• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012

IRMA YUNITA SIREGAR

125102091

KAYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012

Abstrak

Irma Yunita Siregar

Latar belakang : Kanker payudara saat ini menjadi salah satu penyebab kematian di dunia dan di Indonesia. Efek dari jumlah paritas terhadap risiko kanker payudara telah lama diteliti. Nulliparitas dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker payudara karena lebih lama terpapar dengan hormon estrogen dibandingkan dengan wanita yang memiliki anak empat atau lebih.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara. Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan case control. Jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi adalah sebesar 66 sampel kelompok kasus dan 66 sampel kelompok control. Metoda pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi-square.

Hasil : Hasil analisa uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95%, df = 4, diperoleh

nilai p 0,00 (p < α), artinya ada hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa ada hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Jadi, nulliparitas merupakan salah satu faktor pemicu timbulnya kanker payudara.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program D-IV Bidan Pendidik Falkultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep. Ns., M. Kep. selaku Ketua Pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3. dr. M. Fahdhy Sp. OG., M. Sc. selaku pembimbing penyusunan karya tulis ilmiah

ini yang telah dapat menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan berharga dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

4. Seluruh dosen dan staf administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasehat selama menjalani penyusunan karya tulis ilmiah ini.

5. Direktur SDM dan Pendidikan RSUP H. Adam Malik Medan. 6. Kabag Diklat RSUP H. Adam Malik Medan.

(5)

8. Rekan-rekan mahasiswa D IV Bidan Pendidik Falkultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara T.A. 2012/2013 yang telah banyak memberi dukungan terhadap peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti menyadari atas kekurangan dari karya tulis ilmiah ini, maka peneliti memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk melakukan koreksi dan kritik untuk kesempurnaan karya tulis ini, semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2013

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1.Tujuan Umum ... 3

2.Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Rumah Sakit ... 4

2. Bagi Institusi Pendidikan ... 4

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Paritas ... 5

B. Kanker Payudara ... 5

1. Pengertian Kanker Payudara ... 5

2. Faktor Risiko Kanker Payudara ... 6

(7)

4. Lokasi Kanker Payudara ... 10

5. Stadium Kanker Payudara ... 10

6. Pemeriksaan Kanker Payudara ... 11

7. Pencegahan ... 12

8. Pengobatan ... 15

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konseptual... ... 18

B. Hipotesis... ... 19

C. Definisi Operasional ... 19

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... ... 20

B. Populasi dan Sampel... ... 20

C. Lokasi Penelitian ... 22

D. Waktu Penelitian ... 22

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 22

F. Instrumen Penelitian ... 23

G. Pengumpulan Data ... 23

H. Analisa Data ... 23

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... ... 25

B. Pembahasan... ... 27

(8)

A. Kesimpulan... ... 30

B. Saran... ... 31

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik pasien di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 ... 25 Tabel 5.2.1 Distribusi frekuensi pasien yang menderita/ tidak menderita kanker

payudara di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012 ... 26 Tabel 5.2.2 Distribusi frekuensi jumlah paritas pasien di RSUP H. Adam Malik

Medan tahun 2012 ... 26 Tabel 5.3 Distribusi hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Observasi

Lampiran 2: Master Tabel

Lampiran 3: Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 4: Waktu Penelitian

Lampiran 5: Surat Izin Penelitian

Lampiran 6: Surat Balasan Penelitian

Lampiran 7: Daftar Konsultasi

(12)

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012

Abstrak

Irma Yunita Siregar

Latar belakang : Kanker payudara saat ini menjadi salah satu penyebab kematian di dunia dan di Indonesia. Efek dari jumlah paritas terhadap risiko kanker payudara telah lama diteliti. Nulliparitas dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker payudara karena lebih lama terpapar dengan hormon estrogen dibandingkan dengan wanita yang memiliki anak empat atau lebih.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara. Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan case control. Jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi adalah sebesar 66 sampel kelompok kasus dan 66 sampel kelompok control. Metoda pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi-square.

Hasil : Hasil analisa uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95%, df = 4, diperoleh

nilai p 0,00 (p < α), artinya ada hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa ada hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Jadi, nulliparitas merupakan salah satu faktor pemicu timbulnya kanker payudara.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker saat ini menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang ditakuti oleh wanita karena penyakit tersebut dapat menyebabkan hilangnya organ vital wanita. Kanker payudara juga dapat menimbulkan komplikasi yang serius dan bahkan dapat berujung kematian (Rafif, 2010).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit kanker merupakan masalah kesehatan di berbagai negara termasuk Indonesia. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan dengan insidence rate 38/100.000 perempuan (Sirait, 2009).

