGIRI 1276.00 7016.36 8292.36

3 NGADIROJO 2256.00 7069.56 9325.56

4 NGUNTORONADI 562.00 7478.52 8040.52

5 GIRIMARTO 1221.00 5015.68 6236.68

11 PURWANTORO 1020.00 4932.78 5952.78

12 KISMANTORO 933.00 6053.11 6986.11

13 BULUKERTO 1028.00 3023.85 4051.85

14 POHPELEM 311.00 2850.54 3161.54

15 EROMOKO 2677.00 9358.86 12035.86

16 PRACIMANTORO 1851.00 12363.32 14214.32

17 MANYARAN 361.00 7803.44 8164.44

JUMLAH 30697.00 151737.02 182434.02 Sumber: Dinas Pertanian, 2006

(5)

Secara implisit, data dalam tabel tersebut menunjukkan kondisi lahan subur atau kurang subur per kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Menurut data dari Dinas Pertanian, potensi lahan produktif (subur/basah) di Kabupaten Wonogiri hanya 30.697 ha. Sedangkan potensi lahan kering (kurang subur) mencapai 151.737,02 ha

Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian terdahulu yang meneliti tentang migrasi penduduk dengan subyek penelitian di daerah Kabupaten Wonogiri. Dalam penelitian terdahulu (tahun pertama) disimpulkan bahwa pola migrasi penduduk (para migran) di Wonogiri dengan tujuan Jakarta cenderung bersifat sirkuler, yaitu mereka lebih suka tidak menetap secara permanen. Selain itu peran remitance sangat berarti bagi para migran dan keluarganya, baik di daerah rantau maupun di daerah asal. Pada rencana penelitian yang kami ajukan dalam tahun kedua hibah pekerti ini, akan dikembangkan secara kualitatif mengenai peran sosial-ekonomi dan alternatif strategi kewirausahaan dari para migran asal Wonogiri. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa selain peran remitance yang dihasilkan dari aktivitas ‘boro’ baik pribadi maupun bagi desa asal, juga untuk menggali potensi sosial dari para migran dalam rangka pembangunan atau kemajuan desanya. Obyek penelitian difokuskan pada daerah ‘kantong migran’, yaitu daerah (kecamatan/desa) yang banyak perantau. Responden yang menjadi sampel

terbagi menjadi 2 yaitu: pertama, adalah mereka yang melakukan aktivitas ‘boro’ dan bekerja di luar daerah Wonogiri, baik di beberapa kota di Jawa maupun di luar Jawa. Kedua, adalah keyperson (tokoh desa setempat) dan pernah merantau, sehingga mengetahui permasalahan-permasalahan tentang perantauan.

Berdasarkan penelitian terdahulu, para migran (tenaga kerja yang boro dan bekerja di luar daerah Wonogiri) lebih bersifat ‘sirkuler’, yaitu lebih cenderung tidak menetap atau tidak

(6)

mereka pulang ke desa dalam setahun tergantug keperluannya). Fenomena yang kami tangkap adalah diantara mereka yang boro tersebut, ada yang tidak mempunyai ketrampilan apapun, jadi hanya sekedar diajak teman atau berdasar pengalaman ‘seniornya’.

Kami sebagai TPP telah mendapat rekomendasi dari TPM untuk melaksanakan penelitian ini secara bersama-sama. Pada penelitian tahun kedua ini, kami TPP banyak diberi kesempatan oleh TPM untuk terjun di lapangan, dengan tetap dipantau oleh TPM. Penelitian ini akan meneliti lebih mendalam mengenai dampak sosial-ekonomi melalui peningkatan kualitas kewirausahaan tenaga kerja. Sebagai referensi, TPP merujuk penelitian yang telah dilakukan TPM mengenai peningkatan kualitas tenaga kerja sebagai tenaga kerja di luar negeri (TKI). Penelitian bersama ini akan dilaksanakan dengan pertimbangan terdapat kesamaan tentang topik penelitian, yaitu mengenai perpindahan penduduk (migrasi). Diharapkan dari hasil penelitian bersama ini akan diperoleh embrio kebijakan yang diperlukan untuk memfasilitasi antara daerah asal migran dengan kota tujuan migran. Selain itu diharapkan akan memberikan solusi, terutama bagi pemerintah daerah asal migran, yaitu Kab.Wonogiri dalam mengembangkan kualitas kewirausahaan dari para migran yang melakukan migrasi ke berbagai daerah tujuan..

