• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA INDIVIDU (Studi pada Pengurus Organisasi Pencak Silat PSHT Cabang Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA INDIVIDU (Studi pada Pengurus Organisasi Pencak Silat PSHT Cabang Yogyakarta)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA INDIVIDU

(Studi pada Pengurus Organisasi Pencak Silat PSHT Cabang Yogyakarta)

THE INFLUENCE OF ORGANIZATION CULTURE TOWARDS ORGANIZATION COMMITMENT IN IMPROVING THE INDIVIDUAL’S PERFORMANCE

(Studies on Organizational CommitteatPencakSilat PSHT Yogyakarta ) Rama Dita Gunawan

Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ramaditagunawan@gmail.com

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of Organizational Culture on Organizational Commitment to increase performance on board Brotherhood Pencak Silat Setia Hati Terate Yokyakarta Branch.

Sampling method used in this research is census method, which uses the entire population as a respondent. Respondents in this study were 150 respondents. This study uses Structural Equation Modeling (SEM) was run through AMOS 23 as a tool of analysis.

The results of this study prove thatorganizationalCulture has significant positive influence toward organizational commitment, organizational commitment has not significant negative toward performance, organizationalCulture has significant positive influence toward performance.

Keywords:Organizational Culture, Organizational Commitment and Performance

Latar Belakang

Pencak silat merupakan

kebudayaan yang tumbuh dan

berkembang sejak zaman nenek

moyang bangsa Indonesia dan

diwariskan kepada anak cucu

melalui proses panjang secara

turun-temurun. Pencak silat

mengandung banyak sekali nilai-

nilai budaya, tradisi atau adat yang sakral

didalamnya. Salah satu perguruan pencak

silat yang berkembang di Indonesia

adalah pencak silat Persaudaraan Setia

Hati Terate. Persaudaraan Setia Hati

Terate (PSHT) merupakan sebuah

organisasi persaudaraan yang membentuk

(2)

salah dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dalam menjalin persaudaraan

yang kekal abadi. Organisasi ini didirikan

pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo

Oetomo dan berpusat di Madiun Jawa

Timur Indonesia.

Sebagai salah satu organisasi

pelopor kemerdekaan yang telah berdiri

sejak tahun 1922, pencak silat

Persaudaraan Setia Hati Terate selalu

berbenah diri untuk menjadi organisasi

yang selalu berkembang dan

mempertahankan eksistensinya sepanjang

masa. Hal ini terbukti hinggal saat ini

pencak silat Persaudaraan Setia Hati

Terate memiliki 187 cabang yang tersebar

di Indonesia serta 67 komisariat

perguruan tinggi dan 5 komisariat luar

negeri dengan keanggotaan mencapai 8

juta orang.

Semakin berkembangnya zaman,

menuntut organisasi pencak silat

Persaudaraan Setia Hati Tetate untuk

selalu mengikuti dan menyelaraskan

dengan perkembangan yang ada. Bahkan

banyak tantangan yang harus dihadapi

untuk mempertahankan agar eksistensi

pencak silat Persaudaraan Setia Hati

Terate tetap terjaga. Hal ini merupakan

tugas besar bagi para pengurus organisasi

ini mulai dari tingkat pusat, cabang,

ranting dan rayon. Tentunya bukan hal

mudah untuk mengelola organisasi

sebesar ini, sehingga kinerja dari para

pengurus pencak silat Persaudaraan Setia

Hati Terate harus selalu ditingkatnya

untuk membuat organisasi ini selalu

berkembang sepanjang masa.

Persaudaraan Setia Hati Terate

(PSHT) Cabang Yogyakarta, merupakan

salah satu cabang organisasi pencak silat

Persaudaraan Setia Hati Terate yang

terletak di desa Potorono, Kecamatan

Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi

Deaerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai

salah satu cabang kepengurusan pusat,

PSHT Cabang Yogyakarta mengemban

tugas besar untuk ikut andil dalam

mengembangkan organisasi ini dan

(3)

Kinerja para pengurus PSHT Cabang

Yogyakarta harus selalu ditingkatkan agar

tujuan mulia tersebut dapat terwujud.

