• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan BKKBN Dalam Pengaturan Kependudukan Di Tinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan BKKBN Dalam Pengaturan Kependudukan Di Tinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

Diajuk untuk Me

kan untuk M emperoleh DEPART U Melengkapi Gelar Sarj LASR N TEMEN HU FA UNIVERSI SKRIP i Tugas-Tu ana Hukum Sumatera OLEH RO AKMAL NIM : 0802 UKUM AD AKULTAS ITAS SUM MEDA 2013 PSI

ugas dan M m pada Fak

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara OLEH

LASRO AKMAL SIREGAR NIM : 080200367

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

KETUA DEPARTEMEN

Suria Ningsih, SH.M.Hum NIP.196002141987032002

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Suria Ningsih, SH.M.Hum Hemat Tarigan, SH.M.Hum NIP.196002141987032002 NIP.195601211979031005

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa sebab penulis menyadari hanya kemurahan dan kasihNya sehingga penulis di beri kekuatan, kesehatan dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan sebuah penulisan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, penulis dengan rendah hati mempersembahkan skripsi yang berjudul “Peranan BKKBN Dalam Pengaturan Kependudukan Di Tinjau Dari Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kota Medan)” kepada dunia pendidikan, guna menumbuhkan kembangkan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan hukum. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan yang harus di evaluasi. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis serta bahan-bahan referensi yang berkaitan dengan skripsi ini, Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung. S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(4)

pembimbing I, dan Bapak Hemat Tarigan S.H., M.Hum., selaku dosen pembimbing II atas ketersedian baik waktu maupun tenaga memberi saran, arahan dan perbaikan demi penyelesaian skripsi ini.

3. Terima kasih kepada Bapak Arfan Mukti S.H., M.Hum., Selaku Dosen Penasehat Akademik selama penulis duduk di bangku pendidikan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Terimakasih kepada orang tua saya yang selalu memberi dukungan moral dan materi dalam penyelesaian skripsi ini

5. Terima kasih kepada seluruh pegawai dan staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

6. Terima kasih kepada seluruh Rekan Seperjuangan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Stambuk 2008/2009

7. Terimakasih kepada pegawai dan Staf kantor BKKBN Medan Krakatau yang bersedia membantu penulis dalam melengkapi skripsi ini.

Ada saatnya bertemu, ada juga saatnya berpisah. Terima kasih atas berbagai hal bermamfaat yang telah diberikan kepada saya selaku penulis semoga Tuhan senantiasa memberikan berkat dan perlindunganNya kepada kita semua.

Medan, 15 Juli 2013 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

ABSTRAK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Dan Mamfaat Penulisan ... 8

D. Keaslian Penulisan ... 9

E. Tinjauan Kepustakaan ... 9

F. Metode Penulisan ... 24

G. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KEPENDUDUKAN DI KOTA MEDAN A. Keadaan Letak Geografis Dan Batas Wilayah Di Kota Medan .... 28

B. Struktur Dan Susunan Badan Koordinasi Keluarga Berencana di Kota Medan.. ... 42

C. Rasio Demografi Pertumbuhan Penduduk Di Kota Medan ... 59

BAB III BKKBN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DALAM PENGENDALIAN PENDUDUDK A. Sejarah Dan Filosofi Tentang BKKBN ... 67

B. Teori Pengendalian Kependudukan ... 82

C. Sejarah Perkembangan Keluarga Berencana (KB) Di Indonesia ... 88

D. Sejarah Sensus Kependudukan ... 92

BAB IV PERANAN BKKBN DALAM PENGATURAN KEPENDUDUKAN MELALUI PROGRAM KELUARGA BERENCANA A. Koordinasi Pelayanan Dan Pengelolahan Dalam Keluarga Berencana ... 97

B. Faktor Yang Mempegaruhi Peningkatan Jumlah Penduduk Di Kota Medan ... 102

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 117 B. Saran ... 118 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 1. Peta Provinsi Sumatera Utara ………. 31 Gambar : 2. Badan Struktur Dan Susunan Badan Koordinasi Keluarga

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Statistik Ekonomi Di Kota Medan Tahun 2010-2012 ... 40 Tabel 2. : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Dan Jenis

Kelamin Tahun 2012 ... 62

Tabel 3 : Data Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin Periode Tahun 2003-2012 ... 63

Tabel 4 : Data Penduduk Kota Medan Menurut Kecamatan Dan Jenis Kelamin Tahun 2012 ... 64

Tabel 5 : Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2009-2012 65

(9)

PERANAN BKKBN DALAM PENGATURAN KEPENDUDUKAN DI TINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

(STUDI DI KANTOR BKKBN MEDAN) ABSTRAK

Lasro Akmal Siregar* Suriah Ningsih** Hemat Tarigan***

Pertumbuhan penduduk saat ini merupakan isu yang sangat populer dan mencemaskan negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas sumberdaya manusia. Fenomena ini diistilahkan oleh para ahli dengan istilah lonjakan penduduk (population explosion atau population bomb). Jumlah penduduk yang sangat besar dan kurang seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan tentu akan menjadi suatu permasalahan yang besar bagi Indonesia di masa mendatang. Sebagai upaya penanggulangan masalah kependudukan, pemerintah Indonesia telah mencanangkan dan melaksanakan berbagai program kependudukan dan keluarga berencana.

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam skripsi ini adalah mengenai gambaran umum kependudukan di kotamadya Medan, bagaimana BKKBN sebagai salah satu alternatif pengendalian jumlah penduduk, dan sistem pendekatan BKKBN dalam program keluarga berencana (KB). Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bersifat Yuridis Normatif, yaitu metode gabungan yang bersifat normatif untuk meneliti asas hukum serta peraturan yang berkaitan dengan Pengaturan Kependudukan melalui buku, majalah hukum, artikel. Serta metode yang bersifat empiris, dimana penulis berusaha mendapatkan data primer atau data yang didapat langsung dari penelitian lapangan, dalam hal ini pada bagian sistem pendekatan BKKBN dalam program keluarga berencana.

Secara khusus kependudukan di kotamadya Medan juga masih terkendala dengan ledakan penduduk, adapun BKKBN sebagai salah satu alternatif pengendalian jumlah penduduk belum memberikan hasil yang maksimal serta sistem pendekatan dalam program keluarga berencana masih belum dapat terealisasi dengan baik.

(10)

PERANAN BKKBN DALAM PENGATURAN KEPENDUDUKAN DI TINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

(STUDI DI KANTOR BKKBN MEDAN) ABSTRAK

Lasro Akmal Siregar* Suriah Ningsih** Hemat Tarigan***

Pertumbuhan penduduk saat ini merupakan isu yang sangat populer dan mencemaskan negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas sumberdaya manusia. Fenomena ini diistilahkan oleh para ahli dengan istilah lonjakan penduduk (population explosion atau population bomb). Jumlah penduduk yang sangat besar dan kurang seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan tentu akan menjadi suatu permasalahan yang besar bagi Indonesia di masa mendatang. Sebagai upaya penanggulangan masalah kependudukan, pemerintah Indonesia telah mencanangkan dan melaksanakan berbagai program kependudukan dan keluarga berencana.

