w
INSPEKTOR.AT JENDERALPERATURAN KEMENTE RIArI KESEHATAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA PI·225
REP UBUK INDONESIA
NOMOR : PERf04/M.PAN/03/2008
TENTANG
KODE ETIK APARAT PENGAWASAN lNTERN P[M ER IN TAH
DAN
NO MOR : PERf05 /M.PAN/03 f2008
TEN TANG
STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERIN TA H
.
\
-..
KEMENTERIAN NEGARA
PEN DAYAG UNAAN APARATU R NEGARA REPUBLI K INDONES IA TAHUN 2008
21.;
w
PERATURANMENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBlIK INDONESIA
•
NOMOR : PERJ04/M.PAN/03/2008
TENTANG
KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
DAN
NOMOR : PERJ05/M.PAN/03/2008
TENTANG
STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
';.
!
KEMENTERIAN NEGARA
STANDAR TINDAK LANJUT AUDIT INVESTIGATIF
(Paragraf-paragraf berikut yang dilulis dengan huruf lebal adalah paragraf standar, yang harus dibaca dalam kerangka paragraf-paragraf penjelasan yang ditulis dengan huruf biasa.)
Standar tinda k lanjut mengatur tentang ketentuan .dalam hal kepastian saran dan rekomendasi telah dilakukan oleh auditi.
Standar tindak lanjut mencakup:
8000 Tanggung Jawab APIP untuk Memantau Tindak Lanjut Temuan
8000 TANGGUNG JAWAB APIP UNTUK MEMANTAU TINDAK LANJUT
[セセ⦅セャNANBGNセ@
セpZヲG@ harus ュcセZZiョA[[ZNNZ@ エヲZQ」QセQ\@ lanjut セ。ウAャ@ セオ、ゥエ@ investigatif yang dilimpahkan kepada aparat penegak hukum.
Siandar ini mengharuskan APIP untuk mengadministrasikan temuan audit :nves tigatif guna keperluan pemantauan tindak , lanjut dan pemutakhirkan data hasil audit investigatif, termasuk yang hasil akhirnya berupa tuntutan perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi (TPfTGR).
AP IP harus memantau tindak lanjut kasus penyimpangan yang berindikasi ad anya tindak pidana korupsi/perdata yang dilimpahkan kepada Kejaksaan atau Ko misl Pemberantasan Korupsi .
w
MENTERI NEGARAPENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBUK INDONESIA
I
PERATURAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA . NOMOR : PERlO4lM.PAN/03/2008
TENTANG KODEETIK APARAT pengawNBGセan@ internpeセNQerセntah@
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
mセョゥュ「。ョァ@ a. bahwa pengawasan intern pemerintah merupakan salah satu unsur manajemen Pemerintah yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik;
b. bahwa dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab diperlukan adanya pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang berkualitas dan auditor yang profesional;
C. bahwa dalam rangka mewujudkan adanya pengawasan oleh APIP yang berkualitas dan auditor yang profesional diperlukan suatu budaya etis dalam profes; APIP;
d. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a, b, dan c perlu ditetapkan Kode Etik APIP dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
Mengingat 1. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
•
2. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang... .
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
3. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4 . UndangUndang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan pイ・セA、Fョ@ ZN[オセZセ@ 94 Tahun 2006 :
7. Instruksi Presiden Nemor 5 tセィlャョ@ 2004 tenlang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor. PERl03.11M.PANI3I2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang Kebijakan Pengawasan Nasional Aparat Pengawasan Intem Pemerintah Tahun 20072009.
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Lampiran .Peraturan ini merupakan bagian yang. tidak terpisahkan dari p・イ。エオセ。ョ@ ini; Kode Etik Aparat Pengawasan Hョエ・イセ@ Pemerintah sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA wajib dipergunakan sebagai acuan untuk mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis sehingga terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan audit;
Semua audit investigatif harus dilaksanakan dan dilaporkan secara cermat dan tepat waktu. Hal ini disebabkan besamya dampak hasil audit investigatif temadap karir seseorang atau kehidupan suatu organisasi.
7400 PEMBICARAAN AKHIR DENGAN AUDITI
Auditor investigatif harus meminta tanggapanfpendapat terhadap hasil audit investigatif. Tanggapanfpendapat tersebut harus dikemukakan pads saat melakukan pembicaraan akhir dengan auditi.
Salah ウセエオ@ cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa suatu laporan ha sil audit investigatif dipandang adil, lengkap, dan obyektif adalah adanya reviu dan targgapan dari pejabat yang bertanggung jawab. sehingga dapat dipero leh suatu
.,
'aporan yang tidak hanya mengemukakan kesimpulan auditor invest igatif sala. melainkan memuat pula pendapat pejabat yang bertanggung jawab ter sebut. Tanggapan tersebut harus dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan obyektif, serta disajikan secara memadai dalam laporan hasil audit investigatif.aー。「ゥゥセ@
ianggapanciaii
セオ、ゥエゥ@
beil.::ntangan dengan[NN」ウ
ゥ セ[ZセZ。セ@
セZZZ。BL@
ZN[セ」セ。イN@
hasii ゥャオセゥエ@ investigatif. dan menurut pendapat c:udit()r A イGᄋA・ウAゥセ N ZZA[A@ tanggap dn tersebut tidakbenar, maka auditor investigatif harus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut beserta alasannya secara seimbang dan obyektif. Sebaliknya, auditor harus memperbaiki laporannya, apabila auditor berpendapat bahwa tanggapan tersebut benar..r., ..
7500 PENERBIT AN DAN DISTRIBUSI LAPORAN
Laporan hasil audit investigatif diserahkan kepada pimpinan organisasi, auditi. dan pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil audit sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Laporan hasil audit investigatif harus didistribusikan tepat waktu kepada pihak yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Namun dalam hal yang diaudit merupakan rahasia negara , untuk tujuan keamanan negara, atau menurut peraturan perundangundangan dilarang dipublikaslka n, maka APIP harus membatasi pendistribusian laporan tersebut.
..
6. Laporan harus ringk3s tanpa mengorbankan kejefasan, kefengkapan, dan ketepatar. untuk mengkomunikasikan temuan audit investigatif yang relevan. 7 Laporan tidak boleh mengungkapkan pertanyaan yang befum terjawab, atau
memungkinkan interpretasi yang keliru.
KETIGA
8. Laporan audit investigatit tidak boleh mengandung opini atau · pandangan pribadi. Semua penilaian, kesimpufan, pengamatan, dan rekomendasi harus berdasarkan fakta yang tersedia.
9. Kelemahan sistem atau permasalahan manajemen yang' terungkap . dafam
audit investigatif harus dilaporkan ke pejabat yang berwenang dengan
.,
segera .7100 CARA DAN SAAT PELAPORAN
Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis dan segera setelah bcrakhirnya pelaksanaan audit investigatif.
APIP harus menetapkan kapan laporan akan diberikan secara tertulis, sesuai dengan situasi dan kasus yang diaudit.
7200 lSI LAPORAN
Laporan hasil audit investigatit harus memuat semua aspek yang reJevan dari audit investigatif.
Laporan hasil audit investigatif minimal harus memuat halhal berikut ini . 1. Oasar melakukan audit.
2. Identifikasi auditi .
3. Tujuan/sasaran . lingkup, dan metodologi audit.
4 . Pernyataan bahwa audit inllestigatit telah dilaksanakan sesuai Standar Audit. 5. Faktafakta dan proses kejadian mengenai siapa, 、ゥセョ。L@ bilamana,
bagaimana dari kasus yang diaudit. 6 Sebab dan dampak penyimpangan.
