• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komposis Media Pembibitan Dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Okulasi Jeruk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Komposis Media Pembibitan Dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Okulasi Jeruk"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PEN GARUH KOM POSI SI M ED I A PEM BI BI TAN D AN I N TERVAL PEN YI RAM AN TERH AD AP PERTUM BUH AN BI BI T OKULASI JERUK SI AM (Cit r u s n obilis)

FERRY EZRA T. SI TEPU, SP

Fa k u lt a s Pe r t a n ia n Ju r u sa n Bu dida ya Pe r t a n ia n Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN

La t a r Be la k a n g

Buah j eruk m erupakan salah sat u j enis buah- buahan yang banyak digem ari oleh m asyarakat kit a. Buah j eruk bukan hanya dinikm at i rasanya yang segar saj a, m elainkan buah j eruk j uga sebagai pelepas dahaga dan sebagai buah pencuci m ulut . Disam ping it u buah j eruk banyak m engandung vit am in C dan vit am in A ( Pracaya, 2000) .

Tanam an j eruk siam adalah salah sat u j enis j eruk yang buahnya sangat digem ari oleh sebagian besar m asyarakat dan j enis ini banyak dibudidayakan di I ndonesia t erut am a Sum at era Ut ara ( Barus, 1992) .

Jeruk siam m erupakan anggot a j eruk keprok dan m em punyai nam a ilm iah

Cit r u s n obilis var. m ikrocarpa Hassk. Di negeri asalnya yait u Muangt hai, j eruk ini

dikenal dengan nam a som k in w an ( TPPS, 1999) .

Bibit m erupakan salah sat u fakt or pent ing yang m enent ukan berhasil at au t idak dalam m enj alankan usaha t ani j eruk ( Joesoef, 1993) . Salah sat u t ahap kegiat an sebelum bibit dipindahkan ke lapangan adalah m em buat pem bibit an di t em pat - t em pat t ert ent u yang t anahnya subur ( dalam polybag) . Hal ini bert uj uan agar diperoleh pert um buhan bibit yang sehat , kuat sert a bebas dari gangguan pat ogen( Gint ing, 1992 ) .

Media pem bibit an yang baik adalah t anah yang m em punyai sifat fisik sepert i agregat m ant ap, t ekst ur lem pung/ lem pung berliat , kapasit as penahan air baik t ot al ruang pori opt im al dan t idak t erdapat lapisan kedap air. Selain it u t anah j uga harus m em punyai sifat kim ia yang baik yait u m engandung bahan organik t inggi, t idak t erdapat unsur- unsur yang bersifat racun, m engandung unsur hara m akro dan m ikro yang cukup, m em punyai kapasit as t ukar kat ion yang t inggi dan lain sebagainya ( I naw at i, 1989 ) .

Tanam an j eruk pada um um nya m enyukai t anah yang m engandung banyak hum us. Hum us sangat dibut uhkan t anam an, sebab disam ping dapat m engat ur kadar air dalam t anah dan m enam pungnya, hum us j uga m enahan zat - zat organik lainnya yang t idak m udah ikut aliran air

( TPK, 1994) .

Air diperlukan oleh t um buhan unt uk m em enuhi kebut uhan biologisnya, ant ara lain m em enuhi t ranspirasi, proses asim ilasi unt uk pem bent ukan karbohidrat sert a unt uk m engangkut hasil- hasil fot osint esis ke seluruh j aringan t um buhan ( Hakim ,dk k, 1986) .

(2)

Pe r u m u sa n M a sa la h

Pada saat ini di dalam usaha pem bibit an j eruk yang m enj adi m asalah adalah j um lah air yang t ersedia yang dapat digunakan unt uk m em enuhi kebut uhan air t anam an j eruk. Di dalam pem bibit an air diperlukan dalam j um lah banyak dan harus t ersedia t erus m enerus. Oleh sebab it u ket ersediaan air m enj adi sangat sulit dan m engakibat kan air m enj adi sangat berharga. Unt uk m engat asi hal t ersebut dilakukan penelit ian t ent ang int erval penyiram an yang diberikan t erhadap bibit okulasi j eruk siam dengan m enggunakan kom posisi t anah yang m am pu m enyerap air lebih banyak dan m enahannya sebagai m edia pem bibit an.

Tu j u a n Pe n e lit ia n

Penelit ian ini bert uj uan unt uk:

1. Menget ahui int erval penyiram an yang paling sesuai bagi pert um buhan bibit okulasi j eruk siam .

2. Menget ahui kom posisi m edia pem bibit an yang paling sesuai bagi

pert um buhan bibit okulasi j eruk siam .

Ke gu n a a n Pe n e lit ia n

Penelit ian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan inform asi bagi pelaku usaha pem bibit an j eruk siam sehingga j um lah air yang diberikan kepada bibit j eruk lebih efisien dan efekt if.

TI N JAUAN PUSTAKA

M e dia Pe m bibit a n

Tanam an j eruk um um nya m enyukai m edia t um buh dengan keadaan t anah yang cerul, yakni t anah yang m engandung banyak hum us, sirkulasi udara bagus, m udah m em peroleh O2, kaya akan bahan organis dan perm ukaan kadar air t anahnya agak dalam ( TPK, 1994) .

