• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar Glutathione Peroxidase Pada Wanita Dengan Kanker Ovarium Dan Wanita Sehat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kadar Glutathione Peroxidase Pada Wanita Dengan Kanker Ovarium Dan Wanita Sehat"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian Spesialis

KADAR GLUTHATIONE PEROXIDASE PADA

WANITA DENGAN KANKER OVARIUM DAN WANITA SEHAT

OLEH : EKA HANDAYANI

PEMBIMBING :

dr. DERI EDIANTO, Mked(OG), SpOG.K Prof. dr. H.M.FAUZIE SAHIL, SpOG.K

PENGUJI :

dr. RUSLI P. BARUS, SpOG.K dr. CHRISTOFFEL L. TOBING, SpOG.K dr. EDY ARDIANSYAH, Mked(OG), SpOG.K

DEPARTEMEN OBSTETRI GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

(2)

PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM-5

PEMBIMBING

:

dr. DERI EDIANTO, M. Ked(OG), SpOG.K

Prof. dr. H.M. FAUZIE SAHIL, SpOG.K

PENYANGGAH : dr. RUSLI P. BARUS, SpOG.K

dr. CHRISTOFFEL L. TOBING, SpOG.K

dr. EDY ARDIANSYAH, M.Ked(OG), SpOG.K

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan

Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai

Gelar Keahlian dalam Program Studi

(3)

i

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang

bertanda tangan di bawah ini :

Nama : dr. Eka Handayani, M.Ked(OG)

NIM : 087104020

Program Studi : Program Pendidikan Dokter Spesialis

Konsentrasi : Obstetri dan Ginekologi

Jenis Karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-ekslusif (non-exclusive Royalti Free Right) atas tesis saya yang berjudul :

KADAR GLUTATHIONE PEROXIDASE PADA

WANITA DENGAN KANKER OVARIUM DAN WANITA SEHAT

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Non-eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentu database, merawat dan mempublikasi tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 7 Maret 2014

Yang menyatakan

(4)

ii

KATA PENGANTAR

“Bissmillahirrohmanirrohim”

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur Saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik. Sholawat dan salam saya haturkan kepada nabi Muhammad S.A.W,

beserta seluruh anbiyaa’ dan para rasul.

Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar keahlian dalam bidang Obstetri

dan Ginekologi. Sebagai manusia biasa Saya menyadari bahwa tesis ini

banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian

besar harapan Saya kiranya Tesis ini dapat bermanfaat dalam menambah

perbendaharaan bacaan khususnya tentang :

“KADAR GLUTATHIONE PEROXIDASE PADA

WANITA DENGAN KANKER OVARIUM DAN WANITA SEHAT”

Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah Saya

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Syahril Pasaribu,

DTM&H (CTM&H), SpA(K) dan Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar,

(5)

iii

untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas

Kedokteran USU Medan

2. Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, Prof.

dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K); Sekretaris Departemen Obstetri

dan Ginekologi FK-USU Medan, Dr. dr. M. Fidel Ganis Siregar,

M.Ked(OG), SpOG (K).

3. Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

FK-USU Medan, dr. Henry Salim Siregar, SpOG (K); Sekretaris

Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU

Medan, dr. M. Rhiza Z. Tala, M.Ked(OG), SpOG (K.

4. Kepada Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, SpOG (K); Prof. dr. Djafar

Siddik, SpOG (K);; Prof. dr. Hamonangan Hutapea, SpOG (K); Prof.

Dr. dr. M. Thamrin Tanjung, SpOG (K); Prof. dr. Delfi Lutan, MSc,

SpOG (K); Prof. dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K); Prof. dr. T. M.

Hanafiah, SpOG (K); Prof. dr. Budi R. Hadibroto, SpOG (K); Prof.

dr. M. Fauzie Sahil, SpOG(K); Prof. dr. Daulat H. Sibuea, SpOG

(K); yang telah bersama-sama berkenan menerima Saya untuk

mengikuti pendidikan dokter spesialis di Departemen Obstetri dan

Ginekologi. Semoga Allah SWT membalas kebaikan budi guru-guru

saya tersebut.

5. Khususnya kepada Prof. dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K); yang telah

memberi Saya kesempatan untuk dapat menempuh Program

(6)

iv

FK-USU. Saya ucapkan Terimakasih yang tidak terhingga, semoga

Allah SWT membalas kebaikan beliau.

6.

Ketua Divisi Onkologi Ginekologi Prof. dr. M. Fauzie Sahil,

SpOG(K) dan Sekretaris Divisi Onkologi Ginekologi dr. Deri

Edianto, M.Ked(OG), SpOG(K) yang telah mengizinkan Saya untuk

melakukan penelitian ini.

7. dr. Fadjrir, SpOG selaku Bapak Angkat Saya selama menjalani

masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan

memberikan nasehat yang bermanfaat kepada Saya selama dalam

pendidikan.

8. dr. Deri Edianto, M.Ked(OG), Prof. dr. M. Fauzie Sahil, SpOG(K)

selaku pembimbing tesis Saya, bersama dr. Rusli P. Barus,

SpOG.K, dr. Christoffel L. Tobing, SpOG.K, dr. Edy Ardiansyah,

Mked(OG),SpOG.K, selaku penguji tesis Saya yang penuh dengan

kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga untuk

membimbing, memeriksa dengan penuh kesabaran dalam

melengkapi penulisan tesis ini hingga dapat terselesaikan dengan

baik.

9. Kepada dr.Edy Ardiansyah, M.Ked(OG),SpOG.K dan dr. David

Luther, M.Ked(OG),SpOG, selaku Pembimbing Tesis Magister saya

bersama dr. Henry Salim Siregar, SpOG.K dr. M. Rhiza Tala

Mked(OG), SpOG.K, , dr. Iman Helmi, Mked(OG),SpOG.K, yang

(7)

v

“Perbedaan Fungsi Seksual Wanita Periode Klimakterium Dengan Menggunakan Score Index Fungsi Seksual Wanita ( FSFI Score ) di RSUP H. Adam Malik Medan “

10. Kepada Prof. dr. Budi R Hadibroto,SpOG(K) selaku pembimbing

Minireferat Magister Saya yang berjudul: “ Infeksi Saluran Kemih Berulang Pada Wanita Pascamenopause”. Kepada dr.Risman F Kaban, M. Ked(OG), SpOG selaku pembimbing Minireferat

Fetomaternal Saya yang berjudul: ” Peranan Uterotonika Dalam Penanganan Perdarahan Paskasalin”, Kepada dr. Ikhwanul Adenin, M. Ked(OG), SpOG(K) selaku pembimbing Minirefarat

Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi Saya yang berjudul:

Reseptivitas Endometrium ”. Kepada Prof. dr. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) selaku pembimbing minirefarat Onkologi-Ginekologi Saya

yang berjudul: “ Peritoneal Karsinomatosis ”.

11. Para guru yang saya hormati, seluruh Staf Pengajar Departemen

Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan, yang secara langsung

telah banyak membimbing dan mendidik Saya sejak awal hingga

akhir pendidikan. Semoga Allah SWT membalas budi baik

Guru-guru Saya tersebut.

12. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan dr. Lukman Hakim Nasution,

SpKK yang telah memberikan kesempatan dan sarana kepada

Saya selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan

(8)

vi

13. Kepada dr. Putri C. Eyanoer, MSEpi, Phd sebagai pembimbing

statistik yang telah memberikan waktu dan tenaga dalam

membantu dalam penyelesaian tesis ini.

14. Direktur RSUD dr. Pirngadi Medan, dr. Amran Lubis, SpJP; dan

khususnya Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi

Medan dr. Syamsul Arifin Nasution, SpOG(K); Ketua koordinator

PPDS Obgin RSUD dr. Pirngadi Medan dr. Sanusi Piliang, SpOG;

Ketua Komite Penelitian di RSUD dr. Pirngadi Medan dr. Fadjrir,

SpOG beserta staf yang telah memberikan kesempatan dan sarana

kepada Saya selama menempuh pendidikan di Departemen

Obstetri dan Ginekologi.

15. Kepada dr. Rushakim Lubis, SpOG terima kasih atas nasehat yang

telah diberikan kepada saya selama menjalani masa pendidikan.

16. Direktur Rumkit Tk. II Puteri Hijau KESDAM II/BB Medan dan

Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi Rumkit Tk. II Puteri Hijau

KESDAM II/BB Medan dr. Yazim Yaqub, SpOG; beserta staf yang

telah memberi kesempatan dan sarana serta bimbingan selama

Saya bertugas di Rumah Sakit tersebut.

17. Direktur Rumah Sakit Umum PTPN II Tembakau Deli; dr. Sofyan

Abdul Ilah, SpOG dan dr. Nazaruddin Jaffar, SpOG (K) beserta staf

yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan selama Saya

bertugas menjalani pendidikan di Rumah Sakit tersebut.

