• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengembangan Koleksi - Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan (STIKES) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengembangan Koleksi - Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan (STIKES) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi perpustakan merupakan salah satu kegiatan kerja

pelayanan teknis yang harus dilakukan oleh perpustakaan perguruan Tinggi

pengembangan dilakukan untuk mencapai tujuan perpustakaan yaitu untuk

mendukung, mempelancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program

kegiatan perguruan tinggi yang bersangkutan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, pengembangan artinya ”proses”, sedangkan pengertian koleksi berdasarkan buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999 : 11) adalah

”Semua pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi pengguna”.

Secara defenitif pengertian pengembangan koleksi perpustakaan

mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan.

Terutama untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bahan

pustaka. Kegiatan ini meliputi berbagai aktivitas seperti penyusunan

kebijaksanaan, penetapan prosedur seleksi, pengadaan koleksi, serta evaluasi.

Kegiatan ini biasanya tertuang dalam program pengembangan koleksi yang isinya

berbeda-beda antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Perbedaan

ini dipengaruhi oleh beberapafaktor seperti kebijaksanaan pendanaan, suasana dan

lingkungan pendidikan, keadaan penerbitan, kebiasaan pemakai, sikap

masyarakat, serta faktor-faktor lain yang bersifat lokal (kondisi

setempat)”(Darmono 2001). Dalam melaksanakan kegiatannya, pengembangan koleksi tidak akan terlepas dari pembinaan koleksi. Pengembangan koleksi

merupakan salah satu kegiatan kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan oleh

perpustakaan perguruan tinggi. Kegiatan ini meliputi, penyediaan dan pemberian

pelayanan informasi kepada pengguna demi tercapainya tujuan perpustakaan

perguruan tinggi dalam mendukung, memperlancar dan meningkatkan kualitas

(2)

2.2. Tujuan Pengembangan Koleksi

Tujuan pengembangan koleksi adalah untuk menambah koleksi

perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan

pengguna yang berubah dan tuntutan pengguna masa kini serta masa mendatang.

Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan

dengan kondisi serta kebutuhan pengguna agar perpustakaan dapat secara

berencana mengembangkan koleksinya.

Pengembangan koleksi adalah awal dari pembinaan koleksi perpustakaan

bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna dan jumlah bahan

pustaka selalu mencukupi. Mutu perpustakaan dibentuk oleh kegiatan

pengembangan koleksi.

Menurut Yuven (2010), menyatakan tugas perpustakaan perguruan tinggi

dapat dirinci sebagai berikut:

1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran ata proses pembelajaran.

2. Menyediakan pustaka yang dibutukan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studi.

3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti.

4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.

5. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melaui jaringan lokal (internet) maupun globat (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan

tinggi harus mampu memenuhi keperluan informasi bagi pengguna, menyediakan

bahan pustaka yang universal pada semua tingkat akademis ruang belajar untuk

(3)

2.3. Syarat Pengembangan Koleksi

Untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai

tujuan perpustakaan Perguruan Tinggi, maka Perpustakaan perguruan Tinggi

harus berusaha menyediakan berbagai informasi yang diperlukan agar dapat

mendukung Pelaksaan Program di Perguruan Tinggi.

Agar program pembinaan dan pengembangan koleksi dapat berjalan

dengan baik, maka harus diperhatikan beberapa syarat,

Menurut Soetminah (1992 : 67 ), syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam

pembinaan koleksi adalah :

1. Minat dan kebutuhan pemakai Perpustakaan Perguruan Tinggi setiap pribadi atau kelompok masyarakat mempunyai minat dan kebutuhan akan informasi yang berbeda satu sama lain setiap Perpustakaan Perguruan Tinggi perlu mengetahui minat masyarakat yang dilayaninya sehingga perlu mengadakan survey lapangan.

2. Dana dan Sarana

Pembinaan koleksi memerlukan dan sarana, maka perpustakaan perguruan tinggi harus mempersiapkan melalui perencanaan yang rinci, lengkap dan sistematis.

3. Prosedur dan Tata Kerja

Prosedur dan tata kerja telah ditentukan dalam perencana dari bukan dalam buku pedoman kerja Perpustakaan Perguruan Tinggi.

4. Laporan

Perpustakaan Perguruan Tinggi membuat laporan berkala untuk diserahkan kepada lembaga induk yang membawahinya.

