• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERDASARKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH KULTUR JARINGAN TANAMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERDASARKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH KULTUR JARINGAN TANAMAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERDASARKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATA KULIAH

KULTUR JARINGAN TANAMAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Biologi

Oleh:

PUTRI LEO MARTIN NIM. 8146173018

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Pengembangan Penuntun Praktikum Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman” yang disusun untuk memenihi syarat untuk memperoleh gelas Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Serta shalawat dan berangkaikan salam kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang seperti saat ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda Massyaruddin Panggabean dan Ibunda Wartini yang telah memberikan izin, dukungan, do’a dan materi kepada penulis untuk melanjutkan Kuliah S2, serta Abanganda Yahya Martin Panggabean dan keluarga, Januarman Martin Panggabean, adinda Parian Panggabean, Fitria dan keluarga, Surya Panggabean dan keluarga, Rahma Ulandari, Harry Panggabean dan Naisya Nadine Panggabean (adik tersayang, motivator yang selalu membuat saya tetap semangat untuk melanjut kuliah)

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, selaku pembimbing II, yang selalu memotivasi, memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan waktu yang diberikan kepada penulis sejak awal penulisan proposal penelitian hingga akhir penyelesaian tesis ini.

Dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa homat dan terima makasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Uiversitas Negeri Medan beserta jajaran Civitas Akademika Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED beserta para Asisten Direktur.

3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Ketua Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana.

4. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si, Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, selaku narasumber dan penguji yang telah banyak memberikan saran serta masukan untuk kesempurnaan tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Rafiqi Tantawi, M.Si, Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si dan Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si, selaku validator ahli materi dan ahli desain.

6. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada dilingkungan Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.

(6)

8. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, Kepala Lab. Kultur YAHDI yang telah membantu dan mengizinkan penulis menggunakan Lab.

9. Sahabat-sahabat pejuang tesis (Fitriana Sr, Natalia, Latifah, Ivan, Dian, Nila, Tisrin) yang telah menjadi keluarga bagi penulis di kota Medan.

10. Sahabat-sahabat penulis di PSP (Ihda, kak Zainur, kak Fauziah Sr, Tukma, Lisda, Kiki, Bibah) yang telah menyemangati dan mendoakan penulis.

11. Rekan-rekan seperjuangan DIK BIO 2014 Reg A, Eksekutif B1 dan B2 yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian tesis penulis.

Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki dalam penyusunan tesis ini, sehingga tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran, kritik, dan masukkan demi membangun kesempurnaan Penuntun Praktikum Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman yang telah dikembangkan, sehingga dapat dimanfaatkan oleh dosen, mahasiswa Pendidikan Biologi khususnya dan masyarakat umumnya dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas kebaikan kita dan senantiasa dilimpahi rahmat dalam berjuang menggapai cita-cita. Aamin Ya Rabb.

Billahi fie sabililhaq fastabiqul khairat

Medan, 18 April

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Batasan Masalah... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.6. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Hakikat Penuntun Praktikum ... 10

2.1.1. Pengertian Penuntun Praktikum ... 10

2.1.2. Manfaat dan Tujuan Penuntun Praktikum ... 11

2.1.3. Penyusunan Penuntun Praktikum ... 12

2.1.4. Pengembangan Penuntun Praktikum... 15

2.1.5. Penilaian Kualitas Penuntun Praktikum ... 16

2.2. Hakikat Keterampialan Proses Sains ... 18

2.2.1. Pengertian Keterampialan Proses Sains ... 18

2.2.2.Indikator Keterampialan Proses Sains ... 21

2.2.3. Kelebihan Keterampialan Proses Sains dalam Perkuliahan ... 25

2.3. Penelitian Pengembangan ... 26

2.3.1. Metode Pengembangan Penuntun Praktikum Model Borg & Gall ... 26

2.4. Penelitian Yang Relevan ... 31

2.5. Kerangka Berpikir ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN... 35

(8)

