• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SANITASI MELALUI SEPTICTANK RAMAH LINGKUNGAN DAMPINGAN LEMBAGA

PELAYANAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA (YAKMI) DI KELURAHAN KOTA BANGUN KECAMATAN MEDAN

DELI KOTA MEDAN

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SANITASI MELALUI SEPTICTANK RAMAH LINGKUNGAN DAMPINGAN LEMBAGA

PELAYANAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA (YAKMI) DI KELURAHAN KOTA BANGUN KECAMATAN MEDAN

DELI KOTA MEDAN

Dalam kehidupan sekarang banyak sekali masyarakat yang tidak menerapkan hidup sehat. Hal tersebut bisa disebabkan karena masyarakat Indonesia yang tidak mengerti bagaimana menerapkan hidup sehat atau bahkan ada yang mengerti tetapi tidak menerapkannya karena suatu alasan tertentu, misalnya masalah ekonomi keluarga. Dalam rangka penerapan hidup sehat maka salah satu aspek penting nya adalah peningkatan sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembangunan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan. Dalam rangka upaya peningkatan sanitasi lingkungan USAID bekerja sama dengan Lembaga YAKMI melaksanakan program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di 5 kelurahan di Kota Medan.

Penelitian ini dilakukan di wilayah dampingan YAKMI, yaitu di Kelurahan Kota Bangun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari kuesioner dan wawancara. Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan metode analisis deskritif dengan pendekatan kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dampingan YAKMI di Kota Bangun memiliki respon positif terhadap program sanitasi lingkungan, yakni berupa pembangunan septictank ramah lingkungan. Respon masyarakat dilihat dari persepsi, sikap dan partisipasi terhadap program. Program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan ini sangat membantu masyarakat baik dari segi manfaat dan materi karena mendapatkan subsidi sebesar 2,5 juta rupiah.

(3)

THE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE THE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

ABSTRACT

RESPONSE OF THE COMMUNITY FOR SANITATION THROUGH SEPTICTANK ENVIRONMETALLY FRIENDLY SERVICE INSTITUTIONS COOPERATE COMMUNITY WELFARE INDONESIA

(YAKMI) IN URBAN VILLAGE KOTA BANGUN SUB-DISTRICT MEDAN DELI CITY OF MEDAN

In the life of now a lot of community members who do not apply healthy life .It can because of an indonesian society do not understand how apply healthy life or in some cases understand but not apply it for a reason certain , for example economic problems family .In order to the application of healthy life then one of important aspect his is improving environmental sanitation . Environmental sanitation is status health a neighborhood includes housing , development , sewage , clean water supply , and .In a bid to improve sanitation in environment usaid work together with lembaga yakmi implement the program development assistance septictank environmentally friendly for low income resident in 5 urban villages in the city of medan.

The research was conducted in YAKMI assisted area, namely at the urban village Kota Bangun.This research in a research descriptive namely research who describes or described objects and its phenomena study.To obtain the necessary data, researchers used data collection study technique literature and a field study consisting of the questionnaire and interview.In doing data analysis, researchers used the method of analysis descriptive with a qualitative approach.

Based on the results of the analysis the data collected, can be concluded that the community cooperate yakmi in the urban village Kota Bangun having a positive response of the program environmental sanitation, the development of septictank environmentally friendly. Response the community seen from perception, attitude and participation of the program.Development assistance program septictank of the environmentally friendly very helpful for the community both in terms of benefits and matter because the subsidy received 2.5 million rupiah.

Keywords: Response, EnvironmentalSanitation,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat beserta salam semoga terlimapah curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan juga kepada umatnya hingga

akhir zaman, amin.

Penulisan skripsi ini daiajukan guna memenuhi salah satu syarat

mendapatkan gelar sarjana sosial pada program Ilmu Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul

dari skripsi ini adalah adalah “Respon masyarakat terhadap sanitasi melalui

septictank ramah lingkungan dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan

Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan

Deli Kota Medan”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini

penulis dengan senang hati ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1) Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2) Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(5)

3) Ibu Dra. Berlianti, M.SP selaku dosen pembimbing penulis, yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam

penyusunan dan penulisan skripsi penulis.

4) Seluruh dosen FISIP USU, terkhusus dosen Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan pengajaran kepada

penulis mulai dari semester pertama hingga sampai penulis menyelesaikan

skripsi ini.

5) Kedua orang tua penulis yang sangat disayangi. Terima kasih untuk doa,

kesabaran, dukungan dan motivasi yang diberikan selama ini. Yang tiada

henti mendidik dan memberikan kasih sayang yang tulus kepada penulis

semenjak kecil, dan itu semuanya sangat berarti bagi penulis kedepannya.

6) Kepada keluarga, dan adik-adik saya terima kasih atas doa dan

dukungannya semoga kita bisa menggapai cita-cita yang diinginkan dan

menjadi kebanggan bagi kedua orang tua.

7) Kepada Dadan dan Fajar, sahabat seperjuangan dari awal semester

pertama berada dikampus. Semoga tidak hanya kompak dimasa

perkuliahan saja tapi lanjut kompak sampai kedepannya.

8) Kepada Keluarga besar Lancip Fajar, Iqbal, Haikal, Dina Rizky, Dina Mia,

Diella, Mahyar dan Adis. Mudah-mudahan tidak hanya kompak di grup

BBM saja tapi diluarnya juga, semoga sering-sering ketemu dan berlibur

bareng. Dan semoga kedepannya tali silaturahmi antara kita tetap terjaga.

9) Kepada sahabat-sahabat GENOSIDA, terima kasih atas kekompakan dan

kebersamaan selama 4 tahun ini, semoga hal-hal yang baik didalamnya

(6)

sudah tamat dari kampus tercinta ini. Tetap semangat kawan-kawan,

Yakin Usaha Sampai.

10)Kepada teman-teman seperjuangan KESSOS 2011, terimakasih atas

kebersamaan selama perkuliahan, selamat bagi yang telah dahulu

menyelesaikan skripsinya dan bagi yang belum semoga secepatnya selesai.

11)Kepada Pemimpin Lembaga YAKMI kak Ester Hutabarat, dan juga

kepada para staf lembaga, terimakasih atas penerimaan yang baik selama 4

bulan penulis melaksanakan PKL di lembaga YAKMI. Terimakasih juga

atas ilmu-ilmu bermanfaat yang diberikan dan atas kebersamaan selama

pelaksanaan program berlangsung.

12)Kepada warga Kelurahan Kota Bangun yang telah bersedia menjadi

responden pada penelitian skripsi penulis, terkhusus kepada kak Lina yang

secara sukarela mau membantu saya dalam proses penelitian di kelurahan

tersebut.