A. Rumusan Masalah

1. Apakah budaya organisasi

berpengaruhterhadap komitmen

organisasi ?

2. Apakah komitmen organisasi

berpengaruh terhada kinerja

organisasi ?

3. Apakah budaya organisasi

berpengaruh terhada kinerja

organisasi ?

B. TUJUAN

1. Untuk menguji dan

menganalisis pengaruh

budaya organisasi terhadap

Komitmen organisasi.

2. Untuk menguji dan

menganalisis pengaruh

komitmen organisasi terhadap

kinerja organisasi.

3. Untuk menguji dan

menganalisis pengaruh

budaya organisasi terhadap

kinerja organisasi.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat

memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi Penulis

Memberikan pengalaman kepada

penulis untuk menerapkan dan

memperluas wawasan penerapan

teori dan pengetahuan yang telah

diterima didalam perkuliahan.

2. Bagi Akademisi

Diharapkan dapat menambah

wawasan pemikiran dalam dal

manajemen sumber daya manusia

khususnya analisis budaya

organisasi terhadap komitmen

organisasional dalam peningkatan

kinerja organisasional.

3. Bagi Organisasi

Penelitian ini di harapkan dapat

memberikan manfaat serta

masukan yang berguna bagi

organisasi pada umumnya dan

(4)

silat Persaudaraan Setia Hati

Terate.

4. Bagi Pihak Lain yang Terkait dan

Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini di harapakan

dapat memberikan masukan atau

referensi yang berguna bagi pihak

– pihak lain yang bersangkutan

dan penelitian selanjunya.

Tinjauan Pustaka 1. Budaya Organisasi

Menurut Robbins dan Judge

(2011) budaya organisasi adalah

mengacu ke suatu sistem makna

bersama yang dianut oleh

anggota-anggota yang membedakan organisasi

itu dari organisasi lain.

2. Komitmen Organisasi

Menurut Robbins dan Judge

(2008) menyatakan bahwa komitmen

organisasi adalah suatu keadaaan di

mana seseorang memihak sebuah

organisasi serta tujuan – tujuan dan

keinginannya untuk mempertahankan

keanggotaan dalam organisasi tersebut.

Menurut (Rashid et al, 2003, dalam

Ida Ayu Brahmasari, 2008)

menyatakan bahwa komitmen

organisasi merupakan suatu kondisi

psikologis yang menandai hubungan

antara karyawan dengan organisasinya.

3. Kinerja

Menurut Rivai dan Basri (2004 )

dalam Boy Suzanton dan Ari solihin

(2012) menyatakan bahwa kinerja adalah

hasil seseorang secara keseluruhan selama

periode tertentu di dalam melaksanakan

tugas, seperti standar hasil kerja, terget,

atau sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah di

sepakati bersama. Menurut Robbins

(2008) dalam Boy Suzanton dan Ari

Solihin (2012) berpendapat bahwa kinerja

adalah fungsi dari interaksi antara

kemampuan dan motivasi

Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi

Menurut (Marcoulides dan Heck,

1993) dalam (Edwin TH Simanjuntak

,2013) mengemukakan bahwa budaya

(5)

menjadi suatu sarana untuk mengukur

kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi

dan organisasi tugas, serta dampak yang

dihasilkan. Di dalam mencapai sebuah

tujuan tidak lepas dari peran seorang

anggota organisasi. Para anggota

organisasi akan terus bekerja dan

mencapai tujuan organisasi apabila

mereka mempunyai rasa memiliki,

loyalitas dan perasaan bahwa tanpa saya

bekerja maka organisasi ini tidak akan

berjalan.