7. Pihak yang diduga terlibat atau bertanggung jawab.
8. Oalam pengungkapan pihak yang bertanggung jawab atau yang diduga lerlibat. auditor harus memperhatikan azas praduga tidak bersalah yaitu dengan tidak menyebut iden(itas lengkap.
7300 KUALIT AS LAPORAN
..
Laporan hasil audit investigatif harus akurat, jelas, lengkap, singkat, dan disusun dengan logis, tepat waktu, dan obyektif.
Suatu laporan harus akurat dan jelas, singkat, menunjukkan hasilhasil relevan
、 LLLZセ@ '..';:::','3 auditor investigatir. L>voran harus disajikan secara langsung, tepat
secara gramatikal . menghindari penggunaan kata yang tidak pertu, mengganggu, atau membingungkan . Laporan harus disajikan dengan baik, relellan dengan
audit investigatif, dan
mendukung penyajian.
38
Peraturan ini berlaku sejak langgal ditetapkan. denga n ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan aka n diadakan perbaikan seperlunya.
Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal : セNi ...セセセセN@ 2008
'-STANDAR PELAPORAN AUDIT INVESTIGA TlF
(ParagrBf-plJf8graf berikuf yang ditulis dengan lJuru(
(e()al adalan parayrar
standar, yang harus dibaca da/Clm kerangka para grar-paragraf penjelasan yang ditu/is dengan huruf biasa.)
Standar pelaporan merupakan aeuan bagi penyusunan laporan hasrl aud it yang merupakan tahap akhir kegiatan audit investigatif. untuk meng kom unikas lk an hasil audit investigatif kepada auditi dan pihak lain yang terk3it
Standar pelaporan meneakup: 7000 Kewajiban Membuat Laporan 7100 Cara dan Saat Pelaporan 7200 Sentuk dan lsi Laporan 7300 Kualitas Laporan
7400 Pembicaraan Akhir dengan Auditi 7500 Penerbitan dan Distribusi Lappran
7000 KEWAJIBAN MEMBUAT LAPORAN
Auditor Investigatif harus membuat laporan hasil audit investigatif sesuai dengan penugasann·ya yang disusun dalam format yang tepat segera setelah melakukan. tugasnya.
Laporan hasil audit investigatif dibuat secara tertulis dengan tujuan untuk memudahkan pembuktian dan berguna untuk proses hukum berikutnya ses uai dengan pera;uran perundangundangan.
Dalam menjalankan standar ini beberapa pedoman di bawah inl harus
dipertimbangkan. .
1. Dalam setiap laporan, faktafakta harus diungkapkan untuk membantu pemahaman pembaca laporan. Hal ini termasuk suatu pernyataan yan g singkat dan jelas berkenaan dengan penerapan hukum yang dilanggar atau sebagai dasar suatu audit investigatif.
2. Laporan harus memuat buktibukti baik yang mendukung maupun yan g melemahkan temuan audit.
3. Laporan harus didukung dengan kertas ォ・セ。@ audit investigatif yang memuat referensi kepada semua wawancara, kontak, atau aktivitas audit inves tigatif yang lain.
4. Laporan harus meneerminkan apa hasil yang diperoleh dari audit investigatif. Hal ini termasuk denda, penghematan, pemulihan, エオセBィZBL@ re komendasi , dan sebagainya .
5, Auditor harus menulis laporannya dalam bentuk deduktif, menggunakan kalimat dan pemyataan yang berupa ulasan dan kalimat tepik . Penulisan kalimat dan paragraf harus singkat, sederhana, dan langsung.
APIP harus menetapkan kebijakan dan prosedur
yang
wajar mengenai pengamanan dan penyimpanan dokumen audit selama waktu tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang·undangan. Dokumen audit memungkinkan dilakukannya reviu terhadap kualitas pelaksanaan audit, yaitu dengan memberikan dokumen audit tersebut kepada pereviu, baik dalam bentuk dokumen tertulis maupun dalam format e1ektronik. Apabila dokumen audit hanya . disimpan secara elektronik, APIP harus yakin bahwa dokumentasi elektronik • tersebut dapat diakses sepanjang periode penyimpanan yang ditetapkan dan akses terhadap dokumentasi elektronik tersebut dijaga secara memadai...
..
•
LAMPIRAN PERATURAN
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Nomor : PERlO4IM.PANl03/2008
Tanggal : 31 Maret 2008
KODE ETIK
APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
A. LATAR BELAKANG
Hasil ォ・セ。@ Aparat Pengawasan Intem Pemenntah (APIP) diharapkan bermantaal bagi pimpinan dan unitunit kerja sefta pengguna lainnya untuk meningkatkan kinerja organisasi sacara keseluruhan. Hasil kerja ini akan dapat digunakan dengan penuh keyakinan jika pemakai jasa mengetahui dan mengakui tingkal profesionalisme auditor yang bersangkutan.
Untuk Itu dlsy"ratkan diber1akuka" dan dipatuhinya aturar, [[ZZセZAZZォZj@ GLGZZセ[[@ menuntul disiplin dan auditor APIP yang melebihi tuntutan peraturan perundang-·undangan berupa Kode Etik yang mengatur nilainilai dasar dan pedoman
perilaku, yang dalam pelaksanaannya memer1ukan pertimbangan yang seksama dari masingmasing auditor.
Pelanggaran terhadap Kode Etik dapat mengakibatkan auditor diberi peringatan. diberhentikan dari tugas audit dan atau organisasi .
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud ditetapkannya Kode Etik APIP adalah tersedianya pedoman perilaku bagi auditor dalam menjalankan profesinya dan bagi atasan auditor APIP dalam mengevaluasi perilaku auditor APIP.
Tujuan Kode Etik adalah:
1. mendorong sebuah budaya etis dalam protesi AP1P ;
2. memastikan bahwa seorang profesional akan bertingkah laku pada tingkat
yang lebih tinggi dibandingkan dengan PNS tainnya ;
3. mencegah エ・セ。、ゥョケ。@ tingkah laku yang tidak etis. agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang akuntabel dan tenaksananya pengendalian audit sehingga dapat terwujud auditor yang kredibel deogan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan audit
Kode Etik APIP ini diber1akukan bagi: 1. Auditor,
2. PNS/petugas yang diberi tugas oIeh APIP untuk melaksanakan pengawasan dan pemantauan tindak lanjutnya.
C. KOMPONEN
Kode Etik APIP ini terdiri dari 2 (dua) komponen: 1. Prinslpprinsip peril aku auditor.
2. Aturan perilaku yang menjelaskan \ebih lanjut prinsipprinslp perilaku auditor.
D. PRINSIPPRINSIP PERILAKU
Auditor wajib mematuhi prinsjpprinslp perllaku berlkut in/: 1. Integritas
Auditor harus memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal.
2. Obyektivitas
Auditor harus '.' menjunjung linggi ketidakberpihakan ' protesionaY dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan' memproses datalintormasi auditi. Auditor APIP membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.
3. Kerahasiaan
Aud itor harus menghargai nilai dan kepemilikan intormasi yang diterimanya dan tidak mengungkapkan intormasi tersebut tanpa otorisasi yang memadai. ke cuali diharuskan oleh peraturan perundangundangan.
4. Kompetensi
Auditor harus memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
E. ATURAN PERILAKU
Auditor wajib mematuhi aturan perilaku berlkut Inl: 1. Integritas
a. melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan bersungguhsungguh;
b. menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berKaitan dengan protesi dan organisasi dalam melaksanakan tugas;
c. mengikuti perKembangan peraturan perundangundangan dan mengungkapkan segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan protesi yang ber1aku;
d. menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi;
2
diperoleh dar; saksi. Ketika melakukan wawancara, perhatian khusus ha ru s diberikan untuk memperoleh hasil yang optimum dari terwawancara dan halhal yang diketahuinya berkaitan dengan kejadian dan tindakan atau pernyataan dari orang lain yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. TelWawancara harus diminta untuk memberikan atau mengidentifikasikan lokasi dokumendokumen yang relevan. Semu8 hasil wawancara harus dimasukka n dalam laporan. . Beberapa cata tan sementa ra wawancara yang disiapkan untuk penyelidikan
kriminal harus disimpan setidaknya sampai penyerahan berkas kasus.
