• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINGRASI INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINGRASI INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA MADRASAH ALIYAH PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh

SUFITRI HANAWATI

NIM. 8136142021

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

▸ Baca selengkapnya: bagaimana cara mengatasi kekurangan pada model pembelajaran problem based learning?

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Sufitri Hanawati, NIM 813142021, Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning Teringrasi Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Madrasah Aliyah Pada Materi Reaksi Reduksi-Oksidasi, Tesis. Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah (2) Pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah (3) Interaksi antara model pembelajaran tingkat kreativitas dengan hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan materi reaksi reduksi oksidasi.

Populasi penelitian ini adalah seluruh Madrasah Aliyah kelas X pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Sampel yang di ambil secara sampling purposive yaitu siswa MAN Pematang Bandar Kabupaten Simalungun (masing-masing kelas eksperimen 1 sebanyak 35 siswa dan eksperimen 2 sebanyak 36 siswa) dengan jumlah sampel 71 siswa. Masing-masing dari kedua kelas tersebut diberi perlakuan berupa model yang berbeda. Selanjutnya kelas yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran Problem Based Learning disebut kelas eksperimen 1, kelas yang diberi perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning Teringrasi Inkuiri Terbimbing disebut kelas eksperimen 2. Instrumen tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, sedangkan instrument angket digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan komukatif pada kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. Teknik analisis data menggunakan Two Way Anava dengan SPSS 19 for Windows pada taraf signifikasi a = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada materi reaksi reduksi oksidasi.(2) Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah. (3) Interaksi antara model pembelajaran tingkat kreativitas dengan hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing.

(6)

iii ABSTRACT

Sufitri Hanawati, NIM 813142021, Application of Problem Based Learning Integrated Guided Inquiry Learning To Improve Student Results Madrasah Aliyah to Content Reduction-Oxidation Reactions, Thesis. Study Program of Chemistry, State University of Medan, 2015.

This study aims to determine: (1) How does the teaching model of problem based learning integrated guided inquiry on problem based learning on learning outcomes of chemistry students Madrasah Aliyah (2) Effect of learning model problem based learning integrated guided inquiry on problem based learning on the level of creativity in affect the chemistry student learning outcomes Madrasah Aliyah (3) The interaction between learning model with the creativity level chemistry student learning outcomes Madrasah Aliyah in problem based learning materials integrated with guided inquiry oxidation reduction reaction.

The study population was all Madrasah Aliyah class X in the second semester of the academic year 2014/2015. Samples were taken by purposive sampling that students MAN Causeway Bandar Simalungun (each class of 35 students experiment 1 and experiment 2 a total of 36 students) with a sample of 71 students. Each of the two classes are treated in the form of different models. The next classes are treated in the form of Problem Based Learning model of learning called experimental class 1, class treated learning model Problem Based Learning teringrasi Guided Inquiry called experimental class 2. The test instrument used to collect data from students in the experimental class 1 and class experiment 2, while the questionnaire instrument used to collect data on class ability komukatif experiment 1 and experiment 2. Analysis using Two Way Anova with SPSS 19 for Windows on a level of significance α = 0.05.

The results showed that (1) There is the influence of the learning model problem based learning integrated guided inquiry on problem based learning on learning outcomes of chemistry students Madrasah Aliyah on a material reduction reaction of oxidation. (2) There is the influence of the learning model problem based learning integrated guided inquiry on problem based learning on the level of creativity in influencing student learning outcomes chemistry Madrasah Aliyah. (3) The interaction between learning model with the creativity level chemistry student learning outcomes Madrasah Aliyah in problem based learning integrated guided inquiry.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan

baik sesuai waktu yang direncanakan. Tesis yang berjudul “Penerapan Pembelajaran

Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Madrasah Aliyah Pada Materi Reduksi Oksidasi”, disusun untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof.

Dr. Albinus Silalahi, M.S. dan Bapak Eddiyanto, Ph. D sebagai dosen pembimbing

tesis yang telah banyak memberi bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak

awal penyusunan proposal sampai terselesaikannya tesis ini. Ucapan terima kasih

juga kepada Bapak Prof. Ramlan Silaban, M.Si. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc. dan

Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si yang telah member masukkan dan saran-saran bagi

penulis, dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh Staf Pegawai Program

Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs Rizal Pulungan sebagai Kepala, guru dan

pegawai Madrasah Aliyah Negeri Pematang Bandar Kabupaten Simalungun yang

telah banyak membantu penulis dalam penelitian.