2. Perumusan Masalah

(7)

Berdasarkan berbagai potensi dan masalah dalam perpindahan penduduk (tenaga kerja) sebagaimana tinjauan di atas, rumusan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana peran para migran terhadap kondisi makroekonomi di daerah asal? b. Strategi kewirausahaan apa saja yang dapat dikembangkan tenaga kerja asal

Wonogiri di daerah tujuan dan hambatan bagaimana peningkatan ketrampilan untuk mendukung kualitas kewirausahaan tersebut ?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengembangkan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam konteks pendalaman materi, yaitu :

a. Untuk mengetahui dan menganalisa peran aktifitas migrasi para migran asal Wonogiri terhadap kondisi makroekonomi daerah asal.

b. Untuk mengidentifikasi alternatif strategi kewirausahaan yang dapat dikembangkan para migran di daerah tujuan dan strategi peningkatan ketrampilan untuk mendukung kewirausahaan tersebut.

Penelitian ini menjadi sangat penting karena selama ini belum ada data signifikan mengenai strategi pengembangan desa melalui potensi migran, terutama dari sisi kewirausahaannya. Hal ini sangat diperlukan untuk peningkatan kualitas para migran di perantauan dan peran mereka terhadap daerah asalnya. Apabila mereka merantau dengan dibekali ketrampilan sebelumnya, tentunya akan memberikan dampak yang lebih baik bagi daerah asalnya.

(8)

Berdasarkan proposal yang telah disusun, target/indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari keseluruhan rangkaian penelitian (tahun I dan II) adalah bahwa keluaran yang dihasilkan mampu :

1. Disusun menjadi artikel yang diterbitkan pada jurnal (nasional/internasional) dan panduan bagi para migran/calon migran mengenai peningkatan kualitas kewirausahaan, dan diseminasi hasil penelitian dengan pihak Litbang/Bappeda sebagai lembaga pemegang kebijakan daerah di lingkungan pemda.

2. Harapan kedepannya hasil penelitian tersebut menjadi panduan yang secara resmi direkomendasi oleh pihak kantor Ketenagakerjan setempat dan Catatan Sipil serta pihak terkait (Litbang/Bappeda) yang berisi petunjuk praktis mengenai saran dan petunjuk dimana para calon tenaga kerja (migran) dapat memperoleh pembelajaran dan pendidikan ketrampilan sebagai wujud kesiapan dalam berwirausaha di daerah tujuan.

3. Tersusunnya buku atau bahan ajar atau modul mengenai masalah migrasi internal dan diseminasi publikasi ilmiah. Buku tersebut diharapkan dapat diterbitkan (ber-ISBN), sebagai bahan ajar. Penyebar luasan terutama ditujukan kepada para akademisi seperti dosen, mahasiswa dan peneliti.

Adapun target awal keberhasilan dari penelitian ini adalah :

(9)

2. Pelaksanaan diseminasi dengan pihak Litbang Wonogiri (surat keterangan dari Litbang Kab.Wonogiri menyusul)

5. Metode Penelitian Secara Umum

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode survey lapangan untuk mengetahui kondidi kantong para migran. Pada masing-masing tahapan akan digunakan teknik tertentu yang sesuai dengan tujuan. Secara umum metode yang dilakukan dalam penelitian tahun kedua ini adalah sebagai berikut :