18. Direktur RSU Haji Medan; dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi

(9)

vii

yang telah memberi kesempatan dan sarana serta bimbingan

kepada Saya selama bertugas di Rumah Sakit tersebut.

19. Direktur RSU Sundari Medan; dan Kepala SMF Obstetri dan

Ginekologi RSU Sundari Medan dr. H. M. Haidir, MHA, SpOG dan

Ibu Sundari, Am.Keb beserta staf yang telah memberi kesempatan

dan bimbingan selama Saya bertugas di Rumah Sakit tersebut.

20. Direktur RSUD Kota Sabang, dr. Togu Siburian; beserta staf yang

telah memberikan kesempatan untuk bekerja dan memberikan

bantuan moril selama Saya bertugas di Rumah Sakit tersebut.

21. Ketua Departemen Anestesiologi dan Reanimasi FK-USU Medan

beserta staf, atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan

selama Saya bertugas di Departemen tersebut.

22. Ketua Departemen Patologi Anatomi FK-USU Medan beserta staf,

atas kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama Saya

bertugas di Departemen tersebut.

23. Ketua Laboratorium Terpadu USU, beserta Ibu Mardiah yang telah

membantu saya dalam mengerjakan penelitian saya selama berada

di Laboratorium tersebut.

24. Kepada senior-senior Saya, dr. Teuku Rahmat Iqbal, SpOG; dr.

T.M. Rizki, SpOG; dr. Mulda, SpOG, dr. Sim Romi, SpOG, dr.

Simon P. Saing, SpOG, dr. Sukhbir Singh, SpOG, dr. Ferry

Simatupang, SpOG; dr. Dwi Faradina, M.Ked(OG), SpOG; dr. Hj.

Dessy Hasibuan, SpOG, dr. Rony P. Bangun, SpOG, dr. Alim

(10)

viii

dr. Yusmardi, SpOG, dr. Gorga IVW Udjung, SpOG, dr. Siti S.

Sylvia, SpOG, dr. David Luther, SKM, M.Ked(OG), SpOG, dr.

Anggia Melanie L, SpOG; dr. Maya Hasmita SpOG, dr. Riza H.

Nasution, SpOG, dr. Lili Kuswani, SpOG; dr. M. Ikhwan, SpOG, dr.

Edward Muldjadi, SpOG, dr. Ari Abdurrahman Lubis, SpOG, dr.

Zilliyadein R, SpOG, dr. Benny J, SpOG, dr. M. Rizki Yaznil,

M.Ked(OG), SpOG, dr. Yuri Andriansyah, SpOG, dr. T. Jeffrey A,

SpOG; dr. Made S. Kumara, SpOG, dr. Sri Jauharah L, SpOG, dr.

M. Jusuf Rahmatsyah, M.Ked(OG), SpOG; dr. Boy P. Siregar,

SpOG, dr. Hedy Tan, SpOG, dr. Glugno Joshimin F, SpOG, dr.

Firman A, SpOG; dr. Aidil A, SpOG; dr. Rizka H, SpOG; dr. Hatsari,

SpOG, dr. Reynanta SpOG, dr. Andri P. Aswar, SpOG, dr. Alfian

ZS SpOG, dr. Errol, SpOG, dr. T. Johan A., M.Ked(OG), SpOG; dr.

Tigor PH, M.Ked(OG), SpOG; dr. Elvira MS, M.Ked(OG), SpOG; dr.

Hendry AS, M.Ked(OG), SpOG; dr. Heika NS, M.Ked(OG), SpOG;

dr. Riske EP, M.Ked(OG); dr. Ali Akbar, M.Ked(OG), SpOG; dr.

Arjuna S, M.Ked(OG), SpOG; dr. Janwar S, M.Ked(OG), SpOG; dr.

Irwansyah P, M.Ked(OG), SpOG; dr.Ulfah WK, M.Ked(OG), SpOG;

dr. Ismail Usman, M.Ked(OG), SpOG; dr. Aries M, dr.Hendri

Ginting, M.Ked(OG), SpOG, dr. Robby Pakpahan, dr. Meity Elvina,

M.Ked(OG), SpOG, dr. M. Yusuf, M.Ked(OG), SpOG; dr. Dany

Aryani, M.Ked(OG), SpOG; dr. Fatin Atifa, M.Ked(OG), SpOG;

Saya berterima kasih atas segala bimbingan, bantuan dan

(11)

ix

25. Kepada sahabat-sahabat saya sejawat satu angkatan: dr. Pantas S

Siburian, M. Ked(OG); dr. Morel Sembiring, M. Ked(OG); dr, Sri

Damayana M.Ked(OG); dr. Liza Marosa, M. Ked(OG); dr. M Rizki

Pratama Yudha, M. Ked(OG); dr. M. Arif Siregar, M. Ked(OG),

SpOG; dr. Ferdiansyah Putra Hrp, M.Ked(OG), SpOG; dr. Yudha

Sudewo, M. Ked(OG), SpOG; dr. Henry Gunawan terima kasih

untuk kebersamaan dan kerjasamanya selama pendidikan hingga

saat ini.

26. Teman sejawat yang pernah bekerjasama dengan saya dalam tim

jaga: dr. Sri Damayana, M.Ked(OG), dr. Liza Marosa, M.Ked(OG),

dr. Hendri Gunawan, dr. Rika Puspita , M.Ked(OG), dr. Novrial, M.

Ked(OG) , dr. Dezarino, M.ked(OG), dr. Hilma, M.Ked(OG, dr.

Alfred H. Sinuhaji, dr. Chandran, dr. Apriza, dr. Jaganata, dr. Meifi,,

dr. Hamimah, dr. Johan Ricardo, dr. Aurora, dr. Hendri Tarigan Tua,

dr. Yufi, dr. M. Wahyu Utomo, dr. Masithah Taharudin, dr.Mario, dr.

Rizal K. Aritonang, dr. Irlyan Putra, dr. Irfan Hamidi, dr. Imron, dr.

Diah, dr. Citra, dr. Annisa, dr. Vita, dr. Qisthi Aufa Lubis, dr. Rozi,

dr. Mawardi, dr. Nutrisia terima kasih atas kebersamaan kita

selama ini, kenangan indah akan Saya ingat selamanya.

27. Rekan-rekan PPDS yang sangat baik: dr. Ika Sulaika, dr. Edward

SM, M.Ked(OG), dr. Erwin Edi S, dr. Abdur Rohim, M.Ked(OG),

SpOG, dr. Ricca PR, M.Ked(OG), dr. Novrial, M.Ked(OG), dr. M.

Rizal Sangadji, M.Ked(OG), dr. Julita Andriani Lubis, M.Ked(OG),

(12)

x

M.Ked(OG), SpOG, dr. Ray Christy Barus, M.Ked(OG), SpOG, dr.

Fifianty PA, dr. Anindita N, M.Ked(OG), SpOG, dr. Hiro Hidaya

Danial Nst, M.Ked(OG), dr. M. Faisal Fahmi, dr. Dezarino

M.Ked(OG), dr. Chandran Frinaldo Saragih, dr. Alfred HS, dr. Hilma

Putri Lbs, M.Ked(OG), dr. Reni A M.Ked(OG), dr. Aliya Hanifa, dr.

Dewi Andriyati, dr. Jesurun B.D. Hutabarat, dr. Meifi Elvira, dr.

Juhriyani M. Lubis, dr. Hendrik A. Tarigan Tua, dr. Rahmanita, dr.

Yasmien H, dr. Ninong Ade Putri, M.Ked(OG), dr. Apriza, dr.

Arvitamuryani, dr. Yufi P, dr. Indra Setiawan, dr. Servin P.

Djaganata, dr. Bandini, dr. Hamima Nurul Adisti, M.Ked(OG), dr.

Dina Kusuma W, dr. Wahyu Utomo, dr. Nafon, dr. Obed Paul A

Simatupang, dr. Reni J, dr. Eva M, dr. Eunike, dr. Donny, dr. Dalmy

Iskandar, dr. T Larry A, dr. Aurora MF, dr. Irliyan Saputra, dr. Ratih

Puty Hariandy, dr. Yusrizal, dr. Lydia, dr. Citra, dr. Zulkarnain T, dr.

Abdul Gafur, dr. Iman Syaputra, dr. D. Irsat Syafardi, dr. Ahmad

Syafiq, dr. Azano Syahriza S, dr. Tony Simarmata, dr. Imron Porkas

Lubis, dr. Titi Amalia, dr. Sofwatul Mardiah, dr. Luthfi Aditiarahman,

dr. Citra L Hasibuan, dr. Azano Syahriza, dr. Titi Amalia, dr. Anisya

Friskasari Hasibuan, dr. Irvan Arifianto, dr. Muhar Yunan Tanjung,

dr. Marissa Jentri LT, dr. Dahler Sandana Srg, dr. Devi Meliana

Syam, dr. Syauki, dr. Dyah Nurvita, dr. Isnayu, dr. Ria Suci, almh.

dr. Kartika Sari, dr. Nutrisia, dr. Rizky, dr. Wardy, dr. Fakhrurrazi,

dr. Mervina, dr. Rina, dr. Vivi, dan dr. RA Dewi Utari, dr. Roy

(13)

xi

kasih atas kebersamaan, dorongan semangat dan doa yang telah

diberikan selama ini.