Terima kasih kepada ibu Nur Dewi Maharani Damanik, M.A yang telah

member izin dan motivasi kepada penulis untuk melanjutkan studi ke Pascasarjana

dan terima kasih tak terhingga kepada seluruh rekan guru dan pegawai di MTs Al

(8)

v

Terima kasih teristimewa kepada Ayahanda (Alm) M. Hanafiah Siagian dan

Ibunda (Alm) R.A. Soedarminah, Kakanda Sri Rahayu, Abangda Joko Tri Hadi

Putro, Suami tercinta Rahmad Muliono, S.P dan anak-anak yang disayangi Aditya

Nurul Hayati, Abdillah Hussein, Abdullah Hadi Fathin dan Afifa Hani Kharijah

beserta seluruh keluarga yang telah member do’a, kasih sayang, dan pengorbanan,

dan perjuangan baik secara moril dan materi.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih buat sahabat yang telah memberikan

do’a dan semangat, dan inspirasi, rekan-rekan mahasiswa program studi pendidikan

kimia angkatan XXIII yang telah memberi bantuan sehingga tesis ini dapat

terselesaikan khususya kepada Dewi, Hamela Sitompul, Anita dan Elisabet. Terima

kepada seluruh sahabat dan rekan-rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu

persatu atas setiap do’a dan motivasi yang diberikan selama ini.

Kiranya Allah SWT dapat memberikan balasan kebaikan yang telah saudara

semuanya berikan kepada penulis dan semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada siapa

saja yang membacanya.

Medan, Agustus 2015

(9)

DAFTAR ISI

2.2. Pembelajaran kognitif………...…..…… 12

2.2.1. Perkembangan Kognitif Piaget……… 14

2.2.2. Teori Pemprosesan Gagne………. 15

2.3. Pembelajaran Inkuiri……….……… 15

2.3.1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)……… 20

2.3.2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach)……….. 21

2.3.3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach).. 22

2.4. Model Problem Based Learning………… ………...…..… 24

2.5. Model Problem Based Learning(PBL) Terintegrasi Guided Inquary (GI)……….… 25

(10)

vii

Bab III Metode Penelitian………. 29

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian……… 29

3.2. Populasi dan Sampel………..………... 29

3.3. Desain Penelitian….……….………… 30

3.4. Metode Penelitian..………...………..….. 30

3.5. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian………. 31

3.6. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian……… 33

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data………..………..…… 33

3.6.2. Instrumen Penelitian……… 33

3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian……….………..…….…… 34

3.7.1. Uji Validasi Test……….………. 34

4.1.2 Analisis Instrumen Penelitian……… 39

4.1.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa………. 40

(11)

4.6. Keterbatasan Penelitian……… 53

Bab V Kesimpulandan Saran……… 55

5.1 Kesimpulan……… 55

5.2 Saran……… 55

DAFTAR PUSTAKA……….. 56

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 22

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning... 25

Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing... ... 25

Tabel 3.1. Desain Penelitian... 31

Tabel 4.1. Data Nilai Pretest Siswa... 41

Tabel 4.2. Data Nilai Posttest Siswa... 41

Tabel 4.3. Data Karakter Berdasarkan Model Pembelajaran Problem Based Learning... 42

Tabel 4.4. Data Karakter Berdasarkan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing ... 42

Tabel 4.5 Tabel Uji Normalitas……….………. 46

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Data Berdasarkan Hasil Evaluasi Belajar (Pretest Dan Posttest) Pada Mata Pelajaran Kimia ……… 46

Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Model Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Kreativitas Siswa ………. 47

Tabel 4.8 Hasil Rata-Rata Gain Berdasarkan Hasil Evaluasi (Model Problem Based Learning Dan Model Problem Based Learning Terintegrasi Inkuiri Terbimbing ……… 48

Tabel 4.9 Hasil Analisis Hipotesis Problem Based Learning………. 51

(13)

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 3.1. Bagan alur pelaksanaan penelitian penerapan pembelajaran

problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing untuk mengembangkan pengetahuan siswa pada materi reaksi

reduksi – oksidasi (redoks)……….……… 33 Gambar 4.1 Pengaruh Model Pembelajaran Pembelajaran Problem Based Learning

