• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengadaan koleksi di perpustakaan institut sains dan teknologi t.d. Pardede (ISTP) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengadaan koleksi di perpustakaan institut sains dan teknologi t.d. Pardede (ISTP) Medan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PENGADAAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI T.D. PARDEDE (ISTP) MEDAN

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) dalam bidang Perpustakaan dan

Informasi

DISUSUN OLEH:

VIVI OKTAFIYANTI SIAHAAN 102201015

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Ruang Lingkup ... 2

1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 4

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 4

2.1.2 Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.1.3 Tugas dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.1.4 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.1.5 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi... 10

2.2 Pengadaan Bahan Pustaka... 11

2.2.1 Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka... 11

2.3 Koleksi Perpustakaan ... 12

2.3.1 Pengertian Koleksi... 12

2.3.2 Fungsi Koleksi ... 12

2.3.3 Bentuk-bentuk Koleksi... 13

2.4 Kebijakan Pengembangan Koleksi ... 16

2.5 Seleksi Bahan Pustaka... 19

2.5.1 Prinsip Seleksi Bahan Pustaka ... 20

2.5.2 Pihak-Pihak Pemilihan Bahan Pustaka ... 21

2.5.3 Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka ... 22

2.6 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka... 23

2.6.1 Pembelian... 24

2.6.2 Sumbangan atau Hadiah... 26

2.6.3 Tukar – Menukar... 27

(3)

2.7 Inventarisasi ... 29

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Singkat Institut Sains dan Teknologi TD. Pardede ... 33

3.1.1 Tujuan Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi TD. Pardede 34 3.1.2. Tugas Dan Fungsi Perpustakaan Institusi Sains dan Teknologi TD. Pardede ... 35

3.1.3 Visi dan Misi Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi TD. PPardede... 36

3.1.4 Anggaran ... 36

3.1.5 Peraturan Perpustakaan ... 36

3.1.6 Koleksi Perpustakaan ... 37

3.2 Pemilihan Bahan Pustaka ... 38

3.2.1 Pihak yang Melakukan Seleksi Bahan Pustaka... 39

3.2.2 Alat Bantu Seleksi... 40

3.3 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka... 40

3.3.1 Pembelian... 40

3.3.2 Hadiah atau Sumbangan... 41

3.3.3 Terbitan Sendiri... 42

3.4 Inventarisasi Bahan Pustaka... 42

3.5 Hasil Pembahasan ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 45

4.2 Saran ... 46

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan terhadap perpustakaan kini semakin meningkat. Hal ini diimbangi pula dengan adanya minat pemerintahan yang semakin besar untuk mengembangkan perpustakaan, oleh karena itu perpustakaan yang bekerja dibidang pengadaan bahan koleksi harus senantiasa cermat dalam memilih koleksi bahan pustaka baik tercetak maupun non cetak.

Pengadaan bahan pustaka merupakaan salah satu kegiatan kerja pelayanan teknis yang dilakukan oleh perpustakaan untuk meyediakan informasi kepada pengguna demi tercapainya tujuan perpustakaan, yaitu mendukung, mempelancar dan meningkatkan kualitas pendidikan perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi digunakan sebagai sarana penunjang melaksanakan tugas pendidikan/pengajaran agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar yang dinamis. Perpustakaan perguruan tinggi haruslah merupakan pusat informasi yang menyuguhkan berbagai jenis bahan pustaka, dengan koleksi yang memadai, perpustakaan perguruan tinggi dapat berfungsi sebagai sarana belajar, sebagai sumber informasi, sebagai sumber rekreasi, dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

(5)

perpustakaan. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan diatas maka penulis berminat menulis kertas karya dengan judul “Pengadaan Koleksi Di Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi T.D Pardede (ISTP)”.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui prosedur pengadaan bahan pustaka pada

Perpustakaan ISTP.

2. Untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan perpustakaan dalam pengadaan bahan pustaka.

3. Mengetahui kendala apa saja yang dialami oleh pustakawan perpustakaan ISTP dalam Kegiatan Pengadaan

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam penulisan kertas karya ini yaitu membahas tentang mekanisme dan prosedur pengadaan bahan pustaka pada Perpustakaan ISTP. Pembahasannya mencakup tentang jenis bahan pustaka, kebijakan pengadaan bahan pustaka, seleksi bahan pustaka, sistem pengadaan bahan pustaka dan inventarisasi bahan pustaka dan Kendalanya.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data sebagai bahan analisis dalam penulisan kertas karya ini penulis mengadakan metode sebagai berikut

1. Studi pustaka, yaitu sebelum penulis melakukan penelitian di lapangan terlebih dahulu penulis membaca buku-buku, atau bahan pustaka lainya yang relevan dengan masalah yang di bahas.

(6)
(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada pada lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi atau sekolah tinggi lainnya yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk melaksanakan tugasnya itu, perpustakaan perguruan tinggi memilih, mengolah, mengoleksi, merawat, dan melayankan koleksi yang dimilikinya kepada para warga lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

Proses pendidikan diperguruan tinggi tidak terlepas dari kegiatan penelitian dan penegmbangan, inovasi, serta rekayasa ilmu pengetahuan. Sehingga perpustakaan perguruan tinggi sering dikatakan “jantungnya” Universitas. Khusus perpustakaan perguruan tinggi ini berkembang istilah lain yaitu, college library, kurang lebih disertakan dengan perpustakaan akademi.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:5), "Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, dan perpustakaan sekolah tinggi".

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), "Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya".

(8)

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa perpustakaan peguruan tinggi merupakan suatu unit kerja yang mempunyai tugas menyediakan informasi dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.2 Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut pendapat Sutarno (2006:68), Peran perpustakaan perguruan tinggi adalah bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan di dalam perpustakaan. Oleh karena itu

peran yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya misi dan tujuan perpustakaan tersebut. Peran yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain:

1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, peneletian preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.

2. Perpustakaan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan membangun komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggaraperpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasan membaca dan budaya baca melalui penyedian berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

(9)

6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia.

7. Perpustakan beperan sabagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyaakat dan pengunjung perpustakaan.

8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya

perpustakaan bagi orang banyak.

9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan perpustakaan agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya.

10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakan.

Selain pendapat Sutarno pendapat lain meyebutkan bahwa secara umum peran perpustakaan perguruan tinggi adalah menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan, menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta mengembangkan komunikasi antara pemakai dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, berbagi pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.

2.1.3 Tugas dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun masyarakat luar kampus.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah:

(10)

2. Mengolah dan merawat bahan pustaka. 3. Memberi layanan.

4. Melaksanakan administrasi perpajakan.

Menurut Yuven 2010, bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut:

1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran

2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tugas dalam rangka studi

3. Mengikuti pekembangan mengenai progrram-progam penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti.

4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti tebitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.

5. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan.

(11)

2.1.4 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat bahan pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas akademika maupun pengguna diluar perguruan tinggi. Perpustakaan juga dapat befungsi sebagai pusat belajar mengajar maupun pusat penelitian bagi mahasiswa dan dosen

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), fungsi perpustakaan peguruan tinggi yaitu:

1. Fungsi edukasi Pepustakaan merupakan sumber belajar bagi civitas akademika, oleh karena itu koleksi koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Pusat riset Perpustakaan mempersiapkan bahan bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir seebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perpustakaan ini adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat dipublikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungsi rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna membangun dan mengembangkan kreatifitas serta minat pengguna perpustakaan.