Berbicara mengenai loyalitas dan rasa

memiliki yang erat kaitannya dengan

komitmen organisasi, terbentuknya hal ini

tidak lepas dari adanya pengaruh

lingkungan tempat mereka bekerja. Dan

dalam hal ini berkaitan dengan budaya

organisasi. Seseorang yang nyaman

dengan keadaan lingkungan, senang

dengan kepemimpinan atasannya, dan

nyaman dengan aturan yang ada

cenderung akan memiliki komitmen

organisasi yang tinggi. Robins (2011)

juga menyebutkan bahwa budaya

spiritualitas dalam organisasi behubungan

positif dengan kreatifitas, kepuasan

karyawan, kinerja tim, dan komitmen

organisasi. Berdasarkan hasil penelitian

Arywarti Marganingsih (2012), Edwin TH

Simanjuntak (2013), Ida Ayu Brahmasari,

2008, menyatakan bahwa Budaya

organisasi terbukti secara signifikan

mempunyai pengaruh positif terhadap

komitmen organisasi.

Atas argumentasi tersebut dan

penelitian terdahulu maka hipotesis yang

dirumuskan adalah:

H1: Budaya Organisasi Berpengaruh

Positif dan Signifikan Terhadaap

Komitmen.

2. Pengaruh Komitmen Oraganisasi Terhadap Kinerja

Menurut Luthans (2006) menjelaskan

bahwa komitmen organisasi merupakan

sikap yang merefleksikan loyalitas individu

pada organisasi dan proses berkelanjutan di

mana anggota organisasi mengekspresikan

(6)

keberhasilan serta kemajuan yang

berkelanjutan. Rasa loyalitas yang tinggi,

anggota organisasi memiliki rasa memiliki

terhadap organisasi dan mau melakukan

segala hal demi kebaikan organisasi,

sehingga kinerja organisasinya pun akan

baik dan sejalan dengan tujuan organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian Arywarti

Marganingsih (2012), Boy Suzanto dan Ari

Solihin (2012), Ida Ayu Brahmasari, 2008,

menyatakan bahwa komitmenterhadap

organisasi dapat berpengaruh

positifterhadap kinerjanya.

Atas argumentasi tersebut dan

penelitian terdahulu maka hipotesis yang

dirumuskan adalah:

H2: Komitmen Organisasi Berpengaruh

Positif dan Signifikan Terhadaap Kinerja.

3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Menurut Robert Kreitner dan Angelo

Kinicki (2005) menyatakan bahwa budaya

organisasi merupakan nilai dan keyakinan

bersama yang mendasari identitas

perusahaan. Budaya Organisasi berfungsi

sebagai perekat, pemersatu, identitas, citra,

motivator bagi seluruh karyawan atau

anggota organisasi dan orang-orang yang

ada di dalamnya. Selanjutnya, system nilai

tersebut diwariskan kepada generasi

berikutnya" dan dapat dijadikan acuan

perilaku manusia dalam organisasi yang

berorientasi pada pencapaian tujuan atau

hasil kinerja yang ditetapkan.

Dengan demikian adanya suatu

budaya di dalam sebuah organisasi selalu

mengarah kepada tercapainya tujuan

organisasi atau hasil kinerja yang

ditetapkan. Berfungsi sebagai perekat,

identitas, dan motivator bagi karyawan atau

anggota organisasi, sehingga karyawan atau

anggota organisasi akan merasa dihargai

dan menjadi bagian dari sebuah organisasi.

Akhirnya karyawan atau anggota organisasi

akan merasa nyaman berada di dalam

organisasi dan berdampak pada kinerja

yang akan terus meningkat. Berdasarkan

hasil penelitian Etty Indriyani (2010), Boy

(7)

Melina Taurisa, Intan Ratnawati (2012),

menyatakan bahwa budaya organisasi

terbukti secara signifikan dan

positifmempunyai pengaruh positif

terhadapkinerja.

Atas argumentasi tersebut dan

penelitian terdahulu maka hipotesis yang

dirumuskan adalah:

H3: Budaya Organisasi Berpengaruh Positif

dan Signifikan Terhadaap Kinerja.