Media t um buh m em pengaruhi t inggi t anam an dan diam et er bat ang yang dam paknya adalah nyat a. Dari hasil penelit ian t ernyat a t inggi t anam an dan diam et er bat ang yang dit anam dalam m edia t op soil, pasir, dan pupuk kandang lebih t inggi daripada yang dit anam dalam m edia pasir. Keadaan ini dikarenakan bahw a m edia cam puran m engandung air, unsur hara m akro dan m ikro yang labih t inggi dari m edia pasir ( Hut ahaean, 1999) .

Pengaruh m edia t um buh nyat a t erhadap berat basah baik bagian at as m aupun bagian baw ah. Hal ini diduga karena air sangat pent ing peranannya dalam proses m et abolism e dan m erupakan penyusun st rukt ur t ubuh dari t anam an it u sendiri. Gardner, dkk, ( 1991) m enyat akan bahw a air m erupakan fakt or ut am a dalam m elangsungkan m et abolism e pada t anam an.

(3)

Penggunaan hum us sebagai m edia pem bibit an sangat baik karena hum us adalah bahan organik yang t elah m engalam i dekom posisi akan berpengaruh t erhadap pert um buhan t anam an m elalui pengaruhnya t erhadap sifat fisika, kim ia dan biologi t anah. Selain it u m erupakan sum ber N, P, dan S yang diperlukan t anam an unt uk pert um buhannya ( Hakim , dk k, 1986) .

Hum us m erupakan senyaw a kom pleks agak resist en t erhadap pelapukan, berw arna coklat , am orfus bersifat koloidal dan berasal dari j aringan t um buhan at au binat ang yang t elah dim odifikasikan at au disint esiskan oleh berbagai j asad renik ( Hakim , dk k, 1986) .

Sifat hum us yang pent ing adalah kandungan karbon yang agak besar yait u sekit ar 55 – 60 % , um um nya rat a- rat a 58 % dan kandungan Nit rogennya sekit ar 3 – 6 % sert a cadangan Posfor dan Belerang yang pent ing bagi t anam an ( Sut edj o dan Kart asapoet ra, 1988) .

Pem berian hum us yang cukup m aka produksi t anam an m enj adi j auh lebih baik karena hum us ikut m enent ukan seluruh lingkungan hidup t anam an yang dapat m enghisap lebih banyak unsur, dapat bernafas lebih sem purna dan perakaran lebih bisa berkem bang ( TPK, 1983) .

H u bu n ga n Air de n ga n Ta n a m a n

Kandungan air pada t anam an bervariasi ant ara 70 - 90% , t ergant ung spesies, um ur, j aringan t ert ent u dan lingkungannya. Air dibut uhkan t anam an unt uk berm acam - m acam fungsi t anam an:

1. Sebagai pelarut dan m edium unt uk reaksi kim ia.

2. Medium unt uk t ranspor, zat t erlarut organik dan anorganik.

3. Bahan baku unt uk fot osint esis, proses hidrolisis dan reaksi- reaksi kim ia lainnya dalam t um buhan.

4. Medium yang m em berikan t urgor pada sel t anam an. Turgor m enggalakkan pem besaran sel, st rukt ur t anam an dan penem pat an daun.

5. Evaporasi air ( t ranspirasi ) unt uk m endinginkan perm ukaan t anam an ( Fit t er dan Hay, 1981 ) .

Air didalam t anah berperan bagi kelangsungan proses kim ia dan m ikrobiologi t anah. Air pent ing bagi m ekanism e pengam bilan unsur hara yait u int ersepsi akar, difusi dan aliran m assa. Air diserap t anam an m elalui akar bersam a- sam a unsur hara yang t erlarut didalam nya, kem udian diangkut ke bagian at as t anam an t erut am a daun m elalui pem buluh xylem ( I slam i dan Ut om o, 1995) .

Kozlow ski ( 1968) m enyat akan bahw a cekam an air akan m enyebabkan akar t anam an yang t erbent uk sedikit , ukurannya kecil dengan daerah penyebaran relat if sem pit . Sebagai akibat lebih lanj ut , absorbsi air dan zat hara m enurun ( Kram er, 1977) . Kej adian- kej adian t ersebut , diikut i dengan t erganggunya m et abolism e karbohidrat , prot ein dan zat pengat ur t um buh dan t ranslokasi sehingga m enyebabkan t anam an t um buh kerdil dan daun yang baru t erbent uk t idak berkem bang sem purna.

St ress air m em pengaruhi pert um buhan t anam an dengan m em odofikasi secara anat om i, m orfologi, fisiologi dan biokim ia. St ress air m engurangi pem besaran sel, akibat nya t erj adi penurunan laj u pert um buhan, pem anj angan bat ang, perluasan daun dan pem bukaan st om at a, penebalan daun dan zat kut in, peningkat an bahan kering dan rat io akar/ bat ang ( Kram er, 1983 ) .

(4)

1. Perakaran akan m enj adi lem ah, begit u pula akt ivit as j asad- j asad hidup t anah j uga akan berkurang.

2. Tanah akan m enj adi t erlalu dingin. 3. Pengolahan t anah m enj adi sulit .

4. Pert um buhan rum put - rum put liar m enj adi lebih cepat ( TPK, 1983 ) .

Sya r a t Tu m bu h

I k lim

Tanam an j eruk siam dapat t um buh pada ket inggian t em pat sam pai 1400 m et er diat as perm ukaan laut . Ket inggian t em pat t ersebut sangat m em pengaruhi kualit as sert a rasa buah ( TPPS, 1999 ) .

