Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. PENGEMBANGAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STIKES
SANTA ELISABETH MEDAN
Kertas Karya
Dikerjakan Oleh
ASMARIA Br PERANGIN-ANGIN NIM : 062201024
PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. LEMBAR PERSETUJUAN
PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
Kertas Karya ini Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
Nama : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd
NIP : 131601063
Tanggal :
Tanda Tangan :
Tim Pembaca
Nama : Zurni Zahara
NIP :
Tanggal :
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. LEMBAR PENGESAHAN
PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
Oleh :
ASMARIA Br PERANGIN-ANGIN NIM. 062201024
Program Studi D-III Perpustakaan Dan Informasi
Ketua Program Studi,
Nama : Dra. Zurni Zahara, M.Si
NIP : 130802473
Tanggal :
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
LEMBAR PERSEMBAHAN
Kuucapkan terimakasih kepada kedua orangtuaku tercinta :
N. Perangin-angin
K. Br Sembiring
Dan kepada saudara-saudariku :
Rohani Br Perangin-angin
Jarusman Primo Perangin-angin
Rohanna Rupina Br Perangin-angin
Makmur S. Perangin-angin, Skm
Dan kupersembah motto hidupku :
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat kasih dan
karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis selama penyusunan kertas karya ini dengan
judul “Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka STIKes Santa Elisabeth Medan.”
Penulisan kertas karya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan kertas karya ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan kertas karya ini sehingga penulis dapat memperbaiki segala
kakurangan penulis dimasa yang akan datang.
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dorongan
serta dari berbagai pihak berupa moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih atas cinta, kasih, dan sayang, pengertian, pengorbanan, kesabaran
dan dorongan serta doa yang diberikan kepada penulis.
Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara.
2. Ibu Dra. Zurni Zahara, M.Si, selaku ketua Program Studi D-III Perpustakaan.
3. Ibu Zaslina Zainudin, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis dalam penyelesaian kertas karya ini.
4. Ibu Laila Hadri NST, S.Sos, selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi serta informasi tentang ilmu perpustakaan selama masa perkuliahan
5. Dra, Zurni Zahara Samosir, M.si selaku dosen pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya penulis.
6. Seluruh staf pengajar pada Program Studi D-III Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara yang banyak memberikan pengetahuan, khususnya tentang ilmu perpustakaan.
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
9. Buat kelompok kecilku “El-senyor”, Giat, Wendy, Kristina serta pembimbing kelompok kecilku kak Diana, kak Melly Sastra Inggris 2003 yang telah banyak memberikan motivasi serta bimbingan kepada penulis dalam studi dan pelayanan untuk tetap takut dan taat kepada Tuhan.
10. Buat sahabat-sahabatku Emi, Jessika, Kristina, Martina, Marpaida, Nursalam,
Guslidia yang telah memberikan motivasi serta dukungan kepada penulis dan semua teman-teman seangkatan 2006. (Good Luck For Us)
11. Buat sahabatku Lisa Sri Helena terima kasih buat doa dan motivasinya.
12. Buat teman sekostku Eva terima kasih juga buat doa dan motivasinya.
13. Buat adik-adikku Ivo, Fedrik, Berto, Andre, Eka, Enda, Putri, Ira, dan sikecil Endiya
terima kasih buat doa dan dukungannya.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Medan, Juni 2009
Penulis,
ASMARIA Br PERANGI-ANGIN
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penulisan ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 2
1.3 Ruang Lingkup ... 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Pengertian Pengembangan Kaoleksi ... 4
2.2 Proses Seleksi ... 6
2.2.1 Pihak yaang Melakuakan Seleksi ... 7
2.2.2 Kriteria Seleksi ... 8
2.3 Tujuan Pengembangan Koleksi ... 9
2.4 Syarat Pengembangan Koleksi ... 10
2.5 Prinsip-Prinsip Pengembangan Koleksi ... 11
2.6 Kebijakan Pengembangan Koleksi ... 12
BAB III PEGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN STIKES SANTA EALISABETH MEDAN ... 15
3.1 Gambanran Umum STIKES Santa Eisabeth Medan ... 15
3.2 Gambaran Umum Perpustakaan STIKES Santa Elisabeth Medan ... 16
3.3 Sejarah Singkat Perpustakaan STIKES Santa Elisabeth Medan ... 16
3.4 Struktur Organisasi Perpustakaan STIKES Santa Elisabeth Medan ... 17
3.5 Kompon-Komponen Koleksi Perpustakaan ... .. 20
3.6 Kewenagan dalam Pemilihan Bahan Pustaka ... 20
3.7 Pealaksanaan Kegiatan Pengembangan Koleksi ... 21
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
3.7.2 Minat dan Kebutuhan Pengguna ... 25
3.7.3 Sumber Pendanaan ... 25
3.7.4 Sarana ... 26
3.7.5 Ketenagaan ... 26
3.8 Pengadaan Bahan Pustaka ... 26
3.8.1 Pembelian ... 27
3.8.2 Sumbaangan/Hadiah ... 28
3.8.3 Tukar-Menukar ... 28
3.8.4 Penerbitan Sendiri ... 29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 30
A. Kesimpulan ... 30
B. Saran ... 30
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. DAFTAR TABEL
Tabel-1 : Daftar penambahan koleksi Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth
Medan tahun berdasarkan subjek bahan pustaka ... 23
Tabel-2 : Daftar penambahan koleksi Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. DAFTAR GAMBAR
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang dan Masalah
Perkembangan teknologi informasi saat ini, semakin tidak terbendung. Oleh karena
itu diharapkan perpustakaan dapat membantu mahasiswa dan dosen dengan memberikan
informasi yang digunakan dan dibutuhkan melalui koleksi bahan pustaka yang dimilki pada
suatu perpustakaan tertentu, untuk meningkatkan ilmu pengetahuan pengetahuan mahasiswa
dan dosen serta seluruh masyarakat pengunjung perpustakaan tentunya dapat meningkatkan
dan memajukan ilmu pengetahuan masyarakat Indonesia tentang informasi dan mendukung
terlaksananya program perguruan tinggi yang bersangkutan dan seluruh perguruan tinggi di
Indonesia.
Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi memiliki fungsi sebagai tempat
penyimpanan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka, pusat pelestarian ilmu pengetahuan,
pusat belajar, pusat penelitian, dan pusat penyebaran informasi. Oleh karena itu perpustakaan
dituntut untuk mengelola, melestarikan, dan mengembangkan koleksinya baik tercetak
maupun tidak tercetak, yang mengarah kepada suatu oleksi yang standart kualitas yang
diharapkan suatu perguruan tinggi yang bersangkutan.
Dengan adanya pengembangan koleksi di suatu perpustakaan yang bersangkutan baik
dalam bentuk tercetak maupun yang tidak tercetak, maka tercapailah pelayanan perpustakaan
yang optimal sesuai apa yang diharapkan perpustakaan perguruan tinggi. Pengembangan
koleksi perpustakaan dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan dunia informasi yang
dibutuhkan oleh semua jurusan atau program studi dan seluruh pengguna perpustakaan yang
diasuh oleh perguruan tinggi tersebut. Kualitas pengembangan koleksi perpustakaan
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan literatur dari mata kuliah yang didistribusikan pada
semester untuk semua jurusan atau program studi. Pengembangan koleksi perpustakaan tidak
akan lepas dari pembinaan koleksi. Pembinaan koleksi merupaka salah satu kegiatan di
bidang pelayanan teknis.