Model Penelitian

Model dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Metode Penelitian

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian ini dilakukan

organisasi pencak silat Persaudaraan

Setia Hati Terate, dengan alamat di

desa Potorono, Kecamatan

Banguntapan, Kabupaten Bantul,

Provinsi Deaerah Istimewa

Yogyakarta. Subjek penelitian adalah

pengurus cabang pencak silat

Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang

Yogyakarta.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan untuk

penelitian ini menggunakan data

primer. Data primer dalam penelitian

ini berupa data persepsi responder

mengenai budaya organisasi,

komitmen dan kinerja dengan cara

membagikan daftar pertanyaan kepada

responden untuk mendapatkan

keterangan atau jawaban dalam

kuisioner.

C. Populasi

Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh pengurus

cabang organisasi pencak

silatPersaudaraan Setia Hati Terate

Cabang Yogyakarta dengan jumlah

150 orang dan seluruh pengurus

Cabang tersebut akan diminta menjadi

responden penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data Budaya

Organisasi

Komitmen Organisasi

(8)

Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan

metode survei dengan menyebar

kuesioner (daftar pertanyaan). Metode

survei yaitu teknik pengumpulan data

dengan memberikan daftar pertanyaan

kepada para responden

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah

batasan pengertian variabel – variabel

yang digunakan dalam penelitian.

Definisi operasional diperlukan untuk

menjelaskan supaya ada kesamaan

penaksiran dan tidak mempunyai arti

yang berbeda-beda. Berdasarkan

kerangka pemikiran dan rumusan

variable penelitian tersebut, maka

dapat diuraian definisi operasional

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

A. Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

Menurut (Robbins dan

Judge, 2011) budaya organisasi

adalah mengacu ke suatu sistem

makna bersama yang dianut

oleh anggota-anggota yang

membedakan organisasi itu dari

organisasi lain.

b. Dimensi Budaya Organisasi

Tujuh Indikator dari

budaya suatu organisasi

menurut (Robbins dan Judge,

2011) adalah sebagai berikut:

i. Inovasi dan pengambilan

resiko

Sejauh mana para

karyawan didorong untuk

inovatif dan mengambil

resiko.

ii. Perhatian ke rincian

Sejauh mana para

karyawan diharapkan

memperlihatkan presisi

(kecermatan), analisis dan

perhatian kepada rincian.

iii. Orientasi hasil

Sejauh mana

manajemen memusatkan

(9)

bukannya pada teknik dan

proses yang digunakan

untuk mencapai hasil itu.

iv. Orientasi orang

Sejauh mana

keputusan manajemen

memperhitungkan efek

hasil-hasilpada

orang-orang di dalam organisasi

itu.

v. Orientasi tim

Sejauh mana kegiatan

kerja diorganisasikan

sekitar tim-tim, bukannya

individu-individu.

vi. Keagresifan

Sejauh mana

orang-orang itu agresif dan

kompetitif dan bukannya

santai-santai.

vii. Kemantapan

Sejauh mana kegiatan

organisasi menekankan

dipertahankannya status

quo dari pada

pertumbuhan.

B. Komitmen organisasi a. Pengertian Komitmen

Menurut Mayer dan

Allen (1997) dalam Nur Aslam

Zainuddin (2009) komitmen

organisasi adalah sikap

karyawan dalam

mengidentifikasi dirinya

terhadap organisasi beserta

nilai-nilai dan tujun, berbuat

maksimal, serta ingin tetap

menjadi anggota dari

orgnisasinya

b. Dimensi Komitmen Organisasi

Terdapat tiga aspek komitmen

di dalam penilaian komitmen

organisasi menurut Mayer dan

Allen (1997) dalam Nur Aslam

Zainuddin (2009), yiitu :

i. Komitmen Afektif

(affektive commitment)

Didefinisikan sebagai

(10)

seseorang secara

emosional dekat,

mengenal, dan terlibat

dalam sebuat organisasi

ii. Komitmen Berkelanjutan

(continuancecommitment)

Adalah komitmen yang

didasari oleh penilaian

terhadap biaya yang

terkait jika karyawan

meninggalkan organisasi.