28. Kepada almh. Ibu Hj. Asnawati Hsb, Ibu Hj. Sosmalawaty, Ibu

Zubaedah, Mimi, dan seluruh Pegawai di lingkungan Departemen

Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan terima kasih

atas bantuan dan dukungannya.

29. Dokter muda, Bidan, Paramedis, karyawan/karyawati, serta para

pasien di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU / RSUP. H.

Adam Malik Medan, RSUD dr. Pirngadi Medan, RS. Haji Medan,

RS. Sundari, Rumah Sakit Umum PTPN II Tembakau Deli, Rumkit

Tk. II Puteri Hijau KESDAM II/BB Medan, yang dari padanya Saya

banyak memperoleh pengetahuan baru, terima kasih atas kerja

sama dan saling pengertian yang diberikan kepada Saya sehingga

dapat sampai pada akhir program pendidikan ini.

30. Tiada kata yang dapat Saya ucapkan selain rasa syukur kepada

Allah SWT dan sembah sujud serta terima kasih yang tidak

terhingga Saya sampaikan kepada kedua orang tua Saya yang

sangat Saya cintai, Ayahanda Ir. H. Erfin Djansiwar dan ibunda Hj.

Hanida Fatmasari, yang telah membesarkan, membimbing,

mendoakan, serta mendidik Saya dengan penuh kesabaran dan

kasih sayang dari sejak kecil hingga kini, memberi contoh yang baik

dalam menjalani hidup serta memberikan motivasi dan semangat

(14)

xii

31. Kepada yang terhormat, kedua orangtua mertua, Alm. M. Sinuraya,

serta R. Sembiring. Terima kasih yang sedalam-dalamnya atas

segala dukungan yang telah diberikan kepada saya dan keluarga.

Hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan yang

telah diberikan selama ini

32. Kepada Suamiku tercinta Capt. Edi Surahman Sinuraya, dan kedua

buah hati saya terkasih, Muhammad Ridho Sinuraya, Muhammad

Asyraf Sinuraya, Yang memberi inspirasi serta penyemangat saya

dalam menyelesaikan pendidikan ini

33. Kepada saudara kandung Saya, Yufi Arthasari AmD. terima kasih

atas bantuan, dorongan semangat dan doa kepada Saya selama

menjalani pendidikan.

34. Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat

Saya sebutkan namanya satu persatu, baik secara langsung

maupun tidak langsung, yang telah banyak memberikan bantuan,

baik moril maupun materil, Saya ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal

‘Alamin.

Medan, Maret 2014

(15)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk

Kepentingan Akademis ... i

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.KANKER OVARIUM ... 7

2.2.RADIKAL BEBAS ... 8

2.3.STRESS OKSIDATIF ... 9

2.4.STRESS OKSIDATIF PADA KANKER ... 10

2.5.STRESS OKSIDATIF PADA KANKER OVARIUM ... 12

2.6.GLUTHATION PEROXIDASE (GPx) ... 13

(16)

xiv

2.8.KERANGKA TEORI ... 17

2.9.KERANGKA KERJA ... 18

2.10. HIPOTESIS ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. RANCANGAN PENELITIAN ... 19

3.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ... 19

3.3. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN ... 19

3.3.1 POPULASI PENELITIAN ... 19

3.4. SAMPEL DAN BESAR SAMPEL 3.4.1 SAMPEL ... 20

3.4.2 PERHITUNGAN SAMPEL ... 20

3.5. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI... 21

3.6. PROSEDUR KERJA ... 22

3.7. DEFENISI OPERASIONAL ... 23

3.8. ALUR PENELITIAN ... 26

3.9 ANALISIS DATA ... 27

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar2.1. TahapanKarsinogenesis ... 11

Gambar2.2. ROS signaling pada proses survival yang dikatalisisoleh ERK ½ dalamselkanker ... 13

Gambar 2.3. SiklusRedoksGlutation ... 14

Gambar 2.4. Reduksi ROS melaluiEnzimGlutation ... 15

Gambar2.5. KerangkaTeori ... 17

Gambar 2.6. KerangkaKonsep ... 18

(18)

xvi

Mytogene Activated Protein Kinase Phospatase

(19)

xvii

ABSTRAK

KADAR GLUTATHIONE PEROXIDASE PADA

WANITA DENGAN KANKER OVARIUM DAN WANITA SEHAT Handayani E, Edianto D, Sahil MF, Barus RP, Tobing C, Ardiansyah E

Tujuan Penelitian: Untukmengetahui perbedaan kadar glutathione peroxidase pada kanker ovarium dan kontrol.

Rancangan Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode studi kasus-kontrol (casecontrol). Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP.H Adam Malik Medan dan Rumah

Sakit Jejaring Fakultas Kedokteran Sumatera Utara serta Laboratorium Terpadu FK

USU Medan. Waktu penelitian dimulai pada Desember 2013 sampai jumlah sampel

minimal tercapai. Penelitian ini menggunakan responden yang terdiri dari wanita

kasus Kanker Ovarium dan kontrol adalah wanita sehatl yang tidak menderita kanker

ovarium masing-masing sebanyak 20 orang.

Hasil Penelitian: Distribusi hasil pemeriksaan Patologi Anatomi kasus Kanker Ovarium bahwa yang terbanyak adalah Adenocarcinoma serosum ovarii (50%),

diikuti dengan Adenocarcinoma musinosum Ovarii (40%) . Sedangkan persentase

terkecil adalah Dysgerminoma dan Yolk Sac Tumour masing-masing sebanyak (5%).

Berdasarkan uji statistik dengan Uji Fisher Exact didapatkan nilai p >0.05 yang

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status menopause dengan

kejadian kanker ovarium. Berdasarkan uji statistik dengan Uji Fisher Exact

(20)

xviii

antara usia menarche dengan kejadian kanker ovarium. Nilai mean kadar glutathione

peroxidase kanker ovarium lebih rendah (295.235 ± 244.479) dari pada nilai mean

kadar glutathione peroxidase kelompok kontrol (743.546 ± 131.949). Berdasarkan uji

statistik dengan t-test didapatkan nilai p<0.05 yang menunjukkan adanya perbedaan

yang bermakna antara kadar glutathione peroxidase kelompok kontrol dan kanker

ovarium.

Kesimpulan: Hasil histopatologi kasus Kanker Ovarium yang terbanyak adalah Adenocarcinoma serosum ovarii (50%), diikuti dengan Adenocarcinoma musinosum

Ovarii (40%). Sedangkan dan persentase terkecil adalah Dysgerminoma dan Yolk

Sac Tumour masing-masing sebanyak (5%). Tidak ada hubungan yang bermakna

antara status menopause dan usia menarche dengan kejadian kanker ovarium.

Adanya perbedaan yang bermakna antara kadar glutathione peroxidase kelompok

kontrol dan kanker ovarium.

(21)

xix

ABSTRACT

THE GLUTHATHIONE PEROXIDASE LEVEL IN OVARIAN CANCER WOMEN AND HEALTHY WOMEN

Handayani E, Edianto D, Sahil MF, Barus RP, Tobing C, Ardiansyah E

Objective: To determine differences in the levels of glutathione peroxidase in ovarian cancer and controls.

Methods: This study is an observational analytic study with case control method. This research was conducted in Department of Obstetrics and Gynecology RSUP.H

Adam Malik Medan and Networking Hospital and Integrated Laboratory of of Faculty

of Medicine University of Sumatera Utara. The study began in December 2013 until

the minimum sample size is reached. This study uses respondents consist of 20

cases of women with ovarian cancer and 20 controls that are normal women who do

not have ovarian cancer.

Results: Distribution of the results of Histopathology of Ovarian Cancer cases that the majority were ovarian serosum Adenocarcinoma (50 %), followed by ovarian

mucinous Adenocarcinoma (40 %). While the minority is Dysgerminoma and Yolk

Sac tumor (5 %). Based on a statistical test with Fisher's Exact Test p value > 0.05

which showed no significant association between menopausal status with the

incidence of ovarian cancer. Based on a statistical test with Fisher's Exact Test p

value > 0.05 which indicates no significant relationship between age of menarche in

the incidence of ovarian cancer. The mean value of the levels of glutathione

(22)

xx

mean levels of glutathione peroxidase in control group (743 546 ± 131 949). Based

on statistical tests with t - test p value < 0.05 which indicates a significant difference

between the levels of glutathione peroxidase and a control group of ovarian cancer.