3.2. Prosedur Pengembangan Penuntun Praktikum Berdasarkan

Keterampilan Proses Sains ... 35

3.3. Jenis Data ... 40

3.4. Instrumen Pengumpulan Data ... 40

3.4.1 Validasi Oleh Ahli Materi ... 40

3.4.2 Validasi Ahli Keterampilan Proses Sains ... 41

3.4.3 Validasi Oleh Ahli Desain/Media ... 42

3.4.4 Penilaian/Persepsi Dosen Mata Kuliah Kultur Jaringan ... 42

3.4.5 Penilaian/Persepsi Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum Kultur Jaringan ... 43

3.5. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

3.6. Teknik Analisis Data ... 44

3.6.1. Lembar Validasi Ahli Materi dan Ahli Keterampilan Proses Sains ... 44

3.6.2. Lembar Validasi Ahli Desain dan Dosen ... 47

3.6.3. Lembar Tanggapan Mahasiswa... 49

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1. Hasil Penelitian ... 50

4.1.1. Deskripsi Produk Awal ... 50

4.2. Penilaian Penuntun Praktikum ... 52

4.2.1. Penilaian Penuntun Praktikum Oleh Ahli Materi ... 52

4.2.2. Penilaian Penuntun Praktikum Oleh Ahli Keterampilan Proses Sains ... 58

4.2.3. Penilaian Penuntun Praktikum Oleh Ahli Desain ... 63

4.2.4. Penilaian/Persepsi Penuntun Praktikum Oleh Dosen ... 66

4.2.5. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum ... 68

4.2.5.1 Ujicoba Perorangan ... 68

4.2.5.2. Ujicoba Kelompok Sedang ... 69

4.2.5.3. Ujicoba Kelompok Lapangan Terbatas ... 71

4.3. Revisi Produk ... 74

4.3.1. Revisi Pertama ... 74

4.3.2. Revisi Kedua ... 76

4.3.3. Revisi Ketiga ... 76

4.3.4 Revisi Keempat ... 76

4.3.5. Revisi Kelima ... 77

4.4. Pembahasan ... 77

(9)

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 85

5.1. Simpulan ... 85

5.2. Implikasi ... 86

5.3. Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Indikator dan Subindikator Keterampilan Proses Sains ... 23

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Penuntun Praktikum

Oleh Ahli Materi ... 41 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Penuntun Praktikum

Oleh Ahli Keterampilan Proses Sains ... 42 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Validasi Oleh Ahli Desain Terhadap

Penuntun Praktikum ... 42 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Dosen Terhadap

Penuntun Praktikum ... 43 Tabel 3.5. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Mahasiswa Terhadap

Penuntun Praktikum Kultur Jaringan ... 43 Tabel 3.6. Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan

Jenis Skala Likert dan Skornya ... 45 Tabel 3.7. Kriteria Persentasi Sesuai Indikator pada

Penuntun Praktikum yang telah Dikembangkan ... 45 Tabel 3.8. Kriteria Persentase Sesuai Indikator pada Penuntun Praktikum

yang telah Dikembangkan Oleh Ahli Desain ... 48 Tabel 3.9. Kriteria Persentasi Penilaian Sesuai Indikator pada

Penuntun Praktikum Yang telah Dikembangkan Oleh Dosen

... 48 Tabel 3.10. Kriteria Persentasi Tanggapan Mahasiswa Sesuai Indikator

pada Penuntun Praktikum yang telah Dikembangkan ... 49 Tabel 4.1. Analisis... 50 Tabel 4.2. Penilaian Komponen Kelayakan Isi Penuntun Praktikum

Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh Ahli Materi Pada Validasi I dan Vaildasi ke II ... 53 Tabel 4.3. Penilaian Komponen Kelayakan Penyajian

Penuntun Praktikum Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh Ahli Materi Pada Validasi I dan Vaildasi ke II

(11)

Tabel 4.4. Perbaikan/Saran Ahli Materi Terhadap Penuntun Praktikum

Yang Telah Dikembangkan... 57 Tabel 4.5. Penilaian Komponen KPS Penuntun Praktikum

Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh Ahli KPS Pada Validasi I

... 58 Tabel 4.6. Penilaian Komponen KPS Penuntun Praktikum

Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh Ahli KPS Pada Validasi II

... 61 Tabel 4.7. Penilaian Kelayakan Desain Penuntun Praktikum

Berdasarkan Keterampilan Proses Sains Pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh Ahli Desain Validasi I dan Vaildasi

ke II ... 63 Tabel 4.8. Penilaian Dosen Terhadap Penuntun Praktikum

Yang Telah Dikembangkan... 67 Tabel 4.9. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum

Yang Telah Dikembangkan pada Uji Coba Perorangan ... 69 Tabel 4.10. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum

Yang Telah Dikembangkan pada Uji Coba Kelompok Sedang ... 70 Tabel 4.11. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum

Yang Telah Dikembangkan pada Uji Coba Kelompok

Lapangan Terbatas ... 71 Tabel 4.12. Total Skor Keseluruhan Uji Coba Terhadap

Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah

(12)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.1 Skema Penelitian Pengembangan Model Borg & Gall (2003)

... 29 Gambar 3.1. Langkah-langkah Pengembangan Penuntun Praktikum

Berdasarkan Keterampilan Proses Sains ... 39 Gambar 4.1 Penilaian Komponen Kelayakan Isi Penuntun Praktikum

Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh

Ahli Materi pada Validasi Ke I ... 53 Gambar 4.2. Penilaian Komponen Kelayakan Isi Penuntun Praktikum

Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh

Ahli Materi pada Validasi Ke II ... 54 Gambar 4.3. Penilaian Komponen Kelayakan Penyajian Penuntun Praktikum

Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh

Ahli Materi pada Validasi Ke I ... 56 Gambar 4.4. Penilaian Komponen Kelayakan Penyajian Penuntun Praktikum

Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh

Ahli Materi pada Validasi Ke II ... 56 Gambar 4.5. Penilaian Komponen KPS Penuntun Praktikum

Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan

Oleh Ahli KPS pada Validasi Ke I ... 60 Gambar 4.6. Penilaian Komponen KPS Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh Ahli KPS

pada Validasi Ke II ... 62 Gambar 4.7. Penilaian Kelayakan Desain Penuntun Praktikum Berdasarkan

KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh Ahli Desain

pada Validasi Ke I ... 64 Gambar 4.8. Penilaian Kelayakan Desain Penuntun Praktikum Berdasarkan

KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Oleh Ahli Desain

pada Validasi Ke II ... 65 Gambar 4.9. Penilaian Dosen Terhadap Penuntun Praktikum

yang Dikembangkan ... 67 Gambar 4.10. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum

(13)

Gambar 4.11. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum yang Telah Dikembangkan pada Uji Coba Kelompok Sedang

... 70 Gambar 4.12. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum

yang Telah Dikembangkan pada Uji Coba Kelompok

Lapangan Terbatas ... 72 Gambar 4.13. Total Skor Keseluruhan Uji Coba Terhadap Penuntun

Praktikum Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah

(14)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli Materi

... 92 Lampiran 2. Deskripsi Butir Instrumen Validasi Ahli Materi

... 102 Lampiran 3. Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS pada

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli KPS

... 106 Lampiran 4. Rubrik Penilaian Instrumen Validasi Ahli KPS

... 110 Lampiran 5. Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS pada

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli Desain

... 123 Lampiran 6. Deskripsi Butir Instrumen Validasi Ahli Desain

... 127 Lampiran 7. Angket Tanggapan Dosen Terhadap Penuntun Praktikum

Kultur Jaringan ... 131 Lampiran 8. Lembar Angket Tanggapan Mahasiswa Terhadap

Penuntun Praktikum Kultur Jaringan Tanaman ... 134 Lampiran 9. Perhitungan Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS

pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli Materi I ... 137 Lampiran 10. Perhitungan Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS

pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli Materi

Ke II... 142 Lampiran 11. Perhitungan Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS

pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli KPS

I ... 146 Lampiran 12. Perhitungan Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS

pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli KPS Ke

(15)

ii

Lampiran 13. Perhitungan Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli Desain

I ... 154 Lampiran 14. Perhitungan Validasi Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS

pada Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Ahli DesainKe II ... 156 Lampiran 15. Penilaian Penuntun Praktikum Berdasarkan KPS pada

Mata Kuliah Kultur Jaringan Tanaman oleh Dosen ... 158 Lampiran 16. Data Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun

Praktikum Berdasarkan KPS pada Uji Coba Perorangan ... 162 Lampiran 17. Data Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun

Praktikum Berdasarkan KPS pada Uji Coba Kelompok Sedang ... 166 Lampiran 18. Data Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun

Praktikum Berdasarkan KPS pada Uji Coba

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Peranan seorang dosen/ guru pada abad ke 21 berkembang sangat

kompleks, salah satunya dengan menekankan kepada kemampuan profesional

dosen/ guru dalam pendidikan . Dosen/ guru yang efektif merupakan pribadi yang

mempunyai kualitas dan mampu membangun hubungan baik dengan mahasiswa/

peserta didik, memahami pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswan/ peserta

didik, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, mempunyai sikap dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan refleksi dan memecahkan

masalah serta dapat mengembangkan strategi, metode dan keterampilan untuk

mencapai keberhasilan (Muh. Tawil dan Liliasari, 2014).

