PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
Makalah D
I S U S U N
Oleh : SWANDI, SE NIP: 196210271989021001
PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
ABSTRAK
Pengadaan bahan pustaka adalah upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan pustaka. Upaya peningkatan kualitas bahan pustaka dilakukan dengan mengadakan bahan pustaka yang belum dimiliki atau yang terbaru sesuai dengan perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi, Sebaliknya peningkatan kuantitas bahan pustaka adalah upaya peningkatan jumlah bahan pustaka agar kebutuhan pengguna dapat dipenuhi. Beberapa fasilitas yang diberikan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna di antaranya adalah, pembelian dan berlangganan, hadiah, pertukaran, wajib simpan terbitan perguruan Tinggi, dan Titipan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga bisa berhasil menyelesaikan tulisan ini yang berjudul
“Pengadaan Bahan Pustaka di Perpustakaan Perguruan Tinggi”.
Makalah ini merupakan hasil karya tulis saya untuk melengkapi persyaratan mengajukan Jabatan Fungsional Pustakawan Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap agar kiranya makalah ini dapat berguna bagi orang yang membacanya.
Wassalam,
Swandi, SE
NIP 196210271989021001
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak... i
Kata Pengantar... ii
Daftar Isi... iii
I. PENDAHULUAN... 1
II.
PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI2.1 Pengertian Pengadaan...……... 2
2.2 Bahan Pustaka... 5
2.3 Pemilihan Bahan Pustaka……... 8
2.4 Pengadaan Bahan Pustaka...…………... 9
2.5 Inventarisasi...………...…... 10
2.6. Pengguna Perpustakaan...………... 10
2.7. Kebutuhan Pengguna..……….. 11
III. PENUTUP... 3.1. Kesimpulan... 12
3.2. Saran... 12
DAFTAR PUSTAKA... 13
BAB I PENDAHULUAN
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka sudah seharusnyalah suatu perpustakaan yang memiliki akses informasi dan jenis koleksi perpustakaan bertambah sesuai dengan yang dibutuhkan penggunanya. Dan untuk membangun koleksi perpustakaan perlu dilakukan seleksi, tidak mungkin sebuah perpustakaan bagaimanapun besarnya akan menghimpun semua bahan pustaka yang ada. Penyeleksian ini bertujuan agar bahan pustaka tidak terlepas dari perkembangan zaman dan kebutuhan pengguna/user itu sendiri sehingga pemanfaatan perpustakaan mengenai sasaran.
(Soeatminah, 1992: 32).
Banyaknya jenis dan jumlah bahan pustaka menjadi sebuah tantangan bagi pustakawan untuk bisa memilih bahan pustaka yang cocok dan memenuhi kebutuhan pemakaiannya. Maka disini perlunya diadakan pengadaan bahan pustaka. Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis di perpustakaan.
Kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pasa pengguna sesuai dengan perkembangan zaman. Melalui kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, vidio kaset, CD- ROM dan lain-lain.
Agar koleksi yang akan digunakan oleh pemustaka tersebut sesuai dengan kebutuhan (meet the need) maka perpustakaan tidak boleh sembarangan dalam menentukan buku-buku yang akan dibeli. Untuk itu dasar pembelian buku tersebut haruslah sesuai dengan kebutuhan pemustaka/pengguna yang akan diperoleh melalui survei pemustaka/pengguna atau yang dikenal dengan “users study”. Jadi idealnya pengadaan buku perpustakaan ditentukan hanya oleh pemustaka. Pustakawan atau siapapun selain pemustaka/pengguna tidak memiliki kewenangan dalam menentukan buku yang akan dibeli oleh perpustakaan.
BAB II
PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI
2.1. Pengertian Pengadaan
Pengadaan bahan pustaka (Akuisisi) adalah salah satu bagian / pekerjaan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan koleksi yang bisa ditempuh dengan cara pembelian, hadiah,t ukar-menukar, foto kopi maupun titipan.(Lasa HS, 1990:7)
Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai perpustakaan akademik, keberadaannya sangat diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar dan juga penelitian, sehingga koleksi yang diadakan harus bisa menunjang program Tridarma Perguruan Tinggi. Menurut Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi hal 34 untuk besarnya koleksi ditentukan oleh beberapa faktor seperti:
banyaknya program studi, jumlah mata kuliah (dasar umum, dasar keahlian, bidang studi), tingkat pendidikan (akademik, professional), kegiatan penelitian, banyaknya judul yang digunakan per mata kuliah, dan lain-lain.