Conclusion: The most histopathological results of the ovarian cancer cases are ovarian serosum Adenocarcinoma (50 %), followed by ovarian mucinous

Adenocarcinoma (40 %). While the smallest percentage are Dysgerminoma and Yolk

Sac tumor. There is no significant relationship between age of menarche and

menopause status with the incidence of ovarian cancer. There are significant

difference in levels of glutathione peroxidase between control and ovarian cancer

group.

(23)

xvii

ABSTRAK

KADAR GLUTATHIONE PEROXIDASE PADA

WANITA DENGAN KANKER OVARIUM DAN WANITA SEHAT Handayani E, Edianto D, Sahil MF, Barus RP, Tobing C, Ardiansyah E

Tujuan Penelitian: Untukmengetahui perbedaan kadar glutathione peroxidase pada kanker ovarium dan kontrol.

Rancangan Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode studi kasus-kontrol (casecontrol). Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP.H Adam Malik Medan dan Rumah

Sakit Jejaring Fakultas Kedokteran Sumatera Utara serta Laboratorium Terpadu FK

USU Medan. Waktu penelitian dimulai pada Desember 2013 sampai jumlah sampel

minimal tercapai. Penelitian ini menggunakan responden yang terdiri dari wanita

kasus Kanker Ovarium dan kontrol adalah wanita sehatl yang tidak menderita kanker

ovarium masing-masing sebanyak 20 orang.

Hasil Penelitian: Distribusi hasil pemeriksaan Patologi Anatomi kasus Kanker Ovarium bahwa yang terbanyak adalah Adenocarcinoma serosum ovarii (50%),

diikuti dengan Adenocarcinoma musinosum Ovarii (40%) . Sedangkan persentase

terkecil adalah Dysgerminoma dan Yolk Sac Tumour masing-masing sebanyak (5%).

Berdasarkan uji statistik dengan Uji Fisher Exact didapatkan nilai p >0.05 yang

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status menopause dengan

kejadian kanker ovarium. Berdasarkan uji statistik dengan Uji Fisher Exact

(24)

xviii

antara usia menarche dengan kejadian kanker ovarium. Nilai mean kadar glutathione

peroxidase kanker ovarium lebih rendah (295.235 ± 244.479) dari pada nilai mean

kadar glutathione peroxidase kelompok kontrol (743.546 ± 131.949). Berdasarkan uji

statistik dengan t-test didapatkan nilai p<0.05 yang menunjukkan adanya perbedaan

yang bermakna antara kadar glutathione peroxidase kelompok kontrol dan kanker

ovarium.

Kesimpulan: Hasil histopatologi kasus Kanker Ovarium yang terbanyak adalah Adenocarcinoma serosum ovarii (50%), diikuti dengan Adenocarcinoma musinosum

Ovarii (40%). Sedangkan dan persentase terkecil adalah Dysgerminoma dan Yolk

Sac Tumour masing-masing sebanyak (5%). Tidak ada hubungan yang bermakna

antara status menopause dan usia menarche dengan kejadian kanker ovarium.

Adanya perbedaan yang bermakna antara kadar glutathione peroxidase kelompok

kontrol dan kanker ovarium.

(25)

xix

ABSTRACT

THE GLUTHATHIONE PEROXIDASE LEVEL IN OVARIAN CANCER WOMEN AND HEALTHY WOMEN

Handayani E, Edianto D, Sahil MF, Barus RP, Tobing C, Ardiansyah E

Objective: To determine differences in the levels of glutathione peroxidase in ovarian cancer and controls.

Methods: This study is an observational analytic study with case control method. This research was conducted in Department of Obstetrics and Gynecology RSUP.H

Adam Malik Medan and Networking Hospital and Integrated Laboratory of of Faculty

of Medicine University of Sumatera Utara. The study began in December 2013 until

the minimum sample size is reached. This study uses respondents consist of 20

cases of women with ovarian cancer and 20 controls that are normal women who do

not have ovarian cancer.

Results: Distribution of the results of Histopathology of Ovarian Cancer cases that the majority were ovarian serosum Adenocarcinoma (50 %), followed by ovarian

mucinous Adenocarcinoma (40 %). While the minority is Dysgerminoma and Yolk

Sac tumor (5 %). Based on a statistical test with Fisher's Exact Test p value > 0.05

which showed no significant association between menopausal status with the

incidence of ovarian cancer. Based on a statistical test with Fisher's Exact Test p

value > 0.05 which indicates no significant relationship between age of menarche in

the incidence of ovarian cancer. The mean value of the levels of glutathione

(26)

xx

mean levels of glutathione peroxidase in control group (743 546 ± 131 949). Based

on statistical tests with t - test p value < 0.05 which indicates a significant difference

between the levels of glutathione peroxidase and a control group of ovarian cancer.

Conclusion: The most histopathological results of the ovarian cancer cases are ovarian serosum Adenocarcinoma (50 %), followed by ovarian mucinous

Adenocarcinoma (40 %). While the smallest percentage are Dysgerminoma and Yolk

Sac tumor. There is no significant relationship between age of menarche and

menopause status with the incidence of ovarian cancer. There are significant

difference in levels of glutathione peroxidase between control and ovarian cancer

group.

(27)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker ovarium merupakan salah satu penyebab kematiandari

semua kanker ginekologi yang menduduki urutan ke lima sebagai

penyebab kematian dari seluruh kanker yang dijumpai pada

wanita.Kanker ovarium terjadi sekitar 3% dari seluruh kanker pada

wanita.Insidensinya relatif stabil sejak tahun 1992.Diperkirakan

sekitar 22,280 kasus baru dan 15500 kematian kanker ovarium yang

terjadi pada tahun 2012 di Amerika Serikat. Tingkat kematian kanker

ovarium ini menurun 1,9% per tahun dari 2004 sampai 2008. Menurut

WHO, mortalitas kanker di Indonesia adalah 109 per 100000 populasi

pada tahun 2008.1, 2

Faktor resiko dari kanker ovarium ini seperti inflamasi, ovulasi yang

berkepanjangan, peningkatan hormone steroid, herediter, infertilitas,

pil kontrasepsi oral, usia, asbestos, faktor reproduktivitas seperti

nullipara. Kanker ovarium pada stadium awal bersifat asimptomatis,

tetapi pada stadium yang lebih lanjut akan memiliki gejala

pembesaran pada abdomen, rasa kembung di perut, nyeri,

menyesak.3

Pada suatu penelitian molekular diketahui bahwa pada kanker

(28)

2

seperti BRCA1, p53, nm23 dan K-ras yang dapat disebabkan oleh

inflamasi dan stress oksidatif.3, 4, 5

Stress oksidatif disebabkan oleh terganggunya keseimbangan

antara radikal bebas oksigen ( Reactive Oxygen Species; ROS ) sebagai produk dalam metabolisme sel normal yang bersifat pro

oksidatif dengan enzim dan kofaktor yang bersifat

anti-oksidatif.Ketidak seimbangan ini disebabkan karena dua alasan

diantaranya karena kelebihan produksi ROS seperti hidrogen

peroksida (H2O2), radikalsuperoksida (O2) danradikal hidroxil (OH),

atau menurunnya pengeluaran ROS akibat mekanisme pertahanan

oksidan.ROS dapat menyebabkan kerusakan komponen selular yaitu

lipid, protein dan DNA, serta berperan dalam multi tahapan proses

karsinogenesis yaitu inisiasi, promosi dan progresi.3, 6, 7

Pada beberapa penelitian yang membandingkan sel kanker

dengan sel yang normal, di jumpai peningkatan stress oksidatif yang

berhubungan dengan transformasi onkogenik, aktivitas metabolik dan

peningkatan dari ROS. Peningkatan ROS pada sel kanker akan

menstimulasi proliferasi sel, mempromosi mutasi gen, dan

mempengaruhi sensitivitas selular terhadap agen anti kanker. 8

Kerusakan Oksidatif yang disebabkan oleh ROS dapat terjadi pada

setiap proses stadium kanker. Sehingga dapat dilihat adanya

hubungan peningkatan ROS dan Kanker pada manusia.Pada

pertumbuhan tumor juga dijumpai adanya peningkatan dari ROS

(29)