Salah satu keterampilan yang harus dimiliki mahasiswa agar menjadi

tenaga pengajar yang profesional di bidangnya adalah keterampilan proses.

Wardani (2008) menyatakan bahwa dengan adanya keterampilan proses sains

pada diri mahasiswa memudahkan mahasiswa dalam memperoleh informasi yang

lebih bermanfaat berupa fakta-fakta dan konsep, perkembangan sikap, nilai dan

keterampilan berpikirnya akan berkembang. Pendekatan keterampilan proses sains

melibatkan mahasiswa dalam perkuliahan agar terampilan dalam memproses

pengetahuan menggunakan proses-proses fisik dan intelektual seperti mengamati,

mengklasifikasikan, menginterpretasikan data, mengkomunikasikan hasil

penemuan, merancang percobaan, dan menyimpulkan (Yokhebed, Suciati, dan

Widha, 2012).

(17)

2

Oleh sebab itu unsur-unsur kompetensi proses sains pada diri mahasiswa

harus ditumbuhkan melalui penggunaan metode ilmiah untuk menemukan produk

sains berupa fakta baru, konsep, prinsip dan hukum pada berbagai mata kuliah di

pendidikan biologi maupun di non-kependidikan, tidak terkecuali pada

perkuliahan kultur jaringan tanaman. Wardani (2008), Akinbobola dan Afolabi

(2010) mengatakan dalam rangka mengembangkan keterampilan proses sains

pada mahasiswa sebagai tenaga pengajar dapat menggunakan keterampilan proses

sebagai dasar pengembangan keterampilan psikomotorik, kognitif, dan afektif

serta dapat digunakan dalam memecahkan masalah, identifikasi masalah,

pengumpulan data, transformasi, interpretasi dan komunikasi.

Fatmawati (2013) menyatakan bahwa mahasiswa dalam proses

pembelajaran tidak cukup hanya dengan menguasai teori-teori yang diperoleh

selama perkuliahan, tetapi juga harus dapat menyelesaikan maupun memecahkan

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan sosial.

Dengan melakukan praktikum di laboratorium maupun di luar laboratorium

menggunakan lembar kerja mahasiswa. Demikian halnya yang dialami oleh

mahasiswa pascasarjana pendidikan biologi Unimed pada perkuliahan kultur

jaringan tanaman. Mahasiswa sudah melakukan praktikum tetapi Penuntun

praktikum yang digunakan belum sepenuhnya dapat mengembangkan

keterampilan proses sains mahasiswa. Sehingga keterampilan proses sains yang

dimiliki oleh mahasiswa masih rendah dilihat dari tidak mampunya mahasiswa

untuk menganalisis soal-soal yang berhubungan dengan pembelajaran saintifik.

Informasi ini diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan dosen pengampu

(18)

3

mengembangkan keterampilan proses sains mahasiswa. Salah satu alternatif yang

dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilaan proses sains pada

mahasiswa yaitu dengan menggunakan Penuntun Praktikum Kultur Jaringan

Berdasarkan Keterampilan Proses Sains.

Romlah (2009) menyatakan untuk mengembangkan proses sains sebaiknya

menggunakan praktikum. Penuntut Praktikum merupakan panduan yang dapat

digunakan dalam kegiatan praktikum di laboratorium maupun dilapangan terbuka

dengan tujuan untuk mempermudah para praktikan dalam melakukan kegiatan

penelitian. Suyitno (dalam Ardiyanti 2014) menjelaskan bahwa Penuntun

Praktikum merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta

didik, karena membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep

yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Penuntun Praktikum

yang digunakan juga harus mampu mendorong mahasiswa berpikir kritis melalui

pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. Selain itu dengan menggunakan

Penuntun Praktikum sebagai panduan praktikum dapat membantu mahasiswa

sebagai calon guru biologi atau dosen untuk menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan saat praktikum berlangsung (Lestari, 2014).