I klim yang sesuai unt uk penanam an j eruk siam adalah iklim t ipe B dan C berdasarkan penggolongan Sm it h dan Ferguson. I klim t ipe B m em iliki 7- 9 bulan basah dan 2- 3 bulan kering, sedang t ipe C m em iliki 5- 6 bulan basah dan 2- 4 bulan kering. I dealnya pada iklim ini curah huj an berkisar 1500 m m / t ahun, sert a penyebarannya m erat a sepanj ang t ahun ( Joesoef, 1993 ) .

Daerah penanam an j eruk siam sebaiknya m enerim a penyinaran m at ahari ant ara 50- 60 % dengan perbedaan suhu siang dan m alam lebih dari 10 % . Keadaan udara yang lem bab akan lebih banyak m enim bulkan serangan ham a t erut am a scale in sect ( kut u perisai ) dan kut u penghisap lainnya( TPPS, 1999 ) .

Ta n a h

Tanam an j eruk m enghendaki t anah yang gem bur,subur dengan keadaan air t anah yang dangkal t api t idak t ergenang. Dengan dem ikian penanam an t anam an j eruk pada lahan yang m iring akan lebih baik dibanding t anah yang dat ar. Tanah-t anah yang bersifaTanah-t porous adalah kurang baik ( Barus, 1992) .

Tanam an j eruk siam dapat t um buh pada ham pir sem ua j enis t anah asalkan t anah t ersebut subur dan gem bur. Selain it u kedalam an air t anah t idak t erlalu dalam yait u 0,5 m dim usim huj an dan 1,5 m dim usim kem arau. Pada t anah yang t ergenang t anam an ini m udah diserang penyakit akar, t et api apabila kekurangan air akan m enyebabkan t erganggunya pert um buhan ( Sarw ono, 1991 ) .

(5)

M ETOD OLOGI PEN ELI TI AN

Te m pa t da n W a k t u

Penelit ian ini dilaksanakan di Desa Bangun Rej o, Tanj ung Moraw a, Deli Serdang dengan ket inggian t em pat sekit ar 30 m et er diat as perm ukaan laut .

Penelit ian dilaksanakan pada bulan Okt ober 2002 sam pai bulan Januari 2003 ( em pat bulan ) .

Ba h a n da n Ala t

Bahan yang digunakan dalam penelit ian ini ant ara lain adalah bibit Cit r u s n obilis var. m icrocarpa Hassk, t anah t op soil j enis Podsolik Merah kuning ( PMK) ordo

ult isol dan hum us dari perladangan bam bu sebagai m edia t anam , polybag ukuran 25 x 35 cm sebagai t em pat m edia t anam , insekt isida Curacron 500 EC unt uk m em berant as ham a, fungisida Ort hocide unt uk m em berant as j am ur.

Alat yang digunakan adalah plast ik put ih t ransparan, gunt ing pangkas unt uk m em ot ong t unas liar dan t unas yang kering, m et eran unt uk m engukur t inggi bibit , j angka sorong unt uk m engukur diam et er bibit , t im bangan, handsprayer, oven unt uk m encari bobot kering , ayakan, cangkul, alat t ulis dan alat - alat lain yang m endukung penelit ian ini.

Ra n ca n ga n Pe n e lit ia n

Penelit ian ini dilakukan dengan m enggunakan Rancangan Pet ak Terpisah ( RPT) dengan 2 fakt or perlakuan yait u :

Fakt or I . Perlakuan Kom posisi Media Pem bibit an ( M) dengan 3 t araf : M0 = Top Soil : Hum us ( 1 : 0 )

M1 = Top Soil : Hum us ( 1 : 1 ) M2 = Top Soil : Hum us ( 1 : 2 )

Fakt or I I . Perlakuan I nt erval Penyiram an ( I ) dengan 4 t araf : I0 = Tiap hari dengan dosis 350 m l

I1 = Dua hari sekali dengan dosis 700 m l I2 = Tiga hari sekali dengan dosis 1050 m l I3 = Em pat hari sekali dengan dosis 1400 m l

Kom binasi Perlakuan = 12 kom binasi yait u : M0I0, M1I0, M2I0, M0I1, M1I1, M2I1, M0I2, M1I2, M2I2, M0I3, M1I3 dan M2I3.

Pe la k sa n a a n Pe r coba a n

Persiapan penelit ian yang pert am a adalah m enent ukan j um lah volum e siram yang dilakukan sebagai berikut : sam pel t anah ( hum us dan t op soil ) yang t elah diam bil dari lokasi penelit ian dikeringudarakan t erlebih dahulu. Kem udian dicari persent ase kadar air dan persent ase kapasit as lapangnya sehingga diket ahui j um lah penam bahan air ke polybag unt uk m encapai kapasit as lapang. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada t abel 1.

Tabel : 1. Persent ase kadar air, persent ase kapasit as lapang dan j um lah penam bahan air t erhadap kom posisi m edia pem bibit an .

