• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN NGO “MER-C INDONESIA” DI PALESTINA (2010-2015) INDONESIA’S MER-C NGO ROLE IN PALESTINE 2010-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN NGO “MER-C INDONESIA” DI PALESTINA (2010-2015) INDONESIA’S MER-C NGO ROLE IN PALESTINE 2010-2015"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERAN NGO “MER-C INDONESIA” DI PALESTINA (2010-2015) Indonesia’s MER-C NGO Role In Palestine 2010-2015

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik S-1 pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : FAIS ALFARIZI

2012 051 0068

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi saya ini adalah asli dan belum

pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana baik di Universitas

Muhamadiyah Yogyakarta ataupun di Perguruan Tinggi lain.

Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan oranglain-kecuali secara tertulis dengan jelas dicantum sebagai acuan

dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhamadiyah

Yogyakarta. Yogyakarta, 18 Mei 2016 Yang Membuat Pernyataan

(3)

iv HALAMAN MOTTO

Jangan Sekali-sekali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu ketika kamu menyambut

temanmu dengan wajah berseri-seri - Nabi Muhammad SAW –

Dengan belajar Anda akan mengajar, dengan mengajar Anda akan belajar - Peribahasa latin –

Masa depan adalah mereka yang percaya tentang mimpi-mimpi mereka - Elanor Roosevelt –

Tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan - Robert Schuller

The dignity of individuals comes not from their basic needs,but from Their contributions to something grater than themselves

(4)

v HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk : Kedua orang tua terhebat dan adik-adik saya Teman-teman yang telah mendukung

(5)

vi KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia, rahmat, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kemajuan besar kepada umat manusia di dunia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat membantu pihak yang berkepentingan maupun dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hubungan Internasional.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh sebab itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

1. Bapak Dr. Sidik Jatmika, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi tepat waktu.

(6)

vii 3. Bapak Sugito, S.IP. M.Si selaku dosen penguji I, terima kasih untuk segala masukan, saran dan dukungannnya dalam menjadikan skripsi penulis menjadi lebih baik.

4. Bu Siti Muslikhati, S.IP,M.Si. selaku dosen penguji II, terima kasih untuk segala masukan, saran dan dukungannya dalam menjadikan skripsi penulis menjadi lebih baik.

5. Seluruh Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional UMY, terima kasih atas ilmu pengetahuannya yang selama ini telah diajarkan kepada saya selama perkuliahan.

6. Pegawai bagian TU HI, Pak Ayub, Pak waluyo, dan Pak Jumari terima kasih atas segala informasi dan kesabarannya menjawab berbagai pertanyaan dari kami dan telah meluangkan waktu untuk membantu kelancaran proses skripsi dari awal sampai akhir.

(7)

viii Terimakasih kepada semua orang yang disebutkan diatas untuk segala budi dan amal baiknya selama ini semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda.

Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Amin.

Yogyakarta, September 2016

(8)
(9)

Indonesia’s NGO MER-C’s Role In Palestine 2010-2015

Nama : Fais Alfarizi NIM : 20120510068

ABSTRACT

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) social and humanitarian organizations engaged in the field of medical emergency and have the nature of the mandate, professional, neutral, independent, voluntary, and high mobility. MER-C aims to provide medical care to victims of war, violence due to conflict, unrest, extraordinary events, and natural disasters at home and abroad. Palestinian-Israeli conflict events caused many casualties that the Palestinian government had difficulty in providing care to victims. With the intention of improving the health condition of the people of Gaza, the volunteers managed to raise funds and establish a medical facility with hospital name Indonesia (RSI).

Identity MER-C as an NGO that upholds Islamic values make it more concerned about the Palestinian state with the followers of Islam are many. And the condition of the conflict has lasted longer cause much harm compared to other countries that are in conflict. In the last five years, MER-C is more focused on helping the people of the victims of the conflict between the Palestinians and Israel in Gaza, Palestine.

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi.MER-C

bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar

negeri. Organisasi ini dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di Maluku, Indonesia Timur pada Agustus 1999. MER-C merupakan lembaga yang

keanggotaannya disebut relawan (unpaid volunteers).

Mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dalam Tim Medis

Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM-UI), April 1999 mengirimkan tim ke Ambon. Tim yang terdiri dari beberapa orang mahasiswa dan dokter ini telah melakukan berbagai aksi kemanusiaan yang antara lain berupa pelayanan pengobatan

bagi pengungsi dan hospitalisasi di sebuah rumah sakit yang tidak berfungsi sejak kerusuhan berlangsung.

(11)

tenaga medis dalam kancah pertempuran di kepulauan wilayah timur Indonesia ini. Sikap profesional yang seharusnya ada pada setiap tenaga medis, salah satunya

terlihat dari sikap netral dan tidak bepihak, sulit ditemui. Distribusi bantuan baik berupa logistik maupun pelayanan medis yang diberikan pada kedua belah pihak yang

bertikai tidak adil dan merata. Ada pihak yang mendapatkan bantuan logistik dan pelayanan medis secara wajar, namun ada pihak yang tidak mendapatkannya. Kondisi ini diperburuk oleh mobilitas tenaga medis ke daerah kerusuhan yang kurang. Semua

faktor di atas berimplikasi pada penanganan korban yang tidak optimal.

Atas dasar pemikiran bahwa penanganan korban kerusuhan dan pengungsi

tidak optimal khususnya dalam pelayanan medis maka perlu sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan memiliki mobilitas tinggi. Apalagi

mengingat bahwa akhir-akhir ini kerusuhan yang terjadi di negara kita cenderung meningkat. Terbukti setelah Ambon, meletus pula kerusuhan di Sambas dan Aceh.

Berlatar belakang keadaan tersebut, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1999, lahir suatu organisasi sosial kemasyarakatan bernama Medical Emergency Rescue

Committee yang disingkat MER-C.1

MER-C berasaskan Islam dan berpegang pada prinsip rahmatan lil'aalamiin. Dengan prinsip rahmatan lil alamin, MER-C memberi rahmat dalam hal ini

pertolongan kepada semua makhluk baik personal maupun kelompok tanpa melihat

1

(12)

latar belakang, agama, mazhab, harakah, kebangsaan, etnis, golongan, politik, penjahat/bukan, pemberontak/bukan, melainkan atas dasar URGENCY, yaitu to help

the most vulnerable people and the most neglected people. Adapun visi dari lembaga

MER-C ini yaitu Menjadi sebuah organisasi sosial kemanusiaan dalam bidang

kegawatdaruratan medis yang bersifat amanah, profesional, sukarela, netral, mandiri dan mobilitas tinggi dalam memberikan bantuan medis untuk korban perang, kekerasan akibat konik, kerusuhan, kejadian luar biasa, bencana alam yang terjadi di

dalam dan luar negeri.

Dalam perjalanan organisasi kemanusiaan ini, MER-C selalu memberikan

bantuan terhadap korban-korban konflik. Salah satu usaha MER-C terlihat saat terjadi gemba bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter (SR) yang terjadi di Jawa Barat pada September 2009. MER-C mengirimkan tim medis untuk melayani korban-korban

serta memberikan obat-obatan. Selain itu MER-C juga ikut menangani bencana banjir yang sempat terjadi di Wasior, Papua. Tak hanya peduli dengan korban dalam negeri

saja, MER-C juga ikut andil dalam kegiatan kemanusiaan di luar negeri. Salah satunya yakni ikut serta dalam kegiatan sosial di negara konflik seperti Palestina. Dalam lima tahun terakhir ini MER-C lebih fokus terhadap wilayah konflik Palestina

untuk meringankan masyarakat Palestina yang sedang dilanda konflik berkepanjangan. Melalui upaya – upaya tertentu selama lima tahun ini MER-C

(13)

bermanfaat bagi Palestina, maka penulis tertarik untuk lebih lanjut mengetahui apa

saja peran MER-C dalam hal tersebut sehingga penulis mengangkat tema ini.

B. Rumusan Masalah

Dari ulasan singkat mengenai latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penelitian akan merumuskan suatu rumusan masalah yang akan menjadi panduan pada penelitian selanjutnya yaitu : Bagaimana peran MER-C sebagai NGO

Indonesia di negara konflik Palestina ?

C. Kerangka Berpikir

1. Non-Governmental Organization (NGO)

Peran Non-Governmental Organization (NGO) dalam ranah politik global

dalam perkembangannya menjadi semakin signifikan terutama setelah Perang Dingin berakhir. Dalam tiga dekade terakhir NGO telah berkembang dalam hal jumlah,

ukuran, maupun keragaman isu yang menjadi perhatiannya. Konsep NGO sendiri belum menemukan bentuk yang pasti dan masih terdapat perbedaan-perbedaan dalam pendefinisiannya. Menurut Tujil, NGO dapat didefinisikan sebagi organisasi

(14)

dari mereka yang termarjinalkan.2NGO bukanlah bagian dari pemerintah namun merupakan elemen dari masyarakat madani yang menjembatani antara masyarakat

dengan pemerintah dengan melakukan tindakan nyata dan merupakan sebuah organisasi independen yang bersifat sosial.