Bardasarkan data dari American Cancer Society, sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara, dan tiap tahunnya di seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit itu. Dilaporkan dari American Cancer Society, angka kematian kanker payudara telah menurun sejak tahun 1990. Hal ini diakibatkan oleh karena deteksi dini yang baik dan terapi yang lebih baik tiap tahunnya. Kurang lebih 40.910 kasus kematian kanker payudara terdeteksi pada tahun 2007. Sementara itu juga berdasarkan American Cancer Society, secara umum angka kejadian kanker payudara meningkat sekitar 30% dalam kurun waktu 25 tahun di negara-negara maju.

(14)

Probabilitas bagi seorang wanita di negara yang sudah maju untuk menderita kanker payudara adalah sebesar 4,8%, sedangkan untuk negara yang sedang berkembang adalah 1,8% (Rasjidi, 2009).

Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi no. 2 setelah kanker leher rahim dan diperkirakan dalam waktu singkat akan merupakan kanker dengan insiden tertinggi pada wanita. Di Indonesia, karena tidak tersedianya registrasi berbasis populasi, angka kejadian kanker payudara dibuat berdasarkan registrasi berbasis patologi dengan insiden relatif 11,5% artinya 11-12 kasus baru per 100.000 penduduk beresiko (Manuaba, 2010).

Bidang Pemberantasan Masalah Kesehatan (PMK) dinas kesehatan Sumut menjelaskan prevalensi penderita kanker di Sumut sebanyak 2,9, atau tiap 100 ribu orang diprediksi ada sekitar dua penderita kanker. Ini berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di seluruh provinsi Indonesia (Jurnalis Perempuan, 2011).

Efek dari jumlah paritas terhadap resiko kanker payudara telah lama diteliti. Dalam suatu studi metaanalisis, dilaporkan bahwa wanita nullipara mempunyai resiko 30% untuk berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang multipara (Rasjidi, 2009).

Menurut Nani (2009) yang dikutip dari Lincoln dan Wilensky (2008), nulliparitas dapat meningkatkan risiko perkembangan kanker payudara karena lebih lama terpapar dengan hormon estrogen dibandingkan dengan wanita yang memiliki anak. Adanya tingkat estrogen yang lebih tinggi pada wanita mengembangkan risiko kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak terkena kanker payudara.

(15)

Prasurvey yang dilakukan oleh peneliti di RSUP H. Adam Malik Medan didapat hasil bahwa pasien penderita kanker payudara pada tahun 2012 berjumlah 714. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Payudara Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012”.

B. Perumusan Masalah

Apakah ada hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Mendistribusikan karakteristik pasien di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012.

b. Mengetahui distribusi frekuensi paritas pasien yang menderita/ tidak menderita kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. c. Mengetahui distribusi frekuensi jumlah paritas pasien di RSUP H. Adam

Malik Medan tahun 2012.

(16)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan yang terkait dengan angka kejadian kanker untuk melakukan penyuluhan, pencegahan dan penanganan kanker payudara.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan referensi bagi institusi pendidikan tentang kanker payudara dalam melaksanakan pengajaran pada institusi pendidikan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Data hasil penelitian dapat dijadikan sumber penelitian lain yang terkait.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paritas

Paritas menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung satu kali kehamilan. Jika janin lahir mati, namun sudah melewati usia viabilitas, hal tersebut masuk hitungan paritas.

Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan janin viabel, primipara adalah wanita yang pernah melahirkan satu kali (tanpa mempertimbangkan jumlah janin) dengan janin viabel, sedangkan multipara adalah wanita yang pernah melahirkan dua kali atau lebih (tanpa mempertimbangkan jumlah janin) dengan janin viabel (Kriebs dan Gegor, 2005).

B. Kanker Payudara

1. Pengertian Kanker Payudara

Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat yang berkembang menjadi susunan yang kompleks pada wanita dan rudimenter (tidak berkembang) pada pria, dan kelenjar ini khas untuk golongan mammalia. Pada wanita, pertumbuhan payudara terus berlanjut sampai dewasa, sedangkan pada pria, pertumbuhan payudara berhenti pada waktu lahir. Pertumbuhan dan perkembangan payudara dipengaruhi oleh hormon ovarium dan hormon hipofisis (Purwoastuti, 2008).