Kultur jaringan adalah metode maupun pembudidayaan tanaman yang

dilakukan dengan mengambil sel atau jaringan serta organ dari tanaman tersebut

yang ditumbuhkan dalam suatu media yang telah dipersiapkan dengan kondisi

steril dengan tujuan agar tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi

menjadi tanaman utuh. Kultur jaringan tanaman merupakan salah satu mata kuliah

yang ada pada Program Studi Pendidikan Biologi pascasarjana. Tujuan dari

(19)

4

kultur jaringan, melakukan analisis, mengkritisi prinsip-prinsip kultur jaringan

dan mengembangkannya di berbagai bidang seperti keilmuan, kewirausahan, dan

budaya entrepreneur dalam kehidupan bermasyarakat.

Berdasakan wawancara yang diperoleh dari dosen pengampu mata kuliah

kultur jaringan tanaman, ternyata penuntun praktikum yang digunakan belum

baku, kegiatan praktikum kultur jaringan tanaman yang dilaksanakan oleh

mahasiswa pascasarjana pendidikan biologi hanya menggunakan penuntun

praktikum berupa lembaran hasil fotocopy yang diberikan dosen pengampu mata

kuliah kultur jaringan tanaman saat hendak melakukan praktikum.

Dari analisis yang dilakukan peneliti terhadap penuntun praktikum tersebut

diperoleh hasil bahwa penuntun praktikum yang ada saat ini berisi judul, tujuan,

alat dan bahan, prosedur kerja yang dicantumkan singkat. Penuntun praktikum

yang digunakan belum mempunyai proses kerja scientific learning berupa

meramalkan atau memprediksi hal yang belum terjadi, mengajukan pertanyaan

yang jawabannya diperoleh dari hipotesis, berhipotesis, merencanakan percobaan,

dan menerapkan konsep dalam suatu penelitian yang dilakukan. Sehingga

penuntun praktikum yang digunakan oleh mahasiswa dirasa masih kurang lengkap

untuk mengembangkan keterampilan proses sains mahasiswa.

Berdasarkan masalah yang terdapat diatas maka perlu dikembangkan

Penuntut Praktikum berdasarkan keterampilan proses sains pada mata kuliah

kultur jaringan. Dengan menggunakan Penuntun Praktikum Berdasarkan

keterampilan proses sains dapat membantu dosen dan mahasiswa dalam

melakukan praktikum yang melibatkan pengalaman secara langsung, serta bagi

(20)

5

pada peserta didiknya baik pada kalangan pelajar maupun mahasiswa yang belajar

tentang kultur jaringan tanaman. Indikator keterampilan proses sains yang

dicantumkan pada Penuntun Praktikum meliput: mengamati, mengklasifikasikan,

menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis,

merancang percobaan, menggunakan alat dan bahan, menetapkan konsep dan

berkomunikasi. Adapun materi kultur jaringan yang dikembangkan pada

Penuntun Praktikum Berdasarkan Keterampilan Proses Sains adalah

perkembangan sejarah kultur jaringan, pengenalan peralatan dan ruangan

laboratorium kultur jaringan, mensterilisasikan alat-alat pada kultur jaringan,

teknik pembuatan media kultur jaringan, teknik mensterilisasi eksplan tanaman

dari lapang, teknik memperbanyak tanaman melalui kultur tunas, teknik

memperbanyak tanaman melalui kultur kalus, teknik memperbanyak tanaman

melalui kultur anther, teknik memperbanyak tanaman melalui kultur embrio,

aklimatisasi tanaman hasil kultur jaringan.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi

masalah yang ada yaitu:

1. Penuntun Praktikum yang digunakan mahasiswa hanya berisi judul, tujuan, alat

dan bahan serta prosedur kerja yang dicantumkan secara singkat.

2. Kegiatan praktikum yang dilakukan mahasiswa belum menggunakan panduan

berupa Penuntun Praktikum yang dapat mendorong aktivitas mahasiswa

sebagai calon guru biologi atau dosen untuk melakukan keterampilan proses

(21)

6

3. Penuntun Praktikum yang digunakan saat ini masih belum baku, hanya berupa

lembaran fotocopy yang diberikan dosen pengampu matakuliah ketika hendak

melakukan praktikum.

4. Mahasiswa belum mampu untuk menganalisis soal-soal yang berhubungan

dengan pembelajaran saintifik.

5. Keterampilan proses mahasiswa pascasarjana program studi pendidikan biologi

masih rendah.