(12)

6. Fungsi deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi.

7. Fungsi interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambahan terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam mencari informasi.

Menurut Yuven (2010), fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut:

a) Studying Center, artinya bahwa perpustakaan merupakan pusat belajar maksudnya dapat dipakai untuk menunjang belajar (mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan dalam jenjang pendidikan).

b)Learning Center, artinya berfungsi sebagai pusat pembelajaran (tidak hanya belajar) maksudnya bahwa keberadaan perpustakaan di fungsikan sebagai tempat untuk mendukung proses belajar dan mengajar.

c) Research Center, hal ini dimaksudkan bahwa perpustakaan dapat dipergunakan sebagai pusat informasi untuk mendapatkan bahan atau data

atau nformasi untuk menunjang dalam melakukan penelitian.

d)Information Resources Center, maksudnya bahwa melalui perpustakaan segala macam dan jenis informasi dapat diperoleh karena fungsinya sebagai pusat sumber informasi.

e)Preservation of Knowledge center, bahwa fungsi perpustakaan juga sebagai pusat pelestari ilmu pengetahuan sebagai hasil karya dan tulisan bangsa yang disimpan baik sebagai koleksi deposit, local content atau grey literatur

f) Dissemination of Information Center, bahwa fungsi perpustakaan tidak hanya mengumpulkan, pengolah, melayankan atau melestarikan namun juga berfungsi dalam menyebarluaskan atau mempromosikan informasi. g)Dissemination of Knowledge Center, bahwa disamping

(13)

Berdasarkan standardisasi sebagai lembaga, fungsi perpustakaan adalah:

1) Lembaga pengelola sumber-sumber informasi 2) Lembaga pelayanan dan pendayagunaan informasi 3) Wahana rekreasi berbasis ilmu pengetahuan

4) Lembaga pendukung pendidikan (pencerdas bangsa) 5) Lembaga pelestari hasanah budaya bangsa.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun masyarakat luar kampus.

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Mengembangkan koleksi

2. Mengolah dan merawat bahan perpustakaan 3. Memberi layanan

4. Melaksanakan administrasi perpustakaan

Menurut Yuven (2010), tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut:

1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran

2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studi

3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti.

(14)

5. Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan.

Menurut Sjahrial Pamuntjak (2000:5), tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk melayani keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai pada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan.

2.2 Pengadaan Bahan Pustaka

2.2.1 Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi berakhir di pengadaan bahan pustaka.

Di perpustakaan perguruan tinggi pengadaan bahan pustaka merupakaan bagian pelayanan teknis. Hal ini disebabkan karena tugas utama dari perpustakaan adalah menyajikan dan meyebarluaskan informasi kepada seluruh sivitas akademik di perguruan tinggi. Untuk melakukan tugas tersebut maka perpustakaan hendaklah didukung oleh bahan pustaka yang tepat, lengkap dan selalu up to date sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Menurut Sutarno, (2006:174), "Pengadaan atau akusisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi".

Menurut Sumantri, (2002:29), "Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual".

(15)

Pengadaan bahan pustaka yang ada di perpustakaan perguruan tinggi harus sesuai dengan kebutuhan setiap program studi yang ada di perguruan tinggi tempat perpustakaan itu berada, sehingga koleksi tersebut dapat dipergunakan untuk membantu pengguna dalam proses belajar mengajar. Suatu Perpustakaan perguruan tinggi akan dapat memenuhi fungsinya dengan baik bila jenis dan mutu bahan yang disediakan baik pula.

2.3 Koleksi Perpustakaan

Pada prinsipnya pengadaan bahan pustaka di setiap perpustakaan merupakan salah satu bagian dari pekerjaan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan koleksi-koleksi yang menghimpun informasi dalam segala macam bentuk, seperti buku, majalah, brosur, tukar menukar maupun pembelian.

Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program studi dari perguruan tinggi tersebut. demi terwujudnya pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi, Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi dimana perpustakaan berada.

Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi-koleksinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan ilmiah lainya, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademi masyarakat perguruan tinggi tersebut.

2.3.1 Pengertian Koleksi

(16)

Darmono (2001: 60) "Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visual, peta)".

2.3.2 Fungsi Koleksi

Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 30) bahwa fungsi koleksi adalah:

1. Fungsi pendidikan Untuk Menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.

2. Fungsi penelitian untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

3. Fungsi referensi melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusur informasi.

4. Fungsi umum perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya, fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan terencana.

2.3.3 Bentuk-Bentuk Koleksi

(17)

A. Karya Cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:

1. Buku

Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku.

Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009), ciri-ciri buku adalah sebagai berikut:

a) Isinya membahas satu permasalahan pokok, kalaupun terdiri dari beberapa makalah (misalnya dalam prosiding seminar) maka semua makalah berhubungan dengan tema pokok dari seminar tersebut

b) Berjilid

c) Mempunyai halaman judul d) Terdapat daftar isi

e) Teks yang dibagi dalam bab-bab

f) Terdapat lembar pendahuluan dan/atau kata pengantar

g) Terbit dalam satu jilid atau beberapa volume dengan bentuk jilid sama h) Umumnya memiliki ISBN (International Standard Book Number). 2. Terbitan berseri

Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu (2009), contoh-contoh terbitan berseri

adalah:

a) Majalah, magazin, buletin, warta, journal, newsletter, warkat warta, laporan tahunan, bulanan, mingguan

b) Buku tahunan, yearbook c) Serial

d) Seri monograf, monograf berseri

(18)

a) Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan b) Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume, c) Umumnya berjangka waktu terbit (frekuensi) tertentu

d) Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal e) Terdapat halaman editor/redaksi

f) Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat. B. Karya Noncetak

Menurut Siregar (1999), karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak hanya dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Rekaman suara Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.

b. Gambar hidup dan rekaman video Gambar hidup dan rekaman suara terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.

c. Bahan Grafika Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparansi, dan filmstrip.

C. Bentuk Mikro

(19)

dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

1. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.

2. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.

3. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis.

D. Karya Dalam Bentuk Elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang yang merupakan koleksi perpustakaan dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 38) yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.

2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain..

(20)

4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.

5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya.

6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.

7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya.

8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).

2.4 Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kebijakan pengembangan koleksi ini sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang memuaskan, dan mampu memenuhi keperluan pemakai secara efektif dan efisien. Maka dari itu kebijakan pengembangan koleksi sebaiknya dirumuskan secara tertulis. Karena dengan adanya kebijakan ini, pada saat melakukan kegiatan pengadaan bahan pustaka akan memudahkan pustakawan untuk memilih keriteria bahan pustaka sebagai koleksi perpustakaan yang mutakhir dan mampu memenuhi semua kebutuhan pemakai.

Menurut Massofa (2008), bahwa kebijakan pengembangan koleksi berfungsi sebagai:

1. Pedoman bagi para selektor untuk bekerja lebih terarah.

2. Sarana komunikasi untuk memberitahu pada para pemakai, administrator, dewan pembina dan pihak lain, apa cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana untuk pengembangan selanjutnya.

