• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN T.A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN T.A. 2012/2013."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Neni Fauziah Batubara NIM 409311031

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN

T.A. 2012/2013

Neni Fauziah Batubara (409311031)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching Di Kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas XI Busana 1 dengan jumlah siswa 32 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum Teaching pada materi barisan dan deret di kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

Instrumen penelitian ini terdiri dari tes dan lembar observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan lembar observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi, aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I banyaknya siswa yang memiliki persentase aktivitas ≥ 70% secara klasikal adalah 4 siswa (12,5%) dan di akhir siklus II meningkat hingga mencapai 25 siswa (78,12%). Dari akhir siklus II diperoleh bahwa persentase aktivitas aktif siswa telah memenuhi kriteria keaktifan klasikal yaitu ≥ 75% siswa memiliki persentase aktivitas≥70%.

Hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan I dengan menggunakan pembelajaran quantum teaching hasil belajar (≥ 65) secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 21 siswa (65,625%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 72. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa (≥ 65) secara klasikal telah tercapai yaitu 28 siswa (87,5%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 83.

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Barisan dan Deret Di Kelas XI SMK Negeri 8 Medan T.A. 2012/2013”, dimana untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si., Bapak Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd., dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd., sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

(4)

v

terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H. Ali Hasmi Nasution, MM., selaku kepala SMK Negeri 8 Medan, Ibu Rena Marhaeni Simbolon S.Pd, selaku guru Matematika SMK Negeri 8 Medan, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Drs. Syarifuddin, dan Ibunda Nursyaidah, S.Ag tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed, terkhusus juga kepada Kakak Dian Halimah Batubara ST, dan Adik Fahmi Aulia Batubara yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan semangat.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat dikala suka dan duka “Keong Girl” (Raya, Sukan, Novia , Ria , Sri Mul, Marlina dan Putri), dan sahabat-sahabat selama perkuliahan terkhusus dan tersayang kelas Ekstensi’09 yang telah banyak membantu, memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dan kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman PPLT SMP Negeri 1 Kotarih yang penuh kesan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Juli 2013 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan .

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar .

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1.Latar Belakang Masalah .

1

1.2.Identifikasi Masalah

6

1.3.Pembatasan Masalah

7

1.4.Rumusan Masalah

7

1.5.Tujuan Penelitian .

7

1.6.Manfaat Penelitian .

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

9

2.1. Kerangka Teoritis

9

2.1.1. Pengertian Belajar

9

2.1.2. Aktivitas Belajar

10

2.1.3. Pengertian Hasil Belajar 12

2.1.4. Model Pembelajaran Quantum Teaching

13

2.1.4.1. Pengertian Quantum Teaching

13

2.1.4.2. Asas Utama Model Quantum Teaching ...

15

2.1.4.3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching

15

(6)

Quantum Teaching

18

2.1.5. Materi Ajar 19

2.1.6. Contoh Penerapan Quantum Teaching Pada Materi Barisan dan Deret

24

2.2. Penelitian yang Relevan ...

31

2.3. Kerangka Konseptual ... 132

2.4. Hipotesis Tindakan .

33

BAB III METODE PENELITIAN ...

34

3.1. Jenis Penelitian ...

34

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...

34

3.3. Subjek dan Objek Penelitian ...

34

3.3.1. Subjek Penelitian

34

3.3.2. Objek Penelitian

34

3.4. Prosedur Penelitian ...

34

3.5. Alat Pengumpul Data

37

3.5.1. Tes Hasil Belajar

38

3.5.2. Observasi

38

3.6. Teknik Analisis Data

39

3.6.1. Reduksi Data

40

3.6.2. Paparan Data

40

3.6.3. Menarik Kesimpulan

40

3.7. Kriteria Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar

44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

45

4.1. Hasil Penelitian

45

4.1.1. Siklus I .

45

4.1.1.1. Permasalahan I

45

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan I

46

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I .

48

4.1.1.4. Observasi I .

50

(7)

4.1.1.6. Refleksi I

56

4.1.2. Siklus II

58

4.1.2.1. Permasalahan I

58

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan II

59

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II

60

4.1.2.4. Observasi II

62

4.1.2.5. Analisis Data II .

63

4.1.2.6. Refleksi II

67

4.2. Kendala dalam Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching

68

4.3. Cara Mengatasi Kendala dalam Penerapan Model Pembelajaran Quantum

Teaching

69

4.4. Pembahasan Penelitian

69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

70

5.1. Kesimpulan .

70

5.2. Saran

71

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa

38

Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Kemampuan Siswa ....

40

Tabel 3.3. Pedoman untuk Melihat Hasil Observasi Pembelajaran

43

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal ..

46

Tabel 4.2. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada Tes Awal

46

Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

52

Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .

53

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ..

54

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I ...

56

Tabel 4.7. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada THB I .

56

Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II .

63

Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

64

Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .

66

Tabel 4.11. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II ...

67

Tabel 4.12. Gambaran Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada THB II .

67

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus I ...

75

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus I ...

81

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus II ...

86

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus II ...

91

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I ...

97

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II ...

103

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III ...

107

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV ...

112

Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Awal...

115

Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I ...

116

Lampiran 11 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 117

Lampiran 12 Tes Awal 118

Lampiran 13 Tes Hasil Belajar I 121

Lampiran 14 Tes Hasil Belajar II 122

Lampiran 15 Lembar Validitas Tes Awal Validator I .

123

Lampiran 16 Lembar Validitas Tes Awal Validator II 124

Lampiran 17 Lembar Validitas Tes Awal Validator III 125

Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I Validator I 126

Lampiran 19 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I Validator II .

127

Lampiran 20 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I Validator III 128

Lampiran 21 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II Validator I 129

Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II Validator II 130

Lampiran 23 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II Validator III 131

Lampiran 24 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 132

Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Awal 136

Lampiran 26 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 137

Lampiran 27 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I . 139

Lampiran 28 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II .

141

(10)

Lampiran 30 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siklus I 148

Lampiran 31 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siklus II 150

Lampiran 32 Pedoman Skala Penilaian Proses Pembelajaran . 152

Lampiran 33 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 155

Lampiran 34 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

160

Lampiran 35 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 166

Lampiran 36 Analisis Tes Awal 168

Lampiran 37 Analisis Tes Hasil Belajar I 170

Lampiran 38 Analisis Tes Hasil Belajar II 172

Lampiran 39 Rekapitulasi Hasil Proses Pembelajaran .

174

Lampiran 40 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 175

Lampiran 41 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 177

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang pesat sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi ini pemerintah perlu meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan yang dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan kualitas ini dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan tenaga profesionalisme, tenaga pendidik, dan peningkatan mutu anak didik. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, penguasaan materi merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan guru dan siswa. Idris (dalam makalahpendidikan.blogdetik.com/ accessed 5 Februari 2013) mengungkapkan :

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.Pemerintah harus bisa membuat prioritas dalam upaya perbaikan kualitas manusia Indonesia. Kelengkapan fasilitas serta pemerataan kualitas pendidikan bagi setiap warga negara, khususnya daerah-daerah yang jauh dari pusat kota. Terakhir, perbaikan kualitas para pendidik pun harus bisa diperhatikan oleh pemerintah. Jangan sampai para guru yang mengajari para calon pemimpin bangsa ini justru merupakan orang-orang yang tidak mengerti apa yang mereka ajarkan.

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (dalam http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/03/01-masalah-pendidikan-di-indonesia-5/ accessed 5 Februari 2013) :

Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan.

(12)

2

matematika:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan; (6) memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu diikutsertakan dalam Ujian Nasional, baik di tingkat SD, SMP maupun SMA/SMK. Mata pelajaran yang diujiankan pada Ujian Nasional merupakan mata pelajaran yang dianggap sangat penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam melanjutkan pendidikan ataupun menjalani kehidupan bermasyarakat sesuai jenjang pendidikan yang dijalani.

Untuk itu matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting diajarkan kepada siswa karena matematika akan menuntun seseorang untuk berpikir logis, teliti dan penuh perhitungan yang bermanfaat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009: 253) juga mengemukakan alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: “(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

(13)

3

Rendahnya hasil belajar dan kemampuan matematika disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat, dan selalu menganggap matematika sebagai pelajaran yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika. Abdurrahman (2009: 252) mengungkapkan: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Rendahnya hasil pembelajaran matematika juga disebabkan oleh kurangnya siswa berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran akan berlangsung direct teaching, yaitu guru sebagai sumber informasi dan siswa pasif menerima, juga akan terjadi komunikasi satu arah dalam pembelajaran yang menyebabkan siswa kurang bergairah, malas dan merasa bosan dalam belajar. Kalaupun ada feed back itu biasanya hanya sebuah pertanyaan yang mudah dijawab dan tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain atau paling tidak merangsang siswa untuk bertanya. Tidak jarang pula aktivitas tanya jawab yang terjadi terkesan dipaksakan misalnya siswa baru menjawab sebuah pertanyaan apabila sudah mendapat perintah atau ditunjuk oleh gurunya.

Hal tersebut mengakibatkan aktivitas belajar siswa rendah karena mereka hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2001:170) :

Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan, guru cukup mempelajari materi dari buku. Lalu disampaikan pada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.

(14)

4

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Hal senada juga dikatakan oleh Sardiman (2011:95) bahwa, “Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”. Jadi, dalam belajar ada usaha dan aktivitas, dengan artian dalam proses pembelajaran siswa diharapkan beraktivitas guna mengkonstruk pengetahuannya.

Namun yang sering terjadi dalam proses pembelajaran guru dijadikan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa. Sehingga siswa hanya duduk diam mendengar. Bahkan komunikasi yang terjadi antar siswa masih tergolong rendah sehingga tidak menimbulkan diskusi atau perdebatan yang menarik yang dapat meningkatkan aktivitas berpikir siswa. Padahal idealnya tugas guru adalah membelajarkan si pembelajar atau membuat siswa menjadi pencari ilmu, dalam artian memanusiakan manusia.

Jadi, variasi dalam pembelajaran juga merupakan salah satu faktor lesunya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM) sehingga berakibat pada tingkat ketuntasan belajar siswa. Tingkat ketuntasan belajar siswa masih dibawah target yang diprogramkan oleh pihak sekolah. Aktivitas belajar mengajar seperti ini jelas akan menghambat tujuan pembelajaran dan jika hal ini berlangsung terus menerus maka pendidikan yang diselenggarakan dapat dikatakan gagal.

(15)

5

menjawab walaupun ada di antara mereka yang tahu menjawab pertanyaan tersebut. Tidak jarang pula aktivitas tanya jawab yang terjadi terkesan dipaksakan misalnya siswa baru menjawab sebuah pertanyaan apabila sudah mendapat perintah atau ditunjuk oleh gurunya.

Sehubungan dengan hal tersebut, melalui wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah seorang guru matematika kelas XI SMK N 8 Medan yaitu Ibu Rena Marhaeni pada tanggal 9 Februari 2013, peneliti memperoleh informasi bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI SMK N 8 Medan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan siswa kelas XI dengan KKM 65 yaitu hanya 13 dari 32 siswa (40,62%) yang mencapai KKM, sedangkan siswa yang tidak mencapai KKM berjumlah 19 siswa (59,37%) dari 32 siswa. Dalam proses pembelajaran guru sering melakukan remedial terhadap siswa yang belum mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah metode mengajar yang dijalankan dalam pembelajaran masih tradisional, dimana guru mendominasi kelas sementara siswa pasif hanya menerima bahan jadi dan kurangnya minat dan kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Sebagaimana diungkapkan Ibu Rena Marhaini, bahwa:

Pembelajaran yang kami lakukan adalah pembelajaran langsung dimana guru menjelaskan di depan kelas kemudian siswa menyimak lalu diberi tugas. Ibu Rena Marhaini juga mengatakan bahwa siswa SMK kurang berminat dalam belajar matematika karena mereka menganggap matematika tidak dipergunakan dalam mata pelajaran kejuruannya, sehingga mereka lebih mengutamakan pelajaran kejuruannya.

Kemudian mengenai materi pelajaran matematika di kelas XI, siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok barisan dan deret. Ibu Rena Marhaeni menyatakan bahwa: “Siswa banyak mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal barisan dan deret, mungkin mereka kesulitan menerapkan konsep yang diajarkan sehingga saat dilakukan tes nilai mereka rendah.”

(16)

6

barisan dan deret yaitu pemahaman siswa terhadap konsep yang masih lemah. Dan kesulitan siswa dalam penggunaan konsep yang sudah dipelajari dalam pemecahan masalah matematika dalam materi barisan dan deret. Menyadari hal tersebut diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang sejalan juga dengan peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk menumbuhkan sendiri minat belajar siswa untuk tertarik belajar. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran Quantum Teachingberfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas.

Hubungan dinamis yang tercipta berguna untuk menarik keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (DePorter dkk, 2000). Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar (DePorter dkk, 2000). Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi ilmu yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang pembelajaran, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar (DePorter dkk, 2000).

Menurut DePorter (2000) kerangka pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan) dalam model pembelajaranQuantum Teachingmencerminkan gaya mengajar progresif dan menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR memastikan bahwa mengalami pembelajaran, berlatih, mennjadikan isi pelajaran nyata bagi diri mereka dan mencapai sukses.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok

(17)

7

1.2 . Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya keaktifan siswa dalam belajar matematika

2. Anggapan siswa bahwa matematika adalah pembelajaran yang sulit 3. Pembelajaran yang digunakan selama ini masih berpusat pada guru 4. Rendahnya hasil belajar matematika siswa SMK N 8 Medan. 5. Siswa masih sulit menyelesaikan soal-soal Barisan dan Deret 1.3. Pembatasan masalah

Karena luasnya ruang lingkup permasalahan dan agar penelitian menjadi lebih efektif, jelas dan terarah, masalah dibatasi pada “Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Barisan dan Deret di kelas XI SMK 8 Medan”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi barisan dan deret di kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi barisan dan deret di kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Apa kendala dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi barisan dan deret di kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013? 4. Bagaimana mengatasi kendala dalam penerapan model pembelajaran

(18)

8

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada Barisan dan Deret di kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada Barisan dan Deret di kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Mengetahui kendala yang ada setelah diterapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi pokok Barisan dan Deret di Kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

4. Mengetahui bagaimana mengatasi kendala yang ada setelah diterapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada Barisan dan Deret di kelas XI SMK Negeri 8 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama: 1. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk dapat memperluas wawasan

pengetahuan mengenai model pembelajaran dalam membantu siswa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi siswa, melalui model pembelajaran Quantum Teaching diharapkan siswa dapat lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. 3. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam

peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau bahan rujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pelajaran matematika.

(19)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum diberikan tindakan dari hasil tes awal diperoleh rata-rata nilai siswa

sebesar 53,43 dan terdapat 10 siswa atau sebanyak (31,25%) siswa yang

mencapai daya serap ≥ 65 (tuntas). Setelah diberikan tindakan siklus I dengan model pembelajaran Quantum Teaching dengan bantuan Lembar

Aktivitas Siswa diperoleh rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai

56,83% (kategori siswa kurang aktif belajar). Karena aktivitas siswa pada

siklus I belum termasuk dalam kategori aktif maka dilakukan perbaikan pada

siklus II dengan mengarah kepada refleksi dari siklus I dengan tetap

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa dan diperoleh adanya peningkatan aktivitas

belajar siswa pada materi barisan dan deret pada siklus II yakni persentase

aktivitas siswa menjadi 74,21% (kategori aktif). Hal ini menunjukkan bahwa

rata-rata persentase aktivitas siswa minimal 70% telah terpenuhi.

2. Sebelum diberikan tindakan dari hasil tes awal diperoleh rata-rata nilai siswa

sebesar 53,43 dan terdapat 10 siswa atau sebanyak (31,25%) siswa yang

mencapai daya serap≥ 65 (tuntas). Setelah diberikan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching diperoleh

adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi barisan dan deret yakni

mencapai nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar I mencapai 72 dengan

tingkat ketuntasan belajar klasikal 65,625% dan pada siklus II, nilai rata-rata

kelas pada tes hasil belajar II mencapai 83 dengan tingkat ketuntasan belajar

(20)

71

disimpulkan bahwa ketuntasan belajar pada materi barisan dan deret telah

dipenuhi.

3. Berdasarkan analisis siklus I dan siklus II yang diperoleh yaitu pada siklus I

persentase aktivitas siswa 56,83% (kategori kurang aktif) dan meningkat

setelah dilakukan tindakan pada siklus II menjadi 74,21% dan hasil belajar

siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata kelas 72 dengan ketuntasan klasikal

65,625%, meningkat di siklus II menjadi 83 dengan ketuntasan klasikal

87,5%, peneliti menemukan kendala dalam menerapkan model pembelajaran

quantum teaching, yaitu (1) apersepsi dan motivasi yang dilakukan oleh guru

kurang bervariasi, (2) penguasaan kelas masih kurang sehingga masih ada

siswa yang bermain saat pembelajaran berlangsung, (3) bimbingan yang

dilakukan oleh guru saat diskusi masih belum optimal masih ada siswa yang

kurang berpartisipasi dalam kelompok, (4) saat melaksanakan presentasi di

depan kelas masih ada siswa yang malu-malu dan belum berani untuk

memberikan tanggapan.

4. Dari siklus I dan siklus II peneliti mengatasi kendala-kendala yang terjadi

dengan melakukan kegiatan berikut: (1) melakukan variasi saat memberikan

apersepsi dan motivasi, (2) meningkatkan penguasaan kelas sehingga siswa

lebih memperhatikan pelajaran, (3) memberikan bimbingan secara

menyeluruh sehingga semua siswa dapat berpartisipasi aktif dalam

melaksanakan diskusi, (4) memotivasi siswa agar lebih berani dalam

melakukan presentasi di depan kelas dan memberikan tanggapan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Kepada guru agar selalu perlu melakukan variasi saat memberikan apersepsi

dan motivasi, meningkatkan penguasaan kelas sehingga siswa lebih

memperhatikan pelajaran, memberikan bimbingan secara menyeluruh

(21)

72

memotivasi siswa agar lebih berani dalam melakukan presentasi di depan

kelas dan memberikan tanggapan.

2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau bertanya kepada

guru dan temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di

rumah.

5. Bagi peneliti lain, sebaiknya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada

dalam penelitian ini seperti (1) apersepsi dan motivasi yang dilakukan oleh

guru kurang bervariasi, (2) penguasaan kelas masih kurang sehingga masih

ada siswa yang bermain saat pembelajaran berlangsung, (3) bimbingan yang

dilakukan oleh guru saat diskusi masih belum optimal masih ada siswa yang

kurang berpartisipasi dalam kelompok, (4) saat melaksanakan presentasi di

depan kelas masih ada siswa yang malu-malu dan belum berani untuk

memberikan tanggapan maka diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat

(22)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Abu, Ahmadi, (2004),Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto,S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

DePorter, Reardon, dan Nourie., (2000), Quantum Teaching, Penerbit Kaifa, Bandung.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan,FMIPA Unimed, Medan

Hamalik, Oemar., (2001), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Idris (dalam makalahpendidikan.blogdetik.com) (diakses Februari 2013)

Laporan UNESCO (http://www.kopertis12.or.id/2012) ( diakses Januari 2013).

Painun, dkk., (1994), Psikologi Perkembangan, Penerbit Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Jakarta.

Priyadi, Sulistiyono, dkk., (2008), Matematika untuk SMK dan MAK Kelas XI, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sardiman A.M., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Press, Jakarta.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

(23)

74

Suryosubrota, B., (2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Syah Muhibbin., (2008), Psikologi Pendidikan, Penerbit Remaja Rosadakarya, Bandung.

The World Economic Forum Swedia, (2009) (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/03/01-masalah-pendidikan-di-indonesia-5/) (diakses Februari 2013)

(24)

ii

RIWAYAT HIDUP

Neni Fauziah Batubara dilahirkan di Medan, pada tanggal 29 Agustus

1991. Ayah bernama Drs. Syarifuddin dan Ibu bernama Nursyaidah, S.Ag, dan

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD

Negeri 064037 Medan dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 melanjutkan

sekolah ke SMP Negeri 29 Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006

penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 11 Medan dan lulus pada tahun

2009. Pada tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data implementasi keistimewaan kebijakan di sektor pertanahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam konsep negara kesatuan

Unit-unit pelayanan yang dahulu hanya bersaing dengan tujuan agar layanan yang ia lakukan dapat dikerjakan, kini dituntut untuk bekerja dengan efektif dan efisien, hanya unit

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada tidaknya dan menentukan kadar cemaran dalam air pada daerah pantai dan perikanan di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Penyelesaian atau himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan kuadrat dalam variabel x ditentukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan sketsa grafik

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

dilakukan diluar dari pada Upacara Adat Wara maka pihak Kepolisian.. tetap melakukan tindakan atas permainan Dadu Gurak

Didalam Penulisan Ilmiah ini penulis membahas bagaimana membuat suatu sistem penyewaan baju pengantin pada sebuah salon dengan memanfaatkan teknologi komputerisasi, karena pada saat