Untuk setiap bahan pustaka yang ada diperpustakaan perguruan tinggi harus sesuai dengan kebutuhan setiap program studi yang ada diperguruan tinggi tempat perpustakaan itu berada, sehingga koleksi tersebut dapat dipergunakan untuk membantu pengguna dalam proses belajar mengajar.
Perpustakaan perguruan tinggi akan dapat memenuhi fungsinya dengan baik bila jenis dan mutu bahan yang disediakan baik. Kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan dikenal dengan istilah koleksi perpustakaan.
Menurut Sutarno (2006:174) “Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informai”.
Beberapa pengertian pengadaan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:
1. Menurut pendapat Sumantri, (2002:29) Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual.
2. Menurut Darmono, (2001:57) Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka.
3. Menurut Sulistyo-Basuki (2001:27) Pengadaan bahan pustaka merupakan konsep yang mengacu pada prosedur sesudah kegiatan pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk mengembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokumen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi serta mencapai sasaran unit informasi.
Dari uraian beberapa pengertian pengadaan bahan pustaka yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah rangkaian kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang sekaligus berdasarkan peraturan kebijakan pengadaan bahan pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati penggunanya.
A. Tujuan Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan bahan pustaka dimaksudkan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan koleksi perpustakaa. Koleksi perpustakaan harus terbina dari suatu seleksi yang sistematis dan terarah disesuaikan dengan tujuan, rencana, anggaran yang tersedia. Dengan adanya pengadaan bahan pustaka maka koleksi perpustakaan dapat dibina sebaik mungkin sehingga tujuan perpustakaan dapat tercapai.
Perpustakaan Nasional RI (2002:6) menyatakan bahwa program pengembangan koleksi bertujuan:
1. Menetapkan kebijakan pada rencana pengadaan bahan pustaka.
2. Menetapkan metode yang sesuai dan terbaik untuk pengadaan.
3. Mengadakan pemeriksaan langsung pada bahan pustaka yang dikembangkan.
4. Menetapkan skala prioritas pada bahan pustaka yang dikembangkan.
5. Mengadakan kerjasama antar perpustakaan pada pengadaan bahan pustaka dan pelayanan setiap unit perpustakaan.
6. Melakukan evaluasi pada koleksi yang dimiliki perpustakaan.
B. Fungsi Pengadaan Bahan Pustaka
Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian pengadaan bahan pustaka juga mengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada dalam koleksi.
Bagian pengadaan bahan pustaka juga sangat memerlukan pembinaan bahan pustaka atau koleksi. Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kerja pelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikan pelayanan informasi kepada pengguna.
Untuk itu, perlu disadari oleh petugas, anggota staff, dan pengguna bahwa secara umum menjaga koleksi perpustakaan menjadi tanggungjawab bersama.
Kebijakan pengadaan bahan pustaka berfungsi sebagai:
1. Pedoman bagi para selektor untuk bekerja lebih terarah
2. Sarana komunikasi untuk memberitahu pada para pengguna, administrator, dewan pembina dan pihak lain, apa cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana untuk pengembangan selanjutnya.
3. Sarana perencanaan untuk membantu dalam proses alokasi dana.
(http://massofa.wordpress.com/2008/01/20/pengadaan-bahan-pustaka-bag-1/)
Sedangkan menurut Darmono (2001:55) kebijakan pengadaan koleksi berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan sebab kebijakan tersebut:
1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya, agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan.
2. Memberi deskripsi yang sistematis tentang strategis pengolahan dan pengembangan koleksi yang diterapkan di perpustakaan.
3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi dan seleksi terjamin, kolkesi yang responsive dan seimbang terbentuk dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin.
4. Menjadi standar tolak ukur untuk menilai sejauhmana sasaran pengembangan koleksi tercapai.
5. Berfungsi sebagai sumber informasi dan panduan bagi staf yang baru mulai berpartisipasi dalam pengembangan koleksi.
6. Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengadaan koleksi.
7. Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi
8. Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya.
9. Membantu pustakawan menghadapi pengadaan berkenaan dengan bahan yang telah diseleksi atau ditolak.
10. Mengurangi pengaruh kolektor tertentu dan selera pribadi.
11. Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran
12. Menjadi sarana komunikasi, baik dengan masyarakat yang dilayani maupun pihak luar lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengadaan dan pengembangan koleksi.
2.2. Bahan Pustaka
Bahan pustaka adalah bagian dari koleksi perpustakaan yang ada di perpustakaan.
Menurut Yulia (1995:3) “Bahan pustaka adalah kitab, buku”. Sedangkan menurut Bafadal (2001:24) menyatakan “Bahan pustaka adalah salah satu koleksi perpustakaan yang berupa karya cetak seperti buku teks (buku penunjang), buku fiksi dan buku referensi yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi”.
Untuk setiap bahan pustaka yang ada di perpustakaan perguruan tinggi harus sesuai dengan kebutuhan setiap program studi yang ada di perguruan tinggi tempat perpustakaan itu berada, sehingga koleksi tersebut dapat dipergunakan untuk membantu pengguna dalam prose belajar mengajar.
Perpustakaan perguruan tinggi akan dapat memenuhi fungsinya dengan baik bila jenis dan mutu bahan yang disediakan baik pula. Kumpulan bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan dikenal dengan istilah koleksi perpustakaan.
A. Koleksi Perpustakaan
Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program studi dari perguruan tinggi tersebut, demi terwujudnya pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang seusai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi dimana perpustakaan berada.
Menurut Sumardji (1998:22) “Koleksi perpustakaan adalah sekumpulan atau sekelompok bahan bahan pustaka yang berisi karya-karya mengenai informasi tertentu yang disusun secara sistematis.” Sedangkan menurut Darmono (2001:60)”Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan bentuk tidak tercetak (bentuk mikro, bahan audio visula, peta)”.
Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi-koleksinya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan ilmiah lainnya, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademi masyarakat perguruan tinggi tersebut. Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang dinyatakan dalam Buku Pedoman Perguruan Tinggi (2004 : 30) bahwa fungsi koleksi adalah:
1. Fungsi pendidikan Untuk Menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.
2. Fungsi penelitian untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
3. Fungsi referensi Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusur informasi.
4. Fungsi umum Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya, fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan terencana.
B. Jenis Koleksi
Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya pada buku saja, tetapi meliputi segala macam bentuk cetakan dan rekaman.
Menurut Yulia (1995 : 3A) jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan adalah:
1. Karya cetak
Karya cetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak seperti:
a. Buku
b. Terbitan berseri 2. Karya noncetak
Karya noncetak adalah hasil pikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar, dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, atau pun bahan pandang dengar, yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah:
a. Rekaman suara
b. Gambar hidup dan rekaman video, yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video.
c. Bahan grafika. Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar teknik dan sebagianya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparasi, dan filmstrip).
d. Bahan Kartografi, yang termasuk ke dalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara dan sebagainya.
3. Bentuk mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader, bahan pustaka ini di golongkan tersendiri, bahan pustaka ini digolongkan tersendiri tidak dimasukkan ke dalam bahan nin cetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar dan sebagainya.
Ada 3 macam bentuk mikro yang sering menjadi kolesi perpustakaan yaitu:
a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gullungan film, ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm dan 35 mm.
b. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm dan 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
c. Micropaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak ke dalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukurannya sebesar mikrofis.
4. Karya dalam bentuk elektronik dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM, player dan sebagainya.
Sedangkan menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 38) menyatakan bahwa yang termasuk ke dalam koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu.
2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain.
3. Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.
4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain. 5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya.
6. Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi yang bersangkutan.
7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan sebagainya.
8. Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual (film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya).
2.3. Pemilihan Bahan Pustaka
Kegunaan pemilihan bahan pustaka adalah untuk menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna baik kuantitas maupun kualitasnya, Selain itu pemilihan bahan pustaka dilakukan berdasarkan kemampuan dana yang tersedia.
Adapun tujuan pemilihan bahan pustaka menurut Sulistyo--Basuki (2001 : 427) adalah:”
Mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna yang berubah dan tuntunan pengguna masa kini serta masa mendatang”.
Dengan adanya tujuan tersebut, diharapkan perpustakaan dapat mengembangkan koleksinya secara baik dan seimbang. Agar tujuan dari pemilihan bahan pustaka tersebut dapat tercapai diperlukan langkah-langkah dalam pemilihan bahan pustaka.
Langkah-langkah yang diambil dalam pemilihan bahan pustaka menurut Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999:12) adalah:
1.Inisiatif pemilihan dimulai oleh pemakai, baik atas kemampian sendiri atau atas permintaan pustakawan.
2. Pengusul menyusun daftar usulan dengan mengisi formulir dengan data bibliografi yang lengkap a). Data untuk buku terdiri dari pengarang, judul edisi, tahun, penerbit, ISBN, jumlah yang dipesan, harga, dalam formulir dicantumkan pula keterangan untuk apa buku diusulkan.
b). Data untuk majalah terdiri dari judul, alamat penerbit, ISSN, harga bilamana mulai berlangganan dan disertai pula persetujuan atasan si penggusul.
3. Daftar usulan dapat diserahkan langsung kepada pimpinan perpustakaan atau atasan pengusul.
4. Petugas pengadaan mengadakan verifikasi dengan cara:
- Memeriksa dan melengkapi data bibliografi dari setiap bahan yang diusulkan dengan memakai alat bantu pemilihan.
-Mencocokkan daftar usulan dengan koleksi yang ada melalui katalog perpustakaan, katalog majalah dan sebagainya.
- Diteliti pula apakah ada yang sedang dalam pemesanan.
- Apabila oleh karena anggaran, sehingga tidak semua usul dapat diterima maka dibuatkan kartu desiderata yang akan dipertimbagkan, kemudian apabila tersedia dana, atau diusahakan dari sumber lain.
- Apabila ada bahan yang diusulkan yang sudah ada atau yang sedang dalam pemesanan, perlu diputuskan apakah perlu ditambah atau tidak. Usul diterima bila yang dipesan merupakan edisi yang lebih baru dari yang dimiliki perpustakaan.
- Keputusan yang diambil harus dikomunikasikan kepada yang mengusulkan, melalui pimpinan perpustakaan.
2.4. Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi yang diadakan suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir agar tidak mengecewakan pengguna yang dilayani.
Koleksi berasal dari beberapa sumber sepeti pembelian, hadiah, tukar menukar dan titipan.
Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Tinggi (2004:38) pengadaan bahan pustaka dilaksanakan melalui:
1. Pembelian dan pelangganan 2. Hadiah
3. Pertukaran
4. Wajib simpan terbitan perguruan tinggi 5. Titipan
2.5. Penerimaan/Pemeriksaan
Apabila buku yang dipesan tiba di perpustakaan, maka bagian pengaadaan harus memeriksa buku tersebut. Dalam penerimaan buku yang dipesan harus diperiksa dengan seksama agar tidak terjadi kekeliruan koleksi. Dalam hal ini buku yang diterima harus benar-benar sesuai dengan buku yang dipesan. Pada waktu penerimaan buku yang dipesan harus diperiksa keutuhan bukunya dan faktur dicocokkan dengan buku dan kartu pemesanan yang ada dalam file perpustakaan. Jika buku tidak cocok dengan yang tercantum dalam kartu pemesanan maka dilakukan klaim kepada toko buku/agen yang mengirim buku tersebut. Dalam pemeriksaan tersebut perlu diteliti antara lain:
pengarang, judul, edisi, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, ISBN jika dicantumkan dalam kartu pemesanan, harga dan bentuk fisiknya apakah ada kerusakan atau tidak. Jika ada yang tidak sesuai dengan hal tersebut di atas, maka diberitahukan kepada si pengirim buku tersebut untuk diganti.
2.5. Inventarisasi
Inventarisasi koleksi adalah kegiatan pencatatan setiap bahan pustaka ke dalam buku inventarisasi (buku induk) sebagai tanda bukti pembendaharaan perpustakaan. Inventarisasi ini merupakan kegiatan yang mencatat koleksi bahan pustaka sebagai bukti bahwa koleksi tersebut milik perpustakaan yang bersangkutan. Dalam melakukan pencatatan ini harus ditetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventaris dan petunjuk untuk mengisinya. Melaksanakan pemberian tanda hak milik perpustakaan (dengan stempel atau cara lain) pada tiap bahan pustaka yang diterima, baik untuk keperluan perpustakaan maupun yang diwajibkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Menurut Milburga (2000: 76) keterangan yang dicatat dalam buku inventarisasi/induk adalah:
1. Nomor urut
2. Taggal masuk buku 3. Asal buku
4. Nama pengarang 5. Judul buku
6. Nama penerbit dan tahun terbit 7. Jumlah eksemplar
8. Harga satuan dan jumlah harga
9. Jenis buku: teks/informasi/fiksi/referensi
10. Bahasa yang dipakai: Indonesia/Inggris dan lain-lain 11. Keteranga mengenai keadaan buku
2.6. Pengguna Perpustakaan
Menurut Sulistyo-Basuki (2001: 9) “ Pengguna perpustakaan dapat dibedakan sebagai pengguna yang aktif dan yang tidak aktif. Dalam istilah yang lebih luas pengguna dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan dengan perpustakaan, baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencari informasi yang di butuhkan”.
Oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka perlu dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Permintaan pengguna akan bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk mengukur selera dan minat baca pengguna.
Pengguna perpustakaan berperan sebagai alat dalam menjalankan fungsi perpustakaan itu sendiri di dalam lingkungan perguruan tinggi. Pengguna perpustakaan dapat diartikan sebagai seluruh
anggota keluarga di perguruan tinggi, yaitu mahasiwa, dosen, dan seluruh karyawan yang bekerja di lingkungan perguruan tinggi.
Pengguna perpustakaan dapat disebut anggota perpustakaan apabila mereka telah tercatat atau terdaftar sebagai anggota perpustakaan. tetapi pengguna perpustakaan tidak hanya anggota keluarga perguruan tinggi saja ada juga dari pihak luar yang ingin melihat-lihat koleksi yang ada di perpustakaan perguruan tinggi yang dikunjunginya, pengguna tersebut disebut tamu perpustakaan.
2.7. Kebutuhan Pengguna
Kebutuhan pengguna dapat diartikan sebagi suatu keperluan dari seorang pengguna perpustakaan dalam mencari atau menelusuri informasi yang dibutuhkannya dengan menggunakan berbagai fasilitas layanan yang disediakan pada perpustakaan yang bersangkutan. Perpustakaan menyediakan berbagai fasilitas terutama untuk memenuhi kebutuhan pengguna sebagai pelanggan utama. Pengguna harus mampu memanfaatkan fasilitas yang diberikan dan disediakan perpustakaan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan studinya dan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang perpustakaan dan cara penggunaanya bagi pengguna perpustakaan agar mereka menjadi terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan mereka. Beberapa fasilitas yang diberikan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna diantaranya adalah:
1. Penyedian koleksi yang memadai 2. Katalog
3. Bantuan pengguna 4. Pelayanan sirkulasi 5. Pendidikan pemakai
6. Pemilihan/pengadaan bahan pustaka
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan
Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi yang diadakan suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir agar tidak mengecewakan pengguna yang dilayani.
Beberapa cara untuk mengadakan koleksi bagan pustaka adalah dengan pembelian dan langganan, hadiah, pertukaran koleksi, Terbitan perguruan tinggi, titipan.
3.2. Kritik dan Saran
Dalam pengadaan bahan pustaka diharapkan lebih ditingkatkan lagi dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna agar perpustakaan yang ada dapat lebih berkembang dan dengan adanya bahan pustaka yang lengkap dan mendukung kebutuhan pengguna maka pengguna dengan cepat dan tepat mencari dan mendapatkan informasi yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta:
Kanisius.
Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengolahan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Yulia, Yuyu. 2010. Pengembangan Koleksi. Jakarta: Universitas Terbuka
http:/massofa.wordpress.com/2008/01/20/pengadaan-bahan-pustaka.bag.1