Qua orang auditor investigatif harus hadir kp.tika melakukan wawancara dalam kondisi yang seCara potensial berbahaya atau rawan kompromi Permintaan untuk merahasiakan saksi harus dipertimbangkan dan didokumentasikan. Informasi dan bukti yang diperoleh selama audit investigatif harus diverifikasi ke berbagai macam sumber sepanjang diperlukan dan masuk akal untuk menentukan validitas informasi tersebut.
Auditor dapat menggunakan tenaga ahli apabila ' pengetahuan dan pengalamannya tidak memadai untuk mendapatkan bukti yang cukup, kompeten dan relevan. Untuk memahami apC:!o:2h hasil kerja tenaga <lhli 、RーセQ@ rnenrllikung kesimpulan auditnya, auditor harus mempelajari metode atau asumsi yang digunakan oleh tenaga ahli tersebut.
6220 Pengujian Bukti
Auditor investigatif harus menguji bukti audit yang dikumpulkan.
Pengujian bukti dimaksudkan untuk menilai kesahihan bukti yang dikumpulkan selama pekerjaan audit Auditor investigatif menguji bukti yang telah dikumpulkan untuk menilai kesesuaian bukti dengan hipotesis.
Bukti diuji dengan mempematikan urutan proses kejadian (s equence s ) dan kerangka waktu kejadian (time frame) yang dijabarkan dalam bentu k bagan arus kejadian (flow chart) atau narasi. Teknikteknik yang dapat digunakan untuk menguji bukti antara lain inspeksi, observasi, wawancara, konfirmasi, analisis , ,pembandingan, rekonsiliasi dan penelusuran kembali.
6300 DOKUMENTASI
Auditor harus menyiapkan dan menatausahakan dokumen audit investigatif dalam bentuk kertas kerja audit Dokumen audit investigatif harus disimpan secara tertib dan sistematis agar dapat secara efektif diambil kembali. dirujuk., dan dianallsis.
Pei'nbuatan kertas ォ・セ。@ audit investigatif harus tetap mematuhi tata cara
セ@ pembuatan kertas kerja audit yang baik.
セ。ウゥャ@ audit investigatif harus riidokumentasikan dalam berkas audit investigatif
seeara akurat dan lengkap. Pedoman internal audit investigatif harus secara khusus dan jelas menekankan kecermatan dan pentingnya ketepatan waktu. Laporan temuan audit investigatif dan pencapaian hasil audit investigatif harus didukung dengan dokumentasi yang cukup dalam berkas audit investigatif.
Pelaksanaan pengumpulan dan evaluasi bukti harus ditokuskan pada upaya
penguJian hipotesis untuk mengungkapkan:
1. faktafakta dan proses kejadian (modus operandi); e. lidak ュセョェ。、ゥ@ bagian kegiatan ilegal, atau mengikatkan diri pada
tindakan-7. sebab dan dampak penyimpangan; lindakan yang dapat mendiskreditkan profesi APIP atau organisasi;
3. pihakpihak yang diduga terlibaUbertanggung jawab atas kerugian keuangan . f. mengga/ang kerja sama yang sehat diantara sesama auditor dalam
negara/daerah. pelaksanaan audit
g. saling mengingatkan, membimbing dan mengoreksi perilaku sesama auditor.
6210 Pengumpulan Bukti 2. Obyektivitas
Auditor investigatif harus mengumpulkan bukti audit yangcukup. a. mengungkapkan semua takta material yang diketahuinya yang apabila
. *
lidak diungkapkan mungkin dapat mengubah pelaporan kegiatankegiatan kompeten dan relevan.yang diaudit
Bukti yang dikumpulkan oleh auditor akan digunakan untuk melidukung b. ャゥ、セォ@ berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan·hubungan yang
kesimputan dan temuan audit. mungkin mengganggu atau dianggap mengganggu penilaian yang tidak
memihak atau yang mungkin menyebabkan terjadinya benturan Tujuan pengumpulan bukti adalah untuk menentukan apakah informasi awal kepenlingan;
yang diterima dapat diandalkan atau menyesatkan. c. meno/ak suatu pembertan dari auditi yang terl<:ait dengan keputusan maupun pertimbangan profesionalnya.
Sukti di'lpat digol0ngkan ュ・ョェセ」Qゥ@ bukt! ヲZセZAGZL@ tll.Jkti dokumen, buktikesaksian, dan . . ' -bukti analisis. Bukti fisik yaitu ' -bukti yang diperolen dan pengukuran dan 3. Kerahasiaan
ー セイ ィ ゥ エオョァ。ョ@ fisik secara langsung terhacap orang, properti atau kejadian. Bukti a. secara hatihati menggunakan dan· menjagii segaJa ir,;ormasi yang
fisik dapat berupa berita acara pemeriksaan fisik, toto, gambar, bagan, peta atau diperoleh dalam audit
canlah fisik o Bukti dokumen merupakan bukti yang berisi intormasi tertulis, b. lidak akan menggunakan intormasi yang diperoJeh untuk kepentingan pribadi/golongan di luar kepentingan organisasi atau dengan cara yang seperli sural, kantrak. catatan akuntansi, taktur dan intormasi tertulis lainnya.
bertentangan dengan peraturan perundangundangan. Bukti kesaksian merupakan bukti yang diperoleh melalui wawimcara, kuec;ioner,
at au dengan meminta pernyataan tertulis. Bukti analisis merupakan bukti yang 4. Kompetensi
c lke mbangkan oleh auditor dari bukti audit lainnya. Bukti anal isis ini dapat a. melaksanakan tugas pengawasan sesuai dengan Standar Audit;
be rupa perbandingan. nisbah, perhitungan dan argumen logis lainnya. b. terus menerus meningkatkan kemahiran protesi, keefektlfan dan kuaJitas hasil pekerjaan;
Bukti audit yang cukup berkaitan dengan jumlah bukti yang dapat dijadikan
c. menolak untuk melaksanakan tug as apabila tidak sesuai dengan sebagai dasar untuk penarikan suatu kesimpulan audit. Untuk menentukan pengetahuan. keahlian, dan keterampilan yang dimiliki.
kecu kupan bukti audit. auditor harus menerapkan pertimbangan keahliannya secara profesional dan obyektit. Dalam audit investigatif, bukti audit harus dip eroleh dengan tidak menggunakan metode sampling, melainkan harus secara
F. PELANGGARAN keseluruhan populasi .
Bukli audit disebut kompeten jikal bukti tersebut sah dan dapat diandalkan untuk Tindakan yang tidak sesuai dengan Kode Etik tidak dapat diberi toleransi
menjamin kesesuaian dengan faktanya. Buktiyang sah adalah bukti yang meskipun dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisasi, atau diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi.
memenuhi persyaratan hukum dan peraturan perundangundangan. Bukti yang
dapat diandalkan berkaitan dengan sumber dan cara perolehan bukti itu sendiri.