(18)

menjalankan proses apoptosis. Akibatnya, sel kanker tumbuh atau membelah tak terkendali (Tanjung, 2011).

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah kanker yang terjadi pada payudara karena adanya pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel kelenjar dan salurannya (Nisman, 2011).

Sementara menurut Astana (2009), kanker payudara adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

2. Faktor Risiko Kanker Payudara

Menurut Nisman (2011), faktor risiko adalah setiap faktor yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang mempunyai kemungkinan lebih besar menderita penyakit, cedera, atau komplikasi. Banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara, di antaranya:

a. Faktor Reproduksi

(19)

Sejumlah penelitian juga telah menunjukkan hubungan antara menstruasi dini, menopouse terlambat, dan kanker payudara. Usia pertengahan saat menarche lebih rendah untuk terjadinya kanker payudara dibandingkan dengan usia menarche yang lain. Perempuan pada fase reproduksi yang panjang, memiliki risiko lebih tinggi untuk terjadinya kanker payudara. Tidak ada hubungan yang jelas ditemukan antara risiko kanker payudara dengan ketidakteraturan menstruasi atau durasi menstruasi. Menyusui tidak mempengaruhi kejadian kanker payudara, tapi kelahiran anak mempengaruhi. Wanita yang tidak pernah hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang multipara. Namun, usia melahirkan anak pertama yang mempengaruhi kejadian kanker payudara, dimana primigravida tua memiliki insiden yang lebih tinggi (Berek dan Hacker, 2005).

(20)

pada subyek kontrol yang digunakan, dan kemudian penelitian menunjukkan hubungan yang kurang kuat (Disaia dan Creasman, 2007).

b. Riwayat Kesehatan Personal

Apabila seseorang pernah mempunyai riwayat kanker payudara pada salah satu payudaranya maka individu ini mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena kanker pada payudara satunya.

c. Penggunaan hormonal

Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi sulih hormon estrogen pada wanita yang telah mengalami menopouse.

d. Penyakit fibrokistik (tumor pada payudara)

Pada wanita yang pernah mengalami tumor pada payudara dengan diagnosis adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara.

e. Obesitas (Kegemukan)

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopouse. Hal ini dihubungkan dengan pola hidup wanita, Khususnya kebiasaan makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Kemungkinan terkena kanker payudara pada wanita yang gemuk pada saat menopouse lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tanpa kegemukan. f. Radiasi

(21)

penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan erat dengan dosis atau lama terpapar dan umur saat terjadinya paparan.

g. Riwayat keluarga dan faktor genetik

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita. Untuk itu skrining untuk kanker payudara dilakukan. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen suseptibilitas (risiko untuk menderita) kanker payudara, probabilitas (peluang) untuk terjadi kanker payudara adalah sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

h. Periode menstruasi

Wanita yang mendapat menstruasi pertama lebih awal (sebelum berumur 11 tahun) atau terlambat memasuki menopouse (di atas usia 60 tahun) memiliki kemungkinan yang lebih besar tumbuhnya kanker. Wanita yang mengalami kondisi itu terpapar hormon reproduksi estrogen lebih lama dalam hidupnya sehingga potensi tumbuhnya kanker juga lebih besar.

3. Tanda Dan Gejala Kanker Payudara

Menurut Ahmad (2012), kanker payudara pada stadium dini tidak menimbulkan keluhan dan rasa sakit. Salah satu tanda yang dapat diamati pada stadium dini adalah adanya benjolan kecil pada payudara. Sementara, beberapa keluhan yang dirasakan oleh penderita pada stadium lanjut adalah sebagai berikut: a. Jika diraba dengan tangan, terasa ada benjolan di payudara. Benjolan ini biasanya

(22)

b. Jika diamati, bentuk dan ukuran payudara berbeda dengan sebelumnya.

c. Ada luka dan eksim di payudara dan puting susu yang tidak dapat sembuh meskipun telah diobati.

d. Eksema atau erosi pada puting. Selanjutnya, kulit atau puting tertarik ke dalam atau retraksi, warna pink atau kecoklatan sampai menjadi oedema yang menyebabkan menjadi seperti kulit jeruk, mengkerut dan menjadi borok.

e. Nipple discharge atau keluarnya cairan, adalah keluarnya cairan yang tidak wajar dan spontan dari puting.