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam skripsi ini adalah mengenai gambaran umum kependudukan di kotamadya Medan, bagaimana BKKBN sebagai salah satu alternatif pengendalian jumlah penduduk, dan sistem pendekatan BKKBN dalam program keluarga berencana (KB). Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bersifat Yuridis Normatif, yaitu metode gabungan yang bersifat normatif untuk meneliti asas hukum serta peraturan yang berkaitan dengan Pengaturan Kependudukan melalui buku, majalah hukum, artikel. Serta metode yang bersifat empiris, dimana penulis berusaha mendapatkan data primer atau data yang didapat langsung dari penelitian lapangan, dalam hal ini pada bagian sistem pendekatan BKKBN dalam program keluarga berencana.

Secara khusus kependudukan di kotamadya Medan juga masih terkendala dengan ledakan penduduk, adapun BKKBN sebagai salah satu alternatif pengendalian jumlah penduduk belum memberikan hasil yang maksimal serta sistem pendekatan dalam program keluarga berencana masih belum dapat terealisasi dengan baik.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk saat ini merupakan isu yang sangat populer dan mencemaskan negara-negara di dunia. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama peningkatan mutu kehidupan atau kualitas sumberdaya manusia. Fenomena ini diistilahkan oleh para ahli dengan istilah lonjakan penduduk (population explosion atau population bomb).1

Seperti kita ketahui masalah penduduk sudah menjadi perhatian manusia sejak dahulu kala para negarawan maupun kelompok ahli sudah sering memperbincangkan tentang besarnya jumlah penduduk yang dikehendaki dan usaha yang bagaimana untuk merangsang maupun memperlambat pertumbuhan penduduk. Pertimbangan tersebut layak dilandasi dari beberapa perimbangan politik, militer, dan faktor sosial ekonomi sementara gagasan tersebut di formulasikan para ahli dalam suatu bentuk kebijakan umum.

Adanya jangkauan spekulasi yang bersifat insidental, adalah pikiran pikiran yang ekspresikan kemudian ternyata telah menimbulkan banyak permasalahan sehingga membuka kesempatan untuk muncul kembali dalam bentuk teori kependudukan modern, dan dari pihak lain diakui juga bahwa

       1

(12)

sebelum periode modern pada hakikatnya tidak pernah disusun menjadi teori kependudukan yang konsisten.

Pada zaman dahulu para ahli dapat dihargai karena memang sudah mengetahui terlebih dahulu tentang kependudukan yang lebih formal, tetapi sebenarnya teori kependudukan modern dianggap mulai disusun pada akhir abad ke 19, dengan adanya pemikiran Malthus yang telah mendorong dari para ahli yang lain untuk mengarahkan perhatian kepada masyarakat mengenai masalah kependudukan maupun kepada masalah masalah ekonomi sosial yang ada kaitannya dengan kependuduk dan menjadi subjek dan menjadi topik yang lebih serius.

Hasil karya dari ilmuan Malthus menjadi banyak memancing perdebatan dan berbagai kalangan dan perselisihan pendapat itu sendiri menjadi dorongan untuk menyelidiki masalah mengenai kependudukan serta merangsang para ahli untuk senantiasa mengembangkan metode observasi maupun analisis literatur yang berisi uraian mengenai teori kependudukan sejak zaman Malthus memang sudah cukup banyak.2

Dilain pihak pada zaman romawi kuno yang biasanya cenderung menitikberatkan kepada masalah kependudukan yang secara relatif memang begitu rumit, pada zaman kekaisaran romawi kuno dari ide para ahli mengenai teori kependudukan mencerminkan pandangan bahwa penduduk di dalam suatu masyarakat merupakan suatu sumber kekuatan yang penting. Dan pada masa era

      

(13)

modern, munculnya para rakyat maupun kekuatan yang ada kaitannya dengan itu telah mendorong para penulis berhaluan mekanisme untuk menekan kembali betapa pentingnya mekanisme kependudukan dalam suatu negara.

Dalam teori kependudukan dapat dikembangkan kemudian dipengaruhi dalam dua faktor yang sangat dominan, pertama ialah meningkatkan pertumbuhan penduduk dinegara negara yang sedang berkembang, dan ini meyebabkan tantangan dari beberapa para ahli dalam mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Dan faktor kedua adalah masalah masalah yang sifatnya universal yang meyebabkan para ahli harus lebih banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk lebih lanjut sampai sejauh mana hubungan anatara penduduk dengan perkembangan ekonomi dan sosial dalam kependudukan agar dapat diterima.

Hal ini tidak disebabkan karena teori-teori itu sendiri dapat menjadikan gagasan gagasan yang lebih mendalam tentang proses perkembangan lebih lanjut, tetapi karena juga teori seperti itu dapat mencerminkan suatu elemen dasar yang penting didalam penyusunan kebijaksanaan maupun dibidang perencanaan pada masa-masa yang akan datang.

(14)

dijumpai sejumlah negara-negara raksasa seperti Amerika Serikat dan Cina yang di tinjau dari segi jumlah penduduk tersebut.

Sekitar 71% penduduk berkembang tidak saja bertempat tinggal di negara negara berkembang. Persentase ini diperkirakan akan meningkat menjadi 78% pertahun 2000, pada tahun 1975 jumlah penduduk di Cina 838 juta dan India 613 juta dan Indonesia 136 juta Brazil 109 juta. Dan bila dibandingkan dengan negara negara Eropa kecuali rusia pada permulaan abad ke 19, pada saat saat negara yang bersangkutan sedang mengalami perkembangan penduduk relatif sangat cepat, contohnya saja Prancis hanya berpenduduk sekitar 28 juta dan negara Jerman 17 juta. Negara lain seperti Inggris saat itu bahkan berpenduduk kurang dari 9 juta.3

Isu lonjakan penduduk juga menjadi perhatian Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 yaitu 237.641.326 jiwa, dimana angka pertumbuhan sebesar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya jumlah penduduk yang semakin besar ini tentu membawa tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakan adanya kesempatan kerja, menghilangkan kemiskinan, meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan, meningkatkan infrastruktur, dan pelayanan publik.

Maka dari data ini pemerintahan Indonesia harus melakukan tindakan agar dapat meminimalisir jumlah pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, dan salah       

(15)

satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan peranan badan atau instansi yang berkompeten dalam menangani pertumbuhan penduduk.