Pendekatan penelitian tahap II ini lebih banyak didasarkan pada pendekatan kualitatif, dimana penulusuran data yang diperoleh melalui hasil pendekatan wawancara dan quesiner yang disebar secara langsung dianalisis secara diskriptif oleh tim peneliti. Hasil analisis penelitian ini didasarkan atas data informasi responden dan keyperson. Data informasi responden dilakukan dengan cara wawancara terstruktur dengan quesioner, baik kepada responden secara langsung atau melalui keluarganya apabila yang bersangkutan tidak bisa ditemui karena masih di perantauan. Adapun informasi keyperson dilakukan dengan cara menenui tokoh, baik kepala desa atau ketua RT setempat yang diasumsikan dapat memberikan informasi akurat terhadap permasalahan migrasi dari warganya. Keyperson tersebut juga pernah atau masih aktif merantau.

Seluruh rangkaian penelitian tahun kedua ini direncanakan berjalan dalam 10 bulan, dimulai bulan Maret sampai dengan Desember 2009. Kegiatan penelitian dilakukan secara bersama-sama antara TPP dan TPM dengan alokasi waktu dan beban kerja sesuai dengan tanggung jawab dan bidang keahlian masing-masing. Metode penelitian secara lebih detail dapat dilihat pada Bab IV.

(10)

Laporan penelitian dini terdiri dari 6 bab ditambah 1 bagian berisi proposal penelitian lanjutan (untuk tahun II), dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, luaran dan target keberhasilan, serta metoda penelitian secara umum.

Bab II berisi tujuan, manfaat penelitian tahun pertama. Bab III berisi Kerangka teori dan tinjauan pustaka. Bab IV berisi metode penelitian tahun pertama.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Asep Djadja Saefullah. 1994. Mobilitas Penduduk dan Perubahan di Pedesaan, Jurnal Prisma No.7 Juli 1994.

_________, 2006. Wonogiri Dalam Angka. Pemda Wonogiri dan BPS Wonogiri. _________, 2006. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Wonogiri. Bappeda

dan BPS Kabupaten Wonogiri.

_________, 2006. Data Kependudukan Tahun 2006. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Wonogiri.

_________, 2006. Data Tata Guna Lahan Pertanian Kabupaten Wonogiri. Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri.

Bandiono, S dan Alihar, F. 1999. Tinjauan Penelitian Migrasi Internasional di Indonesia, Bandung: Penerbit Alumni.

Borjas, G. 1990. The Intergenerational Mobility of Immigrants. University of Chicago, Departemen of Economics.

De Jong. 1986. Incorporating Husband-Wife Differences in Place Utility Diferentials Into Migration Decision Models, Population and Enviroment, 8 (1 & 2). Djamba, Y, Alice and Sidney. 1999. Permanent and Temporary Migration in Vietnam

during a period of Economic Change, Asia-pasific Population Journal, Vol.14, No.3, September 1999.

Djamba, Yanyi K. 2001. Gender Differences in Motivations and Intentions for Move: Ethiopia and South Africa Compared. Paper presented in International Colloqium Gender, Population and Development in Africa, Abijan, 16-21 Juli 2001.

Emerson, R.D. 1989. Migratory Labor and Agriculture. American Journal of Agricultural Economics. Vol. 71. No. 3. August 1989

Frederickson 1992. Permanent versus Temporary Rural Migrants in Riyadh, a Logit Analysis of Their Intentions of Future Mobility, GeoJournal, 26 (3).

(12)

Gujarati, D. 1998. Basic Econometrics, 3rd edition, International Edition, Singapore: McGraw-Hill.

Hossain, M.Z. 2001. Rural-Urban Migration in Bangladesh: A Micro-Level Study, Research Presentation in The Brazil IUSSP Conference, August 20-24, 2001. Hugo, G.J.,1978. Population , Mobility in West Java. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Hugo, G. . 1977. Circular Migration. Bulletin of Indonesian Economic Studies. Vol XIII, No. 3 November 1977. Australian National University Canbera.