4. Lokasi Kanker Payudara

Menurut Purwoastuti (2008), untuk menentukan lokasi kanker, payudara dibagi menjadi 4 kuadran dan 1 daerah sentral, sebagai berikut:

a. Kuadran lateral (pinggir) atas merupakan lokasi yang paling sering terkena (44%).

b. Kuadran lateral (pinggir) bawah sekitar 16 %. c. Kuadran medial (tengah) atas sekitar 15 %.

d. Kuadran medial (tengah) bawah merupakan lokasi paling jarang terkena (4 %). e. Daerah sentral adalah sekitar puting susu (areola) sekitar 21 %.

5. Stadium Kanker Payudara

Menurut Saryono dan Permatasari (2009), untuk kepentingan pengobatan dan prognosa, kanker payudara dibagi 4 stadium, diantaranya adalah:

a. Stadium I

(23)

b. Stadium II

Ukuran tumor antara 2-5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun di kelenjar getah bening supra clavicula.

c. Stadium III

Ukuran tumor lebih dari 5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun getah bening supra clavicula.

d. Stadium IV

Ukuran tumor seberapapun bilamana sudah ada penyebaran di organ tubuh lain atau di kelenjar getah bening supra clavicula masuk kedalam stadium IV.

6. Pemeriksaan Kanker Payudara

Menurut Nisman (2011), pemeriksaan kanker payudara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Mammografi

Mammografi adalah pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X yang memberikan gambaran tentang jaringan lunak pada payudara. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi masalah atau penyakit yang sangat kecil pada payudara. Tetapi mammografi kurang efektif jika digunakan pada pemeriksaan benjolan pada wanita muda atau remaja karena perbedaan karakteristik payudara. Cara lain yang dilakukan adalah Ultrasonografi atau USG.

b. Biopsi

(24)

pemeriksaan sel-sel pada jaringan/cairan biopsi apakah ini merupakan sel normal atau terdapat sel kanker.

c. Ultrasound (USG)

Pemeriksaan ini dilakukan dengan alat yang sensitif terhadap gelombang suara. Gambaran yang didapatkan dari pemeriksaan ini adalah apakah benjolan ini merupakan benjolan yang padat atau mengandung cairan atau gabungan dari keduanya. Untuk benjolan yang mengandung cairan biasanya cenderung bukan kanker, benjolan akibat kanker biasanya padat.

d. MRI

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan magnet yang dihubungkan dengan komputer. MRI memberikan gambaran detail tentang struktur payudara. Gambaran ini dapat menunjukkan jaringan yang normal dan jaringan yang tidak sehat.

7. Pencegahan

Menurut Nisman (2011), kemungkinan berkembangnya kanker payudara dapat dikurangi dengan langkah-langkah tertentu yang dapat dilakukan oleh setiap wanita. Berikut ada beberapa cara untuk membantu pencegahan munculnya kanker payudara: a. Kesadaran akan payudara sendiri

(25)

setiap bulan. Dengan langkah tersebut dapat segera diketahui jika terjadi perubahan yang tidak normal.

b. Berikan ASI kepada bayi

Meskipun belum ada kesepakatan yang jelas, beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara pemberian ASI dan menurunnya risiko berkembangnya kanker payudara. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda dan lebih lama seseorang ibu memberikan ASI pada bayinya, semakin baik dan semakin rendah risiko menderita kanker payudara.

c. Segera konsultasikan kepada dokter jika meemukan benjolan di payudara

Penelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk berkonsultasi kepada dokter saat mereka menemukan benjolan pada payudaranya. Mereka takut terdiagnosis kanker. Menunda adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika anda menemukan benjolan, segera konsultasikan ke dokter karena langkah ini dapat menenangkan pikiran anda. Jika benjolan tersebut adalah kanker, maka segera lakukan pengobatan yang tepat untuk mencegah penyebaran. Langkah ini menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.

d. Cari tahu apakah ada riwayat kanker payudara atau kanker lain dalam keluarga Penyebab kanker payudara masih harus diteliti lebih lanjut. Tetapi satu faktor yang perlu diyakini adalah faktor gen. Faktor ini berpengaruh setidaknya 10% dari semua kasus kanker payudara.

e. Perhatikan konsumsi alkohol

(26)

f. Perhatikan berat badan

Obesitas tampaknya dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Para peneliti menemukan wanita dengan peningkatan berat 20 kg sampai 25 kg setelah umur 18 memiliki risiko lebih tinggi, yaitu sebanyak 40% terkena kanker dibanding mereka yang mengelemi kenaikan badan secara berubah-ubah, antara 2 kg atau 3 kg setelah masa remajanya.