Dalam proses meminimalisir pertumbuhan penduduk harus dilakukan dengan beberapa tahap – tahap yang sudah di bentuk dengan sedemikian baiknya agar dapat terlaksana dan berjalan dengan baik, karena di setiap saat pertumbuhan penduduk dapat berubah – ubah, maka dari itu pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya atau perbandingan populasi yang dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam suatu populasi.

Salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah ialah memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat tentang perlunya meminimalisir jumlah penduduk, untuk menunjang keberhasilan proses ini dalam peran aktif masyarakat juga sangat di perlukan, karena apabila masyarakat hanya menjadi pendengar dan tidak ada respon yang di lakukan semuanya hanya akan menjadi suatu yang tidak berarti dan bisa dikatakan tidak bermanfaat yang dapat diperoleh untuk masyarakat

(16)

tantangan tersendiri bagi penyelenggraan pemerintahan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan

Jumlah penduduk yang sangat besar angka pertumbuhan penduduk yang tidak merata serta arus urbanisasi yang tinggi merupakan permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh negara Indonesia yang menuntut perhatian yang serius, untuk mengatasi perbedaan kepadatan kependudukan yang tidak seimbang di lakukan dengan program transmigrasi selain untuk penyebaran penduduk agar lebih merata di setiap wilayah juga program ini dapat mendorong dan mengembangkan pembagunan daerah yang karena kurangnya penduduk didaerah tersebut sehingga tidak dapat mengelolah kekayaan alam yang tersedia.

Disamping itu dalam membentuk suatu dinamika penduduk dalam upaya memperluas lapangan kerja yang akan membantu dalam peningkatan produksi dan sekaligus peningkatan kemakmuran bangsa dan dalam jangka panjang program ini dapat meningkatkan integrasi nasional dalam bidang ekonomi sosial budaya dan ketahanan sosial.

(17)

Upaya nyata tersebut diwujudkan dengan ditetapkan suatu peraturan perundang-undangan dalam bentuk Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Melalui lembaga tersebut, diharapkan mejadi salah satu alat untuk mengatasi kekhawatiran atas tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia.

BKKBN merupakan lembaga yang berstatus sebagai lembaga pemerintahan non kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden melalui menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan.

Maka jelas bahwa terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia merupakan tanggung jawab semua warga negara Indonesia dan untuk itu semua warga negara Indonesia dan seluruh warga negara perlu mengerti hakekat pembagunan umumnya, dan kebenaran program kependudukan keluarga berencana khususnya, yang dapat diterima dan melembaga keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera sehingga tercipta suatu nuansa keluarga bahagia dan sejahtera.

Dan sebaliknya dapat diperhitungkan apabila program keluarga berencana tidak berhasil, maka tujuan masyarakat bahagia dan sejahtera akan gagal, maka dari itu untuk seluruh warga negara Indonesia sangat perlu mengetahui latar belakang dan perkembangan sejarah program kependudukan-keluarga berencana dalam mencapai sebuah usaha cita cita bangsa yang luhur dan sejahtera.

B. Perumusam Masalah

(18)

2. Bagaimana BKKBN sebagai salah satu alternatif pengendalian jumlah penduduk?

3. Bagaimana sistem pendekatan BKKBN dalam program keluarga berencana (KB)?

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat penulisan skripsi dengan judul “Peranan BKKBN Dalam Pengaturan Kependudukan ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara ” ini adalah :

1. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui gambaran umum kependudukan di Kotamadya Medan. b. Untuk mengetahui BKKBN sebagai salah satu alternatif dalam pengendalian

jumlah penduduk.

c. Untuk mengetahui sistem pendekatan BKKBN dalam program Keluarga Berencana.

2. Manfaat Penulisan

a. Secara teoritis penulisan skripsi ini bermanfaat bagi Ilmu Pengetahuan di bidang Hukum Administrasi Negara dalam pelaksanaan pengaturan kependudukan dan secara luas peranan BKKBN dalam pengendalian penduduk, khususnya di Kotamadya Medan.

(19)

D. Keaslian Penulisan

Sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dibuat sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh Sarjana Hukum, maka seyogyanya skripsi ditulis berdasar buah pikiran yang benar benar asli tanpa melakukan tindakan peniruan (plagiat) baik sebagian atau keseluruhan dari karya orang lain. Berdasar pengetahuan dan informasi yang dimiliki penulis, tulisan dengan judul “PERANAN BKKBN DALAM PENGATURAN KEPENDUDUKAN DI TINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA STUDI DI KOTA MEDAN” belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah murni dari pemikiran penulis, yang disempurnakan oleh referensi dari buku-buku, media elektronik, media cetak maupun bantuan dari berbagai pihak lain. E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam UU No.52 tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga disebutkan bahwa Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk.4

Dalam beberapa hal kependudukan dan demografi erat bersinggungan bahkan sulit dibedakan keduanya, tetapi dalam banyak hal kependudukan dan demografi secara bersama memberikan pengetahuan tentang penduduk lebih komprehensif. Demografi memerlukan kependudukan untuk menjawab sebab-akibat dari fenomena demogafi. Ketika demografi menunjukkan terdapat tren       

4

(20)

pertumbuhan penduduk yang cepat, maka kependudukan harus mampu menjawab :Mengapa hal tersebut dapat terjadi? dan apa akibatnya jika pertumbuhan penduduk sangat cepat? dan apa rekomendasinya agar penduduk pertumbuhan penduduk stabil?

Demografi, secara etimology (kebahasaan) terdiri dari dua kata yaitu

demos dan graphien, demos artinya penduduk dan graphien berarti catatan, bahasan tentang sesuatu. Secara etimology makna demografi adalah catatan atau bahasan mengenai penduduk suatu daerah pada waktu tertentu.

Salah satu kamus mendefenisikan demografi sebagai study statistic tentang penduduk terutama menurut besar dan kepad atannya, menurut pembagiannya, dan menurut angka-angka statistik mengenai kelahiran dan kematian.” Defenisi ini tentu bukan satu - satunya defenisi untuk demografi yang selalu mengalami perkembangan tetapi demografi ini sudah menunjukkan inti yang menjadi dasar demografi.

Secara epistemology (berdasarkan ilmu pengetahuan), pengertian demografi tidak sesederhana seperti dalam perspektif etimology, kata demorafi diberi makna lebih spesifik tentang penduduk, menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan (1959) demografi didefinisikan sebagai berikut: “ Demographic is the study of the size, territorial distribution and composition of population,

changes there in and the components of such canges which maybe indentified as

(21)

wilayah, dan komposisi penduduk, perubahan dan sebab perubahan itu yang biasanya timbul karena kelahiran, perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial.5

Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demografi sebagai berikut:Demography is the scientific study of human populations in primarily with the respect to their size, their structure (composition) and their development (change)’ terjemahan dari defenisi tersebut bahwa: ’Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk terutama yang terkait dengan jumlah, struktur, komposisi dan perkembangan (perubahan) penduduk

Menurut D.V. Glass pengertian demografi adalah sebagai berikut:’Demography is generally limited to study of human population as influenced by demographic process : fertility, mortality and migration.