Terintegrasi Inkuiri Terbimbing pada Pembelajaran Problem Based

Learning Terhadap Nilai Rata-Rata Pretest dan Postest……… 45 Gambar 4.2 Pengaruh Model Pembelajaran Pembelajaran Problem Based Learning

Terintegrasi Inkuiri Terbimbing pada Pembelajaran Problem Based

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Kimia ...61

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 ...63

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 ...77

Lampiran 4. Materi Ajar ...84

Lampiran 5 Lembar pengamatan ...91

Lampiran 6 Angket sikap ...93

Lampiran 7. Tabel obsevasi siswa ...95

Lampiran 8 Kisi-kisi hasil belajar kimia peserta didik pada materi reaksi redoks ...97

Lampiran 9. Instrumen penelitian ...98

Lampiran 10. Kunci jawaban ...99

Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa (LKS) ...100

Lampiran 12. Data hasil belajar siswa dalam bentuk gain ternormalisasi ...114

Lampiran 13. Data hasil belajar siswa dalam bentuk gain ternormalisasi ...115

Lampiran 14. Data hasil belajar siswa dalam bentuk gain ternormalisasi ...116

Lampiran 15. Data hasil belajar siswa dalam bentuk gain ternormalisasi ...117

Lampiran 16. Validitas ...118

Lampiran 17. Reabilitas ...119

Lampiran 18. Daya beda dan Tingkat Kesukaran soal ...121

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pendidikan manusia yang berkualitas adalah manusia yang bisa bersaing

di dalam arti yang baik. Di dalam persaingan diperlukan kualitas individu

sehingga hasil karya yang dihasilkan dapat berkompetisi yang berarti mendorong

ke arah kualitas yang semakin lama semakin meningkat. Kualitas yang baik dan

terus meningkat hanya dapat diciptakan oleh manusia-manusia yang mempunyai

kemampuan berkompetensi. Kemampuan untuk berkompetisi oleh pendidikan

yang kondusif bagi lahirnya pribadi yang kompetitif. (Tilaar, 2004)

Peningkatan dan kesetimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan merupakan implimentasi

kurikulum memiliki kompetensi kelulusan dari sekolah dasar sampai dengan

sekolah menengah atas. Memahami menerapkan dan menjelaskan pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan minatnya untuk memecahkan masalah. Kurikulum menghilangkan

kreativitas guru karena buku disiapkan, pelatihan dirancang menggunakan buku

itu, dan guru menggunakannya untuk mengajar (Diknas 2012)

Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,

(16)

2

dibentuk dari dunia pendidikan bila pendidik melakukan dengan baik. Mengukur

tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi (dari low order thinking menuju high order thinking). Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses

mengamati, menanya, menalar, dan mencoba. Model pembelajaran problem based

learning dan problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan digunakan

sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian

pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. (Diknas 2012)

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun ilmu pengetahuan alam,

oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan ilmu pengetahuan

alam. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta

kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan

selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan

bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan

sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran

kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi

komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang

melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia

yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang

(17)

3

sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian

hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses

dan produk.(Silalahi, 2010)

Kemampuan dasar ilmiah sesungguhnya merupakan perluasan dari metode

ilmiah, yang diartikan sebagai scientific inquiry yang diterapkan dalam tindakan dalam pelajaran kimia maupun dalam kehidupan. Mata pelajaran kimia sesuai

dengan kurikulum yang ada dalam mengolah, menalar dan menyajikan dalam

ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarannya secara mandiri, bertindak secara effektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan. Untuk mencapai

kemampuan kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks

muatan pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu

pada kompetensi inti.

Kenyataan menunjukkan bahwa banyak siswa menganggap kimia

merupakan mata pelajaran yang sulit dipelajari, sehingga sudah terlebih dahulu

kurang mampu untuk mempelajarinya. Hal ini disebabkan oleh penyajian guru

terhadap materi yang kurang inovatif, tidak menarik, membosankan, sulit dan

menakutkan sehingga siswa kurang menguasai konsep dasar pelajaran yang

diikutinya sehingga tidak menarik bagi siswa. Rendahnya hasil belajar kimia

dikarenakan pembelajaran yang kurang mendukung pemahaman siswa. Metode

pembelajaran cenderung monoton dan kurang bervariasi sehingga pembelajaran

kimia yang diterapkan tidak menarik bagi siswa. Guru cenderung menggunakan

(18)

4

siswa tanpa melibatkan secara aktif untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah

dalam materi pembelajaran.