g. Olahraga secara teratur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat menurunkan risiko kanker payudara. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa semakin sedikit porsi olahraga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh. Olahraga secara teratur dapat menurunkan kemungkinan terjadinya obesitas.

h. Kurangi makanan berlemak

Adanya hubungan kanker payudara dengan diet memicu banyak perdebatan. Tetapi terdapat bukti bahwa banyak gaya hidup barat tertentu tampaknya dapat meningkatkan risiko penyakit. Pertahankan asupan makanan rendah lemak, tidak melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu menjaga berat badan. Kita menyimpan estrogen di lemak tubuh sehingga semakin sedikit lemak yang kita bawa, semakin baik hasilnya bagi tubuh kita.

i. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur

(27)

j. Belajar relaks

Stress tercatat dapat menyebabkan semua jenis masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan tingkat stress akan menguntungkan kesehatan secara menyeluruh, termasuk risiko kanker payudara. Pada saat seseorang mengalami relaksasi, tubuh akan mengeluarkan endorfin dan serotonin yang membuat kita menjadi lebih aman, tenang, dan nyaman. Dan pada saat tersebut semua fungsi tubuh bekerja lebih optimal, termasuk NK-cells (natural killer) yaitu kemampuan tubuh untuk membunuh sel neoplasma atau kanker yang ada dalam tubuh.

k. Masukkan brokoli ke dalam menu harian

Brokoli mengandung sulfuraphane yang secara ilmiah terbukti mengurangi risiko kanker.

l. Jangan lupakan buah dan sayuran dalam menu harian

Pilihlah sayuran berwarna hijau dan oranye. Makanlah tomat yang kaya likopen. Likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker.

m. Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan

Teh hijau mengandung banyak antioksidan yang membantu mengeluarkan toksin dari dalam tubuh yang dapat memicu pertumbuhan sel-sel yang tidak normal. Selain itu, sesekali minumlah dark chocolate karena secara ilmiah cokelat terbukti sebagai agen yang memerangi kanker. Namun ingat, bukan cokelat manis. Karena tidak akan mendapat manfaatnya dari cokelat manis.

8. Pengobatan

(28)

terdeteksi dengan cepat dan sejak dini, ada beberapa alternatif pengobatan yang dapat dijalankan pada pasien. Alternatif pengobatan ini diberikan berdasarkan stadium atau derajat kanker yang dialami.

a. Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada tiga jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992) yaitu:

1) Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak. Tujuannya untuk membersihkan seluruh sel kanker yang telah menyebar pada jaringan yang disebutkan di atas untuk menghindari kekambuhan.

2) Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar ketiak. Tindakan ini dilakukan jika berdasarkan hasil pemeriksaan sel kanker hanya berada di jaringan payudara saja.

3) Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumtectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

b. Radiasi

(29)

menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta HB dan leukosit (sel darah putih) cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. Oleh karena itu, sebelum pengobatan dengan radiasi dilakukan, kondisi tubuh pasien harus dipersiapkan sebaik mungkin. Persiapan tersebut dapat dilakukan dengan cara menjaga nutrisi yang seimbang dan bergizi, istirahat yang cukup, dan yang paling penting adalah semangat untuk sembuh dari penyakit ini.

c. Kemoterapi

(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konseptual

Wanita

Paritas rendah Paritas tinggi Nullipara, primipara, scundipara Multipara, grandemultipara

Estrogen↑↑ Estrogen dan Progesteron

Progesteron↓↓ seimbang

Estrogen lebih banyak bekerja Efek Estrogen

pada sel di payudara pada sel di payudara (proliferasi) dihambat progesteron

Pencetus kanker Pencegahan kanker (protektif)

(31)

B. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kerangka konseptual maka dapatlah dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha = ada hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012.

C. Definisi Operasional

No Variabel 1. Paritas Paritas adalah

(32)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan case control, yaitu untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian kanker

payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dokumen wanita yang menderita kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012, yaitu sebanyak 714 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi tersebut (Suyanto & Salamah, 2009).

Menurut Dahlan (2006) rumus besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus penelitian analitik kategorik tidak berpasangan dengan desain case control :

�1 =�2 = �Z⍶�2. P. Q + Zᵦ� P1. Q1 + P2. Q2 �

2

(P1−P2)²

Kesalahan tipe I = 5%, hipotesis satu arah, Z⍶ = 1,96 Kesalahan tipe II = 5%, Zᵦ = 1,64

(33)

P1 – P2 = selisih proporsi pajanan yang dianggap bermakna, ditetapkan sebesar

Maka didapatkan jumlah sampel minimal yang harus dipenuhi adalah sebesar 66 sampel kelompok kasus dan 66 sampel kelompok control.