Dari tiga definisi tersebut menunjukkan demografi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari penduduk yang berkenaan dengan struktur penduduk dan prosesnya. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur penduduk di suatu wilayah selalu berubah ubah dan perubahan tersebut disebabkan leh karena adanya proses demografi yaitu kelahiran (fertIlitas = fertIlity), kematian (mortalitas = morality) dan perpindahan penduduk (migrasi= migration).

Demografi sering diidentifikasi menjadi beberapa bagian yaitu demografi formal, demografi dengan analisis matematis tentu dengan pendekatan kuantitatif atau orang menyebut statistik penduduk. Analisis demografi ini dapat dengan       

5

(22)

mudah melakukan peramalan variabel variabel demografi berdasarkan data sensus penduduk dan demografi sosial, analitisnya berdasarkan kualitatif.

Demografi dan kependudukan sama-sama mempelajari penduduk sebagai suatu kumpulan (agregates atau collection), bukan mempelajari penduduk sebagai individu. Dengan demikian yang dimaksud dengan penduduk adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah, seperti yang termaktub dalam Undang-undang RI No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan keluarga sejahtera yaitu penduduk adalah orang sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.

Kependudukan sebagai studi (Population studies) memberikan informasi yang lebih komperhensif mengenai sebab-akibat dan solusi pemecahan masalah dari munculnya fenomena demografi, oleh karena itu studi kependudukan membutuhkan disiplin ilmu lain seperti: sosiologi, psikologi, sosial-ekonomi, geografi. Studi kependudukan sebagai studi antar bidang memungkinkan untuk dapat berperan memecahkan persoalan pembangunan yang menyangkut penduduk sebagai subjek sekaligus sebagai objek pembangunan.

Berdasarkan pada ruang lingkup kependudukan tersebut pakar kependudukan memberikan tentang definisi kependudukan antara lain Ananta (1993:22) sebagai berikut:

(23)

 Demografi juga memperhatikan hubungan (asosiasi) antara perubahan penduduk dengan berbagai variabel sosial, ekonomi, politik, biologi, genetika, geografi,lingkungan dan lain sebagainya.

Definisi kependudukan menurut Ananta (1993:22) tersebut menunjukkan setidaknya terdapat dua variabel yang terkait dengan kependudukan variabel demografi yaitu mortalitas (mortality), fertilitas (fertility) dan migrasi (migration) yang saling mempengaruhi terhadap jumlah, komposisi, persebaran penduduk, dan variabel non demografi yang dimaksud misalnya pendidikan, pendapatan penduduk, pekerjaan, kesehatan. Adapun yang menjadi masalah kependudukan di Indonesia adalah :

1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif

a. Jumlah Penduduk

Besar kecilnya penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:

1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam yaitu menipisnya sumber–sumber alam misalnya, dapat dipandang sebagai fungsi dari besarnya kepadatan penduduk tetapi implikasi dari tingkat–tingkat komsumsi dari perkapita yang berbeda juga harus menjadi bahan pertimbangan, karena penduduk juga merupakan salah satu variabel dalam analisa arah perkembangan sosial atau ekonomi.6

      

(24)

2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain. Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yang berada di peringkat 4 dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:

o Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.

o Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.

b. Pertumbuhan Penduduk Cepat

Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98%pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.

(25)

keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera. Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:

a.Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.

b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak

c. Persebaran Penduduk Tidak Merata Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi, Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:

- Sebagai pusat pemerintahan.

(26)

- Merupakan pusat kegiatan industri sehingga tersedia lapangan kerja. - Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.

- Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar

Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak liungkungan.hidup seperti:

- Munculnya permukiman liar.

- Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh - Masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.

- Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.

- Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran, dan lain-lain.

Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan

penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah. Upaya-upaya tersebut adalah: • Pemerataan pembangunan.

(27)

• Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.

Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi.

Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:

a. Meratakan persebaran penduduk di Indonesia b. Peningkatan taraf hidup transmigran.

c. Pengolahan sumber daya alam.

d. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. e. Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.

Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi exploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman.

Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:

(28)

b. Terjadi kekeringan.o tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi.

2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif

a. Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah

Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:

o Angka Kematian o Angka Harapan Hidup

Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.

b. Tingkat Pendidikan yang Rendah

(29)

(keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.

c. Tingkat Kemakmuran yang Rendah

Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB.

Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin? laju pertumbuhan penduduk yang ada di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini menjadi salah satu permasalahan yang coba untuk diatasi oleh pemerintah pusat maupun yang ada di daerah. 7

Ada beberapa faktor yang dapat kita kemukakan dalam hal yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk, diantaranya:

 Tingkat kelahiran yang sangat tinggi

 Tingkat pemanfaatan program pemerintah masih kurang  Pernikahan di usia dini

       7

(30)

Dari beberapa faktor yang diungkapkan diatas tadi, tingkat kelahiran menjadi hal yang paling berpengaruh dalam meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk. Peningkatan jumlah kelahiran di pengaruhi berbagai macam hal di antaranya kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menjalankan program yang telah digalakkan oleh pemerintah. Dalam menjalankan pemanfaatan program pemerintah peran serta masyarakat sangat penting karena dengan adanya kesadaran dari masyarakat untuk menjalankan program tersebut berarti proses pengendalian yang diusung oleh pemerintah boleh dikatakan bisa berjalan dengan baik. Seiring dengan kesadaran masyarakat faktor pernikahan diusia dini juga dapat tercegah, pernikahan dini merupakan salah satu sebab yang sangat berpengaruh dalam peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk.

(31)

“Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, Pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan program keluarga berencana”.8

Kebijakan keluarga berencana sebagaimana yang dimaksud diatas dilaksanakan untuk membantu calon pasangan suami istri yang ada dalam masyarakat dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab tentang :

 Usia ideal perkawinan  Usia ideal melahirkan  Jumlah ideal anak

 Jarak ideal kelahiran anak

 Penyuluhan kesehatan reproduksi

Selain undang–undang yang telah disebutkan diatas, pemerintah (Presiden) juga mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, pada Pepres ini di sebutkan pula tugas, fungsi serta wewenang dari BKKBN itu sendiri. Seperti yang terdapat pada Pasal 2 yang berbunyi: BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.9

       8

UU No.52 Tahun 2009, Tentang Perkembangan Kependuduk dan Pembagunan Keluarga, Pasal 20

9

(32)

Hal diatas menunjukan bahwa pemerintah selalu berusaha untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduknya. Salah satu program pemerintah pusat yang sering kita jumpai atau temukan diberbagai media – media baik pada media elektronik maupun cetak yaitu “Dua Anak Lebih Baik”, kata ini juga menjadi slogan dari BKKBN.