Kandel, W & Grace Kao. 2001. The Impact of Temporary Labor Migration on Mexican

Children’s Educational Aspiration and Performance, International Migration Review, Vol 11 No 2, 2001.

Keban, Yeremias T. 1994. Studi Niat Bermigrasi di Tiga Kota: Determinan dan Intervensi Kebijaksanaan, Jurnal Prisma No.7 Juli 1994.

Kenan, J & Walker. 2002. The Effect of Expected Income Individual Migration Decisions, article publication, Dept. of Economics, University of Wisconsin, 1180 Observatory Drive, Madison.

Lam, Kit-Chun. 2001. Interaction Between Economic and Political Factors In the MigrationDecision,www.hiebs.hku.hk/working_papers_updates/pdf/wp102 8.pdf.

Lee, E.S. 1992. Teori Migrasi (Terjemahan), Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada.

Liao, P.S. 2000, The Effect of Community Attachment and Quality of Life on Migration Intention: A Comparison of Taiwanese and Pennsylvania Rural Communities, article publication, Dept. of Agricultural Economics and Rural Sociology, Pennsylvania State University.

Mantra. 1992. Mobilitas Penduduk Sirkuler Dari Desa ke Kota di Indonesia, Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada.

Mantra. 2000. Demografi Umum. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(13)

Miles, M.B and A.Michael Huberman,. 2007. Qualitative Data Analysis. UII Press, 2007.

Mincer, J., 1978. Family Migration Decisions. Journal of Political Economy 86. 1978. hal 749-773.

Oishi, N. 2002. Gender and Migration: An Integrative Approach, Working Paper No. 49 March, 2002.

Prasetyo Soepono. 1995. Studies On Interprovincial Migration in Indonesia: The Current Status, Jurnal Kelola No. 3/IV/1995.

Purnomo, Didit. 2004. Studi Tentang Niatan Menetap Migran Sirkuler. JEP, Vol.5 No.2 Desember 2004.

Purnomo, Didit. 2006. An Analysis Of Factors Influencing Migrants’ Income. JEP, Vol.5 No.2 Desember 2006

Saefullah, H.A., 1995. Mobilitas Penduduk Desa Kota. Jembatan Modernisasi Pedesaan. Prisma. No.10, Oktober 1995. LP3ES. Jakarta.

Sjaastad, LA , 1962 The Cost and Return of Human Migration. Journal Political Economiy. 70. 1962. hal 80-93.

Speare Jr, A. 1975 Interpreting the Migration Data from the 1971 Cencus. Majalah Demografi Indonesia, 2 (3), 1975. hal 66-68

Speare, Jr. A., J. Harris, 1986. Education, Earnings, and Migration in Indonesia. Economic Development and Cultural Change. Vol. 34. No. 20, January 1986 Susilowati, Indah. 1998. Analisis Masalah Sosial, Politik dan Ekonomi Pada Migrasi

Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, Hasil Riset URGE Non-Publikasi, Fakultas Ekonomi UNDIP, 1998.

Susilowati, Sri Heri. 2002. Dampak Mobilitas Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Pedesaan. Artikel Non-Publikasi. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian Bogor. 2002.

(14)

Titus, Milan J. 1991. Regional and Rural Development Planning, Faculty of Geography UGM.

Tjiptoherijanto. 2000. Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi, Naskah No.20, Juni-Juli 2000.

Tjiptoherijanto. 2000. Urbanisasi dan Perkembangan Perkotaan di Indonesia, http://www.geocities.com/nuds2/18html. (Mei, 2000)

Tommy Firman., 1994., Migrasi Antar Provinsi dan Pengembangan Wilayah di Indonesia, Jurnal Prisma No. 7 Juli 1994.

Todaro, M.P. 1992. Kajian Ekonomi Migrasi Internal di Negera Berkembang (terjemahan), Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada. Tsuda, T. 1999. The Motivation to Migrate: The Ethnic and Sociocultural Constitution

of the Japanese- Brazilian Return-Migration System. Economic Denelopment and Cultural Change, vol 48, No 1. October 1999.