1.3Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan terhadap tujuan penelitian maka perlu

dilakukan batasan masalah sebagai berikut:

1. Penuntun Praktikum yang dikembangkan pada penelitian ini berupa Penuntun

Praktikum berdasarkan keterampilan proses sains.

2. Penuntun Praktikum berdasarkan keterampilan proses sains yang

dikembangkan hanya pada mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman.

3. Penelitian pengembangan Penuntun Praktikum berdasarkan keterampilan

proses sains yang telah dikembangkan hanya sampai pada tahap mengetahui

kelayakan dari Penuntun Praktikum yang diperoleh dari uji coba kelayakan

(22)

7

1.4Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah kelayakan isi dan kelayakan penyajian Penuntun Praktikum

berdasarkan Keterampilan Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan

Tanaman yang telah dikembangkan menurut ahli materi?

2. Bagaimana kelayakan keterampilan proses sains Penuntun Praktikum

berdasarkan Keterampilan Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan

Tanaman yang telah dikembangkan menurut ahli keterampilan proses sains?

3. Bagaimanakah kelayakan desain Penuntun Praktikum berdasarkan

Keterampilan Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman yang

telah dikembangkan menurut ahli desain?

4. Bagaimanakah kelayakan Penuntun Praktikum berdasarkan Keterampilan

Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman yang telah

dikembangkan menurut dosen?

5. Bagaimanakah kelayakan Penuntun Praktikum berdasarkan Keterampilan

Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman yang telah

(23)

8

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan Penuntun

Praktikum berdasarkan keterampilan sains pada mata kuliah Kultur Jaringan

Tanaman yaitu:

1. Untuk mengetahui kelayakan isi dan penyajian Penuntun Praktikum

berdasarkan Keterampilan Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan

Tanaman yang telah dikembangkan menurut ahli materi.

2. Untuk mengetahui kelayakan keterampilan proses sain Penuntun Praktikum

berdasarkan Keterampilan Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan

Tanaman yang telah dikembangkan menurut ahli keterampilan proses sains.

3. Untuk mengetahui kelayakan desain Penuntun Praktikum berdasarkan

Keterampilan Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman yang

telah dikembangkan menurut ahli desain.

4. Untuk mengetahui kelayakan Penuntun Praktikum berdasarkan Keterampilan

Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman yang telah

dikembangkan menurut dosen.

5. Untuk mengetahui kelayakan Penuntun Praktikum berdasarkan Keterampilan

Proses Sains pada mata kuliah Kultur Jaringan Tanaman yang telah

dikembangkan menurut mahasiswa.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian pengembangan Penuntun Praktikum

berdasarkan keterampilan proses sains ini diharapkan dapat bermanfaat secara

(24)

9

1. Untuk menambah dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas perkuliahan khususnya yang berhubungan dengan

pengembangan Penuntun Praktikum berdasarkan keterampilan proses sains

serta dapat merubah pola pikir mahasiswa agar lebih efisien dalam melakukan

praktikum maupun pekerjaan dibidang kultur jaringan tanaman.

2. Sumbangan pemikiran dan referensi bagi dosen, lembaga perguruan tinggi dan

peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dan mengembangkan Penuntun

Praktikum lebih mendalam lagi pada mata kuliah lain.

Selanjutnya manfaat secara praktis yang diperoleh dari penelitian

pengembangan ini yaitu: Penuntun Praktikum yang dikembangkan dapat

mendukung aktivitas dosen dan mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan

(25)

88

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013.

Refika Aditama: Bandung.

Adisendjaja, Y.H. (2008). Analisis Buku Ajar Biologi SMA Kelas X Di Kota

Bandung Berdasarkan Literasi Sains. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Akinbobola, A. O., & Afolabi, F. (2010). Analysis Of Science Process Skills In West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical

Examinations In Nigeria. American-Eurasian Journal of Scientific

Research. 5: 234-240.

Ango, M. L,. (2002). Mastery Of Science Process Skills And Their Effective Use In The Teaching Of Science: An Educology Of Science Education In The

Nigerian Context. International Journal of Educology. 16 (1)

Anwar, M., Liliasari, Agus Setiabudi dan Muhammad Martoprawiro. (2012). Desain Lembar Kerja Mahasiswa Berbasis Keterampilan Generik Sains

Mahasiswa ( Penerapan pada Topik Mekanika Reaksi). Jurnal Chemical.

13(1).