Pembelajaran kimia SMA/MA terutama pelajaran reaksi oksidasi lebih

menekankan pada aspek perhitungan kimia dan persamaan reaksi. Siswa tidak

mampu menunjukkan antara fakta pengamatan secara makroskopis dengan apa

yang terjadi secara mikroskopis dan kaitannya dengan berbagai notasi dan simbol

kimia. Simbol dan notasi kimia hanya bermakna sampai pada tataran kajian secara

matematika tanpa pernah mampu dikaitkan gejala kimia sebenarnya.

Faktor dominan menentukan keberhasilan proses belajar adalah

mengenal dan memahami bahwa individu adalah unik dalam gaya belajar yang

berbeda satu dengan lainnya. Gaya belajar juga menjadi variabel yang perlu

dipertimbangkan bagi seorang guru dalam mengembangkan kualitas belajar

mengajar. Guru bisa menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan dalam mengelola pembelajaran yang akan digunakan dalam mengelola

pembelajaran dengan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa.

Untuk menanggulangi permasalahan maka perlu diterapkan satu teknik

pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa

untuk dapat belajar kimia dengan baik adalah menggunakan model pembelajaran

inquiry learning. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquary) yaitu suatu model pembelajaran dimana siswa hanya mendapat petunjuk-petunjuk seperlunya,

umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing, kemudian

siswa bekerja intensif dari guru. Kompetensi tersebut diperlukan paradigma baru

(19)

5

menguasai kimia dan membimbing mereka untuk menggunakan pengetahuan

kimia tersebut.

Pendekatan POGIL (Process Oriented Guided Inquary Learning) merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan mengajar konten dan

keterampilan proses secara bersamaan. POGIL menekankan bahwa belajar adalah

sebuah proses interaktif berpikir, mendiskusikan ide-ide pemahaman dasar dan

berlatih keterampilan , yang mencerminkan tentang kemajuan dan penilaian

kinerja (Moog et. All., 2009). POGIL merupakan metode mengajar yang

didasarkan pada prinsip konstruktivitas memungkinkan siswa untuk belajar

melalui interaksi kelompok dan pemecahan masalah. POGIL berbasis

menggunakan latihan terstruktur. Latihan kelompok siswa hadir dengan masalah

dan panduan mereka melalui langkah-langkah yang diperlukan untuk

memecahkan masalah.

Menurut Wardoyo (2013) bahwa pembelajaran konstruktivisme yang

memiliki pandangan konsep bahwa dalam membangun pengetahuan atau

kemampuan baru dibutuhkan suatu proses konstruksi yang dibangun oleh peserta

didik. Pembelajaran konstruktivisme dapat dilaksanakan dengan menerapkan

beberapa metode pembelajaran. Model-model pembelajran yang diterapkan dalam

pelaksanaan pembalajaran konstruktivisme tentunya merupakan model yang

didalamnya terdapat memuat atau mempersentasikan karakteristik pembelajaran

konstruktivis. Salah satu model pembelajaran tersebut yaitu Problem Based

Learning

(20)

6

disajikan. Menurut Arends (2008) Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang

autentik dan bermakna kepada peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai batu

loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. PBL membantu peserta didik

untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan

menyelesaikan masalah. Kemampuan dasar bekerja ilmiah terdiri atas kecerdasan

intelektual dan kecerdasan emosional. Model Problem Based Learning dalam pembelajarannya dapat dilakukan melalui pemberian pengalaman dalam bentuk

kegiatan mandiri atau kelompok kecil.

Penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariasi dalam model

membuat siswa lebih tertarik dan membangkitkan rasa ingin tahu sehingga siswa

menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk belajar. Hal tersebut membuat guru

lebih mudah mengorganisir siswa di dalam pembelajaran, mudah mengarahkan

siswa untuk melaksanakan tugas yang diberikan, dan pada akhirnya hasil belajar

siswa menjadi lebih meningkat dari biasanya. Umumnya di sekolah menengah

atas telah memiliki fasilitas yang memadai tersedianya sarana komputer lengkap

dengan jaringan internet(Harri, 2013).