Waridin. 2002. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Luar Negeri, Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) Vol.3 No.2 Desember 2002.

Yang, Xiushi. 1992. Temporary Migration and Its Frequency from Urban Households in China, Asia-Pacific population Journal, Vol.7 No.1, 1992, p. 27 – 50. Zhao, Yaohui, 1998., Leaving The Countryside: Rural to Urban Migration Decisions

in Mainland China, Economic Development and Cultural Change.

Zhao, Yaohui. 1999. Labor Migration and Earnings Differences: The Case of Rural China, Economic Development and Cultural Change.

(15)

RINGKASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 94,4% responden merasakan manfaat ekonomi dari aktivitas merantau tersebut, dimana 54,4% digunakan untuk mencukupi kebutuhan sekolah anak dan 23,6% responden yang memilih menggunakan hasil dari merantau untuk mengembangkan usaha atau investasi. Berdasar pengalaman, ada saatnya aktivitas merantau akan digantikan atau diteruskan oleh anak dan famili mereka. Untuk itu, mengembangkan usaha atau investasi merupakan alternatif yang tepat untuk mencukupi kebutuan keluarga.

Peran aktivitas para migran (tenaga kerja yang boro) terhadap desa asal mereka dalam penelitian yang tercermin secara fisik seperti sarana olahraga, gedung pertemuan hanya sekitar 7,2%, sedangkan peran para warga yang ‘boro’ yang lain lebih banyak dialokasikan pada kegiatan-kegiatan sosial, seperti program kerukunan desa. Bentuk kegiatan kerukunan warga desa masih sangat terjaga dan benar-benar riil wujud. Mereka akan pulang ke desa apabila ada famili atau rekan dan kerabat yang mempunyai hajat atau ketika desa sedang mengadakan kegiatan kemasyarakatan.

Selain itu, bentuk kerukunan yang merupakan wujud dari pelaksanaan proses pembangunan desa tercermin dari adanya perkumpulan warga, baik yang bersifat formal atau informal. Berdasarkan informasi para responden, mereka sebagian besar (68%) membentuk wadah atau perkumpulan, baik yang berfungsi di perantauan atau di daerah asal. Menurut mereka 76,4% tujuan perkumpulan tersebut adalah untuk membantu menyelesaikan masalah sesama perantau. Sedangkan tujuan lain yaitu untuk menunjukkan eksistensi daerah, lebih cenderung untuk mengenalkan ke-khasan daerah, misalnya: Kecamatan Ngadirojo cenderung berprofesi sebagai pedagang bakso (bagi yang boro) dan produksi mete (warga yang tidak boro); Kecamatan Slogoimo cenderung berpofresi sebagai tukang (pertukangan).

Dampak sosial dari aktivitas ‘boro’ tercermin melalui dua hal, yaitu pertama, adanya wadah atau perkumpulan warga boro yang mempunyai tujuan untuk membantu pengembangan desa; kedua, melalui kegiatan kemasyarakatan rutin desa yang bertujuan menumbuhkan rasa kebersamaan dan rasa tanggung jawab dalam rangka pengembangan kemajuan desa.Berbagai bentuk aktivitas sosial tersebut di atas mencerminkan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Keadaan ini tidak terlepas dari dampak mobilitas tenaga kerja (aktivitas boro) di perkotaan, yang tentunya dapat memberikan kesan positif mapupun negatif.

Kecenderungan pola kewirausahaan sektor informal adalah bersifat alami yaitu tidak banyak memerlukan pelatihan atau ketrampilan khusus dan mudah dipelajari dengan praktek langsung. Sebanyak 75,2% responden yang melakukan aktivitas boro dan bekerja di sektor informal menyatakan bahwa usaha atau pekerjaan yang mereka tekuni sekarang, dimulai dengan ikut orang lain terlebih dahulu sebelum bekerja (membuka usaha) sendiri. Orang yang diikutinya (menjadi juragannya) bisa tetangganya di desa, atau familinya sendiri.