iii. Komitmen Normatif

(normative commitment)

Merujuk kepada tingkat

seberapa jauh seseorang

secara psikologis

merasakan adanya

kewajiban untuk tetap

tinggal dalam suatu

organisais

c. Indikaor Komitmen :

1. Komitmen Afektif

dengan indikator, yaitu :

a. Menghabiskan sisa karir

di organisasi.

b. Membanggakan

organisasi

c. Keterikatan

d. Kekeluargaan

e. Terikat emosional

f. Rasa memiliki

2. Komitmen Kontinyu dengan

indikator, yaitu :

a. Rasa Khawatir

3. Komitmen Normatif dengan

indikator, yaitu :

a. Komitmen

b. Loyalitas

c. Pertimbangan

d. Kepedulian dan tanggung

jawab

e. Organisasi baik

C. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Menurut Mathis dan

Jackson (2006) menyatakan bahwa

kinerja pada dasarnya adalah apa

yang dilakukan pegawai.

Manajemen kinerja keseluruhan

(11)

meningkatkan kinerja perusahaan

atau organisasi, termasuk kinerja

masing-masing individu dan

kelompok kerja disuatu

perusahaan ataupun non

perusahaan

b. Indikator Kinerja

Menurut Mathis dan

Jackson (2006 ) indikator

kinerja adalah:

i. Kuantitas, diukur dari

persepsi karyawan

terhadap jumlah aktivitas

yang ditugaskan beserta

hasilnya.

ii. Kualitas, dapat diukur

dari persepsi karyawan

terhadap kualitas

pekerjaan yang dihasilkan

serta kesempurnaan tugas

terhadap ketrampilan dan

kemampuan karyawan.

Hasil pekerjaan yang

dilakukan mendekati

sempurna atau memenuhi

tujuan yang diharapkan

dari pekerjaan tersebut.

iii. Ketepatan waktu, diukur

dari persepsi karyawan

terhadap suatu aktivitas

yang diselesaikan dari

awal waktu sampai

menjadi output. Dapat

menyelesaikan pada

waktu yang telah

ditetapkan serta

memaksimalkan waktu

yang tersedia untuk

aktivitas yang lain.

iv. Efektifitas, pemanfaatan

secara maksimal sumber

daya dan waktu yang ada

pada organisasi untuk

meningkatkan

keuntungan dan

mengurangi kerugian.

v. Kehadiran, tingkat

kehadiran karyawan

(12)

menetukan kinerja

karyawan.

F. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan

pengujian data yang dilakukan

dengan tujuan mengetahui ketepatan

dan kehandalan kuesioner yang

digunakan dalam penelitian. Dalam

penelitian digunakan uji validitas

item dengan menggunakan kriteria

internal yaitu membandingkan

kesesuaian tiap komponen

pertanyaan dengan skor keseluruhan

tiap komponen pertanyaan dengan

skor total keseluruhan test.Uji

validitas dilakukan dengan

menggunakan Korelasi product

moment dengan bantuan SPSS 23.0.

Instrumen penelitian dikatakan

Valid apabila nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05 (Ghozali, 2009).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji

kehandalan yang menunjukkan

sejauh suatu alat dapat diandalkan

atau dipercaya yang dapat

memberikan hasil yang relative

sama apabila dilakukan digunakan

berulang dan hasil yang diperoleh

relative konsisten maka alat ukur

tersebut dianggap handal

(reliabilitas).Untuk mengetahui data

itu reliable atau tidak maka bisa

dilihat dari nilai Cronbach Alpha

dengan ketentuan dikatakan reliabel

jika nilai Cronbach Alpha > 0,6

(Ghozali,2009).

G. Teknik Analisis

Untuk menganalisis data digunakan

SEM atau Struktur Equation

Modeling yang dioperasikan

melalui program AMOS. SEM

merupakan suatu teknik modeling

stastistika yang telah digunakan

secara luas dalam ilmu perilaku

(behavior science) yang

memungkinkan pengujian suatu

rangkaian hubungan yang relative

(13)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Orgnisasi

Hipotesis pertama (H1)

berbunyi : Budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap komitmen

organisasi.Pengaruh budaya

organisasi terhadap komitmen para

pengurus pencak silat PSHT

Cabang Yogyakarta dapat

dijelaskan oleh beberapa faktor.