-Auditor tidak diperbolehkan untuk melakukan atau memaksa karyawan lain Bu kti audit disebut relevan jika bukti terse but secara logis mendukung atau melakukan tindakan melawan hukum atau tidak etis.
menguatkan pendapat atau argumen yang berhubungan dengan tujuan dan
•
Pimpinan AP/P harus me/aporl<:an pe/anggaran Kode Etik oleh auditor kepada kesimpulan audit.
pimpinan organisasi. Pengumpulan bukti harus dilakukan dengan teknikteknik tertentu antara lain .,
wawancara kepada pengadu, saksi, korban, dan pelaku; reviu catatan; Pemeriksaan, investigasi dan pelaporan peianggaran Kode Etik ditangani oleh Badan Kehormatan Profesi, yang terdirt dart pimpinan APIP dengan anggota rengumpulan bukti forensik; pengintaian dan pemantauan; serta penggunaan
teknologi komputer.
Reviu terhadap informasi yang te/ah diperoleh harus dilakukan terlebih dahulu sebelum merencanakan wawancara . Auditor harus mengidentifikasikan dirinya dan semua yang hadir, dan menetapkan tujuan wawancara. Data personal harus
yang berjumlah ganjil dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan Protesi diangkat dan dibertlentikan oleh pimpinan APIP.
G. PENGECUAlIAN
Dalam halhal tertentu yang menurut pertimbangan protesionalnya, seorang auditor dimungkinkan untuk tidak menerapkan aturan perilaku tertentu. Permoh onan pengecualian atas penerapan Kode Etik tersebut harus dilakukan secara tertulis sebelum auditor terlibat dalam kegiatan atau tindakan yang dimaksud.
Persetujuan untuk tidak menerapkan Kode Etik hanya boleh diberikan oleh pimpinan APIP .
H. SANKSI ATAS PELANGGARAN
Auditor APIP yang ierouKli meianggar Kode Etik akan dikenakan ウ。ョセャ@ o!eh pimp;r.a' ,
,;r::>. ;;::::;
:;::;:;;n::nd<l'Si dan Badan lI.ehonn..ta" Prnfp'Si. ・セョエャAォ@bentuk sanksi ya ng direkomendasikan oleh Badarr Kehormaidn ?rolesi antara lain berupa :
a. teg uran tertul is:
b. usulan pemberhentian dari tim audit;
c. ti dak diberi penugas an audit selama jangka waktu tertentu.
Dalam beberapa hal, pelanggaran tertladap Kode Etik dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan,
4
Alokasi personil dalam audit investigatif harus mendapatkan perhatian sec ara khusus karena tim audit investigatif secara kOlektif merupakan gabungan dari berbagai disiplin. keahlian, dan pengetahuan profesional seorang auditor, akuntan, ahli hukum, investigator. pewawancara (interviewer). pengumpul informasi (information collector'j, ahli teknologi, dan nset
6020 Pertimbangan dalam Peren canaa n
Dalam penyusunan rencana audit investigatif, auditor investigatif harus m empertimbangkan berbagai hal.
8erbagai hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan rencana audit investigatif antara lain:
1. sasaran. ruang lingkup dan alokasi sumber daya;
' J
2. pemahaman mengenai akuntabilitas berjenjang;
3. aspekaspek kegiatan operasi auditi dan aspek pengendalian intern, 4. jadwal kerja dan batasan waktu;
5. hasil audit periode atau periodeperiode sebelumnya dengan
ュ・イゥゥーセZMエゥュ「ZZセァセ。Aセ@ tindak lanjut teit:odap イセォgュ」ZMZ、セウゥ@ :!.J: AG_イョij セョ@
sebelumnya;
6, teknikteknik pengumpulan Uuilii audrt yang tepat; .
7, mekanisme koordinasi antara auditor, auditi. dan pihak terkait lainnya.
6100 SUPERVISI
Pada setiap tahap audit investigatif, pekerjaan auditor harus disupervisi secara memadal untuk memastikan tercapainya sasaran , terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan auditor,
Supervisi merupakan tindakan yang terusmenerus selama pekeqaan audit. mulai dan perencanaan hingga diterbitkannya laporan audit.
Supervisi harus diarahkan baik pada substansi maupun metodologi audit yan g antara lain untuk mengetahui:
1. pemahaman tim audit atas tujuan dan rencana audit: 2. kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit; 3, ketaatan terhadap prosedur audit;
4 , kelengkapan buktibukti yang terkandung dalam kertas ker}a au dit untu k mendukung temuan dan rekomendasi ;
5. pencapaian tujuan audit.
Semua pekerjaan audit investigatif harus direviu secara berjenjang dan peri odik agar menjamin bahwa per1<embangan audit Investigatif tetap efisien . efektif, rriendalam, objekfif. dan sesuai dengan ketentuan .
•
5200 PENGUMPULAN DAN PcNGUJIAN 8UKTI
Auditor investlgatlf harus mengumpulkan dan menguji bukti untuk mendukung kesimpulan dan temuan audit investigatif.
'.. '
"
Dokumen audit harus berisi:
1. tujuan, lingkup, dan metodologi audit, termasuk kriteria pengambilan ujipetik (sampling) yang digunakan:
2. dokumentasi pekerjaan yang dilakukan . digunakan untuk mendu!<ung pertimbangan profesional dan temuan auditor,
3. bukti tentang reviu supervisi terhadap pekerjaan yang dilakukan;
t . penjelasan aditor mengenai standar yang tidak diterapkan, apabila ada,
alasan , dan ;jkibatnya .
Pen yusunan dokumentasi audit harus cukup rinci untuk memberikan pengertian yang Jelas tentang tujuan, sumber dan kesimpulan yang dibuat oleh auditor, dan harus diatur secara jelas sehingga ada hubungan antara ' temuan dengan kesimpulan yang ada dalam laporan hasil audit.
APIP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang 'wajar mengenai pengamanan dan penyimpanan dokumen audit selama waklu tertentu sesuai denga n ketentuan peraturan perundangundangan, Dokumen audit memungkinkan dilakukannya reviu terhadap kualitas pelaksanaan audit, yaitu dengan memberikan dokumen audit tersebut kepada pereviu, baik dalam bentuk d:Jkumen tertulis maupun dalamformat elektronik. Apabila dokumen audit hanya disimpan secara elektronik, APIP harus yakin bahwa dokumentasi elektronik tersebut dapat diakses sepanjang periode penyimpanan yang ditetapkan dan ak ses terhadap dokumentasi elektronik tersebut.dijaga secara memadai.
n
PRINSIPPRINSIP DASAR
(Paragraf-paragraf berikul yang dilulis dengan huruf lebal adalah paragraf slandar, yang harus dibaca da/am kerangka paragraf-paragraf penjelasan yang ditu/is dengan huruf b/asa.)
•
•
Prinsipprinsip dasar untuk Standar Audit Kinei'ja dan Standar Audit Investigatif adalah asumsiasumsi dasar, prinsipprinsip ケ。イゥセ@ diterima secara umum dan persyaratan yang digunakan dalam mengembangkan Standar Audit yang bagi auditor berguna dalam mengembangkan simpulan atau opini atas audit yang dilakukan, terutama dalam hal tidak adanya standar audit yang berkaitan dengan halhal yang tengah diaudit.Prinsipprinsip dasar ini dapat diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) kategori sebagai berikut:
1000 Kewajiban Auditor
1010 Mengikuti Stmdar Audit 1020 Meningkatkan Kemampuan 1100 Kewajiban APIP
1110 Menyusun Rencana Pengawasan
1120 Mengkomunikasikan dan Meminta Persetujuan Rencana Pengawasan Tahunan
1130 Mengelola Sumber Daya
1140 Menetapkan Kebijakan dan Prosedur 1150 Melakukan Koordinasi
1160 Menyampaikan Laporan Berkala
1170 Melakukan Pengendalian Kualitas dan Program Pengembangan 1180 Menindaklanjuti Pengaduan dari Masyarakat
1000· KEWAJIBAN AUDITOR
セN@
1010 KewajibilO Auditor untuk Mengikuti Standar Audit
•
Auditor harus mengikuti Standar Audit dalam segala pekerjaan audit yangdianggap material.