SUMMARY

(16)

did business and made an investment. According to their experience, taking a migration is not permanent but in the future it will be continued by their children and relatives. Therefore, doing business or making an investment is a good decision in sufficing their need and want.

Many migrants’ roles in their hometown can physically be such facilities as sport hall and meeting hall (7.2%) whereas others can be such social activities as village harmony program among the members of community that can highly be preserved and really actualized. They will go home if their relative or friend holds a party or feast, or if their hometown holds a social activity.

In addition, a social harmony form among the members of community as an actualization of village development process is a formal and informal organization where its members consist of the residents of a community. Based on the respondents’ information, many of them (68%) found an association that locates in their hometown or in the new settlement. 76.4% of the members of the association state that this is helping solve a problem of the migrants’ problem. Another aim is indicating the existence of hometown or the characteristic of hometown, for example, the migrants of Ngadirejo sub-district as a soup-with-meatball trader (for the migrants) and a cashew trader (for the non-migrants) and Slogohimo sub-district as a skilled laborer or craftsman.

Socially, the migrants’ role has an impact on the migrants association for developing their village and a social activity routine for growing the sense of togetherness and responsibility to develop their village. The migrants’ entrepreneurship pattern is natural where 75.2% of the respondents working in an informal sector stated that in the early they worked for other people before doing new own business. The activity reflects a change in the community. This condition is related to a mobility impact of labor force (the migrants’ role/activity) in an urban area positively and negatively.

(17)

LAPORAN AKHIR (TAHUN II)

HIBAH PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI

(HBAH PEKERTI)

TAHUN ANGGARAN 2009

STUDI TENTANG MIGRASI TENAGA KERJA DAN PERANNYA

BAGI PEMBANGUNAN DAERAH ASAL

(Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri)

Oleh :

Didit Purnomo, SE, M.Si Dra. Wahyuni Apri Astuti, M.Si Prof. Dr. Mudjahirin Thohir, M.A

DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMENT PENDIDIKAN NASIONAL RI

SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN 074/SP2H/PP/DP2M/IV/2009, TERTANGGAL 06 APRIL 2009

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA

MASYARAKAT

(18)
(19)

DAFTAR ISI

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 7

1.4. Luaran dan Target / Indikator Keberhasilan ... 8

1.5. Metode Penelitian Secara Umum ………. 9

1.6. Sistematika ...……….. 10

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TAHUN PERTAMA 2.1. Tujuan ... 11

2.2. Manfaat ... 11

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Teori Migrasi ……….. 13

3.2. Pola Migrasi Desa-Kota ……….. 20

3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bermigrasi ... 21

3.4. Review Model Analisis Migrasi ... 25

(20)

BAB IV METODE PENELITIAN TAHUN KEDUA …..………

4.1.Pengumpulan Data ………. 32

4.2. Peta Daerah Sampel ………. 33

4.3. Analisis ………. 34

4.4. Jadwal Kerja Penelitian II………. 35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 5.1. Aspek Sosial Ekonomi Migran dan Calon Migran ... 37

5.1.1. Latar Belakang Migran dan Daerah Asal ... 37

5.1.2. Peran Migrasi Wonogiri Terhadap Kondisi Makro Ekonomi 40 5.2. Kondisi Migran dan Dampak Aktivitas Boro bagi Keluarga ... 45