Pengembangan koleksi suatu Perpustakaan Perguruan Tinggi tidak akan

terleps dari tujuan perpustakan perguruan tinggi tersebut.

Dari kenyataaan diatas, dapat diketahui bahwa syarat pengembangan

koleksi adalah :

a. Menentukan usaha kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan

indentifikasi kebutuhan pengguna. Kebijakan ini dapat disusun oleh

perpustakaan perguruan tinggi dengan melibatkan berbagai pihak yang ada

di perpustakaan perguruan tinggi maupun civitas akademika.

b. Menentukan kebutuhan akan informasi dari semua pengguna perpustakaan

perguruan tinggi yang dilayani, yang dapat dilaksanakan dengan cara :

1. Mempelajari kurikulum program studi yang ada

(4)

c. Mengadakan kegiatan survey kepada penggua untuk mengetahui apakah

koleksi yang telah tersedia sesuai dengan program pendidikan yang ada

d. Adanya pernyataan kebijaksanaan yang tertuang dalam bentuk peraturan

umum perpustakaan perguruan tinggi. Kebijaksanaann ini mengatur semua

aspek penyelenggaraan program pembinaan dan pengembangan koleksi,

kewenangan dalam pembinaan serta dana dan sarana yang disediakan

e. Adanya buku pedoman kerja perpustakaan perguruan tinggi yang

menjelaskan secara terperinci dalam semua kegiatan pelayanan

perpustakaan pergururan tinggi termaksud pengembangan koleksi.

f. Mengevaluasi koleksi dengan jalan menilai kesesuaian koleksi dalam

memenuhi kebutuhan pengguna.

g. Membuat laporan tertulis antara pihak perpustakaana perguruan tinggi

dengan pihak-pihak lain secara berkala.

h. Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut, diperlukan anggaran yang

memadai, karyawan yang rapi dan terampil serta struktur organisasi yang

mantap dan alat-alat bantu yang relevan.

2.4. Kegiatan Pengembangan Koleksi

Pengembangan koleksi meliputi kegiatan pemilihan bahan pustaka,

pengadaaa bahan pustaka, inventarsasi bahan pustaka, stock opname, dan

wedding. Pada kegiatan pengembangan koleksi ini akan dijelaskan siapa yang

berwenang, untuk memilih pertimbangan yang dipakai dan siapa yang

bertanggung jawab untuk memutuskan pengadaan bahan pustaka.

Menurut Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:

44) pada umumnya pengembangan koleksi meliputi rangkaian sebagai berikut :

1. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. Kebijakan ini disusun bersama oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan rektor dan anggotanya yang terdiri atas unsur perpustakaan, fakultas atau jurusan dan unit lain.

2. Menentukan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi.

3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang dilayani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain:

(5)

b. Member kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui bebagai media komunikasi.

c. Menyediakan formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun maya.

4. Memilih dan mengadakan pustaka lewat pembelian, tukar-menukar, hadiah/sumbangan dan penerbitan sendiri

5. Merawat bahan pustaka 6. Menyiangi koleksi

7. Mengevaluasi koleksi

2.5 Prinsip-Prinsip Pengembangan Koleksi

Dalam memberikan pelayanan informasi yang baik bagi pengguna

perpustakaan perguruan tinggi, maka perlu diperhatikan hal-hal yang

berhubungan dengan prinsip-prinsip pengembangan koleksi. Berdasarkan buku

Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999 : 69), pinsip-prinsip yang perlu

diperhatikan dalam pengembangan koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi

sebagaimana juga terdapat dalam pembinaan koleksi yaitu :

1. kerelevanan

Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Karena perpustakaan perguruan tinggi perlu diperhatikan jenis dan jenjang program yang ada. Jenis program yang berhubungan dengan jumlah dan besar fakultas, jurusan, program studi, lembaga dan lainnya.

2. Berorientasi pada kebutuhan pengguna

Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemanuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah mahasiswa, tenaga pengajar, tenaga peneliti, karyawan yang kebutuhan informasinya berbeda-beda.

3. Kelengkapan

Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku pengajaran yang langsung dalam perkuliahan saja, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap.

4. Kemutakhiran

Koleksi hendaknya mencerminkan kemutakhiran. Ini berarti bahwa perpustakaan perguruan tinggi harus mengadakan dan memperbaharui bahan pustaka sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

5. Kerjasama

(6)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip

dalam pengembangan koleksi yaitu kerelevanan koleksi, berorientasi pada

kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemutakhiran dan kerjasama.