Kegiatan ini dilakukan suatu perpustakaan perguruan tinggi dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan informasi pengguna informasi perpustakaan. Oleh karena itu
pengembangan koleksi di perpustakaan perguruan tinggi selayaknya diarahkan kepada
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
semata-mata ditentukan atau dinilai dari banyak tidaknya jumlah koleksi yang tersedia, akan
tetapi juga dinilai dari mutu dan kualitas isi dari koleksinya. Bagi perpustakaan perguruan
tinggi, orientasi pengembangan koleksi sesuai dengan Tridharma perguruan tinggi agar dapat
meningkatkan program pendidikan dan pengajaran. Pengembangan koleksi, diharapkan dapat
menunjang kegiatan penilitian dan kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Pada darma pendidikan dan pengajaran, perpustakaan diharapkan mampu
menyediakan sumber-sumber informasi atau bahan pustaka yang dibutuhkan oleh setiap mata
kuliah, setiap program studi, jurusan dan fakultas. Bahan pustaka yang dimaksud adalah
bahan pustaka yang diperlukan oleh mahasiswa maupun tenaga pangajar dan civitas
akademika lainya.
Untuk darma penelitian, pengembangan koleksi perpustakaan diharapkan mampu
menyediakan informasi atau bahan pustaka yang dapat mendukung serta meningkatkan
kegiatan penelitian, sehingga pengembangan koleksinya benar-benar dapat ditingkatkan.
Perpustakaan perguruan tinggi diharapkan mampu menyediakan bahan pustaka atau sumber
informasi dalam berbagai bidang dan berbagai sumber bibliografis yang diperlukan untuk
penelusuran informasi.
Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan sebagai salah satu perpustakaan
perguruan tingggi di Indonesia, diharapkan senantiasa berpedoman kepada Tridharma
perguruan tinggi dalam pengembangan koleksi perpustakaanya. Berkenan dengan harapan
itu, perlu ditanyakan beberapa masalah yang menyangkut pengembangan pengembangan
koleksi, beberapa diantaranya :
o Bagaimana proses kerja pengembangan koleksi di Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan?
o Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan?
o Sejauh mana kegiatan kerja pengembangan koleksi dilaksanakan di Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan?
Dilatarbelakangi oleh pemikiran seperti yang diuraikan di atas, serta beberapa
masalah yang telah dikemukakan, penulis memilih judul kertas karya dengan judul
“Pengembangan Koleksi Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan”. Tujuan penulis
agar penulis dapat mengetahui bagaimana proses kerja pengembangan koleksi, usaha-usaha
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
dilakukan dan untuk memperoleh informasi langsung dari perpustakaan tersebut tentang
pengembangan kloleksi suatu perpustakaan perguruan tinggi.
1.2Tujuan Penulis
Tujuan utama penulisan kertas karya ini adalah :
Untuk mengetahui berbagai kegiatan perpustakaan yang dilaksanakan dalam
pengembangan koleksi di Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan.
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan kerja pengembangan koleksi yang
dilaksanakan di Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan.
Untuk mmberikan sumbangan pemikiran dan kritik yang bersifat membangun dalam
pengembangan koleksi Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan.
1.3Ruang Lingkup
Sesuai dengan judul penulisan kertas karya ini dititikberatkan pada ruang lingkup
kegiatan kerja pengembangan koleksi, yaitu :
Komponen-komponen koleksi
Kewenangan kegiatan bahan pustaka
Pengelolaan bahan pustaka
Pemeliharaan bahan pustaka
1.4Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan sumber informasi serta data yang diperlukan kertas karya ini,
metode-metode yang digunakan adalah :
Studi perpustakaan
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. Studi Lapangan
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengembangan Koleksi
Tugas utama setiap perpustakaan adalah membangun koleksi yang kuat demi
kepentingan pemakai perpustakaan. Dalam pengelolaan koleksi salah satu kegiatan yang
penting adalah pengembangan koleksi yang mencakup semua kegiatan untuk memperluas
koleksi yang ada di perpustakaan, terutama dalam aspek seleksi dan evaluasi.
Ditinjau secara etimologisnya pengertian “Pengembangan adalah suatu proses, cara,
pembuatan mengembangkan. Sedangkan koleksi adalah kumpulan yang berhubungan dengan
studi atau penelitian ” (Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa; 1980 : 414).
Pengembangan koleksi perpustakaan merupakan salah satu kegiatan kerja pelayanan
teknis yang dilakukan oleh setiap Perpustakaan Perguruan Tinggi. Pengembangan terhadap
koleksi bahan pustaka dilakukan untuk mencapai tujuan perpustakaan yaitu untuk
mendukung, memperlancar serta meningkatkan kualitas pelaksanaan program kegiatan
perguruan tinggi yang bersangkutan. Pustakawan yang diberi tugas di bidang pengembangan
koleksi, harus tahu betul apa tujuan perpustakaan tempat mereka bekerja dan siapa
pemakainya, serta apa kebutuhannya.
Pada dasarnya tujuan atau fungsi perpustakaan adalah:
1. Menunjang program pendidikan, penelitian dan pendidikan orang dewasa
2. Memenuhi kebutuhan akan informasi
3. Memenuhi kebutuhan sosial
4. Memenuhi kebutuhan kultural dan spiritual masyarakat
5. Memenuhi kebutuhan akan rekreasi
6. Berfungsi sebagai repository atau perpustakaan deposit.
Tujuan atau fungsi suatu perpustakaan akan tergantung dari jenis perpustakaan, tetapi
perpustakaan yang sejenis pun tidak selalu mempunyai tujuan pokok yang benar-benar sama.
Ada beberapa tipe perpustakaan yaitu:
Perpustakaan Umum, masyarakat pemakainya sangat heterogen,
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
Perpustakaan Sekolah, masyarakat pemakainya terbatas untuk sekolah yang
bersangkutan,
Perpustakaan Khusus, masyarakat pemakainya terbatas di lingkungan lembaga induknya,
Perpustakaan Nasional, dan
Perpustakaan Daerah.
Setiap perpustakaan tersebut mempunyai tujuan yang berbeda, dan pemakainya
berbeda pula, sehingga pustakawan harus mengenal lebih dalam masyarakat yang akan
dilayaninya. Kajian pemakai sangat diperlukan untuk mengetahui profil pemakai yang akan
dilayani. Untuk mengadakan kajian tersebut harus membuat perencanaan yang matang, siapa
yang akan melakukan kajian, apa yang akan diteliti, metode apa yang akan dipakai, untuk apa
data digunakan? Untuk mencapai sasaran, perpustakaan perlu meletakkan dasar-dasar
kebijakan dalam pengembangan koleksi. Kebijakan pengembangan koleksi yang tertulis
berfungsi sebagai:
o Pedoman bagi para selektor untuk bekerja lebih terarah.
o Sarana komunikasi untuk memberitahu pada para pemakai, administrator, dewan pembina dan fihak lain, apa cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana untuk pengembangaan selanjutnya.
o Sarana perencanaan untuk membantu dalam proses alokasi dana.
Meskipun kita telah membuat sebuah perencanaan yang baik untuk kegiatan
pengembangan koleksi, tetapi tetap menghadapi berbagai kendala, di antaranya terdapatnya
prosedur pembelian bahan pustaka dari luar negeri yang sangat rumit dan juga sarana
pengawasan bibliografi yang sangat kurang. Hal ini merupakan tantangan bagi pustakawan
dalam memberikan layanan yang terbaik bagi pemakai perpustakaan yang bersangkutan.
Untuk melihat apakah tujuan perpustakaan sudah tercapai dan bagaimana kualitas
koleksi yang telah dikembangkan tersebut sudah memenuhi standar, perlu diadakan suatu
analisis dan evaluasi koleksi. Banyak cara untuk melakukan evaluasi koleksi, di antaranya
dengan cara pendekatan terhadap koleksi perpustakaan dan pengguna perpustakaan.
Menurut Hernandono, salah satu misi perpustakaan Nasional RI adalah membina dan
mengembangkan semua jenis perpustakaan.Untuk itu diperlukan adanya berbagai
pedoman perpustakaan.
Adanya pedoman perpustakaan yang paling sedikit mempunyai dua makna, yaitu :
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. Memperkaya khasanah terbitan di bidang perpustakaan dan kepustakawanan dalam
bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan pembinaan yaitu istilah pembinaan diartikan adanya yang membina
dan yang dibina, yang membina tentu lebih baik dari yang dibina. Mengenai kondisi
perpustakaan di Indonesia dapat dipilih secara garis besar, yaitu :
Perpustakaan yang perlu dibina.