Selain tugas BKKBN yang diatur dalam Perpres ini, ada pula fungsi dari BKKBN itu sendiri seperti yang terdapat pada Pasal 3 ayat (1) yang berbunyi: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BKKBN menyelenggarakan fungsi :

 Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana

 Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengedalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana

 Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana

 Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana

 Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana

Selain fungsi yang diatur dalam Pepres di atas ada fungsi lain yang dimiliki oleh BKKBN yaitu:

(33)

 Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN

 Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga sejahtera

Dengan berjalannya tugas dan fungsi BKKBN dengan baik maka sudah dapat dipastikan laju pertumbuhan penduduk akan dapat dikendalikan, namun kesadaran masyarakat lagi – lagi menjadi hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat. Salah satu cara lain yang dapat kita lakukan ialah menjalankan kewenangan BKKBN dengan baik, dimana kewenangan itu meluputi:

 Penyususnan rencana nasional

 Perumusan kebijakan berdasarkan bidangnya

 Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak

 Penetapan sistem informasi dibidangnya

 Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku, yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera

2. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga.

(34)

yang ada dilapangan. Dalam menjalankan kebijakan yang dikeluarkan harus ada koordinasi antara pihak pemerintah dengan masyarakat agar supaya dapat berjalan sesuai dengan skema yang telah ditetapkan.

F. Metode Penulisan

1. Metode penelitian yang digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat Yuridis Normatif, yaitu penelitian yang menggunakan bahan dasar peraturan perundangan yang berkaitan dengan kependudukan dengan menggunakan buku-buku, artikel, dan bahan hukum lainnya yang berkaitan dengan tulisan ini, serta melalui penelitian metode empiris, penulis berusaha mendapatkan data primer atau data yang didapat langsung dari penelitian lapangan dalam hal ini mengenai permasalahan skripsi ini yang menyangkut perananan BKKBN, dalam pengendalian penduduk khususnya di Kotamadya Medan.

2. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan tipe/ jenis penelitian komparatif, yaitu penelitian yang dilakukan membandingkan teori dan pelaksanaannya di lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh ketrangan, penjelasan, dan data mengenai peranan BKKBN dalam pengaturan kependudukan.

3. Lokasi Penelitian

(35)

4. Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :

 Data primer, yaitu data yang didapat langsung di masyarakat sebagai sumber pertama melalui penelitian lapangan.

 Data sekunder, yaitu data yang didapat dari kepustakaan berupa : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat,

yakni

i. Norma /kaidah dasar, yaitu Pembukaan UUD 1945 ii. Peraturan dasar, yaitu Batang Tubuh UUD 1945 iii. Peraturan perundang-undangan nasional yang berkaitan

dengan tulisan ini.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti hasil penelitian, karya dari kalangan hukum dan sebagainya

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan penunjang yang mencakup bahan-bahan yang memberi petunjuk-petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, dan sebagainya.

5. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dengan cara : a) Studi kepustakaan terhadap data sekunder

(36)

Untuk lebih jelas dan terarahnya penulisan skripsi ini akan dibahas dalam bentuk sistematika, yaitu sebagai berikut :

BAB I

Merupakan penjabaran bab pendahuluan yang mengemukakan tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II

Merupakan bab yang berisi gambaran umum kependudukan di kotamadya Medan, yaitu keadaan letak geografis dan batas wilayah kota Medan, susunan badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) di kota Medan, dan rasio demografi pertumbuhan pendudukan di kota Medan.

BAB III

Bab ini berisi tentang pemabahasan BKKBN sebagai salah satu alternatif dalam pengendalian penduduk. Bab ini meliputi sejarah dan filosofi tentang badan kordinasi keluarga berencana (BKKBN), tentang teori pengendalian dan pengertian kependudukan, sejarah dan perkembangan keluarga berencana di Indonesia, sejarah sensus kependudukan.

(37)

Bab ini akan membahas mengenai sistem pendekatan BKKBN dalam program keluarga berencana, dimulai dari tugas dan fungsi kantor Badan Keluarga Berencana di kota Medan, koordinasi pelayanan dan pengelolaan dalam program keluarga berencana, strategi pendekatan dalam sosialisasi program keluarga berencana kepada masyarakat, faktor faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan jumlah penduduk di kota Medan.

BAB V

Bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan mengenai bab-bab yang telah dibahas sebelumnya dan pemberian saran-saran dari penulis berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi.

(38)

GAMBARAN UMUM TENTANG KEPENDUDUKAN DI KOTAMADYA MEDAN

A. Keadaan Letak Geografis Dan Wilayah Kota Medan

Kota Medan didirikan oleh guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan dinyatakan sebagai tempat kediaman Sultan Deli Pada tahun 1883, Medan telah menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1863 mulai membuka kebun Tembakau yang sempat menjadi primadona taanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga medan menjadi kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.10

Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan.       

10

(39)

Berdasarkan perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.11

a . KOTA MEDAN SECARA GEOGRAFIS

Secara umum ada 4 faktor yang mempengaruhi kinerja utama pembangunan kota yaitu:

- Faktor geografis

- Faktor demografis dan,

- Faktor kultural

- Faktor sosial ekonomi

Keempat faktor ini biasanya saling terkait satu sama lain yang mempengaruhi daya guna dan hasil guna dalam pembangunan kota termasuk pilihan pilihan dan penanaman modal (Investasi), Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan pada tahun 1951 Walikota medan mengeluarkan maklumat No.21 pada tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas kota Medan sekitar 5.130 Ha,yang meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan.

Maklumat walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya keputusan dari Gubernur sumatera utara yang pada saat itu dikepalai oleh Rajainal siregar No.66/III/PSU tanggal 21 September 1951 agar wilayah Kota medan diperluas       

11

(40)

menjadi tiga kali lipat, melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.12

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada (3° 30' – 3° 43' Lintang Utara) dan (98° 35' - 98° 44' Bujur Timur). Untuk itu

      

(41)
[image:41.612.224.417.200.465.2]

topografi k 37,5 meter Gambar : Se berbatasan dan timur, yang diket Deli Serda (SDA), K geografis        13 Http://n Diakses pa kota Medan r di atas per

1. Peta Prov

cara admin n dengan d

, sepanjang tahui merup ang merupa Khususnya kota Medan        notaris-dan-p ada tanggal n cenderung rmukaan lau vinsi Sumat

nistratif, w daerah Kabu

wilayah ut pakan salah akan salah s

di bidang n didukung

       ppat-medan l 4 mei 2013

g miring ke ut.13

tera Utara

wilayah kota upaten Deli

ara nya ber h satu jalur l satu daerah perkebuna oleh daerah

n.blogspot.c 3

utara dan b

a medan h i Serdang, y rbatasan lan

lalu lintas te h yang kaya an dan keh h-daerah ya com/2010/08 berada pada hampir sec yaitu sebela ngsung deng

erpadat di d a dengan su hutanan. K ang kaya Su

8/geografi-k

a ketinggian

ara keselur ah barat, se gan Selat M dunia. Kabu umber daya

arenanya s umber daya

kota-medan n 2,5 -

(42)

seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini dan selain itu untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.