Hal ini tidak lepas dari berbagai

indiktor budaya organisasi.

Sebagai bagian dari suatu

organisasi yang besar PSHT

Cabang Yogyakarta selalu

mengutamakan kedisiplinan dan

kebebasan bagi para pengurus

organisasi. Selain itu,

metode-metode pengembangan organisasi

yang diterapkan juga membuat

para pengurus merasa nyaman

berada didalam organisasi ini,

seperti pengadaan pelatihan

kepemimpinan, sarasehan bersama

para sesepuh dan juga kajian

mengenai ajaran-ajaran didalam

pencak silat.Walaupun dibebankan

dengan tugas yang ada, para

pengurus selalu tetap semangat

dalam menjalankan dan komitmen

terhadap organsasi juga tinggi.

Sebagai organisasi sosial yang

bersifat pengabdian atas

latihan-latihan bela diri yang telah

dijalankan, dengan budaya

organisasi tersebut selalu tercipta

komitmen yang tinggi didalam diri

para pengurus pencak silat Cabang

Yogyakarta.

2. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja

Hipotesis Kedua (H2)

berbunyi : Komitmen organisasi

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap komitmen

organisasi.Bedasarkan hasil

pengujian diperoleh bahwa

(14)

mempunyai pengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kinerja

organisasi.. Sehingga H2 tidak

terdukung atau ditolak dan dapat

dinyatakan jika tidak ada pengaruh

secara langsung dan signifikan

antara komitmen organisasi

terhadap kinerja. Artinya rasa

komitmen anggota organisasi tidak

mempengaruhi kinerja secara

langsung.

3. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Hipotesis Ketiga (H3)

berbunyi : Budaya organisasi

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja. Pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja para

pengurus pencak silat PSHT

Cabang Yogyakarta dapat

dijelaskan oleh beberapa faktor.

Dalam kaitanya sebagai bagian

dari suatu organisasi yang besar ,

kedisplinan dalam organisasi

sangatlah ditekankan bagi para

pengurus organisasi ini. Atas

capaian yang telah diraih untuk

Setiap tahunnya selalu tercipta

inovasi-inovasi baru yang

membuat organisasi ini selalu

berkembang, seperti tahun-tahun

terakhir ini sangat ditekankan

mengenai orientasi organisasi

kepada kejuaran-kejuaran yang

ada. Dibandingkan awal berdiri

hingga saat ini pengkembangan

mengenai atlit-atlit PSHT Cabang

Yogyakarta sangat pesat. Tututan

akan tugas dan pengembangan

organisasi terlihat jelas

dipengaruhi oleh budaya

organisasi didalam organisasi ini.

Dengan pemberian kebebasan

pengurus dalam pengembangan

diri dan kedisiplinan yang tinggi

membuat kinerja juga perlahan

mejadi baik jika dibandingkan

dengan pengurus ditahun-tahun

(15)

Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis,

hasil hipotesis dan pembahasan,

maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut.

1. Hipotesis pertama (H1) berbunyi :

Budaya organisasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi. Bedasarkan

hasil pengujian diperoleh nilai p (<

0,001) lebih kecil dari 0,05,

sehingga dapat dijelaskan bahwa

variabel budaya organisasi

mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen

organisasi. Artinya semakin tinggi

budaya organisasi maka semakin

tinggi komitmen organiasi.