Agar pekerjaan auditor dapat dievaluasi, maka setiap auditor wajib untuk mengikuti Standar Audit dalam melaksanakan pekerjaannya yang dianggap material. Suatu hal dianggap material apabila pemahaman mengenai hal tersebut
iセ・ュオョァォゥョ。ョ@ akan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna
laporan audit Materialitas biasanya dikaitkan dem:jan suatu nilai tertentu dan atau peraturan per·JncJap.g ,undangan yang mengi lendaki agar hal tersebut diungkapkan.
Auditor diharuskan untuk menyatakan dalam setiap laporan bahwa kegiatan-kegiatannya "dilaksanakan se3uai denga:n standar", . .
1020 Kewajiban Auditor untuk Menrngkatkan Kemampuan
Auditor harus secara terusmenerus meningkatkan kemampuan teknit dan
metodologi audit. .
Oengan memperbaiki teknik dan metodologi audit, auditor dapat meningkatkan kualitas audit dan mempunyai keahlian yang lebih baik untuk menilai uuran kinerja atau pedoman kerj a yang digunakan oleh auditi.
Komponen kemampuan auditor yang harus ditingkatkan meliputi kemamouan エ・セョ ゥウL@ manajerial, dan konseptual yang terkait dengan audit dan auditi.
1100 KEWAJIBAN AP1P
1110 . Menyusun Rencana Pengawasan
AP1P harus menyusun rencana pengawasan tahunan dengan prioritas Dada kegiatan yang mempunyai risiko terbesar dan selaras 、・ョァセョ@ tujuan organisasi. APIP diwajibkan menyusun rencana strategis lima tahunan sesuai dengan peraturan perul1ltangundangan.
Rencana pengawasan tahunan berisi rencana kegiatan audit dalam tahun lang bersangkutan serta sumber dayayang diperlukan. Penentuan prioritas ,keg.cHan audit didasarkan pada evaluasi risiko yang dilakukan oleh APIP dan de1gan mempertimbangkan prinsip kewajiban menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat. Penyusunan rencana pengawasan tahunan tersebut didas.rkan atas prinsip keserasian, keterpaduan. menghindari tumpang tindih dan pemeriksaan be,ulangulang serta memperhatikan efisiensi dan efeknfitas penggunaan sumber daya .
Rencana strategis sekurangkurangnya berisi visi, misi, tujuan. strategi, prOJram dan kegiatan APIP selama lima tahun .
1120 Mengkomunikasikan dan Meminta Persetujuan Rencana Pengawasan Tahunan
APIP harus mengkomunikasikan r.encana pengawasan tahunan kepada pimpinan organisasi dan unitunit terkait.
APIP mengkomunikasikan rencana pengawasan tahunan kepada pimpinan organisasi untuk disetujui. Apabila ada keterbatasan sumber daya yang dimiliki APIP, maka dampak keterbatasan sumber daya ini harus dikomunikasikan oleh APIP kepada pimpinan organisasi.
APIP mengkomunikasikan rencana pengawasan tahunan tersebut kepada Menteri yang berwenang untuk merumuskar .Hイ・セhZャォ。ョ@ nasional dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional di bldang pengawasan. Hal inj dilakukan untuk mencegah エ・セ。、ゥョケ。@ tumpang tindih pemeriksaan oleh berbagai APIP.
8
Pengujian bukti dimaksudkan untukmeni/ai kesahihan bukti yang dikumpulkan selama pekerjaan audit, yaitu kcsesuaian antara informasi yang terkandung
dalam bukti lersebut dengan kriieria yang ditentuMn . Te!\nil< audit
y
al19 digunakan mgliputi konfinnasi, inspeksi, pembandingan, pene lusuran hingga bukti a5al, dan bertanya (wawancara).Selain untuk mendukung simpulan auditor atas kinerja aud iti , bukti yang dikumpulkan dan diuji juga bukti yang mendukung adanya ke lemahan dalam sistem pengendalian intern serta bukti yang mendukung adanya ketidakpatuhar
セイィ。、。ー@
peraturan perundangundangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse).,
3300 PENGEMBANGAN TEMUAN
Auditor harus mengembangkan temuan yang diperoleh selama pelaksanaan audit kinerja.
Temuan dalam sebuah audit kinerja berupa ketidakekonomisan, ketidak efisienan dan ketidakefektifan pengelolaan organisasi. program, aktivitas atau fungsi yang diaudit. Oi samping itu, temuan juga berupa kurang memadainya sistem pengendalian intern, adanya ketidakpatuhan dan ketentuan peraturan perundangundangan, kecurangan, serta ketidakpatutan (abuse).
Temuan audit biasanya terdiri dari unsur kondisi. kriteria. akibat dan sebab . Namun demikian. unsur yang dibutuhkan untuk sebuah temuan audit seluruhnya bergantung pada tujuan audit tersebut. Jadi. sebuah temuan atau seke lompok temuan audit disebut lengkap sepanjang sasaran auditnya telah dipenuhi dan laporannya secara jelas mengaitkan sasaran tersebut dengan unsur temuan audit.
3400 DOKUMENTASI
Auditor harus menyiapkan dan menatausahakan dokumen audit kinerja dalam bentuk kertas kerja audit. Dokumen audit harus disimpan secara tertib dan sistematis agar dapat secara efektif diambil kembali, dirujuk, dan
dianalisis. . .
Dokumen audit yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan audit harus berisi inforrnasi yang cukup untuk memungkinkan auditor yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai hubungan dengan audit tersebu t 'l dapat memastikan bahwa dokumen audit tersebut dapat menjadi bukti yang
mendukung kesimpulan, temuan. dan rekomendasi auditor .
•
E'antuk dan isi dokumen audit harus dirancang secara tepat sehingga sesuai IJ. dengan kondisi masingmasing pekerjaan atau jenis audit. Informasi yang dimasukkan dalam dokumen audit menggambarkan catatan penting mengena i ;:.ekerjaar
:i<l;,y
dilaksanakan oleh c.JJitor sesuai dengan standar dan kesimpulan auditor. Kuantitas, jenis, dan isi dokumen audit didasarkan atas pertimbangan profesional auditor.3200 PENGUMPULAN DAN PENGUJIAN BUKTI
Auditor harus mengumpulkan dan menguji bukti untuk mendukung kesimpulan dan temuan audit kinerja.
Secara umum. audit dapat didefinisikan sebagai proses pEmgumpulan dan pe ngujian bukti untuk melihat kesesuaian informasi yang terkandung dalam bukti terse but dengan suatu kriteria yang mendasarinya.
Ole h karena itu, proses pengumpulan dan pengujian bukti merupakan i'1ti dari sebua h audit.
3210 Pengumpulan Bukti
Auditor harus mengumpulkan bukti yang 」オセオーL@ kompeten, dan relevan.
Bukti yang dikumpulkan oleh auditor akan digunakan untuk mendukung kesimpulan . temuan audit serta rekomendasi yang terkait.
Bukti dapat digolongkan menjadi bukti fisik, bukti dokumen, bukti kesaksian, dan bukti analisis. Bukti fisik yaitu bukti yang diperoleh dari pengukuran dan perhitungan fisik secara langsung terhadap orang, properti atau kejadial1. Bukti fislk dapat berupa berita acara pemeriksaan fisik, foto, gambar, bagan, peta atau contoh fislk . Bukti dokumen merupakan bukti yang berisi infonnasi tertulis, seperti sura t, kontrak, catatan akuntansi, faktur dan informasi tertlJlis lainnya. Bukti kesaksian merupakan bukti yang diperoleh melalui wawancara, kuesioner, atau dengan meminta pernyataan tertulis . Bukti analisis merupakan bukti yang dikembangkan oleh auditor dari bukti audit lainnya. Bukti analisis inidapat beru pa perbandingan, nisbah, perhitungan dan argumen logis lainnya.