3. Sarana perencanaan untuk membantu dalam proses alokasi dana.

(21)

1. Setiap langkah kebijakan manajemen adalah untuk menjalankan strategi organisasi yang efektif dan efesien. Kebijakan tersebut harus jelas, tegas, aplikatif, dan praktis.

2. Kebijakan perpustakaan meliputi hal-hal pokok yaitu untuk menghimpun informasi, memelihara dan melestarikan semua sumber informasi; mengemas memberdayakan dan melayankan informasi, memanfaatkan seluruh aset perpustakaan, dan memberikan kesenangan dan kepuasan pemakai karena keinginannya terpenuhi dengan cepat , tepat, murah dan sederhana.

3. Kebijakan diharapkan dapat memacu dan memicu proses pembinaan dan pengembangan perpustakaan dan mampu berkompetisi dengan pusat informasi lain yang dikelola secara profesional dan lebih bernuansa infotainment.

4. Perpustakaan berusaha menjalin kerjasama dan jaringan informasi yang baik dan saling menguntungkan dengan mitra kerja , baik dengan perpustakaan lain maupun lembaga-lembaga yang mempunyai kedekatan visi dan misinya.

5. Perpustakaan terus berusaha untuk menciptakan K 5 (kebersihan, keamanan, ketenangan, kenyamanan, kesenangan). Tujuannya pengunjung betah dan kerasan berlama-lama di perpuustakaan untuk membaca dan belajar atau untuk sekeda mencari hiburan.

6. Perpustakaan berusaha melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi serta terus-menerus gar keberadaannya dikenal, dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.

7. Pepustakaan hendaknya berusaha menciptakan kesan yang baik, ules, ramah, bersifat informatif, membimbing, dan dekat dengan masyarakat. 8. Perpustakaan berusaha mengembangkan berbagai kegiatan yang melibatkan

(22)

9. Dampaknya perpustakaan menjadi ramai pengunjung dan pemakai.Pada gilirannya lebih mampu melakukan proses transksi dan transformasi ilmu pengetahuan pada pemakainya.

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:44), yang perlu di pertimbangkan dalam kebijakan pengembangan koleksi antara lain:

1. Program Lembaga

2. Model Pembelajaran yang dijalankan 3. Kebutuhan Pengguna

4. Jenis Koleksi

5. Kriteria Bahan Perpustakaan 6. Jumlah Eksemplar

7. Bahasa

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kebijakan pengadaan tergantung pada beberapa hal antara lain: efektif dan efesien, model pembelajaran, profesionalisme, anggaran, tujuan dan prioritas dari organisasi, jenis pemakai dan kebutuhannya, hubungan dengan perpustakaan lain atau dokumentasi lain, kekhususan, staf perpustakaan, dan bahasa maka pengadaan bahan pustaka akan dapat disesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya.

2.5 Seleksi Bahan Pustaka

Seleksi bahan pustaka adalah proses mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan. Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan karena berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan. Suatu perpustakaan tidak akan ada artinya bila koleksi yang tersedia tidak tersedia sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Semua bahan pustaka hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pemakai perpustakaan dalam suatu skala prioritas yang telah ditetapkan dan mencakup persyaratan antara lain:

1. Isi buku

(23)

3. Ciri fisik buku

4. Otoritas pengarang/ penerbit

Kegiatan seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan mengumpulkan semua sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses penyeleksian, pedoman penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan diadakan. Kegunaan Seleksi bahan pustaka adalah untuk menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna baik kuantitas maupun kualitasnya. Selain itu pemilihan bahan pustaka dilakukan berdasarkan kemampuan dana yang tersedia. Menurut Massofa (2008), Pedoman dasar untuk melakukan seleksi yaitu:

1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran 2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja 3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi 6. Memahami berbagai kendala yang ada.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:48), asas yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pustaka sebagai berikut:

1. Wibawa penulis buku dan pentingnya buku tersebut untuk bidang studi tertentu

2. Isi buku hendaknya bertahan lama dan tidak cepat berubah. 3. Isi buku bermakna bagi pengembangan bidang studi. 4. Buku tersedia di toko buku atau penerbit.

5. Bahasan buku memuat pandangan yang seimbang , khusus buku yang memuat masalah yang kontreversial.

6. Buku harus tercantum dalam bibliografi atau indeks penerbit. 7. Kewibawaan buku perguruan tinggi

8. Kepantasan harga

(24)

seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntunan pengguna masa kini serta masa mendatang".

Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan perpustakaan dapat mengembangkan koleksinya secara baik dan seimbang. Agar tujuan dari pemilihan bahan pustaka tersebut dapat tercapai diperlukan langkah-langkah dalam pemilihan bahan pustaka.

2.5.1 Prinsip Seleksi Bahan Pustaka

Setiap perpustakaan mempunyai struktur organisasi tersendiri. Ketentuan-ketentuan bagaimana melakukan seleksi dan siapa yang berhak melakukan seleksi tergantung dari tipe perpustakaan yang bersangkutan, dan struktur organisasi didalamnya.

Pada dasarnya yang membedakan proses seleksi bahan pustaka disetiap perpustakaan adalah adalah adanya tugas dan tujuan yang berbeda dari setiap perpustakaanyang bersangkutan serta masyarakat yang dilayaninnya.Dalam pemilihan atau seleksi bahan pustaka perpustakaan harus berpedoman pada prinsip-prinsip seleksi. Prinsip seleksi merupakan salah satu acuan yang digunakan perpustakaan untuk mengisi koleksi perpustakaannya. Beberapa prinsip dasar dalam pemilihan koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan.

2. Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh penenggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:13) prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan dilakukan dengan cermat oleh pihak yang berwenang memilih berdasarkan skala prioritas.

(25)

3. Bahan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang terdiri dari mahasiswa, dosen, peneliti, dan pegawai administrasi.

4. Koleksi hendaknya lengkap, tidak saja buku ajar wajib, tetapi juga meliputi bahan-bahan yang berkaitan dengan program pendidikan dan peneliti.

5. Bahan yang diadakan diusahakan bersifat mutakhir sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

2.5.2 Pihak-pihak Pemilihan Bahan Pustaka

Perpustakaan berhak untuk melakukan seleksi bahan pustaka, tergantung dari tipe perpustakaan dan struktur organisasi di setiap perpustakaan. Pada prinsipnya personalia yang dapat melakukan seleksi bahan pustaka mencakup pustakawan, spesialis subjek termasuk guru, toko buku, komisi perpustakaan, anggota lain.

Sulistyo-Basuki (2001: 429) untuk dapat melakukan pemilihan bahan pustaka, pihak-pihak yang berhubungan harus memiliki pengetahuan seperti :

1. Menguasai sarana bibliografi yang tersedia, paham akan dunia penerbitan, khususnya mengenai penerbit spesialisasi para penerbit, kelemahan mereka, standar hasil terbitan yang ada selama ini dan keunggulan suatu penerbit. 2. Mengetahui latar belakang para pemakai perpustakaan misalnya siapa saja

yang menjadi anggota, minat dan penelitian yang sedang dan telah dilakukan berapa banyak mereka menggunakan perpustakaan dan mengapa ada kelompok pengguna bahan pustaka yang satu berbeda dengan pengguna perpustakan lain.

