90
DAFTAR PUSTAKA
1. Handini, Wulandari. Skripsi – Performa Sel Surya Terensitasi Zat Pewarna (DSSC) Berbasis ZnO Dengan Variasi Tingkat Pengisian Dan Besar Kristalit TiO. Universitas Indonesia. Jakarta. 2008
2. Suryatmo, F. Teknik Listrik Instalasi Penerangan Dan Daya, P.T Rineka
Cipta. Jakarta. 2008.
3. Chandra, Suriana. Maximizing Construction Project and Investment
Budget Efficiensy with Value Engineering. Jakarta. 2012
4. Wibawa, Unggul & Darmawan, Andy. Jurnal EECIS – Penerapan Sistem Photovoltaik Sebagai Supply Daya Listrik Beban Pertamanan. Jakarta.
2008.
5. Faisal M, Al Fattah. Thesis – Analisa Daya dan Heat pada Metode Efisiensi Sel Surya Sebagai Energi Alternatif Ramah Lingkungan,
Pascasarjana Manajemen Universitas Sumatera Utara. Medan. 2008.
6. Ginting, Noel Fransiskus. Skripsi – Studi Pengkajian Pembangkit Tenaga Listrik Mikro dari Sel Surya di Daerah yang Tidak Dijangkau PLN.
Universitas Sumatera Utara. Medan. 2009.
7. Giatman, M. Ekonomi Teknik. PT Raja Grafindo. Jakarta. 2005.
8. Buresch, Mathew. Photovoltaic Energy Systems. McGraw-Hill Inc. New
York. 1983.
91
10.Standar Nasional Indonesia – Spesifikasi Penerangan Jalan Di Kawasan Perkotaan. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2008.
11.Hasan, Hasnawiyah. Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan – Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi.
Universitas Hasanuddin. Makassar. 2012.
12.Wasiyono, Joy Sopater. Skripsi – Studi Ekonomi Meterisasi Penerangan Jalan Umum Kota Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan. 2010.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Medan Selayang dengan
jumlah LPJU yang terpasang ada sebanyak 3869 lampu di daerah seluas
9,01 km². Dimana ada sebanyak 1935 lampu terpasang dengan daya 150 watt.
Pada umumnya lampu ini terpasang di jalan-jalan kecil (daerah sekitar perumahan
penduduk). LPJU ini biasa terpasang di salah satu ruas jalan, kiri ataupun kanan.
Sementara sisanya, yakni 1934 lampu, terpasang dengan daya 250 watt. Pada
umumnya penempatan LPJU di median jalan di jalan dua arah. Keseluruhan lampu
yang terpasang masih berupa penerangan jalan umum konvensional (sumber
energi dari PLN). Pengumpulan data lapangan dibantu oleh Dinas Pertamanan
Kota Medan.
3.2 Data-Data Yang Dibutuhkan
Data-data yang dibutuhkan merupakan data yang diambil dari survey
langsung ke lapangan dan data dari Dinas Pertamanan Kota Medan, seperti :
a. gambar dan kondisi lokasi Jalan (Lebar jalan, kelas jalan, dan panjang
jalan)
b. jenis lampu penerangan jalan
c. jenis dan bentuk tiang
49 e. besaran-besaran listrik yang diperlukan untuk penerangan jalan umum
konvensional (seperti, besaran pengaman dan pembatas)
f. besaran-besaran listrik yang diperlukan untk penerangan jalan umum solar
cell (seperti, panel surya, baterai, solar charge controller, dll).
3.3 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data
Penelitian “Perencanaan Penggunaan LPJU Solar Cell Sebagai Upaya
Efisiensi Penggunaan Listrik di Kota Medan” menggunakan metode rekayasa
nilai (value engineering). Pendekatan yang digunakan dalam analisis dengan cara
kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumber data yang diperoleh.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka dan studi
lapangan, yaitu :
1) Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan upaya mempelajari dan mengumpulkan data
sekunder untuk menunjang penelitian. Data yang dikumpulkan berasal dari buku
referensi, jurnal, prosiding, dokumen-dokumen dan artikel dari internet, serta
bahan kuliah yang mendukung dan berkaitan dengan topik tugas akhir ini.
2) Studi Lapangan
Pengumpulan data melalui studi lapangan adalah untuk mendapatkan data
primer, dilakukan dengan cara :
a) Observasi, yaitu dengan mengamati secara langsung objek yang diteliti, yakni
LPJU konvensional yang berada di kecamatan Medan Selayang. Penempatan
50 b) Wawancara, dalam penelitian lapangan dilakukan wawancara terhadap
beberapa responden untuk mengumpulkan data-data mengenai lampu jalan
solar cell dan lampu jalan konvensional. Wawancara ini dilakukan di Dinas
Pertamanan Kota Medan dan pegawai di Dinas Pertamanan sebagai
respondennya.
3.4 Teori Analisa Data
Dalam penelitian ini dilakukan dua analisis data yang meliputi “analisa
teknis” dan “analisa ekonomis” terhadap penggunaan jalan umum solar cell
dengan penerangan jalan umum konvensional.
3.4.1 Analisa Teknis
Analisa teknis merupakan sebuah analisa yang sifatnya observatif serta
perhitungan rumus yang ada dengan menyesesuaikan kriteria dan Standarisasi
Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan tertera pada PUIL (Persyaratan Umum
Instalasi Listrik). Menganalisis hal teknis terhadap LPJU dilakukan untuk
mendapatkan sistem penerangan yang baik, aman, handal, tahan lama, dan sesuai
dengan spesifikasi pabrikasinya dan terlebih sesuai SNI. Adapun analisis teknik
dilakukan terhadap komponen-komponen PJU yang meliputi lampu, penerangan,
tiang, stang ornamen, penghantar, dll. Berikut penjelasan masing-masing
komponen yang dianalisa dalam tugas akhir berikut.
3.4.1.1 Lampu dan Penerangan
Lampu adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber cahaya
(lampu/luminer), elemen-elemen optik (pemantul/reflector, pembias/refractor,
51 supply. dll.). Untuk itu lampu memerlukan daya (sumber listrik) untuk
membuatnya bekerja (hidup) dan akan menghabiskan energi selama lampu
tersebut bekerja (dihidupkan). Berikut rumus yang digunakan untuk mencari
besar energi yang dipakai pada lampu:
(3.1) dimana :
= energi yang dibutuhkan atau beban (Wh/watt.hour)
= daya beban atau lampu (watt)
= lama pemakaian beban atau lampu dalam satu hari (hour)
Dalam merencanakan instalasi penerangan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk mendapatkan penerangan yang baik, yang memenuhi
fungsinya agar mata dapat melihat dengan jelas dan nyaman. Maka dari itu
diperlukan beberapa perhitungan penerangan, diantaranya adalah:
i. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya adalah fiuks cahaya per satuan sudut ruang dalarn arah
pancaran cahaya yang dapat ditulis dengan persamaan :
(3.2)
dimana : = intensitas cahaya (candela)
= fluks cahaya dalam lumen (lm)
w = sudut ruang dalam steridian (sr)
ii. Luminasi
Luminasi adalah fluks cahaya per satuan sudut ruang per satuan luas
52 persatuan luas hasil proyeksi dari arah yang diberikan seperti tampak pada
Gambar 3.2. Luminasi merupakan ukuran terang suatu benda. Luminasi yang
terlalu besar akan menyilaukan mata.
Persamaan untuk menghitung besar luminasi adalah sebagai berikut :
(3.3)
Subtitusikan pers (3.2) dengan persamaan (3.3), maka didapat :
(3.4)
dimana :
= luminasi (cd/m2) A = luas bidang (m2)
w = sudut ruang dalam steridian (sr)
= sudut antara sinar datang dengan garis normal objek
iii. Iluminasi (Intensitas Penerangan)
lluminasi atau intensitas penerangan adalah kerapatan fiuks cahaya yang
mengenai suatu permukaaan, secara matematis dirumuskan :
(3.5)
dimana : = intensitas penerangan/iluminasi (lux atau lm/ m2) A = luas bidang (m2)
= fluks cahaya dalam lumen (lm)
Intensitas penerangan pada suatu titik umumnya tidak sama untuk setiap
titik pada bidang tersebut. Intensitas penerangan suatu bidang karena suatu
53 sumber cahaya dan bidang itu (invers square law). Untuk memastikan intensitas
penerangan di seluruh bagian bidang memenuhi syarat minimal yang telah
ditetapkan (seperti yang tertera pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.6), digunakan
perhitungan metode titik.