PBB mendefinisikan NGO sebagi organisasi non-profit dan voluntary yang terorganisir dalam level lokal, nasional ataupun internasional. Didorong oleh masyarakat dengan kepentingan bersama, NGO melakukan berbagai variasi

pelayanan dan fungsi humanitarian, membawa kekhawatiran masyarakat kepada pemerintah, memonitor kebijakan dan mendorong partisipasi politik di level

komunitas. NGO menyediakan analisis dan keahlian sebagai mekanisme peringatan awal serta membantu memonitor dan mengimplementasikan perjanjian Internasional. Beberapa diantaranya terorganisir atas isu spesifik seperti hak asasi manusia,

lingkungan atau kesehatan.

Sementara itu, Teegen et.al mendifinisikan NGO sebagai organisasi

non-profit yang bertujuan untuk melayani interest masyarakat yang particular dengan momfokuskan kepada upaya advokasi dan atau operasional kepada tujuan sosial, politik dan ekonomi, termasuk persamaan, pendidikan, kesehatan, perlindungan,

lingkungan dan HAM.3 NGO juga dikatakan sebagai manifestasi organisasi dari civil

society’s interest.Civil society sendiri didefinisikan sebagai sebuah area asosiasi dan

2Peter va Tujil, NGOs a d Hu a Rights: sour e of justi e a d de o ra y dala

Journal of International Affairs, Vol. 52, No: 2, Spring, 1999. hal. .495

3Hildy Teege , Jo atha P. Doh, “ushil Va ha i, The I porta e

of Nongovernmental Organizations

(15)

tindakan yang independen dari state dan market dimana didalamnya penduduk dapat mengorganisir untuk mencapai tujuan yang penting bagi mereka baik secara individu

maupun kolektif. Civil society yang juga merujuk kepada ‘third sector’ atau sektor ‘non-profit’, seringkali digunakan untuk mendiskripsikan aspek dari masyarakat yang

melampaui sektor publik dan privat. Asosiasi di dalam civil society adalah voluntary dan memiliki karakteristik dimana individu-individu bersatu asat ide, kebutuhan atau tujuan bersama untuk mempromosikan keuntungan kolektif- yaitu dengan melakukan

tindakan kolektif.

Berdasar aktivitas utamanya, NGO dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu

operasional dan advokasi.4 Yang dimaksud dengan operasional adalah NGO yang

menyediakan barang dan jasa yang kritis bagi ‘klien’ yang membutuhkan. Sementara

advokasi adalah NGO yang bekerja sebagai representasi dari masyarakat yang tidak

memiliki suara atau akses untuk mempromosikan kepentingan mereka. Dalam melakukan praktek advokasi, NGO menggunakan berbagai macam cara seperti lobi,

berperan sebagai pakar ahli serta penasehat, mengadakan penelitian, mengadakan konferensi, memonitor dan mengekspos tindakan aktor lain, mengadakan pengadilan public, membagikan informasi terhadap konsituen utama, membentuk agenda

(16)

2. Konsep Peran

Peran adalah sebuah konsep yang dulu biasa dikembangkan dalam ilmu

sosial dan psikologi sosial untuk mengindikasikan pola karakteristik actor yang menduduki posisi tertentu. Hal ini berarti bahwa setiap individu, organisasi, atau

negara sebagai actor yang diberi posisi tertentu diharapkan untuk bertindak sebagaimana tindakan itu diambil sesuai dengan posisi yang dijabat.6

Dalam teori peran, perilaku individu harus dipahami dan dimaknai dalam

konteks sosial. Peran adalah perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang yang menduduki posisi. Baik posisi berpengaruh dalam organisasi maupun dalam

sikap negara. Setiap orang yang menduduki posisi itu, diharapkan berperilaku sesuai dengan sifat posisi itu. Teori peran berasumsi bahwa perilaku politik adalah akibat dari tuntutan atau harapan terhadap peran yang kebetulan dipegang oleh seorang actor

politik. Dalam teori peran ini, aktor politik umumnya berusaha menyesuaikan perilakunya dengan norma yang berlaku dalam peran yang dijalankannya. Jadi

kegiatan politik individu selalu ditentukan oleh konteks sosialnya.7 Teori peranan

menegaskan bahwa “perilaku politik adalah perilaku dalam menjalankan peranan

politik”.

Menurut Alan C. Isaak, harapan dapat muncul dua jenis sumber. Pertama, itu bisa berasal dari harapan orang lain terhadap seorang aktor politik. Artinya, setiap

6

http://www.arena.uio.no/publications/wp99_8.htm

Role Conception and Politics of Identity in Foreign Policy, 7Mohtar Mas’oed,

(17)

orang pasti memiliki suatu gagasan tentang apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh seorang aktorpolitik. Jadi, jenis sumber pengaruh pertama yang

disebut dalam teori peran adalah hubungan orang lain terhadap pemegang peran dengan persepsi si pemegang peran terhadap harapan itu. Kedua, harapan itu juga

bisa muncul dari cara si pemegang peran menafsirkan peranan yang dipegangnya, yaitu harapan sendiri tentang apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan tentang apa yang bisa dan apa yang tidak bisa dilakukan.8 Sedangkan menurut Jack. C. Plano, Yang dimaksud dengan teori peranan dalam kamus analisa politik diartikan sebagai perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang yang menduduki

posisi tertentu.

Keberadaan organisasi non profit berupa LSM dalam masyarakat tidak lepas dari tujuannya untuk membantu masyarakat yang memerlukan bantuan. Peranan

NGO (Non Government Organization) penting untuk membangun suatu masyarakat dan bangsa. Ini disebabkan karena banyak pembiayaan dari perorangan, institusi dan

pemerintah untuk masyarakat disalurkan melalui NGO. Sejak tahun 1970-an, NGO telah bertambah banyak dari sebelumnya mencoba untuk mengisi ruang yang tidak akan atau tidak dapat diisi oleh pemerintah.9

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa NGO sangat berperan bagi pembangunan disetiap negara. Bahkan dapat dikatan bahwa NGO mampu berperan

8

Alan C. Isaak, Scope and Methods of Political Science: An introductuction to the Methodology of political Inquiry, 3rd ed. (Illinois: The Dorsey Press, 1981), 255, dalam studi Hubungan Internasional, Mo htar Mas’oed Yogyakarta: Pusat A tar U iversitas-Studi Sosial UGM,1989), 45-46

9

(18)

penting sebagai alat atau proses tercapainya tujuan kepentingan nasional disetiap negara.

Menurut World Bank NGO dibagi menjadi dua yaitu NGO operasional dan NGO advokasi. NGO operasional memfokuskan pada perancangan dan implementasi

proyek pengembangan. Kelompok ini menggerakkan sumber daya dalam bentuk keuangan, material atau tenaga relawan, untuk menjalankan proyek dan program

mereka. Dan juga menyediakan barang dan jasa yang kritis bagi “klien” yang

membutuhkan. NGO operasional ini masih dapat dibagi atas 3 kelompok besar yaitu: a. Organisasi berbasis masyarakat – yang melayani suatu populasi

khusus dalam suatu daerah geografis yang sempit

b. Organisasi Nasional – yang beroperasi dalam sebuah negara yang sedang berkembang, dan

c. Organisasi Internasional – yang pada dasarnya berkantor pusat di negara maju dan menjalankan operasi di lebih dari satu negara yang sedang

berkembang.

Sedangkan tujuan dari NGO advokasi adalah mempertahankaan atau memelihara suatu isu khusus dan bekerja untuk mempengaruhi kebijakan dan

tindakan pemerintah untuk atau atas isu itu. Berlawanan dengan manajemen proyek operasional, organisasi ini pada dasarnya berusaha untuk meningkatkan kesadaran

(awareness) dan pengetahuan dengan melakukan lobi, kegiatan pers dan

(19)

fungsi yang hampir sama dengan kelompok operasional, namun dengan tingkatan dan komposisi yang berbeda. Pencarian dana masih perlu namun dengan ukuran yang

lebih kecil. Menurut pengertian diatas, MER-C merupakan NGO yang masuk kedalam kategori NGO operasional hal ini dapat terlihat dari aktivitas maupun

kegiatan MER-C yang menyediakan barang dan jasa yang kritis bagi “klien” yang membutuhkan. Hal ini berbeda dengan NGO yang bersifat advokasi karenan basis kegiatas mereka hanya terbatas pada lobi-lobi kepada aktor-aktor yang terkait,

meningkatkan kesadaran terhadap isu tertentu dan kegiatan-kegiatan aktivis seperti demonstrasi tanpa melakukan implementasi langsung ke masyarakat untuk membantu

menyelesaikan suatu masalah didalam masyarakat. Terbukti dengan MER-C langsung terjun ke Gaza untuk membantu para korban konflik. Tidak hanya di wilayah Gaza, Palestina. MER-C juga ikut andil dalam menanggulangi suatu isu tertentu di daerah

lain seperti membantu korban gempa di Nepal tahun 2015, disana MER-C membuka posko pengobatan di wilayah Keurini.