Bu kti audit yang cukup berkaitan dengan jumlah bukti yang dapat dijadikan se bagai dasar untuk penarikan suatu kesimpulan audit Untuk menentukan kecu kupan bukti audit, auditor harus menerapkan pertimbangan keahliannya secara profesional dan obyek,tif.
Buk li audit disebut kompeten jika bukti tersebut sah dan dapat diandalkan untuk me nJamin kesesuaian dengan faktanya. Bukti yang sah adalah bukti yang me menuhi persyaratan hukum dan peraturan perundangundangan. Bukti yang dapa t diandalkan berkaitan dengan sumber dancara perolehan bukti itu sendiri.
Bu kli audit disebut relevan jika bukti terse but secara logis mendukung atau me nguatkan pendapat atau argumen yang berhubungan dengan tujuan dan kesimpulan audit.
Au ditor dapat menggunakan tenaga ahli apabila pengetahuan dan pengalamannya tidak memadai untuk mendapatkan bukti yang cukup, kompeten da n relevan. Untuk memahami apakah hasil kerja tenaga ahli dapat mendukung kesimpulan auditnya, auditor harus mempelajari metode atau asumsi yang dig unakan nleh tenaga ahli tersebut.
322.0 Pengujian Bukti
Aud itor harus menguji bukti audit yang 、ゥォオューオャォ。ョ セ@ .
20
,
•
セ@
•
1130
Mengelola Sumber OayaAPIP harus mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara ekonomis, efisien dan efektif, serta memprioritaskan alokasi sumber daya tersebut pada kegiatan yang mempunyai risiko besar.
Sumber daya yang harus dikelola APIP meliputi sumber daya manusia, keuangan dan peralatan. Sumber daya terse but harus dikelola sesuai dengan praktikpraktik pengelolaan yang sehat.
Dengan terbatasnya alokasi dana dari Pemerintah, maka APIP hendakn ya membuat skala prioritas pada pekerjaanpekerjaan pengawasan yang menu rut peraturan perundangundangan harus disele,saikan dalam periode waktu tertentu.
Keterbatasan sumber daya tidak dapat dijadikan alas an bag i APIP untuk tidak memenuhi Standar Audit.
1140 Menetapkan Kebijakan dan Prosedur
APIP harus menyusun kebijakan dan prosedur untuk mengarahkan kegiatan audit
Kebijakan dan prosedur dibuat untuk memastikan bahwa pengelolaan APIP serta pelaksanaan pengawasannya dapat dilakukan secara ekonomis, efisien dan efektif.
Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan meliputi kebijakan dan prosedur pengelolaan kantor dan kebijakan dan prosedur pelaksanaan audit.
Kebijakan dan prosedur yang sedang berjalan direviu terus menerus untuk memastikan keefektifannya. Kelemahankelemahan yang dijumpai dalam kebijakan dan prosedur, term.asuk penerapannya, senantiasa dikurangi dan dihilangkan.
1150 Melakukan Koordinasi
APIP harus melakukan koordinasi dengan, dan membagi informasi kepada, auditor eksternal danlatau auditor lainnya.
Tujuan koordinasi adalah untuk memastikan cakupan yang tepat dan meminimalkan pengulangan kegiatan.
.,
Koordinasi dilakukan dengan menyampaikan rencana pengawasan tahunan serta hasilhasil pengawasan yang telah dilakukan APIP selama periode yang akan dilakukan pemeriksaan oleh auditor ekstemal dan/atau auditor lainnya. Dengan menyampaikan hasilhasil pengawasannya, auditor ekstemal dan/atau auditor lainnya diharapkan akan menggunakan hasil terse but untuk mengurangi lingkup auditnya.
1160 Menyampaikan Laporan Berkala
APIP wajib menyusun dan menyampaikan laporan secara berkala tentang realisasi klnerja dan kegiatan audit yang dilaksanakan APIP.
Laporan dimaksudkan untuk menyampaikan perkembangan pengawasan sesuai dengan rencana pengawasan tahunan, hambatan yang dijumpai serta rencana pengawasan periode berikutnya .
Laporan disampaikan kepad? pimpinan organisasi, Menteri yang berwenang untuk merumuskan kebijakan nasional dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) da n institusi lainnya sesuai dengan ketentuan perundangundangan. Laporan disampaikan minimal satu kali dalam enam bulan, atau periode lainnya sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
1170 Melakukan Pengembangan Program dan Pengendalian Kualitas APIP harus mengembangkan program dan mengendafikan kualitas audit. Program pengembangan kualitas mencakup seluruh aspek kegiatan audit di lingkungan APIP . Program tersebut dirancang untuk mendukung kegiatan audit APIP, memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi serta memberikan jaminan bahwa kegiatan audit di lingkungan APIP sejalan dengan Standar Audit dan Kode Etik.
Program dan pengendalian terse but harus dipantau efektifitasnya secara terus-menerus, baik oleh internal APIP maupun pihak lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri yang berwenang untuk merumuskan kebijakan nasional dan mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan . Kelemahankelemahan yang dijumpai pada program maupun pelaksanaann ya harus senantiasa dikurangi dan dihilangkan.
1180 Menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat
APIP harus menindaklanjuti pengaduan dari masyarakal
Pengaduan masyara kat dapat berbentuk pengaduan tertulis atau bentuk lainnya . Pengaduan tersebut hanus ditangani dengan mekanisme dan prosedur yang jelas, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan peraturan perundangundangan .
APIP berkewajiban untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, antara lain terhadap halhal sebagai berikut:
1. hambatan, keterlambatan , dan /atau rendahnya kualitas pelayanan publik; 2. penyalahgunaan wewenang, tenaga, uang, dan aset atau barang milik
negara/daerah.
10
yang memungkinl:an terjadinya kecurangan, dan sitat atau ala san seseoran g untuk melakukan kecurangan .
Ketidakpatutan (abuse) blsa terjadi tetapi tidal<. ada pelanggaran temaoap peraturan p.arundangundangan. Audit·:>r harus mempertimbangkan ris lko terjadinya ketidakpatutan (abuse) yang berpengaruh secara signiflkan terh adap tujuan audit Meskipun demikian, auditor harus mempertimbangkan secara ha ti -hati karena terjadinya ketidakpatutan (abuse) ini bersi fa t subjekti f.
Auditor harus menggunakan pertimbangan protesional untuk mendeteksi ォl セ オョァォゥョ。ョ@ adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangundangan. kecurangan dan ketidakpatutan (abuse) . Dalam kondisi tertentu, audi to r, sesuai mekanisme internal APIP, diwajibkan untuk melaporkan indlkasi teqadin ya kdidakpatuhan terhadap peraturan perundangundangan, kecuran ga n dan ketidakpatutan (abuse) ini kepada pihakpihak tertentu sesuai denga n peratur an perundangundangan.
3100 SUPERVISI
Pada setiap tahap audit kinerja, pekerjaan auditor harus disupervisi secara memadai untuk memastikan tercapainya sasaran. terjaminnya kualitas , dan meningkatnya kemampuan auditor.
Supervisi merupakan tindakan yang terusmenerus selama pekerjaan aud it. mulai dari perencanaan hingga diterbitkannya laporan audit.