Gambar 3.1 Perhitungan Iluminasi Metode Titik
Dengan menggunakan diagram intensitas cahaya, maka perhitungan
iluminasi dengan mensibtusikan persamaan 3.2 dengan persamaan 3.5 menjadi
sebagai berikut:
(3.6)
dimana :
dengan mensubstitusikan kedua hal diatas dengan persamaan (3.6) didapatlah :
(3.7)
dimana :
= sudut yang dibentuk oleh sisi depan luminer dengan
54 = sudut yang dibentuk dari garis normal luminer dengan garis
lurus antara luminer dengan titik yang dituju
h = tinggi sumber cahaya/tiang tiang PJU (meter)
= intensitas cahaya pada sudut ,
iv. Efikasi cahaya
Efikasi cahaya merupakan perbandingan antara fiuks cahaya yang
dihasilkan larnpu dengan daya listrik yang dipakainya, secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
0
(3.8)
dimana : = efikasi cahaya (lm/watt)
= daya lampu (watt)
0
= fluks cahaya (lumen)
v. Efisiensi Penerangan
Efisiensi penerangan adalah perbandingan antaran fluks cahaya yang
dipancarkan oleh armatur atau dapat juga diartikan sebagai fluks cahaya yang
sampai ke objek dengan fluks cahayayang dipancarkan oleh sumber cahaya atau
fluks cahaya awal, secara matematis dirumuskan :
g
0
(3.9)
dimana : = efisiensi cahaya penerangan
0 = fluks cahayayang dipancarkan oleh sumber cahaya(lumen)
55 Efisiensi penerangan juga dapat dihitung melalui perhitungan indeks ruang
atau indeks bentuk(k).
( ) x l p h l p k
(3.10)
dimana : = indek ruang atau bentuk
p = panjang permukaan jalan (m)
l = lebar permukaan jalan (m)
h = tinggi tiang PJU (m)
Lalu melalui Tabel 3.1 dapat dilihat indeks bentuk (k) dan efisiensi penerangan
maksimum dan minimumnya.
(3.11)
Sistem penerangan yang dipakai untuk penerangan jalan adalah sistem
penerangan langsung.
Tabel 3.1 Efisiensi Penerangan dari Armatur Penerangan Langsung (PJU)
Melalui Perhitungan Indeks Ruang (k)
%
rp 0,7 0,5 0,3
rw 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1 0,5 0,3 0,1
rm 0,1 0,1 0,1
K
0,5 0,28 0,23 0,19 0,27 0,23 0,19 0,27 0,22 0,19 0,6 0,33 0,28 0,24 0,32 0,28 0,24 0,32 0,27 0,24 0,8 0,42 0,36 0,33 0,41 0,36 0,32 0,40 0,36 0,32 1,0 0,48 0,43 0,40 0,47 0,43 0,39 0,46 0,42 0,39 1,2 0,52 0,48 0,44 0,51 0,47 0,44 0,50 0,46 0,43 1,5 0,56 0,52 0,49 0,55 0,52 0,49 0,54 0,51 0,48 0 2,0 0,61 0,58 0,55 0,60 0,57 0,54 0,59 0,56 0,54 2,5 0,64 0,61 0,59 0,63 0,60 0,58 0,62 0,59 0,57 72 3 0,66 0,64 0,61 0,65 0,63 0,61 0,64 0,62 0,60 4 0,69 0,67 0,65 0,68 0,66 0,64 0,66 0,65 0,63 72 5 0,71 0,69 0,67 0,69 0,68 0,66 0,68 0,66 0,65 Keterangan : rp = faktor refleksi dinding
56 rw = faktor refleksi langit-langit
Dimana : 0.1 = warna gelap
0.3 = warna sedang
0,5 = warna muda
0,7 = warna putih dan warna sangat muda
3.4.1.2 Tiang dan Stang Ornament
Tiang merupakan salah satu dari komponen penting pada penerangan jalan
umum. Fungsinya sebagai tempat untuk meletakkan lampu (beserta armaturnya),
stang ornament, panel surya, baterai, inverter, dan lain sebagainya.
Untuk menentukan sudut kemiringan stang ornamen, agar titik penerangan
mengarah ketengah - tengah jalan:
(a) (b)
Gambar 3.2 Perencanaan Penerangan Jalan Umum
(a) Tampak atas ; (b) Tampak depan
Maka, untuk menentukan sudut kemiringan stang ornamen,agar titik
penerangan mengarah ketengah – tengah jalan
57 dimana: h = tinggi tiang
T = jarak lampu ke tengah jalan c = jarak horizontal lampu ke tengah jalan w1 = jarak tiang ke horizontal lampu
w2 = jarak horizontal lampu ke ujung jalan b = lebar batu jalan
o = jarak batu jalan ke horizontal lampu T = batas kemiringan stang ornamen φ = sudut kemiringan stang ornamen
3.4.1.3 Penghantar Listrik
Kabel merupakan rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar itu
pejal maupun pintalan, masing-masing dilindungi isolasi, dan keseluruhannya
dilengkapi dengan selubung pelindung bersama.Dimana pada umumnya
bagian-bagian untuk kabel tegangan rendah adalah:
penghantar isolasi
lapisan pembungkus inti pelindung mekanis selubung luar
Pada proses pemasangan instalasi untuk penghantar lsitrik penerangan
jalan umum konvensional menggunakan kabel tegangan rendah, penggunaan
kabel menurut tempat pemakaiannya terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu :
a. Kabel yang dipasang dari SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) yang
sudah ada menuju panel penerangan jalan umum atau disebut juga kabel
58 b. Kabel yang dipasang dari Perangkat Hubung Bagi penerangan jalan
umum ke titik- titik sambung LPJU. Biasanya PHB diletakkan dalam
bawah tanah, sehingga penghantar listrik dengan kabel tanam.
c. Kabel yang dipasang dari titik sambung penerangan jalan umum menuju
lampu.
Tembaga dan alumunium. Termasuk ke dalam bahan penghantar listrik
yang baik. Untuk kabel tanah umumnya digunakan penghantar tembaga,
sedangkan alumunium digunakan untuk penghantar udara. Untuk mengetahui
ukuran luas penampang kabel berpenghantar yang dibutuhkan, digunakan
persamaan dibawah ini :
untuk tegangan 3 fasa : √
(3.14)
untuk tegangan 1 fasa :
(3.15)
persentase jatuh tegangan : (3.16)
dimana :
= luas penampang penghantar (m2) = panjang penghantar (m)
= faktor daya
= tahanan jenis logam penghantar
= drop tegangan (volt)
= tagangan jala-jala/sumber
= persentase drop tegangan
59 Nomenklatur kabel adalah tata cara pemberian nama suatu kabel dengan
kode - kode tertentu, Beberapa arti huruf-huruf kode yang biasa digunakan pada
kabel :
N = kabel jenis standar dengan penghantar tembaga
NA = kabel jenis standar dengan penghantar alumunium
Y = selubung isolasi dari PVC
2X = selubung isolasi dari XLPE
2Y = selubung isolasi dari polyethylene
F = perisai kawat baja pipih
R = perisai kawat baja bulat
Gb = spiral pita baja
Re = penghantar pejal (solid)
Rm = penghantar pintalan
3.4.1.4 Pembatas dan Pengaman Listrik
Pembatas dan pengaman listrik biasanya diletakkan di dalam suatu box
yang disebut PHB. PHB adalah panel/box yang merupakan perlengkapan untuk
mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan
melindungi rangkaian (circuit) listrik.
Berdasarkan penempatannya PHB terbagi dua yaitu:
a) PHB Pasangan Dalam
PHB yang ditempatkan dalam ruangan bangunan tertutup sehingga
terlindung dari pengaruh cuaca secara langsung.
60 PHB yang ditempatkan di luar ruangan bangunan sehingga terkena
pengaruh dari cuaca secara langsung.
Alat pembatas yang digunakan adalah MCB (Mini Circuit Breaker) 3 fasa.