Dengan alat NGO, negara - negara dapat berfungsi lebih baik di mata masyarakat maupun di mata masyarakat internasional. Harapan itulah yang kemudian membentuk suatu peran. Sehingga peranan aktor akan sangat tergantung dari harapan

atau dugaan yang muncul. Berdasarkan asumsi inilah, MER-C yang merupakan NGO operasional asal Indonesia yang bergerak di dalam negeri maupun di dunia

(20)

D. Hipotesa

Peran MER-C sebagai NGO Indonesia di wilayah konflik Palestina yaitu : 1. Membangun Rumah Sakit Indonesia.

2. Membantu dan meningkatkan kesehatan masyarakat Palestina.

E. Jangkauan Penelitian

Jangkauan Penelitian skripsi ini adalah peranan NGO MER-C Indonesia di Palestina dan data yang diambil dalam penelitian adalah tahun 2010 dari mulai

masuknya relawan MER-C di Palestina sampai tahun 2015 setelah MER-C menyelesaikan program - programnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan data tersebut diperoleh pada masa sebelum dan sesudahnya selama data tersebut masih

relevan.

F. Tujuan Penulisan

(21)

G. Metode penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kepustakaan

(Librabry Research) yaitu memperoleh data-data dari buku-buku, artikel, website,

majalah ataupun jurnal dan berbagai surat kabar baik versi cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Analisis Data

Teknik untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah teknik analisa

kualitatif, yakni data yang dikumpulkan dari studi kepustakaan kemudian diproses, dilakukan analisa data dengan menghubungkan konsep-konsp, dan disusun secara sistematis.

H. Sistematika penulisan

Adapun sistematika dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah kerangka dasar pemikiran, hipotesa, jangkauan penulisan, teknik pengumpulan data dan

sistematika penulisan.

Bab II Pemaparan tentang MER-C, diantaranya latar belakang berdirinya MER-C,

Termasuk didalamnya visi dan misi serta tujuan dan prinsip dasar organisasi.

(22)

Bab IV bercerita tentang bagaimana peran NGO MER-C di negara konflik Palestina. Bab V memuat kesimpulan dari uraian yang telah disampaikan pada bab I hingga Bab

(23)

BAB II

DINAMIKA PERKEMBANGAN NGO MER-C

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai profil MER-C yang

menyangkut tentnag sejarah terbentuknya organisasi MER-C, visi dan misi serta

tujuan dibentuknya MER-C dan hal yang mengenai MER-C.

A. Sejarah MER-C

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) adalah organisasi sosial

kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai

sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi. MER-C

bertujuan memberikan pelayanan medis untuk korban perang, kekerasan akibat

konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, dan bencana alam di dalam maupun di luar

negeri. Organisasi ini dibentuk oleh sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia

yang berinisiatif melakukan tindakan medis untuk membantu korban konflik di

Maluku, Indonesia Timur pada Agustus 1999.

MER-C merupakan lembaga yang keanggotaannya disebut relawan (unpaid

volunteers). MER-C berasaskan Islam dan berpegang pada prinsip rahmatan

lil'aalamiin. Dengan prinsip rahmatan lil alamin, MER-C memberi rahmat dalam hal

ini pertolongan kepada semua makhluk baik personal maupun kelompok tanpa

melihat latar belakang, agama, mazhab, harakah, kebangsaan, etnis, golongan, politik,

(24)

most vulnerable people and the most neglected people. Atas dasar inilah MER-C

menjalankan misi kemanusiaannya ke Afghanisan, Irak, Iran, Palestina, Lebanon

Selatan, Kashmir, Sudan, Filipina Selatan, Thailand Selatan dan lain-lain.

Berawal dari Mahasiswa Universitas Indonesia yang tergabung dalam Tim

Medis Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM-UI), April 1999 mengirimkan tim ke

Ambon. Tim yang terdiri dari beberapa orang mahasiswa dan dokter ini telah

melakukan berbagai aksi kemanusiaan yang antara lain berupa pelayanan pengobatan

bagi pengungsi dan hospitalisasi di sebuah rumah sakit yang tidak berfungsi sejak

kerusuhan berlangsung. Menyoroti penanganan korban kerusuhan dan pengungsi

pada tragedi Ambon, TMM-UI berpendapat bahwa terdapat ketidaknetralan dan

keberpihakan tenaga medis dalam kancah pertempuran di kepulauan wilayah timur

Indonesia ini. Sikap profesional yang seharusnya ada pada setiap tenaga medis, salah

satunya terlihat dari sikap netral dan tidak bepihak, sulit ditemui. Distribusi bantuan

baik berupa logistik maupun pelayanan medis yang diberikan pada kedua belah pihak

yang bertikai tidak adil dan merata. Ada pihak yang mendapatkan bantuan logistik

dan pelayanan medis secara wajar, namun ada pihak yang tidak mendapatkannya.

Kondisi ini diperburuk oleh mobilitas tenaga medis ke daerah kerusuhan yang

kurang. Semua faktor di atas berimplikasi pada penanganan korban yang tidak

optimal. 1

Atas dasar pemikiran bahwa penanganan korban kerusuhan dan pengungsi

tidak optimal khususnya dalam pelayanan medis maka perlu sebuah organisasi yang

1

(25)

bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis dan mempunyai sifat amanah,

profesional, netral, mandiri, sukarela, dan memiliki mobilitas tinggi. Apalagi

mengingat bahwa akhir-akhir ini kerusuhan yang terjadi di negara kita cenderung

meningkat. Terbukti setelah Ambon, meletus pula kerusuhan di Sambas dan Aceh.

Berlatar belakang keadaan tersebut, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1999,

lahir suatu organisasi sosial kemasyarakatan bernama Medical Emergency Rescue

Committee yang disingkat MER-C. Hingga kini, MER-C sudah mengirimkan lebih

dari 124 misi kemanusiaan ke berbagai daerah di tanah air termasuk 2 misi ke

Afghanistan, 1 misi ke Irak, 1 misi ke Iran (di bawah naungan Departemen Kesehatan

RI), 1 misi ke Thailand, 2 misi ke Kashmir Pakistan, 1 misi ke Libanon Selatan, 1

misi ke Sudan, 1 misi ke Somalia, 2 misi ke Palestina (pada saat agresi militer Israel

ke Jalur Gaza). MER-C yang semula hanya berbasis di Jakarta, kini jiwanya sudah

mulai merambah ke berbagai daerah. Ditandai dengan adanya cabang dan perwakilan

MER-C dengan 6 cabang tersebar di dalam negeri, 1 cabang berada di Jerman dan 1

cabang berada di Gaza, Palestina. Seiring dengan petumbuhan cabang-cabang,

(26)

B. Riwayat Organisasi

Table 1. riwayat organisasi NGO MER-C

Tahun Informasi Keterangan

1999 Terjadi kerusuhan massal yang

meluas di Maluku dan Indonesia

bagian Timur menyebabkan Tim

Medis Mahasiswa Universitas

untuk menangani kasus kerusuhan

di Ambon sebanyak 3 Tim

MER-C

2000 MER-C Mulai menyebarkan

bantuan medis berupa tenaga

kesehatan dan ke-daruratan sesuai

dengan berbagai bentuk bencana

dan kerusuhan yang membutuhkan

perhatian medis.

MER-C

2001 Tahun dimana MER-C pertama kali

Mengirimkan tim relawan

(27)

medisnya ke Afghanistan sebagai

pusat daerang perang dan konflik.

2004 Tim MER-C berkerja sama dengan

Depkes RI untuk membantu korban

2008 – 2010 Rencana membangun RS Indonesia

di Gaza sebagai bentuk dukungan

moriil dan materiil bagi perbaikan

kehidupan masyarakat Gaza dari

rakyat Indonesia.

MER-C dana donasi dari

Masyarakat Indonesia.

2010 Mengikut sertakan diri dalam kapal

Freedom Fotilla yang merupakan

kapal bantuan humaniter yang

diserang oleh AL Israel.

Tim Internasional

melibatkan Mer-C

Banyak dan berbagai macam program MER-C yang tidak dituliskan maupun

(28)

baik nasional maupun internasional. Yang menjadi pertimbangan untuk penulisan

table diatas adalah hal – hal penting dalam proses perjalanan historis MER-C sebagai

organisasi dari periode awal (cikal bakal sebelum menjadi MER-C) sampai dengan

hari ini.

