• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Aturan Penulisan KTS.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III Aturan Penulisan KTS.docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Silahkan diperbanyak dengan mengganti cover

dengan nama sekolah anda (menjadi buku

sekolah) dan boleh mengedit sesuai keperluan

anda (di BAB I-V), tapi tetap mencantumkan

nama penulisnya (Samik), atas jasanya membuat

buku ini. Jika ada kelebihan rizki bisa

memberi fee penulisnya dengan transfer uang

seikhlasnya (makin banyak makin baik,

he..he..he) ke BRI Syariah Gubeng an: Samik

No: 1006397472.

Jika tidak ada, sungguh saya

ikhlaskan untuk GRATIS. Semoga kita sukses

dunia akherat. Amin

(2)

ATURAN PENULISAN KTS

B

A

B

III

Penulisan KTS perlu mengikuti beberapa aturan yang telah ditentukan, seperti ketentuan berikut ini:

A.Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam KTS harus ditulis dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia).

2. Pilihlah kata-kata yang tepat, benar, dan lazim.

3. Susunlah kalimat yang singkat, tetapi jelas (subjek, predikat, objek, dan keterangannya jika ada).

4. Hindarilah penggunaan singkatan dan akronim. Jika terpaksa menggunakan singkatan dan akronim, harus ditulis selengkapnya lebih dahulu. Setelah itu singkatannya dapat digunakan terus sampai karya tulis itu selesai.

Contoh: Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)

5. Gunakanlah istilah-istilah Indonesia. Jika terpaksa menggunakan istilah asing karena belum ada istilah Indonesianya. Tulislah istilah asing itu dalam bahasa asing yang benar, kemudian istilah asing itu ditulis miring.

6. Gunakanlah istilah penulis (bukan pengarang atau kata ganti orang pertama kami, kita, dan saya) untuk sebutan diri.

7. Penulisan harus taat asas/konsisten.

8. Buatlah paragraf (alinea) yang seimbang jumlah kalimatnya dan jelas pengait antar-kalimatnya.

B.

Pengetikan

Aturan pengetikan dalam penulisan KTS adalah sebagai berikut: 1. Karya Tulis Siswa (KTS) harus diketik dengan menggunakan komputer.

2. Isi KTS diketik di atas kertas HVS A4 70 gram berwarna putih, dengan spasi 1,5 (satu setengah), jenis huruf times new roman dengan ukuran 12.

3. Jarak pengetikan pada setiap halaman (margin) adalah: a. Bataskiri 4 cm

b. Batas kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm 4. Jarak Pengetikan Bab, Subbab, dan Perinciannya.

a. Jarak pengetikan Bab dengan Subbab 3 spasi, Subbab dengan kalimat di bawahnya 1,5 spasi.

(3)

c. Subbab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama ditulis dengan huruf besar.

d. Pecahan Subbab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan jarak 5 (lima) ketukan. Huruf pertama ditulis dengan huruf besar.

e. Jika masih ada judul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti pada (d), lalu diikuti oleh kalimat berikutnya.

f. Gunakan hirarki ke bawah dalam penulisan Bab, Subbab, Anak Subbab, dan lain-lain. Contoh:

Alinea baru diketik sebaris dengan baris di atasnya dengan jarak 1,5 spasi. Pengetikan kutipan tidak langsung dan kutipan langsung yang ≤ 3 baris menjadi bagian terpadu dalam teks. Sedangkan pengetikan kutipan langsung yang lebih dari 3 baris diketik 1 spasi menjorok ke dalam dan terpisah dalam teks tersendiri.

Contoh kalimat tidak langsung:

Isolasi Asam Humat Tinja Sapi (AHTS) bukan pekerjaan yang mudah karena harus melalui beberapa tahap isolasi dan rendemen yang dihasilkan tidak besar yaitu 6,18% untuk sampel tinja sapi yang berumur 100 hari (Suyono, 2002). Oleh karena itu AHTS yang telah mengikat kation Pb (II) perlu didesorpsi agar dapat digunakan kembali untuk proses adsorpsi selanjutnya.

Contoh kalimat langsung yang ≤ 3 baris dan contoh kalimat tidak langsung:

Samik (2007) menyatakan bahwa “energi adsorpsi kation Pb (II) oleh AHTS sebesar -33,60812 kj/mol”. Nilai energi ini menurut Levine (1988) termasuk adsorpsi fisika karena berkisar antara -4,1868 sampai dengan -41,868 kj/mol.

Contoh kalimat langsung yang lebih dari 3 baris:

Samik (2007) menyatakan bahwa “jenis isoterm adsorpsi kation Pb (II) oleh AHTS mengikuti teori isoterm Langmuir. Hal ini menjelaskan bahwa pada permukaan AHTS terdapat sejumlah situs aktif tertentu yang sebanding dengan luas permukaan dan adsorpsi kation Pb (II) terjadi pada lapisan tunggal atau monolayer”.

6. Penomoran Halaman.

a. Bagian awal yang meliputi: halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar grafik memakai angka romawi kecil dan diketik sebelah kanan bawah (i, ii, iii, iv, dan seterusnya).

b. Bagian inti dan bagian akhir memakai angka latin dan diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas (1, 2, 3, 4, dan seterusnya).

3 spasi

(4)

C

c. Nomor halaman pertama dari tiap bab tidak ditulis tetapi tetap diperhitungkan.

C.

Penulisan Tabel/Gambar/Grafik, Disesuaikan dengan Bab

1. Penulisan tabel ditulis di atas tabel dengan spasi tunggal. Tabel 3.1 menyatakan tabel pertama pada bab III. Contoh:

Tabel 3.1

2. Penulisan gambar/grafik ditulis di bawah gambar/grafik dengan spasi tunggal. Gambar 3.1 menyatakan gambar pertama pada bab III. Contoh:

Gambar 3.1 Ikatan Hidrogen antara Pb (II) dengan AHTS Melaui Jembatan Air (Samik, 2007).

D.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka ditulis urut abjad tanpa diberi nomor urut, diketik 1 spasi, sedang jarak antarsumber pustaka 2 spasi. Bila ada nama pengarang sama, tetapi judul buku berbeda maka buku dengan tahun terbit terakhir (buku terbaru) yang ditulis terlebih dahulu. Bila ada dua pengarang atau lebih bekerja sama membuat suatu karya ilmiah (buku, jurnal, dan lain-lain) maka penulisan diawali dari nama belakang pengarang pertama, kemudian nama depan pengarang pertama dilanjutkan dengan nama-nama pengarang berikutnya tanpa dibalik sesuai nama aslinya. Semua nama penulis harus ditulis, tidak boleh menggunakan dkk atau et al dalam daftar pustaka. Gelar penulis tidak perlu ditulis baik pada bagian inti KTS maupun pada daftar pustaka. Cara penulisan daftar pustaka tergantung pada jenis pustaka yang digunakan. Adapun cara penulisan daftar pustaka mengikuti ketentuan sebagai berikut:

1. Buku

Nama penulis (dibalik). Tahun. Judul (miring). Jilid. Kota terbit: Nama Penerbit. Contoh:

Manku, G. S. 2002. Theoretical Principles of Inorganic Chemistry. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company.

(5)

2. Majalah atau Jurnal

Nama penulis (dibalik). Tahun. Judul. Nama Jurnal (miring). Volume: Halaman (hal atau pp).

Alimin, Narsito, S.J. Santoso, dan Sri Noegrohati. 2005. Fraksinasi Asam Humat dan Pengaruhya pada Kelarutan Ion Logam Seng (III) dan Kadmium (II). Jurnal Ilmu Dasar. Vol 6: hal 1-6.

3. Laporan penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi

Nama penulis (dibalik). Tahun. Judul. Jenis laporan penelitian (miring). Tidak dipublikasikan. Kota: Instansinya.

Samik. 2007. Prediksi Jenis Ikatan antara Asam Humat Tinja Sapi (AHTS) dengan Kation Timbal (II). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

4. Makalah atau karya ilmiah yang disajikan dalam forum ilmiah misal seminar

Nama penulis (dibalik). Tahun. Judul. Nama forum ilmiah (miring). Nama kota pertemuan: Tanggal pertemuan.

Pangestu, M. dan A. Baikuni. 1998. Pengaruh Penyuluhan terhadap Kebersihan Lingkungan. Seminar Nasional Kesehatan Lingkungan. Bogor: 15 April

5. Internet

Nama penulis (dibalik). Tahun. Judul. Alamat web site (digarisbawahi). Tanggal dan tahun akses.

Martaningtyas, Dewi. 2004. Bahaya Cemaran Logam Berat. http:11www.pikiran-rakyat. Comlcetak 10704/29/cakrawala lainnya htm. 1 September 2005.

6. Tanpa nama pengarang

Nama instansinya atau anonim (bila tidak ada nama instansinya). Tahun. Judul (miring). Jilid. Kota terbit: Nama Penerbit.

World Health Organization. 1994. WHO Laboratory Manual for The Examination of Human Semen and Sperm-Cervical Mucus Interaction. Third Edition. Cambridge: Cambridge University Press.

Gambar

gambar, dan daftar grafik  memakai angka romawi kecil dan diketik sebelah kanan
Tabel 3.1Rendemen AHTS

Referensi

Dokumen terkait

[r]

1) Siswa melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan kategori yang rendah. 2) Siswa belum sepenuhnya memahami meningkatkan kemampuan beradaptasi. 3) Siswa dalam

Dari 74 program aksi dan 164 indikator keberhasilan program yang terdapat dalam dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Nasional, keseluruhannya terbagi dalam

kerja hormon auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin.tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena

Dengan meningkatnya pemahaman atasan terhadap sistem penilaian kinerja serta PMS secara khusus, diharapkan dapat meningkatkan komitmen atasan terhadap keseluruhan proses

3.2.1.1 Setelah mengamati teks yang dikirim WA, peserta didik dapat menganalisis kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga berkaitan dengan tempat tinggal

Adapun tujuan penelitian ini berdasar pada rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas. Hal tersebut disebabkan kedudukan rumusan masalah dan tujuan penelitian

selama masa pelatihan di NISPA, kedua staf yang terpilih akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang berguna bagi pengembangan kedokteran adiksi, baik dalam pendidikan,