5.3. Kondisi Daerah Asal dan Dampak Aktivitas Boro bagi Daerah Asal ... 47

5.4. Pola Strategi Kewirausahaan ... 50

5.5. Hasil Indepth Interview ... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ……...………... 66

6.2. Saran dan Implikasi Kebijakan …….………... 70

BAB VII RENCANA PENELITIAN TAHUN KEDUA 7.1. 1.Tujuan Penelitian ……..……….……… 72

7.2. Metode …..………. 72

7.3. Jadwal Kerja ………. 75

DAFTAR PUSTAKA ……….. 76

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Kabupaten Wonogiri ... 4

Tabel 4.1. Jadwal Penelitian Tahun kedua ... 35

Tabel 5.1. Jadwal Penelitian Tahun I ... 37

Tabel 5.2. Penduduk Kabupaten Wonogiri Akhir Tahun 2003 – 2007 ……… 43

Tabel 5.3. Pendorong Utama Para Migran untuk Merantau ... 45

Tabel 5.4 Sumber Informasi Pekerjaan ... 46

Tabel 5.5 Penggunaan Hasil Merantau ……… 47

Tabel 5.6 Lapangan Pekerjaan yang Tersedia di Desa ... 48

Tabel 5.7 Kepulangan Warga yang ‘Boro’ ketika ada Hajatan ... 49

Tabel 5.8 Kategori Pekerjaan Responden ... 50

Tabel 5.9 Pola Strategi Kewirausahaan Responden ... 51

Tabel 5.10 Hal-hal yang Mempengaruhi Pola Kewirausahan Migran 52 Tabel 5.11 Kategori Pekerjaan Responden ... 53

Tabel 5.12 Motivasi dan Alasan Merantau ... 57

Tabel 5.13 Kontribusi Migran Terhadap Desa ... 59

Tabel 5.14 Fungsi Sosial Migran ... 61

Tabel 5.15 Pola dan Strategi Wirausaha para Migran Menurut Keyperson ... 63

(22)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Penduduk Boro Tahun 2002 dan 2006 ……….…………... 3 Gambar 3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bermigrasi ... 14 Gambar 3.2. Grafik Model Lewis (L-F-R) Tentang Pertumbuhan Sektor Modern ... 15 Gambar 3.3 Model Migrasi Todaro ... 17 Gambar 4.1 Peta Kantong Migran Tahun 2006-2007 ... 33 Gambar 5.1 Peta Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Tahun 2006 ... 39

Gambar 5.2 Peta Pendapatan Domestik Regional Bruto (konstan) Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2007) ... 42

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Kuisioner Responden Lampiran 2. Contoh Kuisioner Keyperson Lampiran 3. Data Mentah Responden Lampiran 4. Data Mentah Keyperson

Gambar

Gambar 1.1. Peta Penduduk Boro Tahun 2002 dan 2006
Tabel 1.1 Potensi Lahan Basah dan Lahan Kering Kabupaten Wonogiri

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis menggunakan metode analitis dan simulasi, diperoleh model antrian yang cocok untuk bank ini adalah sistem pe- layanan ganda dengan notasi Kendall ( M/M/ 2)

Adalah Nabi Ibrahim, sang kekasih Tuhan (khalilullah), yang salah satu keistimewaan yang oleh Tuhan diberikan kepadanya ialah ke-mustajab-an dalam doa. Nabi Ibrahim

 Untuk angkutan udara domestik, jumlah pesawat yang berangkat dari bandara Ngurah Rai pada bulan April 2015 sebanyak 3.018 unit penerbangan, atau naik 1,31 persen

Yefta membuat janji kepada Tuhan, "Kalau TUHAN mengizinkan saya mengalahkan orang Amon, dan saya kembali dengan selamat, maka siapa pun yang pertama-tama keluar dari rumah saya

demokratis, dengan memberikan kontribusi yang sama sebanyak jumlah yang diperlukan, turut serta menanggung risiko yang layak, untuk memperoleh kemanfaatan dari kegiatan usaha, di

IUMK adalah tanda legalitas dari negara kepada pelaku usaha mikro dan kecil, sertifikasi Halal MUI menandakan bahwa proses produksi pangan olahan beku daging sapi dan ayam

**) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah) ***)Bukan mata

7. mempersiapkan lingkungan yang aman pada saat anak makan seperti menghilangkan bau- bau yang dapat menghilangkan nafsu makan anak 8. Memantau anak mual muntah