1. Visi MER-C

Menjadi sebuah organisasi sosial kemanusiaan dalam bidang

kegawatdaruratan medis yang bersifat amanah, profesional, sukarela, netral, mandiri

dan mobilitas tinggi dalam memberikan bantuan medis untuk korban perang,

kekerasan akibat konik, kerusuhan, kejadian luar biasa, bencana alam yang terjadi di

dalam dan luar negeri.

2. Misi MER-C

1. Memberikan bantuan medis sesuai dengan visi MER-C kepada masyarakat yang

membutuhkan baik diminta maupun tidak

2. Membangun sistem dan struktur organsiasi untuk mencapai visi yang telah

ditetapkan

3. Mempersiapkan SDM yang amanah, profesional, netral, dan berkemampuan

untuk memberikan bantuan medis

4. Membangun kerjasama dengan lembaga terkait.2

2

(29)

C. Struktur Organisasi MER-C

MER-C tidak memiliki kartu anggota, karena organisasi ini merupakan

organisasi sukarela yang terbuka untuk semua orang yang ingin bergabung. Tetapi

pusat MER-C yang berada di Jakarta memiliki beberapa anggota inti, mereka

memiliki 5 orang presidium diantaranya ;

1. Dr. Henry Hidayatullah (Ketua Presidium)

2. Dr. Sarbini Abdul Murad

3. Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT

4. Ir. Faried Thalib

5. Dr. Arief Rachman

Dr. Henry Hidayatullah yang dipercaya sebagai Ketua Presidium MER-C

periode 2013 - 2018 adalah salah satu pendiri MER-C dan anggota Presidium pada

periode sebelumnya. Dr. Sarbini dan Dr. Joserizal kembali dipercayai untuk tetap

berada di jajaran Presidium MER-C guna ikut memimpin gerak serta langkah

organisasi MER-C ke depan yang tidak terasa sudah menginjak usia 14 tahun. Untuk

pertama kalinya dalam sejarah MER-C, relawan berlatar belakang non medis berada

di jajaran Presidium. Meskipun bukan dokter, namun kiprah Ir. Faried Thalib sebagai

relawan sudah cukup besar. Bencana tsunami Aceh adalah awal keterlibatannya di

MER-C. Sejak saat itu, insinyur bidang sipil ini selalu siap hadir di berbagai wilayah

perang, konflik dan bencana baik di dalam maupun di luar negeri. Bahkan kini Ir.

(30)

Jalur Gaza, Palestina dan pembangunan Rumah Sakit MER-C di Galela, Maluku

Utara.

Anggota Presidium MER-C yang termuda adalah dr. Arief Rachman.

Meskipun masih muda, namun dr. Arief sudah memiliki pengalaman dan memimpin

misi kemanusiaan MER-C di luar negeri, seperti Ketua Tim 2 MER-C untuk Gaza

Palestina dan mengikuti misi "Mavi Marmara". Bahkan dokter yang sedang

mengambil program pendidikan spesialis radiologi di FKUI ini sempat menetap di

Gaza selama lebih dari 3 bulan untuk menindaklajunti penandatanganan MOU

Pembangunan RS Indonesia. Selama tiga bulan, dr. Arief dan Tim MER-C

melakukan survey lahan yang akan menjadi lokasi RS Indonesia dan berkoordinasi

dengan Pemerintah setempat.

Organisasi tidak terstruktur, tetapi mereka memiliki database. Anggota

mereka terdiri dari relawan yang 200- 300 orang. Jika ada situasi darurat para relawan

akan langsung datang ke MER-C. MER-C memiliki banyak dokter tapi tidak

memiliki data matematis berapa banyak jumlah dokter yang ada. Para dokter datang

dan pergi, tapi yang paling penting adalah ketika ada suatu kasus mereka selalu siap.

MER-C tidak memanggil mereka tetapi mereka secara sukarela datang dan

memanggil ke kantor dan menyatakan bahwa mereka bersedia untuk bergabung

dengan MER-C. Setelah itu MER-C akan menawarkan pilihan yang preferensi

(31)

D. Relawan MER-C

MER-C merupakan lembaga yang keanggotaannya disebut relawan (unpaid

volunteers). Relawan MER-C terbagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

1. Kategori M

Yaitu tenaga medis yang bersedia menjadi relawan dan siap membantu

terlaksananya program-program MER-C sesuai dengan kemampuan dan kewenangan

yang dimilikinya.

2. Kategori E

Yaitu tenaga medis yang bersedia menjadi relawan dan siap membantu

terlaksananya program-program MER-C sesuai dengan kemampuan dan kewenangan

yang dimilikinya serta siap untuk menjadi relawan yang diterjunkan ke daerah

operasi.

3. Kategori R

Yaitu tenaga non-medis yang bersedia menjadi relawan dan siap membantu

terlaksananya program-program MER-C sesuai dengan kemampuan dan kewenangan

yang dimilkinya serta siap untuk menjadi relawan yang diterjunkan ke daerah operasi.

4. Kategori C

Yaitu tenaga non-medis yang bersedia menjadi relawan dan siap membantu

terlaksananya program-program MER-C sesuai dengan kemampuan dan kewenangan

(32)

E. Hak dan Kewajiban Relawan MER-C

Hak relawan

1. mendapatkan informasi kegiatan MER-C

2. mengikuti setiap kegiatan yang diselenggaraka oleh MER-C

3. mengadakan kegiatan atas nama MER-C dengan sebelumnya mengajukan

proposal kegiatan dan telah disetujui

4. memilih dan dipilih menjadi pengurus MER-C

Kewajiban relawan

1. menjaga dan membela nama baik MER-C

2. membantu setiap program MER-C yang berkaitan dengan kemampuan dan

kewenangan yang dimilikinya

3. memberikan laporan pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilakukan

dengan mengatasnamakan MER-C

4. menaati ketentuan-ketentuan organisasi yang telah ditetapkan

F. Proses Pengambilan Keputusan

MER-C adalah sebuah organisasi darurat yang memiliki prinsip untuk

membantu orang yang paling rentan dan orang-orang yang paling diabaikan, sehingga

MER-C harus fleksibel dan bertindak cepat ketika ada kasus seperti bencana nasional

atau perang. MER-C akan langsung mengirim bantuan medis mereka terhadap

orang-orang yang paling rentan dan paling diabaikan. Dalam proses pengambilan keputusan

(33)

G. Jasa (sumber dana tambahan di samping sumbangan)

Dalam menggalang dana tambahan untuk kegiatan operasional, MER-C

menawarkan

berbagai layanan meliputi:

1. Penyediaan tim medis untuk berbagai acara dan kegiatan.

2. Menyewakan ambulans untuk berbagai acara dan kegiatan.

3. Menyewakan ambulans untuk pasien baik dalam dan luar kota.

4. Pelayanan kesehatan dalam bentuk khitanan massal dan pengobatan dengan

bekerja sama dengan perusahaan, lembaga, dll

5. MTC (MERC TRAINING CENTRE) yang menawarkan banyak pelatihan bahan

untuk mahasiswa keperawatan, mahasiswa medis dan umum meliputi :

- Khitan

- Operasi kecil

- Hecting

- Basic Life Support (BLS)

6. Konsultasi Kesehatan manufaktur tim konsultasi Unit Medis Mobile milik

SAMPOERNA Penyelamatan (2006-2007).

MER-C menawarkan berbagai jasa pelayanan guna untuk menambah materi

atau modal yang akan digunakan untuk kegiatan kegiatan MER-C terutama visi misi

(34)

alam maupun konflik antar negara. Dana dari kegiatan diataslah yang nantinya

dipakai untuk mempermudah misi kemanusian yang dilakukan oleh organisasi

MER-C.3

H. Program Kegiatan MER-C.

Dalam memberikan bantuan kemanusiaan MER-C tidak membe-bedakan.

Selama terdapat ada orang yang menderita MER-C akan segera memberikan bantuan

ke arah mereka, karena prinsip MER-C adalah untuk membantu orang yang paling

rentan paling dan orang yang paling diabaikan. Berikut program-program penting

yang sudah dilakukan oleh MER-C:

1. Program relief for Aceh

Sejak awal bencana tsunami hingga kini MER-C masih terus eksis diwilayah

Aceh dengan menempatkan relawan dokter, perawat dan non medis. Bahkan di

wilayah Aceh Jaya, dengan menggunakan donasi yang masuk ke rekening MER-C

for Aceh, MER-C telah membangun dan mengoperasionalkan sebuah Puskesmas

Rawat Inap di Pangka Kab. Aceh Jaya, salah satu wilayah terparah akibat terjangan

tsunami. Selain memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas, relawan MER-C

juga melakukan pelayanan mobile clinic ke wilayah sekitar yang masih membutuhkan

bantuan medis.