Kom posisi m e dia pe m bibit a n % KA % KL Pe n a m ba h a n Air

Top Soil : Hum us ( 1 : 0 ) 5,82 51,65 3,82 ( l)

Top Soil : Hum us ( 1 : 1 ) 7,75 52,37 3,51 ( l)

(6)

Kem udian t anah yang t elah kering udara t ersebut dim asukkan m asing- m asing kedalam polybag berukuran 5 kg( sesuai dengan perlakuan) dan disiram sesuai hasil j um lah penam bahan air yang t elah diperoleh. Kem udian m edia t ersebut dibiarkan selam a 1, 2, 3, dan 4 hari. Jum lah air yang hilang m elalui evaporasi, yang diukur dengan m et ode penim bangan, m enj adi pendekat an volum e siram bagi m asing-m asing perlakuan koasing-m posisi asing-m edia peasing-m bibit an. Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh j um - lah air yang m enguap ( m l) yang disaj ikan dalam t abel 2.

Tabel: 2. Jum lah air yang m enguap pada berbagai kom posisi m edia pem bibit an selam a 1, 2, 3 dan 4 hari.

JUM LAH AI R YAN G M EN GUAP D ALAM KOM POSI SI M ED I A

PEM BI BI TAN 1 H ARI 2 H ARI 3 H ARI 4 H ARI

Top Soil : Hum us( 1 : 0) 420 g 850 g 1210 g 1570 g

Top Soil : Hum us( 1 : 1) 380 g 740 g 1120 g 1360 g

Top Soil : Hum us( 1 : 2) 280 g 520 g 780 g 960 g

Rat a – Rat a 360 g 703,3 g 1036 g 1296,7 g

Berdasarkan pengukuran t ersebut diat as dit ent ukan volum e air siram an yang m endekat i unt uk m asing- m asing perlakuan yait u sebagai berikut :

Selang penyiram an 1 hari ( I0) sebanyak 350 m l Selang penyiram an 2 hari ( I1) sebanyak 700 m l Selang penyiram an 3 hari ( I2) sebanyak 1050 m l Selang penyiram an 4 hari ( I3) sebanyak 1400 m l.

Naungan dibuat di seluruh pet ak ut am a berbent uk segi t iga sam a kaki, dengan t inggi segi t iga 1,5 m et er dan t inggi sudut kaki segi t iga 0,5 m et er diat as perm ukaan t anah. Naungan t erbuat dari plast ik berw arna put ih t ransparan.

Sebelum dilakukan pengisian t anah ke polybag t erlebih dahulu m edia pem bibit an t op soil dan hum us dibersihkan dari kot oran, rum put at aupun akar- akar dengan cara m engayak dengan ayakan pasir lalu dikeringudarakan sekit ar 4 hari. Pencam puran m edia pem bibit an ini dilakukan berdasarkan berat dan sesuai dengan perlakuan.

Sebelum bibit dit anam , t erlebih dahulu dibuat lubang t anam t epat di t engah polybag. Polybag bibit yang akan dipindahkan ( polybag kecil) dibuka secara hat i- hat i dengan m enyayat bagian sisi sam ping dan baw ah polybag, lalu bibit dim asukkan ke dalam lubang t anam bersam a dengan t anah yang m elekat pada bibit pindahan t ersebut kem udian dit ut up kem bali dengan sisa t anah yang ada. Set elah it u dilakukan penyiram an secukupnya.

Bibit yang t elah dit anam dipindahkan ke baw ah naungan, lalu dipelihara secara rut in yang m eliput i penyiangan, pengendalian ham a dan penyakit .

Pe n ga m a t a n da n Pe n gu m pu la n D a t a

Pengam at an param et er dilakukan sat u m inggu sekali unt uk t inggi bibit , diam et er bat ang bibit , j um lah cabang prim er, j um lah cabang sekunder, j um lah daun, bobot kering daun dan bobot kering bat ang.

H ASI L D AN PEM BAH ASAN

(7)

dilakukan pengum pulan dat a t inggi bibit , diam et er bat ang bibit , j um lah cabang prim er, j um lah cabang sekunder, j um lah daun, bobot kering daun dan bobot kering bat ang. Dat a selengkapnya unt uk param et er t ersebut disaj ikan pada t abel lam piran 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 sedangkan pengaruh int erval penyiram an dan kom posisi m edia pem bibit an dicant um kan pada t abel 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.

Tin ggi Bibit ( cm )

Hasil pengam at an unt uk t inggi bibit dicant um kan pada t abel lam piran 3 sedangkan pengaruh kom posisi m edia pem bibit an dan int erval penyiram an dilihat pada t abel 3.

Tabel 3. Pengaruh Kom posisi Media Pem bibit an dan I nt erval penyiram an Terhadap t inggi bibit ( cm ) .

I nt erval Penyiram an ( hari) Media Pem bibit an

( Top Soil: Hum us) 1 2 3 4 Rat aan

1: 0 60.71 a 76.75 b 66.71 a 65.38 a 67.39

1: 1 72.50 b 63.42 a 68.46 a 65.38 a 67.44

1: 2 67.00 a 68.13 a 67.17 a 74.08 b 69.09

Rat aan 66.74 69.43 67.44 68.28

Dari t abel 3 dapat dilihat bahw a int erval penyiram an dua hari sekali m em berikan t inggi bibit yang t ert inggi, kem udian cenderung m enurun pada penyiram an em pat , t iga dan sat u hari sekali. Hal ini disebabkan karena air yang diberikan kepada bibit okulasi j eruk siam cukup bagi pert um buhan bibit at aupun selalu t ersedia pada saat t anam an m em but uhkannya. I slam i dan Ut om o ( 1995) m enyat akan bahw a air yang t ersedia bagi t anam an m erupakan air yang t erikat ant ara kapasit as lapang dan t it ik layu perm anen dan dinyat akan sebagai air t ersedia t ot al.