3

abnormal dan hilangnya kemampuan apoptosis dari sel. Pada saat

inilah terjadipeningkatan mekanisme pertahanan selular yaitu,

penangkap radikal bebas, enzim antioksidan dan perbaikan DNA. 9

Antioksidan sebagai pertahanan selular akan meningkat akibat

meningkatnya ROS. Dalam hal ini, Tingginya ROS menyebabkan

meningkatnya transkripsi enzim antioksidan.Sebab enzim antioksidan

akan beradaptasi terhadap pengeluaran ROS dalammelindungi sel-sel

jaringan dari efek negatif radikal bebas oksigen tersebut. Antioksidan

bertindak mencegahpembentukan radikal bebas oksigen, dan sebagai

penangkap radikal bebas oksigen yang sudah ada, serta menetralisir

dan mencegah terjadinya reaksi berantai yang bisa merusak membran

sel atau pun membran nukleus.4

Enzim utama yang bersifat anti-oksidatif yang ada dalam tubuh

adalah superoxide dismutase (SOD), gluthation peroksidase (GPx) dan catalase (CAT).Antioksidan ini dikenal sebagai antioksidan

primer, karena berfungsi mencegah pembentukan radikal

bebas.Kofaktor yang bersifat anti-oksidatif, ada yang bisa larut dalam

air, seperti vitamin C, sistein, dan sebagainya.Ada pula yang bisa larut

dalam lemak, seperti vitamin E, beta karoten, Co-Q10, flavonoid, dan

lain-lain. Kofaktor anti-oksidatif ini disebut sebagai antioksidan

sekunder, karena ber- fungsi menangkap radikal bebas oksigen yang

sudah ada dan menetralisirnya.10

Salah satu enzim antioksidan yang ekspresinya dalam plasma

(30)

4

mengkatalisis hasil reduksi dua buah molekul peroksida menjadi

glutation teroksidasi (GSSG) dan air.11

GPx ini merupakan golongan antioksidan non enzimatik yang

berperan sebagai pertahananterhadap paparan ROS,juga berperan

penting terhadap proses selular yaitu diferensiasi, proliferasi dan

apoptosis dari sel.Kadar GPx ini dapat menunjukkan suatu tanda

terhadap peningkatan stress oksidatif yang dapat menyebabkan

kerusakan oksidatif pada DNA, yang nantinya akan menyebabkan

progresifitas dari kanker.11

Akibat dari akumulasi dari ROS yang semakin banyak dan

menumpuk pada beberapa keadaan seperti kanker, maka enzim

antioksidan akan terus meningkatkan transkripsinya hingga pada satu

saat transkripsinya akan mengalami penurunan dan kadar enzim

antioksidan akan rendah. 3

Pada beberapa penelitian mengatakan bahwa dijumpainya

penurunan dari kadar glutation pada pasien yang menderita kanker.

Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Azis A.F dkk (2013), yang

melakukan pengukuran kadar serum glutation pada pasien kanker

ovarium, dimana kadar GPx serum menurun secara signifikan

dibandingkan kontrol. Agnani dkk (2011), yang menyatakan bahwa

kadar GPx menurun pada wanita dengan kanker ovarium serosa.12, 13

Falck dkk (2010), juga menunjukan bahwa kadar enzim GPx menurun

pada beberapa kanker manusia, termasuk payudara, gastrik, prostat

(31)

5

bahwa adanya perbedaan kadar GPx secara signifikan antara pasien

dengan stadium awal dan akhir/ rekuren. Ini menandakan bahwa GPx

dapat berperan sebagai penanda progesi penyakit.13, 14

1.2.RumusanMasalah

Apakah terdapat perbedaan Kadar GPxpada kasus kanker

ovariumdibandingkan kontrol ?

1.3. Hipotesis Penelitian

Kadar GPx pada wanita dengan kanker ovarium lebih rendah

dibandingkan wanita sehat

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

- Mengetahui perbedaankadarGPxpada kanker ovarium dan

kontrol.

Tujuan Khusus

- Mengetahui distribusi frekuensi usia pada pasien kanker ovarium

dan kontrol.

- Mengetahui distribusi frekuensi status menopause pasienkanker ovarium dan kontrol.

- Mengetahui distribusi frekuensi usia menarche pada pasien

(32)

6

- Mengetahui distribusi frekuensi status paritas pasien kanker

ovariumdan kontrol

- Mengetahui distribusi frekuensi hasil Patologi Anatomi pada

pasien kanker ovarium

- Mengetahui hubungan status menopause dengan kejadian

kanker ovarium

- Mengetahui hubungan usia menarche dengan kejadian kanker

ovarium.

- Mengetahui perbedaan kadar GPx pada kasus kanker ovarium

dan kontrol.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

kadarGPx pada pasien penderita kanker ovarium.

(33)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KANKER OVARIUM

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian tertinggi dari

kanker ginekologi perempuan. Kanker ovarium dapat terjadi akibat faktor

lingkungan, reproduksi, dan faktor genetik.Faktor resiko dari kanker

ovarium ini seperti inflamasi, ovulasi yang berkepanjangan, peningkatan

hormone steroid, herediter, infertilitas, pil kontrasepsi oral, usia, asbestos,

faktor reproduktivitas seperti nullipara.3 Faktor risiko yang paling penting

adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker payudara atau

ovarium. Wanita yang telah menderita kanker payudara atau diperiksa

positif adanya mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2 memiliki risiko yang

meningkat untuk terjadinya kanker ovarium ini.

Sekitar 90% dari kanker ovarium ganas merupakan kanker epitel

ovarium, dan selebihnya 5 – 10% terdiri dari tumor germ sel dan tumor

sex cord-stroma.1Secara gambaran histologi, pada kanker epitel ovarium

di jumpai jenis serosa sekitar 75-80%, musinosumsekitar 10% ,

endometrioid sekitar 10%, clear cell, Brenner, dan kanker yang tidak berdiferensiasi sekitar 1-5% .15

Penelitian menunjukkan bahwa operasi preventif untuk

mengangkat ovarium dan tuba falopi pada wanita yang positif gen BRCA1

atau BRCA2 akan dapat menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium.

(34)

8

penyakit radang panggul dan kondisi genetik seperti sindroma Lynch.

Penggunaan estrogen saja sebagai terapi postmenopause telah terbukti

meningkatkan risiko dalam beberapa penelitian. Berat badan yang

berlebih terkait dengan meningkatnya risiko terjadinya kanker ovarium.

Kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral jangka pajang dan ligasi tuba

dapat menurunkan risiko terjadi kanker ovarium, histerektomi tampaknya

juga menurunkan risiko.15

Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan dan keluhan-keluhan

yang timbul tidak spesifik seperti perut membesar sehingga ada perasaan

menyesak, dispareunia, berat badan meningkat karena ada asites atau

massa. Tanda yang paling sering timbul adalah adanya pembesaran

abdomen, yang disebabkan oleh akumulasi cairan. Perdarahan vagina

yang abnormal jarang timbul sebagai tanda kanker ovarium .1, 15

2.2. RADIKAL BEBAS

Radikal bebas kini diakui memainkan peranan penting dalam

banyak sistem biologis.Radikal bebas adalah atom atau molekul yang

memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas

ini merupakanhasil metabolisme respirasi aerobik pada sitoplasma yang

tergantung pada tekanan oksigen.Contoh radikal bebas tersebut adalah

superoksida (O2-), hidrogen peroksida (H2O2), dan radikal bebas hidroksil

(OH-).4, 13, 14, 16

Senyawa kimia dan reaksi dari radikal bebas ini akan

(35)

9

sebagai pro-oksidan. Sebaliknya, senyawa dan reaksi yang

mengeluarkan spesies oksigen tersebut, memangsanya, menekan

pembentukannya atau melawan kerjanya disebut antioksidan dan

mencakup senyawa seperti NADPH, GSH, Vitamin C serta vitamin E.

Dalam sebuah sel normal terdapat keseimbangan prooksidan dan

antioksidan. Meskipun demikian, keseimbangan ini dapat bergeser ke

arah prooksidan ketika produksi ROS meningkat dan kadar antioksidan

menurun. Keadaan ini dinamakan stres oksidatif dan dapat

mengakibatkan kerusakan sel yang berat jika stres tersebut masif atau

berlangsung lama.17

2.3.STRESS OKSIDATIF

Stress oksidatif merupakan ketidakseimbangannya antara ROS

sebagai radikal bebas dan antioksidansebagai mekanisme pertahanan.

Stress oksidatif yang berat akan menyebabkan kerusakan dan kematian

sel yang akan memicu berbagai penyakit pada manusia termasuk kanker.

Lipid peroksidase yang di mediasi oleh radikal bebas merupakan faktor

terjadinya mekanisme kerusakan dan kematian sel. Radikal bebas dapat

dijumpai secara fisiologis maupun patologis pada jaringan mamalia.