Hipotesis Kedua (H2) berbunyi :

Komitmen organisasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi. Bedasarkan

hasil pengujian diperoleh nilai p

(0,550) lebih besar dari 0,05,

sehingga dapat dijelaskan bahwa

variabel komitmen organisasi

mempunyai pengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kinerja

organisasi. Artinya H2 tidak

terdukung atau ditolak dan dapat

dinyatakan jika tidak ada pengaruh

secara langsung dan signifikan

antara komitmen organisasi

terhadap kinerja. Dalam hal ini

rasa komitmen anggota organisasi

di dalam PSHT Cabang

Yogyakarta tidak mempengaruhi

kinerja secara langsung, dan

sangat memungkinkan adanya

pengaruh faktor lain yang lebih

dominan didalam kepengurusan

dalam peningkatan kinerja seperti

kepemimpinan dan dukungan

organisasi.

3. Hipotesis Ketiga (H3) berbunyi :

Budaya organisasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

(16)

pengujian diperoleh nilai p (0,038)

lebih kecil dari 0,05, sehingga

dapat dijelaskan bahwa variabel

budaya organisasi mempunyai

pengaruh positif dan signifikan

terhadap komitmen organisasi.

Jadi semakin tinggi budaya

organisasi yang di taati oleh para

anggota organisasi maka akan

semakin tinggi kinerja para

anggota organisasi.

B. Saran

Adapun saran yang dapat

diberikan peneliti dan dapat

dijadikan pertimbangan untuk

peneliti selanjutnya diantaranya,

yaitu

1. Bagi organisasi, budaya organisasi

pada pengurus organsasi pencak

silat Persaudaraan Setia Hati

Terate sudah cukup baik, sehingga

harus perlu mempertahankannya

dengan membangun iklim kerja

yang lebih mendukung budaya

organisasi dalam meningkatkan

kinerja.

2. Penelitian ini hanya mengambil

objek satu Objek saja didalam

lingkup Provinsi DIY, padahal

didalam lingkup provinsi ada

organisasi tingkat cabang dan

komisariat. Untuk selanjutnya

mungkin agar dapat melihat secara

global keadaan kinerja para

pengurus pencak silat PSHT di

lingkup DIY dapat melakukan

penelitian pada

komisariat-komisariat pencak silat PSHT

yang ada di lingkup DIY, dengan

model yang sama namun

dilakukan pada objek yang

berbeda.

3. Bagi peneliti selanjutnya, harus

lebih menekankan kepada variabel

penelitian yang ada. Dalam

penelitian ini hanya menggunakan

satu variabel untuk menguji

keterkaitan pengaruh kepada

(17)

lain yang bisa dikaitkan bahkan

lebih dari satu untuk menguji dan

menganalisis pengaruh kepada

kinerja, seperti: faktor

kepemimpinan, lingkungan kerja,

motivasi dan kepuasan kerja.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari

berbagai keterbatasan dan kekurangan

antara lain:

1. Dalam penelitian ini hanya

menggunakan satu variabel untuk

melihat pengaruh kinerja dalam

sebuah organisasi yaitu budaya

organisasi, padahal masih ada

faktor lain yang dapat

mempengaruhi kinerja di dalam

organisasi.

2. Pada sisi teknis di lapangan, dari

150 kuisioner yang disebar kepada

responden penelitian, hanya 120

kuisioner yang kembali.

Seharusnya data dapat kembali

semua jika dilakukan

pendampingan secara intensif

terhadap penyembaran kuisioner,

agar hasil penelitian juga menjadi

lebih baik dengan semua pengurus

memberikan pendapatnya di dalam

kuisioner secara menyeluruh. Jika

semua pengurus memberikan

pendapatnya, maka dapat dilihat

secara menyeluruh dari semua

pengurus bagaimana pengaruh

budaya organisasi terhadap

komitmen dalam peningkatan

kinerja di dalam organisasi.

Daftar Pustaka

Allen, N. J. & J. P. Meyer, 1997,Commitment in The Workplace Theory Researchand Application, Califotnia: Sage Publications.

Arbuckle, J.L., 1997. AMOS Version 3.6, Chicago, Illinois: Small Water Corporation.