Dari t abel 3 dapat j uga dilihat bahw a kom posisi m edia pem bibit an m em berikan t inggi bibit yang t ert inggi pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 2, kem udian cenderung m enurun pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 1 dan 1 : 0. Hal ini disebabkan karena kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us ( 1 : 2) m erupakan m edia yang m em punyai t ekst ur, st rukt ur dan bahan organik yang paling t inggi. Dim anam enurut Hakim , dkk, ( 1986) bahw a t ekst ur, st rukt ur dan bahan organik m erupakan fakt or- fakt or yang m em pengaruhi daya m enahan air pada kapasit as lapang dan koefisien layu sehingga m enent ukan j um lah air yang t ersedia.

D ia m e t e r Ba t a n g Bibit ( m m )

(8)

Tabel 4. Pengaruh Kom posisi Media Pem bibit an dan I nt erval Penyiram an Terhadap Diam et er Bat ang ( m m ) .

I nt erval Penyiram an ( hari) Media Pem bibit an

( Top Soil: Hum us) 1 2 3 4 Rat aan

1 : 0 7.52 8.43 8.08 7.55 7.89

1 : 1 8.06 7.46 7.53 7.60 7.66

1 : 2 7.91 7.92 7.88 8.08 7.94

Rat aan 7.83 7.93 7.83 7.74

Dari t abel 4 dapat dilihat bahw a int erval penyiram an dua hari sekali m em berikan diam et er bat ang bibit yang t erbesar, kem udian cenderung m enurun pada penyiram an, t iga, sat u dan em pat hari sekali. Sedangkan kom posisi m edia pem bibit an m em berikan diam et er bat ang bibit yang t erbesar pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 2, kem udian cenderung m enurun pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 1 dan 1 : 0. I ni m enunj ukkan bahw a pert am bahan diam et er bat ang bibit sej alan dengan pert am bahan t inggi bibit . Barus ( 1992) m enyat akan bahw a pert am bahan diam et er bat ang t unas m em punyai pola yang sam a dengan variabel respon t inggi t unas.

Ju m la h Ca ba n g Pr im e r ( Ca ba n g)

Hasil pengam at an unt uk j um lah cabang prim er dicant um kan pada t abel lam piran 5 sedangkan pengaruh kom posisi m edia pem bibit an dan int erval penyiram an dapat dilihat pada t abel 5.

Tabel 5. Pengaruh Kom posisi Media Pem bibit an dan I nt erval Penyiram an Terhadap Jum lah Cabang Prim er ( cabang) .

I nt erval Penyiram an ( hari) Media Pem bibit an

( Top Soil : Hum us) 1 2 3 4 Rat aan

1 : 0 10.33 11.83 9.42 9.75 10.33

1 : 1 12.83 11.75 12.25 12.42 12.31

1 : 2 12.42 12.25 13.58 11.83 12.52

Rat aan 11.86 11.94 11.75 11.33

Dari t abel 5 dapat dilihat bahw a int erval penyiram an dua hari sekali m em berikan j um lah cabang prim er yang t erbanyak, kem udian cenderung m enurun pada penyiram an, sat u, t iga dan em pat hari sekali. Sedangkan kom posisi m edia pem bibit an m em berikan j um lah cabang prim er yang t erbanyak pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 2, kem udian cenderung m enurun pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 1 dan 1 : 0. I ni m enunj ukkan bahw a pert am bahan j um lah cabang prim er sej alan dengan pert am bahan t inggi bibit dan diam et er bat ang bibit .

Ju m la h Ca ba n g Se k u n de r ( Ca ba n g)

(9)

Tabel 6. Pengaruh Kom posisi Media Pem bibit an dan I nt erval Penyiram an Terhadap Jum lah Cabang Sekunder ( cabang) .

I nt erval Penyiram an ( Hari) Media Pem bibit an

( Top Soil : Hum us) 1 2 3 4 Rat aan

1 : 0 0.58 0.75 1.25 0.17 0.69

1 : 1 0.50 0.83 0.67 0.67 0.67

1 : 2 1.67 0.75 2.08 1.33 1.46

Rat aan 0.92 0.78 1.33 0.72

Dari t abel 6 dapat dilihat bahw a int erval penyiram an t iga hari sekali m em berikan j um lah cabang sekunder yang t erbanyak, kem udian cenderung m enurun pada penyiram an, sat u, dua em pat hari sekali. Sedangkan kom posisi m edia pem bibit an m em berikan j um lah cabang prim er yang t erbanyak pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 2, kem udian cenderung m enurun pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 0 dan 1 : 1. I ni m enunj ukkan bahw a pert am bahan j um lah cabang prim er sej alan dengan pert am bahan j um lah cabang prim er, karena cabang sekunder keluar dari cabang prim er.