Ardiyanti, Y. (2014). Penggunaan Lembar Kerja (LK) Terbuka Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep dan Berpikir Kreatif Pada Mata Kuliah

Biologi Umum. Jurnal Ilmiah Solusi. 1(1): 18-21.

Belawati, T. (2006). Pengembangan bahan Ajar. Jakarta: Universitas terbuka.

Borg & Gall. (2003) Education Research an Introduction. Loggman. New York.

Dahar, R. W. (1985). Kesiapan Guru Mengajarkan Sains Di Sekolah Dasar

Ditinjau Dari Pengembangan Keterampilan Proses Sains. UPI Prees: Bandung.

Darmodjo, H dan Kaligis, J. (1993). Pendidikan IPA II. Jakarta: Dirjen Dikti.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Depdiknas. (2004). Pedoman Penyusunan LKS dan Sknario Pembelajaran SMA.:

Jakarta.

Fatmawati, B. (2013). Penggunaan Lembar Kerja Mahasiswa Berbasis Proyek

Terhadap Kemampuan Merancang Produk Fermentasi. Seminar Nasional

(26)

89

Fitri, R., Ramadhan Sumarmin dan Yuni Ahda. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Biologi Berorientasi Pendekatan Kontekstual Pada Mater

Pewarisan Sifat Untuk Kelas IX. Jurnal Penelitian Pendidikan 5(1).

Guevera dan Christian. (2015). Science Process Skill Development Through

Innovation in Science Teaching. Research Journal of Education Sciences. 3(2).

Hamid, A,. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. PPs UNIMED: Medan.

Harahap, H.S,. (2015). Pengembangan Media Ajar Intraktif Biologi Berbasis Flash Dalam Komputer Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan dan

Pernapasan manusia untuk Kelas XI SMA/MA. Tesis Porgaram

Pascasarjana Pendidikan Biologi UNIMED. Medan UNIMED. Tidak

Dipublikasikan.

Harahap, S.J,. (2013). Pengembangan Buku Ajar Bioteknologi SMA Berbasis

Literasi Sains. Tesis Porgaram Pascasarjana Pendidikan Biologi

UNIMED. Medan. Tidak Dipublikasikan.

Irianti, M. (2013). Efektifitas Penggunaan Lembar Kerja Mahasiswa Berbasis

Penemuan Pada Mata Kuliah Gelombang UNRI. Jurnal pendidikan.

Hasibuan, I. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan

Proses Sains Pada Pembelajaran Biologi VII SMP Semester I. Tesis

Program Pascasarjana Pendidikan Biologi Unimed. Medan. Tidak

Dipublikasikan.

Joni, T.R,. (1986). Pengembangan Paket Belajar. Depdikbud: Jakarta.

Karsih dan Sahin. (2009). Developing Worksheet Based on Science Process Skill:

Factors Affecting Solubility. Journal Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching. 10(1): 15.

Lestari, N,. Suciati,. Sugiyarto,. (2014). Pengembangan LKM Model PBL Berbasis Potensi Lokal Pada Mata Kuliah Bioteknologi Untuk Kemampuan Berpikir kritis Mahasiswa Di Universitas Muhammadiyah

Kupang. Jurnal Bioedukasi. 7(2): 18-22.

Madjid, A. (2008). Perencanaan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya:

Bandung.

Munika,. J, Mujamil,. Desi,. (2014). Pengembangan Petunjuk Praktikum Larutan Asama Basa Berbasis Inquiry pada mata Kuliah Praktikum Kimia Dasar II

di FKIP Universitas Sriwijaya. Penelitian Program Studi pendidikan

(27)

90

Opateye, J. A. (2012). Developing And Assessing Science And Technology Process Skills In Nigerian Universal Basic Education Environment. Journal of Education and Society Research. 2: 34-42.

Ozgelen, S. (2012). Scientists’ Science Process Skills Within A Cognitive

Domain Framework. Eurasia Journal of Mathematics, Science &

Technology Education. 8:283-292.

Purwandono, E. (2000). Penerapan Pertanyaan Produktif dalam Mengembangkan

Keterampilan Proses Sains Siswa pada Pembelajaran Konsep

Pemencaran Organisme. UPI Prees: Bandung.

Prastowo, A .(2011). Panduan Kreatif Memuat Bahan Ajar Inovatif. DIVA Press:

Jogjakarta.

