PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA MADRASAH ALIYAH PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh
SUFITRI HANAWATI
NIM. 8136142021
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
▸ Baca selengkapnya: bagaimana cara mengatasi kekurangan pada model pembelajaran problem based learning?
(2)(3)(4)(5)ABSTRAK
Sufitri Hanawati, NIM 813142021, Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning Teringrasi Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Madrasah Aliyah Pada Materi Reaksi Reduksi-Oksidasi, Tesis. Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah (2) Pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah (3) Interaksi antara model pembelajaran tingkat kreativitas dengan hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan materi reaksi reduksi oksidasi.
Populasi penelitian ini adalah seluruh Madrasah Aliyah kelas X pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Sampel yang di ambil secara sampling purposive yaitu siswa MAN Pematang Bandar Kabupaten Simalungun (masing-masing kelas eksperimen 1 sebanyak 35 siswa dan eksperimen 2 sebanyak 36 siswa) dengan jumlah sampel 71 siswa. Masing-masing dari kedua kelas tersebut diberi perlakuan berupa model yang berbeda. Selanjutnya kelas yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran Problem Based Learning disebut kelas eksperimen 1, kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning Teringrasi Inkuiri Terbimbing disebut kelas eksperimen 2. Instrumen tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, sedangkan instrument angket digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan komukatif pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. Teknik analisis data menggunakan Two Way Anava dengan SPSS 19 for Windows pada taraf signifikasi a = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada materi reaksi reduksi oksidasi.(2) Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah. (3) Interaksi antara model pembelajaran tingkat kreativitas dengan hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing.
iii ABSTRACT
Sufitri Hanawati, NIM 813142021, Application of Problem Based Learning Integrated Guided Inquiry Learning To Improve Student Results Madrasah Aliyah to Content Reduction-Oxidation Reactions, Thesis. Study Program of Chemistry, State University of Medan, 2015.
This study aims to determine: (1) How does the teaching model of problem based learning integrated guided inquiry on problem based learning on learning outcomes of chemistry students Madrasah Aliyah (2) Effect of learning model problem based learning integrated guided inquiry on problem based learning on the level of creativity in affect the chemistry student learning outcomes Madrasah Aliyah (3) The interaction between learning model with the creativity level chemistry student learning outcomes Madrasah Aliyah in problem based learning materials integrated with guided inquiry oxidation reduction reaction.
The study population was all Madrasah Aliyah class X in the second semester of the academic year 2014/2015. Samples were taken by purposive sampling that students MAN Causeway Bandar Simalungun (each class of 35 students experiment 1 and experiment 2 a total of 36 students) with a sample of 71 students. Each of the two classes are treated in the form of different models. The next classes are treated in the form of Problem Based Learning model of learning called experimental class 1, class treated learning model Problem Based Learning teringrasi Guided Inquiry called experimental class 2. The test instrument used to collect data from students in the experimental class 1 and class experiment 2, while the questionnaire instrument used to collect data on class ability komukatif experiment 1 and experiment 2. Analysis using Two Way Anova with SPSS 19 for Windows on a level of significance α = 0.05.
The results showed that (1) There is the influence of the learning model problem based learning integrated guided inquiry on problem based learning on learning outcomes of chemistry students Madrasah Aliyah on a material reduction reaction of oxidation. (2) There is the influence of the learning model problem based learning integrated guided inquiry on problem based learning on the level of creativity in influencing student learning outcomes chemistry Madrasah Aliyah. (3) The interaction between learning model with the creativity level chemistry student learning outcomes Madrasah Aliyah in problem based learning integrated guided inquiry.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
baik sesuai waktu yang direncanakan. Tesis yang berjudul “Penerapan Pembelajaran
Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Madrasah Aliyah Pada Materi Reduksi Oksidasi”, disusun untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof.
Dr. Albinus Silalahi, M.S. dan Bapak Eddiyanto, Ph. D sebagai dosen pembimbing
tesis yang telah banyak memberi bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak
awal penyusunan proposal sampai terselesaikannya tesis ini. Ucapan terima kasih
juga kepada Bapak Prof. Ramlan Silaban, M.Si. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc. dan
Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si yang telah member masukkan dan saran-saran bagi
penulis, dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh Staf Pegawai Program
Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs Rizal Pulungan sebagai Kepala, guru dan
pegawai Madrasah Aliyah Negeri Pematang Bandar Kabupaten Simalungun yang
telah banyak membantu penulis dalam penelitian.
Terima kasih kepada ibu Nur Dewi Maharani Damanik, M.A yang telah
member izin dan motivasi kepada penulis untuk melanjutkan studi ke Pascasarjana
dan terima kasih tak terhingga kepada seluruh rekan guru dan pegawai di MTs Al
v
Terima kasih teristimewa kepada Ayahanda (Alm) M. Hanafiah Siagian dan
Ibunda (Alm) R.A. Soedarminah, Kakanda Sri Rahayu, Abangda Joko Tri Hadi
Putro, Suami tercinta Rahmad Muliono, S.P dan anak-anak yang disayangi Aditya
Nurul Hayati, Abdillah Hussein, Abdullah Hadi Fathin dan Afifa Hani Kharijah
beserta seluruh keluarga yang telah member do’a, kasih sayang, dan pengorbanan,
dan perjuangan baik secara moril dan materi.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih buat sahabat yang telah memberikan
do’a dan semangat, dan inspirasi, rekan-rekan mahasiswa program studi pendidikan
kimia angkatan XXIII yang telah memberi bantuan sehingga tesis ini dapat
terselesaikan khususya kepada Dewi, Hamela Sitompul, Anita dan Elisabet. Terima
kepada seluruh sahabat dan rekan-rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu
persatu atas setiap do’a dan motivasi yang diberikan selama ini.
Kiranya Allah SWT dapat memberikan balasan kebaikan yang telah saudara
semuanya berikan kepada penulis dan semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.
Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada siapa
saja yang membacanya.
Medan, Agustus 2015
DAFTAR ISI
2.2. Pembelajaran kognitif………...…..…… 12
2.2.1. Perkembangan Kognitif Piaget……… 14
2.2.2. Teori Pemprosesan Gagne………. 15
2.3. Pembelajaran Inkuiri……….……… 15
2.3.1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)……… 20
2.3.2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach)……….. 21
2.3.3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach).. 22
2.4. Model Problem Based Learning………… ………...…..… 24
2.5. Model Problem Based Learning(PBL) Terintegrasi Guided Inquary (GI)……….… 25
vii
Bab III Metode Penelitian………. 29
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian……… 29
3.2. Populasi dan Sampel………..………... 29
3.3. Desain Penelitian….……….………… 30
3.4. Metode Penelitian..………...………..….. 30
3.5. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian………. 31
3.6. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian……… 33
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data………..………..…… 33
3.6.2. Instrumen Penelitian……… 33
3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian……….………..…….…… 34
3.7.1. Uji Validasi Test……….………. 34
4.1.2 Analisis Instrumen Penelitian……… 39
4.1.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa………. 40
4.6. Keterbatasan Penelitian……… 53
Bab V Kesimpulandan Saran……… 55
5.1 Kesimpulan……… 55
5.2 Saran……… 55
DAFTAR PUSTAKA……….. 56
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 22
Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning... 25
Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing... ... 25
Tabel 3.1. Desain Penelitian... 31
Tabel 4.1. Data Nilai Pretest Siswa... 41
Tabel 4.2. Data Nilai Posttest Siswa... 41
Tabel 4.3. Data Karakter Berdasarkan Model Pembelajaran Problem Based Learning... 42
Tabel 4.4. Data Karakter Berdasarkan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing ... 42
Tabel 4.5 Tabel Uji Normalitas……….………. 46
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Berdasarkan Hasil Evaluasi Belajar (Pretest Dan Posttest) Pada Mata Pelajaran Kimia ……… 46
Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Model Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Kreativitas Siswa ………. 47
Tabel 4.8 Hasil Rata-Rata Gain Berdasarkan Hasil Evaluasi (Model Problem Based Learning Dan Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing ……… 48
Tabel 4.9 Hasil Analisis Hipotesis Problem Based Learning………. 51
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 3.1. Bagan alur pelaksanaan penelitian penerapan pembelajaran
problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing untuk mengembangkan pengetahuan siswa pada materi reaksi
reduksi – oksidasi (redoks)……….……… 33 Gambar 4.1 Pengaruh Model Pembelajaran Pembelajaran Problem Based Learning
Terintegrasi Inkuiri Terbimbing pada Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest……… 45 Gambar 4.2 Pengaruh Model Pembelajaran Pembelajaran Problem Based Learning
Terintegrasi Inkuiri Terbimbing pada Pembelajaran Problem Based
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia ...61
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 ...63
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 ...77
Lampiran 4. Materi Ajar ...84
Lampiran 5 Lembar pengamatan ...91
Lampiran 6 Angket sikap ...93
Lampiran 7. Tabel obsevasi siswa ...95
Lampiran 8 Kisi-kisi hasil belajar kimia peserta didik pada materi reaksi redoks ...97
Lampiran 9. Instrumen penelitian ...98
Lampiran 10. Kunci jawaban ...99
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...100
Lampiran 12. Data hasil belajar siswa dalam bentuk gain ternormalisasi ...114
Lampiran 13. Data hasil belajar siswa dalam bentuk gain ternormalisasi ...115
Lampiran 14. Data hasil belajar siswa dalam bentuk gain ternormalisasi ...116
Lampiran 15. Data hasil belajar siswa dalam bentuk gain ternormalisasi ...117
Lampiran 16. Validitas ...118
Lampiran 17. Reabilitas ...119
Lampiran 18. Daya beda dan Tingkat Kesukaran soal ...121
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pendidikan manusia yang berkualitas adalah manusia yang bisa bersaing
di dalam arti yang baik. Di dalam persaingan diperlukan kualitas individu
sehingga hasil karya yang dihasilkan dapat berkompetisi yang berarti mendorong
ke arah kualitas yang semakin lama semakin meningkat. Kualitas yang baik dan
terus meningkat hanya dapat diciptakan oleh manusia-manusia yang mempunyai
kemampuan berkompetensi. Kemampuan untuk berkompetisi oleh pendidikan
yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)
Peningkatan dan kesetimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan merupakan implimentasi
kurikulum memiliki kompetensi kelulusan dari sekolah dasar sampai dengan
sekolah menengah atas. Memahami menerapkan dan menjelaskan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan minatnya untuk memecahkan masalah. Kurikulum menghilangkan
kreativitas guru karena buku disiapkan, pelatihan dirancang menggunakan buku
itu, dan guru menggunakannya untuk mengajar (Diknas 2012)
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
2
dibentuk dari dunia pendidikan bila pendidik melakukan dengan baik. Mengukur
tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi (dari low order thinking menuju high order thinking). Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses
mengamati, menanya, menalar, dan mencoba. Model pembelajaran problem based
learning dan problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. (Diknas 2012)
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun ilmu pengetahuan alam,
oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan ilmu pengetahuan
alam. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta
kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan
selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).
Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan
sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran
kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang
melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia
yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang
3
sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian
hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses
dan produk.(Silalahi, 2010)
Kemampuan dasar ilmiah sesungguhnya merupakan perluasan dari metode
ilmiah, yang diartikan sebagai scientific inquiry yang diterapkan dalam tindakan dalam pelajaran kimia maupun dalam kehidupan. Mata pelajaran kimia sesuai
dengan kurikulum yang ada dalam mengolah, menalar dan menyajikan dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarannya secara mandiri, bertindak secara effektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan. Untuk mencapai
kemampuan kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks
muatan pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu
pada kompetensi inti.
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa menganggap kimia
merupakan mata pelajaran yang sulit dipelajari, sehingga sudah terlebih dahulu
kurang mampu untuk mempelajarinya. Hal ini disebabkan oleh penyajian guru
terhadap materi yang kurang inovatif, tidak menarik, membosankan, sulit dan
menakutkan sehingga siswa kurang menguasai konsep dasar pelajaran yang
diikutinya sehingga tidak menarik bagi siswa. Rendahnya hasil belajar kimia
dikarenakan pembelajaran yang kurang mendukung pemahaman siswa. Metode
pembelajaran cenderung monoton dan kurang bervariasi sehingga pembelajaran
kimia yang diterapkan tidak menarik bagi siswa. Guru cenderung menggunakan
4
siswa tanpa melibatkan secara aktif untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah
dalam materi pembelajaran.
Pembelajaran kimia SMA/MA terutama pelajaran reaksi oksidasi lebih
menekankan pada aspek perhitungan kimia dan persamaan reaksi. Siswa tidak
mampu menunjukkan antara fakta pengamatan secara makroskopis dengan apa
yang terjadi secara mikroskopis dan kaitannya dengan berbagai notasi dan simbol
kimia. Simbol dan notasi kimia hanya bermakna sampai pada tataran kajian secara
matematika tanpa pernah mampu dikaitkan gejala kimia sebenarnya.
Faktor dominan menentukan keberhasilan proses belajar adalah
mengenal dan memahami bahwa individu adalah unik dalam gaya belajar yang
berbeda satu dengan lainnya. Gaya belajar juga menjadi variabel yang perlu
dipertimbangkan bagi seorang guru dalam mengembangkan kualitas belajar
mengajar. Guru bisa menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan dalam mengelola pembelajaran yang akan digunakan dalam mengelola
pembelajaran dengan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.
Untuk menanggulangi permasalahan maka perlu diterapkan satu teknik
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa
untuk dapat belajar kimia dengan baik adalah menggunakan model pembelajaran
inquiry learning. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquary) yaitu suatu model pembelajaran dimana siswa hanya mendapat petunjuk-petunjuk seperlunya,
umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing, kemudian
siswa bekerja intensif dari guru. Kompetensi tersebut diperlukan paradigma baru
5
menguasai kimia dan membimbing mereka untuk menggunakan pengetahuan
kimia tersebut.
Pendekatan POGIL (Process Oriented Guided Inquary Learning) merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan mengajar konten dan
keterampilan proses secara bersamaan. POGIL menekankan bahwa belajar adalah
sebuah proses interaktif berpikir, mendiskusikan ide-ide pemahaman dasar dan
berlatih keterampilan , yang mencerminkan tentang kemajuan dan penilaian
kinerja (Moog et. All., 2009). POGIL merupakan metode mengajar yang
didasarkan pada prinsip konstruktivitas memungkinkan siswa untuk belajar
melalui interaksi kelompok dan pemecahan masalah. POGIL berbasis
menggunakan latihan terstruktur. Latihan kelompok siswa hadir dengan masalah
dan panduan mereka melalui langkah-langkah yang diperlukan untuk
memecahkan masalah.
Menurut Wardoyo (2013) bahwa pembelajaran konstruktivisme yang
memiliki pandangan konsep bahwa dalam membangun pengetahuan atau
kemampuan baru dibutuhkan suatu proses konstruksi yang dibangun oleh peserta
didik. Pembelajaran konstruktivisme dapat dilaksanakan dengan menerapkan
beberapa metode pembelajaran. Model-model pembelajran yang diterapkan dalam
pelaksanaan pembalajaran konstruktivisme tentunya merupakan model yang
didalamnya terdapat memuat atau mempersentasikan karakteristik pembelajaran
konstruktivis. Salah satu model pembelajaran tersebut yaitu Problem Based
Learning
6
disajikan. Menurut Arends (2008) Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang
autentik dan bermakna kepada peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai batu
loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. PBL membantu peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan
menyelesaikan masalah. Kemampuan dasar bekerja ilmiah terdiri atas kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosional. Model Problem Based Learning dalam pembelajarannya dapat dilakukan melalui pemberian pengalaman dalam bentuk
kegiatan mandiri atau kelompok kecil.
Penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariasi dalam model
membuat siswa lebih tertarik dan membangkitkan rasa ingin tahu sehingga siswa
menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk belajar. Hal tersebut membuat guru
lebih mudah mengorganisir siswa di dalam pembelajaran, mudah mengarahkan
siswa untuk melaksanakan tugas yang diberikan, dan pada akhirnya hasil belajar
siswa menjadi lebih meningkat dari biasanya. Umumnya di sekolah menengah
atas telah memiliki fasilitas yang memadai tersedianya sarana komputer lengkap
dengan jaringan internet(Harri, 2013).
Mewujudkan tujuan dari kurikulum , maka harus dilakukan perubahan
dalam model pembelajaran di kelas, sehingga siswa yang tidak aktif menjadi aktif
dan guru sebagai fasilitator. Model pembelajaran Problem Based Learning dan
Guided Inquary) untuk meningkatkan kreatifitas siswa. Adapun Judul penelitian ini adalah ” Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning Terintergrasi
7
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran kimia .
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran kimia dengan mengembangkan
kreatifitas siswa.
3. Mengembangkan karakter dan kreatifitas siswa dengan model problem
based leaning dan problem based leaning terintegrasi inkuiri terbimbing.
4. Pengaruh dari penerapan pembelajaran problem based leaning terhadap pengembangan kreativitas belajar siswa Madrasah Aliyah.
5. Pengaruh dari penerapan pembelajaran problem based leaning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan metode pembelajaran terhadap
kreativitas belajar siswa Madrasah Aliyah.
6. Apakah ada interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran yang
diterapkan dengan kreativitas belajar siswa dalam mempengaruhi hasil
belajar siswa Madrasah Aliyah
.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah
yang diteliti dibatasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang diteliti adalah pembelajaran yang menerapkan problem
8
kognitif Bloom yang meliputi pengetahuan (C1), pemahaman (C2),
aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan Evaluasi (C6)
2. Kreativitas dibatasi pada tiga aspek karakter berpikir kritis yaitu
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah diberikan. Berpikir kreatif
adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia
menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Rasa
ingin tahu merupakan karakter setiap manusia yang ingin mengetahui hal
baru dan akan dikembangkan.
3. Kemampuan yang akan diteliti dibatasi pada kemampuan kognitif siswa
dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal materi reduksi oksidasi .
Kemampuan ini mencerminkan sejauh mana siswa dapat memahami
masalah, merencanakan pemecahan masalah dan mampu menyelesaikan
soal-soal dengan hasil yang meningkat.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diteliti dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa
yang mendapat model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran problem based learning terintergrasi inkuiri terbimbing terhadap siswa Madrasah Aliyah pada materi reaksi reduksi oksidasi
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan pengaruh model pembelajaran
9
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran Problem Based
Learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia pada materi reaksi reduksi oksidasi ?
1.5. Tujuan Penelitian
Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran secara empiris tentang:
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada materi reaksi reduksi oksidasi.
2. Pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada
materi reaksi reduksi oksidasi.
3. Interaksi antara model pembelajaran tingkat kreativitas dengan hasil
belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan materi reaksi reduksi oksidasi.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:
1. Masukan bagi guru-guru kimia tentang pemanfaatan model pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kualitas hasil belajar
2. Masukkan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian yang
10
3. Menambah khasanah data ilmiah dalam bidang pembelajaran kimia
4. Menambahkan wawasan dan keterampilan bagi peneliti dalam kegiatan
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada materi reduksi oksidasi.
2. Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada materi reduksi oksidasi.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran tingkat kreativitas dengan hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan materi reduksi oksidasi.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikansaran sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa madrasah kelas X 2. Melalui media komputer dengan baik dan tepat memberikan ketertarikan
56
3. Model pembelajaran merupakan sarana alternative yang dapat menyampaikan informasi yang bertujuan instruksional dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa madrasah menjadi lebih baik di dalam kelas.
57
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin R., (2003), Teori Belajar dan Pembelajaran, Uhamka Press, Jakarta Arends, R. I., (2008), Learning To Teach- Belajar Untuk Mengajar, Edisi
Ketujuh Buku satu, The McGraw-Hill Company, New York.
David C., Mary P. W., Matthew C.,and Clarissa D., (2010)Teaching the Process
of Science: Faculty Perceptions and, an Effective Methodology, Department of Biology, University of Washington, Seattle, WA 98195;
and Scientific Inquiry, Vol. 9, 524–535,The Evergreen State College,
Olympia, WA, 98505 , United State America
Departemen Pendidikan Nasional (2012), Pedoman Penyusunan Silabus
Kurikulum, Dirjen Pendidikan Dasar Menengah, Jakarta
Deanna M. Cullen, (2012), JCE Chemical Education Xchange: X Marks the Spot
for Finding Quality Chemistry Education Resources, Journal of Chemical Education, Michigan 49461 United States
Engkoswara, (2007), Pendidikan Berbasis Unggul Lokal, Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan , Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Imtima, Bandung
Erik, M. and Derrik, H., (2010) Using POGIL Techniques in an information
Literacy Curriculum, Wake Forest Univerisity Winston Salem, NC 27106, USA
58
Francis L. Macrina, (2011), Teaching Authorship and Publication Practices in the
Biomedical and Life Sciences, Sci Eng Ethics 17:341–354.
Harry F., (2013), Efektifitas Model Problem-Based Learning dan Media Animasi
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan non Elektrolit”, Unimed Medan.
Herliyandu S., (2014), Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis
Kolaboratif Untuk Pengajaran Kimia SMA/MA Kelas XI Semester, Unimed Medan
H.A.R. Tilaar, (2004), Paradigma Baru Pendidikan Nasional, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Harahap, A. Yazid, (2014), Efektifitas Strategi Pembelajan Menulis Dengan
Menggunakan Multimedia Presentasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA dan Aktifitas Siswa, Unimed, Medan
Herdian, (2010), Model Pembelajaran Inkuiri,
http://www.rume.org/crume2007/papers/cochran-mayer-mullins.pdf
Gerald Choon-Huat Koh, The effects of problem-based learning during medical
school on physician competency: a systematic review, Block MD3, 16 Medical Dr., Yong Loo Lin School of Medicine, National University of
Singapore, Singapore 117597; fax 65 6779-1489; cofkohch@nus.edu.sg
Matthew J. C.* and Victor P. Claassen,(2013) An Alternative Method for
59
Nuryani Y. R., (2005), Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Dalam Pendidikan Sains, UPI Bandung.
Nasution, Rosyani, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe STAD dengan Media Chemskect pada materi Hidrokarbon terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa Madrasah Aliyah, Unimed Medan R. A. Yaacob dkk (2012)., Achieving Excellence Through Information Literacy
As Part Of Innovative Curriculum, Journal of Arts Science & Commerce ISSN 2229-4686
Rajeev S. M. , (2012), Does Space Matter ? Impact of Classroom Space On
Student Learning in an Organic-first Curriculum, Minnesota 55904, United States
Retno D.S., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Edisi Pertama Yogyakarta
Rita C. R., (2000), The Legacy of Robert M. Gagne, Wayne State Univesity, New York
Scholotter, Nicolas E., (2013), A Statistic Curriculum for the Undergraduate
Chemistry Mayor, J. Chem. Educ. 90, 51-55
Silalahi, Albinus , 2010, Peran Praktikum Dalam Pembentukan Kompetensi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Unimed Medan
Sriadi, dkk,(2013), Model sistem Informasi Laboratorium berbasis Multimedia, Unimed, Medan
60
Trianto, (2012), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Tim Pengembang UPI, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Uno, Hamzah B., Koni, Satria, (2013), Assessment Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Vijayakumar S. and Piramanayagam S., (2007), E-Learning as a new tool in
bioinformatics teaching, DBT Bioinformatics Facility, Department of Bioinformatics, Bharathiar University, Coimbatore 641046, TamilNadu,