Untuk mendapatkan spesifikasi MCB yang sesuai, digunakan rumus berikut :
(3.17)
Dan alat yang digunakan sebagai pengaman pada instalasi PJU adalah
menggunakan fuse dengan jenis NH Fuse. Sedangkan besar pengaman yang
digunakan dapat dihitung dengan rumus :
arus nominal pada masing fasa :
(3.18)
maka arus rating pengaman :
(3.19)
dimana : = besar daya yang digunakan (watt)
= arus nominal pada masing-masing fasa (amper)
= besar arus yang dibutuhkan atau arus rating pengaman (amper)
= tegangan fasa-netral (volt)
= faktor beban lebih
3.4.1.5 Perencanaan LPJU Solar Cell
Dalam merencanakan LPJU solar cell yang sesuai dengan SNI digunakan
perhitungan – perhitungan yang tepat dan sesuai kebutuhan. Beberapa kmponen
penting LPJU solar cell akan dijelaskan satu per satu di bawah ini.
a. Lampu LED (Light Emitting Diode)
Secara sederhana LED dapat didefinisikan sebagai salah satu
61 perangkat keras dan padat (solid-state component) sehingga unggul dalam hal
ketahanan (durability).
Lampu pijar dan neon tidak berguna lagi setelah bohlamnya pecah, namun
tidak demikian dengan lampu LED. Lampu ini merupakan jenis solid-state
lighting (SSL), artinya lampu yang menggunakan kumpulan LED sebagai sumber
pencahayaannya. Sehingga lampu tidak akan mudah rusak bila terjatuh atau
bohlamnya pecah. Kumpulan LED diletakkan dengan jarak yang rapat untuk
memperterang cahaya. Satu buah lampu LED dapat bertahan lebih dari 30 ribu
jam, bahkan ada yang mencapai 100 ribu jam.
LED hanya memiliki 4 macam warna yang tampak oleh mata, yakni warna
merah, kuning, hijau, dan biru. Untuk menghasilkan sinar putih yang sempurna,
spektrum cahaya dari warna-warna tersebut digabungkan. Hal paling umum
adalah penggabungan antara warna merah, hijau, dan biru, yang disebut RGB.
Sampai saat ini, pengembangan terus dilakukan untuk menghasilkan lampu LED
dengan komposisi warna seimbang dan berdaya tahan lama.
b. Panel surya
Panel surya adalah alat yang yang terdiri dari sel surya (photovoltaik) yang
fungsinya mengubah energi cahaya menjadi menjadi energi listrik. Efisiensi dari
sel surya merupakan perbandingan antara daya keluaran (Pout) dan daya
masukannya (Pin). Daya keluaran (Pout) adalah perkalian antara tegangan waktu
open circuit (Voc) dengan arus short circuit (Isc) dan faktor pengisian (fill factor, FF) dari sebuah modul surya. Persamaanya adalah :
besar fill factor sel surya :
62 Maka efisiensi sel surya :
(3.21)
dimana : = faktor pengisian/fill factor
= tegangan nominal panel surya (volt)
= arus nominal panel surya (volt)
= tegangan open cicuit panel surya (volt)
= arus short circuit panel surya (volt)
= intensitas radiasi matahari yang diterima (watt/m2) = luas permukaan modul sel surya (m2)
Daya nominal pada panel surya tidak dapat diperbesar lagi, kecuali panel
surya diganti dengan panel surya lain yang spesifikasi daya nominalnya lebih
besar. Maka untuk mendapatkan energi yang besar yang dihasilkan oleh panel
surya tergantung pada lamanya penyinaran matahari. Lamanya panel surya
mendapatkan sinar :
(3.22)
Dimana untuk mencari jumlah sinar global yang datang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Hukum Stefan-Boltzmann, dimana besarnya fluks radiasi
yang dipancarkan suatu benda setara dengan pangkat empat suhu mutlak benda
tersebut.
63 Maka untuk mencari jumlah sinar global yang datang dapat dihitung dengan
mengalikan besarnya flux radiasi dengan lamanya penyinaran dalam satu hari.
Dirumuskan :
(3.24)
dimana : = Daya (watt)
= luas (m2)
= tetapan Stefan-Boltzmann (5,67 x 10-8 watt/m2K4) = koefisien emisivitas (0-1)
= suhu permukaan (oK)
= lamanya penyinaran (hours)
Energi yg dihasilkan panel surya :
(3.25)
Sehingga jumlah minimum modul yang digunakan untuk dapat melayani
energi pada beban (lampu) yang dibutuhkan, dengan menggunakan persamaan
diatas adalah :
banyak panel surya:
(3.26) dimana : = lamanya panel surya mendapatkan sinar global (hour/jam)
= energi yang dihasilkan modul (Wh/hari)
= daya nominal panel surya (watt)
64
ɳ
baterai = efisiensi baterai (%)c. Solar charge controller
Merupakan peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus
searah yang diisi dan diambil dari baterai ke beban. Solar charge controller
mengatur overcharging (kelebihan pengisian – karena baterai sudah penuh) dan
kelebihan tegangan dari panel surya.
Ukuran atau rating untuk alat pengontrol aliran masuk dan keluar dari aki
ditentukan dalam satuan Ampere, yakni dengan rumus :
(3.27)
dimana : = arus rating solar charge controller (ampere)
= banyak panel surya x Pnom (watt)
d. Baterai
Baterai adalah alat penyimpanan tenaga lsitrik arus searah (DC) yang
dibangkitkan oleh panel surya. Kapasitas baterai yang tertulis dalam satuan Ah
(ampere hour), yang menyatakan kekuatan baterai, seberapa lama baterai dapat
bertahan mensuplai arus untuk beban (lampu).
Maka untuk menentukan total kapasitas baterai berdasarkan periode
penyimpanan yang diinginkan sebagai berikut :
( )
(3.28)
dimana : = kapasitas baterai (Ah/Ampere.hour)
= tegangan baterai (volt)
65 = banyak panel surya x
Gambar 3.3 di bawah ini menunjukkan hubungan kerja antara satu komponen
dengan komponen lain yang ada pada LPJU solar cell.
Gambar 3.3 Diagram Kerja LPJU Solar Cell
3.4.2 Analisa Ekonomi
Penerangan jalan umum solar cell adalah penerangan yang menggunakan
energi matahari sebagai sumber energi dan energinya dapat dibangkitkan sendiri
ataupun sebuah perusahaan. PJU sistem solar cell mempunyai biaya operasi dan
perawatan yang rendah dan bahkan terkadang tidak ada pada suatu periode, ini
dikarenakan PJU solar cell tidak memerlukan bahan bakar dalam
pengoperasiannya. Namun sistem pembangkitannya memerlukan biaya investasi
yang sangat besar. Sedangkan PJU konvensional sebaliknya, biaya investasi yang
rendah, namun biaya operasionalnya besar dan selalu ada setiap periode.
3.4.2.1 Biaya Investasi
Yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha
untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dilakukan pada awal-awal
66 untuk berkesinambungan usaha tersebut. Investasi sering dianggap juga sebagai
modal dasar usaha yang dibelanjakan untuk penyiapan dan pembangunan sarana
prasarana dan fasilitas usaha termasuk pembangunan dan peningkatan sumber
daya manusianya.
3.4.2.2 Biaya operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka
menjalankan aktifitas usaha tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya
dikeluarkan secara rutin atau periodik pada waktu tertentu dan dalam jumlah yang
relatif sama atau sesuai dengan jadwal produksi.
Biaya operasional pada PJU konvensional sangat bergantung pada TDL
(Tarif Dasar Listrik) yang telah ditetapkan pemerintah. Tarif dasar listrik sendiri
ditentukan pemerintah melihat kondisi harga dan pasokan BBM (Bahan Bakar
Minyak). Biaya pemakaian listrik PJU konvensional selama satu bulan didapat
dengan mengalikan Eload dengan banyak hari dalam sebulan (30) dan dikali besar
TDL yang ditetapkan pemerintah untuk penerangan jalan :
(3.29)
dimana : TDL = Tarif dasar listrik yang ditetapkan pemerintah untuk
penerangan jalan (Rp –/Kwh)
waktu pemakaian lampu jalan dalam satu periode (hours)
Sedangkan pada PJU solar cell, karena biaya bahan bakar tidak ada jadi
hanya biaya operasi seperti persediaan air accu (baterai) dan biaya pengawas
modul surya (membersihkan panel surya) yang ada.