Perpustakaan yang perlu dikembangkan.
Perpustakaan yang sudah maju. (Sutoyo dan Santoso 2004:196)
Perpustakaan yang sudah maju dapat dijadikan mitra kerja untuk mengembangkan
dan membina oleh perpustakaan nasional. Langkah tersebut sudah dirintis dengan
mengedakan kerjasama dengan berbagai instansi dan dilanjutkan dengan menjadi fasilitator
forum-forum perpustakaan. Didalam mengembangkan perpustakaan, langkah awal yang
kerjakan adalah bagaimana menciptakan layanan prima di dalam sistem dan jasa
perpustakaan dan informasi yang perlu dikedepankan.Sebagai tanggung jawab moril dalam
upaya pembinan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia, kita harus banyak melakukan
konsolidasi ke dalam dan ke luar.
2.2 Proses Seleksi
Secara umum seleksi diartikan sebagai tindakan, cara, atau proses memilih. Dalam
hubungannya dengan pengembangan koleksi perpustakaan, seleksi merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi suatu informasi untuk ditambahkan pada koleksi yang sudah ada di
perpustakaan. Dengan demikian, proses seleksi merupakan kegiatan yang dilaksanakan
sebelum kegiatan pengadaan bahan pustaka. Proses seleksi tergantung dari tipe perpustakaan,
dan organisasi intern perpustakaan yang bersangkutan.
Ada beberapa pandangan terhadap prinsip dasar seleksi yaitu pandangan tradisional yang mengutamakan nilai intrinsik bahan pustaka, pandangan liberal yang mengutamakan popularitas, dan pandangan pluralistik yang berusaha menemukan keseimbangan antarkedua pandangan tersebut. Pada dasarnya pustakawan yang bertugas di bidang pengembangan koleksi sudah memahami betul pedoman dasar untuk melakukan seleksi yaitu:
1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran,
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani,
4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi,
5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi, dan
6. Memahami berbagai kendala yang ada.
Di samping itu pustakawan perlu memahami perbedaaan antara seleksi dan evaluasi.
Dalam melakukan seleksi berarti pustakawan menentukan apakah bahan pustaka tersebut
sesuai dengan kebutuhan pemakai, sedangkan evaluasi adalah pertimbangan nilai intrinsik
bahan pustakanya. Untuk melakukan seleksi ada sarana yang dapat membantu dalam proses
tersebut yaitu alat bantu seleksi.
Ada dua jenis alat bantu seleksi yaitu alat bantu seleksi yang merupakan tinjauan dan
alat bantu seleksi yang berbentuk daftar judul untuk tipe perpustakaan tertentu, subjek
tertentu atau kelompok tertentu, dan ada alat identifikasi dan verifikasi seperti bibliografi,
katalog penerbit dan sebagainya. Pustakawan diharapkan dapat mengenal, mengetahui
ciri-cirinya, serta dapat menggunakan alat bantu seleksi tersebut dengan tepat.
Menurut Sutoyo dan Santoso (2004:198), salah satu misi perpustakaan Nasional RI
adalah membina dan mengembangkan semua jenis perpustakaan. Untuk itu diperlukan
adanya berbagai pedoman perpustakaan. Adanya pedoman perpustakaan yang paling sedikit
mempunyai dua makna, yaitu :
1. Sebagai panduan penyelenggaraan perpustakaan dan kepustakawanan.
2. Memperkaya khasanah terbitan di bidang perpustakaan dan kepustakawanan dalam
bahasa Indonesia.
2.2.1 Pihak Yang Melakukan Seleksi
Kelompok yang dipandang memiliki kapabilitas untuk menyeleksi bahan pustaka antara lain, adalah pustakawan, spesialis subjek, toko buku, dan komisi pustakawan. Meskipun demikian, kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa otoritas yang melakukan seleksi ditentukan oleh tipe/jenis perpustakaan yang bersangkutan. Pihak-pihak yang berwewenang melaksanakan seleksi menurut jenis perpustakaan adalah sebagai berikut :
1) Perpustakaan sekolah
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
2) Perpustakaan perguruan tinggi
Otoritas yang melaksanakan seleksi adalah pimpinan universitas, dekan, ketua jurusan/program studi, dan dosen. Pembentukan komisi penasihat/pengawas perpustakaan secara khusus juga dapat memilih atau memberikan usulan. Komisi ini biasanya terdiri atas pustakawan, dosen, dekan, dan elemen-elemen lain yang dipandang mampu.
3) Perpustakaan umum
Pihak yang berwewenang melakukan seleksi adalah dewan penasihat/penyantun perpustakaan dan tokoh masyarakat yang berada disekitar perpustakaan umum. .
2.2.2 Kriteria Seleksi
Apapun kriteria seleksi yang diterapkan oleh perpustakaan, harus dituangkan
dalam kebijakan pengembangan koleksi.
Secara umum kriteria-kriteria yang diterapkan dalam seleksi adalah :
a. Tujuan, Cakupan, dan Kelompok Pembaca
Bahan pustaka yang akan dipilih harus mempertimbangkan secara sungguh-sungguh kesesuaiannya dengan tujuan, cakupan, dan pengguna perpustakaan yang
bersangkutan.
b. Tingkatan koleksi
Tingkatan koleksi menjadi salah satu faktor utama untuk menentukan koleksi tertentu. Ada enam kategori tingkatan koleksi, yaitu :
1) Karya dalam bentuk ringkasan
2) Karya ringan dan populer
3) karya popular yang serius
4) Karya elemente
5) Karya standard
6) Karya yang tingkat ilmiahnya lebih tinggi misalnya tesis atau disertasi.
c. Otoritas dan kredibilitas pengarang
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
d. Harga
Harga juga perlu dipertimbangkan. Misal harga buku yang cukup tinggi harus diperhatikan apakah buku tersebut sangat dibutuhkan atau tidak.
e. Penyajian fisik buku
Penampilan fisik buku baru dapat mempengaruhi keputusan seleksi. Bahan pustaka seharusnya bersih, rapi, dan dapat dibaca.
2.3 Tujuan Pengembangan Koleksi
Kebijakan pengembangan koleksi Perpustakaan Pergurun Tinggi hendaknya selalu
dapat mencerminkan Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai unsur penunjang Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Buku pedoman perpustakaan Perguruan Tinggi merumuskan tujuan
perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut :
1. Mengadakan buku, jurnal, dan pustaka lainya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi tersebut. 2. Mengadakan buku, jurnal, dan bahan pustaka lainya yang diperlukan untuk penelitian
sejauh mana dana yang tersedia.
3. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat pustaka yang bernilai sejarah 4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian bahan pustaka.
5. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi dan memberikan pelatuhan dan bimbingan pemakaian pustaka.
6. Bekerjasama dengan Perpustakaan Perguruan Tinggi lainya untuk mengembangkan program Perpustakaan Perguruan Tinggi. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994 : 320).
Sesuai dengan tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi dapat disimpulkan pengertian
pengembangan koleksi adalah :
a) Untuk menunjang program pendidikan dan pengejaran perpustakaan dan
mempersiapkan perguruan tinggi perlu mengadakan dan mempersiapkan bahan pustaka yang menunjang program yang dijalankan perguruan tinggi yang bersangkutan dengan kurikulum. Bahan pustaka ini haruslah merupakan bahan yang frekuensi pemakaianya tinggi dan bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen dalam memperkaya pengetahuan mereka.
b) Mengadakan dan mempersiapkan bahan pustaka yang diperlukan untuk penelitian yaitu laporan ilmiah, majalah ilmiah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
informasi hasil dari penelitian ilmiah sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan dan masyarakat.
d) Mengadakan dan mempersiapkan koleksi perpustakaan perguruan tinggi dalam bidang subjek yang tidak termaksud kurikulum fakultas perguruan tinggi bersangkutan seperti bacaan ekstra kurikuler dan hiburan yang informasinya semata-mata untuk hiburan.
e) Mengumpulkan dan mempersiapkan semua bahan pustaka yang dianggap penting, yang ada kaitanya dengan sejarah dan perkembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi.Selanjutnya pengembangan koleksi akan terlaksana dengan baik dan lancar, apabila pihak Perpustakaan Perguruan Tinggi menjalin kerjasama dengan staf pengajar, mahasiswa, pegawai maupun pengguna lainnya.
2.4 Syarat Pengembangan Koleksi
Untuk dapat memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan
Perpustakaan Perguruan Tinggi, maka Perpustakaan Pergurua Tinggi harus berusaha
menyediakan berbagai informasi yang diperlukan agar dapat mendukung pelaksanaan
program Tri Dharma perguruan tinggi.
Agar program pembinaan dan pengembangan koleksi dapat berjalan dengan baik,
maka harus diperhatikan beberapa syarat. Menurut Soetimah, syarat-syarat yang harus
diperhatikan dalam pembinaan koleksi adalah :
1. Minat dan kebutuhan pemakai Perpustakaan Perguruan Tinggi setiap pribadi atau kelompok masyarakat mempunyai minat dan kebutuhan akan informasi yang berbeda satu sama lain. Setiap Perpustakaan Perguruan Tinggi perlu mengetahui minat masyarakat yang dilayaninya sehingga perlu mengadakan survey lapangan.
2. Dana Dan Sarana
Pembinaan koleksi memerlukan dan sarana, maka perpustakaan perguruan tinggi harus mempersiapkanya melalui perencanaan yang rinci, lengkap dan sistematis. 3. Prosedur Dan Tata Kerja
Prosedur dan tata kerja telah ditentukan dalam perencanaan dan bukan dalam buku pedoman kerja Perpustakaan Perguruan Tinggi.
4. Laporan
Perpustakaan Perguruan Tinggi membuat laporan berkala untuk diserahkan kepada lembaga induk yang membawahinya (Soetimah, 1992 : 67)
Pengembangan koleksi pada Perpustakaan Perguruan Tinggi tidak akan terlepas dari
tujuan perpustakaan perguruan tinggi tersebut. Dari kenyataan diatas, dapat diketahui bahwa
syarat pengembangan koleksi adalah :
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
dengan melibatkan berbagai pihak yang ada di perpustakaan perguruan tinggi maupun civitas akademika.
b. Menentukan kebutuhan akan informasi dari semua pengguna perpustakaan perguruan tinggi yang dilayani, yang dapat dilaksanakan dengan cara :
Mempelajari kurikulum program studi yang ada
Menyediakan formulir usulan pengadaan buku
Mengadakan kegiatan survey kepada pengguna untuk mengetahui apakah koleksi yang telah tersedia sesuai dengan progaram pendidikan yang ada.
c. Adanya pernyataan kebijaksanaan yang tertuang dalam bentuk peraturan umum perpustakaan perguruan tinggi. Kebijaksanaan ini mengatur semua aspek penyelenggaraan program pembinaan dan pengembangan koleksi, kewenangan dalm pembinaan serta dana dan sarana yang disediakan.
d. Adanya buku pedoman kerja perpustakaan perguruan tinggi yang menjelaskan secara terperinci dalam semua kegiatan pelayanan perpustakaan perguruan tinggi termaksud pengembangan koleksi.
e. Mengevaluasi koleksi dengan jalan menilai kesesuian koleksi dalam memenuhi kebutuhan pengguna.
f. Membuat laporan tertulis antara pihak perpustakaan perguruan tinggi dengan pihak-pihak lain secara berkala.
2.5 Prinsip-Prinsip Pengembangan Koleksi
Untuk memberikan pelayanan informasi yang baik bagi pengguna perpustakaan
perguruan tinggi, maka perlu diperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan prinsip-prinsip
pengembangan koleksi. Menurut buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi, maka perlu
diperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan koleksi perpustakaan perguruan tinggi sebagai mana juga yang terdapat pada
pembinaan koleksi yaitu :
1. Kerelevanan
Koleksi hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Karena itu pepustakaan perguruan tinggi perlu diperhatikan jenis dan jenjang program yang ada jenis program yang berhubungan dengan jumlah dan besar fakultas, jurusan, program studi, lembaga dan lainya.
Jenjang program meliputi program Diplom, Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2), Spesialisasi dan lainya.
2. Berorientasi pada kebutuhan pengguna
Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah mahasiswa, tenaga pengajar, tenaga peneliti, karyawan yang dimana kebutuhan akan informasinya bebeda-beda.
3. Kelengkapan
Koleksi hendaknya jangan terdiri atas buku ajar yang langsung dalam perkuliahan saja, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap.
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
Koleksi hendaknya mencerminkan kemutukhiran. Ini berarti bahwa perpustakaan perguruan tinggi harus mengadakan dan memperbaharui bahan pustaka sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi.
5. Kerjasama
Koleksi hendaknya merupakan hasil kerjasama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan mahasiswa. Dengan kerjasama diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Sedangkan beberapa petunjuk pengembangan koleksi bagi perguruan tinggi adalah sebagai
berikut :
Terbitan terbaru memperolaeh prioritas diatas terbitan lama. Pustaka lama bisa diadakan sejauh tersedianya dana, dan mengisi kekurangan koleksi bidang tertentu.
Pustaka renik, misalnya mikrofis, jangan dicetak dalam bentuk bukukecuali jika ada alasan yang bisa diterima.
Setiap pustaka rujukan, misalnya ensiklopedia cukup diadakan suatu perangkap kecuali jika ada alasan tertentu yang bisa diterima. Pustaka dari bahasa Indonesia diutamakan diatas pustaka dalam bahasa asing.
Pustaka dalam bahasa asing akan diadakan sejauh tidak terdapat dalam bahasa Indonesia, dan bersangkutan erat dengan bidang studi tertentu.
Buku berseri dipertimbangkan kepentingannya, jangan asal diadakan.
Buku ajaran diadakan dalam jumlah eksemplar terbatas. Setiap mahasiswa hendaknya memiliki buku ajaran sesuai dengan mata kuliah yang diujikan.
Mengingat keterbatasan dan kebutuhan pengguna yang bervariasi, hal perlu dilakukan
oleh perpustakaan yaitu mengembangkan koleksinya dengan tujuan meningkatkan ilmu
pengetahuan.
Menurut Sutoyo dan Santoso (2004:201) , salah misi perpustakaan Nasional RI adalah membina dan mengembangankan semua jenis perpustakaan untuk itu diperlukan perpustakaan paling sedikit mempunyai makna, yaitu :
1) Sebagai panduan penyelenggaraan perpustakaan dan kepustakawanan.
2) Memperkaya khasanah terbitan di bidang perpustakaan dan kepusedtakawanan dalam bahasa Indonesia.
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
Berdirinya forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) dan forum-forum perpustakaan jenis lainya akan mempermudah perustakaan Nasional dalam membuat langkah-langkah strategis yang harus dibina, dikembangkan atau yang bisa dijadikan mitra kerja. Di dalam mengembangkan perpustakaan, langkah awal yang dikerjakan adalah bagaimana menciptakan layanan prima. Sebagai tanggung jawab moril dalam upaya pembinaan dan pengembangan perpustakaan di Indonesia, kita harus banyak melakukan konsolidasi ke dam dan keluar. Sutoyo dan Santoso (2004 : 202)
2.6 Kebijakan Pengembangan Koleksi
Pengembangan koleksi merupakan proses memastikan bahwa kebutuhan informasi
dari para pemakai akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan
sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan. Sumber-sumber informasi
tersebut harus dikembangkan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi perpustakaan dan
masyarakat yang dilayani. Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan
sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan pengembangan koleksi perpustakaan.
Agar kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan
pengembangan koleksi harus disusun secara tertulis. Kebijakan pengembangan koleksi
tertulis berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan, sebab kebijakan
tersebut :
1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan.
2. Memberi deskripsi yang sistematis tentang strategi pengelolaan dan pengembangan koleksi yang diterapkan diperpustakaan.
3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi terjamin.
4. Menjadi standar atau tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi telah tercapai.
5. Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.
6. Menjadi sarana komunikasi baik dengan masyarakat yang harus dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengembangan koleksi. Meidi Abdul Akbar
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk
mengkomunikasikan tujuan dan pengembangan koleksi perpustakaan. Agar kebijakan
pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan pengembangan koleksi
harus disusun secara tertulis. Rumusan yang dituangkan dalam kebijakan pengembangan
koleksi tertulis dimulai dengan penjelasan singkat tentang misi perpustakaan dan
sasaran-sasaran yang ingin dicapai, deskripsi singkat mengenai masyarakat yang dilayani, koleksi
yang telah ada, kemudian dilanjutkan dengan ketentuan-ketentuan berikut :
a) Penjelasan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan perpustakaan dan siapa yang diberikan wewenang untuk seleksi.
b) Metode pemilihan, pengaturan anggaran, komposisi masyarakat yang dilayani dan prioritas-prioritas tentang koleksi yang diseleksi.
c) Masalah-masalah khusus didaftarkan secara rinci, misalnya jenis bahan yang tidak dikoleksi, berapa copy dari satu judul (duplikasi), penjilidan, dan penggantian buku atau bahan perpustakaan lain yang hilang.
d) Penjelasan mengenai komposisi koleksi yang akan dikembangkan yang dibagi atas bidang subjek dan keterangan mengenai prioritas.
e) Bahan berbahasa asing
f) Jenis bahan perpustakaan berdasarkan format. Definisi tiap jenis dan kategorinya, keterangan mana yang dibeli dan mana yang tidak, dan pentingnya bahan tersebut bagi koleksi atau pemakai.
g) Hadiah dan cara penanganannya
h) Pijam antarperpustakaan serta jaringan dan bentuk kerjasama lain yang berpengaruh pada pengembangan koleksi.
i) Kriteria dan tata cara penyiangan.
j) Sikap perpustakaan terhadap sensor dan masalah lain yang berkaitan dengan kebebasan intelektual.
k) Struktur dan metode penyajian
Pustakawan dengan latar belakang subjek tertentu biasanya dapat memperoleh gambaran tentang struktur buku malalui daftar isi.
f. Indeks dan Bibliografi
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. BAB III
PENGEMBANGAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STKes SANTA ELISABETH MEDAN 3.1. Gambaran Umum Umum STIKes Santa Elisabeth Medan
Pendiri pendidikan kesehatan Santa Elisabeth suster-suster Fransiskanes Santa
Elisabeth. Pada umumnya institusi ini bersatu dengan Rumah Sakit St. Elisabeth yang berada
di Jl. Haji Misbah No. 7 Medan.
Pendidikan pemula disebut : SPRA (Sekolah Pengatur Perawat Atas), berdiri pada
tahun 1959 dan sudah berhasil meluluskan 17 angkatan. Sejalan dengan itu Sekolah Bidan
dibuka pada tahun 1969. Dalam perkembangannya SPRA berubah menjadi SPK yang di buka
pada tahun 1978 berhasil meluluskan 19 angkatan.
Gedung dan fasilitas di Jl. Haji Misbah No. 7 Medan tidak memadai Tahun 1987
Pendidikan Santa Elisabeth memunyai gedung baru yang lebih besar, tanah yang luas dan asri
di Jl. Bunga Terompet No. 118 Padang Bulan Medan. Karena perkembangan IPTEK pada
tahun 1999 sehingga SPK dikonversi menjadi AKPER. AKPER jalur umum Santa Elisabeth
dibuka pada tahun 1992 dan tahun 2007 sudah meluluskan 13 angkatan. AKPER Program
khusus rumah sakit sudah meluluskan 4 angkatan dan AKPER program khusus puskesmas
sudah meluluskan 3 angkatan.
Bekerjasama dengan AKBID Depkes RI tahun 1998 Pendidikan Santa Elisabeth
membuka AKBID jalur khusus dan sudah meluluskan 2 angkatan. Pelayanan kesehatan
khusus kaum ibu semakin meningkat maka dibukalah AKBID Santa Elisabeth tahun 2001.
Melihat begitu banyak tuntutan dan persoalan dalam pendidikan dibentuklah satu yayasan
Widya Fraliska.
Perkembangan ilmu kesehatan (keperawatan dan kebidanan) yang sangat pesat sesuai
dengan perkembangan IPTEK sehingga keprofesionalan dalam pelayanan kesehatan sangat
dibutuhkan dimasyarakat. Melihat tuntutan yang semakin tinggi di dalam pengembangan
keprofesian Yayasan Widya Fraliska mengembangkan sistem pendidikan dengan nama
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan (STIKes St. Elisabeth), program studi
S-I Keperawatan, D-III Keperawatan dan D-III Kebidanan.
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth berlokasi di Jl. Bunga Terompet No. 118
Selayang II Pasar VIII Padang Bulan Medan. Keberadaan Perpustakaan ini tidak terlepas dari
berdirinya pendidikan sekolah perawat yang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Sejak
tahun 2007 lembaga pendidikan STIKes Santa Elisabeth membidangi 3 (tiga) Progaram Studi
yaitu :
S-I Keperawatan
D-III Keperawatan
D-III Kebidanan
Layanan perpustakaan menjadi salah satu pusat informasi dan kebutuhan yang mutlak
dipenuhi bagi mahasiswa. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan pendidikan yang
mewajibkan Program Studi D-III baik Keperawatan maupun Kebidanan tinggal di asrama
demi tercapainya tujuan pendidikan yaitu menghasilkan mahasiswa yang terampil dan ulet
dalam bidangnya.
3.3 Sejarah Singkat Perpustakaan Santa Elisabeth Medan
Tahun 2002, Pendidikan Akademi Keperawatan (Akper) didirikan dan bertempat di
Jl. Bunga Terompet No. 118 Simpang Selayang Pasar VIII Padang Bulan Medan. Hal ini
bersamaan dibangun ruang perpustakaan pendidikan pada lantai II dengan berukuran 40x20
m2. Pelaksanaan operasional sehari-hari ditangani oleh seorang pegawai dengan latar
belakang pendidikan perkantoran. Saat itu koleksi buku relatif seedikit, hal ini bisa
dimengerti karena pendidrian sekolah yang masih baru dengan jumlah mahasiswa yang
sedikit.
Dengan perkembang selanjutnya, sekitar tahun 2003 dibangun gedung baru dan
Akademi Kebidanan (Akbid) didirikan. Hal ini berarti ada penambahan fasilitas gedung dan
penambahan mahasiswa. Dengan demikian lokasi perpustakaan dipindahkan ke gedung baru
dengan lokasi perpustakaan dipindahkan ke gedung baru dengan lokasi yang cukup luas dan
mempunyai sirkulasi udara yang baik. Pada proses perpindahan ini membutuhkan waktu yang
cukup lama sekitar satu bulan dan para petugas mengalami kendala. Semua koleksi
dikumpulkan sesuai dengan klasifikasinya agar tidak terjadi kesulitan dalam penyusunan
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
Koleksi buku pelajaran dan bacaan lainnya mulai dibenahi dan fasilitas untuk
pengolahan buku seperti komputer ditambah petugas mulai kegiatan pencatatan inventarisasi
koleksi digunakan Microsoft Word. Tahun 2005 bangun sistem informasi perpustakaan yang
sederhana untuk mengolah data anggota, pencatatan buku dan pencaharian koleksi. Untuk
menunjang sistem yang sederhana ini ditambah satu pegawai dan unit komputer untuk
pencaharian koleksi. Saat ini jumlah koleksi yang ada 2.742 eksemplar berdasarkan judul ada
sebanyak 8.896 eksemplar.