Produksi yang tidak terkontrol dari radikal bebas ini akan menjadi faktor

pemicu untuk kerusakan jaringan pada beberapa proses patofisiologi.18

Stress oksidatif terjadi ketika pada saat radikal bebas melebihi kapasitas

pertahanan antioksidan karena asupan antioksidan yang kurang atau

(36)

10

dibentuk dengan melalui jalur metabolik oksidatif yang tidak dapat

dicegah. ROS dapat menginduksi kerusakan DNA, protein, karbohidrat

atau malah dapat mengganggu integritas membran sel. Selain itu, stres

oksidatif juga menginduksi ekspresi faktor transkripsi redoks seperti

activating protein-1, hypoxia inducible factor-1α (HIF) dan faktor nuklear-kB, yang akan menghasilkan ekspresi beberapa gen, termasuk famili glutation. Karena itu, stress oksidatif secara tidak langsung dapat

menginisiasi timbulnya pertahanan oleh antioksidan. 17

2.4. STRESS OKSIDATIF PADA KANKER

Stress Oksidatif dapat mengeluarkan ROS yang akan

menyebabkan proliferasi dari tumor. ROS yang berfungsi sebagai molekul

second messenger sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya

proliferasi seluler, meningkatnya mutasi genetik hingga terjadi

ketidakstabilan genetik, meningkatnya invasi selular dan angiogenesis.19

ROS juga dapat menyebabkan kerusakan komponen selular yaitu lipid,

protein dan DNA, serta berperan dalam multi tahapan proses

karsinogenesis yaitu inisiasi, promosi dan progresi.3

Proses karsinogenesis ini secara kimiawi terjadi melalui 3 tahap yaitu

Inisiasi, Promosi, dan Progresi. Tahap inisiasi adalah tahap dimana pada

sel yang normal akan terjadi kerusakan dari sintesis DNA. Sel akan

mengalami inisisasi bila terpapar oleh zat-zat karsinogenik, seperti sinar

matahari dan radiasi dari zat kimia yang karsinogen, yang nantinya akan

dapat memicu kerusakan DNA. Pada tahap inisiasi sel ini, komponen

(37)

11

disebut dengan tahap Promosi tumor. Pada tahap promosi tumor

dijumpai perubahan dari sel yang berinisiasi menjadi lesi fokal. Pada

tahap Promosi tumor ini, kerusakan DNA tidak terjadi secara langsung,

tetapi melalui jalur ekspresi gen yang akan meningkatkan proliferasi sel

dan mutasi dari DNA. Tahap ketiga yaitu, Progresi, dimana sudah terjadi

kerusakan pada genom, yang sifatnya irreversibel.20

Gambar 2.1 Tahapan Karsinogenesis

Pada beberapa penelitian yang membandingkan sel kanker dengan sel

yang normal, di jumpai peningkatan stress oksidatif yang berhubungan

dengan transformasi onkogenik, aktivitas metabolik dan peningkatan dari

ROS. Peningkatan ROS pada sel kanker akan menstimulasi proliferasi

sel, mempromosi mutasi gen, dan mempengaruhi sensitivitas selular

terhadap agen anti kanker. 8

Saat ini, telah diketahui bahwa ROS signaling (peranan radikal bebas

sebagai bagian signaling) merupakan faktor penting banyak proses yang

dikatalisis oleh gen dan enzim. ROS signaling bertanggung jawab untuk

(38)

12

protein kinase, fosfatase, dan berbagai enzim lainnya meskipun reaksi ini

dilanjutkan oleh mekanisme heterolitik (non-radikal bebas). Oleh karena

itu, ROS signaling dapat menginisiasi maupun mengaktivasi

pembentukan tumor.19

2.5. STRESS OKSIDATIF PADA KANKER OVARIUM

Stress Oksidatif dan radikal bebas yang dihasilkan dari proses inflamasi

dapat menyebabkan kerusakan dari perbaikan ovulatori sehingga memicu

terjadi peningkatan proliferasi sel epitel yang akan membuat beberapa

mutasiakan timbulsecara spontan Hal ini akan menyebabkan akumulasi

kerusakan dari DNA.20

Dua ROS utama yaitu superoksida dan hidrogen peroksida berpartisipasi

dalam ROS signaling. Meskipun kedua senyawa selalu terbentuk

bersama-sama (hidrogen peroksida oleh SOD), tetapi fungsi signaling

mereka bisa berbeda.8

Xia et al (2007) menemukan bahwa tingginya kadar ROS secara

langsung diproduksi oleh sel kanker ovarium dan prostat. Sel kanker

ovarium memiliki banyak ekspresi NADPH oksidase Nox4. Mereka juga

menemukan bahwa ROS mengatur ekspresi HIF-1 danvascular

endothelial growth factor (VEGF) yang merangsang angiogenesis dan pertumbuhan tumor. Perkembangan kanker ovarium mungkin tergantung

(39)

13

Gambar 2.2. ROS signaling pada proses survival yang dikatalisis oleh ERK ½ dalam sel

kanker. 21

Devadas et al (2002) menunjukkan bahwa hidrogen peroksida

mengatur jalur proliferasi melalui fosforilasi ERK sementara superoksida

menginisiasi T cell receptor (TCR)- yang dirangsang oleh aktivasi apoptosis.22

Laurent et al (2005) mempelajari pembentukan ROS di sel kanker.

Mereka menunjukan adanya peranan yang berbeda dari superoksida

dan hidrogen peroksida dalam proliferasi dan apoptosis. N-acetyl cystein

menurunkan kadar hidrogen peroksida dan menghambat MKP3 dan

proliferasi sel normal tetapi meningkatkan proliferasi sel kanker.

Sebaliknya, superoksida dimana pembentukannya dihambat oleh SOD

yang menginisiasi kematian sel kanker. 23

Mitokondria merupakan salah satu penghasil ROS utama di sel

kanker. Selain itu, penghasil lain adalah NADPH oksidase. Ada juga

penyebab lain produksi ROS yang berlebihan di sel kanker selain

mitokondria dan NADPH oksidase.Telah ditunjukkan bahwa hipoksia

merupakan faktor penting perkembangan tumor solid melalui stimulasi

mitokondria ROS (mROS) dan aktivasi HIF-1α dan nuclear faktor-kB . 19,24 Desouki et al (2005) menemukan bahwa NADPH oksidase (Nox1)

yang terlokalisasi di mitokondria banyak diekspresikan di tumor payudara

(40)

14

superoksida yang dikontrol oleh mitokondria dan hilangnya kontrol proses

signaling ini berkontribusi terhadap terjadinya tumorigenesis.25

2.6.Glutathione Peroxidase(GPx)

Pertahanan lini pertama terhadap ROS dilakukan oleh GPx, yang

mengkatalisis reduksi hidroperoksida ( H2O2) menjadi Radikal oksidatif

hidrogen ( ROH ) dan air ( H2O) melalui oksidasi glutation. GPx

menguraikan H2O2 dan berbagai hidro- dan lipid peroksida melalui siklus

redoks glutation ( gambar 2.3.). 8, 11, 26

Pada reaksi ini, glutation (GSH) digunakan sebagai kosubstrat

untuk memetabolisme H2O2 sehingga menghasilkan H2O dan gluthation

disulfide(GSSG) sebagai gluthation teroksidasi. GSSG dapat direduksi balik menjadi GSH melalui enzim Gluthation reductase (GR), sebuah reaksi yang memerlukan NADPH yang dibantu oleh glucose 6-phosphate dehydrogenase (G6PD). 27

(41)

15

Gambar 2.4.Reduksi ROS melalui Enzim Glutation. H2O2 atau hidroperoksida organik (ROOH)

dapat direduksi secara enzimatik oleh glutation peroksidase maupun secara

non-enzimatik lewat oksidasi GSH langsung, menghasilkan H2O atau alkohol yang sesuai

(ROH). Bentuk glutation teroksidasi inaktif (GSSG) direduksi oleh glutation reduktase

dengan demikian mengonsumsi nicotinamide-adenine-dinucleotide phosphate

(NADPH). Anion superoksida dapat dikonversi menjadi H2O2 melalui oksidasi

GSH.26

H202menyebabkan proliferasi, invasi, migrasi dan angiogenesis.

Tetapi pada kadar yang lebih tinggi, dapat juga menginduksi apoptosis

sehingga dapat menjadi pro- dan anti- karsinogenik. Dengan demikian,

GPx yang mengatur kadar H202yang memungkinkan memiliki peran

ganda .

2.7. Glutation Peroksidase pada Kanker Ovarium

Salah satu enzim antioksidan yang ekspresinya dalam

serum/plasma telah berkorelasi dengan berbagai macam kanker adalah

GPx. 28

Pada penelitiannya, Saga (2008) menunjukkan bahwa kadar GPx

ditemukan banyak di adenokarsinoma sel jernih melalui analisis

(42)

16

Pada penelitian yang dilakukan oleh Falck (2010), yang

menunjukan bahwa kadar enzim antioksidan GPx menurun pada

beberapa kanker manusia, termasuk payudara, gastrik, prostat dan

kolorektal, yang tampaknya memiliki efek yang berlawanan.13

Penelitian Falck (2010) tersebut didukung oleh penelitian Agnani

(2011), yang menyatakan bahwa GPx, sebuah antioksidan yang

mengandung enzim selenosistein, menurun pada wanita dengan kanker

ovarium serosa yang tergantung pada stadium. Selain itu, dari penelitian

tersebut juga menunjukkan bahwa kadar serum tersebut juga menurun

pada wanita dengan penyakit yang berulang. 14

Dari penelitian Lee (2010) didapatkan bahwa ekspresis GPx yang

berlebihan ditemukan pada adenokarsinoma ovarium sel jernih

dibandingkan dengan ovarium normal dan tiga subtipe lainnya kanker

epitel ovarium pada tingkat mRNA (serosa, endometrioid, mucinous).

GPx mungkin berperan sebagai penanda molekular penting untuk

(43)

17

2.8. KERANGKA TEORI

Gambar 2.5. Kerangka TeorI

ROS

INISIASI PROMOSI PROGRESI

(44)

18

- Ha : Terdapat perbedaankadarGPx antara pasien kanker

ovarium dan kontrol.

- Ho : Tidak terdapat perbedaan kadar GPxantara pasien

(45)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatifdengan

pendekatan potong lintang ( crossectional )

3.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi

RSUP.H Adam Malik Medandan Rumah Sakit Jejaring Fakultas

Kedokteran Sumatera Utara serta Laboratorium Terpadu FK USU

Medan. Waktu penelitian dimulai pada Desember 2013 sampai

jumlah sampel minimal tercapai.

3.3.POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1. Populasi Penelitian

Subjek Penelitian adalah pasien dengan tumor ovarium yang

direncanakan untuk operasi di Poli Onkologi di RSUP. H. Adam

Malik Medan dan Rumah Sakit Jejaring Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara. Untuk kontrol adalah wanita sehat

yang bekerja sebagai pegawai di RSUP.H.Adam Malik Medan dan

(46)

20

3.4. SAMPEL DAN BESAR SAMPEL

3.4.1. Sampel

Pengumpulan sampel dilakukan dengan cara consecutive

samplingdimana setiap kasus dan kontrol yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel

terpenuhi.

3.4.2.Perhitungan Sampel

Jumlah sampel penelitian dihitung berdasarkan rumus sebagai

berikut : 31, 32

n1 = n2 = 2 (Zα + Zβ)S 2

X1– X2

Dimana :

Zα= deviat baku alfa, nilai α = 0,05 , Zα = 1,96

Zβ= deviat baku beta, nilai β = 0,10, Zα = 1,28

S = Simpangan baku gabungan

X1 – X2 = Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna

S2= s12 x(n1– 1) + s22 x (n2 – 1)

n1 + n2 - 2

s1 = Simpangan baku kelompok 1 = 1,1

s2 = Simpangan baku kelompok 2 = 1,2( 8 )

(47)

21 n2 = besar sampel kelompok 2

n1 = n2 = 18,6  jumlah sampel masing-masing 20 orang

3.5. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI 3.5.1. Kriteria inklusi

3.5.1.1. Kasus

a. Wanita Usia antara 20 – 65 tahun.

b. Tidak menderita tumor lain selain tumor ovarium

c. Tidak menderita penyakit hipertensi, diabetes mellitus, gagalginjal,

infeksi, riwayat penyakit hepatitis.

d. Tidak merokok

e. Tidak ada riwayat keluarga dengan kanker payudara dan

kankerovarium

f. Tidak ada riwayat pemakain obat- obat hormonal dan kontrasepsi

g. Tidak pernah dilakukan operasi ginekologi sebelumnya

h. Tidak pernah mendapat kemoterapi

i. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani

suratpersetujuan penelitian

3.5.1.2. Kontrol

a. Wanita Sehat Usia antara 20 – 65 tahun

b. Tidak pernah menderita tumor atau kanker

c. Tidak pernah dilakukan operasi ginekologi sebelumnya

d. Tidak menderita penyakit hipertensi, diabetes mellitus, gagal

ginjal, infeksi, riwayat hepatitis.

(48)

22

f. Tidak ada riwayat keluarga dengan kanker payudara dan kanker

ovarium

g. Tidak ada riwayat pemakain obat- obat hormonal dan kontrasepsi

h. Tidak pernah mendapat kemoterapi

i. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani surat

persetujuan penelitian

3.5.1. KRITERIA EKSKLUSI 3.5.2.1. Kasus

a. Pasien dengan hasil histopatologi yang bukan kanker ovarium

3.6. PROSEDUR KERJA

Penderita yang memenuhi kriteria penerimaan diberi penjelasan

tentang penelitian yang akan dilakukan dan akan menandatangani lembar

persetujuan

3.6.1.Bahan Penelitian

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalahserum yang terdiri dari

larutan Assay Buffer, larutan NADPH, larutan Glutation reduktase,

larutan GSH.

3.6.2.Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah tensimeter, stetoskop, disposable

syringe 3cc, tabung sampel darah, Mikro pipet, well plate, lemari

(49)

23

3.6.3.Cara Kerja

Darah diambil melalui vena kubiti sebanyak 3 ml dengan zat

pembekuandarah dan disentrifuge pada tekanan 4500 rpm selama 10

menit, untukmemisahkan serum darah pasien kemudian serum

dimasukkan ke dalameppendorf. Penelitiandilakukan di Laboratorium

Terpadu FK USU Medan. Lalu dilakukan pemeriksaan kadar GPx

dengan metode pemeriksaan enzimatik. Dengan cara :

1. Pipet 5-10 µl GPx positip kontrol kedalam well kosong dan

tambahkan Assay Buffer sampai dapat volume akhir 50 µl

2. Pipet 50 µl Assay Buffer ke dalam well kosong ,ini adalah sebagai reagen kontrol (RC).

3. Pipet 2-50 µl sampel ke dalam well kosong dan tambahkan

Assay Buffer sampai didapat volume akhir 50 µl.

4. Reaction mix : tiap well siapkan 40 µl reaction mix

33 µl Assay Buffer

3 µl larutan 40 nM NADPH

2 µl larutan GR ( Glutation reductase)

2 µl larutan GSH ( Glutation )

5. Tambahkan 40 µl reaction mix pada tiap sampel, kontrol positif dan kontrol reagen  campur, inkubasi 15 menit di dalam

spektrofotometri merek thermo Scientific buatan Amerika

(50)

24

7. Ukur panjang gelombang 340 nm pada waktu pertama ( T1)

untuk mendapatkan absorbansi pertama (A1).

8. Inkubasi pada suhu 250c selama 5 menit di dalam

spektrofotometri, ukur lagi pada waktu kedua (T2) untuk

mendapatkan absorbansi kedua (A2)  hindari cahaya.

Perhitungan :

(A). A340 nm= ( sampel A1- sampel A2) – ( RC A1- RC A2)

Gunakan standard curve untuk mencari jumlah NADPH yang diperoleh

(B). Dengan memasukkan nilai A340 nm ke dalam persamaan

garis regresi yang diperoleh dari standard curve

GPx activity = B x sampel dilusi = nmol/min/ml = mU/ml

(T2-T1)x V

B = jumlah NADPH yang menurun antara T1 dan T2( nmol)

T1 = waktu pertama (min)

T2 = waktu kedua (min)

(51)

25

3.7. DEFINISI OPERASIONAL - Kanker ovarium

Defenisi : Keganasan primer dari ovarium

Alat Ukur : Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan Histopatologi

CaraUkur: Penegakan diagnosis tumor ovarium dan pemeriksaanhistopatologi jaringan tumor paska

pembedahan

Skala Ukur: Skala nominal (variabel kategorik)

- Wanita Sehat

Defenisi : Wanita yang tidak terdiagnosa oleh tumor ovarium, Riwayat penyakit sistemik ( DiabetesMelitus,

Hipertensi, Gagal ginjal, hepatitis ), dan tanpa

riwayatPenyakit Keganasanlainnya.

Alat ukur : Sehat dan tidak

Cara ukur : Anamnese

Skala Ukur : Skala nominal (variabel kategorik)

- Usia

Defenisi : Umur pasien saat operasi sejak tahun lahir, dikelompokkanmenjadi 20-39 tahun dan 40-50

tahun dan > 50 tahun

Alat ukur : Kalender dalam tahun

(52)

26

Skala Ukur : Skala rasio (variabel numerik)

- Menopause

Defenisi : Periode tidak mendapat haid selama 12 (dua belas)bulan berturut - turut , dikelompokkan

menjadibelum menopause dan sudah

menopause.

Alat Ukur : Kalender dalam tahun

Cara Ukur : Anamnesis

Skala Ukur : Skala nominal (variabel kategorik)

- Usia Menarche

Defenisi : Usia saat mendapat haid pertama kali dikelompokkan dalam < 13 tahun dan ≥ 13 tahun

Alat Ukur : Kalender dalam tahun

Cara Ukur : Anamnesis

Skala Ukur: Skala rasio (variabel numerik)

- Paritas

Definisi:Jumlah persalinan dengan usia kandungan > 20 minggu, dikelompokkan menjadi :

- Virgo : Belum pernah melakukan kontak seksual

- Nullipara : Belum pernah melahirkan janin sampai usia

(53)

27

- Paritas ≥1: Pernah melahirkan janin satu kali atau lebih

Denganusia kehamilan > 20 minggu.