Karena biaya kegiatan operasional dilakukan secara berkala dan akan terus
67 biaya operasional PJU konvensional dan solar cell sampai pada waktu periode
yang diinginkan, digunakan metode nilai masa depan (future value annuity):
(3.31)
FVAn = A (FVAn/A, i%, N)
dimana : FVAn = Nilai mendatang (future worth), nilai ekuivalen satu atau
lebih aliran kas (cash flow) pada satu titik yang didefenisikan
sebagai waktu mendatang
A = Aliran kas akhir pada periode yang besarnya sama untuk
bebeapa periode yang berurutan (annual worth)
N = Jumlah periode pemajemukan
i = Tingkat bunga efektif per periode
3.4.2.3 Biaya Perawatan
Untuk tetap mempertahankan kualitas dan kemampuan dari LPJU perlu
dilakukan perawatan yang rutin salah satunya adalah pergantian material.
Pergantian material dilakukan ketika material LPJU sudah rusak atau sudah tidak
layak dipakai, baik yang disebabkan oleh alam (bencana alam), ulah manusia
(pencurian atau perusakan) maupun karena umur dari material tersebut.
Harga suatu material dari LPJU tidak akan selalu sama dengan ketika awal
pendirian LPJU (biaya investasi), ada kenaikan harga tiap material tersebut setiap
suatu periode. Sehingga untuk menentukan harga material pada masa yang akan
datang digunakan metode Future Value, dimana rumusnya adalah :
(3.32)
68 Total biaya suatu material didapat dengan menjumlahkan setiap nilai
mendatang dengan periode yang telah ditentukan (usia material), pada suatu
jumlah periode yang diinginkan. Dirumuskan :
(3.33) dimana : = Nilai sekarang (present worth) atau nilai ekuivalen satu atau
lebih aliran kas (cash flow) pada satu titik yang didefenisikan
sebagai waktu saat ini
= Nilai mendatang (future worth),nilai ekuivalen satu atau lebih
aliran kas (cash flow) pada satu titik yang didefenisikan
sebagai waktu mendatang
= Jumlah periode pemajemukan ditentukan (Usia Material)
= Jumlah periode pemajemukan yang diinginkan (10 tahun)
= Tingkat bunga efektif per periode
Seluruh material dari penerangan jalan memiliki umur yang berbeda-beda,
sehingga untuk mendapatkan biaya perawatan dari LPJU adalah dengan
mengalikan harga untuk tiap satu material dengan total pergantian satu material
pada selutuh LPJU tersebut, kemudian ditotalkan dengan pergantian
material-material yang lain.
3.4.2.4 Break Even Point (BEP) LPJU
Break even point merupakan suatu kondisi dimana penghasilan yang
diterima perusahaan sama dengan biaya yang dikelurkan dengan mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan dari
komposisi produk yang diperlukan selama periode tertentu. Sehingga dari
69 TR (Total Revenue/Pendapatan Total) = TC (Total Cost/Biaya Total).
Beberapa manfaat analisa break even point untuk memanajemen suatu
proyek atau perusahaan, yaitu :
a) Hubungan antara penjualan biaya dan laba.
b) Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel.
c) Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan
batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.
d) Untuk mengetahui hubungan antara volume, harga dan laba.
Analisa break even point memberikan penerapan yang luas untuk menguji
tindakan-tindakan yang diusulkan dalam mempertimbangkan alternatif-alternatif
atau tujuan pengambilan keputusan yang lain. Analisa break even point tidak
hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja,
akan tetapi analisa break even point mampu memeberikan informasi kepada
pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungan dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang
bersangkutan.
Sekalipun Analisa break even point ini banyak digunakan oleh perusahaan,
tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan.
Kelemahan utama dari analisa break even point ini antara lain : asumsi tentang
linearity, kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Eksisting PJU di Kecamatan Medan Selayang
PJU di Kecamatan Medan Selayang merupakan jalan perkotaan yang jenis
jalannya adalah jalan lokal dan jalan kolektor, jenis tiang lampu lengan ganda dan
penempatan lampu jalan di median jalan dua arah (seperti pada Gambar 2.5)
untuk jenis jalan kolektor, sementara untuk jalan lokal jenis tiang lampu tunggal
dan penempatan lampu jalan di tepi (seperti pada gambar 2.2). Sampai saat ini
kondisi LPJU yang terpasang di kecamatan Medan Selayang seluruhnya masih
[image:30.595.117.416.425.535.2]konvensional.
Tabel 4.1 Data Kondisi Eksisting PJU Konvensional
4.1.1 Jenis Tiang dan Kemiringan Stang Ornamen
Tiang PJU berjenis octagonal hot dip galvanize dengan konstruksi base
plate, dimana ornament lengan tunggal dan ganda. Angkur dan murnya harus
diproses dengan proteksi hot dipped galvanized. Fondasi tiang lampu harus
terbuat dari konstruksi beton K 225 (dimana anchor/baut tiang tertanam di fondasi
tiang dengan ukuran yang disesuaikan).
Simbol Keterangan PJU Konvensional
h Tinggi tiang 8,5 m
l Lebar jalan 8,0 m
w Panjang ornament (horizontal) 1,5 m
b Lebar batu jalan 1,0 m
S Jarak antar tiang 45,0 m
71
Sudut kemirangan stang ornament menurut perhitungan rumus
Berdasarkan Gambar 3.2 dan data Tabel 4.1 diatas, maka:
a. Kemiringan stang ornament PJU konvensional
φ
√
√ (pada data Tabel 4.1, φ )
4.2 Perhitungan Daya Lampu dan Penerangan Konvensional
Perhitungan dilakukan melalui persamaan-persamaan yang ada pada Bab
[image:31.595.150.477.315.475.2]3.4.1.1 melalui data berikut.
Tabel 4.2 Data PJU Konvensional
Keterangan Lampu PJU Konvensional
Tiang Lengan Ganda Tiang Lengan Tunggal
Jenis lampu SON T SON T
Daya 250 watt 150 watt
Tegangan 220 volt 220 volt
Arus 1,42 Amp 0,85 Amp
Warna cahaya Kuning Kuning
Umur 15.000 jam 15.000 jam
Lumen 28.000 lm 15.000
Temperatur
PF 0,8 0,8
Jenis lampu yang digunakan pada PJU konvensional adalah jenis lampu
SON T sebesar 250 watt untuk jenis lampu yang di letakkan di median jalan dua
arah (daerah kota). Sementara untuk LPJU yang terpasang di tepian jalan biasanya
memakai lampu jenis SON T sebesar 150 watt. Biasanya lampu jenis ini terpasang
di jalan umum sekitar pemukiman warga. Lama pemakaian lampu pada umumnya
dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00 atau sekitar 12 jam.
Maka besar energi yang dipakai pada lampu
SON T 250 Watt adalah :
72
SON T 150 Watt adalah :
(watt.hour)
a) Intensitas cahaya:
PJU Konvensional 250 Watt,
PJU Konvensional 150 Watt,
b) Luminansi rata-rata:
PJU Konvensional 250 Watt
cd/m2
√ √
cd/m2
cd/m2
PJU Konvensional 150 Watt
cd/m2
√ √
cd/m2
cd/m2
c) Efisiensi cahaya :
PJU Konvensional
; sehingga dan maka efisiensi dari Tabel 3.1dengan rp =0,3;rm=0,1;rw= 0,1:
g 073 d) Iluminasi atau intensitas penerangan:
PJU Konvensional
g
√
ge) Efikasi cahaya dapat dihitung dengan pers 3.6 :
PJU Konvensional 250 watt,
lm/watt
PJU Konvensional 150 watt,
lm/watt
Catatan : * Intensitas penerangan minimum ( ) harus dikalikan dua karena titik terjauh pada permukaan jalan yang akan disinari lampu berada diantara tiang atau lampu PJU sebelahnya.
* Luminansi rata-rata memiliki sudut sebesar 600 karena pada sudut itu jatuh cahaya tepat pada pertengahan permukaan jalan.
* Jarak (r) titik terjauh dan terdekat pada perhitungan luminansi dan iluminasi adalah sama.
* Besar sudut ( ) pada titik terjauh dan terdekat pada perhitungan luminansi dan iluminasi adalah sama.