2. 60 Klinik Sosial Berkerjasama dengan BNI

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

3

(35)

khususnya di wilayah kumuh , rawan bencana alam dan konflik, bekerja sama dengan

PT BNI 46, MER-C melakukan Program Pengadaan 60 klinik sosial di seluruh

Indonesia. Program ini sudah berjalan selama 4 tahun dan hingga kini program klinik

sosial sudah tersebar di 28 propinsi yang ada di Indonesia.

3. Rumah Sakit Sosial Khusus Bedah Yogyakarta

Guna memberikan manfaat jangka panjang bagi korban gempadi

Yogyakarta, MER-C mengadakan program pembangunan Rumah Sakit Khusus

Bedah (TraumaCenter) di wilayah ini, rumah Sakit berlokasi di Jl. Prambanan

Piyungan, Bokoharjo, Sleman. Dengan menggunakan donasi amanah gempa

Yogyakarta, Tim Divisi Konstruksi MER-C saat ini sedang merampungkan

pembangunan lantai 1 Rumah Sakit dari 3 lantai yang direncanakan. Apabila

pembangunan lantai 1 selesai, fasilitas kesehatan ini akan segera dioperasionalkan

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

4. Rumah Sakit Perintis di Galela Halmahera Utara, Maluku Utara

Galela adalah wilayah yang mempunyai sejarah kelam akibat konflik yang

terjadi di beberapa tahun silam. Hal ini membuat MER-C memilih wilayah Galela

sebagai salah satu wilayah penyelenggaraan Program klinik sosial. Program klinik

sosial wilayah ini sudah berjalan selama 2 tahun lebih dan mendapat respon yang

sangat positif dari masyarakat setempat. Bahkan, masyarakat stempat telah

memberikan sebidang tanah waqaf tepatnya di Desa Towara dan berharap MER-C

(36)

Upaya-upaya pemggalangan dana kini tengan dilakukan oleh MER-C demi mewujudkan

harapan masyarakat Galela akan sebuah fasilitas kesehatan.

5. Rumah Sakit Printis di Timika Papua

Kiprah MER-C di wilayah Timika melalui Program Klinik Sosial sudah

berjalan lebih dari 3 tahun. Jumlah pasien di wilayah yang rawan isu disintegrasi ini

juga tinggi, rata-rata mencapai lebih dari 1.000 orang pasien setiap bulannya. Bahkan,

masyarakat Timika telah mewaqafkan sebidang tanah kepada MER-C . seperti

masyarakat Galela, masyarakat Timika berharap MER-C dapat memfasilitasi

pembangunan Rumah Sakit di wilayah mereka.

6. Program Health Center di Sudan

Konflik di Sudan telah menyebabkan pengungsian yang memprihatinkan .

pada akhir bulan Mei 2009, atas undangan pemerintah Sudan MER-C mengirimkan 2

relawan sebagai Advance Team ke salah satu wilayah pengunsian di Darfuur Sudan.

Melihat kondisi masyarakat di pengungsian, MER-C merencanakan Health Center

Program atau program fasilitas kesehatan guna membantu masalah kesehatan mereka.

7. Program Pelayanan Kesehatan Pasca Gempa Sumbar

Dalam rangka menyalurkan amanah dana dari masyarakat, maka MER-C

melanjutkan program pelayanan kesehatan pasca gempa di Sumatra Barat dengan

menempatkan 1 dokter, 1 perawat dan 1 relawan non medis. Program pelayanan

kesehatan sudah dimulai sejak 8 Februari 2010 dengan kegiatan berupa : pelayanan

medis di posko MER-C di Kecamatan Sungai Limau (Padang Pariaman), pelayanan

(37)

Tim MER-C pada awal bencana. Selain bantuan dalam bidang medis, di wilayah ini

MER-C juga telah menyelesaikan pembangunan 51 unit rumah sederhana di wilayah

Nagari Kota Tinggi, Kab Agam dan 2 Sekolah Dasar Negri, yaitu SDN 16 dan SDN

20 di Kec. V Koto Timur yang mengalami kerusakan karena gempa.4

I. Kedudukan MER-C Sebagai NGO yang berasaskan Agama Islam

Identitas MER-C sebagai MNC yang menjunjung nilai-nilai Islam

membuatnya lebih prihatin terhadap Palestina yang merupakan negara dengan

penganut Islam yang banyak, Serta kondisi konflik yang terjadi di Palestina telah

berlangsung sangat lama, Sehingga menimbulkan banyak kerugian dibanding

negara-negara lain yang sedang berkonflik. Maka dari itu, MER-C lebih tertarik untuk

menjadikan Palestina sebagi tempat dibangunnya Rumah Sakit Indonesia. MER-C

NGO yang berasaskan Islam dan berpegang teguh pada prinsip rahmatan lil’aalamin.

Dengan prinsip rahmatan lil’aalamin, MER-C memberi rahmat dalam hal ini

pertolongan kepada semua mahluk baik personal maupun kelompok. Organisasi

Mer-C memiliki 5 orang anggota presidium diantaranya Dokter Henry sebagai ketua, dengan

anggota dr Sarbini, dr Joserizal Jurnalis, Ir Faried Thalib dan dr Arief Rachman. Dari

lima orang anggota presidium tersebut menganut agama Islam dan menjunjung

nilai-nilai keislaman yang tinggi terbukti dengan memiliki prinsip dan tujuan yang sama

yaitu Rahmatan lil’alamin. Dengan demikian MER-C tersebut dikenal sebagai

organisasi yang berasaskan Islam dikarenakan MER-C selalu konsen pada korban

4

(38)

pembantaian baik di Poso, Ambon, sampai Irak, bahkan di Palestina dibangun rumah

sakit Indonesia yang digalang dana sampai ke Sintang Kalbar, dari setiap korban yang

dibantu oleh organisasi MER-C tersebut merupakan korban yang mayoritas beragama

islam

Contoh bantuan lain yang diberikan oleh organisasi MER-C yakni Konflik

yang mencuat pada tahun 2012 yang mendorong MER-C mengirimkan Tim

pertamanya ke Rakhine State Myanmar untuk memberikan pertolongan medis,

tepatnya pada tanggal 12 -19 September 2012. Dengan proses perizinan dan negosiasi

yang cukup sulit, akhirnya Tim bisa melakukan pengobatan di kedua kamp baik

kamp Muslim maupun kamp Budha. Adapun yang menjadi fokus perhatian tim

MER-C pada saat kunjungan misi pertama ini adalah kondisi kampung muslim yang

sangat memprihatinkan kala itu. Meskipun area kampung cukup luas, namun sangat

ramai dan padat serta dengan sarana yang sangat terbatas. Bahkan pos kesehatan

hanya terbuat dari tenda tanpa ada peralatan medis di sana. Kami melihat pasien

tergolek lemah tidak berdaya tanpa tindakan medis. Warga kamp muslim juga tidak

bisa keluar dengan bebas dari kampung. Oleh karena itu dari paparan sebelumnya

MER-C dikenal merupakan sebuah organisasi yang berasaskan islam, dan organisasi

tersebut memiliki presidium-presidium yang menganut agama Islam sehingga proses

pengambilan keputusan ditentukan oleh mereka para presidium. Para presidium

menganggap memberi bantuan terhadap umat beragama merupakan salah satu bentuk

(39)

Jihad mempunyai keutamaan yang besar dalam Islam dan mencakup semua

lini kehidupan. Jihad secara bahasa berarti mengerahkan segala upaya dan

kemampuan, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Definisi jihad secara syariat

yang paling komperehensif diutarakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah adalah

upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai hal-hal yang diridhai oleh Allah

seperti iman dan amal saleh, sekaligus untuk menolak hal-hal yang dibenci-Nya

seperti kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan.” Definisi tersebut mencakup semua

jenis jihad yang dapat dilakukan seorang muslim. Mencakup usaha kerasnya dalam

menaati Allah, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Termasuk juga usahanya dalam mengajak orang lain – muslim atau kafir – untuk

menaati Allah, usahanya dalam memerangi orang kafir untuk meninggikan kalimat

Allah, dan sebagainya. Sebuah upaya dikatakan sebagai jihad jika memenuhi syarat,

yaitu dilakukan ‘di jalan Allah’. Oleh karena itu, segala upaya yang dilakukan tidak

di jalan Allah Ta’ala, maka tidak bisa dikatakan sebagai jihad.5

Para presidium dan

relawan-relawan MER-C percaya dengan membantu Palestina dari mulai memberi

obat-obatan, makanan pokok, merawat korban konflik sampai mendirikan rumah

sakit untuk mereka merupakan salah satu bentuk dari Jihad dengan membantu sesama

umat muslim yang sedang mengalami musibah dan mereka percaya Allah akan

memudahkan urusannya baik didunia maupun akhirat.