Metoda pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik consecutive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi (Nursalam, 2003).

Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

a. Kriteria Inklusi

(34)

2) Semua penderita yang didiagnosis menderita kanker payudara dan tidak menderita kanker payudara ditetapkan dengan usia >35.

3) Memiliki catatan rekam medik lengkap yang didalamnya mencakup variabel penelitian yaitu: paritas ibu.

b. Kriteria eksklusi

1) Terdapat keadaan atau penyakit sistemik yang mengganggu pengukuran maupun interprestasi hasil, misalnya fibriadenoma mammae, kanker ovarium, dan mioma uteri.

2) Terdapat keadaan yang mengganggu kemampuan pelaksanaan.

Misalnya terdapat anggota populasi yang catatan rekam mediknya tidak lengkap.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di instalasi Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan. Adapun pertimbangan dalam memilih lokasi penelitian yaitu :

1. Merupakan rumah sakit pusat rujukan serta lokasi terjangkau dan merupakan rumah sakit pendidikan.

2. Dapat bekerjasama dengan penulis dalam menggunakan data. D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret s/d Mei 2013

E. Pertimbangan Etik

(35)

yang aman. Setelah penelitian ini selesai, peneliti akan menyerahkan satu eksemplar hasil penelitian kepada RSUP H. Adam Malik Medan.

F. Instrument Penelitian

Jenis data yang digunakan untuk pencapaian tujuan penelitian adalah data sekunder. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berbentuk lembar obsevasi.

G. Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu :

1. Penulis mengajukan permohonan izin kepada RSUP H. Adam Malik Medan 2. Penulis mencari data dari rekam medik

3. Penulis melakukan pencatatan medik sesuai dengan data pada rekam medik 4. Pengelolaan dan analisa data dilakukan setelah semua data yang diperlukan

terkumpul dengan menggunakan program komputer. H. Analisa Data

Notoatmodjo, (2010) dalam melakukan analisis data setelah semua data terkumpul, diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi, maka peneliti melakukan analisa data dan melalui beberapa tahap :

1. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing adalah upaya untuk pengecekan data yang telah terkumpul bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data yang diperbaiki dilakukan pendataan ulang terhadap kasus.

2. Coding (Pengkodean Data)

(36)

3. Processing

Dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. 4. Cleaning (Pembersihan data)

Data yang telah di tabulasi, diperiksa kembali kelengkapan dan kebenarannya.

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data dan melalui beberapa tahap :

a) Analisis Univariate

Data yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat dari kelompok kasus dan kelompok control dengan tabel distribusi frekuensi.

b) Analisis Bivariate

Analisis ini digunakan untuk menguji keeratan hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara dengan dilakukan uji statistik dengan melakukan Chi-square.

Analisis data dilakukan setelah semua data dikumpulkan dan dibuat dalam suatu tabel. Setelah itu, data diolah secara komputerisasi, dimasukkan ke dalam program secara sistematis.

Untuk interpretasi hasil menggunakan derajat kemaknaan (α) sebesar 5%

(37)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang “hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2012”. Jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 66 sampel kelompok kasus dan 66 sampel kelompok control. Adapun data – data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Data Demografi

Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan pasien adalah SMA sebanyak 48 orang (36,4%), dan mayoritas pekerjaan pasien adalah ibu rumah tangga sebanyak 75 orang (56,8%).

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Pasien di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

(38)

2. Analisa Data Univariat

Hasil penelitian pada tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa terdapat pasien dengan kategori tidak menderita kanker payudara sebanyak 66 orang (50%) dan pasien dengan kategori menderita kanker payudara sebanyak 66 orang (50%).

Tabel 5.2.1

Distribusi Frekuensi Pasien Yang Menderita/ Tidak Menderita Kanker Payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

No Kanker payudara Jumlah

f %

Hasil penelitian pada tabel 5.2.2 menunjukkan bahwa terdapat pasien dengan kategori nullipara sebanyak 18 orang (13,6%), pasien dengan kategori primipara sebanyak 26 orang (19,7%), pasien dengan kategori scundipara sebanyak 28 orang (21,2%), pasien dengan kategori multipara sebanyak 56 orang (42,4%), dan pasien dengan kategori grandemultipara sebanyak 4 orang (3,0%).