Mewujudkan tujuan dari kurikulum , maka harus dilakukan perubahan

dalam model pembelajaran di kelas, sehingga siswa yang tidak aktif menjadi aktif

dan guru sebagai fasilitator. Model pembelajaran Problem Based Learning dan

Guided Inquary) untuk meningkatkan kreatifitas siswa. Adapun Judul penelitian ini adalah ” Penerapan Pembelajaran Problem Based Learning Terintergrasi

(21)

7

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran kimia .

2. Meningkatkan kualitas pembelajaran kimia dengan mengembangkan

kreatifitas siswa.

3. Mengembangkan karakter dan kreatifitas siswa dengan model problem

based leaning dan problem based leaning terintegrasi inkuiri terbimbing.

4. Pengaruh dari penerapan pembelajaran problem based leaning terhadap pengembangan kreativitas belajar siswa Madrasah Aliyah.

5. Pengaruh dari penerapan pembelajaran problem based leaning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan metode pembelajaran terhadap

kreativitas belajar siswa Madrasah Aliyah.

6. Apakah ada interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran yang

diterapkan dengan kreativitas belajar siswa dalam mempengaruhi hasil

belajar siswa Madrasah Aliyah

.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah

yang diteliti dibatasi sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang diteliti adalah pembelajaran yang menerapkan problem

(22)

8

kognitif Bloom yang meliputi pengetahuan (C1), pemahaman (C2),

aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan Evaluasi (C6)

2. Kreativitas dibatasi pada tiga aspek karakter berpikir kritis yaitu

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah diberikan. Berpikir kreatif

adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia

menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Rasa

ingin tahu merupakan karakter setiap manusia yang ingin mengetahui hal

baru dan akan dikembangkan.

3. Kemampuan yang akan diteliti dibatasi pada kemampuan kognitif siswa

dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal materi reduksi oksidasi .

Kemampuan ini mencerminkan sejauh mana siswa dapat memahami

masalah, merencanakan pemecahan masalah dan mampu menyelesaikan

soal-soal dengan hasil yang meningkat.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diteliti dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa

yang mendapat model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran problem based learning terintergrasi inkuiri terbimbing terhadap siswa Madrasah Aliyah pada materi reaksi reduksi oksidasi

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan pengaruh model pembelajaran

(23)

9

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran Problem Based

Learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia pada materi reaksi reduksi oksidasi ?

1.5. Tujuan Penelitian

Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran secara empiris tentang:

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada materi reaksi reduksi oksidasi.

2. Pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada

materi reaksi reduksi oksidasi.

3. Interaksi antara model pembelajaran tingkat kreativitas dengan hasil

belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan materi reaksi reduksi oksidasi.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:

1. Masukan bagi guru-guru kimia tentang pemanfaatan model pembelajaran

dalam rangka meningkatkan kualitas hasil belajar

2. Masukkan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian yang

(24)

10

3. Menambah khasanah data ilmiah dalam bidang pembelajaran kimia

4. Menambahkan wawasan dan keterampilan bagi peneliti dalam kegiatan

(25)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada materi reduksi oksidasi.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing pada problem based learning terhadap tingkat kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada materi reduksi oksidasi.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran tingkat kreativitas dengan hasil belajar kimia siswa Madrasah Aliyah pada problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan materi reduksi oksidasi.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikansaran sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa madrasah kelas X 2. Melalui media komputer dengan baik dan tepat memberikan ketertarikan

(26)

56

3. Model pembelajaran merupakan sarana alternative yang dapat menyampaikan informasi yang bertujuan instruksional dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa madrasah menjadi lebih baik di dalam kelas.

(27)

57

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin R., (2003), Teori Belajar dan Pembelajaran, Uhamka Press, Jakarta Arends, R. I., (2008), Learning To Teach- Belajar Untuk Mengajar, Edisi

Ketujuh Buku satu, The McGraw-Hill Company, New York.

David C., Mary P. W., Matthew C.,and Clarissa D., (2010)Teaching the Process

of Science: Faculty Perceptions and, an Effective Methodology, Department of Biology, University of Washington, Seattle, WA 98195;

and Scientific Inquiry, Vol. 9, 524–535,The Evergreen State College,

Olympia, WA, 98505 , United State America

Departemen Pendidikan Nasional (2012), Pedoman Penyusunan Silabus

Kurikulum, Dirjen Pendidikan Dasar Menengah, Jakarta

Deanna M. Cullen, (2012), JCE Chemical Education Xchange: X Marks the Spot

for Finding Quality Chemistry Education Resources, Journal of Chemical Education, Michigan 49461 United States

Engkoswara, (2007), Pendidikan Berbasis Unggul Lokal, Ilmu dan Aplikasi

Pendidikan , Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Imtima, Bandung

Erik, M. and Derrik, H., (2010) Using POGIL Techniques in an information

Literacy Curriculum, Wake Forest Univerisity Winston Salem, NC 27106, USA

(28)

58

Francis L. Macrina, (2011), Teaching Authorship and Publication Practices in the

Biomedical and Life Sciences, Sci Eng Ethics 17:341–354.

Harry F., (2013), Efektifitas Model Problem-Based Learning dan Media Animasi

dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan non Elektrolit”, Unimed Medan.

Herliyandu S., (2014), Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis

Kolaboratif Untuk Pengajaran Kimia SMA/MA Kelas XI Semester, Unimed Medan

H.A.R. Tilaar, (2004), Paradigma Baru Pendidikan Nasional, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Harahap, A. Yazid, (2014), Efektifitas Strategi Pembelajan Menulis Dengan

Menggunakan Multimedia Presentasi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA dan Aktifitas Siswa, Unimed, Medan

Herdian, (2010), Model Pembelajaran Inkuiri,

http://www.rume.org/crume2007/papers/cochran-mayer-mullins.pdf

Gerald Choon-Huat Koh, The effects of problem-based learning during medical

school on physician competency: a systematic review, Block MD3, 16 Medical Dr., Yong Loo Lin School of Medicine, National University of

Singapore, Singapore 117597; fax 65 6779-1489; cofkohch@nus.edu.sg

Matthew J. C.* and Victor P. Claassen,(2013) An Alternative Method for

(29)

59

Nuryani Y. R., (2005), Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Dalam Pendidikan Sains, UPI Bandung.

Nasution, Rosyani, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning

Tipe STAD dengan Media Chemskect pada materi Hidrokarbon terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa Madrasah Aliyah, Unimed Medan R. A. Yaacob dkk (2012)., Achieving Excellence Through Information Literacy

As Part Of Innovative Curriculum, Journal of Arts Science & Commerce ISSN 2229-4686

Rajeev S. M. , (2012), Does Space Matter ? Impact of Classroom Space On

Student Learning in an Organic-first Curriculum, Minnesota 55904, United States

Retno D.S., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Edisi Pertama Yogyakarta

Rita C. R., (2000), The Legacy of Robert M. Gagne, Wayne State Univesity, New York

Scholotter, Nicolas E., (2013), A Statistic Curriculum for the Undergraduate

Chemistry Mayor, J. Chem. Educ. 90, 51-55

Silalahi, Albinus , 2010, Peran Praktikum Dalam Pembentukan Kompetensi

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Unimed Medan

Sriadi, dkk,(2013), Model sistem Informasi Laboratorium berbasis Multimedia, Unimed, Medan

(30)

60

Trianto, (2012), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Tim Pengembang UPI, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Uno, Hamzah B., Koni, Satria, (2013), Assessment Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta

Vijayakumar S. and Piramanayagam S., (2007), E-Learning as a new tool in

bioinformatics teaching, DBT Bioinformatics Facility, Department of Bioinformatics, Bharathiar University, Coimbatore 641046, TamilNadu,

Gambar

Gambar 3.1. Bagan alur pelaksanaan penelitian penerapan pembelajaran
Tabel obsevasi siswa  ...........................................................................................95
gambaran secara empiris tentang:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, perlu pengenalan robotika untuk anak dalam dunia pendidikan baik disajikan dalam kurikulum ataupun ekstrakulikuler dengan pembelajaran secara bertahap yaitu

Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri daun sirih, maka konsistensi salep dengan basis larut air yang ditambahkan semakin sedikit, sehingga viskositas salep rendah, daya sebar

harzianum , serta penambahan dan pengayaan kompos dengan PGPR dan perlakuan benih dengan PGPR, merupakan kombinasi perlakuan yang paling baik untuk meningkatkan ketahanan

[r]

111e Agreeing Panies shall supervise the implementation of the agreed transaction between the commercial banks of the two countries established the correspondent

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, dan jalan yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta

Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri