• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PROBLAME BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKN SISWA DAN MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TORGAMBA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PROBLAME BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKN SISWA DAN MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TORGAMBA."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKN

DAN MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 TORGAMBA

TESIS

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

BUDI WINATA HASIBUAN NIM. 8136181002

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKN

DAN MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 TORGAMBA

TESIS

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

BUDI WINATA HASIBUAN NIM. 8136181002

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

BUDI WINATA HASIBUAN, NIM 8136181002 Implementasi Model Problame based learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Siswa dan Menumbuhkan Nilai Karakter Siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

(6)

ii

ABSRTACT

BUDI WINATA HASIBUAN, NIM 8136181002 Implementasi Model Problame based learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Siswa dan Menumbuhkan Nilai Karakter Siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, pengetahuan, kesehatan dan Karunia-Nya bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan Tesis ini yang berjudul “ Implementasi Model Problame Based Learning (PBL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PPKn dan Menumbuhkan Nilai Karakter Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba ”.

Penulisan Tesis ini merupakan salah satu syarat mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi pendidikan dasar program pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan Tesis ini banyak kendala dan hambatan yang penulis hadapi, namun motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Seiring dengan itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan Dan Dosen Pembimbing II yang telah sudi meluangkan waktu untuk memberikan saran, kritikan kepada penulis

2. Bapak Dr. Deny Setiawan M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan Pembimbing I yang telah memberikan motivasi, saran dan kritikan dan dorongan dalam penyelesaian Tesis ini

3. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea M.Pd Selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

(8)

5. Bapak Dr. H. Dede Ruslan M.Si selaku dosen Narasumber penulis yang telah memberikan saran dan kritikan kepada penulis dalam penyelesaian Tesis ini. 6. Ibu Prof. Dr. Alesyanti M.Pd, M.H selaku Dosen Narasumber penulis yang

telah memberikan saran dan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian Tesis ini.

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar di program studi pendidikan dasar pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

8. Teristimewa Kepada Orang Tua tercinta (Darwin Hasibuan S.E dan Harida Harahap S.Sos) yang telah sepenuh hati dan seluruh tenaga memberikan kasih dan perhatian yang tak pernah berhenti sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata 2 di pascasarjana Universitas Negeri medan.

9. Kepada Tunangan penulis yaitu Mahdalena S.Pd yang telah memberikan motivasi dan dukungan yang tak pernah putus dalam penyelesaian Tesis ini. 10.Teman-teman pendidikan dasar pascasarjana angkatan 2013 khususnya kepada

teman penulis yaitu kelas A2 Reguler yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam penyelesaian Tesis ini.

11.Kepada Ibu Hj. Fatmawaty S.Pdi selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Torgamba dan Ibu Nurlinda selaku guru PPKn di sekolah SMP Negeri 1 Torgamba..

Walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kelayakan dan kebaikan penulisan Tesis ini di kemudian hari. Sehingga Tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima Kasih.

(9)

Medan, April 2015

Penulis,

Budi Winata Hasibuan

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 8

1.3.Batasan Masalah ... 8

1.4.Rumusan Masalah ... 9

1.5.Tujuan Penelitian ... 9

1.6.Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1Kerangka Teoritis ... 10

2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan ... 10

2.1.2 Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan ... 14

2.1.3. Konsep Pendidikan Berbasis Karakter ... 19

(11)

(PBL)... 26

2.1.6. Teori Belajar Yang Relevan Dengan Model PBL ... 32

2.2. Kerangka Konseptual ... 36

2.3. Penelitian Yang Relevan ... 37

2.4. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.2 Jenis Penelitian ... 39

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 39

3.3.1. Subjek Penelitian ... 39

3.3.2. Objek Penelitian ... 39

3.4 Definisi Operasional ... 40

3.5 Prosedur Penelitian ... 40

3.6 Tekhnik Pengumpulan Data ... 43

3.6.1 Tes Hasil Belajar (THB) ... 43

3.6.2. Angket ... 45

3.6.3. Observasi ... 46

3.7. Tekhnik Analisis Data ... 47

3.8. Indikator Keberhasilan Tindakan ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 49

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 49

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 ... 49

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II .... 63

4.2 Interpretasi Hasil Analisis ... 78

(12)