3. Mengetahui kebutuhan para anggota.

4. Personil pemilihan buku harus bersifat netral serta harus menguasai 5. informasi dan akal sehat dalam pemilihan.

6. Pengetahuan mendalam mengenai koleksi perpustakan.

7. Mengetahui buku melalui proses membuka buka buku ataupun proses membaca.

(26)

1. Pustakawan

2. Tenaga pengajar dan peneliti 3. Mahasiswa

4. Unsur unit lain, bila diperlukan 2.5.3 Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka

Untuk mengetahui apakah bahan pustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakan, maka diperlukan alat bantu seleksi bahan pustaka. Menurut Darmono (2001), alat bantu seleksi adalah sebagai berikut:

1. Katalog Penerbit dari berbagai Penerbit Katalog penerbit berisi informasi buku-buku terbaru dari penerbit dalam dan luar negeri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul, pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, harga buku dan sering pula menyertakan anotasi atau deskripsi cakupan isi buku.

2. Tinjauan Buku Tinjauan buku biasanya dimuat pada majalah ilmiah, surat kabar serta majalah popular. Ini merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi dan seleksi tulisan bagi tulisan orang-orang ternama.

3. Bibliografi Nasional Indonesia Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup buku, laporan penelitian, bacaaan anak-anak, terbitan pemerintahan, laporan konferensi serta peta.

4. Daftar Buku IKAPI Daftar ini merupakan katalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Katalog ini diterbitkan IKAPI dan isi dari daftar ini memuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN, dan harga buku. Alat ini memuat informasi judul buku yang merupakan gabungan dari berbagai bidang pengetahuan.

(27)

Selain pendapat di atas, Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:38) yang termasuk alat bantu pemilihan bahan pustaka adalah terdiri dari:

1. Silabus.

2. Katalog penerbit. 3. Bibliografi.

4. Daftar perolehan buku dari perpustakaan. 5. Tinjauan dari resensi buku.

6. Iklan dan selebaran terbitan berseri. 7. Book in print.

8. Pangkalan data.

2.6 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi yang diadakan suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir agar tidak mengecewakan pengguna yang dilayani.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:38) pengadaan bahan pustaka dilaksanakan melalui:

1. Pembelian dan pelangganan 2. Hadiah

3. Pertukaran

4. Wajib simpan terbitan perguruan tinggi 5. Titipan

2.6.1 Pembelian

(28)

Dalam hal pembelian bahan pustaka, dibutuhkan anggaran yang cukup. mengingat mahalnya harga buku. Hal inilah yang menyebabkan pustakwan dan pihak yang berwenang dalam pemilihan bahan pustaka harus selektif dalam memilih bahan pustaka agar tidak terjadi kekecewaan. Pembelian bahan pustaka dapat dilakukan dengan jalan :

- Membeli langsung ke toko buku. - Memesan melalui toko buku.

- Memesan langsung kepada penerbit. - Mengimpor buku dari luar negeri.

Menurut Bafadal (2001:37) untuk membeli bahan pustaka dapat ditempuh dengan berbagai cara yaitu :

1. Membeli ke penerbit

Yang dimaksud disini adalah untuk memperoleh bahan pustaka, pustakawan membeli ke penerbit. Pembelian kepenerbit ini relatif lebih murah bila dibandingkan dengan membeli ke toko buku. Hal ini disebabkan pemilik toko mencari keuntungan walaupun sedikit.

2. Membeli di toko buku

Tidak semua perpustakaan dekat dengan penerbit sehingga apabila membeli langsung kepada penerbit akan memakan biaya banyak untuk ongkos perjalananya. Apabila hal yang demikian terjadi sebaiknya pustakawan membeli buku yang dekat dengan perpustakaannya.

3. Memesan

Sering kali terjadi seorang pustakawan ingin membeli bahan pustaka ke penerbit, tetapi bahan pustaka yang akan dibeli sudah habis. Apabila hal yang demikian ini terjadi maka pustakawan bisa memesan bahan pustaka tersebut. Pemesanan ini bisa ke toko buku atau penyalur. Atau juga bisa langsung kepada penerbit.

(29)

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54) langkah-langkah pembelian bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi pustaka yang diusulkan. 2. Mencocokkan usul dengan pustaka yang dimiliki melalui katalog.

perpustakaan atau pangkalan data perpustakaan. 3. Memeriksa atau menolak usulan.

4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan. 5. Mengirim daftar pesanan.

6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan. 7. Membayar pesanan atau langganan.

8. Menyusun laporan penelitian pelangganan.

Apabila perpustakaan membeli atau memesan bahan pustaka perlu dicantumkan bahan pustaka yang hendak dibeli atau dipesan, agar tidak terjadi kekeliruan dalam pembayaran. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 54) langkah-langkah pemesanan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1.Memeriksa dan melengkapi data bibliografi bahan perpustakaan yang diusulkan.

2. Mencocokkan usulan dengan bahan perpustakaan yang dimiliki melalui katalog perpustakaan atau menolak usulan.

3. Menerima atau menolak usulan.

4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan. 5. Mengirimkan daftar pesanan.

6. Mengarsipkan daftar pesanan satu rangkap. 7. Membayar pesanan.

8. Menyusun laporan pemesanan.

(30)

a. Memeriksa secara teliti bahan perpustakaan yang diterima dan suratpengantarnya.

b. Mencocokan bahan perpustakaan yang diterima dengan arsip pesanan. c. Menyisihkan dan mengembalikan bahan pustaka yang tidak sesuai

dengan pesanan, cacat, disertai dengan permintaan penggantian. d. Menandai tanda terima atau faktur dan mengembalikannya kepada

pengirim.

e. Menandai kepemilikan bahan pustaka dan mebubuhkan cap perpustakaan.

f. Membuat berita acara penerimaan.

Pembelian dan pemesanan bahan pustaka sangat diperlukan dalam pengadaan bahan pustaka, karena petugas dapat memilih bahan pustaka yang dibutuhkan bagi para penggunanya sesuai dengan anggaran yang tersedia.

2.6.2. Sumbangan atau Hadiah

Selain dengan cara pembelian, pengadaan bahan pustaka dapat diperoleh dengan menerima hadiah sebagai penambahan koleksinya terutama bagi perpustakaan yang dananya terbatas. Pada umumnya perpustakaan menerima hadiah dari berbagai instansi sebagai penambahan koleksinya. Hadiah buku yang diterima tanpa diminta sering tidak cocok tengan tujuan perpustakaan penerima.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 55) bahan pustaka melalui hadiah dapat dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut:

1. Hadiah secara langsung

prosedur perolehan hadiah secara langsung yaitu:

a. Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokkannya dengan surat pengantarnya.

b. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan. c. Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang diperlukan. 2. Hadiah atas permintaan

Prosedur perolehan hadiah atas permintaan yaitu:

(31)

b. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan perpustakaan diterima.

c. Memeriksa dan mencocokkan daftar kiriman perpustakaan hadiah dan surat pengantarnya

d. Mengirimkan kembali surat pengantarnya.

e. Mengolah bahan pustaka hadiah yang diterima seperti pengolahan bahan perpustakaan biasa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengembangan koleksi dengan hadiah/sumbangan dapat dilakukan dengan: hadiah atas permintaan dan hadiah tidak atas permintaan yaitu hadiah secara langsung. Hadiah yang sesuai dapat dijadikan koleksi perpustakaan, sedangkan yang tidak sesuai dapat ditukarkan ke perpustakaan lain.

2.6.3 Tukar-Menukar

Tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan apabila perpustakaan memiliki sejumlah bahan pustaka yang tidak diperlukan lagi, atau memiliki jumlah eksemplar yang terlalu banyak, sehingga dapat dilakukan tukar menukar bahan pustaka dengan perpustakaan yang mau diajak bekerjasama dalam kegiatan tukar menukar bahan pustaka.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 5) tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan.

2. Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratan, misalnya biaya pengiriman, dan pengembalian.

3. Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan. 4. Mencatat alamat pemesan.

5. Menyampaikan bahan perpustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau lembaga yang memesanya.

(32)

Menurut Sulistyo-Basuki (2001: 39) kegiatan tukar menukar bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku atau tidak tersedia karna alasan lain. Sebagai contoh terutama buku-buku terbitan pemerintah, majalah-majalah dan lain-lainnya yang akan dikirim ke perpustakaan melalui pertukaran.

2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku- buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.

3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan antar informal, banyak program-program pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus dan perpustakaan research (penelitian) yang besar.

Sumber pertukaran bahan pustaka menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 58) yaitu:

1. Univeritas/akademik yang berupa terbitan resmi, disertai abstrak bahan pustaka duplikat, terbitan university press, terbitan perpustakaan, reprint, terbitan unit penelitian.

2. Pemerintah berupa undang -undang, peraturan, lembaran negara, program pemerintah.

3. Organisasi ilmiah dan profesi. 4. Perusahan-perusahan industri.

Dalam Pernik Pustakawan (2009), cara untuk memperoleh bahan pustaka dengan tukar menukar:

(33)

b) Perpustakaan mengirimkan penawaran kepada perpustakaan lain yang diperkirakan memiliki koleksi sesuai dengan bahan pustaka yang ditawarkan.

c) Perpustakaan yang menerima tawaran tersebut, memilih bahan yang sesuai, selanjutnya memilih buku penukar yang sesuai bobotnya serta menyusun daftar bahan pustaka yang akan ditawarkan sebagai bahan penukar. Kemudian perpustakaan yang telah menerima tanggapan atas penawarannya melakukan penilaian keseimbangan bahan pertukaran tentang subyek dan bobotnya.

Tujuan pertukaran koleksi adalah untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku ataupun tidak tersedia karena alasan lain. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat.

2.6.4 Terbitan Sendiri

Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan perguruan tinggi dapat juga dilakukan dengan cara penerbitan sendiri. Penerbitan sendiri berasal dari lembaga induk dimana perpustakaan itu bernaung.

Menurut Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999:19) penerbitan sendiri mencakup:

1 Penerbitan dari lembaga induk tempat perpustakaan berada:

a. Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan(depository)semua penerbitan lembaga itu.

b. Perpustakaan dapat ditunjukan sebagai penyalur dari semua penerbitan lembaga yang bersangkutan.

2. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti daftar tambahan koleksi bulletin, manual bibliografi, dan lain-lain.

3. Penambahan koleksi perpustakaan dengan cara menerbitkan terbitan sendiri. 4. Penerbitan sendiri dapat dipergunakan sebagai penambah koleksi

(34)

2.7 Inventarisasi

Inventarisasi koleksi adalah kegiatan pencatatan setiap bahan pustaka ke dalam buku inventarisasi (buku induk) sebagai tanda bukti pembendaharaan perpustakaan. Inventarisasi ini merupakan kegiatan yang mencatat koleksi bahan pustaka sebagai bukti bahwa koleksi tersebut milik perpustakaan yang bersangkutan.

Dalam melakukan pencatatan ini harus ditetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventaris dan petunjuk untuk mengisinya. Adapun cara yang diterapkan adalah dengan melaksanakan pemberian tanda hak milik perpustakaan (dengan stempel atau cara lain) pada tiap bahan pustaka yang diterima, baik untuk keperluan perpustakaan maupun yang diwajibkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.

Menurut Milburga (2000:76) keterangan yang dicatat dalam buku inventarisasi/induk adalah:

1. Nomor urut.

2. Tanggal masuk buku. 3. Asal buku.

4. Nama pengarang. 5. Judul buku.

6. Nama penerbit dan tahun terbit. 7. Jumlah eksemplar.

8. Harga satuan dan jumlah harga.

9. Jenis buku: teks/informasi/fiksi/referensi.

10. Bahasa yang dipakai: Indonesia/Inggris dan lain-lain. 11. Keteranga mengenai keadaan buku.

(35)

1. Mencatat buku/bahan pustaka satu persatu mulai dari penerimaan yang paling awal sampai dengan penerimaan yang paling akhir.

2. Mencatat mulai dari kolom nomor urut dengan angka nomor yang terkecil, dilanjutkan dengan nomor urut seterusnya setiap kali menerima buku atau bahan pustaka baru.

3. Kolom tanggal diisi dengan tanggal saat pencatatan penerimaan bahan pustaka tersebut.

4. Kolom asal buku diisi dengan keterangan:

a. Nama toko buku atau penerbit, bila buku-buku tersebut berasal dari pembelian.

b. Nama Perseorangan/badan atau instansi/lembaga, bila buku-buku itu berasal dari hadiah.

c. Nama perpustakaan, apabila buku-buku itu berasal dari pertukaran koleksi dari perpustakaan lain.

5. Kolom pengarang diisi dengan nama pengarang dengan buku yang dicatat.

6. Kolom judul diisi dengan judul buku yang sedang diinventarisasi. 7. Kolom jumlah eksemplar diisi keterangan jumlah eksemplar.

8. Kolom harga satuan diisi dengan harga setiap eksemplar buku, apabila buku itu berasal dari pembelian.

9. Kolom jumlah harga diisi jumlah harga dari keseluruhan jumlah eksemplar buku yang bersangkutan.

10. Kolom jenis buku diisi dengan jumlah eksemplar masing-masing jenis buku yang sedang diinventarisasi.

11. Kolom bahasa diisi dengan jumlah eksemplar yang setiap bahan dari buku yang sedang diinventarisasi.

12. Kolom nomor inventarisasi diisi dengan nomor inventarisasi yang sudah ditentukan untuk setiap eksemplar buku.

(36)

14. Kolom keterangan diisi dengan keterangan-keterangan mengenai keadaan buku yang diinventarisasi

15. Setelah kolom inventarisasi hampir habis, sebelum ganti halaman dicatat rekapitulasi buku-buku yang telah dicatat dengan perincian tentang jumlah eksemplar, judul, harga seluruh buku yang dibeli, seperti tercatat pada halaman tersebut, jenis buku serta macam bahasanya dan lain-lain. Kemudian hasil rekapitulasi tersebut dipindahkan ke halaman berikutnya pada baris paling atas.

Menurut Bafadal (2001:46) kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan inventarisasi bahan pustaka meliputi:

1. Memberi stempel pada buku. Setiap bahan pustaka yang datang harus diperiksa. Dalam pemeriksaannya hendaknya diteliti nama pengarang, judul karangan, edisi, serta bentuk fisiknya. Setelah selesai diperiksa dan ternyata benar maka setiap bahan pustaka tersebut distempel dengan stempel inventaris perpustakaan.

2. Setiap bahan pustaka yang distempel dengan stempel perpustakaan sebagai tanda pengenal. Yang perlu distempel adalah halaman-halaman tertentu, seperti halaman judul, daftar isi bab per bab. Hal ini tergantung kepada kebijakan pustakawannya masing-masing.

3. Buku-buku yang telah distempel perpustakaan, perlu juga distempel dengan stempel inventaris yang memuat kolom isian inventaris dan tanggal menginventaris. Biasanya stempel inventaris ini distempelkan dibalik halaman judul.

(37)
(38)

35 BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat Institut Sains dan Teknologi TD Pardede (ISTP)

Perpustkaan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede ada sejak berdirinya ISTP pada tahun 1987 yang diresmikan bapak TD. Pardede yang beralamat di DR. TD Pardede no.8 kecamatan Medan Baru.

Perpustakaan ini awalnya berada di ruang kosong tepat di samping ruang rektor, yang berada di lantai 1 paling ujung.

Pada tanggal 23 September 1993 perpustakaan ini berpindah ruangan di lantai 2 di sebelah kanan tepat disamping ruang perkuliahan mahasiswa, ruang perpustakaan ini terbagi atas 3 ruang yaitu ruang perpustakaan, ruang penyimpanan koleksi referensi yang berisi hasil skripsi maupun kertas karya mahasiswa ISTP tersebut, dan ruang LPPM ( Lembaga Penelitian dan pengembangan masyarakat).

Penggguna perpustakaan ISTP terdiri dari mahasiswa, pegawai dan dosen yang mengajar di perguruan tinggi ini. Jumlah pengguna ini yang datang ke perpustakaan pada hari biasa sekitar 30 orang per harinya, sedangkan pada masa-masa ujian sekitar 50 orang per harinya.

(39)
[image:39.595.186.512.179.329.2]

36 Tabel 1: staf / pegawai perpustakaan institut sains dan teknologi TD Pardede

Medan (ISTP)

No Nama Jabatan Pendidikan

1 Brisko Siagian ST Kepala Perpustakaan

Sarjana Teknik

2 Rospika

simarmata S.sos

Pengolahan bahan pustaka

Sarjana Ilmu Perpustakaan 3 Christin

Tampubolon SE.

Pengadaan Sarjana Ekonomi

4 Olivia Sianturi SE Pengadaan Sarjana Ekonomi 5 Tina Siregar SE Sirkulasi Sarjana Ekonomi 6 Tiarma Sirait SH Sirkulasi Sarjana Hukum Sumber : laporan perpustakaan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede

Medan (ISTP)

Adapun sistem pelayanan yang Adapun sistem pelayanan yang dilaksanakan pada Perpustakaan ISTP adalah sistem pelayanan terbuka (open access). Dimana setiap pengguna perpustakaan bebas menelusuri informasi yang dibutuhkan langsung ke rak buku tanpa perantara petugas perpustakaan.

Jam buka Perpustakaan ISTP adalah sebagai berikut:  Senin – jumat : 08:00 – 16:00

 Sabtu : 08:00 – 13: 00

3.1.1 Tujuan Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede

Adapun tujuan dan fungsi berdirinya perpustakaan ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuannya adalah:

a. Untuk membantu proses belajar-mengajar penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang di laksanakan dalam perkuliahan institut tersebut.

b. Menghasilkan manusia yang kreatif dan bermoral, memiliki keterampilan tinggi dan berpikiran positif.

(40)

37 a. Sebagai sarana pendidikan, penelitian/ riset pengembangan ilmu

pengetahuan, dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Sebagai jantung universitas karena tanpa perpustakaan proses pembelajaran menjadi kurang baik.

3.1.2 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede

Perpustakaan sebagai suatu unit kerja di perpustakaan perguruan tinggi harus mampu meyusun kebijakan dan melakukan tugas secara rutin untuk mengadakan, mengolah dan merawat bahan serta mendayagunakan kepada para pengguna perpustakaan.

Adapun tugas Perpustakaan ISTP antara lain:

o Merupakan pusat informasi bagi aktifitas lembaga yang dilayani. o Melaksanakan pelayanan yang bersifat terbatas pada anggota di

lingkungan tempat perpustakaan bernaung.

o Mengumpulkan informasi, menyimpan dan secara aktif memberikan informasi jika dibutuhkan pengguna.

Fungsi Perpustakaan ISTP sebagai berikut: 1. Fungsi pendidikan

Perpustakaan ISTP meyediakan koleksi bahan pustaka untuk mempelancar pelaksanaan tugas sivitas akademika di perpustakaan bernaung.

2. Fungsi informasi

Perpustakaan ISTP sebagai sarana pusat informasi, penelitian bagi para penggunanya.

(41)

38 Fungsi ini terlihat jelas pada Perpustakaan ISTP dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan melalui peminjaman, pengembalian dan perpanjangan bahan pustaka (koleksi) yang selalu dicatat oleh petugas.

3.1.3 Visi dan Misi Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede

Perpustakan ISTP mempunyai visi dan misi dalam mengembangkan perpustakaan. Adapun yang menjadi visi Perpustakaan ISTP adalah sebagai berikut:

1. VISI

Visi Perpustakaan ISTP adalah sebagai unit pelayanan yang mampu memberikan pelayanan, pendidikan, dan informasi kepada pengguna perpustakaan.

2. MISI

Misi dari Perpustakaan ISTP adalah:

1) Berusaha menyajikan sumber informasi dan sarana informasi sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan.

2) Mengembangkan sistem pelayanan sesuai dengan perkembangan zaman.

3) Membina kemampuan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan untuk mendukung proses kerja sehingga dapat menempuh kinerja yang diharapkan.

3.1.4 Anggaran

(42)

39 penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi dengan baik. Tanpa dana yang memadai, maka suatu perpustakaan tidak akan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaannya.

Anggaran pada Perpustakaan ISTP tidak disebutkan secara rinci atau dirahasiakan. Karena perpustakaan tidak menyebutkan besarnya anggaran pengadaan koleksi, peralatan, dan anggaran lainnya maka anggaran perpustakaan selain diperoleh melalui yayasan, juga diperoleh dari setiap penerimaan mahasiswa baru. Jadi dapat dikatakan bahwa Perpustakaan ISTP masih belum mengelola anggaran tersendiri.

3.1.5 Peraturan Perpustakaan

Adapun peraturan yang harus dipatuhi oleh pengguna Perpustakaan ISTP adalah sebagai berikut :

1. Jika ingin masuk ke dalam perpustakaan ISTP tas harus diletakkan ditempat tas.

2. Isilah buku tamu bila anda memasuki ruangan perpustakaan. 3. Tidak dibenarkan merokok di dalam ruangan perpustakaan.

4. Tidak dibenarkan membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan.

5. Mohon tidak berisik di ruangan perpustakaan.

6. Harap susun kembali bahan pustaka ke rak bila anda telah selesai menggunakannya.

7. Jika ingin meminjam buku harus menjadi anggota perpustakaan. 8. Jika buku terlambat dikembalikan akan dikenakan denda.

3.1.6 Koleksi Perpustakaan

(43)

40 layanan yang baik kepada penggunanya. Penyediaan koleksi perpustakaan bertujuan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, pelatihan, dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya disajikan bagi para mahasiswa, pengajar tetapi juga bagi masyarakat yang memerlukannya.

Koleksi perpustakaan harus relevan dengan program pendidikannya, selain itu koleksi perpustakaan hendaknya selalu mutakhir, untuk itu perpustakaan harus mengadakan dan memperbaharui koleksi perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengadaan koleksi yang disediakan oleh perpustakaan ditentukan oleh jumlah program studi, mata kuliah, tingkat pendidikan, kegiatan penelitian dan jumlah pengguna.

Koleksi Perpustakaan ISTP diperoleh melalui sumbangan dari yayasan ISTP, mahasiswa baru maupun mahasiswa alumni dan terbitan sendiri yang dikeluarkan oleh ISTP.

A. Jenis koleksi

Jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan ISTP adalah sebagai berikut:

1. Koleksi Referensi

a. Ensiklopedia berupa ensiklopedi amerika, ensiklopedi internasional, ensiklopedi brithanica

b. Kamus Indonesia – inggris c. Direktori

d. Proseiding berupa hasil seminar

(44)

41 produksi, masyarakat, manajemen bisnis-hubungan, dan teknik manajemen industri.

3. Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri yang dimiliki oleh Perpustakaan ISTP adalah :

a. Jurnal terdiri dari jurnal penelitian dan pengembangan telekomunikasi, dan jurnal P & PT (Pengembangan dan Penerapan Teknologi).

b. Majalah terdiri dari majalah sains dan teknologi,dan majalah gatra.

c. Buku wisuda seperti buku wisuda XVII sarjana dan ahli madya TA. 2007/2008, buku wisuda XVIII sarjana dan ahli madya TA. 2008/2009dan sebagainya.

d. Berita geologi.

e. Informasi buku penerbit erlangga.

f. Koran terdiri dari kompas, sinar Indonesia baru, analisa, dan trubus.

4. Koleksi Karya Ilmiah Koleksi karya ilmiah yang terdapat di Perpustakaan ISTP Medan adalah kertas karya dan skripsi.

3.2 Pemilihan Bahan Pustaka

Pemilihan bahan pustaka bertujuan untuk mengatur mekanisme bahan pustaka yang akan dibeli oleh perpustakaan agar diperoleh hasil yang sesuai dengan penggunanya.

Mekanisme pemilihan bahan pustaka pada Perpustakaan ISTP adalah sebagai berikut:

(45)

42 2. Setiap bahan pustaka yang akan dipilih dibuat daftar (slip) pemilihan

yang akan diisi. Dalam hal ini pustakawan meyediakan alat bantu pemilihan bahan pustaka yaitu melalui katalog penerbit. Dari slip ini akan diketahui bahan pustaka yaitu katalog penerbit. Dari slip ini akan diketahui bahan pustaka apa saja yang akan dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.

3. Kemudian pustakawan, memeriksa kembali slip pemilihan bahan pustaka sambil memberi tanda bahan pustaka apa saja yang perlu dibeli.

4. Kepala perpustakaan membuat daftar usulan kepada kordinator. kemudian daftar usulan tersebut diperiksa kembali untuk memutuskan berapa jumlah buku yang harus dibeli.

Pemilihan bahan pustaka pada Perpustakaan ISTP dapat dikatakan sudah memadai karena prosedur pemilihannya sendiri dilakukan oleh pihak-pihak yang berwewenang dalam melakukan pemilihan bahan pustaka dan juga sesuai dengan tata laksana yang ada.

3.2.1 Pihak yang Melakukan Seleksi Bahan Pustaka

Pada suatu perpustakaan, terdapat beberapa pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka. Bukan hanya pustakawan yang terlibat untuk melakukan pemilihan, tetapi melibatkan pihak-pihak lain yang dianggap penting.

Adapun pihak-pihak yang berwenang dalam melakukan seleksi bahan pustaka pada Perpustakaan ISTP adalah:

1. Staf Perpustakaan 2. Dosen

(46)

43 Dengan terlibatnya beberapa pihak yang tersebut di atas diharapkan dapat membantu proses penyeleksian bahan pustaka dengan baik agar dapat tercapai kepuasan pengguna.

3.2.2 Alat Bantu Seleksi

Alat bantu seleksi bahan pustaka sangat diperlukan dalam mempermudah proses pemilihan bahan pustaka. Untuk memudahkan dalam penyeleksian bahan pustaka Perpustakaan ISTP menggunakan alat bantu seleksi sebagai berikut:

1. Katalog Penerbit 2. Silabus/Mata Kuliah 3. Brosur

3.3 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka pada suatu perpustakan sangat penting dilakukan agar perpustakaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sempurna. Bahan pustaka yang dihimpun akan dijadikan koleksi perpustakaan harus benar-benar relevan dengan kebutuhan para penggunanya.

Kegiatan pengadaan bahan pustaka merupakan kegiatan mengadakan koleksi bahan pustaka untuk dijadikan koleksi perpustakan yang dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui pembelian, hadiah atau sumbangan, titipan maupun penerbitan sendiri.

Pada Perpustakaan ISTP, pengadaan bahan pustaka adalah melalui Pembelian dan Hadiah/Sumbangan

3.3.1 Pembelian

(47)

44 memadai, maka pembelian adalah satu cara yang paling mudah untuk dilakukan demi kelancaran proses pengadaan. Saat ini, pembelian bahan pustaka merupakan salah satu cara yang banyak dilakukan oleh suatu perpustakaan. Pada Perpustakaan ISTP, pembelian bahan pustaka dilakukan langsung ke toko buku dan penerbit atau melalui agen.

Pada Perpustakaan ISTP, yang melakukan pembelian bahan pustaka adalah petugas perpustakaan. Sebelum petugas perpustakaan membeli bahan pustaka yang akan dijadikan sebagai koleksi perpustakaan, petugas perpustakaan terlebih dahulu melakukan seleksi bahan pustaka. Petugas perpustakaan meminta persetujuan dari dosen dan mahasiswa untuk bahan

pustaka apa saja yang akan dibeli. Setelah bahan pustaka tersebut diseleksi oleh pihak perpustakaan, maka dilaksanakanlah pembelian oleh petugas perpustakaan.

Adapun prosedur pembelian bahan pustaka di Perpustakaan ISTP adalah sebagai berikut:

1. Pustakawan langsung mendatangi toko buku untuk melihat bahan pustaka yang akan dibeli.

2. Adakalanya Perpustakaan Institut ISTP melakukan pembelian dengan via telephone atau via internet.

3. Setelah bahan pustaka diterima, maka pihak perpustakaan melakukan pemeriksaan. Apakah pesanan bahan pustaka sesuai dengan permintaan atau tidak. Apabila terdapat kerusakan pada bahan pustaka, maka pihak perpustakaan akan mengembalikan bahan pustaka dan meminta tukar atas kerusakan bahan pustaka tersebut dan pihak toko buku akan mengantinya. 4. Pihak perpustakaan kemudian melakukan pembayaran langsung kepada agen

(48)

45 3.3.2 Hadiah atau Sumbangan

Selain dengan cara pembelian, Perpustakaan ISTP juga melakukan pengadaan bahan pustaka dengan cara menerima hadiah atau sumbangan. Pada Perpustakaan ISTP, hadiah atau sumbangan bahan pustaka berasal dari: Mahasiswa dan Staf Pengajar/Dosen

Bahan pustaka yang disumbangkan yaitu berupa: 1. Buku

2. Jurnal 3. Karya Ilmiah 4. Skripsi 5. Kertas karya

Perpustakaan ISTP melaksanakan wajib sumbang kepada mahasiswa yang akan meyelesaikan studinya berupa buku. Dalam hal ini sumbangan didasarkan atas permintaan. Pihak Perpustakaan ISTP juga menerima sumbangan bagi mahasiswa yang akan menyumbangkan bukunya. Proses Penerimaan Sumbangan wajib tersebut diterima pada saat mahasiswa yang akan meyelesaikan studinya mengambil Surat Keterangan Bebas Pustaka (SKBP), setiap mahasiswa meyumbangkan 1 buku yang berhubungan dengan jurusan dari mahasiswa tersebut.