5

(40)

J. MER-C sebagai NGO yang merepresentasikan kepedulian masyarakat

Indonesia

Indonesia adalah negara yang memiliki populasi muslim terbesar di seluruh

dunia. Pada saat ini diperkirakan bahwa jumlah umat muslim mencapai 207 juta

orang. Jumlah yang besar ini mengimplikasikan bahwa sekitar 13% dari umat Muslim

di seluruh dunia tinggal di Indonesia dan juga mengimplikasikan bahwa mayoritas

populasi penduduk di Indonesia memeluk agama Islam. 6 Dari fakta tersebut kita bisa

melihat bahwa banyaknya jumlah pemeluk Islam di Indonesia akan ikut

mempengaruhi aktivitas ataupun pengambilan keputusan baik yang dilakukan oleh

pemerintah (state) maupun aktor non-pemerintah (non-state).

Mayoritas penduduk muslim Indonesia ini seakan-akan memiliki suatu

ikatan kepedulian dengan umat muslim di belahan dunia lain. Hal ini terbukti dengan

banyaknya warga Indonesia yang peduli dan menyalurkan bantuan untuk warga

Palestina melalui organisasi-organisasi yang menyediakan sarana untuk

mempermudah proses penyaluran bantuan Salah satu organisasi yang

merepresentasikan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap Palestina yaitu

MER-C, organisasi yang berasaskan Islam yang menjunjung nilai-nilai keislaman. Dalam

lima tahun belakangan MER-C lebih fokus untuk membantu umat korban dari konflik

yang terjadi antara Palestina dan Israel di wilayah Gaza, Palestina. Aksi yang

dilakukan oleh MER-C ini merupakan suatu bentuk dari kepedulian masyarakat

Indonesia terhadap Palestina yang mayoritas penduduknya juga beragama Islam.

6

(41)

Menurut teori peran yang sudah dijelaskan oleh penulis di bab pertama, adanya

harapan dari masyarakat Indonesia terhadap organisasi MER-C (main actor) untuk

membantu Palestina yang sedang dilanda konflik berkepanjangan

Besarnya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap rakyat Palestina juga

ditunjukan dengan adanya organisasi lain yang ikut menyalurkan bantuan ke wilayah

Palestina yaitu organisasi Rumah Zakat. Warga Indonesia melalui Rumah Zakat

menyalurkan bantuan berupa obat-obatan dan makanan. Selain bantuan makanan dan

perlengkapan medis, Rumah Zakat pun menggalang bantuan beasiswa bagi yatim

Palestina dengan meluncurkan program Kembalikan Senyum Anak Palestina.

Beasiswa ini merupakan program pendidikan bagi anak yatim berprestasi agar dapat

melanjutkan pendidikan hingga menjadi profesional sesuai dengan kebutuhan

masyarakat Palestina. Beasiswa diberikan kepada semua jenjang pendidikan, dari SD

hingga perguruan tinggi dalam bidang kesehatan dan bisnis. Rumah Zakat

semaksimal mungkin terus berkontribusi untuk menyelamatkan generasi Palestina.

Tahun 2012 Rumah Zakat memberikan bantuan ekonomi, pangan, dan pembangunan

masjid. Kini Rumah Zakat akan menyalurkan bantuan pendidikan untuk anak-anak

Palestina hingga mereka dapat membangun ekonomi negerinya. Rumah Zakat

menargetkan sebanyak mungkin anak-anak Palestina dapat mengenyam pendidikan

tinggi sesuai dengan donasi yang terhimpun. Semakin banyak donasi yang terkumpul

(42)

pemberian beasiswa untuk jenjang SD hingga SMA dilakukan di Palestina, setelah itu

mereka dapat menempuh jenjang perguruan tinggi di Indonesia.7

Selain dari adanya ikatan kepedulian dari faktor agama bentuk kepedulian

ini juga didasarkan pada adanya ikatan sejarah antara Indonesia dengan Palestina

Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain secara hukum atau de

jure untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat, Karena pada masa revolusi itu,

wilayah Indonesia terjadi kekosongan pemerintahan setelah Jepang menyerah pada

Sekutu, dan pasukan Sekutu akan mendarat dengan membawa pasukan Belanda yang

ingin berkuasa kembali di Indonesia. Pada persyaratan ini, Indonesia tertolong

dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara

Indonesia dapat berdaulat. Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai

dari Palestina dan Mesir. Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad

Amin Al-Husaini (mufti besar Palestina) secara terbuka mengenai kemerdekaan

Indonesia tepatnya pada tanggal 6 September 1944.8

7

http://citizen6.liputan6.com/read/2085573/peduli-palestina-bantuan-masyarakat-indonesia-sampai-di-gaza

8

(43)

BAB III

PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari konflik tersebut

A. Sejarah konflik Palestina - Israel

Konflik merupakan permasalahan sosial yang dihadapi oleh banyak negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada secara keseluruhan. Penyebab terjadinya mungkin hanya diakibatkan oleh hal yang sifatnya tidak terlalu penting, dan berdampak pada hancurnya berbagai sarana dan prasarana yang telah demikian susahnya dibangun, serta muncul-nya berbagai suasana psikologis yang tidak kondusif untuk hidup secara berdampingan.

(44)

berakhir dengan pertentangan. Kedua kondisi sosial seperti itu senantiasa terjadi karena adanya kepentingan yang berbeda- beda pada masing- masing kelompok etnis dalam masyarakat tersebut. Dikarenakan kepentingan- kepentingan yang berbeda itupula kemudian masing- masing pihak ingin mengklaim daerah kekuasaannya untuk lebih memperkuat kedudukan mereka sebagai sebuah komunitas.1

Perebutan kekuasaan bukan saja terjadi pada sebuah komunitas kecil dalam sebuah negara, namun seringkali pula terjadi antara dua negara dan kerap menimbulkan konflik berkepanjangan antara kedua belah pihak. Hal ini kemudian menjadi alasan utama konflik berkepanjangan yang terjadi antara Israel – Palestina.

Persoalan konflik di dunia menjadi begitu kompleks dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu konflik terbesar adalah antara Israel dan Palestina. Konflik Israel – Palestina adalah konflik yang paling lama berlangsung di wilayah Timur Tengah

(dengan mengenyampingkan Perang Salib), dan konflik tersebut tidak bisa hanya dilihat dari kejadian 5 atau 10 tahun belakangan. Konflik tersebut telah merambah ke dunia internasional. Di mata dunia, konflik berkepanjangan dari kedua negara ini terus menerus menjadi bahan perbincangan yang selalu aktual. Salah satu tindakan yang jelas dilakukan oleh dunia internasional adalah dengan menjadikan peristiwa ini sebagai isu hangat yang pantas untuk dijadikan berita, yang bukan saja sebagai cara agar dunia tahu apa yang terjadi, namun juga agar lebih banyak pihak lagi yang bisa memberi solusi.

1

(45)

Sejak zaman dulu, wilayah di sebelah barat sungai Jordan sudah dikenal sebagai tanah Palestina. Mulai awal abad ke 16 sampai dengan akhir Perang Dunia I, Palestina dibawah kekuasaanTurki / kekuasaan Ottoman. Kekalahan Turki dalam PD I menyebabkan pindahnya kekuasaan atas Palestina kebawah kekuasaan Inggris, sesuai dengan mandate yag diberikan oleh Liga Bangsa-Bangsa.

Pada Tahun 1947 mandat yang diberikan Inggris dipindahkan ke bawah PBB, seiring bertambahnya orang-orang Yahudi dari berbagai pelosok dunia yang datang ke wilayah Yahudi di Palestina serta semakin maraknya kerusuhan – kerusuhan yang terjadi antara orang Yahudi dan orang – orang Arab di wilayah itu dimana Inggris merasa tidak sanggup lagi mengatasinya.

Pada Mei 1948 Israel memproklamirkan kemerdekaannya dan secara mendirikan sebuah negara di Palestina dan dengan secara paksa pula Israel telah mengusir 750.000 rakyat Palestina dari rumahnya (negaranya sendiri) dan ratusan rumah dibumihanguskan. Tanah Palestina saat itu telah diklaim sebagai miliklsrael. Hingga pada tanggal ll Desember 1948. malalui resolusi Nomor 194 dari Majelis Umum PBB menetapkan pembentukan dua negara di Palestina. Yaitu Palestina dan Israel. Secara hukum. sebenarnya telah disepakati bahwa Israel wajib menerima kembali rakyat Palestina yang terusir dan mengganti kerugian serangan-serangan yang telah dilakukan Israel terhadap Palestina.