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Simpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Hasil Rata-rata Nilai PKn siswa ………….. 3

Tabel 2.1 Sintak Model PBL ………….. 30

Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar PPKn pada siklus I ………. 44 Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar PPKn pada siklus II……….. 44

Tabel 3.3 Angket karakter siswa ………….. 45

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. gambar Komponen karakter Lickona ………….... 20 Gambar 2.2 gambar Ruang Lingkup Pendidikan karakter ..……… … 22 Gambar 2.3 gambar Tahapan proses pembelajaran ……… 31 Gambar 3.1 gambar Alur Penelitian Tindakan Kelas ………. 41 Gambar Diagram hasil pengamatan terhadap implementasi

model PBL di kelas VIII-1 ……… 79

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat

dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern.

Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada

karakter warga negara dan semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada

tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu

negara yang sama melalui pendidikan berbasis karakter.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab V Pasal 26 menyebutkan Standar Kompetensi Lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut maka seseorang harus mengikuti pendidikan dasar sebagai bekal untuk meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Sistem pendidikan Nasional memiliki visi yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percaya diri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja, kreatif dan produktif, serta puas akan sukses yang dicapai.

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas maka di dalam Bab II Pasal 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, sekolah berfungsi dan bertujuan sebagai berikut:

(16)

2

berilmu, cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sesuai fungsi dan tujuan di atas, guru, orang tua dan masyarakat mempunyai peranan dan tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan tersebut. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dengan adanya peran peningkatan kualitas pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana strategis bagi peningkatan baik intelektual, sikap maupun skill. Sehingga diharapkan melalui pendidikan sumber daya manusia (SDM) memiliki daya saing tinggi.

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, model mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti, guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar keberadaan siswa juga sangat strategis diharapkan dapat mengoptimalisasikan potensi yang ada pada dirinya, karena keberhasilan belajar juga dipengaruhi oleh faktor intern maupun eksteren. Seperti minat, bakat, kecerdasan termasuk dalam hal menerima dan memahami pelajaran, lingkungan, metode belajar, fasilitas, dan sebagainya.

(17)

3

sosialisasi kepada guru-guru di Indonesia dalam pembelajaran di kelas harus menekankan pada pendekatan saintifik.

Dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti beberapa waktu lalu di SMP Negeri 1 Torgamba di kelas VIII-1 membuat peneliti ingin melakukan penelitian di sekolah tersebut. Pada saat peneliti menanyakan kegiatan belajar mengajar di kelas tersebut penulis mendapati masih menggunakan pembelajaran konvensional di kelas dan tidak ada salah satu guru pun yang menggunakan model, atau strategi dalam pembelajaran baik itu mata pelajaran PPKn maupun mata pelajaran lainnya. Akibatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran itu tidak serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

Setelah peneliti melihat proses pembelajaran di kelas, kemudian meminta nilai ujian semester siswa di kelas tersebut khususnya mata pelajaran PPKn kepada wali kelas dan hasilnya cukup mencengangkan. Sejak tahun 2013 dan 2014 Dari seluruh siswa yang ada di kelas VIII-1 Yaitu 40 siswa kurang dari 50% siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM di sekolah tersebut. Nilai hasil rendah tersebut terjadi dikarenakan siswa dalam pembelajaran tidak aktif dan keadaan ini justru menjadi persoalan yang harus dituntaskan. Sedangkan untuk nilai KKM yang di terapkan di sekolah tersebut adalah 70. Apabila peneliti melihat siswa yang berada di kelas maupun sekolah tersebut memiliki kemampuan yang di bawah standar kriteria ketuntasan minimal.

Data tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Hasil Rata-rata Nilai PKn siswa Kelas VIII-1

(18)

4

Berdasarkan dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar PPKn siswa di kelas tersebut merupakan nilai murni dari ujian semester siswa. Berdasarkan hasil tersebut menurut wawancara dengan salah seorang siswa mengungkapkan bahwasanya siswa sangat sulit memahami mata pelajaran PPKn dikarenakan tidak digunakannya inovasi pembelajaran di kelas dan berbagai model pembelajaran yang ada.

Di samping dari hasil belajar yang sudah dibahas di atas dan berdasarkan dari observasi di sekolah, kondisi moral karakter para pelajar juga merosot. Ini terlihat pada saat guru menerangkan siswa ada yang tidak disiplin di dalam kelas. Selain itu siswa masih kurang sadar diri akan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah. Sebagaimana diketahui mereka adalah penerus tongkat estafet bangsa ini ke depan. Seiring dengan itu fenomena tidak terlaksananya pendidikan karakter di sekolah berdampak juga pada perilaku-perilaku negatif yang muncul akhir-akhir ini. Saat ini dalam dunia pendidikan sudah mengalami penurunan dalam hal karakter. Oleh karea itu diantisipasi dengan adanya program pemerintah dalam pembelajaran disekolah dalam hal karakter bangsa. Pendidikan karakter adalah upaya dalam rangka membangun karakter (character building) peserta didik untu menjadi lebih baik. Sebab, karakter dan kepribadian peserta didik sangat mudah untuk dibentuk. Secara etimologis karakter dapat dimaknai sesuatu yang bersifat pembawaan yang mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat ,spiritual, ataupun perangai.

(19)

5

masih banyak lagi aksi brutal lainnya. Sementara itu menurut Tina Sitompul dalam jurnal Jurnal Tematik pendidikan Dasar (2013:2) menunjukkan bahwa merosotnya karakter bangsa mengakibatkan perilaku yang tidak berkarakter seperti korupsi di ranah legislative,eksekutif, dan yudikatif. Hasil penelitian beliau tersebut menunjukkan bahwasanya melalui pelajaran PPKn dapat menumbuhkan karakter siswa. Sementara itu Menteri pendidikan Dan Kebudayaan Muhammad Nuh (Balitbangsu, 2011:99) menegaskan bahwa pendidikan budaya karakter bangsa perlu dimasukkan dalam kebijakan pembangunan pendidikan nasional, karena tatakrama, etika dan kreatifitas lulusan dianggap menurun dan menjadi keluhan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan PPKn yang mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter, mata pelajaran PPKn di SMP harus dirancang dengan pendidikan berbasis karakter. Guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang berorientasi pada student centered learning serta didukung oleh materi pelajaran yang mengadopsi nilai-nilai karakter. Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah, oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.

(20)

6

membentuk warga negara yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya (Ruminiati 2008: 1-26).

Berdasarkan keputusan pendapat di atas, kelak siswa diharapkan dapat menjadi warga negara yang terampil, cerdas, bersikap baik, dan mampu mengikuti kemajuan teknologi modern. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Nomor 20 Pasal 3 yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Secara jujur memang harus diakui proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan di sekolah- sekolah Khususnya di pendidikan dasar belum berlangsung seperti yang diharapkan. Guru cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak teoritis,hafalan, serta ceramah sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton, membosankan dan siswa kurang memahami apa yang telah disampaikan oleh guru. sehingga Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional dan afektif.

Saat ini metode pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sudah ada dan banyak dilakukan di SMP/Mts selain pembelajaran dengan ceramah adalah diskusi. Penggunaan metode diskusi kelompok pun belum mampu melibatkan siswa ke dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, afektif, dan menyenangkan. Hanya siswa tertentu yang terlibat dalam proses diskusi secara dialogis dan interaktif. Akibatnya, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum mampu menjadi mata pelajaran yang disenangi dan dirindukan siswa.

(21)

7

dengan materi yang diajarkan. Kemudian guru dituntut juga harus mengetahui dan bisa mengelola pembelajaran, diantaranya dalam hal menggunakan media atau model-model pembelajaran yang tepat di kelas. Penggunaan model yang salah, akan membuat siswa merasa bosan dan hasil belajarnya yang rendah.

Melihat kondisi di atas peneliti melakukan upaya pembentukan karakter siswa yang berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar PPKn yang lebih baik. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dengan model Problem Based Learning ini siswa diharapkan dapat

saling belajar, bekerjasama, dan saling berkomunikasi secara lisan sehingga mampu memecahkan suatu masalah dan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar. Menurut Khairat dalam Jurnal Tematik pendidikan Dasar Unimed (2013:39) menunjukkan bahwa implementasi PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan sosial siswa di kelas IV SD Negeri 067774.

Melihat kenyataan bahwa keterlibatan siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Negeri 1 Torgamba kelas VIII-1 masih jauh dari keberhasilan pembelajaran yang ada, karena: (1) Siswa kurang berminat dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas pada mata pelajaran PPKn, (2) Siswa kurang berani bertanya jika ada materi pelajaran yang belum dikuasai, (3) Penjelasan guru monoton dan sulit dipahami oleh siswa, (4) Pengalaman belajar siswa yang terkait materi masih sangat kurang karena kurangnya minat dalam belajar PPKn, (5) Siswa kurang merespon secara aktif dan kurang motivasi, (6) Tidak menggunakan beberapa model, strategi dalam pembelajaran di kelas.

(22)

8

Dan Menumbuhkan Nilai Karakter Siswa di Kelas VIII SMP Negeri 1 Torgamba Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun Ajaran 2014/2015.

Model ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkan nilai karakter siswa di kelas baik itu bekerja sama dengan temannya maupun bertanggung jawab secara mandiri di kelas. Karena seperti peneliti ketahui bahwa penelitian tindakan kelas memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar bila diimplementasikan dengan baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pemahaman guru tentang strategi/metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa

2. Kurangnya penanaman nilai-nilai karakter melalui mata pelajaran PPKn yang harus dibelajarkan kepada siswa

3. Belum berkembangnya karakter siswa setelah proses pembelajaran 4. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas 5. Hasil belajar PPKn siswa rendah

1.3Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibandingkan dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, maka perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar lebih terarah. Oleh karena itu penelitian ini terbatas pada:

1. Implementasi model pembelajaran Problame Based Learning (PBL) Untuk meningkatkan Hasil Belajar PPKn di Kelas VIII-1 SMP NEGERI 1 Torgamba 2. Menumbuhkan Nilai karakter siswa yang ada di kelas VIII-1 SMP Negeri 1

(23)

9

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Melalui Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PPKN Siswa Kelas VIII-1 di SMP N 1 Torgamba?

2. Apakah melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat menumbuhkan nilai karakter siswa di kelas VIII-1 di SMP N 1 Torgamba?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk Mengetahui Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PPKN Siswa Kelas VIII-1 di SMP N 1 Torgamba.

2. Untuk Mengetahui melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat menumbuhkan nilai karakter siswa di kelas VIII-1 di SMP N 1 Torgamba.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengalaman yang Luar biasa bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian di SMP Negeri1 Torgamba

2. Bagi Guru dan sekolah Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk lebih lanjut terkait dalam inovasi proses pembelajaran di kelas

(24)

86

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari hasil penelitian yang telah di kemukakan pada bagian terdahulu dapat diambil kesimpulan yang berkaitan dengan Implementasi model Problame based learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebagai berikut:

1. Implementasi model Problame based learning dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada siklus I persentase ketuntasan klasikal mencapai 60,31% atau terdapat 15 siswa yang tuntas dari 32 siswa. Selanjutnya siklus II Meningkat menjadi 85,46% atau ada 29 siswa yang sudah tuntas dalam pembelajaran demokrasi tersebut. Berdasarkan hasil siklus II implementasi model PBL dapat dikategorikan berhasil sesuai dengan indicator keberhasilan yaitu ≥ 80% dari jumlah siswa secara keseluruhan, dengan peningkatan sebesar 25,15%.