Ju m la h D a u n ( h e la i)

Hasil pengam at an unt uk j um lah daun dicant um kan pada t abel lam piran 7 sedangkan pengaruh kom posisi m edia pem bibit an dan int erval penyiram an dilihat pada t abel 7.

Tabel 7. Pengaruh Kom posisi Media Pem bibit an dan I nt erval Penyiram an Terhadap Jum lah Daun ( helai) .

I nt erval Penyiram an ( Hari) Media Pem bibit an

( Top Soil : Hum us) 1 2 3 4 Rat aan

1 : 0 125.67 127.33 120.08 125.75 124.71

1 : 1 125.92 123.25 128.50 124.50 125.54

1 : 2 124.92 126.83 127.25 125.25 126.06

Rat aan 125.50 125.81 125.28 125.17

Dari t abel 7 dapat dilihat bahw a int erval penyiram an dua hari sekali m em berikan j um lah daun yang t erbanyak, kem udian cenderung m enurun pada penyiram an sat u, t iga dan em pat hari sekali. Sedangkan kom posisi m edia pem bibit an m em berikan j um lah daun yang t erbanyak pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 2, kem udian cenderung m enurun pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 1 dan 1 : 0. I ni m enunj ukkan bahw a pert am bahan j um lah daun sej alan dengan pert am bahan j um lah cabang prim er dan j um lah cabang sekunder karena daun t erbent uk dari cabang.

Bobot Ke r in g D a u n ( g)

(10)

Tabel 8. Pengaruh Kom posisi Media Pem bibit an dan I nt ervalPenyiram an Terhadap Bobot Kering Daun ( g) .

I nt erval Penyiram an ( Hari) Media Pem bibit an

( Top Soil : Hum us) 1 2 3 4 Rat aan

1 : 0 8.62 11.88 12.52 10.60 10.91

1 : 1 13.73 10.81 12.53 11.61 12.17

1 : 2 13.64 10.51 15.19 14.44 13.45

Rat aan 12.00 11.07 13.41 12.21

Dari t abel 8 dapat dilihat bahw a int erval penyiram an dua hari sekali m em berikan bobot kering daun yang t erberat , kem udian cenderung m enurun pada penyiram an sat u, t iga dan em pat hari sekali. Sedangkan kom posisi m edia pem bibit an m em berikan bobot kering daun yang t erberat pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 2, kem udian cenderung m enurun pada kom posisi m edia pem bibit an t op soil : hum us 1 : 1 dan 1 : 0. I ni m enunj ukkan bahw a bobot kering daun sej alan dengan pert am bahan j um lah daun yang berart i sem akin banyak j um lah daun m aka bobot kering daun bert am bah.

Bobot Ke r in g Ba t a n g ( g)

Hasil pengam at an unt uk bobot kering bat ang dicant um kan pada t abel lam piran 9 sedangkan pengaruh kom posisi m edia pem bibit an dan int erval penyiram an dapat dilihat pada t abel 9.

Tabel 9. Pengaruh Kom posisi Media Pem bibit an dan I nt erval Penyiram an Terhadap Bobot Kering Bat ang ( g) .

I nt erval Penyiram an ( Hari) Media Pem bibit an

( Top Soil : Hum us) 1 2 3 4 Rat aan

1 : 0 5.78 9.29 9.72 7.82 8.15

1 : 1 9.19 6.21 9.12 8.89 8.35

1 : 2 8.83 6.73 9.64 11.02 9.06

Rat aan 7.93 7.41 9.50 9.24

(11)

KESI M PULAN D AN SARAN

Ke sim pu la n

Dari hasil penelit ian yang dilakukan m aka dapat dit arik kesim pulan yait u: 1. Kom posisi m edia pem bibit an yang paling baik dalam pem bibit an bibit okulasi j eruk

siam adalah t op soil : hum us 1 : 2.

2. I nt erval penyiram an yang paling baik dalam pem bibit an bibit okulasi j eruk siam adalah dua hari sekali.

Sa r a n

Jika penelit ian ingin diulang, m aka sebaiknya w akt u yang digunakan lebih lam a agar hasil dari pengaruh perlakuan dapat dilihat .

D AFTAR PUSTAKA

Barus, A. 1992, Pengaruh Tinggi Penem pelan Dan Diam et er Bat ang Baw ah Terhadap Pert um buhan Bibit Tanam an Jeruk. Lem baga Penelit ian USU, Medan.

Buckm an. H.O dan Brady.N.C. 1982. I lm u Tanah. Bhrat ara Karya, Jakart a.

Fit t er dan Hay. 1981. Fisiologi Lingkungan Tanam an. Universit as Gaj ah Mada Press, Yogyakart a.

Gardner, F.P. R.B. Pearce dan R.L. Mit chell. 1991. Fisiologi Tanam an Budidaya. Terj em ahan H. Susilo dan subiant o. Universit as I ndonesia Press, Jakart a.

Gint ing, J. 1992. Mem pelaj ari Perkem bangan Akar Dan Pert um buhan Bibit Jeruk Akibat Perbedaan Bobot I si Media Tanah Dan Sum ber Pupuk Kalium . Lem baga Penelit ian USU, Medan.

Hakim , N, M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.H. Diha, G.D. Hong dan H.H. Bayley. 1986. Dasar I lm u Tanah. Universit as Lam pung Press, Lam pung.