Supervisi harus diarahkan baik pada substansi maupun metodologi audit denga n tujuan antara lain untuk mengetahui:
1. pemahaman anggota tim audit atas rencana audit: 2. kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit
3. kelengkapan bukti yang terkandung dalam kertas keqa aud it untuk mendukung kesimpulan dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit;
4. kelengkapan dan akurasi laporan audit yang mencakup te rutama pad a kesimpulan audit dan rekomendasi sesuai dengan jenis audit.
Semua pekerjaan anggota tim audit hanus direviu oleh ketua tim; semua pekerjaan ketua tim audit harus direviu oleh atasan langsungr.ya sebelum laporan audit dibuat.
Reviu oleh atasan pada aktivitas aud it kinerja harus dilakukan secara periodlk agar menjamin bahwa perl<.embangan audit kinerja ma slh efisien, efek tif. mendalam . obyektif, dan sesuai dengan ketentuan .
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa: .. 1. tim audit memahami tujuan dan rencana audit;
2 . • audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit; V 3. prosedur 21udit telah diikuti;
4. kertas kerja audit memuat buktibukti yang mendukung ',;,rnuan dan , rekomendasi;
5. tujuan audit telah dicapai.
sasaran audit tersebut:
3 . kriteriakriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi organisasi, program, aktivitas atau fungsi yang diaudit;
4 . 51stem pengendalian intern auditi , termasuk aspek'aspek penting lingkungan tempat beroperasinya auditi; ·
5 . pemahaman tentang hak dan kewajiban serta hubungan timbal balik antara
セ@
auditor dengan auditi, dan manfaat audit bagi kedua pihak; 6 . pendekatan audit yang paling efisien dan efektif;
7. bentlJk, isi dan pengguna laporan hasil audit.
3021 Pemahaman dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Intern
Auditor harus memahami rancangan sistem pengendalian intern dan menguji penerapannya.
S,stem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan keg 1a!an yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.
Auditor harus mempunyai pemahaman atas sistem pengendalian intern auditi dan mempertimbangkan apakah prosedurprosedur sistem pengendalian intern telah dirancang dan diterapkan secara rnernadai. Pemahaman atas rancangan sistem pengendalian intern digunakan untuk menentukan saat dan jangka waktu serta penentuan prosedur yang diperlukan dalam pelaksanaan audil. Oleh karena itu, auditor harus rnemasukkan pengujian atas sistem pengendalian intern auditi dalam prosedur auditnya.
Pe rn ahaman atas sistem pengendalian intern dapat dilakukan melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi catatan dan dokumen, atau mereviu laporan piha k lain.
3022 Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundangundangan, Kecurangan dan Ketidakpatutan (Abuse)
Auditor harus merancang auditnya untuk mendeteksi adanya
...
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangundangan, kecurangan dan kctidakpatutan (abuse).Oa iarr. merencanakan pengujian untuk mendeteksi adanya ketidakpatuhan
,
terhadap peraturan perundangundangan, auditor harus mempertimbangkan duaiakt or berikut: rumitnya peraturan perundangundangan yang dirnaksud dan maslh barunya peraturan perundangundangan tersebut.
Se lair ItU, aditor harus mempertimb.1ngkan risiko terjadinya kecurangan (fraud)
yang berpengaruh secara signifikan temadap tujuan audit Faktorfaktor \erjadinya kecurangan yang harus diperhatikan oleh auditor adalah keinginan atau !ekanan yang dialami seseorang untuk melakukan kecurangan, kesempatan
18
STAN DAR UMUM
(Paragraf-paragraf berikut yang ditu/is dengan huruf tebal adalah paragra( standar, yang harus dibaca da/am kerangka paragraf-paragra( penjelasan yan g
ditu/is dengan huruf biasa.)
Standar Umum Audit Kinerja dan Audit Investigatif meliputi standarstandar yang terkait dengan ,karakteristik organisasi dan ifldividuindividu yang melakukan kegiatan audit.
Standar umum mengatur tentang:
2000 Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab
2100 Independensi dan Obyektifitas
2110 Independensi APIP
21'20 Obyektifitas Auditor
2130 Gangguan Temadap Independensi dan Obyektifitas
2200 Keahlian
2210 Latar Belakang PendiQikan Auditor
2220 Kornpetensi Teknis
2230 _ Sertiflkasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjuta n
2300 Kecermatan Profesional
2400 Kepatuhan Terhadap Kode Etik
2000 VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB Visi, misi. tujuan, kewenangan. dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan secara tertulis. disetujui dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi organisasL
Pernyataan tertulis tentang visi, misi, tujuan, kewenangan dan tanggung jawab APIP dalam organisasi dibuat dengan tujuanagar auditi dapat mengetahui vi si. misi, tujuan, kewenangan dan tanggungjawab APIP sehingga tugas dan fungsi APIP dapat 「・セ。ャ。ョ@ dengan semestinya, terutama dalam hal APIP mengakses informasi dan personel auditi.
Pernyataan tertulis tentang visi. misi, tujuan, kewenangan dan tanggung jawab APIP dalam organisasi direviu secara periodik untuk disesualkan deng an perubahanperubahan yang terjadi, karena kegiatan pengawasan yang dilaku kan APIP bersifat berkelanjutan.
2100 INDEPENDENSI DAN OBYEKTIFITAS
Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP harus independen dan ;>ara auditomya harus obyektif dalam pelaksanaan エャャセ。AGNBセZエN@
Independensi APIP serta obyektifitas auditor diperlukan agar kredibilitas hasil pekerjaan APIP meningkat.
. Penilaian independensi dan obyektifitas mencakup dua komponen berikut: 1. Status APIP dalam organisasi
2. Kebijakan untuk menjaga obyektifitas auditor terhadap obyek audit
2110 Independensi APIP
Pimpinan APIP bertanggung jawa b kepada pimpinan tertinggi organisasi agar tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi.
Posis l APIP ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi. dan memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi organisasi sehingga dapat bekerJa sama dengan auditi dan melaksanakan .pekerjaan dengan leluasa . Meskipun demikian. APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi terutama dalam saling memahami diantara ,peranan masing-masing lembaga.
2120 Obyektifitas Auditor
Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tldak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya.
Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit Prinsip obyektifitas mensyar2tkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak diperkenankan menempatkan auditor dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan profesionalnya .
2130 Gangguan Terhadap Independensi danObyektifitas
Jika independensi atau obyektifitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.
Auditor harus melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi adanya dan atau interpretasi adanya konfiik kepentingan. ketidakindependenan atau ' bias. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menyampaikan situasinya dengan auditor lainnya yang bebas dari situasi terse but.
Auditor yang mempunyai hubungan. yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial. kekeluargaan atau hubungan iainnya yang dapat mengurangi obyektifitasnya . harus tidak ditugaskan untuk melakukan audit terhadap entitas
tersebut. .
Dalam hal auditor bertugas menetap untuk beberapa lama di kantor auditi guna membantu mereviu kegiatan, program atau aktivitas auditi. maka auditor tidak
「ッャ・セ@ terlibat dalam penga'T'bilan keputusan atau menyetujui halhai yang
;;;2iupakan tanggung jawab auditi.
12
Sasaran
Sa saran untuk penugasan audit kinerja adalah unluk menilai bahwa auditi telah menjalankan kegiatannya secara ekondmis. efisien dan efektif Oi sarnping itu. sasaran audit kin erja juga untuk mendeteksi ad anya ke lemJhan siste m pengendalian intem serta adanya ketidakpatuhan terhadap peraluran pe runda ng-undangan. kec;urangan dan ketidakpatutan (abuse).