Cara Ukur : Anamnesis

Skala Ukur :Skala Nominal (variabel Kategorik)

- Gluthation Peroksidase (GPx)

Defenisi :Merupakan suatu enzim antioksidan

Cara Ukur:Pemeriksaan enzimatik

(54)

28

3.8 ALUR PENELITIAN

Gambar 3.1 Alur Penelitian

SUBJEK PENELITIAN

KASUS SESUAI KRITERIA INKLUSI

PEMBEDAHAN PEMERIKSAAN KADAR GLUTHATION PEROKSIDASE

HASIL HISTOPATOLOGI

KANKER OVARIUM

ANALISA

STATISTIK

KONTROL SESUAI KRITERIA INKLUSI

PEMERIKSAAN KADAR GLUTHATION PEROKSIDASE

BUKAN KANKER OVARIUM

(55)

29

4.9.ANALISIS DAN INTERPRETASI

Data yang terkumpul ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel

induk serta dianalisa secara statistik menggunakan program komputer.

Data akan dianalisa secara deskriptif untuk melihat distribusi frekwensi

karakteristik pada masing masing kelompok. Untuk melihat ada atau

tidaknya perbedaan dilakukan uji t independent, dan untuk melihat

(56)

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan responden yang terdiri dari wanita

kasus Kanker Ovarium dan kontrol adalah wanita normal yang tidak

menderita kanker ovarium masing-masing sebanyak 20 orang. Gambaran

karakteristik responden berdasarkan usia, status menopause, status

menarche dan paritas, dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden

Gambaran distribusi frekuensi responden berdasarkan usia, status

menopause, status menarche dan paritas, dapat dilihat pada tabel

berikut.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat di lihat bahwa

(57)

31

tahun ( 45%), demikian juga pada kelompok responden kanker ovarium

adalah usia 40-5- tahun ( 40%).

Berdasarkan status menopause menunjukkan bahwa responden

pada kelompok kanker ovarium yang terbanyak adalah dengan status

yang belum menopause ( 80%), demikian juga pada kelompok

responden kontrol yaitu belum menopause( 85%).

Berdasarkan status menarche menunjukkan responden pada

kelompok kontrol yang terbanyak adalah pada usia ≥ 13 tahun ( 75%),

demikian juga pada kelompok responden kanker ovarium adalah usia ≥

13tahun ( 85%).

Berdasarkan paritas didapatkan bahwa responden pada kelompok

kontrol yang terbanyak adalah dengan paritas ≥ 1 ( 80%), demikian juga

pada kelompok responden kanker ovarium adalah dengan paritas ≥ 1

(75%).

Tabel 5.2 Distribusi hasil Patologi Anatomi Pasien Kanker Ovarium

Hasil Patologi Anatomi n %

Adenocarcinoma serosum ovarii 10 50.00

Adenocarcinoma muscinosum ovarii 8 40.00

Dysgerminoma 1 5.00

Yolk Sac Tumour 1 5.00

Total 20 100.00

Distribusi hasil pemeriksaan Patologi Anatomi kasus Kanker

Ovarium sebagaimana ditunjukkan pada tabel di atas bahwa yang

terbanyak adalah Adenocarcinoma serosum ovarii (50%), diikuti dengan

(58)

32

terkecil adalahDysgerminoma dan Yolk Sac Tumour masing-masing

sebanyak (5%).

Menurut teori sekitar (90%) dari kanker ovarium ganas merupakan

kanker epitel ovarium, dan selebihnya (5–10%) terdiri dari tumor germ sel

dan tumor sex cord-stroma.1 Secara gambaran histologi, pada kanker

epitel ovarium di jumpai jenis serosa sekitar (75-80%), musinosum sekitar

(10%) , endometrioid sekitar (10%), clear cell, Brenner, dan kanker yang

tidak berdiferensiasi sekitar (1-5%).15

Tabel 5.3. Hubungan status menopause dengan kejadian

Uji Fisher's Exact Test p = 0,500

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kelompok kanker ovarium

maupun kelompok kontrol umumnya adalah belum menopause.

Berdasarkan uji statistik dengan Uji Fisher Exact didapatkan nilai p >0.05

yang menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara status

menopause dengan kejadian kanker ovarium.

Menurut etiologinya, wanita yang menopausenya lama maka akan

meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium. Hal ini disebabkan

(59)

33

terus terpapar dengan estrogen dan akan terus berovulasi. Ovulasi

yangterus menerus dan lama akan menjadi faktor resiko terhadap

terjadinya kanker ovarium.15

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada kelompok kanker

ovarium maupun kelompok kontrol umumnya adalah dengan usia

menarche ≥ 13 tahun. Berdasarkan uji statistik dengan Uji Fisher Exact

didapatkan nilai p >0.05 yang menunjukkan tidak ada hubungan yang

bermakna antara usia menarche dengan kejadian kanker ovarium.

Usia menarche yang terlalu dini, atau dibawah 12 tahun, juga

merupakan suatu resiko untuk terjadinya kanker ovarium. Dimana secara

teori di ketahui bahwa permukaan epitel ovarium akan mengalami

kerusakan dan perbaikan yang berulang. Besar kemungkinan akibat

(60)

34

Tabel 5.5. Perbedaan kadar GPx pada kasus kankerovarium dan kontrol.

Kelompok

Kadar GPx

Mean Median SD CI 95% P

Low Up

Kontrol 743,546 758,52 244,479 629,126 857,966

0,008

Kanker Ovarium 295,235 256,54 131,949 233,481 356,989

Uji Independent T – test p= 0,008; p<0,05;95%CL

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai mean kadar GPx kanker

ovarium lebih rendah (295.235 ± 131.949) dari pada nilai mean kadar

GPx kelompok kontrol (743.546 ± 244.479). Berdasarkan uji statistik

dengan t-test didapatkan nilai p<0.05 yang menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna antara kadar GPx kelompok kontrol dan

kanker ovarium.

Kada GPx dalam penelitian ini merupakan suatu petunjuk

terhadap peningkatan stress oksidatif yang dapat menyebabkan

kerusakan oksidatif pada DNA sehingga terjadi progresifitas dari

kanker.Penurunan GPx menunjukkan tingginya paparan ROS terhadap

tubuh. Hal ini diakibatkan karena akumulasi dan penumpukan dari ROS

yang semakin banyak, maka enzim antioksidan dalam hal ini GPx akan

meningkatkan transkripsinya, hingga pada satu saat transkripsinya akan

mengalami penurunan dan kadar antioksidan akan rendah.3

ROS juga dapat menyebabkan peningkatan terhadap proliferasi

seluler, meningkatnya mutasi genetik hingga terjadi ketidakstabilan

(61)

35

menyebabkan kerusakan komponen selular yaitu lipid, protein dan DNA,

serta berperan dalam multi tahapan proses Karsinigenesis.3

Penelitian yang dilakukan oleh Azis A.F dkk (2013), di Turki

untukmengukur kadar serum glutation pada pasien kanker ovarium,

dimana kadar GPx serum menurun secara signifikan dibandingkan

kontrol.

Agnani dkk (2011), yang menyatakan bahwa kadar GPx menurun

pada wanita dengan kanker ovarium serosa.12, 13

Falck dkk (2010), juga menunjukan bahwa kadar enzim GPx

menurun pada beberapa kanker manusia, termasuk payudara, gastrik,

Gambar

Gambar 2.1 Tahapan  Karsinogenesis
Gambar 2.3. Siklus Redoks Glutation.
Gambar 2.4.Reduksi ROS melalui Enzim Glutation. H2O2 atau hidroperoksida organik (ROOH)
Gambar   2.5.  Kerangka TeorI
+6

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, endostatin dan angiostatin ditemukan dalam urin pasien kanker ovarium epitel, sehingga dapat digunakan sebagai penanda untuk kanker ovarium epitel.. TUJUAN:

1) Pasien menderita kanker kolorektal sebanyak 94 orang. Dari 94 orang yang menderita kanker kolorektal terdapat 63 orang yang melakukan pemeriksaan jenis histopatologi. Dari

Hasil penelitian pada tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa terdapat pasien dengan kategori tidak menderita kanker payudara sebanyak 66 orang (50%) dan pasien dengan kategori

peran variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu usia, riwayat obesitas, riwayat kelu- arga menderita kanker payudara, riwayat kelu- arga menderita kanker ovarium,

Hasil menunjukkan bahwa kelompok usia yang terbanyak menderita kista ovarium adalah kelompok 20-51 tahun yaitu sebanyak 65 orang (71,4%).. Berdasarkan riwayat penggunaan

Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar leukosit dan rekurensi kanker ovarium karena jumlah sampel yang sedikit dan masih membutuhkan

Pa- da penelitian tersebut, aktivitas LDH dengan stadi- um kanker ovarium tidak dapat dihubungkan secara statistik karena jumlah sampel stadium II dan III yang kecil, namun

Pada umumnya responden menderita kanker ovarium stadium III C, mayoritas responden tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker, sebagian besar responden mengalami menarche pada usia