(25)

87

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari penelitian yang di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlu kiranya dalam pembelajaran PPKn di sekolah guru menerapkan pembelajaran dengan menerapkan model Problem based learning di kelas, salah satu yang menurut peneliti yang bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa adalah model Problame based learning.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani. 2012. Meningkatkan Profesionalisme Guru melalui Penelitian Tindakan Kelas.Medan : Citapustaka Media Perintis

Abimanyu, Soli, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Ali. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung: PT. Refika Aditama

Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning Jakarta: Kencana

Arends, 2008.Learning To Teach.terjemahan soetjipto belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Aqib, Zaenal dkk 2008.Penelitian tindakan kelas, bandung. CVY Rama widya

Balitbangsu, 2011.Kajian pengembangan sekolah unggulan berbasis pendidikan karakter di sumatera utara. (studi kasus kota medan)

Darsono, Max, dkk.2000. Belajar dan Pembelajaran.Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2010. Pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta :pusat kurikulum departemen pendidikan nasional

Depdiknas .2003.Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional. Jakarta: biro hokum dan organisasi Depdiknas

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi belajar mengajar.Jakarta : Rineka cipta

Draf Panduan Guru Mata pelajaran PKn :Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010, halaman 11

Fathurrohman, dan Sutikno.2007.Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung: Refika Aditama.

Gulö, W. 2002.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

(27)

Jurnal Tematik, November-Desember 2013.Vol 003/No.13/Dikdas/Desember 2013

Kurniawan, samsul. 2013. Pendidikan karakter, Konsep,Implementasi secara terpadu. Yogyakarta:AR-Ruzz Media

Kolmos, 2007.Problame based learning, Journal of problame based and project oriented learning. http://www.unifi,it/tree/dl.oc//b5.pdf (diakses tanggal 22 November 2014)

Lickona. 1997. Education for character. New York :bantam books Megawangi, 2004.Pendidikan karakter. Jakarta: Rineka cipta

Mulyasa, 2003.Kurikulum berbasis kompetensi konsep, karakteristik, dan implementasi. Bandung: Rosdakarya

Nasution, 2008.Azas-azas mengajar. Bndung: jermnas

Pasaribu, payerli. 2013. Pendidikan kewarganegaraan. Medan: Unimed Press.

Palmer, 2010.50 pemikir paling berpengaruh terhadap dunia pendidikan modern. Yogyakarta: Laksana

Rusmono. 2012.Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu. Jakarta: Ghaila Indonesia

Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press.

Sanjaya, 2008.Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: Persada media group

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan motivasi belajar mengajar.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Saptono, 2011.Dimensi-dimensi pendidikan karakter.Jakarta : Erlangga

Sudjana, 2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus, 2012. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

(28)

Suwarsono, 2002.Teori-teori perkembangan kognitif dan proses pembelajaran yang relevan untuk pembelajaran matematika. Jakarta : Depdiknas

Setiawan, 2014.Pendidikan karakter perspektif kewarganegaraan. Medan: Larispa Slameto, 2013.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta : Rineka Cipta Tilaar, H.A.R. 2002.Pendidikan.Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia; Strategi

Reformasi Pendidikan Nasional. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 2.1.  gambar Komponen karakter Lickona
Tabel 1.1 Hasil Rata-rata Nilai PKn siswa Kelas VIII-1

Referensi

Dokumen terkait

The transformNode metho d returns a String value c o ntaining a fo rmatted XML do c ument using the spec ified XSL style sheet.. You m ust use the r eadyState property

Sebagian salaf berkata: “Mengundang makan sepuluh orang dari sahabat-sahabatku dengan makanan yang mereka gemari lebih aku sukai daripada membebaskan sepuluh orang budak dari

The probability of death due to lung cancer, given that a person smoked, was 10 times the probability of death due to lung cancer, given that a person did not smoke.. If

Luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas atau

Gambar 5 Diagram proses ekst MFCC dan Wavelet. b) Transformasi Wavelet Daubec Data yang terbagi dalam be hasil dari frame blocking dan wind setiap fonem dilakukan proses

Jika tidak ada perjanjian khusus menyangkut pembagian laba dan rugi, semua sekutu akan membaginya secara rata tanpa memandang investasi yang dilakukan atau waktu yang dicurahkan

Pada penelitian ini akan dilakukan proses gasifikasi tempurung kelapa dengan menggunakan alat gasifikasi sistem updraft double gas outlet menggunakan laju alir udara 70,1 lpm,

(3) Permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan format surat permohonan perpanjangan Izin Wakil Penjamin Emisi Efek dan/atau