• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 penentuan tingka pencemaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 1 penentuan tingka pencemaran"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI BERDASARKAN NUTRITION VALUE COEFICIENT (NVC) DENGAN MENGGUNAKAN

IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS LINN) SEBAGAI BIOINDIKATOR

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

dalam Ilmu Biologi

Oleh

EKO KINGKIN PUJANANTO NPM. 1211060110

Jurusan: Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air merupakan sumber kehidupan yang dibutuhkan oleh semua mahluk

hidup. Jumlah air yang terdapat di permukaan bumi lebih kurang 1.36x1018 m3,

terdiri atas air asin dan air tawar. Air tawar yang jumlahnya hanya 3% terdapat

dalam berbagai wujud dan lingkungan yaitu berupa salju / es di kutub (75%); air tanah (24%); air permukaan (0.065%) ; berupa awan, kabut, embun (0.0035%) dan air hujan (0.03%) Jumlah air tawar di permukaan bumi relatif tetap,

distribusinya menurut ruang dan waktu mengikuti siklus hidrologi.1

Sungai merupakan ekosistem yang penting bagi manusia. Sungai

memberikan protein hewani seperti ikan dan udang. Sungai di beberapa tempat, misalnya di Sumatera dan Kalimantan, di gunakan penduduk sebagai prasaranan transportasi. Baik untuk berbagai kegiatan seperti pertanian, industri maupun

domestik hal ini menimbulkan pencemaranan sungai.2

Pencemaranan dapat terjadi pada badan air termasuk sungai yang akan

mengganggu kehidupan normal ikan yang ada di dalamnya. Kuantitas dan kualitas perairan akan menurun akibat adanya pencemaranan air yang menyebabkan daya dukung perairan terhadap ikan yang ada di dalamnya menurun

(Alkassasbeh et al., 2009 dalam Pratiwi, 2010). Data hasil kegiatan monitoring 1 Winata. Ekrar. 2013.Kualitas Tanah Di Sepanjang Kali Gajah Wong Ditinjau Dari Pola Sebaran Escherichia coli.yogyakarta: UGM.

(3)

mutu hasil perikanan pada LaboratoriumPengujian dan Pengendalian Mutu Hasil

Perikanan (LPPMHP) Banjarbaru provinsi Kalimantan Selatan tahun 2008 untuk uji logam berat Hg, Pb dan Cd pada ikan nila dari desa Awang Bangkal

hasil ujinya terdeteksi. Hasil uji tersebut masih di bawah kadar maksimum pada standar kualitas air di perairan umum berdasarkan Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990.

Organisme akuatik terutama ikan adalah bioindikator pencemaranan air yang paling baik. Kelainan struktural, fungsional dan penurunan berat ikan

sebagai akibat biologik dari pencemaranan air dapat diamati dengan cara menghitung Nutrition Value Coeficient (NVC) ikan yang ada di perairan tersebut. NVC adalah berat ikan dalam gram dikalikan 100 dibagi panjang ikan

dalam centimeter pangkat 3. NVC kurang atau sama dengan 1,7 dapat menggambarkan bahwa kualitas perairan tersebut sudah tercemar.3

Pada beberapa sungai budidaya yang mendominasi adalah ikan nila, tetapi juga terdapat ikan mas. Tingkat sensitivitas ikan mas yang tinggi terhadap perubahan lingkungan, bahkan dapat menyebabkan ikan mas mati, menjadi

alasan kenapa petani ikan lebih banyak membudidayakan ikan nila. Sering kali pencemaran air yang terdapat di beberapa sungai yaitu limbah domestik,

limbah pakan ikan dan limbah pertambangan. Secara sublethal pencemaran air tidak mematikan ikan nila, namun mempengaruhi struktur dan fungsi organ tubuh ikan nila. Pada pengukuran berat dan panjang tubuh, ikan harus dalam

keadaan hidup karena nilai yang diperoleh akan mempengaruhi perhitungan

(4)

NVC. Hal tersebut menjadi alasan peneliti memilih ikan nila sebagai bioindikator

pencemaran air.

Beberapa penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan

penelitian ini antara lain:

Penelitian yang dilakukan Aditya Rahman (2012) dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa Sungai Awang Bangkal dikategorikan bersih sesuai hasil

pengukuran NVC ikan nila (Oreochromis niloticus Linn.) yang diambil dari sungai tersebut dengan NVC rata-rata ≥ 1,7 di tiga stasiun pengambilan sampel.