Prianto dan Harmoko. (1997). Perangkat Pembelajaran. Depdikbud: Jakarta.

Rambuda, A. M., & Fraser, W. J. (2004). Perceptions Of Teachers Of The Application Of Science Process Skills In Teaching Geography In

Secondary Schools In The Free State Province. South African Journal of

Education. 24: 10-17.

Rustaman, A. (2005). Pengembangan Kompetensi (Pengetahuan, Keterampilan,

Sikap Dan Nilai) Melalui Kegiatan Praktikum biologi. Penelitian Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Biologi. UM Press: Malang

Romlah, O. (2009). Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan Keterampilan Proses Sains dan Kerja Laboratorium. Disampaikan pada pertemuan

MGMP Biologi Kabupaten Garut. BIO UPI.

Rohmawati, S, Nur Ngazizah, dan Eko Setyadi Kurniawan.(2015). Pengembangan Lembar Kerja Laboratorium Fisika Berbasis Literasi Sains untuk Meningkatkan Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X

SMA Negeri 10 Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Radiasi 7.

(2).

Sihombing, Y. T,. (2014). Pengembangan Buku Ajar Pencemaran Lingkungan

Berbasis Literasi Sains Untuk Siswa Kelas X SMA/ MA. Tesis Program

Pascasarjana Pendidikkan UNIMED. Medan. Tidak Dipublikasikan.

Sudarisman, S. (2010). Membangun Karakter peserta Didik Melalui Pembelajaran

Biologi Berbasis Keterampilan Proses Sains. Seminar Nasional

Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Sugiyono. ( 2015). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif , Kualitatif dan R &

(28)

91

Sunyono. (2008). Development Of Student Worksheet Base On Environment To Sains Material Of Yunior High School In Class VII On Semester I. Proceeding Of The 2nd International Seminar Of Science Education – UPI.

Surachman. (1998). Pengembangan Bahan Ajar. Diktat Jurdik Biologi FPMIPA

IKIP Yogyakarta: Yogyakarta.

Suryobroto, B .(1986). Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan

Baru dalam Proses Belajar-Mengajar. Amarta: Yogyakarta.

Sutiadi. 2013. Komponen Keterampilan Proses Sains. Makalah disajikan dalam

Seminar Nasional Pendidikan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Semiawan, C. (1985). Pendekatan Keterampilan Proses. Gramedia: Jakarta.

Sevilay, K. (2011). Improving The Science Process Skills: Ability Of Science

Student Teachers Using I Diagrams. Eurasia Journal of Phys- ics &

Chemistry Education. 3:26-38.

Tanwil, M,. Dan Liliasari. (2014). Keterampilan-Keterampilan Sains dan

Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. UNM: Malang.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara: Jakarta.

Wardani, S. (2008). Pengembangan Keterampilan Proses Sains Dalam Pembelajaran Kromatografi Lapis Tipis Melalui Praktikum Skala Mikro. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia (2)2: 317-322.

Yokhebed,. Sudarisman, S,. Widha. (2012). Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Keterampilan

Proses Sains Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar. Jurnal inkuiri (1)3:

Gambar

Tabel 4.4. Perbaikan/Saran Ahli Materi Terhadap Penuntun Praktikum
Gambar 4.12. Tanggapan Mahasiswa Terhadap Penuntun Praktikum

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel diatas menunjukan untuk sektor yang maju dan tumbuh pesat adalah sektor pertanian, sektor listrik, sektor perdagangan dan sektor jasa-jasa.

Fase periode kritis tanaman jagung adalah pada umur 0-1 bst, sedangkan temulawak pada umur 0-3 bst yang dapat diartikan bahwa keadaan inilah yang membuat pertumbuhan

dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah di Indonesia. Dalam pengembangan daerah tentunya

Penelitian study kasus (case study) adalah jenis penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari

dan seni dengan sudut pandang yang berbeda pula sebagai bentuk apresiasi atas pengalaman paling kritis dari seorang manusia yang melampaui dirinya sendiri

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena segala rahmat dan karunia yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ‘’ANALISIS

Nias, pada permainan mamözi Aramba bahasa Nias juga dipakai sebagai syair pembuka sebelum memainkan alat musik tersebut. Syair pembuka tersebut disebut

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Polewali Mandar tahun 2016 disusun untuk memaparkan pencapaian tujuan.Sasaran dan