Iklim di daerah Kota Medan menurut stasiun Polonia pada tahun 2012 suhu udara berkisar antara 22 derajat Celius – 32 derajat Celsius dan Menurut Stasiun Sampali suhu udara di kota Medan berkisar antara 23 derajat Celsius – 32 derajat Celsius. Dan bila di lihat dari kelembapan udara di kota medan berkisar antara 82 – 84 %, bila dilihat dari kadar curah hujan di kota medan mencapai 176,08 – 203,5 mm.14

       14

(43)

b. KOTA MEDAN SECARA DEMOGRAFIS

Berdasarkan data kependudukan Tahun 2012 penduduk Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.121053 jiwa, dengan jumlah penduduk wanita lebih besar dari pria. Sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 566.611 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang memiliki potensi kepadatan penduduk yang sangat besar.

Kota Medan yang sekarang di pimpin oleh walikota Drs.H.Rahudman Harahap dan wakil walikotanya Drs.H.Dzulmi Eldin.M.Si, bila dilihat dari komposisi tenaga kerja di kota Medan bila di lihat berdasarkan tingkat pendidikan antara lain : A. Sarjana 71%, B. Diploma 10,5% C. Tingkat SMA/SMP 67% D. Tingkat SD 5% dan Yang tidak Sekolah 1.5%. Bila di lihat dari upah minimum Regional menurut lapangan usaha antara lain :

1. Upah Industri Rp. 1.200.800 2. Upah Bagunan Rp. 1.109.000 3. Upah Bank dan lembaga lain Rp. 1.000.800 4. Upah Hotel dan Restoran Rp. 963.900 5. Upah Angkutan Rp. 991.440 6. Upah Jasa lainnya Rp. 700.50015

       15Op.Cit

(44)

Penduduk kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adapt istiadat. Adapun berbagai etnis mayoritas yang berada di kota Medan adalah :

 Suku Jawa  Suku Tapanuli  Suku Tionghoa  Suku Mandailing  Suku Minangkabau  Suku Karo dan  Suku Aceh

Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi, kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan perubahan social ekonominya, di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.

(45)

antara lain perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan karena membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk sudah mulai menurun.16

Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk tidak banyak berubah kecuali komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan.

c. KOTA MEDAN SECARA KULTURAL

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai–nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen,

       16

(46)

dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di kota Medan.

Selain wisata alam, Kota Medan juga kaya akan objek wisata sejarah, pendidikan, serta tempat liburan yang modern. Semuanya tersaji secara lengkap di kota ini. Tidak hanya itu, kuliner khas kota Medan juga akan memanjakan lidah Anda dengan resep-resep khasnya yang akan membuat Anda ketagihan. Jalur-jalur transportasi baik dari darat, perairan, dan udara untuk menuju tempat-tempat wisata juga selalu mengalami pengembangan dan perbaikan demi menciptakan kota Medan yang ramah akses. Layanan dan fasilitas umum pun tersebar dan akan semakin memudahkan Anda dalam memenuhi setiap kebutuhan selama berlibur.

Banyak tempat wisata yang dapat di kunjungin di kota Medan baik berupa pemandangan, tempat bersejarah dan lain-lain adapaun beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungin adalah :

- Tjong A Fie Mansion - Istana Maimun

- Gedung Balai Kota lama

- Menara Air Tirtanadi sebagai ikon kota Medan

(47)

Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara agar menjaga keanekaragaman baik dalam segi suku, etnis dan agama yang berada dalam kota Medan agar tetap saling terjaga dan harmonis satu sama lain.

d. KOTA MEDAN SECARA EKONOMI

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale

(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi relatif tetap

(48)

perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2010-2012 menunjukkan, pada tahun 2012 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar 26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen17

Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen, sekunder sebesar 28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing-masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2010 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan terjadi peningkatan sebesar 6,56 persen terhadap tahun 2009. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06 persen, sektor pertanian 4,18 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen, sektor industri 1,71 persen, dan penggalian tumbuh 0,46       

17

(49)

persen. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun

Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2012 sebesar 6,56 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan sebesar 2,20 persen Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85 persen, sektor bangunan 0,91 persen, sektor jasa-jasa 0,76 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor industri 0,25 persen, sektor pertanian 0,10 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 0,07 persen dan sektor pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan 0,90 persen

(50)
[image:50.612.83.531.161.533.2]

Tabel: 1. Statistik Ekonomi Kota Medan Tahun 2010 – 2012

No. INDIKATOR SATUAN

TAHUN

2010 2011 2012

1 PDRB (ADH berlaku) Milyar (Rp) 52.792,45 60.849,95 75.455,58

2 PDRB (ADH konstan) Milyar (Rp) 33.257,42 40.234,45 46.352,92

3 PDRB Perkapita ADHB Jutaan (Rp) 30,91 41,63 47,62

4 PDRB Perkapita ADHK Jutaan (Rp) 15,35 17,17 20,09

5 Pertumbuhan Ekonomi Persen (%) 9,98 12,76 15,78

6 Inflasi Persen (%) 19,91 8,97 6,50

7 Eksport (FOB) Milyar (US$) 5,86 6,52 7,50

8 Impor (CIF) Milyar (US$) 1,00 1,77 2,50

9 Surplus Perdagangan Milyar (US$) 4,86 6,35 8,10

10 Investasi Milyar (Rp) 9.867,31 10.177,63 12.049,71 Sumber : BPS Kota Medan18

e. KOTA MEDAN SECARA SOSIAL

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, budaya, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan

(51)

sarana pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya, demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan.

Di bidang sosial budaya Pemko Medan telah membuat sebuah pembangunan bangunan dan pelestarian lingkungan cagar budaya serta disamping itu tetap menjaga dan melestarikan kawasan dan benda - benda bernilai sejarah dan mengikuti program penataan dan pelestarian kota pusaka (P3kp) sebagai wujud komitmen daerah. karena karena sesuai dengan Undang undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya dimana cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa. Pemko Medan merupakan kota Metropolitan yang tidak melupakan sejarah.19

       19

(52)

B. Struktur Dan Susunan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Di Kota Medan

[image:52.612.78.572.284.671.2]

Adapun susunan atau Struktur Dan Susunan Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) untuk Kota Medan adalah dapat seperti dilihat pada gamabr I bagan seperti diterakan di bawah ini :

Gambar : 2. Bagan Struktur Dan Susunan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Di Kota Medan.

Jabatan Fungsional KEPALA Drg.widwiono M.Kes SEKRETARIS Drs.Datang Sembiring SUB. BAGIAN KEUANGAN Yusrizal S.Sos SUB. BAGIAN UMUM

DAN KEPEGAWAIAN

SUB. BAGIAN 

PERENCANAAN 

BIDANG DATA DAN

INFORMASI

Siti K h S S M Si

BIDANG PENGGERAKAN MASYARAKAT

Yusrodi S Sos BIDANG KB DAN KS

Dra.Desrianti S.Sos

BIDANG PEMBERDAYAAN

PENDUDUK

Vi i D i SS

SUB. BIDANG PELAPORAN & PENGELOLAAN DATA Hamonangan,SE SUB. BIDANG PENDAMPINGAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Iqbal Tujah S Sos SUB. BIDANG

OPERASIONAL KB & KS

Irma Dimyanti SE

SUB. BIDANG PENGURUSUTAMAAN GENDER Lislinda M.Pd SUB. BIDANG PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA

R i h S Pdi SUB. BIDANG

ADVOKASI DAN KIE

D R ti

SUB. BIDANG OPERASIONAL KS &

KP

Ab di Si S S

(53)

Sumber : Kantor BKKBN Medan Krakatau20

Pada rangkaian kegiatan Rakerda tersebut Sekda Provsu juga melantik Struktur Kepengurusan IPeKB Daerah Sumatera Utara untuk Periode 2013 s/d 2017 dengan Antony S.Sos sebagai Ketua Umum IPeKB Sumut, berikut ini susunan kepengurusan IPeKB Sumut Tahun 2013 sampai 2017

A. Dewan Pembina BBKBN Medan :

1. Drg. Widwiono M.Kes (Kepala Perwakilan BKKBN Sumut)

2. Drs. Datang Sembiring, MPHR (Sekretaris BKKBN Sumut)

3. Dra. Rosmawati (Kabid ADPIN BKKBN Sumut)

4. Dra. Lucy Desryati (Kabid KB/KR BKBBN Sumut)

5. Dra. Rabiatun Adabiah (Kabid Dalduk)

6. H.A. Sofian rangkuti, SE, M.AP (Kabid Balatbang BKKBN Sumut)

7. Dra. Irma Dimyati, SE (Kabid KS/PK BKKBN Sumut)

8. Drs. H. Hamzah AR

9. Dra. M. Fahruzy Syahputra

B. Ketua Umum : Anthony. S.Sos Ketua I : Hermansyah. SE

(54)

Ketua II : Maruli Sinaga. BA Ketua III : Mulioto. SH

C. Sekertaris Umum : Syahfitri,S.Ag

Sekertaris I : Dewi Murni Nasution,S.Pd Sekertaris II : Lasminar Juliana,SE

D. Bendahara Uumu : Ir. Tina Sabrina LUBIS Bendahara I : Dra. Linda Ginovan Bendahara II : Pasti sinaga

E. Ketua Bidang Organisasi : Khoirrudin Hasibuan, S.Sos

1. Seksi Pembinaan Pengurus : H. Ansari, SH 2. Seksi Peguatan Organisasi : Asima, SE

3. Seksi Monitoring & Evaluasi : Dra. Posma Rohana Harianja

F. Ketua Bidang Kesejahteran : Sarima,BSC

1. Seksi Pengembangan Kompetensi : Martharia,SE 2. Seksi Peningkatan Kesejahteraan : Dra. Yenny Ria 3. Seksi Peningkatan Prestasi : Iriani Normazar

(55)

1. Seksi Kemitraan Masyarakat : Rudi Priambono,S.Sos 2. Seksi Pengabdian Masyarakat : Murniati

3. Seksi Pemberdayaan Perempuan : Risma Marpaung

H. Ketua Advokasi Kependudukan : Herman Sitepu, SH

1. Seksi Advokasi : Ishaq, SH 2. Seksi Kependudukan : Atur Saragih 3. Seksi Bantuan Hukum : Mahaga Barus, SH

I. Ketua Bidang Pengembangan Departemen : Eliana, SH

1. Seksi Posdaya : Jurna Elvida, SE

2. Seksi Koperasi Dan Pameran : Farida Hanum Purba, SH 3. Seksi Pendidikan Dan Pelatihan : Nurlela

4. Seksi Media Cetak : Dra. Fenty Aduma Hutagalung 5. Seksi Media Elektronik : Drs. Jumpama Pinem21

- SUSUNAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL BIDANG PROVINSI

1. BIDANG SEKERTARIS :

A. Kasubbag Perencanaan : Surtono, S.Sos B. Kasubbag Umum : Janter Sitorus, SH C. Kasubbag Keuangan : Yusrizal Batubara, S.Sos       

(56)

D. Kasubbag Kepegawaian : Dra. T.Lafalinda E. Kasubbag Administrasi : Iqbal Tujah S.Sos

2. BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK

A. Kasubbid Penyusunan kependudukan : Zulkifli Y, S.Sos B. Kasubbid Kerja sama kependudukan : Vivi Darfina S.S C. Kasubbid Analisi Kependudukan : Saleh Rangkuti, SH

3. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN

A. Kasubbid Bina KB jalur Pemerintahan : Agustina Siregar S.Sos B. Kasubbid Bina KB jalur Wilayah : Syahrudin Siregar S.Sos C. Kasubbid Kesehatan Reproduksi : M.Ardi SH

4. BIDANG KESEJAHTERAN DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA

A. Kasubbid Bina Keluarga Balita : Nawawi Tanjung SH B. Kasubbid Bina Ketahanan Remaja : Syamsul Rijal SH C. Kasubbid Pemberdayaan Ekonomi : Ramsiah S.Pdi

5. BIDANG ADVOKASI PENGERAKAN DAN INFOMASI

A. Kasubbid Advokasi dan Kie : Anthony S.Sos

(57)

6. BIDANG PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

A. Kasubbid Program Dan Kerjasama : Hamonangan S.E B. Kasubbid Tata Oprasioanal : Abdi Siregar S.Sos

- SUSUSNAN BADAN KORDINASI KELUARGA BERENCANA DAERAH (BKKBD) KOTA MEDAN

Menurut Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependuduk dan Pembagunan Keluarga pada Pasal 53 ayat (2) menyebutkan bahwa BKKBN merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang berkedudukan di bawah presiden dan bertanggung jawab kepada presiden yang memiliki tugas melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana22