Tahun 2007 Program S-I Keperawatan didirikan, hal ini berarti ada penambahan dua
dosen sehingga pelayanan perpustakaan menjadi semakin membutuhkan perhatian terutama
permintaan akan buku-bku yang berhubungan dengan perkuliahan yang semakin banyak.
Pihak pengelola pendidikan mempunyai anggaran unutuk menambah koleksi perpustakaan
setiap tahun ajaran baru.
3.4 Struktur Organisasi
Sturktur organisasi merupakan bentuk kesatuan atau susunan yang terdiri atas dua
bagian yang berkumpul dan bekerjasama untuk meksud dan tujuan bersama. Setiap
perusahaan atau organisasi baik yang ada di pemerintahan maupun swasta, memiliki sturuktur
organisasi yang memberikan gambaran tentang hubungan kerjasama antara satu bagian
dengan bagian lain serta menggambarkan jabatan, wewenang, tugas dan tanggung jawab dari
atasan sampai bawahan. Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth menggunakan struktur
organisasi struktur organisasi lini. Bagan struktur Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan
Gambar 1
Sumber : Data Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan
Sesuai dengan visi dan misi perpustakaan yaitu melayani dan memberi informasi
seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan civitas, maka diperlukan kinerja yang
benar-benar mampu memnuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan dan merasa puas baik
dari segi pelayanan maupun mutu bahan pustaka yang disajikan.
Atas dasar itu tugas dan wewenang dibagi :
1. Kepala Perpustakaan
Untuk mengkodinir semua kegiatan yang ada diperpustakaan dibutuhkan seorang
pimpinan yang mempunyai belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan sehingga dengan mudah
melaksanakan tugas untuk mengembangkan pelayanan perpustakaan sesuai dengan ilmu dan
teknologi. Adapun tugasnya sebagai berikut :
Menyusun rencana strategi pengembangan perpustakaan
Menyusun dan mengendalikan anggaran perpustakaan
Membuat laporan tahunan perpustakaan
Menetapkan tata tertib perpustakaan
KETUA STIKes
KEPALA PERPUSTAKAAN
TATA USAHA
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. Mengusulakan rekruiment tenaga perpustakaan
Membuat penilaian tahunan kinerja perpustakaan
Mengawasi pelaksanaan tugas di lingkungan perpustakaan
Melakukan survei ke pemakai untuk memnuhi kebutuhan
Menganalisa keefektifan koleksi
Merencanakan penyiangan buku
Mengevaluasi hasil kinerja perpustakaan
Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain seperti Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.
2. Tata Usaha
Adapun tugasnya :
Menyelesaikan surat-menyurat
Menyelesaikan urusan keuangan yang mencakup pencatatan pemasuka, pengeluara dan pertangungjawabannya kepada perpustakaan
Mengelola perlengkapan perpustakaan yang meliputi :
o Pengadaan
o Pemeliharaan
o Penyaluran
o Inventarisasi, dan
o Penghapusan
Memelihara bahan pustaka
Menyiapkan daftar buku yang akan dibeli/diadakan
Menyaipkan daftar buku yang belum terbeli pada tahun anggaran sebelumnya
Menyelesaikan administrasi langganan surat kabar/majalah
Melakukan pemeliharaan peralatan perpustakaan
Melakuakan pemeliharaan kebersihan ruang perpustakaan dan lingkungan sekitarnya
Membuat laporan secara periodik kegiatan ketatausahaan perpustakaan.
3. Pelayanan Teknis
Pelayan teknis bertanggung jawab atas kegiatan yang sifatnya tekis dalam
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
meliputi : Pengadaan bahan pustaka, pengolahan, pengawetan serta pemeliharaan bahan
pustaka. Layanan pustaka meliputi : Pengadaan bahan pustaka, pengolahan, pengawetan dan
informasi teknis. Adapun tugasnya sebagai berikut :
Membuat statistik pelayanan teknis
Melakukan pembelajaran kepada pemakai
Menetukan kebijakan pengatalokan dan pengklasifikasian pustaka
Menentukan tajuk subjek
Melakuakan pengeditan data koleksi
Memproses eksemplar dan edisi baru
Mengevaluasi data dalam server
4. Pelayanan Pemakai
Pelayanan pemakai bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan pustaka serta
pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di perpustakaan. Pengguna perpustakaan
wajib menaati segala peraturan yang berlaku di perpustakaan.
3.5 Komponen-Komponen Koleksi Perpustakaan
Pengguna perpustakaan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sehingga sumber
informasi yang diperlukan juga berbeda-beda. Pada umumnya sumber informasi itu dapat
dibagi dalam dua jenis yaitu bahan buku dan bahan non buku. Sumber informasi yang
berbentuk buku berupa buku teks, fiksi, dan non fiksi sedangkan bahan non buku berupa
rekaman suara, mikrofis, film, game, globe, peta, dan lain-lain. Komponen-komponen koleksi
perpustakaan perguruan tinggi STIKes Santa Elisabeth Medan meliputi :
Buku-buku teks
Buku-buku referensi
Terbitan berkala
Koleksi khusus
Koleksi karya ilmiah
Koleksi perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan yang ada pada saat ini sudah
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan tetap dilakukan demi kelancaran perpustakaan
dan untuk melayani pengguna perpustakaan tersebut.
3.5 Kewenangan Dalam Pemilihan Bahan Pustaka
Pengguna perpustakaan mempunyai kebutuhan akan informasi yang berbeda-beda.
Perpustakaan Perguruan Tinggi masyarakat yang dilayani adalah sivitas akademi yang terdiri
dari berbagai akademi yang ada di Perpustakaan Perguruan Tinggi. Bahan pustaka yang ada
yang di Perpustakaan Perguruan Tinggi bukanlah sebagai koleksi saja yang disimpan di rak
buku ataupun di lemari, akan tetapi bahan pustaka tersebut haruslah dapat dimanfaatkan
sebaik mungkin. Oleh sebab itu pustakawan meminta saran dari pengguna perpustakaan
tentang bahan pustaka apa saja yang dibutuhkan, sehingga pemilihan bahan pustaka dapat
dilakukan dengan mudah.
Bagian yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka pada Perpustakaan STIKes
Santa Elisabeth adalah :
1. Pustakawan
a) Pada Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan, pustakawan mengambil inisiatif untuk menyediakan alat bantu pemilihan bahan pustaka yaitu katalog penerbit yang ada di perpustakaan.
b) Pustakawan mengumpulkan usulan-usulan bahan pustaka dan memuat daftar yang memuat informasi mengenai judul, pengarang, kota terbit, penerbit dan tahun terbit.
c) Pustakawan mengetahui masalah pembukuan, memahami kebutuhan pemakai dan mengetahui anggaran perpustakaan serta sering membaca berbagai pertimbangan pada buku.
2. Staf Perpustakaan
Staf perpustakaan juga berperan dalam menentukan bahan pustaka yang hendak dibeli dengan memberikan masukan-masukan buku apa saja yang di butuhkan oleh pengguna untuk menunjang kegiatan perkuliahan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa juga berperan dalam pemilihan bahan pustaka, pemakaian perpustakaan STIKes Santa Elisabeth adalah mahasiswa. Oleh karena itu pustakawan harus mengetahui apa yang menjadi kepentingan mahasiswa.
Alat bantu yang digunakan dalam pemilihan bahan pustaka perpustakaan STIKes Santa
Elisabeth yaitu :
• Katalog Penerbit
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
• Bibliografi Khusus berbagai bidang akademi
3.6 Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Koleksi
Kegiatan Pengembangan Koleksi suatu perpustakaan adalah usaha yang mencakup
semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan STIKes Santa Elisabeth
pada dasarnya untuk memiliki dan mengumpulkan bahan pustaka untuk memenuhi
kebutuhan pengguna.
Setiap pemakai perpustakaan mempunyai minat dan kebutuhan akan informasi yang
berbeda-beda. Perpustakaan Perguruan Tinggi juga melayani sivitas akademi yang
mempunyai ilmu pengetahuan dalam bidang akademi yang beragam yang sesuai dengan
program studi yang ada.