2.6. Kegiatan Seleksi Bahan Pustaka

Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan

untuk menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna baik kwalitas maupun

kwantitasnya. Selain itu seleksi bahan pustaka dilakukan berdasarkan kemampuan

dana yang tersedia.

Kegiatan seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan mengumpulkan

semua sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses

penyeleksian, pedoman penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan

diadakan. Menurut Massofa (2008), Pedoman dasar untuk melakukan seleksi yaitu:

1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran 2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja 3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi 6. Memahami berbagai kendala yang ada.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:48),

menyatakan asas yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan pustaka

sebagai berikut:

1. Wibawa penulis buku dan pentingnya buku tersebut untuk bidang studi tertentu

2. Isi buku hendaknya bertahan lama dan tidak cepat berubah. 3. Isi buku bermakna bagi pengembangan bidang studi. 4. Buku tersedia di toko buku atau penerbit.

5. Bahasan buku memuat pandangan yang seimbang , khusus buku yang memuat masalah yang kontreversial.

6. Buku harus tercantum dalam bibliografi atau indeks penerbit. 7. Kewibawaan buku perguruan tinggi

8. Kepantasan harga

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya proses

seleksi bahan pustaka yang baik maka diharapkan koleksi perpustakaan harus

(7)

2.6.1 Pihak Yang Melakukan Seleksi

Pemilihan bahan pustaka adalah salah satu usaha bersama antara staf

pengajar dan staf perpustakaan. Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan

Perguruan Tinggi ( 2004 : 45 ) berhak dalam melakukan pemilihan bahan pustaka

ini adalah:

a. Pustakawan.

b. Wakil sivitas akademika.

c. Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait.

Dan yang berhak untuk mengusulkan pembelian bahan perpustakaan

adalah:

1. Pustakawan.

2. Tenaga kerja dan peneliti.

3. Mahasiswa.

4. Pihak atau unsur unit kerja lain, bila diperlukan.

2.6.2 Kriteria Seleksi

Proses seleksi merupakan serangkaian proses kegiatan penelitian dan

pemilihan bahan pustaka yang akan diadakan oleh suatu perpustakaan untuk

menambah koleksi bahan pustaka agar koleksi tersebut sesuai dengan kebutuhan

para pemakainya. Dalam melakukan kegiatan seleksi ada beberapa prinsip seleksi

yang digunakan.

Beberapa prinsip dalam melakukan seleksi bahan pustaka yaitu: (Spiller,

1974)

1. Melakukan pendekatan subyek (subject approach), artinya dalam melakukan seleksi buku, harus memperhatikan subyek dimana perpustakaan tersebut bernaung atau berada,

2. Tingkat dan mutu bahan pustaka (level of material), 3. Harga buku (book prices),

4. Standard kualitas fisik buku (physical standard), 5. Dapat dibaca dan menarik (readibility).

Kriteria seleksi bahan pustaka harus berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut (Lasa Hs, 2002, p. 10-11):

1. Relevansi

(8)

2. Perundangan dan peraturan pemerintah

Pengelola perlu memperhatikan pandangan, peraturan maupun kebijakan pemerintah pusat atau daerah tentang penerbitan dan perbukuan Indonesia. 3. Penulis

Perpustakaan harus hati-hati dalam pembelian buku karena penulis sering memasukkan ide atau pemikiran yang tidak sejalan dengan pola pemikiran ajaran-ajaran islam atau dengan kurikulum yang berlaku.

4. Penerbit

Karya cetak yang dipilih harus merupakan produk penerbit dengan standar kualitas yang tinggi dan reputasi yang baik khususnya dalam penyajian materi. harus selektif dalam pemilihan.

5. Kualitas Materi

Yang perlu diperhatikan dalam kalimat materi adalah tentang fisik buku seperti kualitas kertas, penjilidan, maupun tata letak layout. Dari sini dapat diketahui buku asli atau bajakan.

6. Sistematika Penulisan

Sebuah buku harus mengikuti tata cara penulisan yang berlaku, seperti pembagian bab, penomoran, pemilihan huruf besar dan kecil, dan sebagainya. Buku yang tidak sistematis akan membingungkan pemakainya.

7. Tahun Terbit

Dalam pemilihan buku terutama buku-buku pelajaran hendaknya dipilih buku terbitan terbaru karena kandungan isi buku terbitan lama mungkin sudah tidak cocok lagi dengan kurikulum.

2.7 Kebijakan Pengembangan Koleksi

Dengan kebijakan pengembangan koleksi, yang secara resmi disahkan

oleh pimpinan perguruan tinggi, perpustakaan memiliki pegangan untuk

mengembangkan koleksinya. Selain itu, perpustakaan juga akan memiliki

kekuatan resmi untuk menjalin hubungan dengan berbagai pihak , baik di dalam

maupun di luar lembaganya. Pengembangan koleksi haruslah selalu didasari asas

tertentu, yang harus di pegang teguh, perpustakaan harus menjaga agar koleksinya

berimbang sehingga mampu memenuhi kebutuhan dosen , mahasiswa, dan

peneliti.

Menurut akbar, (2008:1) kebijakan pengembangan koleksi tertulis

berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi dan perencanaan sebagai berkut :

1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator dan dewan pembina perpustakaan

(9)

3. Menjadi standar bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi terjamin.

4. Mnjadi standar atau tolak ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangannya koleksi tercapai.

5. Membantu mempertanggung jawaban alokasi anggaran

6. Menjadi sarana komunikasi baik dengan masyarakat yang harus dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengembangan

Semua kebijakan pengembangan koleksi akhirnya muaranya adalah

pengadaan bahan pustaka. Dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka,

perpustakaan terikat dan sekaligus di pandu oleh rambu-rambu yang tertuang

dalam kebijakan pengembangan koleksi. Koleksi mana yang menjadi proritas

pengadaan-pengadaan sudah ditentukan dalam kebijakan pengembangan koleksi.

Dengan demikian arah pengembangan koleksi sudah jelas. Hal ini penting

dilaksanakan dengan tujuan untuk menghindari buku atau jenis lainnya yang

sebenanarnya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan masuk ke dalam

jajaran koleksi.

Menurut darmono (2001 : 58) secara umum pengadaan bahan pustaka di

lingkungan perpustakaan mencakup 3 kegiatan utama yaitu:

1. Pemilihan atau seleksi bahan pustaka.

2. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar0menukar, penerimaan hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan.

3. Inventarisasi bahan yang telah di adakan serta statistik pengadaan bahan pustaka.

Secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan

dilakukan melalui pembelian, hadiah, maupun melalui tukar-menukar. Hadiah

dapat dari perorangan ataupun dari lembaga.

Menurut Akbar, (2008:1) pengadaan atau akuisisi dilakukan oleh bagian

pengadaan. Bagian ini tidak semata-mata bertanggung jawab terhadap pengadaan

koleksi saja, tetapi juga bertanggung jawab terhadap pengadaan koleksi saja,

tetapi bertanggung jawab atas hal-hal berikut:

1. Pengadaan atau pengembangan koleksi.

2. Pemecahan persoalan-persoalan yang muncul dalam pemesanan bahan pustaka

(10)

4. Berusaha memperoleh bahan-bahan reproduksi apabila bahan aslinya sudah tidak diperboleh (buku-buku out of print) tetapi sangat diperlukan pemakai.

5. Mengadakan hubungan dengan para pedagang atau penyalur buku. 6. Mengwasi penerimaan hadiah dan tukar-menukar bahan pustaka.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004 : 54 ) cara

pengadaan seleksi yang biasa di gunakan adalah:

1. Pembelian.

2. Sumbangan/hadiah

3. Tukar-menukar

4. Inventarisasi

1. Pembelian

Proses pembelian adalah dalah satu cara yang efektif karena perpustakaan

memilih bahan pustaka apa yang paling cocok untuk dijadikan sebagai koleksi.

Menurut Akbar, (2008 : 1) pembelian ini dapat dilakukan dengan cara berbagai

cara yaitu:

1. Toko Buku

Pembelian bahan pustaka secara langsung ke toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang jumlah dananya relative sedikit. Pembelian dengan cara ini biasanya dilakukan untuk judul dan ekslempar yang tidak banyak

Kekurangan yang umumnya terjadi pada pembelian bahan pustaka ke toko buku adalah:

a. Tidak semua subjek atau judul yang dibutuhkan perpustakaan tersedia di toko buku

b. Toko buku tidak bisa ditemukan di setiap kabupaten sehingga tidak mampu melayani kebutuhan perpustakaan.

c. Toko buku yang terdapat di kota kecil pada umunya hanya menyediakan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia.

d. Tidak semua pesanan bahan pustaka dari satu perpustakaan dapat di peuhi dari satu toko buku saja.

2. Penerbit

Pembelian bahan pustaka juga dapat dilakukan melalui penerbit, baik dalam negeri maupun luar negeri. Penerbit di indonesia biasanya melayani pemesanan dari perpustakaan. Akan tetapi, penerbit asing umumnya tidak melayani perpustakaan. Biasanya hanya melayan pembelian dari toko buku ataupun penjaja sehingga perpustakaan indonesia harus membeli melalui toko buku.

(11)

katalog penerbit yang dikeluarkan penerbit sehingga bahan pustaka yang akan di adakan dapat di pesan langsung penerbitnya.

3. Melalui agen buku

Selain pembelian ke toko buku dan penerbit, perpustakaan juga dapat membeli buku mealui agen buku yang biasa disebut dengan jobber atau vendor. Agen buku ini berperan sebagai mediator antara perpustakaan dan penerbit, terutama untuk pengadaan bahan pustaka terbitan luar negeri.

2. Sumbangan/Hadiah

Bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan kadang-kadang diperoleh

melalui hadiah. Bahan pustaka yang diperoleh lewat hadiah sangat penting untuk

mengembangkan koleksi perpustakaan. Perpustakaan yang menerima bahan

pustaka berupa hadiah dapat menghemat biaya pembelian.

Koleksi bahan pustaka yang berupa hadiah yang diperoleh secara langsung

dari penyumbang atau diminta. Menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi

( 2004 : 55 ) perpustakaan yang menerima bahan hadiah secara langsung perlu:

1. Meneliti semua kiriman bahan perpustakaan dan mencocokkan dengan surat pengantarnya.

2. Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan.

3. Menyisihkan bahan perpustakan hadiah yang tidak diperlukan

Perpustakaan yang meminta hadiah bahan perpustakaan:

1. Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan.

2. Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah setelah bahan perpustakaan diterima.

3. Memeriksa dan mencocokkan daftar kiriman bahan perpustakaan hadaiah dengan surat pengantarnya.

4. Mengirimkan kembali surat pengantar disertai ucapan terima kasih

5. Mengolah bahan perpustakaan hadiah yang diterima seperti pengolahan bahan perpustakaan biasa

4. Tukar-Menukar

Pengadaaan bahan pustaka ini dilakukan seara terencana karena biasanya

pertukaran dilakukan adanya kerjasama antar perpustakaan. Pertukaran bahan

pustaka dapat dilakukan apabila perpustakaan memilii jumlah ekslempar yang

terlalu banyak dan sejumlah koleksi yang tidak dapat diperlukan lagi tetapi

dibutuhkan oleh perpustakaan lain. Proses tukar-menukar sangat jarang dilakukan

bila dibandingkan dengan pengadaan bahan pustaka denga cara pembelian,

(12)

Pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan,

yaitu untuk memperoleh bahan pustaka tertentu yang tidak dapat dibeli di toko

buku, penerbit, agen, atau yang tidak dapat diperoleh karena alasan lain sehingga

hanya bisa didapatkan melalui pertukaran.

1. Melalui pertukaran akan member jalan bagi perpustakaan untuk memanfaatkan bahan pustaka yang diuplikasi.

2. Dengan pertukaran akan member peluang untuk mengembangkan kerja sama yang baik antar perpustakaan.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55)

perpustakaan yang melakukan pertukaran bahan perpustakaan perlu:

1. Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan 2. Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratannya

3. Menerima kembali daftar penawaran yang dudah dipilih pemesan 4. Mencatat alamat pemesanan

5. Menyampaikan bahan perustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau lembaga yang memesannya.

2.8. Inventarisasi

Inventarisai bahan pustaka merupakan langkah awal dalam kegiatan

pemberian jati diri buku dan pendaftaran ke dalam buku induk. Hal utama yang

dilakukan sebelum kegiatan investarisasi adalah melakukan pengecekkan

penerimaan bahan pustaka, apakah sudah sesuai dengan koleksi yang dipesan.

Hal-hal yang perlu diteliti dalam pemeriksaan buku yang diterima adalah: 1. Pengarang

2. Judul 3. Edisi

4. Tempat terbit 5. Penerbit 6. Tahun terbit

7. ISBN

Setelah pemeriksaan selesai maka kegiatan selanjutnya ialah buku yang

diterima diberi stempel cap kepemilikan pepustakaan untuk mengetahui bahwa

buku tersebut adalah milik perpustakaan tersebut. Stempel atau cap perpustakaan

ini dibubuhkan beberapa kali dalam satu buku sesuai kebijakan perpustakan.

Selain cap stempel, perpustakaan juga membubuhkan stempel inventarisasi berisi

kolom data asal perolehan buku, nomor induk, tanda buku, dan tanggal

(13)

Contoh : Stempel Inventarisasi

No. Induk No. Klass Asal dari Tgl. Invent

Setelah melakukan stempel kepemilikan dan stempel inventaris pada

bahan pustaka, maka selanjutnya mencatat bahan pustaka ke dalam buku induk.

Kegiatan mencatat bahan ke dalam buku induk adalah sebagai bukti adanya

kepemilikan perpustakaan. Adapun informasi yang dicantumkan pada pencatatan

buku induk adalah:

1. Tanggal penerimaan yaitu tanggal kapan buku tersebut diterima. Tanggal

ini dicantumkan pada setiap eksemplar buku yang diinventarisasi

2. Nomor inventaris/induk, yaitu nomor inventarisasi, dimana setiap

jilid/eksemplar buku diberi nomor tersendiri

3. Pengarang, nama pengarang ditulis setelah dibalik terlebih dahulu

sebagaimana dilakukan dalam pngatalogan. Dan apabila buku yang

memiliki pangarang lebih dari satu, sebaiknya semua nama pengarang

tersebut ditulis, tetapi jika pengarang lebih dari tiga orang, maka ditulis

nama pengarang pertama diikuti dengan menambahkan et,al atau dkk.

4. Judul buku, yaitu judul buku secara keseluruhan namun jika terlalu

panjang dapat dipotong tanpa mengurang serta judul tersebut dengan

menambahkan tiga titik (...)

5. Tempat terbit/penerbit yaitu tempat kota terbit dimana buku tersebut

diterbitkan dan oleh penerbit mana (tulis nama penerbitnya), isi dapat

dilihat pada halaman judul atau tanpa halaman verso.

6. Tahun terbit, yaitu kaan (tahun berapa buku tersebut diterbitkan)

7. Asal/sumber perolehan. Dalam kolom ini dicatat dari mana buku berasal

apakah dari hasil pembelian, hadiah, dan tukar-menukar

8. Harga buku jika diketahui. Dapat dilakukan untuk buku-buku hasil

pembelian

9. Golongan (nomor klasifikasi), kolom ini dicatat setelah buku diproses

10.Bahasa. Untuk kolom ini dicantumkan bahasa agar dapat diketahui jumlah

(14)

dapat dibuat dengan menggunakan singkatan I untuk bahasa indonesia E

untuk bahasa inggris, A untuk bahasa asing diluar bahasa inggris

11.Keterangan dalam kolom ini dicantumkan hal-hal yang dianggap perlu dan

belum dicantumkan dalam kolom yang disediakan.

Tabel 2: contoh buku induk/inventarisasi

Tgl.

Terima No.

Induk

Pengarang Judul Tempat

Terbit

Tahun

Terbit

Asal Bahasa Jumlah Harga Ket

..

Sumber: pengadaan bahan pustaka

Adapun kegunaan dari buku induk inventaris ialah:

1. Untuk mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan

2. Mengetahui jumlah judul dan eksemplarnya

3. Jumlah judul eksemplar yang berbahasa indonesia dan bahasa asing

4. Untuk mengetahui asal bahan pustaka baik dari pembelian, hadiah dan

tukar-menukar.

2.9 Weeding

Menurut Rahayu dkk (2013, 13) Penyiangan (weeding) adalah upaya

pemberdayaan koleksi bahan pustaka terhadap koleksi lama, agar tempat

penyimpanan bahan pustaka dapat dioptimalkan dan bermanfaat bagi pemustaka

dengan memisahkan koleksi yang sudah rusak, eksemplar yang terlalu banyak,

sudah ada edisi terbaru, kurang pragmatis, dan bahasa yang digunakan sulit

dipahami oleh pemustaka. Kegiatan penyiangan dilakukan agar tidak

menumpuknya koleksi lama di perpustakaan, dan tempat yang digunakan

sebelumnya dapat dimanfaatkan untuk koleksi terbaru. Sehingga koleksi yang ada

di perpustakaan selalu berdaya guna dan diminati oleh pemustaka.