Hansen, V.E, O.W. I sraelson, G.E. St ringham . 1992. Dasar- Dasar Dan Prakt ek I rigasi, Edisi Keem pat . Erlangga, Jakart a.

Harj adi, S.S. 1979. Pengant ar Agronom i. Fakult as Pert anian, I PB.

Hut ahayan, G.M., 1999. Pengaruh ZPT GA3 Dan Perbedaan Media Tum buh Terhadap Perkecam bahan Benih Kopi Robust a (Coffea can efor a. Pierra ex. Froehner) .

Fakult as Pert anian Universit as Sum at era Ut ara. Medan. Skripsi Hal 53 –54 ( Tidak dipublikasikan) .

I naw at i, K. 1989. Pengelolaan Pem bibit an Jeruk Dengan Cara Minigraft ing di PT. Hart im art Ut am a Baw en, Jaw a Tengah. Laporan KKN, Jurusan Budidaya Pert anian, I PB, Bogor.

I slam i,T dan W.H. Ut om o. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanam an. I KI P Sem arang Press, Sem arang.

(12)

Kozlow ski, T.T. 1968. Wat er Deficit and Plant Grow t h. Academ ic Press, New York.

Kram er, P.J. 1977. Plant and Soil Wat er Relat ionship. TMH ed. Mc.Graw Hill Pub. Co. London.

. 1983. Wat er Relat ionship of Plant s. Academ ic Press, Sant a Clara, Calif.

Pracaya. 2000. Jeruk Manis : Variet as, Budidaya dan Pascapanen. Sw adaya, Jakart a.

Rism unandar. 1983. Mem budidayakan Tanam an Buah- Buahan. Sinar Baru, Bandung.

Salisbury, F.B dan C.W.Ross. 1995. Fisiologi Tum buhan Jilid 3. Terj em ahan dari Plant Physiologi Oleh D.R. Lukm an dan Sum aryono. I TB, Bandung.

Sarw ono, B. 1991. Jeruk dan Kerabat nya. Penebar Sw adaya, Jakart a.

Sut edj o, M.M dan A.G. Kart asapoet ra. 1988. Pengant ar I lm u Tanah, Terbent uknya Tanah dan Tanah Pert anian. Bina Aksara, Jakart a.

TPK. 1983. Dasar- Dasar Bercocok Tanam . Kanisius, Yogyakart a.

. 1994. Budidaya Tanam an Jeruk. Kanisius, Yogyakart a.

TPPS. 1999. Peluang Usaha dan Pem budidayaan Jeruk Siam . Penebar Sw adaya, Jakart a.

Lam piran 1. Dat a Pengam at an Tinggi Bibit 12 MST

Blok Perlakuan

I I I II I

Tot al

Rat aan

M0I0 68.63 57.38 56.13 182.13 60.71

M0I1 78.75 69.88 81.63 230.25 76.75

M0I2 71.25 69.88 59.00 200.13 66.71

M0I3 66.50 67.75 61.88 196.13 65.38

M1I0 69.13 72.25 76.13 217.50 72.50

M1I1 55.63 66.88 67.75 190.25 63.42

M1I2 68.13 69.25 68.00 205.38 68.46

M1I3 66.75 68.13 61.25 196.13 65.38

M2I0 59.50 66.00 75.50 201.00 67.00

M2I1 63.13 74.25 67.00 204.38 68.13

M2I2 60.88 68.88 71.75 201.50 67.17

M2I3 61.63 82.13 78.50 222.25 74.08

TOTAL 789.88 832.63 824.50 2447.00

(13)

Lam piran 2. Dat a Pengam at an Diam et er Bat ang 12 MST

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I I I I I I

M0I0 7.73 7.05 7.78 22.55 7.52

M0I1 8.13 7.73 9.43 25.28 8.43

M0I2 8.30 8.79 7.14 24.23 8.08

M0I3 7.70 7.90 7.06 22.66 7.55

M1I0 7.20 8.19 8.80 24.19 8.06

M1I1 6.36 7.78 8.24 22.38 7.46

M1I2 7.10 7.05 8.44 22.59 7.53

M1I3 7.33 8.40 7.06 22.79 7.60

M2I0 7.63 8.28 7.84 23.74 7.91

M2I1 7.85 8.28 7.63 23.75 7.92

M2I2 7.65 8.00 7.98 23.63 7.88

M2I3 7.90 8.23 8.10 24.23 8.08

TOTAL 90.86 95.65 95.48 281.99

RATAAN 7.57 7.97 7.96 7.83

Lam piran 3. Dat a Pengam at an Jum lah Cabang Prim er 12 MST

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I I I I I I

M0I0 10.00 10.25 10.75 31.00 10.33

M0I1 13.25 10.00 12.25 35.50 11.83

M0I2 11.50 8.00 8.75 28.25 9.42

M0I3 10.00 7.75 11.50 29.25 9.75

M1I0 11.75 11.75 15.00 38.50 12.83

M1I1 9.25 14.00 12.00 35.25 11.75

M1I2 9.50 12.50 14.75 36.75 12.25

M1I3 11.75 13.50 12.00 37.25 12.42

M2I0 12.50 12.50 12.25 37.25 12.42

M2I1 12.00 12.75 12.00 36.75 12.25

M2I2 11.25 16.00 13.50 40.75 13.58

M2I3 11.25 14.00 10.25 35.50 11.83

TOTAL 134.00 143.00 145.00 422.00

(14)