Tabel 5.2.2

(39)

3. Analisa Data Bivariat

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa pada kelompok kasus pasien dengan kategori nullipara sebanyak 1 orang (1,5%), pasien dengan kategori primipara sebanyak 4 orang (6,1%), pasien dengan kategori scundipara sebanyak 11 orang (16,7%), pasien dengan kategori multipara sebanyak 47 orang (71,2%), dan pasien dengan kategori grandemultipara sebanyak 3 orang (4,5%). sedangkan pada kelompok kontrol pasien dengan kategori nullipara sebanyak 17 orang (25,8%), pasien dengan kategori primipara sebanyak 22 orang (33,3%), pasien dengan kategori scundipara sebanyak 17 orang (25,8%), pasien dengan kategori multipara sebanyak 9 orang (13,6%), dan pasien dengan kategori grandemultipara sebanyak 1 orang (1,5%).

Hasil analisa uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,00 (p < α), artinya ada hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara.

Tabel 5.3

Distribusi Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

No Paritas

(40)

1. Data Demografi

Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu 48 orang (36,4%), dan minoritas ibu berpendidikan SD sebanyak 19 orang (14,4%). Menurut Mubarak (2007), semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Pada kategori pekerjaan, mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 75 orang (56,8%), dan minoritas ibu bekerja sebagai honor sebanyak 3 orang (2,3%). Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

2. Analisa Data Univariat

(41)

Pada distribusi frekuensi jumlah paritas pasien, terdapat pasien dengan kategori nullipara sebanyak 18 orang (13,6%), pasien dengan kategori primipara sebanyak 26 orang (19,7%), pasien dengan kategori scundipara sebanyak 28 orang (21,2%), pasien dengan kategori multipara sebanyak 56 orang (42,4%), dan pasien dengan kategori grandemultipara sebanyak 4 orang (3,0%). Paritas menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin viabel. 3. Analisa Data Bivariat

Hasil analisa uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,00 (p < α), artinya ada hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012. Berarti semakin rendah paritas seorang wanita maka semakin tinggi risiko terjadinya kanker payudara, dan semakin tinggi paritas seorang wanita semakin rendah risiko untuk menderita kanker payudara.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Desiyani Nani (2009) tentang “Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara di rumah sakit petamina Cilacap”, bahwa ada hubungan kanker payudara dengan nuliparitas (paritas rendah). Penelitian tersebut di uji berdasarkan uji Chi-square, didapatkan nilai p=0,010 (P < 0,05).

4. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah tidak terpenuhinya faktor-faktor lain dalam kriteria eksklusi diantaranya: jenis pengkonsumsian KB, menyusui atau tidak menyusui, serta genetika atau keturunan dari penderita kanker payudara.

(42)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik pasien menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan pasien adalah SMA sebanyak 48 orang (36,4%), dan mayoritas pekerjaan pasien adalah ibu rumah tangga sebanyak 75 orang (56,8%). 2. Distribusi frekuensi dengan kategori tidak menderita kanker payudara sebanyak

66 orang (50%) dan pasien dengan kategori menderita kanker payudara sebanyak 66 orang (50%).

3. Distribusi frekuensi jumlah paritas pasien menunjukkan bahwa terdapat pasien dengan kategori nullipara sebanyak 18 orang (13,6%), pasien dengan kategori primipara sebanyak 26 orang (19,7%), pasien dengan kategori scundipara sebanyak 28 orang (21,2%), pasien dengan kategori multipara sebanyak 56 orang (42,4%), dan pasien dengan kategori grandemultipara sebanyak 4 orang (3,0%). 4. Distribusi hubungan paritas dengan kejadian kanker payudara menunjukkan

(43)

B. Saran

1. Bagi Instansi Kesehatan

Diharapkan kepada pihak RSUP H. Adam Malik Medan agar meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan kepada penderita kanker payudara. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kanker payudara adalah dengan meningkatkan program SADARI, diharapkan kepada petugas kesehatan bisa memberikan fasilitas yang mendukung untuk tercapainya program SADARI tersebut.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan sebagai tambahan bahan bacaan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, N. R. (2012). Cara mudah mencegah dan mengobati kanker. Yogyakarta: Aulia Publishing.

Astana, M. (2009). Bersahabat dengan kanker. Yogyakarta: Araska.

Berek, J. S. & Hacker, N. F. (2005). Practical gynecologic oncology, 4th ed. Philadhelpia: Lippincott Williams & Wilkins.

Budiarto, E. (2003). Metodologi penelitian kedokteran. Jakarta: EGC.