(46)

menolak hak pengembalian pengungsi Palestina ke tanah airnya sendiri. Israel tidak pernah tulus menunjukan niat untuk benar-benar ingin berdamai dengan Palestina.

Israel kemudian berhasil memperluas wilayahnya termasuk penguasaannya terhadap lebih dari setengah kota Yerussalem (Barat), setelah memenangkan konflik bersenjata dengan orang-orang Arab sepanjang tahun 1948-1949. Dengan meluasnya wilayah yang dikuasai Israel tersebut, maka Jalur Gaza yang berada di bawah kekuasaan Mesir terpisah dengan sungai Jordan. Wilayah ini kemudian disatukan oleh Yordania ke dalam negaranya tahun 1950.2

Palestina dan Israel memiliki sejarah peperangan yang sangat panjang, setidaknya perang telah berlangsung sejak seribu tahun sebelum masehi. Pasca Perjanjian Balfour (1917) dan deklarasi kemerdekaan Israel (1948), Israel telah menghancurkan 478 desa dari 585 desa dan melakukan 34 operasi pembantaian massal pada penduduk sipil Palestina. Puncak perlawanan balik dilakukan oleh Palestina, pada Intifada Pertama (1987) dan Intifada Kedua (2000). Pendudukan yang dilakukan Israel membuat Palestina kehilangan hampir 90% wilayahnya dalam 65 tahun terakhir. Israel kemudian memblokade Gaza sejak 2007, hingga meletus Perang Gaza pada 2008. Blokade air, darat, dan udara yang dilakukan Israel membuat penduduk Gaza kesulitan hidup. Gaza mengalami krisis bahan makanan, air bersih, pendidikan, pekerjaan, listrik, serta pelayanan kesehatan. Dengan jumlah penduduk

(47)

mencapai 1,6 juta jiwa, Gaza membutuhkan 17.760 tempat tidur di rumah sakit umum dan 12.160 tempat tidur di rumah sakit gawat darurat

B. Kejahatan Perang Israel

Serangan militer Israel ke Gaza yang dimulai pada tanggal 27 Desember 2008 diawali dengan serangan udara. Serangan yang dilancarkan dari udara ini diberi nama “Operation Cast Lead”. Serangan udara ini dilakukan oleh pesawat tempur F-16

serta helikopter Apache milik Israel. Selain melancarkan serangan udara, dalam agresinya kali ini Israel juga melancarkan serangan darat.

(48)

C. Dampak konflik Palestina – Israel

pihak Israel juga memotong persediaan air warga Palestina lewat perusahaan air nasional Israel, sekitar 40 ribu penduduk mengalami kekurangan pasokan air. Perusahaan Air Nasional Israel yang sengaja mengurangi pasokan air ke beberapa kota di Palestina, seperti Jenin, Nablus, Salfit, dan beberapa wilayah sekitarnya. Masyarakat menggantungkan kebutuhan air mereka dari truk penyedia air atau mencari sumber mata air terdekat di sekitar lingkungan mereka. Banyak keluarga yang terpaksa bertahan dengan 2, 3, atau kalau beruntung 10 liter air per orang setiap harinya. Pembatasan pasokan air di wilayah tepi barat Palestina dan Jalur Gaza ini sudah terjadi sejak tahun 1967, ketika penduduk setempat berhasil menguasai kembali wilayah ini. Pengurangan pasokan air ini tentu saja membuat masyarakat yang tinggal di daerah tersebut menderita. Menurut PBB, setiap orang di wilayah Palestina membutuhkan air minimal sebanyak 7.5 liter per harinya. Sedangkan di beberapa wilayah dengan suhu mencapai lebih dari 35 derajat celcius membutuhkan pasokan air dalam jumlah yang lebih banyak. Sayangnya, kini mereka hanya bisa bertahan dengan mengandalkan pasokan air secukupnya. Padahal, penduduk Israel termasuk pendatang mengonsumsi air dalam jumlah lima kali lipat lebih banyak daripada penduduk tepi barat Palestina. Dibanding penduduk tepi barat Palestina yang membutuhkan hanya 60 liter air setiap orang per hari, masyarakat Israel termasuk para pendatang menghabiskan air sebanyak 350 liter per hari.3

3

(49)
(50)

BAB IV

PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT INDONESIA DI GAZA PALESTINA

Pada bab ini penulis akan bercerita mengenai ulasan pembangunan

Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang meliputi Sejarah Konflik Palestina dan

Israel, Pembangunan Rumah Sakit Indonesia, Faktor- faktor Pendukung dan

Penghambat Pendirian Rumah Sakit Indonesia, Peran Penting Berbagai Pihak

Atas Berdirinya RSI Gaza, dan Peresmian Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Palestina.

A. Masuknya relawan MER-C ke daerah konflik Palestina

Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) mengirimkan 5

relawannya kePalestina. Tim telah berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta. Tim

MER-C masuk Palestina melalui melalui pintu perbatasan Rafah-Gaza, Mesir. .

Tim MER-C yang terdiri dari 4 relawan, yaitu dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT, dr.

Sarbini, dr. Indragiri, Sp.An., dan Mursalim bisa memasuki Gaza setelah

mendapat surat rekomendasi dari KBRI di Kairo, Red Crescent Mesir dan

Mendagri Mesir. Sebelumnya Tim MER-C juga telah dua kali menandatangani

surat pernyataan tidak akan menuntut Pemerintah Indonesia bila terjadi sesuatu

(51)

sudah mendapat izin untuk masuk ke Gaza, tetap tinggal di Kairo dan El-Arish

untuk mengurus pengiriman bantuan obat-obatan dan ambulan serta pengiriman

Tim Medis selanjutnya untuk masuk ke Gaza. Karena belum memungkinkan

untuk membangun Rumah Sakit Darurat, maka Tim rencananya akan bekerja

memberi pertolongan kepada para korban di Rumah Sakit Asy Syifa. Tim

MER-C masuk ke Gaza hanya membawa pakaian secukupnya, karena

obat-obatan dan peralatan medis tidak diizinkan masuk bersama Tim. Tim bergerak

dari perbatasan Mesir menuju perbatasan Palestina dengan menggunakan Bus

”Gaza City” dengan nomor 08-2822616, kemudian dipindahkan ke mobil

ambulan untuk menuju Jalur Gaza. Bantuan obat-obatan Tahap II dan 2 unit

ambulan yang dibeli oleh MER-C dari dana sumbangan yang masuk ke

rekening MER-C untuk Palestina,. Untuk kemudahan dalam pengiriman, semua

bantuan ini akan dikirimkan ke Gaza secara kolektif melalui Red Crescent

Mesir dan Red Crescent Palestina. Tim pertama MER-C yang masuk ke Gaza

adalah Tim Bedah yang akan bertugas untuk mencari informasi kebutuhan di

lapangan dan melakukan pertolongan medis khususnya operasi bedah tulang

kepada korban agresi Israel yang dikabarkan banyak mengalami kasus trauma

tulang. Belum diketahui berapa lama tim akan bertugas di Gaza, kemungkinan

1 pekan atau lebih sesuai dengan kondisi di lapangan. Untuk mem-back up

kebutuhan Tim Bedah MER-C, maka MER-C akan memberangkatkan Tim ke 2

berjumlah 7 relawan yang terdiri dari: 1 dokter umum, 1 dokter spesialis bedah

(52)

relawan non medis sebagai logistik. Setiba di Kairo Tim ke-2 berencana akan

langsung menuju basecamp MER-C di El Arish.

Adapun progam-program recovery yang akan dilakukan MER-C setelah

berhasil masuk ke Gaza yaitu sebagai berikut :

1. Pembangunan fasilitas medis (Rumah Sakit)

2. Pengiriman tenaga medis secara berkala sesuai kebutuhan

Untuk mendukung program tersebut, MER-C terus melakukan penggalangan

dana melalui:

1. Rekening bank,

2. Bantuan tunai

3. Bantuan berupa barang berharga

4. SMS MERC PEDULI di 7505

Melihat kondisi fasilitas medis di Gaza City yang hancur, Tim MER-C

berinisiatif untuk membantu pembangunan fasilitas medis (Rumah Sakit) di

wilayah ini dengan menggunakan donasi dari masyarakat Indonesia. Inisiatif ini

mendapat sambutan yang sangat baik dari Pemerintah Palestina, Tim MER-C

telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Rencana Pembangunan

(53)

Bashim Naim yang juga disaksikan.oleh ulama-ulama Palestina. Pemerintah

Palestina juga akan memberikan tanah bagi pembangunan Rumah Sakit ini.

Dalam penandatanganan tersebut, Tim MER-C diwakili oleh dr. Sarbini,

sementara dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT mewakili masyarakat Indonesia.