3.3.3 Terbitan Sendiri

Untuk menambah jumlah bahan pustaka agar terpenuhinya kebutuhan para penggunanya, Perpustakaan ISTP juga melakukan penerbitan sendiri. Penerbitan sendiri merupakan penerbitan yang dilakukan oleh suatu lembaga yang bersangkutan atau unit-unit di lingkungannya. Penerbitan sendiri dilakukan Perpustakaan ISTP antara lain:

1. Brosur Institut Sains dan Teknologi TD. Pardede 2. Jurnal Karya Ilmiah

(49)

46 Inventarisasi adalah pekerjaan dimana bahan pustaka yang baru diterima akan diberi cap atau stempel tanda milik perpustakaan yang tertera pada halaman judul tertentu, setelah itu dibukukan kedalam buku induk yang bisa disebut buku inventaris. Kegiatan inventarisasi ini dilakukan sebelum bahan pustaka yang diterima perpustakaan diolah lebih lanjut.

Inventarisasi bahan pustaka adalah kegiatan pencatatan data-data fisik ke dalam buku inventarisasi yang biasanya dikenal dengan buku induk perpustakaan, yang dapat berupa lembaran lepas, kartu maupun buku. Setiap eksemplar bahan pustaka mempunyai satu nomor induk.

Tahapan inventarisasi bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan ISTP adalah sebagai berikut:

1. Langkah awal dalam inventarisasi adalah penerimaan buku. Setelah buku diterima, maka pihak perpustakaan langsung memeriksa kondisi fisik buku. 2. Selanjutnya, pihak perpustakaan membubuhkan stempel inventarisasi atau

stempel hak milik.

3. Bahan pustaka yang telah selesai distempel, kemudian dicatat ke dalam buku induk atau buku inventarisasi.

4. Untuk terbitan berseri proses inventarisasinya sama seperti buku. Caranya yaitu dengan memberikan stempel dan mencatatnya ke dalam buku induk. 5.

3.5 Hasil Pembahasan

(50)

47 dengan menerima sumbangan dari alumni mahasiswa ISTP dan terbitan berseri seperti Koran dan majalah / jurnal yang dilanggan oleh Perpustakaan ISTP tersebut.

Bukan hanya masalah keterbatasan dana untuk membeli koleksi saja yang dimiliki oleh Perpustakan ISTP ini namun keterbatasan staf pegawainya yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan juga yang menjadi kendala dalam melakukan kegiatan pengadaan koleksi, di Perpustakaan ISTP ini hanya memiliki 1 staf pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan selebihnya tidak memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan, oleh karena itu beberapa staf pegawai perpustakaan mengikuti pelatihan menjadi pustakawan yang dapat mengolah Perpustakaan ISTP dan mampu memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan tersebut.

(51)

48 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan langsung dan wawancara penulis dengan pimpinan/staf

Perpustakaan ISTP, maka penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah unit kerja dari suatu perguruan tinggi,

yang bertujuan untuk mendukung serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program

Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Pengadaan bahan pustaka adalah melalui pembelian, sumbangan wajib

mahasiswa, dan penerbitan sendiri.

3. Semua koleksi yang diterima Perpustakaan ISTP telah diinventarisasi ke dalam

buku induk.

4. Alat bantu seleksi yang digunakan pada Perpustakaan ISTP yaitu Katalog

Penerbit, Silabus Mata Kuliah dan Brosur.

5. Pada Perpustakaan ISTP yang melakukan seleksi bahan pustaka adalah kepala

perpustakaan dan staf perpustakaan.

6. Pada Perpustakaan ISTP, kepala dan beberapa staf perpustakaan belum memiliki

latar belakang Ilmu Perpustakaan, tetapi semua staf perpustakaan mengikuti

pelatihan-pelatihan khusus atau seminar tentang Ilmu Perpustakaan yang diikuti.

7. Kendala yang dihadapi Perpustakaan ISTP adalah masih kurangnya jumlah

(52)

49 4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada tentang sistem pengadaan bahan pustaka pada

Perpustakaan ISTP, maka penulis memberikan saran yang mungkin bermanfaat untuk

perkembangan perpustakaan sebagai berikut:

1. Pengadaan bahan pustaka hendaknya dapat diadakan melalui sarana-sarana lain

misalnya melalui internet, karena sangat membantu dalam menopang kekurangan

koleksi dan memudahkan pustakawan untuk mengetahui informasi terbaru dalam

penerbitan buku.

2. Perpustakaan ISTP hendaknya diberi kebebasan untuk membuat anggaran

pengeluaran untuk mengolah Perpustakaan ISTP semakin berkembang.

3. Akan lebih baik jika Perpustakaan ISTP memiliki koleksi audio visual, agar bisa

menambah jumlah koleksi bahan pustakanya.

(53)

50 DAFTAR PUSTAKA

Soejono, Trimo . 1992. Pengadaan dan Pemilihan Bahan Pustaka, Yogyakarta: Angkasa

Darmono. 2001. Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia

Hasugian. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan : USU Press

Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. 2004. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan

Siregar, Belling. Pembinaan Koleksi Pepustaka

Gambar

Tabel 1: staf / pegawai perpustakaan institut sains dan teknologi TD Pardede

Referensi

Dokumen terkait

Selvika : Layanan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Institut Sains dan Teknologi T.D... Selvika : Layanan Pengguna Pada Perpustakaan Universitas Institut Sains dan

Sianipar : Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Sekolah Pusat Yapim Medan, 2007... Sianipar : Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Sekolah Pusat Yapim

Boga Pratala : Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Australia Centre Medan, 2004... Boga Pratala : Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Australia Centre

Dari pernyataan Informan di atas dalam hal ini staf pustakawan, penulis menyimpulkan bahwa Sistem Pengadaan bahan pustaka di perpustakaan B.J Habibie PNUP yaitu ada dua

Berdasarkan uraian dan penjelasan tentang pengadaan koleksi bahan pustaka di perpustakaan Umum Kota Padang maka dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) cara

Terkait dengan perpustakaan perguruan tinggi sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 24, bahwa: (1) Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan

Minat dan kebutuhan pemakai Perpustakaan Perguruan Tinggi setiap pribadi atau kelompok masyarakat mempunyai minat dan kebutuhan akan informasi yang berbeda satu

Perpustakaan perguruan tinggi diibaratkan seperti jantungnya perguruan tinggi dikarenakan perpustakaan perguruan tinggi adalah tempat memberikan layanan civitas akademika sesuai dengan