RUf ng Lingkup
Agar sasaran audit tercapai. maka auditor harus menetapkan ruang lingku p penugasan yang memadai. Ruang lingkup audit kinerja meliputi aspek keuang an daf1 operasional auditi. Oleh karena itu. auditor akan memeriksa semua buku. catatan. laporan. aset maupun personalia untuk memeriksa kinerJa auditl pa dJ I"
periode yang diperiksa. Metodologi
Untuk mencapai sa saran audit berdasarkan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan. auditor harus menggunakan metodologi audit yang meliputi antara lain:
1. penetapan waktu yang sesuai untuk melaksanakan prosedur audit tertentu;
2. penetapan jumlah bukti yang akan diuji ;
3. penggunaan teknologi audit yang sesuai seperti teknik sampling dan pemanfaatan kompl1ter untuk alat bantu audit;
4. pembandingan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; 5. perancangan prosedur audit untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari
ketentuan peraturan perundangundangan. kecurangan dan ketidakpatutan (abuse) .
Alokasi Sumber Oaya
Auditor harus menentukan sumber daya yang sesuai untuk mencapai sasaran penugasan . Penugasan staf harus didasarkan pada evaluasi atas sifat dan kompleksitas penugasall. keterbatasan waktu. dan ketersediaal1 sumber daya. Audit harus dilaksanakan oieh sebuah tim yang secara kolektif harus mempunyal keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan audit kinerja . Oleh karena itu. pimpinan APIP harus mengaiokasikan auditor yang mempunyai latar belak anq pendidikan formal dan pengalaman sesuai dengan kebutuhan audit.
..
l
3020 Pertimbangan dalam Perencanaan
D,lam merencanakan pekerjaan audit kinerja, auditor harus mempertimbangkan berbagai hal, termasuk sistem pengendalian intern dan
<J.
ketidakpatuhan auditi terhadap peraturan perundangundangan, kccurangan dan ketldakpatutan (abuse).
. Halhal yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. laporan hasil audit sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang material dan beri<aitan dengan sasaran audit yang sedang dilaksanakan;
2.
sasaranaudit
dan pengujianpengujian yang diperlukan untuk mencapaiSTANDAR PELAKSANAAN AUDIT K/NERJA
(P aragraf-paragraf berikul yang dilulis dengan huruf lebal a(ialah paragraf sfandar, yang harus dibaca dalam kerangka paragraf-paragraf penjelasan yang dlfulis dengan huruf bia sa.)
Slardar pelaksanaan pekerjaan audit kinerja mendeskripsikan sifat kegiatan aud il kinerja dan menyediakan kerangka kerja untuk melaksanakan dan 11 mengelola pekerjaan audit kinerja yang dilakukan oleh auditor.
Standar pelaksanaan audit kinerja mengatur tentang 3000 Perencanaan
3010 Penetapan sasaran, ruang lingkup: metodologi, dan alokasi sumber daya
3020 Pertimbangan dalam perencanaan
3021 Evaluasi terhadap sistem pengendalian intern
3022 Evaluasi atas ketidakpatuhan auditi terhadap peraturan perundangundangan, kecurangan dan katidakpatutan (abuse)
3100 Supervisi
3200 Pengumpulan dan Pengujian Bukti 3210Pengumpulan Bukti 3220 Pengujian bukti 3300 Pengembangan Temuan 3400 DOkumentasi
3000 PERENCANAAN
Dalam setiap penugasan audit kinerja, auditor harus menyusun rencana audiL
Rencana audit dimaksudkan untuk menjamin bahwa tujuan audit tercapai secara be rkualitas , ekonomis, efisien dan efektif.
Oal am merencanakan auditnya,. auditor menetapkan sasaran, ruang lingkup, me tod ologi. dan alokasi sumber ' daya. Selain itu, auditor perlu me mpertimbangkan berbagai hal termasuk sistem pengendalian intern dan ke taatan auditi terhadap peraturan perundangundangan, kecurangan dan ketida kpatutan (abuse).
Auditor harus mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan audit.
3010 Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup, Metodologi, dan Alokasi Sumber Oaya
Dalam membuat rencana audit. auditor harus' menet.3pkan sAsaran, ruang !ingkup, metodologi, dan alokasi sumber daya.
"'.
16
2200 KEAHLIAN
Auditor 'harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
. Pimpinan APIP harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis auditor memadai untuk pekerjaan audit yang akan dilaksanakan . Oleh karena itu, pimpinan APIP wajib menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan pengalaman dalam mengisi posis.i auditor di lingkungan AP1P.
2210 Latar Belakang Pendidikan Auditor
Auditor APIP harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S1) atau yang setara: J
セ@
Agar tercipta kinerja audit yang baik maka APIP harus mempunyai kriteria tertentu dan auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit, mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. Untuk itu APIP juga harus mengidentifikasi keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari pr.oses rekrutmen.
Aluran tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oteh APtP.
2220 Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing, akunta.nsi, administrasi pemerintahan dan komunikasi.
Di samping wajib memiliki keahlian tentang Standar Audit. kebijakan, prosedur dan praktikpraktik audit auditor harus memiliki keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani oleh APIP. Dalam hal auditor melakukan audit セ・イィ。、。ー@ sistem keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan, maka auditor wajib mempunyai keahlian atau mendapatkan Pelatihan di bidang akuntansi sektor publik dan ilmuilmu lainnya yang teri<ait dengan akuntabilitas auditi .
•
APIP pad a dasamya berfungsi melakukan audit di bidang pemerintahan ,!II
sehingga auditor harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan.
Auditor juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang hukum dan
..
pengetahuan
lain
yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi adanyakecurangan (fraud).
Pimpinan APIP dan auditor wajib memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang
lain
dan man GALセi@ セセZHッュオョゥォ。ウゥ@ secara efekl,i, terutama dengan auditi. Mereka wajib memiliki kemampuan dalam beri<omunikasi secara lisan dan lulisan, sehingga mereka,dapat dengan jelas dan efeklif menyampaikan halhal sepetti tujuan kegiatan, kesimpulan. rekomendasi dan lain sebagainya." .
IlUSUS untuk auditor · investigatif diharuskan ュセュゥ ャ ゥォゥ@ kompetensi tambahan ebagaiberikut:
Pengetahuan tentang prinsipprinsip, praktikpraktik, dan teknik audit investigatif, termasuk caraeara untuk memperoleh bukti dari whistfeblower, , Pengetahua n tentang penerapan hukum, peraturan, rian ketentuan lainnya
yang terkait dengan audit investigatif.
L Kemampuan memahami konsep kerclhasiaan dan perlindungan terhadap sumber in form asi .
, Kemampuan menggunakan peralatan komputer, perangkat lunak, dan sistem terka it seeara efektif dalam rangka mendukung proses audit investigatif terkait dengan cybercrime.
2230 Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan
a.uditor harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan
セ・ョァゥォオエゥ@ pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing
professional education).
Auditor wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan sertifikasi jabatan fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya. Pimpinan APIP wajib memfasilitasi auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan auditor untuk mengikuti pendidikan dan
ー・ャ。エ ゥ セャ。ョ@ sesuai dengan jenjangnya, pimpinan APIP mendasarkan keputusannya
pada formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan dan pengumpulan angka kredit yang dimilikinya . .
Auditor wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar. metodologi , prosedur, dan teknik audit Pendidikan profesional ber1<elanjutan dapat diperoleh melalui keanggotaan dan ー。イエゥウゥー。セゥ@ dalam
。ウッセゥ。ウゥ@ profesi. pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor, konferensi,
seminar . kursuskursus . program pelatihan di kantor sendiri, dan partisipasi dalam proyek penelitian yang memiliki substansi di bidang audit.
2240 Penggunaan Tenaga Ahll dar! Luar
APIP dapat menggunakan tenaga ahliapabila APIP tidak mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanak