KEEFEKTIVAN JARINGAN KOMUNIKASI DALAM ADOPSI
INOVASI TEKNOLOGl PENGEMBANGAN AGRlBISNlS
(Kasus Ternak Kambing PE di Kabupaten
Sleman
Dl. Yogyakarta)
Oleh:
HANO HANAFI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
. ABSTRAK
HANO HANAFI. Keefektivan Jaringan Komunikasi dalam Adopsi lnovasi Teknologi Pengembangan Agribisnis (Kasus Ternak Kambing PE di Kabupaten Sieman Di. Yogyakarta). Dibimbing oleh SUMARDJO, AMIRUDDiN SALEH dan IDA YUHANA.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari :
(1) Pro51 jaringan komunikasi yang berperan secara efekiif terhadap komitmen peiemak dan tingkat adopsi inovasi teknologi pengernbangan agribisnis ternak kambing PE.
(2) Faktor-fakior yang menentukan tingkat adopsi inovasi teknologi pengembangan agribisnis ternak kambing PE.
(3) Faktor-faktor yang menentukan tingkat kornitmen petemak terhadap kesinambungan bisnis kambing PE.
Penelitian dilaksanakan di Desa Girikerto, Kabupaten Sleman. Yogyakarta. Jumlah responden sebanyak 80 responden, terdiri dari dua kelompok yakni Kelompok ternak Pangestu 59 responden, dan Kelompok Sukorejo 21 responden. Peneiitian dilakukan dengan cara s u ~ a i yang bersifat deskripti korelasional. Untuk menganalisis hubungan dan pengaruh antar peubah, dilakukan analisis kore!asi. Sedangkan analisis jaringan kornunikasi untuk melihai level individu, level klik dan level sistem, digunakan metode sosiometri dengan rnernbuat sosiograrn. Hasii analisis jaringan kornunikasi dapat mengetahui peranan dari masing-masing individu, poia jaringan komunikasi kelornpok seria tingkat keterhubungan, tingkat integrasi dan tingkat keterbukaan anggota kelompok peternak.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa pada Kelompok Pangestu tingkat pendidikan, jumlah kepemilikan ternak, pendapatan keluarga, dan ketereedahan media massa berhubungan nyata dengan komitmen peternak terhadap kesinambungan bisnis. Sedangkan di Kelompok Sukorejo hanya keterdedahan media massa yang berhubungan nyata dengar! komitmen peternak. Pada Kelornpok Pangestu tingkat pendidikan dan keterdedahan media massa berhubungan nyata dengan tingkat adopsi inovasi, narnun di Kelompok Sukorejo hanya tingkat pendidikan yang berhubungan nyata dengan komitmen peternak.
Pada Kelompok Pangestu dan Sukorejo keefektivan jaringan komunikasi dengan komitmen peternak terhadap kesinambungan bisnis terdapat hubingan yang positif. Pada Kelompok Sukorejo, terdapat hubungan yang positif antara keefektivan jaringar: kornunikasi dengan tingkat adopsi inovasi teknologi. Faktor karakieristik peternak yang memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat adopsi inovasi pada Kelompok Pangestu adalah faktor pendidikan peternak, status kepemilikan ternak, dan faktor keterdedahan media rnassa, serta keefektivan jaringan kornunikasi. Sedangkan pada Kelompok Sukorejo adalah faktor pendidikan peternak, dan keierdedahan media massa berhubungan nyata dengan tingkat adopsi inovasi.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya rnenyatakan tesis yang berjudul :
KEEFEKTIVAN JARINGAN KOMUNIKASI DALAM ADOPSI INOVASi
TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRlBISNlS (Kasus Ternak Karnbing PE di
Kabupaten Sleman Dl. Yogyakarta).
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belurn pernah
dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, September 2002
KEEFEKTIVAN JARINGAN KOMUNlKASl DALAM ADOPSI
INOVASI TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRlBlSNlS
(Kasus Ternak Kambing P E
di
Kabupaten Sleman Dl. Yogyakarta)Oleh:
HANO HANAFI
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANlAN
BOGOR
Judul Tesis : KEEFEKTIVAN JARINGAN KOMUNlKASl DALAM ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI PENGEMBANGAN AGRlBlSNlS (Kasus Ternak Kambing PE di Kabupaten Sleman Dl. Yogyakarta)
Nama : Hano Hanafi
NRP : 99518
Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing
I
Ir. & i r y d d i n - ~ a l e h - ~ ~ -
--
A~ Anggota
Mengetahui,
Ir. Ida Y u h a n a m Anggota
Penulis dilahirkan di Ciarnis, pada tanggal 20 Agustus 1959 sebagai anak ke
tiga dari pasangan Mukson dan Mundjariah.
Penulis rnenamatkan Sekolah Dasar tahun 1973 di Sidarnulih Kecarnatan
Pangandaran
-
Ciarnis (Jawa Barat), Sekolah Menengah Pertama tahun 1976 diSMPN Pangandaran, Sekolah Menengah Atas tahun 1980 di SMAN I Banjar -
Ciarnis. Pendidikan sarjana rnuda di Akademi Pertanian Nasional Bandung lulus
tahun 1984 jurusan Teknologi Hasil Pertanian, rnelanjutkan sarjana (S-I) di Universitas Siliwangi Tasikmalaya jurusan Budidaya Pertanian (Agronomi) dan lulus
tahun 1988.
Tahun 1990 diterirna di Proyek Penyelamatan Hutan Tanah dan Air beriokasi
di Malang di bawah tanggungjawab Pusat Penelitian Tanah dan Agroklirnat Bogor.
Tahun 1992 penulis diangkat sebagai Pegawai Nsgeri Sipil (PNS) di Stasiun
PeneSiian Tanah dan Agroklirnat Yogyakarta. Tahun 1995, Stasiun Penelitiai'i Tanah
dan Agroklirnat melebur dan bergabung dengan lnstaiasi PeneSiian dan Pengkajian
Teknologi Pertanian Yogyakarta. Tahun 200; IPFTF Yogyakarta berubah nama
rnenjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta.
Sejak September 1999, penulis mendapat kesempatan rnengikuti pendidikan
Program Magister Sains pada Program Studi Kornunikasi Pembangunan Pertanian
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadlirat Allah S.W.T. karena atas rahmat-
Nya tesis dengan judul Keefektivan Jaringan Komunikasi dalarn Adopsi inovasi
Teknologi Pengembangan Agribisnis (Kasus Ternak Kambing PE di Kabupaten
Sleman, Dl. Yogyakarta) dapat tersusun. Penulis rnenyadari bahwa dalam
penyelesaian tesis ini meialui perjalanan panjang yang penuh rintangan dan
kendaia, hanya dengan petunjuk-Nya semuanya ini alhamdulillah dapat teratasi.
Tesis ini dibuat atas dasar keinginan penuiis untuk rnengetahui lebih jauh
bagairnana sebenarnya penyebaran informasi yang terjadi di tingkat peternak
melalui jaringan komunikasi dalam adopsi inovasi teknologi pengembangan
agribisnis temak kambing PE. Tesis ini merupakan salah satu syarat dalarn
penyelesaian Program Magister Sains llmu Sosial (MSi) pada Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Program Pascasarjana, lnstitut
Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penuiis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada yang terhormat : Bapak Dr. ir. Sumardjo MS. Bapak Ir. H. Amiruddin Saleh
MS, dan lbu lr. Ida Yuhana MA, selaku komisi pembimbing. Kepala Baiai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Ungaran dan Yogyakarta. Bapak Kepala
Desa Girikerio, Kabupaten Sleman yang telah memberikan izin melakukan
penelitian. Rasa terima kasih yang tiada hingga kepada rekan-rekan seper~uangan di
Program Studi Komucikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan : Abdui Azis,
lwan Setiawan. Agus Sutiarso, Idamat iukman, Joko Soeda:so, dan lgn. Harsanto
dan lain-lain yang iidak mungkin saya sebut namanya saiu persatu.
Secara khusus penulis sampaikan kepada keciua orangtua penulis, istri
tercinta; Tiik Sumiati, ananda Restu Khalifa Ardhi, Raisa Ninnala Dewi dan Raisita
lmanina Putri yang dengan setia dan penuh kesabaran memberikan Semangat dan
dorongan kepada penulis hingga selesainya studi. Semoga Allah SWT membaias
semua amal kebaikan yang kita lakukan.
DAFTAR
IS1
Halaman
KATA PENGANTAR ... I
DAFTAR IS1 ... 11
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR
...
ixDAFTAR LAMPIRAN ... ... ... x
1 .1 . Latar Belakang 1 1.2. Perurnusan Masalah . .
...
51.3. Tujuan Penel~tlan
...
6I
.
4. Kegunaan Hasil Peneliian ... 7C II.TINJAUAN PUSTAKA ... 9
. .
... 2.1. Perkembangan lptek dan Model Kornunikasi
.... 2.2.Tokoh Masyarakat. Pengertian Adopsi dan Kecepatan Adopsi 2.3. Perilaku Peternak dalarn Jaringan Kornunikasi ...'... ...
... 2.4. Keefektivan Jaringan Kornunikasi
... 2.5. Karakteristik Peternak dan Proses Difusi lnovasi
... 2.6. Proses Pengambilan Keputusan Adopsi lnovasi
... 2.7. Sistern Agribisnis dan Wawasannya
... 2.8. Lembaga Penunjang
... 2.9. Kornitrnen Peternak terhadap Kesinarnbungan Bisnis
...
Ill . KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 38
. .
...
3.1. Kerangka Pernlkfran 38
...
3.2. Hipotesis 41
...
IV . METODE PENELlTlAN 42
... 4.1. Populasi clan Sampel
...
4.2. Metoda Pengarnbilan . . Sarnpel .- ...
... 4.3. Rancangan PenelitIan
... 4.4. Metode Pengumpulan Data
4.5. Operasionalisasi Variabel
...
4.6. Pengumpulan Data
... 4.7. Validitas dan Reliabilitas lnstrurnen
V . HASlL DAN PEMBAHASAN
...
5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian ... 5.2. Jaringan komunikasi Peternak Kambing PE di Kelompok Pangestu
dan Sukorejo ...
5.2.1. Pola Jaringan Komunikasi Kelompok Pangestu ...
5.2.2. Pola Jarinqan Kornunikasi Kelornpok Sukorejo . ...
5.2.3. Analisis Klik ...
....
5.3. Fungsi dan Peranan Status lndividu dalam Jaringan Kornunikasi
...
5.4. Pola Jaringan Komunikasi . .
...
5.5. Karakteristlk Peternak
15.5.1. Urnur Peternak
...
... 5.5.2. Pendidikan Peternak
...
5.5.3. Jumlah Kepemilikan Ternak
...
5.5.4. Status Kepemilikan Ternak
...
5.5.5. Pendapatan Keluarga Peternak 5.5.6. Pengalaman Beternak
... 5.5.7. Keterdedahan terhadap Media Massa
5.6. Komitmen Peternak terhadap Kesinambungan Bisnis ... 5.7. Keefektivan Jaringan Komunikasi dalam Sistem Agribisnis Kambing
5.7.1. Tingkat Partisipasi Peternak daiam Perencanaan ... 5.7.2. Tingkat Partisipasi Peternak dalam Pelaksanaan ...
... 5.7.3. Tingkat Partisipasi Peternak dalam Evaluasi
5.7.4. Tingkat Partisipasi Peternak dalam Pemanfaatan ...
... 5.8. Tingkat Adopsi lnovasi Teknologi
... 5.8.1. Aspek Kognitif Adopsi lnovasi
... 5.8.2. Aspek Konati Adopsi lnovasi
5.9. Hubungan Karakieristik Peternak dengan Komitmen Peternak ... terhadap Kesicambungan Bisnis
... 5.9.1. Hubungan Urnur Peternak dengan Komitmen Peternak 5.9.2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Komitmen Peternak ... 5.9.3. Hubungan Jumlah Kepernilikan Ternak dengan Kornitrnen
... Peternak
5.9.4. Hubungan Status Kepemilikan Ternak dengan Komitmen
...
Peternak
5.9.6. Hubungan Pengalarnan Beternak dengan Kornitrnen Peternak. 5.9.7. Hubungan Keterdedahan terhadap Media Massa dengan
Kornitrnen Peternak
...
5.10. Hubungan Keefektivan Jaringan Kornunikasi dengan Kornitrnen ... Peternak Terhadap Kesinarnbungan Bisnis
5.10.1. Hubungan Partisipasi dalarn Perencanaan dengan
...
Kornitrnen Peternak
5.10.2. Hubungan Partisipasi dalarn Pelaksanaan dengan Kornitrnen Peternak ... 5.1 0.3. Sebaran Partisipasi dalarn Evaluasi dengan Kornitrnen
...
Peternak
5.10.4. Sebaran Partisipasi dalarn Pernanfaatan dengan Kornitrnen
...
Peternak
5.1 1. Hubungan Keefetivan Jaringan Kornunikasi dengan Tingkat Adopsi Teknoiogi
...
5.1 1 .I . Hubungan Partisipasi dalarn Perencanaan dengan Aspek Kognitii Adopsi lnovasi ...
5.1 1.2. Hubungan Partisipasi dalarn Perencanaan dengan Aspek ... Konatff Adopsi lnovasi
5.1 1.3. Hubungan Partisipasi dalarn Pelaksanaan dengan
... Aspek Kognrtif Adopsi lnovasi
5.1 1.4. Hubungan Partisipasi dalarn Pelaksanaan dengan Aspek Konatif Adopsi lnovasi ... 5.1 1.5. Hubungan Partisipasi dalarn Evaluasi dengan Aspek Kognitif
... Adopsi lnovasi
5.1 1.6. Hubungan Partisipasi dalarn Evaluasi dengan Asek konatif ... Adopsi lnovasi
5.1 1.7. Sebaran Partisipasi dalarn Pernanfaatan dengan Aspek ... kognitii Adopsi lnovasi
5.1 1.8. Sebaran Partisipasi dalarn Pernanfaatan dengan Aspek Konatif Adopsi lnovasi
5.12. Hubungan Kornitrnen Peternak terhadap Kesinarnbungan Bisnis ... dengan Tingkat Adopsi lnovasi
5.12.1. Hubungan Kornitrnen Peternak dengan Aspek Kognitif Adopsi ... lnovasi
5.1 3 . Faktor-faktor yang Mernpengaruhi Kornitmen Peternak
5.13.1. Faktor-faktor yang Mernpengaruhi Kornitrnen Peternak di Kelompok Pangestu ... 5.1 3.2. Faktor-faMor yang Mempengaruhi Komitmen Peternak di
Keiornpok Sukorejo ...
5.14. Faktor-faktor yang Mernpengaruhi Tingkat Adopsi lnovasi Teknologi .
5.14.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi lnovasi ... Teknologi di Kelornpok Pangestu
5.14.2. Faktor-faktor yang Mernpengaruhi Tingkat Adopsi lnovasi
...
Teknologi di Kelornpok Sukorejo
...
VI . KESIMPULAN DAN SARAN
... 6.1. Kesirnpulan
6.2. Saran ...
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1 Wilayah Kelornpok Petemak, Sarnpel Peternak dan Jumlah Ternak
Tahun 2001
...
422 Data Sosiornetri "Partner"Bicara Petemak Kelornpok Ternak Kambing, PE (Pangestu), Dusun Kemirikebo, Desa Girikerto
-
Sleman, Tahun2001
...
.
.
...
583 Data Sosiornetri "Partner" Bicara Petemak Kelornpok Ternak Karnbing
PE Sukorejo, Desa Girikerto
-
Slernan, Tahun 682001
...
4 Derajat Keterbukan Klik di Kelompok Temak Kambing PE "Pangestu" 71 Desa Girikerto
-
Sleman, Tahun 2001...
5 Derajat Keterbukan Klik di Kelornpok Ternak Karnbing PE 'Sukorejo" 72 Desa Girikerto
-
Slernan, Tahun 2001...
6 Distribusi Peternak Menurut Umur di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, 79 Tahun 2001
...
7 Distribusi Peternak Menurut Pendidikan Peternak di Kelornpok Pangestu 80 dan Sukorejo, Tahun 2001
...
8 Distribusi Peternak Menurut Jurniah Kepernilikan Ternak di Kelompok 81 Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
9 Distribusi Peternak Menurut Status Kepernilikan Ternak di Kelornpok 83
...
Pangestu dan Sukorejo. Tahun 2001 ...
..
10 Distribusi Peternak Menurut Pendapatan Keluarga di Kelompok 84
...
Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
11 Distribusi Peternak Menurut Pengalaman Beternak di Kelornpok 85
...
Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
12 Distribusi Peternak Menurut Keterdedahan terhadap Media Massa Radio 86 dan Televisi di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
13 Distribusi Peternak Menurut Komitrnen Peternak terhadap Kesinarnbung- 87
...
an Bisnis di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, tahun 2001
14 Distribusi Peternak Menurut Tingkat Partisipasi dalam Perencanaan 89
...
15 Distribusi Peternak Menurut Partisipasi dalam Pelaksanaan di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
16 Distribusi Peternak Menurut Tingkat Partisipasi dalarn Evaluasi di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo. Tahun 2001
...
17 Distribusi Peternak Menurut Partisipasi dalam Pemanfaatan
di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
18 Distribusi Peternak Menurut Aspek Kognitif Adopsi lnovasi di Kelornpok
...
Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
19 Distribusi Peternak Menurut Aspek Konati Adopsi lnovasi di Kelornpok
...
Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
20 Sebaran Umur Peternak dengan Komitrnen Peternak di Kelompok
...
Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
21 Sebaran Tingkat Pendidikan dengan Kornitmen Peternak pada
Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
22 Sebaran Jumlah Kepemilikan Ternak dengan Kornitmen Peternak di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
23 Sebaran Status Kepemilikan Ternak dengan Kornitrnen Peternak di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
24 Sebaran Pendapatan Keluarga dengan Komitmen Peternak di Kelompok Pangestu dan Sukorejo. Tahun 2001
...
25 Sebaran Pengalarnan Beternak dengan Komitrnen Peternak di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
26 Sebaran Keterdedahan terhadap Media Massa Radio dsn Televisi dengan Komitrnen Peternak di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun
...
200127 Sebaran Tingkat Partisipasi dalarn Perencanaan dengan
omitm men
Peternak di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001 ...28 Sebaran Tingkat Partisipasi dalam Pelaksanaan dengan Komitrnen Peternak di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
29 Sebaran Tingkat Partisipasi dalam Evaluasi dengan Komitmen Peternak di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
30 Sebaran Tingkat Partisipasi dalarn Pemanfaatan dengan Komitmen
...
Peternak di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo
31 Sebaran Tingkat Partisipasi dalarn Perencanaan dengan Aspek Kognitii Adopsi lnovasi di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
32 Sebaran Tingkat Partisipasi dalarn Perencanaan dengan Aspek
Konatif Adopsi lnovasi di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
33 Sebaran Tingkat Partisipasi dalarn Pelaksanaan dengan Aspek Kognitif
...
Adopsi lnovasi di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 200134 Sebaran Tingkat Partisipasi dalam Pelaksanaan dengan Aspek
Konatii Adopsi lnovasi di Kelornpok Pangesiu dan Sukorejo, Tahun 2001
35 Sebaran Tingkat Partisipasi dalarn Evaluasi dengan Aspek Kognitif
...
Adopsi lnovasi di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
36 Sebaran Tingkat Partisipasi dalarn Evaluasi dengan Aspek Konatif
...
Adopsi lnovasi di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
37 Sebaran Ticgkat Partisipasi dalam Pernanfaatan dengan Aspek Kognitif Adopsi lnovasi di Kelornpok Pangesfu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
38 Sebaran Tingkat Partisipasi dalarn Pernanfaatan dengan Aspek Konatif Adopsi lnovasi di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
39 Sebarzn Kornitrnen Peternak dengan Aspek Kognitif Adopsi lnovasi di Kelornpok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
40 Sebaran Korniimen Peternak dengan Aspek Konatii Adopsi Inovasi di Kelompok Pangestu dan Sukorejo, Tahun 2001
...
41 Pengaruh Karakteristik Peternak, Keefektivan Jaringan Kornunikasi dengan Kornitmen Peternak di Kelornpok Pangestu, Tahun 2001 ...
42 Pengaruh Karakteristik Peternak, Keefektivan Jaringan Kornunikasi dengan Kornitrnen Peternak di Kelornpok Sukorejo. Tatlun 2001
...
43 Pengaruh Karakteiistik Peternak, Keefektivan Jaringan Kornunikasi dan Kornitrnen Peternak dengan Tingkat Adopsi lnovasi Teknologi di
Kelornpok Pangestu. Tahun 2001 ...
44 Pengaruh Karakteristik Peternak, Keefektivan Jaringan Komunikasi dan Kornitmen Peternak dengan Tingkat Adopsi lnovasi Teknoiogi di
...
Kelornpok Sukorejo. Tahun 2001DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
...
1 Model Komunikasi Linier Shannon dan Weaver (1949) 11
2 Model Kornunikasi lnteraktif atau Konvergen Schrarnrn, 1373 ... 11 3 Keterkaitan antar komponen kelembagaan menurut Koentjoroningrat
(Tim LP-IPBdan Bappenas, 2000) ... 35
4 Hubungan karakteristik peternak, keefektivan jaringan komunikasi dan komitmen peternak terhadap kesinambungan bisnis dengan tingkat
adopsi inovasi teknologi pengembangan agribisnis ternak kambing PE 40
5 Pola Jaringan Komunikasi Peternak Karnbing PE, pada Kelornpok ...
Pangestu, Desa Girikerto, Sleman
-
DIY 656 Pola Jaringan Komunikasi Peternak Karnbing PE, pada Kelornpok
...
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Teks
HalamanI Derajat Keterhubungan I Koneksi lndividu anggota Kelornpok
Pangestu Desa Girikerto, Kabupaten Slernan ... 142
2
Derajat Keterhubungan I Koneksi lndividu anggota KelornpokSukorejo Desa Girikerto, Kabupaten Slernan ... 144
3 Korelasi Variabel Karakteristik Peternak dengan Komitmen Peternak terhadap Kesinarnbungan Bisnis dan Tingkat Adopsi lnovasi
Teknologi ... $45
4 Korelasi Variabel Komitrnen Peternak terhadap Kesinambungan Bisnis dengan Keefeidivan Jaringan Kornunikasi dan Tingkat Adopsi
...
lnovasi Teknologi 146
5
Surat Rekomendasi I ljin Penehtian dari Camat Tun, KabupatenSlernan, Daerah lstirnewa Yogyakaria ... 147
6 Peta Lokasi Penelitian Desa Gif~erto. Kecarnatan Tun, Kabupaten
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebijaksanaan program pernbangunan yang tercanturn daiarn GBHN (Garis-
Garis Besar Haluan Negara) telah rnenetapkan bahwa dalarn Repelita VI prioritas
pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor
pertanian dan sektor industri. Rencana program pernbangunan tersebut diharapkan
dapai mewujudkan suatu struktur ekonorni yang seimbang antara sekior indusiri dan
pertanian. Agribisnis sebagai suatu pendekatan pernbangunan dinyatakan secara
eksplisit dalarn Repeliia VI Departernen Pertanian.
Pernbangunan pertanian dalarn perekonornian nasional saat ini sedang
berada daiam masa transisi. Perubahan struktur perekonornian yang di dorninasi
sekior pertanian rnulai digeser oleh sektor industri dan jasa adalah konsekuensi
kebert~asilan pernbangunan dan menuntut keberadaan surnbsr-sumber
perturnbuhan baru di sektor pertanian. Konsep agribisnis dan agroindustri dalam
situasi seperti ini rnerupakan alternatif yang tepat dalarn upaya rnewujudkan sosok
pertanian tangguh sehingga rnarnpu bersaing dengan sektor lain dalarn
pernanfaatan surnberdaya domestik yang sernakin terbatas rnaupun dalarn
persaingan pasar global yang semakin ketat.
Pernbangunan peternakan akan rnenghadapi inasalah dengan sernakin
terbatasnya ketersediaan sumberdaya alam karena rneningkatnya tuntutan dan
kebutuhan pembangunan ekonorni yang sernakin kornpleks. Di samping kuantitas.
rnasalah lain yang dihadapi adalah turunnya kualiias surnberdaya alarn yang
semakin cepat akibai penggunaan yang meiarnpaui baias, penggunaan yang kurang
Selain itu kondisi usaha peternakan di Indonesia saat ini masih dicirikan oleh
peternakan rakyat yang berskala kecil dan umumnya masih dalam bentuk usaha
sampingan. Dengan demikian di samping mutu genetik, perbaikan dalam teknik
perneliharaan dan sistem perbaikan pakan, diharapkan dapat meningkatkan
produksi dan meningkatkan kuaiias produk usaha peternakan dalam suatu industri
peternakan yang tangguh, maju dan efisien. industri peternakan yang demikian perlu
dipacu agar mampu meningkatkan kesejahteraan peternak dan marnpu mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional secara kolektif.
Program pembangunan pertanian di era reformasi menurut Solahuddin
(1999), bahwa kegiatan pembangunan pertanian secara umum tetap dilaksanakan
sesuai dengan program-program utarna dan penunjang pembangunan pertanian.
Konsep Gerakan Mandiri (Gema) peningkatan produksi, disosialisasikan sebagai ciri
ataupun tema dalam memobilisasi pernanfaatan seluruh sumberdaya pembangunan
(sumberdaya aiarn, surnberdaya manusia, teknologi, modal dan kelembagaan).
Konsep Gema ini dipakai pula sebagai alat untuk meilggalang dukunyan dari
berbagai pihak terkaa dalam bentuk koordinasi di tingkat perencanaan di pusat
sarnpai daerzh dan peiaksanaannya di lapangan. Pada prinsipnya Gerakan mandir:
ini meiupakan upaya peningkatan kernandiiian dan keberdayaan para petani.
peternak, dan nelayan daiarn menjalankan usaha pertaniannya agar tercapai
efisiensi dan peningkatan dayasaing kornoditas. Penulis dalam penelitian ini
rnengangkat salah satu program pernbangunan pertanian Gema Proteina 2001, yang ada di Wilayah Kabupaten Sleman, Daerah lstimewa Yogyakarta yakni
Perturnbuhan agribisnis peternakan rnernerlukan keterpaduan dalarn
pengembangan setiap subsistern yang terlibat, di rnana diperlukan dukungan ilrnu
pengetahuan dan teknologi. Dalarn subsistern sarana produksi, kualitas bibit
mewpakan komponen penting yang menentukan efisiensi dan produMivitas usaha.
Sebagai rnateri dasar bagi proses produksi, peningkatan kualitas bibit senantiasa
rnernerlukan perhatian yang serius baik untuk mencapai efisiensi usaha yang
diinginkan rnaupun untuk rnernenuhi selera pasarlkonsurnen yang secara perlahan
ataupun efisien rnerupakan strategi utarna.
Keberhasilan pernbangunan peternakan dengan pendekatan agribisnis
ditentukan oleh konsistensi pengelolaan antar subsistern agribisnis hulu, budidaya,
agribisnis hilir, dan jasa penunjang agribisnis. Oleh karena i u , keberhasilan
pernbangunan agribisnis berbasis peternakan akan sangat ditentukan oleh
keharmonisan kerjasarna tirn (team work) surnberdaya rnanusia, baik yang berada
pada agribisnis hulu, budidaya, agribisnis hilir dan yang ada pada jasa penunjang.
Hasil penelitian Hill dan Berder (1996); Ward ef a/., (1995) dalam Saragih (1998)
rnengatakan bahwa, ketidakefisienan, kelarnbatan perkembangan dan
kekurangrnarnpuan beradaptasi dac suatu agribisnis banyak berjuinber dari
ketidakharmonisan kerja tim di agribisnis itu sendiri. Dengan demikian, seluruh
anggota kelornpok peternak khususnya dalam gengembangan agribisnis karnbing
PE dari hulu sampai hilir sangat memerlukan adanya kekornpakkan dan
keharmonisan dalarn satu tirn kerja (team work).
Upaya untuk rnewujudkan suatu kerjasarna tirn yang harrnonis dan kornitrnen
di antara anggota kelornpok yang terlibat di dalarnnya tidak cukup tianya rnerniliki
wawasan mengenai bidang pekejaannya sendiri (on-job oriented). Menurut Saragih
(1998), bahwa kunci keberhasilan kejasarna tirn adalah bila setiap surnberdaya
rnanusia yang ada merniliki wawasan pengetahuan mengenai bagaimana pekejaan
bidang lain dilaksanakan (how to do each other's job).
Pada rnasa yang akan datang cara pandang petemakan sebagai budidaya
ternak perlu diperluas rnenjadi industri biologis peternakan yang mencakup empat
aspek, yaitu : (1) peternak sebagai subyek yang haws ditingkatkan pendapatan dan
kesejahteraannya, (2) temak sebagai ohyek yang harus ditingkatkan produksi dan produktivitasnya. (3) lahan sebagai basis ekologi budidaya yang harus dilestarikan,
serta (4) teknologi dan pengetahuan sebagai alat untuk rneningkatkan efisiensi perlu
selalu diperbaharui serta disesuaikan dengan kebutuhan (Wardoyo. 1990; Djarsanto, 1992 dalam Saragih 1998).
Diinjau dari sudut struktur jaringan kornunikasi pengelolaan pengernbangan
agribisnis ternak kambing PE merupakan kebijaksanaan program daerah yang
rnenjadi andalan. Dalarn rancangbangun pengembangan Sentra Agribisnis
Komoditas Llnggulan (SPAKU) kanbing PE untuk Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta teiah diplotkan yakni Kabupaten Kulonprogc dan Slernan. Prqrarn
pengembangan agribisnis kambing PE dalam penyebarannya hingga dapat diterima
dan diiaksanakan oleh petemak di pedesaan dapat melaiui jaringan komuniitasi baik
formal maupun jaringan komunikasi informal. Tampaknya perlu ditemukan rumusan
yang tepat dan efektif antara aspek penelaian, penyuluhan, pengaturan, pelayanan
dan pengguna (users) seperti peternak dan lenlbaga usaha termasuk koperasi serta
lernbaga agribisnis lainnya, sehingga antar sub sistem agribisnis berjalan serasi dan
saling mendukung.
Beberapa instansi yang terlibat dalarn pengembangan sistem agribisnis
kambing PE ini antara lain Dinas Peternakan dengan bantuan sarana berupa bibit.
susu, lnstaiasi Peneiiiian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta
rnernberikan birnbingan teknologi budidaya ternak karnbing
PE
dan teknologipascapanen susu, Kanwil Departemen Koperasi membina kelompok peternak dan
rnernbeniuk suatu Lernbaga yakni Koperasi Unit Desa.
Untuk rnengetahui lebih jauh peranan jaringan kornunikasi baik formal
rnaupun informal di kalangan peternak dalarn rnengadopsi paket teknologi
pengembangan ternak kambing PE dari beberapa subsistem agribisnis, sangat
penting untuk dilakukan analisis jaringan kornunikasi. Terutarna dalarn rangka
mengidentiikasi jaringan komunikasi yang terjadi, perilaku para anggota kelompok
peternak dalarn mencari informasi dan rnengadopsi inovasi teknologi
pengembangan agribisnis ternak kambing PE.
1.2.
Perurnusan MasalahPengembangan agribisnis ternak kambing PE rnelalui jaringan kornunikasi
formal dapat diartikan sebagai program pernbangunan bidang peternakan yang
selama ini dilaksanakan atas bantuan pernerintah rnelalui proyek-proyek pemerintah
yang bersifat top down, baik rnelalui dinas peternakar: atau dinas-dinas terkaii
lainnya. Sedangkan pengembangan agribisnis ternak karnbing PE rnelalui jaringan
kornunikasi informal artinya proses perkernbangan agribisnis ternak karnbing
PE
yang tidak rnelalui bantuan pernerintah atau dinas-dinas, rnelainkan atas dasar
modal dan kesadaran sendiri (swadaya), rnulai dari bibit sarnpai ke pernasaran.
Hasil wawancara sepintas dengan beberapa peternak tentang upaya
penerapan paket teknologi pengernbangan agribisnis kambing PE rnenunjukkan,
bahwa keadaan peternak masih tergolong relatif rendah dalarn adopsi inovasi. Hal
ini terbukti rnisalnya saja dalarn rnenangani rnasalah pascapanen susu, tarnpaknya
masih belum rnerasa perlu penanganan yang serius. Jika rnelihat kenyataan yang
demikian, maka diduga ada beberapa faktor penghambat dalam proses adopsi
inovasi, antara lain belum terjadi komunikasi yang baik di antara anggota peternak
dan rendahnya komitmen di antara anggota petemak terhadap kesinambungan
bisnis. Atas dasar fenomena ini, rnenjadi acuan bagi pene'ti akan pentingnya
peranan jaringan komunikasi dalam penyebaran informasi teknologi, sekaligus
bagaimana memetakan poia jaringan komunikasi yang terjadi daiam adopsi inovasi
teknologi pengembangan agribisnis ternak kambing
PE.
Semra spesifik ada tiga masalah yang menjadi topik dalam peneliian ternak
kambing
PE
ai Kabupaten Sleman, Yogyakarta, yaitu :(I) Bagaimana profil jaringan komunikasi yang berperan secara efektii terhadap
komiimen petemak dan tingkat adopsi inovasi teknologi pengembangan
agribisnis ternak karnbing
PE
?(2) Bagaimana hubungan komitmen peternak dengan tingkat adopsi inovasi ?
(3) FaMor-faMor apa saja yang mempunyai korelasi nyata dengan komitmen
peternak terhadap kesinambungan bisnis kambing
PE
?(4) FaMor-faMor apa saja yang berpengaruh dalam menentukan tingkat adopsi
inovasi teknologi pengembangan ternak kambing
P E
?1.3. Tujuan Penefitian
Sejalan dengan permasaiahan tersebut di atas, semra umum penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pols pembangunan peitanian khususnya sektor peternakan, rnelalui keefekhan jaringan
komunikasi dalam adopsi inovasi teknologi pengembangan agribisnis ternak
kambing
PE.
Asurnsi dasar dari pene'tian ini adalah apabila jaringan kornunikasi dalarn
pengernbangan agribisnis ternak karnbing PE berjalan efektif, rnaka diharapkan
kernandirian peternak akan rneningkat sejalan dengan rneningkatnya kualitas
perilaku peternak dalarn rnengadaptasikan dirinya terhadap lingkungan (fisik, sosial,
ekonomi dan teknologi) yang senantiasa berubah dan kebutuhan rnasyarakat yang
cenderung rneningkat, serta terjangkaunya sarana dan teknologi unggul yang tepat
guna.
Setelah rnelihat berbagai tantangan dan perrnasalahan yang berkernbang
dalarn rnasyarakat peternak, rnaka secara iebih spesifik penelitian ini bertujuan :
(I) Mernpelajari profil jaringan kornunikasi yang berperan secara efeMii temadap
kornitrnen peternak dan tingkat adopsi teknologi pengernbangan agribisnis
ternak karnbing PE.
(2) Mernpelajari faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan tingkat adopsi
inovasi teknologi pengernbangan agribisnis ternak karnbing PE.
(3) Mernpelajari faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan kornitrnen peternak ierhadap kesinambungan bisnis karnbing PE.
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian
Beberapa kegunaan pokok dari hasil penelitian ini, sebagai beriku: :-
I . Setelah rnengetahui faktor-faktor diterrnir~an yang rnernpengaruhi keefektivan jaringan kornunikasi, kornitrnen peternak terhadap kesinarnbungan bisnis, dan
tingkat adopsi inovasi teknologi pengernbangan agribisnis ternak karnbing PE.
rnaka dapat dirumuskan kebutuhan akan infomasi penyuluhan dan dinarnika
2.
Hasil peneltian dapat di harapkan sebagai bahan masukan bagi PemerintahDaerah dalam merumuskan kebijaksanaan pembinaan terhadap kelompok
peternak yang ada di wilayah tersebut.
3. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kekuatan awal, memberikan
fasiiaas serta memandu masyarakat setempat sehingga mampu menggerakkan
agribisnis dengan kekuatan sendiri.
4. Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan wawasan
akademis dan visi tentang sistem agribisnis ternak kambing PE, serta
sumbangan pikiran bagi para praktisi, khususnya para penyuluh iapangan yang
bertugas atau para petugas dinas terkait lainnya dalam membina kelompok-
kelompok petemak kambing P E rnelalui suatu jaringan komunikasi, khususnya
It.
TINJAUAN PUSTAKA2.1. Perkembangan iptek dan Model Komunikasi
Sebagai darnpak positif berkernbangnya iirnu pengetahuan dan teknologi
serta kernajcan rnasyarakat, maka tantangan yang akan kita hadapi adalah
bagaimana kita rnengkomunikasikan kernajuan ilmu pengetahuan tersebui ke
wawasan rnasyarakat agar kemajuan rnasyarakat yang k i a peroleh selarna inidapai
dipertahankan serta dapat ditingkatkan rnelalui penggunaan iirnu dan teknologi yang
sernakin berkembang tersebut. Kita rnenyadari bahwa peranan kernajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut akan tidak bermakna sarna sekali rnanakala
ilrnu pengetahuan dan teknologi tersebut tidak dikomunikasikan atau tidak
disebariuaskan ke tengah-tengah rnasyarakat. Dengan dernikian, peranan
kornunikasi sangat dibutuhkan terutama dalarn rnenyebariuaskan teknologi pettanian
ke dalarn rnasyarakat pedesaan.
Sejalan dengan perkernbangan jarnan, Levis (1996) berpendapat bahwa dalarn pelaksanaan komunikasi berbagai teknologi atau paket pembangunan ke
tengah rnasyarakat desa, rnasih terdapat harnljatan yang dihadapi dewasa ini, yaitu:
(1) Selalu terjadi kesenjangan antara petugas lapangan dengan kondisi sosial ekonorni serta budaya rnasyarakat seternpat.
(2j Seringkali petugas beiurn rnarnpu rneyakinkan para petsrnak tentang tugas dan
peranan rnereka dalarn rnernberikan inforrnasi yang terkait dengan usahatani
peternak,
(3) Para petugas kurang rnernaharni strategi berkornunikasi yang efeMi dan efisien
(4) Setiap masyarakat memiliki karakteristik tersendiri dalam melaksanakan sistern
kornunikasi,
(5)
Variasi bahasa daerah juga rnerupakan salah satu harnbatan tidak efektifnyapelaksanaan kornunikasi di daerah pedesaan.
Hadirnya teknologi pertanian aiaupun teknologi jenis lain di pedesaan
rnerupakan "barang baru" (inovasi). Karena itu perlu dicari metode pernasyarakatan
(kornunikasi) dan pemasaran yang tepat dengan dilandasi kesadaran bahwa ha1
tersebut bukan pekerjaan mudah. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, teori-teori dan rndel-model kornunikasi telah banyak mengalami
perubahan dari teori-teori dan model-model lama yang dianggap usang, kemudian
rnuncul teori-teori dan model-model komunikasi yang lebih baru dan relevan dalarn
menjawab perrnasalahan-penasalahan dan fenornena-fenomena yang ada.
Beberapa pandangan tentang komunikasi sebagai suatu interaksi di antara
partisipan menurut Jahi (1988), dikatakan sebagai suatu kejadian yang rnasih baru.
Dalam dasawarsa 1940, komunikasi umumnya dianggap sebagai suatu fungsi linier.
Seorang mengkornunikasikan pesan-pesannya melalui sebuah saluran kepada
seorang penerirna, yang kemudian memberikan umpan ballk kepada pen~irirn
tersebut. Shannon dan Weaver (1949), rnengernbangkan model linier ini atas dasar
suatu mekanis yang didesain untuk sistern telepon. Model linier ini
mengidentifi~asikan elemen-elemen utama proses komunikasi : suniber, pesan, saluran, penefirna dan eiek. Oleh karena penelitian pada waktu itu sangat
rnemperhatikan persuasi dan propaganda, rnaka model terrebut tampaknya