Augusty, Ferdinand, 2006, Metode

Penelitian Manajemen:

Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu

Manajemen, Semarang:

Universitas Diponegoro

Arywarti Marganingsih, 2012,

“Anteseden komitmen

organisasi dan motivasi konsekuensinya terhadap kinerja auditor intern

pemerintah ”, Jurnal Akutansi

dan Keuangan

Indonesia,Volume 7, No.1,

(18)

Boy Suzanto, Ari Solihin, 2012,

“Pengaruh budaya organisasi,

komunikasi interpersonal dan komitmen orgnisasi terhadap kinerja pegawai pada unit

network managementsystem

infratel PT.Telekomunikasi

Indonesia TBK ”, Jurnal

Ekonomi, Bisnis, dan

Entrepreneurship, Vol.6, No.2, Oktober, hal. 64-67

Chaterina Melina Taurisa, Intan

Rahmawati, 2012 “Analisis

Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan, (studi pada PT. Sidomuncul Kaligawe

Semarang) ”, 170 Jurnal Bisnis

dan Ekonomi (JBE), Vol.19,

No.2, September, hal.170-187

Edwin TH Simanjuntak , 2013, “

Pengaruh budaya organisasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi guru SMK Sub

Rayon 03 Pematang Siantar”,

Pelangi pendidikan, Vol. 20, No.1, Juni, hal 17-28.

Etty Indriyanti, 2010, “pengaruh

budaya organisasi dan kepuasan kerjaterhadap kinerja karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening pada workshop smk katolik

santo mikael surakarta”, Jurnal Manajemen bisnis, Vol.1, No.2, hal 170-187

Augusty, Ferdinand 2006, Metode Penelitian Manajemen:Pdoman Penelitiann Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi

Ilmu Manajemen, Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

Gibson, James L et al ,2009, “

Organizations (Behavior,

Structure, Processes),” Twelfth Edition, McGrow Hill.

Ghozali, Imam, 2013, Konsep dan

Aplikasi dengan Program

AMOS 21.0, Edisi 5, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi keempat, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam, 2013, Konsep dan

Aplikasi dengan Program

AMOS 21.0, Edisi 5, Semarang : Universitas Diponegoro.

Ida Ayu Brahmasari, 2008, “Pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap komitmen karyawan dan kinerja perusahaan”, Jurnal Ilmu

Ekonomi dan Manajemen,

Volume 5, Nomor 1, Oktober, hal 167-200

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki, 2005, Perilaku Organisasi, Buku ke-2, Salemba Empat, Jakarta

Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi 10, Andi, Yogyakarta. Robbins, Stephen P, 2006, Perilaku

Organisasi, Edisi kesepuluh, Jakarta: PTIndeks Kelompok Gramedia

Robbins dan Judge, 2008, Perilaku Organisasi, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

Robbins dan Judge, 2011, Perilaku Organisasi, Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta.

Tika, P, 2006), Budaya Organisasi Dan

Peningkatan Kinerja

Perusahaan, PTBumi Aksara. Jakarta

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Fiscal Deficit financed by:. Drawdown from Cash Reserves

Pengukuran kinerja dilanjutkan dengan penilaian kinerja perusahaan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengelola operasi organisasi, membantu

Adakah terdapat hubungan yang signifikan antara ciri-ciri usahawan, tahap kemahiran sains keusahawanan dengan kesediaan mengintegrasi pemikiran keusahawanan dalam

[r]

The Smart Campus Demonstrator building at the University of Brescia, Italy, is equipped with sensors to monitor and control comfort, indoor air quality and HVAC parameters, such

Layanan Referensi, yaitu layanan yang diberikan kepada pemustaka perpustakaan yang memerlukan bantuan penelusuran informasi dalam berbagai subjek dari berbagai sumber

&#34;BIODIESEL PRODUCTION FROM PALM OIL VIA HETEROGENEOUS TRANSESTERIFICATION: OPTIMIZATION STUDY&#34;, Chemical Engineering.

Kandungan terbesar dari serat kapas adalah selulosa, zat lain selulosa akan menyulitkan masuknya zat warna pada proses pencelupan, oleh karena itu zat selain