Lam piran 4. Dat a Pengam at an Cabang Sekunder 12 MST

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I I I I I I

M0I0 1.25 0.00 0.50 1.75 0.58

M0I1 1.75 0.50 0.00 2.25 0.75

M0I2 1.00 2.25 0.50 3.75 1.25

M0I3 0.25 0.00 0.25 0.50 0.17

M1I0 0.25 1.00 0.25 1.50 0.50

M1I1 0.25 1.50 0.75 2.50 0.83

M1I2 1.00 0.25 0.75 2.00 0.67

M1I3 1.00 0.75 0.25 2.00 0.67

M2I0 3.50 1.00 0.50 5.00 1.67

M2I1 1.25 0.75 0.25 2.25 0.75

M2I2 3.50 1.75 1.00 6.25 2.08

M2I3 1.75 1.00 1.25 4.00 1.33

TOTAL 16.75 10.75 6.25 33.75

RATAAN 1.40 0.90 0.52 0.94

Lam piran 5. Dat a Pengam at an Jum lah Daun 12 MST

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I I I I I I

M0I0 114.25 130.25 132.50 377.00 125.67

M0I1 112.25 130.25 139.50 382.00 127.33

M0I2 114.00 128.00 118.25 360.25 120.08

M0I3 138.00 128.00 111.25 377.25 125.75

M1I0 121.00 131.75 125.00 377.75 125.92

M1I1 111.50 136.25 122.00 369.75 123.25

M1I2 121.25 140.00 124.25 385.50 128.50

M1I3 126.75 134.75 112.00 373.50 124.50

M2I0 112.75 119.00 143.00 374.75 124.92

M2I1 114.00 134.50 132.00 380.50 126.83

M2I2 122.75 137.00 122.00 381.75 127.25

M2I3 130.75 134.75 110.25 375.75 125.25

TOTAL 1439.25 1584.50 1492.00 4515.75

(15)

Lam piran 6. Dat a Pengam at an Bobot Kering Daun 12 MST

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I I I I I I

M0I0 12.02 6.75 7.10 25.87 8.62

M0I1 12.85 12.08 10.72 35.65 11.88

M0I2 13.40 15.00 9.15 37.55 12.52

M0I3 12.20 13.24 6.35 31.79 10.60

M1I0 16.07 8.07 17.05 41.19 13.73

M1I1 10.40 14.00 8.04 32.44 10.81

M1I2 13.82 13.74 10.02 37.58 12.53

M1I3 11.70 13.57 9.55 34.82 11.61

M2I0 15.82 13.20 11.90 40.92 13.64

M2I1 8.01 11.03 12.49 31.53 10.51

M2I2 10.91 16.20 18.47 45.58 15.19

M2I3 12.44 14.95 15.92 43.31 14.44

TOTAL 149.64 151.83 136.76 438.23

RATAAN 12.47 12.65 11.40 12.17

Lam piran 7. Dat a Pengam at an Bobot Kering Bat ang 12 MST

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I I I I I I

M0I0 4.55 4.45 8.33 17.33 5.78

M0I1 11.66 7.93 8.28 27.87 9.29

M0I2 4.89 14.71 9.57 29.17 9.72

M0I3 6.49 8.73 8.25 23.47 7.82

M1I0 11.28 5.36 10.94 27.58 9.19

M1I1 7.60 5.94 5.08 18.62 6.21

M1I2 8.13 8.71 10.53 27.37 9.12

M1I3 10.93 9.22 6.52 26.67 8.89

M2I0 9.91 9.03 7.56 26.50 8.83

M2I1 7.12 4.97 8.10 20.19 6.73

M2I2 10.75 6.76 11.41 28.92 9.64

M2I3 8.64 11.98 12.43 33.05 11.02

TOTAL 101.95 97.79 107.00 306.74

RATAAN 8.50 8.15 8.92 8.52

Gambar

Tabel 3. Pengaruh Komposisi Media Pembibitan dan Interval penyiraman Terhadap tinggi bibit (cm)
Tabel 4. Pengaruh Komposisi Media Pembibitan dan Interval Penyiraman Terhadap Diameter Batang (mm)
Tabel 6. Pengaruh Komposisi Media Pembibitan dan Interval Penyiraman Terhadap Jumlah Cabang Sekunder (cabang)
Tabel 9. Pengaruh Komposisi Media Pembibitan dan Interval Penyiraman Terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang Sistem Informasi Transportasi Umum di Kota Surakarta Menggunakan

Atas selesainya penyusunan KTSP Madrasah Aliyah Al-Azhar Ambat Tlanakan Pamekasan Tahun Pelajaran 2014/2015 ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

srnFi snjrn

Bukti Pembelian - Penjualan Tunai... Nota Penjualan –

The worksheet then assigned (implementation) limitedly to Biology students to obtain performance assessment and legibility response.Result of the study was

1) Memperoleh masukan perkembangan pelaksanaan praktek pendidikan sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan pembelajaran dapat disesuaikan. 2) Memperoleh masukan

(memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam

[r]