... (2002). Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC.

Disaia, P. J. & Creasman W. T. (2007). Clinical gynecologic oncology, 7th ed. China: Mosby Elsevier.

Pemahaman tentang kanker minim. Diambil tanggal 30 Oktober 2012 dari web site:

Kriebs, J. M. & Gegor, Carolyn L. (2010). Buku saku asuhan kebidanan varney, edisi 2. Jakarta: EGC.

http://jurnalisperempuan.com/view/8/7619/Pemahaman-tentang-Kanker-minim.html

Manuaba, T. W. (2010). Panduan penatalaksanaan kanker solid peraboi 2010. Jakarta: CV Sagung Seto.

Nani, D. (2009). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara di Rumah Sakit Pertamina Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman ( The Soedirman Journal of Nursing), 4 (2), 61-66.

Nisman, W. A. (2011). Lima menit kenali payudara anda. Yogyakarta: Andi. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Purwoastuti, T. E. (2008). Kanker payudara pencegahan dan deteksi dini.

Yogyakarta: Kanisius.

Rafif., Gambaran pengetahuan remaja puteri tentang kanker payudara. Diambil tanggal 01 November 2012 dari web site:

Rasjidi, I. (2009). Deteksi dini & pencegahan kanker pada wanita. Jakarta: CV Sagung Seto.

(45)

Sirait, A. M. (2009). Hubungan kontrasepsi pil dengan tumor/kanker payudara di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, 59 (8), 348-356.

Tanjung, Y. (2011). Berdamai dengan kanker. Bandung: Qanita.

(46)

Lampiran 2

MASTER TABEL

No. No. Responden Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Kanker

(47)
(48)
(49)

Lampiran 3

HASIL PERHITUNGAN SPSS

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(50)

Valid HONOR 3 2.3 2.3 2.3

Kategori Paritas * Kejadian

Kanker 132 100.0% 0 .0% 132 100.0%

Linear-by-Linear Association 42.101 1 .000

N of Valid Cases 132

a. 2 cells (20,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 2,00.

Kategori Paritas * Kejadian Kanker Crosstabulation

Count

Kejadian Kanker

Total tidak mengalami

kanker mengalami kanker

(51)

primipara 4 22 26

scundipara 11 17 28

multipara 47 9 56

grande multipara 3 1 4

Total 66 66 132

Kategori Paritas * Kejadian Kanker Crosstabulation

(52)

Paritas Tidak Menderita

Kanker Payudara

Menderita Kanker Payudara

Jumlah Odss Penyakit

Nullipara 1 17 18 0,06

Multipara 65 49 114 1,33

Jumlah 66 66 132

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Irma Yunita Siregar

TTL : Padang Garugur, 15 Juni 1991

Agama : Islam

Nama Ayah : Ir. Birma Siregar

Nama Ibu : Ir. Hati Dermawan Siregar

Anak ke : 2 dari 4 bersaudara

Alamat : Aek Suhat, Kab. Padang Lawas Utara, Sumatera Utara

Pendidikan Formal : - SD Sibatang Kayu (1997-2003)

- SMP Negeri 4 Padang Bolak Julu (2003-2006) - SMA Negeri 4 Padang Sidimpuan (2006-2009) - D-III AKBID Indah Medan (2009-2012)

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Pasien di RSUP H. Adam
Tabel 5.2.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Paritas Pasien di RSUP H. Adam Malik Medan
Tabel 5.3 Distribusi Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUP H.

Referensi

Dokumen terkait

28 Komunikasi Penyiaran Islam STAIN Palangkaraya 1.

Melalui penjelasan guru, siswa mampu menyebutkan pengertian sumber daya alam dan lingkungan dengan benar.. Berdasarkan penejelasan guru, siswa mampu menyebutkan 3

Demikian surat tugas ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, atas pengertian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Karawang, 1

“Usul pemberhentian Presiden dan/ atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih

Bagi sekolah, sebagai bahan masukan kepustakaan sekolah dan tambahan karya guru, serta memberikan wawasan mengenai metode yang cocok untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Wahai Allah, berikanlah rahmat dengan rahmat yang paling utama kepada makhluk – Mu yang paling berbahagia, yang menjadi cahaya petunjuk , penghulu dan pimpinan

Inilah salah satu alasan dan prinsip penulis untuk mengkreasikan sebuah karya Penulisan Ilmiah yang sederhanaSuatu Penulisan Ilmiah akan dianggap interaktif apabila memiliki

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen