BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas pada bab dan sub bab sebelumnya, maka sesuai
dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian penulis dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jika ditinjau dari hukum pidana materil permainan Dadu Gurak telah
memenuhi unsur subjektif dan unsur objektif Pasal 303 KUHP jo. Pasal
2 Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian
dan unsur objektif Pasal 303 bis KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, maka permainan
Dadu Gurak yang disajikan dalam Ritual Adat Kaleker Diau pada
Upacara Adat Wara merupakan suatu tindak pidana Perjudian. Tetapi
jika ditinjau dari hukum pidana adat, maka permainan Dadu Gurak
yang disajikan dalam Ritual Adat Kaleker Diau pada Upacara Adat
Wara bukanlah merupakan suatu delik adat, karena walaupun
melanggar tata tertib adat namun permainana Dadu Gurak tidak
2. Sikap Kepolisian terhadap permainan Dadu Gurak ialah apabila
permainan Dadu Gurak dilakukan pada saat Upacara Adat Wara
berlangsung maka pihak Kepolisian tidak melakukan tindakan apapun
terkait Pasal 303 KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang Nomor 7 Tahun
1974 tentang Penertiban Perjudian Pasal 303 bis KUHP Jo. Pasal 2
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian
dalam Pemainan Dadu Gurak. Namun apabila permainan Dadu Gurak
dilakukan diluar dari pada Upacara Adat Wara maka pihak Kepolisian
tetap melakukan tindakan atas permainan Dadu Gurak tersebut,
penindakan tersebut dilakukan ketika dibulan Januari 2017 pada saat
adanya orang meninggal (bukan penganut Agama Hindu/Kaharingan) di
Jalan Pahlawan No.16 RT.36 dan ditempat tersebut ada Permainan
Dadu Gurak kemudian pihak Kepolisian melakukan penggerebekan
walaupun Bandar dari permainan Dadu Gurak tersebut melarikan diri.
Maka dengan demikian secara implisit, pihak Kepolisan mengakui
bahwa permainan Dadu Gurak merupakan bagian dari Upacara Adat
Wara dan tetap menindak permainan Dadu Gurak yang dilaksanakan
diluar Upacara Adat Wara.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut maka penulis menyarankan beberapa hal
1. Sebaiknya masyarakat penganut Agama Hindu/Kaharingan dalam
melaksanakan Upacara Ritual Rukun Kematian Agama
Hindu/Kaharingan terkhususnya Upacara Adat Wara di barito Selatan,
melaksanakan upacara tersebut sesuai dengan tata cara upacara yang
sebenarnya dan sesuai dengan ajaran Agama Hindu/Kaharingan. Karena
seperti yang pihami bahwa dalam Ritual Kaleker Diau permainan yang
dilakukan ialah permainan Dadu Gasing dan bukan Dadu Gurak. Seperti
yang Upacara Wara yang dilaksanakan di luar daerah Barito Selatan
tidak menyajikan Dadu Gurak dalam ritual tersebut dan tidak ada akibat
apapun yang terjadi atau yang ditanggung oleh pihak keluarga yang
melaksanakan Upacara Adat Wara tersebut;
2. Pihak Kepolisian sebaiknya tetap menerapkan Pasal 303 KUHP jo. Pasal
2 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian
dan unsur objektif Pasal 303 bis KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian didalam Permainan
Dadu Gurak demi terwudujnya kepastian hukum didalam masyarakat.
Karena sudah jelas bahwa Permainan Dadu Gurak ini adalah bukan
merupakan suatu adat dan bukan merupakan ajaran didalam Agama
Hindu/Kaharingan sebaiknya pihak Kepolisian mencoba untuk
menerapkan Pasal 303 KUHP jo. Pasal 2 Undang – Undang Nomor 7
Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dan unsur objektif Pasal 303
bis KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang
Penertiban Perjudian karena didaerah luar Barito Selatan yang
Gurak dalam Ritual Kaleker Diau melainkan menyajikan permainan
Dadu Gasing yang mana merupakan tata cara asli dalam Upacara Adat
Wara, pada kenyataanya tidak ada akibat yang terjadi yang ditanggung
oleh pihak penyelenggara upacara adat tersebut;
3. Pemerintah Daerah sebaiknya bekerja sama dengan pihak Majelis
Dewan Agama Hindu Kaharingan dan Dewan Adat Dayak serta
berperan aktif dalam hal menganalisis lebih mendalam lagi terkait
dengan Permainan Dadu Gurak yang pada dasarnya hanya merupakan
suatu kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus oleh masyarakat
penganut Agama Hindu/Kaharingan pada Ritual Kaleker Diau dalam
Upacara Adat Wara. Analisis yang dilakukan ialah apakah suatu
tindakan yang betentangan dengan aturan normatif dapat dianggap
sebagai suatu adat hanya karena permainan Dadu Gurak selalu ada dan
dilaksanakan secara terus menerus pada saat Upacara Adat Wara. Karena
pada dasarnya permainan Dadu Gurak ini telah memenuhi unsur delik
Perjudian didalam Pasal 303 KUHP Jo. Pasal 2 Undang - Undang
Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dan Pasal 303 bis
KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1974;
4. Setelah melakukan analisis terhadap Dadu Gurak tersebut sebaiknya
Pemerintah Daerah membuat Peraturan Daerah yang lebih spesifik lagi
terkait permainan yang disajikan dalam Upacara Adat Wara ialah Dadu