Pada Pasal 54 ayat (1) menyebutkan dalam rangka pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana di daerah, pemerintah daerah membentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Daerah yang disingkat BKKBD ditingkat Provinsi dan Kabupaten/kota, Belum adanya PP yang mendukung UU 52/2009 menyebabkan PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Kabupate/Kota, dan PP 41/2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah menjadi kendala sehingga pembentukan Perda tentang BKKBD memiliki peranan sangat vital karena Pasal 13 UU 52/2009 mewajibkan pemerintah provinsi maupun

(58)

kabupaten/kota ikut bertanggung jawab bersama pemerintah pusat dalam program kependudukan serta pembangunan keluarga23

Dalam hal pengendalian pertumbuhan penduduk badan keluarga berencana daerah (BKKBD) memegang peranan yang sangat menentukan dalam bekerjasama dengan masyarakat dalam hal pengendalian pertumbuhan penduduk, Hal ini ditunjang dengan VISI kantor Badan Keluaraga Berencana daerah yaitu “Mewujudkan Keluarga Yang Ideal Berkualitas Serta Kualitas Hidup Perempuan Kesetaraan Dan Keadilan Gender 2014” dan untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat mewujudkan visi tersebut, terdapat MISI yang dapat menunjangnya, dimana misi tersebut adalah:

a. Menumbuhkan serta meningkatkan kepedulian peran serta masyarakat dalam rangka pembudayaan keluarga melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga

b. Melakukan perencanaan keluarga secara cermat sehingga pertambahan dan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat dihindari, dan setiap keluarga dapat merencanakan kehidupan keluarganya secara cermat dan bertanggung jawab.

c. Meningkatkan upaya pemberdayaan pemduduk dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan kradilan gender.

       23

(59)

d. Memfasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme Pengarus Utamaan Gender (PUG) pada lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah

Kantor Badan Keluarga Berencana yang dipimpin oleh seorang kepala kantor dan dibantu oleh sekretaris serta berbagai Sub. Bagian, Bidang dan Sub. Bidang. Berikut ini beberapa tugas dan fungsi dari masing – masing unit kerja:

A. Kepala Badan : Drg. Widwiono,M.Kes

Kepala Badan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Keluarga Berencana dan kependudukan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala Badan juga menjalankan fungsinya yaitu :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang keluarga berencana dan kependudukan daerah

b. Melakukan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang keluarga berencana dan kependudukan daerah

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang keluarga berencana dan kependudukan serta kesekretariatan badan daerah

B. Sekertaris : Drs. Datang Sembiring

(60)

Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Fungsi yang dijalankan oleh sekretaris adalah:

a. Perumusan kebijakan tekhnis di bidang kebijaksanaan, umum, kepegawaian dan keuangan

b. Melakukan pemberian dukungan dalam melakukan penyelenggaran urusan di bidang penyelengaraan, kpegawaian serta keuangan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan umum, dan keuangan.

C. Sub Bagian Perencanaan : Surtono, S.Sos

Mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, pengumpulan dan penyiapan bahan sesuai kebutuhan perencanaan Badan. Fungsi dari Sub bagian perencanaan yaitu :

a. Melakukan bahan penyiapan perumusan kebijakan teknis pada sub bidang perncanaan

b. Turut dalam pemberiaan dukungan atas pelaksanaan tugas sub bidang perncanaan kebijakan perencanaan kependudukan

(61)

D. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian : Janter Sitorus, SH

Sub bagian umum dan kepegawain mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan perpustakaan,dokumentasi,perlengkapan dan bagian urusan rumah tangga badan kependudukan daerah fungsinya meliputi :

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang umum dan kepegawaian

b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawain c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian

E. Sub Bagian Keuangan Dan BMN: Yusrizal Batubara, S.Sos

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan Penata Usahaan Administrasi Keuangan serta merumuskan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Badan, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-tugas di Sub Bagian serta membuat laporan secara berkala. Fungsinya yaitu :

a. Sebagai penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dalam bidang keuangan

(62)

F. Bidang Keluarga Berencana Dan Sejahtera : Irma Dimyati, SE

Bidang KB dan KS, mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Fungsinya ialah :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang keluarga berencana dan keluarga yang sejahtera

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan melalui Sekretaris Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya :

1. Sub Bidang oprasional dan keluarga sejahtera

Sub Bidang Operasional KB dan KR dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang, mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KB-KR). Dalam sub bidang ini mempunyai fungsi :

(63)

b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi keluarga berencana daerah

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi kependudukan

2. Sub Bidang Oprasional keluarga sejaterah dan kependudukan

Sub Bidang Operasional KS dan PK dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang, mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang operasional KS-PK. Selain tugas yang diamanahkan, ada pula fungsi dari sub bidang ini yaitu:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang operasional keluarga sejahtera dan pengentasan kemiskinan (KS-PK)

b. Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang operasional keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga (KS-PK)

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang operasional keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga (KS-PK)

G.Sub Bidang Pergerakan Masyarakat : Yurodis S.Sos

(64)

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pergerakan masyarakat

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Pergerakan mas

Gambar

Gambar : 1. Peta Provvinsi Sumattera Utara
Tabel: 1. Statistik Ekonomi Kota Medan
Gambar : 2. Bagan Struktur Dan Susunan Badan Koordinasi Keluarga
Tabel : 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis kelamin Tahun
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep keberanian yang terdiri atas ketegasan, inisiatif, dan kegagahan dalam novel serial Little Ballerina karya

Obat ini digunakan dengan obat anti kejang lain pada terapi kejang parsial dan kejang umum tonik klonik pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia 2 sampai 16 tahun.. Obat ini

Setelah Siswa melakukan login bisa mendapatkan beberapa informasi seperti jadwal data guru serta jadwal remedial perbaikan nilai, kemudian data nilai atau nilai

Dari hasil yang didapatkan, syringe pump ini telah dicoba digunakan untuk contact angle goniometer dengan percobaan air diteteskan ke permukaan plastik ABS dengan

jiwa terhadap perilaku seksual. Akibat dari gangguan seksual itu timbul kejahatan-kejahatan yang melanggar norma-norma serta sistem hukum di Indonesia. Perilaku

Misalkan metode BTC digunakan untuk mengkompresi suatu citra yang berukuran 512x512 pixel dengan ukuran blok 4x4 pixel, hal pertama yang dilakukan adalah mencari

Data empirik hasil belajar berbicara Bahasa Inggris peserta didik SMA Padamu Negeri masih tergolong cukup rendah, sehingga hasil belajar Bahasa Inggris siswa

38 Syarat “tidak tertuduh” yang dimaksudkan al-Jazairi yaitu tidak tertuduh bahwa orang yang menjadi saksi tersebut bukan termasuk orang-orang yang kesaksiannya tidak