Besar harapan penulis skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya. Dengan penuh kerendahan hati penulis juga menyadari skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun kedepannya. Akhir kata

penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Oktober 2015

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9

1.4 Sistematika Penulisan ... 10

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon ... 12

2.2 Masyarakat ... 17

2.2.1 Masyarakat dan Macamnya ... 18

2.2.2 Asal Masyarakat ... 19

(8)

2.2.4 Model-Model Pengembangan Masyarakat ... 23

2.2.5 Pemberdayaan Masyarakat ... 25

2.3 Kesehatan Lingkungan ... 26

2.4 Sanitasi ... 28

2.4.1 Pengertian Sanitasi ... 28

2.4.2 Manfaat Sanitasi ... 30

2.4.3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) ... 31

2.5 Septic Tank Ramah Lingkungan ... 32

2.6 Kerangka Pemikiran ... 34

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Opefrasional ... 38

2.7.1 Definisi Konsep ... 38

2.7.2 Definisi Operasional ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 42

3.2 Lokasi Penelitian ... 42

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.5 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Kelurahan Kota Bangun ... 46

4.2 Keadaan Demografis ... 47

(9)

4.2.2 Komposisi Penduduk Berdasakan Lingkungan ... 49

4.2.3 Komposisi Penduduk Berdasakan Jenis Kelamin Per Lingkungan .. 49

4.2.4 Komposisi Penduduk Berdasakan Usia ... 50

4.2.5 Komposisi Penduduk Berdasakan Agama ... 51

4.2.6 Komposisi Penduduk Berdasakan Tingkat Pendidikan Penduduk ... 53

4.2.7 Komposisi Pekerjaan Penduduk Usia Produktif 15-55 ... 54

4.2.8 Komposisi Penduduk Berdasakan Mata Pencaharian ... 54

4.3 Sarana dan Prasarana ... 55

4.3.1 Sarana Jalan ... 55

4.3.2 Sarana Air Bersih ... 56

4.3.3 Sarana Kesehatan ... 56

4.3.4 Sarana Peribadatan ... 56

4.3.5 Sarana Pendidikan ... 57

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Pengantar ... 58

5.2 Analisis Identitas Responden ... 58

5.3 Respon Masyarakat Dampingan Lembaga YAKMI Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Di Kelurahan Kota Bangun ... 63

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan ... 64

(10)

5.3.3 Partisipasi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan ... 84

5.4 Analisis Data Kuantitatif Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah

Lingkungan ... 92

5.4.1 Persepsi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah

Lingkungan ... 93

5.4.2 Sikap Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah

Lingkungan ... 94

5.4.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah

Lingkungan ... 95

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ... 98

6.2 Saran ... 99

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Luas Kelurahan Kota Bangun ... 47

Tabel 2 : Komposisi Penduduk Berdasakan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 3 : Komposisi Penduduk Berdasakan Lingkungan ... 48

Tabel 4 : Komposisi Penduduk Berdasakan Jenis Kelamin Per Lingkungan ... 49

Tabel 5 : Komposisi Penduduk Berdasakan Usia ... 50

Tabel 6 : Komposisi Penduduk Berdasakan Agama ... 51

Tabel 7 : Komposisi Penduduk Berdasakan Tingkat Pendidikan Penduduk .... 52

Tabel 8 : Komposisi Pekerjaan Penduduk Usia Produktif 15-55 ... 53

Tabel 9 : Komposisi Penduduk Berdasakan Mata Pencaharian ... 54

Tabel 10 : Sarana Air Bersih ... 55

Tabel 11 : Sarana Kesehatan ... 56

Tabel 12 : Sarana Peribadatan ... 56

Tabel 13 : Sarana Pendidikan ... 57

Tabel 14 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

Tabel 15 : Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 60

Tabel 16 : Distribusi Responden Berdasarkan Agama ... 61

Tabel 17 : Distribusi Responden Berdasarkan Suku ... 61

Tabel 18 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 62

Tabel 19 : Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

(12)

Tabel 21 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Pentingnya Sanitasi Lingkungan Bagi Kehidupan ... 65

Tabel 22 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah

BABSembarangan Dapat Mencemari Air dan Lingkungan Sekitar ... 66

Tabel 23 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Limbah

BABSembarangan Dapat Menyebabkan Penyakit Diare/Mencret

KarenaLimbah Meresap Ketanah, Air Bersih dan Mengandung Bakteri E-Coli ... ... 67

Tabel 24 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan terhadap septictank 68

Tabel 25 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Fungsi dan Manfaat septictank ... 69

Tabel 26 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Septictank Ramah Lingkungan ... 69

Tabel 27 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Fungsi dan Manfaat Septictank Ramah Lingkungan ... 70

Tabel 28 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap PerbedaanSeptictank Biasa(Resapan) Dengan Septictank Ramah

Lingkungan ... 71

Tabel 29 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap TujuanProgram Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan Oleh Lembaga YAKMI72

Tabel 30 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Resiko Yang Ditimbulkan Jika Tidak Menggunakan Septictank Ramah Lingkungan ... ... 73

(13)

Tabel 32 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Program Pembangunan Septictank Ramah Lingkungan ... 76

Tabel 33 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Septictank Ramah Lingkungan ... 76

Tabel 34 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Pentingnya dibangun septictank ramah lingkungan ... 77

Tabel 35 : Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Program Septictank Ramah Lingkungan Demi Kelangsungan Kesehatan Lingkungan Generasi

Mendatang ... 78

Tabel 36 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Septictank Biasa

SudahCukup Tanpa Harus Membangun Septictank Ramah Lingkungan79

Tabel 37 : Distribusi Responden Berdasarkan Minat Menggunakan Septictank Ramah Lingkungan ... 80

Tabel 38 : Distribusi Responden Berdasarkan Keyakinan Kesehatan Akan

LebihTerjamin Jika Menggunakan Septictank Ramah Lingkungan ... 81

Tabel 39 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Jika Dikeluarkan PeraturanMelarang Pembuangan Limbah BAB Sembarangan Oleh Pemerintah ... ... 82

Tabel 40 : Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan PemerintahMenetapkan Peraturan Tentang Keharusan Membangun Septictank Ramah Lingkungan ... 83

Tabel 41 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Kehadiran Dalam

Pertemuan Dengan Pihak Puskesmas Mengenai Kebersihan Lingkungan ... 84

Tabel 40 : Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Kehadiran Dalam

(14)

Tabel 43 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Keaktifan Dalam

Sosialisasi/Pemicuan Oleh Lembaga YAKMI ... 86

Tabel 44 : Distribusi Responden Berdasarkan Kepada Siapa Saja Penyampaian Tentang Pentingnya Sanitasi, Septictank Ramah Lingkungan dan Bahaya BAB Sembarangan ...

Tabel 45 : Distribusi Responden Berdasarkan Membersihkan Lingkungan Disekitar Rumah ...

Tabel 46 : Distribusi Responden Berdasarkan Mengikuti Kegiatan Bersama/Gotong Royong yang Berhubungan dengan Kebersihan Lingkungan ...

Tabel 47 : Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Keluarga Dalam Kegiatan Kebersihan Lingkungan ...

Tabel 48 : Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Dalam Pembuatan

Septictank Ramah Lingkungan ...

(15)

DAFTAR BAGAN

(16)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian

2. Tabel Tunggal

3. Surat Pengajuan Judul Skripsi 4. Surat Izin Penelitian

(17)

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT TERHADAP SANITASI MELALUI SEPTICTANK RAMAH LINGKUNGAN DAMPINGAN LEMBAGA

PELAYANAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT INDONESIA (YAKMI) DI KELURAHAN KOTA BANGUN KECAMATAN MEDAN

DELI KOTA MEDAN

Dalam kehidupan sekarang banyak sekali masyarakat yang tidak menerapkan hidup sehat. Hal tersebut bisa disebabkan karena masyarakat Indonesia yang tidak mengerti bagaimana menerapkan hidup sehat atau bahkan ada yang mengerti tetapi tidak menerapkannya karena suatu alasan tertentu, misalnya masalah ekonomi keluarga. Dalam rangka penerapan hidup sehat maka salah satu aspek penting nya adalah peningkatan sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembangunan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan. Dalam rangka upaya peningkatan sanitasi lingkungan USAID bekerja sama dengan Lembaga YAKMI melaksanakan program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di 5 kelurahan di Kota Medan.

Penelitian ini dilakukan di wilayah dampingan YAKMI, yaitu di Kelurahan Kota Bangun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti. Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari kuesioner dan wawancara. Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan metode analisis deskritif dengan pendekatan kualitatif.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa masyarakat dampingan YAKMI di Kota Bangun memiliki respon positif terhadap program sanitasi lingkungan, yakni berupa pembangunan septictank ramah lingkungan. Respon masyarakat dilihat dari persepsi, sikap dan partisipasi terhadap program. Program bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan ini sangat membantu masyarakat baik dari segi manfaat dan materi karena mendapatkan subsidi sebesar 2,5 juta rupiah.

(18)

THE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE THE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

AMMAR YUSUF NASUTION 110902050

ABSTRACT

RESPONSE OF THE COMMUNITY FOR SANITATION THROUGH SEPTICTANK ENVIRONMETALLY FRIENDLY SERVICE INSTITUTIONS COOPERATE COMMUNITY WELFARE INDONESIA

(YAKMI) IN URBAN VILLAGE KOTA BANGUN SUB-DISTRICT MEDAN DELI CITY OF MEDAN

In the life of now a lot of community members who do not apply healthy life .It can because of an indonesian society do not understand how apply healthy life or in some cases understand but not apply it for a reason certain , for example economic problems family .In order to the application of healthy life then one of important aspect his is improving environmental sanitation . Environmental sanitation is status health a neighborhood includes housing , development , sewage , clean water supply , and .In a bid to improve sanitation in environment usaid work together with lembaga yakmi implement the program development assistance septictank environmentally friendly for low income resident in 5 urban villages in the city of medan.

The research was conducted in YAKMI assisted area, namely at the urban village Kota Bangun.This research in a research descriptive namely research who describes or described objects and its phenomena study.To obtain the necessary data, researchers used data collection study technique literature and a field study consisting of the questionnaire and interview.In doing data analysis, researchers used the method of analysis descriptive with a qualitative approach.

Based on the results of the analysis the data collected, can be concluded that the community cooperate yakmi in the urban village Kota Bangun having a positive response of the program environmental sanitation, the development of septictank environmentally friendly. Response the community seen from perception, attitude and participation of the program.Development assistance program septictank of the environmentally friendly very helpful for the community both in terms of benefits and matter because the subsidy received 2.5 million rupiah.

Keywords: Response, EnvironmentalSanitation,

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lingkungan hidup menurutUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidupadalah kesatuan

ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Bila

ditinjau lebih jauh mengenai undang-undang tersebut maka hubungan antara

manusia dengan lingkungan sebenarnya sangat erat dan tidak dapat

dipisahkan.Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh

lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau

dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan. Sehingga interaksi antara manusia

dengan lingkungannya merupakan komponen penting dari kesehatan

masyarakat (Mulia, 2005:1).

Salah satu komponen dari lingkungan yang wajib menjadi perhatian

dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan adalah sanitasi. Sanitasi sendiri

sendiri menurut World Health Organization (WHO) adalah usaha

pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat

memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan /

berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup

(20)

akan lebih menjamin seseorang untuk hidup sehat dan terbebas dari penyakit,

sebaliknya sanitasi yang buruk menyebabkan seseorang akan mudah sekali

untuk terserang penyakit dan kemudian mengganggu kondisi kesehatannya.

Dewasa ini permasalahan sanitasi menjadi permasalahan yang sangat

kompleks, Menurut PBB, dari 7 miliar penduduk dunia masih ada sekitar 2,6

miliar orang yang tidak memiliki akses toilet dan fasilitas sanitasi limbah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merangking negara-negara dengan

sanitasi terburuk di dunia dan Indonesia menduduki peringkat ke-3. Dalam

banyak kasus, orang di beberapa negara masih buang air besar (BAB) di

tempat terbuka atau pergi ke semak-semak terdekat. Praktik ini dapat

mematikan akibat banyaknya bakteri dari kotoran manusia yang dapat

kembali lagi ke masyarakat, mencemari pasokan air dan menyebarkan

penyakit. Di negara berkembang, 90 persen limbah manusia ini dibuang

langsung ke danau, sungai dan lautan. Bahkan beberapa sistem pembuangan

sudah terlihat tua sehingga bisa saja hancur jika dihantam hujan deras

Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi (pengelolaan air

limbah domestik) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan

Myanmar (ANTARA News, 2006). Menurut data Status Lingkungan Hidup

Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari 400.000 m3 / hari limbah rumah

tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa melalui pengolahan

terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa.

(21)

cara antara lain dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai

atau danau, dibuang ke tanah, dan ada juga yang dibuang kekolam atau

pantai. Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai

masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang

sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang

hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus

untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar

mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang

hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain

disebabkan karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan

kualitas pendidikan yang relatif rendah dari masyarakat pun memang sangat

berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat (

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui survei sosial

ekonomi nasional (Susenas) di akhir tahun 2013 hanya sekitar 59,7 %

masyarakat yang memiliki akses sanitasi dan akses air minum yang layak dan

sekitar 40,2 % masyarakat belum mendapatkan akses sanitasi dan akses air

minum yang layak

masyarakat tidak memiliki akses toilet dan fasilitas sanitasi limbah rumah

tangga yang baik dan layak, maka banyak dijumpai kasus masyarakat yang

biasanya tinggal didaerah slum area (kawasan kumuh) melakukan praktik

buang air besar sembarangan disekitar sungai dan membuang limbah rumah

(22)

sungai. Hal ini menyebabkan pencemaran terhadap air tanah, dengan begitu

pencemaran ini jelas sangat berpengaruh kepada kualitas sumber air bersih

yang akan kita konsumsi karena mengandung senyawa kimia maupun

mikroorganisme berbahaya lainnya.

Pencemaran air tanah di daerah perkotaan di Indonesia sebenarnya

sudah sangat mengkhawatirkan, pencemaran ini dapat terjadi karena

pengelolaan limbah, baik limbah rumah tangga maupun limbah industri,

kurang terkendali dan ditambah kurangnya perhatian pemerintah. Selain itu,

kurangnya kesadaran dari masyarakat akan efek yang ditimbulkan dari limbah

tersebut. Berdasarkan penelitian, sekitar 70% air tanah di daerah perkotaan

telah tercemar oleh bakteri tinja. Ironisnya, sebagian penduduk perkotaan

masih menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari, maka dengan

kondisi tersebut tidak mengherankan penyakit-penyakit akan menjangkiti

masyarakat, danpenyakit yang paling populer yang akan ditimbulkan dari

kebiasaan buruk masyarakat yang mencemari sumber air minum dan air

bersih tersebut adalah penyakit diare (Kusjuliadi, 2007:6).

Diare adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi

lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam.

Penyakit diare ini tidak dapat disepelekan, terutama pada anak-anak. Di

negara berkembang penyakit diare adalah penyebab kematian paling umum

pada balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya (

diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien di ruang praktik

(23)

sampai dengan keempat pasien dewasa yang datang berobat kerumah sakit.

Di negara maju diperkirakan jumlah insiden penyakit diare yakni 0,5-2

episode/orang/tahun, sedangkan di negara berkembang lebih dari itu. Badan

kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan ada

sekitar empat miliar kasus diareakut setiap tahunnya dengan mortalitas 3-4

jutaper tahun. Berdasarkan data tersebut maka kasus diare bukanlah kasus

yang ringan, melainkan memerlukan perhatian yang serius (Wijoyo,

2013:25).

Permasalahan-permasalahan sanitasi yang sudah sangat

mengkhawatirkan tersebut, memicu pemerintah membuat sebuah Program

Nasional yang dinamakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang

dituangkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

852/Menkes/SK/IX/2008. STBM adalah suatu pendekatan untuk mengubah

perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode

pemicuan, untuk mewujudkan kondisi sanitasi total di komunitas. Pendekatan

ini bertujuan untuk mengubah perilaku melalui pemberdayaan di masyarakat

dengan pendekatan 5 Pilar STBM, yaitu :

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS);

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAM-RT);

4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS-RT);

(24)

Pencemaran lingkungan melalui perilaku buang air besar sembarangan

dan membuang air limbah langsung ke aliran sungai sangatlah berbahaya dan

harus segera dihentikan. Dianjurkan bagi semua orang untuk memiliki

septictank sebagai tempat pembuangan kotoran limbah atau kotoran tinja.

Akan tetapi bentuk, struktur dari septictank tersebut tidak bisa hanya

sembarangan dibuat untuk sekedar menampung tinja saja, karena apabila

bentuk dan struktur nya tidak ideal di khawatirkan tujuan semula untuk

mencegah tersebarnya penyakit dengan pembuatan septictank malah

menjadikan hal tersebut sebagai celah untuk terjadinya pencemaran

lingkungan pula. Septictank yang tidak ideal bentuk dan struktur nya

membuat kotoran yang terdapat didalam akan terkontaminasi dengan tanah,

dimana tanah merupakan sumber air yangdidalam nya terdapat sumur sebagai

sumber penghidupan manusia. Dikhawatirkan pencemaran yang terjadi akibat

septictank tersebut akan mencemari sumber air yang ada dan malah balik

mengancam kesehatan manusia, dengan demikian septictank bukan hanya

sekedar tempat untuk membuang kotoran saja tetapi sebagai tempat untuk

melindungi lingkungan sekitar dari bahaya yang ditimbulkan kotoran

tersebut.

Septictank yang baik seharusnya kedap air sehingga air dari kotoran

tinja tersebut sedikitpun tidak akan merembes ke tanah dan kemudian harus

memiliki media kontak yang dirancang khusus untuk berkembak biak nya

bakteri pengurai sehingga bakteri pengurai dapat memetabolisme tinja dengan

efektif dan sistem disinfektan yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan

(25)

menyebabkan pencemaran lingkungan. Intinya septictank yang baik dan

benar menampung dan mengolah limbah tinja menjadi cairan yang tidak

berbau dan layak di alirkan ke got umum sehingga tidak mencemari

lingkungan. Tanpa kita sadari, kita juga menjadi pelaku pencemaran

lingkungan karena septictank yang selama ini telah kita bangun juga

merupakan septictank tidak benar pembuatannya sehingga tidak ramah

terhadap lingkungan.

Munculnyaprogram bantuan dari United States Agency for

International Development (USAID) bekerja sama dengan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) dan Lembaga YAKMI

sebagai implementator program tersebut, dimana program tersebut berupa

bantuan pembangunan septictank ramah lingkungan sebanyak 32 buah

kepada masyarakat kota Medan yang tergolong dalam Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR) di 5 Kelurahan yakni Kelurahan Kampung

Baru, Kelurahan Kota Bangun, Kelurahan Karang Berombak, Kelurahan

Tegal Sari dan Kelurahan Polonia. Maka diharapkan dengan terbangunnya

septictank ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan merubah pola

perilaku untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar. Dimana nantinya 32

septictank yang terbangun ini akan menghasilkan dampak positif dan menjadi

acuan bagi masyarakat lainnya untuk membangun septictank ramah

lingkungannya sendiri. Dan juga tujuan dari program ini nantinya untuk

menerbitkan peraturan daerah (Perda) yang mengatur kewajiban

pembangunan septictank ramah lingkungan di setiap masing-masing rumah,

(26)

program yang dibuat ini tidak sepenuhnya gratis bagi para penerima bantuan,

yakni diberikan sekitar 2.5 Juta Rupiah untuk setiap septictank nya, dimana

biaya total untuk membangun septictank ramah lingkungan ini sekitar 3.5 - 4

Juta per unit nya. Sehingga para penerima bantuan harus tetap mengeluarkan

uangnya untuk membangun septictank ini sekitar 1 – 1.5 Juta Rupiah.

Hal ini menjadi sangat menarik bagi peneliti karena septictank ramah

lingkungan ini adalah hal yang baru dan sangat asing bagi masyarakat

Kelurahan Kota Bangun. Masyarakat Kota Bangun masih banyak yang belum

memiliki septictank, sehingga banyak masyarakatnya yang membuang limbah

rumah tangga dan mengalirkannya langsung ke parit-parit disekitar rumah

mereka tanpa di alirkan ke septictank terlebih dahulu yang kemudian sungai

disekitarnya menjadi tempat pembuangan akhirnya yakni Sungai

Deli.Berdasarkan hal-hal yang terurai di latar belakang tersebut, maka penulis

tertarik untuk mengetahui bagaimana respon dari warga dampingan yang

akan diberikan bantuan sanitasi melalui septictank ramah lingkungan, yang

akan dituangkan pada penelitian yang berjudul : “ Respon Masyarakat Terhadap Sanitasi Melalui Septictank Ramah Lingkungan Dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan

maka masalah penelitian ini dirumuskansebagai berikut : “Bagaimana respon

(27)

Lembaga Pelayanan Kesejahteraan masyarakat Indonesia (YAKMI) di

Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

respon masyarakat terhadap sanitasi melalui septictank ramah lingkungan

dampingan Lembaga Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia

(YAKMI) di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, dapat memberikan sumbangan positif terhadap

khasanah keilmuan di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada

masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan bagi kesehatan

masyarakat,agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan serta

perubahan pola perilaku masyarakat terhadap sanitasi lingkungan.

3. Sebagai referensi bagi peneliti lain untukmenambah bahan

penelitian dalam melengkapi suatu karya ilmiah.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

(28)

Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan

masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi

konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,

populasi penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik

analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum

lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan

objek yang diteliti.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil

penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang hal-hal pokok berupa kesimpulan dan

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

Responberasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan, atau

tanggapan(reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga

dijelaskan definisi responadalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Respon

bermula dari adanya suatu tindakanpengamatan yang menghasilkan suatu kesan

sehinggakonsep responmanusia lebih banyak dikemukakan oleh bidang-bidang

ilmu sosial yang melihat respon pada tindakan dan perilaku individu, kelompok,

atau masyarakat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi respon seseorang, yaitu:

a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan

interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap,

motif, kepentingan, dan harapannya.

b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat

sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang melihatnya.

Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain

dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam

(30)

faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang.

(Sarwono, 1991: 35)

Respon merupakan reaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang

berorientasi pada pengamatan masa lampau, masa sekarang, dan masa akan

datang. Respon tidak lahir begitu saja tetapi melalui proses pengambilan

keputusan melalui empat tahapan:

1. Kategori primitif, yakni objek atau peristiwa yang diamati dan diisolasi

berdasarkan ciri-ciri khusus.

2. Mencari tanda, si pengamat secara tepat memeriksa lingkungan untuk

mencari informasi-informasi tambahan yang mungkin hanya melakukan

kategorisasi yang tepat.

3. Konfirmasi, yakni terjadinya setelah objek mendapatkan penggolongan

sementara.

4. Konfirmasi tuntas dimana pencaharian tanda-tanda diakhiri dan respon

mulai muncul.

Respon seseorang terhadap suatu objek juga dipengaruhi oleh sejauh

mana pemahaman terhadap objek respon tersebut. Suatu objek respon yang belum

jelas atau belum nampak sama sekali tidak mungkin akan memberikan

makna.Secara keseluruhan respon individu atau kelompok terhadap suatu situasi

fisik dan non fisik dapat dilihat dari tiga tingkatan, yaitu persepsi, sikap, dan

tindakan. Simon dalam Wijaya (2007), membagi respon seseorang atau kelompok

(31)

a. Persepsi berupa tindakan penilaian (dalam benak seseorang) terhadap

baik buruknya objek berdasarkan faktor keuntungan dan kerugian yang

akan diterima dari adanya objek tersebut.

b. Sikap berupa ucapan secara lisan atau pendapat untuk menerima atau

menolak objek yang dipersiapkan.

c. Partisipasi, melakukan kegiatan nyata untuk peran serta atau tindakan

terhadap suatu kegiatan yang terkait dengan objek tersebut.

(http:shvoong.com,2011)

Persepsi menurut McMahon adalah proses menginterpretasikan rangsang

(input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensor information).

Sedangkan menurut Morgan, King dan Robinson persepsi menunjuk pada

bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium dunia di

sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefenisikan sebagai segala

sesuatuyang dialami oleh manusia. Berdasarkan hal tersebut William James

menyatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari

lingkungan yang diserap oleh indera kita, serta sebagian lainnya diperoleh dari

pengolahan ingatan kita kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang

kita miliki (Adi, 1994:105). Cara kita mempersepsi situasi sekarang tidak terlepas

dari adanya pengalaman sensoris terlebih dahulu. Kalau pengalaman terdahulu itu

sering muncul, maka reaksi kita lalu menjadi salah satu kebiasan. Mungkin

sembilan puluh persen dari pengalaman-pengalaman sensoris kita sehari-hari

dipersepsi dengan kebiasaan yang didasarkan pada pengalaman terdahulu yang

(32)

merupakan proses informasi yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman masa

lampau (Mahmud, 1990:49).

Sikap merupakan kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata

dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi. Sikap juga menetukan sifat,

hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datan. Selain itu,

dalam kajian sikap telah diketahui bahwa sikap tersebut dapat bersifat negatif dan

dapat pula bersifat positif. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk

menjauhi, menghindari, ataupun tidak menyukai keberadaannya suatu objek.

Sedang sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati,

menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek tertentu (Ahmadi,

2009:148).

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut:

a. Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang

tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial,

lembaga masyarakat dan sebagainya.

b. Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan

pengalaman dan latihan.

c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun

relatif sulit berubah.

d. Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi.

e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan

objek yang menjadi pusat perhatiannya.

(33)

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu, misalnya

ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembangannya sikap

banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini akan

mengakibatkan perbedaan sikap antara satu individu dengan individu yang lain

karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan

terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek. Sikap

juga dapat berubah dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan sikap

adalah :

1. Faktor Internal, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa selectivityatau daya pilih seseorang untuk

menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

Pilihan terhadap pengaruh dari luar biasanya disesuaikan dengan motif

dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi minat

perhatiannya.

2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang terdapat dari diluar pribadi manusia.

Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok, interaksi antara

manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya

melaui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, majalah

dan sebagainya.

Sedangkan partisipasi secara umum pengertiannya adalah adanya

keterlibatan langsung suatu masyarakat dalam melakukan suatu kegiatan.

(34)

dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisai, persiapan,

perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi sehingga

pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan

masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara

menyeluruh. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk

terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan

pertumbuhan ekonomi didaerah (Suprapto, 2007:20). Menurut Sudarningrum

dalam Sugiyah (2001:38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua)

berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :

1. Partisipasi langsung, yakni partisipasi yang terjadi apabila individu

menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisi[asi

ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan,

membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap

keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

2. Partisipasi tidak langsung, yakni partisipasi yang terjadi apabila

individu mendelagasikan hak partisipasinya (eprints.uny.ac.id)

2.2 Masyarakat

Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa

manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh

mempengaruhi satu sama lain. (Shadily, 1993 : 47 ). Pengaruh dan pertalian

kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non

(yang harus ada) dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang –

(35)

2.2.1 Masyarakat dan Macamnya

Masyarakat adalah satu kesatuan yang berubah yang hidup karena

proses masyarakat yang menyebabkan perubahan itu. Masyarakat mengenal

kehidupan yang tenang, teratur dan aman, disebabkan oleh karena

pengorbanan sebagian kemerdekaan dari anggota – anggotanya, baik dengan

paksa maupun sukarela. Pengorbanan disini dimaksudkan menahan nafsu

atau kehendak sewenang– wenang, untuk mengutamakan kepentingan dan

keamanan bersama, dengan paksa berarti tunduk kepada hukum–hukum yang

telah ditetapkan (negara dan sebagainya ) dengan sukarela berarti menurut

adaptasi dan berdasarkan keinsyafan akan persaudaraan dalam kehidupan

bersama itu.

Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam :

1. Masyarakat Paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan ditempat

tawanan dan sebagainya.

2. Masyarakat merdeka terbagi pula dalam :

a. Masyarakat alam (nature) yaitu yang terjadi dengan sendirinya suku,

golongan, yang bertalian karena darah atau keturunan, umumnya yang

masih sederhana sekali kebudayaanya dalam keadaan terpencil atau

tak mudah berhubungan dengan dunia luar

b. Masyarakat budidaya, terdiri karena kepentingan keduniaan atau

kepercayaan (keagamaan) yaitu antara lain kongsi perekonomian,

(36)

2.2.2 Asal Masyarakat

Bermacam–macam penyelidikan dijalankan, untuk mendapat jawaban

tentang asal masyarakat, tetapi tidak satupun yang dapat ditegaskan benar

semua pendapat hanya merupakan kira–kira dan pandangan saja. Antara lain

orang berkesimpulan bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri, hidup

dalam gua dipulau sunyi umpamanyas selalu ia akan tertarik kepada hidup

bersama dalam masyarakat, karena:

1. Hasrat yang berdasar naluri ( kehendak diluar pengawasan akal ) untuk

memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, kehendak akan memaksa

ia mencari istri hingga masyarakat keluarga terbentuk.

2. Kelemahan manusia selalu terdesak ia untuk mencari kekuatan bersama,

yang terdapat dalam berserikat dengan orang lain, sehingga berlindung

bersama–sama dan dapat pula mengejar kebutuhan kehidupan sehari – hari

dengan tenaga bersama.

3. Aristoteles berpendapat, bahwa manusia ini adalah zoon politikon, yaitu

mahluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau sedikitnya

mencari teman untuk hidup bersama lebih suka dari pada hidup sendiri.

4. Lain dari pada Aristoteles maka Bergson ( lahir 1895 ) berpendapat, bahwa

manusia ini hidup bersama bukan karena oleh persamaan melainkan oleh

karena perbedaan yang terdapat dalam sifat, kedudukan dan sebagainya,

demikian oleh karena pendapat ini berdasar kepada pelajaran dialektika,

yang mencoba melihat kebenaran dalam kenyataan dengan mengadakan

(37)

2.2.3. Pengembangan Masyarakat

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatan

untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri

atas pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat, perencanaan

partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumber daya, pemantauan dan

pemeliharaan hasil-hasil yang tercapai ( Sumodiningrat, 2009:69 ).

Pengembangan masyarakat menurut PBB adalah suatu proses dimana usaha

masyarakat bertemu dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan kondisi,

baik kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Pengembangan

masyarakat tergantung pada inisiatif dan kemampuan masyarakat lokal dalam

menentukan alternatif pemecahan masalah. Kemampuan ini ditunjang oleh

keterlibatan dari anggota masyarakat dalam kegiatan intervensi, sehingga

perlu pembinaa kesadaran dan motivasi pada masyarakat lokal untuk

mewujudkan kemampuan mereka dalam usaha bersama memperoleh

kehidupan yang lebih baik.

Berdasarkan pada jenis tantangan dan kesulitan yang berbeda dan

spesifik pada masyarakat tertentu, menuntut adanya arah kegiatan yang

berbeda, oleh sebab itu proses pengembangan masyarakat perlu

memperhatikan karakteristik dan perkembangan masyarakat lokal.

Pengembangan masyarakat menggambarkan suatu kesatuan yang terdiri dari

beberapa aspek penting. Keberadaan aspek tersebut sebagai persyaratan

terlaksananya upaya pengembangan masyarakat.

(38)

1. Masyarakat sebagai unit kegiatan

Masyarakat sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam suatu lokasi

yang sama dan mereka terikat kepentingan dan nilai-nilai yang sama.

Terdapat berbagai jenis masyarakat yang ditentukan oleh berbagai

tingkatannya dari masyarakat lingkungan desa, kota dan negara. Anggota

masyarakat memiliki konsen dan kepentingan untuk kemajuan kehidupan

yang lebih baik yang menuntut keterlibatan dari semua anggota.

Pengembangan masyarakat menempatkan masyarakat sebagai unit dari

kegiatan mereka.

2. Inisiatif dan kepemimpinan lokal

Di dalam masyarakat terdapat sumber daya manusia yang dapat

dikembangkan untuk kepentingan masyarakat dalam mewujudkan keinginan

akan perubahan dalam masyarakat lokal, harus memanfaatkan inisiatif dan

kepemimpinan secara internal dari sumber-sumber tersebut.

3. Penggunaan sumber-sumber dari dalam dan luar

Sumber mengacu kepada berbagai kekuatan yang bermanfaat untuk

mengadakan perubahan. Orang perlu memahami terlebih dahulu

sumber-sumber apa yang tersedia, dimana dan bagaimana cara menggunakannya

untuk memberikan manfaat yang optimal. Sumber tersebut bisa berasal dari

dalam atau luar masyarakat lokal yang menggunakannya secara fleksibel

sesuai dengan kebutuhan.

(39)

Partisipasi secara inklusif berarti memberikan kesempatan kepada

semua kelompok dan segmen dalam masyarakat untuk berperan serta dalam

pengembangan masyarakat. Struktur masyarakat harus terbuka yang

memungkinkan kelompok-kelompok baru menjadi bagian dari proses yang

berlangsung. Diharapkan bahwa semua anggota masyarakat bisa memainkan

peranannya dalam pengembangan masyarakat.

5. Pendekatan terorganisir, komprehensif sebagai konsep penyerta dari

partisipasi inklusif.

Pendekatan komprehensif merupakan upaya untuk memusatkan

perhatian terhadap situasi masyarakat yang luas tidak membatasi pada isu-isu

dan perhatian tertentu yang dihadapi dengan menggunakan sekumpulan

sumber-sumber yang luas. Pendekatan komprehensif mencoba untuk

memperluas usaha masyarakat dalam pendekatan yang digunakan,

kepentingan masyarakat. Pendekatan ini akan menghasilkan partisipasi yang

luas dalam arti keterlibatan yang intensif.

6. Proses pengambilan keputusan secara demokratis, rasional, dan

diorientasikan pada pencapaian tugas yang khusus.

Demokratis berarti keputusan diambil dengan suara mayoritas dan tiap

orang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menyalurkan pendapat

mereka. Tidak ada kewenangan tunggal dan terpusat dalam pengambilan

keputusan, namun perlu rasional untuk melihat sejauhmana keputusan

tersebut logis dan dapat dilaksanakan. Keputusan diarahkan dalam

(40)

Pada dasarnya unsur pokok pengembangan masyarakat adalah

perencanaan dan integrasi masyarakat. Perencanaan itu merupakan proses

untuk menentukan, menemukan dan memperjelas arti dari suatu masalah,

meningkatkan hakekat ruang lingkup masalah, mempertimbangkan berbagai

upaya yang diperlukan guna penanggulangannya, memilih upaya yang

kiranya dapat dilaksanakan serta mengadakan yang sesuai dengan upaya yang

telah dipilih.Integrasi masyarakat, yaitu suatu proses dimana menerapkan

sikap-sikap dan praktik-praktik kerjasama menghasilkan berbagai

peningkatan dalan mengidentifikasi dengan masyarakat secara keseluruhan,

minat dan partisipasi dalam urusan masyarakat dan saling menukar nilai-nilai

dan sarana-sarana untuk mengutarakan nilai-nilai.

2.2.4. Model-model Pengembangan Masyarakat.

Adapun model-model dalam pengembangan masyarakat sebagai berikut:

1. Pengembangan Masyarakat Total

Pengembangan masyarakat total adalah proses yang ditujukan untuk

menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui

partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota

masyarakat dipandang bukan sebagai sistem klien yang bermasalah

melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi tersebut

(41)

2. Perencanaan Sosial

Perencanaan sosial disini menunjuk pada proses pragmatis untuk

menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan

masalah sosial tertentu seperti kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja,

kebodohan, kesehatan masyarakat yang buruk, dan lain-lain. Berbeda dengan

pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial lebih berorientasi pada

tujuan tugas.

3. Aksi Sosial

Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan

fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses

pendistribusian kekuasaan, sumber dan pengambilan keputusan. Pendekatan

aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien

yang seringkali menjadi korban ketidakadilan stuktur. Mereka miskin karena

dimiskinkan, mereka lemah karena dilemahkan, dan tidak percaya karena

tidak diberdayakan, oleh kelompok elit masyarakat yang menguasai

sumber-sumber ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Aksi sosial berorientasi pada

tujuan proses dan tujuan hasil. Masyarakat diorganisir melalui proses

penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan aktual untuk mengubah

struktur kekuasaan agar lebih memenuhi prinsip demokrasi, kemerataan dan

keadilan.

2.2.5. Pemberdayaan masyarakat

(42)

yang diharapkan dapat menciptakan proses penguatan sosial yang dapat

mengantar masyarakat yang madani, sejahtera, berkeadilan serta berlandaskan

iman dan taqwa (Sumodiningrat, 2009 : 60).Sebagai tujuan pemberdayaan

menunjuk pada keadaan atau hal yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan

sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan

tugas-tugas kehidupannya (Suharto, 2005 : 60) .

Konsep pemberdayaan tidak mempertentangkan pertumbuhan dan

pemerataan, tetapi konsep ini berpandangan bahwa dengan pemerataan

tercipta landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan dan yang akan

menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan.

Upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan tiga hal :

1. Menciptakan iklim yang memungkinkan potensi manusia berkembang.

Titik tolaknya adalah penekanan bahwa setiap manusia dan masyarakat

memiliki potensi-potensi, kemudian diberikan motivasi dan penyadaran

bahwa potensi itu dapat dikembangkan.

2. Memperkuat potensi yang dimiliki masyarakat dimana perlu

langkah-langkah yang lebih positif dan nyata, penyediaan berbagai masukan serta

pembukaan berbagai akses kepada peluang yang akan membuat

(43)

ini dapat berupa pemberian berbagai bantuan produktif., pelatihan,

pembangunan sarana dan prasarana baik fisik maupun sosial dan

pengembangan kelembagaan di tingkat masyarakat.

3. Pemberdayaan mengandung arti pemihakan pada pihak yang lemah untuk

mencegah persaingan yang tidak seimbang dan menciptakan kemitraan

yang saling menguntungkan.

2.3 Kesehatan Lingkungan

Menurut Notoatmodjo (1996) kesehatan lingkungan pada hakikatnya

adalah suatu kondisi atau keadaan ligkungan yang optimum yang sehingga

berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum

pula, Sedangkan Moeller (1992) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan

merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi perhatian pada

penilaian, pemahaman dan pengendalian dampak manusia pada lingkungan

dan dampak lingkungan pada manusia. Undang-Undang RI No.23 tahun 1992

tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan meliputi

penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas,

radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor penyakit dan penyehatan atau

pengamanan lainnya (Mulia, 2005:2).

Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus dihadapi dan

sangat menganggu terhadap tercapainya kesehatan lingkungan. Kesehatan

lingkungan bisa berakibat positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan

(44)

elemennya, tapi sebaliknya jika lingkungan sehat maka sehat pulalah

ekosistem tersebut. Perilaku yang kurang baik dari manusia telah

mengakibatkan perubahan ekosistem dan timbulnya sejumlah permasalah

sanitasi.

Adapun Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan menurut World Health

Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :

1) Penyediaan Air Minum

2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3) Pembuangan Sampah Padat

4) Pengendalian Vektor

5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6) Higiene makanan, termasuk higiene susu

7) Pengendalian pencemaran udara

8) Pengendalian radiasi

9) Kesehatan kerja

10)Pengendalian kebisingan

11)Perumahan dan pemukiman

12)Aspek kesling dan transportasi udara

13)Perencanaan daerah dan perkotaan

14)Pencegahan kecelakaan

15)Rekreasi umum dan pariwisata

16)Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk

(45)

Sedangkan sasaran kesehatan lingkungan, yakni :

1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang

sejenis

2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk

umum

5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan

yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara

besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus

2.4 Sanitasi

2.4.1 Pengertian Sanitasi

Sanitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah usaha

untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yg baik dibidang kesehatan,

terutama kesehatan masyarakat, sedangkan sanitasi lingkungan adalah cara

menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu

tanah, air, dan udara

Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan,

(46)

berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan

kesehatan manusia.Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu

lingkungan yang mencakup perumahan, pembangunan, pembuangan kotoran,

penyediaan air bersih, dan sebagainya. Kesehatan lingkungan di Indonesia

masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai

dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit

menular di masyarakat.

Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma

pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih

menekankan pada aspek pencegahan dari aspek pengobatan. Dengan adanya

upaya pencegahan yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan

kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk

preventif juga relative lebih terjangkau daripada melakukan upaya

pengobatan penyakit, banjir, pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya

saluran sungai, dialirkan pada saluran sungai

2.4.2 Manfaat Sanitasi

Ternyata manfaat sanitasi yang baik itu sangat besar, tidak hanya bagi

kesehatan masyarakat. Tapi juga berdampak positif bagi perekonomian dan

pembangunan bangsa. Berikut ini adalah manfaat sanitasi menurut Direktur

Perumahan dan Permukiman Bappenas, Nugroho Tri Utomo :

(47)

Kerugian ekonomi akibat sanitasi buruk sebagaimana diuraikan di atas,

jika dihitung detail, seharusnya akan mempengaruhi dan mengurangi laju

pertimbuhan ekonomi.

2. Meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, dan produktivitas

masyarakat.

Menurut WHO, kondisi dan perilaku sanitasi yang baik dan perbaikan

kualitas air minum dapat menurunkan kasus diare yang akan mengurangi

jumlah hari tidak masuk sekolah dan tidak masuk kerja hingga 8 hari

pertahun atau meningkat 17% yang tentunya berdampak pada kesempatan

meningkatkan pendapatan.

3. Menurunkan angka kemiskinan.

Akibat buruknya sanitasi, rata-rata keluarga di Indonesia harus

menanggung Rp 1,25 juta setiap tahunnya. Ini jumlah yang sangat berarti

bagi keluarga miskin. Biaya-biaya tersebut mencakup biaya berobat,

perawatan rumah sakit, dan hilangnya pendapatan harian (opportunity

cost) akibat menderita sakit atau harus menunggu dan merawat anggota

keluarga yang sakit.

4. Memberdayakan masyarakat.

Perubahan perilaku terhadap akses sanitasi, telah dibuktikan dapat

mendorong kontribusi investasi sanitasi. Pengalaman pembangunan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Jawa Timur menunjukkan

leverage factor, bahwa setiap Rp 1 yang dikeluarkan telah berhasil

(48)

5. Menyelamatkan masyarakat.

Manfaat dari investasi sanitasi tentu saja terkait motto di bidang kesehatan

yang sudah dikenal luas, yaitu mencegah selalu lebih murah dari

mengobati. Bayangkan negara kita harus kehilangan Rp 58 triliun pertahun

karena kita memilih tidak mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11,2

triliun pertahun untuk memperbaiki kondisi sanitasi.

6. Menjaga lingkungan hidup.

Bank Pembangunan Asia (2009) menyatakan bahwa, kita telah gagal

menginvestasikan USD 1 untuk menangani sanitasi, sehingga sungai kita

tercemar, maka akan diperlukan pengeluaran biaya sebesar USD 36 untuk

memulihkan kembali kondisi air sungai tersebut

2.4.3 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk

mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat

dengan metode pemicuan . STBM merupakan program nasional yang

ditetapkan pada bulan Agustus 2008 oleh Menteri Kesehatan Republik

Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

852/Menkes/SK/IX/2008 yang bertujuan untuk mengubah perilaku

masyarakat dalam hal ini agar tidak buang air sembarangan atau Open

Defecation Free (ODF) guna menutus mata rantai penularan penyakit, Cuci

tangan pakai sabun dengan air yang mengalir dan pengelolaan air minum

(49)

untuk produksi serta keperluan lainnya seperti sikat gigi dan berkumur

dikelola, disimpan dan dimanfaatkan secara higienis. Termasuk pengelolaan

sampah dan limbah rumah tangga (Wibowo, 2014:128).

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah kondisi ketika suatu komunitas :

a. Tidak buang air besar sembarangan (BAB).

b. Mencuci tangan pakai sabun.

c. Mengelola air minum dan makanan yang aman.

d. Mengelola sampah dengan benar.

e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

2.5 Septictank Ramah Lingkungan

Septictank adalah suatu ruangan kedap air atau beberapa kompartemen

ruangan yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga

dengan kecepatan air yang lambat. Kondisi ini memberi kesempatan untuk

terjadinya pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat dan kesempatan

untuk penguraian bahan-bahan organik oleh jasad anaerobik membentuk

bahan-bahan larut air dan gas. Air limbah rumah tangga yang dimaksud di

sini adalah semua jenis air buangan rumah tangga yang berasal dari mandi,

dapur, cuci dan kakus. Tidak sedikit penampungan tinja (septictank) rumah

tangga dan perumahan dibuat asal-asalan, pada umumnya perumahan saat ini

membuat septictank dengan diameter 1 meter dan kedalaman 1 meter yang

(50)

tinja mudah meresap sehingga air tanah, air sumur dan air kali yang ada

disekitarnya terkontaminasi bakteri E.coli dan fecal coli.( Kusjuliadi, 2007:

5-7 )

Berdasarkan kondisi dan perkembangan teknologi, karena semakin

sempit lahan yang tersedia untuk perumahan yang menyebabkan pembuatan

septictank menjadi kendala tersendiri sehingga pentingnya keberadaan

septictank di lingkungan sekitar rentan untuk diabaikan. berdasarkan

permasalahan tersebut maka sekarang telah muncul produk-produk septictank

ramah lingkungan hasil pabrikasi yang dapat menjadi alternatif bagi lahan

sempit dan perkotaan. Septictank ini memiliki sistem kerja dengan

menghasilkan air limbah yang tidak mencemari air tanah dan sungai ketika

dibuang ke tanah, sehingga septictank ini menjadi septictank yang ramah

lingkungan.

Septictank ramah lingkungan adalah septictank yang berbentuk tabung

dan bagian dasarnya tertutup sehingga kedap air, septictankramah lingkungan

pada umum nya terbuat dari bahan Fiberglass dan dilengkapi media kontak

yang dirancang khusus untuk berkembak biak nya bakteri pengurai sehingga

bakteri pengurai dapat memetabolisme tinja dengan efektif dan sistem

disinfektan yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan

sehingga buangannya tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Septictank

ini menampung dan mengolah limbah tinja menjadi cairan yang tidak berbau

dan layak di alirkan ke got umum

(51)

modern karena proses penguraian dan pembusukan limbah menggunakan

teknologi biologis dan filterisasi.

Manfaat yang didapat dari pembuatan septictank yang benar dan ramah

lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Kebersihan air tanah ikut terjaga.

2. Perawatan lebih mudah karena tidak mudah penuh dan bau.

3. Penghuni rumah dapat merasa nyaman karena saluran

pembuangan tidak mampat sehingga memudahkan penyiraman.

4. Untuk septictank biologis, air pembuangannya dapat

dimanfaatkan untuk ekosistem lain, misalnya menyiram

tanaman. ( Kusjuliadi, 2007 : 11).

2.6 Kerangka Pemikiran

Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.

Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan

banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh

faktor-faktor lingkungan. Sehingga interaksi antara manusia dengan

lingkungannya merupakan komponen penting dari kesehatan masyarakat.

Salah satu komponen dari lingkungan yang wajib menjadi perhatian dalam

usaha peningkatan kualitas kesehatan adalah sanitasi. Sanitasi merupakan

usaha pencegahan/ pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat

(52)

berbahaya terhadap perkembangan fisik , kesehatan dan kelangsungan hidup

manusia.

Pemerintah membuat sebuah Program Nasional yang dinamakan Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dituangkan melalui Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008. STBM adalah suatu

pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui

pemberdayaan dengan metode pemicuan, untuk mewujudkan kondisi sanitasi

total di komunitas. Pendekatan ini bertujuan untuk mengubah perilaku

melalui pemberdayaan di masyarakat dengan pendekatan 5 Pilar STBM, yaitu

salah satunya adalah Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Mengacu

pada program tersebut United States Agency for International Development

(USAID) bekerja sama dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri (PNPM Mandiri) membuat sebuah program bantuan pembangunan

septictank ramah lingkungan sebanyak 32 buah kepada Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR) dimana perbuah nya disubsidi sekitar 2,5 juta

dari total pembangunan 4 juta rupiah kepada 5 kelurahan di Kota Medan

salah satunya yakni Kelurahan Kota Bangun. Untuk menjalankan program

tersebut maka Lembaga YAKMI sebagai pelaksana program melakukan

pemicuan/sosialisasi mengenai sanitasi lingkungan berupa bahaya buang air

besar sembarangan dan septictank yang baik dan benar yang tidak mencemari

lingkungan. Maka masyarakat yang diberikan pemicuan tersebutlah yang

menjadi masyarakat dampingan dan akan dilihat responnya.

Dengan masih banyaknya masyarakat setempat yang belum memiliki

Gambar

TABEL 1 Luas Kelurahan Kota Bangun
TABEL 3
TABEL 5
TABEL 9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kasus komisi yang wajib dibayarkan oleh Perusahaan kepada Introducing Broker hanya dari hasil trading satu klien di dalam jaringan kemitraan dimana komisi yang bisa

Pencacah dekade ini akan menghasilkan keluaran yang berurut melalui 4 buah pin outputnya yang disalurkan ke kabel UTP, kemudian akan ditampilkan pada 4 buah dioda LED yang

[r]

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memenuhi persyaratan sebagai Badan Usaha dengan

Go Sailing merupakan aplikasi berbasis website yang diperuntukan untuk mempermudah masyarakat umum untuk mendapatkan informasi terbaru terkait jasa layanan wisata laut

Pelatihan Ukir Kayu Kepada Anak-Anak Dan Remaja Pada Usaha Ukir Metasedana Di Kabupaten Bandung Krita Seni FSRD Pengabdian 6.000.000,- DIPA.. N0 Nama Peneliti Judul Penelitian

Dengan mengetahui hasil kerja dari bit RH40AP pada sumur DHX-4 dan bit CM34MRS pada sumur DH-10, bila dibandingkan kedua bit tersebut, bit RH40AP terlihat lebih ekonomis serta

1 I GEDE MAWAN, S.Sn , M.Si I Ketut Partha, S.Skar, M.Si IbM Pemberdayaan Seni Karawitan Klasik Bagi Generasi Muda. I Gusti Ngurah Ardana,