Menurut Yulia (1993:199) pedoman umum penyiangan koleksi adalah:

(15)

3. Edisi terbaru sudah ada sehingga yang lama dapat dikeluarkan dari koleksi.

4. Bahan pustaka yang sudah terlalu rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.

5. Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat diusahakan gantinya.

6. Bahan pustaka yang jumlah kopinya terlalu banyak, frekuensi pemakaiannya rendah.

7. Bahan pustaka yang terlarang.

Menurut Akbar (2008: 1) penyiangan yang dilakukan diperpustakaan

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memperoleh tambahan tempat untuk koleksi baru.

2. Membuat koleksi lebih dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang akurat, relevan, up to date, serta menarik.

3. Memberikan kemudahan pada pemakai dalam menggunakkan koleksi.

4. Memungkinkan staff perpustakaan mengelola koleksi secara efektif dan efisien.

Penyiangan koleksi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Menyingkirkan bahan pustaka dari tempatnya ke ruang penyimpanan khusus

b. Menghapus atau memusnahkan bahan pustaka c. Menghadiahkan bahan pustaka ke perpustakaan lain

d. Menukar bahan pustaka dengan bahan pustaka lain Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 64)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa weeding atau

penyiangan adalah subjek tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna, bahan

pustaka yang telah usang isinya, edisi terbaru sudah ada dan bahan pustaka sudah

terlalu rusak.

2.11 Stock Opname

Stock opname dilakukan karena perpustakaan akan mengalami perubahan

keadaan koleksi Karen rentang waktu yang lama. Perubahan koleksi terjadi pada

berbagai macam dan meliputi kualitas dan kuantitas koleksi yang semakin

menurun. Berdasarkan buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004)

perubahan kualitas koleksi perpustakaan dapat dilihat pada keadaan sebagai

(16)

a. Jumlah koleksi tidak sesuai dengan buku induk kerena terjadi kehilangan koleksi akibat ulah pengguna atau ulah pustakawan sendiri.

b. Keadaan fisik koleksi telah usang dan sudah tidak layak pakai sehingga harus mendpat perawatan dari perpustakaan.

Menurut Yulia (2010) tujuan dilakukan kegiatan stock opname adalah:

1. Mengetahui keadaan koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan.

2. Mengetahui jumlah buku (judul/eksemplar) koleksi bahan pustaka menurut golongan klasifikasi dengan tepat.

3. Menyediakan jajaran katalog yang tersusun rapi yang menandakan kondisi koleksi bahan pustaka.

4. Untuk mengetahui dengan tepat bahan pustaka yang tidak ada katalognya.

5. Untuk mengetahui bahan pustaka yang dinyatakan hilang.

Gambar

Tabel 2: contoh buku induk/inventarisasi

Referensi

Dokumen terkait

Perpustakaan Universitas Nommensen Medan adalah termasuk salah satu perguruan tinggi yang diharapkan senantiasa dapat membantu program Thridarma perguruan tinggi dalam

mempersiapkan perguruan tinggi perlu mengadakan dan mempersiapkan bahan pustaka yang menunjang program yang dijalankan perguruan tinggi yang bersangkutan dengan kurikulum.

Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Yayasan Syekh Hamzah Fansyuri (STIP YASHAFA) merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Aceh

keterlibatan dosen dalam pengembangan koleksi di perpustakaan STIKes Amanah. Padang pustakawan mampu mendapatkan koleksi yang relevan

Perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pengajaran, dan penelitian bagi setiap perguruan tinggi.. tentang perpustakaan maka

Otomasi Perpustakaan perguruan tinggi ini telah memiliki kebaharuan yaitu notifikasi koleksi yang berbeda dengan perpustkaan yang hanya melakukan peminjaman, membaca dan pengembalian

Otomasi Perpustakaan perguruan tinggi ini telah memiliki kebaharuan yaitu notifikasi koleksi yang berbeda dengan perpustkaan yang hanya melakukan peminjaman, membaca dan pengembalian

Otomasi Perpustakaan perguruan tinggi ini telah memiliki kebaharuan yaitu notifikasi koleksi yang berbeda dengan perpustkaan yang hanya melakukan peminjaman, membaca dan pengembalian