Hasil pengukuran parameter isika kimia di sungai Desa Awang Bangkal masih termasuk dalam klasiikasi mutu air kelas 1 PP RI No. 82 Tahun 2001 yang diperuntukkan untuk air baku air minum dan atau peruntukkan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.4

Penelitian yang dilakukan Yuli Pratiwi (2012) menyimpulkan bahwa

limbah industri tekstil yang di buang di sungai Blader Cilacap dapat menurunkan Nutritin Value Coeficient (NVC) atau koefisien nilai nutrisi bioindikator dalam hal ini yaitu ikan uji yaitu ikan betik (Anabas testudineus) yang hisup di sungai

tersebut menjadi 1,53 – 1,63 yang berarti tidak memenuhi syarat untuk di konsumsi manusia. Dihat dari parameter temperatur, pH, CO2, kekeruha dan

oksigen terlarut kualitas air sungai Blader di lokasi tempat pembuangan limbah industri tekstil, mengalami pencemaran lebih berat dibanding lokasi pengamatan 2. 3, 4 dan kontrol. Limbah industri tekstil yang di buang di Sungai Blader

Cilacap, sebagian parameternya masih memenuhi syarat baku mutu air limbah

(5)

yang berlaku di Jawa Tengah, hanya ada tiga parameter yang melebihi standar

baku yaitu COD, pH air, dan amonia bebas.5

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan uji tingkat

pencemaran sungai berdasarkan penghitungan NVC terhadap ikan nila pada pengaruh struktur dan fungsi organ tubuh ikan nila serta pengukuran berat dan panjang tubuh ikan untuk mengetahui tingkat pencemaran. Tingkat pencemaran

sungai perlu di buktikan dalam mendukung data hasil kegiatan monitoring Laboratorium Pengujian dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (LPPHMHP).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Menentukan tigkat pencemaran air sungai menggunakan Bioindikator ikan nila.

2. Menghitung Nutrition Value Coeficient (NVC) ikan nila yang ada di perairan sungai.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dibatasi pada penentuan tingkat pencemaran yang terdapat di

air sungai.

2. Pelaksaan penggunaan bioindikator ikan nila (Oreochromis niloticus linn)

dengan penghitungan Nutrition Value Coeficient (NVC).

(6)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah:

Bagaimana menentukan tingkat pencemaran sungai berdasarkan Nutrition Value Coeficient (NVC) dengan menggunakan ikan nila (Oreochromis niloticus linn) sebagai Bioindikator ?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk tingkat pencemaran sungai berdasarkan Nutrition Value Coeficient (NVC) dengan menggunakan ikan nila

(Oreochromis niloticus linn) sebagai Bioindikator.

Sedangkan Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat :

1. Bagi peneliti sebagai tambahan pengalaman, wawasan pengetahuan dan

pemikiran sebagai calon sarjana Biologi.

2. Bagi institusi IAIN Raden Intan Lampung sebagai bahan masukan untuk menambah kepustakaan dan acuan untuk melanjutkan penelitian yang

sejenis dan lebih mendalam dengan variabel yang berbeda.

3. Bagi lembaga LPPHMHP sebagai pendukung data hasil kegiatan

monitoring Laboratorium Pengujian dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (LPPHMHP).

4. Bagi peneliti lain dapat meningkatkan motivasi dan minat untuk belajar

(7)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka peneliti ini

dibatasi ruang lingkup sebagai berikut:

1. Pengukuran dalam penelitian ini yaitu menggunakan Value Coeficient (NVC) yang digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran sungai.

2. Bioindikator yang digunakan yakni Ikan Nila (Oreochromis niloticus linn)

dengan mengukur berat dan panjang tubuh ikan.

3. Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah penentuan tingkat pencemaran sungai.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Winata. Ekrar. 2013.Kualitas Tanah Di Sepanjang Kali Gajah Wong Ditinjau Dari Pola Sebaran Escherichia coli.yogyakarta: UGM.

Rahman, aditya.2012.Penentuan Tinkat Pencemaran Sungai Desa Awang Angkal

Berdasarkan Nutrition Value Coeficient (NVC) Menggunakan Ikan Nila

(Oreochromis niloticus linn) Sebagai Bioindikator.Lampung:UNILA.

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat-Nya dan Ridho-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan penelitian dengan judul

Jenis ikan yang dibudidayakanberupa Nila Hitam (Oreochromis niloticus), Nila Merah (Oreochromis niloticus), Gurame (Osphronemus goramy), Lele (Clarias batrachus), Koi

Menurut laporan rumah sakit umum pemerintah di Indonesia, rata-rata prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat dibangsal penyakit dalam atau

Gouraud shading adalah bentuk pencahayaan dengan menganggap bahwa satu titik mempunyai tingkat pencahayaan yang sama sehingga setiap face mempunyai warna bergradiasi sejumlah

Satu hal yang menjadikan Gudeg Bu Tjitro berbeda yakni saos sambal yang digunakan adalah saos kering atau arek bening yang tidak digoreng... Dengan lokasi strategis untuk

pandangan tokoh gereja abad permulaan. Kita harus lebih mempercayai kesaksian para tokoh gereja abad permulaan karena mereka hidup berdekatan dengan waktu Kristus dan Para

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan software SPSS didapat output berupa persamaan matematis yang akan digunakan sebagai permodelan suatu kerusakan

Pihak pengurus pesantren dan orang tua santri dapat mengetahui sejauh mana hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya terhadap penerimaan diri, sehingga dapat