Penandatanganan ini juga turut disaksikan oleh sejumlah wartawan Indonesia

yang ada di Gaza. Pembangunan RS diperkirakan membutuhkan dana sebesar

Rp 20 Miliar di luar peralatan medis, sehingga perlu dilakukan penggalangan

dana lebih lanjut. Pemerintah Palestina memberikan lahan 1,6 hektare di Beit

Lahia untuk lokasi RS.1

B. Pembangunan Rumah Sakit Indonesia

Tim MER-C melihat bahwa RS di Gaza kewalahan menampung

korban agresi yang begitu banyak, terlebih lagi wilayah gaza utara yang

berbatasan langsung dengan Israel. Sebagai sebuah wilayah perang, Gaza juga

hanya memiliki 1 RS Rehabilitasi, yang tidak luput dari serangan Israel. Dalam

proses desain, ditentukanlah bentuk RS Indonesia berupa bangunan segi

delapan. Inspirasinya datang dari bentuk Qubbatul Sakhrah, masjid kubah emas

di wilayah Al Quds, Palestina. ”Sedangkan namanya ditetapkan Rumah Sakit

Indonesia, bukan Indonesia Hospital, supaya kental dengan nuansa Indonesia

1

(54)

Adapun dana pembangunan Rumah Sakit Indonesia seluruhnya

didapat dari masyarakat Indonesia yang mempunya rasa empati dan memiliki

rasa kepedulian yang tinggi. Dengan niat membantu memperbaiki kondisi

kesehatan rakyat Gaza, para relawan berhasil mengumpulkan dana dan

digunakan untuk mendirikan fasilitas kesehatan yang diberi nama Rumah Sakit

Indonesia (RSI). Beragam rintangan dihadapi untuk mewujudkan misi

kemanusiaan ini. Selama kurang lebih empat tahun sejak Mei 2011, selain

dihadang kesulitan mengakses Gaza dan pengadaan bahan, tim relawan juga

harus siap berkorban jiwa dan raga.

Setelah hampir satu tahun sejak dimulainya proses pembangunan

Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza-Palestina pada Mei 2011, akhirnya

pembangunan tahap 1 untuk struktur RSI selesai 100 persen. Laporan

pembangunan RSI di Gaza-Pelestina ini disampaikan salah seorang relawan

MER-C, Ir. Nur Ikhwan Abadi yang dikirimkan ke redaksi voa-islam.com.

Pekerjaan yang semula ditargetkan selama 9 bulan, sempat molor selama 3

bulan dikarenakan beberapa hal antara lain, susahnya relawan masuk ke Gaza

dalam rangka mengawal pembangunan RSI, pengadaan material yang

senantiasa dikirimkan melalui terowongan, kondisi cuaca pada akhir tahun

2011 dan awal tahun 2012 yang senantiasa turun hujan lebat.

Selain itu, kondisi keamanan di Gaza yang tidak menentu akibat

(55)

harus terhenti, serta beberapa item pekerjaan tambahan memerlukan waktu

tambahan pula dalam pengerjaannya. Akhir pekerjaan RSI Gaza ini ditandai

dengan pengecoran akhir tangga ramp yang dilaksanakan pada hari Sabtu 28

April 2012. Dua minggu sebelumnya diadakan pengecoran middle area dari

RSI ini setinggi 1 lantai, dan beberapa item lain seperti pintu masuk basement

dan lantainya. Dengan demikian 100% selesai sudah pembangunan RSI tahap

pertama ini yang selanjutnya akan diikuti oleh pembangunan tahap kedua untuk

Arsitektur dan ME (Mekanikal Elektrikal) RSI.2

Sebagai negara yang masih diduduki Israel, Palestina rentan terpantik

perang. Namun di tengah-tengah konflik, para relawan tetap konsisten

mewujudkan amanah rakyat Indonesia. Rakyat Palestina pun mengacungkan

jempol. Presidium MER-C Joserizal Jurnalis mengatakan, pembangunan

konstruksi RSI memakan biaya hingga Rp 40 miliar, sedangkan pembelian dan

pemasangan seluruh unit perlengkapan kesehatan seperti CT Scan mencapai

Rp. 80 miliar.

RSI kini sudah mulai beroperasi. Keberadaan RSI di Gaza merupakan

simbol baru persaudaraan Indonesia dengan Palestina. Total pembangunan RSI

mencapai Rp120 miliar. Ini merupakan hadiah dari rakyat Indonesia. Ini

merupakan kerja anak bangsa. Berdirinya Rumah Sakit Indonesia di Palestina

merupakan suatu bentuk program dukungan NGO MER-C Indonesia terhadap

pemerintah negara Palestina dengan bermodalkan dana sumbangan bagi

2

(56)

Palestina sebesar 5 miliar dan beberapa dana lain dengan total produksi hingga

mencapai 30 miliar, Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza

Utara telah rampung dikerjakan. Pengerjaan proyek ini sendiri telah hampir

berjalan 2 tahunan.3

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pendirian RSI

1. Faktor Pendukung

Melihat dalam skup yang lebih kecil pemanfaatan dan melanjutkan

prinsip thousand friends and zero enemy yang dapat membuka peluang

hubungan Indonesia dengan Israel tetap terbuka. Tentunya, dengan

memperhatikan kondisi domestik dan global. Dengan demikian Indonesia dapat

memperlihatkan dan memposisikan dirinya di dalam perpolitikan internasional

yang tidak memihak sehingga mudah diterima baik Palestin-Israel maupun

sekutu mereka dalam mengupayakan perdamaian tersebut. Selebihnya

indonesia dapat dikatakan beruntung memiliki warga negara yang sangat

mendukung kebijakan pemerintahnya dalam mengusung perdamaian tersebut.

Dengan penduduk yang mayorias muslim, masyarakat Indonesia dapat

digerakkan dengan mudah dalam membantu pemerintah dalam mengusahakan

hal tersebut. Rakyat Indonesia pun memiliki komitmen yang jelas dalam

menanggapi konflik tersebut. Mereka dapat dengan sukarela memberikan

3

(57)

bantuanya tanpa tangan pemerntah Indonesia. Dengan demikian tidak

mengherankan bahwa bantuan kemanusiaan Indonesia terhadap Palestina

terbilang maksimal, belum lagi ditambah dengan berbagai bantuan internasional

yang Indonesia terdapat didalamya seperti NASSP Capacity Building dan

lainya.4

2. Faktor Penghambat

Dengan selesainya pembangunan tahap pertama untuk struktur Rumah

Sakit Indonesia (RSI), bukan berarti pekerjaan selesai sampai disini.

Pembangunan tahap kedua untuk pekerjaan Arsitektur dan ME (Mekanikal

Elektrikal) sudah menanti diepan mata dan memiliki tantangan yang tak kalah

besarnya dari tahap pertama. Jika tahap pertama pembangunan RSI ini material

yang dibutuhkan hanya berupa beton dan besi, maka di tahap kedua proses akan

lebih rumit dan memerlukan konsenterasi dan tenaga yang lebih besar.

Pembangunan tahap kedua untuk Arsitektur dan ME akan memerlukan banyak

material yang disuplai dari luar Gaza. Terlebih lagi material-material tersebut

hampir semua diimpor melalui terowongan Gaza. Namun demikian harus

diyakin akan pertolongan Allah. Dulu RSI ini awalnya adalah sebuah khayalan,

namun dengan pertolongan Allah khayalan itu kini sudah berbentuk nyata dan

berdiri tegak di Gaza. Demikian juga dengan semua relawan MER-C yang

mengawasi pembangunan RSI Gaza, insya Allah senantiasa berkomitmen akan

4

Gambar

Table 1. riwayat organisasi NGO MER-C
Tabel 2. Kantor Cabang NGO MER-C
Gambar 1. Logo NGO MER-C
Gambar 2. Peta Negara Palestina
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada tanggal 22 Juni 2004, PT Bank Pan Indonesia Tbk (BP), pemegang saham, melakukan transaksi penjualan saham Perusahaan melalui PT Bursa Efek Jakarta sebanyak 16.000.000

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh dari kesegeraan feedback bias implisit terhadap stigma ekplisit dan tidak ditemukan korelasi yang

Tampilan antarmuka Latihan Matematika – Hitung Bilangan pada pembelajaran IPA dan Matematika untuk Anak Tunagrahita SMPLB-C, dimana pada latihan ini diberikan

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Korelasi Penguasaan Konsep Prasyarat dengan Skor Postes 1 Siswa Kelompok Eksperimen

Berdasarkan data yang terkumpul, dapat dikatakan bahwa semua responden mendukung diperlukan suatu perbaikan sistem tata kelola lembaga pendidikan Katolik. Lebih lanjut,

[r]

Ketepatan pelayanan fisioterapi pasien peserta jaminan kesehatan nasional di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Jatinom Klaten Sebagian besar tingkat ketepatan pelayanan

ANALISIS TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC) DI UKM LE PURE BAKERY PRABUMULIH..