74 Menurut Tabel 2.1, didapat perhitungan kemerataan iluminasi dan
luminansi dari PJU konvensional dan solar cell:
Tabel 4.3 Kemeratan Iluminasi dan Luminansi
Jenis PJU
Iluminasi Luminansi
PJU Konvensional 250W lux 0,14
2
0,402 0,67
PJU Konvensional 150W 33 lux 0,14 9,95 0,402 0,68
4.3 Pembatas dan Pengaman Listrik PJU Konvensional
Pembatas dan pengaman listrik hanya ada pada PJU konovensional,
sedangkan untuk PJU solar cell tidak memerlukan pembatas dan pengaman listrik
karena PJU solar cell tidak berhubungan dengan sumber listrik dari PLN dan
antara tiang PJU satu dengan yang lain tidak berhubungan sehingga pada PJU
solar cell tidak dibutuhkan pembagian grup daya. Perhitungan dilakukan melalui
[image:34.595.114.513.167.268.2]persamaan-persamaan yang ada pada Bab 3.4.1.4 melalui data berikut:
Tabel 4.4 Data Pembatas Daya MCB (Mini Circuit Breaker)
Keterangan MCB 1 phasa MCB 3 phasa
Rating arus 10 amp 63 amp
Tegangan kerja 220 volt 380 volt
Frekuensi 50 Hz 50 Hz
Pembatas dapat berguna dalam pembagian grup daya pada PHB (Panel
Hubung Bagi).Pembagian grup daya sendiri dilakukan untuk meminimalisir
gangguan pada suatu titik sehingga tidak seluruh terkena gangguan.
Untuk mencari arus nominal MCB dengan pers 3.17, dimana spare untuk
75 satu phasa (1 ),
ampere
tiga phasa (3 ),
ampere
Maka untuk mencari pembagian grup daya MCB dengan pers 3.14 dan pers 3.15 :
satu phasa (1 ), maksimal arus nominal MCB 1 adalah 8,0 ampere, banyak
lampu yang dapat dibebani dalam satu grup:
- Lampu SON T 250 watt
= 5 lampu - Lampu SON T 150 watt
= 9 lampu
Tetapi untuk menyeimbangkan daya pada setiap phasa maka satu grup juga
akan dibebani 8 lampu untuk tiang PJU lengan tunggal dan 4 lampu untuk
tiang PJU lengan ganda. Maka :
- Tiang PJU lengan tunggal (150 watt) :
i) ampere ii) ampere - Tiang PJU lengan ganda (250 watt) :
i) ampere ii) ampere
tiga phasa (3 ), maksimal arus nominal MCB 3 adalah 50,4 ampere, arus
nominal untuk seluruhnya adalah:
- LPJU 150 watt :
76 Karna satu MCB arus nominalnya adalah 50,4 ampere maka dibutuhkan sekitar 25 MCB 3 .
- LPJU 250watt :
amp
Untuk LPJU 250watt dibutuhkan 32 MCB karna tiap MCB maksimal arus nominalnya adalah sekitar 50,4 ampere.
4.4 Penghantar Listrik
Perhitungan dilakukan melalui persamaan-persamaan yang ada pada Bab
[image:36.595.91.541.357.504.2]melalui data berikut:
Tabel 4.5 Data Penghantar Listrik PJU Konvensional
Spesifikasi Kabel tanam Kabel induk Kabel dalam tiang
Jenis kabel NYFGbY NYFGbY NYM
Banyak Penghantar per kabel 4 4 2
Luas penampang 10 mm2 16 mm2 2,5 mm2
Diameter kabel 21,2 mm 25,9 mm 11,3 mm
Massa Kabel 1089 Kg/Km 1637 Kg/Km 152 Kg/Km
Tahanan jenis penghantar (ρ) 0,0177 Ω.mm2
/m 0,0177 Ω.mm2/m 0,0177 Ω.mm2/m
Kemampuan Hantar Arus (KHA) 60 Ampere 80 Ampere
Dalam hal ini Panel PHB diletakkan di tengah-tengah jalan antara 24
(dua puluh empat) tiang PJU, sehingga 12 tiang ke kanan dan 12 tiang ke
kiri, begitu seterusnya untuk tiang double ornament. Sementara untuk tiang
PJU single ornament PHB diletakkan diantara 96 tiang PJU, sehingga 48
lampu ke kiri dan 48 lampu ke kanan. Untuk menghubungkan satu lampu
dengan lampu lainnya digunakan kabel tanah, agar terlihat lebih rapi. Kabel
77 tertulis pada Tabel 4.5. Maka panjangnya kabel NYFGbY yang digunakan
ditambah dengan toleransi 10% dapat dihitung sebagai berikut :
Panjang kabel tanah ke kanan panel = Panjang kabel tanah ke kiri panel
{ }
{ }
meter
Sementara panjang kabel untuk tiang PJU single ornament adalah :
Panjang kabel tanah ke kanan panel = Panjang kabel tanah ke kiri panel
{ }
{ }
meter
Maka dapatlah dicari drop tegangan pada kabel (1 phasa dan 3 phasa) dan
persentase jatuh tegangan dari pers 3.16:
a) Kabel Tanam yang berjenis NYFGbY 4 x 10 mm2 menurut nomenklatur
kabel (pada Bab 3.4.1.3) berarti :
Memiliki empat inti (penghantar) yg memiliki luas penampang 10 mm2,
dimana tiga inti untuk phasa (R,S,T) dan satu untuk netral.
Kabel jenis standar dengan penghantar tembaga
Pintalan bentuk sector
Berisolasi dan berselubung PVC
Dengan perisai kawat baja pipih dan spiral pita baja
78
PVC Insulation Copper
PVC Filter Steel Plate Binder Tape PVC Outer
[image:38.595.243.382.85.218.2]Filter Rope
Gambar 4.1 Kabel NYFGbY
Dengan panjang kabel 1.163,25 meter dan 569,2 5 meter dan arus beban
satu grup (1 ) 7,1 dan 5,7 ampere, untuk beban lampu tiang PJU double ornament
dan arus beban 7,7 dan 6,8 ampere untuk tiang PJU single ornament maka drop
tegangannya adalah :
- Single Ornament
volt
Dan persentase drop tegangannya adalah :
= 5,7%
= 4,2%
- Double Ornament
V
volt
Dan persentase drop tegangannya adalah :
= 5,2%
79
b) Kabel Induk yang berjenis NYFGbY 4 x 16 mm2.
Panjang kabel induk NYFGbY 4 x 16 mm2 :
[ ]
meter Arus beban :
amp.
Jatuh tegangannya adalah :
√ √ volt
Prersentase jatuh tegangannya adalah :
Menurut PUIL 2000, toleransi persentase drop tegangan pada suatu kabel
yang diizinkan maksimal sebesar 5%.
4.5 Rancangan Penggunaan LPJU Solar Cell di Kecamatan Medan Selayang
dengan Menerapkan Metode Rekayasa Nilai
Seluruh LPJU yang terpasang pada saat ini di kecamatan Medan Selayang
masih konvensional. Karena ketidaktersediaan data PJU solar cell di lapangan,
maka penulis melakukan studi untuk perencanaan penggunaan LPJU solar cell di
kecamatan Medan Selayang dengan menerapkan metode value engineering.
Untuk mencari alternatif paling ekonomis sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) dengan tidak mengesampingkan kualitas dan manfaat LPJU itu
jurnal-80 jurnal ataupun buku-buku yang membahas mengenai solar cell dan juga dari
artikel yang berkaitan di internet.
Seperti yang telah diungkapkan penulis di bagian latar belakang tugas
akhir ini, bahwa penggunaan LPJU solar cell di kecamatan Medan Selayang perlu
dilakukan sebagai upaya efisiensi penggunaan listrik di kota Medan. Sehingga
jumlah konsumsi listrik di Kota Medan dari PLN dapat ditekan. Kecamatan
Medan Selayang hanya satu contoh yang diambil penulis dari 21 kecamatan yang
ada di kota Medan untuk menunjukkan beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
dari penggunaan LPJU solar cell.
4.6 Material Penerangan Jalan Umum Solar Cell
Adapun material-material pada PJU solar cell adalah tiang PJU, lampu
LED, panel sel surya, baterai,dan solar charge controller.
Tabel 4.6 Data Kondisi Perencanaan PJU Solar Cell
Jika besar daya lampu yang terpasang pada PJU konvensional adalah 250
watt untuk tiang lampu jalan berlengan ganda (double ornament) dan 150 watt
untuk tiang lampu jalan berlengan tunggal (single ornament) serta jenis lampu
yang digunakan adalah SON T, maka untuk penerangan jalan umum solar cell
akan dipasang lampu jenis LED dengan daya 20 watt untuk tiang lampu jalan
Simbol Keterangan PJU Solar cell
H Tinggi tiang 8,0 m
L Lebar jalan 8,0 m
W Panjang ornament (horizontal) 1,5 m
B Lebar batu jalan 1,0 m
S Jarak antar tiang 45,0 m
81 berlengan tunggal dan lampu LED 40 watt untuk tiang lampu jalan berlengan
ganda.
Tabel 4.7 Data LPJU Solar Cell
a. Panel Surya
Material pertama PJU solar cell yag dibahas
Tabel 4.8 Data/Spesifikasi Panel Surya Single Ornament
Keterangan Jenis Tiang
Single Ornament Double Ornament
Daya modul (Pnom) 60 Wp (watt peaks) 80 Wp (watt peaks) Tegangan maks (Vm) 18,07 volt 18,00 volt
Arus maks (Im) 3,33 ampere 4,45 ampere
Tegangan tanpa beban (Voc) 21,92 volt 21,81 volt Arus hubung singkat (Isc) 3,55 ampere 4,75 ampere
Beban angina maksimum 2,4 k 2,4 k
Lifetime (umur) 25 tahun 25 tahun
Panel surya atau yang juga disebut photo voltaic terbuat dari sel surya
silicon poli-crytalline yang memilikii efisiensi yang tinggi (Gambar 4.2).
Rata-rata panel surya dapat bertahan hingga 25 tahun. Ketika mencapai umur tersebut
tingkat daya panel surya akan turun hingga 20%. Panel surya dilengkapi dengan
junction box yang tahan air (water proof) dan konektor IP 67.
Keterangan Lampu PJU Konvensional
Double Ornament Single Ornament
Jenis lampu LED LED
Daya 40 watt 20 watt
Tegangan 12 volt 12 volt
Arus 3,33 Amp 1,67 Amp
Warna cahaya Putih Putih
Umur 60.000 jam 60.000 jam
82
[image:42.595.142.466.74.283.2](a) (b)
Gambar 4.2 Photo voltaic 60wp (a) dan 80wp (b)
Untuk mencari efesiensi sel surya dari pers 3.21, maka kita harus mencari
dahulu faktor pengisian (fill factor) dengan menggunakan pers 3.20, yaitu :
- Single Ornament
- Double Ornament
Luas permukaan panel surya (menurut Gambar 4.2a) = (700 x 670)
= 469.000 mm2 = 0,469 m2 Luas permukaan panel surya (menurut Gambar 4.2b) = (955 x 670)
= 639.850 mm2 = 0,63985 m2
Dimana besar intensitas sinar global matahari yang diterima ketika radiasi
83 Maka efisiensi sel surya adalah :
- Single Ornament
- Double Ornament
Menurut data Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika
(BMKG), suhu kota Medan yang terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35° - 98,44°
BT berkisar antara 24oC - 34oC ketika penyinaran berlangsung. Dengan menggunakan persamaan 3.23 dan 3.24 akan diperoleh besarnya jumlah sinar
global, dimana e = 1, T = 30oC = 303oK, dengan lama penyinaran dari 07.30 - 16.30 = 9 jam adalah :
Untuk mendapatkan lamanya panel surya mendapatkan sinar matahari
dengan pers 3.22, dimana maksimum sinar global sebesar 1000
watt/m2/hari adalah :
Energi yang dihasilkan panel surya dengan pers 3.25 adalah :
- Single ornament
84 - Double ornament
(watt.hours)
Jumlah minimum modul yang digunakan untuk dapat melayani beban
(lampu LED) yang dibutuhkan dengan pers 3.26 adalah:
- Single ornament
modul
- Double ornament
modul
Maka digenapkan menjadi 2 modul panel surya untuk melayani
satu beban lampu LED.
b. Baterai
Baterai yang digunakan adalah baterai khusus untuk solar system dari jenis
seak lead acid (SLA) atau valve regulated lead acid (VRLA). Ukuran baterai
ditentukan berdasarkan tegangan dalam satuan volt dan daya dalam satuan
ampere-hour (Ah). Pada umumnya yang digunakan adalah baterai dengan daya
12V/24V. Dalam pemenuhan kebutuhan baterai juga harus diperhatikan faktor
efisiensi baterai dan pada saat pemakaian baterai tidak disarankan untuk
menggunakan baterai hingga daya baterai tersebut habis.
Tabel 4.9 Data/Spesifikasi Baterai
Keterangan Spesifikasi
Single Ornament Double Ornament
Type
GEL-Electrolyte Valve Regulated
Lead Acid (VRLA)
GEL-Electrolyte Valve Regulated
Lead Acid (VRLA)
Tegangan pengenal 12 volt 12 volt
Kapasitas arus 120 Ah 150 Ah
85 Umur
10 tahun (pada suhu lingkungan 20oC) atau 6 tahun (pada suhu lingkungan 25oC)
10 tahun (pada suhu lingkungan 20oC) atau 6 tahun (pada suhu lingkungan 25oC) Suhu kerja pada saat
beroperasi
a. Discharge -20oC ~55oC b. Charge -10oC ~55oC c. Storage -20oC ~55oC
a. Discharge -20oC ~55oC b. Charge -10oC ~55oC c. Storage -20oC ~55oC
Syarat baterai bekerja secara normal adalah, arus tersimpan di baterai tidak
boleh terkuras lebih dari 25%, sehingga DOD (deep of discharge) = 100% - 25%
= 75%. Cadangan beban adalah cadangan daya untuk beban (lampu) apabila panel
surya tidak dapat menerima sinar matahari atau dalam satu hari cuaca dalam
keadaan mendung, biasanya dibuat cadangan untuk beban dalam satu hari.
Cadangan beban dalam satu hari =
=
= 43 Ah
Maka untuk mencari kapasitas baterai LPJU solar cell sehingga dipilih
baterai kapasitas 120 Ah untuk single ornament dan 150 Ah untuk double
ornament adalah sebagai berikut.
- Single ornament
= 119,4 Ah
Sehingga minimal kapasitas arus baterai 119,4 Ah, dan diambil baterai yang
86
Gambar 4.3 Baterai Panasonic VRLA 120AH
- Double ornament
143,4 Ah
Sehingga minimal kapasitas arus baterai 143,4 Ah, dan diambil
[image:46.595.240.355.402.504.2]baterai yang berkapasitas 150 Ah.
Gambar 4.4 Baterai Panasonic VRLA 150Ah
c. Solar charge controller
Berikut data solar charge controller yang akan digunakan untuk
perencanaan penggunaan LPJU solar cell di kecamatan Medan Selayang.
Tabel 4.10 Data solar charge controller
Keterangan Spesifikasi
Type PWM/MPPT
Tegangan nominal 12 volt (sesuai beban) Arus Input/Output 10A -20A
87 Solar charge controller dengan tipe ini dapat diprogram untuk memiliki
kemampuan dual load atau dimmable load output. Tipe pengisian solar charge
controller dengantipe pulse width modulation (PWM), mempunyai 4 tingkat
[image:47.595.234.391.194.298.2]pencas-an yakni : main, float, boost dan Equalization
Gambar 4.5 Solar Charge Controller
Ukuran atau rating untuk alat pengontrol aliran masuk dan keluar dari aki
dengan pers 3.27 dalam satuan Ampere adalah:
ampere 20 ampere.
4.7 Perhitungan Ekonomis PJU
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan LPJU solar cell dan
konvensional antara lain : biaya investasi, biaya perawatan, dan biaya operasional.
Di bawah ini akan dilakukan analisa untuk melihat rincian-rincian biaya yang
dikeluarkan masing-masing LPJU. Dari hasil analisa tersebut akan terlihat
seberapa banyak biaya yang dapat dihemat dengan mengganti LPJU konvensional
yang terpasang sekarang denga soalr cell. Tentunya biaya yang dapat dihemat
tidak hanya untuk pemakaian saat ini tetapi juga untuk pemakaian jangka panjang
88
4.7.1 Biaya Investasi
Biaya investasi pada PJU solar cell dan PJU konvensional meliputi biaya
pembelian keseluruhan material PJU dan biaya pemasangan (instalasi) material.
a. PJU Konvensional
Berikut data harga per unit material PJU konvensional dan perhitungannya
sehingga didapat total biaya investasi atau biaya awal yang dipakai untuk
[image:48.595.115.550.305.727.2]membuat/mendirikan PJU konvensional di kecamatan Medan Selayang :
Tabel 4.11 Harga Keseluruhan Material dalam satu Tiang dari PJU Konvensional
Jenis Material Harga Jumlah Harga Total
Single Ornament Tiang PJU (tiang, ornament,
klem & baut) Rp 8.800.000 1 Rp 8.800.000
Lampu Sodium
High Presure 150 watt Rp 250.000 1 Rp 250.000 Balast Sodium 150 watt Rp 350.000 1 Rp 350.000 Ignitor SN 58 Rp 80.000 1 Rp 80.000 Kapasitor 20 mF Rp 50.000 1 Rp 50.000
Armatur Lampu Rp 1.500.000 1 Rp 1.500.000
Total per Tiang Rp 11.030.000
Dikalikan jumlah tiang sebanyak 1935 tiang 1935 x
Rp 21.343.050.000
Double Ornament
Tiang PJU (tiang, ornament,
klem & baut) Rp 9.000.000 1 Rp 9.000.000
Lampu Sodium
High Presure 250 watt Rp 350.000 2 Rp 700.000 Balast Sodium 250 watt Rp 450.000 2 Rp 900.000
Ignitor SN 58 Rp 80.000 2 Rp 160.000
Kapasitor 20 Mf Rp 50.000 2 Rp 100.000
Armatur Lampu Rp 1.500.000 2 Rp 3.000.000
89 Dikalikan jumlah tiang sebanyak 967 tiang 967 x
Rp 13.402.620.000
Total Pengeluaran untuk
Tiang LPJU Rp 34.745.670.000
Panel APP Rp 7.000.000 35 Rp 245.000.000
MCB 1 (10 ampere) MCB 3 (63 ampere)
Rp 100.000 Rp 550.000
605 51
Rp 60.500.000 Rp 28.050.000
Kabel NYM 2 x 2.5 mm2 KabelNYFGbY 4x10 mm2 Kabel NYFGbY 4 x 16 mm2
Rp 8.900/meter Rp 76.500/meter Rp 99.000/meter
+ 65.000 m + 260.000 m + 10.000 m
Rp 578.500.000 Rp 19.890.000.000 Rp 990.000.000
Biaya Penyambungan kwh-meter untuk LPJU 150 watt (Listrik dari PLN)
Rp 1.500/VA 362,8125kVA Rp 544.219.000
Biaya Penyambungan kwh-meter untuk LPJU 250 watt (Listrik dari PLN)
Rp 1.500/VA 604,375 kVA Rp 906.562.000
Biaya instalasi material pertiang + Panel APP (gaji & sewa peralatan)
Rp 1.500.000 2902 tiang Rp 4.353.000.000
Biaya Total Rp 62.340.900.000
keterangan : * Panjang kabel NYM = tinggi tiang x jumlah tiang
* Panjang kabel NYFGbY 4 x 10 mm2 = jarak antara tiang x jumlah tiang
* Panjang kabel NYFGbY 4 x 16 mm2 didapat dari perhitungan penghantar listrik pada bagian Bab 4.4Penghantar Listrik
Sedangkan biaya penyambungan atau pemasangan kwh-meter (listrik dari
(PLN) ke beban, yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 1.500,00/VA seperti
yang tertera di Lampiran. Maka biaya penyambungan atau pemasangan
kwh-meter untuk PJU konvensional di kecamatan Medan Selayang adalah :
90
b. PJU Solar Cell
Berikut data harga perunit material PJU konvensional dan perhitungannya
sehingga didapat total biaya investasi atau biaya awal yang dipakai untuk
[image:50.595.109.506.363.752.2]merencanakan/mendirikan PJU solar cell di kecamatan Medan Selayang :
Tabel 4.12 Harga Keseluruhan Material dalam satu Tiang dari PJU
Solar Cell
Jenis Material Harga Jumlah Harga Total
Single Ornament
Tiang PJU (tiang, ornament,
klem & baut) Rp 9.000.000 1 Rp 9.000.000
Panel surya 60 watt peaks Rp 2.000.000 2 Rp 4.000.000 Lampu LED 20 watt Rp 800.000 1 Rp 800.000
Armatur Lampu Rp 1.500.000 1 Rp 1.500.000
Baterai 120 Ah Rp 1.800.000 1 Rp 1.800.000
Solar Charge Controller Rp 950.000 1 Rp 950.000 Box (Baterai, Solar Charge
Controller & ) Rp 1.700.000 1 Rp 1.700.000
Total per tiang Rp. 19.750.000,00
Dikalikan jumlah tiang sebanyak 1935 tiang 1935
x
Rp 38.216.250.000
Double Ornament
Tiang PJU (tiang, ornament,
klem & baut) Rp 9.500.000 1 Rp 9.500.000
Panel surya 80 watt peaks Rp 3.000.000 4 Rp 12.000.000 Lampu LED 40 watt Rp 1.400.000 2 Rp 2.800.000
Armatur Lampu Rp 1.500.000 2 Rp 3.000.000
91 Solar Charge Controller Rp 950.000 2 Rp 1.900.000
Box (Baterai, Solar Cherge
Controller & ) Rp 1.700.000 2 Rp 3.400.000
Total per Tiang Rp 37.000.000
Dikalikan jumlah tiang sebanyak 967 tiang 967
x Rp 35.779.000.000
Total keselurahan tiang PJU Rp.73.995.250.000
Biaya instalasi material pertiang + Panel APP (gaji & sewa peralatan)
Rp 1.500.000 2902
tiang Rp 4.353.000.000
Biaya Total Rp 78.348.250.000
Maka total biaya investasi atau biaya awal untuk membuat/mendirikan
penerangan jalan umum solar cell pada kecamatan Medan Selayang adalah
sebesar Rp 78.348.250.000,00
4.7.2 Biaya Operasional
Biaya operasional penerangan jalan umum adalah biaya yang
terus-menerus dikeluarkan dalam setiap periode, biaya ini dikeluarkan untuk
mengoperasi atau menghidupkan lampu penerangan jalan sesuai fungsinya.
a. PJU Konvensional
Biaya operasional PJU konvensional tergantung pada harga TDL (Tarif
Dasar Listrik), dimana harga TDL (tahun 2014) tertera pada Lampiran 1,
Sehingga dapat dihitung biaya operasional PJU konvensional dalam satu tahun
92
Tabel 4.13 Biaya Beban
Keterangan Eload / cosφ (KVA)
Biaya (Rp –/KVA)
Biaya Beban [ ]
Single Ornament 362,8125 1115 Rp 194.177.000,00 Double Ornament 604,375 1115 Rp 673.878.000,00
[image:52.595.117.515.114.199.2]Biaya Total Rp 868.055.000,00
Tabel 4.14 Biaya Pemakaian Listrik
Keterangan Eload (Kw)
t (hours)
TDL (Rp –/Kwh)
Biaya Pemakaian Listrik
Single Ornament 362,8125 4320 1120 Rp 1.755.432.000,00 Double Ornament 604,375 4320 1120 Rp 2.924.208.000,00
Biaya Total Rp 4.679.640.000,00
Maka total biaya rekening listrik yang harus dibayar Dinas Pertamanan
kepada PLN dalam setahun (tahun 2015) adalah sebesar:
Biaya rekening yg harus dibayar =Rp Rp 868.055.000 + Rp 4.679.640.000
= Rp 5.547.695.000,00/tahun
Untuk mencari berapa biaya operasional PJU selama 10 tahun mendatang
dapat dicari dengan menggunakan persamaan 3.31. Dengan memeperkirakan
tahun-tahun berikut (setelah tahun 2014) kenaikan harga TDL berkisar 10%/tahun
dan tingkat kenaikan harga TDL sebesar 5% / tahun,
dimana FVAn = A (FVAn/A, i%, N)
= Rp 5.547.695.000 (FVAn/ Rp 5.547.695.000, 5%, 10tahun)
93
b. PJU Solar Cell
Biaya operasional pada PJU solar cell adalah biaya untuk persediaan
airaccu (baterai) dan biaya pembersih panel surya setiap 3 bulan yang berkisar Rp
500.000,00 dan dalam setahun sebesar Rp 2.000.000,00/tahun. Dengan pers 3.31
dapat dicari biaya operasional dimana kenaikan harga air accu dan pembersih
panel surya 10% / tahun.
FVAn = A (FVAn/A, i%, N)
Rp 31.880.000,00 (selama 10 tahun)
Maka perkiraan biaya operasional setiap tahunnya dengan pers 3.32
adalah:
Tabel 4.15 Biaya Operasional per Tahun
(a) PJU Konvensional (b) PJU Solar Solar Cell Tahun
ke- Biaya per Tahun
1
2 5.825.079.000
3 6.116.332.950
4 6.422.149.598
5 6.743.257.078
6 7.080.419.932
7 7.434.440.928
8 7.806.162.975
9 8.196.471.124
10 8.606.294.680
Total Rp 69.790.000.000
Tahun
ke- Biaya per Tahun
1 2.000.000
2 2.200.000
3 2.420.000
4 2.662.000
5 2.928.200
6 3.221.020
7 3.543.122
8 3.897.435
9 4.287.178
10 4.715.895
81
4.7.3 Biaya Perawatan
Biaya perawatan pada PJU adalah biaya pergantian material karena rusak
atau tidak layak digunakan lagi.Pada tugas akhir ini, pergantian material
untuk perhitungan biaya perawatan PJU hanya dikarenakan umur
material tersebut.
a. PJU Konvensional
Berikut material PJU Konvensional beserta umur materialnya :
Tabel 4.16 Umur Material PJU Konvensional
Jenis Material Umur
Tiang PJU (tiang, ornament, klem & baut) 30 tahun
Lampu SodiumHigh Presure 250 watt 15.000 jam = 3,4 tahun
Balast Sodium 250 watt 3 tahun
Ignitor SN 58 3 tahun
Kapasitor 20 mF 3 tahun
Armatur Lampu 10 tahun
MCB 3 tahun
Kabel 12 tahun
Panel APP 30 tahun
Maka untuk mencari biaya material PJU konvensional dalam kurung
waktu 10 tahun dengan pers 3.32 dan pers 3.33, dengan tingkat kenaikan harga
material 10% / tahun, ⌈ ⌉ ⌈ ⌉ ⌈ ⌉ : - Single Ornament
Lampu SON T 150 watt + Balast Sodium 150 watt + Ignitor SN 58 + Kapasitor
20 mF + MCB (1 & )
(250.000 + 35.000 + 80.000 + 50.000) x 1935 + 325.950.000 = Rp 1.738.500.000,00
82 ∑Fv = 2.279.135.000 + 856.237.000 + 1.141.650.000
∑Fv = Rp 4.277.022.000
Armatur Lampu + MCB = (1.500.000 x 1935) = Rp 2.902.500.000
⌈ ⌉
Rp 7.546.500.000
Total biaya perawatan PJU konvensional untuk tiang single ornament = Rp. 4.277.022.000+ Rp. 7.546.500.000
= Rp. 11.823.552.000 - Double Ornament
Lampu SON T 250 watt + Balast Sodium 250 watt + Ignitor SN 58 + Kapasitor
20 mF
(350.000 + 450.000 + 80.000 + 50.000) x 1934 = Rp 1.798.620.000
∑Fv = 3.392.164.000 + 1.198.113.000 + 1.597.484.000 ∑Fv = Rp 6.187.760.000
Armatur Lampu + MCB = (1.500.000 x 1934) = Rp 2.901.000.000
⌈ ⌉
Rp 7.542.600.000
Total biaya perawatan PJU konvensional untuk tiang double ornament = Rp. 6.187.760.000 + Rp 7.542.600.000
= Rp. 13.730.360.000
Total Biaya Perawatan PJU Konvensional dalam waktu sepuluh tahun,
83
b. PJU Solar Cell
Berikut material PJU Solar Cell beserta umur materialnya :
Tabel 4.17 Umur Material PJU Solar Cell
Jenis Material Umur
Tiang PJU (tiang, ornament, klem & baut) 30 tahun
Panel surya 25 tahun
Lampu LED 60.000 jam = 13,7 tahun
Armatur Lampu 10 tahun
Baterai 150 Ah 7 tahun
Solar Charge Controller 10 tahun
Box (Baterai, Solar Charge
Controller ) 30 tahun
Maka untuk mencari biaya perawatan PJU solar cell dalam kurung waktu
10 tahun dengan pers 3.31 dan pers 3.32, dengan tingkat kenaikan harga material
10% / tahun.
- Single Ornament
Armatur lampu + Solar charge controller = (1.500.000 + 950.000 ) x 1935
= Rp 4.740.750.000
⌈ ⌉
Rp 12.325.950.000
- Double Ornament
Armatur lampu + Solar charge controller = (1.500.000 + 950.000 ) x 1934
= Rp 4.738.300.000
⌈ ⌉
Rp 12.319.580.000 - Single Ornament
84 ⌈ ⌉ Rp 6.791.850.000,00
- Double Ornament
Baterai 150 Ah = 2.200.000 x 1934 = Rp 4.254.800.000
⌈ ⌉
Rp 8.296.860.000,00
Total Biaya Perawatan PJU Solar Cell dalam kurung waktu sepuluh tahun,
= (Rp 12.325.950.000 + Rp 6.791.850.000) + (Rp 12.319.580.000 + Rp 8.296.860.000)
= Rp 39.734.240.000 (selama 10 tahun)
4.8 Analisa Perbandingan Biaya Output Dengan Break Even Point (BEP)
Untuk menganalisa perbandingan biaya output (pengeluaran) dari PJU
solar cell dengan PJU konvensional digunakan break even point. Karena syarat
terjadinya break even point adalah TR (Total Revenue/Pendapatan Total) = TC
(Total Cost/Biaya Total), sedangkan pendapatan dari penjualan produk
(penerangan terhadap warga pemakai jalan) setelah PJU beroperasi tidak dihitung,
maka biaya pengeluaran PJU konvensional (pada Tabel 4.16) dianggap menjadi
TR (Total Revenue/Pendapatan Total) dan biaya pengeluaran PJU solar cell
dianggap menjadi TC (Total Cost/Biaya Total).
Berikut data perhitungan biaya pengeluaran PJU konvensional dan solar
85
Tabel 4.18 Biaya PengeluaranPJU Konvensional Sampai pada Tahun ke-10
Tahu
n ke- Biaya Investasi Biaya Operasional Biaya Perawatan Keterangan
0 62.340.900.000 Biaya Investasi
1 0 Biaya operasional
2 5.825.079.000 0 Biaya operasional
3
6.116.332.950
5.671.299.000
Biaya operasional + Biaya perawatan (lampu, ignitor & kapasior)
4 6.422.149.598 0 Biaya operasional
5 6.743.257.078 0 Biaya operasional
Total 62.340.900.000 30.654.513.630 5.671.299.000 Rp 98.666.712.630
6 7.080.419.932 2.054.350.000 Biaya operasional
Total 62.340.900.000 37.734.933.560 7.725.649.000 Rp 107.801.482.600
7 7.434.440.928 0 Biaya operasional
Total 62.340.900.000 45.169.374.490 7.725.649.000 Rp 115.235.923.500
8 7.806.162.975 0 Biaya operasional
Total 62.340.900.000 52.975.537.460 7.725.649.000 Rp 123.042.086.500
9 8.196.471.124 2.738.134.000
Biaya operasional + Biaya perawatan (lampu, ignitor & kapasior)
Total 62.340.900.000 61.172.008.590 10.463.783.000 Rp133.976.691.600
10 8.606.294.680 15.089.100.000
Biaya operasional + Biaya perawatan (armatur, MCB & kabel)
Total Rp 62.340.900.000 Rp. 69.790.000.000 Rp. 25.553.910.000 Rp 157.684.810.000
Tabel 4.19 Biaya Pengeluaran PJU Solar Cell Sampai pada Tahun ke-10
Tahu
n ke- PJU Solar Cell
Biaya Operasional
Biaya Perawatan
Keterangan
0 78.348.250.000 Biaya Investasi
1 2.000.000 0 Biaya operasional
2 2.200.000 0 Biaya operasional
3 2.420.000 0 Biaya operasional
4 2.662.000 0 Biaya operasional
5 2.928.200 0 Biaya operasional
Total 78.348.250.000 19680370 0 Rp 79.548.010.370
86 Dari data perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pada tahun ke-enam,
biaya yang dikeluarkan untuk LPJU konvensional sudah melebihi biaya yang
harus dikeluarkan untuk LPJU solar cell. Perbandingan biaya yang dikeluarkan
selama 10 tahun antara LPJU konvensional dengan LPJU solar cell adalah
Rp 157.684.810.000 : Rp 118.114.370.000
Penjelasan Tambahan
Untuk membangun LPJU solar cell dengan biaya investasi yang lebih
murah, kini telah banyak perusahaan yan