STIKes Santa Elisabeth memiliki 3 program studi sebagai berikut :
1. S-I Keperawatan
Program A
Program B
2. D-III Keperawatan
3. D-III Kebidanan
Dari program studi yang ada, maka mata kuliah yang tersedia relatif cukup banyak.
Dengan demikian pengembangan koleksi diupayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar mata
kuliah yaitu berupa penambahan bahan pustaka yang diupayakan untk memenuhi
keseimbangan antara jumlah koleksi dengan pengguna.
3.6.1 Perkembangan Koleksi STIKes Santa Elisabeth Medan
Tugas pokok dari suatu Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah menyampaikan dan
menyebarluaskan informasi kepada pemakai sesuai dengan kebutuhannya. Agar tugas ini
dapat dilakuakan oleh perpustakaan harus didukung dengan tersedianya koleksi bahan
pustaka atau informasi yang lengkap dan tepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna
perpustakaan.
Pengadaan koleksi bahan pustaka, biasa diperoleh dengan berbagai cara antara lain
melalui pembelian, hadiah/sumbangan, tukar-menukar, terbitan sendiri, peminjaman, dan
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
Medan telah banyak melakukan pengadaan bahan pustaka untuk dapat memenuhi kebutuhan
informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan tersebut melalui bahan pustaka yang
ada di perpustakaan.
Tabel 1
Daftar penambahan koleksi Perpustakaan STIKes St. Elisabeth Medan tahun 2006-2007
No Subjek Eksemplar
1 Karya Umum 30
2 Filsafat 505
3 Agama 12
4 Ilmu Sosial 40
5 Ilmu Bahasa 114
6 Ilmu Penyakit 90
7 Ilmu Murni 45
8 Fisiologi Manusia 284
9 Farmakologi dan Ilmu Terapan 209
10 Kesehatan Masyarakat 237
11 Pembedahan dan Topik yang Berkaitan 701 12 Ilmu Keperawatan dan Kandungan 918
13 Ilmu Gizi 384
14 Kepemimpinan dan Management 150
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. Tabel 2
Daftar penambahan koleksi Perpustakaan STIKes St. Elisabeth Medan tahun 2007-2008
No Subjek Eksemplar
1 Dokumen Keperawatan 24
2 Kebutuhan Dasar Manusia 49
3 Kepemimpinan dan Management Keperawatan 150
4 Keperawatan Profesional 136
5 Keperawatan Anak 257
6 Keperawatan Gawat Darurat 37
7 Keperawatan Gerontik 48
8 Keperawatan Jiwa 169
9 Keperawatan Keluarga 148
10 Keperawatan Komunitas 565
11 Keperawatan Maternitas 888
12 Keperawatan Medical Bedah 107
13 Komunitas dalam Keperawatan 82
14 Konsep Dasar Keperawatan 341
15 Sosiologi 34
16 Obstetri dan Ginekologi 117
17 Patologi 90
18 Pendidikan Kesehatan 237
Jumlah 3.479
Dilihat dari daftar penambahan koleksi maka dapat disimpulkan, bahwa jumlah
koleksi Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan dari tahun 2006-2008 meningkat 100%.
Dengan adanya pertambahan jumlah koleksi tersebut maka dapat mendukung peningkatnya
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. 3.6.2 Minat Dan Kebutuhan Pengguna
Setiap pengguna perpustakaan mempunyai minatdan kebutuhan akan informasi yang
berbeda-beda. Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth malayani sivitas akademika yang
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda juga sesuai dengan jurusan dan program studi
yang ada. STIKes Santa Elisabeth terdapat 3 program studi dengan jumlah mahasiswa 670
sebagai anggota yang masih aktif sampai sekarang.
Koleksi Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth sudah cukuup memadai masih tetap
mendapat perhatian untuk menunjang program pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi.
Dilihat dari program studi yang ada, tentu jumlah mata kuliah yang tersedia relatif banyak.
Dengan demikian pengembangan koleksi diupayakan untuk memenuhi keseimbangan antara
jumlah koleksi diupayakan untuk memenuhi keseimbangan antara jumah koleksi dengan
jumlah pengguna perpustakaan.
3.6.3 Sumber Pendanaan
Setiap penyelenggaraan perpustakaan, tentunya membutuhkan dan untuk proses
kelancaran kegiatan perpustakaan. Secara umum pendanaan untuk Perpustakaan Perguruan
Tinggi STIKes Santa Elisabeth yaitu dari setiap mahasiswa diwajibkan untuk membayar
untuk keperluan administrasi setiap tahunnya dan dari yayasan. Bagi setiap perpustakaan
perguruan tinggi, faktor dana sangat menentukan, karena pengembangan koleksi bahan
pustaka sangat ditentukan oleh keberadaan dana tersebut. Dana yang diperoleh dan
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kelancaran kegiatan kegiatan di perpustakaan dalam
melayani pengguna.
Berdasarkan data yang diperoleh, Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth memperoleh
dana dari mahasiswa dan yaysan. Dana ini digunakan untuk pembelian bahan pustaka dan
kelengkapan perpustakaan. Dari hasil pengamatan dan hasil wawancara penulis dengan pihak
Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth dana yang telah tersedia sudah dapat memenuhi
kebutuhan pengguna.
3.6.4 Sarana
Untuk menunjang kegiatan kerja perpustakaan sabagai unit kerja dan pelayanan,
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
fungsionala dan secara khusus. Sarana yang paling penting adalah gedung atau ruang
perpustakaan dan bahan pustaka.
Ada 3 komponen utama dalam pelayanan yang menentukan luas dan lokasi ruangan,
yaitu komponen pengguna, komponen petugas, dan komponen administrasi perpustakaan.
Pengalokasiannya adalah :
• 50 % untuk keperluan koleksi
• 25% untuk keperluan ruang kerja pperpustakaan
• 25% untuk keperluan pengguna
Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth meiliki perlengkapan perpustakaan antara lain :
• Meja 28
• Kursi 64
• Rak buku 24
3.6.5 Ketenagaan
Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth dikelola oleh 9 orang staf perpustakaan. Kepala
perpustakaan bernama Suster Gratia yang mempunyai pendidikan Tehnik Informasi (S-I).
Sedangkan staf lainnya mempunyai pendidikan D-III.
3.7 Pengadaan Bahan Pustaka
Tugas suatu perpustakaan perguruan tinggi adalah menyampaikan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna Agar tugas ini dapat dilaksanakan dengan baik
maka oleh pihak perpustakaan haruslah didukung dengan tersedianya koleksi atau bahan
pustaka yang lengkap dan tepat serta sesuai dengan pemakainya. Dengan demikian
perpustakaan harus dilaksanakan pengadaan bahan pustaka.
Pengadaan bahan pustaka merupakan awal yang menentukan adanya suatu
perpustakaan. Pengadaan koleksi perpustakaan biasanya dengan berbagai cara. Pada
perpustakaan STIKes Santa Elisabeth, pengadaan koleksi yang ditempuh adalah melalui :
3.7.1 Pembelian
Pengadaan Buku melalui Pembelian dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
membeli langsung ke toko buku, dan penerbit maupun agen baik di dalam negeri atau luar
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
ketersediaan dan kesesuaian judul-judul subjek yang diperlukan, besarnya dana pembelian
serta persyaratan yang menyertainya dan lain-lain. Dalam hal ini perpustakaan swasta,
persyaratan pembelian dan penyediaan dana umumnya lebih lancar dibandingkan pada
perpustakaan pemerintah.
Untuk negara berkembang seperti Indonesia, banyak dijumpai persoalan dalam hal
pengadaan buku. Misalnya dalam hal pengadaan buku dari luar negeri mempunyai prosedur
yang berbelit-belit, baik dalam pembayaran maupun pengiriman bukunya. Karena itu
pustakawan yang menangani pengadaan buku ini harus memiliki pengetahuan yang luas
mengenai bibliografi, bahasa, manajemen, penerbitan dan perdagangan buku.
Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian adalah salah cara terbaik, apabila pihak
perpustakaan mempunyai dana yang memadai. Melalui pembelian, terdapat kebebasan dalam
menentukan pemilihan pustaka yang dikehendaki. Sebelum pembelian dilakukan, terlebih
dahulu diadakan penelitian secara cermat, yaitu dengan memperhatikan dan meneliti kembali
bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
Pengadaan bahan pustaka dengan cara membeli lebih baik dari pada menerima bahan
pustaka dari hadiah karena melalui pembelian pihak perpustakaan dapat langsung menentuka
langsung bahan pustaka apa saja yang dibutuhkan, sedangkan hadiah umumnya tidak sasuai
dengan kebutuhan pengguna.
Dalam menetukan bahan pustaka yang dipilih tanggung jawab berada pada
pustakawan, karena pustakawan yang dianggap lebih banyak mengetahui tentang
prinsip-prinsip pembelian bahan pustaka dan sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Pemnelian bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan
adalah dua kali dalam setahun. Pembelian bahan pustaka di perpustakaan STIKes Santa
Elisabeth Medan yaitu :
Langsung membeli bahan pustaka ketoko buku/penerbi
Melihat silabus mata kuliah
3.7.2 Sumbangan/hadiah
Selain melalui pembelian, proses pengadaan bahan [ustaka dapat dilaksanakan dengan
cara menerima sumbangan /hadiah. Sumbangan/hadiah sering diterima tanpa diminta
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
menyumbangkan buku sebanyak 1 buah, dimana buku tersebut akan dijadikan sebagai bahan
pustaka di perpustakaan STIKes Santa Elisabeth tersebut.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan sumbangan/hadiah yaitu :
1) Bahan pustaka harus sesuai dengan pengguna yang dilayani
2) Tidak ada syarat yang mengikat
3) Bahan pustaka tersebut belum dimilki oleh perpustakaan
4) Bahan pustaka dalam keadaan tidak rusak
3.7.3 Tukar-Menukar
Dalam kegiatan ini kita sudah melihat bagaimana potensi pertukaran bahan pustaka,
dalam mengembangkan koleksi suatu perpustakaan. Kegiatan pertukaran mempunyai potensi
yang cukup besar, mengingat dana pengadaan yang terbatas, dan adanya terbitan yang tidak
dapat dibeli di toko buku, serta pertukaran merupakan kegiatan yang dapat mengembangkan
kerja sama yang baik antarperpustakaan. Selain itu dengan melakukan pertukaran akan
memberi kesempatan perpustakaan mengeluarkan bahan-bahan duplikat yang tidak
dibutuhkan.
Sebelum melakukan kesepakatan tukar-menukar bahan pustaka dengan perpustakaan
lain, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu apakah bahan pustaka yang
ditawarkan oleh perpustakaan lain subjeknya sesuai dengan subjek yang dicakup oleh
perpustakaan kita, serta perlu disiapkannya bahan pustaka yang akan digunakan sebagai
penukarnya, karena pada umumnya perbandingan publikasi adalah 1:1 dengan tidak
memandang berat, tebal/tipis publikasi, harga maupun bahasa.
Bahan penukar yang perlu disiapkan dapat berasal dari bahan duplikat yang berlebih, atau
merupakan terbitan sendiri. Selain dari itu perlu diidentifikasi lebih dahulu, perpustakaan atau
lembaga mana saja yang dapat melakukan kerja sama dalam pertukaran bahan pustaka.
Tukar-menukar adalah salah satu kegiatan bahan pustaka yang dilakukan antara
perpustakaan. Pertukaran ini dilakukan karena perpustakaan mempunyai koleksi yang jumlah
eksemplarnya berlebihan atau koleksi yang dimilki tedak sesuai dengan fungsi dan tujuan
perpustakaan. Buku yang akan ditukarkan ini dapat ditawarkan kepada perpustakaan yang
mau kerjasama. Kerjasama tukar-menukar ini dilaksanakan atas saling membutuhkan dan
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
antar perpustakaan dalam kegiatan tukar-menukar diharapkan saling mengisi kekurangan
mesing-masing baik berupa bahan pustaka atau sumber informasi.
Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan dalam pengadaan bahan pustaka melalui
tukar-menukar belum dapat dilaksanakan, karena perpustakaan tersebut belum mengadakan
hubungan kerjasama dengan perpustakaan lain dalam hal tukar-menukar bahan pustaka. Ini
disebabkan karena koleksi yang ada diperpustakaan tersebut cocok untuk pengguna yang ada
diperpustakaan STIKes Santa Elisabeth.
3.7.4 Penerbitan Sendiri
Penerbitan sendiri merupakan salah kegiatan dalam usaha pengadaan bahan pustaka.
Penerbitan sendiri adalah penerbitan yang dilakukan oleh suatu lembaga yang bersangkutan
unit-unit lingkungannya. Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth sudah melakukan penerbitan
sendiri yaitu dari dosen STIKes Santa Elisabeth dalam pengadaan bahan pustaka untuk
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan uraian yang telah dikemukakan penuli menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembang koleksi merupakan suatu usaha yang mencakup semua kegiata untuk
memperluas atau memperbanyak koleksi yang ada di perpustakaan dengan
memperhatikan tujuan dan fungsi suatu perpustakaan serta mahasiswa yang dilayani.
Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth mengadakan koleksi yang merupakan unit
pelaksana teknis (UPT) Perguruan Tinggi yang bersama-sama dengan unit lain dengan
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun,
mengolah, merawat serta melayangkan sumber informasi kepada induknya pada
khususnya masyarakat dan akademis pada umumnya.
2. Pengadaan bahan pustaka diproleh Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth dengan cara
pembelian yang diadakan dua kali dalam setahun dan melalui sumbangan wajib dari
setiap mahasiswa, terbitan sendiri dari dosen, tukar-menukar dengan perpustakaan
Rumah Sakit Santa Elisabeth. Pembelian bahan pustaka disetujui oleh yayasan
berdasarkan daftar buku yang diberikan, dan transaksi pembelian bahan pustaka akan
dilakukan oleh yayasan sendiri.
B. Saran
Dari hasil pengamatan langsung, penulis ingin memberikan saran mengenai
pengembangan koleksi Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth Medan yaitu :
1. Pada perpustakaan STIKes Santa Elisabeth seharusnya penambahan jumlah bahan
Pustaka perlu ditingkatkan agar sesuai dengan standart jumlah koleksi perpustakaan
secara umum.
2. Dari segi hubungan kerjasama antara perpustakaan, seharusnya Perpustakaan STIKes
Santa Elisabeth menjalin hubungan kerjasama dengan perpustakaan lain, terutama
perpustakaan yang bergerak dalam bidang kesehatan.
3. Ruangan Perpustakaan STIKes Santa Elisabeth diperluas sehingga ruangan
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009.
4. Penempatan rak buku, meja dan kursi sebaiknya diletakkan di tempat yang letaknya
sesuai, agar kelihatan rapi.
5. Pengadaan koleksi bahan pustaka melalui pembelian sendiri sebaiknya terus
dilakukan agar koleksi yang dibeli sesuai dengan kebutuan pengguna perpustakaan.
6. Pengadaan koleksi bahan pustaka melalui tukar-menukar sebaiknya dilaksanakan
Asmaria Br Perangin-Angin : Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka Di Perpustakaan Stikes Santa Elisabeth Medan, 2009. DAFTAR PUSTAKA
Artherton, Paulin. Sisem dan Pelayanan Informasi.--Jakarta : Arga Kencana, 1986.
Hardjoprakoso, Mastini. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah.--Jakarta : 1992.
Martoatmojo, Karmidi. Pelayanan Bahan P ustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, Depdikbud, 1993.
Santoso, Joko. Strategi dan Pemikiran Perpustakaan Visi Hernandono. --Jakarta : Sagung Seto, 2001.
Sulistiyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. --Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1991.
Meidi, Abdul Akbar. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Bahan Pustaka, 1991.